43
Disusun oleh : Sendi Gusnandar Arnan AKUNTANSI HARGA POKOK PROSES

Akuntansi Biaya Harga Pokok Proses

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Akuntansi Biaya Harga Pokok Proses

Citation preview

Page 1: Akuntansi Biaya Harga Pokok Proses

Disusun oleh :Sendi Gusnandar Arnan

AKUNTANSI HARGA POKOK PROSES

Page 2: Akuntansi Biaya Harga Pokok Proses

PENGERTIAN METODE HARGA POKOK PROSES

Metode harga pokok Proses adalah suatu cara penentuan harga pokok yang digunakan untuk barang yang diproduksi secara terus menerus.

Page 3: Akuntansi Biaya Harga Pokok Proses

CIRI DARI METODE HARGA POKOK PROSES

Produk dibuat secara massal.Barang jadi antara produk satu dengan

lainnya relatif sama.Tidak untuk memenuhi pesanan.Bertujuan untuk mengisi gudang.

Page 4: Akuntansi Biaya Harga Pokok Proses

HARGA POKOK PRODUK DALAM METODE HARGA POKOK PROSES

Sistem pembebanan biaya dalam metode harga pokok proses dapat dilakukan berdasarkan :

Biaya sesungguhnya, Biaya yang ditentukan dimuka atau Biaya normal. Dalam pembahasan pada bab ini akan dipakai sistem biaya sesungguhnya.

Page 5: Akuntansi Biaya Harga Pokok Proses

PROSES PRODUKSI PADA PERUSAHAAN INDUSTRI

Proses produksi dalam perusahaan manufaktur dapat dilakukan dengan cara sbb:

Pengolahan satu jenis produk melalui satu tahap produksi atau beberapa tahap produksi.

Pengolahan beberapa jenis produk melalui satu tahap produksi atau beberapa tahap produksi.

Page 6: Akuntansi Biaya Harga Pokok Proses

ARUS PRODUK PADA HARGA POKOK PROSES

Produk dapat bergerak di pabrik dengan berbagai cara. Tiga bentuk arus atau aliran produk yang berkaitan dengan perhitungan harga pokok proses yaitu :

Arus Produk berurutan (Sequential Product Flow) Arus Produk Sejajar (Parallel Product Flow) Arus Produk Selektif (Selective Product Flow)

Page 7: Akuntansi Biaya Harga Pokok Proses

Contoh Ilustrasi Arus produksi berurutan dari Produksi kopi Bubuk

BagianPengeringan

BagianPenggilingan

BagianPengepakan

BagianGudang

Work in Process

MaterialLaborFOH

Work in Process

LaborFOH

Work in Process

LaborFOH

Finished Goods

Page 8: Akuntansi Biaya Harga Pokok Proses

AKUNTANSI BAHAN, TENAGA KERJA, DAN BIAYA OVERHEAD

Pada perusahaan manufaktur, proses produksi dapat berlangsung melalui beberapa departemen. Biaya-biaya dikumpulkan pada masing-masing departemen pada suatu periode. Pada arus produk yang berurutan, produk selesai dari departemen l akan menjadi bahan baku (input) departemen 2 dan produk selesai di departemen 2 menjadi Persediaan barang selesai yang siap dijual.

Page 9: Akuntansi Biaya Harga Pokok Proses

Berdasarkan gambar ilustrasi tersebut jurnal yang harus dibuat adalah

Biaya yang terjadi di departemen Pengeringan

Work in Process - Departemen Pengeringan xxx

Material Inventoryxxx

Payroll xxx

Factory Overhead Control-Departemen Pengeringan xxx

Page 10: Akuntansi Biaya Harga Pokok Proses

Barang selesai didepartemen Pengeringan :

Ditransfer dari Departemen Pengeringan Ke Departemen Penggilingan

Work in Process - Departemen Penggilingan xxxxWork in Process -Departemen Pengeringanxxxx

 Biaya yang terjadi di departemen Penggilingan

Work in Process- Departemen Penggilingan xxxxPayroll

xxxxFactory Overhead Control-Departemen Penggilinganxxxx

Page 11: Akuntansi Biaya Harga Pokok Proses

Barang selesai didepartemen Penggilingan:Ditransfer dari Departemen Pengilingan Ke Departemen

Pengepakan

Work in Process - Departemen Pengepakan xxxx

Work in Process -Departemen Penggilinganxxxxx

  Biaya yang terjadi di departemen Pengepakan

Work in Process- Departemen Pengepakan xxxxx

Payroll xxxx

Factory Overhead Control-Departemen Pengepakanxxxx

Page 12: Akuntansi Biaya Harga Pokok Proses

Barang selesai didepartemen Pengepakan:Ditransfer dari Departemen Pengepakan Ke Gudang

Finished Goods Inventory xxxx

Work in Process - Departemen Pengepakanxxxx

Barang Belum selesai dideprtemen Pengepakan:

Work In Process Inventory xxxx

Work in Process – Departemen Pengepakanxxxx

Page 13: Akuntansi Biaya Harga Pokok Proses

LAPORAN BIAYA PRODUKSI

Pengertian Laporan biaya produksiMedia yang digunakan untuk menentukan harga pokok produk bagi perusahaan yang menggunakan metode harga pokok proses.

Page 14: Akuntansi Biaya Harga Pokok Proses

Isi Laporan Biaya Produksi

Data ProduksiBarang dalam proses (BDP) awalBarang yang dimasukkan dalam prosesProduk yang selesaiBarang dalam proses (BDP) akhir

Biaya yang dibebankanBiaya yang dikeluarkan pada periode laporan

dan periode lalu.Biaya per-unit = Total Biaya : Unit

Equivalene

Page 15: Akuntansi Biaya Harga Pokok Proses

Perhitungan Harga PokokJumlah yang dibebankan pada produk jadiJumlah yang dibebankan pada BDP akhir di

departemen yang bersangkutan

Page 16: Akuntansi Biaya Harga Pokok Proses

Ekuivalen/ Seharga Yaitu yang menyatakan banyaknya unit

yang telah menggunakan biaya bahan, tenaga kerja, overhead pabrik dalam satu periode.

Unit Ekuivalen = Unit selesai + (Unit dalam proses akhir X % penyelesaian)

Page 17: Akuntansi Biaya Harga Pokok Proses

Waktu Penyusunan Laporan Biaya ProduksiSetiap akhir periode Kapan saja bila manajemen

menghendaki

Page 18: Akuntansi Biaya Harga Pokok Proses

Contoh:

PT RAMA memproduksi produk X dengan menggunakan metode harga pokok proses_ melalui 1 departernen produksi, informasi berkaitan dengan penyusunan laporan biaya produksi sbb

Data Produksi

Biaya Produksi

Keterangan Departemen 1

Masuk dalam proses 125.000 Unit

Barang selesai 105.000 Unit

Barang dalam proses Akhir 20.000 Unit

Tingkat Penyelesaian BDP akhir: Biaya bahan 100%

Biaya konversi 75%

Jenis biaya Departemen 1

Bahan Rp 5.000.000

Tenaga kerja Rp 2.400.000

Overhead pabrik Rp 1.200.000

Page 19: Akuntansi Biaya Harga Pokok Proses

PembahasanUnit Ekivalen :Bahan : 105.000 +(20.000 x 100%)=

125.000Konversi : 105.000+(20.000 x 75%) =

120.000

Biaya Per Unit :Bahan : 5.000.000 : 125.000 = 40TKL : 2.400.000 : 120.000 = 20BOP : 1.200.000 : 120.000 = 10

70

Page 20: Akuntansi Biaya Harga Pokok Proses

Perhitungan harga PokokHarga Pokok barang selesai ke Gudang :

105.000 x 70 = 7.350.000

Harga pokok BDP akhir : Bahan 100% x 20.000 x 40 = 800.000TKL 75% x 20.000 x 20 = 300.000BOP 75% x 20.000 x 10 = 150.000

1.250.000Jumlah Biaya yang dibebankan

8.600.000

Page 21: Akuntansi Biaya Harga Pokok Proses

Contoh:

PT RAMA memproduksi produk X dengan menggunakan metode harga pokok proses_ melalui 2 departernen produksi, informasi berkaitan dengan penyusunan laporan biaya produksi sbb

Data Produksi

Biaya Produksi

Keterangan Departemen 1 Departemen 2

Masuk dalam proses 125.000 Unit 105.000 Unit

Barang selesai 105.000 Unit 95.000 Unit

Barang dalam proses Akhir 20.000 Unit 10.000 Unit

Tingkat Penyelesaian BDP akhir: Biaya

bahan

100% 100%

Biaya konversi 75% 50%

Jenis biaya Departemen 1 Departemen 2

Bahan Rp 5.000.000 __

Tenaga kerja Rp 2.400.000 Rp 6.000.000

Overhead pabrik Rp 1.200.000 Rp. 4.000.000

Page 22: Akuntansi Biaya Harga Pokok Proses

PEMBAHASANUnit Ekivalen :Bahan : 105.000 +(20.000 x 100%)=

125.000Konversi : 105.000+(20.000 x 75%) =

120.000

Biaya Per Unit :Bahan : 5.000.000 : 125.000 = 40TKL : 2.400.000 : 120.000 = 20BOP : 1.200.000 : 120.000 = 10

70

Page 23: Akuntansi Biaya Harga Pokok Proses

Perhitungan harga PokokHarga Pokok barang selesai yang dittansfer ke

dept 2 :105.000 x 70 = 7.350.000

Harga pokok BDP akhir : Bahan 100% x 20.000 x 40 = 800.000TKL 75% x 20.000 x 20 = 300.000BOP 75% x 20.000 x 10 = 150.000

1.250.000Jumlah Biaya yang dibebankan

8.600.000

Page 24: Akuntansi Biaya Harga Pokok Proses

PEMBAHASANUnit Ekivalen :Bahan : 95.000 +(10.000 x 100%)=

105.000Konversi : 95.000+(10.000 x 50%) =

100.000

Biaya Per Unit :Bahan : 7.350.000 : 105.000 = 70TKL : 6.000.000 : 100.000 = 60BOP : 4.000.000 : 100.000 = 40

170

Page 25: Akuntansi Biaya Harga Pokok Proses

Perhitungan harga PokokHarga Pokok barang selesai yang ditransfer ke

gudang :95.000 x 170 =16.150.000

Harga pokok BDP akhir : Bahan 100% x 10.000 x 70 = 700.000TKL 50% x 10.000 x 60 = 300.000BOP 50% x 10.000 x 40 = 200.000

1.200.000Jumlah Biaya yang dibebankan

17.350.000

Page 26: Akuntansi Biaya Harga Pokok Proses

PRODUK HILANG DALAM PROSES

Bila nilai produk yang hilang cukup material, maka harus diperhitungkan pengaruhnya terhadap penentuan harga pokok produk. Untuk menyederhanakan kapan terjadi produk hilang tsb, digunakan anggapan sbb :

Produk hilang dianggap terjadi pada awal proses. Anggapan ini bahwa produk hilang tersebut belum menyerap biaya, maka tidak masuk dalam perhitungan unit equivalent

Produk hilang dianggap terjadi pada akhir proses. Anggapan ini bahwa produk hilang tersebut telah menyerap biaya, maka dimasukan dalam perhitungan unit equivalen

Page 27: Akuntansi Biaya Harga Pokok Proses

Contoh: (HILANG AWAL PROSES)

PT RAMA memproduksi produk X dengan menggunakan metode harga pokok proses, melalui 2 departemen produksi, informasi berkaitan dengan penyusunan laporan biaya produksi sbb:

Data Produksi Keterangan Departemen 1 Departemen 2

Masuk dalam proses 125.000 Unit 100.000 Unit

Barang selesai 100.000 Unit 85.000 Unit

Barang dalam proses Akhir 20.000 Unit 10.000 Unit

Produk hilang awal 5.000 Unit 5.000 Unit

Tingkat Penyelesaian BDP

akhir

Biaya bahan 100% 100%

Biaya konversi 75% 50%

Page 28: Akuntansi Biaya Harga Pokok Proses

Biaya produksi

Menghitung untuk departemen 1

Unit ekuivalen : Bahan = 100.000 + (20.000 x 100%) = 120.000

Konversi = 100.000 + (20.000 x 75%) = 115.000

Biaya perunit : Bahan = Rp.6.000.000: 120.000=Rp. 50 Tenaga kerja = Ro. 3.450.000:115.000 = Rp. 30

Overhead pabrik =Rp. 1.725.000:115.000= Rp. 15

RP11.175.000 = Rp 95

Jenis biaya Departemen I Departemen 2

Bahan Rp 6.000.000 -‑

Tenaga kerja Rp 3.450.000 Rp 6.300.000

Overhead pabrik Rp 1.725.000 Rp 3.600.000

Page 29: Akuntansi Biaya Harga Pokok Proses

Perhitungan harga pokok

Harga pokok barang selesai ditranfer ke Dept 2 = 100.000 x Rp95=Rp 9.500.000

Harga pokok BDP Akhir

Bahan = 100%X20.000X Rp.50 = Rp. 1.000.000

Tenaga kerja = 75%X20.000X Rp. 30 = Rp. 450.000

Overhead pabrik = 75%X20.000XRp. 15 = Rp. 225.000 Rp. 1.675.000

Jumlah biaya yang dibebankanRp.11.175.000

Menghitung untuk departemen 2

Unit ekuivalen: Bahan = 85.000+(10.000x100%) = 95.000

Konversi = 85.000+(10.000x 50%) = 90.000

Biaya perunit Bahan = Rp. 9.500.000:95.000 = Rp. 100

Tenaga kerja = Rp. 6.300.000: 90.000 = Rp. 70

Overhead pabrik = Rp. 3.600.000: 90.000 = Rp. 40

= Rp.19.400.000 Rp.210

Page 30: Akuntansi Biaya Harga Pokok Proses

Perhitungan harga pokokHarga pokok barang selesai ditranfer ke gudang

= 85.000 x Rp210= Rp 17.850.000

Harga pokok BDP AkhirBahan 100% x 10.000 x Rp 100 = Rp 1.000.000

Tenaga kerja 50% x 10.000 x Rp 70 = Rp 350.000

Overhead pabrik 50% x 10.000 x Rp 40 = Rp 200.000

Rp 1.550.000

Jumlah biaya yang dibebankan Rp 19.400.000

Page 31: Akuntansi Biaya Harga Pokok Proses

Mencatat biaya produksi dan biaya yang dibebankan pada produk selesai dan yang belum selesai. Jurnal yang diperlukan untuk contoh 3.

Jurnal formatnya sama dengan kondisi produk tidak ada yang hilang. bedanya ada penyesuaian harga per unit atas barang selesai yang ditransfer ke departemen 2

Description Debit Credit Description Debit Credit

Work in Process-Dept 1 11.175.000 Work in Process-Dept 2 9.900.000

Material 6.000.000 Payroll 6.300.000

Payroll 3.450.000 FOH control 3.600.000

FOH control 1.725.000

J. Biaya produksi J. Biaya produksi dept 2

Work in Process-Dept 2 9.500.000 Finished Good Inventory 17.850 .000

Work in Process Inventory 1.675.000 Work in Process Inventory 1.550.000

Work in Process-Dept 1 11.175.000 Work in Process-Dept 2 19. 400.000

J. Brg selesai & WIP J. Brg selesai & WIP

Page 32: Akuntansi Biaya Harga Pokok Proses

Contoh: (HILANG AKHIR PROSES)

PT RAMA memproduksi produk X dengan menggunakan metode harga pokok proses_ melalui 2 departernen produksi, informasi berkaitan dengan penyusunan laporan biaya produksi sbb

Data Produksi

Biaya Produksi

Keterangan Departemen 1 Departemen 2

Masuk dalam proses 125.000 Unit 100.000 Unit

Barang selesai 100.000 Unit 85.000 Unit

Barang dalam proses Akhir 20.000 Unit 10.000 Unit

Hilang akhir 5.000 Unit 5.000 Unit

Tingkat Penyelesaian BDP akhir: Biaya

bahan

100% 100%

Biaya konversi 75% 50%

Jenis biaya Departemen 1 Departemen 2

Bahan Rp 5.000.000 __

Tenaga kerja Rp 2.400.000 Rp 5.700.000

Overhead pabrik Rp 1.200.000 Rp. 3.800.000

Page 33: Akuntansi Biaya Harga Pokok Proses

Menghitung untuk departemen 1

Unit ekuivalen: Bahan = 100.000+(20.000x100%)+5.000= 125.000

Konversi = 100.000+(20.000x 75%)+5.000= 120.000

Biaya per unit: Bahan = Rp. 5.000.000: 125.000 = Rp. 40

Tenaga kerja = Rp. 2.400.000: 120.000 = Rp. 20

OH Pabrik = Rp. 1.200.000: 120.000 = Rp. 10 +

= Rp 8.600.000 = Rp 70,-

Page 34: Akuntansi Biaya Harga Pokok Proses

Perhitungan harga pokok

Harga pokok barang selesai = 100.000xRp. 70 = Rp. 7.000.000

Harga pokok barang hilang = 5.000x Rp. 70 = Rp. 350.000

Harga pokok barang selesai di transfer ke dept 2 = Rp 7.350.000

Harga pokok BDB Akhir

Bahan 100% x 20.000xRp. 40 = Rp. 800.000

Tenaga kerja 75% x 20.000xRp. 20 = Rp. 300.000

OH Pabrik 75% x 20.000xRp. 10 = Rp. 150.000 Rp.1.250.000

Jumlah biaya yang dibebankan Rp.8.600.000

 

Menghitung untuk departemen 2

Unit ekuivalen : Bahan = 85.000+(10.000x100%)+5.000 = 100.000

Konversi = 85.000+(10.000x 50%)+5.000 = 95.000

 

Biaya perunit : Bahan = Rp.7.350.000: 100.000 = Rp. 73,5

Tenaga kerja = Rp.5.700.000: 95.000 = Rp. 60

OH Pabrik = Rp.3.800.000: 95.000 = Rp. 40 +

Rp.16.850.000 Rp. 173,5

Page 35: Akuntansi Biaya Harga Pokok Proses

Perhitungan harga pokok

Harga pokok barang selesai = 85.000xRp. 173,5 = Rp14.747.500

Harga pokok barang hilang = 5.000x Rp. 173,5 = Rp. 867.500

Harga pokok barang selesai di transfer ke gudang = Rp.15.615.000

Harga pokok BDB Akhir

Bahan 100% x 20.000xRp. 40 = Rp. 735.000

Tenaga kerja 75% x 20.000xRp. 20 = Rp. 300.000

OH Pabrik 75% x 20.000 x Rp. 10 = Rp. 200.000 Rp.1.235.000

Jumlah biaya yang dibebankan Rp.16.850.000

Page 36: Akuntansi Biaya Harga Pokok Proses

Mencatat biaya produksi dan produk selesai dan yg belum selesai. Jurnal yang diperlukan untuk contoh diatas

Description Debit Credit Description Debit Credit

Work in

Process-Dept 1

8.600.000 Work in Process-Dept 2 9.500.000

Material 5.000.000 Payroll 5.700.000

Payroll 2.400.000 FOH control 3.800.000

FOH control 1.200.000

Work in

Process-Dept 2

7.350.000 Finished Good Inventory 15.615.000

Work in Process

Inventory

1.250.000 Work in Process

Inventory

1.235.000

Work in

Process-Dept I

8.600.000 Work in Process-Dept 2 16.850.000

Page 37: Akuntansi Biaya Harga Pokok Proses

PERLAKUAN PRODUK DALAM PROSES PADA AWAL PERIODE

Produk dalam proses (WIP) pada awal periode berasal dari produk dalam proses akhir periode sebelumnya dan telah menikmati harga pokok pada periode sebelumnya sesuai dengan departemen di mana produk masih dalam proses terjadi.

Untuk penentuan Harga pokok produksi periode berjalan, maka perlakuan Harga pokok WIP awal dapat digunakan salah satu metode yang umum digunakan yaitu :

Metode Harga pokok rata-rata (Average Costing) Metode Harga pokok pertama masuk pertama keluar (FIFO

Costing)

Page 38: Akuntansi Biaya Harga Pokok Proses

Contoh: Metode Rata-rata

PT MELATI mengolah produk melalui 2 departemen , yaitu Depertemen 1 dan Departemen 2, dalam kedua tahap pengolahan produk tersebut terdapat work in process awal periode. Data produksi dan biaya produksi untuk bulan Mei 2010 sebagai berikut

Data produksi

Tingkat penyelesaian biaya bahan semuanya 100%

Keterangan Departemen A Departemen B

Barang dalam proses Awal 10.000 Unit 5.000 Unit

Masuk dalam proses 115.000 Unit 105.000 Unit

Barang selesai 105.000 Unit 102.000 Unit

Barang dalam proses Akhir 20.000 Unit 8.000 Unit

Tingkat Penyelesaian konversi

BDP awal 80%I 60%

BDP akhir 75%1 50%1

Page 39: Akuntansi Biaya Harga Pokok Proses

Biaya Produksi bulan Mei 2006

Harga pokok BDP awal

Jenis biaya Departemen A Departemen B

Biaya bahan Rp 5.175.000 --

Biaya tenaga kerja Rp 3.360.000 Rp 5.150.000

Biaya overhead pabrik Rp 2.800.000 Rp 4.120.000

Jenis biaya Departemen A Departemen B

Biaya bahan Rp 450.000 Rp 390.000

Biaya tenaga kerja Rp 360.000 Rp. 362.000

Biaya overhead pabrik Rp 80.000 Rp 332.000

Page 40: Akuntansi Biaya Harga Pokok Proses

Bila Biaya produksi BDP awal diperlakukan dengan menggunakan metode :

a) Average (rata-rata)

b) FIFO (pertama masuk pertama keluar)

Bagaimana LAPORAN BIAYA PRODUKSI masing-masing departemen per 31 Mei 2006

Menghitung untuk departemen A

Unit ekuivalen : Bahan = 105.000 + (20.000 x 100%) = 125.000

Konversi = 105.000 + (20.000 x 75%) = 120.000

Page 41: Akuntansi Biaya Harga Pokok Proses

PT MELATI

DEPARTEMEN A

LAPORAN BIAYA PRODUKSI BULAN MEI 2010

DATA PRODUKSI

Barang dalam proses Awal (BB=100%,BK=80%) 10.000 Unit

Masuk dalam proses 115.000 Unit

Barang selesai 105.000 Unit

Barang dalam proses Akhir (BB=100%,BK=75%) 20.000 Unit

 

BIAYA YANG DIBEBANKANElemen Biaya Biaya bin Mei H.P BDP Awal Total Biaya Biaya per unit

Bahan Rp 5.175.000 Rp 450.000 Rp 5.625.000 Rp 45

Tenaga kerja Rp 3.360.000 Rp 360.000 Rp 3.720.000 Rp 31

OH pabrik Rp 2.800.000 Rp 80.000 Rp 2.880.000 Rp 24

Jumlah Rpll.335.000 Rp 890.000 Rp12.225.000 Rp 100

Page 42: Akuntansi Biaya Harga Pokok Proses

PERHITUNGAN HARGA POKOK

Harga pokok barang selesai yang ditransfer ke Departemen B

105.000 X Rp 100 = Rp 10.500.000

Harga Pokok BDP AkhirBahan = 20.000 x 100% x Rp 45 = Rp 900.000

Tenaga kerja = 20.000 x 75% x Rp 31 = Rp 465.000

Overhead pabrik = 20.000 x 75% x Rp 24 = Rp 360.000 Rp 1.725.000

Jumlah harga pokok yang diperhitungkanRp.12.225.000

Page 43: Akuntansi Biaya Harga Pokok Proses

SummaryProcess Costing is used in production

processes where relatively large number of nearly identical product are manufactured.

The purpose of a process-costing system is the same as that of a job order costing system to accumulated cost and assign these cost to units of product.

Product cost are needed for planning, cost management, decision making, and reporting to various outside organization.