AKUNTANSI INVESTASI PEMERINTAH

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Investasi dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya memberikan pinjaman kepada pihak lain atau mendirikan badan usaha. Investasi dapat dilakukan dengan mendirikan badan usaha (penyertaan) atau memberikan pinjaman digolongkan sebagai pengeluaran pembiayaan (investasi). Standar akuntansi investasi diatur dalam Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP) Nomor 06 Akuntansi Investasi. Pernyataan Standar ini mengatur perlakuan akuntansi investasi pemerintah pusat dan daerah baik investasi jangka pendek maupun investasi jangka panjang yang meliputi saat pengakuan, klasifikasi, pengukuran dan metode penilaian investasi, serta pengungkapannya pada laporan keuangan.

Citation preview

SEMINAR AKUNTANSI PEMERINTAH

AKUNTANSI INVESTASI PEMERINTAH

Kelompok 3 Kelas VIII-B STAR1. Diyan Prasetyo2. Irsyad Qomar3. Kanta Rio Saputra4. Mandala Ulul Amri5. Maretika Pujilestari6. Rizka Jannati A

PROGRAM DIPLOMA IV AKUNTANSISEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARA2014

Daftar isibab ibentuk dan klasifikasi investasi pemerintahbab iiakuntansi investasi jangka pendekbab iiiakuntansi investasi jangka panjang BAB IVMetode Penilaian Investasi Jangka Panjangbab vpelepasan investasi

bAB i

1Bentuk dan Klasifikasi Investasi

Tugas pokok pemerintah adalah melayani masyarakat. Dalam melaksanakan tugasnya, pemerintah menganggarkan kegiatannya melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara/Daerah (APBN/D). APBN/APBD terdiri dari anggaran pendapatan, anggaran belanja, dan anggaran pembiayaan. Hal ini mencerminkan bahwa pemerintah menggunakan struktur anggaran defisit. Dengan pendekatan ini berarti pendapatan tidak harus sama dengan belanja. Selisih antara pendapatan dan belanja disebut sebagai surplus/defisit. Surplus/defisit tersebut selanjutnya ditutup dengan transaksi pembiayaan. Dalam kondisi defisit akan digali sumber-sumber pembiayaan untuk menutupinya, antara lain dengan penarikan pinjaman, maupun divestasi penyertaan modal yang dimiliki pemerintah. Sebaliknya dalam kondisi surplus pemerintah dapat memanfaatkannya untuk membayar utang, membentuk dana cadangan, atau melakukan investasi yang bertujuan untuk menambah pemasukan kas di masa mendatang atau untuk mendapatkan manfaat sosial seperti penciptaan lapangan kerja. Investasi dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya memberikan pinjaman kepada pihak lain atau mendirikan badan usaha. Investasi dapat dilakukan dengan mendirikan badan usaha (penyertaan) atau memberikan pinjaman digolongkan sebagai pengeluaran pembiayaan (investasi). Standar akuntansi investasi diatur dalam Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP) Nomor 06 Akuntansi Investasi. Pernyataan Standar ini mengatur perlakuan akuntansi investasi pemerintah pusat dan daerah baik investasi jangka pendek maupun investasi jangka panjang yang meliputi saat pengakuan, klasifikasi, pengukuran dan metode penilaian investasi, serta pengungkapannya pada laporan keuangan. Pernyataan Standar ini tidak mengatur:a. Penempatan uang yang termasuk dalam lingkup setara kas;b. Investasi dalam perusahaan asosiasi;c. Kerjasama operasi; dand. Investasi dalam properti.A. Pengertian InvestasiInvestasi adalah aset yang dimaksudkan untuk memperoleh manfaat ekonomi seperti bunga, dividen dan royalti, atau manfaat sosial, sehingga dapat meningkatkan kemampuan pemerintah dalam rangka pelayanan kepada masyarakat. Manfaat ekonomi dapat diperoleh dalam rangka meningkatkan pendapatan pemerintah. Apabila berinvestasi dalam bentuk saham diharapkan akan diperoleh pendapatan dividen, sedangkan apabila dalam bentuk surat utang diharapkan terdapat pendapatan bunga. Manfaat sosial yang dimaksud dalam standar ini adalah manfaat yang tidak dapat diukur langsung dengan satuan uang namun berpengaruh pada peningkatan pelayanan pemerintah pada masyarakat luas maupun golongan masyarakat tertentu, seperti tersedianya lapangan kerja bagi masyarakat atau untuk menggerakkan ekonomi masyarakat. Terdapat beberapa jenis investasi yang dapat dibuktikan dengan sertifikat atau dokumen lain yang serupa. Hakikat suatu investasi dapat berupa pembelian surat utang baik jangka pendek maupun jangka panjang, serta instrumen ekuitas.

B. Klasifikasi Investasi Dalam rangka akuntansi dan pelaporan aset investasi pemerintah secara garis besar diklasifikasikan menjadi dua, yaitu investasi jangka pendek dan investasi jangka panjang. Investasi jangka pendek merupakan kelompok aset lancar sedangkan investasi jangka panjang merupakan kelompok aset nonlancar. Investasi jangka pendek adalah investasi yang dapat segera dicairkan dan dimaksudkan untuk dimiliki selama 12 (dua belas) bulan atau kurang. Investasi jangka panjang adalah investasi yang dimaksudkan untuk dimiliki lebih dari 12 (dua belas) bulan. Menurut sifat kepemilikannya investasi jangka panjang dibedakan menjadi investasi nonpermanen dan investasi permanen. Investasi nonpermanen adalah investasi jangka panjang yang tidak dimaksudkan untuk dimiliki secara berkelanjutan. Investasi permanen adalah investasi jangka panjang yang dimaksudkan untuk dimiliki secara berkelanjutan atau tidak direncanakan untuk dijual kembali.Klasifikasi Investasi antara lain:1. Investasi Jangka PendekInvestasi jangka pendek harus memenuhi karakteristik sebagai berikut: a. Dapat segera diperjualbelikan/dicairkan;b. Investasi tersebut ditujukan dalam rangka manajemen kas, artinya pemerintah dapat menjual investasi tersebut apabila timbul kebutuhan kas;c. Berisiko rendah.Dengan memperhatikan kriteria tersebut, maka surat berharga yang berisiko tinggi karena dipengaruhi oleh fluktuasi harga pasar, tidak termasuk dalam investasi jangka pendek yang dapat dibeli pemerintah (contoh saham pada pasar modal.) Jenis investasi yang tidak termasuk dalam kelompok investasi jangka pendek antara lain adalah: a. Surat berharga yang dibeli pemerintah dalam rangka mengendalikan suatu badan usaha, misalnya pembelian surat berharga untuk menambah kepemilikan modal saham pada suatu badan usaha;b. Surat berharga yang dibeli pemerintah untuk tujuan menjaga hubungan kelembagaan yang baik dengan pihak lain, misalnya pembelian surat berharga yang dikeluarkan oleh suatu lembaga baik dalam negeri maupun luar negeri untuk menunjukkan partisipasi pemerintah; atauc. Surat berharga yang tidak dimaksudkan untuk dicairkan dalam memenuhi kebutuhan kas jangka pendek. Investasi yang dapat digolongkan sebagai investasi jangka pendek, antara lain terdiri atas :a. Deposito berjangka waktu tiga sampai dua belas bulan dan atau yang dapat diperpanjang secara otomatis (revolving deposits);b. Pembelian Surat Utang Negara (SUN) pemerintah jangka pendek oleh pemerintah pusat maupun daerah dan pembelian Sertifikat Bank Indonesia (SBI).

2. Investasi Jangka PanjangInvestasi jangka panjang adalah investasi yang dimaksudkan untuk dimiliki lebih dari 12 (dua belas) bulan. Investasi jangka panjang dibagi menurut sifat penanamannya, yaitu permanen dan nonpermanen. Investasi Permanen adalah investasi jangka panjang yang dimaksudkan untuk dimiliki secara berkelanjutan, sedangkan Investasi Nonpermanen adalah investasi jangka panjang yang dimaksudkan untuk dimiliki secara tidak berkelanjutan. Yang dimaksud dengan berkelanjutan adalah investasi yang dimaksudkan untuk dimiliki terus menerus tanpa ada niat untuk memperjualbelikan atau menarik kembali. Sedangkan pengertian tidak berkelanjutan adalah kepemilikan investasi yang berjangka waktu lebih dari 12 (dua belas) bulan, dimaksudkan untuk tidak dimiliki terus menerus atau ada niat untuk memperjualbelikan atau menarik kembali. 1) Investasi PermanenInvestasi permanen yang dilakukan oleh pemerintah adalah investasi yang tidak dimaksudkan untuk diperjualbelikan, tetapi untuk mendapatkan dividen dan/atau pengaruh yang signifikan dalam jangka panjang dan/atau menjaga hubungan kelembagaan. Investasi permanen ini dapat berupa :a. Penyertaan Modal Pemerintah pada perusahaan negara/ daerah, badan internasional, dan badan usaha lainnya yang bukan milik Negara. Penyertaan modal pemerintah dapat berupa surat berharga (saham) pada suatu perseroan terbatas dan non surat berharga yaitu kepemilikan modal bukan dalam bentuk saham pada perusahaan yang bukan perseroan. b. Investasi permanen lainnya yang dimiliki oleh pemerintah untuk menghasilkan pendapatan atau meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Investasi permanen lainnya merupakan bentuk investasi yang tidak bisa dimasukkan ke penyertaan modal, surat obligasi jangka panjang yang dibeli oleh pemerintah, dan penanaman modal dalam proyek pembangunan yang dapat dialihkan kepada pihak ketiga, misalnya investasi dalam properti yang tidak tercakup dalam pernyataan ini. 2) Investasi NonpermanenInvestasi nonpermanen yang dilakukan oleh pemerintah adalah investasi yang dilakukan dalam jangka waktu tertentu yang biasanya terdapat jangka waktu tertentu. Investasi nonpermanen pada suatu saat akan jatuh tempo atau selesai. Pada saat jatuh tempo akan ditarik atau diperbaharui kembali. Investasi nonpermanen yang dilakukan oleh pemerintah, antara lain dapat berupa:a. Pembelian obligasi atau surat utang jangka panjang yang dimaksudkan untuk dimiliki oleh pemerintah sampai dengan tanggal jatuh tempo;b. Penanaman modal dalam proyek pembangunan yang dapat dialihkan kepada pihak ketiga;c. Dana yang disisihkan pemerintah dalam rangka pelayanan masyarakat seperti bantuan modal kerja secara bergulir kepada kelompok masyarakat;d. Investasi nonpermanen lainnya, yang sifatnya tidak dimaksudkan untuk dimiliki pemerintah secara berkelanjutan, seperti penyertaan modal yang dimaksudkan untuk penyehatan/penyelamatan perekonomian.

BAB IIINVESTASI JANGKA PENDEK

A. PengakuanPengeluaran kas dan/atau aset, penerimaan hibah dalam bentuk investasi dan perubahan piutang menjadi investasi dapat diakui sebagai investasi jangka pendek apabila memenuhi kriteria sebagai berikut:a. Kemungkinan manfaat ekonomi dan manfaat sosial atau jasa potensial di masa yang akan datang atas suatu investasi tersebut dapat diperoleh pemerintah dalam jangka waktu lebih dari 3 (tiga) bulan sampai dengan 12 (dua belas) bulan;b. Nilai perolehan atau nilai wajar investasi dapat diukur secara memadai (reliable).Pengeluaran untuk perolehan investasi jangka pendek diakui sebagai pengeluaran kas pemerintah dan tidak dilaporkan sebagai belanja atau pun pengeluaran pembiayaan dalam Laporan Realisasi Anggaran (LRA). Apabila dalam pelepasan/penjualan investasi jangka pendek terdapat kenaikan atau penurunan nilai dari nilai tercatatnya, maka selisihnya diakui sebagai penambah atau pengurang SILPA dan sebagai keuntungan atau kerugian pada Laporan Operasional.Keuntungan diakui pada saat harga pelepasan/penjualan (setelah dikurangi biaya penjualan) lebih tinggi dari nilai tercatatnya, dan kerugian diakui pada saat harga pelepasan/penjualan (setelah dikurangi biaya penjualan) lebih rendah dari nilai tercatatnya.B. Pengukurana. Beberapa jenis investasi, terdapat pasar aktif yang dapat membentuk nilai pasar. Dalam hal investasi yang demikian, nilai pasar dipergunakan sebagai dasar penerapan nilai wajar. Sedangkan untuk investasi yang tidak memiliki pasar yang aktif dapat dipergunakan nilai nominal, nilai tercatat atau nilai wajar lainnya.b. Investasi jangka pendek dalam bentuk surat berharga, misalnya saham dan obligasi jangka pendek (efek), dicatat sebesar biaya perolehan. Biaya perolehan investasi meliputi harga transaksi investasi itu sendiri ditambah komisi perantara jual beli, jasa bank, dan biaya lainnya yang timbul dalam rangka perolehan tersebut.c. Apabila investasi dalam bentuk surat berharga diperoleh tanpa biaya perolehan, maka investasi dinilai berdasarkan nilai wajar investasi pada tanggal perolehannya yaitu sebesar harga pasar. Apabila tidak ada nilai wajar, maka investasi dinilai berdasarkan nilai wajar aset lain yang diserahkan untuk memperoleh investasi tersebut. Disamping itu, apabila surat berharga yang diperoleh dari hibah yang tidak memiliki nilai pasar maka dinilai berdasarkan hasil penilaian sesuai ketentuan.d. Investasi jangka pendek dalam bentuk non saham, misalnya dalam bentuk deposito jangka pendek dicatat sebesar nilai nominal deposito tersebut.e. Investasi jangka pendek dalam mata uang asing disajikan pada neraca dalam mata uang Rupiah sebesar kurs tengah Bank Sentral pada tanggal pelaporan.

C. PelaporanInvestasi jangka pendek disajikan pada pos aset lancar di neraca. Sedangkan hasil dari investasi, seperti bunga, diakui sebagai pendapatan dan disajikan pada Laporan Realisasi Anggaran dan Laporan Operasional. Transaksi pengeluaran kas untuk perolehan investasi jangka pendek dicatat sebagai reklasifikasi kas menjadi investasi jangka pendek oleh BUN dan BLU, dan tidak dilaporkan dalam LRA. Keuntungan atau kerugian saat pelepasan investasi jangka pendek disajikan dalam Laporan Operasional dan sebagai penyesuaian SiLPA pada LRA.Pada LAK, investasi jangka pendek disajikan sebagai bagian tersendiri di luar 4 (empat) aktivitas yang ada dalam LAK, dan atas selisih harga penjualan/pelepasan dan nilai tercatat atas investasi jangka pendek disajikan sebagai penyesuaian terhadap Kas.Berikut adalah ilustrasi penyajian investasi pada Laporan Realisasi Anggaran:

Berikut adalah ilustrasi penyajian investasi pada Neraca:

Berikut adalah ilustrasi penyajian pada LAK, apabila pada tanggal pelaporan masih terdapat investasi jangka pendek:

Hal-hal lain yang harus diungkapkan dalam laporan keuangan pemerintah berkaitan dengan investasi jangka pendek, antara lain:a. Kebijakan akuntansi untuk penentuan nilai investasi jangka pendek;b. Jenis-jenis investasi;c. Perubahan harga pasar;d. Penurunan nilai investasi yang signifikan dan penyebab penurunan tersebut;e. Investasi yang dinilai dengan nilai wajar dan alasan penerapannya; danf. Perubahan pos investasi.D. Ilustrasi jurnala. Jurnal pada saat perolehan investasi jangka pendek dengan jangka waktu lebih dari 3 bulan sampai dengan 12 bulan, BUN atau KPA mereklasifikasi saldo kas yang ditempatkan pada investasi jangka pendek dalam Buku Besar Akrual dengan jurnal:Akun Uraian Akun Debit Kredit113xxx Investasi Jangka Pendek 999.999111xxx Kas dan Setara Kas 999.999b. Jurnal pada saat pendapatan hasil investasi jangka pendek diterima, KPA menjurnal dan membukukan di Buku Besar Akrual dan Buku Besar Kas dengan jurnal:Akun Uraian Akun Debit Kredit313121 Diterima dari Entitas Lain 999.99942331x Pendapatan Bunga 999.999Kuasa BUN menjurnal penerimaan kas dan membukukan di Buku Besar Kas dan Buku Besar Akrual sesuai jurnal penerimaan kas.c. Jurnal pada saat pelepasan investasi jangka pendek dengan jangka waktu lebih dari 3 bulan sampai dengan 12 bulan, BUN mereklasifikasi saldo investasi jangka pendek yang dikembalikan ke kas dalam Buku Besar Akrual dengan jurnal:Akun Uraian Akun Debit Kredit111xxx Kas dan Setara Kas 999.999113xxx Investasi Jangka Pendek 999.999d. Jurnal pada saat investasi jangka pendek dilepas dan mendapatkan keuntungan atas selisih harga pelepasan dengan nilai tercatat, KPA menjurnal dan membukukan di Buku Besar Akrual dan Buku Besar Kas dengan jurnal:Akun Uraian Akun Debit Kredit313121 Diterima dari Entitas Lain 999.999423xxx Pendapatan PNBP Lainnya 999.999Kuasa BUN menjurnal penerimaan kas dan membukukan di Buku Besar Kas dan Buku Besar Akrual sesuai jurnal penerimaan kas.e. Jurnal pada saat investasi jangka pendek dilepas dan mendapatkan kerugian atas selisih harga pelepasan dengan nilai tercatat, KPA menjurnal dan membukukan di Buku Besar Akrual dan Buku Besar Kas dengan jurnal:Akun Uraian Akun Debit Kredit58xxxx Belanja Lain-lain 999.999313111 Ditagihkan kepada Entitas Lain 999.999Kuasa BUN menjurnal pengeluaran kas dan membukukan di Buku Besar Kas dan Buku Besar Akrual sesuai jurnal pengeluaran kas.E. Perlakuan khususSatuan kerja tidak diperbolehkan melakukan investasi jangka pendek, kecuali satuan kerja Badan Layanan Umum (BLU). Satker BLU dapat melakukan investasi dalam rangka pemanfaatan kas yang menganggur (idle cash). Pemanfaatan kas tersebut lazimnya dalam bentuk deposito.Apabila kas yang digunakan oleh BLU untuk investasi jangka pendek berasal dari kas operasional (telah disahkan oleh Kuasa BUN), maka investasi tersebut disajikan sebagai investasi jangka pendek dan merupakan bagian dari SiLPA/SAL.Apabila kas yang digunakan oleh BLU untuk investasi jangka pendek berasal dari kas kelolaan yang akan/belum digulirkan, maka investasi tersebut disajikan sebagai aset lainnya, dan bukan merupakan bagian dari SiLPA/SAL.Berikut adalah ilustrasi penyajian pada LAK, apabila terdapat Kas pada BLU yang didepositokan sebagai investasi jangka pendek:

BAB IIIAKUNTANSI INVESTASI JANGKA PANJANG PEMERINTAH

A. PENGAKUAN INVESTASI JANGKA PANJANG DAN PENDAPATANNYAPengeluaran kas dan/atau aset, penerimaan hibah dalam bentuk investasi dan konversi piutang atau aset lain menjadi investasi dapat diakui sebagai investasi jangka panjang apabila memenuhi kriteria sebagai berikut :a. Kemungkinan manfaat ekonomi dan manfaat sosial atau jasa potensial di masa yang akan datang atas suatu investasi tersebut dapat diperoleh pemerintah dalam jangka waktu lebih dari 12 bulan; b. Nilai perolehan atau nilai wajar investasi dapat diukur secara andal (reliable).Pengeluaran kas dalam rangka perolehan investasi jangka panjang diakui sebagai pengeluaran pembiayaan. Sedangkan penerimaan kas atas pelepasan/penjualan investasi jangka panjang diakui sebagai penerimaan pembiayaan. Penerimaan dan pengeluaran pembiayaan disajikan dalam LRA.Pada saat pelepasan/penjualan investasi, apabila terjadi perbedaan antara hasil pelepasan investasi dengan nilai tercatatnya harus dibebankan atau dikreditkan kepada keuntungan/kerugian pelepasan investasi. Keuntungan/kerugian pelepasan investasi disajikan dalam LO.Hasil investasi seperti dividen tunai (cash dividend) dan bunga diakui sebagai pendapatan baik pada LRA maupun LO. Sedangkan hasil investasi berupa dividen saham (stock dividend), maka: a. apabila metode pencatatan yang digunakan adalah metode biaya, maka deviden saham diakui sebagai pendapatan LO, namun tidak diakui sebagai pendapatan LRA. b. apabila metode pencatatan yang digunakan adalah metode ekuitas, maka deviden saham tidak diakui sebagai pendapatan baik pada LRA maupun LO.

B. Pengukuran Investasi Jangka Panjang dan PendapatannyaSecara umum, investasi yang diperoleh pemerintah diukur berdasarkan nilai perolehannya. Jika investasi tersebut tidak memiliki nilai perolehan, maka yang digunakan adalah nilai wajarnya. Untuk beberapa jenis investasi, terdapat pasar aktif yang dapat membentuk nilai pasar. Dalam hal investasi yang demikian, nilai pasar dipergunakan sebagai dasar penerapan nilai wajar, sedangkan untuk investasi yang tidak memiliki pasar yang aktif dapat dipergunakan nilai nominal, nilai tercatat, atau nilai wajar lainnyaInvestasi jangka panjang yang bersifat permanen misalnya penyertaan modal pemerintah, dicatat sebesar biaya perolehannya meliputi harga transaksi investasi itu sendiri ditambah biaya lain yang timbul dalam rangka perolehan investasi tersebut. Untuk Investasi nonpermanen dalam bentuk pembelian obligasi jangka panjang dan investasi yang dimaksudkan tidak untuk dimiliki berkelanjutan, dinilai sebesar nilai perolehannya.Investasi nonpermanen yang dimaksudkan untuk penyehatan/penyelamatan perekonomian, dinilai sebesar nilai bersih yang dapat direalisasikan. Investasi nonpermanen untuk penyehatan/penyelamatan perekonomian misalnya dana talangan dalam rangka penyehatan perbankanInvestasi nonpermanen dalam bentuk penanaman modal pada kegiatan pembangunan pemerintah (seperti kegiatan Pembangunan Jalan Tol ) dinilai sebesar biaya pembangunan termasuk biaya yang dikeluarkan untuk perencanaan dan biaya lain yang dikeluarkan dalam rangka penyelesaian kegiatan phisik sampai kegiatan tersebut diserahkan kepada pihak ketiga. Apabila investasi jangka panjang diperoleh dari pertukaran aset pemerintah, maka nilai investasi yang diperoleh pemerintah adalah sebesar biaya perolehan, atau nilai wajar investasi tersebut jika harga perolehannya tidak ada.Harga perolehan investasi dalam valuta asing yang dibayar dengan mata uang asing yang sama harus dinyatakan dalam rupiah dengan menggunakan nilai tukar (kurs tengah bank sentral) yang berlaku pada tanggal transaksi.Diskonto atau premi pada pembelian investasi diamortisasi selama periode dari pembelian sampai saat jatuh tempo sehingga hasil yang konstan diperoleh dari investasi tersebut. Diskonto atau premi yang diamortisasi tersebut dikreditkan atau didebetkan pada pendapatan bunga, sehingga merupakan penambahan atau pengurangan dari nilai tercatat investasi (carrying value) tersebut.

C. Pelaporan Investasi Jangka Panjang dan PendapatannyaInvestasi jangka panjang disajikan pada neraca menurut jenisnya, baik yang bersifat non permanen maupun yang bersifat permanen. Investasi non permanen yang diragukan tertagih/terealisasi disajikan sebagai pengurang investasi jangka panjang non permanen.Investasi non permanen yang akan jatuh tempo dalam waktu kurang dari 12 bulan setelah tanggal pelaporan direklasifikasi menjadi bagian lancar investasi non permanen pada aset lancar.Hasil dari investasi, seperti bunga dan dividen, diakui sebagai pendapatan dan disajikan pada LRA dan LO. Apabila terdapat hasil investasi yang masih terutang disajikan sebagai piutang pada neraca.Berikut adalah ilustrasi penyajian investasi jangka panjang pada neraca:

Hal-hal lain yang harus diungkapkan dalam laporan keuangan pemerintah berkaitan dengan investasi pemerintah, antara lain:a. Kebijakan akuntansi untuk penentuan nilai investasi;b. Jenis-jenis investasi, investasi permanen dan non permanen;c. Perubahan harga pasar investasi jangka panjang;d. Penurunan nilai investasi yang signifikan dan penyebab penurunan tersebut;e. Investasi yang dinilai dengan nilai wajar dan alasan penerapannya;f. Perubahan pos investasi;g. Penjelasan perhitungan penyisihan atas investasi non permanen;D. Ilustrasi Jurnal a. Pada saat perolehan investasi jangka panjang, KPA menjurnal dan membukukan baik di Buku Besar Akrual maupun di Buku Besar KasAkunUraian AkunDebitKredit

727xxxPengeluaran Investasi Pemerintah999.999

313111Ditagihkan ke Entitas Lain999.999

b. Pada saat pendapatan kas hasil investasi jangka panjang/deviden diterima, KPA menjurnal dan membukukan baik di Buku Besar Akrual maupun di Buku Besar KasAkunUraian AkunDebitKredit

313121Diterima dari Entitas Lain999.999

422xxxPendapatan Bagian Laba BUMN999.999

c. Pada saat pelepasan investasi jangka panjang, KPA menjurnal dan membukukan baik di Buku Besar Akrual maupun di Buku Besar KasAkunUraian AkunDebitKredit

313121Diterima dari Entitas Lain999.999

711211Penerimaan Hasil Privatisasi999.999

E. Perlakuan Khususa. Investasi dalam saham bersaldo minusInvestasi bersaldo minus diakui oleh pemerintah sepanjang dapat diyakini menurut praktik akuntansi berterima umum, dan/atau pemerintah mempunyai tanggung jawab konstruktif dan kewajiban hukum (incurred legal/constructive obligation) terhadap perusahaan negara.Apabila pemerintah tidak mempunyai tanggung jawab konstruktif dan kewajiban hukum terhadap perusahaan negara tersebut, maka investasi bersaldo minus disajikan sebesar nihil pada neraca.b. Bantuan Pemerintah Yang Belum Ditetapkan Statusnya (BPYBDS)BPYBDS adalah aset yang berasal dari APBN, yang telah dioperasikan dan/atau digunakan oleh BUMN berdasarkan Berita Acara Serah Terima dan masih dicatat oleh Kementerian Negara/Lembaga (K/L). Aset BPYBDS diperoleh melalui anggaran belanja K/L dan ditujukan sebagai penyertaan modal pada BUMN. Aset tersebut berstatus BPYBDS karena aset tersebut telah digunakan/dioperasikan oleh BUMN, namun belum ditetapkan sebagai penyertaan modal melalui Peraturan Pemerintah.BUMN mencatat aset tersebut dalam neracanya masing-masing, dan di sisi lain K/L masih mencatat aset tersebut dalam pembukuannya. Untuk menghindari pembukuan ganda atas aset tersebut, maka aset BPYBDS dikeluarkan dari neraca K/L (off the balance sheet) dan diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) K/L baik nilai maupun tahap penyelesaian yuridisnya secara rinci.c. Penyertaan Modal pada Organisasi/Lembaga Keuangan Internasional yang diperoleh melalui penerbitan promissory notesPenyertaan Pemerintah pada organisasi/lembaga internasional dicatat sebagai investasi permanen sebesar kontribusi Pemerintah yang telah dibayar tunai maupun dalam bentuk penerbitan Promissory Notes.Promissory notes yang diterbitkan dalam rangka pembayaran penyertaan kepada lembaga/organisasi keuangan internasional/regional, diakui dan dicatat sebagai kewajiband. Dana Bergulir yang Belum Digulirkan/ DiinvestasikanDalam hal terdapat Dana Bergulir yang sudah dicairkan dari APBN atau dari pengembalian Dana Bergulir yang belum digulirkan/diinvestasikan sampai dengan tanggal pelaporan, maka dana tersebut disajikan pada Aset Lainnya sebagai Dana Kelolaan yang Belum Digulirkan/Diinvestasikan.]

e. Dana Bergulir yang tidak Digulirkan KembaliDalam hal Dana Bergulir ditetapkan oleh Pemerintah tidak digulirkan kembali, maka kas dari Dana Bergulir yang belum disetorkan ke kas negara sampai dengan tanggal pelaporan keuangan disajikan sebagai Kas Lainnya dan Setara Kas.

BAB IV Metode Penilaian Investasi Jangka Panjang

Pada dasarnya PSAP 06 Akuntansi Investasi PP 71/2010 dan PMK 219/PMK.05/2013 Lampiran 04 Akuntansi Investasi serta Permendagri 64/2013 menjelaskan metode penilaian investasi jangka panjang secara umum sama.Penilaian investasi pemerintah dilakukan dengan tiga metode yaitu:a. Metode Biaya;Pada metode biaya, investasi dicatat sebesar biaya perolehan, baik pada saat investasi awal maupun pencatatan selanjutnya. Biaya perolehan meliputi harga transaksi investasi itu sendiri ditambah biaya lain yang timbul dalam rangka perolehan investasi tersebut. Penghasilan atas investasi tersebut diakui sebesar bagian hasil yang diterima dan tidak mempengaruhi besarnya investasi pada badan usaha/badan hukum yang terkait.Metode biaya diterapkan untuk:1) Investasi permanen dengan kepemilikan pemerintah kurang dari 20%.Penghasilan atas investasi tersebut diakui sebesar bagian hasil yang diterima dan tidak mempengaruhi besarnya investasi pada badan usaha/badan hukum yang terkait.Pada metode biaya, bagian laba berupa dividen tunai yang diperoleh pemerintah dicatat sebagai pendapatan hasil investasi. Sedangkan dividen dalam bentuk saham diakui sebagai penambah nilai investasi pemerintah.2) Investasi non permanen dalam bentuk obligasi atau surat utang jangka panjang dan investasi yang tidak dimaksudkan untuk dimiliki berkelanjutan.3) Investasi non permanen dalam bentuk penanaman modal di proyek-proyek pembangunan pemerintah (seperti Proyek Perkebunan Inti Rakyat/PIR). Biaya perolehan yang dimaksud adalah biaya pembangunan termasuk biaya yang dikeluarkan untuk perencanaan dan biaya lain yang dikeluarkan dalam rangka penyelesaian proyek sampai proyek tersebut diserahkan ke pihak ketiga. b. Metode Ekuitas;Metode ekuitas diterapkan untuk investasi permanen dengan kepemilikan pemerintah sebesar 20% ke atas atau kepemilikan kurang dari 20% tetapi memiliki pengaruh yang signifikan. Pada metode ekuitas, investasi awal dicatat sebesar biaya perolehan. Biaya perolehan dimaksud meliputi harga transaksi investasi itu sendiri ditambah biaya lain yang timbul dalam rangka perolehan investasi tersebut.Penilaian investasi pada tanggal pelaporan keuangan disajikan sebesar investasi awal ditambah (dikurangi) proporsi bagian laba (rugi) pemerintah setelah tanggal perolehan dikurangi dengan penerimaan deviden tunai bagian pemerintah.Bagian laba berupa dividen tunai yang diperoleh pemerintah dicatat sebagai pendapatan hasil investasi dan mengurangi nilai investasi pemerintah. Sedangkan dividen dalam bentuk saham yang diterima tidak mempengaruhi nilai investasi pemerintah.Penyesuaian terhadap nilai investasi juga diperlukan untuk mengubah porsi kepemilikan nilai investasi pemerintah, misalnya adanya perubahan yang timbul akibat pengaruh valuta asing, perjanjian antara pemerintah dengan BUMN serta revaluasi aset tetap.c. Metode nilai bersih yang dapat direalisasikan (net realizable value) ;Metode nilai bersih yang dapat direalisasikan digunakan terutama untuk kepemilikan yang akan dilepas/dijual dalam jangka waktu dekat.Metode nilai bersih yang dapat direalisasikan diterapkan untuk:1) Investasi non permanen yang dimaksudkan untuk penyehatan/penyelamatan perekonomian, misalnya dana talangan dalam rangka penyehatan perbankan.2) Investasi non permanen berbentuk dana bergulir.Secara periodik, harus dilakukan penyesuaian terhadap investasi non permanen sehingga nilai investasi yang tercatat di neraca menggambarkan nilai bersih yang dapat direalisasikan (net realizable value). Nilai yang dapat direalisasikan ini dapat diperoleh dengan melakukan penatausahaan investasi sesuai dengan jatuh temponya (aging schedule). Berdasarkan penatausahaan tersebut, akan diketahui jumlah investasi yang tidak dapat tertagih/terealisasi, investasi yang diragukan dapat tertagih/terealisasi, dan investasi yang dapat tertagih/terealisasi.Pengukuran investasi non permanen di neraca berdasarkan nilai yang dapat direalisasikan, dilaksanakan dengan mengurangkan nilai investasi non permanen diragukan tertagih/direalisasikan dari nilai investasi non permanen awal yang dicatat sebesar harga perolehan. Investasi non permanen dapat dihapuskan jika investasi non permanen tersebut benar-benar sudah tidak tertagih/direalisasikan dan penghapusannya mengikuti ketentuan yang berlaku.Akun lawan (contra account) dari investasi non permanen diragukan tertagih/direalisasikan adalah beban investasi non permanen diragukan tertagih/direalisasikan.Secara ringkas, penggunaan metode pada penilaian investasi pemerintah didasarkan pada kriteria sebagai berikut:a. Kepemilikan kurang dari 20% menggunakan metode biaya;b. Kepemilikan 20% sampai 50%, atau kepemilikan kurang dari 20% tetapi memiliki pengaruh yang signifikan menggunakan metode ekuitas;c. Kepemilikan lebih dari 50% menggunakan metode ekuitas;d. Kepemilikan bersifat nonpermanen menggunakan metode nilai bersih yang direalisasikan.Dalam kondisi tertentu, kriteria besarnya persentase kepemilikan saham bukan merupakan faktor yang menentukan dalam pemilihan metode penilaian investasi, tetapi yang lebih menentukan adalah tingkat pengaruh (the degree of influence) atau pengendalian terhadap perusahaan investee. Ciri-ciri adanya pengaruh atau pengendalian pada perusahaan investee, antara lain:a. Kemampuan mempengaruhi komposisi dewan komisaris;b. Kemampuan untuk menunjuk atau menggantikan direksi;c. Kemampuan untuk menetapkan dan mengganti dewan direksi perusahaan investee;d. Kemampuan untuk mengendalikan mayoritas suara dalam rapat/pertemuan dewan direksi.Apabila investasi jangka panjang diperoleh dari pertukaran aset pemerintah, maka nilai investasi yang diperoleh pemerintah adalah sebesar biaya perolehan, atau nilai wajar investasi tersebut jika harga perolehannya tidak ada.Harga perolehan investasi dalam valuta asing yang dibayar dengan mata uang asing yang sama harus dinyatakan dalam rupiah dengan menggunakan nilai tukar (kurs tengah Bank Sentral) yang berlaku pada tanggal transaksi. Pada neraca, investasi dalam mata uang asing dinyatakan dalam mata uang Rupiah sebesar kurs tengah Bank Sentral pada tanggal pelaporan. Selisih penjabaran mata uang asing ke dalam mata uang Rupiah antara tanggal perolehan investasi dan tanggal pelaporan disajikan sebagai selisih kurs pada neraca.

BAB VPELEPASAN INVESTASI (DIVESTASI)A. Pengertian Umum DivestasiMengacu pada Paragraf 41-42 Peraturan Pemerintah nomor 71 tahun 2010 tentang Pelepasan dan Pemindahan Investasi menyebutkan bahwa :1. Pelepasan investasi pemerintah dapat terjadi karena penjualan, pelepasan hak karena peraturan pemerintah, dan lain sebagainya.2. Perbedaan antara hasil pelepasan investasi dengan nilai tercatatnya harus dibebankan atau dikreditkan kepada keuntungan/rugi pelepasan investasi.Keuntungan/rugi pelepasan investasi disajikan dalam laporan operasional.Sedangkan Peraturan Menteri Keuangan nomor 183/PMK.05/2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Divestasi terhadap Investasi Pemerintah menyebutkan bahwa divestasi adalah penjualan Surat berharga dan/ atau kepemilikan pemerintah baik sebagian atau keseluruhan kepada pihak lain.Divestasi yang dilakukan oleh Badan Investasi Pemerintah mencakup:1. Penjualan Surat Berharga yang mencakup penjualan saham dan/atau penjualan surat utang; dan/atau2. Penjualan kepemilikan Investasi Langsung yang meliputi penjualan kepemilikan atas Penyertaan Modal dan Pemberian Pinjaman yang dilakukan dengan pola Public Private Partnership dan Non-Public Private Partnership dan berupa kepemilikan atas piutang atau hak tagih.B. Persyaratan dan pelaksanaan Divestasi1. SahamPenjualan saham dapat dilakukan dalam hal:a. harga saham naik secara signifikan dan/atau menguntungkan untuk dilakukan divestasi;b. terdapat investasi lain yang diproyeksikan lebih menguntungkan; atauc. terjadi penurunan harga secara signifikan.Penjualan saham disebabkan oleh kenaikan harga saham secara signifikan dan/atau menguntungkan untuk dilakukan divestasi, dilakukan setelah analisis penilaian saham.Penjualan saham dalam hal terdapat investasi lain yang diproyeksikan lebih menguntungkan dilakukan setelah analisis portofolio.Penjualan saham atas kedua hal di atas wajib mempertimbangkan nilai divestasi dan nilai tambah yang diperoleh dari investasi tersebut lebih besar atau sama dengan nilai riil harga perolehan investasi saham pada saat dilakukannya divestasi.2. Surat UtangPenjualan Surat utang dapat dilakukan dalam hal:a. imbal hasil (yield) diperkirakan turun;b. terdapat investasi lain yang diproyeksikan lebih menguntungkan; dan/ atauc. terdapat kemungkinan gagal bayar.Penjualan surat utang dilaksanakan setelah dilakukan analisis penilaian surat utang, analisis portofolio, dan/atau analisis risiko.3. Penyertaan ModalPenjualan kepemilikan atas Penyertaan Modal dapat dilaksanakan setelah dilakukan analisis kelayakan, dalam hal:a. pelaksanaan investasi tersebut tidak sesuai dengan Perjanjian Investasi;b. kegiatan perusahaan tidak menguntungkan;c. tidak sesuai dengan strategi investasi Badan Investasi Pemerintah; dan/ataud. terdapat kondisi tertentu setelah mendapat rekomendasi dari Komite Investasi Pemerintah.Penjualan kepemilikan atas Penyertaan Modal dilakukan dengan cara penjualan hak kepemilikan kepada pihak lain. Sedangkan penjualan kepemilikan atas Pemberian Pinjaman dilakukan dengan cara pemindahan piutang atau hak untuk memperoleh pengembalian berupa pokok pinjaman, bunga, dan/ atau biaya lainnya kepada pihak lain.C. Akuntansi InvestasiPeraturan Menteri Keuangan nomor 190/PMK.05/2011 yang telah diubah dengan PMK 216/PMK.05/2013 tentang Sistem Akuntansi Investasi Pemerintah mengatur tentang pelepasan dan pemindahan investasi. Pasal 16 PMK 190/PMK.05/2011 menyebutkan :Pelepasan investasi antara lain dapat dilakukan melalui :a. Penjualan;b. Pelepasan hak karena peraturan perundang-undangan;c. Pelepasan lainnya.Penerimaan dari pelepasan investasi melalui penjualan diakui sebagai penerimaan pembiayaan dan mengurangi investasi. Pelepasan investasi melalui pelepasan hak karena peraturan perundang-undangan terjadi karena investasi diserahkan kepada pihak tertentu sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan, tidak diakui sebagai penerimaan pembiayaan, dan mengurangi investasi. Pelepasan investasi melalui pelepasan hak karena peraturan perundang-undangan tidak menyebabkan aliran kas ke KUN/KUD. Pelepasan investasi melalui pelepasan lainnya terjadi karena adanya pengembalian investasi kepada pemerintah, diakui sebagai penerimaan pembiayaan, dan mengurangi investasi. Contoh dari pelepasan investasi melalui pelepasan lainnya yaitu pembayaran kembali dana bergulir. Penerimaan dari penjualan investasi jangka pendek diakui sebagai penerimaan kas pemerintah dan tidak dilaporkan sebagai pendapatan ataupun pembiayaan dalam laporan realisasi anggaran. Penerimaan ini dilaporkan dalam Laporan Arus Kas dari Aktivitas Operasi.Penerimaan dari pelepasan investasi jangka panjang diakui sebagai penerimaan pembiayaan. Apabila tidak terdapat aliran kas masuk ke kas negara maka hanya dicatat sebagai pengurang nilai investasi pemerintah. Pelepasan sebagian dari investasi tertentu yang dimiliki pemerintah dinilai dengan menggunakan nilai rata-rata. Nilai rata-rata diperoleh dengan cara membagi total nilai investasi terhadap total jumlah saham yang dimiliki oleh pemerintah.Terdapat beberapa alasan tertentu dilakukannya pemindahan pos investasi, yaitu kebijakan pemerintah, pertukaran, dan alasan lainnya. Pemindahan pos investasi karena kebijakan pemerintah misalnya pada awalnya pemerintah melakukan investasi dengan tujuan untuk dimiliki sampai dengan jatuh tempo, namun karena pemerintah membutuhkan dana, pemerintah akhirnya membuat kebijakan untuk mereklasifikasikan investasi jangka panjang menjadi investasi jangka pendek. Untuk pemindahan pos investasi dilakukan dengan pertukaran, dapat dilakukan dengan reklasifikasi Investasi Jangka Panjang menjadi Aset Tetap atau Aset Lain-Lain. Karena hanya reklasifikasi, maka tidak terjadi aliran kas ke KUN/KUD, namun reklasifikasi tersebut mengurangi investasi pemerintah.

Pelepasan Investasi diakui pada saat terjadi pemutusan ikatan investasi antara investor dengan investee karena suatu perjanjian atau diterima sejumlah kas pada Rekening Kas Umum Negara. Pelepasan investasi dicatat sebesar nilai kas diterima atau koreksi nilai tertentu dalam transaksi pelepasan investasi. Pelepasan investasi disajikan sebagai penurunan nilai investasi pemerintah pada Neraca dengan besaran sesuai dokumen anggaran yang disahkan.Contoh Soal :Pemerintah kota X melakukan investasi jangka panjang dengan membeli saham PDAM. Saham yang dibeli berupa 200 lembar saham biasa dengan harga perolehan @ Rp. 125.000,00. Beberapa bulan kemudian, dikarenakan suatu alasan tertentu pemerintah menjual semua investasi nya tersebut (200 lembar saham) pada harga @ Rp.100.000,00Maka, akan terdapat jurnal:Penyertaan Modal Pemerintah Daerah25.000.000Kas25.000.000Pengeluaran Pembiayaan-PMP25.000.000SiLPA25.000.000Kas20.000.000Kerugian investasi 5.000.000Penyertaan Modal Pemerintah Daerah25.000.000SiLPA20.000.000 Hasil Penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan 20.000.000Contoh Soal 2 :Pada 1 Juli 20X5 nilai investasi di BUMD di neraca sebesar 5.000.000.000. Pemda menjual 20%nya dengan harga 1.750.000.000. (asumsi telah dilakukan pencatatan atas pengakuan laba sampai dengan semester tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Pemerintah Republik Indonesia. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004. Perbendaharaan NegaraRepublik Indonesia. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor: 219/PMK.05/2013. Kebijakan Akuntansi Pemerintah Pusat.Republik Indonesia. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor: 71 Tahun 2010. Standar Akuntansi Pemerintahan.