132
AKUNTANSI KEUANGAN 1 POLITEKNIK TELKOM BANDUNG 2009

Akuntansi Keuangan 1 Revisi

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Akuntansi Keuangan 1 Revisi

AKUNTANSI KEUANGAN 1

POLITEKNIK TELKOM

BANDUNG

2009

Page 2: Akuntansi Keuangan 1 Revisi

Penulis :

Nelsi Wisama Sendi Gusnandar A

Indra Firmansyah

Dilarang menerbitkan kembali, menyebarluaskan, atau menyimpan baik

sebagian maupun seluruh isi buku dalam bentuk dan dengan cara apapun

tanpa izin tertulis dari Politeknik Telkom

Hak cipta dilindungi undang-undang @ Politeknik Telkom 2009

No part of this document may be copied, reproduced, printed, distributed, modified,

removed and amended in any form by any means without prior written

authorization of Telkom Polytechnic.

Copyright @ 2009 Telkom Polytechnic. All rights reserved

Page 3: Akuntansi Keuangan 1 Revisi

Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I

iii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Segala puji bagi Allah SWT karena dengan karunia-Nya courseware ini dapat

diselesaikan.

Atas nama Politeknik Telkom, kami sangat menghargai dan ingin

menyampaikan terima kasih kepada penulis, penerjemah dan penyunting yang

telah memberikan tenaga, pikiran, dan waktu sehingga courseware ini dapat

tersusun.

Tak ada gading yang tak retak, di dunia ini tidak ada yang sempurna, oleh

karena itu kami harapkan para pengguna buku ini dapat memberikan masukan

perbaikan demi pengembangan selanjutnya.

Semoga courseware ini dapat memberikan manfaat dan membantu seluruh

Sivitas Akademika Politeknik Telkom dalam memahami dan mengikuti materi

perkuliahan di Politeknik Telkom.

Amin.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Bandung , Juli 2009

Christanto Triwibisono

Wakil Direktur I

Bidang Akademik & Pengembangan

Page 4: Akuntansi Keuangan 1 Revisi

Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I

iv

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................... iii DAFTAR ISI .................................................................................... iv 1 LAPORAN KEUANGAN ...................................................... 1 1.1 Pengertian laporan keuangan ....................................................................... 2 1.1.1 Fungsi laporan keuangan ............................................................................... 2 1.1.2 Klasifikasi perkiraan (classification of account) ........................................ 2 1.1.3 Tujuan Laporan Keuangan ............................................................................ 4 1.1.4 Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan ............................................... 4 1.2 Jenis laporan keuangan .................................................................................. 4 1.2.1 Laporan laba rugi ............................................................................................ 4 1.2.2 Bentuk Laporan Laba Rugi ........................................................................... 6 1.2.3 Laporan perubahan ekuitas : ........................................................................ 7 1.2.4 Neraca .............................................................................................................. 7 1.2.5 Laporan Arus Kas........................................................................................ 11 2 KAS KECIL ........................................................................... 19 2.1 Pemahaman Kas ........................................................................................... 20 2.2 Kas Kecil ....................................................................................................... 22 3 REKONSILIASI LAPORAN BANK ..................................... 30 4 PIUTANG USAHA .............................................................. 47 4.1 Piutang (Account Receivable) ................................................................... 48 4.2 Piutang Tak Tertagih (Kerugian Piutang) : ............................................. 48 5 PIUTANG WESEL ............................................................... 56 6 PERSEDIAAN BARANG ..................................................... 64 6.1 Pengertian Persediaan Barang .................................................................. 65 6.2 Metode Pencatatan Atas Persediaan ....................................................... 67 6.2.1 Metode Fisik / Periodik .............................................................................. 67 6.2.2 Metode Buku / Perpetual .......................................................................... 68 6.3 Arus Harga Pokok (AHP) .......................................................................... 70 6.4 Masalah Pemilikan Persediaan Barang ..................................................... 73 7 AKTIVA TETAP BERWUJUD ............................................ 82 7.1 Pengertian Aktiva Tetap Berwujud ......................................................... 83 7.2 Perolehan Aktiva Tetap ............................................................................. 84

Page 5: Akuntansi Keuangan 1 Revisi

Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I

v

7.3 Biaya-Biaya Selama Masa Penggunaan Aktiva Tetap ............................ 89 7.4 Pemberhentian Aktiva ................................................................................ 91 8 AKTIVA TIDAK BERWUJUD ............................................ 97 8.1 Pengertian Aktiva Tidak Berwujud .......................................................... 98 8.2 Penilaian Aktiva Tidak Berwujud ............................................................. 98 8.2.1 Hak Paten ...................................................................................................... 98 8.2.2 Hak Cipta .................................................................................................... 100 8.2.3 Hak Menggunakan Fasilitas (Franchise) ................................................ 100 8.2.4 Merek Dagang ............................................................................................ 100 8.2.5 Hak Menyewa ............................................................................................ 101 8.2.6 Goodwill...................................................................................................... 102 8.3 Penyajian Aktiva Tidak Berwujud .......................................................... 106 9 PENYUSUTAN DAN DEPLESI ........................................ 111 9.1 Penyusutan (Depresiasi) .......................................................................... 112 9.2 Faktor-faktor dalam menentukan biaya penyusutan .......................... 112 9.3 Metode Perhitungan Penyusutan (Depresiasi) .................................... 113 9.4 Deplesi ......................................................................................................... 119 9.5 Metode Perhitungan Deplesi .................................................................. 120

Page 6: Akuntansi Keuangan 1 Revisi
Page 7: Akuntansi Keuangan 1 Revisi

Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I

Laporan Keuangan 1

LAPORAN KEUANGAN

Overview

Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan,

terdiri dari ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama

tahun buku yang bersangkutan. Laporan keuangan ini dibuat dengan tujuan

untuk mempertanggungjawabkan seluruh aktivitas yang telah direncanakan

dan pencapaian hasilnya.

Tujuan

1. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan keseluruhan proses

laporan keuangan perusahaan.

2. Mahasiswa mampu menjelaskan macam-macam laporan seperti neraca,

laporan rugi laba dan laporan perubahan modal.

Page 8: Akuntansi Keuangan 1 Revisi

Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I

2 Laporan Keuangan

1.1 Pengertian laporan keuangan

Merupakan laporan mengenai posisi kemampuan dan kinerja keuangan

perusahaan serta informasi lainnya yang diperlukan oleh pemakai informasi

akuntansi.

1.1.1 Fungsi laporan keuangan

a. Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan (aktiva,

kewajiban dan ekuitas.

b. Menyediakan informasi mengenai kinerja serta perubahan posisi

keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi pemakai informasi

akutansi dalam pengambilan keputusan.

1.1.2 Klasifikasi perkiraan (classification of account)

Perkiraan-perkiraan yang ada dalam laporan keuangannya harus

diklasifikasikan menurut karakteristik umum, yaitu :

Aktiva (Assets)

Setiap barang fisik (berwujud) atau hak (tidak berwujud) yang

mempunyai nilai uang adalah aktiva. Penyajiannya dalam neraca, Aktiva dapat

dibedakan menjadi :

1. Aktiva Lancar (current assets) merupakan akun-akun yang

diharapkan dapat dicairkan menjadi uang kas atau dijual atau

dihabiskan, biasanya dalam jangka waktu 1 (satu) tahun atau kurang,

melalui operasi normal perusahaan. Disamping uang Kas, yang

termasuk aktiva lancar adalah Bank, Piutang, Persediaan Barang

Dagang, Sewa yang dibayar dimuka, dan lain sebagainya.

2. Aktiva Tetap (plant assets atau fixed assets) adalah aktiva

berwujud yang digunakan dalam perusahaan yang sifatnya permanen

atau relatif tetap yang meliputi Peralatan, Mesin, Kendaraan,

Bangunan dan Tanah. Kecuali tanah, aktiva tetap lain secara bertahap mengalami penyusutan atau kehilangan kegunaannya dengan

berlalunya waktu.

Biasanya No. akunnya diawali dengan angka 1

Page 9: Akuntansi Keuangan 1 Revisi

Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I

Laporan Keuangan 3

Kewajiban (Liabilities)

Kewajiban merupakan hutang kepada pihak luar (kreditor) dan

biasanya dalam neraca ditambahkan kata “Payable”. Dapat digolongkan

menjadi 2 (dua) yaitu

1. Kewajiban Jangka Pendek (current payable) merupakan

kewajiban yang akan jatuh tempo dalam jangka waktu dekat biasanya

dalam 1 (satu) tahun atau kurang, contoh : Hutang usaha, wesel

bayar, hutang gaji, hutang bunga dan hutang pajak.

2. Kewajiban Jangka Panjang (long-term liabilities) merupakan

kewajiban yang akan jatuh tempo dalam jangka waktu yang relatif

lama biasanya lebih dari satu tahun, contoh hutang hipotik dan

hutang obligasi.

Biasanya No. akunnya diawali dengan angka : 2

Modal Pemilik (Owner’s Equity)

Modal pemilik merupakan klaim residu terhadap aktiva perusahaan

setelah total kewajiban dikurangkan. Untuk perseroan disebut modal

pemegang saham (stockholders’ equity). Untuk perusahaan perseroan Modal

saham (capital stock) merupakan investasi pemegang saham. Laba Yang

Ditahan (Retained Earning) merupakan laba bersih yang ditahan dalam

perusahaan. Dividen (dividens) merupakan pembagian laba kepada

pemegang saham untuk perusahaan perseroan., Sedangkan untuk

perseorangan Modal (capital) adalah modal pemilik dalam perusahaan

perseorangan. Pengambilan Pribadi (Prive / Drawing) merupakan

jumlah pengambilan yang dilakukan oleh pemilik perusahaan perseorangan.

Biasanya No. akunnya diawali dengan angka : 3

Pendapatan (Revenue)

Pendapatan merupakan kenaikan kotor (Gross) dalam modal pemilik

yang dihasilkan dari penjualan barang dagangan, pelaksanaan jasa dari para

langanan atau klien, penyewaan harta, peminjaman uang dan semua kegiatan

usaha serta profesi yang bertujuan umtuk memeproleh penghasilan. Istilah

lainnya : Penjualan, Honorarium Profesi, Pendapatan Komisi, Hasil Penjualan

Karcis dan Pendapatan Bunga. Bila suatu perusahaan mempunyai beberapa

jenis pendapatan, hendaknya setiap jenis pendapatan dicatat dalam perkiraan

terpisah.

Biasanya No akun diawali dengan angka : 4

Page 10: Akuntansi Keuangan 1 Revisi

Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I

4 Laporan Keuangan

Beban (Expense)

Beban merupakan biaya yang telah dipakai dalam proses untuk

menghasilkan pendapatan, disebut juga biaya yang talah dipakai (expired

cost). Beban sangat bervariasi, seperti beban gaji, beban iklan, beban penyusutan

dan sebagainya.

Biasanya No. akun diawali dengan angka : 5

1.1.3 Tujuan Laporan Keuangan

Adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan,

kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat

bagi sejumlah besar pemakai dalam pengembilan keputusan ekonomi.

1.1.4 Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan

1. Dapat Dipahami, artinya kualitas informasi yang ditampung dalam

laporan keuangan mudah dipahami oleh pemakai.

2. Relevan, artinya dapat informasi dalam laporan keuangan dapat

membantu pemakai laporan keuangan dalam mengevaluasi peristiwa

masa lalu, masa kini atau masa depan, menegaskan atau mengoreksi

hasil evaluasi di masa lalu.

3. Keandalan, artinya informasi memiliki kualitas yang andal apabila bebas

dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, sehingga

diharapkan dapat disajikan wajar.

4. Dapat Diperbandingkan, artinya pemakai harus dapat

memperbandingkan laporan keuangan perusahaan antar periode untuk

mengevaluasi posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisis

keuangan secara relatif.

1.2 Jenis laporan keuangan

1.2.1 Laporan laba rugi

Laporan laba rugi adalah suatu laporan yang menunjukkan

pendapatan-pendapatan dan biaya-biaya dari suatu unit usaha untuk suatu

periode tertentu. Selisih antara pendapatan-pendapatan dengan biaya

merupakan laba yang diperoleh atau rugi yang diderita oleh perusahaan.

Laporan laba rugi yang kadang-kadang disebut laporan penghasilan atau

laporan pendapatan dan biaya merupakan laporan yang menunjukkan

kemajuan keuangan perusahaan.

Page 11: Akuntansi Keuangan 1 Revisi

Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I

Laporan Keuangan 5

Peran dari laporan laba rugi adalah sebagai sebagai alat untuk

mengetahui kemajuan yang dicapai perusahaan serta mengetahui

berapakah hasil bersih atau laba yang didapat dalam suatu periode. Dalam

laporan rugi laba terdapat beberapa istilah yang sering digunakan. Istilah-

istilah tersebut adalah sebagai berikut:

1. Pendapatan (Revenue)

Adalah aliran masuk atau kenaikan lain aktiva suatu badan usaha

atau pelunasan utangnya, bisa merupakan kombinasi keduanya

selama suatu periode yang berasal dari penyerahan atau produksi

barang, penyerahan jasa, atau dari kegiatan lain yang merupakan

kegiatan perusahaan.

2. Biaya (Expense)

Adalah aliran keluar atau pemakaian lain aktiva atau timbulnya

utang, bisa merupakan kombinasi keduanya selama suatu periode

yang berasal dari penyerahan atau produksi barang, penyerahan

jasa, atau dari pelaksanaan kegiatan lain yang merupakan kegiatan

perusahaan.

3. Penghasilan (Income)

Adalah selisih penghasilan-penghasilan sesudah dikurangi biaya-

biaya. Bila pendapatan lebih kecil daripada biaya, selisihnya sering

disebut rugi.

4. laba (profit)

Adalah kenaikan modal atau aktiva bersih yang berasal dari

transaksi utama perusahaan dan transaksi sampingan dari suatu

perusahaan dalam suatu periode tertentu kecuali kenaikan modal

dari pendapatan atau investasi oleh pemilik, seperti pada laba

yang timbul dari penjualan aktiva tetap.

5. Rugi (Loss)

Adalah penurunan modal atau aktiva bersih yang berasal dari

transaksi utama perusahaan dan transaksi sampingan dari suatu

perusahaan dalam suatu periode tertentu kecuali yang timbul dari

biaya atau distribusi pada pemilik, seperti pada rugi penjualan

surat berharga.

Page 12: Akuntansi Keuangan 1 Revisi

Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I

6 Laporan Keuangan

6. Harga Perolehan (Cost)

Adalah jumlah uang yang dikeluarkan atau utang yang timbul

untuk memperoleh barang atau jasa. Jumlah ini pada saat

terjadinya transaksi akan dicatat sebagai aktiva, seperti pada

pembelian mesin, dan pembayaran uang muka sewa. Dalam

akuntansi biaya harga perolehan juga dapat berarti harga pokok

atau biaya produksi yang dikeluarkan untuk membuat barang.

1.2.2 Bentuk Laporan Laba Rugi

Laporan laba rugi dapat disusun dalam dua model sebagai berikut:

1. Bertahap (Multiple Step)

Bentuk multiple step adalah bentuk laporan laba rugi di mana

dilakukan beberapa pengelompokkan terhadap pendapatan-

pendapatan dan biaya-biaya yang disusun dalam urut-urutan

tertentu sehingga bisa dihitung penghasilan-penghasilan sebagai

berikut:

Laba bruto, yaitu hasil penjualan dikurangi harga pokok

penjualan.

Penghasilan usaha bersih, yaitu laba bruto dikurangi

biaya-biaya usaha.

Penghasilan bersih sebelum pajak, yaitu penghasilan

usaha bersih ditambah dan dikurangi dengan

pendapatan-pendapatan dan biaya-biaya di luar usaha.

Penghasilan bersih sesudah pajak, yaitu penghasilan

bersih sebelum pajak dikurangi pajak penghasilan.

Penghasilan bersih dari elemen-elemen luar biasa, yaitu

penghasilan bersih sesudah pajak ditambah dan/atau

dikurangi dengan elemen-elemen yang tidak biasa se-

sudah diperhitungkan pajak penghasilan untuk pos luar

biasa.

2. Single Step

Dalam bentuk ini tidak dilakukan pengelompokkan pendapatan

dan biaya ke dalam kelompok-kelompok usaha dan di luar usaha,

tetapi hanya dipisahkan antara:

Pendapatan-pendapatan dan laba-laba

Biaya-biaya dan kerugian-kerugian.

Page 13: Akuntansi Keuangan 1 Revisi

Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I

Laporan Keuangan 7

1.2.3 Laporan perubahan ekuitas :

Di samping penyusunan neraca dan laporan laba rugi, pada akhir

periode akuntansi biasanya juga disusun laporan yang menunjukkan sebab-

sebab perubahan modal perusahaan. Perusahaan dengan bentuk

perseroan, perubahan modalnya ditunjukkan di dalam laporan laba ditahan

(retained earnings). Di dalam laporan ini ditunjukkan laba ditahan awal

periode, ditambah dengan laba seperti yang tercantum di dalam laporan

perhitungan laba rugi dan dikurangi dengan dividen yang diumumkan

selama periode yang bersangkutan.

Karena laporan laba rugi dapat disusun dengan cara all inclusive

atau current operating performance, maka susunan laporan laba tidak dibagi

juga akan berbeda, tergantung kepada laporan perhitungan laba rugi.

Apabila laporan perhitungan laba rugi disusun dengan cara all inclusive

maka di dalam laporan laba ditahan hanya menunjukkan:

saldo laba tidak dibagi awal periode

ditambah laba neto dan elemen-elemen luar biasa

ditambah atau dikurangi koreksi kesalahan

dikurangi dividen yang diumumkan.

Apabila laporan perhitungan laba rugi disusun dengan cara current

operating performance maka elemen-elemen luar biasa akan nampak dalam

laporan laba ditahan. Untuk lebih memberikan pemahaman berikut ini

diberikan contoh-contoh laporan laba ditahan untuk melengkapi laporan

perhitungan laba rugi dengan cara all inclusive maupun current operating

performance.

1.2.4 Neraca

Neraca adalah laporan yang menunjukkan keadaan keuangan

suatu unit usaha pada tanggal tertentu. Keadaan keuangan ini ditunjukkan

dengan jumlah harta yang dimiliki yang disebut aktiva dan jumlah

kewajiban perusahaan yang disebut pasiva, atau dengan kata lain, aktiva

adalah investasi di dalam perusahaan dan pasiva merupakan sumber-

sumber yang digunakan untuk investasi tersebut. Oleh karena itu, dapat

dilihat dalam neraca bahwa jumlah aktiva akan sama besar dengan jumlah

pasiva, di mana pasiva itu terdiri dari dua bagian kewajiban yaitu kewajiban

kepada pihak luar yang disebut utang dan kewajiban terhadap pemilik

Page 14: Akuntansi Keuangan 1 Revisi

Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I

8 Laporan Keuangan

perusahaan yang disebut modal. Bila disusun dalam bentuk persamaan

maka akan nampak bahwa:

Aktiva = Utang + Modal

Dalam pengertian aktiva selain dari barang-barang dan hak-hak yang

dimiliki, di dalamnya termasuk juga biaya-biaya yang belum dibebankan

dalam periode yang bersangkutan dan masih akan dibebankan pada

periode-periode yang akan datang. Oleh karena itu, di dalam judul aktiva

akan termasuk juga pos-pos kas, tagihan-tagihan, surat-surat berharga

yang merupakan sumber uang dan pengeluaran-pengeluaran yang akan

memberi manfaat di masa yang akan datang, sehingga pembebanannya juga

ditunda seperti aktiva tetap, hak paten dan persekot-persekot biaya.

Utang merupakan milik kreditur yang ditanamkan dalam

perusahaan dan jumlah-jumlah ini merupakan kewajiban perusahaan yang

harus dilunasi. Cara pelunasan utang ini bermacam-macam dapat dilakukan

dengan mengembalikan dengan uang atau dengan cara yang lain.

Modal menunjukkan jumlah milik para pemilik yang ditanamkan

dalam perusahaan. Jumlah ini timbul dari setoran para pemilik dan

perubahan-perubahan nilai aktiva yang terjadi karena hasil usaha

perusahaan. Modal ini bukan merupakan jumlah yang harus dilunasi, tetapi

dalam hal likuidasi, para pemilik baru menerima pelunasan sesudah para

kreditur dilunasi.

Elemen-elemen dalam neraca biasanya dikelompokkan dalam

suatu cara yang tujuannya adalah untuk memudahkan analisa. Biasanya

aktiva dan utang akan dikelompokkan dalam kelompok lancar atau jangka

pendek dan tidak lancar atau jangka panjang dalam bentuk aktiva tetap.

Pengelompokkan seperti ini akan memungkinkan dihitungnya modal kerja

perusahaan yaitu selisih antara aktiva lancar dengan utang lancar.

Selanjutnya adalah penggolongan aktiva dalam golongan aktiva,

utang dan modal. Seperti yang sudah dikemukakan sebelumnya aktiva dan

utang dikelompokkan dalam kelompok lancar dan tidak lancar.

Pengelompokkan seperti itu hanyalah merupakan suatu kelompok besar

yang akan dirinci lebih lanjut. Susunan aktiva dan pasiva di dalam neraca

adalah sebagai berikut:

Page 15: Akuntansi Keuangan 1 Revisi

Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I

Laporan Keuangan 9

Golongan Harta-harta/Aktiva

Aktiva lancar

Investasi jangka panjang

Aktiva tetap berwujud

Aktiva tidak berwujud

Aktiva/harta lainnya

Golongan Utang-utang dan Modal Sendiri

Utang-utang:

Utang-utang lancar

Pendapatan yang diterima di muka

Utang-utang jangka panjang

Utang-utang lain

Modal sendiri:

Modal saham yang disetor

Agio/disagio saham

Cadangan-cadangan

Laba tidak dibagi

Ekuitas adalah perbedaan antara aktiva dengan utang dan

merupakan kewajiban perusahaan kepada pemilik dan dalam suatu badan

usaha ekuitas adalah hak dari pemilik. Dalam perusahaan perseorangan

ekuitas ditunjukkan dalam satu rekening yang diberi nama ekuitas. Dalam

perusahaan yang berbentuk firma ekuitas ditunjukkan dalam rekening

ekuitas masing-masing anggota. Dalam perusahaan yang berbentuk

perseroan ekuitas ditunjukkan dengan rekening ekuitas yang terdiri dari

beberapa elemen. Elemen ekuitas dalam perusahaan yang berbentuk

persero adalah sebagai berikut:

a. Modal Disetor

Modal disetor adalah jumlah uang yang disetorkan oleh pemegang

saham dan biasanya dibagi dalam 2 kelompok yaitu:

Modal saham, yaitu jumlah nominal saham yang beredar. Di dalam neraca cara mencantumkan modal saham

beredar adalah sebagai berikut:

Modal statuter Rp. xx

(-) Saham dalam portepel Rp. xx

Modal saham beredar Rp. Xx

Page 16: Akuntansi Keuangan 1 Revisi

Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I

10 Laporan Keuangan

Agio/disagio saham, yaitu selisih antara setoran

pemegang saham dengan nilai nominal saham. Agio

adalah selisih di atas nominal, sedang disagio adalah

selisih di bawah nominal. Di dalam neraca agio akan

ditambahkan pada modal saham beredar sedangkan

disagio dikurangkan.

b. Laba ditahan

Merupakan kumpulan laba tahun-tahun sebelumnya yang tidak

dibagi sebagai dividen. Laba yang ditahan merupakan elemen

modal yang berasal dari dalam perusahaan. Apabila laba ditahan

saldonya debit akan disebut defisit. Saldo rekening laba ditahan

sewaktu-waktu dapat diminta sebagai dividen oleh pemegang

saham, untuk membatasi agar laba yang ditahan tidak diminta

sebagai dividen seluruhnya, maka bisa dibuat cadangan-cadangan

dari laba ditahan. Cadangan laba ditahan dapat digunakan untuk

ekspansi, cadangan pelunasan obligasi, cadangan penurunan harga

persediaan dan Iain sebagainya. Jumlah laba ditahan yang sudah

dicadangkan tidak dapat diminta sebagai dividen. Di dalam neraca

laba ditahan akan dicantumkan sebagai berikut:

Laba ditahan:

Untuk ekspansi Rp. xx

Untuk pelunasan obligasi Rp. xx

Sisa laba ditahan Rp. xx

Rp. xx

c. Modal Penilaian Kembali

Apabila diadakan penilaian kembali terhadap aktiva-aktiva perusahaan, maka selisih antara nilai buku lama dengan nilai buku

yang baru dicatat sebagai modal penilaian kembali. Di dalam

neraca, modal penilaian kembali dilaporkan dalam kelompok

modal dan dijumlahkan dengan elemen-elemen modal yang lain.

d. Modal Sumbangan

Modal sumbangan ini timbul apabila perusahaan memperoleh

aktiva yang berasal dari sumbangan. Aktiva yang diterima dicatat

dalam rekening aktiva dengan cara yang biasa dan diimbangi

dengan pencatatan dalam rekening modal sumbangan. Di dalam

Page 17: Akuntansi Keuangan 1 Revisi

Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I

Laporan Keuangan 11

neraca modal sumbangan dilaporkan dalam kelompok modal dan

dijumlahkan dengan elemen-elemen modal yang lain.

1.2.5 Laporan Arus Kas

Perusahaan wajib menyusun laporan arus kas dan menjadikan

laporan tersebut sebagai bagian yang tidak terpisahkan atau integral dari

laporan keuangan untuk setiap periode penyajian laporan keuangan. Arus

kas adalah arus masuk dan arus keluar kas dan setara kas. Kas meliputi

uang tunai (cash on hand) dan rekening giro setara kas (cash equivalent).

Kas adalah adalah investasi yang sifatnya sangat likuid, berjangka pendek,

dan yang dengan cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah tertentu tanpa

menghadapi risiko perubahan nilai yang signifikan.

Tujuan utama laporan arus kas adalah untuk menyajikan informasi

relevan tentang penerimaan dan pengeluaran kas suatu perusahaan selama

suatu periode. Untuk mencapai tujuan itu, aliran kas diklasifikasikan dalam

tiga kelompok yang berbeda yaitu penerimaan dan pengeluaran kas yang

berasal dari kegiatan investasi, pembelanjaan atau financing, dan kegiatan

usaha. Kegiatan investasi adalah perolehan dan pelepasan aktiva jangka

panjang serta investasi lain yang tidak termasuk setara kas. Kegiatan

pembelanjaan adalah kegiatan yang mengakibatkan perubahan dalam

jumlah serta komposisi modal dan pinjaman perusahaan. Kegiatan usaha

adalah kegiatan penghasil utama pendapatan perusahaan dan kegiatan lain

yang bukan merupakan kegiatan investasi dan pembelanjaan.

Contoh Laporan Keuangan Perusahaan Jas :

Page 18: Akuntansi Keuangan 1 Revisi

Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I

12 Laporan Keuangan

Perusahaan “X”

Laporan Laba Rugi

Untuk Bulan yang Berakhir …… 20……

Pendapatan XXX

Beban Operasi :

Beban Upah XXX

Beban Sewa XXX

Beban Perlengkapan XXX

Beban Utilitas XXX

Beban Rupa-rupa XXX

Total Beban Operasi XXX

Laba / Rugi Bersih XXX

Perusahaan “X”

Laporan Perubahan Ekuitas

Untuk Bulan yang Berakhir …… 20……

Modal awal XXX

Investasi awal XXX

Laba / Rugi Bersih XXX (+/-)

XXX

Dikurangi Penarikan XXX

Kenaikan/penurunan Ekuitas

pemilik

XXX (+/-)

Modal akhir XXX

Perusahaan “X”

Neraca

Untuk Bulan yang Berakhir …… 20……

Assets/aktiva Pasiva/kewajiban

Kas XXX Utang Usaha XXX

Perlengkapan XXX Ekuitas Pemilik :

Peralatan XXX Modal XXX

Total Aktiva XXX Total Kewajiban + Ekuitas XXX

Page 19: Akuntansi Keuangan 1 Revisi

Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I

Laporan Keuangan 13

Perusahaan “X”

Laporan Arus Kas

Untuk Bulan yang Berakhir ……. 20……..

Arus kas dari aktivitas operasi :

Kas yang diterima dari pelanggan XXX

Dikurangi pembayaran kas untuk beban dan

pembayaran kepada kreditor

XXX

Arus kas bersih dari aktivitas operasi XXX

Arus kas dari aktivitas investasi :

Pembayaran kas untuk pembelian/penjualan

aktiva tetap

XXX (+/-)

Arus kas dari aktivitas pendanaan :

Kas yang diterima sebagai investasi pemilik XXX

Dikurangi penarikan kas oleh pemilik XXX

Arus kas bersih dari aktivitas pendanaan XXX

Arus kas bersih dan saldo kas XXX

Contoh Laporan Keuangan Perusahaan Dagang :

Majesty Komputer

Laporan Laba-Rugi

Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember

Pendapatan dari Penjualan

Penjualan 720.185

Dikurangi :

Retur & potongan penjualan 6.140

Diskon Penjualan 5.790 11.930

Penjualan Bersih 708.255

Harga Pokok Penjualan 525.305

Laba Kotor 182.950

Beban operasi :

Beban penjualan :

Beban gaji penjualan 60.030

Beban iklan 10.860

Beban penyusutan-

Peralatan toko 3.100

Beban penjualan rupa2 630

Page 20: Akuntansi Keuangan 1 Revisi

Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I

14 Laporan Keuangan

Total beban penjualan 74.620

Beban Administrasi

Beban gaji kantor 21.020

Beban sewa 8.100

Beban penyusutan-

Peralatan kantor 2.490

Beban Asuransi 1.910

Beban perlengkapan kantor 610

Beban administrasi rupa2 760

Total beban administrasi 34.890

Total beban operasi 109.510

Laba dari operasi 73.440

Pendapatan lain-lain

Pendapatan bunga 3.800

Pendapatan sewa 600

Total pendapatan lain-lain 4.400

Beban lain-lain :

Beban bunga 2.440 1.960

Laba bersih 75.400

Majesty Komputer

Laporan Ekuitas Pemilik

Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember

Modal Pat King, 1 Januari 153.800

Laba bersih selama setahun 75.400

Dikurangi penarikan 18.000

Kenaikan ekuitas pemilik 57.400

Modal Mayesty, 31 Desember 211.200

Page 21: Akuntansi Keuangan 1 Revisi

Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I

Laporan Keuangan 15

Mayesty Komputer

Neraca

Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember

AKTIVA

Aktiva Lancar :

Kas 52.950

Wesel tagih 40.000

Piutang usaha 60.880

Piutang bunga 200

Persediaan barang dagang 62.150

Perlengkapan kantor 480

Asuransi dibayar dimuka 2.650

Total Aktiva Lancar 219.310

Properti, bangunan dan peralatan :

Tanah 10.000

Peralatan toko 27.100

Dikurangi akumulasi penyusutan 5.700 21.400

Peralatan Kantor 15.570

Dikurangi akumulasi penyusutan 4.720 10.850

Total Properti, bangunan dan peralatan 42.250

Total Aktiva 261.560

KEWAJIBAN

Kewajiban lancar :

Utang usaha 22.420

Wesel bayar (bagian lancar) 5.000

Utang gaji 1.140

Sewa diterima di muka 1.800

Total kewajiban lancar 30.360

Kewajiban jangka panjang :

Wesel bayar (jatuh tempo th. Depan) 20.000

Total Kewajiban 50.360

EKUITAS PEMILIK

Modal Pat King 211.200

Total Kewajiban dan ekuitas pemilik 261.560

Page 22: Akuntansi Keuangan 1 Revisi

Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I

16 Laporan Keuangan

Pertanyaan Kuis

1. Apakah elemen laporan keuangan tahunan suatu perusahaan?

2. Jelaskan maksud aktiva!

3. Aktiva dikelompokkan dalam beberapa golongan, sebutkan!

4. Apakah perbedaan investasi jangka pendek yang berbentuk saham

dengan investasi jangka panjang dalam bentuk yang sama?

5. Mengapa pendapatan diterima di muka dikelompokkan dalam utang

jangka pendek?

6. Dalam praktek neraca dapat disusun dalam dua bentuk, sebutkan!

7. Apakah beda pendapatan (revenue) dan laba (profit)?

8. Apakah perbedaan konsep all inclusive dan current operating

performance!

9. Apakah perbedaan laporan laba rugi multiple step dan single step?

10. Laporan arus kas dapat disusun dengan dua pendekatan yang berbeda,

Jelaskan masing-masing pendekatan itu!

Page 23: Akuntansi Keuangan 1 Revisi

Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I

Laporan Keuangan 17

Pertanyaan Aplikasi

PT. Mayesty

NERACA SALDO

Untuk Tahun Yang Berakhir 31 Desember 2008

Perkiraan Nomor Saldo

Kas 11 92,350,000

Piutang Usaha 12 113,250,000

Persediaan Barang Dagang 13 190,000,000

Assuransi Dibayar Dimuka 14 12,500,000

Perlengkapan 15 5,800,000

Peralatan 16 125,000,000

Ak. Penyusutan Peralatan 17 12,500,000

Gedung 18 250,000,000

Ak. Penyusutan Gedung 19 25,000,000

Utang Dagang 21 89,450,000

Sewa Diterima Dimuka 22 36,500,000

Modal 31 343,366,000

Penjualan 41 568,925,000

Retur Penjualan 42 26,351,000

Potongan Penjualan 43 5,260,000

Pembelian 51 187,369,000

Retur Pembelian 52 6,354,000

Potongan Pembelian 53 3,580,000

Beban Transport 54 32,650,000

Page 24: Akuntansi Keuangan 1 Revisi

Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I

18 Laporan Keuangan

Beban Gaji 55 25,681,000

Beban Iklan 56 10,580,000

Beban Sewa 57 5,987,000

Beban Administrasi 58 2,897,000

Diminta :

Buatlah laporan keuangan dari data diatas : Neraca, Laporan Laba Rugi dan

Laporan Perubahan Modal

Page 25: Akuntansi Keuangan 1 Revisi

Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I

Kas Kecil 19

KAS KECIL

Overview

Kas merupakan suatu alat pertukaran dan dapat digunakan sebagai ukuran

dalam akuntansi. Kas adalah bentuk aktiva yang tidak produktif oleh karena

itu harus dijaga agar jumlah kas tidak terlalu besar sehingga tidak ada idle cash.

Tujuan

1. Mahasiswa mampu menjelaskan dan memahami konsep kas dalam

akuntansi.

2. Mahasiswa mampu menjelaskan penyusunan laporan kas.

Page 26: Akuntansi Keuangan 1 Revisi

Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I

20 Kas Kecil

2.1 Pemahaman Kas

Kas merupakan suatu alat pertukaran dan dapat digunakan sebagai

ukuran dalam akuntansi, sedangkan dalam neraca kas merupakan aktiva yang

terlancar dalam arti paling sering berubah serta kas dipengaruhi oleh hampir

setiap transaksi dengan pihak eksternal. Selanjutnya kas adalah aktiva yang

tidak produktif oleh karena itu harus dijaga supaya jumlah kas yang ada tidak

terlalu besar sehingga tidak terjadi kas atau uang yang diam (idle cash). Pada

konsep ekonomi daya beli uang bisa berubah-rubah yaitu naik atau turun

tetapi kenaikan atau penurunan daya beli ini uang tetap tidak akan

mengakibatkan penilaian kembali terhadap kas.

Kas menurut pengertian akuntansi adalah alat pertukaran yang dapat

diterima untuk pelunasan utang dan dapat diterima sebagai suatu setoran ke

bank dengan jumlah sebesar nominalnya serta simpanan dalam bank yang

dapat diambil sewaktu-waktu. Kas terdiri dari uang kertas, uang logam, cek

yang belum disetorkan, simpanan dalam bentuk giro atau bilyet, traveller's

checks, cashier's checks, bank draft dan money order.

Untuk dapat digolongkan sebagai kas biasanya dibatasi dengan

pernyataan diterima sebagai setoran oleh bank dengan nilai nominal, sehingga

elemen-elemen yang tidak diterima sebagai setoran oleh bank dengan nilai

nominal tidak dikelompokkan dalam kas. Jika ada wesel tagih yang diserahkan

ke bank untuk ditagihkan, maka wesel tagih ini tetap dicatat sebagai piutang

wesel sampai dilunasi oleh yang membuat wesel. Cek mundur (post dated

checks) tetap dicatat sebagai piutang sampai tanggal di mana cek tadi dapat

diuangkan. Di Indonesia sering ditemui cek mundur yang diterima dipakai

untuk membayar pada pihak lain. Dalam keadaan seperti ini cek mundur

dicatat dalam rekening cek mundur yang termasuk dalam kelompok piutang.

Surat-surat berharga seperti saham-saham dan obligasi mungkin dapat

segera dijual dan menjadi uang tunai, tetapi sebelum dijual surat-surat berharga tersebut tidak termasuk kelompok kas. Sebelum dijual, surat

berharga tetap dilaporkan sebagai investasi jangka pendek. Pada simpanan

dalam bank di luar negeri menimbulkan perbedaan karena menggunakan mata

uang yang berbeda. Oleh karena itu simpanan di bank luar negeri harus

dikurskan dalam rupiah terlebih dahului dalam pelaporannya dan seringkali

simpanan-simpanan di bank luar negeri tidak dapat diambil sewaktu-waktu

oleh karenanya akan dilaporkan terpisah dalam neraca.

Uang kas yang dibatasi penggunaannya, biasanya dalam bentuk dana,

tidak dimasukkan dalam kas tetapi dilaporkan terpisah sebagai dana. Jika

Page 27: Akuntansi Keuangan 1 Revisi

Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I

Kas Kecil 21

penggunaannya masih dalam waktu satu tahun, maka termasuk dalam

kelompok aktiva lancar, tetapi jika tidak dapat digunakan untuk pengeluaran-

pengeluaran dalam waktu satu tahun, maka dilaporkan dalam kelompok aktiva

tidak lancar. Kas kecil dan kas yang ada di cabang-cabang perusahan atau unit

usaha termasuk dalam kas karena memenuhi batasan-batasan kas. Cek-cek

yang sudah ditulis tetapi belum diserahkan kepada orang yang dibayar tidak

dikeluarkan dari kas. Apabila pada waktu menulis cek sudah dikreditkan ke

rekening kas maka pada akhir periode jika ceknya belum diserahkan dibuat

jurnal untuk mendebit kembali rekening kas.

Karena sifatnya yang sangat mudah untuk dipindahtangankan dan tidak

dapat dibuktikan pemiliknya maka kas mudah digelapkan. Oleh karena itu

perlu diadakan pengawasan yang ketat terhadap kas. Pada umumnya suatu

sistem pengawasan intern terhadap kas akan memisahkan fungsi-fungsi

penyimpanan, pelaksanaan dan pencatatan karena tanpa adanya pemisahan

fungsi seperti di atas, akan mudah menggelapkan uang kas. Karena bentuk dan

jenis perusahaan ada bermacam-macam, maka sistem pengawasan intern

suatu perusahaan akan berbeda dengan perusahaan yang lain. Tetapi ada

dasar-dasar tertentu yang bisa digunakan sebagai pedoman untuk mengadakan

pengawasan terhadap kas. Dasar-dasar pengawasan tersebut antara lain

adalah:

1. Penerimaan uang dalam suatu perusahaan bisa berasal dari beberapa

sumber yaitu dari penjualan tunai, pelunasan piutang atau dari pinjaman

maka prosedur pengawasan yang digunakan adalah:

Menunjukkan dengan jelas fungsi-fungsi dalam penerimaan kas dan

setiap penerimaan kas harus segera dicatat dan disetor ke bank.

Dilakukan pemisahan fungsi antara pengurusan kas dengan fungsi

pencatatan kas.

Dilakukan pengawasan yang ketat terhadap fungsi penerimaan dan pencatatan kas. Selain itu setiap hari harus dibuat laporan kas.

2. Pengeluaran uang dalam suatu perusahaan itu adalah untuk membayar

bermacam-macam transaksi. Apabila pengawasan tidak dijalankan dengan

ketat seringkali jumlah pengeluaran diperbesar dan selisihya digelapkan

untuk itu prosedur pengawasan yang digunakan adalah:

Semua pengeluaran uang menggunakan cek, kecuali untuk

pengeluaran-pengeluaran kecil dibayar dari kas kecil.

Page 28: Akuntansi Keuangan 1 Revisi

Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I

22 Kas Kecil

Dibentuk kas kecil yang diawasi dengan ketat.

Penulisan cek hanya dilakukan apabila didukung bukti-bukti yang

lengkap atau menggunakan sistem voucher.

Dilakukan pemisahan antara orang-orang yang mengumpulkan bukti-

bukti pengeluaran, yang menulis cek yang menandatangani cek dan yang mencatat pengeluaran kas.

Dilakukan pemeriksaan intern dengan jangka waktu yang tidak tentu.

Diharuskan membuat laporan kas harian.

Proses pengawasan intern terhadap kas akan menimbulkan beberapa

permasalahan seperti perlunya dibentuk kas kecil dan karena terdapat

rekening giro bank maka perlu dilakukan rekonsiliasi antara saldo kas dengan

saldo menurut laporan bank.

2.2 Kas Kecil

Dana kas kecil adalah uang kas yang disediakan untuk membayar

pengeluaran-pengeluaran yang jumlahnya relatif kecil dan tidak ekonomis bila

dibayar dengan cek. Dana ini diserahkan kepada kasir kas kecil yang

bertanggung jawab terhadap pembayaran-pembayaran dari dana ini dan

terhadap jumlah dana kas kecil. Jika jumlah kas kecil tinggal sedikit maka kasir

kas kecil akan meminta agar dananya ditambah. Penambahan kas kecil kadang-

kadang dilakukan setiap periode tertentu misalnya mingguan.

Dalam pelaksanaannya kas kecil mengenal dua metode yaitu:

1. Metode Imprest

Di dalam metode ini jumlah dalam rekening kas kecil selalu tetap,

yaitu sebesar cek yang diserahkan kepada kasir kas kecil untuk

membentuk dana kas kecil. Oleh kasir kas kecil, cek tadi diuangkan

ke bank dan uangnya digunakan untuk membayar pengeluaran-

pengeluaran kecil. Setiap kali melakukan pembayaran kasir kas kecil

harus membuat bukti pengeluaran. Apabila jumlah kas kecil tinggal

sedikit dan juga pada akhir periode, kasir kas kecil akan minta

pengisian kembali kas kecilnya sebesar jumlah yang sudah dibayar dari kas kecil. Dengan cara ini jumlah uang dalam kas kecil kembali

lagi seperti semula. Pengisian kembali pada akhir periode perlu

dilakukan agar biaya-biaya yang sudah dibayar dari kas kecil bisa

Page 29: Akuntansi Keuangan 1 Revisi

Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I

Kas Kecil 23

dicatat karena dalam sistem imprest pengeluaran-pengeluaran kas

kecil baru dicatat pada saat pengisian kembali.

Pada waktu meminta pengisian kembali, kasir kas kecil akan

menyerahkan bukti-bukti pengeluaran dan menerima cek sebesar

pengeluaran yang sudah dibayar. Pengisian kembali ini dicatat dengan

mendebit rekening yang sesuai untuk masing-masing pengeluaran

yang dasarnya, adalah bukti-bukti pengeluaran dan kreditnya kas.

Dengan cara ini saldo rekening kas kecil tidak akan berubah Yang

membuat jurnal adalah bagian akuntansi.

Kasir kas kecil bertanggung jawab atas uang yang diserahkan

kepadanya. Apabila sebagian dari kas kecil sudah digunakan untuk

membayar pengeluaran-pengeluaran maka bukti pengeluaran harus

disimpan bersama dengan sisa uang yang ada dalam peti kas (cash

box). Untuk menjaga agar dana kas kecil bisa memenuhi tujuannya,

maka kas kecil tidak diperbolehkan untuk digunakan sebagai tempat

penukaran cek-cek dari pegawai. Apabila diperbolehkan maka kas

kecil akan berubah fungsinya sebagai tempat meminjam uang. Untuk

mengetahui sisa uang yang ada dalam kas kecil, kasir kas kecil bisa

membuat catatan kas kecil. Tetapi perlu diketahui bahwa catatan

kasir kas kecil tadi bukannya buku jurnal tetapi merupakan catatan

intern untuk kasir kas kecil.

Prosedur akuntansi untuk dana kas kecil dengan sistem imprest

dijelaskan adalah dalam ilustrasi sebagai berikut:

PT Venni Jaya pada tanggal 1 Desember 2008 membentuk dana kas

kecil sebesar Rp100.000,00. Pengeluaran kas kecil sampai tanggal 19

Desember 2008 sebesar Rp90.000,- dengan rincian sebagai berikut:

Biaya angkut

Listrik

Telepon

Bahan pembantu kantor

Rp15.000,-

17.000,-

28.000,-

30.000.-

Pada tanggal 19 Desember 2007dilakukan pengisian kembali sebesar

Rp90.000,-. Mulai tanggal 20 Desember sampai dengan 31 Desember

2008 pengeluaran kas kecil sebesar Rp80.000,- dengan rincian

sebagai berikut:

Page 30: Akuntansi Keuangan 1 Revisi

Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I

24 Kas Kecil

Biaya kirim penjualan

Langganan surat kabar

Biaya rapat dan pertemuan

Biaya cetak formulir

Rp25.000,-

4.750,-

30.850,-

19.000.-

Transaksi-transaksi tersebut akan dicatat dalam buku jurnal sebagai

berikut:

2008

01 Desember

19 Desember

Dana kas kecil

Kas

Biaya angkut

Biaya listrik

Biaya telepon

Biaya supplies kantor

Kas

Rp100.000,-

Rp15.000,-

17.000,-

28.000,-

30.000,-

Rp100.000,-

Rp90.000,-

31 Desember apabila dilakukan pengisian kembali kas kecil, maka jurnalnya

sebagai berikut:

Biaya kirim penjualan

Surat kabar, majalah dan

lain-lain

Biaya rapat dan pertemuan

Biaya cetak

Kas kecil

Rp25.400,-

4.750,-

30.850,-

19,000,-

Rp80.000,-

Apabila pada tanggal 31 Desember 2008 tidak dilakukan pengisian

kembali maka kas kecil jumlahnya tinggal Rp20.000,- dan yang

Rp80.000,- sudah dikeluarkan untuk membayar biaya-biaya. Karena

tidak dilakukan pengisian kembali maka biaya-biaya sejumlah Rp

80.000,- tersebut belum dicatat. Oleh karena itu pada tanggal 31

Desember 2008 dibuat jurnal penyesuaian sebagai berikut:

Page 31: Akuntansi Keuangan 1 Revisi

Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I

Kas Kecil 25

Biaya kirim penjualan

Surat kabar, majalah dan lain-lain

Biaya rapat dan pertemuan

Biaya cetak

Kas kecil

Rp25.400,-

4.750,-

30.850,-

19.000,-

Rp80.000,-

Pada hari kerja pertama tahun berikutnya yaitu tanggal 2 Januari

dibuat jurnal penyesuaian kembali. Jurnal penyesuaian kembali ini

dibuat agar saldo rekening kas kecil kembali seperti semula dan

pengisian kembali kas kecil berikutnya bisa dicatat dengan cara yang

sama seperti jurnal pengisian kembali sebelumnya. Jurnal penyesuaian

kembali yang dibuat tanggal 2 Januari 2009 sebagai berikut:

Kas kecil

Biaya kirim penjualan

Surat kabar, majalah, dll

Biaya rapat dan pertemuan

Biaya cetak

Rp80.000,-

Rp25.400,-

4.750,-

30.850,-

19.000,-

Jurnal penyesuaian yang dibuat pada tanggal 31 Desember 2008

mengakibatkan saldo rekening kas kecil berubah, tetapi perubahan ini

dikembalikan lagi pada tanggal 2 Januari 2009 dengan pembuatan

jurnal penyesuaian kembali. Perubahan saldo rekening kas kecil dapat

juga terjadi jika ada penambahan atau pengurangan jumlah kas kecil.

Contoh pada ilustrasi sebelumnya kas kecil Rp100.000,- dirasakan

terlalu besar dan diputuskan untuk menurunkan jumlahnya menjadi

Rp75.000,- Penurunan jumlah kas kecil ini dijurnal sebagai berikut:

Kas

Kas kecil

Rp25.000,-

Rp25.000,-

Atau sebaliknya jika jumlah kas kecil Rp100.000,- dirasakan terlalu

kecil dan diputuskan untuk menambahnya menjadi Rp150.000,00

maka jurnalnya sebagai berikut:

Kas kecil

Kas

Rp50.000,-

Rp50.000,-

Page 32: Akuntansi Keuangan 1 Revisi

Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I

26 Kas Kecil

Sesudah jurnal untuk menambah atau mengurangi kas kecil di atas

dibukukan ke dalam rekening kas kecil maka rekening kas kecil akan

menunjukkan saldonya yang baru.

2. Metode Fluktuasi

Dalam metode fluktuasi pembentukan dana kas kecil dilakukan

dengan cara yang sama seperti dalam metode imprest. Perbedaannya

dengan metode imprest adalah dalam metode fluktuasi saldo

rekening kas kecil tidak tetap, tetapi berfluktuasi sesuai dengan

jumlah pengisian kembali dan pengeluaran-pengeluaran dari kas kecil.

Kalau dalam metode imprest pencatatan terhadap pengeluaran-

pengeluaran kas kecil baru dilakukan pada saat pengisian kembali,

dalam metode fluktuasi setiap terjadi pengeluaran uang dari kas kecil

langsung dicatat. Jadi buku pengeluaran kas kecil mempunyai fungsi

sebagai buku jurnal dan menjadi dasar untuk pembukuan ke

rekening-rekening buku besar. Karena pencatatan dilakukan setiap

kali terjadi pengeluaran, maka rekening kas kecil akan dikredit

sebesar jumlah yang dikeluarkan. Pada saat pengisian kembali reke-

ning kas kecil didebit sebesar uang yang diterima. Untuk

memudahkan pemahaman dilustasikan sebagai berikut: PT Unggul

Selalu membentuk dana kas kecil sebesar Rp100.000, pada tanggal 1

Desember 2008.

Transaksi-transaksi pengeluaran kas kecil sebagai berikut:

2008

2 Desember: Membayar langganan harian Kedaulatan

Rakyat

Rp 7.200,-

3 Desember: Membayar biaya angkut pembelian bahan 45.000,-

4 Desember: Membeli buku-buku, tinta dll untuk

administrasi sebesar

17.800,-

7 Desember: Membayar rekening listrik sebesar 14.000,-

10 Desember: Dana kas kecil diisi kembali sebesar 75.000,-

Dengan menggunakan metode fluktuasi transaksi-transaksi di atas

dicatat dengan jurnal-jurnal sebagai berikut:

1 Des: Kas kecil

Kas

Rp100.000,-

Rp100.000,-

Page 33: Akuntansi Keuangan 1 Revisi

Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I

Kas Kecil 27

2 Des: Surat kabar, majalah dll

Kas kecil

Rp 7.200,-

Rp 7.200,-

3 Des: Biaya angkut pembelian

Kas kecil

Rp 45.000,-

Rp 45.000,-

7 Des: Biaya supplies

Kas kecil

Rp 17.800,-

Rp 17.800,-

9 Des: Biaya listrik

Kas kecil

Rp 14.000,-

Rp 14.000,-

10 Des: Kas kecil

Kas

Rp 75.000,-

Rp 75.000,-

Adapun rekening kas kecil akan tampak sebagai berikut:

KAS KECIL

2008

Desember 1

10

Rp100.000,-

75.000,-

2008

Desember 2

3

7

9

Rp7.200,-

45.000,-

17.800,-

14.000,-

Dari rekening kas kecil tampak bahwa saldonya berfluktuasi sesuai

dengan penerimaan dan pengeluaran kas kecil. Pada tanggal 31 Desember

tidak diperlukan pembuatan jurnal penyesuaian karena setiap terjadi

pengeluaran kas kecil sudah tercatat.

Page 34: Akuntansi Keuangan 1 Revisi

Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I

28 Kas Kecil

Pertanyaan Aplikasi

1. Pada 3 November 3 tahun berjalan. PT BUNGA memutuskan untuk

menggunakan dana kas kecil untuk pengeluaran yang relative kecil dan

perusahaan menunjuk Paulina sebagai kasir kas kecil, sedangkan selama

bulan November tahun berjalan telah terjadi transaksi seperti dibawah

ini:

3 Diterima selembar check No. 852 sebesar 7.500.000 untuk disimpan di

kas kecil

3Dibeli penjepit kertas untuk keperluan kantor Rp. 125..000

4Dibayar biaya membersihkan jendela kaca Rp. 250.000 pembayaran sebagai

biaya administrasi umum

4Dibeli perangko dan materai Rp. 50.000

4 Dibayar biaya kirim untuk pembelian perlengkapan kantor Rp. 150.000

(administrasi & umum)

5Dibayar biaya reparasi kursi kantor Rp. 250.000

5Dibeli perangko dan materai Rp. 7.000

6Dibayar biaya kirim untuk barang dagangan kepada pembeli Rp. 350.000

6Dibeli kertas karbon untuk keperluan kantor Rp. .25.000

9Dibeli perlengkapan toko Rp. 75.000

10Dibayar biaya angkut pembelian barang dagangan Rp. 50.000. Perusahaan

menggunakan metode periodic untuk akuntansi persediaannya

12Dibeli kue dan minuman untuk menjamu tamu pimpinan Rp. 10.000

18Dibayar pembelian perlengkapan kantor Rp. 15.000

19Dibayar biaya perbaikan mobil pimpinan Rp. 500.000

19Dana kecil diisi lagi sebesar pengeluaran yang ada 21Dibayar biaya perbaikan telepon Rp. 300.000 (Administrasi & umum)

23Dibayar biaya tagihan kepada salah seorang langganan Rp. 250.000

25Dibayar biaya kirim untuk barang dagangan kepada pembeli Rp. 350.000

28Dibayar pembelian perlengkapan kantor Rp. 60.000

29Dibayar biaya membersihkan ruangan kantor Rp. 65.000 ( Biaya

administrasi umum)

30Dibayar biaya perbaikan mobil kantor Rp. 225.000

30Dibayar biaya rekening PAM untuk kantor Rp. 177.500

30Dana kecil diisi lagi sebesar pengeluaran yang ada

Diminta : Catatlah transaksi tersebut dengan menggunakan

Page 35: Akuntansi Keuangan 1 Revisi

Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I

Kas Kecil 29

a) Imprest System

b) Fluctuating system

Page 36: Akuntansi Keuangan 1 Revisi

Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I

30 Rekonsiliasi Laporan Bank

REKONSILIASI LAPORAN BANK

Overview

Rekonsiliasi bertujuan untuk memeriksa ketelitian pencatatan dalam rekening

kas dan catatan bank dan berguna untuk mengetahui penerimaan atau

pengeluaran-pengeluaran yang sudah terjadi di bank tetapi belum dicatat oleh

perusahaan. Catatan kas akan menjadi pembanding dengan pencatatan bank

pada proses rekonsiliasi bank.

Tujuan

1. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan pengertian, tujuan dan

prosedur rekonsiliasi bank.

2. Mahasiswa mampu menjelaskan proses penyusunan rekonsiliasi bank.

Page 37: Akuntansi Keuangan 1 Revisi

Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I

Rekonsiliasi Laporan Bank 31

Dalam perusaahan apabila setiap penerimaan uang disetor ke bank dan

setiap pengeluaran uang kecuali yang jumlahnya relatif kecil menggunakan cek

maka rekening kas akan dapat dibandingkan dengan laporan bank. Biasanya

laporan bank diterima bulanan dan akan direkonsiliasikan dengan catatan kas.

Rekonsiliasi laporan bank ini berguna untuk memeriksa ketelitian pencatatan

dalam rekening kas dan catatan bank. Selain itu rekonsiliasi juga berguna

untuk mengetahui penerimaan atau pengeluaran-pengeluaran yang sudah

terjadi di bank tetapi belum dicatat oleh perusahaan.

Rekonsiliasi laporan bank sebaiknya dibuat oleh staf yang tidak

mempunyai kepentingan terhadap kas, maksudnya agar penyusunan

rekonsiliasi bank ini dapat digunakan untuk mengecek catatan-catatan kas dan

bank. Dalam membuat rekonsiliasi laporan bank perlu diketahui bahwa yang

direkonsiliasikan itu adalah catatan perusahaan dan bank, sehingga harus

dibuat perbandingan antara keduanya agar dapat diketahui perbedaan-

perbedaan yang ada. Pembandingan ini dilakukan dengan cara debit rekening

kas dibandingkan dengan kredit catatan bank yang bisa dilihat dari laporan

bank kolom penerimaan, dan kredit rekening kas dibandingkan dengan debit

catatan bank yang bisa dilihat dari laporan bank kolom pengeluaran. Pada

umumnya mengapa rekonsiliasi bank harus dilakukan karena biasanya terdapat

perbedaan antara saldo menurut catatan kas dengan saldo menurut laporan

bank. Hal-hal yang menimbulkan perbedaan pencatatan adalah sebagai berikut:

1. Bagian-bagian yang oleh perusahaan sudah dicatat sebagai penerimaan

uang tetapi belum dicatat oleh bank, seperti:

a) Setoran yang dikirimkan ke bank pada akhir bulan tetapi belum

diterima oleh bank sampai bulan berikutnya (setoran dalam

perjalanan).

b) Setoran yang diterima oleh bank pada akhir bulan, tetapi dilaporkan

sebagai setoran bulan berikutnya, karena laporan bank sudah

terlanjur dibuat (setoran dalam perjalanan).

c) Uang tunai yang tidak disetorkan ke bank.

2. Bagian-bagian yang sudah dicatat sebagai penerimaan oleh bank tetapi

belum dicatat oleh perusahaan, seperti:

a) Bunga yang diperhitungkan oleh bank terhadap simpanan, tetapi

belum dicatat dalam buku perusahaan (jasa giro).

Page 38: Akuntansi Keuangan 1 Revisi

Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I

32 Rekonsiliasi Laporan Bank

b) Penagihan wesel oleh bank, sudah dicatat oleh bank sebagai

penerimaan tetapi perusahaan belum mencatatnya.

3. Bagian-bagian yang sudah dicatat oleh perusahaan sebagai pengeluaran

tetapi bank belum mencatatnya seperti:

a) Cek-cek yang beredar (outstanding checks) yaitu cek yang sudah

dikeluarkan oleh perusahaan dan sudah dicatat sebagai pengeluaran

kas tetapi oleh yang menerima belum diuangkan ke bank sehingga

bank belum mencatatnya sebagai pengeluaran.

b) Cek yang sudah ditulis dan sudah dicatat dalam jurnal pengeluaran

uang tetapi ceknya belum diserahkan kepada yang dibayar maka cek

tersebut belum merupakan pengeluaran oleh karena itu jurnal

pengeluaran kas harus dikoreksi pada akhir periode.

4. Bagian-bagian yang sudah dicatat oleh bank sebagai pengeluaran tetapi

belum dicatat oleh perusahaan seperti:

a) Cek dari langganan yang ditolak oleh bank karena kosong tetapi

belum dicatat oleh perusahaan.

b) Bunga yang diperhitungkan atas saldo kredit kas (overdraft) tetapi

belum dicatat oleh perusahaan.

c) Biaya jasa bank yang belum dicatat oleh perusahaan.

Disamping beberapa hal tersebut diatas perbedaan antara saldo kas dengan

saldo menurut laporan bank bisa juga terjadi akibat kesalahan-kesalahan.

Kesalahan-kesalahan ini bisa timbul dalam catatan perusahaan maupun dalam

catatan bank.

Untuk dapat membuat rekonsiliasi laporan bank kesalahan-kesalahan

yang ada harus dikoreksi. Rekonsiliasi bank dapat dibuat dalam dua cara

sebagai berikut:

1. Rekonsiliasi saldo akhir yang bisa dibuat dalam bentuk:

a) Laporan rekonsiliasi saldo bank dan saldo kas untuk menunjukkan

saldo yang benar.

b) Laporan rekonsiliasi saldo bank kepada saldo kas.

Contoh penyusunan laporan rekonsiliasi saldo akhir adalah sebagai

berikut:

PT MULIA telah menerima rekening Koran dari BANK PELITA per 31

Agustus 2008 yang menunjukkan saldo sebesar Rp 1.340.000,- . Pada tanggal

Page 39: Akuntansi Keuangan 1 Revisi

Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I

Rekonsiliasi Laporan Bank 33

31 Agustus 2008, perkiraan Kas di buku besar PT MULIA menunjukkan saldo

sebesar Rp 691.600. Data yang berhubungan dengan rekonsiliasi bank adalah

sbb:

a. Check- check yang masih beredar berjumlah Rp 2.350.000,-

b. Telah dikredit oleh Bank, jasa giro bulan Agustus 2002 sebesar Rp

8.500,-

c. Check No. 9003 sebesar Rp 157.000 dicatat dalam buku pengeluaran

sebesar Rp 175.000. Sedangkan check No. 9022 sebesar Rp 240.000

dibukukan sebesar Rp 24.000. Semuanya untuk pembelian barang

dagangan.

d. Setoran check sebesar Rp 1.200.000 pada tanggal 31 Agustus 2002 belum

tercatat dalam rekening Koran bank.

e. Biaya Administrasi bank bulan Juli 2002 sebesar Rp 10.000

f. Bank telah mengkredit rekening PT MULIA atas kiriman uang sebesar Rp

257.900 yang diterima dari langganan untuk melunasi hutangnya.

g. Setoran check yang diterima dari Firma Makmur sebesar Rp 560.000

tanggal 28 Agustus 2002 telah ditolak karena saldo tidak mencukupi.

Diminta:

1. Buatlah Bank rekonsiliasi per 31 Agustus 2008

2. Buatlah jurnal penyesuaian yang diperlukan

Page 40: Akuntansi Keuangan 1 Revisi

Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I

34 Rekonsiliasi Laporan Bank

PT MULIA

Rekonsiliasi bank

Per 31 Agustus 2008

Saldo Catatan

Perusahaan 691.600

Saldo Laporan

bank 1.340.000

Direct

collection by

bank 257.900

Deposits in

transit 1.200.000 Interest

Income 8.500 Error 0

Error 18.000

284.400 1.200.000

976.000 2.540.000

Non

Sufficient

fund 560.000

Out standing

Checks 2.350.000

Bank Service

Charges 10.000 Error 0

Error 216.000

786.000 2.350.000

Correct

book balance 190.000

Correct book

balance 190.000

Jurnal Koreksi Date description Debit Kredit

31-8-2002 Cash 8.500

Intererest Income 8.500

Cash 18.000

Purchases 18.000

Purchases 216.000

Cash 216.000

Miscellaneous Administration 10.000

Cash 10.000

Cash 257.900

Account Receivable 257.900

Account Receivable 560.000

Cash 560.000

Page 41: Akuntansi Keuangan 1 Revisi

Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I

Rekonsiliasi Laporan Bank 35

PT MULIA

Rekonsiliasi Bank

Per 31 Agustus 2002

Saldo Laporan Bank 1.340.000

Ditambah:

Deposits in transit 1.200.000

Error 0

1.200.000

Dikurangi:

Out standing Checks 2.350.000

Error 0

Jumlah - 2.350.000

Dikurangi:

Direct collection by bank 257.900

Interest Income 8.500

Error pengeluaran Over 18.000

Jumlah - 284.400

Ditambah:

Non Sufficient fund 560.000

Bank Service Charges 10.000

Error pengeluaran Under 216.000

Jumlah 786.000

Saldo kas perusahaan 691.000

2. Rekonsiliasi saldo awal, penerimaan, pengeluaran dan saldo akhir yang

bisa dibuat dalam bentuk:

a) Laporan rekonsiliasi saldo bank kepada saldo kas 4 kolom.

b) Laporan rekonsiliasi saldo bank dan saldo kas untuk menunjukkan

saldo yang benar 8 kolom.

Rekonsiliasi seperti ini biasanya dilakukan oleh akuntan pemeriksa

auditor sebagai alat pengujian yang menyeluruh terhadap transaksi-transaksi

kas. Dalam bentuk ini selain saldo awal dan saldo akhir akan dapat diketahui

perbedaan jumlah penerimaan dan pengeluaran antara bank dengan catatan

kas. Susunan kolom-kolomnya adalah saldo awal, penerimaan, pengeluaran

dan saldo akhir. Dalam mengerjakan rekonsiliasi bentuk ini diperlukan

Page 42: Akuntansi Keuangan 1 Revisi

Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I

36 Rekonsiliasi Laporan Bank

pengetahuan mengenai prosedur pencatatan penerimaan dan pengeluaran kas

dan bank, karena prosedur yang digunakan akan mempengaruhi jumlah-jumlah

yang akan direkonsiliasikan. Seperti dalam prosedur penerimaan kas

dinyatakan bahwa cek-cek yang ditolak oleh bank dapat diperlakukan sebagai

pengurang dalam jurnal penerimaan kas atau sebagai pengeluaran kas. Apabila

diperlakukan sebagai pengurang jurnal penerimaan kas maka jumlah

penerimaan menurut jurnal ini akan lebih kecil jika dibandingkan dengan jurnal

penerimaan kas di mana cek kosong diperlakukan sebagai pengeluaran.

Perbedaan prosedur seperti ini akan mempengaruhi rekonsiliasinya

Rekonsiliasi saldo awal, penerimaan, pengeluaran dan saldo akhir bisa

dibuat dalam dua bentuk yaitu 4 kolom dan 8 kolom. Jika dibandingkan

dengan rekonsiliasi saldo akhir maka rekonsiliasi 4 kolom adalah perluasan

dari rekonsiliasi saldo bank kepada saldo kas, sedang rekonsiliasi 8 kolom

merupakan perluasan dari rekonsiliasi saldo bank dan saldo kas untuk

menunjukkan saldo yang benar. Oleh karena itu prosedur dalam membuat

rekonsiliasi saldo akhir juga berlaku dalam rekonsiliasi saldo awal,

penerimaan, pengeluaran dan saldo akhir, hanya yang terakhir ini lebih

komplek.

Karena yang direkonsiliasikan dalam bentuk-bentuk berkolom ini

adalah saldo akhir suatu periode yang menjadi saldo awal periode berikutnya,

misalnya Desember dan Januari, penerimaan dan pengeluaran Januari serta

saldo akhir Januari maka setiap elemen dalam rekonsiliasi ini akan

mempengaruhi dua kolom, seperti setoran dalam perjalanan bulan Desember

akan menambah saldo 31 Desember dan mengurangi penerimaan bulan

Januari. Hal ini bisa terjadi karena bank mencatat setoran tadi dalam bulan

Januari yang seharusnya merupakan setoran bulan Desember. Contoh

prosesnya adalah sebagai berikut:

Dari catatan kas:

Saldo 31 Desember 2008 Rp 376.800,-

Penerimaan dlm bulan Januari 2009 1.480.700,-

Rp1.857.500,-

Pengeluaran dlm bulan Januari 2009 1.243.500,-

Saldo 31 Januari 2009 614.000,-

Page 43: Akuntansi Keuangan 1 Revisi

Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I

Rekonsiliasi Laporan Bank 37

Dari laporan bank:

Saldo, 31 Desember 2008 Rp 381.100,-

Penerimaan selama bulan Januari 2009 1.408.700,-

Rp1.789.800,-

Pengeluaran selama bulan Januari 2009 1.243.100,-

Saldo 31 Januari 2009 Rp 546.700,-

Dari perbandingan laporan bank dan catatan kas

31 Des 2008 31 Jan 2009

Setoran dalam perjalanan Rp160.000,- Rp180.000,-

Cek yang bereda 172.400,- 161.200,-

Jasa giro 6.000,- 8.000,-

Biaya bank 1.200,- 1.600,-

Uang kas yang tidak disetor 40.000,-

Cek kosong (disetor kembali bulan

Berikutnya) 12.000,- 14.000,-

Koreksi penerimaan piutang Rp101.200,-

Dicatat sebesar Rp102.100,- 900,-

Laporan rekonsiliasi yang disusun dari data di atas adalah sebagai berikut:

Rekonsiliasi Saldo Awal, Penerimaan, Pengeluaran dan Saldo Akhir (4 Kolom)

Rekonsiliasi Saldo Awal, Penerimaan dan Saldo Bank 31 Januari 2009

Keterangan Saldo

31 Des 2008

Penerimaan Jan 2009

Pengeluaran Jan 2009

Saldo 31 Jan 2009

Per laporan bank Rp381.100, Rp1.408.700, Rp1.243.100, Rp546.700,

Setoran dalam perjalanan

31 Des 2008 160.000, (160.000,) 31 Jan 2009 180.000, 180.000, Cek yang beredar 31 Des 2008 (172.400,) (172.400,) 31 Jan 2009 161.200, (161.200,) Jasa giro 31 Des 2008 (6.000,) 6.000,

Page 44: Akuntansi Keuangan 1 Revisi

Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I

38 Rekonsiliasi Laporan Bank

31 Jan 2009 (8.000.) (8.000,) Biaya bank 31 Des 2008 1.200, 1.200, 31 Jan 2009 (1.600,) 1.600, Kas yang tidak

disetor:

31 Jan 2009 40.000, 40.000, Cek kosong 31 Des 2008 12.000, 12.000, 31 Jan 2009 14.000, 14.000, Koreksi penerimaan 31 Des 2008 900, 900,

Saldo kas Rp376.800, Rp1.480.700, Rp1.243.500, 614.000,

Keterangan:

Setoran dalam perjalanan

31-12-08 Sudah dicatat sebagai penerimaan kas bulan Desember sehingga

termasuk dalam saldo kas tanggal 31 Desember 2008. Karena

masih belum diterima oleh bank sampai dengan tanggal 31

Desember 2008, maka tidak termasuk dalam saldo bank tanggal

31 Desember 2008. Jumlah Rpl60.000,- ini dicatat sebagai

penerimaan bank bulan Januari 2009 sehingga termasuk dalam

jumlah penerimaan Rp1.480.700,-. Di sini saldo bank tanggal 31

Desember 2008 ditambah dan penerimaan bank bulan Januari

dikurangi sebesar Rp160.000,- agar sesuai dengan catatan kas.

31-1-09 Sudah dicatat sebagai penerimaan kas bulan Januari 2009

sehingga termasuk dalam saldo kas tanggal 31 Januari 2009.

Karena sampai tanggal 31 Januari 2009 masih belum diterima

oleh bank maka tidak termasuk dalam jumlah penerimaan

Rp1.480.700,- dan saldo bank tanggal 31 Januari 2009. Jumlah

Rp180.000,- ini dicatat sebagai penerimaan oleh bank pada bulan

Februari. Oleh karena itu dalam rekonsiliasi ini penerimaan bank

bulan Januari dan saldo bank tanggal 31 Januari 2009 ditambah

sebesar Rp180.000,- agar sesuai dengan catatan kas.

Page 45: Akuntansi Keuangan 1 Revisi

Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I

Rekonsiliasi Laporan Bank 39

Cek yang beredar

31-12-08 Sudah dicatat sebagai pengeluaran kas bulan Desember, sehingga

tidak termasuk dalam saldo kas tanggal 31 Desember 2008.

Cek-cek ini akan diuangkan ke bank pada bulan Januari sehingga

termasuk dalam jumlah pengeluaran bank bulan Januari sebesar

Rp1.243.000,-. Oleh karena itu saldo bank tanggal 31 Desember

2008 dan pengeluaran bank Januari dikurangi sebesar

Rp172.400,- agar sesuai dengan catatan kas.

31-1-09 Sudah dicatat sebagai pengeluaran kas bulan Januari, sehingga

tidak termasuk dalam saldo kas tanggal 31 Januari 2009. Cek-cek

ini baru diuangkan ke bank pada bulan Februari, sehingga tidak

termasuk dalam pengeluaran bank bulan Januari. Oleh karena itu

pengeluaran bank ditambah dan saldo bank 31 Januari 2009

dikurangi sebesar Rp161.200,- agar sesuai dengan catatan kas.

Jasa giro

31-12-08 Dicatat sebagai penerimaan kas pada bulan Januari sehingga tidak

termasuk dalam saldo kas tanggal 31 Desember 2008. Jasa giro

ini ditambahkan oleh bank pada bulan Desember, oleh karena

itu termasuk dalam saldo bank tanggal 31 Desember 2008. Agar

catatan bank sesuai dengan catatan kas maka saldo bank tanggal

31 Desember 2008 dikurangi dan penerimaan bank bulan Januari

ditambah sebesar Rp6.000,-.

31-1-09 Jasa giro ini belum dicatat sebagai penerimaan kas bulan Januari

sehingga tidak termasuk dalam saldo kas tanggal 31 Januari 2009.

Oleh bank jasa giro ini ditambahkan sebagai penerimaan pada

bulan Januari sehingga termasuk dalam saldo bank tanggal 31

Januari 2009. Agar catatan bank sesuai dengan catatan kas maka

penerimaan bank Januari dan saldo bank 31 Januari 2009

dikurangi sebesar Rp8.000,-.

Biaya bank

31-12-08 Dicatat sebagai pengeluaran kas bulan Januari 2009 sehingga

masih termasuk dalam saldo tanggal 31 Desember 2008. Oleh

bank biaya ini dibebankan sebagai pengeluaran bulan Desember,

sehingga tidak termasuk dalam saldo bank tanggal 31 Desember

Page 46: Akuntansi Keuangan 1 Revisi

Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I

40 Rekonsiliasi Laporan Bank

2008. Agar catatan bank sesuai dengan catatan kas maka saldo

bank 31 Desember 2008 dan pengeluaran bank Januari ditambah

sebesar Rp1.200,-.

31-1-09 Dicatat sebagai pengeluaran kas bulan Februari 2009 sehingga

masih termasuk dalam saldo kas tanggal 31 Januari 2009. Oleh

bank biaya ini dibebankan sebagai pengeluaran pada bulan Januari

sehingga tidak termasuk dalam saldo bank tanggal 31 Januari

2009. Agar catatan bank sesuai dengan catatan kas, maka

pengeluaran bank bulan Januari dikurangi dan saldo bank 31

Januari 2009 ditambah sebesar Rp1.600,-.

Kas yang tidak disetor

31-1-09 Dicatat sebagai penerimaan kas pada bulan Januari 2009

sehingga termasuk dalam saldo kas tanggal 31 Januari 2009.

Karena tidak disetor maka tidak termasuk dalam penerimaan

bank Januari dan saldo bank 31 Januari 2009. Agar catatan bank

sesuai dengan catatan kas, maka penerimaan bank bulan Januari

dan saldo bank tanggal 31 Januari 2009 ditambah sebesar

Rp40.000,-.

Cek kosong

31-12-08 Dicatat sebagai penerimaan kas bulan Desember 2008 sehingga

termasuk dalam saldo kas tanggal 31 Desember 2008. Karena

cek ini kosong oleh bank tidak diterima sebagai setoran dan

dikembalikan ke perusahaan.. Oleh perusahaan cek kosong ini

dicatat sebagai pengeluaran kas bulan Januari. Sehingga

perbedaan antara kas dan bank terletak pada saldo 31

Desember 2008 dan pengeluaran Januari 2009. Agar catatan

bank sesuai dengan kas maka saldo bank tanggal 31 Desember

2008 dan pengeluaran bank bulan Januari ditambah sebesar

Rp12.000,-. Apabila cek kosong yang dikembalikan oleh bank

dicatat sebagai pengurangan dalam jurnal penerimaan kas bulan

Januari maka perbedaan antara bank dengan kas terletak pada

saldo 31 Desember 2008 dan penerimaan bulan Januari 2009

Untuk menyesuaikan catatan bank dan catatan kas maka saldo

bank tanggal 31 Desember 2008 ditambah dan penerimaan bank

di bulan Januari dikurangi sebesar Rp12.000,-.

Page 47: Akuntansi Keuangan 1 Revisi

Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I

Rekonsiliasi Laporan Bank 41

31-1-08 Dicatat sebagai penerimaan kas bulan Januari sehingga termasuk

dalam saldo kas tanggal 31 Januari 2009. Karena cek ini kosong

oleh bank tidak diterima sebagai setoran dan dikembalikan ke

perusahaan pada tanggal 31 Januari 2009. Oleh perusahaan cek

kosong ini dicatat sebagai pengeluaran kas bulan Februari. Oleh

karena itu perbedaan antara kas dan bank terletak pada

penerimaan Januari dan saldo 31 Januari 2009. Agar catatan

bank sesuai dengan catatan kas maka penerimaan bank bulan

Januari dan saldo bank tanggal 31 Januari 2009 ditambah sebesar

Rp14.000,-. Apabila cek kosong yang dikembalikan oleh bank

dicatat sebagai pengurangan dalam jurnal penerimaan kas bulan

Februari maka perbedaan antara bank dengan kas terletak pada

penerimaan Januari dan saldo 31 Januari 2009. Penyesuaiannya

sama dengan di atas.

Koreksi penerimaan

31-12-08 Penerimaan kas bulan Desember 2008 dicatat terlalu besar

Rp900,00, sehingga saldo kas tanggal 31 Desember 2008 terlalu

besar Rp900,-. Kesalahan ini berakibat pada saldo kas tanggal 31

Januari 2008 yang juga terlalu besar Rp900,00. Agar catatan

bank sesuai dengan catatan kas, maka saldo bank tanggal 31

Desember 2008 dan 31 Januari 2009 ditambah sebesar Rp900,-.

Sesudah menyusun rekonsiliasi laporan bank, perlu dibuat jurnal untuk

membetulkan catatan kas. Dari rekonsiliasi di atas yang dibuat koreksinya

hanya elemen-elemen yang mempengaruhi saldo kas tanggal 31 Januari 2009.

Jurnal koreksi yang dibuat pada tanggal 31 Januari 2009 adalah sebagai

berikut::

Kas Rp8.000,-

Pendapatan jasa giro Rp8.000,-

Biaya bank Rp1.600,-

Pendapatan jasa giro Rp1.600,-

Piutang Rp14.000,-

Kas Rp14.000,-

Page 48: Akuntansi Keuangan 1 Revisi

Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I

42 Rekonsiliasi Laporan Bank

Piutang Rp9.000,-

Kas Rp9.000,-

Jurnal koreksi tersebut dapat dibuat menjadi satu jurnal gabungan sebagai

berikut:

Biaya bank Rp1.600,-

Piutang 14.900,-

Pendapatan jasa giro Rp8.000,-

Kas 8.500,-

Apabila cek yang beredar tidak semuanya diuangkan ke bank pada

bulan berikutnya, perbedaan antara pengeluaran bank dengan pengeluaran kas

hanya sebesar cek yang belum diuangkan tadi. Perbedaan ini juga

mempengaruhi saldo bank dengan saldo kas. Misalnya dari data rekonsiliasi di

muka, dari cek yang beredar tanggal 31 Desember 2008 yang diuangkan ke

bank pada bulan Januari hanya sebesar Rpl42.400,- sedang cek sebesar

Rp30.000,- masih beredar sampai dengan tanggal 31 Januari 2009. Data di atas

akan nampak dalam rekonsiliasi sebagai berikut:

Keterangan Saldo

31 Des 2008 Penerimaan

Jan 2009 Pengeluaran

Jan 2009 Saldo

31 Jan 2009

Per laporan bank Rp381.100, Rp1.408.700, Rp1.243.100, Rp546.700,

Cek yang beredar 31 Desember 08 (172.400,) (142.400,) (30.000,)

31 Januari 2009 161.200, (161.200,)

Keterangan:

Cek-cek sebesar Rp172.400,- sudah dicatat sebagai pengeluaran kas

bulan Desember 2005 sehingga tidak termasuk dalam saldo kas tanggal 31

Desember 2008. Cek-cek sebesar Rp142.400,- diuangkan ke bank pada bulan

Januari 2009 sehingga termasuk dalam jumlah pengeluaran bank sebesar

Rp1.243.100,- Perbedaan antara bank dengan kas sebagai berikut:

Saldo bank tanggal 31 Desember 2008 lebih besar Rp172.400,- dibanding

dengan saldo kas pada tanggal yang sama. Pengeluaran bank bulan Januari

2006 lebih besar Rp142.400,- dibanding dengan pengeluaran kas pada bulan

yang sama, sehingga saldo bank tanggal 31 Januari 2009 lebih besar Rp30.000,-

Page 49: Akuntansi Keuangan 1 Revisi

Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I

Rekonsiliasi Laporan Bank 43

dibandingkan dengan saldo kas pada tanggal yang sama. Agar catatan bank

sesuai dengan catatan kas maka saldo bank tanggal 31 Desember 2008

dikurangi sebesar Rp172.400,- pengeluaran bank bulan Januari dikurangi

sebesar Rp142.400,- dan saldo bank tanggal 31 Januari 2009 dikurangi

Rp30.000,00. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa saldo cek yang beredar

tanggal 31 Januari 2006 sebesar Rp191.200,- terdiri dari cek yang dikeluarkan

pada bulan Desember 2005 sebesar Rp30.000,- dan cek-cek yang dikeluarkan

pada bulan Januari 2006 sebesar Rp161.200,-

Page 50: Akuntansi Keuangan 1 Revisi

Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I

44 Rekonsiliasi Laporan Bank

Pertanyaan Kuis

1. Jelaskan tujuan dan kegunaan penyusunan rekonsiliasi laporan bank!

2. Sebutkan bagian-bagian yang sudah dicatat sebagai penerimaan kas oleh

perusahaan tetapi belum dicatat oleh bank! Jelaskan!

3. Sebutkan bagian-bagian yang sudah dicatat sebagai penerimaan oleh bank

tetapi belum dicatat oleh perusahaan! Jelaskan!

4. Sebutkan bagian-baian yang sudah dicatat sebagai pengeluaran kas oleh

perusahaan tetapi belum dicatat oleh bank! Jelaskan!

5. Sebutkan bagaian-bagian yang sudah dicatat sebagai pengeluaran oleh

bank, tetapi belum dicatat oleh perusahaan! Jelaskan!

Page 51: Akuntansi Keuangan 1 Revisi

Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I

Rekonsiliasi Laporan Bank 45

Pertanyaan Aplikasi

1. Menurut catatan perusahaan “MAJU TERUS” saldo simpanannya ]di bank

tanggal 31 Desember 2008 Rp. 44.880.000, tetapi menurut catatan bank

saldo tersebut berjumlah Rp. 62.012.000, perbedaan tersebut

dikarenakan :

Perusahaan telah menyetorkan uang sebesar Rp. 7.500.000 tetapi

jumlah ini belum tercatat dalam catatan bank

Perusahaan telah menyerahkan cek No.875 sebesar Rp. 3.000.000

tetapi jumlah ini belum diuangkan oleh pemegangnya

Perusahaan telah mengeluarkan cek pada PT Wijaya untuk melunasi hutangnya sebesar Rp. 1.500.000 tetapi dalam pembukuan salah

dicatat sebesar Rp. 5.100.000

Bank telah menerima pembayaran dari langganan Rp. 20.200.000

Bank membuat kesalahan dalam membuat cek yang dibayarkan pada

perusahaan, cek bernilai Rp. 2.000.000 dibukukan hanya Rp. 200.000

Perusahaan telah menerima pelunasan dari PT. JAYA dengan cek

sebesar Rp. 4.000.000 cek tersebut ternyata kosong

Perusahaan mendapatkan bunga bank Rp. 40.000

Biaya jasa bank Rp. 8.000 Diminta :

a. Buatlah rekonsiliasi Bank

b. Ayat jurnal penyesuaian

2. Laporan bank untuk PT. Mitra pada tanggal 30 Juni menunjukan saldo

sebesar $9.143,11. Semua penerimaan kas disetorkan ke bank setiap sore

hari setelah bank tutup dengan memasukkannya ke dalam kotak setoran

malam. Catatan akuntansi menunjukkan ikhtisar data berikut untuk

penerimaan dan pembayaran kas selama bulan Juni :

Saldo kas 1 Juni $3.943,50

Total penerimaan kas bulan Juni $28.971,60

Total jumlah cek yang diterbitkan selama bulan Juni $28.388,85

Page 52: Akuntansi Keuangan 1 Revisi

Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I

46 Rekonsiliasi Laporan Bank

Setelah laporan bank dan cek-cek yang dibatalkan beserta

memorandumnya dibandingkan dengan catatan pembukuan, maka

ditemukan hal-hal berikut untuk keperluan rekonsiliasi

a. Bank telah menerima transfer dari nasabah perusahaan $1.030

b. Setoran sebesar $1.852,21 yang berasal dari penerimaan kas tanggal

30 Juni belum tercantum dalam laporan bank

c. Cek yang beredar berjumlah $5.265,27

d. Cek yang ditarik sebesar $139 ternyata oleh bank dibayarkan $157

e. Cek sebesar $30 yang dilampirkan pada laporan bank ternyata oleh

perusahaan dibukukan sebesar $240. Cek tersebut adalah untuk

pembayaran peralatan yang dibeli secara kredit

f. Beban administrasi bank untuk bulan Juni berjumlah $18,20

Diminta :

a. Buatlah rekonsiliasi Bank

b. Ayat jurnal penyesuaian

Page 53: Akuntansi Keuangan 1 Revisi

Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I

Piutang Usaha 47

PIUTANG USAHA

Overview

Penjualan barang-barang dan jasa-jasa dari perusahaan pada saat ini banyak

dilakukan dengan kredit sehingga ada tenggang waktu sejak penyerahan

barang atau jasa sampai saat diterimanya uang. Dalam tenggang waktu

tersebut penjual mempunyai tagihan kepada pembeliatau disebut dengan

piutang.

Tujuan

1. Mahaiswa mampu memahami dan menjelaskan pengakuan dan penilaian

piutang.

2. Mahasiswa mampu menjelaskan pengakuan dan penilaian piutang wesel.

Page 54: Akuntansi Keuangan 1 Revisi

Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I

48 Piutang Usaha

4.1 Piutang (Account Receivable)

Pengertian Piutang : hak perusahaan untuk menerima sejumlah kas

dimasa datang akibat kejadian masa lalu atau semua klaim dalam bentuk uang

terhadap entitas lainnya termasuk individu, perusahaan atau organisasi lainnya.

Piutang dibagi atas :

1. Piutang Dagang (Trade Receivable) : piutang yang dihubungkan

dengan aktivitas operasi normal sebuah bisnis, yaitu penjualan kredit

barang atau jasa untuk pelanggan. Piutang usaha semacam ini

normalnya diperkirakan akan tertagih dalam periode waktu yang

relative pendek seperti 30 atau 60 hari. Piutang usaha diklasifikasikan

dalam neraca sebagai aktiva lancar.

2. Piutang Wesel (Notes Receivable) : piutang yang dibuktikan oleh

janji tertulis formal untuk membayar sejumlah uang tertentu pada

tanggal tertentu atau jumlah yang terutang bagi pelanggan dimana

pelanggan dimaksud telah menerbitkan surat utang formal kepada

perusahaan.

3. Piutang lain-lain (other Receivable) : jika piutang ini diharapkan akan

tertagih dalam satu tahun maka piutang tersebut diklasifikasikan

sebagai aktiva lancer. Jika penagihannya lebih dari satu tahun maka

piutang ini diklasifikasikan sebagai aktiva tidak lancar dan dilaporkan

didalam investasi. Piutang lain-lain meliputi meliputi piutang bunga,

piutang pajak dan piutang karyawan.

4.2 Piutang Tak Tertagih (Kerugian Piutang) :

Dalam realisasinya beberapa piutang tidak dapat ditagih. Metode paling

sederhana untuk mengakui kerugian dari piutang yang tidak dapat ditagih

adalah :

1. Mendebitkan beban seperti beban kerugian piutang (Doubtful

Accounts Expense), Beban Piutang Tak Tertagih (Bad Debt Expense)

atau beban piutang ragu-ragu (Uncollectible Acounts Expense),

pendekatan ini disebut metode penghapusan langsung (direct write –

Page 55: Akuntansi Keuangan 1 Revisi

Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I

Piutang Usaha 49

off method) dan sering digunakan oleh usaha kecil karena

kesederhanaannya.

Date Metode Langsung

Bad Debt Expense Xxx

Account Receivable xxx

Tetapi apabila piutang yang telah dihapuskan dapat diterima kembali,

maka pencatatan akan dilihat berdasarkan situasi :

a. Penerimaan piutang dalam periode yang sama, maka jurnal :

Date Metode Langsung

Cash Xxx

Bad Debt Expense xxx

b. Penerimaan Piutang dalam periode yang tidak sama, maka jurnal

:

Date Metode Langsung

Cash Xxx

Retained Earning Xxx

2. Metode cadangan : metode pengakuan kerugian yang diperkirakan

dari piutang yang tidak dapat ditagih atau metode yang akan

mencatat kerugian piutang pada saat akhir periode, walaupun piutang

tersebut belum tentu tidak tertagih. Sehingga pada saat benar-benar

piutang tidak tertagih dibebankan kepada Allowance For Bad Debt

bukan lagi kepada Bad Debt Expense.

Date Metode Cadangan

Allowance For Bad Debt Xxx

Account Receivable Xxx

Tetapi apabila piutang yang telah dihapuskan dapat diterima kembali,

maka pencatatan akan dilihat berdasarkan situasi :

Page 56: Akuntansi Keuangan 1 Revisi

Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I

50 Piutang Usaha

a. Penerimaan piutang dalam periode yang sama, maka jurnal :

Date Metode Cadangan

Cash Xxx

Allowance For Bad Debt Xxx

b. Penerimaan Piutang dalam periode yang tidak sama, maka jurnal :

Date Metode Cadangan

Cash Xxx

Allowance For Bad Debt Xxx

Dalam menentukan jumlah piutang yang tak tertagih / kerugian piutang atau

untuk mengestimasi piutang tak tertagih biasanya disasarkan pada :

1. Jumlah penjualan, yang diperlihatkan dalam laporan laba rugi

2. Jumlah piutang, yang diperlihatkan dalam neraca akhir periode dan

umur piutang

Estimasi berdasarkan penjualan :

Piutang diperoleh dari penjualan kredit oleh karenanya jumlah penjualan

kredit selama suatu periode bisa digunakan untuk mengestimasi jumlah

piutang tak tertagih.

Contoh : Penjualan kredit sebesar Rp. 8.000.000, diestimasi 3% dari total

penjualan kredit merupakan piutang tak tertagih maka jurnalnya :

Date Metode Langsung

Bad Debt Expense 240.000

Account Receivable 240.000

Date Metode Cadangan

Allowance For Bad Debt 240.000

Account Receivable 240.000

Page 57: Akuntansi Keuangan 1 Revisi

Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I

Piutang Usaha 51

Belum Telah Jatuh Tempo (dalam hari)

Pelanggan Saldo Jatuh

Tempo

1-30 31-60 61-90 91-

180

181-

365

Di atas

365

Mazaya, PT

Kautsar, PT

Fadhlan, PT

150

610

470

470

150

350

260

Pelangi, PT

Total

160

86.300

75.000

4.00

0

3.100

1.900

1.200

800

160

300

Estimasi Piutang

Tak Tertagih

Interval Umur Saldo Persen Jumlah

Belum Jatuh Tempo

Telah Jatuh Tempo dalam 1-30 hari

Telah Jatuh Tempo dalam 31-60 hari

Telah Jatuh Tempo dalam 61-90 hari

Telah Jatuh Tempo dalam 91-180 hari

Telah Jatuh Tempo dalam 181-365 hari Di atas 365 hari

75.000

4.000

3.100

1.900

1.200

800 300

2

5

10

20

30

50 80

1.500

200

310

380

360

400 240

Total 86.300 3.390

Masalah piutang menyeluruh

Saldo rekening PT. Pelangi pada tanggal 31 Desember 2007 menunjukkan

sebagai berikut :

Piutang Dagang Rp 3.000.000

Cadangan kerugian piutang (Cr) Rp 200.000

Page 58: Akuntansi Keuangan 1 Revisi

Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I

52 Piutang Usaha

Berikut ini transaksi selama tahun 2008

a. Penjualan kredit Rp 9.000.000

b. Penjualan Tunai Rp 4.000.000

c. Penerimaan uang dari piutang dagang Rp 3.800.000 sudah termasuk

potongan penjualan sebesar Rp 200.000

d. Retur Penjualan kredit Rp 500.000

e. Retur Penjualan tunai Rp 300.000

f. Piutang dagang yang dihapus tahun 2008 Rp 400.000

g. Penerimaan kembali piutang yang telah dihapus Rp 250.000

Berdasarkan data diatas diminta :

1. Buatlah Jurnal transaksi tahun 2008 bila menggunakan metode

penghapusan

a. Langsung

b. Cadangan

2. Berapa Saldo piutang dagang tanggal 31 Desember 2008

3. Buatlah Jurnal Penyesuaian (untuk cadangan piutang) per 31

Desember 2008 bila dihitung :

a. 1% dari penjualan kredit bersih

b. 1% dari saldo piutang akhir

4. Berapa Saldo Cadangan kerugian piutang 31 Desember 2008

1. Jurnal Transaksi

Metode Langsung Metode Cadangan

a Cash 4.000.000 a Cash 4.000.000

Sales 4.000.000 Mey 4.000.000

b Account

Receivable

9.000.000 b Account

Receivable

9.000.000

Sales 9.000.000 Sales 9.000.000

c Cash 3.800.000 c Cash 3.800.000

Sales discount 200.000 Sales

discount

200.000

Account

Receivable

4.000.000 Account

Receivable

4.000.000

Page 59: Akuntansi Keuangan 1 Revisi

Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I

Piutang Usaha 53

d Sales Return 500.000 d Sales

Return

500.000

Account

Receivable

500.000 Account

Receivable

500.000

e Sales Return 300.000 e Sales

Return

300.000

Cash 300.000 Cash 300.000

f Bad Debt Expense

400.000 f Allowance for bad

debt

400.000

Account

Receivable

400.000 Account

Receivable

400.000

g Cash 250.000 g Cash 250.000

Bad Debt Expense

250.000 Allowance for bad

debt

250.000

2. Saldo Piutang dagang per 31 Desember 2008

Saldo awal

Penjualan

Kredit

Saldo Akhir

Rp

3.000.000

Rp

9.000.000

Rp

7.100.000

Penerimaan

piutang

Retur Penjualan

kredit

Penghapusan

piutang

Rp

4.000.000

Rp

500.000

Rp

400.000

3. a. Jurnal penyesuaian per 31 Desember 2008

NET CREDIT SALES = Rp 9.000.000 – Rp 500.000 – Rp

200.000 = Rp 8.300.000

Bad Debt Expense = 1% x Rp 8.300.000 = Rp 83.000

Page 60: Akuntansi Keuangan 1 Revisi

Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I

54 Piutang Usaha

31 Desember

2008

Bad Debt Expense Rp

83.000

Allowance

for bad debt

Rp

83.000

b. Taksiran cadangan kerugian = 1% x Rp 7.100.000 = Rp 71.000

Debt Expense = Rp 71.000 – Rp 50.000 = Rp 21.000

31 Desember

2008

Bad Debt Expense Rp

21.000

Allowance for bad debt

Rp 21.000

4. Saldo Cadangan Kerugian piutang per 31 Desember 2008 bila cadangan

dihitung dari

a. Penjualan

kredit

b. Piutang dagang

akhir

Saldo awal

Penghapusan piutang

Cadangan kerugian

=

=

=

Rp

200.000

Rp

(400.000)

Rp

250.000

=

=

=

Rp 200.000

Rp (400.000)

Rp 250.000

Cadangan kerugian 31-

12-08

=

=

Rp 50.000

Rp 83.000

=

=

Rp 50.000

Rp 21.000

Rp

133.000

Rp 71.000

Page 61: Akuntansi Keuangan 1 Revisi

Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I

Piutang Usaha 55

Pertanyaan Kuis

1. Jelaskan bagaimana cara melaporkan saldo piutang dalam neraca yang

anda ketahui!

2. Jelaskan dua pendekatan untuk menghitung jumlah kerugian piutang!

3. Dalam kondisi apa suatu perusahaan diperkenankan menggunakan

metode penghapusan langsung? Jelaskan!

4. Jelaskan dua cara yang dapat digunakan untuk mencatat potongan

penjualan!

5. Apakah yang dimaksud dengan factoring atau anjak piutang? Jelaskan!

Page 62: Akuntansi Keuangan 1 Revisi

Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I

56 Piutang Wesel

PIUTANG WESEL

Overview

Wesel adalah janji tertulis yang tidak bersyarat dari satu pihak kepada pihak

lain untuk membayar sejumlah uang tertentu pada tanggal tertentu di masa

yang akan datang. Wesel dapat dipindahtangankan dan kelak dapat

menimbulkan piutang wesel.

Tujuan

1. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan piutang wesel.

2. Mahasiswa mampu menjelaskan pengakuan dan penilaian piutang wesel.

Page 63: Akuntansi Keuangan 1 Revisi

Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I

Piutang Wesel 57

Wesel adalah janji tertulis yang tidak bersyarat dari satu pihak kepada

pihak lain untuk membayar sejumlah uang tertentu pada tanggal tertentu di

masa yang akan datang. Wesel dapat dipindahtangankan, jika wesel

dipindahtangankan berarti yang membuat wesel akan membayar pada orang

atau badan yang memegang wesel tersebut pada saat jatuh tempo. Wesel

yang dapat dipindahtangankan dapat didiskontokan ke bank sebelum jatuh

temponya. Seperti halnya piutang maka piutang wesel harus dipisahkan untuk

wesel dagang, wesel dari pegawai dan Iain-lain. Wesel yang sudah jatuh tempo

tetapi belum dilunasi harus dicatat terpisah dari wesel yang belum jatuh

tempo, lazimnya dicatat dalam rekening piutang wesel menunggak. Piutang

wesel dapat dipisahkan menjadi dua yaitu:

1. Piutang wesel tidak berbunga.

2. Piutang wesel berbunga.

Diskonto wesel adalah meminjam uang ke bank dengan

menggunakan wesel sebagai jaminan. Bank akan memberikan pinjaman tetapi

dikurangi dengan bunga yang diperhitungkan selama jangka waktu diskonto.

Bunga yang diperhitungkan ini disebut juga diskonto. Pendiskontoan wesel ini

biasanya dilakukan dengan syarat jika pembuat wesel tidak melunasi weselnya

pada tanggal jatuh tempo, maka pihak yang mendiskontokan bertanggung

jawab untuk melunasi wesel tersebut. Kewajiban melunasi wesel bagi pihak

yang mendiskontokan merupakan utang yang belum pasti (contingent liabilities)

sehingga harus nampak dalam catatan.

Bunga diskonto wesel dihitung dengan cara sebagai berikut:

Bunga (diskonto) = nilai jatuh tempo x tarif diskonto x periode diskonto

Piutang Wesel

Sebab-sebab terjadinya wesel :

1. Mengganti piutang yang sudah jatuh tempo tapi belum dibayar

2. Ditetapkan dalam syarat jual beli

3. Pinjaman dalam bentuk uang tunai

Page 64: Akuntansi Keuangan 1 Revisi

Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I

58 Piutang Wesel

Jenis-jenis piutang wesel :

1. Wesel tidak berbunga : wesel yang pada saat jatuh tempo dibayar

sebesar nilai nominalnya

2. Wesel berbunga : wesl yang pada saat jatuh tempo dibayar sebesar

nilai nominalnya dan ditambah dengan bunga .

Masalah pendiskontoan wesel :

a. Menentukan nilai jatuh tempo dari wesel = nilai nominal + bunga

b. Bunga wesel = Nilai nominal x Tarif bunga x Jangka waktu wesel

c. Jangka waktu wesel = dari tanggal wesel ke tanggal jatuh tempo

d. Jumlah diskon = Nilai jatuh tempo x tariff dskon x jangka waktu

diskon

e. Jangka waktu diskon = dari tanggal penjualan ke tanggal jatuh tempo

f. Hasil penjualan/pendiskontoan = Nilai jatuh dikurangi diskon

Saat jatuh tempo wesel : bila wesel sudah jatuh tempo dapat terjadi hal-hal

sbb :

a. Dilunasi

b. Tidak dilunasi

c. Diperpanjang

Contoh : Wesel Tidak Berbunga

a. Pada tanggal 15 Maret 2009 PT. Mentari menjual barang dagangan

sebesar Rp. 16.000.000 kepada PT. Rembulan dengan utang piutang

biasa.

b. Tanggal 25 Maret 2009 disepakati oleh PT. Mentari dan PT.

Rembulan bahwa utang piutang biasa dari jual-beli barang dagangan

pada 15 Maret 2009 dirubah menjadi utang-piutang wesel yang

berdiskon. Tanggal jatuh tempo ditetapkan 25 September 2009.

c. Tanggal 25 Juli 2009 PT. Rembulan menjual wesel kepada PT. Bintang

dengan diskon sebesar 2% sebulan.

d. Tanggal 25 September PT. Rembulan melunasi utangnya sebesar Rp.

16.000.000 kepada PT. Mentari dengan tepat.

Diminta :

Buatlah ayat jurnal yang diperlukan oleh PT. Mentari

Page 65: Akuntansi Keuangan 1 Revisi

Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I

Piutang Wesel 59

Date Description Debit Credit

15 - Maret Account Receivable 8.000.000

Sales 8.000.000

Penjualan kredit

25-Maret Notes Receivable 8.000.000

Account Receivable 8.000.000

Perubahan menjadi piutang

wesel

25-Juli Cash 7.520.000

Interest Expense 480.000

Notes Receivable

Discounted

8.000.000

Pendiskontoan piutang wesel

Notes Receivable

Discounted

8.000.000

Notes Receivable 8.000.000

Penghapusan rekening

piutang wesel

Perhitunngan :

Discount : Rp 8.000.000 x 3% x 2 = Rp 480.000

Hasil pendiskontoan wesel = Rp 8.000.000 – Rp 480.000 = 7.520.000

Bila pada tanggal jatuh tempo piutang wesel tidak dilunasi (wesel tidak

berbunga)

Jurnal yang dibuat oleh PT. Mentari

Date Description Debit Credit

Notes Receivable

Discounted

8.000.000

Notes Receivable 8.000.000

Penghapusan rekening

piutang wesel

Account Receivable 8.000.000

Cash 8.000.000

Penghapusan rekening

piutang wesel

Page 66: Akuntansi Keuangan 1 Revisi

Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I

60 Piutang Wesel

Bila pada tanggal jatuh tempo piutang wesel diperpanjang, maka tidak

dilakukan jurnal oleh PT. Mentari

Contoh : WESEL BERBUNGA a. Pada tanggal 24 Januari 2008 PT. Mentari menjual barang dagangan

sebesar Rp 8.000.000 kepada PT. Nusa dengan utang-piutang biasa

b. Tanggal 1 Pebruari 2008 disepakati oleh PT. Mentari dan PT. Nusa

bahwa utang piutang biasa dari jual-beli barang dagangan pada 24

Januari 2008 yang lalu, dirubah menjadi utang-piutang wesel yang

berbunga 4% per bulan. Tanggal jatuh tempo ditetapkan tanggal 1

Agustus 2008.

c. Tanggal 1 Juni 2008 PT. Mentari menjual notes receviablenya kepada

PT. Dara, dengan diskon sebesar 3% sebulan.

d. Tanggal 1 Agusutus PT. Nusa melunasi utangnya sebesar Rp

8.000.000 kepada PT. Dara dengan tepat.

Diminta :

Buatlah ayat jurnal yang diperlukan untuk PT. Mentari, PT. Nusa, dan PT.

Dara

Jurnal yang dibuat oleh PT. Ria

Date Description Debit Credit

Account Receivable 8.000.000

Sales 8.000.000

Penjualan kredit

Notes Receivable 8.000.000

Account Receivable 8.000.000

Perubahan menjadi piutang wesel

Cash 9.324.800

Interest Expense 1.324.800

Notes Receivable

Discounted

8.000.000

Pendiskontoan piutang wesel

Notes Receivable Discounted 8.000.000

Notes Receivable 8.000.000

Penghapusan rekening piutang

wesel

Page 67: Akuntansi Keuangan 1 Revisi

Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I

Piutang Wesel 61

Perhitungan :

Bunga wesel saat jatuh tempo = Rp 8.000.000 x 4% x 6 = Rp

1.920.000

Nilai jatuh tempo = Rp 8.000.000 + 1.920.000 = Rp 9.920.000

Discount : Rp 9920.000 x 3% x 2 = Rp 595.200

Hasil pendiskontoan wesel = Rp 9.920.000 - Rp 595.200 = Rp

9.324.800

Pendapatan bunga saat pendiskontoan = Rp 9.324.000 - Rp 8.000.000

Bila pada tanggal jatuh tempo piutang wesel tidak dilunasi (wesel berbunga)

Jurnal yang dibuat oleh PT. Mentari

Date Description Debit Credit

Notes Receivable

Discounted

8.000.000

Notes Receivable 8.000.000

Penghapusan rekening

piutang wesel

Account Receivable *) 9.920.000

Cash 9.920.000

Penghapusan rekening

piutang wesel

*)Account receivable menjadi sebesar Rp 9.920.000 yaitu sebesar nilai jatuh

tempo dengan asumsi tidak ada protes fee.

Page 68: Akuntansi Keuangan 1 Revisi

Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I

62 Piutang Wesel

Pertanyaan Kuis

1. Apakah perbedaan antara piutang dagang dengan piutang wesel yang anda

ketahui? Jelaskan!

2. Diskonto dari piutang wesel berbunga yang didiskontokan dihitung atas

dasar apa? Jelaskan!

3. Sebutkan dua cara menggunakan piutang untuk memenuhi kebutuhan

uang yang segera!

4. Mengapa diperlukan rekening cadangan retur penjualan? Jelaskan!

5. Sebutkan contoh-contoh piutang bukan usaha!

Page 69: Akuntansi Keuangan 1 Revisi

Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I

Piutang Wesel 63

Pertanyaan Aplikasi

PT Hasna Utama pada tanggal 31 Juli 2007 menerima wesel dari Tuan Tamma

untuk menggantikan utangnya sebesar Rp750.000,-. Wesel ini berjangka

waktu 6 bulan akan jatuh tempo tanggal 31 Januari 2008, bunga 12% per

tahun. Pada tanggal 31 Oktober 2007, PT Hasna Utama mendiskontokan

wesel ini ke bank Ekuiti dan dikenai diskonto 10% per tahun. PT Hasna

Utama mengendorse wesel ini yang artinya akan melunasinya bila Tuan

Tamma tidak membayar.

Pertanyaan:

Buatlah jurnal untuk mencatat transaksi di atas dalam buku Tuan Tamma, PT

Hasna Utama, dan bank Ekuiti dengan beberapa asumsi:

a. Pada tanggal jatuh tempo, Tuan Tamma melunasi weselnya.

b. Pada tanggal jatuh tempo, Tuan Tamma tidak membayar, bank Ekuiti

menagih PT Hasna Utama ditambah biaya penagihan Rp l.000,-. Tuan

Tamma melunasi weselnya pada PT Hasna Utama tanggal 31 Maret

2008 ditambah denda tunggakan sebesar 12% per tahun.

Page 70: Akuntansi Keuangan 1 Revisi

Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I

64 Persediaan Barang

PERSEDIAAN BARANG

Overview

Persediaan adalah barang-barang yang dimiliki untuk dijual kembali atau

digunakan untuk memproduksi barang-barang yang akan dijual. Dalam

perusahaan dagang barang-barang yang dibeli dengan tujuan akan dijual

kembali diberi nama persediaan barang. Dalam perusahaan manufaktur

persediaan barang yang dimiliki terdiri dari jenis yang berbeda yang

digunakan untuk memproduksi barang jadi.

Tujuan

1. Mahasiswa mampu menjelaskan pengakuan & pengukuran

persediaan

2. Mahasiswa mampu menjelaskan & menerapakan berbagai

menerapkan metode penilaian dan pengukuran persediaan, serta

pengungkapannya di neraca.

3. Mahasiswa Mampu menjelaskan masalah khusus persediaan

Page 71: Akuntansi Keuangan 1 Revisi

Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I

Persediaan Barang 65

6.1 Pengertian Persediaan Barang

Persedian adalah barang-barang yang dimiliki perusahaan untuk dijual

kembali dalam aktivitas normal perusahaan atau untuk diproses terlebih

dahulu kemudian dijual. Istilah persediaan digunakan untuk menyatakan suatu

jumlah barang yang berwujud. Dalam perusahaan dagang hanya ada satu jenis

persediaan yaitu persediaan barang dagangan (merchandise inventory).

Perusahaan dagang membeli barang kemudian dijual tanpa merubah

bentuk, sedangkan perusahaan industri membeli bahan-bahan mentah yang

selanjutnya diproses menjadi barang jadi. Dalam perusahaan industri terdapat

3 (tiga) jenis persediaan yaitu:

a. Bahan Baku (raw material inventory)

b. Barang dalam proses (work in process inventory)

c. Barang jadi (finished goods)

Bahan Baku (Raw Materials)

Bahan Baku/mentah adalah barang-barang yang dimiliki untuk

dipergunakan dalam aktivitas proses produksi yang merupakan bagian

terbesar yang terkandung dalam produksi tersebut. Misalnya pada

perusahaan Tekstil, benang merupakan bagian terbesar dalam pembuatan

kain yang terdapat pada pabrik tekstil.

Barang dalam proses (work in process/goods in process)

Barang dalam proses adalah barang-barang yang pada tanggal

penyusunan neraca belum selesai dikerjakan dan perlu pengerjaan lebih

lanjut. Persediaan ini biasanya terdiri dari 3 unsur yaitu : Bahan langsung,

tenaga kerja langsung dan biaya produksi tidak langsung.

Barang Selesai (finished goods)

Barang Selesai adalah hasil produksi yang siap untuk dijual. Biaya

barang selesai ini terdiri dari unsur bahan mentah/baku langsung, Tenaga

kerja langsung, dan biaya produksi tidak lanngsung.

Page 72: Akuntansi Keuangan 1 Revisi

Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I

66 Persediaan Barang

Metode yang perlu diketahui sehubungan dengan masalah

persediaan :

No Penjelasan Penekanan Untuk

1 Metode Pencatatan persediaan :

Metode Phisik/periodik

Metode buku/perpetual

Mencatat persediaan

barang pada saat dibeli

dan dijual

11 Metode Arus Harga Pokok:

Arus harga pokok sesuai dengan arus

fisik barang metode tanda pengenal

khusus (special identified system)

Arus harga pokok berdasarkan

anggapan:

a. Metode periodik : metode rata-

rata sederhana, metode rata-rata

tertimbang, FIFO, LIFO, Metode

persediaan dasar.

b. Metode Perpetual : FIFO LIFO,

Rata-rata bergerak (moving

average)

Arus harga pokok dengan metode

taksiran, apabila perhitungan

persediaan secara fisik tidak mungkin

dilakukan seperti karena musibah

kebakaran. Maka digunakan metode

taksiran yaitu metode harga eceran

dan metode laba kotor.

Menentukan Harga

Pokok penjualan (Cost

of goods sold/cost of

merchandise sold) dan

harga pokok persediaan

barang.

III Metode Penilaian persediaan ;

Metode Harga Pokok, jika digunakan

metode ini maka pada akhir periode

Menentukan besarnya

nilai persediaan barang

yang akan dicantumkan

Page 73: Akuntansi Keuangan 1 Revisi

Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I

Persediaan Barang 67

tidak diperlukan jurnal penyesuaian,

karena dari sejak awal pembelian

barang dicatat sebesar harga

perolehannya.

Metode Harga terendah antara harga

perolehan dan harga pasar (Cost of

market whichever is lower/COMWIL,

atau lower of cost of market/LCM)

dalam neraca

6.2 Metode Pencatatan Atas Persediaan

Terdapat dua metode yang dapat digunakan pada pencatatan

persediaan yaitu :

6.2.1 Metode Fisik / Periodik

Penggunaan metode fisik mengharuskan adanya perhitungan barang

yang masih ada pada tanggal penyusunan laporan keuangan. Perhitungan

persediaan (stock opname) ini diperlukan untuk mengetahui berapa jumlah

barang yang masih ada dan kemudian diperhitungkan harga pokoknya. Dalam

metode ini mutasi persediaan barang tidak diikuti dalam buku-buku, setiap

pembelian barang dicatat dalam rekening pembelian. Karena tidak ada

catatan mutasi persediaan barang maka harga pokok penjualan juga tidak dapat diketahui sewaktu-waktu. Harga pokok penjualan baru dapat dihitung

apa-bila persediaan akhir sudah dihitung.

Perhitungan harga pokok penjualan dilakukan dengan cara sebagai

berikut :

Persediaan barang awal Rp xxx ……………1)

Pembelian (neto) xxx (+)

Barang tersedia untuk dijual Rp xxx

Persediaan barang akhir xxx (-) ........……...2)

Harga pokok penjualan Rp xxx

Catatan :1) Data diambil dari saldo buku besar rekening yang bersangkutan

2) Data diambil dari hasil stock opname

Page 74: Akuntansi Keuangan 1 Revisi

Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I

68 Persediaan Barang

Untuk lebih jelasnya kita lihat ilustrasi di bawah ini:

1. Pembelian barang dagangan secara kredit sebesar Rp 600.000

Dr. Pembelian 600.000

Cr. Hutang Dagang 600.000

2. Retur Pembelian sebesar Rp 75.000

Dr. Hutang 75.000

Cr. Retur pembelian 75.000

3. Penjualan Kredit Rp 450.000 dengan harga pokok Rp 400.000

Dr. Piutang 450.000

Cr. Penjualan 450.000

4. Retur penjualan Rp 36.000 dengan harga pokok Rp 32.000

Dr. Retur Penjualan 36.000

Cr. Piutang 36.000

Apabila menggunakan metode fisik akan timbul masalah yaitu jika

diinginkan menyusun laporan keuangan jangka pendek atau interim

(bulanan) maka setiap bulan harus mengadakan penghitungan fisik atas

persediaan barang. Bila barang yang dimiliki jenisnya dan jumlahnya banyak,

maka perhitungan fisik akan memakan waktu yang cukup lama dan akibatnya

laporan keuangan juga akan terlambat. Tidak diikutinya mutasi persediaan

dalam buku menjadikan metode ini sangat sederhana baik pada saat

pencatatan pembelian maupun pada waktu melakukan pencatatan penjualan

6.2.2 Metode Buku / Perpetual

Dalam metode ini setiap jenis persediaan dibuatkan rekening sendiri-

sendiri yang merupakan buku pembantu persediaan. Rincian dalam buku

pembantu bisa diawasi dari rekening kontrol persediaan barang dalam buku

besar. Rekening yang digunakan untuk mencatat persediaan ini terdiri dari

beberapa kolom yang dapat dipakai untuk mencatat pembelian, penjualan

dan saldo persediaan. Setiap perubahan dalam persediaan diikuti dengan

pencatatan dalam rekening persediaan sehingga jumlah persediaan sewaktu-

waktu dapat diketahui dengan melihat kolom saldo dalam rekening

persediaan. Masing-masing kolom dirinci lagi untuk kuantitas dan harga

perolehannya.

Penggunaan metode buku akan memudahkan penyusunan neraca dan

laporan laba rugi jangka pendek, karena tidak perlu lagi mengadakan

Page 75: Akuntansi Keuangan 1 Revisi

Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I

Persediaan Barang 69

perhitungan fisik untuk mengetahui jumlah persediaan akhir. Walaupun

neraca dan laporan laba rugi dapat segera disusun tanpa mengadakan

perhitungan fisik atas barang, setidak-tidaknya setahun sekali perlu diadakan

pengecekan apakah jumlah barang dalam gudang sesuai dengan jumlah dalam

rekening persediaan. Pengecekan ini dilakukan dengan cara membandingkan

hasil perhitungan fisik dengan jumlah dalam rekening persediaan. Bila

terdapat selisih jumlah persediaan antara hasil perhitungan fisik dengan saldo

rekening persediaan, dapat diadakan penelitian terhadap sebab-sebab

terjadinya perbedaan itu. Apakah selisih itu normal dalam arti susut atau

rusak, ataukah tidak normal, yaitu diselewengkan. Selisih yang terjadi akan

dicatat dalam rekening selisih persediaan dan rekening lawannya adalah

rekening persediaan barang. Bila jumlah dalam gudang lebih kecil dibanding

dengan saldo rekening persediaan maka rekening persediaan dikurangi, dan

sebaliknya.

Contoh penggunaan metode buku / perpetual :

1. Pembelian barang dagangan secara kredit sebesar Rp 600.000

Dr. Persediaan Barang Dagangan 600.000

Cr. Hutang Dagang 600.000

2. Retur Pembelian sebesar Rp 75.000

Dr. Hutang 75.000

Cr. Persediaan Barang Dagangan 75.000

3. Penjualan Kredit Rp 450.000 dengan harga pokok Rp 400.000

Mencatat penjualan Kredit :

Dr. Piutang 450.000

Cr. Penjualan 450.000

Mencatat Harga Pokok penjualan dan pengeluaran persediaan :

Dr. Harga Pokok Penjualan 400.000

Cr. Persediaan Barang dagangan 400.000

4. Retur penjualan Rp 36.000 dengan harga pokok Rp 32.000

Mencatat retur penjualan :

Dr. Retur Penjualan 36.000

Cr. Piutang 36.000

Mencatat masuknya kembali persediaan barang :

Dr. Persediaan Barang dagangan 32.000

Cr. Harga Pokok Penjualan 32.000

Page 76: Akuntansi Keuangan 1 Revisi

Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I

70 Persediaan Barang

Dari hal tersebut diatas dapatlah disebutkan bahwa pada metode

perpetual :

1. Pada Jurnal pembelian rekening yang didebet adalah rekening

“persediaan barang dagangan”.

2. Pada jurnal penjualan terdapat satu jurnal lagi yang mencatat

pembebanan harga pokok barang yang dijual, yaitu didebet rekening

“harga pokok penjualan dan kredit “Persediaan barang dagangan”.

Dengan demikian rekening harga pokok penjualan hanya

menunjukkan harga pokok barang-barang yang dijual. Selisih persediaan tidak

termasuk dalam harga pokok penjualan tetapi dicatat sendiri. Sedangkan

dalam metode fisik karena harga pokok dihitung dengan metode selisih

persediaan maka kekurangan/kelebihan persediaan akan tercampur dalam

harga pokok penjualan.

6.3 Arus Harga Pokok (AHP)

Pembelian Barang dagangan dalam satu periode dapat dilakukan

berkali-kali, sehingga ada kemungkinan untuk pembelian barang dagangan yang sama tetapi harga belinya berbeda.

Contoh : Transaksi-transaksi yang berhubungan dengan persediaan barang

dagangan selama bulan desember 2008 di PT Aneka.

Tgl 5 : Persediaan barang dagangan 10 Unit @ Rp 10 = Rp 100

Tgl 16 : Pembelian barang dagangan 75 Unit @ Rp 12 = Rp 900

Tgl 20 : Pembelian barang dagangan 20 Unit @ Rp 15 = Rp 300

Tgl 25 : Penjualan 80 Unit dengan harga jual @ Rp 30 = Rp 2400

Tgl 31 : Persediaan Barang dagangan akhir 25 unit

Masalahnya adalah :

1. Berapa Harga pokok penjualan tanggal 25 Desember ?

2. Berapa Harga pokok persediaan barang dagangan akhir sebanyak 25

unit ?

Untuk menjawab kasus diatas perlu diketahui bahwa metode AHP yang

dianut perusahaan, apakah FIFO, LIFO atau AVERAGE.

Page 77: Akuntansi Keuangan 1 Revisi

Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I

Persediaan Barang 71

1. Metode Fisik / Periodik

a. FIFO

Maka HPP dari 80 Unit Penjualan Penjualan 80 Unit

Tanggal 5 10 Unit @ Rp 10 = Rp 100

Tanggal 16 70 Unit @ Rp 12 = Rp 840

HPP 80 Unit = Rp 940

Harga Pokok Persediaan Barang dagangan akhir :

Tanggal 16 5 unit @ Rp 12 = Rp 60

Tanggal 20 20Unit @ Rp 15 = Rp 300

Persd. akhir 25 Unit = Rp 360

Laba Kotor : Penjualan – HPP

2.400 - 940

Laba Kotor = Rp 1.460

b. LIFO

Penjualan 80 Unit

Tanggal 20 20 Unit @ Rp 15 = Rp 300

Tanggal 16 60 Unit @ Rp 12 = Rp 720

HPP 80 Unit = Rp 1.020

Harga Pokok Persediaan Barang dagangan akhir :

Tanggal 16 15 Unit @ Rp 12 = Rp 180

Tanggal 5 10 Unit @ Rp 10 = Rp 100

Persd Akhir 25 Unit = Rp 280

Laba Kotor = 2.400 – 1.020 = 1.380

c. Average

HPP 80 Unit x Rp 1.300 = Rp 960

105 Unit

Persediaan Akhir 25 Unit x (1300:105)= Rp 300

Laba Kotor : 2400 – 990 = 1.410

Page 78: Akuntansi Keuangan 1 Revisi

Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I

72 Persediaan Barang

2. Metode Buku / Perpetual

a. FIFO

Tgl

Pembelian Penjualan Persediaan

Unit Harga Jumlah Unit Harga Jumlah Unit Harg

a

Jumlah

5 10 10 100

16 75 12 900 10 10 100

75 12 900

20 20 15 300 10 10 100

75 12 900

20 15 300

25 10 10 100

70 12 2100 5 12 60

20 15 300

Jml 95 1200 80 2400 25 360

HPP 940

Persediaan akhir 360

Laba Kotor 2400 – 940 = 1.460

b. LIFO

Tgl Pembelian Penjualan Persediaan

Unit Harga Jumlah Unit Harga Jumlah Unit Harg

a

Jumlah

5 10 10 100

16 75 12 900 10 10 100

75 12 900

20 20 15 300 10 10 100

75 12 900

20 15 300

25 20 15 300

60 12 720 10 10 100

15 12 180

Jml 95 1200 80 1020 25 280

HPP 1020

Persediaan akhir 280

Laba Kotor 2.400 – 1.020 = 1.380

Page 79: Akuntansi Keuangan 1 Revisi

Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I

Persediaan Barang 73

c. Average

Tgl

Pembelian Penjualan Persediaan

Unit Harg

a

Jumla

h

Unit Harg

a

Jumla

h

Unit Harg

a

Jumla

h

5 10 10 100

16 75 12 900 85 12 1000

20 20 15 300 105 12 1300

25 80 12 960 25 12 300

Jml 95 1200 80 12 960 25 12 300

HPP 960

Persediaan akhir 300

Laba Kotor 2.400 – 960 = 1.440

6.4 Masalah Pemilikan Persediaan Barang

Untuk menentukan apakah barang itu sudah dapat dicatat sebagai

persediaan dasar yang digunakan adalah hak pemilikan. Barang-barang akan

dicatat sebagai persediaan pihak yang memiliki barang-barang tersebut,

sehingga perubahan catatan persediaan akan didasarkan pada perpindahan

hak pemilikan barang. Kadang-kadang terdapat keadaan di mana sulit untuk

menentukan hak pemilikan barang sehingga dalam praktek akan ditemui

adanya penyimpangan-penyimpangan. Kesulitan menentukan perpindahan

hak atas barang antara lain timbul dalam keadaan seperti berikut ini:

A. Barang-barang dalam Perjalanan (Goods in Transit)

Barang-barang yang pada tanggal neraca masih dalam perjalanan

menimbulkan masalah apakah masih menjadi milik penjual atau sudah

berpindah haknya pada pembeli. Untuk mengetahui pemilik dari barang-

barang tersebut, harus diketahui syarat pengiriman barang-barang tersebut.

Terdapat dua syarat pengiriman yaitu :

1. Free on board shipping point, apabila barang-barang dikirim dengan

syarat free on board shipping point maka hak atas barang yang

dikirim berpindah pada pembeli ketika barang-barang tersebut

diserahkan pada pihak pengangkut.

2. Syarat pengiriman free on board destination berarti bahwa hak atas

barang baru berpindah pada pembeli jika barang-barang yang dikirim

Page 80: Akuntansi Keuangan 1 Revisi

Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I

74 Persediaan Barang

sudah diterima oleh pembeli. Jadi perpindahan hak atas barang

terjadi pada tanggal penerimaan barang oleh pembeli. Pada saat

tersebut penjual mengurangi persediaan barangnya dan mencatat

penjualan, sedangkan pembeli mencatat pembelian dan menambah

persediaan barangnya.

B. Barang-barang yang Dipisahkan (Segregated Goods)

Seringkali terjadi suatu kontrak penjualan barang dalam jumlah besar

se-hingga pengirimannya tidak dapat dilakukan sekaligus. Barang-barang yang

dipisahkan tersendiri dengan maksud untuk memenuhi kontrak-kontrak atau

pesanan-pesanan walaupun belum dikirim, haknya sudah berpindah pada

pembeli. Oleh karena itu pada tanggal penyusunan laporan keuangan jika ada

barang-barang yang dipisahkan, harus dikeluarkan dari jumlah persediaan

penjual dan dicatat sebagai penjualan. Begitu pula pembeli dapat mencatat

pembelian dan menambah persediaan barangnya.

C. Barang-barang Konsinyasi (Consignment Goods)

Dalam cara penjualan titipan, barang-barang yang dititipkan untuk

dijualkan atau dikonsinyasikan, hak barang tersebut masih tetap pada yang

menitipkan sampai saat barang-barang tersebut dijual. Sebelum barang-

barang tersebut dijual masih tetap menjadi persediaan pihak yang menitipkan

(consignor). Pihak yang menerima titipan (consignee) tidak mempunyai hak

atas barang-barang tersebut sehingga tidak mencatat barang-barang tersebut

sebagai persediaannya. Apabila barang-barang itu sudah dijual maka yang

menerima titipan membuat laporan pada yang menitipkan. Pada waktu

menerima laporan, pihak yang menitipkan (consignor) mencatat penjualan dan

mengurangi persediaan barangnya.

D. Penjualan Angsuran (Installment Sales)

Dalam penjualan angsuran hak atas barang tetap pada penjual sampai

seluruh harga jualnya dilunasi. Penjual akan melaporkan barang-barang

tersebut dalam persediaannya dikurangi dengan jumlah yang sudah dibayar.

Pembeli akan melaporkan barang-barang tersebut dalam persediaannya

Page 81: Akuntansi Keuangan 1 Revisi

Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I

Persediaan Barang 75

sejumlah yang sudah dibayarkannya. Apabila dianggap bahwa kemungkinan

pembatalan penjualan tersebut adalah kecil maka penjual dapat mengakuinya

sebagai penjualan biasa yang diangsur dan pembeli dapat mencatatnya sebagai

pembelian biasa yang pembayarannya diangsur. Ada beberapa cara penjualan

angsuran di mana masing-masing cara akan ditentukan pencatatannya yaitu :

(a) Dibeli mesin dengan harga Rp20.000.000,00 yang pembayarannya akan

diangsur selama 5 tahun, setiap tahun sebesar Rp 4.000.000,00 ditambah

bunga 10% per tahun. Jurnal yang dibuat oleh pembeli untuk mencatat

pembelian mesin dan pembayaran angsuran adalah sebagai berikut :

Pembelian mesin:

Dr. Mesin Rp 20.000.000,00

Cr. Utang Rp 20.000.000,00

Akhir tahun pertama:

Dr. Utang Rp 4.000.000,00

Dr. Beban bunga 2.000.000,00

Cr. Kas Rp 6.000.000,00

Bunga: 10% x Rp 20.000.000,00 = Rp 7.000.000,00.

Akhir tahun kedua:

Dr. Utang Rp 4.000.000,00

Dr. Beban bunga 1.600.000,00

Cr. Kas Rp 5.600.000,00

Bunga: 10% x Rpl6.000.000,00 = Rpl.600.000,00

dan seterusnya.

(b) Mesin dibeli dengan harga Rp 30.000.000,00 diangsur lima tahun setiap

tahunnya Rp 6.000.000,00 tanpa bunga. Jika dibeli tunai maka harga

mesin itu Rp 20.000.000,00. Dalam cara penjualan seperti ini bunga

selama masa angsuran inklusif dalam harga mesin. Harga perolehan

(cost) mesin adalah sebesar harga tunainya dan selisihnya dicatat sebagai

biaya bunga. Jurnal yang dibuat oleh pembeli untuk mencatat pembelian

mesin dan angsuran setiap tahun sebagai berikut :

Page 82: Akuntansi Keuangan 1 Revisi

Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I

76 Persediaan Barang

Pembelian mesin :

Dr. Mesin Rp 20.000.000,00

Dr. Beban bunga 10.000.000,00

Cr. Utang Rp 30.000.000,00

Akhir tahun pertama:

Dr. Utang Rp 6.000.000,00

Cr. Kas Rp 6.000.000,00

Jurnal penyesuaian:

Dr. Cadangan bunga Rp 8.000.000,00

Cr. Biaya bunga Rp 8.000.000,00

Cadangan bunga dalam neraca dikurangkan pada jumlah utang pembelian

mesin sehingga dapat menunjukkan nilai tunai utang pada tanggal neraca.

Pada awal tahun berikutnya dibuat jurnal penyesuaian kembali sebagai

berikut :

Dr. Beban bunga Rp 8.000.000,00

Cr. Cadangan bunga Rp 8.000.000,00

Akhir tahun kedua:

Dr. Utang Rp 6.000.000,00

Cr. Kas Rp 6.000.000,00

Jurnal penyesuaian:

Dr. Cadangan bunga Rp 6.000.000,00

Cr. Biaya bunga Rp 6.000.000,00

Jurnal penyesuaian kembali:

Dr.Biaya bunga Rp 6.000.000,00

Cr. Cadangan bunga Rp 6.000.000,00

dan seterusnya.

E. Potongan Pembelian

Dalam pembelian barang sering ada ketentuan mengenai cara

pembayaran, apabila dibayar dalam jangka waktu tertentu akan diberi

potongan. Potongan seperti ini disebut potongan tunai yang dalam akuntansi

dicatat dalam rekening Potongan Pembelian. Pada prinsipnya potongan yang

diterima adalah pengurang terhadap harga pokok persediaan. Tetapi kadang-

kadang ditemui adanya perlakuan terhadap potongan pembelian sebagai

Page 83: Akuntansi Keuangan 1 Revisi

Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I

Persediaan Barang 77

pendapatan Iain-lain, cara ini sebetulnya tidak tepat karena mengakui

pendapatan pada saat pembelian, sedangkan dalam akuntansi laba hanya

timbul dari penjualan barang atau jasa dan bukannya timbul dari pembelian.

Terdapat beberapa cara yang dapat digunakan untuk mencatat

potongan pembelian sebagai pengurangan terhadap harga pokok yaitu

Pembelian dicatat dengan harga bruto

Pembelian dicatat dengan harga neto dalam metode ini utang dapat

dicatat neto atau bruto.

Penerapan metode ini dapat diilustrasikan sebagai berikut :

Pada tanggal 1 Desember 2005 dibeli barang dagangan dengan harga faktur

Rp500.000,00. Syarat pembayaran 2/10, n/30. Pembayaran utang dilakukan

pada tanggal 10 Desember 2005 sehingga diperoleh potongan pembelian

sebesar 2%.

Jurnal yang dibuat untuk mencatat transaksi di atas sebagai berikut :

a. Pembelian dicatat dengan harga bruto

Tanggal 1 Desember 2005 :

Dr. Pembelian (persediaan barang) Rp 500.000,00

Cr. Utang Rp 500.000,00

Tanggal 10 Desember 2005 :

Dr. Utang Rp 500.000,00

Cr. Potongan pembelian Rp 10.000,00

Cr. Kas Rp 490.000,00

Apabila pembayaran utang dilakukan sesudah tanggal 10 Desember 2005

berarti tidak diperoleh potongan, pembayaran sebesar Rp 500.000,00 dicatat

dengan jurnal sebagai berikut :

Dr. Utang Rp 500.000,00

Cr. Kas Rp 500.000,00

b. Pembelian dicatat dengan harga neto

Dalam cara ini ada dua cara mencatat utang yaitu dengan jumlah neto atau

dengan jumlah bruto. Masing-masing cara adalah sebagai berikut :

Page 84: Akuntansi Keuangan 1 Revisi

Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I

78 Persediaan Barang

Utang Dicatat Neto Utang Dicatat Bruto

1 Desember 2005

Pembelian (persediaan barang) Rp

490.000,00

Utang Rp

490.000,00

Pembelian (persediaan barang) Rp

490.000,00

Cadangan potongan pembelian

10.000,00

Utang

Rp 500.000,00

10 Desember 2005

Utang Rp 490.000,00

Kas Rp

490.000,00

Utang Rp 500.000,00

Cadangan potongan

pembelian Rp 10.000,00

Kas

490.000,00

Apabila pembayaran utang dilakukan sesudah tanggal 10 Desember 2005

berarti tidak mendapat potongan. Jumlah pembayaran utang sebesar Rp

500.000,00 dicatat sebagai berikut :

Utang Rp 490.000,00

Potongan pembelian yang hilang

10.000,00

Kas Rp

500.000,00

Utang Rp 500.000,00

Kas Rp 500.000,00

Potongan pembelian yang hilang

Rp10.000,00

Cadangan potongan pembelian

Rp10.000,00

Page 85: Akuntansi Keuangan 1 Revisi

Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I

Persediaan Barang 79

Rangkuman

1. Persedian adalah barang-barang yang dimiliki perusahaan untuk dijual

kembali dalam aktivitas normal perusahaan atau untuk diproses terlebih

dahulu kemudian dijual. Istilah persediaan digunakan untuk menyatakan

suatu jumlah barang yang berwujud. Dalam perusahaan dagang hanya

ada satu jenis persediaan yaitu persediaan barang dagangan

(merchandise inventory).

2. Terdapat dua metode yang dapat digunakan pada pencatatan persediaan

yaitu : Metode Fisik atau Periodik dan Metode Buku atau Perpetual

3. Dalam Menghitung Arus Harga Pokok dapat diakukan dengan tiga cara

yakni : FIFO, LIFO, dan AVERAGE.

4. Masalah Pemilikan Persediaan Barang dagangan :

a. Barang-barang dalam Perjalanan (Goods in Transit)

b. Barang-barang yang Dipisahkan (Segregated Goods)

c. Barang-barang Konsinyasi (Consignment Goods)

d. Penjualan Angsuran (Installment Sales)

e. Potongan Pembelian

Page 86: Akuntansi Keuangan 1 Revisi

Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I

80 Persediaan Barang

Pilihan Ganda

Petunjuk: Pilihlah jawaban yang paling tepat!

Desember, 1 Jumlah persediaan 300 Unit @ Rp 3.000,-

11 Pembelian 200 Unit @ Rp 3.600,-

16 Penjualan 380 Unit

20 Pembelian 400 Unit @ Rp 3.300,-

25 Penjualan 370 Unit

29 Pembelian 100 Unit @ Rp 3.600,-

1. Berdasarkan data diatas, berapakah Unit persediaan Akhir barang

(FIFO) tersebut:

A. 100 Unit

B. 150 Unit

C. 250 Unit

D. 120 Unit

E. 30 Unit

2. Bila Menggunakan metode Periodik – FIFO berapakah Harga pokok

penjualan barang tersebut:

A. 3.300.000

B. 2.445.000

C. 2.475.000

D. 2.421.000

E. 2.650.000

3. Bila Menggunakan metode Periodik – Average berapakah Harga pokok

penjualan barang tersebut:

A. 3.300.000

B. 2.445.000

C. 2.475.000

D. 2.421.000

E. 2.650.000

Page 87: Akuntansi Keuangan 1 Revisi

Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I

Persediaan Barang 81

Latihan

Dibawah ini adalah informasi yang berhubungan dengan persediaan barang

dagangan pada tanggal 31 Januari 2009 :

Jan 1 : Persediaan 40 Unit @ Rp 327.200

Jan 8 : Pembelian 30 Unit @ Rp 341.100

Jan 26 : Pembelian 20 Unit @ Rp 341.400

Jan 28 : Pembelian 40 Unit @ Rp 320.200

Penjualan :

Jan 4 : 30 Unit @ Rp 360.500 Jan 15 : 25 Unit @ Rp 359.400

Jan 30 : 60 Unit @ Rp 345.500

Hitunglah :

Persediaan Akhir Barang Dagangan, Harga Pokok Penjualan, dan Laba(Rugi)

Bersih. Dengan menggunakan metode LIFO, FIFO & Average Perpetual dan

LIFO, FIFO & Average periodic

Page 88: Akuntansi Keuangan 1 Revisi

Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I

82 Aktiva Tetap Berwujud

AKTIVA TETAP BERWUJUD

Overview

Kendaraan, Tanah, Gedung, Meja, komputer merupakan salah satu contoh

dari aktiva tetap. Aktiva tetap berwujud adalah aktiva-aktiva yang

mempunyai bentuk fisik sifatnya relatif permanen dan digunakan dalam

aktivitas normal perusahaan yang normal. Aktiva tetap berwujud dapat

digunakan dalam jangka waktu yang relatif cukup lama.

Tujuan

1. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan konsep aktiva tetap

berwujud

2. Mahasiswa mampu menjelaskan konsep penilaian dan perolehan

aktiva tetap berwujud

Page 89: Akuntansi Keuangan 1 Revisi

Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I

Aktiva Tetap Berwujud 83

7.1 Pengertian Aktiva Tetap Berwujud

Aktiva tetap berwujud adalah aktiva-aktiva yang berwujud yang

sifatnya relatif permanen yang digunakan dalam aktivitas normal perusahaan.

Istilah relatif permanen menunjukkan sifat di mana aktiva yang bersangkutan

dapat digunakan dalam jangka waktu yang relatif cukup lama tetapi untuk

tujuan akuntansi jangka waktu penggunaan ini dibatasi menjadi lebih dari satu

periode akuntansi sehingga aktiva berwujud yang umumnya lebih dari satu

periode akuntansi dikelompokkan sebagai aktiva tetap berwujud.

Aktiva tetap berwujud yang dimiliki oleh suatu perusahaan dapat

mempunyai macam-macam bentuk seperti tanah, bangunan, mesin-mesin dan

alat-alat, kendaraan, mebelair dan Iain-lain. Dari bermacam-macam aktiva

tetap berwujud akuntansi mengelompokannya sebagai berikut:

a. Aktiva tetap yang umurnya terbatas dan apabila sudah habis masa

penggunaannya bisa diganti dengan aktiva yang sejenis, misalnya

bangunan, mesin, peralatan, kendaraan dan Iain-lain.

b. Aktiva tetap yang umurnya tidak terbatas seperti tanah untuk usaha

c. Aktiva tetap yang umumnya terbatas dan apabila sudah habis masa

penggunaannya tidak dapat diganti dengan aktiva yang sejenis, misalnya

sumber-sumber alam seperti tambang, hutan dan Iain-lain.

Aktiva tetap yang umumnya tidak terbatas tidak dilakukan penyusutan

terhadap harga perolehannya, sedangkan aktiva tetap yang terbatas

umumnya dilakukan penyusutan harga perolehannya. Aktiva tetap yang dapat

diganti dengan aktiva yang sejenis penyusutannya disebut depresiasi sedang

penyusutan sumber alam disebut deplesi.

Perlakuan akuntansi terhadap pengeluaran-pengeluaran yang

berhubungan dengan perolehan dan penggunaan aktiva tetap dapat dibagi

menjadi dua, yaitu:

(a) Pengeluaran modal (capital expenditures), adalah pengeluaran-

pengeluaran untuk memperoleh suatu manfaat yang akan dirasakan lebih

dari satu periode akuntansi. Pengeluaran-pengeluaran seperti ini dicatat

dalam rekening aktiva (dikapitalisasi).

(b) Pengeluaran pendapatan (revenue expenditures), adalah pengeluaran-

pengeluaran untuk memperoleh suatu manfaat yang hanya dirasakan

dalam periode akuntansi yang bersangkutan. Oleh karena itu

pengeluaran-pengeluaran seperti ini dicatat dalam rekening biaya.

Page 90: Akuntansi Keuangan 1 Revisi

Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I

84 Aktiva Tetap Berwujud

Jadi dasar pertimbangan dalam pencatatan pengeluaran-pengeluaran untuk

aktiva tetap adalah berapa lama manfaat pengeluaran tersebut dapat

dirasakan, hanya satu periode atau lebih dari satu periode akuntansi.

Yang dimaksud dengan biaya perolehan aktiva tetap adalah jumlah kas

atau setara kas yang dibayarkan atau nilai wajar imbalan lain yang diberikan

untuk memperoleh suatu aktiva pada saat perolehan atau konstruksi sampai

dengan aktiva tersebut dalam kondisi dan tempat yang siap untuk digunakan.

Sesudah aktiva tetap itu diperoleh dan dalam masa penggunaan maka aktiva

yang umumnya tidak terbatas seperti tanah, dilaporkan dalam neraca sebesar

harga perolehannya. Sedang untuk aktiva yang umumnya terbatas

dicantumkan dalam neraca sebesar harga perolehannya dikurangi dengan

akumulasi depresiasi/deplesi. Harga perolehan dikurangi akumulasi

depresiasi/deplesi disebut nilai buku.

7.2 Perolehan Aktiva Tetap

Aktiva tetap dapat diperoleh dengan berbagai cara, di mana masing-

masing cara perolehan akan mempengaruhi penentuan harga perolehan.

Adapun cara perolehan aktiva tetap adalah sebagai berikut :

1. Pembelian Tunai.

Aktiva tetap berwujud yang diperoleh dari pembelian tunai dicatat dalam

buku-buku dengan jumlah sebesar uang yang dikeluarkan. Dalam jumlah uang

yang dikeluarkan untuk memperoleh aktiva tetap termasuk harga faktur dan

semua biaya yang dikeluarkan agar aktiva tetap tersebut siap untuk dipakai,

seperti biaya angkut, premi asuransi dalam perjalanan, biaya balik nama, biaya

pemasangan dan biaya percobaan. Semua biaya-biaya di atas dikapitalisasi

sebagai harga perolehan aktiva tetap. Apabila dalam pembelian aktiva tetap

ada potongan tunai, maka potongan tunai tersebut merupakan pengurangan

terhadap harga faktur, tidak memandang apakah potongan itu didapat atau

tidak. Jurnal untuk membeli aktiva tetap adalah:

Dr Tanah Rp xx

Cr Kas Rp xx

2. Pembelian secara gabungan / Lumpsum

Harga perolehan dari setiap aktiva yang diperoleh secara gabungan

ditentukan dengan mengalokasikan harga gabungan tersebut berdasarkan

Page 91: Akuntansi Keuangan 1 Revisi

Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I

Aktiva Tetap Berwujud 85

perbandingan nilai wajar setiap aktiva yang bersangkutan. Contoh jurnalnya

adalah :

PT. JAVA membeli aktiva tetap yang terdiri dari tanah, Gedung dan mesin-

mesin. Pembelian dilakukan secara paket (lumpsum) dengan harga Rp.

75.000.000,00. Harga pasar setiap aktiva tetap itu diketahui sebagai berikut:

Gedung : Rp35.000.000,00

Tanah : 45.000.000,00

Mesin : 20.000.000,00

Harga perolehan setiap aktiva dihitung dengan cara sebagai berikut:

Gedung

00,00Rp26.250.000,00Rp75.000.0000,00Rp100.000.

00,00Rp35.000.0

Tanah

00,00Rp33.750.000,00Rp75.000.0000,00Rp100.000.

00,00Rp45.000.0

Mesin

00,00Rp15.000.000,00Rp75.000.0000,00Rp100.000.

00,00Rp20.000.0

Gedung Rp26.250.000,00

Tanah Rp33.750.000,00

Mesin Rp15.000.000,00

Kas Rp75.000.000,00

3. Perolehan Melalui Pertukaran

a. Ditukar dengan Surat-surat Berharga

Aktiva tetap yang diperoleh dengan cara ditukar dengan saham atau

obligasi perusahaan, dicatat dalam buku sebesar harga pasar saham atau

obligasi yang digunakan sebagai penukar. Apabila harga pasar saham atau obligasi itu tidak diketahui, harga perolehan aktiva tetap ditentukan sebesar

harga pasar aktiva tersebut. Kadang-kadang harga pasar surat berharga dan

aktiva tetap yang ditukar kedua-duanya tidak diketahui, dalam keadaan

seperti ini nilai pertukaran ditentukan oleh keputusan pimpinan perusahaan.

Page 92: Akuntansi Keuangan 1 Revisi

Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I

86 Aktiva Tetap Berwujud

Nilai pertukaran ini dipakai sebagai dasar pencatatan harga perolehan aktiva

tetap dan nilai-nilai surat-surat berharga yang dikeluarkan. Pertukaran aktiva

tetap dengan saham atau obligasi perusahaan akan dicatat dalam rekening

modal saham atau utang obligasi sebesar nilai nominalnya, selisih Nilai pertu-

karan dengan nilai nominal dicatat dalam rekening agio/disagio. contohnya :

PT PERKASA bermaksud menukarkan sebuah mesin dengan 1.000 lembar

saham biasa, nominal @ Rp10.000,00. Pada saat pertukaran, harga pasar

saham sebesar Rp11.000,00 per lembar. Pertukaran mesin dengan saham ini

dicatat dengan jurnal sebagai berikut:

Dr. Mesin 11.000.000,00

Cr. Modal saham biasa l0.000.000,00

Cr. Agio saham 1.000.000,00

Apabila dalam pertukaran ini perusahaan menambah dengan uang

maka harga perolehan mesin adalah jumlah uang yang dibayarkan ditambah

dengan harga pasar surat berharga yang dijadikan penukar. Yang

dimaksudkan dengan harga pasar surat berharga adalah harga yang terjadi

dalam bursa surat-surat berharga atau dalam transaksi dengan pihak lain yang

bebas.

b. Ditukar dengan Aktiva Tetap yang Lain

Banyak pembelian aktiva tetap dilakukan dengan cara tukar-

menukar, atau sering disebut tukar tambah, di mana aktiva lama digunakan

untuk membayar harga aktiva baru, baik seluruhnya atau sebagian dan

kekurangannya dibayar tunai. Harga perolehan aktiva tetap yang diperoleh

dinilai sebesar nilai wajar aktiva tetap yang dilepas atau diperoleh, mana yang

lebih andal, ekuivalen dengan nilai wajar aktiva tetap yang dilepaskan setelah

disesuaikan jumlah kas atau setara kas yang ditransfer. Ada masalah yang

timbul bila harga pasar aktiva lama maupun baru tidak dapat ditentukan.

Dalam hal ini nilai buku aktiva lama akan digunakan sebagai dasar pencatatan pertukaran tersebut. Selain masalah di atas, masalah lainnya adalah

pengakuan rugi atau laba yang timbul karena adanya pertukaran aktiva tetap

tersebut. Pembicaraan mengenai masalah rugi atau laba pertukaran akan

dipisahkan menjadi dua yaitu pertama untuk pertukaran aktiva tetap yang

tidak sejenis dan kedua, untuk pertukaran aktiva tetap yang sejenis.

Pertukaran aktiva tetap sejenis diatur untuk tidak mengakui adanya

Page 93: Akuntansi Keuangan 1 Revisi

Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I

Aktiva Tetap Berwujud 87

keuntungan atau kerugian, dan biaya (harga) perolehan aktiva tetap baru

adalah jumlah tercatat dari aktiva tetap yang dilepaskan.

o Pertukaran Aktiva Tetap yang Tidak Sejenis

Yang dimaksud dengan pertukaran aktiva tetap tidak sejenis adalah

pertukaran aktiva tetap yang sifat dan fungsinya tidak sama seperti misalnya

pertukaran tanah dengan mesin-mesin, tanah dengan gedung dan Iain-lain.

o Pertukaran Aktiva Tetap Sejenis

Yang dimaksud dengan pertukaran aktiva tetap yang sejenis adalah

pertukaran aktiva tetap yang sifat dan fungsinya sama.

Contoh :

Pada Awal Tahun (4 Januari 2007) PT TEKUN menukarkan mesin lama

dengan mesin baru. Harga Perolehan mesin lama Rp 6.400.000; Akumulasi

Penyusutan sampai tanggal penukaran sebesar Rp. 4.500.000. Mesin Tersebut

diterima dengan harga Rp 1.300.000 dan harga faktur mesin yang baru Rp

7.500.000, Kekurangan diselesaikan dengan uang tunai.

Misalkan 1 bulan = 50 Rb

Perhitungan :

Harga beli Mesin Lama 6.400.000

Akumulasi Penyusutan 4.500.000 -

Nilai Buku mesin Lama 1.900.000

Nilai mesin Lama 1.300.000 -

Rugi Penukaran Mesin 600.000

Jurnal :

Dr.Mesin 7.500.000

Dr. Akumulasi Penyusutan 4.500.000

Dr. Rugi Penukaran Aktiva 600.000

Cr. Mesin 6.400.000

Cr Kas 6.200.000

Page 94: Akuntansi Keuangan 1 Revisi

Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I

88 Aktiva Tetap Berwujud

4. Pembelian Angsuran

Apabila aktiva tetap diperoleh dari pembelian angsuran, maka dalam

harga perolehan aktiva tetap tidak boleh termasuk bunga. Bunga selama

masa angsuran baik jelas-jelas dinyatakan maupun yang tidak dinyatakan

tersendiri, harus dikeluarkan dari harga perolehan dan dibebankan sebagai

biaya bunga.

5. Diperoleh dari hadiah atau donasi

Aktiva tetap yang diperoleh dari hadiah atau donasi, pencatatannya

bisa dilakukan menyimpang dari prinsip harga perolehan. Untuk menerima

hadiah, mungkin dikeluarkan biaya-biaya, tetapi biaya-biaya tersebut jauh

lebih kecil dari nilai aktiva tetap yang diterima. Apabila aktiva dicatat sebesar

biaya yang sudah dikeluarkan, maka hal ini akan menyebabkan jumlah aktiva

dan modal terlalu kecil, juga beban depresiasi menjadi terlalu kecil. Untuk

mengatasi keadaan ini maka aktiva yang diterima sebagai hadiah dicatat

sebesar harga pasarnya. Contoh sebuah perusahaan menerima hadiah berupa

tanah dan gedung yang dinilai sebagai berikut:

Tanah Rp2.500.000,00

Gedung 4.000.000,00

Rp6.500.000,00

Jurnal yang dibuat adalah sebagai berikut:

Dr. Tanah Rp2.500.000,00

Dr Gedung 4.000.000,00

Cr. Modal Hadiah/Donasi Rp6.500.000,00

Depresiasi aktiva yang diterima dari hadiah dilakukan dengan cara

yang sama dengan aktiva tetap yang lain. Apabila donasi yang diterima itu

belum pasti akan menjadi milik perusahaan (karena tergantung pada

terlaksananya perjanjian) maka aktiva dan modal dicatat sebagai elemen yang

belum pasti (contingent). Bila hak atas aktiva tersebut sudah diterima maka barulah contingent assets tadi dicatat sebagai harta atau aktiva.

Page 95: Akuntansi Keuangan 1 Revisi

Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I

Aktiva Tetap Berwujud 89

6. Aktiva yang dibuat sendiri

Perusahaan mungkin membuat sendiri aktiva tetap yang diperlukan

seperti gedung, alat-alat dan perabot. Pembuatan aktiva ini biasanya dengan

tujuan untuk mengisi kapasitas atau pegawai yang masih idle.

Dalam pembuatan aktiva, semua biaya yang dapat dibebankan

langsung seperti bahan, upah langsung dan factory overhead langsung. Ada 2

cara yang dapat digunakan untuk membebankan biaya factory overhead yaitu:

(a) kenaikan biaya factory overhead yang dibebankan pada aktiva yang dibuat

dan (b) biaya factory overhead dialokasikan dengan tarif kepada pembuatan

aktiva dan produksi. Apabila digunakan cara pertama maka harga pokok

aktiva yang dibuat adalah semua biaya-biaya langsung untuk membuat aktiva

itu ditambah dengan kenaikan biaya factory overhead. Sedang dengan cara

yang kedua harga pokok aktiva merupakan jumlah semua biaya langsung

ditambah dengan tarif yang menjadi beban aktiva yang dibuat

7.3 Biaya-Biaya Selama Masa Penggunaan Aktiva Tetap

Aktiva tetap yang dimiliki dan digunakan dalam usaha perusahaan akan

memerlukan pengeluaran-pengeluaran yang tujuannya adalah agar dapat

memenuhi kebutuhan perusahaan. Pengeluaran atau biaya-biaya tersebut

adalah :

1. Reparasi dan Pemeliharaan

Biaya reparasi dapat merupakan biaya yang jumlahnya kecil jika

reparasinya biasa, dan jumlahnya cukup besar jika reparasinya besar. Biaya

reparasi kecil seperti penggantian baut, mur, sekering mesin merupakan

biaya yang sering terjadi. Biaya pemeliharaan merupakan biaya yang

dikeluarkan untuk memelihara aktiva agar tetap dalam kondisi yang baik,

biaya seperti ini adalah biaya penggantian oli, pembersihan, pengecatan, dan

biaya lain yang serupa. Karena biaya reparasi dan pemeliharaan terjadi

berulang-ulang maka manfaat biaya-biaya tersebut hanya dalam periode

terjadinya, sehingga dicatat sebagai biaya pengeluaran pendapatan.Pada biaya

reparasi besar dikapitalisasi dan pembebanannya sebagai biaya dilakukan

dalam periode-periode yang menerima manfaat. Terdapat dua cara untuk

mencatat biaya reparasi besar yaitu:

Page 96: Akuntansi Keuangan 1 Revisi

Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I

90 Aktiva Tetap Berwujud

a. Menambah harga perolehan aktiva tetap, apabila biaya ini dikeluarkan

untuk menaikkan nilai kegunaan aktiva dan tidak menambah

umumnya.

b. Mengurangi akumulasi depresiasi, apabila biaya ini dikeluarkan untuk

memperpanjang umur aktiva tetap dan mungkin juga nilai residunya.

Karena jumlah akumulasi depresiasi berkurang berarti nilai bukunya

menjadi bertambah besar. Perhitungan depresiasi untuk tahun-tahun

berikutnya harus direvisi sesuai dengan perubahan nilai buku aktiva

dan umur ekonomis yang baru.

2. Penggantian

Adalah biaya yang dikeluarkan untuk mengganti aktiva atau suatu

bagian aktiva dengan unit yang baru yang tipenya sama, misalnya penggantian

dinamo mesin. Penggantian seperti ini biasanya terjadi karena aktiva lama

sudah tidak berfungsi lagi (rusak).

Penggantian bagian-bagian aktiva yang biayanya kecil diperlakukan

dengan cara yang sama seperti reparasi kecil. Apabila bagian-bagian yang

diganti itu biayanya cukup besar, maka harga perolehan bagian itu dihapuskan

dari rekening aktiva dan diganti dengan harga perolehan yang baru. Begitu

juga akumulasi depresiasi untuk bagian yang diganti dihapuskan.

3. Perbaikan (Improvement)

Adalah penggantian suatu aktiva dengan aktiva baru untuk

memperoleh kegunaan yang lebih besar. Perbaikan yang biayanya kecil dapat

diperlakukan seperti reparasi biasa, tetapi perbaikan yang memakan biaya

yang besar dicatat sebagai aktiva baru. Aktiva lama yang diganti dan

akumulasi depresiasinya dihapuskan dari rekening-rekeningnya.

4. Penambahan (Addition)

Penambahan adalah memperbesar atau memperluas fasilitas suatu

aktiva seperti penambahan ruang dalam bangunan, ruang parkir dan Iain-lain.

Akhir-akhir ini sering terdapat tambahan mesin yang dipasang dalam pabrik

untuk mengurangi pencemaran. Apabila alat tambahan itu dipasang menjadi

satu dengan mesin maka biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh dan memasang alat itu merupakan suatu penambahan. Biaya-biaya yang timbul

dalam penambahan dikapitalisasi menambah harga perolehan aktiva dan

didepresiasi selama umur ekonomisnya.

Page 97: Akuntansi Keuangan 1 Revisi

Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I

Aktiva Tetap Berwujud 91

5. Penyusunan Kembali Aktiva Tetap (Rearrangement)

Biaya-biaya yang dikeluarkan dalam penyusunan kembali aktiva,

perubahan route produksi dan untuk mengurangi biaya produksi. Apabila

jumlahnya cukup berarti dan manfaat penyusunan kembali itu akan dirasakan

lebih dari satu periode akuntansi maka harus dikapitalisasi. Biaya-biaya

semacam itu dikapitalisasi sebagai biaya dibayar di muka atau beban yang

ditangguhkan dan akan diamortisasikan ke periode-periode yang

memperoleh manfaat dari penyusunan kembali tersebut.

7.4 Pemberhentian Aktiva

Aktiva tetap bisa dihentikan pemakaiannya dengan cara dijual,

ditukarkan, ataupun karena rusak. Pada waktu aktiva tetap dihentikan dari

pemakaian maka semua rekening yang berhubungan dengan aktiva tersebut

dihapuskan. Apabila aktiva itu dijual maka selisih antara harga jual dengan

nilai buku atau nilai residu dicatat sebagai laba atau rugi. Contoh pada

pembelian dan penjualan setelah umur ekonomisnya berakhir seperti :

Mesin yang dibeli pada tanggal 1 Februari 2005 dengan harga

Rp3.200.000,00, pada tanggal 1 Juli 2009 dijual dengan harga Rp650.000,00.

Mesin tersebut ditaksir umurnya 5 tahun dan depresiasinya dengan cara garis

lurus, taksiran nilai residu Rp200.000,00. Penjualan mesin pada, tanggal 1 Juli

2009 dicatat dengan jurnal sebagai berikut:

Dr. Depresiasi mesin 300.000,00

Cr. Akumulasi depresiasi mesin 300.000,00

Depresiasi 6 bulan:

6/12 x 1/5 x Rp(3.200.000,00 - 200.000,00) = Rp300.000,00.

Dr. Kas 650.000,00

Dr. Akumulasi depresiasi mesin 2.650.000,00

Cr. Mesin 3.200.000,00

Cr. Laba penjualan mesin 100.000,00

Page 98: Akuntansi Keuangan 1 Revisi

Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I

92 Aktiva Tetap Berwujud

Perhitungan:

Harga Jual Rp 650.000,00

Nilai buku mesin

Harga perolehan Rp3.200.000,00

Akumulasi depresiasi

2005 : 11 bulan =

2006 : 12 bulan =

2007 : 12 bulan =

2008 : 12 bulan =

2009 : 6 bulan =

Rp550.000,00

600.000,00

600.000,00

600.000,00

300,000,00

2.650.000,00

550.000,00

Laba penjualan aktiva

tetap

Rp100.000,00

Page 99: Akuntansi Keuangan 1 Revisi

Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I

Aktiva Tetap Berwujud 93

Rangkuman

1. Aktiva tetap berwujud adalah aktiva-aktiva yang berwujud yang sifatnya

relatif permanen yang digunakan dalam aktivitas normal perusahaan.

Istilah relatif permanen menunjukkan sifat di mana aktiva yang

bersangkutan dapat digunakan dalam jangka waktu yang relatif cukup

lama tetapi untuk tujuan akuntansi jangka waktu penggunaan ini dibatasi

menjadi lebih dari satu periode akuntansi sehingga aktiva berwujud yang

umumnya lebih dari satu periode akuntansi dikelompokkan sebagai

aktiva tetap berwujud.

2. Adapun cara perolehan aktiva tetap adalah sebagai berikut :

a. Pembelian Tunai.

b. Pembelian secara gabungan / Lumpsum

c. Perolehan Melalui Pertukaran

a) Ditukar dengan Surat-surat Berharga

b) Ditukar dengan Aktiva Tetap yang Lain

d. Pembelian Angsuran

e. Diperoleh dari hadiah atau donasi

f. Aktiva yang dibuat sendiri

3. Biaya-Biaya Selama Masa Penggunaan Aktiva Tetap

a. Reparasi dan Pemeliharaan

b. Penggantian

c. Perbaikan (Improvement)

d. Penambahan (Addition)

e. Penyusunan Kembali Aktiva Tetap (Rearrangement)

Page 100: Akuntansi Keuangan 1 Revisi

Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I

94 Aktiva Tetap Berwujud

Pilihan Ganda

Petunjuk: Pilihlah jawaban yang paling tepat!

1. Yang termasuk Golongan Aktiva Tetap adalah:

A. Cash

B. Merchandise Inventory

C. Store Supplies

D. Office Equipment

E. Goodwill

2. Manakah dari pengeluaran berikut yang timbul sehubungan dengan

pembelian mesin, yang merupakan pembebanan ke akun aktiva ?

A. Biaya Pengangkutan

B. Pajak

C. Biaya pemasangan

D. A, B, C, Betul

E. A dan C betul

3. Suatu Aktiva tetap yang berharga Rp 100.000 dibeli melalui tukar

tambah dengan aktiva sejenis yang memiliki nilai buku Rp 25.000.

dengan asumsi nilai tukar tambah adalah Rp 30.000,- dan kas yang

dibayarkan untuk memperoleh aktiva baru itu adalah Rp 70.000, berapa

harga perolehan aktiva baru itu untuk tujuan pelaporan keuangan ?

A. Rp 100.000

B. Rp 95.000 C. Rp 70.000

D. Rp 30.000

E. Rp 20.000

Page 101: Akuntansi Keuangan 1 Revisi

Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I

Aktiva Tetap Berwujud 95

Pertanyaan

1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan aktiva tetap berwujud yang anda

ketahui ?

2. Jelaskan bagaimana perlakuan atas bunga yang timbul selama masa

kontruksi ?

3. Permasalahan apa yang timbul dalam menghitung perolehan aktiva

tetap bila dibeli secara tunai dan dibeli secara mengangsur ? jelaskan

Latihan

1. Perusahaan Dagang Sido Munculdalam tahun 2007 telah

mengeluarkan biaya–biaya untuk bangunan kantornya yang

diperoleh pada tanggal 2 januari 2007 yang merupakan awal tahun

Fiskalnya sebagai berikut ;

Harga Tanah 18.000.000

Harga bangunan kantor 102.000.000

Biaya Renovasi 16.200.000

Bea balik Nama 900.000

Pembuatan Taman 6.000.000

Komisi Real Estate 3.600.000

Biaya Lain-lain 100.000

Untuk mendapatkan harta ini perusahaan telah menandatangani

selembar Obligasi tanpa bunga sebesar 120.000.000. suku bunga

diperhitungkan 8 %. Pembayaran angsuran tengah tahunan sebesar

Rp 6.600.000,- harus dilakukan terhitung tanggal 1 juli 2008 untuk

jangka waktu 10 Tahun.

Page 102: Akuntansi Keuangan 1 Revisi

Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I

96 Aktiva Tetap Berwujud

Pertanyaan : Buatlah jurnal untuk membukukan :

a. Perolehan tanah dan bangunan tersebut (asumsi bahwa uang

yang dibayar sama dengan harga dari aktiva tersebut dan nilai

konstan obligasi)

b. Pembayaran angsuran pertama dan kedua termasuk agio

pinjaman obligasi.

2. PT KURNIA telah memperoleh tanah, bangunan dan peralatan

dengan harga keseluruhan sebesar Rp 100.000.000,- yang dibayar

tunai. Penilaian aktiva pada saat memperolehnya tergambar sebagai

berikut :

Tanah 64.000.000

Bangunan 56.000.000

Peralatan 40.000.000

Pertanyaan : Berapa harga perolehan masing-masing aktiva tersebut.

Page 103: Akuntansi Keuangan 1 Revisi

Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I

Aktiva Tidak Berwujud 97

AKTIVA TIDAK BERWUJUD

Overview

Paten, hak cipta, merek dagang, franchise dan goodwill merupakan aktiva

jangka panjangyang bermanfaat bagi perusahaan dan tidak untuk dijual.

Aktiva-aktiva ini dinamakan Aktiva tidak berwujud, karena tidak terlihat

secara fisik.

Tujuan

1. Mahasiswa mampu menjelaskan aktiva tidak berwujud

2. Mahasiswa mampu menyusun neraca yang mencantumkan aktiva

tidak berwujud

Page 104: Akuntansi Keuangan 1 Revisi

Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I

98 Aktiva Tidak Berwujud

8.1 Pengertian Aktiva Tidak Berwujud

Aktiva tidak Berwujud adalah aktiva yang tidak mempunyai bentuk

fisik. Aktiva ini dapat berbentuk hak-hak khusus yang diharapkan

menyumbang pendapatan yangh diperoleh perusahaan. Pada umumnya aktiva

tidak berwujud mempunyai umur ekonomis lebih dari satu tahun. Dalam

akuntansi yang termasuk aktiva tidak berwujud antara lain Hak Paten, Hak

cipta, merek dagang, franchise, kontrak sewa dan goodwill.

8.2 Penilaian Aktiva Tidak Berwujud Pencatatan Aktiva tidak berwujud dalam rekening akan disajikan

sebesar harga perolehannya (cost). Memperoleh Aktiva tidak berwujud

dapat dilakukan dengan dua cara yaitu :

a. Aktiva Tak berwujud yang didapat dengan cara membeli hak itu.

b. Aktiva Tak berwujud yang dikembangkan sendisri secara teratur

oleh perusahaan.

Yang termasuk dalam harga perolehan aktiva tidak berwujud adalah :

a) Harga yang dibayar kepada penjual

b) Biaya-biaya tambahan untuk mendapatkannya seperti biaya kepada

pemerintah, biaya notaris, dan Biaya administrasi.

c) Biaya-biaya percobaan dan pengembangan

d) Biaya untuk penyerahan hak seperti royalti dan lisensi

e) Biaya-biaya lain yang berkenaan dalam hal gugatan

Selama umurnya, harga perolehan aktiva tidak berwujud mungkin

diamortisasikan, mungkin juga tidak, tergantung pada umur aktiva tersebut.

Khusus mengenai aktiva tidak berwujud yang umurnya tidak terbatas

kadang-kadang dihapuskan dari neraca, penghapusan bisa dilakukan sekaligus

atau beberapa tahun seperti amortisasi. Amortisasi dilakukan dengan

mendebet rekening beban dan mengkredit rekening aktiva yang

bersangkutan atau akumulais amortisasi.

8.2.1 Hak Paten

Paten adalah suatu hak istimewa yang diberikan oleh pemerintah

kepada pihak yang menemukan (inventor) sehingga si penemu dapat

mengendalikan pembuatan, penjualan atau mengawasi penemuannya. Jika

Paten tersebut tidak dapat diperpanjang, maka penemuan tadi dapat

diperbaharui atau direvisi guna memperoleh hak paten yang baru. Nilai yang

terkandung dalam harga perolehan antara lain :

Page 105: Akuntansi Keuangan 1 Revisi

Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I

Aktiva Tidak Berwujud 99

a. Biaya pembuatan model dan gambar

b. Biaya-biaya yang dikeluarkan guna melakukan percobaan-percobaan

dan pengembangan.

Paten diberikan untuk jangka waktu selama dua puluh tahun

terhitung sejak tanggal penerimaan permintaan paten. Tanggal mulai dan

berakhirnya jangka waktu paten dicatat dalam Daftar Umum Paten dan

diumumkan dalam Berita Resmi Paten.

Pemilik dari suatu paten dapat memberikan hak penggunaannya

kepada pihak lain atau dapat dijual. Dari sudut pembeli paten tersebut akan

dicatat sebesar harga belinya.

Metode garis lurus biasanya digunakan untuk menentukan

amortisasi periodik. Amortisasi paten dicatat dengan jurnal sebagai berikut :

Dr. Beban Amortisasi Paten Rp xxx

Cr. Paten Rp xxx

Amortisasi paten akan dikelompokkan dalam biaya produksi jika

dikaitkan dengan proses produksi dan dikelompokkan dalam biaya penjualan

jika ada korelasinya dengan kegiatan penjualan.

Suatu paten dapat berakhir bila :

a) Selama tiga tahun berturut-turut pemegang paten tidak membayar

biaya tahunan, maka paten dinyatakan batal demi hukum terhitung

sejak tanggal yang menjadi akhir batas waktu kewajiban pembayaran

untuk tahun yang ketiga tersebut.

b) Tidak dipenuhinya kewajiban pembayaran biaya tahunan berkaitan

dengan kewajiban pembayaran biaya tahunan untuk tahun kedelapan

belas dan tahun-tahun berikutnya, maka paten dianggap berakhir

pada akhir batas waktu kewajiban pembayaran biaya tahunan untuk

tahun yang kedelapan belas tersebut

Sebagai ilustrasi, asumsikan bahwa pada awal tahun fiskal, sebuah

perusahaan membeli hak paten seharga Rp 100.000.000,- paten tersebut

telah diberikan 6 tahun sebelumnya oleh Kantor Paten Federal. Walaupun

paten tersebut tidak akan jatuh tempo sampai 14 tahun yang akan datang,

namun umur manfaat yang tersisa diestimasi tinggal 5 tahun. Ayat jurnal

untuk mengamortisasi paten pada akhir tahun fiskal adalah :

Page 106: Akuntansi Keuangan 1 Revisi

Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I

100 Aktiva Tidak Berwujud

Dr Beban amortisasi – Paten Rp 20.000.000

Cr. Paten Rp 20.000.00

8.2.2 Hak Cipta

Menurut Undang-undang Republik Indonesia nomor 19 tahun 2002

tentang hak cipta, pengertian hak cipta adalah hak eksklusif bagi Pencipta

atau penerima hak untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya

atau memberikan izin untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasan-

pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Hak ini diberikan untuk beberapa tahun dan ada kemungkina dapat

diperpanjang. Hak cipta ini dapat diberikan atau dijual kepada pihak lain

berdasarkan perjanjian. Jika hak cipta tersebut dibeli, maka harga

perolehannya tergantung dari jumlah uang yang dibayarkan. Harga perolehan

hak cipta dapat dihapuskan sekaligus dengan pertimbangan konsevatif atau

dibebankan menurut taksiran umur hak cipta tersebut.

Sebagai contoh, Sony Corporation menyatakan kebijakan

amortisasinya yang berkaitan dengan aktiva seni artistik dan aktiva tidak

berwujud musik :

“Aktiva Tidak Berwujud yang terutama terdiri atas kontrak artis

dan katalohg musik, diamortisasi dengan prinsip dasar garis lurus masing-

masing selama 16 tahun dan 21 tahun.”

8.2.3 Hak Menggunakan Fasilitas (Franchise)

Franchise adalah hak yang diberikan oleh pemerintah suatu hak

istimewa untuk menggunakan fasilitas tertentu. Hak ini dapat diberikan untuk

beberapa tahun, diperpanjang atau dicabut. Bila umur franchise ini terbatas,

maka harga perolehannya akan diamortisasikan selama umur aktiva tersebut.

Sebaliknya bila umurnya tidak terbatas, maka harga perolehan aktiva tersebut

akan tetap disajikan dalam neraca.

Untuk memperoleh frnachise kadang-kadang dilakukan pembayaran

berkala. Pembayaran ini mungkin jumlahnya tetap atau berubah-ubah

dikaitkan dengan penghasilan, penggunaan fasilitas atau lainnya yang dialokasikan didalam periode yang bersangkutan atau dibebankan sebagai

penghasilan berkala.

8.2.4 Merek Dagang

Suatu Merek dagang adalah nama, istilah, atau simbol yang

digunakan untuk mengidentifikasikan perusahaan dan produknya. Sebagai

Page 107: Akuntansi Keuangan 1 Revisi

Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I

Aktiva Tidak Berwujud 101

contoh, logo Cocacola yang berwarna merah dan putih adalah sebuah

contoh merek dagang. Sebagian besar perusahaan menandai merak dagang

mereka dengan tanda ® pada iklan-iklan dan produk-produk mereka.

Berdasarkan undang-undang-undang federal, Perusahaan bisa melindungi

merek dagang mereka dengan mendaftarkannya untuk jangka waktu 10 tahun

kemudian memperbaharuinya lagi untuk jangka waktu 10 tahun setelah masa

yang pertama berakhir. Sama seperti hak cipta, biaya hukum yang muncul

dalam kaitannya dengan pendaftaran merek dagang ke pemerintah federal

harus dicatat sebagai aktiva. Oleh karena itu, sekalipun merek cocacola

memiliki nilai yang sangat tinggi, pos ini tidak disajikan di neraca sebab biaya-

biaya hukum yang terkait jumlahnya tidak material.

Jika Merek dagang dibeli dari perusahaan lain, biaya pembeliannya

harus dicatat sebagai aktiva. Biaya merek dagang dalam banyak kasus

biasanya mempunyai umur manfaat yang tak terbatas, sehingga tidak

diamortisasi selama umur manfaat tidak seperti halnya pada aktiva tidak

berwujud. Namun, merek dagang harus selalu diuji secara berkala untuk

penurunan nilainya. Ketika merek dagang mengalami penurunan nilai akibat

persaingan atau situasi lain, maka nilainya harus turun dan kerugian harus

diakui.

8.2.5 Hak Menyewa

Yang dimaksu dengan hak menyewa (leasehold) adalah hak

menyewa suatu aktiva dalam jangka panjang menurut perjanjian sewa

menyewa. Bila pembayaran sewa dilakukan setiap periode, maka biaya sewa

ini akan dibebankan kedalam periode yang bersangkutan. Pembayaran

dimuka untuk jangka waktu beberapa tahun dapat dibukukan dengan dua

cara yaitu :

a. Dicatat sebagai sewa dibayar dimuka yang penyajiannya didlam

neraca termasuk kelompok aktiva lancar

b. Dicatat sebagai aktiva tidak berwujud bila sewa tersebut dibayar

untuk periode yang cukup lama.

Biaya sewa yang dibayar dimuka atau dicatat kedalam aktiva tidak

berwujud secara berkala harus mengalokasikan jumlah beban sewa periodik.

Amortisasi dapat dilakukan dengan metode garis lurus .

Page 108: Akuntansi Keuangan 1 Revisi

Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I

102 Aktiva Tidak Berwujud

8.2.6 Goodwill

Goodwil atau muhibah adalah semua kelebihan yang terdapat dalam

suatu perusahaan akibat letak perusahaan yang sangat strategis, nama baik,

nama yang sudah terkenal, organisasi yang baik, pimpinan yang cakap, dan

lain-lain. Menurut akuntansi yang dimaksud dengan goodwill adalah

kemampuan untuk memperoleh laba diatas normal dikarenakan pengaruh

faktor-faktor tersebut diatas. Kelebihan laba ini merupakan daya tarik bagi

para investor untuk menanamkan modalnya kedalam perusahaan yang

bersangkutan.

Timbulnya goodwill diakibatkan oleh :

a. Pembelian

b. Transaksi-transaksi perusahaan seperti penggabungan (merger),

reorganisasi, perubahan bentuk perusahaan (reorganisasi),

pembelian sebagian perusahaan atau perubahan pemilikan firma.

Pembelian suatu perusahaan yang berjalan merupakan hasil penawaran untuk

menetapkan harga yang sebenarnya untuk goodwill. Dasar untuk mencapai

suatu harga goodwill antara lain :

1. Taksiran pendapatan pada masa yang akan datang

2. Penetapan tingkat pendapatan yang normal

3. Penilai aktiva perusahaan di luar goodwill

4. Penggunaan pendapatan yang akan datang untuk menentukan suatu

nilai goodwill.

Pendapatan yang lalu merupakan patokan yang cukup baik guna

menentukan nilai suatu goodwill. Yang ditinjau adalah taksiran pada masa

yang akan datang yang bagaimanapun tidak akan terlepas dari kegiatan-

kegiatan dari periode yang lalu. Tetapi untuk laba atau rugi yang bersifat luar

biasa atau yang jarang terjadi, maka jumlah-jumlah ini harus dikeluarkan dari

pendapatan yang lalu.

Dasar yang umumnya dipakai sebagai dasar penetapan adalah harga pasar atau jumlah yang diperkirakan dapat direalisasikan dari aktiva tersebut.

Selisih antara jumlah uang yang dibayarkan dengan nilai bersih aktiva

merupakan nilai goodwill.

Dalam menerapkan taksiran pendapatan yang akan datang guna

menentukan nilai goodwill ada beberapa cara yang dapat ditempuh :

1. Kapitalisasi pendapatan bersih rata-rata.

2. Kapitalisasi kelebihan pendapatan rata-rata

Page 109: Akuntansi Keuangan 1 Revisi

Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I

Aktiva Tidak Berwujud 103

Misalnya :

Perseoran Terbatas “KURNIA JAYA” telah memperoleh laba bersih selama

5 tahun (tidak termasuk pos-pos yang bersifat luar biasa) sebagai berikut :

Tahun 2004 Rp 30.000.000

Tahun 2005 Rp 27.000.000

Tahun 2006 Rp 27.000.000

Tahun 2007 Rp 36.000.000

Tahun 2008 Rp 33.000.000

Jumlah Rp 153.000.000

Pendapatan rata-rata Rp 153.000.000 = Rp 30.600.000

5

Misalnya pendapatan untuk tahun yang akan datang ditaksir sejumlah Rp

30.000.000. Pada tanggal 1 januari 2009, jumlah aktiva bersih (net assets)

tanpa memasukkan nilai goodwill dinilai sebesar Rp 270.000.000 dan jumlah

hutang berjumlah Rp 30.000.000

1. Kapitalisasi pendapatan bersih rata-rata

Jumlah yang dibayarkan untuk suatu perusahaan dapat ditetapkan

dengan mengkapitalisasi pendapatan yang diharapkan pada masa

mendatang dengan jumlah investasi yang dibutuhkan. Kapitalisasi

taksiran pendapatan yang akan datang ditung dengan menerapkan

tarif tertentu. Tarif ini menunjukkan hasil yang akan diharapkan dari

jumlah yang diinvestasikan. Selanjutnya bila terjadi selisih antara

jumlah yang dibayarkan dengan nilai bersih aktiva perusahaan yang

dibeli, maka selisih tersebut merupakan goodwill. Misalnya dari

investasi yang diharapkan jumlah pendapatan sebesar 10%, maka

jumlah yang dibayarkan serta goodwill perhitungannya tergambar

sebagai berikut :

Jumlah yang dibayarkan : 30.000.000 x 100/10 = 300.000.000

Taksiran nilai aktiva : 240.000.000

Goodwill = 60.000.000

Jika dalam contoh ini pendapatan yang diharapkan sebesar 12.5%

dan pendapatan ditaksir Rp 30.000.000 berarti perusahaan tersebut

dinilai sebesar Rp 240.000.000 – (30.000.000 : 0,125) = 0.

Dari perhitungan ini, maka perusahaan tersebut tidak mempunyai

goodwill.

Page 110: Akuntansi Keuangan 1 Revisi

Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I

104 Aktiva Tidak Berwujud

2. Kapitalisasi kelebihan pendapatan rata-rata

Perhitungan goodwill dengan metode ini didasarkan pada

pendapatan bersih rata-rata dan nilai aktiva yang dibeli. Besarnya

pendapatan dari nilai bersih aktiva dan besarnya pendapatan dari

goodwill diabaikan. Hal ini cukup beralasan dikarenakan

pengharapan suatu tingkat pendapatan dari investasi bila

dibandingkan dengan pendapatan yang diharapkan dari jumlah lain

yang diperoleh. Untuk jelasnya, dibawah ini diberikan dua

perusahaan sebagai bahan ilustrasi.

Perusahan X Perusahaan Y

60.000.000 30.000.000 Taksiran aktiva netto

6.000.000 6.000.000 Taksiran pendapatan netto

Jika taksiran pendapatan tersebut dihitung pada tingkat 8% baik

untuk perusahaan X atau perusahaan Y, maka nilai masing-masing

perusahaan akan menjadi Rp 75.000.000. maka goodwill untuk

perusahaan X adalah sama yaitu sebesar Rp 15.000.000 dan

perusahaan Y sebesar Rp 45.000.000. Angka ini berasal dari

perhitungan :

Perusahaan X Perusahaan Y

75.000.000 75.000.000 Jumlah taksiran aktiva neto 8%

60.000.000 30.000.000 Taksiran aktiva neto

15.000.000 45.000.000 goodwill

Ilustrasi diatas mengabaikan bahwa nilai taksiran aktiva neto yang

ditetapkan perusahaan oleh perusahaan X jauh melebihi nilai aktiva

perusahaan Y.

Cara penetapan yang lebih baik seharusnya memperhatikan faktor-faktor berikut :

a. Kebutuhan pendapatan yang layak dari aktiva netto

b. Setiap kelebihan dianggap berasal dari goodwill

Jika suatu perusahaan dibeli tanpa perhitungan goodwill secara

tegas, maka aktiva dari perusahaan yang dibeli harus dilakukan penilaian dan

selisih dengan jumlah uang yang dibayarkan dicatat sebagai goodwill. Sebagai

Page 111: Akuntansi Keuangan 1 Revisi

Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I

Aktiva Tidak Berwujud 105

contoh, suatu perusahaan menukarkan 20.000 lembar saham biasa nominal

Rp 25.000,- per lembar, yang harga pasarnya Rp 26.500 per lembar. Dengan

sebuah perusahaan yang nilai aktivanya ditaksir Rp 512.000.000

Perhitungan :

Nilai saham 20.000 x 26.500 = 530.000.000

Nilai harta yang diperoleh = 512.000.000

Jumlah goodwill = 18.000.000

Jurnal :

Dr. Aktiva 512.000.000

Dr Goodwill 18.000.000

Cr Saham 500.000.000

Cr Laba penjualan saham 30.000.000

Goodwill yang umurnya diperkirakan tidak terbatas akan dibukukan

sebesar harga perolehannya, akan tetapi bila keadaan tersebut menuju

kearah yang mengurang maka akan diadakan penyesuaian terhadap jumlah

goodwill tersebut. Berkurangnya nilai goodwill dapat dianggap sebagai :

a. Elemen-elemen yang bersifat tidak biasa (extra ordinary)

b. Dibebankan sebagai biaya dengan anggapan berkaitan dengan

penghasilan secara periodik.

Berarti bila umurnya terbatas secara periodik akan dilakukan amortisasi.

Amortisasi atas goodwill dilakukan dengan alasan, antara lain :

a. Goodwill merupakan hasil menurut harapan atas pendapatan pada

masa yang akan datang sehingga amortisasinya akan dilakukan

menurut prosedural normal.

b. Goodwill dapat mengalami kegoncangan yang cukup berarti

sehingga sering tidak mempunyai hubungan secara kontinyu dengan

biaya-biaya yang dikeluarkan pada saat pembentukannya.

c. Goodwill dianggap suatu aktiva yang tidak searah dari sudut

penanam modal.

d. Nilai goodwill yang dibeli tidak mempunyai eksistensi secara

kontinyu yang dapat diukur secara terpisah setelah diadakan

penggabungan dengan perusahaan yang membelinya.

Page 112: Akuntansi Keuangan 1 Revisi

Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I

106 Aktiva Tidak Berwujud

Contoh : Time Warner mencatat kerugian terbesar dalam sejarah

perusahaan (hampir 54.000.000.000) untuk menurunkan nilai goodwill yang

berhubungan dengan penggabungan usaha (merger) antar AOL dan Time

Warner. Ayat jurnal untuk mencatat transaksi tersebut adalah :

Dr. Kerugian Penurunan nilai Goodwill 54.000.000.000

Cr Goodwill 54.000.000.000

8.3 Penyajian Aktiva Tidak Berwujud

Bagaimana aktiva tidak berwujud harus dilaporkan dalam laporan

keuangan? Jumlah beban penyusutan dan amortisasi dalam suatu periode

harus dilaporkan secara terpisah dalam laporan laba rugi atau diungkapkan

pada catatan kaki. Penjelasan umum mengenai metode yang digunakan dalam

menghitung penyusutan juga harus dilaporkan.

Aktiva tidak berwujud biasanya dilaporkan dalam bagian terpisah

pada neraca setelah bagian aktiva tetap. Saldo setiap kelas aktiva tidak

berwujud yang utama harus diungkapkan dengan jumlah setelah amortisasi

hingga tanggal laporan keuangan. Berikut ditampilka sebagian neraca yang

mencantumkan aktiva tidak berwujud.

PT MERAH MAROON

Neraca

Per 31 Desember 2008

Aktiva Kewajiban & Modal

I. Aktiva Lancar

Kas Rp. 40.820

Perlengkapan kantor 300

Jml Aktiva lancar 41.120

II. Aktiva Tetap

Peralatan kantor 25.500

(AK peny peralatan) (1.750)

Nilai buku Peralatan Kantor 24.750

III. Aktiva Tidak berwujud

Paten 35.000

Goodwill 30.000

Jumlah Aktiva Tidak berwujud 65.000

Page 113: Akuntansi Keuangan 1 Revisi

Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I

Aktiva Tidak Berwujud 107

Rangkuman

1. Aktiva tidak Berwujud adalah aktiva yang tidak mempunyai bentuk

fisik. Aktiva ini dapat berbentuk hak-hak khusus yang diharapkan

menyumbang pendapatan yangh diperoleh perusahaan.

2. Selama umurnya, harga perolehan aktiva tidak berwujud mungkin

diamortisasikan, mungkin juga tidak, tergantung pada umur aktiva

tersebut. Amortisasi dilakukan dengan mendebet rekening beban dan

mengkredit rekening aktiva yang bersangkutan atau akumulais

amortisasi.

3. Paten adalah suatu hak istimewa yang diberikan oleh pemerintah kepada

pihak yang menemukan (inventor) sehingga si penemu dapat

mengendalikan pembuatan, penjualan atau mengawasi penemuannya

4. Menurut Undang-undang Republik Indonesia nomor 19 tahun 2002

tentang hak cipta, pengertian hak cipta adalah hak eksklusif bagi Pencipta

atau penerima hak untuk mengumumkan atau memperbanyak

ciptaannya atau memberikan izin untuk itu dengan tidak mengurangi

pembatasan-pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang

berlaku

5. Franchise adalah hak yang diberikan oleh pemerintah suatu hak istimewa

untuk menggunakan fasilitas tertentu

6. Suatu Merek dagang adalah nama, istilah, atau simbol yang digunakan

untuk mengidentifikasikan perusahaan dan produknya.

7. Goodwil atau muhibah adalah semua kelebihan yang terdapat dalam

suatu perusahaan akibat letak perusahaan yang sangat strategis, nama

baik, nama yang sudah terkenal, organisasi yang baik, pimpinan yang

cakap, dan lain-lain. Menurut akuntansi yang dimaksud dengan goodwill

adalah kemampuan untuk memperoleh laba diatas normal dikarenakan

pengaruh faktor-faktor tersebut diatas.

Page 114: Akuntansi Keuangan 1 Revisi

Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I

108 Aktiva Tidak Berwujud

Pertanyaan Kuis

1. Berapa Lama biaya paten yang dipreoleh melalui pembelian diamortisasi

?

2. Secara umum bagaimana perlakuan akuntansi atas biaya riset dan

pengembangan ?

3. Bagaimanakah goodwill dianortisasi ?

Pilihan Ganda

Petunjuk: Pilihlah jawaban yang paling tepat!

1. Manakah dari berikut ini yang merupakan Aktiva Tidak Berwujud:

A. Patent

B. Goodwill

C. Copyright

D. Franchise

E. Semua betul

2. Yang termasuk Golongan Aktiva Tak Berwujud adalah:

A. Patent

B. Persediaan Barang

C. Peralatan kantor

D. Uang Tunai

E. Tagihan

Page 115: Akuntansi Keuangan 1 Revisi

Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I

Aktiva Tidak Berwujud 109

Latihan Kasus

1. Data-data yang berkaitan dengan perolehan hak pengolahan hasil

hutan dan aktiva tidak berwujud selama tahun berjalan yang

berakhir 31 Desember adalah sebagai berikut :

a. Goodwill yang bernilai $29.500.000 dibeli tanggal 18 Januari

b. Biaya administrasi dan legal sebesar $ 225.600 dikeluarkan pada

tanggal 5 juli dalam upaya mendapatkan paten yang memiliki

estimasi umur manfaat 8 tahun. Amortisasi dilakukan untuk

setengah tahun.

c. Hak pengolahan hasil hutan dibeli seharga $820.000 pada

tanggal 10 April. Kandungan kayu diperkirakan berjumlah 4.000.000 board feet. Selama tahun berjalan, 550.000 board

feet kayu telah dipotong.

Diminta :

a. Tentukan Jumlah beban amortisasi atau deplesi untuk tahun

berjalan bagi masing-masing pos diatas.

b. Buatlah ayat jurnal penyesuaian untuk mencatat beban

amortisasi atau deplesi bagi masing-masing pos.

2. Perseroan Terbatas “Mahabarata” yang baru saja berdiri telah

melakukan transaksi yang tergambar sebagai berikut :

Jan 10. Telah dibayar biaya menurut hukum sebesar Rp 3.500.000

dan biaya sertifikat saham sebesar Rp 1.120.000 guna

menyelesaikan secara resmi pendirian perseroan ini. Biaya-

biaya pendirian perseroan ini akan diamortisasikan selama

jangka waktu maksimum yang diijinkan.

Jan 24 Telah dibayar beberapa pelawak guna menarik

pengunjung.Honorarium pelawak inni sebesar Rp 500.000

dan biaya pamflet serta hadiah-hadiah gratis yang diberikan

berjumlah Rp 350.000. Tindakan ini guna menciptakan

goodwill atas perusahaan.

Page 116: Akuntansi Keuangan 1 Revisi

Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I

110 Aktiva Tidak Berwujud

Mar 7 Telah didaftarkan paten untuk produk yang telah

dikembangkan dengan perincian sebagai berikut :

- Biaya pendaftaran paten Rp 7.800.000

- Biaya penggunaan dan lisensi Rp 250.000

Diperkirakan dalam lima tahun mendatang telah timbul

pengembangan proses yang lebih baik oleh perusahaan lain.

Penemuan ini akan menimbulkan usangnya penemuan

paten dari perusahaan.

Juli 2 Dibuat satu bangunan untuk tempat membuat model-

model percobaan untuk pengembangan penelitian pada

masa yang akan datang. Biaya pembangunan berjumlah Rp

32.000.000 yang akan disusutkan untuk 10 tahun dengan

metode penyusutan garis lurus.

Des 31 Gaji seorang insinyur dan seorang ahli kimia untuk

pengembangan produk berjumlah Rp 24.000.000 selama 1

tahun.

Des 31 seluruh aktiva tidak berwujud diamortisasikan. Perusahaan

memperhitungkan amortisasi untuk satu tahun penuh

dalam tahun perolehannya.

Diminta :

1. Buatlah jurnal transaksi tersebut.

2. Sajikan rekening aktiva tidak berwujud dalam neraca secara

baik per 31 Desember.

Page 117: Akuntansi Keuangan 1 Revisi

Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I

Penyusutan dan Deplesi 111

PENYUSUTAN DAN DEPLESI

Overview

Depresiasi adalah sebagian dari harga peolehan aktiva tetap secara sistematis

akan dialokasikan menjadi biaya setiap periode akuntansi sedangkan deplesi

adalah berkurangnya harga perolehan sumber-sumber alam yang disebabkan

oleh pengolahan sumber-sumber alam tersebut menjadi persediaan

Tujuan

1. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan proses depresiasi

aktiva tetap

2. Mahsiswa mampu menjelaskan proses deplesi

Page 118: Akuntansi Keuangan 1 Revisi

Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I

112 Penyusutan dan Deplesi

9.1 Penyusutan (Depresiasi)

Secara berangsur-angsur aktiva yang dipakai walaupun telah dilakukan

perbaikan nanti, suatu saat harus disingkirkan karena tidak dapat

dipergunakan. Karena itu harga perolehan dari aktiva tersebut secara

sistematis dialokasikan menjadi biaya untuk setiap periode akuntansi.

Pengalokasian ini ditetapkan menurut umur dari aktiva tersebut.

Penyusutan (depresiasi) menyatakan taksiran mengenai penurunan

jasa-jasa potesial dari aktiva selama umurnya. Jelaslah bahwa penyusutan

tidak dipakai untuk menyatakan penurunan nilai pasar dan juga tidak pula

menyatakan perubahan fisik. Istilah depresiasi khusus digunakan untuk

menunjukkan alokasi harga perolehan aktiva tetap berwujud yang dapat

diganti, sepert gedung, mesin, peralatan, dan lain-lain. Istilah ini tidak dapat

dipergunakan untuk menyatakan biaya untuk pemakaian aktiva-aktiva yang

aus yang disebut deplesi dan juga tidak untuk aktiva tak berwujud yang

disebut amortisasi. Istilah ini tidak pula dapat diterapkan untuk berkurangnya

nilai aktiva akibat ketinggalan mode atau usang, penurunan/kemerosotan, dan

kegugusan.

9.2 Faktor-faktor dalam menentukan biaya penyusutan

Dalam menentukan biaya penyusutan secara berkala perlu

diperhatikan beberapa faktor antara lain :

1. Harga Pokok Aktiva

Harga Pokok aktiva yaitu semua pengeluaran untuk memperoleh

aktiva sampai aktiva tersebut siap dipakai. Demikian pula

kapitalisasi yang dilakukan setelah aktiva tersebut dipakai.

2. Nilai Sisa

Nilai sisa adalah suatu nilai yang ditaksir dan diharapkan dapat

direalisir pada saat aktiva tersebut tidak dapat dipergunakan lagi.

Penetapan nilai sisa ini tergantung pada kebijaksanaan

perusahaan. Kenyataannya nilai sisa ini diabaikan dengan alasan

nilainya relatif kecil dan sulit untuk mengadakan penaksiran

secara tepat.

3. Taksiran umur ekonomis

Taksiran umur ekonomis suatu aktiva dipengaruhi oleh pola

pemakaian dan kebijakan yang dianut oleh perusahaan dalam

perbaikan. Taksiran ini bisa dijabarkan dalam satuan periode

Page 119: Akuntansi Keuangan 1 Revisi

Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I

Penyusutan dan Deplesi 113

waktu, unit, atau satuan jam kerja. Dalam menaksir umur perlu

dipertimbangkan penyebab keausan fisik (gugus, kemunduran,

keausan, kerusakan dan kehancuran) dan keausan fungsionil

(ketidakmampuan memenuhi kebutuhan, perubahan permintaan

dan kemajuan teknologi)

Biaya penyusutan yang merupakan suatu taksiran, ketelitiannya ditentukan

oleh ketiga faktor tersebut diatas. Ketelitian penetapan biaya penyusutan

dengan sendirinya akan dipengaruhi perhitungan besarnya laba rugi

perusahaan untuk setiap periode.

9.3 Metode Perhitungan Penyusutan (Depresiasi)

Terdapat beberapa metode yang dapat digunakan untuk menghitung

beban depresiasi secara periodic. Metode-metode tersebut adalah :

1. Metode berdasarkan Faktor Waktu :

a. Metode garis lurus

b. Metode beban menurun

1. Metode jumlah angka tahun 2. Metode saldo menurun

3. Metode saldo menurun dua kali

2. Metode berdasarkan faktor pemakaian :

a. Metode Jam jasa

b. Metode unit Produksi

3. Metode tarif kelompok dan tarif gabungan :

a. Penyusutan kelompok

b. Penyusutan Gabungan

4. Metode berdasarkan faktor lainnya :

a. Metode anuitas

b. Metode dana yang dialihkan

1. Metode Berdasarkan Faktor Waktu

a. Metode Penyusutan Garis Lurus

Metode penyusutan garis lurus ini sangat sederhana dan paling

banyak diterapkan. Penerapan metode ini didasarkan anggapan yaitu :

a) Biaya tidak dipengaruhi oleh produktivitas atau penyimpangan

efisiensi.

Page 120: Akuntansi Keuangan 1 Revisi

Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I

114 Penyusutan dan Deplesi

b) Biaya pemeliharaan dan perbaikan untuk setiap periode

jumlahnya relatif stabil

c) Kegunaan ekonomis dari aktiva menurun proporsional setiap

peiode.

Jumlah penyusutan tahunan:

n

NSHPDepresiasi

Dimana :

HP = Harga perolehan

NS = Nilai sisa

n = Taksiran umur kegunaan

Sebagai contoh:

Satu unit mesin telah dibeli pada awal tahun seharga Rp 50.000.000,- dengan

nilai sisa Rp 5.000.000,- dan umur ekonomis diperkirakan 5 tahun.

Penyusutan per tahun : HP – NS

N

= 50.000.000 – 5.000.000

5

= 9.000.000

Jumlah Penyusutan dan akumulasi penyusutan mesin disusun dalam bentuk

tabel tergambar sebagai berikut :

Akhir

Tahun Ke

Biaya Penyusutan

(debet)

Akumulasi

Penyusutan

(kredit)

Nilai Buku

50.000.000

1 9.000.000 9.000.000 41.000.000

2 9.000.000 18.000.000 32.000.000

3 9.000.000 27.000.000 23.000.000

4 9.000.000 36.000.000 14.000.000

5 9.000.000 45.000.000 5.000.000

45.000.000

Page 121: Akuntansi Keuangan 1 Revisi

Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I

Penyusutan dan Deplesi 115

Dalam penerapan metode garis lurus, penyusutan merupakan biaya yang

tetap setiap periode. Metode garis lurus sebaiknya digunakan untuk

menghitung penyusutan gedung, alat-alat kantor, dan untuk aktiva tetap yang

dipengaruhi oleh perjalanan waktu dan bukan oleh tingkat pemakaian.

b. Metode Penyusutan dengan Beban Menurun

a) Metode Jumlah Angka Tahun

Metode ini diterapkan dengan menjumlahkan angka-angka dari

taksiran umur ekonomis. Selanjutnya perhitungan penyusutan dimulai dari

angka tertinggi dari umur aktiva yang bersangkutan dan selanjutnya menurun

secara berurutan.

Misalnya suatu aktiva telah dibeli pada awal tahun seharga Rp 50.000.000,-

dengan nilai sisa Rp 5.000.000,- dan umur ekonomis diperkirakan 5 tahun.

Jumlah penyebut dilakukan dengan menjumlahkan angka tahun :

5+4+3+2+1 = 15

Atau dengan rumus 2

)1(

NNS

2

)15(515

Perhitungan biaya penyusutan tersebut dapat diikhtisarkan kedalam daftar

seperti berikut :

Akhir

Tahun

Ke

Biaya Penyusutan (debet) Akumulasi

Penyusutan

(kredit)

Nilai

Buku

50.000.000

1 5/15 x 45.000.000= 15.000.000 15.000.000 35.000.000

2 4/15 x 45.000.000= 12.000.000 27.000.000 23.000.000

3 3/15 x 45.000.000= 9.000.000 36.000.000 14.000.000

4 2/15 x 45.000.000= 6.000.000 42.000.000 8.000.000

5 1/15 x 45.000.000= 3.000.000 45.000.000 5.000.000

45.000.000

b) Metode saldo menurun

Dalam penerapan metode ini, perhitungan biaya penyusutan dengan

cara mengalikan persentase (tarif) tertentu dengan nilai buku aktiva. Nilai

buku setiap akhir tahun menurun sehingga akibatnya menimbulkan beban

penurunan beban penyusutan. Tarif ini dihitung dengan rumus :

Page 122: Akuntansi Keuangan 1 Revisi

Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I

116 Penyusutan dan Deplesi

Tarif = n

HP

NS1

Dimana :

n = umur ekonomis

NS= Nilai sisa

HP= Harga Perolehan

Misalnya suatu aktiva telah dibeli pada awal tahun seharga Rp 50.000.000,-

dengan nilai sisa Rp 5.000.000,- dan umur ekonomis diperkirakan 5 tahun.

Tarif = 5

000.000.50

51 = 0,369 atau 36,9 %

Akhir

Tahun

Ke

Biaya Penyusutan (debet) Akumulasi

Penyusuta

n (kredit)

Nilai Buku

50.000.000

1 36,9% x 50.000.000= 18.450.000 18.450.000 31.550.000

2 36,9% x 31.550.000= 11.641.950 30.091.950 19.908.050

3 36,9% x 19.908.050= 7.346.071 37.438.021 12.561.979

4 36,9% x 12.561.979= 4.635.370 42.073.391 7.926.609

5 36,9% x 7.926.609 = 2.924.919 44.998.310 5.001.690

44.998.310

Karena Penyusutan merupakan taksiran beban, tarif diatas dapat

dibulatkan sehingga diperoleh kepraktisan dalam perhitungannya, sedangkan

selisih yang terjadi menjadi tidak berarti atau tidak penting.

c) Metode saldo menurun dua kali

Beban depresiasi yang setiap tahunnya menurun akan dihitung

dengan dasar persentase depresiasi metode garis lurus. Selanjutnya

persentase ini dikalikan dua dan setiap tahunnya dikalikan dengan nilai buku

aktiva tetap. Karena nilai buku selalu menurun maka beban depresiasi juga

selalu menurun.

Misalnya suatu aktiva telah dibeli pada awal tahun seharga Rp 50.000.000,-

dengan nilai sisa Rp 5.000.000,- dan umur ekonomis diperkirakan 5 tahun.

Page 123: Akuntansi Keuangan 1 Revisi

Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I

Penyusutan dan Deplesi 117

Penyelesaian :

Tarif Penyusutan tiap tahun : 100% : 5 = 20%. 20% x 2 = 40%

Akhir

Tahun

Ke

Biaya Penyusutan (debet) Akumulasi

Penyusuta

n (kredit)

Nilai Buku

50.000.000

1 40% x 50.000.000= 20.000.000 20.000.000 30.000.000

2 40% x 30.000.000= 12.000.000 32.000000 18.000.000

3 40% x 18.000.000= 7.200.000 39.000.000 10.800.000

4 40% x 10.800.000= 4.320.000 43.320.000 6.480.000

5 40% x 6.480.000 = 2.592.000 45.912.000 3.888.000

46.112.000

Berdasarkan hasil perhitungan diatas, ada perbedaan selisih sebesar

1.112.000 (5.000.000 – 3.888.000).

2. Metode Berdasarkan Faktor Pemakaian

Penerapan metode ini ditaksir dalam satuan jumlah jam jasa dan unit

produksi, sehingga penyusutan setiap tahun mengalami perubahan.

a. Metode Jam Jasa

Syarat penerapan metode ini yaitu harus dihitung jumlah tahun

pemakaian dalam jam-jam jasa. Harga perolehan akan disusutkan sebesar

jumlah jam jasa yang terjadi dalam periode tertentu, lalu dikalikan dengan

tarif penyusutan guna memperoleh beban penyusutan.

Misalnya suatu aktiva telah dibeli pada awal tahun seharga Rp 50.000.000,-

dengan nilai sisa Rp 5.000.000,- dan umur ekonomis diperkirakan 5 tahun,

dan taksiran jam jasa selama 5 tahun tersebut sebesar 10.000 jam.

Beban penyusutan per unit dihitung dengan rumus

n

NSHPDepresiasi

Dimana :

HP = Harga perolehan

NS = Nilai sisa

n = Taksiran Jumlah Jam Jasa

Page 124: Akuntansi Keuangan 1 Revisi

Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I

118 Penyusutan dan Deplesi

jamDepresiasi

000.100

000.000.5000.000.50

= Rp 450,- per jam

Akh

Thn

Jml jam

jasa

Biaya Penyusutan

(debet)

Akumulasi

Penyusutan

(kredit)

Nilai Buku

50.000.000

1 8.000 8.000 x 450 =

3.600.000

3.600.000 46.400.000

2 10.000 10.000 x 450 =

4.500.000

8.100.000 41.900.000

3 37.000 37.000 x 450 =

16.650.000

24.750.000 25.250.000

4 15.000 15.000 x 450 =

6.750.000

31.500.000 18.500.000

5 30.000 30.000 x 450 =

13.500.000

45.000.000 5.000.000

45.000.000

b. Metode Unit Produksi

Cara penerapan metode ini hampir sama dengan metode jam jasa,

hanya perbedaannya penaksiran dilakukan untuk jumlah unit dari aktiva

tersebut selama masa hidupnya.

Misalnya suatu aktiva telah dibeli pada awal tahun seharga Rp 50.000.000,-

dengan nilai sisa Rp 5.000.000,- dan taksiran kapasita produksi 200.000 unit.

Beban penyusutan per unit dihitung dengan rumus

n

NSHPDepresiasi

Dimana :

HP = Harga perolehan

NS = Nilai sisa

n = Taksiran unit produksi

Page 125: Akuntansi Keuangan 1 Revisi

Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I

Penyusutan dan Deplesi 119

jamDepresiasi

000.200

000.000.5000.000.50

= Rp 225,- per unit

Akh

Thn

Unit

Produksi

Biaya Penyusutan

(debet)

Akumulasi

Penyusutan

(kredit)

Nilai Buku

50.000.000

1 38.000 38.000 x 225 =

8.550.000

8.550.000 41.450.000

2 20.000 20.000 x 225 =

4.500.000

13.050.000 36.950.000

3 47.000 47.000 x 225 =

10.575.000

23.625.000 26.375.000

4 25.000 25.000 x 225 =

5.625.000

29.250.000 20.750.000

5 30.000 30.000 x 225 =

6.750.000

36.000.000 14.000.000

6 40.000 40.000 x 225 =

9.000.000

45.000.000 5.000.000

45.000.000

Pencatatan depresiasi dilakukan dengan mendebit rekening biaya

dan mengkredit rekening aktiva yang bersangkutan walaupun cara ini tidak

akan memberikan gambaran yang jelas tentang harga perolehan aktiva dan

jumlah depresiasi sampai periode tersebut. Untuk itu perlu dilakukan

depresiasi dikreditkan ke rekening akumulasi depresiasi yang merupakan

lawan dari rekening aktiva yang bersangkutan. Dengan demikian maka di

dalam neraca akan diketahui jumlah harga perolehan dan jumlah yang

didepresiasikan.

9.4 Deplesi

Deplesi adalah berkurangnya harga perolehan (cost) atau nilai

sumber-sumber alam seperti tambang dan hutan kayu yang disebabkan oleh

pengolahan sumber-sumber alam menjadi persediaan. Perbedaan antara

deplesi dan depresiasi adalah sebagai berikut:

Page 126: Akuntansi Keuangan 1 Revisi

Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I

120 Penyusutan dan Deplesi

- Deplesi merupakan pengakuan terhadap pengurangan kuantitatif yang terjadi dalam sumber-sumber alam, sedangkan depresiasi merupakan

pengakuan terhadap pengurangan manfaat ekonomi yang terjadi pada

aktiva tetap.

- Deplesi digunakan untuk aktiva tetap yang tidak dapat diganti langsung dengan aktiva yang sama jika sudah habis, sedangkan depresiasi

digunakan untuk aktiva tetap yang pada umumnya dapat diganti jika

sudah habis.

- Deplesi adalah pengakuan terhadap perubahan langsung dari suatu

sumber alam menjadi barang yang dapat dijual, sedangkan depresiasi adalah alokasi harga perolehan ke pendapatan periode yang

bersangkutan untuk suatu service yang dihasilkan kecuali dalam

perusahaan di mana depresiasi dihitung berdasar hasil produksi.

9.5 Metode Perhitungan Deplesi

Dalam perhitungan deplesi terdapat beberapa aspek yang perlu

diperhatikan yaitu :

(a) Harga perolehan aktiva.

Jika sumber-sumber alam maka harga perolehannya adalah pengeluaran

sejak memperoleh izin sampai sumber alam itu dapat diambil hasilnya.

Jika kumpulan pengeluaran itu terlalu kecil maka dilakukan penilaian

terhadap sumber alam tersebut.

(b) Taksiran nilai sisa apabila sumber alam sudah selesai dieksploitasi.

(c) Taksiran hasil yang secara ekonomis dapat dieksploitasi.

Deplesi dihitung untuk tiap unit hasil sumber alam seperti tonase dan ,

barrel. Untuk memudahkan pemahaman berikut disajikan ilustrasinya :

Sebidang tanah yang mengandung hasil tambang dibeli dengan harga

Rp20.000.000,00. Taksiran isinya sebesar 150.000 ton. Tanah tersebut

sesudah dieksploitasi ditaksir bernilai Rp2.000.000,00. Deplesi per ton

dihitung sebagai berikut:

Deplesi Rp120,00000.150

0Rp2.000.00-00,00Rp20.000.0 per ton

Jika pada tahun pertama bisa dieksploitasi sebanyak 40.000 ton, maka deplesi

untuk tahun tersebut = 40.000 x Rpl20,00 = Rp4.800.000,00

Page 127: Akuntansi Keuangan 1 Revisi

Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I

Penyusutan dan Deplesi 121

Jurnal untuk mencatat deplesi adalah :

Dr. Deplesi Rp4.800.000,00

Cr. Akumulasi deplesi Rp4.800.000,00

Jika pembangunan sumber alam itu juga terjadi dalam masa

eksploitasi, sedangkan biayanya ditaksir di muka pada waktu akan

menghitung beban deplesidan pada kenyataannya biaya pembangunan

berbeda dengan yang sudah ditaksir maka perhitungan deplesi perlu direvisi.

Demikian pula jika taksiran isi tambangnya berbeda dengan taksiran isi

tambang yang dipakai dalam menghitung deplesi maka perhitungan deplesi

perlu direvisi. Koreksi terhadap deplesi dapat dilakukan dengan cara sebagai

berikut:

- Deplesi tahun-tahun lalu yang sudah dicatat dikoreksi, begitu juga untuk deplesi yang akan datang. Dalam cara ini koreksi dilakukan seperti

halnya dalam aktiva tetap. Pada saat diketahui adanya perubahan,

dihitung lagi deplesi per unit kemudian dilakukan koreksi. Contohnya

deplesi yang lalu terlalu besar maka jurnal koreksinya sebagai berikut:

Dr. Akumulasi deplesi Rpxx

Cr. Laba tidak dibagi (koreksi laba tahun lalu) Rpxx

- Deplesi tahun-tahun lalu yang sudah dicatat tidak dikoreksi, tetapi deplesi tahun-tahun yang akan datang dilakukan dengan data yang

terakhir. Deplesi tahun-tahun lalu tidak dikoreksi, tetapi deplesi untuk

tahun berjalan dan tahun-tahun yang akan datang direvisi.

Dari contoh sebelumnya biaya pembangunan bertambah sebesar

Rpl.800.000,00. Sesudah dieksploitasi dalam tahun kedua sebanyak

30.000 ton, tambang ditaksir masih mengandung 90.000 ton.

Perhitungan deplesi tahun kedua sebagai berikut:

Harga perolehan pertama Rp20.000.000

( - ) Nila sisa Rp2.000.000

Deplesi tahun pertama 4.800.000

6.800.000

Page 128: Akuntansi Keuangan 1 Revisi

Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I

122 Penyusutan dan Deplesi

Rp13.200.000

(+) Biaya pembangunan tahun kedua 1.800.000

Jumlah yang akan dideplesi Rp15.000.000

Taksiran isi tambang pada awal tahun kedua

Hasil eksploitasi tahun kedua (ton) 30.000

Taksiran isi tambang pada akhir tahun kedua (ton) 90.000

Taksiran isi tambang pada awal tahun kedua (ton) 120.000

Deplesi per ton dalam tahun kedua = Rpl5.000.000,00 :120.000 = Rp125,00.

Deplesi tahun kedua = 30.000 ton x Rp125,00 = Rp3.750.000,00.

Pada aktiva-aktiva tetap yang dimiliki oleh perusahaan yang mengolah

sumber-sumber alam, dan kegunaan aktiva itu terbatas sampai selesainya

eksploitasi sumber-sumber alam, maka depresiasi aktiva tetap dapat dihitung

dengan dasar taksiran hasil sumber alam.

Page 129: Akuntansi Keuangan 1 Revisi

Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I

Penyusutan dan Deplesi 123

Rangkuman

1. Penyusutan (depresiasi) menyatakan taksiran mengenai penurunan jasa-

jasa potesial dari aktiva selama umurnya. Jelaslah bahwa penyusutan

tidak dipakai untuk menyatakan penurunan nilai pasar dan juga tidak

pula menyatakan perubahan fisik. Istilah depresiasi khusus digunakan

untuk menunjukkan alokasi harga perolehan aktiva tetap berwujud yang

dapat diganti, sepert gedung, mesin, peralatan, dan lain-lain.

2. Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan depresiasi diantaranya

adalah :

a. Faktor-faktor fisik yaitu usang karena dipakai dan umur serta

kerusakan

b. Faktor-faktor fungsional yaitu ketidakmampuan memenuhi

kebutuhan, perubahan permintaan dan kemajuan teknologi

Sedangkan biaya depresiasi akan dipengaruhi oleh beberapa aspek

sebagai berikut :

1. Harga perolehan (cost)

2. Nilai sisa atau residu

3. Masa manfaat

3. Terdapat beberapa metode yang sering digunakan untuk menghitung

beban depresiasi secara periodic. Metode-metode tersebut adalah :

1) Metode garis lurus

2) Metode jumlah angka tahun

3) Metode saldo menurun dua kali

4) Metode Jam jasa

5) Metode unit Produksi

4. Deplesi adalah berkurangnya harga perolehan (cost) atau nilai sumber-

sumber alam seperti tambang dan hutan kayu yang disebabkan oleh

pengolahan sumber-sumber alam menjadi persediaan.

Page 130: Akuntansi Keuangan 1 Revisi

Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I

124 Penyusutan dan Deplesi

Pertanyaan Kuis

1. Jelaskan perbedaan antara depresiasi dengan deplesi yang anda ketahui ?

2. Jelaskan faktor-faktor apa yang mempengaruhi depresiasi ?

3. Sebutkan pertimbangan apa yang digunakan dalam memilih metode

depresiasi? jelaskan jawaban anda ?

4. Mengapa perlu dilakukan depresiasi terhadap aktiva tetap berwujud?,

jelaskan ?

5. Metode depresiasi yang menghasilkan jumlah depresiasi yang selalu

menurun dapat dilakukan dengan berbagai cara. Jelaskan cara-cara yang

anda ketahui ?

Page 131: Akuntansi Keuangan 1 Revisi

Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I

Penyusutan dan Deplesi 125

Pilihan Ganda

Petunjuk: Pilihlah jawaban yang paling tepat!

Tanggal 18 Desember 2008 dibeli Mesin Rp 55.000.000, PPn 10% dari Harga

Beli, biaya angkut Rp 100.000 dan Biaya Asuransi 2% dari Harga beli mesin.

Umur Ekonomis mesin selama 4 Tahun dengan nilai sisa sebesar Rp

1.700.000.

1. Nilai Penyusutan mesin untuk tahun 2009 jika menggunakan Metode

Garis Lurus adalah sebesar :

A. 12.500.000

B. 15.000.000

C. 6.250.000

D. 5.330.000

E. 30.850.000

2. Nilai Penyusutan mesin untuk tahun 2009 jika menggunakan Metode

Jumlah Angka Tahun adalah sebesar :

A. 24.000.000

B. 15.000.000

C. 6.250.000

D. 9.255.000

E. 30.850.000

3. Nilai Penyusutan mesin untuk tahun 2009 jika menggunakan Metode

Double Declining Balance adalah sebesar :

A. 24.000.000 B. 15.000.000

C. 6.000.000

D. 5.330.000

E. 30.850.000

4. Berapa Jumlah penyusutan, dengan menggunakan metode saldo

menurun (dua kali tarif garis lurus) untuk tahun kedua pemakaian

Page 132: Akuntansi Keuangan 1 Revisi

Politeknik Telkom Akuntansi Keuangan I

126 Penyusutan dan Deplesi

peralatan yang berharga $ 9.000, dengan estimasi nilai sisa $ 600 dan

estimasi umur manfaat 3 tahun:

A. $ 6.000

B. $ 3.000

C. $ 4.000

D. $ 2.000

E. $ 400

Latihan

1. PT Aura Abadi membeli mesin seharga Rp3.400.000,00 pada tanggal 1

April 2006. Diperkirakan mesin tersebut akan berumur 10 tahun, dan

mempunyai nilai residu sebesar Rp400.000,00. Mesin ini diperkirakan

akan dapat digunakan untuk memproduksi 60.000 unit produk dan

diperkirakan akan dapat digunakan untuk berproduksi selama 30.000

jam. Dalam tahun 2006 PT Aura Abadi menggunakan mesin itu selama 2.400 jam dan dapat menghasilkan 4.000 unit produk.

Pertanyaan :

Hitunglah biaya depresiasi dengan menggunakan setiap metode seperti

di bawah ini dan PT Aura Abadi memberlakukan tahun kalender sebagai

tahun buku yang berakhir tanggal 31 Desember.

a. Metode garis lurus untuk tahun 2006.

b. Metode hasil produksi untuk tahun 2006.

c. Metode jam jasa untuk tahun 2006.

d. Metode jumlah angka tahun untuk tahun 2006.

e. Metode double declining balance untuk tahun 2007.