97
AKUNTANSI PERBANKAN SYARIAH KERANGKA DASAR PENYUSUNAN DAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN BANK SYARIAH (KDPPLK BANK SYARIAH)

Akuntansi Perbankan Syariah

  • Upload
    lazaro

  • View
    143

  • Download
    1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

AKUNTANSI PERBANKAN SYARIAH KERANGKA DASAR PENYUSUNAN DAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN BANK SYARIAH (KDPPLK BANK SYARIAH). Akuntansi Perbankan Syariah. Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Bank Syariah (KDPPLK Bank Syariah) landasan konseptual - PowerPoint PPT Presentation

Citation preview

Page 1: Akuntansi Perbankan Syariah

AKUNTANSI PERBANKAN SYARIAHKERANGKA DASAR PENYUSUNAN

DAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN BANK SYARIAH (KDPPLK

BANK SYARIAH)

Page 2: Akuntansi Perbankan Syariah

Jumadil Ula 1424 H

PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Akuntansi Perbankan Syariah

Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Bank Syariah (KDPPLK Bank Syariah)– landasan konseptual– jika tidak diatur, berlaku KDPPLK umum, sepanjang tidak

bertentangan dengan prinsip syariah PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

– Landasan Praktis/Operasi Disahkan 1 Mei 2002 Berlaku efektif:

– untuk penyusunan dan penyajian lapkeu yang dimulai 1 Januari pada atau setelah 2003.

– Penerapan lebih dini dianjurkan

Page 3: Akuntansi Perbankan Syariah

Jumadil Ula 1424 H

PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Prinsip Syariah Islam dalam Pengelolaan Harta

Menekankan pada keseimbangan antara kepentingan individu dan masyarakat

Harta harus dimanfaatkan untuk hal-hal produktif terutama kegiatan investasi yang merupakan landasan aktivitas ekonomi dalam masyarakat

Dikarenakan tidak semua orang mampu secara langsung menginvestasikan hartanya untuk menghasilkan keuntungan maka suatu lembaga perantara, yaitu bank yang kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah

Page 4: Akuntansi Perbankan Syariah

Jumadil Ula 1424 H

PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Karakteristik Bank Syariah kegiatan usaha berdasarkan syariah; azas utama: kemitraan, keadilan, transparansi, dan universal; pelarangan riba; tidak mengenal konsep time-value of money, konsep uang sebagai alat tukar bukan sebagai komoditas; kegiatan tak boleh spekulatif; tak boleh menggunakan dua harga untuk satu barang; tak boleh dua transaksi dalam satu akad; konsep bagi hasil (tidak menggunakan bunga sebagai alat

pendapatan dan beban); tak membedakan secara tegas antara sektor moneter dan riil; dapat memperoleh imbalan atas jasa perbankan lain yang tak

bertentangan dengan prinsip syariah.

KDPPLK Bank Syariah

Page 5: Akuntansi Perbankan Syariah

Jumadil Ula 1424 H

PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Karakteristik Bank Syariah

Syarat transaksi sesuai dengan prinsip syariah:

– tidak mengandung unsur kedzaliman;

– bukan riba;

– tidak membahayakan pihak sendiri dan pihak lain;

– tidak ada penipuan (gharar);

– tidak mengandung materi yang diharamkan; dan

– tidak mengandung unsur judi (maisyir).

KDPPLK Bank Syariah

Page 6: Akuntansi Perbankan Syariah

Jumadil Ula 1424 H

PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Karakteristik Bank Syariah Kegiatan bank syariah, antara lain, sebagai:

– manajer investasi; – investor; – penyedia jasa keuangan dan lalu lintas pembayaran; dan– pengemban fungsi sosial.

Pemakai dan Kebutuhan Informasi– sama seperti dinyatakan KDPPLK umum: investor;

karyawan; kreditur; pemasok; pelanggan; pemerintah; masyarakat ditambah, antara lain:

– pemilik dana investasi; – pembayar zakat, infaq dan shadaqah;– dewan pengawas syariah.

KDPPLK Bank Syariah

Page 7: Akuntansi Perbankan Syariah

Jumadil Ula 1424 H

PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Page 8: Akuntansi Perbankan Syariah

Jumadil Ula 1424 H

PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Page 9: Akuntansi Perbankan Syariah

Jumadil Ula 1424 H

PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Tujuan Akuntansi Keuangan Bank Syariah

menentukan hak dan kewajiban pihak terkait, sesuai prinsip syariah: kejujuran, kebajikan, dan kepatuhan terhadap nilai-nilai bisnis yang Islami;

menyediakan informasi keuangan bagi para pemakai laporan dalam pengambilan keputusan; dan

meningkatkan kepatuhan terhadap prinsip syariah dalam semua transaksi dan kegiatan usaha.

KDPPLK Bank Syariah

Page 10: Akuntansi Perbankan Syariah

Jumadil Ula 1424 H

PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Tujuan Laporan Keuangan Bank Syariah

- menyediakan informasi keuangan yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi;

- menunjukan apa yang telah dilakukan oleh manajemen (stewardship), atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang telah dipercayakan kepadanya;

KDPPLK Bank Syariah

Page 11: Akuntansi Perbankan Syariah

Jumadil Ula 1424 H

PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Tujuan Laporan Keuangan Bank Syariah

Khusus bank syariah, perlu ditambah poin tujuan sbb:- informasi kepatuhan bank terhadap prinsip syariah;- informasi pendapatan dan beban tidak sesuai prinsip

syariah dan cara memperoleh serta menggunakannya;- informasi untuk mengevaluasi pemenuhan bank

terhadap:• tanggung jawab amanah mengamankan dana;• menginvestasikan pada tingkat keuntungan rasional; serta • informasi tingkat keuntungan investasi yang diperoleh pemilik dan

pemilik dana investasi terikat; dan

- informasi pemenuhan fungsi sosial bank, termasuk pengelolaan dan penyaluran zakat.

Page 12: Akuntansi Perbankan Syariah

Jumadil Ula 1424 H

PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Asumsi Dasar Konsep Akuntansi Bank Syariah

Dasar Akrual Pengaruh transaksi dan peristiwa lain diakui pada saat

kejadian dan diungkapkan dalam catatan akuntansi serta dilaporkan dalam laporan keuangan pada periode yang bersangkutan

Kelangsungan Usaha (going concern)kelangsungan usaha entitas dipandang akan berlansung

terus di masa datang, karena itu entitas dipandang tidak bermaksud atau berkeinginan melikuidasi atau mengurangi secara material skala usahanya

Page 13: Akuntansi Perbankan Syariah

Jumadil Ula 1424 H

PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan

Relevan

Bernilai balikan

Tepat waktu

TerujiBernilai prediktif

Terandalkan

Netral

Tepat menyimbolkan

Kebermanfaatan dalam keputusan

Keterbandingan

Ketelitian Bentuk Tempat

Page 14: Akuntansi Perbankan Syariah

Jumadil Ula 1424 H

PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Karakterisktik Kualitatif Laporan Keuangan

Dapat dipahami Pemakai diasumsikan memiliki pengetahuan yang

memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi, serta kemauan untuk mempelajari informasi dengan ketekunan yang wajar

Relevan– Bernilai prediktif– Bernilai balikan– Tepat Waktu

Page 15: Akuntansi Perbankan Syariah

Jumadil Ula 1424 H

PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Karakterisktik Kualitatif Laporan Keuangan

Keandalan– Teruji (reliable)– Netral– Tepat Menyimbolkan (faithfulness

representation)

Dapat Diperbandingkan

Page 16: Akuntansi Perbankan Syariah

Jumadil Ula 1424 H

PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Karakterisktik Kualitatif Laporan Keuangan

MaterialitasKetelitian (Prudent)Substansi Menggungguli Bentuk (substance

over form)Kelengkapan

Page 17: Akuntansi Perbankan Syariah

Jumadil Ula 1424 H

PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Ketentuan Umum Laporan Keuangan (LK) Bank Syariah

Tanggung jawab atas LK Manajemen bank syariah Komponen LK lihat slide sebelumnya Bahasa LK

– Bahasa Indonesia– Bahasa selain Bahasa Indonesia memuat informasi yg

sama dan waktu yg sama, dan diterbitkan dalam waktu yg sama seperti LK dlm Bahasa Indonesia

Mata Uang Pelaporan– Dalam satuan rupiah– Selain satuan rupiah maka harus dijabarkan dalam satuan

rupiah dengan menggunakan kurs BI

Page 18: Akuntansi Perbankan Syariah

Jumadil Ula 1424 H

PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Ketentuan Umum Laporan Keuangan (LK) Bank Syariah

Penyajian Laporan keuangan harus menyajikan secara wajar

posisi keuangan; kinerja keuangan; perubahan ekuitas; arus kas; perubahan investasi terikat; sumber dan penggunaan dana zis; sumber dan penggunaan dana qardhul hasan disertai pengungkapan yang diharuskan sesuai dengan ketentuan yang berlaku

Page 19: Akuntansi Perbankan Syariah

Jumadil Ula 1424 H

PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Ketentuan Umum Laporan Keuangan (LK) Bank Syariah

Aktiva disajikan berdasarkan karakteristiknya menurut urutan likuiditas, kewajiban diurutkan menurut urutan jatuh temponya, dan investasi tidak terikat disajikan dalam unsur sendiri

Saldo transaksi sehubungan dengan kegiatan operasi normal bank disajikan dan diungkapkan secara terpisah antara pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa dengan pihak-pihak yang tidak mempunyai hubungan istimewa

Page 20: Akuntansi Perbankan Syariah

Jumadil Ula 1424 H

PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Ketentuan Umum Laporan Keuangan (LK) Bank Syariah

Laporan Lab Rugi menggambarkan pendapatan dan beban menurut karakteristiknya yang dikelompokkan secara berjenjang (multiple steps) dari kegiatan utama bank dan lainnya

Catatan atas laporan keuangan harus disajikan secara sistematis dengan urutan penyajian sesuai dengan komponen utamanya

Page 21: Akuntansi Perbankan Syariah

Jumadil Ula 1424 H

PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Ketentuan Umum Laporan Keuangan (LK) Bank Syariah

Informasi yang diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan, antara lain, mengenai:– Gambaran umum bank syariah

– Ikhtisar kebijakan akuntasi yang digunakan dalam penyusunan LK

– Penjelasan atas pos-pos yang terdapat dalam setiap komponen LK

– Pengungkapan hal-hal penting lainnya yang berguna untuk pengambilan keputusan

Page 22: Akuntansi Perbankan Syariah

Jumadil Ula 1424 H

PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Ketentuan Umum Laporan Keuangan (LK) Bank Syariah

Perubahan akuntansi wajib memperhatikan hal-hal berikut:– Perubahan estimasi akuntansi– Perubahan kebijakan akuntansi– Terdapat kesalahan mendasar

Pada setiap elemen LK harus diberi pernyataan bahwa: “catatan atas LK merupakan bagian tak terpisahkan dari LK”

Page 23: Akuntansi Perbankan Syariah

Pernyataan StandarAkuntansi Keuangan (PSAK)

No. 59

Akuntansi Perbankan Syariah

Page 24: Akuntansi Perbankan Syariah

Jumadil Ula 1424 H

PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

PSAK Akuntansi Perbankan Syariah

Tujuan: mengatur perlakuan akuntansi (pengakuan, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan) transaksi khusus yang terkait dengan aktivitas bank syariah.

Ruang lingkup:

– bank umum syariah;

– BPR syariah; dan

– kantor cabang syariah bank konvensional

Hal-hal yang tidak diatur, mengacu ke PSAK umum sepanjang tak bertentangan dengan prinsip syariah.

Page 25: Akuntansi Perbankan Syariah

Jumadil Ula 1424 H

PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Pengakuan dan Pengukuran Mudharabah

Mudharabah adalah akad kerja sama usaha antara shahibul maal (pemilik dana) dan mudharib (pengelola dana) dengan nisbah bagi hasil menurut kesepakatan di muka

Mudharabah terdiri 2 jenis:– Mudharabah muthlaqah bebas mengelola dana– Mudaharabah muqayyadah ada batasan dalam pengelolaan dana

Bank dapat berperan sebagai pemilik dana (shahibul maal) dalam penyaluran pembiayaan mudharabah, atau bertidak sebagai pengelola dana (mudharib) dalam bentuk investasi terikat (mudharabah muqayyadah) atau investasi tidak terikat (mudharabah mutlaqah)

Page 26: Akuntansi Perbankan Syariah

Jumadil Ula 1424 H

PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Skema Mudharabah (Bank sebagai Shahibul Maal)

Akuntansi Penggunaan Dana Bank Syariah

Nasabah(Mudharib)

Bank(Shahibul Maal)

Proyek/Usaha

Pembagian Keuntungan

Modal

Perjanjian Bagi Hasil

NisbahX%

NisbahY%

Modal100%Keahlian

Pengembalian Modal Pokok

Page 27: Akuntansi Perbankan Syariah

Jumadil Ula 1424 H

PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Akuntansi Mudharabah Muthlaqah

Bank sebagai Shahibul Maal (Pemilik Dana) Pembiayaan mudharabah saat akad diakui:

– pada saat pembayaran kas/penyerahan aktiva non-kas kepada pengelola dana; dan

– per tahap pembayaran/penyerahan jika s1ecara bertahap. Pengukuran pembiayaan mudharabah saat akad:

– jika kas, sejumlah uang yang diberikan bank;– jika aktiva non-kas:

• nilai wajar dan selisih antara nilai wajar dan nilai buku diakui sebagai keuntungan atau kerugian bank; dan

• beban akad mudharabah bukan bagian pembiayaan mudharabah kecuali disepakati bersama.

PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Page 28: Akuntansi Perbankan Syariah

Jumadil Ula 1424 H

PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Akuntansi Mudharabah

Bank sebagai Shahibul Maal (Pemilik Dana) Pembayaran kembali pembiayaan mudharabah oleh

pengelola dana mengurangi pembiayaan mudharabah.

Apabila sebagian pembiayaan mudharabah hilang tanpa adanya kelalaian atau kesalahan mudharib:

– Jika sebelum dimulainya usaha, kerugian mengurangi pembiayaan mudharabah dan diakui sebagai kerugian bank.

– Jika setelah dimulainya usaha, kerugian tersebut diperhitungkan pada saat bagi hasil.

PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Page 29: Akuntansi Perbankan Syariah

Jumadil Ula 1424 H

PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Akuntansi Mudharabah

Bank sebagai Shahibul Maal (Pemilik Dana) Pengakuan Keuntungan atau Kerugian Mudharabah

– Apabila pembiayaan mudharabah melewati satu periode pelaporan:

• keuntungan diakui pada saat terjadinya hak bagi hasil sesuai dengan nisbah yang disepakati; dan

• kerugian diakui pada periode terjadinya kerugian tersebut dan mengurangi pembiayaan mudharabah.

Kerugian akibat kelalaian atau kesalahan mudharib diakui sebagai piutang jatuh tempo kepada mudharib.

PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Page 30: Akuntansi Perbankan Syariah

Jumadil Ula 1424 H

PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Akuntansi Mudharabah,Bank sebagai shahibul maal

Ilustrasi Jurnal Pada saat bank membayar tunai kepada mudharib:

Db. Pembiayaan mudharabahKd. Kas

Pada saat bank menyerahkan aktiva non-kas kepada mudharib:– Jika nilai wajar aktiva yang diserahkan < nilai buku aktiva

Db. Pembiayaan mudharabahDb. Kerugian penyerahan aktivaKd. Aktiva non-kas

– Jika nilai wajar aktiva yang diserahkan > nilai buku aktivaDb. Pembiayaan mudharabahKd. Aktiva non-kasKd. Keuntungan penyerahan aktiva

Page 31: Akuntansi Perbankan Syariah

Jumadil Ula 1424 H

PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Akuntansi Mudharabah,Bank sebagai shahibul maal

Ilustrasi Jurnal Pengeluaran biaya dalam rangka akad mudharabah

Db. Uang muka dalam rangka akad mudharabahKd. Kas

Pengakuan biaya akad mudharabah– Jika diakui sebagai beban

Db. Biaya akadKd. Uang muka dalam rangka akad mudharabah

– Jika disepakati sebagai bagian dari pembiayaanDb. Pembiayaan mudharabahKd. Uang muka dalam rangka akad mudharabah

Page 32: Akuntansi Perbankan Syariah

Jumadil Ula 1424 H

PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Akuntansi Mudharabah,Bank sebagai shahibul maal

Ilustrasi Jurnal Penerimaan keuntungan mudharabah

Db. Kas Kd. Pendapatan bagi hasil mudharabah

Pencatatan kerugian mudharabah Db. Akumulasi penyisihan pembiayaan mudharabahKd. Pembiayaan mudharabah

Pencatatan kerugian mudharabah karena kelalaian mudharibDb. Piutang kepada mudharibKd, Pembiayaan mudharabah

Page 33: Akuntansi Perbankan Syariah

Jumadil Ula 1424 H

PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Skema Mudharabah (Bank sebagai Mudharib)

Akuntansi Sumber Dana Bank Syariah

Bank(Mudharib)

Nasabah(Shahibul Maal)

Proyek/Usaha

Pembagian Keuntungan

Modal

Perjanjian Bagi Hasil

NisbahX%

NisbahY%

Modal100%Keahlian

Pengembalian Modal Pokok

Page 34: Akuntansi Perbankan Syariah

Jumadil Ula 1424 H

PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Akuntansi Mudharabah Bank sebagai Mudharib

Bank sebagai Mudharib (Pengelola Dana) Dana investasi tidak terikat diakui sebagai investasi

tidak terikat:– pada saat terjadinya sebesar jumlah yang diterima;dan– pada akhir periode akuntansi sebesar nilai tercatat.

Pendapatan atau keuntungan investasi tidak terikat dialokasikan kepada bank dan shahibul maal sesuai nisbah yang disepakati.

Kerugian karena kesalahan/kelalaian bank dibebankan kepada bank.

PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Page 35: Akuntansi Perbankan Syariah

Jumadil Ula 1424 H

PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Akuntansi Mudharabah Bank sebagai Mudharib

Investasi Tidak Terikat bukan dari bank nvestasi tidak terikat bukan merupakan kewajiban atau

ekuitas bank, karena bank tidak berkewajiban mengembalikan dana tersebut apabila terjadi kerugian pengelolaan dana yang bukan disebabkan kelalaian atau kesalahan bank sebagai mudharib

Bagi hasil mudharabah dapat dilakukan dengan 2 cara: bagi laba dan bagi pendapatan

Investasi tidak terikat, antara lain:– Tabungan mudharabah– Deposito mudharabah

Page 36: Akuntansi Perbankan Syariah

Jumadil Ula 1424 H

PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Akuntansi Mudharabah MuqayyadahBank sebagai mudharib

Dalam hal ini bank bertindak sebagai agen Investasi (par 33 & 34)

Apabila bank bertindak sebagai agen yang tidak menanggung resiko (chanelling agent) maka pelaporannya tidak dilakukan dalam neraca tetapi dalam laporan perubahan dana investasi terikat. Sedang dana yang diterima dan belum disalurkan diakui sebagai titipan

Apabila bank bertindak sebagai agen yang ikut menanggung resiko (executing agent) maka pelaporannya dilakukan dalam neraca sebesar porsi resiko yang ditanggung oleh bank

Page 37: Akuntansi Perbankan Syariah

Jumadil Ula 1424 H

PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Pengakuan dan Pengukuran MusyarakahPar 35-51

Musyarakah adalah akad kerja sama di antara para pemilik modal yang mencapurkan modal mereka untuk tujuan mencari keuntungan

Dalam musyarakah, mitra dan bank sama-sama menyediakan modal untuk membiayai suatu usaha tertentu, baik yang sudah berjalan maupun yang baru. Selanjutnya mitra dapat mengembalikan modal tersebut beserta bagi hasil yang telah disepakati secara bertahap atau sekaligus kepada bank

Laba Musyarakah dapat dibagi menurut proporsi modal yang disetor atau nisbah yang disepakati, sedang rugi dibagi secara proporsional

Musyarakah dapat bersifat permanen (proporsi modal tetap sampai akhir masa akad) atau bersifat menurun (bagian modal bank akan dialihkan secara bertahap kepada mitra sehingga modal bank menurun, sehingga pada akhir masa akad, seluruh usaha dari modal mitra)

Page 38: Akuntansi Perbankan Syariah

Jumadil Ula 1424 H

PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Skema Musyarakah

Nasabah(Mitra)

Bank(Mitra)

Proyek/Usaha

Pembagian Keuntungan

Modal

Perjanjian Bagi Hasil

•Nisbah X% •Porsi modal Nasabah

•Nisbah Y%•Porsi modal bank

ModalModal

Pengembalian Modal Pokok

Pembagian Kerugian •Porsi modal bank•Porsi modal Nasabah

Page 39: Akuntansi Perbankan Syariah

Jumadil Ula 1424 H

PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Akuntansi Musyarakah

Pembiayaan musyarakah diakui pada saat: – pembayaran tunai; atau – penyerahan aktiva non-kas kepada mitra musyarakah.

Pembiayaan musyarakah pada awal akad diukur sebesar: – kas yang dibayarkan; dan atau

– nilai wajar aktiva non-kas dan selisih antara nilai wajar dan nilai buku aktiva non-kas diakui sebagai keuntungan atau kerugian bank.

– biaya akad musyarakah (misalnya, biaya studi kelayakan) bukan bagian pembiayaan musyarakah kecuali ada persetujuan dari seluruh mitra musyarakah.

Page 40: Akuntansi Perbankan Syariah

Jumadil Ula 1424 H

PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Akuntansi Musyarakah Bagian Bank atas Pembiayaan Musyarakah

– Bagian bank atas pembiayaan musyarakah permanen dinilai sebesar: nilai historis - kerugian (jika ada).

– Bagian bank atas pembiayaan musyarakah menurun dinilai sebesar:

• nilai historis - bagian pembiayaan bank yang telah dikembalikan oleh mitra - kerugian (jika ada).

– Selisih antara nilai historis dan nilai wajar bagian pembiayaan musyarakah yang dikembalikan diakui sebagai keuntungan atau kerugian bank pada periode berjalan.

Page 41: Akuntansi Perbankan Syariah

Jumadil Ula 1424 H

PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Akuntansi Musyarakah Bagian Bank atas Bagi Hasil Musyarakah

– Keuntungan diakui sebesar bagian bank sesuai dengan nisbah yang disepakati atas hasil usaha musyarakah.

– Kerugian diakui secara proporsional sesuai dengan kontribusi modal.

– Kerugian akibat kelalaian/kesalahan mitra (pengelola usaha) musyarakah:

• ditanggung oleh mitra musyarakah;

• diperhitungkan sebagai pengurang modal mitra, kecuali jika mitra mengganti kerugian dengan dana baru.

PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Page 42: Akuntansi Perbankan Syariah

Jumadil Ula 1424 H

PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Pengakuan dan Pengukuran Murabahahpar 52-68

Murabahah adalah akad jual beli barang dengan menyatakan harga perolehan dan keuntungan (margin) yang disepakati oleh penjual dan pembeli

Murabahah dapat dilakukan berdasarkan pesanan atau tanpa pesanan. Dalam murabahah berdasarkan pesanan, bank melakukan pembelian barang setelah ada pemesanan dari nasabah

Murabahah berdasarkan pesanan dapat bersifat mengikat atau tidak mengikat nasabah untuk membeli barang yang dipesannya. Dalam murabahah pesanan mengikat, pembeli tidak dapat membatalkan pesanananya. Dan apabila aktiva murabahah yang dibeli bank (sebagai penjual) mengalami penurunan, maka penurunannya itu akan menjadi beban bank dan akan mengurangi nilai akad

Page 43: Akuntansi Perbankan Syariah

Jumadil Ula 1424 H

PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Skema Murabahah

Akuntansi Penggunaan Dana Bank Syariah

BANKSYARIAH

NASABAH

1. Negosiasi & Persyaratan

3. Beli 4. Kirim

2. Akad Jual Beli

6. Bayar 5. Terima Barang

PENJUAL(SUPPLIER)

Page 44: Akuntansi Perbankan Syariah

Jumadil Ula 1424 H

PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Pengakuan dan Pengukuran Murabahah

Pembayaran murabahah dapat dilakukan secara tunai atau cicilan. Selain itu, murabahah juga diperkenankan adanya perbedaan dalam harga barang untuk cara pembayaran yang berbeda

Bank dapat memberikan potongan kepada nasabah yang:– Mempercepat pembayaran cicilan; atau– Melunasi piutang murabahah sebelum jatuh tempo

Harga yang disepakati dalam murabahah adalah harga jual sedangkan harga beli harus diberitahukan. Jika bank mendapat potongan dari pemasok, maka potongan tersebut hak nasabah. Apabila potongan tsb terjadi setelah akad maka pembagian potongan tsb dilakukan sesuai perjanjian dalam akad.

Page 45: Akuntansi Perbankan Syariah

Jumadil Ula 1424 H

PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Pengakuan dan Pengukuran Murabahah

Bank dapat meminta nasabah menyediakan agunan atas piutang murabahah, antara lain, dalam bentuk barang yang dibeli dari bank

Bank dapat meminta kepada nasabah urbun sebagai uang muka pembelian pada saat akad apabila kedua pihak bersepakat

Apabila nasabah tidak dapat memenuhi piutang murabahah sesuai dengan yang dijanjikan, bank berhak mengenakan denda (ta’zir) kecuali ada bukti nasabah tidak mampu melunasi.

Page 46: Akuntansi Perbankan Syariah

Jumadil Ula 1424 H

PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Akuntansi Murabahah

Aktiva murabahah diakui sebesar biaya perolehan pada saat perolehannya.

Pengukuran aktiva murabahah setelah perolehan:– Dalam murabahan dgn pesanan mengikat:

• dinilai sebesar biaya perolehan; dan • penurunan nilai diakui beban dan pengurang aktiva;

– dalam murabahah tanpa pesanan/pesanan tidak mengikat jika ada indikasi kuat pembeli batal:

• dinilai sebesar biaya perolahan atau nilai bersih yang dapat direalisasi, mana yang lebih rendah; dan

• jika nilai bersih yang dapat direalisasi < biaya perolehan maka selisihnya diakui sebagai kerugian.

PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Page 47: Akuntansi Perbankan Syariah

Jumadil Ula 1424 H

PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Akuntansi Murabahah

Potongan pembelian dari pemasok:– tidak boleh diakui sebagai pendapatan; tetapi – mengurangi biaya perolehan aktiva murabahah.

Piutang murabahah diakui sebesar: – biaya perolehan aktiva murabahah + keuntungan– Pada akhir periode laporan keuangan, sebesar nilai bersih

yang dapat direalisasi: piutang - penyisihan piutang. Keuntungan murabahah/murabahah pesanan diakui:

– pada saat akad jika akad berakhir pada periode laporan keuangan yang sama; atau

– secara proporsional selama periode akad apabila akad melampaui satu periode laporan keuangan.

PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Page 48: Akuntansi Perbankan Syariah

Jumadil Ula 1424 H

PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Akuntansi Murabahah

Potongan pelunasan dini untuk pembeli diakui dengan metode:– jika potongan diberikan pada saat penyelesaian, bank

mengurangi piutang murabahah dan keuntungan murabahah; atau

– jika potongan diberikan setelah penyelesaian, bank terlebih dulu menerima pelunasan piutang murabahah, kemudian bank membayar potongan pelunasan dini kepada nasabah dengan mengurangi keuntungan murabahah.

Denda dikenakan apabila nasabah lalai. – Pada saat diterima, denda diakui sebagai dana sosial

(qardhul hasan).

PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Page 49: Akuntansi Perbankan Syariah

Jumadil Ula 1424 H

PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Akuntansi Murabahah Pengakuan dan pengukuran urbun (uang muka):

– urbun diakui sebagai uang muka pembelian sebesar jumlah yang diterima bank pada saat diterima;

– jika barang jadi dibeli oleh nasabah maka urbun diakui sebagai pembayaran piutang; dan

– jika barang batal dibeli oleh nasabah maka urbun dikembalikan kepada nasabah setelah diperhitungkan kerugian bank.

PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Page 50: Akuntansi Perbankan Syariah

Jumadil Ula 1424 H

PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Pengakuan dan Pengukuran SalamPar 69-80

Salam adalah akad jual beli muslam fiih (barang pesanan) dengan penangguhan pengiriman oleh muslam ilaihi (penjual) dan pelunasannya dilakukan segera oleh pembeli sebelum barang yang dipesan tsb diterima sesuai dengan syarat-syarat tertentu

Bank dapat bertindak sebagai pembeli (muslam) atau penjual dalam suatu transaksi salam. Jika bank bertindak sebagai penjual kemudian memesan kepada pihak lain untuk menyediakan barang pesanan dengan cara salam maka hal ini disebut salam pararel, yaitu dilakukan dengan syarat:– Akad kedua antara bank dan pemasok terpisah dari akad pertama

antara bank dan pembeli akhir– Akad kedua dilakukan setelah akad pertama sah

Page 51: Akuntansi Perbankan Syariah

Jumadil Ula 1424 H

PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Skema Salam Paralel

PENJUAL(SUPPLIER) PEMBELI

4. Kirim Dokumen

2.Bayar

5.Kirim BarangPesanan

3.NegosiasiBayar 1.Negosiasi

dan PesanBANK

SYARIAH

Page 52: Akuntansi Perbankan Syariah

Jumadil Ula 1424 H

PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Pengakuan dan Pengukuran Salam

Spesifikasi dan harga barang pesanan disepakati oleh pembeli dan penjual di awal akad. Ketentuan harga barang pesanan tidak dapat berubah selama jangka waktu akad. Dalam hal bank bertindak sebagai pembeli, bankb syariah dapat meminta jaminan kepada nasabah untuk menghindari risiko yang merugikan bank

Barang pesanan harus diketahui karakteristiknya secara umum yang meliputi: jenis, spesifikasi teknis, kualitas, dan kuantitasnya. Barang pesanan harus sesuai dengan karakteristik yang telah disepakati antara pembeli dan penjual. Jika barang pesanan yang dikirimkan salah atau cacat maka penjual harus bertanggung jawab atas kelalaiannya

Page 53: Akuntansi Perbankan Syariah

Jumadil Ula 1424 H

PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Akuntansi Salam dan Salam Paralel Piutang salam diakui pada saat modal salam

dibayarkan atau dialihkan kepada penjual.

Transaksi salam paralel diakui sebagai kewajiban pada saat bank menerima modal salam berupa kas atau aktiva non-kas.

Modal salam dapat berupa:– kas diukur sebesar jumlah yang dibayarkan,

– aktiva non-kas diukur sebesar nilai wajar.

Page 54: Akuntansi Perbankan Syariah

Jumadil Ula 1424 H

PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Akuntansi Salam dan Salam Paralel Pengakuan dan pengukuran penerimaan barang pesanan:

– barang pesanan cocok, dinilai sesuai nilai akad;

– jika barang pesanan berbeda kualitas:

• jika nilai pasar >= nilai (akad) barang pesanan, dinilai sesuai akad;

• jika jika nilai pasar < nilai (akad) barang pesanan, dinilai sebesar nilai pasar dan diakui kerugian

– jika bank tak menerima sebagian/seluruh barang pesanan:

• piutang salam tetap sesuai akad, jika tanggal pengiriman diperpanjang;

Page 55: Akuntansi Perbankan Syariah

Jumadil Ula 1424 H

PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Akuntansi Salam dan Salam Paralel

Pengakuan dan pengukuran penerimaan barang pesanan:– jika bank tak menerima sebagian/seluruh barang pesanan:

• piutang salam berubah menjadi piutang jatuh tempo oleh nasabah sebesar bagian yang tidak dapat dipenuhi, jika akad salam dibatalkan.

• jika ada jaminan atas barang pesanan: – hasil penjualan jaminan < nilai piutang salam, selisihnya diakui

sebagai piutang jatuh tempo kepada nasabah, atau

– hasil penjualan jaminan > nilai piutang salam, selisihnya menjadi hak nasabah; dan

• bank dapat mengenakan denda kepada nasabah.

Page 56: Akuntansi Perbankan Syariah

Jumadil Ula 1424 H

PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Akuntansi Salam dan Salam Paralel

Barang pesanan yang telah diterima:– diakui sebagai persediaan;

– pada akhir periode, persediaan diukur sebesar nilai terendah antara biaya perolehan dan nilai tunai yang dapat direalisasi, dan

– jika nilai tunai yang dapat direalisasi lebih rendah maka selisihnya diakui sebagai kerugian pada laporan laba rugi.

Apabila bank melakukan transaksi salam paralel: – selisih antara jumlah yang dibayar oleh nasabah dan biaya

perolehan barang pesanan diakui sebagai keuntungan atau kerugian pada saat pengiriman barang pesanan oleh bank ke nasabah.

Page 57: Akuntansi Perbankan Syariah

Jumadil Ula 1424 H

PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Akuntansi Salam dan Salam Paralel

Jurnal, Bank sebagai pembeli Saat bank memberikan modal

Db. Piutang salamKd. Kas/Aktiva nonkas

Pada saat bank menerima barang dari penjual# Sesuai akad

Db. Persediaan (barang pesanan)Kd. Piutang salam

# berbeda kualitas dan nilai pasar lebih rendah < nilai akadDb. Persediaan (barang pesanan)Db. kerugian salamKd. Piutang salam

Page 58: Akuntansi Perbankan Syariah

Jumadil Ula 1424 H

PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Pengakuan dan Pengukuran IstishnaPar 81-104

Istishna adalah akad jual-beli antara al-mustashni (pembeli) dan as-shani (produsen)yang bertindak sebagai penjual. Berdasarkan akad tersebut, pembeli menugasi produsen untuk menyediakan al mashnu (barang pesanan) sesuai dengan spesifikasi yang disyaratkan pembeli dan menjualnya dengan harga yang disepakati. Cara pembayaran dapat berupa pembayaran di muka, cicilan, atau ditangguhkan sampai jangka waktu tertentu.

Spesifikasi dan harga barang pesanan disepakati oleh pembeli dan produsen/penjual di awal akad. Ketentuan harga barang pesanan tidak dapat berubah selama jangka waktu tertentu

Page 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Jumadil Ula 1424 H

PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Pengakuan dan Pengukuran Istishna

Bank dapat bertindak sebagai pembeli atau penjual dalam suatu transaksi istishna. Jika bank bertindak sebagai penjual kemudian memesan kepada pihak lain (sub-kontraktor) untuk menyediakan barang pesanan dengan cara istishna maka hal ini disebut istishna paralel, yaitu dengan syarat:– Akad kedua antara bank dan sub-kontraktor terpisah

dari akad pertama antara bank dan pembeli akhir

– Akad kedua dilakukan setalah akad pertaman sah.

Page 60: Akuntansi Perbankan Syariah

Jumadil Ula 1424 H

PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Skema Istishna Paralel

PRODUSEN(PEMBUAT)

KONSUMEN(PEMBELI)

4. Tagih

6.Bayar

5.Kirim BarangPesanan

2.NegosiasiPesan

1.Negosiasidan PesanBANK

SYARIAH

3. Tagih

Page 61: Akuntansi Perbankan Syariah

Jumadil Ula 1424 H

PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Akuntansi Istishna dan Istishna Paralel

Bank sebagai Penjual

Pengakuan dan pengukuran biaya istishna:– biaya istishna terdiri dari:

• biaya langsung, (untuk menghasilkan barang pesanan); dan

• biaya tidak langsung (terkait akad, misal: biaya pra akad);

– beban umum dan administrasi, beban penjualan, serta biaya riset dan pengembangan tidak termasuk biaya istishna;

– biaya pra-akad diakui sebagai biaya ditangguhkan dan diperhitungkan sebagai biaya istishna jika akad ditandatangani, tetapi jika tidak dibebankan pada periode berjalan; dan

– biaya istishna selama periode laporan keuangan, diakui sebagai aktiva istishna dalam penyelesaian pada saat terjadinya.

PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Page 62: Akuntansi Perbankan Syariah

Jumadil Ula 1424 H

PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Akuntansi Istishna dan Istishna ParalelBank sebagai Penjual

Pengakuan dan pengukuran biaya istishna paralel:

– biaya istishna paralel terdiri dari:• biaya perolehan barang pesanan sebesar tagihan subkontraktor kepada

bank;

• biaya tidak langsung (terkait akad misal: biaya pra-akad); dan

• biaya akibat subkontraktor tak memenuhi kewajibannya (jika ada).

– biaya istishna paralel diakui sebagai aktiva istishna dalam penyelesaian pada saat diterimanya tagihan dari subkontraktor.

Tagihan setiap termin bank kepada pembeli akhir:

Jurnal: Piutang istishna

Termin istishna (istishna billing)

PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Page 63: Akuntansi Perbankan Syariah

Jumadil Ula 1424 H

PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Akuntansi Istishna dan Istishna ParalelBank sebagai Penjual

Pendapatan dan Keuntungan Istishna dan Istishna Paralel:

– Pendapatan istishna adalah total harga yang disepakati bank dan pembeli akhir, termasuk margin keuntungan.

• Margin keuntungan = pendapatan istishna - harga pokok istishna.

– Metode pengakuan pendapatan istishna: • metode persentase penyelesaian:

– bagian nilai akad yang sebanding dengan penyelesian pekerjaan diakui sebagai pendapatan istishna periode ybs.;

– bagian margin keuntungan selama periode pelaporan menambah nilai aktiva istishna dalam penyelesaian; dan

– akhir periode, harga pokok sebesar biaya istishna yang telah dikeluarkan sampai dengan periode tersebut.

PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Page 64: Akuntansi Perbankan Syariah

Jumadil Ula 1424 H

PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Akuntansi Istishna dan Istishna Paralel

Bank sebagai Penjual Pendapatan dan Keuntungan Istishna dan Istishna Paralel:

– Metode pengakuan pendapatan istishna: • metode persentase penyelesaian; atau• Jika estimasi % penyelesaian tak dapat ditentukan secara rasional

pada akhir periode, gunakan metode akad selesai:– tidak ada pendapatan hingga pekerjaan selesai;

– tidak ada harga pokok hingga pekerjaan selesai;

– tidak ada bagian keuntungan hingga pekerjaan selesai; dan

– pengakuan pendapatan, harga pokok, dan keuntungan hanya pada akhir penyelesaian pekerjaan.

Page 65: Akuntansi Perbankan Syariah

Jumadil Ula 1424 H

PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Akuntansi Istishna dan Istishna ParalelBank sebagai Pembeli

Bank mengakui:– aktiva istishna dalam penyelesaian sebesar jumlah termin yang

ditagih oleh penjual dan hutang istishna kepada penjual.

Apabila barang pesanan terlambat diserahkan karena kelalaian atau kesalahan penjual dan mengakibatkan kerugian bank: – kerugian dikurangkan dari garansi penyelesaian proyek

penjual;

– jika kerugian > garansi penyelesaian proyek, selisihnya diakui sebagai piutang jatuh tempo kepada subkontraktor.

Page 66: Akuntansi Perbankan Syariah

Jumadil Ula 1424 H

PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Akuntansi Istishna dan Istishna Paralel

Bank sebagai Pembeli Jika bank menolak menerima barang (tak sesuai spesifikasi) dan tak

dapat memperoleh kembali seluruh pembayaran yang telah dilakukan kepada subkontraktor, jumlah tersebut diakui piutang jatuh tempo kepada subkontraktor.

Jika bank menerima barang pesanan yang tidak sesuai:

– barang diukur dg nilai wajar atau biaya perolehan, mana yang lebih rendah; dan selisihnya diakui sebagai kerugian.

Dalam istishna paralel, jika pembeli akhir menolak menerima barang (tak sesuai spesifikasi):

– barang diukur dg nilai wajar atau harga pokok, mana yang lebih rendah; dan selisihnya diakui sebagai kerugian.

Page 67: Akuntansi Perbankan Syariah

Jumadil Ula 1424 H

PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Skema Ijarah Muntahiyyah Bittamlik

Penjual/Supplier Nasabah

Bank Syariah

Obyek Sewa

2. Beli Obyek Sewa

1. Butuh Obyek Sewa

3. Sewa Beli

Milik Bank Syariah selama masa sewa

Milik NasabahSetelah Pelepasan

Page 68: Akuntansi Perbankan Syariah

Jumadil Ula 1424 H

PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Akuntansi Ijarah dan Ijarah Muntahiyah Bittamlik

Bank sebagai Pemilik Obyek Sewa

Obyek sewa diakui sebesar biaya perolehan pada saat perolehan dan disusutkan sesuai dengan:

– kebijakan penyusutan pemilik obyek sewa untuk aktiva sejenis jika transaksi ijarah; dan

– masa sewa jika transaksi ijarah muntahiyah bittamlik. Pendapatan ijarah diakui:

– selama masa akad secara proporsional;– kecuali pendapatan ijarah muntahiyah bittamlik melalui penjualan

secara bertahap, pendapatan setiap periode akan menurun secara progresif selama masa akad karena adanya pelunasan bagian per bagian obyek sewa pada setiap periode.

Page 69: Akuntansi Perbankan Syariah

Jumadil Ula 1424 H

PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Akuntansi Ijarah dan Ijarah Muntahiyah Bittamlik

Bank sebagai Pemilik Obyek Sewa Piutang pendapatan ijarah diukur sebesar nilai bersih yang dapat

direalisasi. Jika biaya akad menjadi beban pemilik obyek sewa:

– dialokasikan secara konsisten dengan alokasi pendapatan ijarah. Pengakuan biaya perbaikan obyek sewa:

– penyewa melakukan perbaikan rutin (ada persetujuan pemilik ): • dibebankan kepada pemilik obyek sewa; dan • diakui sebagai beban pada periode terjadinya perbaikan; dan

– dalam ijarah muntahiyah bittamlik- penjualan secara bertahap: biaya ditanggung pemilik dan penyewa sesuai kepemilikannya.

Page 70: Akuntansi Perbankan Syariah

Jumadil Ula 1424 H

PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Akuntansi Ijarah dan Ijarah Muntahiyah Bittamlik

Bank sebagai pemilik obyek sewa (muajjir/lessor)

# Saat perolehan

Db. Aktiva ijarah

Kd. Kas

# Saat penyusutan

Db. Biaya penyusutan

Kd. Akumulasi penyusutan aktiva ijarah

# Saat penerimaan sewa dari lessee

Db. Kas

Kd. Pendapatan sewa

Page 71: Akuntansi Perbankan Syariah

Jumadil Ula 1424 H

PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Akuntansi Ijarah dan Ijarah Muntahiyah Bittamlik

Bank sebagai Pemilik Obyek Sewa

Perpindahan hak milik obyek sewa dalam: ijarah muntahiyah bittamlik - hibah, diakui pada saat:

– seluruh pembayaran sewa telah diselesaikan; – obyek sewa telah diserahkan kepada penyewa. – Obyek sewa dikeluarkan dari aktiva pemilik obyek sewa.

ijarah muntahiyah bittamlik - penjualan obyek sewa dengan harga sebesar sisa cicilan sewa sebelum berakhir masa sewa, diakui pada saat: – penyewa membeli obyek sewa. – Pemilik obyek sewa mengakui keuntungan/kerugian penjualan sebesar

selisih antara harga jual dan nilai buku obyek sewa.

Page 72: Akuntansi Perbankan Syariah

Jumadil Ula 1424 H

PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Akuntansi Ijarah dan Ijarah Muntahiyah Bittamlik

Bank sebagai Pemilik Obyek Sewa

Perpindahan hak milik obyek sewa dalam: ijarah muntahiyah bittamlik-pembayaran sekadarnya, diakui saat:

– seluruh pembayaran sewa telah diselesaikan;– penyewa membeli obyek sewa;– obyek sewa dikeluarkan dari aktiva pemilik obyek sewa; – jika penyewa berjanji membeli tetapi tidak melakukannya dan nilai

wajar < nilai bukunya, selisihnya diakui sebagai piutang pemilik obyek sewa kepada penyewa; dan

– jika penyewa tidak berjanji membeli obyek sewa dan tidak melakukannya, maka obyek sewa dinilai:

• sebesar nilai wajar atau nilai buku, mana yang lebih rendah. • Jika nilai wajar < nilai buku, selisihnya diakui sebagai kerugian.

Page 73: Akuntansi Perbankan Syariah

Jumadil Ula 1424 H

PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Akuntansi Ijarah dan Ijarah Muntahiyah Bittamlik

Pada saat pengalihan obyek sewa dalam ijarah muntahiya bittamlik# Melalui hibah pada saat seluruh pendapatan sewa telah diterima dan

obyek tidak memimiliki nilai sisaDb. Akumulasi PenyusutanKd. Aktiva ijarah

Melalui penjualan obyek sewa sebelum berakhirnya masa sewa dengan harga jual sebesar sisa cicilan sewa#Jika harga jual > nilai buku

Db. KasDb. Akumulasi penyusutanKd. Aktiva ijarahKd. Keuntungan penjualan ijarah

Page 74: Akuntansi Perbankan Syariah

Jumadil Ula 1424 H

PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Akuntansi Ijarah dan Ijarah Muntahiyah Bittamlik

Melalui penjualan obyek sewa dengan harga sekedarnya setelah seluruh penerimaan sewa diterima dan obyek sewa tidak memiliki nilai sisa

Db. Kas

Db. Akumulasi penyusutan

Kd. Aktiva ijarah

Kd. Keuntungan penjualan ijarah

Page 75: Akuntansi Perbankan Syariah

Jumadil Ula 1424 H

PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Akuntansi Ijarah dan Ijarah Muntahiyah Bittamlik

Bank sebagai Pemilik Obyek Sewa

Perpindahan hak milik obyek sewa dalam: ijarah muntahiyah bittamlik-penjualan bertahap, diakui pada saat:

– seluruh pembayaran sewa telah diselesaikan;

– penyewa membeli sebagian obyek sewa;

– nilai buku bagian obyek sewa yang dijual dikeluarkan dari aktiva pemilik;

– pemilik obyek sewa mengakui keuntungan/ kerugian sebesar selisih antara harga jual dan nilai buku bagian obyek sewa yang dijual.

Page 76: Akuntansi Perbankan Syariah

Jumadil Ula 1424 H

PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Akuntansi Ijarah dan Ijarah Muntahiyah Bittamlik

Bank sebagai Pemilik Obyek Sewa

Dalam ijarah muntahiyah bittamlik jika obyek sewa:– mengalami penurunan nilai permanen sebelum perpindahan

hak milik;

– bukan akibat tindakan penyewa atau kelalaiannya;

– jumlah cicilan ijarah yang sudah dibayar melebihi nilai sewa yang wajar,

maka selisihnya antara jumlah pembayaran sewa dan nilai sewa wajarnya diakui: – kewajiban kepada penyewa; dan

– kerugian pada periode terjadinya penurunan nilai.

Page 77: Akuntansi Perbankan Syariah

Jumadil Ula 1424 H

PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Akuntansi Ijarah dan Ijarah Muntahiyah Bittamlik

Bank sebagai Penyewa Beban sewa diakui selama masa akad pada saat jatuh tempo. Jika biaya akad menjadi beban penyewa:

– biaya dialokasikan secara konsisten dengan alokasi beban sewa;

Jika biaya pemeliharaan rutin dan operasi obyek sewa menjadi beban penyewa:

– biaya diakui sebagai beban pada saat terjadinya;

– dalam ijarah muntahiyah bittamlik - penjualan bertahap, biaya akan meningkat progresif sesuai peningkatan kepemilikan obyek sewa.

Page 78: Akuntansi Perbankan Syariah

Jumadil Ula 1424 H

PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Akuntansi Ijarah dan Ijarah Muntahiyah Bittamlik

Bank sebagai Penyewa Perpindahan hak milik obyek sewa:

– dalam ijarah muntahiyah bittamlik-hibah diakui saat:• seluruh pembayaran sewa ijarah telah diselesaikan;• obyek sewa telah diterima penyewa. • Obyek sewa yang diterima diakui sebagai aktiva penyewa

sebesar nilai wajar pada saat terjadinya. • Penerimaan obyek sewa juga menambah:

– saldo laba jika sumber pendanaan dari modal bank;– dana investasi tidak terikat jika sumber pendanaan dari

simpanan pihak ketiga; atau– saldo laba dan dana investasi tidak terikat secara

proporsional jika sumber pendanaan berasal keduanya.

Page 79: Akuntansi Perbankan Syariah

Jumadil Ula 1424 H

PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Akuntansi Ijarah dan Ijarah Muntahiyah Bittamlik

Bank sebagai Penyewa Perpindahan hak milik obyek sewa:

– dalam ijarah muntahiyah bittamlik - pembelian obyek sewa dengan harga sebesar sisa cicilan sewa sebelum berakhirnya masa sewa diakui saat:

• penyewa membeli obyek sewa. • Obyek sewa yang diterima diakui sebagai aktiva penyewa sebesar kas

yang dibayarkan.

– dalam ijarah muntahiyah bittamlik- pembayaran sekadarnya diakui saat:

• seluruh pembayaran sewa ijarah telah diselesaikan; • penyewa membeli obyek sewa dari pemilik obyek sewa; dan• obyek sewa yang diterima diakui sebagai aktiva penyewa sebesar kas

yang dibayarkan.

Page 80: Akuntansi Perbankan Syariah

Jumadil Ula 1424 H

PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Akuntansi Ijarah dan Ijarah Muntahiyah Bittamlik

Bank sebagai Penyewa Perpindahan hak milik obyek sewa:

– dalam ijarah muntahiyah bittamlik - pembelian bertahap diakui saat:

• seluruh pembayaran sewa ijarah telah diselesaikan;

• penyewa membeli sebagian obyek sewa dari pemilik obyek sewa; dan

• bagian obyek sewa yang diterima diakui sebagai aktiva penyewa sebesar biaya perolehannya.

Page 81: Akuntansi Perbankan Syariah

Jumadil Ula 1424 H

PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Akuntansi Ijarah dan Ijarah Muntahiyah Bittamlik

Bank sebagai Penyewa Obyek sewa yang telah dibeli penyewa disusutkan sesuai

dengan kebijakan penyusutan penyewa. Jika obyek sewa mengalami penurunan nilai permanen

sebelum perpindahan hak milik dan bukan akibat tindakan penyewa atau kelalaiannya, serta jumlah cicilan sewa yang sudah dibayar > nilai sewa yang wajar: – selisih antara jumlah pembayaran penyewa dan nilai sewa

wajarnya diakui sebagai piutang jatuh tempo penyewa kepada pemilik obyek sewa dan mengoreksi beban ijarah muntahiyah bittamlik.

Page 82: Akuntansi Perbankan Syariah

Jumadil Ula 1424 H

PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Akuntansi Ijarah dan Ijarah Muntahiyah Bittamlik

Pada saat pembayaran sewa– Jika dalam satu periode

• Db. Biaya sewa aktiva ijarah• Kd. Kas

– Jika lebih dari satu periode• Db. Sewa dibayar di muka • Kd. Kas

– Pada saat amortisasi sewa dibayar di muka• Db. Biaya sewa• Kd. Sewa dibayar di muka

– Saat perbaikan aktiva ijarah atas beban pemilik obyek sewa• Db. Piutang kepada pemilik obyek• Kd. Kas

Page 83: Akuntansi Perbankan Syariah

Jumadil Ula 1424 H

PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Akuntansi Ijarah dan Ijarah Muntahiyah Bittamlik

Pada saat pengalihan obyek sewa dalam ijarah muntahiya bittamlik

# Melalui hibah pada saat seluruh pendapatan sewa telah diterima dan obyek tidak memimiliki nilai sisa

Db. Aktiva

Kd. Keuntungan Melalui pembelian obyek sewa sebelum berakhirnya masa sewa

dengan harga jual sebesar sisa cicilan sewa

Db. Aktiva

Kd. Kas

Page 84: Akuntansi Perbankan Syariah

Jumadil Ula 1424 H

PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Simpanan Wadiah

Wadiah adalah titipan nasabah yang harus dijaga dan dikembalikan setiap saat bila nasabah yang bersangkutan menghendaki. Bank bertanggungjawab atas pengembalian titipan

Page 85: Akuntansi Perbankan Syariah

Jumadil Ula 1424 H

PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Skema Wadiah Yad al Amanah

Wadiah Yad al Amanah– Penyimpan tidak boleh memanfaatkan barang/uang titipan.– Penyimpan dapat mengenakan biaya penitipan.

Nasabah(Penitip)

Bank(Penyimpan)

1. Titip barang/uang

2. Bebankan biaya penitipan

Page 86: Akuntansi Perbankan Syariah

Jumadil Ula 1424 H

PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Skema Wadiah Yad adh Dhamanah

Wadiah Yad adh Dhamanah– Penyimpan boleh memanfaatkan

barang/uang titipan.– Keuntungan sepenuhnya menjadi milik

penyimpan.– Penyimpan dapat memberikan insentif

(bonus) kepada penitip.

Nasabah(Penitip)

Bank(Penyimpan)

1. Titip Barang/uang

4. Beri Bonus

PenggunaDana

2. PemanfaatanBarang/uang

3.Bagi Hasil

Page 87: Akuntansi Perbankan Syariah

Jumadil Ula 1424 H

PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Akuntansi Wadiah

Dana wadiah diakui: – sebesar jumlah dana yang dititipkan pada saat terjadinya;

– Penerimaan yang diperoleh atas pengelolaan dana titipan diakui sebagai pendapatan bank dan bukan merupakan unsur keuntungan yang harus dibagikan.

Pengakuan bonus dalam transaksi wadiah:– pemberian bonus kepada nasabah diakui sebagai beban pada saat

terjadinya;– penerimaan bonus dari penempatan dana pada:

• bank sentral dan bank syariah lain diakui sebagai pendapatan pada saat kas diterima; dan

• bank non-syariah diakui sebagai pendapatan dana qardhul hasan pada saat kas diterima.

Page 88: Akuntansi Perbankan Syariah

Jumadil Ula 1424 H

PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Akuntansi Wadiah

Pada penerimaan penitipan

– Db. Kas

– Kd. Giro/Tabungan Wadiah Pada saat penarikan

– Db. Giro/Tabungan wadiah

– Kd. Kas Pembayaran bonus

– Db. Beban bonus wadiah

– Kd. Giro/tabungan wadiah

– Kd. Pajak penghasilan

Page 89: Akuntansi Perbankan Syariah

Jumadil Ula 1424 H

PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Pinjaman Qardh

Pinjaman qardh adalah penyediaan dana atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara peminjam dan pihak yang meminjamkan yang mewajibkan peminjam melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu

Page 90: Akuntansi Perbankan Syariah

Jumadil Ula 1424 H

PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Skema Qardh

Nasabah Bank Syariah

Proyek/Usaha

Keuntungan

Modal

Perjanjian Qardh

100%

Modal100%

• Pengembalian Modal Pokok• Bonus (sukarela)

Page 91: Akuntansi Perbankan Syariah

Jumadil Ula 1424 H

PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Akuntansi Pinjaman Qardh

Pinjaman qardh diakui:

– sebesar jumlah dana yang dipinjamkan pada saat terjadinya;

– Penerimaan imbalan dari peminjam diakui sebagai pendapatan pada saat terjadinya.

Jika bank sebagai peminjam qardh:

– pemberian imbalan kepada pemberi pinjaman qardh diakui sebagai beban.

Page 92: Akuntansi Perbankan Syariah

Jumadil Ula 1424 H

PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Akuntansi Pinjaman Qardh

Pada saat diberikan– Db. Pinjaman Qardh– Kd. Kas

Pada saat penerimaan biaya administrasi– Db. Kas– Kd. Pendapatan administrasi

Pada saat penerimaan imbalan– Db. Kas– Kd. Pendapatan operasi

Pada saat pelunasan– Db. Kas– Kd. Pinjaman Qardh

Page 93: Akuntansi Perbankan Syariah

Jumadil Ula 1424 H

PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Pengakuan dan Pengukuran Sharf

Sharf adalah akad jual beli suatu valuta dengan valuta lainnya. Transaksi valuta asing pada bank syariah hanya dapat dilakukan untuk tujuan lindung nilai (hedging) dan tidak dibenarkan untuk tujuan spekulatif.

Page 94: Akuntansi Perbankan Syariah

Jumadil Ula 1424 H

PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Akuntansi Sharf

Pendapatan Sharf

Selisih antara kurs yang diperjanjikan dalam kontrak dan kurs tunai (mark to market) pada tanggal penyerahan valuta diakui:

– sebagai keuntungan/kerugian pada saat penyerahan/penerimaan dana.

Selisih penjabaran aktiva dan kewajiban valuta asing dalam rupiah (revaluasi) diakui sebagai pendapatan atau beban.

Page 95: Akuntansi Perbankan Syariah

Jumadil Ula 1424 H

PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Kegiatan Bank Syariah Berbasis Imbalan

Kegiatan-kegiatan yang menghasilkan imbalan (ujrah)– Wakalah adalah akad pemberian kuasa dari muwakil

(pemberi kuasa/nasabah) kepada wakil (penerima kuasa/bank) untuk melaksankan suatu taukil (tugas) atas nama pemberi kuasa

– Kafalah adalah akad pemberian jaminan yang diberikan oleh kaafil (penjamin/bank) kepada makful (penrima jaminan) dan penjamin bertanggungjawab atas pemenuhan kembali suatu kewajiban yang menjadi hak penerima jaminan

– Hiwalah adalah pemindahan atau pengalihan hak dan kewajiban, baik dalam bentuk pengalihan piutang atau hutang, dan jasa pemindahan/pengalihan dana dari satu entitas ke entitas lain

Page 96: Akuntansi Perbankan Syariah

Jumadil Ula 1424 H

PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Akuntansi Kegiatan Berbasis Imbalan

Pendapatan dan beban:

– yang berkaitan dengan jangka waktu diakui selama jangka waktu tersebut; dan

– yang tidak berkaitan dengan jangka waktu diakui pada saat terjadinya transaksi dalam periode yang bersangkutan.

Page 97: Akuntansi Perbankan Syariah

Jumadil Ula 1424 H

PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah

Sekian untuk Hari ini