31
Akuntansi perbankan syariah Akuntansi secara umum mempunyai fungsi sebagai alat untuk menyajikan informasi khususnya yang bersifat keuangan dalam kaitannya dengan kegiatan sosial ekonomi dalam suatu komunitas masyarakat tertentu. Adapun proses akuntansi berupa tindakan mencatat, mengklarifikasi, menganalisis, dan melaporkan berbagai transaksi sehingga dapat dipahami oleh para pengguna informasi. Akuntansi Syariah adalah ilmu sosial profetik yang menurunkan ajaran normatif Al-Quran dalam bentuk yang lebih konkret. Dengan langkah derivasi ini, maka untuk melakukan pencatatan transaksi dapat dilakukan dengan baik pada tataran praktis. Dengan demikian, akuntansi syariah merupakan bagian tak terpisahkan dari trilogi iman, ilmu, dan amal. Artinya, wujud keberimanan seseorang harus diekspresikan dalam bentuk perbuatan (amal atau aksi). Di mana perbuatan tadi harus didasari dan dituntun oleh ilmu (dalam hal ini adalah ilmu sosial profetik, yaitu akuntansi syariah). Dalam hal ini manfaat akuntansi dalam perbankan syariah adalah: 1. Menyediakan informasi ekonomi mengenai keuangan yang bermanfaat bagi pihak- pihak yang membutuhkan. 2. Pertangungjawaban manajemen kepada pemilik perbankan atau investor.

Akuntansi Perbankan Syariah

Embed Size (px)

DESCRIPTION

akuntansi perbankan syariah

Citation preview

Page 1: Akuntansi Perbankan Syariah

Akuntansi perbankan syariah

Akuntansi secara umum mempunyai fungsi sebagai alat untuk menyajikan informasi khususnya yang bersifat keuangan dalam kaitannya dengan kegiatan sosial ekonomi dalam suatu komunitas masyarakat tertentu. Adapun proses akuntansi berupa tindakan mencatat, mengklarifikasi, menganalisis, dan melaporkan berbagai transaksi sehingga dapat dipahami oleh para pengguna informasi.

Akuntansi Syariah adalah ilmu sosial profetik yang menurunkan ajaran normatif Al-Quran dalam bentuk yang lebih konkret. Dengan langkah derivasi ini, maka untuk melakukan pencatatan transaksi dapat dilakukan dengan baik pada tataran praktis. Dengan demikian, akuntansi syariah merupakan bagian tak terpisahkan dari trilogi iman, ilmu, dan amal. Artinya, wujud keberimanan seseorang harus diekspresikan dalam bentuk perbuatan (amal atau aksi). Di mana perbuatan tadi  harus didasari dan dituntun oleh ilmu (dalam hal ini adalah ilmu sosial profetik, yaitu  akuntansi syariah). Dalam hal ini manfaat akuntansi dalam perbankan syariah adalah:

1.        Menyediakan informasi ekonomi mengenai keuangan yang bermanfaat bagi pihak- pihak yang membutuhkan.

2.        Pertangungjawaban manajemen kepada pemilik perbankan atau investor.

3.        Untuk mengetahui tren perkembangan perbankan dari tahun ke tahun. [1]

Untuk mewujudkan terealisaasinya penggunaan akuntansi yang berbasis syariah maka standar yang digunakan untuk menyusun laporan keuangan yakni Generally Accepted Accounting Principles yang tidak bisa terlepas dari cara pandang masyarakat ( dimana kegiatan ekonomi itu diselenggarakan ) terhadap nilai-nilai kehidupan sosialnya. Ini terbukti dari tidak mudahnya melakukan harmonisasi standar akuntansi secara internasional meskipun upaya ke arah sana selalu diusahakan dengan adanya International Accounting Standard.

Adanya organisasi akuntansi dan audit untuk lembaga keuangan islam (Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial Institution),  lembaga profesi akuntansi

Page 2: Akuntansi Perbankan Syariah

dan central bank dari negara-negara yang mengizinkan beroperasinya lembaga keuangan islam, telah menerbitkan standar akuntansi bagi lembaga keuangan islam /bank yang tentunya sangat diharapkan dapat diadopsi oleh organisasi profesi akuntansi dan bank sentral negara-negara penyelenggara bank islam.

Pendekatan dalam penyusunan standar akuntansi tsb, menggunakan International Accounting Standard sebagai basis utama dalam pengkajian kebutuhan standar yang sesuai dengan operasi bank syariah sehingga secara praktis akan menerima IAS sepanjang tidak bertentangan dengan syariah dan otomatis akan menolak bila tidak sejalan dengan tuntunan syariah dengan konsekwensi menciptakan suatu standar baru sesuai dengan syariah. 

Adapun pentingnya akuntansi syariah mendukung bank syariah dalam upaya pengembangan perbankan syariah yakni tercapainya beberapa sasaran sebagai berikut:

1.        Terpenuhinya prinsip syariah dalam operasional perbankan

Hal ini ditandai dengan tersusunnya norma-norma keuangan syariah terstandarisasi, terwujudnya mekanisme kerja yang efisien bagi pengawasan prinsip syariah operasional perbankan, baik instrument maupun badan yang terkait, dan rendahnya tingkat keluhan masyarakat dalam hal penerapan prinsip syariah dalam setiap transaksi.

2.        Diterapkannya prinsip kehati-hatian dalam operasional perbankan syariah

Hal ini ditandai dengan terwujudnya kerangka pengaturan dan pengawasan yang berbasis risiko sesuai dengan karakteristiknya dan didukung oleh sumber daya insane yang andal, diterapkannya konsep corporate governance dalam operasi perbankan syariah,diterapkannya kebijakan exit dan entry yang efisien, serta terwujudnya real time supervision dan self regulation system.

3.        Terciptanya sistem perbankan syariah yang kompetitif dan efisien

Hal ini ditandai dengan terciptanya pemain-pemain yang mampu bersaing secara global, terwuujudnya aliansi strategis yang efektif, dan terwujudnya mekanisme kerja sama dengan lembaga-lembaga pendukung.

Page 3: Akuntansi Perbankan Syariah

4.        Terciptanya stabilitas sistemik serta terealisasinya kemanfaatan bagi masyarakat luas

Hal ini ditandai dengan terwujudnya safety net yang merupakan kesatuan dengan konsep operasional perbankan yang berhati-hati, terpenuhinya kebutuhan masyarakat yang menginginkan layanan bank syariah diseluruh Indonesia dengan target mangsa sebesar 5 persen dari total asset perbankan nasional, terwujudnya fungsi perbankan syariah yang kafah dan dapat melayani seluruh segmen masyarakat, dan meningkatkan proporsi pola pembiayaan secara bagi hasil.

Metodologi konstruksi akuntansi syariah sedapat mungkin adalah metodologi yang paling dekat dengan syariah, yaitu metodologi yang lebih holistik dibandingkan dengan yang lainnya. Sebagai contoh misalnya, perspektif Khalifatullah fil Ardh tidak melihat realitas dalam bentuk yang paling sederhana yaitu relitas materi. Tetapi melihatnya dalam perspektif yang lebih luas, yaitu meliputi: realitas materi, realitas psikis, realitas spiritual, dan realitas absolut (Tuhan). Realitas yang tidak terpisah dengan realitas lainnya yakni dari realitas yang paling rendah hingga yang paling tinggi, yaitu realitas Absolut (Tuhan). [4]

Pemahaman realitas yang demikian akan sangat berpengaruh terhadap bentuk akuntansi syariah. Konsekuensi yang harus diterima adalah bahwa akuntansi syariah tidak saja merefleksikan realitas materi, tetapi juga realitas non-materi. Konsekuensi ini tentu saja tetap konsisten dengan tujuan dari akuntansi syariah itu sendiri, yaitu: menstimulasi perilaku manusia pada kesadaran Ketuhanan yang pada akhirnya akan menghantarkan manusia untuk kembali kepada Realitas Absolut dari mana manusia itu berasal.

Mempelajari Akuntansi Islam sudah merupakan keharusan dalam ekonomi yang semakin global ini. Hal ini misalnya didorong  oleh:

1.        Munculnya kesadaran orang membayar zakat baik zakat pribadi maupun zakat perusahaan.

2.        Munculnya berbagai yayasan atau organisasi islam yang memerlukannya.

3.        Semakin banyaknya lembaga bisnis yang menerapkan syariat islam akan memerlukan Akuntansi Islam dan tenaga yang menguasainya.

Page 4: Akuntansi Perbankan Syariah

4.        Keberadaan lembaga ini tentu membuka peluang untuk masyarakat luas bekerja sama dengan lembaga ini. Misalnya jika ada bank yang dijalankan secara syariah seperti bank Muamalat maka bank lain atau perusahaan lain yang ingin meminjam atau ingin kerja sama, join financing, pinjaman,  atau sindikasi maka mau tidak mau perlu mengetahui sistem akuntansi  lembaga yang ingin bekerja sama ini.

5.        Demikian juga skala internasional, maka semakin banyak negara yang akan menerapkan model akuntansi ini.  Jika dilakukan suatu perbandingan antara akuntansi syariah dan konvensional maka akan ditemukan beberapa perbedaan yang sifatnya sangat mendasar antara lain sebagai berikut:

1.     Dalam akuntansi konvensional Assets (harta) dibedakan atas dua hal yakni harta lancar (current assets) dan harta tetap (fixed assets), sedangkan dalam akuntansi syariah harta terbagi atas harta berupa uang (cash), harta berupa barang (stock) yang kemudian dibagi kembali menjadi harta dagang dan harta milik

2.     Dalam akuntansi Syariah mata uang seperti emas, perak dan barang  lainnya memiliki kedudukan yang sama, dan tidak dibedakan atas tujuan tertentu, sebagaimana yang ada pada akuntansi konvensional

3.     Akuntansi Konvensional senantiasa menerapakan prinsip ketelitian dan pencadangan yang berlebihan atas kemungkinan terjadinya kerugian dari kesalaha pencatatan sehingga mengesampingkan perhitungan laba yang masih mungkin terjadi. Sedangkan dalam akuntansi syariah juga berlaku demikian namun tidak berlebihan dan selalu memperhatikan akan adanya laba yang masih mungkin terjadi.

 4.   Akuntansi konvensional menerapkan prinsip laba yang universal sehingga laba dagang, modal pokok, transaksi, dan juga uang dari sumber yang haram tercampur menjadi satu. Sedangkan dalam akuntansi syariah laba dipisahkan pencatatanya atas laba hasil aktivitas pokok, laba modal pokok yang hasil transaksi dan juga wajib menjelaskan dan mencatat pendapatn dari sumber yang haram jika ada.

Page 5: Akuntansi Perbankan Syariah

B. Akuntansi Syariah dan Epistemologi Islam

Kerangka konseptual akuntansi syariah menggunakan pendekatan epistimologi Islam. Epistimologi adalah cabang filsafat yang secara khusus membahas teori ilmu pengetahuan, secara harfiah epistimologi berasal dari bahasa Yunani episteme yang berarti pengetahuan (Suria Sumantri, 1991). Dalam lingkup filsafat ilmu, epistimologi mengandung pengertian sebagai metode memperoleh pengetahuan agar memiliki karakteristik, kebenaran, dan nilai-nilai  tertentu  sebagai ilmu  (Chalmers,1991).

Dalam konteks epistimologi sebagai metode memperoleh pengetahuan ilmu, epistimologi Islam diperlukan guna memperoleh pengetahuan yang diharapkan memiliki karakteristik, kebenaran dan nilai-nilai Islami. Epistimologi Islam adalah metode memperoleh pengetahuan ilmu yang Islami melalui proses penalaran yang sistematis, logis dan sangat mendalam menggunakan “ijtihad” yang dibangun atas kesadaran sebagai khalifatullah fii-ardl.

Prinsip dasar paradigma syariah merupakan multi paradigma yang  mencakup keseluruhan dimensi wilayah mikro dan makro dalam kehidupan manusia yang saling terkait. Diantaranya dimensi tersebut adalah sebagai berikut:

Pertama, dimensi mikro prinsip dasar paradigma syariah adalah individu yang beriman kepada Allah SWT (tauhid) serta mentaati segala aturan dan larangan yang tertuang dalam Al-Qur’an,Al Hadits, Fiqh, dan hasil ijtihad. Landasan tauhid diperlukan untuk mencapai tujuan syariah yaitu menciptakan keadilan sosial (al a’dl dan al ihsan) serta kebahagiaan dunia dan akhirat. Pencapaian tujuan syariah tersebut dilakukan menggunakan etika dan motal iman (faith), taqwa (piety), kebaikan (righteoneus/birr), ibadah (worship), tanggungjawab (responsibility/fardh), usaha (free will/ikhtiyar), hubungan dengan Allah dan manusia (Habluminallah dan Habluminannas), serta barokah            (blessing).

            Kedua, dimensi makro prinsip syariah adalah meliputi wilayah politik,ekonomi dan sosial. Dalam dimensi politik, menjunjung tinggi musyawarah dan kerjasama. Sedangkan dalam dimensi ekonomi, melakukan usaha halal, mematuhi larangan bunga, dan memenuhi kewajiban zakat. Selanjutnya dalam dimensi sosial yaitu mengutamakan kepentingan umum dan amanah.

Page 6: Akuntansi Perbankan Syariah

Dalam kerangka konseptual akuntansi syariah tersebut di atas, dinyatakan bahwa tujuan diselenggarakannya akuntansi syariah adalah mencapai keadilan sosialekonomi dan sebagai sarana ibadah memenuhi kewajiban kepada Allah SWT, lingkungan dan individu melalui keterlibatan institusi dalam kegiatan ekonomi. Produk akhir teknik akuntansi syariah adalah informasi akuntansi yang akurat untuk menghitung zakat dan pertanggungjawaban kepada Allah SWT dengan berlandaskan moral, iman dan taqwa.

Dengan demikian dalam hal akuntansi syariah sebagai alat pertanggungjawaban, diwakili informasi akuntansi syariah dalam bentuk laporan keuangan yang sesuai dengan syariah yaitu mematuhi prinsip full disclousure. Laporan keuangan akuntansi syariah tidak lagi berorientasi pada maksimasi laba, akan tetapi membawa pesan modal dalam menstimuli perilaku etis dan adil terhadap semua pihak. Jenis laporan keuangan akuntansi syariah yang memenuhi kriteria ini menurut Harahap (2000) meliputi:

Neraca, yang menyajikan pula Laporan Sumberdaya Manusia. Laporan Nilai Tambah (Value Added Reporting) yang menyajikan semua hasil yang diperoleh perusahaan darikontribusi semua pihak yang terkait dengan entitas, dan kemudian mendistribusikannya secara adil. Laporan Arus Kas (Cash Flow). Laporan Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan (Socio Economy Accounting Reporting). Catatan atas Laporan Keuangan, mengenai implementasi syariah misalnya zakat, infaq, shodaqoh, transaksi haram, dan laporan dewan syariah. Melaporkan good governance, mengenai produksi, efisiensi, produktivitas, dan laporan lainnya yang relevan.

C.             Prinsip Akuntansi Bank Syariah

Dengan prinsip operasi yang berbeda dengan bank konvensional memberikan implikasi perbedaan pada prinsip akuntansi baik dari segi penyajian maupun pelaporannya. Laporan akuntansi bank Islam akan terdiri dari :

·           Laporan posisi keuangan / neraca

·           Laporan laba-rugi

·           Laporan arus kas

Page 7: Akuntansi Perbankan Syariah

·           Laporan perubahan modal

·           Laporan perubahan investasi tidak bebas /terbatas

·           Catatan atas laporan keuangan

·           Laporan sumber dan penggunaan zakat

·           Laporan sumber dan penggunaan dana qard/qardul hasan

Beberapa hal yang menonjol dalam akuntansi bank Islam adalah :

1.        Giro dan tabungan wadiah dicatat / disajikan sebagai hutang dalam neraca.

2.        Rekening investasi mudharabah bebas / deposito dicatat/disajikan sebagai rekening tersendiri antara hutang dan modal (bukan hutang).

3.        Rekening investasi tidak bebas dicatat terpisah sebagai off balance sheet account dalam bentuk laporan perubahan posisi investasi tidak bebas.

4.        Piutang murabahah dicatat sebesar sisa harga jual yang belum tertagih dikurangi dengan margin yang belum diterima.

5.        Investasi mudharabah dan musyarakah disajikan sebesar sisa nilai modal yang disertakan atau diinvestasikan

6.         Aset yang disewakan dicatat sebesar harga perolehan dikurangi dengan akumulasi penyusutan.

7.        Pendapatan pada umumnya diakui secara cash basis sedang beban tetap secara accrual basis.

8.        Bagi hasil antara mudharib dan sahibul mal dilakukan atas profit loss sharing atau revenue sharing, sedangkan pendapatan bank yang berasal dari investasi

Page 8: Akuntansi Perbankan Syariah

dana sendiri atau dari dana yang bukan berasal dari rekening investasi sepenuhnya menjadi pendapatan bank, disamping itu pendapatan jasa bank sepenuhnya menjadi pendapatan bank yang tidak dibagi hasilkan.

Prinsip akuntansi bank Islam mengacu pada Accounting and Auditing Standard for Islamic Financial Institution yang diterbitkan oleh Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial Institution yang berpusat di Bahrain yang didirikan pada tahun 1991 atas prakarsa IDB dan beberapa lembaga keuangan Islam besar dan sekarang telah mempunyai anggota hampir seluruh lembaga keuangan Islam. Bank Indonesia bersama IAI sedang dalam proses untuk mengadopsi standard tersebut menjadi standar akuntansi bank syariah di Indonesia yang diharapkan selesai tahun ini.

D. Prinsip Filosofi Akuntansi Syariah

Teori Akuntansi Syariah tidak terlepas dari konteks faith, knowledge, dan action. Ini artinya adalah bahwa teori akuntansi syariah  ( dalam hal ini adalah knowledge) digunakan untuk memandu praktik akuntansi (action) dari keterkaitan ini kita bisa melihat bahwa teori Akuntansi Syariah (knowledge)  dan praktik Akuntansi Syariah (action) adalah dua sisi dari satu uang logam yang sama. Keduanya tidak bisa dipisahkan. Keduanya tidak boleh lepas dari bingkai keimanan/tauhid (faith) yang dalam hal ini bisa digambarkan sebagai sisi lingkaran pada iang logam yang membatasi dua sisi lainnya untuk tidak keluar dari keimanan.

Dari teori diatas akuntansi syariah memiliki prinsip sebagai berikut:

· Humanis

· Emansipatoris

· Trasendental, dan

· Teologikal

Page 9: Akuntansi Perbankan Syariah

 Humanis  memberikan suatu pengertian bahwa teori Akuntansi Syariah bersifat manusiawi, sesuai dengan fitrah manusia, dan dapat dipraktikan sesuai dengan kapasitas yang dimiliki oleh manusia sebagai makhluk yang selalu berinteraksi dengan orang lain  (dan alam) secara dinamis dalam kehidupan sehari-hari. Dalam konteks ini berarti akuntansi syariah di bangun berdasarkan budaya manusia itu sendiri.

Emansipatoris mempunyai pengertian bahwa teori Akuntansi Syariah mampu melakukan perubahan-perubahan yang signifikan terhadap teori dan praktik akuntansi modern yang eksis saat ini. Perubahan-perubahan yang dimaksud adalah perubahan membebaskan (emansipasi). Pembebasan dari ikatan-ikatan semu yang tidak perlu diikuti, pembebasan dari kekuatan semu (pseudo power), dan pembebasan dari ideologi semu.

Transendental  mempunyai makna bahwa teori akuntansi syariah melintas batas disiplin ilmu akuntansi itu sendiri. Bahkan melintas batas dunia materi (ekonomi). Dengan  prinsip filosofis ini teori akuntansi syariah dapat memperkaya dirinya dengan mengadopsi disiplin ilmu lainnya (selain ilmu ekonomi), seperti : sosiologi, psikologi, etnologi, fenomenologi, antropologi, dan lain-lainnya. Aaspek transendental ini sebetulnya tidak terbatas pada disiplin ilmu, tetapi juga menyangkut aspek ontologi, yaitu yaitu tidak terbatas pada objek yang bersifat materi (ekonomi) tetapi juga aspek non-materi (mental dan spiritual).        

Teologikal memberikan suatu dasar pemikiran bahwa akuntansi tidak sekedar memberikan informasi untuk pengambilan keputusan ekonomi, tetapi juga memiliki tujuan transendental sebagai bentuk pertanggung jawaban manusia terhadap Tuhannya, kepada sesama manusia, dan kepada alam semesta. Prinsip ini mengantarkan manusia pada tujuan hakikat kehidupan, yaitu falah (kemenangan). Falah disini dapat diartikan keberhasilan manusia kembali ke sang pencipta dengan jiwa yang tenang dan suci (muthmainah)

AKUNTANSI PERBANKAN SYARIAH

AKUNTANSI PERBANKAN SYARIAH

Latar belakang:

Page 10: Akuntansi Perbankan Syariah

Perbankan syariah muncul di Indonesia tahun 1992 yang merupakan hal baru dalam kerangka mekanisme sistem perbankan pada umumnya. Krisis moneter yang mengguncang Indonesia tahun 1997 membuat perbankan konvensional lumpuh yang disebabkan oleh kredit. Kredit yang semulanya lancar akhirnya menjadi macet sedangkan perbankan syariah yang tertuang dalam “UU No 10/98” yang mengakuan adanya dua sistem perbankan yaitu konvensional dan sisten syariah.

Semakin berkembangnya perbankan syariah di Indonesia dirasakan semakin perlunya sosialisasi atas apa dan bagaimana operasional Bank Syariah, karena operasional perbankan syariah sangat berbeda dengan perbankan konvensional. Hal ini sangat mendasar pada Bank Syariah adalah penerapan konsep bagi hasil, tata cara perhitungan bagi hasil serta pengaruhnya prinsip bagi hasil terhadap laporan keuangan.

Dari hasil analisa, Bank Syariah yang merupakan prinsip revenue sharing dalam distribusi pendapatannya, yang dinilai leboh cocok diterapkan pada saat ini dibandingkan prinsip profit sharing yang dinilai kurang kompetitif. Prinsi revenue sharing, distribusi pendapatan kepada nasabah jumlahnya lebih besar dibandingkan prinsip profit sharing. Tetapi dilihat dari kemaslahatannya prinsip profit sharing merupakan yang paling sesuai dengan prinsip syariah Islam. Dalam membantu proses perkembangan perbankan syariah di Indonesia kami mencoba membantu para praktisi dibidang perbankan dan para akademisi dengan menerbitkan buku dengan judul “AKUNTANSI PERBANKAN SYARIAH”, yang berisikan tentang gambaran umum Bank Syariah di Indonesia, operasional perbankan syariah serta pencatatan atas akuntansi dan Laporan Keuangan Perbankan Syariah. Lembaga keuangan bank syariah masih menggunakan PSAK 59 sedangkan LembagaKeuangan bukan bank atau lembaga keuangan syariah, Ikatan Akuntan Indonesia menerbitkan

PSAK Syariah No. 100 s/d 1007, meliputi :PSAk No. 100 : Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian laporan Keuangan Syariah.PSAK No. 101 : Penyajian Laporan Keuangan SyariahPSAK No. 102 : Akuntansi MurabahahPSAK No. 103 : Akuntansi SalamPSAK No. 104 : Akuntansi IstishnaPSAK No. 105 : Akuntansi MurabahahPSAK No. 106 : Akuntansi Musyarakah

Page 11: Akuntansi Perbankan Syariah

PSAK No. 107 : Akuntansi IjarahPSAK No. 108 : Akuntansi untuk Penyelesai Utang piutang

Pengertian Bank Syariah

Bank Islam atau selanjutnya disebut dengan Bank Syariah, adalah bank yang beroperasi dengan tidak mengandalkan pada bunga. Bank syariah juga dapat diartikan sebagai lembaga keuangan/perbankan yang operasional dan produknya dikembangkan berlandaskan Al-Qur’an dan Hadits Nabi SAW. Antonio dan Perwataatmadja membedakan menjadi dua pengertian, yaitu Bank Islam dan Bank yang beroperasi dengan prinsip syariah Islam. Bank Islam adalah bank yang beroperasi dengan prinsip syariah Islam dan bank yang tata cara beroperasinya mengacu kepada ketentuan-ketentuan Al- Qur’an dan Hadits.Prinsip Dasar Perbankan Syariah Batasan-batasan bank syariah yang harus menjalankan kegiatannya berdasar pada syariat Islam, menyebabkan bank syariah harus menerapkan prinsip-prinsip yang sejalan dan tidak bertentangan dengan yariat Islam. Adapun prinsip-prinsip bank syariah adalah sebagai berikut :1. Prinsip Titipan atau Simpanan (Al-Wadiah)Al-Wadiah dapat diartikan sebagai titipan murni dari satu pihak ke pihak lain, baik individu maupun badan hukum, yang harus dijaga dan dikembalikan kapan saja si penitip menghendaki (Syafi’I Antonio, 2001).Secara umum terdapat dua jenis al-wadiah, yaitu:a. Wadiah Yad Al-Amanah (Trustee Depository)b. Wadiah Yad adh-Dhamanah (Guarantee Depository)

2. Prinsip Bagi Hasil (Profit Sharing)Sistem ini adalah suatu sistem yang meliputi tatacara pembagian hasil usaha antara penyedia dana dengan pengelola dana. Bentuk produk yang berdasarkan prinsip ini adalah:a. Al-Mudharabahb. Al-Musyarakah

3. Prinsip Jual Beli (Al-Tijarah)Prinsip ini merupakan suatu sistem yang menerapkan tata cara jual beli, imana bank akan membeli terlebih dahulu barang yang dibutuhkan atau mengangkat nasabah sebagai agen bank melakukan pembelian barang atas nama bank, kemudian bank menjual barang tersebut kepada nasabah dengan harga sejumlah harga beli ditambah keuntungan (margin).

Page 12: Akuntansi Perbankan Syariah

4. Prinsip Sewa (Al-Ijarah)Al-ijarah adalah akad pemindahan hak guna atas barang atau jasa, melalui pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan hak kepemilikan atas barang itu sendiri. Al-ijarah terbagi kepada dua jenis: (1) Ijarah, sewa murni. (2) ijarah al muntahiya bit tamlik merupakan penggabungan sewa dan beli, dimana si penyewa mempunyai hak untuk memiliki barang pada akhir masa sewa.

5. Prinsip Jasa (Fee-Based Service)Prinsip ini meliputi seluruh layanan non-pembiayaan yang diberikan bank.

Asumsi Dasar Perbankan SyariahSesuai dengan PSAK no.59 tentang akuntansi bank syariah, asumsi dasar konsep akuntansi bank syariah adalah konsep kelangsungan usaha (going concern) dan dasar akrual, perhitungan pendapatan untuk tujuan bagi hasil menggunakan dasar kas.

Sistem Operasional Bank Syariah

Pada sistem operasi bank syariah, pemilik dana menanamkan uangnya di bank tidak dengan motif mendapatkan bunga, tapi dalam rangka mendapatkan keuntungan bagi hasil. Dana nasabah tersebut kemudian disalurkan kepada mereka yang membutuhkan (misalnya modal usaha), dengan perjanjian pembagian keuntungan sesuai kesepakatan.

Perbedaan Bank Syariah dengan Bank Konvensional Bank konvensional dan bank syariah dalam beberapa hal memiliki persamaan, terutama dalam sisi teknis penerimaan uang, mekanisme transfer, teknologi komputer yang digunakan, persyaratan umum pembiayaan, dan lain sebagainya. Perbedaan antara bank konvensional dan bank syariah menyangkut aspek legal, struktur organisasi, usaha yang dibiayai, dan lingkungan kerja.Secara garis besar perbandingan bank syariah dengan bank konvensional dapat dilihat pada tabel berikut:

Perbandingan Bank Syariah dengan Bank KonvensionalBank Syariah• Melakukan investasi-investasi yang halal saja.• Berdasarkan prinsip bagi hasil, jual beli, atau sewa.• Berorientasi pada keuntungan (profit oriented) dan kemakmuran dan kebahagian dunia akhirat• Hubungan dengan nasabah dalam bentuk hubungan kemitraan.• Penghimpunan dan penyaluran dana harus sesuai dengan fatwa Dewan Pengawas Syariah

Page 13: Akuntansi Perbankan Syariah

Bank Konvensional• Investasi yang halal dan haram.• Memakai perangkat bunga.• Profit oriented• Hubungan dengan nasabah dalam bentuk hubungan kreditur-debitur.• Tidak terdapat dewan sejenis.

Karakteristik bank Syariah• Azas utama : kemitraan, keadilan, transparansi, dan universal• Pelarangan riba• Tidak mengenai konsep time-value of money• Konsep uang sebagai alat tukar bukan komoditas• Kegiatan tidak boleh spekulatif• Tak oleh menggunakan dua harga untuk satu barang• Tak boleh dua transaksi dalam satu akad• Konsep bagi hasil• Tak membedakan secara tegas antara sector moneter dan riil• Dapat memperoleh imbalan atas jasa perbankan lain yang tak bertentangan dengan prinsip syariah• Syarat transaksi sesuai dengan prinsip syariah : Tak mengandung unsure kedzoliman Bukan riba Tidak membahayakan pihak sendiri dan pihak orang lain Tidak ada penipuan Tidak mengandung materi yang diharamkan Tidak mengandung unsur judi.• Kegiatan bank syariah, antara lain sebagai : Manajer investasi Investor Penyedia jasa keuangan dan lalu lintas pembayaran Pengemban fungsi social• Pemakaian dan kebutuhan informasi Sama seperti dinyatakan KDPPLK umum : investor, karyawan, kreditur, pemasok, pelanggan, pemerintah, masyarakat. Pemilik dana investasi

Page 14: Akuntansi Perbankan Syariah

Pembayar zakat, infaq dan sodaqah Dewan pengawa syariah

Unsur laporan keuangan bank syariahUnsur Neraca1) Aktiva = kewajiban + Investasi tidak terikat + ekuitas Dana investasi tidak terikat dengan criteria bahwa bank :• Punya hak menggunakan, menginvestasikan dan mencampur dana• Keuntungan atau kerugian sesuai nisbah• Tidak berkewajiban mengembalikan dana jika rugi

Unsur Laporan Laba Rugi Pada dasarnya sama dengan yang berlaku umum, ditambah• Alokasi keuntungan atau kerugian kepada pemilik investasi tidak terikat• Tidak dapat diperlakukan sebagai beban atau pendapatan.

PSAK Akuntansi Perbankan SyariahTujuan : mengatur pelakuan akuntansi ( pengakuan, pengukuran, penyajian, pengungkapan ) transaksi khusus bank syariah.

Ruang lingkup : Bank umum syariah BPR syariah Kantor cabang syariah bank konvensional

Akuntansi Penghimpunan Dana

Ada beberapa penghimpunan dana menurut akuntansi perbankan syariah, yaitu :a) WadiahAdalah titipan dari satu pihak lain, baik individu maupun badan hokum yang harus dijaga dan dikembalikan kapan saja si penyimpan menghendaki.Tujuan : untuk menjaga keselamatan barang dari kemusnahan, kecurian dsbnya.Barang : sesuatu yang berharga seperti uang, barang, dokumen, surat berharga, dll.

Rukun transaksi wadiah ;o Barang yang dititipkano Orang yang menitipkan/penitip

Page 15: Akuntansi Perbankan Syariah

o Orang yang menerima titipano Ijab qabul

Wadiah terdiri dari 2 macam, yaitu ;1) Wadiah Yad Al Amanah, karakteristik :o Barang titipan murnio Tidak boleh digunakan oleh penerima titipano Titipan dikembalikan harus dalam keadaan utuh baik nilai maupun fisiknyao Dikenakan biaya titipan

2) Wadiah Yad Ad Dhamanah, karakteristiknya :o Pengembangan dari wadiah Yad Al Amanaho Penerima titipan diizinkan menggunakan dan mengambil manfaatnyao Kehilangan/kerusakan merupakan tanggung jawab dari penyimpano Semua keuntungan dari titipan hak penerima titipan

Giro WadiahGiro adalah simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro, sarana perintah pembayaran lain atau dengan pemindahbukuan.Dalam fatwa dewan syariah nasional ditetapkan ketentuan tentang Giro Wadiah, sebagai berikut :o Bersifat titipano Titipan bias diambil kapan sajao Tidak ada imbalan yang diisyaratkan, kecuali dalam bentuk pemberian yang bersifat sukarela dari pihak bank.

Karakteristik Giro Wadiah :o Harus dikembalikan utuh seperti semulao Dapat dikenakan biaya titipano Dana wadiah hanya dapat digunakan seijin penitip

Tabungan WadiahAdalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang telah disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek atau alat pembayaran yang dapat dipersamakan dengan itu.Ketentuan tabungan wadiah sesuai fatwa dewan syariah nasional :o Bersifat simpanan

Page 16: Akuntansi Perbankan Syariah

o Simpanan bias diambil kapan sajao Tidak ada imbalan yang diisyaratkanb)MudharabahAdalah perjanjian atas suatu jenis perkongsian, dimana pihak pertama menyediakan dana, dan pihak kedua bertanggung jawab atas pengelolaan usaha.Hasil usaha dibagikan sesuai nisbah yang disepakati bersama secara awal. Prinsip ini dikenal sebagai “qiradh” atau “muqaradah”.

Rukun mudharabah, yaitu :o Shahibul maal/rabulmalo Mudharibo Amalo Ijab qabul

Mudharabah dilihat dari segi kuasa yang diberikan kepada pengusaha dibagi menjadi 2, yaitu :1) Mudharabah MuthlaqahPihak penguasa diberi kuasa penuh untuk menjalankan proyek tanpa larangan apapun urusan yang berkaitan dengan waktu, tempat, jenis, perusahaan dan pelanggan. Diaplikasikan pada tabungan dan deposito.

2) Mudharabah MuqaidahPemilik dana membatasi syarat kepada mudharib dalam pengelolaan dana seperti hanya untuk bidang tertentu, cara, waktu, dan tempat tertentu saja. Dalam investasi bank berkedudukan sebagai agen dan menerima imbalan berupa fee.

Karakteristik Mudharabah :o Dana mudharabaho Keuntungano Peranan bank dalam hal pencampuran harta dan bermudharabah dengan pihak ketiga, merupakan hal penting dalam bidang operasinya.

Tabungan mudharabahKetentuan tabungan mudharabah sesuai fatwa dewan syariah nasional adalah :o Dalam transaksi nasabah bertindak sebagai shahibul maal dan bank bertindak sebagai mudharib.o Modal harus dinyatakan dengan jumlahnya, dalam bentuk tunai bukan piutang.

Page 17: Akuntansi Perbankan Syariah

o Pembagian keuntungan harus dinyatakan dalam bentuk nisbah dan dituangkan dalam akad pembukaan rekening.

Deposito MudharabahAdalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu menurut perjanjian antara penyimpan dan bank yang bersangkutan.

Jenis Deposito berjangka :o Deposito berjangka biasao Deposito berjangka otomatis

c)MurabahahAdalah menjual barang dengan harga jual sebesar harga perolehan ditambah keuntungan yang disepakati dan penjual harus mengungkapkan harga perolehan barang tersebut kepada pembeli.

Karakteristik Murabahah :o Proses pengadaano Penjual ingin mewakilkano Uang mukao Diskono Cara pembayarano Kesulitan keuangano Kontrak perjanjian

Murabahah dapat dilakukan berdasarkan pesanan atau tanpa pesanan :

o Dalam murabahah berdasarkan pesanan, penjual melakukan pembelian barang setelah ada pemesanan dari pembeliMurabahah berdasarkan pesanan dapat bersifat mengikat atau tidak mengikat pembeli untuk membeli barang yang dipesannyaDalam murabahah pesanan mengikat pembeli tidak dapat membatalkan pesanannya. Jika aset murabahah yang telah dibeli oleh penjual, dalam murabahah pesanan mengikat, mengalami penurunan nilai sebelum diserahkan kepada pembeli maka penurunan nilai tersebut menjadi beban penjual dan akan mengurangi nilai akado Dalam murabahah tanpa pesanan, penjual melakukan pembelian barang tanpa memperhatikan ada pemesanan dari pembeli.

Page 18: Akuntansi Perbankan Syariah

Rukun Murabahah :o Pelakuo Objek jual belio Ijab qabul

d) SalamAdalah akad jual beli muslam fiih (barang pesanan) dengan pengiriman di kemudian hari oleh muslam illaihi (penjual) dan pelunasannya dilakukan oleh pembeli pada saat akad disepakati sesuai dengan syarat-syarat tertentu.

Rukun Salam :o Transaktoro Objek akad salam berupa barang dan harga yang diperjual belikan dalam transaksi salamo Ijab qabul

Alur transaksi Salam dan Salam Paralelo Pertama, negosiasi dengan persetujuan kesepakatan antara penjual dengan pembeli terkait transaksi salam yang akan dilaksanakan.o Kedua, setelah akad disepakati pembeli melakukan pembayaran terhadap barang yang diinginkan sesuai dengan kesepakatan yang sudah dibuat.o Ketiga, pada transaksi salam, penjual mulai memproduksi tahapan penanaman produk yang diinginkan pembeli.o Keempat, setelah menyepakati transaksi salam kedua tersebut baik langsung melakukan pembayaran kepada petani.o Kelima, dalam jangka waktu tertentu berdasarkan kesepakatan dengan bank, petani mengirim produk salam kepada petani sesuai dengan spesifikasi yang ditentukano Keenam, bank menerima dokumen penyerahan produk salam kepada nasabah dari petani.

e) IstishnaAdalah akad jual beli dalam bentuk pemesanan pembuatan barang tertentu dengan kriteria dan persyaratan tertentu yang disepakati antara pemesan (pembeli, mustashni’) dan penjual (pembuat, shani’).

Istishna’ paralel adalah suatu bentuk akad istishna’ antara pemesan (pembeli, mustashni’) dengan penjual (pembuat, shani’), kemudian untuk memenuhi kewajibannya kepada mustashni’, penjual memerlukan pihak lain sebagai shani’.

Page 19: Akuntansi Perbankan Syariah

Berdasarkan akad istishna’, pembeli menugaskan penjual untuk menyediakan barang pesanan (mashnu’) sesuai spesifikasi yang disyaratkan untuk diserahkan kepada pembeli, dengan cara pembayaran dimuka atau tangguh.

Spesifikasi dan harga barang pesanan disepakati oleh pembeli dan penjual di awal akad. Ketentuan harga barang pesanan tidak dapat berubah selama jangka waktu akad.

Barang pesanan harus memenuhi kriteria:a) memerlukan proses pembuatan setelah akad disepakati;b) sesuai dengan spesifikasi pemesan (customized) bukan produk massal; danc) harus diketahui karakteristiknya secara umum yang meliputi jenis, spesifikasi teknis, kualitas, dan kuantitasnya.

Pada dasarnya istishna’ tidak dapat dibatalkan, kecuali memenuhi kondisi:a) kedua belah pihak setuju untuk menghentikannya; ataub) akad batal demi hukum karena timbul kondisi hukum yang dapat menghalangi pelaksanaan atau penyelesaian akad.

Pembeli mempunyai hak untuk memperoleh jaminan dari penjual atas:a) jumlah yang telah dibayarkan; danb) penyerahan barang pesanan sesuai dengan spesifikasi dan tepat waktu.

Suatu kelompok akad istishna’, dengan satu atau beberapa pembeli, harus diperlakukan sebagai satu akad istishna’ jika:a) kelompok akad tersebut dinegosiasikan sebagai satu paket;b) akad tersebut berhubungan erat sekali, sebetulnya akad tersebut merupakan bagian dari akad tunggal dengan suatu margin keuntungan; danc) akad tersebut dilakukan secara serentak atau secara berkesinambungan.

Rukun Istishnao transaktoro objek akad meliputi barang dan harga barang istishnao ijab dan qabul

Biaya perolehan Istishna terdiri dari 2 macam, yaitu :a) biaya langsung yaitu bahan baku dan tenaga kerja langsung untuk membuat barang pesanan; danb) biaya tidak langsung adalah biaya overhead, termasuk biaya akad dan praakad.

Page 20: Akuntansi Perbankan Syariah

Biaya praakad diakui sebagai beban tangguhan dan diperhitungkan sebagai biaya istishna’ jika akad disepakati. Namun jika akad tidak disepakati, maka biaya tersebut dibebankan pada periode berjalan.Biaya perolehan istishna’ yang terjadi selama periode laporan keuangan, diakui sebagai aset istishna’ dalam penyelesaian pada saat terjadinya.Beban umum dan administrasi, beban penjualan, serta biaya riset dan pengembangan tidak termasuk dalam biaya istishna’.

Biaya istishna’ paralel terdiri dari 3 macam, yaitu :a) biaya perolehan barang pesanan sebesar tagihan produsen atau kontraktor kepada entitas;b) biaya tidak langsung adalah biaya overhead, termasuk biaya akad dan praakad; danc) semua biaya akibat produsen atau kontraktor tidak dapat memenuhi kewajibannya, jika ada.

Biaya perolehan istishna’ paralel diakui sebagai aset istishna’ dalam penyelesaian pada saat diterimanya tagihan dari produsen atau kontraktor sebesar jumlah tagihan.

DAFTAR PUSTAKA

Page 21: Akuntansi Perbankan Syariah

 [1] http://shariapedia.blogspot.com/2012/08/dasar-dasar-akuntansi-perbankan-syariah.html   diunduh   14   Maret   2013 , 08.16 AM.

[2] Yaya, Rizal dkk. Akuntansi Perbankan Syariah ; teori dan praktik kontemporer. Jakarta: Salemba Empat. 2009. Hlm 5

[3] Ibid, hlm 28-29

[4] http://enggarcz.blogspot.com/2012/05/pentingnya-akuntansi-bank-syariah.html   diunduh   14   Maret   2013 , 08.08 AM.

[5] Sofyan Syafri Harahap. Akuntansi Islam. Jakarta: Bumi Aksara. 2002. Hlm 11

[6] http://ekonomisyariah.blog.gunadarma.ac.id/2010/03/31/akuntansi-syariah/ diunduh 14 Maret 2013, 08.45 AM.

  http://ninisug.blogspot.com/2011/05/akuntansi-perbankan-syariah.html