12
20 Buletin Kesehatan Vol. 2 No. 1 Januari – Juli 2018 ISSN: 2614- 8080 Akupresur Mengurangi Mual dan Muntah Pada Anak Yang Menjalani Kemoterapi IGA Dewi Purnamawati Akademi Keperawatan Pasar Rebo Jl Tanah Merdeka No 16-18 Jakarta Timur E-mail: [email protected] Abstrak Pasien kanker menilai mual merupakan efek samping yang paling tidak menyenangkan dari kemoterapi, meskipun pemberian terapi antiemetik sudah diberikan secara intensif. Hampir 70 % pasien dewasa dan 58 % anak usia sekolah serta anak remaja menerima agen kemoterapi yang sangat emetogenik, akibatnya keluhan mual terus dikeluhkan pasien (Ryan, 2010) Akupresur adalah salah satu alternatife intervensi yang efektif untuk menggurangi keluhan mual dan muntah. Akupresur juga merupakan intervensi non invasife dan relatife tidak sulit untuk dilakukan (Lee & Frazier, 2011). Aplikasi EBN ini bertujuan untuk mencapai asuhan keperawatan yang berkualitas melalui intervensi keperawatan yang komprehensif dan meningkatkan pelayanan keperawatan yang memperhatikan prinsip atraumatic care pada anak yang menjalani kemoterapi dengan meminimalkan keluhan mual dan muntah. Metode penelitian dengan systematic Review. Hasil dari aplikasi EBN ini diketahuinya efektifitas tindakan akupresur dalam mengurangi mual muntah pada anak yang menjalani kemoterapi. Kata Kunci: Akupresure, Vomitus, Kemoterapi. Abstract Cancer patients assess nausea is the most unpleasant side effect of chemotherapy, although the provision of antiemetic therapy has been given intensively. Nearly 70% of adult patients and 58% of school-age children and adolescents receive highly emetogenic chemotherapy agents, as a result of which patients complain of nausea (Ryan, 2010). Acupressure is one of the alternatives to effective interventions to reduce complaints of nausea and vomiting. Acupressure is also a non-invasive intervention and is relatively difficult to do (Lee & Frazier, 2011). This EBN application aims to achieve quality nursing care through comprehensive nursing interventions and improve nursing services that pay attention to the principles of atraic care in children undergoing chemotherapy by minimizing complaints of nausea and vomiting. Research methods with systematic reviews. The result of this EBN application is the effectiveness of acupressure in reducing nausea and vomiting in children undergoing chemotherapy. Keywords: Acupressure, Vomitus, Chemotherapy.

Akupresur Mengurangi Mual dan Muntah Pada Anak Yang

  • Upload
    others

  • View
    9

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Akupresur Mengurangi Mual dan Muntah Pada Anak Yang

20

Buletin Kesehatan Vol. 2 No. 1 Januari – Juli 2018 ISSN: 2614-8080

Akupresur Mengurangi Mual dan Muntah Pada Anak Yang Menjalani Kemoterapi

IGA Dewi Purnamawati

Akademi Keperawatan Pasar Rebo

Jl Tanah Merdeka No 16-18 Jakarta Timur

E-mail: [email protected]

Abstrak

Pasien kanker menilai mual merupakan efek samping yang paling tidak menyenangkan dari

kemoterapi, meskipun pemberian terapi antiemetik sudah diberikan secara intensif. Hampir 70 %

pasien dewasa dan 58 % anak usia sekolah serta anak remaja menerima agen kemoterapi yang sangat

emetogenik, akibatnya keluhan mual terus dikeluhkan pasien (Ryan, 2010) Akupresur adalah salah satu alternatife intervensi yang efektif untuk menggurangi keluhan mual dan muntah. Akupresur juga

merupakan intervensi non invasife dan relatife tidak sulit untuk dilakukan (Lee & Frazier, 2011).

Aplikasi EBN ini bertujuan untuk mencapai asuhan keperawatan yang berkualitas melalui intervensi

keperawatan yang komprehensif dan meningkatkan pelayanan keperawatan yang memperhatikan

prinsip atraumatic care pada anak yang menjalani kemoterapi dengan meminimalkan keluhan mual

dan muntah. Metode penelitian dengan systematic Review. Hasil dari aplikasi EBN ini diketahuinya

efektifitas tindakan akupresur dalam mengurangi mual muntah pada anak yang menjalani kemoterapi.

Kata Kunci: Akupresure, Vomitus, Kemoterapi.

Abstract

Cancer patients assess nausea is the most unpleasant side effect of chemotherapy, although the provision of

antiemetic therapy has been given intensively. Nearly 70% of adult patients and 58% of school-age children

and adolescents receive highly emetogenic chemotherapy agents, as a result of which patients complain of

nausea (Ryan, 2010). Acupressure is one of the alternatives to effective interventions to reduce complaints

of nausea and vomiting. Acupressure is also a non-invasive intervention and is relatively difficult to do (Lee

& Frazier, 2011). This EBN application aims to achieve quality nursing care through comprehensive nursing

interventions and improve nursing services that pay attention to the principles of atraic care in children

undergoing chemotherapy by minimizing complaints of nausea and vomiting. Research methods with

systematic reviews. The result of this EBN application is the effectiveness of acupressure in reducing nausea

and vomiting in children undergoing chemotherapy.

Keywords: Acupressure, Vomitus, Chemotherapy.

Page 2: Akupresur Mengurangi Mual dan Muntah Pada Anak Yang

21

Buletin Kesehatan Vol. 2 No. 1 Januari – Juli 2018 ISSN: 2614-8080

Pendahuluan

Anak-anak penderita kanker yang sedang

menjalani kemoterapi sering mengalami

berbagai efek samping obat kemoterapi

seperti depresi sumsum tulang, diare,

kehilangan rambut, masalah-masalah kulit,

mual muntah, mukositis, kesulitan

mengunyah, menelan, berbicara,

perdarahan, mulut kering dan hilangnnya

sensasi rasa (Eilers, 2004). Pasien kanker

menilai mual merupakan efek samping

yang paling tidak menyenangkan dari

kemoterapi, meskipun pemberian terapi

antiemetik sudah diberikan secara intensif.

Hampir 70 % pasien dewasa dan 58 %

anak usia sekolah serta anak remaja

menerima agen kemoterapi yang sangat

emetogenik, akibatnya keluhan mual terus

dikeluhkan pasien (Ryan, 2010).

Menurut Ryan (2010) saat ini, standar

perawatan untuk mengatasi mual akibat

terapi kemoterapi adalah antiemetik,

terutama sertononin (5-HT3) merupakan

reseptor anatagonis yang sering diberikan.

Namun, penelitian telah menunjukkan

bahwa antiemetik secara klinis efektif

terhadap muntah tapi tidak pada mual.

Pemberian antiemetik sebagai profilaksis

sebelum kemoterapi mampu mencegah

timbulnya mual dan muntah. Keluhan mual

sebelum kemoterapi atau sering dikenal

mual anticipatory dikeluhkan 15 sampai

dengan 54 % anak yang akan menjalani

kemoterapi. Mual dapat terjadi pada 24

jam pertama post kemoterapi atau sering

disebut mual akut, dan mual lambat yang

tejadi lebih dari 24 jam post kemoterapi,

mual lambat hampir dikeluhkan 50 sampai

dengan 80 % anak yang menjalani

kemoterapi akibat obat kemoterapi yang

sangat emetogenik. Selama ini untuk

mengatasi mual selain yang bersifat

farmakologi, intervensi nonfarmakologi

sering pula digunakan. Berdasarkan hasil

systematic review yang dilakukan oleh

Jam, Caray, Jefford, Schofield, Charleson

dan Aranda (2008) mengidentifikasi 77

penelitian yang menggunakan metode RCT

tentang pengelolaan mual muntah dapat

dilakukan dengan intervensi

nonfarmakologi antara lain kognitif

distraksi, latihan, hypnosis, dan relaksasi.

Antisipasi mual dan muntah (ANV) secara

signifikan sangat mempengaruhi kualitas

hidup pasien yang menjalani kemoterapi.

Pemberian terapi antiemetik sangat

membantu mengguranggi mual dan

muntah tetapi tidak untuk kontrol ANV.

Pendekatan nonfarmakologi termasuk

intervensi prilaku menjanjikan harapan

yang tinggi dalam mengurangi gejala.

Berdasarkan evidence penggunaan

komplementer dan metode alternatife

Page 3: Akupresur Mengurangi Mual dan Muntah Pada Anak Yang

22

Buletin Kesehatan Vol. 2 No. 1 Januari – Juli 2018 ISSN: 2614-8080

seperti akupresur dan akupuntur mampu

menguranggi ANV (Moselev, 2006).

Akupresure telah lama digunakan oleh

bangsa China sebagai pengobatan

tradisional mereka, sebagai tindakan

menguranggi mual dan muntah (Lee,

Dodd, Dibble & Abrams, 2008, Ryan,

2010). Akupresur adalah salah satu

alternatife intervensi yang efektif untuk

menggurangi keluhan mual dan muntah.

Akupresur juga merupakan intervensi non

invasife dan relatife tidak sulit untuk

dilakukan (Lee & Frazier, 2011).

Akupresur melibatkan stimulasi acupoint

dari perikardium 6 (P6) yang terletak di

permukaan anterior pergelangan tangan

antara tendon fleksor corpiradialis longus

palmaris.

Menurut Ezzo et al (2005 dalam Ryan,

2010) melakukan meta analisis

menyimpulkan bahwa akupresur secara

signifikan mengurangi mual akut akibat

kemoterapi, bila dikombinasikan dengan

antiemetik. Menurut Lee dan Frazier

(2011) melakukan systematic review

mendapatkan 16 sampai 23 penelitian

menyatakan bahwa akupresur efektif

mengurangi mual dan muntah pada ibu

hamil dan pasien yang menjalani

kemoterapi.

Menurut Shin et al (2004) melakukan

terapi akupresur dengan jari pada pasien

kanker lambung yang menjalani

kemoterapi pada titik P6 selama 5 menit

setiap 3 jam setiap hari selama lima hari

sebelum kemoterapi dan setelah

kemoterapi. Penelitian yang dilakukan

Rukayah (2013) dengan judul pengaruh

terapi akupresur terhadap mual muntah

lambat akibat kemoterapi pada anak usia

sekolah yang menderita kanker di RS

Kanker Dharmais Jakarta menghasilkan

terjadinya penurunan rerata mual muntah

setelah akupresur dengan nilai p value =

0,000. Terapi akupresur dilakukan pada

titik P6 dan St36 sebanyak 2 kali selama 3

menit setiap 6 jam sekali pada hari kedua

setelah kemoterapi.

Berdasarkan hasil observasi selama praktik

di ruang non infeksi, keluhan mual sering

dikeluhkan oleh pasien dan penanganannya

lebih sering dengan pemberian terapi

antiemetik. Terapi nonfarmakologi yang

digunakan untuk menggurangi mual dan

muntah selama ini belum pernah

dilakukan, untuk itu penulis tertarik untuk

menerapkan akupresur pada anak yang

mengalami mual dan muntah akibat

menjalani kemoterapi dengan judul

“Akupresur dalam mengurangi mual

muntah pada anak yang menjalani

Page 4: Akupresur Mengurangi Mual dan Muntah Pada Anak Yang

23

Buletin Kesehatan Vol. 2 No. 1 Januari – Juli 2018 ISSN: 2614-8080

kemoterapi berdasarkan Evidence Based

Practice Di Ruang Non Infeksi RSUPN

Dr. Cipto Manggunkusumo”.

Metode Penelitian

Aplikasi Evidence Based Practice

Tahap Persiapan

a. Menyusun pertanyaan klinik

berdasarkan model PICO (P:

population, I: intervention, C:

comparison, O: out come.

b. Penelusuran jurnal terkait tentang

tindakan akupresur untuk

mengguranggi mual dan muntah pada

pasien yang menjalani kemoterapi.

Hasil penelusuran jurnal didapatkan

hasil systematic review dengan judul

The Efficacy of Acupressure for

Symptom Management: A Systematic

Review. Dalam jurnal ini dinyatakan

dari 43 artikel yang di review 16

sampai dengan 23 artikel menyatakan

akupresur efektif untuk mengurangi

mual dan muntah pada pasien yang

menjalani kemoterapi. Artikel yang

direview telah menggunakan metode

Randomized clinical trials yang telah

di published antara tanggal 1 januari

2000 sampai dengan 31 januari 2010.

Penggunaan metode RCT pada artikel

tersebut menyatakan bahwa jurnal

tersebut dapat dipakai dan dipercaya.

Hasil penelusuran berikutnya

didapatkan jurnal dengan judul

Acupresure for chemotherapy-induced

nausea and vomiting: A randomized

clinical trial. Penelitian ini

menghasilkan bahwa terapi akupresur

dapat mengurangi mual dan muntah

lambat (delayed) pada pasien kanker

payudara yang menjalani kemoterapi.

c. Appraise literatur dengan

menggunakan systematic

review work sheet dan

worksheet therahy.

d. Populasi dalam aplikasi EBN

ini adalah anak-anak yang

mengalami mual dan muntah

yang sedang menjalani

kemoterapi.

e. Menyusun kerangka acuan

aplikasi EBN.

f. Konsultasi dengan supervisor

pembimbing klinik

g. Kordinasi dengan supervisor

dan kepala ruangan non infeksi

gedung A RSUPN Cipto

Mangunkusumo

2. Tahap pelaksanaan

a. Presentasi dan sosialisasi tentang

akupresur berdasarkan evidence

base practice.

b. Melakukan role play pada

perawat tentang prosedur

Page 5: Akupresur Mengurangi Mual dan Muntah Pada Anak Yang

24

Buletin Kesehatan Vol. 2 No. 1 Januari – Juli 2018 ISSN: 2614-8080

akupresur pada titik yang

berfungsi menggurangi rasa mual

dan muntah.

c. Akupresur dilakukan setelah 24 jam

pertama sampai dengan hari kelima

setelah mendapatkan kemoterapi.

d. Melakukan akupresur dengan urutan:

1) Memilih anak-anak usia 3 sampai

dengan 18 tahun yang mengalami

mual dan muntah dan sedang

menjalani kemoterapi pada siklus

sebelum dilakukan akupresur.

2) Mengukur skala mual dan muntah

yang dirasakan anak dengan

menggunakan skala ukur Baxter

Animated Retching Faces (BARF)

(Baxter, 2011).

3) Bertemu dengan anak yang pada

siklus sebelumnya sudah dikaji skala

mualnya dan datang kembali pada

siklus kemoterapi berikutnya untuk

dilakukan akupresur.

4). Menentukan titik akupresur (P6) pada

pergelangan tangan anak yang kiri

atau yang kanan pada area kulit

yang tidak bengkak, dan tidak

mengalami luka bakar.

5). Lakukan tekanan pada pergelangan

tangan atau titik P6 dengan

menggunakan ibu jari atau jari

telunjuk sambil diputar searah jarum

jam selama 3 menit 3 kali setiap hari

selama 5 hari (Gach, 1990 dalam

Dibble et al (2007); Shin et al, 2007).

6). Mencatat skala mual dan mual anak

sebelum anak di akupresur pada siklus

sebelumnya dan mencatat kembali

skala mual dan muntah pada hari

kedua setelah dilakukan akupresur.

e. Melibatkan keluarga untuk dapat

melakukan akupresur pada anak yang

sedang mengalami mual dan muntah

dimana sebelumnya orang tua

diajarkan tentang melakukan

akupresur pada titik meridian P6.

Hasil Aplikasi EBN

Pelaksanaan EBN dilaksanakan mulai pada

tanggal 17 Maret sampai dengan 14 April

2014 sebagai berikut:

a. Kegiatan sosialisasi dan role play

akupresur.

Kegiatan sosialisasi dan role play

akupresur dilakukan pada 10 orang tua

dan anak yang mengalami mual muntah

saat menjalani kemoterapi. Penulis

melakukan sosialisasi dan role play tidak

pada semua pasien yang sedang menjalani

kemoterapi, namun penulis memilih

pasien-pasien yang pada siklus sebelum

akupresur pernah penulis rawat dan telah

mengetahui berapa skala mual yang

dirasakan anak pada hari kedua setelah

mendapatkan obat kemoterapi. Sosialisasi

Page 6: Akupresur Mengurangi Mual dan Muntah Pada Anak Yang

25

Buletin Kesehatan Vol. 2 No. 1 Januari – Juli 2018 ISSN: 2614-8080

dan role play pun penulis lakukan pada

beberapa perawat, bertujuan agar perawat

dapat terlibat langsung dalam pelaksanaan

EBN yang sedang penulis lakukan.

b. Pelaksanaan Akupresur

Pelaksanaan akupresur dimulai pada

tanggal 17 Maret sampai dengan 14 April

2014. Adapun langkah-langkah yang

penulis lakukan adalah sebagai berikut:

1) Mengidentifikasi pasien sesuai dengan

kriteria yang dapat dilakukan akupresur

yaitu anak yang sedang menjalani

kemoterapi selama lima hari dan

mengalami mual muntah pada hari

kedua setelah masuk terapi kemo.

Anak dan keluarga kooperatif saat

dijelaskan dan dilakukan akupresur.

Orang tua dan anak bersedia untuk

dilakukan akupresur, kondisi klinis

anak cukup baik dan area kulit yang

akan dilakukan akupresur tidak

mengalami kontraindikasi serta anak

yang mendapatkan terapi menurunkan

skala mual seperti Ondansentron.

2) Menjelaskan tujuan dan manfaat

akupresur serta cara melakukan

akupresur pada titik perikardium 6

(P6).

3) Menyarankan ibu untuk melakukan

kembali apa yang telah penulis

ajarkan.

4) Mencatat identitas pasien seperti

nama, usia dan diagnosa medis

anak.

5) Mencatat siklus kemoterapi yang

dijalani anak.

6) Mencatat obat kemoterapi yang

didapat anak pada hari pertama dan

seterusnya.

7) Mencatat tanggal hari pertama anak

mendapatkan kemoterapi saat ini.

8) Mengukur skala mual muntah anak

pada hari kedua dengan skala

BARF.

9) Melakukan akupresur pada titik P6

selama 3 menit setiap 8 jam dengan

menggunakan jari diputar searah jarum

jam pada hari kedua sampai hari

kelima.

10) Menganjurkan orang tua untuk

mencatat melakukan akupresur diluar

penulis lakukan pada lembar yang

penulis siapkan (lampiran4).

11) Mengukur skala mual muntah pada

hari ketiga sesudah melakukan

akupresur berturut-turut sampai hari

kelima.

c. Hasil Pelaksanaan

Hasil pelaksanaan pelaksanaan aplikasi

EBN yang didapatkan sebagai berikut:

jumlah pasien yang ikut serta dalam

pelaksanaan aplikasi EBN berjumlah 10

orang anak. Selama pelaksanaan dari 10

Page 7: Akupresur Mengurangi Mual dan Muntah Pada Anak Yang

26

Buletin Kesehatan Vol. 2 No. 1 Januari – Juli 2018 ISSN: 2614-8080

orang anak yang teridentifikasi, namun

hanya 5 (50 %) anak yang dapat dilakukan

akupresur, 2 (20 %) orang anak pulang

pada hari ke tiga, 2 (20 %) orang anak

mengatakan tidak mau dilakukan dan 1 (10

%) orang anak mengatakan tidak mual

pada hari kedua kemoterapi.

Hasil yang didapatkan dari 5 orang anak

setelah penulis melakukan akupresur

adalah:

1) An M

An M usia 17 tahun dengan Ca.

Faring menjalani kemoterapi siklus

ke 2 pada tanggal 17 Maret 2014

obat kemoterapi yang di dapatkan

anak adalah Cisplatin. Pada hari

kedua skala mual 8, hari ketiga 8,

hari keempat 8 dan hari kelima 6.

Pada tanggal 24 Maret 2014 An M

menjalani kemoterapi siklus ke 3

dengan pengobatan yang sama. Pada

hari kedua dengan menggunakan

skala BARF penulis mengukur skala

mual yang dirasakan anak setelah

akupresur pertama kali, hasil yang

didapatkan skala mual muntah pada

hari ke dua adalah 8, hari ketiga 8,

hari keempat 10 dan hari kelima 6.

2) An A

An A usia 16 tahun dengan

Osteosarcoma menjalani kemoterapi

siklus ke 4 pada tanggal 13 Maret

2014 obat kemoterapi yang di

dapatkan anak adalah Cisplatin,

Ifosfamide, dan Adriamicin. Pada

hari kedua skala mual yang

dirasakan anak 4, hari ketiga 4, hari

keempat 4 dan hari kelima 2. Pada

tanggal 25 Maret 2014 An A datang

kembali untuk menjalani kemoterapi

siklus ke 5 dengan pengobatan yang

sama. Pada hari kedua dengan

menggunakan skala BARF penulis

mengukur skala mual yang dirasakan

anak setelah akupresur pertama kali,

hasil yang didapatkan skala mual

muntah pada hari ke dua adalah 2,

hari ketiga 0, hari keempat 0 dan hari

kelima 0.

3) An MD

An MD usia 14 tahun dengan

Limfoma Non Hodgin (LNH)

menjalani kemoterapi siklus ke 1 pada

tanggal 24 Maret 2014 obat

kemoterapi yang di dapatkan anak

adalah Vincristin, CPA, MTX+ Mesna

dan Prednison. Pada hari kedua skala

mual yang dirasakan anak adalah 2,

hari ketiga 10, hari keempat 2 dan hari

kelima 2. Pada tanggal 26 Maret 2014

An MD datang kembali untuk

menjalani kemoterapi siklus ke 2

dengan pengobatan yang sama. Pada

hari kedua dengan menggunakan skala

Page 8: Akupresur Mengurangi Mual dan Muntah Pada Anak Yang

27

Buletin Kesehatan Vol. 2 No. 1 Januari – Juli 2018 ISSN: 2614-8080

BARF penulis mengukur skala mual

yang dirasakan anak setelah akupresur

pertama kali, hasil yang didapatkan

skala mual muntah pada hari ke dua

adalah 10, hari ketiga 2, hari keempat

10 dan hari kelima 2.

4) An W

An W usia 16 tahun dengan

Osteosarcoma menjalani kemoterapi

siklus ke 2 pada tanggal 1 Maret 2014

obat kemoterapi yang di dapatkan

anak adalah Vincristin, Ifosfamide,

dan Actinomycin. Pada siklus kedua

anak mengatakan skala mual yang

dirasakan anak adalah 10, hari ketiga

10, hari keempat 10 dan hari kelima

10. Pada tanggal 01 April 2014 An W

datang kembali untuk menjalani

kemoterapi siklus ke 3 dengan

pengobatan yang sama. Pada hari

kedua dengan menggunakan skala

BARF penulis mengukur skala mual

yang dirasakan anak setelah akupresur

pertama kali, hasil yang didapatkan

skala mual muntah pada hari ke dua

adalah 4, hari ketiga 4, hari keempat 2

dan hari kelima 2.

5) An AD

An AD, usia 14 tahun dengan

diagnosa medis Ca. Faring, sedang

menjalani kemoterapi siklus ke 7 pada

tanggal 1 Maret 2014 obat kemoterapi

yang di dapatkan anak adalah

Cisplatin dan 5 FU. Pada siklus kedua

anak mengatakan skala mual yang

dirasakan anak adalah 2, hari ketiga 6,

hari keempat 6 dan hari kelima 6. Pada

tanggal 01 April 2014 An W datang

kembali untuk menjalani kemoterapi

siklus ke 3 dengan pengobatan yang

sama. Pada hari kedua dengan

menggunakan skala BARF penulis

mengukur skala mual yang dirasakan

anak setelah akupresur pertama kali,

hasil yang didapatkan skala mual

muntah pada hari ke dua adalah 4, hari

ketiga 4, hari keempat 4 dan hari

kelima 4.

Pembahasan

Akupresur telah lama digunakan oleh

bangsa China sebagai pengobatan

tradisional mereka, sebagai tindakan

menguranggi mual dan muntah (Lee,

Dodd, Dibble & Abrams, 2008, Ryan,

2010). Akupresur adalah salah satu

alternatif intervensi yang efektif untuk

menggurangi keluhan mual dan muntah.

Akupresur juga merupakan intervensi

non invasif dan relatif tidak sulit untuk

dilakukan (Lee & Frazier, 2011).

Berdasarkan uraian diatas penulis menilai

ada kesesuaian antara artikel diatas

dengan yang penulis temukan di rumah

Page 9: Akupresur Mengurangi Mual dan Muntah Pada Anak Yang

28

Buletin Kesehatan Vol. 2 No. 1 Januari – Juli 2018 ISSN: 2614-8080

sakit bahwa akupresur menjadi salah satu

terapi non farmakologi yang dapat

dilakukan pada anak yang mengalami

mual dan muntah saat menjalani

kemoterapi dan dapat menjadi salah satu

tindakan mandiri perawat karena tidak

bersifat invasiv yang menyakiti anak

bahkan berdasarkan pernyataan dari salah

seorang pasien anak yang telah dilakukan

akupresur mengatakan enak saat

dilakukan penekanan pada titik akupresur

P6.

Menurut Ryan (2010) saat ini, standar

perawatan untuk mengatasi mual akibat

terapi kemoterapi adalah antiemetik,

terutama sertononin (5-HT3) merupakan

reseptor anatagonis yang sering

diberikan. Namun, penelitian telah

menunjukkan bahwa antiemetik secara

klinis efektif terhadap muntah tapi tidak

pada mual. Pemberian antiemetik sebagai

profilaksis sebelum kemoterapi mampu

mencegah timbulnya mual dan muntah.

Faktor-faktor yang mempengaruhi mual

dan muntah antara lain jenis terapi kemo

yang didapatkan, kondisi klinis mual

muntah yang dialami klien, neurofisiologi

kemoterapi yang menginduksi mual dan

muntah, system saraf pusat juga

memainkan peranan penting dalam

menghasilkan signal eferen yang

dikirimkan ke sejumlah organ dan

jaringan yang akhirnya menghasilkan

muntah (Ryan, 2010). Berdasarkan uraian

di atas ada kesesuaian yang penulis

temukan antara uraian diatas dengan

pasien anak yang penulis temukan

diruangan, dari 10 orang anak yang

penulis kaji pada hari kedua pasca

kemoterapi semua anak mengeluh mual

dengan skala yang berbeda pada setiap

anak. Hal ini terjadi sangat dipengaruhi

oleh jenis terapi kemo yang didapatkan

anak. Obat kemoterapi bersifat

emetogenisitas atau mampu menginduksi

mual muntah minimal, rendah, sedang

sampai dengan tinggi (Dwipayana, 2013).

Berdasarkan hasil observasi penulis

selama menjalani pelaksanaan obat

kemoterapi yang diberikan pada anak

tidak hanya satu jenis obat kemoterapi,

namun dapat lebih dari satu jenis, yang

setiap obat mempunyai sifat

emetogenisitas minimal sampai dengan

tinggi. Terdapat dua orang anak yang

mendapatkan obat kemoterapi dengan

emetogenisitas minimal seperti

Vincristine, satu orang anak yang

mendapatkan obat kemoterapi dengan

emetogenisitas rendah seperti

Methotrexate dan dua orang anak yang

mendapatkan obat kemoterapi dengan

Page 10: Akupresur Mengurangi Mual dan Muntah Pada Anak Yang

29

Buletin Kesehatan Vol. 2 No. 1 Januari – Juli 2018 ISSN: 2614-8080

emetogenisitas sedang seperti

Cyclophosphamide dan Ifosfamide, serta

3 orang anak mendapatkan obat

kemoterapi dengan emetogenisitas yang

tinggi seperti Cisplatin.

Menurut Shin et al (2004) melakukan

terapi akupresur dengan jari pada pasien

kanker lambung yang menjalani

kemoterapi pada titik P6 selama 5 menit

setiap 3 jam setiap hari selama lima hari

sebelum kemoterapi dan setelah

kemoterapi efektif dalam mengurangi

mual. Penelitian yang dilakukan Rukayah

(2013) dengan judul pengaruh terapi

akupresur terhadap mual muntah lambat

akibat kemoterapi pada anak usia sekolah

yang menderita kanker di RS Kanker

Dharmais Jakarta menghasilkan terjadinya

penurunan rerata mual muntah setelah

akupresur dengan nilai p value = 0,000.

Terapi akupresur dilakukan pada titik P6

dan dan St36 sebanyak 2 kali selama 3

menit setiap 6 jam sekali pada hari kedua

setelah kemoterapi. Berdasarkan penelitian

yang dilakukan oleh dua orang peneliti

pada artikel diatas mengatakan akupresur

mampu mengurangi mual dan muntah

yang terjadi pada pasien yang menjalani

kemoterapi, hal ini juga yang penulis

dapatkan selama melakukan akupresur

pada tiga orang anak mengalami

penurunan skala mual sesudah dilakukan

akupresur, sedangkan dua orang anak

merasakan skala mual yang sama pada

sebelum dan sesudah akupresur, dan

bahkan meningkat setelah akupresur, hal

ini terjadi tidak terlepas dari factor-faktor

yang dapat merangsang mual seperti sifat

emetogenisitas obat, kondisi klinis anak

serta factor neurofisiologi dari kemoterapi.

Berdasarkan literatur diatas dan hasil

aplikasi tindakan akupresur pada anak,

penulis menyimpulkan bahwa tindakan

akupresur dapat mengurangi mual muntah

pada anak yang menjalani kemoterapi,

sehingga tindakan ini dapat dilanjutkan

sebagai salah satu alternativ tindakan

mandiri keperawatan yang bersifat non

invasif dan non farmakologi.

Kesimpulan

Akupresur merupakan salah satu terapi

komplementer yang dapat dikembangkan

oleh profesi keperawatan sebagai salah

satu tindakan mandiri perawat. Akupresur

tidak menimbulkan perlukaan pada anak

bahkan memberikan rasa nyaman saat

mual dan muntah yang dirasakan anak

menurun, sehingga asupan nutrisi yang

selama ini berkurang karena anak merasa

mual, dengan menurunnya rasa mual

diharapkan asupan nutrisi atau masalah

nutrisi dapat teratasi. Pelaksanaan aplikasi

Page 11: Akupresur Mengurangi Mual dan Muntah Pada Anak Yang

30

Buletin Kesehatan Vol. 2 No. 1 Januari – Juli 2018 ISSN: 2614-8080

EBN akupresur ini menghasilkan,

diketahuinya gambaran mual yang terjadi

pada anak yang menjalani kemoterapi

dengan menggunakan skala mual BARF

dari mual ringan sampai dengan mual

berat. Tercatat dari 10 orang anak yang

menjadi partisipan dalam pelaksanaan

aplikasi EBN ini, 9 orang anak atau 90 %

mengalami mual dari skala ringan sampai

dengan berat. Hasil pelaksanaan aplikasi

EBN ini juga menghasilkan, diketahuinya

efektifitas tindakan akupresur dalam

mengurangi mual muntah pada anak yang

menjalani kemoterapi, tercatat dari 5 orang

anak yang dilakukan akupresur 3 orang

anak atau 60 % mengatakan mual

berkurang.

Daftar Pustaka

Bradbury, A.R. (2004). Optimizing

antiemetic therapy for chemotherapy-

induced nausea and vomiting. Magnolia.

Baxter, A. L., Watcha, M. F., Baxter, W.

V., Leong, T & Wyatt, M. M. (2011).

Development and validation of a pictorial

nausea rating scale for children. Official

Journal American Academy of Pediatrics.

127: 1542-1549.

Dwipayana, C. H. (2013). Mual dan

muntah merupakan salah satu manifestasi

klinis penting yang sering diakibatkan

pada penggunaan agen antineoplastik

.www. scribd.com/doc. Diunduh

20/01/2014 jam 12.00.

Dibble, S. L,. Luce, J. Cooper, B. A.,

Israel, J., Cohen, M., Nussey, B & Rugo,

H. (2007) Acupresure for chemotherapy-

induced nausea and vomiting: A

randomized clinical trial. Oncology

Nursing Forum. 34(4).

Eilers, J. (2004). The pathogenesis and

characterization of oral mukositis

associated with cancer treatment.

Oncology Nursing Forum, 31(4). 13-28

Fengge, A. (2012). Terapi akupresur:

manfaat & teknik pengobatan. Yogyakarta:

Crop Circle Corp.

Grunberg, S. M. (2004). Chemotherapy-

induced nausea and vomiting: prevention,

detection,and treatment-how are we doin.

Supportive Oncology.2(1).

Hockenberry, M. J., & Wilson, D. (2009).

Wong’s Ennensial of Pediatric Nursing.

Eight Edition, St. Louis: Mosby.

Lee, J,. Dodd, M,., Dibble, S, &

Abrams,D,. (2008) Review of Acupressure

Studies

for Chemotherapy-Induced Nausea

and Vomiting Control. Journal of Pain and

Symptom Management.36 (5).

Moselev, C. F., et. Al (2006). Behavioral

Interventions in Treating Anticipatory

Nausea and Vomiting. Journal National

Comprehensiv Cancer Network.

Price, S. A., & Wilson, L. M. (2008).

Patofisiologi: konsep klinis proses-proses

penyakit. Jakarta: EGC

Ryan, J. (2010). Treatment of

Chemotherapy-Induced Nausea in Cancer

Patients. Eur Oncol. 6(2): 14–16.

Jam, K. L., Carey, M,. Jefford, M.,

Schofiel,P., Charles, C,. & Aranda,

S,.(2008) Nonpharmacologic Strategies for

Managing Common Chemotherapy

Adverse Effects: A Systematic Review .

Journal of Clinical Oncology.

Page 12: Akupresur Mengurangi Mual dan Muntah Pada Anak Yang

31

Buletin Kesehatan Vol. 2 No. 1 Januari – Juli 2018 ISSN: 2614-8080

Lee, J., Dodd, M., Dibble,. S., & Abrams,

D. (2008). Review of Acupressure Studies

for Chemotherapy-Induced Nausea and

Vomiting Control. Journal of Pain and

Symptom Management. 36(5).

Lee, E, J., & Frazier, S, K. (2011). The

efficacy of acupressure for symptom

management: A systematic Review.

Journal of pain and symtomManagement.

42(4)

Yapeptri. (2008). Pedoman praktis

akupresur. Diklat Pelatihan. Tidak

dipublikasikan.