10
Aspek legal akupuntur : 1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Nomor: 1186/Menkes/Per/XI/1996, tentang: Pemanfaatan Akupunktur di Sarana Pelayanan Kesehatan Pasal 1 Pengobatan tradisional akupunktur dapat dilaksanakan dan diterapkan pada sarana pelayanan kesehatan sebagai pengobatan alternatif di samping pelayanan kesehatan pada umumnya Pasal 2 Pengobatan tradisional akupunktur dapat dilaksanakan di sarana pelayanan kesehatan pemerintah atau swasta 2. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Nomor: 1277/Menkes/SK/VIII/2003, tentang: Tenaga Akupunktur Yang dimaksud dengan tenaga akupunktur adalah setiap orang yang telah mengikuti dan menyelesaikan pendidikan Diploma III Akupunktur yang telah diakui pemerintah dan lulus ujian sesuai dengan persyaratan yang berlaku 3. PerMenKes RI No. 1186/MENKES/Per/XI/1996 tentang Pemanfaatan Akupunktur di Sarana Pelayanan Kesehatan Teori yin yang dalam ilmu akupunktur Dalam Ilmu Pengobatan Cina teori Yin Yang mendasari segala aspek, merupakan dasar pemikiran dan dasar cara penggunaan pikiran. Dengan teori Yin Yang dijelaskan dan dinilai keadaan lingkugan, fisiologi organ tubuh manusia, patologi penyakit, cara pemeriksaan, penegakan diagnosa, cara terapi dan penilaian prognosis. Para ahli pengobatan Cina pada jaman Can Kuo (antara abad ke 5 dan abad ke 3 SM) menyimpulkan seluruh pengalaman – pengalaman dalam ilmu pengobatan dari jaman sebelumnya, lalu membentuk teori dasar Ilmu Pengobatan Cina yaitu Yin Yang ini.

Akupunktur

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Akupunktur

Citation preview

Page 1: Akupunktur

Aspek legal akupuntur :

1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Nomor: 1186/Menkes/Per/XI/1996, tentang: Pemanfaatan Akupunktur di Sarana Pelayanan Kesehatan Pasal 1

Pengobatan tradisional akupunktur dapat dilaksanakan dan diterapkan pada sarana pelayanan kesehatan sebagai pengobatan alternatif di samping pelayanan kesehatan pada umumnya

Pasal 2Pengobatan tradisional akupunktur dapat dilaksanakan di sarana pelayanan kesehatan pemerintah atau swasta

2. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Nomor: 1277/Menkes/SK/VIII/2003, tentang: Tenaga Akupunktur Yang dimaksud dengan tenaga akupunktur adalah setiap orang yang telah mengikuti dan

menyelesaikan pendidikan Diploma III Akupunktur yang telah diakui pemerintah dan lulus ujian sesuai dengan persyaratan yang berlaku

3. PerMenKes RI No. 1186/MENKES/Per/XI/1996 tentang Pemanfaatan Akupunktur di Sarana Pelayanan Kesehatan

Teori yin yang dalam ilmu akupunktur

Dalam Ilmu Pengobatan Cina teori Yin Yang mendasari segala aspek, merupakan dasar pemikiran dan dasar cara penggunaan pikiran. Dengan teori Yin Yang dijelaskan dan dinilai keadaan lingkugan, fisiologi organ tubuh manusia, patologi penyakit, cara pemeriksaan, penegakan diagnosa, cara terapi dan penilaian prognosis.

Para ahli pengobatan Cina pada jaman Can Kuo (antara abad ke 5 dan abad ke 3 SM) menyimpulkan seluruh pengalaman – pengalaman dalam ilmu pengobatan dari jaman sebelumnya, lalu membentuk teori dasar Ilmu Pengobatan Cina yaitu Yin Yang ini.

Teori Yin-Yang merupakan suatu konsepsi pandangan hidup Taoisme yang bersifat universal. Teori ini menyatakan bahwa segala fenomena di alam semesta mempunyai 2 aspek yang berlawanan dan berpasangan, yaitu Yin dan Yang. Yang berarti terang dan Yin berarti gelap.Yin-Yang meliputi fenomena seperti dingin-panas, gelap-terang, lemah-kuat, dalam-luar, pasif-aktif, lembab-kering, bawah-atas, wanita-pria, dan lain-lain. Fenomena Yin-Yang tidak bersifat absolut, melainkan bersifat relatif. Dalam keadaan tertentu Yin dapat berubah menjadi Yang, atau sebaliknya Yang dapat berubah menjadi Yin. Segala fenomena dapat diurai secara tidak terbatas dalam aspek Yin dan Yang.

Teori Yin-Yang digunakan untuk menganalisis fenomena yang dapat diamati di alam semesta. Semua aspek ini mempunyai 2 aspek yang berpasangan dan berlawanan, yaitu Yin dan Yang.

Page 2: Akupunktur

Yin dan Yang saling tergantung, saling membatasi, saling mengonsumsi, dan selalu berada dalam keadaan perubahan dinamis untuk menjamin keseimbangannya. Kedokteran tradisional Cina menerapkan prinsip Yin-Yang ini untuk menerangkan fungsi fisiologis dan perubahan patologis, juga sebagai tuntunan dalam diagnosis dan terapi.

1. Yin-Yang Saling BerlawananBerarti segala fenomena di alam semesta mempunyai 2 aspek yang berlawanan, yaitu Yin dan Yang, yang saling mengatasi dan mengawasi.

Misalnya: panas (Yang) dapat menghilangkan dingin (Yin), dingin dapat menurunkan suhu.Pada keadaan normal, fungsi organ tubuh berada dalam keadaan keseimbangan Yin-Yang, diatur melalui sifat saling berlawanan Yin dan Yang. Gangguan keseimbangan Yin-Yang menyebabkan terjadinya sindrom penyakit. Kelemahan Yang atau kelebihan Yin berarti sindrom dingin, kelebihan Yang atau kekurangan Yin berarti sindrom panas.

2.Yin-Yang Saling TergantungBerarti tidak ada Yang tanpa Yin. Eksistensi Yang tergantung dari adanya Yin, sebaliknya tidak ada Yin tanpa Yang, eksistensi Yin tergantung dari adanya Yang.

Yin-Yang di Alam:Bumi- LangitWanita- Laki-lakiMalam- SiangBulan- MatahariRendah- TinggiBerat- RinganKecenderungan menurun- Kecenderungan meningkatGerakan ke bawah- Gerakan ke atasDiam- Bergerak

Yin-Yang di Tubuh Manusia: Interior- EksteriorDepan- BelakangBagian bawah- Bagian atasTulang- KulitOrgan dalam- Organ luarDarah- QiInhibisi- StimulasiDefisiensi- Ekses

Pada tubuh manusia, Yin menunjukkan substensi nutrisi, Yang menunjukkan aktifitas fungsional dari organ tubuh. Aktifitas Yang digerakkan oleh substansi Yin. Dengan kata lain, Yin adalah

Page 3: Akupunktur

bahan dasar untuk menjamin aktifitas Yang. Eksistensi substansi nutrisi Yin membutuhkan aktifitas Yang, seperti aktifitas Yang –limpa.

3. Yin-Yang Saling MengonsumsiBerarti aktifitas yang terjadi proses konsumsi Yin, atau, Yin dikonsumsi untuk menghasilkan Yang. Sebaliknya, Yang dikonsumsi untuk menghasilkan Yin.

4. Yin-Yang Saling MengubahHubungan antara Yin dan Yang tidak bersifat statis dan bersifat dinamis untuk menjamin keseimbangan Yin-Yang. Pada keadaan tertentu, Yang dapat berubah menjadi Yin atau Yin dapat berubah menjadi Yang.

Penerapan Teori Yin-Yang dalam kedokteran tradisional Cina:1. Yin-Yang dan Stuktur OrganisOrgan tubuh dapat dibagi menjadi 2 aspek yang berlawanan, yaitu Yin dan Yang. Menurut kedokteran tradisional Cina, organ tubuh dibagi menjadi organ Zang dan organ Fu. Organ Zang adalah jantung, paru-paru, limpa, hati, dan ginjal; yang bersifat Yin. Organ Fu adalah kandung empedu, lambung, usus kecil, usus besar, kandung kemih, dan san-jiao; yang bersifat Yang.Setiap organ Yang dapat dibedakan dalam dapat dibedakan dalam Yin dan Yang. Organ jantung adalah Yin dan aktifitas jantung adalah Yang, Organ ginjal adalah Yin dan Fungsi ginjal adalah Yang.

2. Yin-Yang dan Fungsi FisiologisFungsi fisiologis berdasarkan koordinasi Yin-Yang organ tubuh. Aktifitas fungsional Yang tergantung dari adanya bahan nutrisi Yin, sebaliknya aktifitas Yang adalah tenaga penggerak untuk menghasilkan bahan nutrisi Yin dengan kata lain, tanpa fungsi Yang dari organ Zang-Fu, bahan makanan tidak dapat diubah menjadi bahan nutrisi Yin. keseimbangan Yin-Yang ini menjamin kesehatan dan kehidupan tubuh manusia.

3. Yin-Yang dan Perubahan PatologisMenurut kedokteran tradisional Cina, penyakit terjadi akibat adanya gangguan keseimbangan antara Yin yang dalam tubuh. Yang bersifat panas, kering, dan mengonsumsi Yin. Kelebihan Yang menimbulkan sindrom panas, kekurangan Yin, dan kering. Sebaliknya, kelemahan Yang menimbulkan sindrom dingin, kelebihan Yin, dan lembab.Yin bersifat dingin dan lembab. Kelebihan Yin dapat menekan Yang dan menyebabkan sindrom dingin dan lembab. Sebaliknya, kekurangan Yin tidak dapat mengendalikan Yang dan terjadi sindrom panas dan kering.

4. Yin-Yang sebagai Tuntunan Diagnosis dan TerapiPenyakit terjadi akibat adanya ketidakseimbangan antara Yin dan Yang dalam organ tubuh. Mengetahui dan menganalisis gangguan keseimbangan Yin-Yang adalah basis dari pembedaan sindrom penyakit, sementara memulihkan keseimbangan Yin-Yang adalah basis terapi kedokteran tradisional Cina.

Page 4: Akupunktur

Definisi dan Karateristik

Sifat dan gejala yang ada di alam semesta ini mempunyai dua “muka” yang saling bertentangan. Yin dan Yang adalah dua hal yang bertentangan. Yin dan Yang saling bertentangan tetapi juga saling membentuk. Pada suatu saat Yin Yang terjadi pertentangan dalam hal kerja dan sifat, tetapi suatu saat bisa terjadi hubungan saling erat antara satu dengan yang lain. Yin Yang tidak berarti mutlak. Dalam Yin terdapat Yang dan dalam Yang terdapat Yin.

Yin Yang membentuk sebuah kesatuan dan keseimbangan. Hilangnya keseimbangan menimbulkan keadaan abnormal, dimana terdapat Yin atau Yang yang berlebihan. Dan bilamana yang berlebihan dilemahkan atau yang lemah dikuatkan, sehingga terjadi lagi konsep keseimbangan dalam Yin Yang.

a. Gambaran Yin Yang dalam alam semesta :

Yin : malam, gelap, bawah,dingin, air, barat, utara, wanita, fisik, padat

Yang : siang, terang, atas, panas, api, timur, selatan, laki-laki, mental, berongga

b. Gambaran Yin Yang pada bagian tubuh manusia

Yin : tubuh bag. depan, tubuh bag. dalam, tubuh bag. bawah, perut, dada

Yang : tubuh bag. belakang, tubuh bag. permukaan, tubuh bag. atas, punggung

c. Gambaran Yin Yang terhadap organ tubuh manusia

Yin : Jantung, Hati, Pericard, Ginjal, Paru-Paru, Limpa

Yang : Usus besar, Usus kecil, kandung kemih, kandung empedu, Sanjiao (tripemanas), Lambung

d. Gambaran Yin Yang terhadap penyakit

Yin : Kronis (lama) biasanya dgn gejala: tenang, dingin, lembab, bengkak

Yang : Akut (baru saja) biasanya dengan gejala : gelisah, panas, kering

Page 5: Akupunktur

MEKANISME KERJA AKUPUNKTUR

Kriteria penting untuk mendapatkan hasil terapi akupunktur yang optimal adalah tercapainya sensasi penjaruman. Dikatakan bahwa sensasi ini akan menimbulkan impuls sensoris spesifik ke otak. Nyeri yang timbul dan impuls spesifik tersebut saling bersaing pada sistem proyeksi non-spesifik. Bila impuls spesifik dari penjaruman dapat menyaingi impuls nyeri, nyeri akan dihambat dan tidak dapat dirasakan. Konduksi impuls penjaruman itu dihipotesiskan melalui :

1. Sistem syaraf somatis ; sehubungan dengan ini dipikirkan bahwa mekanisme kerja akupunktur dalam penanggulangan nyeri berkaitan dengan hipotesis “Gate Control”, teori Reflexoterapi, dll.

2. Sistem syaraf otonom ; berkaitan dengan ini timbul teori susunan syaraf otonom, dll. Disamping hal tersebut diatas, diamati pula bahwa untuk mendapatkan efek penanggulang nyeri dengan akupunktur, diperlukan waktu tertentu. Hal ini dikaitkan dengan waktu yang diperlukan untuk memproduksi suatu substansi penghilang nyeri neurohumoral, karenanya timbul teori endorphin, dll.

Selain teori-teori diatas, masih banyak teori/hipotesis lain.

Teori “Gate Control” dan “Two Gate Control”

Teori ini pertama kali dikemukakan oleh Melzack & Wall pada tahun 1965 (12). Menurut teori ini pada cornu dorsalis medula spinalis terdapat mekanisme neural, yang berfungsi sebagai gerbang, yang dapat mengatur rangsang dari syaraf perifer ke SSP. Secara anatomis, gerbang tersebut terletak di substansia gelatinosa. Hantaran rangsang syaraf dari serabut aferen perifer, ke sel Transmisi medula spinalis, diatur oleh mekanisme “gate control” di cornu dorsalis. Mekanisme ini dipengaruhi oleh jumlah relatif serabut besar dan serabut kecil. Serabut berdiameter besar ( Aβ ), bermyelin, berdaya konduksi cepat, menghantar rangsang bukan nyeri (raba, tekan). Serabut berdiameter kecil (serabut bermyelin C & serabut), berdaya konduksi lambat, menghantar rangsang nyeri. Aktifitas serabut besar cenderung menghambat transmisi (menutup gerbang), sedang aktifitas serabut kecil cenderung memudahkan transmisi. Bila perangsangan pada sel Transmisi mencapai ambang kritis, terjadi nyeri pada daerah persyarafan yang bersangkutan, disertai pola dan pengalaman karakteristik dari nyeri tsb. Mekanisme “gate control” ini juga dipengaruhi impuls yang desendens dari SSP. Secara singkat dikatakan bahwa perangsangan serabut besar ( Aβ ) yang berdaya konduksi cepat, seperti perangsangan titik akupunktur, akan menimbulkan impuls bukan nyeri. Ini menghambat impuls nyeri yang timbul karena perangsangan serabut kecil pada substansia gelatinosa medeula spinalis. Karenanya gerbang menutup dan nyeri tidak dapat dirasakan. Teori ini mempunyai kelemahan, yaitu tidak dapat menerangkan efek akupunktur pada daerah yang tidak dipersyarafi oleh nervi spinalis, misalnya pada daerah muka dan kepala, karena substansia gelatinosa berakhir di medula spinalis. Untuk itu Man & Chen, tahun 1972, mengemukakan teori “two gate control”, yang merupakan pengembangan dari teori “gate control” . Dihipotesiskan bahwa ada lagi gerbang, yang disebut gerbang utama, yang terletak di thalamus. Jadi bila dilakukan akupunktur pada daerah yang dipersyarafi oleh nervi cranialis, impuls bukan nyeri tersebut akan langsung menuju gerbang utama di thalamus, yang akan menghambat nyeri dari seluruh bagian tubuh, tanpa perlu menutup gerbang pertama di substansia gelatinosa. Juga dikatakan bahwa formatio reticularis mempunyai peranan yang unik dan ikut ambil bagian dalam inhibisi nyeri ini. Banyak penelitian yang dilakukan untuk membuktikan hu- bungan antara teori ini dengan efek akupunktur. Pada pemeriksaan mikroskopik sediaan yang diwarnai, dari titik akupunktur dan non-akupunktur, untuk

Page 6: Akupunktur

serabut bermyelin dan tidak, didapati bahwa pada titik akupunktur serabut bermyelin 3 kali lebih banyak, sedang pada titik non-akupunktur hampir sama banyak.

Teori Susunan Syaraf Otonom Tirgoviste CI, 1969, menyimpulkan bahwa titik akupunktur adalah daerah konsentrasi syaraf-syaraf otonom yang mempunyai hubungan dengan organ-dalam tertentu (16). Karena itu perangsangan daerah ini akan memberi perubahan pada fungsi organ-dalam yang berhubungan dengannya. Juga perangsangan titik yang banyak mengandung reseptor otonom ini akan memulai suatu seri refleks otonom mumi dengan aferen, eferen dan sentrum otonom. Juga telah diketahui bahwa SSO terlibat dalam proses generasi dan persepsi nyeri pada tubuh manusia, sebagaimana terbukti pada penderita dystrophia sympatik & causalgia, yang mendapat kesembuhan setelah simpatektomi. Chou L & Chen Y, melakukan pengamatan pada PGE plasma dalam hubungannya dengan pengendalian nyeri akupunktur. PGE merupakan regulator humoral yang penting untuk SSG. PGE mengurangi pelepasan neurotransmitter adrenergik, juga mempunyai efek sedatif, penenang dan analgesi. Mereka mendapati adanya hubungan bermakna antara efek akupunktur sebagai pengendali nyeri dan peninggian PGE plasma. Disimpulkan bahwa PGE ikut berperan serta dalam mengendalikan nyeri dengan akupunktur. PGE meregulasi aktifitas susunan syaraf simpatik, sehingga membantu menanggulangi nyeri, serta mengatasi gangguan fisiologik yang timbul. Juga diduga akupunktur merangsang biosintesis prostaglandin di SSP, dan ini akan meninggikan efek analgesi.

Teori Endorphin Teori ini diajukan untuk pertama kali pada tahun 1974 oleh Mayer & Liebeskind dkk. Mereka mengajukan hipotesis, bahwa stimulasi listrik dapat merangsang pelepasan suatu substansi yang mirip morphin (19). Substansi ini dapat menimbulkan efek analgesi yang sebanding dengan yang ditimbulkan morphin dalam dosis 10-50 mg/kg BB. Teori ini timbul berdasarkan sifat khas akupunktur yang memerlukan waktu untuk menanggulangi nyeri (4). Juga karena penjaruman titik akupunktur di suatu tempat dapat menanggulangi nyeri di tempat yang jauh darinya (20). Yang MMP dkk. mengadakan percobaan sirkulasi bersilang pada 2 kelinci donor dan resipien (20). Donor diakupunktur, resipien tidak. Didapat peninggian ambang nyeri pada keduanya. Peninggian ini menghilang bila sebelum akupunktur diberikan naloxone. Disimpulkan bahwa peninggian ambang nyeri pada kelinci resipien disebabkan oleh faktor humoral, yang sangat mungkin adalah suatu substansi endogen yang mirip morphin. Pada percobaan lain, disuntikan liquor cerebrospinalis atau ekstrak serum dari kelinci yang diakupunktur, pada kelinci yang tidak diakupunktur ; didapat peninggian ambang nyeri ; yang juga dapat dihambat oleh naloxone. Mereka mengajukan hipotesis tentang mekanisme kerjapati rasa alamiah ini. Bahwa endorphin dan enkephalin, bila disekresikan sebagai respons terhadap nyeri, terikat pada reseptor opiat, yang terletak pada daerah periaquaductus substansia kelabu, mengaktifkan suatu jalur inhibisi nyeri desendens, melalui nukleus Raphe Magnus, dan mempengaruhi transmisi dan pengaturan nyeri, yang berlokasi di lamina 1,2 dan 5 medula spinalis (20,21). Zhong YL menyimpulkan bahwa dengan merangsang titik akupunktur terjadi rangsang proprioceptive, yang ditransmisi melalui serabut besar ke formatio reticularis, thalamus dan sistem limbik. Di sini akan terjadipelepasan endorphin, yang akan menghambat transmisi nyeri. Sementara itu pada sistem limbik yang berperan penting dalam emosi, terjadi pengalihan aspek emosi dari pada nyeri sehingga terjadi anxiolitik dan euphoria bermyelin

Selain teori/hipotesis diatas, masih banyak teori/hipotesis lain, misalnya teori biolistrik, teori reflexo therapeutical (Head), teori sistem syaraf sentral, teori neurohumoral, dll.