Upload
meti-destriyana
View
129
Download
0
Embed Size (px)
AKUSTIKAnak-Anak Khusus Pecinta Musik
Sejarah Akustik 17
AKUSTIK 17, adalah perkumpulan bagi siswa siswi SMA Plus Negeri 17 Palembang yang memiliki minat dan bakat di bidang musik. Nama AKUSTIK 17 sendiri diberikan oleh bapak Agus Budianto. Ekstrakurikuler ini berdiri pada tanggal 19 September 2002
Kepemimpinan AkustikRandi Erfa S (ang. 6) Melva L Tobing (ang. 6)
Dian S. Apriadi (ang. 8) M. Armansyah (ang. 8) Hendra Dwi Kusuma (ang. 11) M. Ramadhan (ang. 12) Prayuga Putra (ang. 9)
M. Rifat (ang. 7)
Fransiskus Sondang (ang. 10)
Denny Ramadi Halim (ang. 13)
Lambang Akustik
AKUSTIK
Singkatan dari Anak-anak khusus pecinta musik
Lingkaran
Persatuan antar sesama
SMAN 17
Berada di bawah naungan SMA PLUS NEGERI 17 PALEMBANG
Dibawah naungan NKRI Pita Merah Putih
6 buah Piano Hitam
Berdiri pada angkatan ke 6
9 buah Piano Putih
Berdiri pada bulan ke 9
Kunci G emas
Melambangkan kejayaan
Bintang Merah Kembar
Melambangkan Imtaq dan Iptek
Warna dasar hijau
Melambangkan Kejayaan
Bidang Akustik
Vocal
Membaca not balok Melatih pernafasan Melatih artikulasi
BIDANG AKUSTIK
Gitar dan Bass Pembelajaran kunci nada Pengkhususan dalam bidang melodi dan rhythm, disertai bass Latihan teknik dasar dan kelanjutan permainan gitar dan bass Pelatiihan mengaransemen lagu
BIDANG AKUSTIK
Keyboard Tempo ketukan dan keserasian nada dengan lagu Latihan teknik dasar dalam bermain keyboard Teknik keseimbangan antara tangan kanan dan kiriBIDANG AKUSTIK
Drum (Perkusi) Pengenalan berbagai jenis alat-alat pada drum Teknik dasar dan lanjutan dalam bermain bass Improvisasi dan ketukan bermain drum
BIDANG AKUSTIK
Biola Perkenalan alat musik biola Teknik dasar dan lanjutan bermain biola Improvisasi dan aransemen
BIDANG AKUSTIK
Kegiatan Akustik 17
AIDS (Akustik in da Show)AIDS adalah acara gabungan yang diselenggarakan oleh ekstrakurikuler AKUSTIK 17, yaitu acara perpisahan yang diperuntukan anggota ekstrakurikuler AKUSTIK yang berada di kelas XII, dan pagelaran musik yang diadakan setiap tahun. AIDS merupakan ajang bagi AKUSTIK 17 menampilkan hasil pelatihan di ekstrakurikuler ini selama satu tahun. Penampilan musik disajikan dalam bentuk band.
Musikalisasi Puisi Kegiatan ini menambah kemampuan siswa dalam menyampaikan puisi yang diiringi dengan musik. Aturan Pembagian puisi tersebut ada yang 75 : 25, maksudnya adalah 75% puisi yang dilagukan dan 25% puisi yang dibacakan. Pola nada puisi harus memiliki klimaks dan anti klimaks. Harmonisasi musikal harus sesuai dengan makna dari pusi tersebut. Diperlukan penjiwaan ketika pembacaan puisi.
Perkusi Instrumen perkusi pada dasarnya merupakan benda apapun yang dapat menghasilkan suara baik karena dipukul, digosok, diadukan, atau dengan cara apapun yang dapat membuat getaran pada benda tersebut. Istilah instrumen perkusi biasanya digunakan pada benda yang digunakan sebagai pengiring dalam suatu permainan musik Antropolog dan sejarawan umumnya berpendapat instrumen musik perkusi merupakan alat bantu bermain musik pertama yang pernah diciptakan, sementara suara manusia merupakan alat musik pertama yang digunakan manusia. Instrumen perkusi seperti tangan, kaki, tongkat, batu, dan batang kayu sangat mungkin masuk sebagai generasi selanjutnya dalam evolusi musik.
Alat alat perkusi di AKUSTIK 17: - Tempo - Tam-tam - Bedug - Bass - Galon - Lidi dan Kardus - Cangkir dan sendok - Sikat dan kardus
Tiga alat utama : - Tom-tom - Bass - Adik Bass
Alat berat : - Bass - Adik Bass - Galon
Alat Ringan : - Tom-tom - Lidi dan Kardus - Cangkir -Sendok dan Sikat
Aturan Perkusi : Di dalam perkusi ada seorang Leader yang mengatur pola perkusi yang dibantu oleh seorang pemegang tempo. Tempo pemegang tempo harus konstan Leader perkusi memberikan aba-aba kepada anggotanya setiap pergantian pola perkusi. Leader perkusi memberikan perintah main terhadap anggota perkusi dengan cara menunjuknya sedangkan perintah berhenti dengan cara mengepalkan tangannya kepada anggotanya. Selain itu, jika ingin memberikan instruksi kepada seluruh anggota lain secara keseluruhan, pemegang tempo dapat mengangkat tangannya ke atas.
Alur pola perkusi menyerupai bentuk gunung dan lembah, terdapat klimaks dan anti klimaks. Pola masing-masing alat yang berbeda jenis tidak boleh sama dengan alat yang lainnya. Pola antar alat perkusi harus saling mengisi satu sama lain