35
KATA PENGANTAR Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan YME atas berkat dan kasih setia-Nya saya dapat menyelesaikan penyusunan referat ini yang berjudul “Akut Abdomen”. Referat ini saya susun untuk melengkapi tugas Kepaniteraan Klinik Bagian Radiologi di FK UKI.. Saya mengucapkan terima kasih kepada dr. Yvonne R Palijama, SpRad, yang telah membimbing dan membantu saya dalam melaksanakan kepaniteraan dan dalam menyusun referat ini. Saya menyadari masih banyak kekurangan baik pada isi maupun format referat ini. Oleh karena itu, saya menerima segala kritik dan masukan dengan tangan terbuka. Akhir kata saya berharap referat ini dapat berguna bagi rekan-rekan serta semua pihak yang ingin mengetahui tentang akut abdomen dengan orientasi pemeriksaan radiologi. Jakarta, April 2012 1

Akut Abdomen Radio

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Akut Abdomen Radio

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan YME atas berkat dan kasih

setia-Nya saya dapat menyelesaikan penyusunan referat ini yang berjudul “Akut

Abdomen”. Referat ini saya susun untuk melengkapi tugas Kepaniteraan Klinik Bagian

Radiologi di FK UKI..

Saya mengucapkan terima kasih kepada dr. Yvonne R Palijama, SpRad, yang

telah membimbing dan membantu saya dalam melaksanakan kepaniteraan dan dalam

menyusun referat ini.

Saya menyadari masih banyak kekurangan baik pada isi maupun format referat

ini. Oleh karena itu, saya menerima segala kritik dan masukan dengan tangan terbuka.

Akhir kata saya berharap referat ini dapat berguna bagi rekan-rekan serta semua

pihak yang ingin mengetahui tentang akut abdomen dengan orientasi pemeriksaan

radiologi.

Jakarta, April 2012

Penyusun

1

Page 2: Akut Abdomen Radio

DAFTAR ISI

Kata Pengantar 1

Daftar Isi 2

Daftar Gambar 3

Daftar Tabel 4

Bab I Pendahuluan 5

Etiologi 6

Tujuan Pemeriksaan 7

Jenis Pemeriksaan Radiologis Pada Akut Abdomen 7

Bab II ISI

Anatomi Rongga Abdomen 8

Interpretasi Foto Abdomen 8

Pembagian Akut Abdomen 11

Ileus 11

Pemeriksaan Radiologis Ileus Obstruktif 13

Pemeriksaan Radiologi Ileus Paralitik 13

Kolesistitis 16

Pankreatitis 18

Pengumpulan Abses di Rongga Abdomen 19

Abses Hati Amuboik 19

Appendicitis 21

BAB III PENUTUP 24

DAFTAR PUSTAKA 25

2

Page 3: Akut Abdomen Radio

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Gambaran anatomi etiologi dari akut abdomen 6

Gambar 2. Anatomi rongga abdomen 8

Gambar 3. Anatomi rongga abdomen pada pemeriksaan radiologis 8

Gambar. 4 colon in loop dengan double kontras 9

Gambar. 5a Gambaran udara pada CT Abdomen 10

Gambar. 5b Gambaran udara bebas di rongga abdomen dengan tanda Ringler 10

Gambar 5c.adanya udara sub diafragma pada foto posisi tegak 11

Gambar 5d. ada udara bbas di rongga peritoneum pada foto posisi LLD 11

Gambar 6a. Gambaran hearing bone appearance pada foto supine 14

Gambar 6b. Gambaran Air fluid level pada potongan axial CT Abdomen 14

Gambar 7A. Tampak Air fluid level pada foto LLD 15

Gambar 7B. Terlihat gambaran air fluid level yang membentuk anak 15

tangga /step leader dan adanya distensi usus.

Gambar 8a. semua usus tampak berdilatasi pada foto supine 16

Gambar 8b. Terlihan gambaran air fluid level pada foto tegak 16

Gambar 9a : Patofisiologi kolesistitis akut 17

Gambar 9b: Foto polos abdomen, tampak batu – batu empedu 17

Gambar 10. Terlihat gambaran peradangan pankreas dan fasia 18

gerota serta terdapat abses peripankreas pada potongan aksial CT Abdomen.

Gambar 11a. Morisson poch berisi cairan pada pemeriksaan USG Abdomen 19

Gambar 11b. Cairan Bebas Pada Rongga Pelvis 19

Gambar 12 a Gambaran Elevated Diafragma Foto Dada Abses Hati Amuba 20

Gambar 12b. USG Abses Hati Amuba 20

Gambar 13a. Gambaran CT Scan Abdomen Abses Hati Amuba dengan 22

kontras IV dan oral. Gambaran ini tidak dapat dibedakan dengan abses hati

piogenik

Gambar 13b. Gambaran CT Scan Abdomen Abses Hati Amuba pada pasien 22

yang sama dengan gambar 8 di atas tanpa kontras

Gambar 14. Terlihat adanya abses periapendik pada foto polos abdomen 23

3

Page 4: Akut Abdomen Radio

DAFTAR TABEL

Tabel. 1 Diagnosis Banding Akut Abdomen 6

4

Page 5: Akut Abdomen Radio

BAB I

PENDAHULUAN

Akut abdomen merupakan sebuah teminologi yang menunjukan adanya keadaan

kedarurat dalam abdomen yang dapat berakhir dengan kematian bila tidak

ditanggulangi dengan pembedahan. Istilah akut abdomen merupakan tanda dan gejala

yang disebabkan penyakit intra abdominal dan biasanya memerlukan tindakan

pembedahan. Banyak penyakit yang menimbulkan gejala di perut, namun beberapa

diantaranya tidak memerlukan tindakan pembedahan, sehingga evaluasi pasien dengan

nyeri abdomen memerlukan keputusan yang tepat terkait dengan waktu tentang

perlunya melakukan operasi pembedahan. Keputusan ini tidak hanya membutuhkan

evaluasi dan riwayat pasien beserta pemeriksaan fisik, melainkan peranan pemeriksaan

penunjang berupa pemeriksaan lanoratorium dan tes pencitraan sangatlah bermakna.

Keadaan darurat dalam abdomen dapat disebabkan karena perdarahan,

peradangan, perforasi atau obstruksi pada alat percenaan. Nyeri akut abdomen adalah

suatu kegawat daruratan abdomen yang dapat terjadi karena masalah bedah dan non

bedah. Secara definisi pasien dengan akut abdomen dating dengan keluhan nyeri

abdomen yag terjadi secara tiba-tiba. Peradangan bisa primer karena peradangan alat

percernaan seperti pada appendicitis atau sekunder melalui suatu pencemaran

peritoneum karena perforasi tukak lambung, perforasi payer’s patch pada typus

abdominalis, appendicitis perforasi atau karena trauma.

Pada akut abdomen, apapun penyebabnya, gejala utama yang menonjol adalah

nyeri akut pada daerah abdomen. Kadang-kadang penyebab utama sudah jelas seperti

pada trauma abdomen berupa vulnus abdominalis penetrans namu n kadang-kadang

diagnosis akut abdomen baru dapat ditegakkan setelah pemeiksaan fisik serta

pemeriksaan tambahan berupa pemeriksaan laboratorium serta pemeriksaan radiologi

yang lengkap dan masa observasi yang ketat.

Untuk penegakan diagnosis deperlukan pengumpulan data dengan mengadakan

penelitian terhadap penderitaan melalui pemeriksaan fisik penderita secara sistematis

yang dimulai dengan anamnesis penderita ditambah ditambah dengan pemeriksaan

5

Page 6: Akut Abdomen Radio

tambahan dengan khusus. Bila penderita

tidak sadar atau terlalu skit bias dilakukan

anamnesa keluarga (alloanamnesa).

Radiologi mempunyai peran utama,

untuk membantu ahli bedah dalam

memutuskan perlu atau tidaknya dilakukan

tindakan operasi pada pasien dengan nyeri

akut abdominal

Etiologi

1. Perdarahan mendadak organ intra-abdominal

2. Perforasi

3. Perdarahan intra-abdominal

4. Ileus obstruktif atau paralitik

Tabel. 1 Diagnosis Banding Akut Abdomen

6

Kuadran Kanan Atas : Kolesistitis Perforasi Tukak Duodeni Pankreatitis Akut Abses Hepar Pneumoperitoneum Pyelonefritis akut

Kuadran kiri Atas : Ruptur Lienalis Perforasi Tukak LAmbung Pankreatitis Akut Pneumoperitoneum Perforasi kolon (tumor /korpos

alienum) Pyelonefritis akut

Para Umbilikal: Ileus Obstruktif Pankretitis akut Aneurisma aorta yang pecah Diverticulitis (ileum /kolon)

Kuadran Kanan Bawah : Appendisitis Salpingitis akut Torsi ovarium KET Hernia inguinalis incarserata,

strangulate Diverticulitis Psoas abses Batu ureter dextra Ileus regionalis

Kuadran Kiri Bawah : Salpingitis akut Torsi ovarium KET Hernia inguinalis incarserata,

strangulate Perforasi kolon desenden Batu ureter sinistra

Gambar 1. Gambaran anatomi etiologi dari akut abdomen

Page 7: Akut Abdomen Radio

Tujuan pemeriksaan

a. Memperlihatkan adanya perforasi usus

b. Mencari adanya tanda sumbatan gastrointestinal (obruksi ileus) atau paralitik.

c. Menilai adanya distensi usus besar dan usus kecil

d. Mencari adanya udara bebas, asites, kalsifikasi intra dan ekstra peritoneal dan

dinding abdomen

Jenis Pemeriksaan Radiologis Yang Dapat Dilakuakan Untuk Membantu Dalam

Mendiagnosis Kasus Akut Abdomen, diantaranya :

1. Pemeriksaan Foto Thorak

2. Pemeriksaan Foto Polos Abdomen 3 Posisi

3. Pemerikasaan USG Abdomen

4. Pemerikasaan CT Abdomen

Dalam melakukan pemriksaan rontgen terhadap pasien dengan akut abdomen

dapat dilakukan pemeriksaan abdomen dengan cara 3 posisi :

a. Terlentang

b. Setengah duduk

c. Lateral dekubitus

Pada penderita yang payah pemeriksaan dilakukan sbg berikut :

a. Posisi AP terlentang

b. Posisi terlentang, sinar horizontal

c. Lateral dekubitus kalau mungkin, atau posisi semi erect dengan fluoroskopi

Lain lain :

Untuk melihat udara di rektum, gunakan posisi telungkup dengan sinar horizontal.

Pada kasus bayi dan anak, gunakn posisi terlentang AP dan posisi lateral. Gunakan

sinar horizontal bila perut sangat kembung. Bila perut tidak terlalu kembung,

gunakan posisi telungkup, dengan sinar horizontal.

7

Page 8: Akut Abdomen Radio

BAB II

ISI

i. Anatomi Rongga Abdomen

Gambar 2. Anatomi rongga abdomen Gambar 3. Anatomi rongga

abdomen pada pemeriksaan

radiologis

Anatomi Radiografi

Abdomen membentang dari diafragma hingga pelvis hanya lambung

dan kolon yang mengan dung udara dalam lumennya. Usus halu biasanya

tidak mengan dung udara di dalam lumennya. Batas udara cairan normal

terdapat di dalam lambung, duodenum dan colon, namun tidak lazim

ditemukan di dalam usus halus. Hati,kandung empedu dan limpa merupakan

organ padat intraperitoneum yang terletak berturut-turut pada subkostalis

kanan dan kiri. Di dalam retroperitoneum, terdapat ginjal dan fasia perirenalis,

kelenjar adrenal, kelenjar getah bening, pancreas, aorta, vena cava inferior

dan muskulus psoas.

ii. Interpretasi Foto Abdomen

Dengan penggunaan ultrasonografi dan CT scan, pemeriksaan abdomen

menjadi jauh lebih mudah. Walaupun demikian , foto polos abdomen masih

8

Page 9: Akut Abdomen Radio

merupakan pemeriksaan pencitraan yang sangat berguna terutama pada pasien-

pasien yang dating dengan akut abdomen.

1. Penilaian Kualitas :

Nama pasien yang sebenarnya, pajanan yang baik, tanpa ada rotasi dan

penanda anatomis (R atau L) pada

foto. Foto terlentang/ supine (AP)

termasuk foto abdomen yang rutin

dilakukan. Foto tegak dan dekubitus

abdomen diperlukan untuk

mendeteksi batas cairan (air fluid

level). Untuk mendeteksi udara

intraperitoneum/ pneumoperitoneum

dapat digunakan foto tegak atau foto

dekubitus kiri abdomen

2. Penilaian gambaran gas usus :

Normalnya lambung dan usus besar mengandung gas. Satu-satunya

gambaran batas cairan yang normal terdapat di dalam lambung dan kadang-

kadang terdapat pada duodenum proksimal.

3. Tentuksn posisi lambung di kuadran kiri atas atau kolon yang membingkai

tepi-tepi abdomen pada foto terlentang (gambar.3). Pada foto tegak, kolon

dilekatkan pada fleksura hepatik dan splenik oleh ligamentum hepatokolikum

dan frenokolikum yang bersifat konstan. Bila terdapat gas di usus halus atau

dicurigai terdapat dilatasi usus halus, dianjurkan melakukan foto tegak atau

dekubitus abdomen untuk memperlihatkan batas cairan.

Jeujenum mengalami dilatasi bila diameter lebih >3,5 cm, dan ileum

dilatasi bila diameter >2,5 cm. pada doedenum yang terdilatasi terdapat plika

sirkularis (valvulae coniventes) atau lipatan yang menyilang diameter jejunum

secara transversal.

Bila kolon tampak dilatasi, haustra harus ditemukan untuk memastikan

bahwa kolon tersebut mengalami dilatasi. Haustra tampak saling mengunci

(ingterdigitasi) dan tidak menyilang diameter kolon, berbeda dengan plika

9

Gambar. 4 colon in loop dengan double kontras

Page 10: Akut Abdomen Radio

sirkularis di jejunum. Kolon mengalami dilatasi bila diameter kolon

transversum >3,5 cm atau diameter sekum pada dasarnya >8 cm.

Bayangan psoas diperiksa secara bilateral : seharusnya simetris denga

tepi lateral sedikit konkaf.

Periksa bayangan ginjal, seharusnya memiliki panjang normal 10-12 cm

atau panjang longitudinal sepanjang 3,5 vertebra.

Periksa bayangan hati dan limpa. Tepi inferior hati berbatas tegas,

khususnya di bagian lateral.

Mencari adanya pengumpulan atau cairan bebas intraperitoneum. Garis

lemak (fat line) properitoneal bergeser kearah lateral oleh cairan bebas.

10

Gambar. 5a Gambaran udara pada CT Abdomen

Page 11: Akut Abdomen Radio

Gambar. 5b Gambaran udara bebas di rongga abdomen dengan tanda Ringler

Gambar 5c.adanya udara sub diafragma pada foto posisi tegak

Mencari adanya batu radioopak dan

kalsifikasi di daerah kandung empedu, ginjal

dan ureter. Hati-hati dengan phlebolith vena

pelvis yang mendapat meyerupai batu.

Phlebolith berbentuk oval, halus dan

terdapat bayanganb lusen didalamnya.

Batu tampak padat dengan tepi tidak

teratur. Kalsifikasi pada pancreas

tampak bintik-bintik dan menyilang

lkinea mediana pada axsis oblik.

Kalsifikasi pada aorta seering

ditemukan pada orang usia lanjut,

penderita diabetes.Mencari

gambaran udara bebas

intraperitoneum

/pneumoperitoneum bisa

dilakukan dengan foto thorak

tegak dan foto dekubitus kiri

abdomen (LLD) yang sangat

sensitive untuk mendeteksi udara

bebas intraperitoneum dalam volume kecil < 5ml. pada foto polos tegak, udara

berbentuk bulan sabit tampak dibawah hemidiafragma. Udara sub diafragma

harus dibedakan dengan pneumothorak subpulmonum. Bila tidak yakin, dapat

dilakukan pemeriksaan foto

dekubitus kiri abdomen yang akan

menunjukan gambaran udara bebas

dalam bentuk bulan sabit dengan densitas rendah di sebelah lateral dari tepi

lateral lobus hati (gambar 5c). Pada foto terlentang abdomen, udara bebas

sulit dideteksi. Ada dua tanda yang dapat membantu yaitu, tanda Ringler yang

menunjukan adanya gambaran gas di dinding usus sisi manapun (gambar.4a),

11

Page 12: Akut Abdomen Radio

Gambar 5d. ada udara bbas di rongga peritoneum pada foto posisi LLD

dan garis ligamentum falsiform hepatis yang terbentuk di kuadran kanan atas

oleh udara bebas..

iii. Pembagian Akut Abdomen

1. Ileus

Ileus adalah suatu gangguan aliran

normal sepanjang usus.

Berdasarkan penyebabnya ileus dapat digolongkan menjadi 2 jenis, yaitu :

1. Mekanis (Ileus obstruksi, mekanikan obstuksi atau dinamik ileus)

Ileus obstruksi adalah terjadinya aliran isi usus yang diakibatkan oleh

sumbatan atau penyempitan lumen usus. Pada perjalanan penyakitnya terjadi

peribahan aktivitas peristaltic usus yang dimana pada awalnya akan terjadi

peningkatan peristaltik dan apabila berlangsung lama peristaltic usus dapat

melemah bahkan menghilang.

Terdapat tiga pengelompokan ileus obstruktif yang dikelompokan

berdasarkan penyebab terjadinya sumbatan atau penyempitan lumen usus,

yaitu Intraluminal, lesi dinding usus dan ekstramural)

Berdasarkan letak terjadinya obstruksi ileus obstruksi dibagi menjadi 3, yaitu :

1) Letak Tinggi : obstruks terletak diduodenum, jejunum, dan ileum

2) Letak rendah : Obstruksi Terjadi di kolon dan rectum

Berdasarkan adiumnya, ileus obstruktif dapat dibedakan atas :

1. Stadium Ileus Parsial

Pada stadium ini sumbatan aliran isi usus belum total, sehingga masih

ada seddikit isi usus yang dapat mngaril.

2. Stadium Simpel Ileus

Usus sudah tersumbat total, tapi dindingnya belum mengalami

strangulasi.

3. Stadium Ileus Strangulasi

Usus telah tersumbat total dan sudah ada gangguan vaskularisasi

12

Page 13: Akut Abdomen Radio

Ileus Obstruksi dapat disebabkan oleh berbagai hal, diantaranya :

1. Adhesi

2. Hernia

3. Askariasis

4. Invaginasi

5. Volvulus

6. Kelainan KOngenital

7. Radang Kronik

8. Tumor

9. Tumpukan sisa makanan /fecalith

2. Non Mekanis (ileus paralitik /ileus adinamik)

Ileus paralitik atau ileus adinamik adalah keadaan dimana usus gagal atau

tidak mampu melakukan kontraksi peristaltic untuk mengalirkan isinya. Ileus

paralitik biasanya melibatkan keseluruhan traktus gastrointestinal, walaupun

perubahan reflek dapat terlokalisir pada suatu area usus.

Pemeriksaan Radiologi Ileus Obstruktif

Ileus Obstruksi merupakan penyakit abdomen akut yang dapat muncul secara

mendadak dan memerlukan tindakan sesegera mungkin. Maka dari itu pemeriksaan

abdomen harus dilakukan secara segera tanpa harus dilakukan persiapan. Pada kasus

abdomen akut diperllukan pemeriksaan abdomen 3 posisi yaitu :

1. Posisi Terlentang (Supine)

Terdapat pelebaran usus bagian proksimal dari daerah obstruksi (>3 cm)

biasanya terjadi dalam 3-5 jam.

Penebalan dinding usus

Gambaran seperti duri ikan (hearing bone appearance)

Jarak fleksura semilunaris /valvula coniventes satu sama lain melebar

(normalnya 1-4 mm)

Gambaran distribusi udara usus yang tidak merata

2. Posisi Setengah Duduk / Berdiri Tegak (Erect)

13

Page 14: Akut Abdomen Radio

Terdapat pelebaran usus bagian proksimal dari daerah obstruksi (>3 cm)

biasanya terjadi dalam 3-5 jam.

Akan tampak gambaran air fluid level pada daerah yang berdilatasi dan dapat

berdistribusi membentuk gambaran anak tangga (step leader)

3. Posisi Tiduran Miring Ke Kiri (Left Lateral Dekubitus)

Akan tampak gambaran air fluid level seperti pada posisi setengah duduk.

Pada perforasi usus akan trampak gambaran udara bebas antara hepar dan

dinding abdomen.

Pemeriksaan Radiologi Ileus Paralitik

Pemeriksaan yang dilakukan pada ileus paralitik adalah abdomen 3 posisi.

1. Posisi Terlentang (Supine)

Terdapat pelebaran pada seluruh usus

Penebalan dinding usus

Gambaran seperti duri ikan (hearing bone appearance)

Jarak fleksura semilunaris /valvula coniventes satu sama lain melebar

(normalnya 1-4 mm)

2. Posisi Setengah Duduk / Berdiri Tegak (Erect)

Terdapat pelebaran seluruh usussehingga akan tampak gambaran air fluid level

yang pendek-pendek pada usus halus yang berdilatasi sehingga membentuk

gambaran gambaran anak tangga (step leader), dan gambaran air fluid level

yang panjang pada kolon

3. Posisi Tiduran Miring Ke Kiri (Left Lateral Dekubitus)

Akan tampak gambaran air fluid level seperti pada posisi setengah duduk.

Pada perforasi usus akan trampak gambaran udara bebas antara hepar dan

dinding abdomen.

14

Page 15: Akut Abdomen Radio

Gambar 6a. Gambaran hearing bone appearance pada foto supine

Gambar 6b. Gambaran Air fluid level pada potongan axial CT Abdomen

Gambar 7a. Tampak Air fluid level pada foto LLDGambar 7b. Terlihat gambaran air fluid level yang membentuk anak tangga /step leader dan adanya distensi usus.

15

CD

Page 16: Akut Abdomen Radio

Gambar 7c. Ileus Obstruksi letak rendah, tampak distensi kolon pada bagian proksimal dari sumbatanGambar 7d. gambaran ileus obstruktif letak rendak pada foto LLD

Gambar 8a. semua usus tampak berdilatasi pada foto supine

Gambar 8b. Terlihan gambaran air fluid level pada foto tegak

2. Kolesistits

16

Page 17: Akut Abdomen Radio

Kolesistitis akut (radang kandung empedu) adalah reaksi inflamasi akut dinding

kandung empedu yang disertai keluhan nyeri perut kanan atas, nyeri tekan dan

demam. Hingga kini patogenesis penyakit yang cukup sering dijumpai ini masih

belum jelas

Inflamasi akut kandung empedu biasanya disebabkan oleh batu yang menyumbat

duktus sistikus. Pada foto polos, batu radioopak dapat dideteksi pada kurang lebih

20% pasien. Gambaran USG biasanya lebih bersifat diagnostic dimana terlihat

distensi kandiung empedu > 4 cm, penebalan kandung empedu > 4 mm, cairan di

sekitar kandung empedu dan gambaran ecoik dari batu dan akustik shadow.

Sensitifitas dan spesifisitas pemeriksaan CT scan abdomen dan MRI dilaporkan

lebih besar dari 95% (Gambar 8). Pada kolesistitis akut dapat ditemukan cairan

perikolestik, penebalan dinding kandung empedu lebih dari 4mm, edema subserosa

tanpa adanya ascites, gas intramural dan lapisan mukosa yang terlepas.

Pemeriksaan dengan CT – scan dapat memperlihatkan adanya abses perikolesistik

yang masih kecil yang mungkin tidak terlihat pada pemeriksaan USG

Gambar 9a : Patofisiologi kolesistitis akut(Sumber : www.wikisurgery.comimages99204.3_acute_cholecystitis.jpg) Gambar 9b: Foto polos abdomen, tampak batu – batu empedu

17

Page 18: Akut Abdomen Radio

berukuran kecil(sumber: http:// emedicine.medscape.com/article/365698-overview)

Gambar 9c : CT – scan abdomen, tampak batu – batu empedu dan penebalan dinding kandung empedu.(sumber: http://emedicine.medscape.com/article/365698-overview)

3. Pankreatitis

peradangan akut pankreas akibat proses autodigestif oleh karena aktifasi prematur

dari zimogen menjadi enzim proteolitik dalam pankreas.

Pada pankreatitis akut, biasanya ditemukan ileus lokal atau generalisata dan

terdapat abses atau perdarahan yang akan terdeteksi suatu masa yang terlokalisir.

Sedangakan pada pancreatitis kronis akan tampak kalsifikasi setempat sepanjang

duktus pankreas. Komplikasi yang dapat timbul akibat pankreatitis antara lain,

pembentukan abses, perdarahan, nekrosis pancreas, pembentukan pseudokista

dan obstruksi bilier.

Pemeriksaan Radiologis yang dilakukan :

Foto Polos abdomen ®colon cut – off sign, menyingkirkan ileus obstruksi,

perforasi usus.

USG → batu traktus biliaris,Oedematous pankreas, peri pankreatitis

CT scan → komplikasi lokal peripancreatic & retroperitoneal edema

18

Page 19: Akut Abdomen Radio

`

Gambar 10. Terlihat gambaran peradangan pankreas dan fasia gerota serta

terdapat abses peripankreas pada potongan aksial CT Abdomen.

4. Pengumpulan di abses dan abdomen

Abses tampak sebagai masa jaringan lunak yang dapat mengandung gas. Abses

dapat dikelirukan dengan gambaran kolon pada foto polos. USG dan CT Scan

biasanya dapat menegakan diagnosis. Cairan intraperitoneum dan abses berkumpul

di bagian yang paling rendah di rongga peritoneum yaitu rongga subfenik, ruang sub

hepatic (antara lobus kanan hati dan ginjal kanan) dan didalam rongga pelvis di

ekskavatio retrovesikalis atau kantong douglas

Gambar 11a. Morisson poch berisi

cairan pada pemeriksaan USG

Abdomen

19

Page 20: Akut Abdomen Radio

Gambar 11b. Cairan Bebas Pada Rongga Pelvis

5. Abses Hati Amoebik

Abses hati dibedakan atas abses hati amuba dan abses hati piogenik. Abses hati

amuba biasa disebabkan oleh Entamoeba hystolitica sedangkan abses hati piogenik

disebabkan oleh bakteri dan pada anak dan dewasa muda biasa disebabkan oleh

komplikasi appendisitis, dan pada orang tua sebagai komplikasi penyakit saluran

empedu. Di negara yang sedang berkembang, abses hati amuba lebih sering

didapatkan secara endemis dibandingkan dengan abses hati piogenik. Abses hati

piogenik merupakan 70% dari semua abses hati. Abses hati piogenik merupakan

kondisi serius dengan angka kematian tinggi bila diagnosis tidak dibuat secara dini.

Bila terapi dilakukan secara dini dan tepat, angka kematian cenderung mengecil

Abses hati amoebik sering ditemukan di berbagai tempat di dunia. Pasien datang

dengan keluhan nyeri pada kuadran kanan atas dan nyeri tekan di sela intrakosta

pada kosta-kosta kanan bagian atas. Pencitraan penting dalam diagnosis. Hemi

diafragma kanan mengalami elevasi dan terdapat ateletaksis linear basal di lobus

kanan bawah karena pembesaran hati. Diagnosis ditegakan dengan pemeriksaan

ultrasonografi hati yang akan mendeteksi lesi hipoekoik di dalam hati.

Pemeriksaan Radiologi

1. Foto dada

Kelainan foto dada pada abses hati amuba dapat berupa peninggian kubah

diafragma kanan, berkurangnya gerak diafragma, efusi pleura, kolaps paru

dan abses paruFoto polos abdomen

20

Page 21: Akut Abdomen Radio

Gambar 12 a Gambaran Elevated Diafragma Foto Dada Abses Hati Amuba

Gambar 12b. USG Abses Hati Amuba

2. Foto Polos Abdomen

Kelainan pada foto polos abdomen tidak begitu banyak, hanya mungkin dapat

berupa gambaran ileus, hepatomegali atau gambaran udara bebas di atas

hati jarang didapatkan berupa air fluid level

3. Ultrasonografi

Untuk mendeteksi abses hati amuba, USG sama efektifnya dengan CT atau

MRI. Sensitivitasnya dalam diagnosis abses hati amuba 85-95 %. USG dapat

mendeteksi kelainan sebesar 2 cm disamping sekaligus dapat melihat

kelainan traktus bilier dan diafragma. Keterbatasan USG terutama kelainan

pada daerah tertentu, pasien gemuk atau kurang kooperatif.

Abses hati amuba stadium dini kelihatan seperti suatu massa dan jika terjadi

pencairan bagian tengah, terlihat sebagai kista. Gambaran ultrasonografi

pada abses hati amuba adalah:1

1)      Bentuk bulat atau oval

2)      Tidak ada gema dinding yang berarti

3)      Ekogenesitas lebih rendah dari parenkim hati normal

4)      Bersentuhan dengan kapsul hati

21

A B

Page 22: Akut Abdomen Radio

5)      Peninggian sonik distal

4. Tomografi Computer

Sensitivitas Tomografi Computer berkisar 95-100% dan lebih baik untuk

melihat kelainan di daerah posterior dan superior. Tetapi tidak dapat melihat

integritas diafragma, sehingga tidak dapat menentukan efusi pleura sebagai

efusi reaktif atau ruptur dari diafragma

Gambar 13a. Gambaran CT Scan Abdomen Abses Hati Amuba dengan kontras IV

dan oral. Gambaran ini tidak dapat dibedakan dengan abses hati piogenik

Gambar 13b. Gambaran CT Scan Abdomen Abses Hati Amuba pada pasien yang

sama dengan gambar 8 di atas tanpa kontras

6. Apendisitis

Apendisitis merupakan diagnosis yang semakin sering ditegakan di berbagai Negara

berkembang. Gejala dan tanda klasik apendisitis tidak selalu ada terutama pada

anak-anak dan usia tua. Diagnosis dapat dibingungkan dengan penyebab

ginekologis pada wanita muda. Pencitraan semakin berperan penting dalam

diagnosis. Foto polos dapat memperlihatkan ileus lokal di kuadran kanan bawah

dengan dilatasi lengkung usus dan batas cairan, atau suatu masa jaringan lunak

yang menunjukan suatu masa inflamasi. Apendikolit yang terkalsifikasi jarang

tereteksi. USG biasannya akan memastikan diagnosis. Apendik yang membengkak

dengan lumen yang terdistensi dapat terdeteksi. Pada pasien yang apendiknya telah

mengalami perforasi, biasanya terdapat apendiks yang terbungkus oleh lengkung

usus yang membentuk suatu masa inflamatorik

22

A B

Page 23: Akut Abdomen Radio

Gambar 14. Terlihat adanya abses periapendik pada foto polos abdomen

23

Page 24: Akut Abdomen Radio

PENUTUP

BAB III

Akut Abdomen adalah salah satu kedaruratan medic yang membutuhkan

penanganan lanjut yang cepat untuk mengurangi keparahan angka kesakitan dan

mengurangi angka kematian.

Untuk penegakan diagnosis deperlukan pengumpulan data dengan mengadakan

penelitian terhadap penderitaan melalui pemeriksaan fisik penderita secara sistematis

yang dimulai dengan anamnesis penderita ditambah ditambah dengan pemeriksaan

tambahan dengan khusus.

Radiologi mempunyai peran utama, untuk membantu ahli bedah dalam

memutuskan perlu atau tidaknya dilakukan tindakan operasi pada pasien dengan nyeri

akut abdominal adapun pereriksaan yang dilakukan haruslah secara cepat dan terarah.

Pemeriksaan dilakukan untuk mencari etiologi secepat mungkin tanpa harus dilakukan

pemeriksaan secara elektif. Disini peranan dokter umum sebagai dokter yang berada di

lini utama (primer) sangatlah penting dalam membantu penegakan diagnosis akut

abdomen dengan pemilihan pemeriksaan penunjang secara tepat dan efisien

Tujuan pemeriksaan

a. Memperlihatkan adanya perforasi usus

b. Mencari adanya tanda sumbatan gastrointestinal (obruksi ileus) atau paralitik.

c. Menilai adanya distensi usus besar dan usus kecil

d. Mencari adanya udara bebas, asites, kalsifikasi intra dan ekstra peritoneal dan

dinding abdomen

Jenis Pemeriksaan Radiologis Yang Dapat Dilakuakan Untuk Membantu Dalam

Mendiagnosis Kasus Akut Abdomen, diantaranya :

1. Pemeriksaan Foto Thorak

2. Pemeriksaan Foto Polos Abdomen 3 Posisi

3. Pemerikasaan USG Abdomen

4. Pemerikasaan CT Abdomen

24

Page 25: Akut Abdomen Radio

Daftar Pustaka

1. Djumhana A. Ileus Paralitik. Buku Ajar Penyakit Dalam Jilid II Edisi III.

Jakarta> Balai Penerbit FK UI. 2003

2. Kim YK, Kwak HS, Kim CS, Han YM, Jeong TO, Kim IH, et al. CT findings of

mild forms or early manifestations of acute cholecystitis. Clin Imaging. Jul--

Aug 2009;33(4):274-80.

3. McPhee SJ, Papadakis MA, Tierney LM, Current Medical Diagnosis &

Treatment. McGraw Hill: Lange. 2009

4. Peter Corr et all. Alih Bahasa Ramadhani Dian. Mengenal Pola Foto-Foto

Diagnostik. Penerbit Buku Kedokteran EGC. 2011

5. Sudoyo W. Aru, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S. Perhimpunan

Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.

Jilid I Edisi IV. EGC. Jakarta. 2009.

6. httpwww.ncbi.nlm.nih.govpmcarticlesPMC1515923figureF2

7. http://www.radiologyteacher.com/index.cgi?&nav=view&DatID=50

8. http://emedicine.medscape.com/article/377318-overview

9. http://emedicine.medscape.com/article/365698-overview

10.http://emj.bmj.com/content/25/12/856.extract

11.http://www.minnisjournals.com.au/ajum/article/Bedside-Emergency-

Department-Ultrasound-at-Westmead-Hospital--59

25