37
TIMBUN NABAWI (Bagian II) A. Dalil Pengobatan Cara Nabi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah memaparkan perihal berobat dalam beberapa haditsnya. Di antaranya: 1. Dari Jabir bin ‘Abdullah radhiallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ِ ّ لُ كِ لٍ اءَ د، ٌ اءَ وَ د اَ دِ َ فَ ب َ صَ اُ اءَ وَ ّ الد، َ اءَ ّ الدَ اَ رَ بِ نْ دِ ! ِ # بِ له الَ ّ زَ عَ ّ لَ جَ وSetiap penyakit pasti memiliki obat. Bila sebuah obat sesuai dengan penyakitnya maka dia akan sembuh dengan seizin Allah Subhanahu wa Ta’ala . ” (HR. Muslim) 2. Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: َ مَ لَ - رْ بَ اُ له الْ نِ مٍ اءَ دَ ّ لاِ اَ لَ - رْ بَ اُ هَ لً ءَ فِ 5 شTidaklah Allah menurunkan sebuah penyakit melainkan menurunkan pula obatnya .” (HR. Al-Bukhari dan Muslim) 3. Dari Usamah bin Syarik radhiallahu ‘anhu, bahwa beliau berkata: ُ 7 تْ نُ كَ دْ نِ عِ ّ= يِ بَ ّ لن ا يَ ّ لَ صُ له الِ هْ = يَ لَ ع، َ مَ ّ لَ سَ وِ 7 بَ ء َ جَ و، ُ ابَ زْ عَ لاْ اَ لَ 7 فَ ف: َ = بَ لْ وُ شَ ر، ِ له ال ى؟َ اوَ دَ 7 نَ - نَ اَ ل PPَ 7 فَ ف: ْ مَ عَ ن َ = بَ د PP َ نِ ع، ِ هPP ل ال ا،ْ وَ اوَ دPP َ 7 بَ ّ نِ PP َ فَ هPP ل الَ ّ زPP َ عَ ّ لPP َ جَ وْ مَ لْ عَ PP ضَ = يً اءَ دَ ّ لاِ اَ عَ PP ضَ وُ هPP َ لً ءَ فِ 5 PP شَ رPP ْ = يَ غٍ اءَ دٍ دPP ِ اجَ و. واُ ل PP َ 7 ف: َ م ؟َ وPPُ هَ ل PP َ 7 ف: ُ مَ رَ هْ ل ا

Al Islam Asli

Embed Size (px)

DESCRIPTION

tugas

Citation preview

Page 1: Al Islam Asli

TIMBUN NABAWI (Bagian II)

A. Dalil Pengobatan Cara Nabi

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah memaparkan perihal berobat

dalam beberapa haditsnya. Di antaranya:

1. Dari Jabir bin ‘Abdullah radhiallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi

wa sallam bersabda:

الداء، الدواء أصاب فإذا دواء، داء لكل وجل عز الله بإذن برأ“Setiap penyakit pasti memiliki obat. Bila sebuah obat sesuai dengan

penyakitnya maka dia akan sembuh dengan seizin Allah Subhanahu wa Ta’ala . ”

(HR. Muslim)

2. Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa

sallam bersabda:

داء من الله أنزل ما شفاء له أنزل إال“Tidaklah Allah menurunkan sebuah penyakit melainkan menurunkan pula

obatnya.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

3. Dari Usamah bin Syarik radhiallahu ‘anhu, bahwa beliau berkata:

رسول يا: فقال األعراب، وجاءت وسلم، عليه الله صلى النبي عند كنت

يضع لم وجل عز الله فإن تداووا، الله، عباد يا نعم: فقال أنتداوى؟ الله،

داء الهرم: قال هو؟ ما: قالوا. واحد داء غير شفاء له وضع إالAku pernah berada di samping Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Lalu

datanglah serombongan Arab dusun. Mereka bertanya, “Wahai Rasulullah,

bolehkah kami berobat?” Beliau menjawab: “Iya, wahai para hamba Allah,

berobatlah. Sebab Allah Subhanahu wa Ta’ala tidaklah meletakkan sebuah

penyakit melainkan meletakkan pula obatnya, kecuali satu penyakit.” Mereka

bertanya: “Penyakit apa itu?” Beliau menjawab: “Penyakit tua.” (HR. Ahmad, Al-

Bukhari dalam Al-Adabul Mufrad, Abu Dawud, Ibnu Majah, dan At-Tirmidzi,

beliau berkata bahwa hadits ini hasan shahih. Syaikhuna Muqbil bin Hadi Al-

Page 2: Al Islam Asli

Wadi’i menshahihkan hadits ini dalam kitabnya Al-Jami’ Ash-Shahih mimma

Laisa fish Shahihain, 4/486)

4. Dari Ibnu Mas’ud radhiallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa

sallam bersabda:

داء ينزل لم الله إن جهله من وجهله علمه من علمه شفاء، له أنزل إال“Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala tidaklah menurunkan sebuah

penyakit melainkan menurunkan pula obatnya. Obat itu diketahui oleh orang

yang bisa mengetahuinya dan tidak diketahui oleh orang yang tidak bisa

mengetahuinya.” (HR. Ahmad, Ibnu Majah, dan Al-Hakim, beliau

menshahihkannya dan disepakati oleh Adz-Dzahabi. Al-Bushiri menshahihkan

hadits ini dalam Zawa`id-nya. Lihat takhrij Al-Arnauth atas Zadul Ma’ad, 4/12-

13)

Dalam berobat, banyak cara yang bisa ditempuh asalkan tidak melanggar syariat

Allah Subhanahu wa Ta’ala. Namun para ulama berbeda pendapat tentang

hukum berobat dan meninggalkannya. Tentunya perselisihan mereka berangkat

dari perbedaan dalam memahami dalil-dalil yang ada dalam permasalahan ini.

Terdapat tiga pendapat di kalangan para ulama dalam menentukan hukum

berobat.

Pertama, menurut sebagian ulama bahwa berobat diperbolehkan, namun yang

lebih utama tidak berobat. Ini merupakan madzhab yang masyhur dari Al-Imam

Ahmad rahimahullahu.

Kedua, menurut sebagian ulama bahwa berobat adalah perkara yang

disunnahkan. Ini merupakan pendapat para ulama pengikut madzhab Asy-Syafi’i

rahimahullahu. Bahkan Al-Imam An-Nawawi rahimahullahu dalam kitabnya

Syarh Shahih Muslim menisbahkan pendapat ini kepada madzhab mayoritas

para ulama terdahulu dan belakangan. Pendapat ini pula yang dipilih oleh Abul

Muzhaffar. Beliau berkata: “Menurut madzhab Abu Hanifah, berobat adalah

perkara yang sangat ditekankan. Hukumnya hampir mendekati wajib.”

Page 3: Al Islam Asli

Ketiga, menurut sebagian ulama bahwa berobat dan meninggalkannya sama

saja, tidak ada yang lebih utama. Ini merupakan madzhab Al-Imam Malik

rahimahullahu. Beliau berkata: “Berobat adalah perkara yang tidak mengapa.

Demikian pula meninggalkannya.” (Lihat Fathul Majid, hal. 88-89)

Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin rahimahullahu memiliki metode

yang cukup baik dalam mempertemukan beberapa pendapat di atas. Beliau

merinci hukum berobat menjadi beberapa keadaan, sebagai berikut:

1. Bila diketahui atau diduga kuat bahwa berobat sangat bermanfaat dan

meninggalkannya akan berakibat kebinasaan, maka hukumnya wajib.

2. Bila diduga kuat bahwa berobat sangat bermanfaat, namun

meninggalkannya tidak berakibat kebinasaan yang pasti, maka melakukannya

lebih utama.

3. Bila dengan berobat diperkirakan kadar kemungkinan antara kesembuhan

dan kebinasaannya sama, maka meninggalkannya lebih utama agar dia tidak

melemparkan dirinya dalam kehancuran tanpa disadari. (Lihat Asy-Syarhul

Mumti’, 2/437)

Secara garis besar, berobat merupakan perkara yang disyariatkan selama tidak

menggunakan sesuatu yang haram. Hal ini sebagaimana ditegaskan Rasulullah

Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam sabdanya:

فتداووا دواء داء لكل وجعل والدواء الداء أنزل الله إن بحرام تداووا وال“Sesungguhnya Allah telah menurunkan penyakit dan obatnya, demikian pula

Allah menjadikan bagi setiap penyakit ada obatnya. Maka berobatlah kalian

dan janganlah berobat dengan yang haram.” (HR. Abu Dawud dari Abud Darda`

radhiallahu ‘anhu)

Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu berkata:

الخبيث الدواء عن وسلم عليه الله صلى الله رسول نهى“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang dari obat yang buruk

(haram).” (HR. Abu Dawud, At-Tirmidzi, dan Ibnu Majah. Asy-Syaikh Al-Albani

Page 4: Al Islam Asli

menshahihkannya dalam Shahih Ibnu Majah, 2/255) [Lihat kitab Ahkam Ar-Ruqa

wa At-Tama`im karya Dr. Fahd As-Suhaimi, hal. 21)

B. Sakit dan Pengobatan Menurut Al – Qur’an

Sakit menurut Al – Qur’an

Sakit yang dimaksud dalam tulisan ini adalah sakit fisik. Yaitu suatu keadaan di

mana metabolisme dalam tubuh tidak berjalan sebagaimana mestinya. Namun,

walaupun sakit merupakan satu kondisi yang tidak mengenakkan, sebagai

seorang muslim kita tidak perlu banyak mengeluh, karena terlalu banyak

mengeluh merupakan bagian dari godaan syaithan.

Saat Allah menakdirkan kita untuk sakit, pasti ada alasan tertentu yang menjadi

penyebab itu semua. Tidak mungkin Allah subhanahu wa ta’ala melakukan

sesuatu tanpa sebab yang mendahuluinya atau tanpa hikmah di balik semua itu.

Allah pasti menyimpan hikmah di balik setiap sakit yang kita alami. Karenanya,

tidak layak bagi kita untuk banyak mengeluh, menggerutu, apalagi su’udzhan

kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Lebih parah lagi, kita sampai mengutuk

taqdir. Na’udzu billah…

Rasulullah shallallahu ’alayhi wasallam pernah menemui Ummu As-Saa’ib,

beliau bertanya : ”Kenapa engkau menggigil seperti ini wahai Ummu As-

Saa’ib?” Wanita itu menjawab : “Karena demam wahai Rasulullah, sungguh

tidak ada barakahnya sama sekali.” Rasulullah shallallahu ’alayhi wasallam

bersabda : ”Jangan engkau mengecam penyakit demam. Karena penyakit itu

bisa menghapuskan dosa-dosa manusia seperti proses pembakaran

menghilangkan noda pada besi”. (HR. Muslim)

1. Sakit adalah Ujian

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman dalam al-Quran, “Dan sungguh akan Kami

berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan

harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-

orang yang sabar. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka

Page 5: Al Islam Asli

mengucapkan: “Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun”.” (QS. Al-Baqarah: 155-

156). Dalam ayat yang lain, Allah juga berfirman,

“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan

keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya

kepada Kamilah kamu dikembalikan”. (QS. Al-Anbiyaa`: 35)

“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang

bercampuryang Kami hendak mengujinya, karena itu Kami jadikan dia

mendengar dan melihat”. (QS. Al-Insaan:2)

Begitulah Allah subhanahu wa ta’ala menguji manusia, untuk melihat siapa di

antara hambaNya yang memang benar-benar berada dalam keimanan dan

kesabaran. Karena sesungguhnya iman bukanlah sekedar ikrar yang diucapkan

melalui lisan, tapi juga harus menghujam di dalam hati dan teraplikasian dalam

kehidupan oleh seluruh anggota badan. Allah subhanahu wa ta’ala menegaskan

bahwa Dia akan menguji setiap orang yang mengaku beriman, “Apakah manusia

itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman”,

sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-

orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-

orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta” .

(QS. Al-Ankabuut: 2-3)

Semua ujian yang diberikan-Nya semata-mata hanya agar hamba-Nya menjadi

lebih baik di hadapanNya. Rasulullah shallallahu ’alayhi wasallam bersabda :

”Barangsiapa dikehendaki baik oleh Allah, maka Dia akan menguji dan

menimpakan musibah kepadanya”. (HR. Bukhari).

Jadi, sudah selayaknya bagi setiap mu`min untuk kemudian bertambah imannya

saat ujian itu datang, termasuk di dalamnya adalah ujian sakit yang merupakan

bagian dari ujian yang menimpa jiwa. Jangan sampai kita menjadi seperti orang-

orang munafiq yang tidak mau bertaubat atau mengambil pelajaran saat

mereka diuji oleh Allah subhanahu wa ta’ala, “Dan tidaklah mereka

Page 6: Al Islam Asli

memperhatikan bahwa mereka diuji sekali atau dua kali setiap tahun, dan

mereka tidak (juga) bertaubat dan tidak (pula) mengambil pelajaran?” (QS. At-

Tawbah: 126)

Sudah selayaknya pula kita merenungi segala amalan yang telah kita lakukan,

karena bisa jadi ada beberapa amalan yang memang dianggap sebagai sebuah

kemakshiyatan di hadapan Allah subhanahu wa ta’ala. Begitu cintanya Allah

kepada kita sehingga Dia mengingatkan kita melalui sakit ini, agar kita dapat

segera bertaubat sebelum ajal menjemput kita.

Dari Anas ibn Malik radhiyallahu ’anhu diriwayatkan bahwa ia menceritakan :

Rasulullah shallallahu ’alayhi wasallam bersabda : ”Sesungguhnya pahala yang

besar didapatkan melalui cobaan yang besar pula. Kalau Allah mencintai

seseorang, pasti Allah akan memberikan cobaan kepadanya. Barangsiapa yang

ridha menerima cobaanNya, maka ia akan menerima keridhaan Allah. Dan

barangsiapa yang kecewa menerimanya, niscaya ia akan menerima kermurkaan

Allah”. (HR. Tirmidzi)

2. Sakit adalah Adzab

Bagi seorang mu`min sakit dapat menjadi tadzkirah atau ujian yang akan

mendekatkan dirinya kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Namun bagi sebagian

orang, sakit bisa menjadi adzab yang akan membinasakan dirinya. Allah

subhanahu wa ta’ala berfirman, “Katakanlah: “Dialah yang berkuasa untuk

mengirimkan adzab kepadamu, dari atas kamu atau dari bawah kakimuatau Dia

mencampurkan kamu dalam golongan-golongan (yang saling bertentangan)

dan merasakan kepada sebahagian kamu keganasan sebahagian yang lain.

Perhatikanlah, betapa Kami mendatangkan tanda-tanda kebesaran Kami silih

bergantiagar mereka memahami(nya)”.” (QS. Al-An’aam: 65)

“Dan sesungguhnya Kami merasakan kepada mereka sebagian adzab yang kecil

di dunia sebelum adzab yang lebih besar di akhirat, mudah-mudahan mereka

kembali ke jalan yang benar.” (QS. As-Sajdah: 21)

Page 7: Al Islam Asli

Maka dari itu, pertaubatan adalah langkah nyata menuju kesembuhan.

Seseungguhnya, segala macam bencana yang menimpa kita, pada hakikatnya

adalah karena perbuatan kita sendiri. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,

artinya, “Apa saja musibah yang menimpa kamu maka disebabkan oleh

perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari

kesalahan-kesalahanmu).” (QS. Asy-Syura: 30)

Syaikh Abdurrahman As-Sa’di ketika menafsirkan ayat ini, beliau berkata, “Allah

Subhanahu wa Ta’ala memberitakan bahwa semua musibah yang menimpa

manusia, (baik) pada diri, harta maupun anak-anak mereka, serta pada apa

yang mereka sukai, tidak lain sebabnya adalah perbuatan-perbuatan buruk

(maksiat) yang pernah mereka lakukan.”

Dari ‘A`isyah radhiyallahu ‘anha ia berkata , “Aku mendengar Rasulallah

shallallahu ‘alayhi wa sallam bersabda : “Tidaklah seorang muslim tertimpa

musibah walau hanya tertusuk duri, kecuali Allah akan mencatat baginya

kebaikan dan dihapus baginya kesalahan dan dosanya.” (HR.Muslim)

Ingatlah bahwa adzab yang diturunkan Allah subhanahu wa ta’ala terhadap

seseorang di dunia bisa berbagai macam bentuknya. Kekurangan harta, bencana

alam, peperangan, sakit, atau bahkan kematian. Cukuplah kiranya pelajaran

kaum terdahulu yang diadzab oleh Allah subhanahu wa ta’ala dengan berbagai

macam penyakit yang aneh dan sulit disembuhkan. Hal itu dikarenakan mereka

tetap bertahan di dalam kekafiran, padahal bukti-bukti dan tanda-tanda

kebesaran-Nya telah ditampakkan di hadapan mereka. Firman Allah,

“Dan demikianlah Kami menurunkan Al Quran dalam bahasa Arab, dan Kami

telah menerangkan dengan berulang kali, di dalamnya sebahagian dari

ancaman, agar mereka bertakwa atau (agar) Al-Quran itu menimbulkan

pengajaran bagi mereka” (QS. Thaahaa: 113)

Allah swt. juga berfirman,

Page 8: Al Islam Asli

“Sesungguhnya orang-orang yang kafir baik harta mereka maupun anak-anak

mereka, sekali-kali tidak dapat menolak azab Allah dari mereka sedikitpun” (QS.

Ali ‘Imraan: 116)

Lihatlah bahwa azab yang diturunkan oleh Allah subhanahu wa ta’ala tidak

dapat ditahan, baik oleh harta ataupun sanak saudara kita. Demi Allah, saat

azab itu telah sampai pada kita, tidak ada tangan-tangan yang sanggup

menahannya, baik tangan manusia, jin, ataupun malaikat. Jangan sampai kita

menjai seperti Fir’aun yang baru bertaubat saat ajal di depan mata, dimana

Allah subhanahu wa ta’ala telah menutup pintu ampunan-Nya. Semoga kita

bukan termasuk orang yang diberi adzab di dunia ataupun di akhirat.

3. Sakit adalah Cinta

Telah dijelaskan sebelumnya bahwa Allah subhanahu wa ta’ala senantiasa

menguji hamba-hambaNya untuk menilai siapa yang memang benar-benar

memiliki ketulusan iman. Siapa di antara hamba-hambaNya yang sabar, yang

sanggup bertahan, baik dalam susah maupun senang. Inilah golongan yang

dirahmati Allah subhanahu wa ta’ala. Para shahabat berkata saat golongan ini

sedang ditimpa sakit, “Demam sehari dapat menghapuskan dosa setahun”.

Imam Ibn Qayyim al-Jawziyyah dalam Ath Thibb An Nabawi menafsirkan riwayat

atsar ini dalam dua pengertian. Pertama, bahwa demam itu meresap ke seluruh

anggota tubuh dan sendi-sendinya. Sementara jumlah tiap sendi-sendi tubuh

ada 360. Maka, demam itu dapat menghapus dosa sejumlah sendi-sendi

tersebut, dalam satu hari.

Kedua, karena demam itu dapat memberikan pengaruh kepada tubuh yang

tidak akan hilang seratus persen dalam setahun. Sebagaimana Sabda Nabi

shallallahu ‘alayhi wa sallam, “Barangsiapa meminum minuman keras, maka

shalatnya tidak akan diterima selama empat puluh hari.” Karena pengaruh

minuman keras tersebut masih tetap ada dalam tubuhnya, pembuluh nadi, dan

Page 9: Al Islam Asli

anggota tubuh lainnya selama empat puluh hari. Wallahu a’lam. Beliau

mengakhiri perkataannya.

Hal tersebut dapat dipahami dan diterima walaupun beliau (Imam Ibn al-

Qayyim) masih belum mengetahui kedudukan atsar tersebut, karena kita

senantiasa mengingat do’a yang seringkali diucapkan oleh Rasulullah shallallahu

‘alayhi wa sallam saat beliau menjenguk orang sakit. Beliau shallallahu ‘alayhi

wa sallam senantiasa mengucapkan, “Laa ba’sa thahuurun, insya Allahu ta’ala”

Tidak mengapa, insya Allah menjadi pembersih (atas dosa-dosamu). Inilah yang

dimaksud bahwa Islam memandang sakit bisa bermakna cinta. Cinta dari Sang

Ilahy agar hambaNya tidak mendapatkan azab di akhirat, maka Dia

membersihkan segala noda dan dosanya di dunia. Ma syaa Allah.

Rasulullah shallallahu ’alayhi wasallam pernah bersabda : ”Sesungguhnya

besarnya pahala (balasan) sangat ditentukan oleh besarnya cobaan. Dan jika

sekiranya Allah mencintai suatu kaum, maka Dia akan menguji dan memberikan

cobaan kepada mereka”. (HR. Tirmidzi dan Baihaqi).

Dari Abdullah ibn Mas’ud radhiyallahu ’anhu diriwayatkan bahwa ia

menceritakan: Rasulullah shallallahu ’alayhi wasallam bersabda : ”Setiap

muslim yang terkena musibah penyakit atau yang lainnya, pasti akan Allah

hapuskan berbagai kesalahnnya, seperti sebuah pohon meruntuhkan daun-

daunya.” (HR. Muslim)

Dari Abu Hurayrah radhiyallahu ’anhu diriwayatkan bahwa Rasulullah

shallallahu ’alayhi wasallam bersabda : ”Cobaan itu akan selau menimpa

seorang mukmin dan mukminah, baik pada dirinya, pada diri anaknya ataupun

pada hartanya, sehingga ia bertemu dengan Allah tanpa dosa sedikit pun.” (HR.

Tirmidzi)

Begitu pula, Rasulullah shallallahu ’alayhi wasallam bersabda : ”Tiadalah

kepayahan, penyakit, kesusahan, kepedihan dan kesedihan yang menimpa

Page 10: Al Islam Asli

seorang muslim sampai duri di jalan yang mengenainya, kecuali Allah

menghapus dengan itu kesalahan – kesalahannya”. (HR. Bukhari dan Muslim)

Seorang wanita datang menemui Nabi shallallahu ’alayhi wasallam, ia berkata :

”Saya mengidap penyakit epilepsi dan apabila penyakitku kambuh, pakaianku

tersingkap. Berdoalah kepada Allah untuk diriku”. Rasulullah shallallahu ’alayhi

wasallam bersabda : ”Kalau engkau bersabar, engkau mendapatkan jannah.

Tapi kalau engkau mau, aku akan mendoakan agar engkau sembuh”. Wanita itu

berkata : ”Aku bersabar saja”. (HR. Bukhari dan Muslim)

Dari Abu Musa Al-Asy’ari radhiyallahu ‘anhu diriwayatkan bahwa ia

menceritakan: Rasulullah shallallahu ’alayhi wasallam bersabda :” Kalau

seorang hamba sakit atau sedang bepergian, pasti Allah akan menuliskan

baginya pahala seperti saat ia mengamalkan ibadah di masa masih sehat dan

sedang bermukim.” (HR. Bukhari)

Syaikh Al Faqih Muhammad ibn Shalih Al-‘Utsaymin rahimahullah berkata:

”Apabila engkau ditimpa musibah maka janganlah engkau berkeyakinan bahwa

kesedihan atau rasa sakit yang menimpamu, sampaipun duri yang mengenai

dirimu, akan berlalu tanpa arti. Bahkan Allah akan menggantikan dengan yang

lebih baik (pahala) dan menghapuskan dosa-dosamu dengan sebab itu.

Sebagaimana pohon menggugurkan daun-daunnya.”

Hendaklah kita bersabar dan ridha terhadap sakit yang menimpa kita. Dengan

bersabar, kita akan mendapatkan apa yang dijanjikan Allah terhadap orang yang

bersabar : “Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang

dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” (QS. Az-Zumar: 10)

Selain itu, Imam Ibn Qayyim al-Jawziyyah berpendapat bahwa sakit, khususnya

demam, sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia. Karena, menurutnya,

orang yang sedang demam akan meninggalkan makanan yang buruk dan

kemudian beralih kepada makanan yang baik-baik. Ia pun akan mengonsumsi

obat-obatan yang bermanfaat bagi tubuh. Hal ini tentu akan membantu proses

Page 11: Al Islam Asli

pembersihan tubuh dari segala macam kotoran dan kelebihan yang tidak

berguna. Sehingga prosesnya mirip api terhadap besi yang berfungsi

menghilangkan karat dari inti besi. Proses seperti ini sudah dikenal di kalangan

medis. Karenanya tidak heran jika Abu Hurayrah radhiyallahu ‘anhu pernah

berkata, “Tidak ada penyakit yang menimpaku yang lebih aku sukai daripada

demam. Karena demam merasuki seluruh organ tubuhku. Sementara Allah akan

memberikan pahala pada setiap organ tubuh yang terkena demam.”

Pengobatan menurut Al – Qur’an

Berikut ini sebagian obat-obat alami dalm Al Qur’an adalah sebagai berikut :

1. Madu

Allah Ta’ala berfirman,”Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang

bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan

bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat

tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang memikirkan” (QS. An Nahl : 69)

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,”Kesembuhan itu ada pada

tiga hal, yaitu dalam pisau pembekam, meminumkan madu, pengobatan

dengan besi panas (kayy). Dan aku melarang ummatku melakukan pengobatan

dengan besi panas” (HR. al Bukhari no. 5681)

Dalam sebuah riwayat lain disebutkan,”Alaykum bisy syifaa-ayna al ‘asali wal

qur-aani” yang artinya “Hendaknya kalian menggunakan dua macam obat,

madu dan al Qur’an” (HR. Ibnu Majah dan al Hakim dalam Shahih-nya, beliau

berkata, Hadits ini shahih sesuai dengan sistem periwayatan al Bukhari dan

Muslim, dan disetujui oleh adz Dzahabi. Dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu

‘anhu secara marfu’)

Imam Ibnu Qayyim al Jauziyah mengatakan, “Madu memiliki banyak khasiat.

Madu dapat membersihkan kotoran yang terdapat pada usus, pembuluh darah,

dapat menetralisir kelembaban tubuh, baik dengan cara dikonsumsi atau

Page 12: Al Islam Asli

dioleskan, sangat bermanfaat untuk lanjut usia dan mereka memiliki keluhan

pada dahak atau yang metabolismenya cenderung lembab dan dingin” (Metode

Pengobatan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, hal. 42-43)

Manfaat dari Madu:

- Meningkatkan pertumbuhan bakteri yang menguntungkan serta

menghambat bakteri yang merugikan.

- Memperbaiki dan melindungi sistem pencernaan.

- Membantu memperlancar buang air besar, sehingga dapat membantu

mengatasi konstipasi/sembelit.

- Melindungi lambung dari risiko terjadinya iritasi yang disebabkan karena

mengonsumsi minuman beralkohol dan obat-obatan tertentu.

- Membantu penyerapan kalsium.

- Sebagai antioksidan.

- Sebagai sumber energi yang baik.

- Aman untuk penderita diabetes

- Mempercepat penyembuhan luka

2. Habbatussauda (Jinten Hitam)

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,”Sesungguhnya di dalam

habbatus sauda (jinten hitam) terdapat penyembuh bagi segala macam

penyakit kecuali kematian” (HR. al Bukhari no. 5688 dan Muslim no. 2215, ini

lafazhnya Muslim, dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu)

Imam Ibnu Qayyim al Jauziyah berkata : ‘Jinten hitam memiliki banyak sekali

khasiat. Arti sabda Nabi, “obat dari segala jenis penyakit“, seperti firman Allah,

“Menghancurkan segala sesuatu dengan perintah Rabb-nya“, yakni segala

sesuatu yang bisa hancur. Banyak lagi ungkapan-ungkapan sejenis. Jinten

hitam memang berkkhasiat mengobati segala jenis penyakit dingin, bisa juga

Page 13: Al Islam Asli

membantu kesembuhan berbagai penyakit panas karena faktor temporal’

(Metode Pengobatan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, hal. 365)

Manfaat habbatussauda :

- Menguatkan sistem kekebalan

- Meningkatkan kekebalan tubuh

- Meningkatkan daya ingat, konsentrasi dan Kewaspadaan

- Menetralkan Racun dalam Tubuh

- Mengatasi gangguan Tidur dan Stress

- Anti Histamin

- Memperbaiki saluran pencernaan dan anti bakteri

- Melancarkan Air Susu Ibu

- Tambahan Nutrisi Pada Ibu Hamil dan Balita

- Anti Tumor

3. Air Zam-Zam

Dari Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam

bersabda,”Air zam-zam itu penuh berkah. Ia makanan yang mengeyangkan

(dan obat bagi penyakit)” (HR. Muslim IV/1922, yang terdapat di dalam kurung

adalah menurut riwayat al Bazzar, al Baihaqi dan ath Thabari dan sanadnya

shahih, lihat Majma’uz Zawaa-id III/286)

Imam Ibnu Qayyim rahimahullah menceritakan pengalamannya berkaitan

dengan cara menyembuhkan penyakitnya dengan air zam-zam yang

dikombinasikan dengan metode ruqyah dari al Qur’an ini,’Pada suatu ketika aku

pernah jatuh sakit, tetapi aku tidak menemukan seorang dokter atau obat

penyembuh. Lalu aku berusaha mengobati dan menyembuhkan diriku dengan

surat al Fatihah, maka aku melihat pengaruh yang

sangat menakjubkan.Aku ambil segelas air zamzam dan membacakan padanya

surat al Faatihah berkali-kali, lalu aku meminumnya hingga aku mendapatkan

Page 14: Al Islam Asli

kesembuhan. Selanjutnya aku bersandar dengan cara tersebut dalam

mengobati berbagai penyakit dan aku merasakan manfaat yang sangat

besar.Kemudian aku beritahu kepada orang banyak yang mengeluhkan suatu

penyakit dan banyak dari mereka yang sembuh dengan cepat’ (Zaadul Ma’aad

IV/178 dan al Jawaabul Kaafi hal. 23)

Keyakinan bahwa air zam-zam penuh berkah serta sabda Rasulullah SAW

mengenai manfaat zam-zam telah terbukti secara ilmiah. Berdasarkan beberapa

penelitian, ditemukan bahwa selain air zam-zam tidak berbau sebagai salah satu

indikator air sehat, air tanah suci ini juga terbukti memiliki kandungan mineral

kalsium, magnesium dan fluorida yang tinggi.

Kandungan kalsium dan magnesium air zam-zam apabila dibandingkan dengan

air konsumsi yang biasa kita minum relatif jauh lebih tinggi. Kalsium di dalam

tubuh berfungsi dalam pembentukan tulang dan gigi. Selain itu juga berperan

penting di dalam reaksi pembekuan darah, di mana reaksi ini sangat diperlukan

selama proses penutupan luka dan penghentian aliran darah saat terjadi

pelukaan. Manfaat kalsium yang lain adalah sebagai media untuk terjadinya

respon hormonal dan juga berfungsi sebagai salah satu katalisator kerja enzim.

Untuk ibu hamil dan menyusui, keberadaan kalsium dalam nutrient yang

dikonsumsi sangat membantu pembentukan otak, tulang serta sel-sel darah

merah di dalam tubuh janin yang dikandungnya. Kalsium juga memiliki peran

yang sangat besar untuk menurunkan tekanan darah, serta memiliki

kemampuan mengikat kolesterol. Sehingga diet yang mengandung kalsium

sangat menguntungkan.

Adapun magnesium merupakan mineral prima pengikat ion fosfat di dalam

tubuh. Mineral magnesium yang berikatan dengan fosfat ini berperan di dalam

proses metabolisme yang menghasilkan tenaga. Kebutuhan akan magnesium di

dalam tubuh individu berkisar antara 300 sampai 450 mg/hari. Kekurangan

magnesium dapat menimbulkan terjadinya kelelahan yang bersifat kronis,

Page 15: Al Islam Asli

kekurangan energi, menurunnya respon imun baik seluler maupun humoral di

mana respon imun tersebut sangat utama di dalam perlindungan tubuh

terhadap penyakit, akibat luas dari kekurangan magnesium terhadap tubuh

adalah kerentanan tubuh terhadap serangan penyakit. Selain itu defisiensi

magnesium juga dapat memicu terjadinya stress.

Ion fluor merupakan salah satu ion penting yang mempunyai peranan sebagai

antibiotik. Oleh karena itu sebagian besar produk pasta gigi mengedepankan

adanya kandungan fluorida di dalam kemasannya yang difungsikan untuk

menangkis timbunan bakteri penyebab plak gigi.

Air zam-zam yang terbukti mempunyai kandungan fluorida yang cukup tinggi

sudah pula diteliti kemampuannya menekan pertumbuhan koloni bakteri yang

sengaja dibiakkan pada media penumbuh bakteri. Kerja fluorida sebagai

antimikroba ini didasari oleh kemampuan senyawa ini di dalam menghambat

kerja enolase, yaitu suatu enzim glikolitik yang mengubah 2-fosfogliserat

menjadi fosfoenolpiruvat. Enzim ini merupakan enzim yang berperan di dalam

metabolisme pertumbuhan mikroba secara umum.

Berdasarkan berbagai pembuktian-pembuktian tersebut di atas, menunjukkan

bahwa betapa besarnya manfaat air zam-zam bagi kesehatan tubuh kita.

4. Minyak Zaitun

Allah Ta’ala berfirman,“.. yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang

banyak berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah Timur

(sesuatu) dan tidak pula di sebelah Barat” (QS. An Nur : 35)Dari Abu Hurairah

radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,”Makanlah

oleh kalian minyak (zaitun) dan poleskan dengannya, karena sesungguhnya

minyak (zaitun) itu dari pohon yang diberkahi” (HR. Ahmad III/497, at Tirmidzi

no. 1851 dan Ibnu Majah no. 3319, dishahihkan oleh Syaikh al Albani dalam

Shahiih at Tirmidzi II/166).

Page 16: Al Islam Asli

Manfaat Minyak Zaitun :

- Mengurangi kolesterol berbahaya tanpa mengurangi kandungan

kolesterol yang bermanfaat.

- Mengurangi risiko penyumbatan (trombosis) dan penebalan

(ateriosklerosis) pembuluh darah.

- Mengurangi pemakaian obat-obatan penurun tekanan darah tinggi.

- Mengurangi serangan kanker.

- Melindungi dari serangan kanker payudara.

- Menurunkan risiko kanker rahim sampai 26%.

- Penggunaan minyak zaitun sebagai krim kulit setelah berenang

melindungi terjadinya kanker kulit (melanoma)

- Berpengaruh positif melindungi tubuh dari kanker lambung dan

mengurangi risiko tukak lambung.

- Mengandung lemak terbaik yang seharusnya dikonsumsi manusia seperti

yang terdapat dalam ASI.

- Penggunaan sebagai minyak rambut mampu membunuh kutu dalam

waktu beberapa jam saja.

C. Macam – macam pengobatan yang pernah dilakukan oleh Nabi SAW.

Rasulullah SAW, suri tauladan seluruh aspek kehidupan mausia, termasuk dalam

memelihara kesehatan, dan mengoabati penyakit. Allah SWT

berfirman, “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah suri tauladan yang

baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan

(kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (QS. Al-Azhab:21)

Dalam hadits Abdullah bin Mas’ud, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam

bersabda:

Page 17: Al Islam Asli

“Tidaklah seorang muslim ditimpa gangguan berupa sakit atau lainnya,

melainkan Allah menggugurkan kesalahan-kesalahannya sebagaimana pohon

menggugurkan daun-daunnya.” (HR. Al-Bukhari no. 5661 dan Muslim no. 6511)

Sungguh Allah Maha Adil. Tak hanya penyakit, Allah SWT pun menciptakan obat

dari penyakit tersebut. Maka setiap penyakit itu selalu ada obatnya.

Sebagaimana sabda Rasulullah dalam hadits Abu Hurairah :

“Tidaklah Allah menurunkan penyakit kecuali Dia turunkan untuk penyakit itu

obatnya.” (HR. Al-Bukhari no. 5678)

Dalam era teknologi yang semakin canggih ini, ilmu pengobatan kian makin

maju pesat. Tetapi masih saja dijumpai orang yang menderita sakit, bahkan

jumlah penyakit semakin banyak. Inilah ketentuan Allah yang berlaku, dan tidak

sesuatu pun yang mengubahnya.

Ibnu Sina mengemukakan bahwa pengobatan dibagi menjadi dua jenis, yaitu

teori dan praktik. Pengobatan secara teoritis adalah bagian pengobatan yang

hanya memberikan penjelasan dari segi ilmu-ilmu tentang pendapat berbagai

ilmuwan tanpa langsung memberi pengaruh dalam bidang praktis. Sedangkan

pengobatan secara praktik adalah pengobatan yang berhubungan dengan ilmu

cara melakukan suatu tindakan pengobatan dan perawatan.

Jenis pengobatan secara praktik dibagi menjadi dua:

Ilmu kesehatan, yakni cara mempertahankan kesehatan atau menjaga

tubuh selalu tetap sehat.

Ilmu perawatan, yakni mengenai bagaimana mengembalikan kondisi

tubuh dari keadaan sakit ke kondisi sehat.

Thibbun Nabawi ialah pengobatan cara nabi. Ciri khas dari pengobatan ini

bersifat ilahiah dan alamiah. Sesuai dengan konsep Islam yang bersifat fitrah,

dari mulai aqidah, ibadah, muamalah demikian juga dalam pengobatannya.

Seperti yang disebutkan oleh DR. Ja’far Khadem Yamani, Syari’ah Islam yang

dibawa Nabi SAW terkandung nilai-nilai ath thib (kedokteran) yang murni dan

Page 18: Al Islam Asli

tinggi. Karena prinsip dari syaria’ah Islam ialah membawa maslahat umat

manusia pada masa sekarang dan yang akan datang.

Ada tiga metode pengobatan yang diajarkan Rasulullah saw, yaitu:

1) Pengobatan Ilahiah; pasien memanjatkn doa kepada Allah Swt untuk

memohon kesembuhan karena semua penyakit datangnya dari Allah Swt dan

kesembuhan semata-mata karena Allah Swt.

2) Metode ilmiah; berdasarkan ilmu pengetahuan. Pada zaman Rasulullah

saw., metode ilmiah yang terkenal adalah bekam. Bekam (al hijamah) adalah

pengobatan yang dilakukan dengan cara membuang darah kotor yang

menyebabkan timbulnya berbagai penyakit, membuang racun dalam tubuh

yang menjadi sumber berbagai penyakit, meluruskan tulang belakang sehingga

gangguan kesehatan dapat diminimalkan serta membersihkan dan

menyeimbangkan suhu dalam tubuh agar terjadi harmonisasi yang

menyebabkan seseorang dapat hidup sehat. Pengobatan dengan bekam kini

sudah dikembangkan sesuai kemajuan teknologi dan manfaatnya sudah diakui

oleh para dokter di rumah sakit.

3) Metode alamiah; menggunakan herbal atau tanaman obat sebagai

pengobatan. Salah satu obat yang dianjurkan Rasulullah saw adalah madu.

Rasulullah saw bersabda, “Hendaklah kalian menggunakan dua macam obat,

yaitu madu dan Al Quran.”

Metode Pengobatan Ilahiah

1. Mengobati penyakit dengan al-Qur’an

Menurut Imam Ibnul Qayyim al Jauziyah dalam kitabnya at Thibun Nabawy

bahwa penyakit itu digolongkan dua jenis, yakni penyakit batin dan penyakit

lahir (fisik). Penyakit batin adalah penyakit yang berkaitan dengan jauhnya batin

(hati) seseorang dari Allah swt. Penyakit ini menyerang unsur ruh manusia;

seperti kesurupan. Pengobatan penyakit ini adalah dengan al-Qur’an (ibadah,

Page 19: Al Islam Asli

doa, ruqyah, syar’iyah. Sedangkan yang kedua, adalah penyakit lahir (fisik).

Penyakit ini obatnya adalah dengan obat-obatan yang sesuai dengan al-Qur’an.

2. Ruqyah

Ruqyah atau yang kita kenal dengan jampi-jampi merupakan salah satu cara

pengobatan yang pernah diajarkan Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammmad

SAW. Ketika Rasullulloh sakit maka datang Malaikat Jibril mendekati tubuh

beliau yang sangat indah kemudian Jibril membacakan salah satu doa sambil

ditiupkan ketubuh Nabi, seketika itu Beliau sembuh. inilah doanya ”BismIlahi

arqiika minkulli syai-in yu’dziika minsyarri kulli nafsin au-ainiasadin Alloohu

yasyfiika bismIlahi arqiika “. Ada tiga cara yang dilakukan Nabi dalam Ruqyah:

a. Nafats

Nafats yaitu membaca ayat Al Qur’an atau doa kemudian di tiupkan pada kedua

telapak tangan kemudian di usapkan keseluruh badan pasien yang sakit.Dalam

satu riwayat bahwasanya Nabi Muhammmad SAW apabila beliau sakit maka

membaca “Al-muawwidzat” yaitu tiga surat Al Qur’an yang di awali dengan kata

”A’udzu” Yaitu : surat An Nas, Al Falaq dan Al Ikhlas kemudian di tiupkan pada

dua telapak tangannya lalu di usapkan keseluruh badan.

b. Air liur yang di tempelkan pada tangan kanannya

Di riwayatkan oleh Bukhari-Muslim : Bahwasanya Nabi Muhammad SAW apabila

ada manusia tergores kemudian luka ,maka beliau membaca doa kemudian air

liurnya ditempelkan pada tangan kanannya, lalu diusapkan pada luka orang

itu.Inilah doanya. “ALLAHUMMA ROBBINNAS ADZHABILBAS ISYFI ANTASY-

SYAFII LAA SYIFA-A ILLA SYIFA-UKA LAA YUGODIRU SAQOMAN “.

c. Meletakkan tangan pada salah satu anggota badan

Nabi Muhammad SAW pernah memerintahkan Utsman bin Abil Ash yang

sedang sakit dengan sabdanya: ” Letakkanlah tangan mu pada anggota badan

yang sakit kemudian bacalah “Basmalah 3x dan A’udzu bi-izzatillah waqudrotihi

minsyarrima ajidu wa uhajiru 7x”

Page 20: Al Islam Asli

3. Doa Mukjizat

Banyak do’a-do’a untuk kesembuhan yang di ajarkan oleh Nabi Muhammad

SAW kepada umat-Nya.Antara lain : ”Allahumma isyfi abdaka yan-ulaka

aduwwan aw yamsyi laka ila sholaah.”

Metode Pengobatan Ilmiah :

1. Berobat Dengan Air

Sebelum meninggal Rasulullah saw. Mengalami demam terus menerus.

Rasulullah saw. Menggunakan air untuk menyembuhkannya.

Terdapat pula kisah dalam riwayat Abu Nu’ai , dari hadis Anas dan

memarfu’kannya, “jika salah seorang diantara kalian terkena demam, maka

hendaklah ia diguyur air dingin selama tiga hari pada waktu sahur.”

2. Bekam

Dalam Sahih Al-Bukhari diriwayatkan dari Said bin Jubair, dari Ibnu Abbas, dari

Nabi SAW:

“Kesembuhan itu ada tiga, dengan meminumkan madu (bisyurbata ‘asala),

sayatan pisau bekam (syurtotha mihjan), dan dengan besi panas (kayta naar)

dan aku melarang umatku melakukan pengobatan dengan besi panas.”

Jabir mengisahkan, suatu hari ada seorang wanita Yahudi dari penduduk Khaibar

memasukan racun ke dalam daging domba panggang. Rasulullah saw. Pun

mengambil bagian kaki dan memakannya sebagian. Beberapa sahabat ikut

memakannya. Namun tidak lama kemudian Rasulullah saw bersabda, “Lepaskan

tangan kalian!”

Rasulullah saw. segera megirim utusan untuk mengambil wanita Yahudi itu.

Rasulullah bersabda, “Rupanya kamu telah mercuni domba ini.”

Lantas wanita Yahudi itu bertanya, “siapa yang memberitahumu?”

Beliau menjawab, “ Bagian kaki domba inilah yang memberitahukan kepadaku.”

Selajutnya wania Yahudi itu berujar,” Memang aku telah meracuninya. Dalam

hatiku berkata, kalau Nabi Muhammad itu seorang Nabi, maka racun itu tidak

Page 21: Al Islam Asli

akan membahayakan dirinya. Akan tetapi jika ia tidak seorang nabi, maka kami

dapat merasa tenang.”

Rasulullah saw. Memaafkan wanita Yahudi itu dan tidak memberikan hukuman

kepadanya. Akan tetapi beberapa sahabat yang terlanjur memakan daging

tersebut ada yang meniggal. Oleh karena itu Rasulullah pun ikut memakan

daging tersebut, Rasulullah saw. segera melakukan pengobatan dengan bekam

pada bagian pundaknya. Orang yang mengobati beliau adalah Abu Hindun,

seorang budak milik Bani Bayadhah dari kalangan Anshar, dengan menggunakan

tulang tanduk dan mata pisau.

Racun dapat diobati dengan cara mengeluarkannya menggunakan penangkal

yang tepat untuk menetralkan efeknya. Jika tidak ada obat atau penangkalnya

harus dikeluarkan racun secara menyeluruh dengan memuntahkan isi perutnya.

Namun metode yang paling baik untuk menghilangkan racun adalah bekam

terutama bagi yang tinggal di daerah panas atau beriklim panas.

Bekam adalah istilah bahasa Indonesia yang berarti “membuang darah” . Dalam

bahasa Arab disebut Al Hijamah, sedangkan dalam bahasa Inggris disebut

“cupping”. Tubuh yang sehat, pikiran yang sehat dan hati yang bersih adalah

faktor penting dalam hidup seorang hamba dalam melaksanakan tanggung

jawabnya terutama optimalisasi ibadah kepada Allah SWT. Tetapi jika kotoran

toksid (racun) dalam badan, hal ini yang menyebabkan statis darah

(penyumbatan darah) bahkan diantara penyebab terjadinya penyakit; dimana

sistem darah tidak berjalan dengan lancar. Keadaan ini sedikit demi sedikit akan

mengganggu kesehatan baik itu fisik ataupun mental seseorang. Kita akan

merasa malas, murung, selalu merasa kurang sehat (tidak fit), cepat bosan dan

cepat naik pitam/darah (marah).

Statis darah harus dikeluarkan melalui berbagai macam cara, sayangnya obat-

obatan alopati tidak mampu bertindak demikian. Namun dengan terapi bekam

hal itu sangat memungkinkan untuk mengeluarkan toksid-toksid itu dengan

Page 22: Al Islam Asli

cepat agar badan kita tidak lemah dan diserang penyakit. Darah yang diambil

dengan Al Hijamah ialah darah yang berada dibawah lapisan jaringan kulit,

kapiler, bukan pembuluh pena apalagi arteri. Karena kulit merupakan jaringan

terbesar yang ada pada diri manusia yang disanalah beradanya sisa-sia toksid

dalam darah.

Metode Pengobatan Alamiah :

1. Dengan Memakai Madu

2. Pengobatan dengan jintan hitam

D. Perbandingan Ilmu Kesehatan Modern dan Pengobatan Cara Nabi

Pada masa sekarang ini telah banyak orang yang melupakan atau mungkin

belum mengenal Thibbun Nabawi. Pengertian Thibbun Nabawi sendiri yaitu

metode pengobatan yang dijelaskan oleh Nabi Muhammad SAW kepada orang

yang mengalami sakit tentang apa yang beliau ketahui berdasarkan wahyu yang

diterimanya.

(Aiman bin ‘Abdul Fattah, 2005 : 102).

Nabi Muhammad SAW memberi petunjuk tentang cara mengobati dirinya

sendiri, keluarga dan para sahabatnya. Jenis obat yang digunakan Rasulullah

SAW dan para sahabatnya tidak berupa campuran kimia (eqrabadzain).

Sebagian besar obat mereka adalah makanan sehat non kimiawi. Mungkin,

mereka menambahkan bahan lain untuk membuat obat terasa lebih enak.

Pengobatan Nabi memiliki unsur ilahiyah. Unsur ini membuat perbandingan

antara pengobatan Nabi dengan pengobatan dokter, mirip dengan

perbandingan antara pengobatan dokter dengan pengobatan tradisional. Para

ahli kesehatan terbaik mengakui fakta ini. Ilmu kesehatan yang dokter kuasai

merupakan hasil dari analogi, eksperimentasi, ilham/wangsit, visi dan hipotesis.

Page 23: Al Islam Asli

Sebagian di antara para dokter menyatakan bahwa ilmu pengetahuan dipelajari

lewat dunia binatang.

Ilmu kedokteran sebagaimana yang dikemukakan diatas tak sebanding dengan

wahyu yang diturunkan Allah SWT kepada para utusan-Nya. Wahyu tersebut

memberi informasi kepada Rasulullah tentang apa yang bermanfaat dan apa

yang tidak berbahaya. Membandingkan pengobatan para dokter dengan wahyu

Ilahi ibarat membandingkan ilmu mereka dengan ilmu yang diwahyukan kepada

Rasulullah SAW. Para Nabi memberi kita pengobatan yang tidak dapat dipahami

atau dicapai oleh para dokter melalui eksperimen, hipotesis dan teori, yaitu :

1. Pengobatan dengan memperkuat hati.

2. Tawakal kepada Allah swt.

3. Mencari perlindungan.

4. Bersikap rendah hati.

5. Memohon kepada-Nya.

6. Beramal saleh.

7. Berdo’a kepada Allah swt.

8. Bertobat dan memohon ampunan Allah swt.

9. Melakukan kebaikan.

10. Membantu mereka yang sangat membutuhkan dan menderita.

Pengobatan-pengobatan seperti cara diatas telah diuji coba oleh berbagai

bangsa dan terbukti kemanjurannya. Para dokter tidak pernah berhasil

memberikan resep serupa, baik melalui eksperimen atau observasi ilmiah.

Page 24: Al Islam Asli

Membandingkan obat-obatan Rasulullah dengan obat para dokter bagaikan

membandingkan obat tradisional dengan obat modern.

Sesuai dengan hukum Ilahi, bahwa hati yang terhubung dengan Allah (Pencipta

penyakit dan penyembuhannya serta penguasa segala urusan dan semua orang)

membutuhkan obat khusus, yakni yang tidak dibutuhkan oleh hati yang jauh

dari Tuhan mereka. Jika hati lebih kuat (secara spiritual), ia akan bekerja

mengalahkan penyakit.

Bagaimana mungkin orang dapat menyangkal bahwa, penyembuhan paling

efektif bagi penyakit yang menimpa hati terjadi melalui perasaan senang dan

bahagia ketika mendekatkan diri kepada Tuhan, mencintai dan mengingat-Nya

secara total, mengabdi dan menaruh perhatian kepada-Nya, dan memohon

bantuan-Nya?. Hanya orang-orang bodoh yang mengingkari fakta ini, yaitu

orang-orang yang otaknya tumpul, pemahamannya buruk, serta mereka yang

sangat jauh dari Allah dan dari pengetahuan tentang hakikat manusia.

Page 25: Al Islam Asli

DAFTAR PUSTAKA

http://qurandansunnah.wordpress.com/2009/10/12/tata-cara-pengobatan-

rasulullah-shallallahu-%E2%80%98alaihi-wassalam/

http://alfadhli.wordpress.com/2012/11/02/sakit-dalam-pandangan-islam/

http://keperawatanreligionhardiyantirahayu.wordpress.com/2013/05/21/

metode-pengobatan-menurut-rasulullah-saw/

http://keperawatanreligionnurviananovianti.wordpress.com/2013/05/09/

pengobatan-dokter-vs-pengobatan-nabi/

Page 26: Al Islam Asli

TIMBUN NABAWIUntuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Al –Islam I

Disusun oleh :

- Satria Pangga Bayu A (040)

- Silvitias Elesta (041)

- Sri Rahayu (042)

- Sri Ratna L (043)

- Windi Fitriani (044)

- Yusi Ariyanti A (045)