4
TEKNOLOGI MESTI ISLAMI يَ ا مَ عْ شَ رَ الْ جِ نِّ وْ اَ لِ ي اْ سِ ِ ا نِ اسْ تَ طَ عْ تُ مْ اَ نْ يَ تْ فُ ذُ وْ ا مِ نْ اَ قْ طَ ارِ ش ل اَ ّ مَ اوَ اتِ وَ اْ لأَ رْ ضِ قَ ايْ فُ ذُ وْ ا لأَ يَ تْ فُ ذُ وْ نَ اِ لأَ ّ يِ شُ لْ طَ انٍ : ن م ح ر لا( 33 ) Hai jama'ah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya, kecuali dengan kekuatan (tenaga) . ( QS. Ar-Rhman : 33 ) Ayat di atas merupakan "justifikasi" tentang kepedulian Islam terhadap kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal itu terlihat dari tingginya apresiasi al-Qur'an dengan ungkapan- ungkapan yang menggoda manusia untuk terus bereksplorasi seperti afalâ ta'qilûn, afalâ tubshirûn, afalâ tatafakkarûn dan semacamnya. Di samping banyaknya ayat-ayat kauniyah di dalam kandungannya. Ini memberikan isyarat eksplisit bahwa Islam sangatlah apresiatif dengan ilmu, baik al-'ulûm al-kauniyah dan al-'ulûm al-tanzîliyah. Kata "sulthân" sangatlah multi tafsir. Dalam pengertian ia mencakup keseluruhan kekuatan, tenaga, kemampuan, dan semacamnya. Hal ini pula yang kemudian menyelaraskan perintah al-Qur'an dengan himbauan Rasulullah SAW, bahwa "barang siapa yang menginginkan dunia hendaknya dengan ilmu, barang siapa yang menginginkan akhirat hendaknya dengan ilmu, dan barang siapa yang menginginkan keduanya hendaknya dengan ilmu (al- Hadits) . Dalam konteks teknologi, banyak definisi yang bisa diajukan, antara lain "pengembangan dan aplikasi dari alat, mesin, material, dan proses yang menolong manusia menyelesaikan masalahnya". Teknologi dibuat atas dasar ilmu pengetahuan dengan tujuan untuk mempermudah pekerjaan manusia, bukan sebaliknya. Menurut Iskandar Alisyahbana (1980) Teknologi telah dikenal manusia sejak jutaan tahun yang lalu karena dorongan untuk hidup yang lebih nyaman, lebih makmur dan

Al Ma'Had (Teknologi)

Embed Size (px)

DESCRIPTION

tekno

Citation preview

Page 1: Al Ma'Had (Teknologi)

TEKNOLOGI MESTI ISLAMI

سإنل ا ونج الرشعا مي اوذفن تن أمتعطت اسنإ نوذفن تا الوذفان فضرألا واتاوم السارطق أنم

( 33 )الرحمن : انطلس بالإHai jama'ah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi,

maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya, kecuali dengan kekuatan (tenaga) .(QS. Ar-Rhman : 33)

Ayat di atas merupakan "justifikasi" tentang kepedulian Islam terhadap kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal itu terlihat dari tingginya apresiasi al-Qur'an dengan ungkapan-ungkapan yang menggoda manusia untuk terus bereksplorasi seperti afalâ ta'qilûn, afalâ tubshirûn, afalâ tatafakkarûn dan semacamnya. Di samping banyaknya ayat-ayat kauniyah di dalam kandungannya. Ini memberikan isyarat eksplisit bahwa Islam sangatlah apresiatif dengan ilmu, baik al-'ulûm al-kauniyah dan al-'ulûm al-tanzîliyah. Kata "sulthân" sangatlah multi tafsir. Dalam pengertian ia mencakup keseluruhan kekuatan, tenaga, kemampuan, dan semacamnya. Hal ini pula yang kemudian menyelaraskan perintah al-Qur'an dengan himbauan Rasulullah SAW, bahwa "barang siapa yang menginginkan dunia hendaknya dengan ilmu, barang siapa yang menginginkan akhirat hendaknya dengan ilmu, dan barang siapa yang menginginkan keduanya hendaknya dengan ilmu )al-Hadits( .

Dalam konteks teknologi, banyak definisi yang bisa diajukan, antara lain "pengembangan dan aplikasi dari alat, mesin, material, dan proses yang menolong manusia menyelesaikan masalahnya". Teknologi dibuat atas dasar ilmu pengetahuan dengan tujuan untuk mempermudah pekerjaan manusia, bukan sebaliknya. Menurut Iskandar Alisyahbana )1980( Teknologi telah dikenal manusia sejak jutaan tahun yang lalu karena dorongan untuk hidup yang lebih nyaman, lebih makmur dan lebih sejahtera. Jadi sejak awal peradaban sebenarnya telah ada teknologi, meskipun istilah “teknologi" belum digunakan.

Istilah “teknologi” sendiri berasal dari “techne“ atau cara dan “logos” atau pengetahuan. Jadi secara semantik )lughatan( teknologi dapat diartikan "pengetahuan tentang cara". Yaitu cara melakukan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan bantuan akal dan alat, sehingga seakan-akan memperpanjang, memperkuat, atau membuat lebih ampuh anggota tubuh, pancaindera dan otak manusia.

Adanya teknologi adalah sesuatu yang niscaya. Ia ada berkaitan dengan perkembangan peradaban manusia itu sendiri. Karena ia dengan akalnya ditakdirkan oleh Allah SWT menjadi makhluk dengan penciptaan terbaik )laqad khlaqnâ al-insâna fî ahsani taqwîm/telah Kami ciptakan manusia dalam bentuk yang terbaik(. Akan tetapi Allah juga menaqdirkan manusia sebagai makhluk yang bebas memilih, untuk melakukan sesuatu atau tidak melakukan. Allah SWT cuma menegaskan )hâdzâ shirâthî mustaqîman / inilah jalan-Ku yang lurus(. Artinya apakah teknologi nantinya bermanfaat atau tidak dalam kehidupan manusia akan banyak tergantung kepada kualitas dirinya. Apakah di dalam hatinya ada nilai-nilai iman dan Islam atau justru tertanam nafsu syetan ? Positif atau negatifnya terletak pada the man behind the gun. Sehingga kreasi dan inovasi yang diciptakannya akan banyak terpengaruh oleh kualitas spiritual, intelektual, dan moral. Yang dalam istilah Kurikulum tahun 2013 )kurikulum nasional/kurnas(

Page 2: Al Ma'Had (Teknologi)

ditentukan oleh sikap )religius dan sosial(, pengetahuan, dan keterampilannya secara simultan dan komprehensif. Karena itu, untuk memberikan manfaat positif, kemudahan, dan cara baru bagi kehidupan manusia, maka pembinaan SDM yang sesuai dengan qudrah ilâhiyah dan fitrah insâniyah adalah sesuatu yang mutlak, niscaya, dan wajib 'ain.

Dampak-dampak Negatif  

Harus diakui bahwa ketika teknologi dieksplore tanpa batas dan nilai-nilai humanistis, apalagi berada di tangan-tangan manusia yang jauh dari Tuhan, akan banyak dampak negatif pada peradaban manusia, karena jiwa kapitalistis adalah "musuh bebuyutan" dari jiwa sosialistis. Dampak dan esksis itu antara lain :1. Biaya besar dalam memenuhi hajat teknologi. 2. Kesenjangan antara yang kaya dengan yang miskin akan semakin jauh. 3. Mepermudah pelanggaran Hak Kekayaan Intelektual )HKI( karena akses yang mudah ke

aneka data.4. Orang cenderung plagiatis )suka meniru( dan curang.5. Manusia lebih suka berfikir instan dan jangka pendek6. Kemampuan berkonsentrasi sangat singkat atau pendek7. Tingkat kebocoran dalam berbagai konsep tes sangat tinggi8. Penyalahgunaan dalam tindak pidana menjadi luas tak terbatas )administrasi maupun

geografis(9. Akses internet yang beraneka macam bentuk )audio dan video(, sulit dikontrol oleh semua

orang )guru, orang tua, teman, dan lainnya(.

Dampak-dampak Positif  

Di samping dampak negatif, semua cipta dan karsa manusia pasti mempunyai sisi-sisi positif sebagai dampak dari nilai-nilai ketuhanan yang melekat pada semua makhluk Tuhan, termasuk dalam hal ini penciptaan teknologi oleh manusia. Dampak-dampak positif itu antara lain :1. Internet menjadi style dalam peradaban manusia.2. Pencarian kebutuhan dalam berbagai dimensi kehidupan )pendidikan, ekonomi, politik, sosial,

budaya, dll.( sangat cepat dan mudah3. Media menambah wawasan, informasi, dan pengetahuan4. Penyebaran dan akses informasi dan komunikasi lebih cepat5. Kehidupan manusia serba digital

Namun demikian, semua akses dan ekses dalam teknologi pada dasarnya harus tetap berada dalam koridor "nilai" yang mempunyai keterikatan antara man dan machine. Artinya, bahwa nilai sebuah teknologi ditentukan oleh seberapa besar dan kecilnya ia mempengaruhi proses syariat agama yang menjadi way of life bagi manusia. Pada konteks ini, teknologi harus menjadi media Islami yang selaras dengan rambu-rambu syariat Islam. Tanpa rambu-rambu itu, teknologi akan menerabas ketentuan itu. Contohnya, aplikasi dalam photoshop yang memungkinkan desainer menelanjangi gambar orang yang sedang ia edit.

Page 3: Al Ma'Had (Teknologi)

Penyelarasan antara teknologi dan syariah seperti itu harus menjadi Islamic worldview )pola pandang Islami( bagi manusia sebagai subjek dan teknologi )objek( agar kehendak karsa yang kemudian melahirkan cipta betul-betul mendatangkan nilai positif bagi peradaban manusia.