24
Laporan Kasus REHABILITASI MEDIK PADA PENDERITA LOW BACK PAIN ET CAUSA MEKANIK Oleh : Shalawaty 13014101085 Pembimbing : dr. Anne Suryani BAGIAN ILMU KEDOKTERAN FISIK DAN REHABILITASI MEDIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SAM RATULANGI RSUP PROF.DR.R.D.KANDOU MANADO 2014

alalalalalalalal Edit 2

Embed Size (px)

DESCRIPTION

jjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjndvsdvsdnvsjdv nasdvn

Citation preview

  • Laporan Kasus

    REHABILITASI MEDIK PADA PENDERITA LOW BACK

    PAIN ET CAUSA MEKANIK

    Oleh :

    Shalawaty

    13014101085

    Pembimbing :

    dr. Anne Suryani

    BAGIAN ILMU KEDOKTERAN FISIK DAN REHABILITASI MEDIK

    FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SAM RATULANGI

    RSUP PROF.DR.R.D.KANDOU

    MANADO

    2014

  • PENDAHULUAN

    Hampir semua orang pernah mengalami nyeri pinggang, hal ini menunjukkan

    seringnya gejala ini dijumpai pada masyarakat. Sakit pinggang merupakan

    keluhan banyak penderita yang berkunjung ke dokter. Yang dimaksud dengan

    istilah sakit pinggang bawah ialah nyeri, pegal linu, ngilu, atau tidak enak

    didaerah lumbal berikut sacrum. Dalam bahasa inggris disebut dengan istilah Low

    Back Pain (LBP).

    Penyebab LBP bermacam-macam dan multifaktorial; banyak yang ringan,

    namun ada juga yang berat yang harus ditanggulangi dengan cepat dan tepat.

    Mengingat tingginya angka kejadian LBP, maka tidaklah bijaksana untuk

    melakukan pemeriksaan laboratorium yang mendalam secara rutin pada tiap

    penderita. Hal ini akan memakan waktu yang lama, dengan melakukan anamnesis

    dan pemeriksaan fisik yang seksama dan dibantu oleh pemeriksaan laboratorium

    yang terarah, maka penyebab LBP dapat ditegakan pada sebagian terbesar

    penderita

    DEFINISI

    Nyeri pinggang bawah atau low back pain adalah suatu sindroma klinik

    yang ditandai dengan gejala utama rasa nyeri atau perasaan lain yang tidak enak

    didaerah tulang punggung bagian bawah dan sekitarnya.

    Low Back Pain menurut perjalanan kliniknya dibedakan menjadi dua yaitu :

    A. Acute low back pain

    Rasa nyeri yang menyerang secara tiba-tiba, rentang waktunya hanya

    sebentar, antara beberapa hari sampai beberapa minggu. Rasa nyeri ini dapat

    hilang atau sembuh. Acute low back pain dapat disebabkan karena luka traumatic

    seperti kecelakaan mobil atau terjatuh, rasa nyeri dapat hilang sesaat kemudian.

    Kejadian tersebut selain dapat merusak jaringan, juga dapat melukai otot, ligamen

  • dan tendon. Pada kecelakaan yang lebih serius, fraktur tulang pada daerah lumbal

    dan spinal dapat masih sembuh sendiri. Sampai saat ini penatalaksanan awal nyeri

    pinggang akut terfokus pada istirahat dan pemakaian analgesik.

    B. Chronic low back pain

    Rasa nyeri yang menyerang lebih dari 3 bulan atau rasa nyeri yang

    berulang-ulang atau kambuh kembali. Fase ini biasanya memiliki onset yang

    berbahaya dan sembuh pada waktu yang lama. Chronic low back pain dapat

    terjadi karena osteoarthritis, rheumatoidarthritis, proses degenerasi discus

    intervertebralis dan tumor.

    Disamping hal tersebut diatas terdapat juga klasifikasi patologi yang klasik

    yang juga dapat dikaitkan LBP. Klasifikasi tersebut adalah :

    1. Trauma

    2. Infeksi

    3. Neoplasma

    4. Degenerasi

    5. Kongenital

    EPIDEMIOLOGI

    Nyeri pinggang merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penting

    pada semua negara. Besarnya masalah yang diakibatkan oleh nyeri pinggang

    dapat dilihat dari ilustrasi data berikut. Pada usia kurang dari 45 tahun, nyeri

    pinggang menjadi penyebab kemangkiran yang paling sering, penyebab tersering

    kedua kunjungan kedokter, urutan kelima masuk rumah sakit dan masuk 3 besar

    tindakan pembedahan. Pada usia antara 19-45 tahun, yaitu periode usia yang

    paling produktif, nyeri pinggang menjadi penyebab disabilitas yang paling tinggi.

    Di Indonesia, LBP dijumpai pada golongan usia 40 tahun. Secara

    keseluruhan, LBP merupakan keluhan yang paling banyak dijumpai (49 %). Pada

  • negara maju prevalensi orang terkena LBP adalah sekitar 70-80 %. Pada buruh di

    Amerika, kelelahan LBP meningkat sebanyak 68 % antara thn 1971-1981.

    Sekitar 80-90% pasien LBP menyatakan bahwa mereka tidak melakukan

    usaha apapun untuk mengobati penyakitnya jadi dapat disimpulkan bahwa LBP

    meskipun mempunyai prevalensi yang tinggi namun penyakit ini dapat sembuh

    dengan sendirinya.

    PENYEBAB

    Penyebab nyeri pinggang bawah bermacam-macam dan multifaktor. Di antaranya

    dapat disebut :

    1) KELAINAN KONGENITAL

    Kelainan kongenital tidak merupakan penyebab nyeri pinggang bawah yang

    penting. Kelainan kongenital yang dapat menyebabkan nyeri pinggang bawah

    adalah :

    a) Spondilolisis dan spondilolistesis

    Pada Spondilolisis tampak bahwa sewaktu pembentukan korpus vertebrae

    itu ( in utero) arkus vertebra tidak bertemu dengan korpus vertebranya sendiri.

    Pada spondilolistesis korpus vertebrae itu sendiri ( biasanya L5 ) tergeser

    ke depan. Walaupun kejadian ini terjadi sewaktu bayi itu masih berada dalam

    kandungan, namun ( oleh karena timbulnya kelinan-kelainan degeneratif ) sesudah

    berumur 35 tahun, barulah timbul keluhan nyeri pinggang. Nyeri pinggang ini

    berkurang / hilang bila penderita duduk atau tidur. Dan akan bertambah, bila

    penderita itu berdiri atau berjalan. Spondilolitesis dapat mengakibatkan

    tertekuknya radiks L5 sehingga timbul nyeri radikuler.

    b) Spina Bifida

  • Bila di daerah lumbosakral terdapat suatu tumor kecil yang ditutupi oleh

    kulit yang berbulu, maka hendaknya kita waspada bahwa didaerah itu ada

    tersembunyi suatu spina bifida okulta.

    Pada foto rontgen tampak bahwa terdapat suatu hiaat pada arkus spinosus

    di daerah lumbal atau sakral. Karena adanya defek tersebut maka pada tempat itu

    tidak terbentuk suatu ligamentum interspinosum.

    c) Stenosis kanalis vertebralis

    Diagnosis penyakit ini ditegakkan secara radiologis. Walaupun penyakit

    telah ada sejak lahir, namun gejala-gejalanya baru tampak setelah penderita

    berumur 35 tahun.

    Gejala yang tampak adalah timbulnya nyeri radikuler bila si penderita

    jalan dengan sikap tegak. Nyeri hilang begitu penderita berhenti jalan atau bila ia

    duduk. Untuk menghilangkan rasa nyerinya maka penderita lantas jalan sambil

    membungkuk.

    d) Spondylosis lumbal

    Penyakit sendi degeneratif yang mengenai vertebra lumbal dan discus

    intervertebralis, yang menyebabkan nyeri dan kekakuan.

    e) Spondylitis.

    Suatu bentuk degeneratif sendi yang mengenai tulang belakang . ini

    merupakan penyakit sistemik yang etiologinya tidak diketahui, terutama mengenai

    orang muda dan menyebabkan rasa nyeri dan kekakuan sebagai akibat peradangan

    sendi-sendi dengan osifikasi dan ankilosing sendi tulang belakang.

    2) TRAUMA DAN GANGGUAN MEKANIS

  • Trauma dan gangguan mekanis merupakan penyebab utam nyeri pinggang

    bawah. Pada orang-orang yang tidak biasa melakukan pekerjaan otot atau sudah

    lama tidak melakukan kegiatan ini dapat menderita nyeri pinggang bawah yang

    akut. Cara bekerja di pabrik atau di kantor dengan sikap yang salah lama-lama

    nenyebabkan nyeri pinggang bawah yang kronis.

    Patah tulang, pada orang yang umurnya sudah agak lanjut sering oleh

    karena trauma kecil saja dapat menimbulkan fraktur kompresi pada korpus

    vertebra. Hal ini banyak ditemukan pada kaum wanita terutam yang sudah sering

    melahirkan. Dalam hal ini tidak jarang osteoporosis menjadi sebab dasar daripada

    fraktur kompresi. Fraktur pada salah satu prosesus transversus terutama

    ditemukan pada orang-orang lebih muda yang melakukan kegiatan olahraga yang

    terlalu dipaksakan.

    Pada penderita dengan obesitas mungkin perut yang besar dapat

    menggangu keseimbangan statik dan kinetik dari tulang belakang sehingga timbul

    nyeri pinggang.

    Ketegangan mental terutama ketegangan dalam bidang seksual atau

    frustasi seksual dapat ditransfer kepada daerah lumbal sehingga timbul kontraksi

    otot-otot paraspinal secara terus menerus sehingga timbul rasa nyeri pinggang.

    Analog dengan tension headache maka nyeri pinggang semacam ini dapat

    dinamakan tension backache.

    Tidak jarang seorang pemuda mengeluh tentang nyeri pinggang, yang

    timbul karena adanya anggapan yang salah yaitu bahwa karena seringnya

    melakukan onani di waktu yang lampau lantas kini sumsum balakangnya telah

    menjadi kering dan nyeri.

    3. RADANG ( INFLAMASI )

    Artritis rematoid

  • Artritis rematoid dapat melibatkan persendian sinovial pada vertebra. Artritis

    rematoid merupakan suatu proses yang melibatkan jaringan ikat mesenkimal.

    Penyakit Marie-Strumpell

    Penyakit Marie-Strumpell, yang juga dikenal dengan nama spondilitis

    ankilosa atau bamboo spine terutama mengenai pria dan teruta mengenai kolum

    vertebra dan persendian sarkoiliaka. Gejala yang sering ditemukan ialah nyeri

    lokal dan menyebar di daerah pinggang disertai kekakuan ( stiffness ) dan kelainan

    ini bersifat progresif.

    4. TUMOR ( NEOPLASMA )

    Tumor vertebra dan medula spinalis dapat jinak atau ganas. Tumor jinak

    dapat mengenai tulang atau jaringan lunak. Contoh gejala yang sering dijumpai

    pada tumor vertebra ialah adanya nyeri yang menetap. Sifat nyeri lebih hebat dari

    pada tumor ganas daripada tumor jinak. Contoh tumor tulang jinak ialah osteoma

    osteoid, yang menyebabkan nyeri pinggang terutama waktu malam hari. Tumor

    ini biasanya sebesar biji kacang, dapat dijumpai di pedikel atau lamina vertebra.

    Hemangioma adalah contoh tumor benigna di kanalis spinal yang dapat

    menyebabkan nyeri pinggang bawah. Meningioma adalah tumor intradural dan

    ekstramedular yang jinak, namun bila ia tumbuh membesar dapat mengakibatkan

    gejala yang besar seperti kelumpuhan

    5. GANGGUAN METABOLIK

    Osteoporosis akibat gangguan metabolik yang merupakan penyebab

    banyak keluhan nyeri pada pinggang dapat disebabkan oleh kekurangan protein

    atau oleh gangguan hormonal (menopause,penyakit cushing). Sering oleh karena

    trauma ringan timbul fraktur kompresi atau seluruh panjang kolum vertebra

    berkurang karena kolaps korpus vertebra.penderita menjadi bongkok dan

    pendek denga nyeri difus di daerah pinggang.

  • 6. PSIKIS

    Banyak gangguan psikis yang dapat memberikan gejala nyeri pinggang

    bawah.misalnya anksietas dapat menyebabkan tegang otot yang mengakibatkan

    rasa nyeri,misalnya dikuduk atau di pinggang;rasa nyeri ini dapat pula kemudian

    menambah meningkatnya keadaan anksietas dan diikuti oleh meningkatnya

    tegang otot dan rasa nyeri.kelainan histeria,kadang-kadang juga mempunyai

    gejala nyeri pinggang bawah.

    FAKTOR RESIKO

    Faktor resiko nyeri pinggang meliputi usia, jenis kelamin, berat badan,

    etnis, merokok sigaret, pekerjaan, paparan getaran, angkat beban yang berat yang

    berulang-ulang, membungkuk, duduk lama, geometri kanal lumbal spinal dan

    faktor psikososial. Pada laki-laki resiko nyeri pinggang meningkat sampai usia 50

    tahun kemudian menurun, tetapi pada wanita tetap terus meningkat. Peningkatan

    insiden pada wanita lebih 50 tahun kemungkinan berkaitan dengan osteoporosis.

    DIAGNOSA

    1. ANAMNESA

    Beberapa pertanyaan yang dapat diajukan dalam menganamnesa pasien dengan

    kemungkinan diagnosa Low Back Pain.

    1. Apakah terasa nyeri ?

    2. Dimana terasa nyeri ?

    3. Sudah berapa lama merasakan nyeri ?

  • 4. Bagaimana kuantitas nyerinya? (berat atau ringan)

    5. Apa yang membuat nyeri terasa lebih berat atau terasa lebih ringan?

    6. Adakah keluhan lain?

    7. apakah dulu anda ada menderita penyakit tertentu?

    8. bagaimana keadaan kehidupan pribadi anda?

    9. bagaimana keadaan kehidupan sosial anda?

    2. PEMERIKSAAN FISIK

    Pemeriksaan fisik secara komprehensif pada pasien dengan nyeri pinggang

    meliputi evaluasi sistem neurologi dan muskuloskeltal. Pemeriksaan neurologi

    meliputi evaluasi sensasi tubuh bawah, kekuatan dan refleks-refleks

    1. Motorik.

    Pemeriksaan yang dilakukan meliputi :

    a. Berjalan dengan menggunakan tumit.

    b. Berjalan dengan menggunakan jari atau berjinjit.

    c. Jongkok dan gerakan bertahan ( seperti mendorong tembok )

    2. Sensorik.

    a. Nyeri dalam otot.

    b. Rasa gerak.

    3.Refleks.

  • Refleks yang harus di periksa adalah refleks di daerah Achilles dan Patella, respon

    dari pemeriksaan ini dapat digunakan untuk mengetahui lokasi terjadinya lesi

    pada saraf spinal.

    4. Test-Test

    a. Test Lasegue

    Pada tes ini, pertama telapak kaki pasien ( dalam posisi 0 ) didorong ke arah

    muka kemudian setelah itu tungkai pasien diangkat sejauh 40 dan sejauh 90.

    b. Test Patrick

    Tes ini dilakukan untuk mendeteksi kelainan di pinggang dan pada sendi sakro

    iliaka. Tindakan yang dilakukan adalah fleksi, abduksi, eksorotasi dan ekstensi.

    c. Test Kontra Patrick

    Dilakukan gerakan gabungan dinamakan fleksi, abduksi, endorotasi, dan ekstensi

    meregangkan sendi sakroiliaka. Test Kebalikan Patrick positif menunjukkan

    kepada sumber nyeri di sakroiliaka.

    3. PEMERIKSAAN PENUNJANG

    FOTO

    1.Plain

    X-ray adalah gambaran radiologi yang mengevaluasi tulang,sendi, dan

    luka degeneratif pada spinal.Gambaran X-ray sekarang sudah jarang dilakukan,

    sebab sudah banyak peralatan lain yang dapat meminimalisir waktu penyinaran

    sehingga efek radiasi dapat dikurangi.X-ray merupakan tes yang sederhana, dan

    sangat membantu untuk menunjukan keabnormalan pada tulang. Seringkali X-ray

  • merupakan penunjang diagnosis pertama untuk mengevaluasi nyeri punggung,

    dan biasanya dilakukan sebelum melakukan tes penunjang lain seperti MRI atau

    CT scan. Foto X-ray dilakukan pada posisi anteroposterior (AP ), lateral, dan bila

    perlu oblique kanan dan kiri.

    2. Mielografi

    Mielografi adalah pemeriksan X-ray pada spinal cord dan canalis spinal.

    Mielografi merupakan tindakan infasif, yaitu cairan yang berwarna medium

    disuntikan ke kanalis spinalis, sehingga struktur bagian dalamnya dapat terlihat

    pada layar fluoroskopi dan gambar X-ray. Mielogram digunakan untuk diagnosa

    pada penyakit yang berhubungan dengan diskus intervertebralis, tumor spinalis,

    atau untuk abses spinal.

    3. Computed Tornografi Scan ( CT- scan ) dan Magnetic Resonance Imaging

    (MRI )

    CT-scan merupakan tes yang tidak berbahaya dan dapat digunakan untuk

    pemeriksaan pada otak, bahu, abdomen, pelvis, spinal, dan ekstemitas. Gambar

    CT-scan seperti gambaran X-ray 3 dimensi.

    MRI dapat menunjukkan gambaran tulang belakang yang lebih jelas

    daripada CT-scan. Selain itu MRI menjadi pilihan karena tidak mempunyai efek

    radiasi. MRI dapat menunjukkan gambaran tulang secara sebagian sesuai dengan

    yang dikehendaki. MRI dapat memperlihatkan diskus intervertebralis, nerves, dan

    jaringan lainnya pada punggung.

    4. Electro Miography ( EMG ) / Nerve Conduction Study ( NCS )

    EMG / NCS merupakan tes yang aman dan non invasif yang digunakan untuk

    pemeriksaansaraf pada lengan dan kaki.

    EMG / NCS dapat memberikan informasi tentang :

  • 1. Adanya kerusakan pada saraf

    2. Lama terjadinya kerusakan saraf ( akut atau kronik )

    3. Lokasi terjadinya kerusakan saraf ( bagian proksimalis atau distal )

    4. Tingkat keparahan dari kerusakan saraf

    5. Memantau proses penyembyhan dari kerusakan saraf

    Hasil dari EMG dan MRI dapat digunakan untuk mengevaluasi kondisi fisik

    pasien dimana mungkin perlu dilakukan tindakan selanjutnya yaitu pambedahan.

    PENGOBATAN

    Obat

    Obat-obat analgesik. Obat-obat analgesik umumya dibagi menjadi dua golongan

    besar :

    - Analgetik narkotik

    - Analgetik antipiretik

    Fisioterapi

    a. Terapi Panas

    Terapi menggunakan kantong dingin kantong panas. Dengan menaruh sebuah

    kantong dingin di tempat daerah punggung yang terasa nyeri atau sakit selama 5-

    10 menit. Jika selama 2 hari atau 48 jam rasa nyeri masih terasa gunakan heating

    pad (kantong hangat).

    b. Elektro Stimulus

    Akupunktur

  • Menggunakan jarum untuk memproduksi rangsangan yang ringan tetapi cara ini

    tidak terlalu efisien karena ditakutkan resiko komplikasi akibat ketidaksterilan

    jarum yang digunakan sehingga menyebabkan infeksi.

    Ultra Sound

    Untuk menghangatkan

    Radiofrequency Lesioning

    Dengan menggunakan impuls listrik untuk merangsang saraf

    Spinal Endoscopy

    Dengan memasukkan endoskopi pada kanalis spinalis untuk memindahkan atau

    menghilangkan jaringan scar.

    Percutaneous Electrical Nerve Stimulation (PENS)

    Elektro Thermal Disc Decompression

    Trans Cutaneous Electrical Nerve Stimulation ( TENS )

    Menggunakan alat dengan tegangan kecil.

    c. Traction

    Helaan atau tarikan pada badan ( punggung ) untuk kontraksi otot.

    d. Pemijatan atau massage

    Dengan terapi ini bisa menghangatkan, merileksi otot belakang dan

    melancarkan

    perdarahan.

  • Latihan low back pain dapat dilakukan sebagai berikut :

    a. Lying supine hamstring stretch

    b. Knee to chest stretch

    c. Pelvic Tilt

    d. Sitting leg stretch

    e. Hip and quadriceps stretch

    e. Alat Bantu :

    1. Back corsets.

    Penggunaan penahan pada punggung sangat membantu untuk mengatasi

    Low Back Pain yang dapat membungkus punggung dan perut.

    2. Tongkat Jalan

    Operasi

    Tipe operasi yang dilakukan oleh dokter bedah tergantung pada tulang

    belakang/punggung pasien. Biasanya prosedurnya menyangkut pada laminectomy

    yang mana menghendaki bagian yang dinagkat dari vertebral arch untuk

    memperoleh kepastian apa penyebab dari LBP pasien. Jika diskus menonjol atau

    bermasalah, para ahli bedah akan melakukan bagian laminectomy untuk mencari

    tahu vertebral kanal, mengidentisir ruptered diskus ( diskus yang buruk ), dan

    mengambil atau memindahkan bagian yang baik dari disc yang bergenerasi,

    khususnya kepingan atau potongan yang menindih saraf.

    Ahli bedah mungkin mempertimbangkan prosedur kedua yaitu spinal fusion,

    jika si pasien merasa membutuhkan keseimbangan di bagian spinenya. Spinal

    fusion merupakan operasi dengan menggabungkan vertebral dengan bone grafts.

  • Kadang graft tersebut dikombinasikan dengan metal plate atau dengan alat yang

    lain.

    Ada juga sebagian herniated diskus ( diskus yang menonjol ) yang dapat

    diobati dengan teknik percutaneous discectomy, yang mana diskusnya diperbaiki

    menembus atau melewati kulit tanpa membedah dengan menggunakan X-ray

    sebagai pemandu. Ada juga cara lain yaitu chemoneuclolysis, cara ini

    menggunakan penyuntikan enzim-enzim ke dalam diskus. Cara ini sudah jarang

    digunakan.

    Larangan

    a. Berdiri terlalu lama tanpa diselingi gerakan seperti jongkok.

    b. Membawa beban yang berat.

    c. Duduk terlalu lama.

    d. Memakai sepatu hak tinggi.

    e. Menulis sambil membungkuk terlalu lama.

    f. Tidur tanpa menggunakan alas di permukaan yang keras atau

    menggunakan kasur yang terlalu empuk.

    anjuran

    a. Posisikan kepala dititik tertinggi, bahu ditaruh sedikit kebelakang.

    b. Duduk tegak 90 derajat.

    c. Gunakanlah sepatu yang nyaman.

    d. Jika ingin duduk dengan jangka waktu yang lama, istirahatkan kaki di lantai

    atau apa saja yang menurut anda nyaman.

  • e. Jika mempunyai masalah dengan tidur, taruhlah bantal di bawah lutut atau jika

    tidur menyamping, letakkanlah bantal diantara kedua lutut.

    f. Hindari berat badan yang berlebihan.

  • LAPORAN KASUS

    IDENTITAS PENDERITA

    Nama : Ny. D.R

    Umur : 71 tahun

    Jenis Kelamin : Perempuan

    Agama : Kristen Protestan

    Bangsa : Indonesia

    Pekerjaan : Pensiunan

    Alamat : Malalayang 1 Timur lingk.III

    Tanggal Periksa : 9 Juni 2014

    ANAMNESIS

    Keluhan Utama:

    Nyeri pada punggung bawah

    Riwayat Penyakit Sekarang

    Nyeri punggung bawah dirasakan sejak kurang lebih dua minggu yang

    lalu. Nyeri hilang timbul seperti rasa pegal. Nyeri tidak menjalar ke tungkai.

    Nyeri dirasakan setempat pada punggung bawah namun penderita masih bisa

    beraktivitas. Riwayat trauma tidak pernah dialami. Riwayat mengangkat berat

    sewaktu dirumah ada seperti memindahkan pot bunga. Riwayat memakai hak

    tinggi (+). Tidak terasa kram-kram dan tidak terjadi kelemahan pada anggota

    gerak.

    Riwayat Penyakit Dahulu:

    Hipertensi (+) tahun 2005 : terkontrol (obat Valsartan)

    Jantung (-), DM (-)

    Kolesterol (+), asam urat (-)

    Riwayat Kebiasaan :

  • Penderita adalah seorang pensiunan yang sekarang beraktivitas sebagai

    IRT. Penderita mengatakan sering menggunakan sepatu dengan hak tinggi.

    Penderita juga mempunyai hobi mengatur pot bunga.

    Riwayat Penyakit Keluarga:

    Hanya penderita yang sakit seperti ini.

    Riwayat Sosial :

    Penderita tinggal dengan suami, memiliki 1 orang anak. Tinggal dirumah

    dua lantai yang terdiri dari kurang lebih 10 anak tangga. Penderita

    menggunakan WC duduk untuk sehari-hari. Biaya pengobatan ditanggung

    oleh Askes.

    Visual Analog Scale

    0 4 10

    Skor VAS : 4

    PEMERIKSAAN FISIK

    Status Generalis

    Keadaan Umum : Sedang

    Kesadaran : Compos Mentis

    Tanda Vital : Tekanan Darah : 110/70mmHg

    Nadi : 64 x/menit

    Respirasi : 20 x/menit

    Suhu : 36,5oC

    Kepala : Tidak ada penonjolan pada tulang, distribusi

    rambut baik

    Mata : Conjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-).

  • Pupil bulat isokor 3mm/3mm, RC +/+, RCTL

    +/+

    Hidung : Septum deviasi (-), seret (-)

    Mulut : bibir sianosis (-), deviasi lidah (-), deviasi uvula

    (-)

    Telinga : Sekret (-)

    Leher : Trakea letak tengah. Pembesaran KGB (-)

    Thoraks : Simetris ki=ka

    Abdomen : Datar, bising usus (+) normal

    Eksremitas : Akral hangat, edema (-)

    Status Neurologis

    Kesadaran (GCS) : E4 M6V5

    Tanda Ransangan Meningeal : Kaku kuduk(-), Laseg (-), Kernig (-)

    Pemeriksaan N.cranialis : Normal

    Status Motorik dan Sensorik

    Status Eksremitas

    superior

    dextra

    Eksremitas

    superior

    sinistra

    Ekstremitas

    inferior

    dextra

    Eksremitas

    inferior

    sinistra

    Gerakan

    Normal Normal Normal Normal

    Kekuatan

    otot

    5/5/5/5 5/5/5/5 5/5/5/5 5/5/5/5

    Tonus otot Normal Normal Normal Normal

    Reflex

    fisiologis

    Normal Normal Normal Normal

    Refleks

    patologis

    - - - -

    Status Lokalis : R. Vertebra Lumbal

    Insp : Alignment lurus, gibbus (-), Skoliosis (-),

    bengkak (-)

  • Palp : NT (-), Tes lipat kulit (+) L1 L4

    Miotoma Dermatom

    D S D S

    L2 5 5 2 2

    L3 5 5 2 2

    L4 5 5 2 2

    L5 5 5 2 2

    S1 5 5 2 2

    ROM Trunkus:

    Fleksi : 0 - 90

    Extensi : 0 - 30

    Lat. Bend D/S : 0 - 40 / 0 - 40

    Rotasi D/S : 0 - 45 / 0 - 45

    Pemeriksaan LGS untuk Hip

    Hip Normal

    Dekstra Sinistra

    Fleksi 0 - 120o 0 120o 0 120o

    Ekstensi 0 - 30o

    0 30o 0 30o

    Abduksi 0 - 40o 0 40o 0 40o

    Adduksi 0 - 35o 0 35o 0 35o

    Provokasi test Dextra Sinistra

    Valsava

    Tes Lasegue/SLR

    Tes Braggard

    Tes Sicard

    Tes Patrick

    Tes Contra Patrick

    Femoral Nerve Stretch Test

    -

    70

    -

    -

    -

    -

    -

    70

    -

    -

    -

    -

    -

    Status Otonom : BAB dan BAK biasa

  • RESUME

    Seorang perempuan, umur 71 tahun, datang dengan keluhan utama nyeri pada

    punggung bagian bawah sejak kurang lebih dua minggu yang lalu. Nyeri timbul

    terutama saat penderita beraktivitas. Nyeri dirasakan setempat. Riwayat

    mengangkat berat (+), pada riwayat penyakit dahulu ditemukan hipertensi (+)

    terkontrol, kolesterol (+). Pada pemeriksaan fisik dan tes provokasi tidak

    ditemukan kelainan, pada pemeriksaan hip dan trunkus tidak ditemukan

    keterbatasan gerak. BAK/BAB normal.

    Diagnosis

    Diagnosis klinis : Low Back Pain

    Diagnosis etiologi : Mekanik

    Diagnosis topis : paravertebra muscle

    Diagnosis impairment : Nyeri Punggung Bawah

    Disabilitas : gangguan AKS

    Problem Rehabilitasi medik

    Nyeri punggung

    Keterbatasan dalam AKS

    Penatalaksanaan

    Program rehabilitasi medik

    1. Fisioterapi

    Evaluasi

    Kontak, pengertian, pemahaman baik

    Nyeri punggung bawah

    Program

    MWD R. Lumbo sakral

    2. Okupasi terapi

    Evaluasi

  • Kontak, pengertian, pemahaman baik

    Nyeri punggung bawah

    Program

    Proper back mechanism

    3. Ortotik Prostetik

    Evaluasi

    Kontak, pengertian, pemahaman baik

    Nyeri punggung bawah

    Program

    Saat ini belum diperlukan

    4. Psikologi

    Evaluasi

    Kontak, pengertian, pemahaman baik

    Penderita tidak cemas akan penyakitnya dan memiliki keinginan

    untuk sembuh

    Program

    Memberi dukungan mental dan motivasi pada penderita

    5. Sosial medik

    Evaluasi

    Kontak, pengertian, pemahaman baik

    Biaya pengobatan ditanggung oleh Askes

    Penderita adalah seorang pensiunan

    Penderita memiliki suami dan 1 anak

    Program

    Edukasi kepada penderita untuk tetap datang terapi teratur

    6. Home Program

  • Menghindari mengangkat beban yang berat, menghindari duduk lama,

    back exercise, proper back mechanism

    Prognosis

    Quo ad vitam : Dubia ad bonam

    Quo ad sanationam : Dubia ad bonam

    Quo ad fungtionam : Dubia ad bonam

  • DAFTAR PUSTAKA

    1. Angliadi LS, Sengkey L., Mogi TI., Gessal J. Low Back Pain. Dalam :

    Bahan Kuliah Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi. Bagian Ilmu

    Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi FK UNSRAT. Manado. 2006. Hal: 79-

    90.

    2. Nuatha A.A. Bgs. Ngr. Beberapa Segi Klinik Dalam Penatalaksanaan

    Nyeri Pinggang Bawah. Available from: http://www.kalbe.co.id/

    files/cdk/files/54_10_beberapa segi klinikdanpenatalaksanaannya.

    pdf.html. Agustus 2008.

    3. Adelia, Rizma., 2007. Nyeri Pinggang/Low Back Pain. Available from:

    http://www.fkunsri.wordpress.com /2007/09/01/nyeri- pinggang-low-

    back-pain/ Agustus 2008.

    4. Mansjoer, Arif, Et All. Ilmu Penyakit Saraf. Dalam: Kapita Selekta

    Kedokteran. Edisi III. Jakarta. Media Aesculapius. 2007. Hal: 5-59.

    5. Semuel A. Wagiu. Pendekatan Diagnostik Low Back Pain (LBP).

    Available from:

    http://neurology.multiply.com/journal/item/24?&show_interstitial=1&u=

    %2Fjournal%2Fitem

    6. Purnama Mariana. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Insidensi Nyeri

    Punggung Bawah (Low Back Pain) Pada Pasien Rumah Sakit Immanuel

    Bandung Periode Januari

    Desember2009.Availablefrom:www.library.upnvj.ac.id/pdf/2s1keperawata

    n/206312026/bab2.pdf

    7. Kurniasih E. Penambahan Terapi Latihan Mc.Kenzie pada Intervensi

    SWD, TENS, dan MASSAGE dapat lebih Menurunkan Nyeri Pinggang

    pada Kasus Low Back Pain. RSU Sanglah Denpasar : 2009