21
ALAT KESENIAN DALAM KEBUDAYAAN ISLAM D I S U S U N OLEH: SYARIFAH WAHDAH AL-JAMALULLAIL NIM: 510801823 JURUSAN ADAB SEJARAH KEBUDAYAAN FAKULTAS ADAB

Alat Kesenian Dalam Kebudayaan Islam

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Alat Kesenian Dalam Kebudayaan Islam

ALAT KESENIAN DALAM KEBUDAYAAN ISLAM

D

I

S

U

S

U

N

OLEH:

SYARIFAH WAHDAH AL-JAMALULLAIL

NIM: 510801823

JURUSAN ADAB SEJARAH KEBUDAYAAN

FAKULTAS ADAB

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

DARUSSALAM-BANDA ACEH

2009

Page 2: Alat Kesenian Dalam Kebudayaan Islam

BAB I

PENDAHULUAN

Kesenian merupakan salah satu dari tujuh unsur kebudayaan universal.

Kebudayaan merupakan keseluruhan gagasan dan karya manusia yang harus

dibiasakannya dengan belajar beserta keseluruhan dari hasil budi dan karyanya

itu. Itu berarti bahwa kesenian juga merupakan hasil budi dan karya.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kesenian berarti perihal seni atau

keindahan. Kesenian berasal dari kata dasar seni. Kata seni merupakan terjemahan

bahasa asing “ART” (bahasa Inggris) istilah “ART” sendiri sumbernya berpangkal

dari bahasa Itali, yaitu “arti”. Perkataan “arti” ini dipergunakan pada zamannya

untuk menunjukkannya nama sesuatu benda hasil kerajinan manusia pada masa

perkembangan kebudayaan Eropa klasik, yaitu pada zaman yang dinamakan orang

dengan sebutan Renaissance di Italia. Dari “ARTI” menjadi “ART” yang

kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi seni. Selalu

dihubungkan dengan perasaan keindahan.

Seni adalah suatu yang indah yang dihasilkan manusia, penghayatan

manusia melalui penglihatan, pendengaran, dan perasaan. Seni merupakan

penjelmaan rasa indah yang terkandung jiwa seseorang dilahirkan dengan

perantara alat-alat komunikasi ke dalam bentuk yang dapat ditangkap oleh indera

pendengar (seni suara), penglihatan (seni lukis), atau dilahirkan dengan perantara

gerak (seni tari, drama). Namun yang dibahas lebih lanjut yaitu berhubungan

dengan seni suara khusus “seni musik”.

Pengertian musik

Istilah Musik berasal dari kata Mousal dari bahasa Yunani, yaitu Sembilan

dewi yang menguasai seni, seni murni dan seni pengetahuan. Tetapi, umumnya

musik selalu dikaitkan dengan sejumlah nada yang terbagi dalam jarak tertentu.

Dalam istilah masa kini ada dua jarak yaitu Diantoni dan Pentagonis.

Dalam tulisan ini mencoba menjelaskan dan memakai alat musik dari nada

dengan jarak Pentagonis yaitu: yang memiliki nada lima jenis bunyi yang

Page 3: Alat Kesenian Dalam Kebudayaan Islam

kedengarannya seolah-olah alamiah, maka ia menjadi salah satu cirri khas bunyi

instrument tradisional, yang alatnya terbuat dan terbentuk dari bahan yang tersedia

di alam sekitarnya, seperti kayu, bamboo, logam, tanduk, kulit hewan dan lain

sebagainya.

A. Alat-alat musik Penunjang Perkembangan Musik Indonesia

Sejarah Musik Indonesia dalam percaturan Internasional dimulai dari

masuknya agama Kristen di Indonesia sekitar 450 tahun yang lalu di mana

penyebarannya dimulai dari Sumatra Utara. Jauh setelah itu barulah agama

Kristen masuk dan berkembang dengan kukuh, justru dari Halmahera. Tidaklah

mengherankan apabila musik-musik gerejani tumbuh dengan baik di sekitar

daerah perintis tersebut.

Bangsa Portugis, bangsa Inggris dan bangsa Belanda telah pula membawa

pengaruh kebudayaan, termasuk di dalamnya pengetahuan dan peralatan musik.

Alat Musik dari bangsa dan kebudayaan pendatang:

1. Gitar, Ukulele, Hawaian-Gitar

2. Violine, Viola, Violoncello, Contra-Bass

3. Trumpet dan alat tiup logam lainnya

4. Flute (Querflote) dan Ficcolo

5. Clarine dan alat tiup kayu lainnya

6. Hatong (Cirebon) sejenis Pan-Pipe dari Tiongkok

7. Keladi (Kalimantan) sejenis alat musik Sheng dari Tiongkok

8. Terbang, Tambourine, Rebana dari pengaruh Islam

B. Sejarah Lahirnya Hadrah Tha’thu’

Bagi sebagian masyarakat Madura. Hadrah sering dipergunakan sebagai

pengiring dalam acara pernikahan. Seni budaya yang bernafaskan Islam ini,

sebenarnya sudah lama ada dan berkembang di tengah-tengah masyarakat. Apa

yang melatarbelakangi dirinya?

Setiap tahun sekali, bertepatan dengan malam tanggal 12 Rabiul Awal,

kelompok jam’iyah Hadrah NS ini mengadakan pagelaran seni bersama dalam

Page 4: Alat Kesenian Dalam Kebudayaan Islam

rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW di Masjid Agung Sampang.

Masing-masing jam’iyah berusaha menampilkan kekompakan dan keserasian

permainan timnya.

Kesenian Hadrah ini, biasanya dimainkan oleh 23 sampai 45 orang. Terdiri

dari, seorang pemfidha’ (penyanyi, Red), pemukul sayap kanan dan kiri, serta

tengah yang berfungsi untuk memulai rudhad (menari, Red) dan ngedrad (tepuk

tangan, Red). Sedangakn yang lainnya, diposisikan sebagai perudhad (penari,

Red) mengiringi lantunan lagu dan musik yang dimainkan.

Perkembangan saat ini, selain digelar dalam acara Maulid Nabi

Muhammad SAW dan pernikahan, kesenian ini juga mulai ditampilkan di setiap

acara-acara hari besar nasional dan hari besar Islam yang lain. Malah, sering kali

dalam acara khitanan dan walimatul haji, kesenian Hadrah ini selalu ditampilkan.

C. Sejarah Lahirnya Gambus Jaffin

Berbeda dengan Hadrah Tha’thu’. Kesenian Gambus Jaffin ini, pertama

kali hanya dimainkan oleh sekitar empat orang. Saat itu, alat musik yang

digunakan, sangat sederhana. Awalnya, kesenian ini bertujuan untuk

membangunkan kaum muslimin bersantap sahur.

Setelah kesenian ini mulai berkembang pesat di tengah-tengah masyarakat,

alat musik yang digunakan dilengkapi dengan peralatan yang lebih modern.

Seperti, gitar gambus, hajir (kendang), biola, taplak (marawis), dan dremmer

(seng-seng). Baru setelah itu, kesenian ini dirubah namanya menjadi kesenian

Gambus Jaffin.

Selain Hadrah dan Gambus Jaffin, budaya Islam yang masih bertahan

sampai sekarang adalah Dal Kombo. Kerap kali, kesenian ini dimainkan di saat

bulan Ramadhan. Bagaimanakah latar belakang berdirinya?

Budaya daun kombo merupakan salah satu budaya Islam yang masih

bertahan di Kabupaten Sampang. Biasanya, setiap tahun sekali khususnya

menjelang atau setelah bulan suci Ramadhan, kesenian ini sering diombakan.

Namun setelah kesenian ini berkembang pesat dan diminati oleh

masyarakat, akhirnya setiap satu tahun sekali dilombakan. Waktu yang dipilih

Page 5: Alat Kesenian Dalam Kebudayaan Islam

biasnya bertepatan dengan hari raya ketupat. Sedangkan alat musik yang

dipergunakan adalah, gendang, seruling, ketipung, dan seng-sengan.

D. Jenis-jenis alat musik di NAD

- Arbab

Instrument satu ini terdiri dari 2 bagian, yaitu Arabnya sendiri dan

penggesekannya dalam bahasa Arab daerah disebut: Go Arab. Musik

arbab ini pernah berkembang di daerah Pidie, Aceh Besar dan Aceh Barat.

Arbab ini ditunjukkan pada acara-acara keramaian rakyat pasar malam

dsb. Sekarang ini tidak pernah dijumpai kesenian ini diperkirakan sudah

mulai punah. Terakhir kesenian ini dapat dilihat pada zaman pemerintahan

Belanda dan penduduk Jepang.

- Bangsa Alas

Bangsa Alas adalah sejenis instrument tiup dari bamboo yang dijumpai di

daerah Alas, Kabupaten Aceh Tenggara.

- Serune Kalee (Serunai)

Serune Kalee merupakan instrument tradisional Aceh yang telah lama

berkembang dan dihayati oleh masyarakat Aceh. Musik ini popular di

daerah Pidie, Aceh Utara, Aceh Besar dan Banda Aceh.

- Rapai

Rapai terbuat dari bahan dasar berupa kayu dan kulit binatang. Bentuknya

seperti rebana dengan warna dasar hitam dan kuning muda. Sejenis

instrument musik pukul (perkusi) yang berfungsi pengiring kesenian

tradisional

- Geundrang (Gendang)

Gendrang merupakan unit instrument dari perangkatan Serune Kalee.

Gendrang dijumpai di Aceh Besar dan juga dijumpai di pesisir Aceh

seperti Pidie dan Aceh Utara. Fungsi gendrang adalah merupakan alat

pelengkap tempo dari musik tradisional etnik Aceh.

Page 6: Alat Kesenian Dalam Kebudayaan Islam

- Tambo

Sejenis tambur yang termasuk alat pukul. Tambo ini di masa lalu berfungsi

sebagai alat komunikasi untuk menentukan waktu shalat dan untuk

mengumpulkan masyarakat ke Meunasah guna membicarakan masalah-

masalah kampung.

- Bereguh

Bereguh nama sejenis alat tiup terbuat dari tanduk kerbau. Bereguh pada

masa silam dijumpai di daerah Pidie, Aceh Besar, Aceh Utara dan terdapat

juga beberapa tempat di Aceh.

- Celempong

Celempong adalah alat kesenian tradisional yang terdapat di daerah

Kabupaten Tamiang. Alat ini terdiri dari beberapa potongan kayu dan cara

memainkannya di susun di antara kedua kaki pemainnya.

- Canang

Canang secara pintas lalu ditafsirkan sebagai alat musik yang dipukul,

terbuat dari kuningan menyerupai gong. Fungsi canang secara umum

sebagai pengiring tarian tradisional serta Canang juga sebagai hiburan bagi

anak-anak gadis yang sedang berkumpul

A. Sejarah Perkembangan Seni

Seperti telah diuraikan pada pengertian seni, terdapat kalimat yang

mengatakan bahwa keindahan adalah seni karena menyentuh kedalaman rasa pada

seorang manusia.

Sejarah seni dimulai dari saat manusia mulai berpikir akan nilai tambah

bagi kehidupan spiritualnya. Selangkah demi selangkah budaya mulai

menampakkan kakinya dalam kehidupan yang akan berupaya terus menguasai

seluruh kehidupan alam semesta dan manusia menjadi pemain utama dalam drama

budaya ini sehingga akhirnya timbul perbedaan sudut pandang yang disusul oleh

aneka ragam kehidupan membuat peradaban menjadi semakin kaya dan semakin

indah.

Page 7: Alat Kesenian Dalam Kebudayaan Islam

B. Sejarah Perkembangan Kebudayaan

Kebudayaan adalah asal kata dari budaya yang dapat kita artikan sebagai

hasil rasa, cipta, dan karsa manusia. Melihat perkembangan kalau ditilik dari

proses berfikir manusia yang mempengaruhi berkembang kebudayaan itu, Van

Peursen dalam hal ini berpendapat bahwa ada tiga tahap bagi manusia untuk

mendapatkan kebudayaan itu. Dari tiga tahap itu adalah Mitologis, Ontologis, dan

Fungsional.

C. Unsur Islam Dalam Seni Dan Budaya Aceh

Kesenian Aceh pada dasarnya mempunyai ciri yang amat nyata, yaitu

Islam di dalamnya. Hal ini disebabkan karena pengaruh Islam yang sangat besar

dalam kehidupan masyarakat Aceh, terutama dalam kehidupan masyarakat Aceh

masa lampau.

Seudati

Seudati merupakan perpaduan antara seni tari, seni suara, seni sastra,

karena selain dari menari, para pelaku juga sekaligus meyakinkan kisah yang

tersusun secara bersajak dan dilagukan dengan berbagai lagu, pada permulaan

sejarah, Seudati itu berfungsi sebagai tari pahlawan yang dilaksanakan untuk

melepaskan pasukan tentara yang akan berangkat ke medan juang dalam

peperangan melawan musuh.

Laweut

Perkataan laweut berasal dari perkataan “seulaweut” ini juga merupakan

antara seni tari, seni suara, dan seni sastra. Tari ini lebih mirip dengan tari seudati,

hanya pelakunya terdiri dari gadis, oleh karena itu dinamakan dengan nama

“seudati inong” tarian seudati ini berasal dari Aceh Pidie.

Seni Arsitektur

Tercermin dari rumah Aceh yang sekarang masih ada sisanya, bentuk dari

rumah tradisional Aceh ini memanjang dari arah timur ke barat yang maksudnya

dibuat demikian adalah untuk memudahkan menentukan arah kiblat.

Page 8: Alat Kesenian Dalam Kebudayaan Islam

Anyaman

Anyaman berkembang di Aceh sampai dengan sekarang, akan tetapi yang

masih maju di daerah pedalaman, akan tetapi di daerah perkotaan anyaman

tersebut sudah minim, anyaman tersebut di buat dari daun lontar dan pandan

dalam bahasa Aceh dinamakan sikee, anyaman yang biasa dibuat adalah tikar, di

antaranya adalah tikar sembahyang dan tikar orang mati, tikar sembahyang khusus

dibuat untuk maksud itu dan di samping itu bentuk juga memperlihatkan unsure

Islam.

Rencong

Timbul Rencong di Aceh juga karena pengaruh Islam. Banyak symbol

pada rencong yang memperlihatkan unsur Islam di dalamnya.

SENI DALAM ISLAM

Pandangan Islam Tentang Seni

Seni merupakan ekspresi keindahan. Kesenian Islam baru berkembang dan

mencapai kejayaan pada saat Islam sampai di daerah-daerah Afrika Utara, Asia

Kecil, dan Eropa. Daerah tersebut di definisikan sebagai tersebut, Islam membaur

dengan kebudayaan setempat. Terjadilah pertukaran nilai Islam dengan dan seni

yang menghasilkan ragam seni yang baru, berbeda dengan karakter seni tempat

asalnya.

Kehati-hatian dalam seni

Atas dasar kehati-hatian ini pulalah hendaknya dipahami hadits yang

melarang menggambar atau melukis dan memahat makhluk-makhluk hidup.

Dasar-dasar seni Islam

Seni yang didasarkan pada nilai-nilai Islam menjadi pembeda antara seni

Islam dengan ragam seni yang lain. Seni Islam memperoleh hakikat dan

estetikanya dari suatu filosofi yang transendental.

Page 9: Alat Kesenian Dalam Kebudayaan Islam

SEJARAH KESENIAN ACEH

Corak Kesenian Aceh memang banyak dipengaruhi oleh kebudayaan

Islam, namun telah diolah dan disesuaikan dengan nilai-nilai budaya yang

berlaku. Seni tari yang terkenal di Aceh antara lain adalah Seudati, Seudati inong,

dan Seudati tuning. Seni lain yang dikembangkan adalah seni kaligrafi Arab,

seperti yang banyak terlihat pada berbagai ukiran mesjid, rumah adat, alat

upacara, perhiasan, dan sebagainya.

Bentuk-bentuk Kesenian Aneuk Jamoe berasal dari dua budaya yang

berasimilasi. Suatu unsur budaya yang tidak pernah lesu di kalangan masyarakat

Gayo adalah kesenian yang hamper tidak pernah mengalami kemandegan bahkan

cenderung berkembang.

A. Tari saman

Saman atau tari tangan seribu adalah tarian tradisional Melayu Masyarakat

Gayo yang berasal dari Blangkeujeren kabupaten Gayo lues. Nama “saman”

diambil dari orang yang menciptakan dan mengembangkan tarian ini, Syaikh

Saman, yaitu salah seorang ulama yang menyebarkan agama Islam di Nanggroe

Aceh Darussalam, Sumatra, Indonesia. Bahasa syair atau lagu yang digunakan

adalah bahasa Arab dan Gayo yang memuat pesan dakwah, sindiran, pantun, dan

nasehat. Tarian ini dikenal dengan beberapa jenis nama yaitu:

1. Saman Gayo

2. Saman Lokop

Tarian Saman menggunakan dua unsur gerak yang menjadi unsur dasar

dalam tarian Saman: tepuk tangan dan tepuk dada.

B. Tari Seudati

Kata Seudati berasal dari bahasa Arab syahadati atau syahadatain, yang

berarti kesaksian atau pengakuan. Selain itu pula, ada yang mengatakan bahwa

kata Seudati berasal dari kata seurasi yang berarti harmonis atau kompak. Seudati

dikembangkan sejak agama Islam masuk ke Aceh.

Page 10: Alat Kesenian Dalam Kebudayaan Islam

Asal usul tari Seudati pada mulanya tumbuh di desa Gigieng, Kecamatan

simpang tiga, Kabupaten Pidie, yang dipimpin oleh Syeh Tam. Tari Seudati

berasal dari kabupaten Pidie. Seudati termasuk salah satu tari tradisional Aceh

yang dilestarikan dan kini menjadi kesenian pembinaan hingga ke tingkat Sekolah

Dasar.

Pada umumnya, tarian ini diperagakan di atas pentas dan dibagi menjadi

beberapa babak, antara lain: Babak pertama, diawali dengan saleum perkenalan

yang diucapkan oleh aneuk syahi saja.

C. Dabus

Dabus adalah kesenian yang mempertunjukan kemampuan manusia luar

biasa, seperti kebal terhadap senjata tajam, api, atau minum air keras dan lain-lain.

Menurut catatan sejarah, dabus ini sebenarnya ada hubungan dengan tarikat

Rifaiah yang dibawa oleh Nuruddin ar-Raniry ke Aceh pada tahun 1637 M. Dabus

ini pada awalnya bukanlah sebuah tarian, melainkan salah satu jenis seni bela diri.

Tarian ini hingga sekarang masih berkembang di daerah yang berkebudayaan

Melayu.

D. Didong

Didong merupakan salah satu kesenian tradisional yang terdapat pada

masyarakat Gayo. Didong dimainkan dengan perpaduan seni sastra, seni suara dan

seni tari, yang merupakan hasil olah piker dan rasa daripada Aceh yang ada dalam

kelompok Didong. Dalam Didong, terdapat seorang Aceh, apit, dan penunung

yang terdiri dari 10 sampai 15 orang.

E. Ratoh

Kesenian ratoh berkembang di Aceh Selatan dan kabupaten Aceh Barat, di

Aceh Barat masih dinamakan Saman. Di kabupaten Aceh Selatan kesenian ini

berpusat di Manggamat kecamatan Kluet Utara Aceh Selatan. Para pemain pria,

dalam satu kelompok berjumlah 8 sampai 20 orang, yang dipimpin oleh seorang

Syekh, dan 2 orang syahi duduk di belakang peserta lainnya.

Page 11: Alat Kesenian Dalam Kebudayaan Islam

A. Seni budaya islami

Seiring dengan kian maraknya produk Nasyid dan lagu local maupun

impor yang dikategorikan sebagai representasi seni bernafaskan Islam, baik dalam

berbagai bentuk media antara lain kaset, CD, pentas seni, album group Nasyid,

kreativitas seni yang bernafaskan Islam dipertanyakan.

Berbicara masalah seni sebagai manifestasi dari sebuah apresiasi, kreasi

dan ekspresi gagasan, emosi dan ide tidak bisa terlepas dari nilai, norma, dan

etika. Sebab tiada satu pun aktivitas dinamika kehidupan manusia yang bebas

nilai dan norma, termasuk kegiatan dunia seni yang tidak dapat dihindarkan dari

muatan motivasi, pesan ajaran, dan idealism yang melatarbelakangi semua itu dari

lingkungan sosio kulturalnya.

Seni secara umum merupakan penjelmaan rasa indah yang terkandung

dalam jiwa manusia, dilahirkan dengan perantara alat komunikasi ke dalam

bentuk yang dapat ditangkap oleh indra pendengar (seni suara) penglihatan (seni

tulis/lukis) atau dilahirkan dengan perantara gerak (seni tari, drama).

Seni menurut Islam hakikatnya sebuah refleksi dan ekspresi dari berbagai

cita rasa, gagasan, dan ide sebagai media komunikasi yang bergaya estetis untuk

menggugah citarasa inderawi dan kesadaran manusiawi dalam memahami secara

benar berbagai fenomena, panorama dan aksioma yang menyangkut dimensi alam,

kehidupan, manusia dan keesaan rabbani berdasarkan konsepsi ilahi dan nilai fitri

yang tertuang dan tersajikan dalam bentuk suara/ucapan.

Menurut Islam seni bukan sekedar untuk seni yang absurd dan hampa nilai

(laghwun), keindahan bukan berhenti pada kehidupan dan kepuasan estetis.

B. Seni Lukis

Al-Quran menjelaskan tentang melukis atau menggambar, bahwa itu

merupakan salah satu perbuatan ALLAH SWT.

Seni Lukis Dalam Sejarah Islam

Salah satu perwujudan estetika Islam yang sering dikesampingkan ialah

seni lukis. Sebabnya mungkin karena seni lukis dalam tradisi Islam berkembang

Page 12: Alat Kesenian Dalam Kebudayaan Islam

pesat di luar kebudayaan Arab, seperti Persia, Asia Tengah, Turki, India Mughal,

dan Nusantara. Sedangkan apa yang disebut kebudayaan Islam kerap diidentikan

dengan kebudayaan Arab.

Pada mulanya seni lukis dalam Islam muncul dalam wilayah yang sebelum

datangnya sebelum Islam telah memiliki tradisi seni lukis yang telah maju.

Khususnya di Persia, Iraq, dan Asia Tengah.

Benda estetik Islam lain juga dijumpai di Nisyapur, Iran Utara, berupa

gambar berelung pada gip yang menampilkan motif vas bunga dan bunga. Selain

itu juga terdapat gambar figur berupa orang sedang memegang gelas minuman.

Dalam tradisi mana pun perkembangan seni dan alirannya selalu

dipengaruhi oleh penerimaan dan penghargaan masyarakatnya. Namun pengaruh

yang lebih besar lagi bagi kecenderungannya ialah perkembangan wawasan dan

gagasan yang sedang tumbuh pada zamannya. Perkembangan paling pesat

mengambil tempat di Persia pada abad ke-13 dan 14 M, sehingga tidak heran

apabila lukisan Islam diidentikan dengan lukisan Persia. Di sini pelukis selalu

dikaitkan dengan Manu, seorang penganjur agama sinkretik pada abad ke-3 M

yang juga seorang pelukis terkenal.

Page 13: Alat Kesenian Dalam Kebudayaan Islam

KESIMPULAN

Istilah musik berasal dari kata Mousal dari bahasa Yunani, yaitu Sembilan

Dewi yang menguasai seni, seni murni dan seni pengetahuan. Tetapi, umumnya

musik selalu dikaitkan dengan sejumlah nada yang terbagi dalam jarak tertentu.

Dalam istilah masa kini ada 2 jarak yaitu Pentagonis dan Diantoni.

Inilah sekilas tentang seni budaya Aceh yang penuh dengan nilai religious

dan heroic, selama ini banyak dari pada generasi Aceh yang tidak mengenal akan

budaya nenek moyang mereka.

Page 14: Alat Kesenian Dalam Kebudayaan Islam

PENUTUP

Demikianlah makalah yang Saya buat ini, Saya mohon kritikan dan saran

dari dosen atau teman-teman atas kesalahan atau kekurangan dalam makalah

Saya. Dan Saya mohon maaf apabila terdapat banyak kesalahan dan kekurangan

dalam makalah ini, semoga ilmu yang ada dalam makalah ini bermanfaat bagi kita

semua.

Page 15: Alat Kesenian Dalam Kebudayaan Islam

DAFTAR PUSTAKA

Eka Janur ketua komunitas budaya negeri kota Lhokseumawe, Dr Misri A.

Muchsin M. Ag. Apresiasi seni budaya Aceh. IAIN Ar-Raniry. Banda Aceh 2004