Upload
rafika-febrianti-wildarini
View
383
Download
45
Embed Size (px)
DESCRIPTION
pemotong gabus
Citation preview
LAPORAN PRAKTIKUM IPA TERAPAN
ALAT PEMOTONG GABUS
P2
Dosen : Joko Sudomo, MA.
Disusun Oleh :
Nisrina Iftikhar (11315244025)
Rafika Febrianti Wildarini (12315244001)
Sofyan Dwi Nugroho (12315244002)
JURUSAN PENDIDIKAN IPA INTERNASIONAL
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2015
A. TUJUAN PRAKTIKUM
Perubahan energi listrik menjadi energi panas
B. DASAR TEORI
Hambatan Jenis Kawat
Hambatan kawat penghantar sebanding dengan panjang kawat. Kawat yang
panjang hambatannya besar sehingga menyebabkan kuat arus kecil. Besar hambatan
kawat penghantar bergantung pada jenis kawat. Kawat yang jenisnya berbeda,
hambatannya juga berbeda. Hal itu dikarenakan kawat yang hambatan jenisnya besar
akan menyebabkan hambatan kawat penghantar juga besar. Hambatan jenis beberapa
jenis bahan disajikan pada Tabel berikut.
Dengan menggunakan kawat sejenis dengan panjang yang sama, tetapi luas
penampangnya berbeda maka dihasilkan hambatan yang berbeda pula. Hambatan
makin kecil, apabila luas penampang kawat besar. Hubungan antara hambatan kawat
penghantar, panjang kawat, luas penampang kawat, dan jenis kawat secara matematis
dirumuskan
R = hambatan kawat satuan ohm (Ω )
ρ = hambatan jenis kawat satuan ohm meter ( Ω.m)
l = panjang kawat satuan meter (m)
A = luas penampang kawat satuan meter kuadrat (m2)
Penggunaan kawat penghantar yang panjang menyebabkan turunnya tegangan
listrik. Tegangan listrik yang diberikan pada kawat yang panjang tidak dapat merubah
besar hambatan, tetapi hanya merubah besar arus listrik yang mengalir melalui kawat
itu. Jika kawat penghantar itu panjang, kuat arus listrik yang mengalir kecil seiring
turunnya tegangan listrik. Oleh karena itu diperlukan tegangan yang tinggi untuk
mengalirkan arus listrik. Hal ini diterapkan pada jaringan kabel listrik yang panjangnya
mencapai ratusan kilometer. Agar listrik dapat dinikmati konsumen diperlukan
tegangan listrik yang tinggi sampai ribuan megavolt.
Hubungan antara Energi Panas (Q), Kuat Arus (I), Waktu (t) dan Hambatan (R)
Arus Listrik adalah banyaknya muatan listrik yang mengalir tiap satuan waktu.
Tegangan listrik adalah perbedaan potensial listrik antara dua titik dalam rangkaian
listrik dan dinyatakan dalam satuan volt. Energi listrik adalah energi akhir yang
dibutuhkan bagi peralatan listrik untuk menggerakkan motor, lampu penerangan,
memanaskan, mendinginkan ataupun untuk menggerakkan kembali suatu peralatan
mekanik untuk menghasilkan bentuk energi lain. Besarnya energi ini dapat ditulis
dalam persamaan sebagai berikut :
W= Q.V
Keterangan:
W: energi (joule)
Q: besar muatan yang dipindahkan (coulomb)
V: beda potensial (V)
Jika beda potensial ditulis V, kuat arus I, dan waktunya t maka energi yang dilepaskan
oleh alat dan diubah menjadi energi kalor W adalah :
W=V.I.t
Keterangan:
V: beda potensial (volt)
I : kuat arus (ampere)
t : waktu (sekon)
W: energi yang dilepaskan oleh sumber tegangan (joule)
Satuan energi dalam SI memang joule. Namun untuk energi kalor sering
digunakan satuan lain, yaitu kalori (kal) atau kilokalori (kkal). Hubungan antar satuan
kalori dengan joule adalah
1 kal = 0, 24 joule
Oleh karena itu dalam peristiwa perubahan energi listrik menjadi energi kalor, berlaku
persamaan energi yang bersatuan kalori :
W= 0, 24 V.I.t
Menurut persamaan Hukum Ohm:
V= I.R
Dengan demikian, persamaan W= VIt dapat diubah menjadi :
W=I.R.I.t
C. ALAT DAN BAHAN
1. Kawat nikelin (panjang kira-kira 15 cm; diameter 0,2cm dan 0,1 cm)
2. Baterai 4 buah(1,5 volt)
3. bolpen 2 buah
4. Styrofom
5. Lem karet
6. kabel
7. Selotip
D. PROSEDUR KERJA
Pasang Kawat nikelin pada 2buah bekas bolpen kemuadian bentuk seperti huruf v .
Susunlah 4 buah baterai secara seri dan rekatkan dengan selotif lalu ubungkan dengan kebel
Hubungkan kedua ujung kawat nikelin dengan 2 kabel
Cobalah memotong stirofom dengan mengunakan alat ini.
Uji coba alat ini dengan berbagai perlakuan. Misalnya : dengan mengganti diameter kawat nikelinnya
Kawat nikelin
Rangkaian batre
Bekas rem
Bekas bolpenkabel
E. PEMBAHASAN
Pada praktikum IPA terapan yang kami lakukan Senin, 9 Maret 2015 berjudul
Alat Pemotong Styrofoam. Praktikum yang kami lakukan ini bertujuan untuk
menunjukan perubahan energi listrik menjadi energi panas serta menerapkan konsep
yang ada di IPA dalam peralatan yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari yaitu
terkait perubahan energi listrik menjadi panas dalam pembuatan alat pemotong
styrofoam.
Adapun alat dan bahan yang kami gunakan dalam membuat alat pemotong
styrofoam antara lain adalah kawat nikelin (panjang kira-kira 15 cm; diameter 0,2 cm
dan 0,1 cm) yang berfungsi sebagai pemotong styrofoam, empat buah baterai yang
berukuran 1,5 volt berperan sebagai sumber listrik, styrofoam sebagai objeknya, lem
karet yang digunakan untuk mengaitkan bolpen bekas dengan bekas rem sepeda, serta
selotip.
Setelah alat dan bahan telah dipersiapkan, langkah pertama yang kami lakukan
ialah memasang kawat nikelin pada dua bilah bambu atau batang kayu yang telah
disilangkan terlebih dahulu., kemudian menyusun empat buah baterai secara seri dan
merekatkannya dengan selotip. Langkah berikutnya adalah menghubungkan kedua
ujung kawat nikelin dengan 2 penjepit buaya. Setelah itu enyambungkan kedua ujung
penjepit buaya pada baterai dan langkah terakhir ialah mencoba memotong stirofom
dengan menggunakan alat ini. Berikut ini adalah susunan rangkaian alat pemotong
styrofoam:
Sedangkan untuk hasil alat pemotong styrofoam yang kami buat adalah sebagai
berikut:
Kawat nikelin
Rangkaian batre
Bekas rem
Bekas bolpen
kabel
1.IKI DIKEI POTO ALATE DEWE
2.KaRO FOTO PAS NGETOK GABUSE
Prinsip kerja dari alat pemotong styrofoam ini adalah mengubah energi listrik
menjadi energi panas melalui kawat nikelin sebagai elemen panas tersebut. Arus yang
digunakan pada percobaan ini adalah arus dc, dengan baterai sebagai sumbernya.
Tetapi tidak menutup kemungkinan digunakan arus ac. Untuk penggunaan arus ac
harus dipasang adaptor dan dalam pembuatan serta penggunaan ekstra hati-hati.
Pada saat kawat nikelin dihubungkan dengan baterai electron melalui kabel
buaya, akan mengalir melalui ruang di antara sela-sela muatan positif yang diam.
Tumbukan elektron dengan muatan positif sering terjadi sehingga menghambat aliran
elektron dan mengurangi arus listrik yang dihasilkan. Hal ini sesuai dengan persamaan
pada hukum ohm, dimana:
V = I.R
Panjang kawat juga akan mempengaruhi, semakin panjang kawat penghantar
maka akan semakin banyak tumbukan elektron yang dialami, sehingga semakin besar
pula hambatan yang dialami elektron. Akibatnya semakin kecil arus yang mengalir.
Selain itu juga masih ada faktor lain yang mempengaruhi besar kecilnya hambatan
kawat yaitu panjang kawat, luas penampang kawat, dan jenis kawat yang digunakan.
Jenis kawat yang kami gunakan dalam kegiatan kali ini ialah kawat nikelin.
Hambatan kawat penghantar (R) sebanding dengan panjang kawat. Kawat
yang panjang maka hambatannya juga akan besar sehingga menyebabkan kuat arus
kecil. Besar hambatan kawat penghantar bergantung pada jenis kawat. Kawat yang
jenisnya berbeda, hambatannya juga berbeda. Hal itu dikarenakan kawat yang
hambatan jenisnya besar akan menyebabkan hambatan kawat penghantar juga besar.
Berdasarkan literature yang kami peroleh kawat nikelin memiliki ρ (Rho) sebesar
0,42Ω.m. Nilai hambatan jenis bahan (ρ) berbanding terbalik dengan hambatan kawat
(R), sesuai dengan persamaan berikut:
dimana:
R = hambatan kawat satuan ohm (Ω )
ρ = hambatan jenis kawat satuan ohm meter ( Ω.m)
l = panjang kawat satuan meter (m)
A = luas penampang kawat satuan meter kuadrat (m2)
Kelebihan menggunakan kawat nikelin
1. Suhu lebur sangat tinggi
2. Hambatan yang kecil maka arus yang mengalir semakin besar
3. Mampu menghantarkan panas dari energi listrik
Pada kegiatan ini kami menggunakan variabel bebas yaitu dimater kawat, pada
saat melakukan percobaan jika kawat kami ganti dengan diameter yang lebi besar
maka kawat nikelin akan semakin lama panas.
Berdasarkan persamaan diatas maka luas penampang kawat berbanding lurus
dengan hambatan kawat. Jadi apabila menggunakan kawat nikelin yang terlalu tebal
maka kawat tersebut kurang mampu menghantarkan panas sehingga kurang mampu
juga melelehkan steroform. Akibatnya steroform tidak dapat terpotong. Apabila
sumber energi listrik cukup besar, kawat nikelin dapat memotong steroform.
Sebaliknya, apabila sumber energi listrik kurang besar, sebaiknya kawat nikelin yang
digunakan jangan terlau tebal.
Begitu juga dengan panjang kawat, berdasarkan dasar teori, kemampuan kawat
nikelin untuk melelehkan atau memotong styrofoam akan lebih cepat jika jarak/
panjang kawat semakin pendek
Dengan demikian maka luas penampang (A) atau diameter (d) kawat nikelin
berbanding terbalik dengan hambatan kawat (R) sedangkan untuk nilai arus yang
mengalir pada kawat (I). Jadi semakin besar diameter atau luas penampang kawat
nikelin maka hambatannya akan semakin kecil dan arus yang dapat mengalir pada
kawat tersebut akan semakin besar, begitu pula sebaliknya jika menggunakan
diameter kawat nikelin yang lebih kecil maka hambatan kawatnya akan semakin besar
sedangkan arus yang mengalir akan semakin kecil.
Apabila dikaji dari hubungan antara energy panas yang timbul, kuat arurus (I),
lama arus yang mengalir (t) dan hambatan kawat (R) maka jika dilihat dari persamaan
hukum ohm nilai dari hambatan (R) sebanding dengan tegangan atau beda potensial
(V) dan berbanding terbalik dengan kuat arus (I), Jadi apabila kita menginginkan hasil
alat pemotong styroform yang menghasilkan energy panas besar maka hal-hal yang
harus diperhtikan ialah jenis kawat, panjang kawat, luas penampang kawat yang
digunakan, dan waktu penggunaan. Jika dalam penggunaannya kita memilih kawat
jenis nikelin yang semakin pendek dan memiliki diameter yang semakin kecil maka
hambatan kawat (R) akan semakin kecil sehingga akan mengakibatkan arus listik
yang mengalir semakin besar.
F. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum alat pemotong styrofoam dapat ditarik
kesimpulan bahwa perubahan energi listrik menjadi energi panas ditunjukkan pada
dua perubahan energi. Perubahan energi yang pertama yaitu ditunjukkan pada baterai
yang bisa menghasilkan arus listrik, disini terjadi perubahan energi dari energi kimia
baterai menjadi energi listrik (arus dc). Selanjutnya perubahan energy yang kedua
ditunjukkan kawat nikelin yang dihubungkan dengan baterai, pada hal ini terjadi
perubahan energy, dari energy listrik menjadi panas atau kalor yang dapat digunakan
untuk memotong gabus tersebut.
G. DAFTAR PUSTAKA
Yusa Arisworo Sekolah. 2006. Ilmu Pengetahuan Alam untuk kelas IX
jilid 3.Bandung: Grafindo Media Pratama.
Abidin Zainal. Membuat aneka kreasi styrofoam.Depok: Sahabat
Generasi Cerdas.
Abdullah Mikrajudin. 2006. Ipa Fisika Smp dan MTs untuk kelas
IX.Jakarta: Esis.
Indrajit Dudi. 2007. Mudah dan Aktif Belajar Fisika.Bandung: PT. Setia
Purna Inves.