27
III. ALAT, BAHAN DAN CARA KERJA A. Analisis Tekstur Tanah 1. Alat a. Neraca analitik ketelitian 2 desimal b. Mesin pengaduk khusus dengan piala logam c. Silinder sedimentasi atau gelas ukur 500 ml d. Pengaduk khusus suspensi e. Alat hidrometer tanah tipe 152 H f. Timer atau stop watch 2. Bahan a. Ctka lolos 2 mm b. Larutan pendispersi natrium pirofosfat (Na 4 P 2 O 7 . 10H 2 O) 4 % 3. Cara Kerja a. Menimbang ± 25 g ctka halus < 2 mm dalam gelas piala 100 ml, kemudian menambahkan 10 ml larutan pendispersi pirifosfat b. Memindahkan ke dalam piala logam dan mengencerkannya dengan air bebas ion sampai 200 ml c. Mengaduk dengan mesin pengaduk kecepatan tinggi selama 5 menit d. Setelah 5 menit, pindahkan larutan ke dalam gelas ukur 500 ml (melakukan pembilasan), mengencerkannya denagn air bebas ion sampai 500 20

ALAT,Bahan Cara Kerja

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ALAT,Bahan Cara Kerja

III. ALAT, BAHAN DAN CARA KERJA

A. Analisis Tekstur Tanah

1. Alat

a. Neraca analitik ketelitian 2 desimal

b. Mesin pengaduk khusus dengan piala logam

c. Silinder sedimentasi atau gelas ukur 500 ml

d. Pengaduk khusus suspensi

e. Alat hidrometer tanah tipe 152 H

f. Timer atau stop watch

2. Bahan

a. Ctka lolos 2 mm

b. Larutan pendispersi natrium pirofosfat (Na4P2O7. 10H2O) 4 %

3. Cara Kerja

a. Menimbang ± 25 g ctka halus < 2 mm dalam gelas piala 100 ml,

kemudian menambahkan 10 ml larutan pendispersi pirifosfat

b. Memindahkan ke dalam piala logam dan mengencerkannya dengan air

bebas ion sampai 200 ml

c. Mengaduk dengan mesin pengaduk kecepatan tinggi selama 5 menit

d. Setelah 5 menit, pindahkan larutan ke dalam gelas ukur 500 ml

(melakukan pembilasan), mengencerkannya denagn air bebas ion sampai

500 ml, kemudian mengaduknya dengan pengaduk khusus dan dibiarkan

semalam

1) Catatan : bila mesin pengaduk tidak tersedia, timbang contoh ke

dalam botol kocok, kemudiian menambahkan larutan pendispersi dan

kocok dengan mesin pengocok selama 1 malam, kemudian pindahkan

seluruh suspensi ke dalam gelas ukur 500 ml dan cara kerja yang

sama

2) Dengan cara yang sama, tetapi tanpa contoh, membuat penetapan

blangko

20

Page 2: ALAT,Bahan Cara Kerja

21

Pengukuran fraksi campuran debu + lempung

e. Keesokan harinya, mengaduk setiap suspensi tanah dalam gelas ukur

selama 30 detik dengan pengaduk

f. Menyiapkan stop watch untuk pengukuran fraksi campuran debu dan

lempung

g. Mengocok suspensi hingga homogen dengan pengaduk (cukup 20 detik),

kemudian memasukkan hidrometer tanah ke dalam suspensi dengan

perlahan dan hati-hati

h. Mencatat angka skala hidrometer yang berimpit dengan permukaan

suspensi, tepat setelah 40 detik (pembacaan 1). Angka tersebut adalah

jumlah gram fraksi campuran debu dan lempung dalam 1 liter suspensi

i. Mengukur larutan blangko untuk koreksi suhu fraksi debu dan lempung

Pengukuran fraksi lempung

j. Membiarkan suspensi selama 2 jam agar diperoleh suspensi lempung

kemudian mengukurnya dengan alat hidrometer

k. Mencatat angka skala hidrometer yang berimpit dengan permukaan

(pembacaan 2). Angka tersebut adalah jumlah gram fraksi lempung

dalam 1 liter suspensi. Mengukur larutan blangko untuk koreksi suhu

fraksi lempung.

Perhitungan

Selain koreksi kadar air, bahan organik (BO) dalam contoh perlu

dikoreksi supaya fraksi pasir yang dihitung lebih mendekati kebenaran.

Dari hasil pengukuran pada pembacaan 1 diperoleh fraksi campuran debu-

lempung = A g/l dan blangko = a g/l, sedangkan pada pembacaan 2

diperoleh fraksi lempung = B g/l dan blangkonya = b g/l. Diketahui bahwa

persen BO = C (% C organik x 1,724) dan faktor koreksi kelembaban

(faktor koreksi kadar air) = fk.

Page 3: ALAT,Bahan Cara Kerja

22

Dalam 25 gr tanah kering udara terdapat :

Tanah kering 105oC =

25( fk )

Bahan organik =

25 .C100 g

Pasir + debu + lempung =

25fk –

25 .C100 g

Lempung = [ (B−b )

2 ]g

Debu = {(A−a)

2−

(B−b )2 }

gr

Pasir = (25 fk-1) –

25 .C100 g –(A–a)gr

Dengan demikian

Pasir (%) =

[25fk

−25C100

- ( A-a )

2 ][25fk

−25C100 ]

×100 %

Debu (%) =

[ (A−a)2

−(B−b)

2 ][25fk

−25C100 ]

×100 %

Lempungan (%) =

(B−b)2

[25fk

−25C100 ]

×100 %

Keterangan :

A = fraksi campuran debu-lempung (g/l)

a = blangko pada pembacaan 1

B = fraksi lempung (g/l)

Page 4: ALAT,Bahan Cara Kerja

23

b = blangko pad apembacaan 2

C = persen bahan organik (% C –organik x 1,724)

fk = faktor koreksi kadar air =

100100−%kadarlengas

2 = faktor konversi kadar suspense dari g/l ke

g500ml

25 = berat ctka 25 gr

100 = faktor konversi ke %.

B. Analisis Struktur Tanah

1. Bobot Volume (BV) / Bulk Density

a. Alat

1) Cawan pemanas

2) Lampu bunsen

3) Pipet ukur

4) Benang

5) Timbangan analitik

6) Termometer

b. Bahan

1) Tanah bongkah asli (ring sampel)

2) Air

3) Lilin

c. Cara Kerja

1) Mengikat bongkah tanah dengan benang dan menimbangnya (a g)

2) Mencairkan lilin samapai suhu lilin 60oC, kenudian mencelupkan

tanah ke dalam cairan lilin sampai terbungkus sempurna

3) Menimbang tanah berlilin (b g)

4) Mengisi tabung ukur dengan aquadest sampai volume tertentu (p cc)

5) Memasukkan tanah berlilin ke tabung ukur

6) Mencatat volume air setelah tanah dimasukan (q cc)

Page 5: ALAT,Bahan Cara Kerja

24

Bobot Volume= 87 xa(100+KL ) x [0,87 x (q−r−p )−(b−a)]

Page 6: ALAT,Bahan Cara Kerja

25

2. Bobot Jenis (BJ) / Particle Density

a. Alat

1) Piknometer

2) Termometer

3) Timbangan analitik

4) Kawat pengaduk

5) Corong kaca

6) Tabel BJ

7) Tissu

b. Bahan

1) Ctka Ø 2 mm

2) Aquadest

c. Cara Kerja

1) Mengambil piknometer kosong dan kering kemudian menimbang

beserta tutupnya (a g)

2) Mengisi piknometer dengan aquadest sampai penuh kemudian

menutupnya hingga ada aquadest yang keluar dan mengeringkan

aquadest yang menempel pada bagian luar piknometer dengan tissu

dan menimbangnya (b g)

3) Mengukur suhu dengan termometer dan menentukan BJ-nya dengan

melihat tabel BJ sesuai suhu yang diukur (BJ1)

4) Membuang air dan membersihkannya hingga kering kemudian mengisi

piknometer dengan tanah ± 5 gram dan memasang tutupnya serta

menimbangnya (c g)

5) Mengisi piknometer yang telah ditimbang dengan aquadest hingga

separuh volume

6) Mengaduknya sampai tidak ada gelembung udara dan membiarkannya

semalam dalam keadaan piknometer tertutup sumbatnya

7) Membuang gelembungnya lalu mengisi piknometer dengan aquadest

sampai penuh dan menimbang (d g)

Page 7: ALAT,Bahan Cara Kerja

26

8) Mengukurr suhu dengan termometer dan menentukan BJ-nya sesuai

tabel (BJ2)

Bobot Jenis=100 x (c−a ) x BJ1 x BJ2

(100+KL) x [BJ2 x (b−a )−BJ 2 x (d−c) ]3. Porositas

n = (1−BVBJ ) x 100%

C. Analisis Lengas Tanah

1. Lengas Tanah Kering Angin

a. Alat

1) Botol timbang

2) Oven

3) Eksikator

4) Penimbang

b. Bahan

1) Bongkahan

2) Contoh tanah kering angin (ctka) Ø 0,5 mm dan Ø 2 mm

c. Cara Kerja

1) Botol penimbang dan tutupnya ke dalam oven selama 30 menit

kemudian mendinginkannya ke dalam eksikator dan menimbang botol

penimbang denagn tutupnya (a g)

2) Memasukkan ctka kurang lebih 5 kg ke dalam botol penimbang lalu

menimbangnya (b g) dan masing-masing ctka dilakukan 2 kali ulangan

3) Memasukkan ke dalam oven dengan keadaan terbuka bersuhu 105oC

selama 4 jam

4) Mendinginkan botol penimbang dan isinya pada eksikator dalam

keadaan tertutup, kemudian melakukan penimbangan setelah dingin

(c gr)

Page 8: ALAT,Bahan Cara Kerja

27

5) Melakukan perhitungan kadar lengas

Kadar Lengas Tanah = (b−c )(c−a)

x 100%

Nilai c – a adalah berat contoh tanah kering mutlak (ctkm).

2. Kapasitas Lapangan

a. Alat

1) Botol semprong

2) Kain kassa

3) Statif

4) Gelas piala

b. Bahan

1) Ctka Ø 2 mm

c. Cara Kerja

1) Membungkus atau menyumbat salah satu ujung botol denagn kain

kassa

2) Memasukkan ctka ke dalam botol semprong dengan bagian yang

tertutup kain kassa sebagai dasarnya

3) Memasang botol semprong pada statuf dan diatur seperlunya

4) Merendam selama kurang lebih 48 jam

5) Mengangkat semprong dan membiarkan air menetes sampai tetes

terakhir

6) Mengambil contoh tanahnya yang berada pada 1/3 bagian tengah

semprong, mengukur kadar lengasnya sebanyak 2 kali ulangan.

3. Lengas Maksimum (Kapasitas Air Maksimum)

1. Alat

a. Cawan tembaga yang dasarnya berlubang

b. Mortir porselin

c. Saringan Ø 2 mm

d. Timbangan analitik

e. Spatel

f. Oven

Page 9: ALAT,Bahan Cara Kerja

28

g. Eksikator

h. Gelas arloji

i. Kertas saring

j. Petridish

2. Bahan

a. Ctka Ø 2 mm

b. Aquades

3. Cara Kerja

a. Menggerus ctka menjadi butir primer dan menyaringnya menjadi Ø 2

mm

b. Mengambil cawan berlubang yang dasarnya diberi kertas saring yang

sudah dibasahi

c. Menimbang dengan gelas arloji sebagai alasnya (a g)

d. Memasukkan ctka yang telah digerus dalam cawan tembaga kurang

lebih 1/3 nya lalu diketuk-ketukan, menambahkan lagi ctka smapai 2/3

lalu diketuk-ketukan lagi, kemudian menambahkan lagi ctka sampai

penuh, mengetuknya lagi dan meratakannya

e. Memasukkan cawan tersebut ke dalam perendam kemudian diisi air

sampai permukaan air mencapai kurang lebih ½ tinggi dinding cawan,

perendaman 12 jam (setelah direndam permukaan tanah akan cembung

minimal rata/mendatar)

f. Mengangkat cawan dan membersihkan sisi luarnya lalu meratakan

tanah setinggi cawan dengan diperes secara hati-hati dan

menimbangnya dengan diberi alas gelas arloji (b g)

g. Memasukkan ke dalam oven bersuhu 105oC selama 4 jam, lubang

pembuangan air pada oven harus terbuka

h. Memasukkan ke dalam eksikator kemudian menimbang dengan diberi

gelas arloji (c g)

i. Membuang tanah, membersihkan cawan dan kertas saring kemudian

menimbangnya dengan diberi alas gelas arloji (d g)

Page 10: ALAT,Bahan Cara Kerja

29

j. Menghitung kadar lengasnya

Kadar Lengas Maksimum Tanah = (b−a )−(c−d )

(c−d ) x 100%

D. Konsistensi Tanah

1. Alat

a. Botol timbang

b. Colet

c. Botol pemancar

d. Eksikator

e. Cassa grande

f. Cawan penguap

g. Oven

h. Timbangan analitik

i. Spatel

j. Lempeng kaca

k. Papan kayu

2. Bahan

a. Ctka Ø 0,5 mm

b. Aquadest

3. Cara Kerja

a. Batas Cair (BC)

1) Membuat pasta tanah dengan cara mencampur ctka Ø 0,5 mm dengan

air pada cawan penguap

2) Mengambil pasta tanah secukupnya dan memasukkannya ke dalam

cassagrande dan meratakan dengan colet setebal 1 cm, lalu membelah

pasta tanah dengan spatel dalam keadaan tegak lurus sampai pada

dasar cawan

3) Mengatur tinggi rendah cawan cassagrande pada meja penumpunya,

kemudian memutar alat cassagrande dengan kecepatan 2x per detik

dan menghitung jumlah ketukan hingga pasta bertemu sepanjang 1-2

cm

Page 11: ALAT,Bahan Cara Kerja

30

4) Mengulangi sebanyak 4 kali (2x untuk > 10-< 25 ketukan dan 2x untuk

>25-<45 ketukan)

5) Mengambil tiap pasta tanah hasil ketukan dan menganalisis KL-nya

6) Mencari log ketukan kemudian dianalisis dengan regresi (nilai

BC=KL pada ketukan 25)

b. Batas Lekat (BL)

1) Membuat gumpalan dengan pasta tanah sebesar bola pingpong

2) Menusuk gumpalan dengan spatel sedalam 2,5 cm dengan kecepatan

0,5 detik

3) Bila tanah menempel 1/3 batas spatel (kurang lebih 8 mm) maka tanah

disekitar tusukan diambil dan menganalisis KL-nya

4) Melakukan ulangan sebanyak 2 kali

c. Batas Gulung (BG)

1) Menggiling-giling pasta tanah di atas lempeng kaca hingga terbentuk

silindris (3 mm) dan mulai retak-retak. Bila belum retak-retak

menambah sedikit tanah lalu menggilingnya lagi

2) Menghitung kadar lengas tanah tersebut denagn analisis lengas

3) Mengulang sekali lagi sebagai duplo

d. Batas Berubah Warna (BBW)

1) Meratakan pasta tanah pada kayu membentuk elips dengan ketinggian

pada bagian tengah kurang lebih 3 mm dan makin ke tepi makin tipis

2) Membiarkan semalam dan setelah ada beda warna diambil tanahnya

selebar 1 cm (warna terang dan gelap) untuk dianalisis KL-nya.

E. Analisis pH Tanah

1. Alat

a. Flakon

b. Pengaduk kaca

c. pH meter

d. Timbangan

Page 12: ALAT,Bahan Cara Kerja

31

2. Bahan

a. Ctka Ø 0,5 mm sebanyak 10 gram

b. Reagen H2O (pH aktual) dan KCl (pH potensial), dengan perbandingan

1:2,5

3. Cara Kerja

a. Menimbang ctka sebanyak 5 gram dan memasukkan ke dalam dua buah

flakon

b. Menambahkan aquadest 12,5 cc untuk analisa pH H2O, 12,5 cc KCl untuk

pH KCl, dan 12,5 cc NaF untuk pH NaF

c. Mengaduk masing-masing hingga homogen selama 5 menit

d. Mendiamkannya selama 30 menit kemudian diukur.

F. Analisis Pertukaran Kation

1. Alat

a. Erlenmeyer

b. Alat penggojog

c. Kertas saring

d. Corong

e. Pipet ukur

f. Labu destilasi

g. Destilator

h. Biuret dan statif

i. Timbangan

2. Bahan

a. Ctka Ø 0,5 mm

b. NH4COOH 1 N

c. Alkohol 95 %

d. NaCl 10 %

e. NaOH 45 %

f. HCl 0,1 N

g. H3BO3 2 %

h. Indikator campuran (BCG dan MR)

Page 13: ALAT,Bahan Cara Kerja

32

i. Aquadest

j. Butir Zn

3. Cara Kerja

a. Menimbang ctka Ø 0,5 mm 10 g

b. Memasukkan dalam erlenmeyer, menambahkan amonium asetat 20 cc

dan menggojog selama 30 menit kemudian menyaring

c. Mencuci dengan amonium asetat 8 kali masing-masing 10 cc

d. Filtrat disisihkan (jangan dibuang) untuk penentuan KB dan ctka dicuci

lagi dengan alkohol 10 cc sebanyak 5 kali kemudian filtrat dibuang

e. Mencucinya dengan KCl 10 % 10 cc sebanyak 8 kali dan memindahkan

filtrat ke dalam tabung destilasi

f. Mengencerkan dengan aquadest sampai volume 150 cc

g. Menambahkan 5 cc NaOH 45% dan 2 butir Zn

h. Melakukan destilasi dengan penampung 10 cc H3BO3 2% dan menambah

2 tetes indikator campuran

i. Menunggu hasil destilasi sampai volume 10 cc

j. Menitrasi dengan 0,1 N HCl sampai warna kehijauan

k. Mencatat cc HCl yang habis untuk titrasi

l. Perhitungan :

KPK = cc HCl x N HCl x 4berat tanah

x cmol(+)/kg

G. Analisis Bahan Organik

1. Alat

a. Labu takar 50 ml

b. Gelas piala 50 ml

c. Gelas ukur 25 ml

d. Pipet drop

e. Pipet ukur

2. Bahan

a. Ctka Ø 0,5 mm

b. K2Cr2O7 1N

Page 14: ALAT,Bahan Cara Kerja

33

c. H2SO4 pekat

d. H3PO4 85%

e. FeSO4 0,5 N

f. Indikator DPA

g. Aquadest

3. Cara Kerja

a. Menimbang ctka Ø 0,5 mm 0,5 gram dan memasukkan ke dalam labu

takar 50 ml

b. Menambah 10 ml K2Cr2O7 1 N

c. Menambahkan dengan hati-hati lewat dinding 10 cc H2SO4 pekat setetes

demi setetes. Hingga menjadi berwarna jingga. Apabila warna menjadi

kehijauan menambah K2Cr2O7 dan H2SO4 kembali dengan volume

diketahui (melakukan dengan cara yang sama terhadap blangko)

d. Menggojog dengan memutar dan mendatar selama1 menit lalu

mendiamkannya selama 30 menit

e. Menambah 50 ml H3PO4 85% dan mengencerkan dengan aquadest

hingga volume 50 ml, menggojog sampai homogen

f. Mengambil 5 ml larutan bening dan menambah 15 ml aquadest serta

indikator DPA sebanyak 2 tetes, kemudian menggojognya bolak-balik

sampai homogen

g. Menitrasi dengan FeSO4 1 N hingga warna hijau cerah

h. Perhitungan :

Kadar C = (B−A ¿ x n FeSO4 x 3 ¿100

100 + KLx berat tanah (mg)

x 10 x 10077

x 100%

Kadar Bahan Organik = 10058

x Kadar C

B = Blanko

A = Baku

KL = Kadar Lengas

Page 15: ALAT,Bahan Cara Kerja

34

H. Kadar N, P dan K pada Tanah

1. N Total Tanah

a. Alat

1) Gelas Arloji

2) Timbangan Analitik

3) Tabung Kjeldahl

4) Erlenmeyer

5) Buret

6) Labu Destilasi

b. Bahan

1) Contoh tanah kering angin diameter 0,5 mm 0,5 gr

2) H2SO4 pekat 0,1 N

3) CuSO4 dan K2SO4 (perbandingan 20 : 1)

4) Aquades

5) H3BO3 1% dan metyl red

6) NaOH pekat 0,1 N

7) Butir Zn

c. Cara kerja

1) Destruksi

a) Menimbang tanah kering angin diameter 0,5 mm 0,5 gram

b) Memasukkan ke tabung Kjedahl dan menambahkan 3 ml H2SO4

pekat

c) Menambahkan campuran serbuk K2SO4 dan CuSO4 1 sendok kecil

d) Melakukan destruksi hingga campuran homogen yaitu asap hilang

dan larutan menjadi putih kehijauan atau tidak berwarna

2) Destilasi

a) Setelah larutan dalam tabung Kjedahl dingin, menambahkan

aquades 50 ml dan menuangkan ke dalam tabung destilasi (tanah

tidak ikut) dan menambahkan 2 butir Zn dan 10 ml NaOH pekat

Page 16: ALAT,Bahan Cara Kerja

35

b) Membuat larutan penampung 10 ml (sudah tersedia yaitu campuran

dari H2SO4 0,1 N dan menambahkan 2 tetes metyl red pada

erlenmeyer)

c) Melakukan destilasi hingga volume larutan penampung 40 ml

3) Titrasi

a) Mengambil larutan penampung hasil destilasi 10 ml dan

melakukan titrasi pada larutan dalam gelas piala, dengan NaOH 0,1

N sampai warna hampir hilang/ kuning bening

b) Melakukan prosedur di atas blanko

c) Menghitung nilai N total tanah

N total ta nah = (B−A) x N NaOH x 14 x 4100100 + KL

x Berat tanah (mg)x 100 %

2. P Tersedia Tanah

a. Alat

1) Gelas ukur

2) Timbangan analitik

3) Tabung reaksi

4) Corong

5) Kertas whatman

6) Erlenmeyer

7) Pipet

8) Spektrofotometer

b. Bahan

1) Ctka 0,5 mm

2) Larutan 0,025 N HCl

3) Larutan NH4F 0,03 N

4) Amonium Molibdat

5) Larutan SnCl2

6) Larutan Standard P

Page 17: ALAT,Bahan Cara Kerja

36

c. Cara Kerja

1) Mengencerkan larutan standar P (oleh Co-Ass)

2) Menimbang 1 gram tanah kering angin kemudian memasukkannya

ke dalam flakon

3) Menambah 7 ml larutan Bray I (0,025 N HCl + 0,03 N NH4F), lalu

menggojognya selama 1 menit

4) Menyaring dengan kertas whatman sampai jernih

5) Mangambil 2 ml filtrat dan menambah 5 ml aquades

6) Menambah 2 ml ammonium molybdat hingga homogen

7) Menambah 1 ml SnCl2 dan menggojognya

8) Mengukur dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 660 nm

ppm P=ppm P Larutan tanah x 35

100100 + KL

x Berat tanah (gram)

3. K Tersedia Tanah

a. Alat

1) Gelas ukur

2) Gelas reaksi

3) Timbangan analitik

4) Kertas saring

5) Corong

6) Flamefotometer

b. Bahan

1) Ctka 0,5 mm 2,5 gr

2) Lithium Khlorida 0,05 N

3) Amonium Asetat 1 N pH 7

c. Cara Kerja

1) Menimbang contoh tanah 2,5 gram

2) Menambah amonium asetat 25 ml dan menggojog selama 30 menit

3) Menyaring ekstrak dan mengambil 5 ml

Page 18: ALAT,Bahan Cara Kerja

37

4) Menambah 5 ml LiCl2 dan menjadikan volume 50 ml dengan

aquades

5) Menembak dengan flamefotometer

K tersedia tanah = ppm K Larutan Tanah x

505

x 50

1000100

100+KL x Berat tanah (gr)

x 100%

I. Ommision Test

1. Alat

a. Label

b. Plastik

c. Polybag

2. Bahan

a. Pupuk Urea

b. Pupuk KCl

c. Pupuk SP-36

d. Benih Kacang Tanah

e. Tanah Pasir ukuran 2mm/ 5mm, 3-5 kg.

3. Cara kerja

a. Persiapan

1) Tanah pasir dikeringanginkan pada tempat yang terlindung dari sinar

matahari langsung.

2) Tanah pasir diayak dengan ukuran 2mm atau 5mm.

3) Tanah pasir ditimbang masing-masing ± 3-5 kg sebanyak perlakuan

dan ulangan.

4) Label disiapkan yang dimasukkan dalam plastik agar tidak basah.

5) Pupuk disiapkan untuk perlakuan sebagai berikut:

a) T1 : Tanaman Kacang Tanah

b) T2 : Tanaman Jagung

c) L0 : Tanpa diberi Legin

d) L1 : Diberi legin

Page 19: ALAT,Bahan Cara Kerja

38

e) L2 : Diberi mikoriza

f) M0 : Tanpa diberi pupuk anorganik

g) M1 : Urea 100 kg/ha, SP-36 50 kg/ha, dan KCl 125kg/ha.

h) M2 : SP-36 50 kg/ha dan KCl 25 kg/ha.

i) M3 : urea 100 kg/ha, dan KCl 25 kg/ha

j) M4 : urea 100 kg/ha, dan SP-36 kg/ha

6) Tanah pasir, pupuk mikro hara, dan pupuk perlakuan dicanpur,

sehingga diperoleh interaksi perlakuan sebagai berikut:

T1L0M0 T1L0M1 T1L0M2 T1L0M3 T1L0M4T1L1M0 T1L1M1 T1L1M2 T1L1M3 T1L1M4T2L0M0 T2L0M1 T2L0M2 T2L0M3 T2L0M4T2L2M3

7) Benih kacang tanah/ jagung dimasukkan ke dalam setiap polybag dan

menyiram polybag dengan air hingga kapasitas lapangan.

8) Kondisi polybag harus dijaga agar tetap pada kapasitas lapangan.

b. Pengamatan

1) Setelah kurang lebih 30-40 hari setelah tanam (fase vegetatif

maksimal), tanaman diamati khususnya pada bagian daun dan

batangnya untuk mengetahui gejala kekurangan unsur hara.

2) Amati juga tinggi tanaman pada masing-masing perlakuan serta

perakaranya (pada tanaman kacang tanah diamati jumlah bintil akar

dan pada tanaman jagung diamati perakaranya).

3) Bandingkan data-data yang diperoleh antara satu perlakuan denagn

perlakuan lain.