1
ALGORITMA Papilloma Nasalis Klasifikasi: Papilloma fungiform Papilloma inverted cylindrical (oncocytic) Anamnesis: 1. Hidung tersumbat unilateral 2. Epistaksis 3. Rhinorea Anamnesis: 1. Hidung tersumbat unilateral 2. Epistaksis 3. Rhinorea purulen Anamnesis: 1. Hidung tersumbat unilateral 2. Epistaksis 3. Rhinorea Pemeriksaan Fisik: 1. Massa seperti kutil bernodul- nodul 2. Massa tumbuh Pemeriksaan Fisik: 1. Massa polipoid, bernodul 2. Massa tumbuh di meatus (media) 3. Bewarna merah Pemeriksaan Fisik: 1. Massa papilari/polipoi d 2. Massa tumbuh di antrum media, dinding lateral kavum nasal, Pemeriksaan Penunjang: 1. Histo patologi 2. Foto polos 3. CT-scan Penanganan Pembedahan: 1. Rinotomi Lateral 2. Degloving 3. Maksilektomi Medial 4. Endoskopi

ALGORITMA

Embed Size (px)

DESCRIPTION

algoritma papiloma nasal

Citation preview

ALGORITMA

Papilloma Nasalis

Anamnesis:

1. Hidung tersumbat unilateral

2. Epistaksis

3. Rhinorea purulen

4. Benjolan dihidung

5. Nyeri

Pemeriksaan Fisik:

1. Massa polipoid, bernodul

2. Massa tumbuh di meatus (media)

3. Bewarna merah muda merah tua

4. Massa kenyal

5. Deformitas tulang +

Penanganan Pembedahan:

1. Rinotomi Lateral

2. Degloving

3. Maksilektomi Medial

4. Endoskopi

Pemeriksaan Penunjang:

1. Histo patologi

2. Foto polos

3. CT-scan

4. MRI

Pemeriksaan Fisik:

1. Massa papilari/polipoid

2. Massa tumbuh di antrum media, dinding lateral kavum nasal, sinus etmoidalis

3. Bewarna merah beefy-red atau kecoklatan

cylindrical (oncocytic)

Papilloma fungiform (exophytic)

Pemeriksaan Fisik:

1. Massa seperti kutil bernodul-nodul

2. Massa tumbuh di septum nasal

3. Bewarna merah muda merah tua

Anamnesis:

1. Hidung tersumbat unilateral

2. Epistaksis

3. Rhinorea

4. Benjolan dihidung

Anamnesis:

1. Hidung tersumbat unilateral

2. Epistaksis

3. Rhinorea

4. Benjolan dihidung

Papilloma inverted

Klasifikasi: