34
MAKALAH ANALISIS ASET LANCAR PADA PERUSAHAAN disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Analisis Laporan Keuangan oleh: Arinda Widyaswara 120110120169 Azri Mareta 120110120175 Asangki Nindya Sakata 120110120192 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS PADJADJARAN 2015

Alk - Aset Lancar

  • Upload
    arinda

  • View
    245

  • Download
    1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Alk - Aset Lancar

Citation preview

Page 1: Alk - Aset Lancar

MAKALAH

ANALISIS ASET LANCAR PADA PERUSAHAAN

disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Analisis Laporan Keuangan

oleh:

Arinda Widyaswara 120110120169

Azri Mareta 120110120175

Asangki Nindya Sakata 120110120192

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PADJADJARAN

2015

Page 2: Alk - Aset Lancar

PENGERTIAN ASET LANCAR

Definisi Aset Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI)

Aset merupakan sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa

masa lalu dan darimana manfaat ekonomi di masa depan diharapkan akan diperoleh

perusahaan (IAI, 2007).

Definisi Aset Lancar menurut PSAK 1 (Revisi 2009)

Pengklasifikasikan suatu aset sebagai aset lancar atau tidak lancar dalam PSAK 1 (Revisi

2009) diatur dalam paragraf 63 yang menjelaskan bahwa entitas mengklasifikasikan aset

sebagai aset lancar, jika :

a. entitas mengharapkan akan merealisasikan aset, atau bermaksud untuk menjual atau

menggunakannya dalam siklus operasi normal;

b. entitas memiliki aset untuk tujuan diperdagangkan;

c. entitas mengharapkan akan merealisasi aset dalam jangka waktu 12 bulan setelah

periode pelaporan; atau

d. kas atau setara kas (seperti yang dinyatakan dalam PSAK 2 (revisi 2009) : Laporan

Arus Kas), kecuali aset tersebut dibatasi pertukaran atau penggunaannya untuk

menyelesaikan liabilitas sekurang-kurangnya 12 bulan setelah periode pelaporan.

Definisi Aset Lancar menurut Alimsyah dan Padji (2006;284)

―Aktiva lancar adalah harta perusahaan yang dapat ditukar dengan uang tunai dalam waktu

relative singkat, biasanya ukuranwaktunya yang dipakai ialah siklus usaha atau tahu buku,

yang termasuk aktiva lancar ialah uangkas, rekening giro bank, investasi jangka pendek,

piutang usaha, persediaan barang dagang, biaya dibayar dimuka, wesel, dll..‖

Definisi Aset Lancar menurut S. Munawir (2004;14)

Page 3: Alk - Aset Lancar

―Aktiva lancar adalah uang kas atau aktiva lainnya yang dapat diharapkan untuk dicairkan

atau ditukarkan menjadi uang tunai, dijual atau dikonsumer dalam periode berikutnya (paling

lama satu tahun atau dalam perputaran kegiatan perusahaan yang normal).‖

Dari pengertian aktiva lancar diatas, maka dapat disimpulkan bahwa aktiva lancar adalah

aktiva yang dapat dijadikan uang dalam waktu yang singkat dalam kurun waktu kurang dari

satu tahun yang terdiri dari kas dan setara kas, investasi jangka pendek yang diperdagangkan,

piutang (account receivable), persediaan (inventory), dan beban yang dibayar dimuka

(prepaid expense).

JENIS ASET LANCAR

1. Kas dan Setara Kas

Kas diartikan sebagai sesuatu apapun yang bisa ditabungkan di Bank serta bisa dengan

mudah ditarik/diambil setiap saat (sewaktu waktu) dan penggunaannya tidak dibatasi

atas ditentukan, sehingga dapat segera digunakan.

Setara kas (cash equivalent) adalah investasi yang sifatnya sangat likuid, berjangka

pendek, dan yang dengan cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah yang dapat

ditentukan dan memiliki risiko perubahan nilai yang tidak signifikan. Sedangkan yang

termasuk setara kas misalnya cek yang belum diuangkan.

Penyajian Laporan Arus Kas

Laporan arus kas melaporkan arus kas selama periode tertentu dan diklasifikasikan

menurut aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan.

a. Aktivitas Operasi

Jumlah arus aks yang berasal dari aktivitas operasi merupakan indikator

utama untuk menentukan apakah operasi entitas dapat menghasilkan arus kas

yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi

entitas, membayar dividen, dan melakukan investasi baru tanpa

mengandalkan sumber pendanaan dari luar.

Page 4: Alk - Aset Lancar

Beberapa contoh arus kas dari aktivitas opearsi adalah :

1. Penerimaan kas dari penjualan barang dan pemberian jasa;

2. Penerimaan kas dari royalty, fees, komisi, dan pendapatan lain;

3. Pembayaran kas kepada pemasok barang dan jasa;

4. Pembayaran kas kepada dan untuk kepentingan karyawan;

5. Penerimaan dan pembayaran kas oleh entitas asuransi sehubungan

dengan premi, klaim, anuitas, dan manfaat polis lain;

6. Pembayaran kas atau penerimaan kembali (restitusi) pajak

pengahasilan kecuali jika dapat diidentifikasikan secara khusus

sebagai bagian dari aktivitas pendanaan dan investasi; dan

7. Penerimaan dan pembayaran kas dari kontrak yang dimiliki untuk

tujuan diperdagangkan atau diperjualbelikan (dealing).

b. Aktivitas Investasi

Pengungkapan terpisah arus kas yang berasal dari aktivitas investasi

adalah penting karena kas tersebut mencerminkan pengeluaran yang telah

terjadi untuk sumber daya yang dimaksudkan menghasilkan pendapatan dan

arus kas asa depan. Beberapa contoh arus kas yang berasal dari aktivitas

investasi adalah :

1. Pembayaran kas untuk membeli asset tetap, asset tidak berwujud, dan

asset jangka panjang lain termasuk biaya pengembangan yang

dikapitalisasi dan asset tetap yang dibangun sendiri;

2. Penerimaan kas dari penjualan asset tetap, asset tidak berwujud, dan

asset jangka panjang lain;

3. Pembayaran kas untuk membeli instrument utang atau instrument

akuitas entitas lain dan kepemilikan dalam ventura bersama (selain

pembayaran kas untuk instrument yang dianggap setara kas atau

instrumen yang dimiliki untuk diperdagangkan atau diperjualbelikan)

4. Penerimaan kas dari penjualan instrument utang dan instrument

ekuitas lain dan kepemilikan ventura bersama (selain penerimaan kas

Page 5: Alk - Aset Lancar

dari instrument yang dianggap setara kas atau instrument yang dimilki

untuk diperdagangkan atau diperjualbelikan)

5. Uang muka dan pinjaman yang diberikan kepada pihak lain (selain

uang muka dan kredit yang diberikan oleh lembaga keuangan);

6. Penerimaan kas dari pelunasan uang muka dan pinjaman yang

diberikan kepada pihak lain (selain uang muka dan kredit yang

diebrikan kepada pihak lain (selain uang muka dan kredit yang

diberikan oleh lembaga keuangan);

7. Pembayaran kss sehubungan dengan kontrak future, forward, opsi dan

swap, kecuali jika kontrak tersebut dimiliki untuk tujuan

diperdagangkan atau diperjualbelikan , atau jika pembayraan tersebut

diklasifiksikan sebagai aktivitas pendanaan; dan

8. Penerimaan kas dari kontrak future, forward, opsi dan swap, kecuali

jika kontrak tersebut dimiliki untuk tujuan diperdagangkan atau

diperjualbelikan, atau jika pembayaran tersebut diklasifikasikan

sebagai aktivitas pendanaan.

c. Aktivitas Pendanaan

Pengungkapan terpisah arus kas yang berasal dari aktivitas pendanaan

adalah penting karena berguna untuk memprediksi klaim atas arus kas masa

depan oleh para penyelia modal entitas. Beberapa contoh arus kas yang

berasal dari aktivitas pendanaan adalah :

1. Penerimaan kas dari penerbitan saham atau instrument modal lain

2. Pembayaran kas kepada pemilik untuk menarik atau menebus saham

entitas;

3. Penerimaan kas dari penerbitan obligasi, pinjaman, wesel, hipotek, dna

pinjaman jangka pendek dan jangka panjang lain;

4. Pelunasan pinjaman; Pembayaran kas oleh lessee untuk mengurangi

saldo liabilitas yang berkaitan dengan sewa pembiayaan.

Komponen Kas dan Setara Kas

Page 6: Alk - Aset Lancar

Entitas mengungkapkan komponen kas dan setara kas serta menyajikan

rekonsiliasi jumlah tersebut dalam laporan arus kas dengan pos yang sama yang

disajikan dalam laporan posisi keuangan. Oleh karena itu, keanekaragaman praktik

pengelolaan kas dan pengaturan perbankanr sesuai PSAK 1 (revisi 2009): Penyajian

Laporan Keuangan, entitas mengungkapkan kebijakan dalam menentukan komponen

kas dan setara kas.

Pengaruh setiap perubahan dalam kebijakan untuk menentukan komponen kas

dan setara kas, misalnya perubahan dalam klasifikasi instrumen keuangan yang

sebelumnya diperlakukan sebagai bagian dari portofolio investasi entitas, dilaporkan

sesuai dengan PSAK 25 (revisi 2009) : kebijakan akuntansi, perubahan estimasi

akumulasi dan kesalahan.

Informasi tambahan yang relevan mungkin berguna dalam memahami posisi

keuangan dan likuiditas entitas juga harus dilaporkan dalam laaporan keuangan

dibagian catatan atas laporan keuangan. Pengungkapan informasi ini, bersama dengan

pendapat menajemen, diajurkan dan mencakup :

1. Jumlah fasilitas pinjaman yang belum digunakan yang mungkin tersedia untuk

aktivitas operasi masa depan dan untuk menyelesaikan komitmen modal, dengan

mengidentifikasikan pembatasan penggunaan fasilitas ini ;

2. Jumlah keseluruhan arus kas dari aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan yang

terkait dengan kepemilikan dalam ventura bersama yang dilaporkan dengan

menggunakan konsolidasi proporsional;

3. Jumlah keseluruhan arsu kas yang mencerminkan peningkatan kapasitas operasi

yang terpisah dari arus kas yang diperlukan untuk mempertahankan kapasitas

operasi; dan

4. Jumlah arus kas yang timbul dari aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan daris

etiap segmen yang dilaporkan (lihat PSAK 5 (revisi 2009) : Segmen Operasi).

2. Investasi Jangka Pendek yang Diperdagangkan

Page 7: Alk - Aset Lancar

Investasi yang ditujukan dijual kembali dalam jangka waktu yang pendek untuk

mendapatkan gain atau keuntungan. investasi ini juga merupakan aset lancar,

contohnya investasi jangka pendek yang diperdagangkan dengan tujuan memperoleh

cash inflow dan aset deriatif yang dibeli dengan maksud untuk dijual kembali.

Investasi Jangka Pendek Yang Dapat Diperdagangkan:

Dapat dengan mudah diubah kembali menjadi uang tunai, atau didanai dari

kelebihan dana yang bersifat sementara yang dimiliki oleh perusaha.

Masa investasi tidak lebih dari satu periode akuntansi (12 bulan).

Instrumen Investasi Jangka Pendek :

a) Investasi dalam bentuk Deposito

Dalam hal ini, deposito yang dimaksud adalah deposito yang daat dicairkan

dalahm jangka waktu satu tahun, atau satu periode operasi perusahaan, atau

kurang dari satu tahun atau satu periode operasi perusahaan.

b) Investasi dalam Surat-surat Berharga

Surat berharga dicatat sebesar harga perolehannya. Unsur-unsur harga

perolehan adalah harga surat berharga ditambah dengan komisi (provisi)

broker, bea materai, dan biaya biaya lainnya yang menunjang agar surat

berharga tersebut bisa dimiliki dan siap untuk digunakan.

c) Investasi Jangka Pendek Dalam Bentuk Saham

Saham : surat bukti ikut menanamkan modal dalam suatu perusahaan yang

berbentuk PT (Perseroan Terbatas).

Pengukuran

Nilai investasi tidak akan berubah dengan laporan laba ataupun kerugian

investee. Bila laba dibagi, maka itu merupakan penerimaan bagi hasil (sumber

dana dari mana dana investasi berasal).

Pengungkapan

Page 8: Alk - Aset Lancar

Investasi disajikan di Laporan Posisi Keuangan sebesar nilai investasinya.

Penjelasan tentang rincian dan jenis Investasi diungkapkan di Catatan atas

Laporan Keuangan.

3. Piutang Dagang (Accounts Receivable)

Piutang adalah tagihan kepada seseorang atau badan usaha yang muncul karena

operasi normal entitas usaha. Contoh piutang adalah piutang pada perusahaan rekanan

(afiliasi) dan piutang pada pelanggan. Apabila terjadi penurunan nilai piutang karena

return penjualan, piutang yang tidak bisa ditagih maupun diskon, harus dicantumkan

dan dijelaskan dengan rinci didalam penjelasan laporan keuangan perusahaan.

Pengelompokkan piutang menurut Warren, Reeve, dan Fess (2008) adalah

sebagai berikut :

1. Piutang usaha (accounts receivable)

Transaksi yang paling banyak memungkinkan menghasilkan piutang adalah

penjualan barang secara kredit. Piutang usaha ini normalnya akan tertagih

dalam periode waktu yang relatif pendek, seperti 30-60 hari yang

dikelompokkan sebagai aset lancar.

2. Wesel tagih (notes receivable)

Wesel tagih adalah tagihan yang didukung dengan janji tertulis debitur untuk

membayar pada tanggal tertentu. Wesel tagih diperkirakan akan tertagih dalam

jangka waktu setahun. Wesel bisa digunakan untuk menyelesaikan piutang

usaha pelanggan.

3. Piutang lain-lain (other receivables)

Piutang lain-lain biasanya disajikan secara terpisah dalam neraca. Apabila

tertagih dalam waktu satu tahun maka dikasifikasikan sebagai aset lancar, jika

penagihannya lebih dari satu tahun maka diklasifikasikan sebagai aset tidak

lancar di bawah akun investasi. Piutang ini meliputi piutang bunga, piutang

pajak, piutang pejabat atau piutang karyawan.

Page 9: Alk - Aset Lancar

Pengakuan Piutang

Piutang diakui dengan menggunakan accrual basis. Yang dimaksud dengan

accrual basis adalah piutang diakui pada saat terjadinya transaksi, bukan pada saat

diterimanya uang pembayaran. Piutang ini timbul karena adanya transaksi antara

penjual dengan pembeli, yang pembayarannya dilakukan pada saat yang akan datang

sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

Penilaian dan Pelaporan Piutang

Secara teori, semua piutang dinilai dalam jumlah yang mewakili nilai sekarang

dari perkiraan penerimaan kas di masa datang. Oleh karena itu, piutang usaha

berjangka pendek. Sebagai ganti dari menilai piutang usaha pada nilai sekarang yang

didiskontokan, akuntansi mewajibkan pelaporan piutang sebesar nilai realisasi bersih

(net realizable value). Hal ini berarti bahwa piutang dilaporkan dalam jumlah bersih

dari estimasi piutang tak tertagih dan diskon usaha. Tujuannya adalah untuk

melaporkan piutang sejumlah klaim dari pelanggan yang benar-benar diperkirakan

diterima secara tunai atau mencerminkan realitas ekonomi yang sebenarnya sehingga

sesuai dengan matching concept.

Penyajian piutang usaha dalam neraca disajikan sebesar jumlah yang

diharapkan dapat diterima, dimana jumlah yang diharapkan diterima ini belum tentu

sama dengan jumlah yang secara formal tercantum dalam laporan klien. Hal ini karena

perusahaan telah mengurangi dengan penyisihan terhadap piutang yang mungkin tidak

dapat ditagih, konsep penilaian demikian menunjukan bahwa aktiva harus dinilai

sebesar manfaat yang diterima dimasa yang akan datang.

Page 10: Alk - Aset Lancar

Piutang Tak Tertagih

Di samping memperoleh manfaat dari penjualan yang dilakukan secara kredit

seperti meningkatnya pendapatan penjualan dan laba, perusahaan juga biasanya

menanggung beban operasi atas adanya piutang tak tertagih. Hal ini biasa timbul dari

kegagalan perusahaan memperoleh pembayaran dari para pelanggan.

Adapun tiga variabel penting dalam proses collection (penagihan) yang harus

diperhatikan oleh manajemen perusahaan, yaitu:

- Kemampuan membayar piutang

- Itikad baik untuk membayar piutang

- Kondisi perekonomian

Dalam menentukan kapan piutang usaha menjadi tak tertagih, tidak ada satu

pun ketentuan umum yang dapat digunakan. Karena pada kenyataannya seorang

customer gagal untuk mambayar piutang sesuai kontrak atau perjanjian tidak berarti

utang-utang tersebut tidak akan dapat tertagih. Bangkrutnya customer adalah salah

satu petunjuk yang paling signifikan mengenai tidak tertagihnya sebagian / seluruh

piutang. Petunjuk lainnya meliputi penutupan bisnis customer atau gagalnya upaya

penagihan setelah dilakukan beberapa kali usaha.

Adapun metode akuntansi untuk mencatat dan melaporkan beban piutang tak

tertagih menurut Kieso & Weydgant adalah sebagai berikut :

1. Metode Penyisihan (Allowance Method)

Metode ini disebut juga metode tidak langsung. Dalam metode ini perusahaan.

Metode ini akan menggunakan akun Penyisihan Piutang Tak Tertagih yang

memiliki saldo normal di kredit. Akun ini merupakan contra account asset yang

memperlihatkan kemungkinan klaim piutang tak tertagih di masa depan. Jurnal

untuk penyisihan piutang tak tertagih ini adalah :

Page 11: Alk - Aset Lancar

Ada 2 cara untuk mengestimasi jumlah penyisihan untuk piutang tak tertagih,

yaitu :

a. Persentase Penjualan

Pendekatan ini bertujuan untuk melaporkan piutang usaha di neraca pada

nilai bersih yang dapat direalisasikan, pendekatan ini juga disebut dengan

pendekatan Laba / Rugi. Melalui pendekatan ini debitur telah menentukan

perkiraan (melakukan estimasi ) berapa persen dari penjualan yang tidak dapat

ditagih (Uncollectible Receivables). Pendekatan ini tepat digunakan jika

customer memiliki sejarah yang baik mengenai kredit macet dengan penjualan

kredit tahun sebelumnya. Jurnal untuk pendekatan penjualan adalah :

b. Persentase Piutang

Pendekatan ini melihat menggunakan Analisis Umur Piutang (Aging

Schedule) Salah satu cara perusahaan dalam mengontrol piutangnya

dengan menggunakan aging schedule, yaitu daftar piutang usaha yang di

dalammnya berisi saldo piutang usaha, nama pelanggan beserta umur

piutang usaha. Dengan menggunakan cara ini, perusahaan dapat

menganalisis piutangnya dan mengelompokkannya menurut lamanya

piutang tersebut beredar. Semakin lama piutang tersebut beredar semakin

kecil kemungkinan piutang tersebut tertagih, perusahaan dapat

menentukan umur piutangnya berdasarkan tanggal jatuh temponya.

Estimasi persentase untuk piutang yang tidak dapat ditagih dapat berbeda-

Bad Debt Expense (Dr) xxx

Account Receivable (Cr) xxx

Bad Debt Expense (Dr) xxx

Allowance For Doubful Accounts (Cr) xxx

Page 12: Alk - Aset Lancar

beda sesuai dengan kategori umur piutang berdasarkan pengalaman masa

lalu. Biasanya umur piutang usaha di kelompokkan menurut jumlah hari

dibawah 60 hari, 60 – 90 hari, 91 – 120 hari, diatas 120 hari. Jurnal untuk

pendekatan piutang adalah :

2. Metode Langsung (Direct Write off Method)

Perusahaan akan menerapkan metode langsung jika piutangnya sudah

pasti tidak akan tertagih. Hal ini dilakukan oleh perusahaan dengan mendebet

akun beban piutang tak tertagih (uncollectible account expense) dan mengkredit

akun piutang usaha (account receivable).

Metode ini digunakan apabila :

Perusahaan kesulitan dalam mengestimasi jumlah piutang tak tertagih

secara wajar.

Jumlah customer yang dimiliki perusahaan relatif kecil.

4. Persediaan (Inventory)

“Persediaan” (inventory), menurut IAS 2, adalah aset tersimpan, untuk

digunakan sendiri (misal: bahan baku, barang dalam proses) atau untuk dijual ke pihak

Bad Debt Expense (Dr) xxx

Allowance For Doubful Accounts (Cr) xxx

Bad Debt Expense (Dr) xxx

Account Receivable (Cr) xxx

Page 13: Alk - Aset Lancar

lain (misal: persediaan barang jadi), dalam kurun waktu operasional normal

perusahaan.

Dasar penentuan nilai persediaan—yang saat ini dibatasi hanya dalam metode

FIFO dan metode biaya rata-rata tertimbang (weighted-average cost)—harus

disebutkan dengan jelas dalam ―penjelasan laporan keuangan‖. Khusus di perusahaan

manufaktur, bahan baku, barang dalam proses, dan barang juga harus disclosed secara

terpisah, di catatan kaki atau dalam ―penjelasan laporan keuangan‖.

Pengukuran

Persediaan harus diukur berdasarkan biaya atau nilai realisasi bersih, mana

yang lebih rendah. Biaya persediaan harus meliputi semua:

a. Biaya Pembelian, meliputi :

Harga Beli

Bea Import

Pajak lainnya (kecuali bisa ditagih kpd otoritas pajak)

Biaya angkut

Biaya penanganan

Biaya lain yang secara langsung dapat diatribusikan pada perolehan

barang atau jasa.

b. Biaya Konversi, meliputi :

Biaya Langsung terkait produksi (Tenaga kerja langsung)

Alokasi sistematis biaya overhead tetap dan variable

Pengakuan sebagai Biaya

Jika barang dalam persediaan dijual, maka nilai tercatat persediaan itu harus diakui

sebagai beban pada periode diakuinya pendapatan atas penjualan tersebut. Setiap

penurunan nilai persediaan dibawah biaya akan menjadi nilai realisasi bersih dan

seluruh kerugian persediaan harus diakui sebagai biaya pada periode terjadinya

penurunan atau kerugian tersebut. Setiap pemulihan kembali penurunan nilai

Page 14: Alk - Aset Lancar

persediaan, nilai realisasi bersih harus diakui sebagai pengurang terhadap jumlah

beban persediaan pada periode terjadinya pemulihan tersebut.

Pengungkapan

Laporan keuangan harus mengungkapkan:

a. Kebijakan akuntansi yang digunakan dalam pengukuran persediaan , termasuk

rumus biaya yang dipakai;

b. Total jumlah tercatat persediaan dan jumlah nilai tercatat menurut klasifikasi

yangsesuai bagi perusahaan;

c. Jumlah tercatat persediaan yang dicatat sebesar nilai realisasi bersih;

d. Jumlah dari setiap pemulihan dari setiap penurunan nilai yang diakui

sebagai penghasilan selama periode.

e. Kondisi atau peristiwa penyebab terjadinya pemulihan nilai persediaan

yangditurunkan.

f. Nilai tercatat persediaan yang diperuntukkan sebagai jaminan kewajiban.

Laporan keuangan harus mengungkapkan salah satu informasi tersebut:

a. Biaya persediaan yang diakui sebagai beban selama periode tertentu, atau

b. Biaya operasi, yang dapat diterapkan pada pendapatan diakui sebagai beban

selama periode laporan keuangan, diklasifikasikan sesuai dengan hakekatnya.

5. Beban Dibayar Dimuka (Prepaid Expenses)

Beban dibayar dimuka dalam Akuntansi dapat diartikan sebagai semua biaya

dan beban yang telah dibayarkan, namun sesungguhnya perusahaan belum merasakan

manfaat pembayaran biaya tersebut secara keseluruhan. Beban dibayar di muka adalah

transaksi yang pada saat terjadinya dikelompokkan sebagai harta (aktiva), tetapi akan

menjadi beban di kemudian hari. Beban ini merupakan harta perusahaan yang akan

memberikan manfaat di masa yang akan datang. Contoh dari akun beban dibayar di

Page 15: Alk - Aset Lancar

muka adalah sewa dibayar di muka, asuransi dibayar di muka, iklan dibayar di muka,

bunga dibayar di muka, dan sebagainya.

Ada dua cara pencatatan pada waktu melakukan pembayaran beban/biaya :

Pendekatan neraca/aktiva, pembayaran beban dicatat dalam akun beban dibayar

dimuka. Pada akhir periode, perusahaan melakukan penyesuaian atau pengakuan

beban sebesar manfaat yang telah diperoleh perusahaan.

Pendekatan laba rugi/beban, pembayaran beban dicatat sebagai beban, bukan

beban dibayar di muka. Pada akhir periode, perusahaan melakukan penyesuaian

terhadap beban yang belum jatuh tempo atau belum dirasakan manfaatnya oleh

perusahaan.

Pengukuran

Prepaid Expense dinilai sebesar nilai transaksi. Prepaid Expense dikurangkan secara

proporsional sesuai dengan masa manfaat ekonomi yang diperoleh.

Pengungkapan

Prepaid Expense disajikan di Laporan Posisi Keuangan sebesar nilai net (setelah

dikurangi manfaat ekonomi yang diperoleh) per tanggal laporan. Penjelasan atau

perincian tentang Prepaid Expense disajikan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.

Page 16: Alk - Aset Lancar

ANALISIS RASIO KEUANGAN ATAS ASET LANCAR

Pengertian

Menurut Mahmud M.Hanadie Analisis rasio adalah penggabungan yang menunjukkan

hubungan antara suatu unsur dengan unsur lainnya dalam laporan keuangan, hubungan antara

unsur laporan tersebut dinyatakan dalam bentuk matematis yang sederhana. Analisis ratio

merupakan bentuk atau cara umum yang digunakan dalam analisis laporan keuangan dengan

kata lain diantara alat-alat analisis yang selalu digunakan untuk mengukur kekuatan atau

kelemahan suatu perusahaan di bidang keuangan adalah analisis ratio keuangan (Financial

Ratio Analysis)

Tujuan

Dalam Keown dkk tujuan dari analisis ratio adalah :

Membantu manager finansial memahami apa yang perlu dilakukan oleh perusahaan,

berdasarkan informasi yang tersedia dan sifatnya terbatas.

Analisis ratio pada dasarnya tidak hanya berguna bagi kepentingan intern perusahaan

saja melainkan juga pihak luar dan ini berbeda menurut kepentingan khusus dari

analisis atau pihak yang berkepentingan.

Berguna bagi para analisis intern untuk membantu manajemen membuat evaluasi

mengenai hasil-hasil operasinya, memperbaiki kesalahan-kesalahan dan menghindari

keadaan yang dapat menyebabkan kesultan keuangan.

Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas perusahan adalah rasio yang menunjukkan kemampuan suatu perusahaan

untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi, atau kemampuan

perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih (S. Munawir, 1995 hal

31). Rasio likuiditas terdiri dari :

a. Current Ratio

Current Ratio adalah perbandingan antara aktiva lancar dan utang lancar

(Miswanto dan Eko Widodo, 1998, hal 83).

Rumus :

Page 17: Alk - Aset Lancar

Current Ratio = Aktiva Lancar / Hutang Lancar

Current ratio menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar utangnya yang

harus segera dipenuhi dengan mengunakan aktiva lancar yang dimilikinya.

Pada PT Garuda Indonesia, perhitungan Current Ratio untuk periode 2013

adalah sebagai berikut:

Current Ratio = Aktiva Lancar / Hutang Lancar

= USD 819.133.923 / USD 983.890.767

= 0,8325

Dari hasil perhitungan di atas, dapat diketahui bahwa kemampuan PT Garuda

Indonesia dalam melunasi kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aset

lancar yang dimiliki adalah 0,8325 (tiap satu kewajiban jangka pendek dilunasi dengan

0,8325 aset lancar. Hal ini membuktikan bahwa kemampuan PT Garuda Indonesia

dalam melunasi kewajiban jangka pendek harus lebih diperhatikan karena rasionya

dibawah satu poin).

b. Cash Ratio (Ratio Immediate Solvency)

Aktiva perusahaan yang paling likuid adalah kas dan surat berharga. Cash ratio

menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar utang jangka pendek dengan

kas dan surat berharga yang dapat segera diuangkan. Tidak terdapat standar likuiditas

untuk cash ratio sehingga penilaiannya tergantung pada kebijakan manajemen.

Rumus :

Cash Ratio = (Kas + Surat Berharga) / Hutang Lancar

Pada PT Garuda Indonesia perhitungan Cash Ratio untuk periose 2013 adalah

sebagai berikut:

Cash Ratio = (Kas + Surat Berharga) / Hutang Lancar

= USD 475.260.630 / USD 983.890.767

= 0,4830

Dari perhitungan diatas, dapat diketahui bahwa kemampuan PT Garuda Indonesia

melunasi kewajiban jangka pendeknya dengan kas dan setara kas yang dimiliki adalah

0,4830 (tiap satu kewajiban kewajiban jangka pendek dilunasi dengan 0,4830 kas dan

setara kas). Hal ini menunjukkan bahwa PT Garuda Indonesia memiliki kemampuan

Page 18: Alk - Aset Lancar

yang tidak memadai untuk melunasi kewajiban jangka pendek dengan memanfaatkan

aset lancar berupa kas dan setara kas.

c. Quick Ratio (Acid Test Ratio)

Quick ratio merupakan rasio antara aktiva lancar sesudah dikurangi persediaan

dengan hutang lancar. Rasio ini menunjukkan besarnya alat likuid yang paling cepat

bisa digunakan untuk melunasi hutang lancar. Persediaan dianggap aktiva lancar yang

paling tidak lancar, sebab untuk menjadi uang tunai (kas) memerlukan dua langkah

yakni menjadi piutang terlebih dulu sebelum menjadi kas.

Rumus :

Quick Ratio = (Aktiva Lancar – Persediaan) / Hutang Lancar

Pada PT Garuda Indonesia, perhitungan Quick Ratio untuk periode 2013

adalah:

Quick Ratio = (Aktiva Lancar – Persediaan) / Hutang Lancar

= (USD 819.133.923 – USD 90.328.457) / USD 983.890.767

= 0,7407

Dalam perhitungan diatas, dapat diketahui bahwa kemampuan PT Garuda Indonesia

dalam melunasi kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar

setelah dikurangi persediaan adalah 0,7407 (tiap satu kewajiban jangka pendek

dilanasi dengan 0,7407 aset lancar setelah dikurangi persediaan).

Page 19: Alk - Aset Lancar

PT. GARUDA INDONESIA (Persero) Tbk.

PROFIL PERUSAHAAN

Tentang Garuda Indonesia

Seiring semakin meningkatnya permintaan jasa industri penerbangan, Perusahaan terus

mengembangkan jaringan penerbangan hingga ke kota-kota pertumbuhan ekonomi dan wisata

baru di wilayah Barat dan Timur Indonesia. Sejarah penerbangan komersial Indonesia dimulai

saat bangsa Indonesia sedang mempertahankan kemerdekaannya. Penerbangan komersial

pertama menggunakan pesawat DC-3 Dakota dengan registrasi RI 001 dari Calcutta ke

Rangoon dan diberi nama ―Indonesian Airways‖ dilakukan pada 26 Januari 1949. Pada tahun

yang sama, 28 Desember 1949, pesawat tipe Douglas DC-3 Dakota dengan registrasi PK-DPD

dan sudah dicat dengan logo ―Garuda Indonesian Airways‖, terbang dari Jakarta ke

Yogyakarta untuk menjemput Presiden Soekarno. Inilah penerbangan yang pertama kali

dengan nama Garuda Indonesian Airways. Setahun kemudian, 1950, Garuda Indonesia resmi

menjadi Perusahaan Negara. Pada masa itu, Perusahaan memiliki 38 buah pesawat yang

terdiri dari 22 jenis DC-3, 8 pesawat Laut Catalina, dan 8 pesawat jenis Convair 240. Armada

Perusahaan terus berkembang, dimana untuk pertama kalinya Garuda Indonesia membawa

penumpang jamaah Haji ke Mekkah pada tahun 1956. Perjalanan terbang ke kawasan Eropa

dimulai Garuda Indonesia pada tahun 1965 dengan tujuan akhir di Amsterdam.

Sepanjang tahun 1980-an, Garuda Indonesia melakukan revitalisasi dan restrukturisasi

berskala besar untuk operasi dan armadanya. Hal ini mendorong perusahaan untuk

mengembangkan program pelatihan yang komprehensif untuk awak kabin dan awak darat

Garuda Indonesia dan mendirikan fasilitas pelatihan khusus di Jakarta Barat dengan nama

Garuda Indonesia Training Center.

Armada Garuda Indonesia dan kegiatan operasionalnya mengalami revitalisasidan

restrukturisasi besar-besarandi sepanjang tahun 1980-an. Hal ini menuntut Perusahaan

merancang pelatihan yang menyeluruh bagi karyawannya dan mendorong Perusahaan

mendirikan Pusat Pelatihan Karyawan, Garuda Indonesia Training Center di Jakarta Barat.

Page 20: Alk - Aset Lancar

Seiring dengan upaya pengembangan usaha, di awal tahun 2005, Garuda Indonesia memiliki

tim manajemen baru, yang kemudian membuat perencanaan baru bagi masa depan

Perusahaan. Manajemen baru Garuda Indonesia melakukan evaluasi ulang dan restrukturisasi

Perusahaan secara menyeluruh dengan tujuan meningkatkan efisiensi kegiatan operasional,

membangun kembali kekuatan keuangan yang mencakup keberhasilan Perusahaan dalam

menyelesaikan restrukturisasi utang, menambah tingkat kesadaran para karyawan dalam

memahami pelanggan, dan yang terpenting memperbarui dan membangkitkan semangat

karyawan Garuda Indonesia.

Penyelesaian seluruh restrukturisasi utang Perusahaan mengantarkan Garuda Indonesia

siap untuk mencatatkan sahamnya ke publik pada 11 Februari 2011. Perusahaan resmi

menjadi perusahaan publik setelah penawaran umum perdana atas 6.335.738.000 saham

Perusahaan kepada masyarakat. Saham tersebut telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia

pada tanggal 11 Februari 2011 dengan kode GIAA. Salah satu tonggak sejarah penting ini

dilakukan setelah Perusahaan menyelesaikan transformasi bisnisnya melalu kerja keras serta

dedikasi berbagai pihak. Per 31 Desember 2013, struktur kepemilikan saham Garuda

Indonesia sebagai emiten dan Perusahaan publik adalah Negara Republik Indonesia (69,14%),

karyawan (0,4%), investor domestik (24,34%), dan investor internasional (6,12%).

Terlepas dari bisnis utamanya sebagai maskapai penerbangan, Garuda Indonesia juga

memiliki unit bisnis (Strategic Business Unit/SBU) dan anak perusahaan. Unit bisnis Garuda

Indonesia adalah Garuda Cargo dan Garuda Medical Center. Sedangkan untuk mendukung

kegiatan operasionalnya, Garuda Indonesia memiliki 5 (lima) Entitas Anak yang fokus pada

produk/jasa pendukung bisnis Perusahaan induk, yaitu PT Citilink Indonesia, yaitu maskapai

tarif rendah (Low Cost Carrier), PT Aerowisata (hotel, transportasi darat, agen perjalanan dan

katering), PT Abacus Distribution System Indonesia (penyedia layanan sistem pemesanan

tiket), PT Aero System Indonesia/Asyst (penyedia layanan teknologi informasi untuk industri

pariwisawata dan transportasi) dan PT Garuda Maintenance Facility (GMF AeroAsia), yaitu

perusahaan yang bergerak di bidang perawatan pesawat, perbaikan, dan overhaul. Dalam

menjalankan kegiatan operasionalnya, Garuda Indonesia didukung oleh 7.861 orang

karyawan, termasuk 2.010 orang siswa yang tersebar di Kantor Pusat dan Kantor Cabang.

Page 21: Alk - Aset Lancar

Garuda Indonesia, pada Januari 2015, mengoperasikan 134 pesawat yang terdiri dari 2

pesawat Boeing 747-400, 11 pesawat Airbus A330-300, 11 pesawat Airbus A330-200, 5

pesawat Boeing 737 Classic (seri 300/500), 76 pesawat Boeing 737-800NG, 15 pesawat

CRJ1000 NextGen, 8 pesawat ATR72-600, 6 pesawat Boeing 777-300ER, dan 30 pesawat

Citilink yang terdiri dari 24 pesawat Airbus A320-200, 5 pesawat Boeing 737-300 serta 1

pesawat Boeing 737-400.

Menghadirkan standar baru kualitas layanan dalam industri air travel, Garuda

Indonesia saat ini melayani penerbangan ke 64 destinasi pilihan yang terdiri dari 44 kota di

area domestik dan 20 kota di area internasional.

Selain melayani penerbangan di rute-rute tujuan yang dioperasikan, saat ini Garuda

Indonesia juga melaksanakan perjanjian ―code share‖ dengan 14 maskapai internasional.

Selain itu, pada tanggal 5 Maret 2014, Garuda Indonesia secara resmi bergabung

dengan aliansi global, SkyTeam, sebagai bagian dari program perluasan jaringan

internasionalnya. Dengan bergabung bersama SkyTeam, penumpang Garuda Indonesia kini

dapat terbang ke 1.064 tujuan di 178 negara yang dilayani oleh semua maskapai anggota

SkyTeam dengan lebih dari 15.700 penerbangan per hari dan akses ke 564 lounge di seluruh

dunia.

Sebagai bagian dari upaya Perusahaan untuk terus meningkatkan layanan kepada

pengguna jasa, Garuda Indonesia memperkenalkan layanan khas ―Garuda Indonesia

Experience‖, yang menghadirkan kerahmahtamahan, budaya, dan segala hal terbaik dari

Indonesia melalui kelima panca indera, yaitu sight, sound, taste, scent, dan touch, untuk

diimplementasikan dalam layanan pre-journey, pre-flight, in-flight, post-flight, dan post-

journey.

Garuda Indonesia juga merupakan salah satu maskapai yang terdaftar sebagai IATA

Operational Safety Audit (IOSA) Operator dan menerapkan standar kemanan dan keselamatan

yang setara dengan maskapai internasional besar anggota IATA lainnya. Garuda Indonesia

menerima sertifikat IOSA pada tahun 2008 lalu.

Page 22: Alk - Aset Lancar

Visi Perusahaan

Menjadi perusahaan penerbangan yang handal dengan menawarkan layanan yang

berkualitas kepada masyarakat dunia menggunakan keramahan Indonesia.

Misi Perusahaan

Sebagai perusahan penerbangan pembawa bendera bangsa Indonesia yang

mempromosikan Indonesia kepada dunia guna menunjang pembangunan ekonomi nasional

dengan memberikan pelayanan yang profesional.

ANALISIS PERUSAHAAN

1. Industry Analysis

Penulis menggunakan Porter’s Five-Forces Model dalam menganalisis

persaingan dalam industri penerbangan yang dihadapi oleh Garuda Indonesia.

a. Persaingan antar perusahaan sejenis

Bisnis jasa transportasi udara merupakan bisnis yang tinggi tingkat

persaingannya di Indonesia. Hal ini merupakan dampak dari deregulasi industri

penerbangan domestik yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia sejak tahun

2000, yang membuat kompetisi dan akses ke dalam industri penerbangan Indonesia

terbuka lebar. Semakin banyak maskapai penerbangan domestic maupun

internasional yang beroperasi dan mengembangkan rute atau layanan

penerbangannya di bandara-bandara yang ada di seluruh Indonesia.

Garuda Indonesia menghadapi persaingan yang berasal dari perusahaan

penerbangan full service carrier/FSC maupun perusahaan penerbangan low cost

carrier/LCC. Untuk merespon persaingan ini, Garuda Indonesia melaksanakan

kegiatan operasional berdasarkan kedua tipe badan usaha penerbangan tersebut

yakni melaksanakan layanan FSC dengan brand Garuda Indonesia dan

mengembangkan layanan LCC dengan brand Citilink.

Garuda Indonesia terus melakukan inovasi bagi pertumbuhan usahanya

dalam menghadapi persaingan kompetitif di industri penerbangan. Salah satu

Page 23: Alk - Aset Lancar

langkahnya adalah dengan meluncurkan rencana ekspansi yang agresif bernama

Quantum Leap. Quantum Leap berisi perencanaan untuk melakukan penggandaan

armada pesawat dan menaikkan jumlah penumpang dengan cara menambah rute

tujuan domestik maupun internasional. Garuda Indonesia telah bergabung denga

SkyTeam untuk memperluas jaringan rute/pelayanannya dan bekerja sama dengan

Klub Sepakbola Liverpool untuk memperkuat eksistensinya di dunia penerbangan.

Selain itu Garuda Indonesia juga melakukan overhaul tampilan maskapai seperti

mengubah livery maskapai, seragam staf, dan logo yang diharapkan dapat

menghadirkan semangat keramahan Indonesia dan profesionalisme. Garuda

Indonesia juga mengembangkan konsep layanan baru berdasarkan keramahan dan

keunikan khas Indonesia yaitu Garuda Indonesia Experience. Pelayanan ini

mencakup berbagai aspek dari kebudayaan, masakan, dan keramahan Indonesia.

Dengan demikian disimpulkan bahwa Garuda Indonesia dapat bertahan

dalam persaingan di industri penerbangan Indonesia, karena perusahaan telah

melakukan berbagai cara untuk memenuhi faktor-faktor persaingan utama dalam

industri penerbangan.

b. Ancaman pesaing baru

Garuda Indonesia menghadapi pesaing baru baik dari pasar domestic

maupun internasional. Sebagian besar pesaing ini adalah maskapai penerbangan

berbiaya murah (Low Cost Carrier/LCC). Salah satu pesaing terberatnya adalah

AirAsia, LCC asal Malaysia ini telah merambah hampir seluruh bandara Indonesia

dalam waktu yang cukup singkat sejak pertama kali memulai pelayanannya di

Indonesia dan juga dapat memberikan pelayanan yang berkualitas.

Citilink merupakan jawaban Garuda Indonesia atas tantangan dari pesaing-

pesaing barunya. PT Citilink Indonesia merupan anak perusahaan PT Garuda

Indonesia (Persero) Tbk yang bergerak di bidang angkutan niaga berjadwal yang

berbiaya murah (LCC). Sehingga dengan mengembangkan layanan FSC yakni

Garuda Indonesia dan LCC yakni Citilink, diharapkan perusahaan mampu bersaing

dengan pesaing baru dan mengusai pangsa pasar di industri penerbangan.

Page 24: Alk - Aset Lancar

c. Ancaman dari produk substitusi

Produk substitusi (pengganti) transportasi udara adalah jasa transportasi

laut dan darat. Pengguna jasa transportasi pengganti dapat menjadi pilihan bagi

pelanggan jika jarak yang ditempuh pendek dan biayanya lebih rendah

dibandingkan menggunakan transportasi udara. Jasa transportasi darat yang dapat

menjadi produk pengganti adalah kereta api dan bus/mobil. Sebagian besar

pelanggan yang lebih memilih produk pengganti kereta api adalah pelanggan yang

berasal dari dan hendak menuju kota-kota yang ada di Pulau Jawa yang tersedia

layanan kereta api. Sedangkan pengguna produk pengganti berupa bus/mobil

ataupun dengan jasa transportasi laut akan dilakukan pelanggan jika jarak tempuh

pendek dan pastinya memperhitungkan biaya yang akan dikeluarkan. Namun

tingkat mobilitas yang tinggi saat ini mengakibatkan jasa transportasi udara

menjadi pilihan yang tepat bagi masyarakat untuk menunjang aktivitasnya. Karena

dengan menggunakan jasa transportasi udara memberikan waktu tempuh yang

lebih cepat bagi pelanggannya.

d. Kekuatan tawar-menawar pemasok

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk memiliki beberapa pemasok yang

mendukung kegiatan operasionalnya, antara lain PT Angkasa Pura (Persero),

pemasok bahan bakar, serta produsen armada pesawat dan mesin armada pesawat.

PT Angkasa Pura (Persero) merupakan badan usaha milik Negara yang

memberikan pelayanan pengoperasian bandara di Indonesia. Pelayanan yang

disuplai PT Angkasa Pura (Persero) yakni mencakup penggunaan fasilitas bandara,

seperti sewa tempat layanan konsumen dan ruang kantor, jasa pengendalian lalu

lintas udara, jasa pengendalian di darat dan jasa penerbangan lainnya. Dengan

berbagai jasa yang diterima, Garuda Indonesia menerima tagihan setiap bulan atas

penggunaan fasilitas dan pelayanan di setiap bandara di Indonesia dimana

perusahaan beroperasi.

Bahan bakar sangat diperlukan dalam pelaksanaan operasional perusahaan

penerbangan. Pemasok bahan bakar Garuda Indonesia terdiri atas Pertamina dan

beberapa pemasok internasional. Sebagian besar bahan bakar pesawat yang

Page 25: Alk - Aset Lancar

digunakan oleh Garuda Indonesia, yakni termasuk semua bahnbakar pesawat yang

diperlukan untuk penerbangan domestik berasal dari satu pemasok yaitu

Pertamina. Penetapan harga bahan bakar mengacu pada harga posting produksi

dalam negeri Pertamina termasuk diskon, yang ditentukan berdasarkan kebijakan

Pertamina sendiri. Sedangkan harga bahan bakar dari pemsok internasional

mengacu pada harga dasar rata-rata minyak yang dipublikasikan oleh Platts ,elalui

Singapura berdasarkan Mean of Platts Singapore (MOPS), Mean of Platts Arab

Gulf (MOPAG), Teluk Arab, Saudi Arabia dan Belanda, yang diterbitkan oleh

ARAMCO atau Rotterdam.

Garuda Indonesia menggunakan armada pesawat yang diproduksi oleh dua

pemasok yakni Boeing dan Airbus. Sedangkan mesin yang digunakan oleh armada

pesawat diproduksi oleh CFM International S.A. (joint venture antara Snecma

(SAFRAN Group) di Perancis dan General Electric di Amerika Serikat), dan Rolls-

Royce Plc. Pembelian armada pesawat dan suku cadang yang diperlukan Garuda

Indonesia dilaksanakan sesuai dengan perjanjian pembelian, sehingga Garuda

Indonesia bisa mendapatkan persetujuan harga yang terjangkau dengan kualitas

suku cadang terbaik dari para pemasok.

Dengan demikian sangatlah penting bagi Garuda Indonesia untuk memilih

pemasok yang tepat yang dapat mendukung kegiatan usaha penerbangan

perusahaan. Diharapkan pemasok-pemasok tersebut dapat bekerja sama dalam

mengembangkan kualitas operasional dan pelayanan Garuda Indonesia dengan

memberikan pasokan bahan baku dan suku cadang yang diperlukan dengan

kualitas terbaik, tepat waktu, dan sesuai dengan perjanjian bersama.

e. Kekuatan tawar-menawar konsumen

Pelangaan Garuda Indonesia dapat dikategorikan menjadi dua kelompok,

yaitu pelanggan yang menggunakan rute penerbangan domestik dan internasional.

Sebagai premium airlines, konsumen layanan FSC dengan brand Garuda Indonesia

yang menggunakan rute penerbangan domestik adalah pelanggan yang berada pada

pangsa pasar menengah ke atas. Sedangkan layanan LCC dengan brand Citilink

ditujukan kepada konsumen yang menggunakan rute penerbangan domestik yang

Page 26: Alk - Aset Lancar

berada pada pangsa pasar kelas ekonomi. Dengan demikian untuk melayani rute

penerbangan domestik, perusahaan telah mengembangkan layanan FSC dan LCC

yang dapat menjangkau seluruh pangsa pasar di industri penerbangan domestik.

Pelanggan yang menggunakanrute penerbangan internasional antara lain

jamaah haji, pihak pemerintah, dan konsumen lain yang menggunakan layanan

penerbangan Garuda Indonesia. Jamaah haji merupakan konsumen tetap layanan

penerbangan internasional Garuda Indonesia setiap tahunnya. Pada tahun 2013

presentase penerbangan tidak berjadwal menurun menjadi USD 215.965.887 (6%

dari total pendapatan usaha), dibandingkan dengan tahun 2012 sebesar USD

269.091.577 (7,4% dari total pendapatan usaha). Sedangkan untuk penerbangan

berjadwal mengalami peningkatan di tahun 2013 menjadi USD

3.170.086.191(menyumbang 85% dari total pendapatan) dari tahun 2012 yakni

sebesar USD 2.887.250.744 (menyumbang 83% dari total pendapatan). Layanan

penerbangan berjadwal memberikan kontribusi paling besar bagi pendapatan usaha

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk.

Persaingan dengan sebagian besar maskapai pesaing yang berusaha

merebut kesetiaan pelanggan dilakukan dengan menawarkan harga tiket yang lebih

murah kepada pelanggan melalui penawaran tiket dengan harga promosi. Hal ini

tidak hanya menguntungkan bagi Garuda Indonesia tetapi juga bagi pelanggan

karena mendapatkan harga tiket yang murah dengan tetap menikmati kualitas

pelayanan terbaik dari Garuda Indonesia. Dengan demikian, PT Garuda Indonesia

(Persero) Tbk menciptakan peluang bagi masyarakat untuk memilih menggunakan

layanan penerbangan Garuda Indonesia.

2. Strategy Analysis

A. Faktor Internal Perusahaan

1. Kekuatan (Strengths):

Maskapai penerbangan terbesar di Indonesia Garuda saat ini mengoperasikan

140 pesawat pada 2013 terdiri atas 23 pesawat yang dimiliki dan 117 pesawat

yang masih berstatus lease.

Page 27: Alk - Aset Lancar

Garuda mempunyai 40 rute penerbangan domestik dan 36 rute internasional

hingga tahun 2014;

Konsep layanan yang selalu menempatkan pelanggan sebagai fokus utama

yang didasarkan keramahtamahan dan keunikan Indonesia yang disebut dengan

―Garuda Indonesia Experience‖ yang didasarkan pada 5 senses yaitu sight,

sound, smell, taste, and touch, menyebabkan Garuda Indonesia mempunyai ciri

khas tersendiri dibandingkan dengan maskapai penerbangan lain;

Adanya layanan ―Immigration on Board‖ yang merupakan inovasi Garuda dan

merupakan satu-satunya di dunia, yaitu layanan pemberian visa di atas

pesawat.

Memiliki tim yang terdiri dari individu-individu yang handal, profesional,

kompeten, berdaya saing tinggi dan helpfulserta dilandasi atas nilai-nilai FLY-

HI (eFficient & effective, Loyalty, customer centricitY, Honesty & openness,

and Integrity) disetiap insan Garuda Indonesia;

Pangsa pasar Garuda Indonesia di pasar Internasional mencapai 23.2% kendati

terjadinya krisis global sehingga Garuda Indonesia tetap menjadi pemimpin

pasar untuk area Jepang-Korea-China, Timur Tengah dan South West

Pacific (Australia);

Memiliki teknologi informasi yang mutakhir dalam menjalankan bisnis

sehingga menempatkan Garuda Indonesia sebagai maskapai penerbangan

dengan TI tercanggih di Indonesia;

Garuda Indonesia banyak melakukan kegiatan CSR seperti program kemitraan

dan bina lingkungan sebagai bentuk kepedulian dan tanggung jawab kepada

masyarakat seperti membagikan 5000 paket sembako, bekerjasama dengan

PMI, membantu korban bencana gempa Nias dan Aceh, dan sebagainya;

Garuda Indonesia termasuk dalam kategori baik untuk hal tata kelola

perusahaan;

Garuda Indonesia telah memiliki brand yang kuat dan telah diakui di pasar

domestik;

2. Kelemahan (Weakness):

Page 28: Alk - Aset Lancar

Adanya faktor teknis dan flight operations seperti keterbatasan

jumlah cockpit dan cabin crew sehingga menyebabkan keterlambatan

penerbangan;

Tingginya tingkat hutang lancar yang diakibatkan adanya peningkatan dalam

jumlah kewajiban pada akun-akun lancar seperti hutang usaha dan biaya yang

masih harus dibayar;

Garuda sangat bergantung kepada sistem otomatisasi dalam menjalankan bisnis

sehingga apabila terjadi kesalahan sistem, proses bisnis perusahaan akan

terganggu;

Perseroan memiliki atau tetap memiliki defisit pada modal kerja pada masa

yang akan datang;

Biaya operasional yang tinggi menyebabkan harga tiket pesawat lebih tinggi

dibandingkan dengan maskapai penerbangan lainnya;

B. Faktor Eksternal Perusahaan

1. Peluang (Opportunities):

Telah dikeluarkannya Garuda Indonesia dari daftar perusahaan penerbangan

yang dilarang terbang di kawasan Eropa, yang menyebabkan semakin

terbukanya kesempatan untuk mewujudkan pengembangan jaringan

penerbangan internasional jarak jauh;

Indonesia merupakan salah satu pasar penerbangan udara yang memiliki

pertumbuhan yang pesat. Karena pertumbuhan penumpang transportasi udara

di Indonesia tahun 2013 mencapai 22,39% dibandingkan dengan pertumbuhan

dunia yang hanya sebesar 8,20%;

Bergabungnya Garuda sebagai anggota aliansi global maskapai penerbangan

yang bernama SkyTeam Global Airline Alliance.

Berkembangnya secara cepat industri penerbangan Asia Pasifik.

2. Ancaman (Threats)

Page 29: Alk - Aset Lancar

Adanya faktor fasilitas bandara merupakan faktor yang tidak dapat dikontrol

yang menghambat ketepatan waktu penerbangan (On Time Performance/OTP),

seperti landasan pacu/runway yang terbatas;

Sumber utama pasokan bahan bakar pesawat Garuda Indonesia berasal dari

Pertamina, sehingga harga bahan bakar pesawat, persediaan bahan bakar sangat

tergantung dengan Pertamina.

Adanya bencana alam seperti letusan gunung merapi, wabah penyakit dsb yang

dapat mengakibatkan penurunan permintaan;

Adanya peningkatan kapasitas, penurunan harga tiket dan semakin banyaknya

rute penerbangan baru yang dibuka oleh maskapai penerbangan lain;

Maskapai asing yang melakukan penetrasi pasar ke Indonesia untuk

mengimbangi penurunan penumpang internasional akibat adanya krisis global;

3. Accounting Analysis

Analisis akuntansi (accounting analysis) merupakan proses evaluasi sejauh mana

akuntansi perusahaan mencerminkan realitas ekonomi. Keterbatasan akuntansi ini

mempengaruhi kegunaan laporan keuangan dan menimbulkan setidaknya dua masalah

dalam analisis, yaitu comparability problem dan accounting distortion.

Dalam makalah ini, pembahasan analisis akuntansi pada PT Garuda Indonesia akan

di fokuskan pada beberapa akun dalah Laporan Keuangan yang mengalami perubahan

jumlah atau nominal yang dilaporkan secara drastis dari tahun 2012 ke tahun 2013.

1. Hutang Bank dan Lembaga Lain dan Hutang Jangka Panjang yang Jatuh Tempo di

Periode Ini

Utang bank dan lembaga keuangan, utang jangka panjang, utang obligasi, utang

usaha dan utang lainnya pada awalnya dinilai berdasarkan nilai wajar, setelah

dikurangi biaya transaksi, dan selanjutnya dinilai berdasarkan biaya perolehan

yang diamortisasi, dengan menggunakan metode suku bunga efektif, dan beban

bunga diakui berdasarkan suku bunga efektif. Liabilitas keuangan dihentikan

pengakuannya jika, dan hanya jika, liabilitas telah dilepaskan, dibatalkan atau

kadaluarsa. Selisih antara jumlah tercatat liabilitas keuangan yang dihentikan

pengakuannya dan imbalan yang dibayarkan dan utang diakui dalam laba rugi.

Page 30: Alk - Aset Lancar

Dari laporan keuangan, dapat diketahui bahwa hutang bank meningkat pesat

sebesar 700,22% dibanding periode sebelumnya. Hal ini dipicu oleh:

a. PT Garuda Indonesia memperoleh fasilitas kredit tambahan sebesar

USD 25.000.000 dengan tingkat bunga 3,5% dari Bank BNI untuk

pembelian avtur kepada PT Pertamina.

b. PT Aerotrans Services Indonesia memperoleh pinjaman Kredit Modal

Kerja dari Bank BNI sebesar Rp7.500.000.000 dengan tingkat bunga

11% pertahun.

c. PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia bekerja sama dengan PT

Indonesia Infrastructure Finance untuk mendapatkan pinjaman modal

sebesar USD 5.000.000 dengan tingkat bunga Libor 3 bulan +margin

3,5%. Pinjaman ini digunakan untuk melaksanakan pembangunan,

penyelesaian dan pengoperasian hangar baru di Pulau Batam/Bintan

dan/atau untuk pengadaan alat mesin.

Dengan jumlah hutang bank dan hutang jangka panjang yang jatuh tempo

di periode ini yang meningkat pesat, maka akan mempengaruhi likuiditas PT

Garuda Indonesia. Dimana, ketika jumlah utang jangka pendek besar, maka rasio

likuiditas akan semakin kecil, dan menyebabkan kemampauan PT Garuda

Indonesia membayar membayar hutang jangka pendek akan menurun.

2. Kerugian yang Timbul Akibat Selisih Kurs

Pada tahun 2013, nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika terus mengalami

degradasi sepanjang tahun hingga menyebabkan kerugian yang besar dari selisih

Page 31: Alk - Aset Lancar

kurs. Masalah ini menjadi krusial bagi PT Garuda Indonesia karena perusahaan ini

menggunakan mata uang dollar sebagai mata uang penyajian di laporan keuangan.

Selain itu, komposisi beban usaha PT Garuda Indonesia di tahun 2013 adalah 60%

dalam dollar Amerika, 40% dalam rupiah. Sementara, pendapatan 50% dalam

dollar Amerika dan 50% dalam rupiah. Hal ini menyebabkan PT Garuda

mengalami peningkatan rugi selisih kurs yang signifikan. Pada akun Selisih Kurs

di bagian Beban/Pendapatan lain-lain pada Laporan Laba Rugi 2013 tercatat

sebesar USD 47.926.641, sedangkan ditahun 2012 sebesar USD 9.449.819. Hal ini

berarti kerugian yang timbul meningkat sebesar 400, 17% dari tahun sebelumnya.

Sementara itu, Di akun Selisih Kurs Akibat Penjabaran Laporan Keuangan di

bagian Laba Komprehensif Lain adalah sebesar USD 26.863.018, sedangkan di

tahun 2012 sebesar USD 3.845.700. Peningkatan yang terjadi adalah sebesar 598,

52%.

3. Aset Tetap dan Estimasi Depresiasi

Pesawat, tanah dan bangunan dinyatakan berdasarkan nilai revaluasi yang

merupakan nilai wajar pada tanggal revaluasi dikurangi akumulasi penyusutan dan

akumulasi rugi penurunan nilai yang terjadi setelah tanggal revaluasi. Revaluasi

dilakukan dengan keteraturan yang memadai untuk memastikan bahwa jumlah

tercatat tidak berbeda secara material dari jumlah yang ditentukan dengan

menggunakan nilai wajar pada tanggal laporan posisi keuangan.

Kenaikan yang berasal dari revaluasi pesawat, tanah dan bangunan diakui pada

pendapatan komprehensif lain dan terakumulasi dalam ekuitas pada bagian surplus

Page 32: Alk - Aset Lancar

revaluasian, kecuali sebelumnya penurunan revaluasi atas aset yang sama pernah

diakui dalam laporan laba rugi komprehensif, dalam hal ini kenaikan revaluasi

hingga sebesar penurunan nilai aset akibat revaluasi tersebut, dikreditkan dalam

laporan laba rugi komprehensif. Penurunan jumlah tercatat yang berasal dari

revaluasi pesawat, tanah dan bangunan dibebankan dalam laporan laba rugi apabila

penurunan tersebut melebihi saldo surplus revaluasi aset yang bersangkutan, jika

ada.

Surplus revaluasi pesawat, tanah dan bangunan yang telah disajikan dalam

ekuitas dipindahkan langsung ke saldo laba pada saat aset tersebut dihentikan

pengakuannya.

Aset tetap pesawat disusutkan hingga ke estimasi nilai residu dengan

menggunakan metode garis lurus selama taksiran masa manfaat, sebagai berikut:

Pada tahun 2013, Perusahaan merubah umur masa manfaat untuk jenis pesawat

Boeing 747-400 dari 20 tahun menjadi 22 tahun. Perubahan tersebut diperlakukan

secara prospektif yang menyebabkan penurunkan beban penyusutan sebesar USD

3.214.148 ditahun 2013.

Aset tetap non pesawat kecuali tanah dan bangunan dicatat berdasarkan harga

perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan penurunan nilai, jika ada dan

disusutkan dengan metode garis lurus selama masa manfaat aset tesebut, sebagai

berikut:

Page 33: Alk - Aset Lancar

Aset tetap berupa tanah tidak disusutkan.

Aset sewaan disusutkan berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis yang

sama dengan aset tetap yang dimiliki sendiri atau disusutkan selama jangka waktu

yang lebih pendek antara periode sewa dan umur manfaatnya.

Taksiran masa manfaat, nilai residu dan metode penyusutan direviu minimum

setiap akhir tahun buku, dan pengaruh dari setiap perubahan estimasi akuntansi

diterapkan secara prospektif.

Beban pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada laporan laba rugi

komprehensif konsolidasian pada saat terjadinya. Biaya-biaya lain yang terjadi

selanjutnya yang timbul untuk menambah, mengganti atau memperbaiki aset tetap

dicatat sebagai biaya perolehan aset jika dan hanya jika besar kemungkinan

manfaat ekonomis di masa depan berkenaan dengan aset tersebut akan mengalir ke

entitas dan biaya perolehan aset dapat diukur secara andal. Apabila aset tetap tidak

digunakan lagi atau dijual, maka nilai tercatat dikeluarkan dari laporan keuangan

konsolidasian dan keuntungan atau kerugian yang dihasilkan diakui dalam laporan

laba rugi.

Aset dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan. Biaya perolehan

tersebut termasuk biaya pinjaman yang terjadi selama masa pembangunan yang

timbul dari utang yang digunakan untuk pembangunan aset tersebut. Akumulasi

biaya perolehan akan dipindahkan ke masing-masing aset tetap yang bersangkutan

pada saat selesai dan siap digunakan.

Pinjaman yang tidak spesifik digunakan untuk perolehan aset tertentu, jumlah

biaya pinjaman yang dikapitalisasi tertentu terhadap jumlah pengeluaran untuk

perolehan aset tersebut. Tingkat kapitalisasi adalah rata-rata tertimbang dari biaya

pinjaman terhadap saldo pinjaman terkait selama periode tersebut, tidak termasuk

jumlah pinjaman yang spesifik digunakan untuk perolehan aset tertentu lainnya.

Page 34: Alk - Aset Lancar

Aset tetap dalam rangka bangun, kelola dan alih dinyatakan berdasarkan biaya

perolehan setelah dikurangi akumulasi penyusutan. Penyusutan dihitung dengan

menggunakan metode garis lurus selama 20 - 30 tahun.

Nominal total aset tetap yang dimiliki PT Garuda Indonesia menjadi perhatian

utama karena PT Garuda Indonesia memiliki banyak aset tetap. Selain itu

penilaian atas depresiasi juga menjadi penting karena nominalnya yang sangat

besar.