74
MIKOSIS SUPERFISIALIS Erni anggriani 1161050037

alljlakjljaljaljla

Embed Size (px)

DESCRIPTION

alkjljljalll

Citation preview

Page 1: alljlakjljaljaljla

MIKOSIS SUPERFISIALISErni anggriani 1161050037

Page 2: alljlakjljaljaljla

Definisi, etiologi, epidemiologi mikosis

superfisialis

Page 3: alljlakjljaljaljla

definisiMikosis kutan (superfisialis )disebabkan oleh jamur yang hanya menginvasi jaringan superfisialis yang terkeratinisasi (kulit, rambut dan kuku) dan tidak ke jaringan yang lebih dalam

Dua golongan jamur yang menyebabkan yaitu dermatofita dan non dermatofita

Page 4: alljlakjljaljaljla

Etiologi

Page 5: alljlakjljaljaljla
Page 6: alljlakjljaljaljla

EpidemiologiMikosis superfisialis cukup banyak diderita penduduk negara tropis termasuk di indonesia

Jumlah kasus baru mikosis superfisialis menempati urutan ke-3 setelah dermatitis dan akne dalam daftar 10 penyakit Penyakit Kulit dan Kelamin RSUD Dr. Soetomo Surabaya tahun 2003–2005

Page 7: alljlakjljaljaljla

Indonesia merupakan salah satu negara beriklim tropis yang memiliki suhu dan kelembaban tinggi, merupakan suasana yang baik bagi pertumbuhan jamur, sehingga jamur dapat ditemukan hampir di semua tempat.

Di Indonesia insiden dermatofitosis paling tinggi di antara kelompok dermatomikosis superfisialis

Page 8: alljlakjljaljaljla
Page 9: alljlakjljaljaljla

Klasifikasi mikosis superfisialis

Page 10: alljlakjljaljaljla

» NON -DERMATOFITOSIS Infeksi non-dermatofitosis pada kulit biasanya terjadi pada kulit yang paling luar. Hal ini disebabkan jenis jamur ini tidak dapat mengeluarkan zat yang dapat mencerna keratin kulit dan tetap hanya menyerang lapisan kulit yang paling luar.

» DERMATOFITOSISPenyakit yang disebabkan oleh golongan jamur dermatofit disebut " Dermatofitosis " Golongan jamur ini dapat mencerna keratin kulit oleh karena mempunyai daya tarik kepada keratin (keratinofilik) sehingga infeksi jamur ini dapat menyerang lapisan-lapisan kulit mulai dari stratum korneurm sampai dengan stratum basalis

Page 11: alljlakjljaljaljla

dermatofitosis Non-dermatofita

Dibagi dalam 3 genus Microsporum, Trichophyton dan Epidermophyton.Tinea kapitis ( menyerang kulit kepala dan rambut )Tinea korporis ( kulit tubuh yang berambut (globrous skin)Tinea kruris (menyerang kulit lipat paha,perineum,sekitar anus meluas kedaerah gluteus , perut bagian bawah)Tinea manus dan Tinea pedis ( menyerang sela-sela jari ; tangan (Tinea manus) kaki ( Tinea pedis) )Tinea unguium (menyerang kuku)Tinea barbae(menyerang daerah dagu, jenggot, jambang dan kumis)Tinea imbrikata (menyerang seluruh tubuh)Tinea fasialis : menyerang wajah.

Tinea nigra (menyerang telapak tangan dan telapak kaki : Cladosporium wernecki atau Cladosporium mansoni)Tinea vesicolor (terutama pada tubuh bagian atas (leher, muka, lengan, dada, perut, ketiak, punggung) karena Malassezia furfur)Otomikosis(infeksi jamur pada liang telinga yang disebabkan oleh berbagai jamur, yang terbanyak adalah Aspergillus, Penicillum, Mucor, Rhizopus dan Candida)Piedra ( infeksi jamur pada rambut, berupa benjolan yang melekat erat pada rambut, berwarna hitam atau putih kekuningan karena Piedraia hortai(piedra hitam : hifa berwarna ; monoliaceae (pedra putih : hifa tidak berwarna)Onimikosis (Candida dan dermatofita, Fusarium, Cephalosporium, Scopulariopsis, Aspergillus, menyerang 1 kuku atau lebih)

Page 12: alljlakjljaljaljla

» Faktor predisposisi :- Faktor trauma- Faktor suhu dan kelembapan- Keadaan sosial dan hygiene (kebersihan pribadi

dan lingkungan)- Faktor umur dan jenis kelamin- Faktor daya imun pribadi

Page 13: alljlakjljaljaljla

Patogenesis dan patofisiologi mikosis

superfisialis

Page 14: alljlakjljaljaljla

Penularan dermatofitosis ada 3 cara :1. Antropofilik (transmisi dari manusia ke manusia;

ditularkan langsung atau tidak langsung)2. Zoofilik (transmisi dari hewan ke manusia)3. Geofilik (transimisi dari tanah ke manusia dan hewan)Untuk menimbulkan suatu penyakit jamur harus:4. Dapat mengatasi pertahan tubuh pejamu5. Kemampuan melekat pada kulit dan mukosa pejamu6. Bertahan dalam lingkungan pejamu7. Menyesuaikan dengan suhu dan keadaan biokimia tubuh

pejamu8. Dapat berkembang biak dan menimbulkan reaksi radang.

Page 15: alljlakjljaljaljla

Jamur melekat pada mukosa kulit manusia

Perlekatan pada jaringan keratin maksimal 6 jam

dinding terluar dermatofit yang memproduksi keratinase (keratolitik)

menghidrolisis keratin dan memfasilitasi pertumbuhan jamur ini di

stratum korneum

Melakukan aktivitasproteolitik dan lipolitik

dengan mengeluarkan serineproteinase

Aktivator plasminogen jaringan sehingga terjadi katabolisme

protein ekstrasel memperberat invasi jaringan

Page 16: alljlakjljaljaljla
Page 17: alljlakjljaljaljla

Setelah menempel pada mukosa kulit jamur berpenetrasi

ke jaringan lebih dalam

Proses penetrasi menghasilkan sekresi

proteinase, lipase, dan enzim musinolitik, yang

menjadi nutrisi bagi jamur

Spora jaumur harus tumbuh dan menembus masuk

stratum korneum dengan kecepatan melebihi proses

deskuamasi

Spora dan zat-zat yang diproduksi oleh jamur

(keratolitik,proteinase,lipase bersifat toksik dan patogen bagi tubuh manusia reaksi

peradangan

Daya patogen jamur dapat menekan serta menurunkan aktivitas

sistem imun ( sel T)

Memperberat infeksi dan masuknya jamur ke

jaringan dalam (stratum basale) disertai pengaruh

substansi mannan diproduksi jamur

Mannan : menekan pembentukan limfoblast,

menghambat respon proliferasi limfosit

terhadapberbagai rangsangan

antigenik, menghambatproliferasi keratinosit yang memperlambat pemulihan

Epidermis.

Page 18: alljlakjljaljaljla

Jamur berhasil berpenetrasi dan mengeluarkan zat-zat yang patogen bagi tubuh

menyebabkan trauma dan maserasi jaringan pada kulit

Sistem imun memberikan respon : tanda-tanda

peradangan (rasa gatal)

Eritema, vesikel, bersisik sampai menimbulkan squma

(bila di garuk)

Memicu timbulnya hipersensitivitas tipe lambat

(IV)

Central helling ( hipopigmentasi) menandakan penyembuhan

Page 19: alljlakjljaljaljla

Patofisiologi tinea vesikolor

Reaksi inflamasi

Hipopigmentasi

Kerusakan melanosit

Proses biosintesa

Perubahan flora normal patogen

Page 20: alljlakjljaljaljla

Jamur malassezia dengan blastopora dan

miselium (kumpulan beberapa hifa)

Menyebabkan oksidase enzim asam lemak dipermukaan kulit

Terbentuk asan dikarboksilat

Tirosin menyerap radiasi ultraviolet dan berperan dalam absorbansi spectrum protein. Kehilangan tirosin hanya 1/5 dari triptofan pada 280 nm, sehingga

sangat berperan terhadap absorbansi UV

menghambat tyrosinase pada melanosit

epidermis

memicu hipomelanosis

Page 21: alljlakjljaljaljla

Diagnosis banding

Page 22: alljlakjljaljaljla

» Pembeda yang utama dalam dermatofitosis : tempat predileksinya

Page 23: alljlakjljaljaljla

Tinea Corporis et Cruris» Dermatofitosis pada pada kulit tubuh tidak berambut

(corporis) & dermatofitosis pada lipat paha, daerah perineum, serta sekitar anus (cruris)

Page 24: alljlakjljaljaljla
Page 25: alljlakjljaljaljla

Tinea kruris Tinea korporis

» Gatal hebat pada daerah kruris.

» Ruam kulit berbatas tegas, eritematosa, tepi meninggi dan bersisik.

» Bila penyakit ini menjadi menahun, dapat berupa bercak hitam (hiperpigmentasi) disertai sedikit sisik.

» Erosi dan keluarnya cairan biasanya akibat garukan.

» Macam-macam efloresensi kulit (polimorfi).

» Bagian tepi lesi lebih aktif (lebih jelas tanda-tanda peradangan) daripada bagian tengah.

» Wujud lesi dapat berupa sedikit hiperpigmentasi dan skuamasi,

» Lesi bulat atau lonjong, berbatas tegas, terdiri atas eritema, skuama, kadang-kadang dengan vesikel dan papul ditepi.

» Daerah tengahnya biasanya lebih tenang, sementara yang di tepi lebih aktif (tanda peradangan lebih jelas) yang sering disebut dengan sentral healing.

Page 26: alljlakjljaljaljla

Dermatitis Seboroika (corporis)

» Kelainan kulit pada dermatitis seboroika selain dapat menyerupai tinea korporis, biasanya dapat terlihat pada tempat-tempat predileksi.

» Predileksi : kulit kepala (scalp), lipatan-lipatan kulit, misalnya belakang telinga, daerah nasolabial, dan sebagainya.

» Kulit kepala berambut juga sering terkena penyakit ini. ˃ Gambaran klinis yang khas dari dermatitis seboroika adalah skuamanya yang

berminyak dan kekuningan.

Page 27: alljlakjljaljaljla
Page 28: alljlakjljaljaljla
Page 29: alljlakjljaljaljla

Psoriasis» Stadium penyembuhan menunjukkan gambaran eritema pada

bagian pinggir sehingga menyerupai tinea.

» Adanya lesi psoriasis ditempat lain menyingkirkan dd

» Pada psoriasis terdapat tanda-tanda khas yakni˃ lesi lebih merah˃ skuama kasar,˃ transparan serta berlapis-lapis, ˃ fenomena tetes lilin, ˃ dan fenomena auspitz.

» Psoriasis dapat dikenal dari kelainan kulit pada tempat predileksi, yaitu daerah ekstensor, misalnya lutut, siku, dan punggung.

Page 30: alljlakjljaljaljla
Page 31: alljlakjljaljaljla

Pitiriasis rosea» Distribusi kelainan kulitnya simetris dan terbatas pada

tubuh dan bagian proksimal anggota badan

» Sukar dibedakan dengan tinea korporis tanpa herald patch yang dapat membedakan penyakit ini dengan tinea korporis.

» Pada pitiriasis rosea gatalnya tidak begitu berat seperti pada tinea korporis.

» Skuamanya halus sedangkan pada tinea korporis kasar.

Page 32: alljlakjljaljaljla
Page 33: alljlakjljaljaljla

KANDIDOSIS (cruris)

» Kandidosis pada daerah lipat paha mempunyai konfigurasi hen and chicken.

» Kelainan ini biasanya basah dan berkrusta.

» Pada wanita ada tidaknya fluor albus dapat menentukan diagnosis.

» Sering juga dijumpai pada penderita diabetes melitus

Page 34: alljlakjljaljaljla

ERITRASMA» Merupakan penyakit yang tersering berlokalisasi

di sela paha.

» Efloresensi yang sama yaitu eritema dan skuama, pada seluruh lesi merupakan tanda-tanda khas penyakit ini.

» Pemeriksaan dengan lampu Wood dapat menolong dengan adanya fluresensi merah (coral red)

Page 35: alljlakjljaljaljla
Page 36: alljlakjljaljaljla

Pitriasis Versicolor» merupakan infeksi jamur di permukaan kulit

» infeksi jamur superfisial yang ditandai dengan adanya makula  di kulit, skuama halus, disertai rasa gatal.

» Infeksi jamur superfisialis yang kronis dan asimtomatis disebabkan oleh Malassezia furfur menyerang stratum korneum dari epidermis.

Page 37: alljlakjljaljaljla
Page 38: alljlakjljaljaljla

Diagnosis Kerja

Page 39: alljlakjljaljaljla

Anamnesis» Identitasnama, umur, jenis kelamin, status, agama, suku,

tempat tinggal, pekerjaan, pendidikan terakhir.

» Sacred sevenKU, onset, lokasi, kualitas, kuantitas, modifying

factor, kronologi, KT.» RPD» PRK» RPS

Page 40: alljlakjljaljaljla

Pemeriksaan Fisik» Inspeksi- Warna kulit.- Perubahan warna kulit.» Inspeksi- Jenis (makula, papul, plak, urtikaria, nodus, vesikel,

bula, dll).- Lokasi (scalp, wajah, leher, perut, punggung, dll).- Penyebaran/distribusi (generalisata, regional, soliter,

dll).- Sususan (linier, sirsinar, arsinar, dll).

Page 41: alljlakjljaljaljla

- Bentuk (bulat, lonjong, irisformis, polikistik).- Ukuran (milier, lentikuler, numular, plakat).- Batas (tegas atau tidak tegas).- Tepi (teratur/tidak, aktif/tidak aktif,

menonjol/tidak).- Bagian tengan (menonjol/tidak, central

healing/tidak).- Permukaan (datar, verukosa, filiformis).

Page 42: alljlakjljaljaljla

» Palpasi- Kelembaban (lembab, kering, berminyak).- Suhu (normal, dingin, hangat).- Tekstur (halus, kasar).- Turgor (normal, menurun).- Permukanaan (datar, verukosa).

Page 43: alljlakjljaljaljla

Pemeriksaan Penunjang» Pemeriksaan langsung dengan KOH 10%Bahan-bahan kerokan kulit diambil dengan cara

mengerok bagian kulit yang mengalami lesi.Sebelumnya kulit dibersihkan dengan kapas alkohol

70%, lalu dikerok dengan skalpel steril dan jatuhannya ditampung dalam lempeng- lempeng steril pula.

Sebagian dari bahan tersebut diperiksa langsung dengan KOH% yang diberi tinta Parker Biru Hitam, Dipanaskan sebentar, ditutup dengan gelas penutup dan diperiksa di bawah mikroskop.

Page 44: alljlakjljaljaljla

» Pemeriksaan sinar woodCara untuk melakukan pemeriksaan ini adalah

pemeriksaan dilakukan di ruang yang gelap atau lampu dimatikan. Jarak lampu dari lesi sekitar 4-6 inci. Kulit yang akan diperiksa dibasuh dulu sebelum pemeriksaan karena efek deodorant, bedak atau minyak mungkin akan mempengaruhi hasil pemeriksaan.

Page 45: alljlakjljaljaljla

Tinea Korporis

Page 46: alljlakjljaljaljla

Definisi» Adalah infeksi jamur dermatofita pada kulit

halus (globurus skin) di daerah muka, badan, lengan dan glutea. Penyebab tersering adalah T. rubrum dan T. mentagropytes.

Page 47: alljlakjljaljaljla

Etiologi» Tinea korporis disebabkan oleh jamur golongan

dermatofita yang mempunyai sifat mencernakan keratin.

Tricophyton, Microsporum, Epidermophyton.

» Jamur penyebab tinea korporis ini ada yang bersifat antropofilik, geofilik, dan zoofilik.

Page 48: alljlakjljaljaljla
Page 49: alljlakjljaljaljla
Page 50: alljlakjljaljaljla

Gejala Klinis» Penderita merasa gatal dan kelainan berbatas tegas

terdiri atas bermacam-macam effloresensi kulit (polimorfi).

» Bagain tepi lesi lebih aktif (tanda peradangan) tampak lebih jelas dari pada bagian tengah.

» Bentuk lesi yang beraneka ragam ini dapat berupa sedikit hiperpigmentasi dan skuamasi menahun.

» Kelainan yang dilihat dalam klinik merupakan lesi bulat atau lonjong, berbatas tegas, terdiri atas eritema, skuama, kadang-kadang dengan vesikel dan papul di tepi lesi.

» Kadang-kadang terlihat erosi dan krusta akibat garukan.

Page 51: alljlakjljaljaljla

» Lesi dapat meluas dan memberikan gambaran yang tidak khas terutama pada pasien imunodefisiensi.

» Pada tinea korporis yang menahun, tanda radang mendadak biasanya tidak terlihat lagi.

» Kelainan ini dapat terjadi pada tiap bagian tubuh dan bersamaan timbul dengan kelainan pada sela paha.

» Dalam hal ini disebut tinea corporis et cruris atau sebaliknya.

Page 52: alljlakjljaljaljla

Penatalaksanaan» Untuk pengobatan topikal direkomendasikan

untuk suatu peradangan yang dilokalisir.Dapat diberikan kombinasi asam salisilat 3-6%

dan asam benzoat 6-12% dalam bentuk salep (salep whitfield).

Kombinasi asam salisilat dengan sulfur presipitatum dalam bentuk salep (salep 2-4, salep 3-10) dan derivat azol : mikonazole 2%, dan klotrimasol 1%.

Page 53: alljlakjljaljaljla

» Untuk pengobatan sistemik pada peradangan yang luas dan adanya penyakit immunosupresi :

Dapat diberikan griseofulvin 500 mg sehari untuk dewasa, sedangkan anak-anak 10-25mg/kg BB sehari.

Lama pemberian Griseofulvin pada tinea korporis adalah 3-4 minggu, diberikan bila lesi luas atau bila dengan pengobatan topikal tidak ada perbaikan.

Pada kasus yang resisten terhadap Griseofulvin dapat diberikan derivat azol seperti itrakonazol, dan flukonazol.4,6 Antibiotik juga dapat diberikan jika terjadi infeksi sekunder.

Page 54: alljlakjljaljaljla

Pencegahan» Faktor-faktor yang perlu dihindari atau dihilangkan untuk

mencegah terjadi tinea korporis antara lain: Mengurangi kelembaban tubuh penderita dengan

menghindari pakainan yang panas.Menghindari sumber penularan yaitu binatang, kuda, sapi

kucing, anjing atau kontak dengan penderita lain.Menghilangkan fokal infeksi di tempat lain misalnya di

kuku atau di kaki.Meningkatkan higienitas dan mengatasi faktor

predisposisi lain seperti diabetes mellitus, kelianan endokrin yang lain, leukimia harus terkontrol dengan baik.

Page 55: alljlakjljaljaljla

» Juga beberapa faktor yang memudahkan timbulnya residif pada tinea korporis harus dihindari atau dihilangkan antara lain:

Temperatur lingkungan yang tinggi.Keringat berlebihan.Pakaian dari bahan karet atau nilon.Kegiatan yang banyak berhubungan dengan air,

misalnya berenang.Higienitas yang kurang.

Page 56: alljlakjljaljaljla

Prognosis» Perkembangan penyakit tinea korporis

dipengaruhi oleh bentuk klinik dan penyebab penyakitnya, disamping faktor-faktor yang memperberat atau memperingan penyakitnya. Apabila faktor-faktor yang memperberat penyakit dapat dihilangkan, umumnya penyakit ini dapat hilang sempurna. Tinea korporis mempunyai prognosa baik dengan pengobatan yang adekuat dan kelembaban dan kebersihan kulit yang selalu dijaga.

Page 57: alljlakjljaljaljla

Tinea Versicolor

Page 58: alljlakjljaljaljla

Definisi» Pityriasis versicolor adalah infeksi jamur

superfisial pada kulit yang disebabkan oleh Malassezia furfur atau Pityrosporum orbiculare dan ditandai dengan adanya makula di kulit, skuama halus dan disertai rasa gatal. Infeksi ini bersifat menahun, ringan dan biasanya tanpa peradangan. Pityriasis versicolor biasanya mengenai wajah, leher, badan, lengan atas, ketiak, paha, dan lipatan paha. (Madani A, 2000)

Page 59: alljlakjljaljaljla

Etiologi» Tinea versikolor disebabkan oleh jamur lipofilik

yang merupakan flora normal kulit dikenal dengan genus Malassezia.

Page 60: alljlakjljaljaljla

Epidemiologi» Pityriasis versicolor adalah penyakit universal tapi lebih

banyak dijumpai di daerah tropis karena tingginya temperatur dan kelembaban.

» Menyerang hampir semua umur terutama remaja, terbanyak pada usia 16-40 tahun.

» Tidak ada perbedaan antara pria dan wanita, walaupun di Amerika Serikat dilaporkan bahwa penderita pada usia 20-30 tahun dengan perbandingan 1,09% pria dan 0,6% wanita. Insiden yang akurat di Indonesia belum ada, namun diperkirakan 40-50% dari populasi di negara tropis terkena penyakit ini, sedangkan di negara subtropis yaitu Eropa tengah dan utara hanya 0,5-1% dari semua penyakit jamur. (Partogi, 2008)

Page 61: alljlakjljaljaljla

Patofisiologi

Reaksi inflamasi

Hipopigmentasi

Kerusakan melanosit

Proses biosintesa

Perubahan flora normal patogen

Page 62: alljlakjljaljaljla

Jamur malassezia dengan blastopora dan

miselium (kumpulan beberapa hifa)

Menyebabkan oksidase enzim asam lemak dipermukaan kulit

Terbentuk asan dikarboksilat

Tirosin menyerap radiasi ultraviolet dan berperan dalam absorbansi spectrum protein. Kehilangan tirosin hanya 1/5 dari triptofan pada 280 nm, sehingga

sangat berperan terhadap absorbansi UV

menghambat tyrosinase pada melanosit

epidermis

memicu hipomelanosis

Page 63: alljlakjljaljaljla

PenatalaksanaanTingginya angka kekambuhan merupakan masalah, dimana

mencapai 60% pada tahun pertama dan 80% setelah tahun kedua. Oleh sebab itu diperlukan terapi, profilaksis untuk mencegah rekurensi: » Pengobatan Topikal

- Selenium sulfida 1,8% dalam bentuk shampoo 2-3 kali seminggu. Obat digosokkan pada lesi dan didiamkan selama 15-30 menit sebelum mandi.

- Salisil spiritus 10%.- Turunan azol, misalnya : mikozanol, klotrimazol, isokonazol dan

ekonazol dalam bentuk topikal.- Sulfur presipitatum dalam bedak kocok 4-20%.- Larutan Natrium Tiosulfas 25%, dioleskan 2 kali sehari sehabis mandi

selama 2 minggu. (Partogi, 2008)

Page 64: alljlakjljaljaljla

» Pengobatan Sistemik- Ketoconazole

Dosis: 200 mg per hari selama 10 hari.- Fluconazole

Dosis: dosis tunggal 150-300 mg setiap minggu.- Itraconazole

Dosis: 100 mg per hari selama 2 minggu. (Madani A, 2000).

Page 65: alljlakjljaljaljla

» Terapi hipopigmentasi (Leukoderma)- Liquor carbonas detergent 5%, salep

pagi/malam.- Krim kortikosteroid menengah pagi dan malam.- Jemur di matahari ±10 menit antara jam 10.00-

15.00 (Murtiastutik, 2009).

Page 66: alljlakjljaljaljla

Pencegahan» Untuk mencegah terjadinya Pityriasis versicolor

dapat disarankan pemakaian 50% propilen glikol dalam air untuk pencegahan kekambuhan. Pada daerah endemik dapat disarankan pemakaian ketokonazol 200 mg/hari selama 3 bulan atau itrakonazol 200 mg sekali sebulan atau pemakaian sampo selenium sulfid sekali seminggu. (Radiono, 2001).

Page 67: alljlakjljaljaljla

Prognosis» Prognosisnya baik dalam hal kesembuhan, bila

pengobataan dilakukan menyeluruh, tekun dan konsisten. Pengobatan harus di teruskan 2 minggu setelah fluoresensi negatif dengan pemeriksaan lampu Wood dan sediaan langsung negatif. (Partogi, 2008)

Page 68: alljlakjljaljaljla

Komplikasi» Infeksi bakteri sekunder

pada kulit» Penyebaran ke bagian lain» Dermatophytid

Page 69: alljlakjljaljaljla

Infeksi sekunder (selulitis)» Selulitis merupakan infeksi bakteri pada daerah

subkutaneus pada kulit sebagai akibat dari infeksi sekunder pada luka.

» Dalam keadaan lembab, kulit akan mudah terjadi maserasi dan fissura, akibatnya pertahanan kulit menjadi menurun dan menjadi tempat masuknya bakteri pathogen .

Page 70: alljlakjljaljaljla

» Apabila telah terjadi selulitis maka diindikasikan pemberian antibiotik. Jika terjadi gejala yang sifatnya sistemik seperti demam dan menggigil, maka digunakan antibiotik secara intravena.

Page 71: alljlakjljaljaljla

Dermatophytid» Dermatophytid merupakan suatu

penyakit imunologik sekunder tinea.» Reaksi “id” adalah suatu reaksi kulit

yang disertai perkembangan dari bermacam-macam kelainan kulit sebagai respon dari infeksi (virus, bakteri, jamur, parasit), kondisi kulit yang meradang atau penyebab lain lain.

Page 72: alljlakjljaljaljla

» Hal ini dapat menyebabkan vesikel atau erupsi pustular di daerah infeksi .Reaksi dermatophytid bisa saja timbul asimptomatis.

» Reaksi ini akan berkurang setelah penggunaan terapi antifungal.

» Komplikasi ini biasanya terkena pada pasien dengan edema kronik, imunosupresi, hemiplegia dan paraplegia, dan juga diabetes.

Page 73: alljlakjljaljaljla

Daftar Pustaka» Djuanda A,Hamzah M,Aisah S,Ilmu Penyakit Kulit

dan Kelamin,Edisi III,2002,Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia,Jakarta(92-93)

» Mansjoer A,Suprohaita,Wardhani W.I,Setiowulan W,Kapita Selekta Kedokteran,Edisi III,Jilid II,2000,Media Aesculapius Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia,Jakarta (98-99)

» Siregar R.S,Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit,Edisi II,2005,Penerbit Buku Kedokteran EGC ,Jakarta

Page 74: alljlakjljaljaljla

» Adiguna MS. Epidemiologi Dermatomikosis diIndonesia. Dalam: Budimulya U, Kuswadji, BramonoK, Menaldi SL, Dwihastuti P, Widati S, editor.Dermatomikosis Superfisialis. Edisi ketiga. Jakarta:Balai Penerbit FKUI; 2004. h. 1–6.