Upload
yusuf-ats-tsiqoh
View
144
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
2.5 Alternatif Bahan Dasar Cangkang Kapsul Selain Menggunakan Gelatin Babi
Gelatin disebut miracle food. Hal ini disebabkan karena gelatin memiliki fungsi yang
masih sulit digantikan dalam industri pangan maupun obat-obatan. Namun demikian, tidak
berarti gelatin sama sekali tidak bisa digantikan dalam industri pangan maupun farmasi.
2.5.1 Cangkang Kapsul Alginat
Alginat diekstrak dari rumput laut coklat (Phaeophyceae) misalnya Laminaria dan
Sargassum. Cangkang kapsul alginat merupakan cangkang kapsul keras yang digunakan sebagai
bahan alternatif untuk menutupi masalah-masalah yang terjadi pada kapsul gelatin. Cangkang
kapsul alginat mempunyai kemampuan melindungi permukaan mukosa lambung dari iritasi dan
relatif lebih tahan terhadap penguraian mikroba dibandingkan gelatin. Tujuan dari penambahan
bahan pewarna pada cangk ang kapsul adalah untuk memperbaiki penampilan dari kapsul
tersebut. Ponceau 4R atau yang lebih dikenal dengan nama Stawberry red adalah pewarna
makanan yang banyak dijumpai di pasaran. Cangkang kapsul Alginat-ponceau 4R dibuat dengan
terlebih dahulu dibuat larutan alginat-ponceau, setelah larutan alginat-ponceau 4R yang
terbentuk homogen dilakukan pengujian viskositas larutan. Cangkang kapsul dicetak dengan alat
pencetak kapsul yang dicelupkan kedalam larutan alginat-ponceau 4R lalu direndam dalam
larutan CaCl2 1M -ponceau 4R selama 30 menit. Setelah cangkang kapsul menjadi keras
kemudian direndam didalam aquadest-ponceau 4R selama satu hari lalu dikeringkan. Untuk
melihat pengaruh penambahan pewarna Ponceau 4R pada stabilitas fisik cangkang kapsul alginat
maka dilakukan pengujian sifat-sifat fisik kapsul mula-mula tanpa penyimpanan dengan
pengujian kadar uap air, kerapuhan, waktu hancur, permeabilitas uap air dan uji kerapuhan
cangkang kapsul dengan berbagai kadar uap air dan juga dilakukan pengujian stabilitas fisik
pada penyimpanan selama 3 bulan meliputi pengamatan warna, uji kadar uap air, uji kerapuhan,
dan uji waktu hancur pada suhu 250C, RH 60±5% dan 400C, RH 75±5%.
Hasil penelitian menunjukan bahwa penambahan pewarna ponceau 4R mempengaruhi
sifat-sifat fisik dari cangkang kapsul alginat. Pada pengujian permeasi uap air didapat bahwa laju
permeasi kapsul alginat-ponceau 4R lebih tinggi dibanding kapsul alginat. Pada pengujian
stabilitas fisik pada penyimpanan suhu kamar (selama 3 bulan) didapat bahwa tidak terjadi
perubahan warna karena ponceau 4R stabil pada suhu kamar, sedangkan pada stabilitas
penyimpanan suhu 400C (selama 3 bulan) terjadi perubahan warna merah menjadi merah
kecoklatan, ini disebabkan warna merah dari ponceau 4R hanya stabil pada suhu kamar dan tidak
stabil pada suhu tinggi. Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa penambahan ponceau 4R
mempengaruhi sifat-sifat fisik cangkang kapsul alginat.
Proses pengolahan alginat:
1. Sebelum diolah rumput laut dibersihkan dari kotoran-kotoran seperti pasir dan pecahan-
pecahan batu karang. Pencucian dilakukan dengan menyemprotkan air. Supaya bisa
disimpan agak lama, rumput laut perlu dikeringkan. Pengeringan dapat menggunakan
sinar matahari atau alat pengering misalnya drum dryer, kemudian disimpan dalam
tempat tertutup.
2. Rumput laut kering dari penyimpanan diolah lebih lanjut dicuci kembali dengan air untuk
menghilangkan kotoran-kotoran yang mungkin terikut selama penyimpanan.
3. Untuk menghilangkan kotoran-kotoran yang larut alkali, rumput laut direndam dalam
larutan 0,5% NaOH pada suhu 50-60oC selama 30 menit.
4. Kemudian direndam dalam 0,5% HCl pada temperatur runag selama 30 menit untuk
menghilangkan kotoran-kotoran yang larut dalam asam dan juga untuk merubah garam-
garam alginate dalam rumput laut menjadi asam alginat.
5. Setelah dicuci dengan air panas 45oC selama 30-60 menit, rumput laut dipotong-potong
untuk kemudian diekstrak.
6. Ekstraksi dilakukan pada suhu 50-60oC selama 60 menit dengan larutan Na2CO3 12-13%.
Untuk mempermudah pemisahan larutan alginate denga residu, biasanya ditambahkan air
sebanyak empat kali volumenya.
7. Larutan alginate dipisahkan dari residu dengan floatimg tank, kemudian untuk
memisahkan kotoram-kotoran yang terikut larutan dimasukkan ke dalam pemisah
sentrifugal.
8. Larutan dibersihkan dalam bleaching tank dengan menambahkan larutan 12% NaOH
sebanyak 1/10 volume larutan.
9. Pembentukan gel asam alginat dilakukan dengan menambahkan larutan 10% H2SO4
sebanyak 1/10 volume larutan alginate dan dimasukan bersama-sama kedalam tangki
koagulasi.
10. Gel asam alginat dipisahkan dari larutan dengan filtrasi atau pemisah sentrifugal.
11. Asam alginat dirubah menjadi sodium alginate dengan menambahkan bubuk Na2CO3 dan
metal alcohol.
12. Sodium alginat kemudian dipisahkan dari larutan dengan filtrasi. Metil alkohol dalam
filtrate dapat diambil kembali dengan distilasi.
13. Sodium alginat dikeringkan dan dihaluskan menjadi bubuk 80-100 mesh.
2.5.2 Cangkang Kapsul Gelatin dari ikan
Penelitian pembuatan gelatin dari kulit ikan tuna dengan menggunakan metode asam dan
prosespengeringan dengan dehumidifier telah dilakukan. Kulit ikan tuna dicuci dengan air bersih
kemudian direndamselama 48 jam dalam campuran larutan kapur 3% dan natrium sulfida 3%.
Selanjutkan kulit ikan tunadimasukkan kedalam molen yang berisi larutan amonium sulfat 1%
diputar selama 30 menit dengan kecepatan12 rpm setelah itu ditambahkan enzim protease 1%
dan diputar selama 2 jam. Kulit ikan kemudian direndamdalam larutan asam sitrat pH 3 selama
12 jam, dilanjutkan dengan mencuci kulit ikan tuna dengan air bersihsampai pH netral. Ekstraksi
gelatin dilakukan pada suhu 60˚C selama 2 jam, dilanjutkan dengan pemekatan danpengeringan
dengan dehumidifier. Gelatin yang dihasilkan mempunyai karakteristik: gel strength 371
grambloom, dengan viskositas 19-30 cP, derajat putih 25,36%, kadar air 9,52%-10,13% dan pH
5,8, titik isoelektrik pada pH 7, titik jendal 13,3 °C, titik leleh 28,25 °C dan kadar abu 0,81 –
1,33 %. Memiliki warna kuningkecoklatan dan bau khas ikan masih tercium (Dewi dan Widodo,
2008).
Menurut Julianto, Kiki dan Ine (2010) cangkang kapsul yang terbuat dari gelatin tulang
ikan nila memiliki sifat fitikimia yang paling baik dibandingkan dengan yang terbuat dari gelatin
ikan tuna maupun campuran tulang tuna-nila. Sifat fisika kimia cangkang kapsul yang terbuat
dari gelatin tulang ikan nila adalah sebagai berikut: bobot cangkang 74,66 mg/100 buah
cangkang kapsul, kadar air 13,44%, kadar abu 2,09%, pH 5,83, ketahanan dalam air 31 menit,
kelarutan dalam larutan asam 6 menit 20 detik dan sifat kelenturannya mudah pecah.
Dapus
Jannah, akyunul. 2008. Gelatin Tinjauan Kehalalan dan Alternatif Produksi. Malang: UIN Press
Dewi, Fera Roswita dan Widodo Farid Ma’ruf. 2008. Pembuatan Gelatin dari Kulit Ikan Tuna (Thunnus allalunga) dan Karakteristiknya sebagai Bahan Baku Industri Farmasi. Journal
Junianto, Kiki Haetami dan Ine Maulina. 2010. Karakteristik Cangkang Kapsul yang Terbuat Dari Gelatin Tulang Ikan. Bandung. Universitas Padjajaran