100
 Amazing Guardian ( Chouzetsu no Hogosha) Part 1 Karya : Ran Orihara 

Amazing Guardian1

Embed Size (px)

Citation preview

  • Amazing Guardian

    (Chouzetsu no

    Hogosha)

    Part 1

    Karya : Ran Orihara

  • Bab 1 Malam itu sepi dan dingin. Bulan juga hanya membiarkan sebagian dirinya untuk menerangi

    kegelapan kali ini. Tak seorang pun terlihat di kompleks perumahan ini. Hanya terdengar

    suara angin berhembus kencang. Di depan sebuah balkon rumah bertingkat dua, terlihat

    bayang-bayang orang yang berdiri.

    Mereka mengeluarkan suara-suara berbisik seperti memberi aba-aba. Si... siapa kalian?

    Suara anak laki-laki dari dalam ruangan itu terdengar panik. Pemilik rumah yang mendengar

    suara asing di depan balkon kamar tidurnya langsung ternganga.

    Melalui pintu geser transparan yang menyambungkan kamar dan balkon, ia bisa melihat

    sosok-sosok misterius yang ada di sana. Tidak bisa ditutupi, ada perasaan takut yang tiba-

    tiba membuatnya gemetaran. Laki-laki itu menelan ludah sekali sebelum akhirnya

    memberanikan diri membuka pintu geser di depannya.

    Wusss. Angin langsung menyeruak masuk dan menerbangkan kertas-kertas tugas

    sekolahnya. Tiba-tiba...

    Bukk!

    Laki-laki itu jatuh ke belakang tepat ketika akan keluar. Belum sempat ia berdiri, tubuhnya

    mendadak kaku karena melihat bayang-bayang itu mendekat, berdiri tepat di depannya.

    Untung saja ada cahaya temaram dari kamar tidur yang sedikit membantunya di tengah

    kegelapan. Ia sontak terkesiap. Kali ini, ia dengan jelas bisa melihat bentuk bayangan tadi

    karena jarak mereka cukup dekat.

    Dari mana kalian masuk?? Apa kalian perampok? Suara anak laki-laki itu bergetar. Cepat-

    cepat ia berdiri menghadap mereka, bersikap defensif.

    Apa kami terlihat seperti perampok, Hanazawa Takahisa? ucap salah satu bayangan.

    Suaranya berirama merdu. Terdengar seperti suara perempuan muda.

    Dari mana kamu tahu namaku? Laki-laki yang bernama Hanazawa Takahisa itu semakin

    ketakutan, tapi ia tetap tak bisa mengalihkan pandangan dari wajah-wajah misterius yang

    ada di depannya.

    Sebab, mereka tidak terlihat seperti manusia biasa! Semuanya memakai pakaian serba

    hitam, dengan jubah panjang yang menutupi bagian belakang tubuh mereka hingga

    mendekati kaki. Hanya satu dari mereka yang berambut panjang dan menggunakan rok di

    atas lutut dengan stocking yang juga berwarna hitam, satu-satunya yang diyakini Takahisa

    sebagai perempuan dalam kelompok misterius itu. Lalu ada faktor lain yang membuatnya

    terpana. Secara fisik orang-orang ini sangat unik, mereka memiliki mata serta rambut

    dengan warna mencolok!

    Takahisa masih takjub, ia tak sanggup menjawab pertanyaan dari orang-orang misterius

    yang tiba-tiba ada di atas balkon rumahnya, ia terlalu kaget dan bingung. Bagaimana cara

    mereka masuk dan naik ke sini? Kenapa mereka bisa tahu namaku? Apa iya penjahat

    berpenampilan mencolok begini? Runtutan pertanyaan terus berputar di kepalanya.

    Guardian time! Mendadak saja si perempuan misterius berkata dengan senyum manis.

    Belum sempat Takahisa bereaksi, beberapa bayangan itu tiba-tiba menjentikkan jari mereka

    bersamaan, lalu GOTCHA!" ucap mereka sambil menunjuk wajah Takahisa dengan jari

    telunjuk dan ibu jari, seperti membentuk sebuah pistol.

    Setelah mencerna ucapan itu, tiba-tiba saja ketakutan yang terpancar di wajah Takahisa

  • berubah jadi kelegaan, yang ditunjukkan dengan sebentuk senyuman.

    Jadi kalian... Ia terlalu senang sampai tidak bisa menyelesaikan kalimatnya. Sekarang ia

    bisa melihat orang-orang di depannya juga tersenyum.

    Takahisa tertawa pelan, merasa bodoh pada ketakutannya tadi. Selama beberapa detik ia

    memandang satu per satu sosok-sosok ajaib itu penuh rasa kagum. Arigatou ( Terima

    kasih) ..., ucapnya dengan senyum merekah. Guardian.

    Keempat sosok gelap itu tak membalas perkataan Takahisa. Mereka hanya berdiri dalam

    diam, membuat Takahisa yang semula sudah merasa lega, kembali dibuat berdebar-debar

    aneh. Diperhatikannya lagi dengan saksama, keempat manusia yang ia sebuat Guardian ini

    memang terlihat mengagumkan. Aura mereka begitu kuat, menyihirnya hingga tak sanggup

    melawan. Sangat indah. Mempesona. Dan sekaligus... menakutkan.

    *

    Kyaaa.... anggota OSIS sudah datang!! Beri jalan, beri jalan! teriak seorang anak

    perempuan dengan nada memerintah.

    Murid-murid yang ada di sekitar situ pun langsung memposisikan diri. Bukannya kesal,

    siswa-siswi SMA Hogosha Gakuen justru terlihat sangat senang. Bahkan tidak sedikit yang

    terlihat antusias dengan sorot mata berbinar-binar. Di koridor lantai dasar, semua murid

    berjejer di tepi kanan kiri. Mengosongkan bagian tengah jalan, persis seperti para ajudan

    yang menunggu tuan besarnya lewat.

    Ada apa ini? tanya seorang gadis kelas satu bernama Kosaka Miharu. Kenapa semua

    orang memasang wajah aneh begitu? Apa perdana menteri mau datang ke sekolah ini?

    Hah? Ini lebih penting dari perdana menteri tahu! jawab Shina, teman perempuan yang

    berdiri di sebelahnya dengan penuh semangat. Tiap pagi kita pasti menyambut kedatangan

    mereka! Siapa lagi kalau bukan anggota OSIS yang paling melegenda di Hogosha Gakuen!

    Memang apa hebatnya mereka? Cuma OSIS biasa saja kenapa diributkan?

    Shina menarik napas sekali sebelum menjelaskan, Kosaka kan murid pindahan, makanya

    nggak tahu seluk beluk sekolah ini. Di Hogosha Gakuen, pesona anggota OSIS sangat

    hebat, bahkan tidak berlebihan kalau mereka disebut sebagai orang yang paling berkuasa

    selain kepala sekolah! Karena ini adalah pertama kalinya ada OSIS yang memiliki karisma

    seperti mereka.

    Kok bisa? Miharu akhirnya penasaran juga, karena Shina berkata dengan heboh sekali.

    Mereka membuat beberapa perubahan di sekolah ini. Sangat jelas dan signifikan! Membuat

    sekolah Hogosha Gakuen yang awalnya punya aturan kolot dan kaku yang lebih santai dan

    menyenangkan. Hebat sekali kan? Ditambah lagi mereka pintar, keren, dan sama sekali

    tidak sombong!

    Ya, mereka memang hebat..., timpal seorang anak laki-laki di sebelah mereka yang

    bernama Yoshiro. Tambah lagi satu alasan murid baru memilih sekolah ini.

    Tambah lagi? Memangnya ada berapa alasan sampai sekolah ini jadi terkenal?

    Kosaka bukan dari Gifu ya? tanya Yoshiro yang langsung dibalas anggukan Miharu.

    Aku baru pindah dari Tokyo.

    Oh pantas saja... Yoshiro merasa maklum dengan teman barunya itu. Di kota ini, Hogosha

    Gakuen adalah yang paling populer, dan banyak sekali anak-anak SMP yang mengincar

    SMA ini. Bukan karena alasan akademis atau fasilitas. Tapi legenda sekolah ini yang

    membuatnya terkenal.

    Legenda? Miharu semakin terlihat bingung. Maksudnya? Terus apa hubungannya sama

    anak OSIS?

  • Tidak ada hubungannya sih, jawab Shina. Sebelum ada OSIS yang terkenal seperti

    sekarang, sebenarnya sekolah ini sudah memiliki legenda lain. Jadi dapat dikatakan,

    dengan OSIS tahun ini tidak heran kalau Hogosha Gakuen makin diminati banyak orang.

    Legenda selain OSIS? tanya Miharu bingung. Apa itu?

    Yoshiro dan Shina saling melepas pandang, tersenyum kecil sesaat, kemudian menjawab

    bersamaan, Guardian.

    Guardian?! Suara Miharu melengking. Dari sinar matanya terlihat ia sangat bingung

    dengan kata yang baru saja keluar dari mulut kedua temannya ini.

    Jangan keras-keras. Shina langsung membekap mulut gadis itu.

    Guardian itu maksudnya apa? Kali ini suara Miharu jauh lebih pelan. Ia menatap Shina dan

    Yoshiro dengan pandangan penuh tanya.

    Seperti namanya, Guardian adalah penjaga. Lebih tepatnya pelindung Hogosha Gakuen.

    Ini legenda lama, sudah ada sejak 17 tahun lalu. Apa pun masalah yang ada di sekolah ini,

    Guardian pasti bisa menyelesaikannya. Sama seperti nama sekolah kita ( Kata hogosha

    dari Hogosha Gakuen mempunyai arti guardian/pelindung) .

    Apa legenda itu sungguh-sungguh nyata? Berarti mereka sudah tua dong... sudah ada

    selama 17 tahun.

    Shina dan Yoshiro langsung menggeleng.

    Guardian itu misterius, nggak ada yang tahu siapa dia, berapa umurnya, laki-laki atau

    perempuan, apa tujuannya menjadi Guardian, atau berapa jumlahnya. Semua serba

    misterius. Tetapi, karena Guardian selalu melindungi sekolah secara diam-diam, guru-guru

    pun menutup mata dengan masalah ini.

    Meski orang dewasa tidak mau mengakui, keberadaan Guardian sangatlah berarti di

    Hogosha Gakuen, imbuh Yoshiro.

    Miharu cuma bisa ber-ooh sebagai jawaban. Ia terlalu takjub dengan cerita kedua temannya.

    Di minggu pertamanya pindah ke SMA Hogosha Gakuen, ia sudah mendengar cerita-cerita

    aneh. Padahal awalnya ia berpikir kepindahannya dari kota besar Tokyo ke area Chuubu,

    tepatnya di perfektur Gifu adalah sebuah kemunduran. Pindah ke sekolah yang sama sekali

    tidak istimewa, cuma sekolah biasa, tak terlalu besar, terkesan kuno, di daerah pinggiran

    pula. Namun siapa sangka ada sebuah cerita menarik yang sanggup membuatnya

    penasaran. Ternyata sekolah ini bukan sekolah biasa ya? gumamnya kemudian.

    Lalu, bagaimana cara Guardian melindungi Hogosha Gakuen? Kali ini suara Miharu

    terdengar lebih antusias.

    Lewat permohonan, jawab Shina sambil tersenyum. Guardian membantu semua orang

    yang ada di sekolah ini tanpa terkecuali. Kalau kamu punya masalah serius, kamu bisa

    mengirim e-mail pada mereka.

    Hah? Lewat e-mail?

    Keraguan yang kembali terdengar dalam suara Miharu tidak begitu mengganggu Shina, ia

    tetap saja melanjutkan ucapannya. Kurasa, tak ada satupun di sekolah ini yang tidak

    percaya dengan keberadaan Guardian, karena mereka membantu Hogosha Gakuen secara

    nyata. Meski di lain sisi identitasnya tetap misterius.

    Kok aneh? Miharu langsung mengerutkan kening. Apa tidak ada yang berusaha

    membongkar identitasnya? Aku nggak percaya... 17 tahun keberadaan Guardian di sekolah

    ini, masa nggak ada yang penasaran sama jati diri mereka sebenarnya? tanya gadis itu

    dengan nada skeptis. Di dunia ini kan banyak sekali orang iseng dan sirik.

    Hahahaha... Shina dan Yoshiro langsung terbahak.

    Ya, pendapat yang sangat masuk akal sebenarnya, tukas Yoshiro di sela tawanya. Tapi,

    kalau kamu sudah bertemu Guardian... Ia lalu memelankan suaranya, bahkan nyaris seperti

  • berbisik. Kamu pasti akan tahu alasan kenapa tidak ada yang sanggup atau mencoba

    untuk membongkar identitasnya.

    Ya, benar sekali. Guardian memang keren kan? Sang pelindung misterius, imbuh Shina

    dengan nada yang sama.

    Miharu terdiam cukup lama, berusaha mencerna ucapan mereka. Jangan bilang... Ia

    sontak melayangkan pandangan curiga pada keduanya. Kalian ini adalah orang-orang yang

    pernah bertemu dengan Guardian?

    Bersamaan, Shina dan Yoshiro tersenyum simpul, yang semakin menimbulkan seribu

    pertanyaan di kepala Miharu. Kalian sungguh pernah meminta pertolongan padanya?

    ulang gadis itu tak sabar.

    Kalau itu sih..., Shina menggantung ucapannya dan menatap Yoshiro sejenak. Keduanya

    meletakkan jari telunjuk di ujung bibir masing-masing, lalu melemparkan pandangan penuh

    arti pada Miharu yang cuma bisa bengong. Rahasia, ucap mereka seirama.

    Kyaaa... Kak Naito!

    Ah, Kaze!!

    Izumi tetap imut seperti biasanya!!

    Putri Asa!! Ya ampun, dia selalu saja menawan!

    Tiba-tiba sebuah sorak-sorai terdengar begitu keras, membuat ketiganya sontak

    menghentikan obrolan kecil mereka. Semua siswa Hogosha Gakuen yang ternyata sudah

    berjejer rapi dari ujung koridor utara sampai selatan terlihat antusias. Sejak tahun lalu,

    anggota OSIS yang sekarang duduk di kelas dua memang membuat warga sekolah jadi

    tidak terkontrol. Setiap pagi, sambutan seperti ini jadi kegiatan yang dilakukan sejak tahun

    lalu. Mereka selalu menjerit histeris melihat empat anggota OSIS yang dinobatkan sebagai

    OSIS paling karismatik sejak sekolah ini berdiri.

    Miharu yang baru hari ini-dengan mata kepala sendiri-melihat anggota OSIS yang

    menghebohkan itu, kontan membelalakkan mata. Dia yang sejak tadi tidak begitu tertarik

    sekarang mendadak berubah jadi terkagum-kagum.

    Shina langsung menyenggol lengannya. Bagaimana? Mereka sangat berkarisma, kan?

    Kali ini, Miharu otomatis mengangguk seperti terhipnotis. Aku sama sekali nggak

    menyangka, di sekolah kecil seperti ini ada orang-orang seperti mereka!

    Shino dan Yoshiro tertawa. Mereka terlalu keren untuk cuma berada di sekolah negeri

    biasa, begitu maksudmu?

    Miharu lagi-lagi hanya mengangguk, ia terlalu terkesima. Ditatapnya empat orang yang

    berjalan seperti top model di tengah jalan para penggemar yang mengelilingi mereka. Tiga

    laki-laki tampan dan satu perempuan cantik. Bahkan, seragam SMA Hogosha Gakuen yang

    sederhana yang terdiri dari kemeja putih, rok atau celana bermotif kotak hitam-biru, blazer

    berwarna biru muda, serta dasi hitam polos, bisa terlihat begitu mewah ketika mereka

    memakainya.

    Mereka nggak cocok berada di sini, terlalu mencolok! Mereka harusnya sekolah di sekolah

    internasional atau swasta nomor satu. Bagaimana bisa orang-orang sekeren mereka

    memilih sekolah pinggiran yang tidak istimewa seperti ini??

    Hei, Kosaka! Kamu lupa menutup mulut tuh, seru Shina sambil tertawa melihat eskpresi

    teman barunya.

    Maaf... Miharu terlihat malu karena ketahuan bengong. Mereka berempat jadi anggota

    OSIS sejak kelas satu?

    Mereka yang pertama. Padahal menurut peraturan, OSIS selalu dipilih dari siswa kelas dua,

    tapi... karena mereka memang sangat menonjol waktu kelas 1 dan banyaknya penggemar

    yang mendukung, akhirnya mereka membuat rekor baru sebagai OSIS yang paling muda

  • juga paling berpengaruh dalam sejarah. Keempat anggota OSIS itu adalah murid-murid

    terpintar di angkatannya.

    Wow! Miharu tak bisa dibuat lebih kagum lagi. Selain keren, mereka ternyata dikaruniai

    kepintaran yang luar biasa.

    Terus, siapa saja mereka?

    Shina langsung terlihat penuh semangat. Rasanya sejak tadi ia menunggu Miharu bertanya

    akan hal itu. Ia langsung memandang anggota OSIS yang masih terhadang oleh siswa-siswi

    di tengah koridor, lalu menunjuk salah satu dari mereka.

    Nah Kosaka... yang berdiri di ujung kiri... namanya Kak Shirokawa Izumi, tinggi 178cm,

    berat 62kg, jagoan IT, orangtuanya pemilik rumah sakit besar, dan ia menjabat sebagai

    sekretaris.

    Hebat! Kamu tahu profilnya sedetail itu? Miharu langsung geleng-geleng, kembali

    mengikuti telunjuk Shina. Yang pakai kacamata?

    Ya. Bagaimana menurutmu?

    Wajahnya imut sekali, tipe yang mudah disukai oleh siapapun.

    Shina tertawa mendengar komentar itu, seolah dia sendiri yang mendapat pujian manis

    Miharu. Oke, lanjut. Ia menggeser telunjuknya.

    Yang berdiri di sebelah Kak Shirokawa, namanya Kak Mitsuno Kaze, tinggi 182cm, berat

    65kg, penakluk semua wanita, laki-laki yang sangat romantis. Kabarnya dalam sehari

    minimal dapat tiga pernyataan cinta dari anak perempuan. Jagoan sastra, orangtuanya

    pengusaha terkenal, dan ia menjabat sebagai bendahara.

    Hebat! Lagi-lagi Miharu cuma bisa terpana mendengar penjelasan Shina. Ia betah

    memandangi wajah Kaze dari kejauhan yang masih dikerubuti fansnya.

    Memang tampan sekali. Dia bisa membuat cewek-cewek tumbang, senyumnya juga

    menggoda banget!

    Benar sekali. Apalagi dia juga masih single, semua perempuan berlomba-lomba

    mendapatkan hati Kak Mitsuno.

    Masih belum punya kekasih? Dengan wajah setampan itu? Miharu nggak percaya. Yah,

    untuk ukuran wajah seperti itu, rasanya memang belum ada yang pantas bersanding

    dengannya di sekolah ini.

    Sekarang lihat laki-laki yang berdiri di ujung paling kanan.

    Kali ini Miharu tidak sanggup berkomentar, ia terlalu takjub ketika mengikuti arah telunjuk

    Shina. Salah satu anggota OSIS itu berdiri menjulang, dengan wajah angkuh yang tajam.

    Tak ada seulas senyum pun di bibirnya. Ia hanya berdiri di sana dengan wajah bosan,

    berbeda dengan dua laki-laki tadi yang menebar senyum ke mana-mana.

    Wajahnya tentu saja tampan, dengan mata coklat tua yang begitu dalam dan

    menghanyutkan. Sosoknya yang cool dan menyiratkan aura misterius membuatnya terlihat

    sanggup menarik siapapun. Tak terkecuali Miharu. Kalau dia...?

    Namanya Kak Eisei Naito. Shina sadar betul arti pandangan Miharu yang berbinar-binar.

    Siapa sih yang nggak terkesima melihat Kak Naito?

    Kak Eisei, tinggi 184cm, berat 66kg, cool, dan jarang bicara, tapi punya fans perempuan

    paling banyak. Ranking satu di sekolah, jago bela diri, pangeran Hogosha Gakuen,

    orangtuanya adalah donatur terbesar di sekolah, dan ia menjabat sebagai wakil ketua.

    Eh? Miharu langsung mengangkat sebelah alisnya. Orang sesempurna Kak Eisei Naito

    cuma jadi wakil? Bagaimana ketuanya?

    Kali ini bukan hanya Shina, Yoshiro yang sejak tadi diam tiba-tiba terlihat bersemangat.

    Keduanya menunjuk seorang gadis yang berdiri di tengah-tengah tiga lelaki tampan yang

    menjulang itu.

  • Dia ketuanya? Miharu langsung menelan ludah, ia memfokuskan pandangan pada satu-

    satunya perempuan di antara anggota OSIS. Wajahnya begitu cantik, tapi bukan itu saja

    yang membuatnya jadi sangat menarik. Keanggunan yang ditunjukkan sang ketua OSIS

    benar-benar membuat tidak hanya para laki-laki, tapi juga para perempuan terlena.

    Ia tersenyum begitu lembut pada orang-orang yang menyerukan namanya. Dengan rambut

    hitam panjang sepinggang yang begitu halus, ia terlihat seperti seorang putri yang

    sempurna. Kulit lembut seputih salju, bibir tipis berwarna merah alami, matanya bulat

    bersinar dengan bulu mata panjang. Dan, meski wajahnya polos tanpa riasan apa pun,

    kecantikannya yang khas jadi daya tarik tersendiri.

    Be... benar-benar cantik. Apa dia bukan artis? Miharu sampai kehabisan kata-kata.

    Banyak juga yang tanya begitu. Tapi, dia nggak tertarik jadi artis, jawab Yoshiro.

    Namanya Kak Takagi Asa, lanjut Shina. Tinggi 160cm, berat 42kg, gadis paling anggun

    dan cantik di sekolah ini. Tidak hanya pintar di bidang akademik, dia juga pintar masak,

    ikebana ( Merangkai bunga) , sadou ( Seni minum teh) , puisi, dan tari tradisional.

    Orangtuanya memiliki bisnis di bidang kecantikan dan juga berteman baik dengan keluarga

    Kak Naito.

    Dia calon menantu paling sempurna, tentu saja. Banyak yang memanggilnya Putri Asa

    karena memang cocok dengan image itu. Dia juga sangat baik pada semua orang. Sangat

    lembut dan senyumnya... benar-benar menyejukkan hati. Dialah yang memegang kendali

    OSIS. Ide-ide cemerlang dan keanggunannya sungguh luar biasa.

    Bersamaan dengan ucapan terakhir Shina, keempat orang hebat yang sedang dibicarakan

    melewati tempat Miharu dan kedua temannya berdiri. Dan seolah tak bisa ditahan, Miharu

    terus terpaku memandang anggota OSIS itu.

    Matanya lalu bertumbukan dengan Ketua OSIS, Takagi Asa. Wajah Miharu langsung

    memerah karena ketahuan memandangnya tanpa berkedip. Ia berusaha mengalihkan

    pandangan, tapi gerakannya tertahan dan makin terhisap oleh mata yang menyejukkan itu.

    Tanpa disangka-sangka, Asa mengembangkan bibirnya. Ia tersenyum begitu manis pada

    Miharu. Pesona yang dimilikinya membuat Miharu terperangah. Bayangkan, sebagai gadis

    normal saja Miharu bisa terpesona dalam sekejap!

    Hei Kosaka! Kosaka! Kosakaaaa!! Shina dan Yoshiro yang berdiri di sebelahnya terus

    memanggil namanya.

    Ah iya...

    Kenapa bengong saja? Anggota OSIS sudah melewati kita, tahu!

    Oh... Miharu langsung menggelengkan kepala, ia benar-benar termangu selama beberapa

    detik. Terpaku di tempatnya tanpa bisa ditahan.

    Mereka bukan orang biasa... Tiba-tiba Miharu memberi kesimpulan, masih dengan nada

    kagum.

    Ada kepuasan yang terlihat di wajah Yoshiro dan Shina. Sudah aku bilang, kan? ucap

    keduanya kompak.

  • Bab 2 Setelah arak-arakan penuh kehebohan itu berhenti, keempat anggota OSIS berdiri di depan

    sebuah ruangan yang paling luas di antara ruangan lain di lantai tiga. Papan yang tertera di

    atas pintu bertuliskan RUANGAN OSIS.

    Keempatnya masuk ke dalam ruangan itu melalui pintu kayu yang lebih besar dan tinggi

    dibandingkan dengan ruangan-ruangan di sebelahnya. Dan bisa dipastikan bahwa ruangan

    OSIS yang kelewat luas untuk ukuran empat orang ini lebih bagus daripada ruangan kepala

    sekolah!

    Perlahan-lahan, Kaze si bendahara menutup pintu di belakangnya setelah semua masuk ke

    dalam. Keempat anggota OSIS lalu berdiri di sana, memandang ruangannya yang

    berbentuk persegi. Ada empat meja yang diatur seperti huruf U. Satu meja di sisi kanan, dua

    meja di sisi kiri. Satu lagi, meja dan kursi yang paling besar diletakkan di tengah-tengah.

    Setelah sambutan para siswa yang setiap hari menghujani mereka di lantai dasar berakhir,

    bisa dipastikan keadaan langsung berbalik jadi begitu tenang. Namun atmosfer dalam

    ruangan itu terlihat sedikit ganjil. Keempat orang itu hanya berdiri dalam diam. Sama sekali

    tak terdengar apa pun.

    Asa bergerak lebih dulu, ia tersenyum setelah yakin bahwa tidak ada siapa pun atau suara

    apa pun yang terdengar. Guardian time! ucapnya sambil menjentikkan jari.

    Bersamaan dengan itu, ketiga pria lainnya langsung bergerak. Naito langsung mengambil

    remote kecil yang selalu berada di saku celana seragamnya. Ia menekan salah satu tombol,

    dan otomatis saja ruangan itu berubah cepat seperti dalam film-film detektif.

    Dinding-dindingnya yang bercat cokelat muda berganti kulit dengan lapisan kedap suara.

    Puluhan monitor tiba-tiba turun dari langit-langit ruangan dan berjejer rapi pada dinding yang

    kosong, lalu menyala secara otomatis, menunjukkan semua kegiatan di seluruh penjuru

    sekolah.

    Tidak hanya itu, jendela-jendela bening di sekitar ruangan mendadak tertutup dengan

    sebuah gorden gelap yang otomatis menutup sendiri. Di luar pintu, sebuah kamera bulat

    berdiameter 5mm yang terletak tepat di atas pintu ruang OSIS mendadak aktif,

    memperlihatkan dengan jelas siapa-siapa saja yang melewati koridor di depan ruangan

    tersebut.

    Dan terakhir, keempat orang itu menuju meja mereka masing-masing. Kaze dan Izumi yang

    menjabat sebagai bendahara dan sekretaris, duduk bersebelahan di sisi kiri. Lalu Naito

    duduk di sebelah kanan, sebagai wakil ketua. Dan Asa, dengan langkahnya yang sempurna,

    duduk di tengah, di kursi paling besar, tempat Sang Ketua OSIS Hogosha Gakuen.

    Setelah keempatnya duduk, secara otomatis meja di depan mereka bergerak. Sebuah

    lubang ternganga di tengah meja berbentuk persegi panjang dan masing-masing

    mengeluarkan laptop dari dalamnya, seolah-olah laptop itu memang tersimpan di dalam

    meja dan hanya bisa keluar dengan password khusus.

    Hampir bersamaan, keempat anggota OSIS membuka laptop yang berada di atas meja

    masing-masing. Kemudian terlihatlah sebuah simbol merah besar bertulis GT di layar laptop

    mereka.

    Izumi, ada permohonan apa kali ini? Asa tiba-tiba menutup laptop di mejanya hingga

    berbunyi keras. Aku lagi nggak mood membaca e-mail.

  • Dan tiba-tiba saja ia berdiri dari tempat duduk, merenggangkan otot-ototnya lalu duduk

    kembali. Kali ini dengan mengangkat kedua kakinya ke atas meja. Persis ketua geng saja!

    Tapi, inilah dia, Takagi Asa yang sebenarnya sudah bangun. Benar-benar tidak disangka,

    si ketua OSIS yang dijuluki Tuan Putri teranggun ternyata memiliki sikap yang buruk seperti

    ini. Yang lebih mengherankan, ketiga anak buahnya cuma memandang gadis itu dengan

    tatapan hampa, lalu menghela napas diam-diam. Merasa bosan dan juga pasrah.

    Nggak mungkin, jawab Asa enteng, sambil mengibaskan tangannya. Bahkan keigo (

    Bahasa formal yang halus dan sopan) yang digunakannya saat penyambutan tadi langsung

    hilang begitu saja.

    Sekarang, dia benar-benar jadi Takagi Asa yang lain. Sikap dan raut wajahnya yang

    menyejukkan itu berubah jadi lebih cuek, egois, percaya diri, dan sangat keras kepala. Inilah

    perubahan 180 derajatnya yang paling menakutkan!

    Apanya yang nggak mungkin? Sesuatu yang ditutupi itu pasti akan terbongkar suatu saat

    nanti, tukas Izumi yang masih berkutat dengan laptop di hadapannya.

    Asa langsung nyengir kuda. Itu benar-benar sangat tidak tuan putri! Nggak akan ada yang

    percaya. Selama lebih dari setahun aku membangun image-ku yang sempurna. Aku nggak

    sebodoh itu untuk membongkar semuanya di depan mereka, kan? Ia lalu tertawa keras-

    keras, merasa bangga pada dirinya sendiri. Aku sudah terlatih.

    Ketiga laki-laki yang selalu bersamanya cuma bisa menghela napas. Inilah gadis dambaan

    semua orang, yang ternyata berkepribadian ganda! Dan yang membuatnya makin

    mengerikan, tentu saja akting sempurna yang diperlihatkannya di hadapan siswa-siswa lain.

    Keanggunan yang begitu alami, senyuman tulus, serta kebaikan hati yang membuat semua

    orang, tanpa peduli jenis kelamin, tidak hanya jatuh cinta tapi juga terlena dan terpesona.

    Padahal kenyataannya, itu cuma sandiwara semata!

    Naito, aku kagum padamu.

    Ucapan Izumi dengan nada iba, langsung membuat wakil ketua itu tersenyum kecil. Kagum

    dalam hal apa?

    Kau sudah bersama Asa sejak kecil, kan? Hebat sekali kau kuat dengan kepribadian

    gandanya itu.

    Hei kau! Belum sempat Naito menjawab, Asa sudah menggebrak meja di depannya.

    Berani sekali kau mengejekku, Izumi! Kuberitahu satu hal ya... Yang kulakukan selama ini

    sama sekali nggak salah. Toh mereka juga senang melihat keanggunanku, jadi di mana

    letak kesalahannya?

    Ya, yang diucapkan Asa memang benar, ucap Naito masih dengan ekspresi dingin. Dia

    sama sekali nggak tertarik untuk berdebat. Hah? Tidak hanya Izumi, Kaze pun langsung

    kaget mendengar komentar itu. Apanya yang benar?

    Seperti kataku, yang kulakukan ini sama sekali nggak salah. Kontan, kepuasan terlihat di

    wajah Asa.

    Meski di luar gadis itu terlihat sebagai ketua yang berwibawa, tapi secara internal ucapan

    Naito lah yang paling dianggap. Karisma yang tak terbantahkan membuatnya jadi seperti

    ketua bayangan di antara mereka berempat.

    Sebenarnya dulu dia nggak seekstrem ini, cetus Naito, memutar kembali ingatannya di

    masa lalu. Sampai SMP dia masih bersikap biasa. Kelembutan yang ditunjukkannya pada

    orang-orang masih dalam batas wajar. Tapi begitu masuk SMA, dia jadi kecanduan dengan

    sindrom tuan putri.

    Aku bukan kecanduan, potong Asa sambil menunjukkan wajah bangga, yang lagi-lagi

    ditujukan untuk diri sendiri. Ini adalah image yang sempurna untuk menyembunyikan

    identitas kita.

  • Cuma Naito yang mengangguk, terpaksa setuju. Ia begitu mengerti Asa, meski rasanya

    ucapan gadis itu tidak jelas sama sekali. Image apa?? Izumi dan Kaze masih nggak

    terima.

    Menurutnya, image tuan putri sangat bertolak belakang dengan Guardian. Karena itu dia

    pilih berakting sebagai tuan putri yang sempurna. Dengan begitu, tidak akan ada yang

    curiga kalau Asa yang sebenarnya adalah Guardian, jelas Naito, yang langsung diamini

    oleh Asa dengan anggukan puas.

    Ide yang sangat sempurna, kan?

    Izumi tidak mempedulikan ucapan gadis itu, ia masih tidak habis pikir. Jadi, selama setahun

    ini, kamu membangun image feminin dan anggun untuk membuat alibi?

    Dengan kepercayaan diri penuh, Asa langsung mengangguk. Kaze masih takjub.

    Kesimpulannya... karena tuan putri adalah orang yang dijaga, sedangkan Guardian adalah

    penjaga dengan kata lain seperti seorang bodyguard... dan itu sangat bertolak belakang.

    Lalu kau memilih jadi tuan putri yang bisa membuat orang-orang tidak akan curiga dengan

    identitas Guardian sesungguhnya?

    Tentu saja. Asa lalu memutar-mutar kursinya dengan lagak om-om direktur. Yah, kalian

    pasti sangat berterimakasih padaku. Dengan image tuan putriku, sudah pasti nggak akan

    ada yang curiga bahwa kitalah Guardian. Apalagi kalau kulihat, kalian sama sekali tidak

    waspada dan seenaknya sendiri tebar pesona. Tanpa pernah memikirkan cara untuk

    menutupi identitas kita... Bukannya kagum, Izumi dan Kaze justru ingin tertawa.

    Pikirannya sangat sederhana, ucap mereka dalam bisikan. Kukira ada alasan lain yang

    lebih dalam...

    Naito yang mendengarnya ikutan tersenyum. Ya, dia memang terlalu simple.

    Kalian bertiga ngapain bisik-bisik nggak jelas? Aku tahu kalau kalian sangat memuja dan

    mengagumi ide-ide cemerlangku. Jadi, katakan saja langsung... nggak perlu malu-malu

    kalau mau memujiku, tandas Asa yang jelas salah paham dengan respon para lelaki itu.

    Mereka berdua sangat mengagumimu, ujar Naito dengan nada meyakinkan. Cara untuk

    menenangkan Asa adalah dengan memujinya. Itu yang paling mudah.

    Izumi dan Kaze cuma bisa memasang wajah pasrah, menurut saja daripada nanti nggak

    selamat. Karena membuat Tuan Putri marah sama saja bunuh diri! Mereka sudah punya

    pengalaman soal itu. Pernah suatu hari mereka berdua mengejek Asa, masih mending kalau

    cuma dibentak-bentak, tapi karena Asa yang pada dasarnya suka main kekerasan, mereka

    pun mengalami memar-memar di seluruh badan. Intinya, kalau masih sayang nyawa,

    mending jangan cari perkara dengan si Tuan Putri. Itulah moto keselamatan mereka selama

    ini.

    Hari ini permohonan pada kita membeludak seperti biasa. Izumi dengan teliti membaca

    pesan-pesan singkat yang dikirim oleh warga Hogosha Gakuen melalui e-mail Guardian.

    Tentu saja ada aturan main jika ingin membuka website Guardian. Tertera dengan jelas di

    halaman awal website-nya. Mudah dan sederhana.

    Patuhi dan kamu akan langsung terhubung dengan website Guardian.

    Aturan pertama:

    Kirim permohonan kepada Guardian ketika kamu berada di SMA Hogosha Gakuen.

    Banyak juga murid yang iseng membuka website dan mengirim e-mail lewat jaringan wifi

    dari luar sekolah, dari kafe internet, atau jaringan internet rumah. Tapi anehnya selalu gagal

    terkirim. Hal ini bisa terjadi karena, siapa lagi kalau bukan Izumi. Dengan kemampuannya, ia

    bisa membatasi radius pengiriman email.

  • Aturan kedua:

    Jangan coba-coba untuk mengirim permohonan jika kamu bukan warga Hogosha Gakuen

    saat ini.

    Guru atau murid. Semua orang yang terdaftar di Hogosha Gakuen memiliki hak untuk

    mengirim permohonan pada Guardian. Tapi itu hanya berlaku jika mereka masih aktif di

    sekolah ini. Berarti, siswa yang sudah lulus, guru yang telah pensiun, siswa sekolah lain,

    atau orang yang tidak berhubungan dengan Hogosha Gakuen tidak memiliki hak untuk

    mengaksesnya. Dan bila tetap ngotot untuk mengirim e-mail, mereka harus siap-siap

    menerima virus berbahaya yang akan menyerang laptop, PC, atau ponsel yang digunakan.

    Bagaimana cara Guardian tahu mana yang benar-benar warga Hogosha Gakuen atau

    bukan? Semua itu lagi-lagi Izumi yang melakukannya. Dengan kemampuan setaraf hacker

    profesional, Izumi dengan mudah mengetahui e-mail pribadi seluruh warga sekolah. Dari

    kepala sekolah, guru, serta murid-murid kelas 1 sampai kelas 3. Lengkap tersimpan di

    database laptopnya! Jadi, kalau ada alamat e-mail asing masuk, Izumi telah menyiapkan

    jebakan dengan virus yang dibuatnya bahkan sebelum si unknown visitor sadar. Hal ini tentu

    saja bisa dikategorikan sebagai tindakan kriminal!

    Begitulah keseharian mereka berempat. Apa pun akan mereka lakukan untuk menjaga

    rahasia legenda Guardian di Hogosha Gakuen yang telah tersimpan lebih dari 17 tahun.

    Asa, permohonannya mau aku bacakan satu-satu? tanya Izumi dengan senyum jail.

    Ya, bacakan saja. Asa yang dasarnya memang nggak peduli jelas tidak menangkap arti di

    balik ucapan Izumi itu.

    Permohonan pertama hari ini datang dari Saegusa kelas 1-C, dia minta tolong Guardian

    mencarikan kekasih tampan seperti Mitsuno Kaze untuknya.

    Hee? Sepertiku? Kaze langsung menoleh pada Izumi, terlihat antusias. Coba lihat... yang

    namanya Saegusa cantik nggak? Boleh juga tuh tawarannya...

    Memangnya kita biro jodoh? Asa langsung memotong kalimat lelaki playboy itu. Next!

    Permohonan selanjutnya... Izumi lalu menghela napas. Ada yang mau menitipkan kucing

    kesayangannya pada Guardian selama dia pergi berlibur.

    Apa sekarang kita terlihat seperti klub pecinta binatang? Nada suara Asa mulai meninggi.

    Next!

    Morinaga kelas 3-B ingin punya pesawat pribadi dan keliling dunia gratis.

    Hah? Dia pikir kita ini yang punya JAL6 (6 Japan Airlines: Nama maskapai penerbangan

    Jepang) ?! Next!!

    Akami kelas 1-D ingin memiliki uang tunjangan yang nggak akan habis seumur hidup.

    Ckk... kita bukan lembaga sosial! Next!!

    Sawamura kelas 1-E ingin menjadi pintar dan masuk sepuluh besar saat tes nanti.

    Apa kita ini tempat bimbingan belajar? Permohonan apa itu? Kalau mau pintar ya belajar.

    Bagaimana sih... Asa makin emosi, ia terus menggerutu. Next!

    Komita kelas 2-B ingin jadi cantik seperti Harada Rina ( Tokoh artis Jepang dalam novel

    Aidoru no Sekai ni Yoroshiku. Terkenal memiliki image cool beauty.) .

    Mendengar permohonan itu, para lelaki langsung tersenyum. Mereka kenal Komita dengan

    baik karena mereka teman sekelas.

    Dasar Komita, dia pikir Guardian itu dokter bedah plastik apa? Asa nggak tahan lagi.

    Teman sekelasnya yang bernama Komita memang sedikit unik. Segitu nge-fansnya sama

    artis sampai-sampai mau mengubah wajah persis idolanya supaya bisa dipandangi di

    cermin tiap hari. Gila!

  • Kenapa makin lama permohonan pada Guardian makin nggak berbobot?? Tiba-tiba ia

    menggebrak mejanya. Sini, biar aku sendiri yang baca! Asa langsung berdiri dan menuju

    tempat Izumi lalu memutar laptop laki-laki itu menghadapnya.

    Senyum di wajah ketiga cowok itu langsung merekah. Setiap hari Asa yang selalu jaga

    image memang langsung berubah kalau tidak ada siapa-siapa selain mereka. Sifat aslinya

    yang tidak sabaran dan emosian seperti ini memang kerap muncul. Karena itulah Asa ngotot

    minta ruangannya dibuat kedap suara, jadi sekeras apa pun dia menjerit tidak akan ada

    yang tahu dan pingsan karena melihat kepribadian aslinya!

    Hmm... Asa yang serius membaca e-mail tiba-tiba tersenyum. Ia tertarik dengan salah satu

    permohonan yang masuk beberapa jam lalu.

    Izumi, baca permohonan laki-laki ini. Ia lalu kembali duduk di singgasanannya dengan

    tenang.

    Izumi membenarkan letak kacamatanya sebelum membaca e-mail itu. Permohonan dikirim

    oleh Takeda Ikki dari kelas 1-A. Ia minta tolong pada Guardian untuk membantu teman

    masa kecil nya, Motohara Kana. Sekarang gadis itu juga bersekolah di Hogosha Gakuen,

    kelas 1-F. Motohara Kana menolak pergi ke sekolah sejak dua bulan lalu karena jadi

    sasaran bulan-bulanan di kelasnya.

    Takeda minta Guardian untuk menemukan pelaku penyiksaan itu. Menghentikan dan

    menyadarkan pelakunya kalau yang dilakukannya adalah tindakan yang salah dan tidak

    bermoral.

    Nggak disangka, ternyata di sekolah kecil seperti ini masih ada ijimerarekko ( Ijimerarekko

    adalah korban bullying. Sedangkan pelaku bullying disebut Ijimekko.) , seru Kaze dengan

    nada heran.

    Ini permohonan serius..., tambah Naito. Kurasa kita harus menerimanya.

    Izumi langsung mengetik nama Takeda Ikki di laptopnya. Dan dalam hitungan detik, profil

    lengkap laki-laki itu langsung muncul. Bukan hanya foto dan nama, bahkan alamat,

    pekerjaan orangtua, telepon, kegiatan sehari-hari pun tertera sangat lengkap dan akurat!

    Asa langsung tersenyum. Takeda Ikki. Target lock on! ucapnya penuh semangat. Titah

    pemimpin Guardian ini adalah tanda kalau permohonan itu diterima, tanpa bisa diganggu

    gugat.

    Baiklah, sekarang kita harus selidiki siapa pelaku penyiksaan di kelas 1-F. Asa berpikir

    sejenak, lalu mengarahkan jari telunjuk ke wajah-wajah yang ada di hadapannya.

    Izumi, kamu selidiki hubungan antara Takeda dan Motohara. Cari tahu sedekat apa

    mereka. Lalu Kaze, kamu selidiki situasi kelas 1-F. Selidiki siapa saja teman dekat Motohara

    Kana dan cari tahu kemungkinan orang yang membencinya di kelas itu.

    Dan terakhir Naito, selidiki kehidupan Motohara ketika SMP dan SD... aku ingin tahu apa

    dia sudah jadi korban penyiksaan sejak dulu. Lalu, laporkan padaku hasil penyelidikan

    kalian besok saat pulang sekolah.

    Terus, kamu melakukan apa? tanya Kaze.

    Aku? Asa memutar-mutar kursinya, berpikir sebentar lalu mengangkat bahu. Sekarang

    adalah waktuku menikmati secangkir teh hangat. Sebelum ada yang sempat protes, gadis

    itu kembali melanjutkan ucapannya dengan wajah manis tanpa dosa, Selamat bekerja! Dan

    selalu ingat pesanku...

    Dalam sepersekian detik, ekspresi manisnya berubah mengeras dan penuh tekanan.

    Jangan sampai ketahuan.

    Oke? Detik berikutnya ia kembali tersenyum lembut. Dasar pemain watak!

    Ketiganya cuma mengangguk. Benar-benar pemimpin Guardian satu ini, otoriter sekali!

    Tidak bisa disela apalagi dilawan.

  • Kaze dan Izumi dengan malas-malasan berdiri dari kursi.

    Aku akan menyelidikinya saat jam istirahat nanti, tukas Kaze sambil bergegas menuju

    pintu bersama Izumi.

    Setelah pintu ditutup dari luar, tinggallah Asa dan Naito. Keduanya terdiam di meja masing-

    masing. Masih ada 10 menit sebelum jam pertama dimulai.

    Kamu memikirkan sesuatu? tanya Naito di tengah kesunyian. Ia terus memperhatikan

    gadis itu sejak tadi. Sudah lebih dari 12 tahun mereka bersama, tentu mudah saja baginya

    mengetahui jalan pikiran Asa dengan melihat ekspresinya.

    Hmm.... Asa hanya bergumam. Seperti kata Naito, ada sesuatu yang mengganjal

    pikirannya sejak tadi. Aku hanya merasa sedikit penasaran pada laki-laki ini, ucapnya lirih.

    *

    Bagaimana hasil penyelidikan kalian? Tanpa basa-basi, Asa yang sedang bersantai di

    kursinya langsung memanggil ketiga anak buahnya saat pulang sekolah.

    Kemarin, ketiganya sudah menyelidiki dan membuat laporan mengenai Takeda Ikki dan

    Motohara Kana, sedangkan dia justru bersenang-senang sambil berakting manis sepanjang

    hari di depan siswa lainnya. Sudah nggak kerja, dapat perhatian, dijadikan idola pula! Dapat

    bagian enaknya saja. Sungguh mengherankan, kenapa bisa gadis yang begitu bisa jadi

    ketua ya? Apalagi ketiga anak buahnya menuruti semua perintahnya, makin tidak habis pikir

    saja.

    Izumi, informasi apa yang kamu dapat?

    Tunggu sebentar. Laki-laki berkacamata itu membuka map yang dibawanya. Takeda dan

    Motohara sudah saling mengenal sejak lahir, tidak pernah terpisahkan. Kedua orangtua

    mereka sudah sudah saling kenal dan hidup bertetangga sampai detik ini. Mereka berdua

    juga sekolah di tempat yang sama sejak TK sampai SMA. Tapi sejak SMP, mereka nggak

    pernah sekelas lagi. Menurut informasi yang kudapat, mereka berdua seperti kakak adik.

    Takeda selalu melindungi gadis itu sejak dulu. Yah, meski itu juga bisa jadi sumber

    masalahnya.

    Masalah? Asa menaikkan sebelah alisnya.

    Takeda adalah salah satu idola di SMP-nya. Ia mengikuti klub basket sejak SMP. Sikapnya

    yang baik, prestasi, dan fisik yang lumayan, membuatnya terkenal di kalangan perempuan.

    Tapi dia nggak pernah punya pacar yang hanya mau memperhatikan sahabat kecilnya itu.

    Dari informasi yang kudapat, sudah banyak perempuan yang ditolaknya.

    Jadi maksudmu seperti cerita-cerita di TV? Asa mendengus pelan. Banyak gadis iri pada

    Motohara yang selalu diperhatikan Takeda, jadi dia dijadikan sasaran penyiksaan, begitu?

    Izumi langsung mengangguk.

    Apa kamu yakin mereka berdua nggak punya hubungan ini9 (9 Di Jepang, menunjukkan

    jari kelingking bisa diartikan sebagai kekasih.) ? Asa mengangkat jari kelingkingnya.

    Banyak juga gosip seperti itu, tapi meski akrab, keduanya tidak pernah menunjukkan

    hubungan seperti kekasih. Bayangkan, masih sekadar teman masa kecil saja Motohara

    sudah dimusuhi teman-temannya, bagaimana kalau jadi pacar?

    Asa cuma manggut-manggut, ia lalu beralih pada laki-laki di sebelah Izumi. Oke, Kaze...

    apa informasi yang kamu dapat?

    Aku kemarin sudah bertanya pada Mei dan Raina.

    Mei? Raina? Siapa itu?

    Mereka anak kelas 1-F, jawab Kaze dengan senyum merekah. Saat aku mampir ke kelas

    mereka, kurasa nggak ada yang aneh. Semua adalah anak-anak imut yang manis.

  • Ckk... Asa langsung berdecak. Bisakah kau melupakan ketertarikanmu pada wanita saat

    bertugas?

    Oke, oke. Kaze membalasnya dengan tawa. Waktu itu aku pura-pura penasaran pada

    satu bangku kosong yang terletak di belakang sendirian. Apalagi bangkunya dicoret-coret

    dengan spidol dan banyak kata-kata kotor seperti 'Mati kau', 'Pergi sana brengsek', 'Dasar

    pembawa sial', Gadis terkutuk', dan lain-lain. Lalu... Laki-laki flamboyan itu berhenti

    sejenak, kembali mengingat-ingat kejadian kemarin sebelum berkata, Kata Mei dan Raina

    pemilik bangku itu adalah Motohara Kana.

    Lalu?

    Mereka cuma saling pandang dan nggak ada yang bisa menceritakan detailnya lebih lanjut.

    Bahkan saat aku memamerkan senyum mautku, mereka tetap nggak mau bicara. Kaze lalu

    menggeleng sekali, meralat kata-katanya sendiri. Tapi kurasa mereka bukannya nggak

    mau. Mungkin mereka memang nggak tahu. Ia terdengar ragu.

    Apa maksudmu? Izumi gantian bertanya. Jadi cuma itu informasinya?

    Bukan hanya itu, Kaze sontak menjawab. Saat aku ke sana, aku rasa ada yang ditutupi.

    Tentang kasus Motohara, mereka semua lebih memilih bungkam dan tidak

    mengacuhkannya.

    Mendengar itu, wajah Asa berubah muram. Apa mereka nggak merasa bersalah?

    tanyanya.

    Kaze mengangkat bahunya sekali. Tidak juga. Sebelum aku membuka topik Motohara

    Kana, kelas 1-F terlihat cukup menyenangkan, sepertinya cuma topik satu itu yang sensitif

    bagi mereka.

    Kaze lalu teringat sesuatu. Oh ya... anehnya lagi, tidak ada satupun di kelas itu yang dekat

    dengan Motohara. Sejak masuk sekolah, dia memang dikenal sebagai anak yang pendiam.

    Satu-satunya teman yang dimilikinya hanya Takeda yang berada di kelas lain.

    Apa kamu nggak melihat ada yang iri dengannya gara-gara Takeda yang populer itu dekat

    sekali dengan Motohara? tanya Naito dengan nada menyelidik.

    Kalau itu... Kaze lama sekali berpikir. Aku nggak bisa menebak. Pelopor penyiksaan

    Motohara sepertinya berada di balik layar, bukan bergerombol seperti yang kita kira. Sama

    sekali tidak tampak siapa yang menganiayanya. Bahkan pada awal penyiksaannya

    beberapa bulan lalu, masih ada murid kelas 1-F yang membantunya. Tapi karena teror

    makin parah, mungkin Motohara jadi ketakutan.

    Seperti apa terornya?

    Buku-buku dan tasnya disobek dan ditulis dengan kata-kata kotor, begitu juga dengan

    seragam olahraga dan bangkunya. Bahkan ada yang menaruh serangga-serangga kecil

    dalam loker sepatunya. Belum lagi sms berantai yang tersebar di antara murid kelas 1-F

    tentang gosip Motohara yang jual diri di malam hari...

    Heh... parah juga. Izumi langsung menimpali. Lalu, ketika kamu bertanya pada dua gadis

    itu, Mei dan Raina... apa mereka nggak punya bayangan siapa yang melakukan hal kejam

    itu?

    Mereka justru terlihat bingung, jawab Kaze yang lagi-lagi terdengar ragu.

    Bingung? Asa bergumam lirih.

    Bingung bagaimana? Izumi makin tidak paham. Benar-benar musuh dalam selimut. Bisa

    saja kan mereka pura-pura membantu, tapi ternyata salah satu murid kelas itulah

    pelakunya.

    Kaze kontan membelalakkan mata. Iya juga! Kenapa aku nggak sadar ya?

    Itu bisa saja kamuflase, tebak Izumi. Sepertinya memang ada yang ditutup-tutupi kan?

    Bisa saja dari depan terlihat bagus, tapi di belakangnya ternyata buruk. Buktinya, ketika

  • teman mereka berhenti masuk sekolah selama dua bulan, mereka sama sekali nggak

    berbuat apa-apa.

    Asa terlihat berpikir sejenak, lalu ia mengalihkan pandangan pada Naito yang terdiam sejak

    tadi. Bagaimana hasil penyelidikanmu Naito?

    Entah ini kebetulan atau tidak, sejak SMP Motohara Kana sudah menjadi ijimerarekko di

    kelasnya.

    Apa?? Asa, Izumi, dan Kaze langsung menjerit bersamaan.

    Kenapa nggak bilang dari tadi? sentak Izumi.

    Karena nggak ada yang tanya, cetus Naito tenang. Selama tiga tahun dia dijadikan bulan-

    bulanan. Tapi bedanya, waktu SMP penyiksa Motohara terang-terangan dan bergerombol.

    Pemimpin penyiksaan itu bernama Tajima Kumiko. Perangainya buruk. Gadis ini memiliki

    kekuasaan dan banyak sekutu. Setiap hari ia menyiksa Motohara. Alasannya, karena

    Takeda menolak cintanya.

    Lalu? Apa Takeda nggak membantu sama sekali?

    Justru sangat membantu. Lebih tepatnya, dia seperti dewa penolong Motohara. Tapi di

    situlah sulitnya, semakin dia membantu, teror terhadap Motohara Kana semakin menjadi.

    Kalau aku jadi Takeda, aku pasti langsung melabrak Tajima Kumiko dan memaksanya

    berhenti.

    Tidak semudah itu... Naito langsung membalas ucapan Kaze. Tajima bukan gadis bodoh.

    Dia nggak pernah turun tangan langsung untuk menyiksa Motohara. Dia hanya melihat dari

    tempat yang aman untuk memberi ide pada para pengikutnya untuk menyiksa gadis itu.

    Intinya, hampir semua orang ia manipulasi untuk membenci dan meneror Motohara. Terlalu

    banyak yang ikut campur pada waktu itu. Bagaimanapun, Takeda juga punya batas untuk

    menolongnya.

    Tapi dia cukup kuat... tambah Naito.

    Maksudmu Motohara Kana?

    Ya. Meski disiksa selama tiga tahun, dia nggak pernah bolos sekolah.

    Tunggu dulu... Asa tiba-tiba mengerutkan kening. Naito, apa di SMA kita ada murid-murid

    yang berasal dari SMP Takeda dan Motohara?

    Naito menggelengkan kepala. Takeda sengaja mengajak Motohara ke SMA yang jauh dari

    daerah mereka tinggal. Itulah caranya untuk melindungi teman masa kecilnya. Memilih

    suasana dan teman-teman baru untuk melupakan masa lalu yang kelam.

    Tapi bukannya ini kebetulan yang sangat buruk? Meski sudah memilih sekolah yang jauh

    dari tempat tinggal mereka, tetap saja dia dijadikan bulan-bulanan... Kaze sontak memutus

    ucapannya sendiri, sesuatu terbesit dalam pikirannya. Kok aneh... padahal waktu SMP dia

    bisa bertahan selama tiga tahun, tapi begitu masuk SMA, dia malah nggak sanggup

    bertahan kurang dari tiga bulan?

    Ucapan itu membuat Asa terkejut, tanpa sadar ia mengetuk jari-jari tangannya ke meja,

    menerawang jauh. Dan di saat ia justru sedang sibuk berpikir, Naito diam-diam

    memandangnya dengan ekspresi tak terbaca.

    Mungkin dia shock dan ketakutan, ujar Izumi. Sudah capek-capek pindah dan berharap

    dapat teman, ternyata dia harus mengalami penyiksaan kedua dalam hidupnya. Nggak

    salah juga dia jadi depresi, kan? Apalagi kali ini si tersangka adalah orang misterius dan

    tidak diketahui kenapa dia meneror Motohara.

    Masuk akal. Kaze menganggukkan kepala. Tapi ini mana bisa dijadikan bukti untuk

    menangkap pelakunya? Yang kita punya cuma dugaan.

    Kaze, apa dua gadis yang kamu tanyai itu sempat dekat dengan Motohara? tanya Asa.

    Tidak juga. Mereka hanya bilang ada gadis bernama Yukari yang duduk di sebelah

  • Motohara dan sempat dekat dengannya. Tapi itu pun nggak berlangsung lama.

    Apa mereka tidak memberitahumu apa-apa? Misalnya hubungan antara Motohara dan

    Takeda... atau dengan gadis bernama Yukari itu...

    Hmm.... Kaze berpikir keras. Mereka cuma bilang kalau Takeda sangat menjaga

    Motohara. Yukari juga pernah cerita pada Mei dan Raina kalau sikap Takeda semakin aneh

    dari hari ke hari. Perlindungannya pada Motohara sedikit tidak biasa. Seolah-olah dia tidak

    rela jauh atau berpisah darinya.

    Tapi kasihan juga Motohara, dia menghindari semua orang karena takut teman-temannya

    jadi sasaran juga. Raina bilang sehari dia mogok sekolah, beberapa teman sekelas yang

    baik padanya termasuk Yukari juga mengalami teror yang sama dengan Motohara. Ada

    seseorang yang meletakkan serangga menjijikkan di bawah meja mereka. Saat itu Motohara

    menangis, mungkin saja ia merasa bersalah.

    Untuk pertama kalinya ia berbicara di depan kelas, berkata kalau dirinya adalah pembawa

    sial. Dan akhirnya, setelah peristiwa itu dia tidak pernah masuk sekolah hingga sekarang.

    Dengan serius Asa mendengar semua penjelasan Kaze. Memikirkan kemungkinan kecil

    yang mengganggu pikirannya sejak kemarin. Dan tiba-tiba saja ia terkesiap, menggelengkan

    kepala berkali-kali tersenyum kecil. Sambungkan aku ke ponsel Takeda.

    Wajah Asa berseri-seri setelah berbicara dengan Takeda. Ia lantas memandang satu per

    satu anggota OSIS yang berdiri di depannya. Ternyata memang Takeda Ikki yang

    memegang kendali, ucapnya penuh keyakinan. Kita harus menolong Motohara Kana

    sebelum dia mengalami hal yang lebih buruk.

    Ketiga laki-laki itu saling melempar pandang, antara bingung dan tidak mengerti. Tapi tak

    selang beberapa lama, mereka lantas tersenyum. Mereka tahu, Asa telah memecahkan

    misteri ini. Dan sekarang adalah saatnya sang Pemimpin Guardian untuk turun tangan!

    *

  • Bab 3 Tengah malam yang kelam, keempat orang itu berdiri tepat di depan sebuah rumah

    berwarna hijau muda. Dengan pakaian serba hitam dan jubah panjang menjuntai di

    belakang punggung, mereka tampak mengamati rumah itu. Merekalah anggota OSIS

    sekaligus idola di SMA Hogosha Gakuen, yang diam-diam memiliki pekerjaan sampingan

    sebagai Guardian! Namun penampilan mereka sungguh berbeda dari biasanya. Dan tidak

    akan ada orang yang bisa mengenalinya, apalagi Guardian selalu beraksi di malam hari

    dengan cahaya minim untuk mengurangi risiko penyamaran besar ini terbongkar.

    Takagi Asa, sang pemimpin Guardian dan satu-satunya perempuan yang ada di antara

    mereka, memiliki rambut panjang berwarna ungu dengan mata biru sedalam lautan.

    Kelebihannya adalah insting serta keberanian yang menakjubkan. Saat menjadi Guardian ia

    memiliki code name Purple.

    Eisei Naito, pemimpin kedua Guardian yang selalu tenang dan berpikiran jernih. Kekuatan

    fisiknya sungguh luar biasa. Ditambah dengan keenceran otaknya, ia seperti ilmuwan muda

    yang sanggup menciptakan ponsel yang bisa mengubah suara, kamera mini, dan alat-alat

    aneh lain yang sangat berguna saat bertugas. Ia memiliki mata kuning setajam elang serta

    rambut biru tua. Ia menggunakan code name Blue.

    Mitsuno Kaze, anggota Guardian yang selalu cepat dan tepat mengumpulkan informasi

    mengenai target mereka. Ia adalah moodmaker dan kelebihannya adalah dapat dengan

    mudah mempengaruhi para targetnya melalui ucapan manis yang ia lontarkan. Si flamboyan

    berambut kuning emas dan mata hijau zamrud ini memiliki code name Gold.

    Dan Shirokawa Izumi, anggota Guardian terakhir. Seorang hacker misterius yang bertugas

    menyusup dan mencuri data-data pribadi para targernya. Dia juga membantu Blue

    menciptakan alat-alat baru mereka. Ketiga bertugas, ia selalu melepas kacamatanya.

    Berambut merah menyala dan mata berwarna nutbrown seperti cokelat susu. Red adalah

    code name-nya saat bertugas.

    Dengan penampilan seperti ini, tak heran jika para target Guardian selalu takjub ketika

    melihat mereka yang berkeliaran di malam hari. Dandanan aneh dan fisik yang mencolok.

    Menakutkan sekaligus mengesankan!

    It's show time! Kaze alias Gold terlihat penuh semangat.

    Red, jadi ini kediaman Motohara Kana? tanya Purple tanpa mempedulikan kehebohan

    Gold.

    Ya, di sebelahnya adalah rumah Takeda Ikki.

    Lebih baik kita masuk lewat jendela. Blue yang selalu irit bicara, berkata dengan

    gumaman.

    Oke, kalau begitu kita berpencar, putus Purple. Red, Gold... kalian lakukan seperti yang

    kukatakan tadi.

    Keduanya mengangguk dan melesat pergi. Itulah salah satu kelebihan Guardian lainnya.

    Mereka terlatih, tidak hanya kemampuan otak, fisik mereka pun harus memiliki kemampuan

    di atas rata-rata. Berlari dengan kecepatan tinggi, melopat pagar dan jendela, memanjat

    pohon tinggi, bertarung tanpa senjata atau pakai senjata... semuanya mereka bisa!

    Purple yang masih belum beranjak dari tempat itu bersama Blue tiba-tiba mengeluarkan

    ponsel berukuran kecil dari saku roknya. Ia menekan sebuah nomor yang langsung

  • tersambung di ujung sana.

    Trrrt... trrrt... sebuah ponsel bergetar di sebuah kamar, tepat pukul sebelas malam. Cepat-

    cepat pemiliknya yang bernama Takeda Ikki mengambil ponsel yang tergeletak di meja

    belajar. Dahinya langsung berkerut begitu melihat layar ponselnya. Nomor tidak dikenal?

    Siapa malam-malam begini?

    Di dalam kamar pribadi yang dominan berwarna krem, ia masih memegang ponselnya yang

    tak berhenti bergetar. Laki-laki bertubuh tinggi itu masih ragu untuk menerima panggilan itu,

    di jam yang tidak biasa pula.

    Halo? Karena penasaran ia akhirnya mengangkatnya, suara Ikki terdengar waspada.

    Guardian time! Suara merdu seorang gadis langsung terdengar di seberang.

    Tanpa sadar Ikki melempar ponselnya hingga jatuh ke lantai, matanya membelalak lebar.

    Apa? Gu... Guardian? Ia masih terkejut, bahkan nyaris kaku.

    Halo? Halo? Kamu masih di sana, Takeda Ikki?

    Ikki menarik napas dalam-dalam, berusaha tenang. Ia buru-buru mengambil ponsel yang

    terjatuh beberapa meter dari tempatnya berdiri.

    Ka... kamu benar-benar Gu... Guardian? Ikki tergagap, ia sama sekali nggak sanggup

    menyembunyikan rasa kagetnya.

    Padahal awalnya dia cuma iseng mengirim permohonan pada Guardian. Ikki tak menyangka

    bahwa legenda itu benar-benar nyata!

    Ya, ini Guardian, seru Asa ramah. Kamu mengirimkan permohonan pada Guardian, kan?

    Ikki terdiam cukup lama, sebelum akhirnya menjawab, I... iya, aku memang mengirim

    permohonan... tapi dari mana kamu tahu nomor ponselku?

    Bukan itu persoalannya, sela Asa, suaranya mendadak berubah berat. Oh ya, bicara

    tentang permohonanmu itu... apa kamu sedang bermain-main dengan Guardian?

    Suara penuh tekanan itu membuat Ikki gugup, padahal hanya lewat telepon, tapi suara

    gadis itu sudah membuatnya terintimidasi. A... apa maksudmu bermain-main?

    Kalau begitu... sampai nanti, kata Asa tanpa menjawab pertanyaan Ikki lalu menutup

    sambungan teleponnya.

    Halo? Halo? Guardian! Sekarang Ikki hanya bisa bingung sendiri. Ia memandang

    ponselnya selama beberapa saat.

    Tak!

    Tiba-tiba bunyi yang cukup keras terdengar tepat di depan jendela kamarnya. Ia langsung

    terlonjak, tanpa sadar jantungnya mulai berdebar kencang, semakin lama semakin kencang,

    dan akhirnya membuat dirinya diliputi perasaan takut yang mencekam.

    Setelah menutup sambungan teleponnya, Purple dan Blue pun bergegas. Tepat di depan

    mereka terdapat sebuah pagar dengan tinggi 1,5 meter. Mereka berdua saling melempar

    pandang sekilas, lantai bersamaan memanjat pagar itu, yang terlihat begitu mudah saat

    mereka melakukannya. Dengan kemampuan mengagumkan, mereka mendarat halus di

    pekarangan kecil rumah tersebut.

    Blue, tadi Red bilang kamarnya yang sebelah mana? Purple melihat dua kamar yang

    berjejer di lantai dua.

    Yang sebelah kiri, tepat di depan pohon itu.

    Oke, ayo naik!

    Memanjat pohon lagi?

    Iya iyalah. Mau lewat mana lagi? Purple memandang laki-laki di sebelahnya dengan tak

    sabar.

    Meski terkesan keren saat bertemu para target, itu hanya karena tidak ada yang tahu behind

    the scene-nya. Tidak ada yang namanya datang tiba-tiba dan menghilang tiba-tiba, atau

  • melayang di udara seperti para super hero terkenal. Guardian sih cara kerjanya manual.

    Kalau mau menyusup paling-paling pilihannya kalau nggak panjat pohon, naik pakai tali atau

    melompati pagar. Jujur saja, cara kerjanya lebih seperti maling daripada pembela

    kebenaran.

    Begitu sampai di cabang pohon yang paling dekat ke jendela sebelah kiri, keduanya duduk

    santai. Coba saja mereka bawa pisang, pasti mirip monyet hutan!

    Kamarnya gelap, mungkin dia sudah tidur. Blue bicara dalam suara lirih.

    Purple memandangnya sekilas. Aku akan membangunkan tuan putri satu ini. Ia lalu

    mengambil ponsel dalam rok hitamnya. Menekan satu tombol dan mendekatkannya ke

    telinga.

    Guardian time! Purple langsung menyapa begitu seseorang menerima sambungan

    teleponnya. Itulah sapaan yang khas dari Guardian sebagai pengganti hello.

    Gu... guardian? Rasa cemas jelas terdengar dari suara lirih di seberang sana.

    Motohara Kana, kami ada di depan jendela kamarmu...

    Belum selesai Purple menyelesaikan kalimatnya tiba-tiba saja lampu ruangan di depannya

    menyala. Dengan gerakan terburu-buru bayangan orang di kamar itu membuka jendela

    kamarnya.

    Sret!

    Guardian time! Purple dan Blue langsung menyapa gadis yang terperangah di depan

    mereka. Keduanya lalu menjentikkan jari bersamaan dan GOTCHA! ucap mereka sambil

    menunjuk wajahnya.

    Gadis berambut pendek tak teratur, wajah tirus dan kantung mata besar di atas pipinya yang

    putih pucat, dialah Motohara Kana. Pemilik rumah bercat hijau itu benar-benar terkejut,

    wajahnya tegang. Ia hanya bisa berdiri kaku di depan jendela kamarnya yang terbuka.

    Bahkan angin yang membuat rambutnya bergerak-gerak sama sekali tak bisa

    menyadarkannya dari rasa takjub.

    Sekarang, di atas pohon besar yang berhadapan dengan kamarnya, ia bisa melihat

    perempuan dan laki-laki asing berwajah menawan yang sedang duduk santai. Rambut dan

    mata mereka berwarna-warni. Yang berambut ungu memandangnya dengan tatapan hangat

    dan ramah. Berbeda dengan si rambut biru yang memandangnya dingin hingga tanpa sadar

    membuatnya takut sekaligus berdebar.

    Sepertinya nggak enak mengobrol di sini... bisa kami masuk ke kamarmu? Purple

    memecah keheningan yang sudah beberapa detik terlalui.

    Kana tidak sanggup menjawab pertanyaan itu. Ia terlalu kaget dan bingung! Mulutnya hanya

    terbuka tanpa mengeluarkan suara sedikitpun.

    Kuanggap jawabanmu iya, tukas Blue tanpa basa-basi.

    Hampir bersamaan Purple dan Blue bangkit dan berdiri, berpijak di atas batang pohon

    tersebut tanpa sedikitpun kehilangan keseimbangan.

    Setelah itu semua berlangsung cepat. Tanpa Kana sadari, kedua orang asing itu sudah

    melompat dari cabang pohon dan masuk melalui jendela kamarnya dengan mulus, seperti

    jagoan kungfu di film-film! Melewati sisi kanan kirinya yang kosong seperti angin dengan

    gerakan sangat halus.

    Kana langsung menoleh ke belakang, ia membelalakkan mata dengan wajah pucat. Laki-laki

    berambut biru dan perempuan berambut ungu itu telah berada di kamarnya. Keduanya

    berdiri dengan sempurna di dekat tempat tidur.

    Ka... kalian Guardian? Tapi aku sama sekali nggak pernah mengirimkan permohonan, ujar

    Kana sambil mengatur napasnya yang mulai sesak karena kejadian mengejutkan tadi.

    Ya, memang bukan kamu yang mengirim permohonan. Tapi ada seseorang yang meminta

  • kami untuk menolongmu. Gadis yang dijadikan bulan-bulanan di kelas 1-F sehingga

    menolak untuk datang ke sekolah, Motohara Kana, jawab Purple masih dengan senyum

    ramah.

    Kana langsung terperajat. Seseorang yang menolongku? Siapa?

    Takeda Ikki. Blue langsung menjawabnya. Dia yang mengirim permohonan pada

    Guardian.

    Eh? Mata Kana berkaca-kaca, begitu mendengar nama tersebut, senyumnya

    mengembang perlahan-lahan. Ikki melakukan itu untukku...

    Tapi dia mempermainkan Guardian, sela Purple, wajahnya yang ramah berubah. Tidak

    ada lagi senyuman di wajahnya yang cantik. Dialah pelakunya. Takeda Ikki adalah pelaku

    penyiksaan itu.

    Selama beberapa saat Kana terdiam.

    Blue, aktifkan kedap suaranya. Purple cepat-cepat memberi perintah yang langsung

    dilaksanakan laki-laki itu.

    Ia mengambil remote kecil yang biasa dibawanya dalam saku celana, menekan sebuah

    tombol dan mendadak saja udara seolah berkumpul di ruangan itu. Transparan, tetapi bisa

    mereka rasakan jelas mengelilingi kamar itu.

    Kana sama sekali tidak menyadari perubahan yang terjadi. Otaknya berputar keras, terlalu

    sibuk mencerna kata-kata Purple yang nggak masuk akal baginya. Ba... bagaimana

    mungkin... Ia bahkan nyaris tak bersuara, air matanya tumpah seketika. Itu nggak

    mungkiiiinnn! Mendadak suaranya melengking.

    BINGO! Tepat seperti dugaan Purple, gadis ini pasti akan histeris. Karena itu Guardian

    selalu menyiapkan alat-alat seperti ini. Bisa gawat kalau suaranya terdengar sampai keluar.

    Itu jelas membahayakan eksistensi Guardian.

    Kami punya bukti. Blue seolah tidak peduli kekagetan gadis di depannya.

    Buk... bukti apa? Kana yang sesunggukan tidak sanggup berdiri, ia terduduk lemas di

    lantai.

    Takeda Ikki melakukan semua ini sejak SMP. Dia memanfaatkan perasaan Tajima Kumiko

    yang menyukainya untuk terus menyiksamu. Begitu pula saat SMA, dia berusaha untuk

    melindungimu sekuat tenaga... tapi nyatanya itu semua cuma kedok, ujar Purple tegas.

    Sadarlah Motohara.

    Tapi untuk apa?

    Tentu saja agar kamu bergantung padanya. Dia melakukan ini agar kamu Bergantung

    hanya padanya. Hanya mempercayainya. Dia terobsesi padamu, benar-benar seorang

    psikopat.

    Bohooongg! Kana mendadak berteriak, ia mulai tak terkontrol lagi. Ikki nggak mungkin

    melakukan itu! Lalu, kenapa dia malah meminta bantuan Guardian?

    Itu yang sedang kami cari tahu. Blue masih memasang wajah datar, dia benar-benar tidak

    merasa terganggu meski ada gadis menangis histeris di depannya. Takeda menantang

    Guardian.

    Trrt... trrt...

    Getaran ponsel dalam saku Purple langsung membuatnya tersenyum. Nah... kita akan tahu

    alasannya sekarang.

    Guardian time! Terdengar suara di seberang. Purple lalu menjauhkan ponselnya dari

    telinga lalu menekan tombol loudspeaker.

    Red, Gold. Bagaimana keadaan di sana?

    Takeda Ikki berhasil ditangkap, suara Red terdengar penuh semangat.

  • Lalu? Apa dia sudah mengaku?

    Sayangnya dia tetap bungkam, jawab Gold dengan nada kesal. Dia sangat aneh!

    Biarkan aku bicara dengannya.

    Guardian... Suara Ikki di seberang terdengar lirih.

    Kana yang sejak tadi terduduk lemas langsung berdiri. Ikki? Kamu di sana? Wajahnya

    terlihat cemas, air mata kembali menetes dari pelupuk matanya.

    Kana, aku...

    Oke, kita tidak punya banyak waktu. Mendadak telepon kembali dikuasai Gold dan Red.

    Purple, jadi apa yang harus kita lakukan? Red terdengar serius.

    Blue dan Purple berpandangan sejenak. Mereka memiliki batas waktu dalam menyelesaikan

    misi, tepat sebelum matahari terbit. Selalu seperti itu. Jadi, tidak bisa mengulur-ulur waktu

    untuk kompromi.

    Dengan wajah muram akhirnya pemimpin Guardian memberikan keputusannya. Berikan

    Hukuman Guardian pada Takeda Ikki.

    Lalu sambungan telepon terputus. Purple memasukkan ponsel ke dalam saku roknya

    dengan desahan napas berat.

    Apa? Apa maksudmu hukuman Guardian? Tiba-tiba Kana mencengkeram tangan Purple

    dengan keras. Kecemasan dan ketakutan membuat wajah tirusnya terlihat makin pucat.

    Takeda Ikki adalah orang yang membuatmu menderita. Sudah saatnya kamu sadar

    Motohara! Dia akan mendapat hukuman dari Guardian atas tindakannya. Yang pasti, dia

    akan menghilang dari kehidupanmu dan kamu akan terbebas. Pusple berusaha

    menenangkannya dengan sabar.

    Tidaaaaakkk!! Kana menjerit sangat keras. Kalian salah! Kalian salah! Ikki tidak mungkin

    melakukan hal itu!

    Blue dan Purple langsung menghela napas. Seolah mereka sudah menduga reaksi yang

    akan ditunjukkan Kana.

    Bekerjasamalah! Kami akan membuatnya mengaku, bagaimanapun caranya. Jadi kami

    harap kamu ikut...

    Aku bilang kalian salah! Hal itu nggak akan mungkin terjadi! Bukan hanya nggak mungkin...

    Aku tahu jelas bukan Ikki pelakunyaaaa!!! Kana tak mampu lagi menahan emosinya.

    Jadi hentikan apa pun yang kalian sebut hukuman itu! katanya pelan, seolah memohon.

    Purple mengerutkan kening. Apa maksudmu?

    Akuuuu! Dengan kasar Kana menghapus air matanya yang terus mengalir. A... a... aku

    sendiri pelaku penyiksaan itu! Bukan Ikki! Aku sendiri yang melakukannya!

    Purple langsung mencibir. Kamu nggak perlu berkorban untuknya. Jangan konyol. Kamu

    nggak punya alasan untuk menyakiti dirimu sendiri.

    Aku punya alasannya! Kana memotong ucapan Purple. Aku melakukannya agar Ikki

    hanya memperhatikanku. Aku nggak mau Ikki yang selalu jadi idola meninggalkanku! Jadi

    aku memanfaatkan kebaikan hatinya dengan pura-pura jadi ijimerarekko! Akulah yang

    merencanakan semuanya!

    Aku duluan yang membuat Tajima Kumiko membenciku saat SMP dan membuatnya jadi

    orang jahat di mata Ikki. Aku sama sekali nggak keberatan jadi korban penyiksaan selama

    tiga tahun, karena dengan begitu impas... Ikki nggak akan memperhatikan gadis lain selain

    aku! Kana mengeluarkan seluruh energi yang ia punya, sampai-sampai ia tak sadar sudah

    mencengkeram lengan Purple dengan keras.

    Namun semuanya berubah saat SMA. Orang-orang di kelas 1-F benar-benar berbeda

    dengan teman-teman SMP-ku. Mereka percaya dan melindungiku. Aku menyobek bukuku

    sendiri, mencoret-coret tempat dudukku dengan kata-kata kotor, menyebar rumor yang

  • memperburuk citraku di depan mereka, bahkan meletakkan hewan-hewan menjijikkan di

    meja Yukari. Semua kulakukan agar mereka menganggapku sebagai gadis pembawa sial...

    Matanya yang masih dipenuhi air mata terlihat terluka, seolah ada perasaan bersalah yang

    terpancar di sana.

    Ta... tapi walaupun sudah seperti itu mereka tetap mempercayaiku. Mereka tidak

    menjadikanku bulan-bulanan dan itu membuatku cemas. Jika aku memiliki teman, Ikki akan

    menjauhiku, dia nggak akan memperhatikan dan melindungiku lagi. Aku nggak mau itu

    terjadiiiii! Kana mengeluarkan seluruh energi yang ia punya, menjerit sekeras-kerasnya.

    Namun akhirnya aku menyerah! Selama tiga bulan aku meneror semua anak yang ada di

    kelas 1-F, tapi mereka tetap percaya padaku. Karena itu aku putuskan berhenti sekolah.

    Mereka terlalu baik! Cengkeraman tangannya di lengan Purple mengendur, ia lalu memeluk

    tubuhnya sendiri dengan kedua tangan, berusaha menguatkan diri.

    Ikki selalu menjaga dan melindungku! Jadi, jadi... kalian salah! Kalian benar-benar salah

    jika menganggapnya sebagai pelaku! Karena bukan Ikki yang membuat alasan agar aku

    bergantung padanya! Tapi akulah yang memaksanya merasa begitu!

    Runtutan kalimat yang penuh emosi keluar begitu saja dari mulut Kana. Ia terengah-engah,

    bahunya naik turun disertai napas yang berat.

    Sunyi sesaat. Purple dan Blue hanya memandang gadis berambut pendek itu tanpa

    ekspresi. Tapi tak berlangsung lama, Purple mengembangkan senyumnya.

    Ia mengambil ponsel yang sejak tadi ada dalam saku roknya. Bagaimana? Kamu sudah

    dengar pengakuannya, Takeda Ikki?

    Ya... Hanya terdengar sepatah kata di seberang.

    Kana yang melihat kejadian itu langsung membelalakkan mata tak percaya. A... apa

    maksudmu?

    Purple kembali tersenyum. Sejak tadi aku tidak mematikan ponselkum jadi... semua kata-

    katamu tadi jelas terdengar sampai sana.

    A... apa? Kana langsung lunglai, dunia serasa berhenti berputar. Sekarang semua telah

    terbongkar atas kelalaiannya sendiri. Dia dijebak. Rahasia yang disimpannya rapat-rapat,

    perbuatan buruknya yang sudah berlangsung sangat lama telah berakhir. Kana benar-benar

    merasa hampa.

    Takeda Ikki adalah satu-satunya orang yang paling mengerti dirinya. Karena itu Kana tidak

    ingin melepaskan Ikki. Apa pun akan ia lakukan agar laki-laki itu tetap di sampingnya. Tapi

    semua ini telah berakhir, detik ini juga.

    Tidak ada gunanya aku hidup lagi... Kana bergumam lirih, tatapan matanya kosong.

    Tidak ada gunanya kamu hidup? Purple mengulangi kata-kata gadis itu, secercah senyum

    masih menghiasi wajahnya. Kamu bisa berkata begitu setelah bicara dengannya.

    Purple lalu menoleh pada Blue yang berdiri menjulang di sampingnya. Bawa dia keluar.

    Setelah ucapan singkat tersebut, Purple tiba-tiba saja meloncat keluar melalui jendela yang

    ia lewati tadi. Menghilang secepat angin di tengah malam.

    Tinggal Blue dan Kana di kamar itu.

    Dasar, main perintah saja. Blue menghela napas panjang dan memandang Kana yang

    masih linglung.

    Ayo, Bersamaan dengan kata-katanya, tanpa permisi ia membopong Kana dengan kedua

    tangan. Begitu mudah seakan-akan membawa bayi kecil dalam pelukannya.

    Tu, tunggu dulu! Wajah Kana langsung memerah, ia bisa melihat wajah Blue yang

    menawan dari jarak yang sangat dekat. Padahal ini bukan saatnya berdebar-debar, tapi itu

    sama sekali tidak bisa ia kontrol.

    Pegangan yang erat. Blue tak mempedulikan ucapannya.

  • Kali ini Kana tidak bisa membalas perkataan laki-laki itu, ia mengeratkan tangannya di leher

    Blue yang dingin. Dan tiba-tiba saja tubuhnya melayang di udara. Begitu mengejutkan! Blue

    dengan mudah melompat dari lantai dua dan mendarat sempurna di pekarangan kecil

    keluarga Motohara, dengan menggendong Kana.

    Apa dia ini manusia?? Kana masih sempat berpikir.

    Sekitar lima menit kemudian Blue dan Kana sampai di taman kecil dekat rumah gadis itu.

    Kita sampai, ujar Blue sambil menurunkan Kana dari gendongannya.

    Belum sempat Kana bertanya, tiga orang berjalan menuju kearahnya.

    Kita bertemu lagi Motohara Kana. Purple menyapa pertama kali. Ternyata dia lebih dulu

    pergi menuju tempat ini.

    Kana menelan ludah, lagi-lagi dia harus dikagetkan dengan pemandangan baru. Di

    belakang Purple dia melihat dua orang pria yang tidak kalah tampannya dengan Blue.

    Bedanya, mereka berambut merah dan emas.

    Mereka juga Guardian? Kana tanpa sadar bertanya.

    Gold langsung memamerkan senyumnya. Ya, ini pertama kalinya kita bertemu, kan? Salam

    kenal...

    Hentikan Gold. Red langsung menyikutnya.

    Dasar lelaki satu ini... nggak jadi murid Hogosha Gakuen, nggak jadi Guardian, kalau

    bertemu perempuan bisanya tebar pesona saja!

    Kana... Ternyata di belakang kedua laki-laki itu berdiri seorang lelaki lagi. Takeda Ikki.

    Kana mundur selangkah. Ketakutan kembali merayapi tubuhnya. Kana malu dan takut! Dia

    sama sekali belum siap bertemu Ikki. Memikirkan bahwa orang yang sangat disayanginya itu

    akan membencinya... benar-benar membuat perasaannya sangat sakit.

    Ikki... aku..., Kana berkata terpatah-patah, terlalu banyak yang ingin ia ucapkan untuk

    mengungkapkan penyesalannya, tapi dia bingung memulainya dari mana.

    Maafkan aku. Akhirnya hanya kata itu yang keluar dari bibirnya.

    Hening sesaat, tak ada satupun yang menanggapi ucapan Kana.

    Kumaafkan, ucap Ikki sambil tersenyum. Senyum hangat yang paling disukai Kana.

    Kamu tidak membenciku? Kana terlihat tak percaya, ada kelegaan yang sarat dalam nada

    ucapannya.

    Aku nggak akan pernah bisa membencimu Kana.

    Ta... tapi... aku sudah berbuat jahat. Aku sudah membohongimu dan semua orang...

    Aku tahu, potong Ikki. Tapi pada dasarnya, kamu bukanlah gadis jahat.

    Kana tidak bisa lagi menutupi rasa haru yang menyeruak dalam dadanya. Dia benar-benar

    menyesal. Ternyata Ikki selalu mempercayainya, terus bersamanya meski sekarang laki-laki

    itu tahu hal buruk yang telah dilakukannya.

    Tanpa perlu melakukan hal seperti ini kamu bisa terus bersama dengannya. Purple

    menepuk pundak gadis itu. Percayalah padanya. Dan yang terpenting, percayalah pada

    dirimu sendiri bahwa kamu memang pantas berada di sampingnya.

    Kana tertegun. Ya... itulah yang selalu ia takutkan.

    Kana tak punya kepercayaan diri berada di samping Ikki yang populer. Dia memanfaatkan

    kebaikan hati dan rasa tanggungjawab Ikki yang besar untuk melindunginya dari gangguan

    apa pun. Tapi hal itu justru membuatnya manja dan hanya bergantung pada Ikki.

    Akhirnya Kana sadar. Selama ini ia telah melakukan kesalahan besar.

    Nah... Takeda Ikki, sekarang adalah saatnya kamu menerima Hukuman Guardian. Ucapan

    Purple tidak hanya mengagetkan kedua targetnya, tetapi juga Guardian lainnya.

    Hah? Maksudmu apa? Bukannya itu tadi cuma taktik supaya Motohara mau mengakui

  • kesalahannya? Red langsung panik.

    Iya, tadi kan hanya sandiwara. Lagipula Takeda sama sekali tidak melakukan kesalahan

    sehingga harus mendapat hukuman.

    Siapa yang bilang ini sandiwara? Purple langsung memotong kalimat Gold. Takeda

    memang mempermainkan Guardian tahu!

    Ikki tentu saja kaget. Awalnya memang dia cuma iseng minta pertolongan, tapi sekalipun

    tidak pernah terpikir dalam benaknya untuk mempermainkan Guardian! Tunggu dulu... aku

    benar-benar tidak ada maksud...

    Blue berusaha menengahi. Purple, masalah permainan Takeda tadi bukannya cuma

    skenario... Tapi mendadak ucapannya terhenti, dalam sepersekian detik sepertinya ia

    paham maksud pimpinan Guardian itu.

    Purple tertawa kecil pada Blue, memandangnya seolah berkata ya, kamu sadar benar apa

    maksudku.

    Takeda harus mendapat hukuman karena mempermainkan Guardian. Dia jelas tahu siapa

    pelaku penyiksaan itu dari awal, tapi dia diam saja dan meminta Guardian menemukan

    pelakunya.

    Apa??? Selain Blue, semua kompak terkejut.

    Benar begitu kan, Takeda? Purple memasang wajah penuh kemenangan.

    Raut wajah Ikki terlihat kagum ketika memandang Purple lagi. Kamu tahu ya? Benar-benar

    hebat. Ia lantas tersenyum malu-malu. Iya... sejak awal aku memang tahu. Tapi aku tidak

    bisa berbuat apa-apa, karena itu aku minta kalian membantuku.

    Kana membekap mulutnya sendiri, benar-benar tidak percaya. Kamu sudah tahu?

    Bagaimana bisa? Tapi kenapa kamu tetap melindungiku...

    Dulu aku tidak sengaja melihatmu menyobek bukumu sendiri. Ikki lalu memandangnya

    lembut. Awalnya aku memang kaget, tapi aku tahu itu bukan sifatmu yang asli Kana.

    Karenanya aku bersikap seolah-olah nggak tahu apa-apa. Saat itu, hal yang paling

    kutakutkan adalah kalau kamu sampai menyakiti dirimu sendiri.

    Di antara tangisnya, Kana tersenyum. Begitu tulus dan bahagia. Gadis itu benar-benar

    merasa beruntung memiliki Ikki yang selalu ada disisinya. Bagaimanapun buruknya dia.

    Hmm... kalau dipikir-pikir semuanya jadi cocok kan? Gold berbicara pada ketiga rekannya

    dalam bisikan.

    Ya... seperti saat Takeda minta tolong pada Yukari untuk terus bersama Motohara dan tidak

    membiarkannya sendirian... ternyata dia benar-benar mengkhawatirkan keadaan Motohara

    yang mungkin saja menyakiti dirinya sendiri. Dia benar-benar orang yang baik. Red

    tersenyum kecil.

    Dan disaat aku bertanya pada murid-murid kelas itu... sambung Gold, kembali mengingat

    wajah-wajah bingung yang ditunjukkan murid kelas 1-F ketika ia bertanya mengenai

    penyiksaan Motohara Kana.

    Mereka semua bukan berusaha menutupi peristiwa itu, tapi mereka memang tidak tahu

    siapa pelakunya. Dan yang terpenting, mereka berusaha melupakan kejadian itu bukan

    karena mereka tidak peduli. Alasan sebenarnya adalah karena mereka tidak mau saling

    curiga.

    Ternyata perkiraanku benar. Kelas 1-F adalah kelas yang menyenangkan, ujar laki-laki

    berambut emas itu terlihat bangga.

    Lalu, hukuman apa yang ingin kamu berikan pada Takeda? tanya Blue memandang

    Purple.

    Ucapannya langsung membuat kedua target yang sempat diliputi perasaan gembira kembali

    tegang.

  • Hukumannya adalah..., Purple menggantung ucapannya, terlihat begitu serius, tapi

    mendadak saja raut wajah Purple melunak dan berganti dengan senyuman hangat.

    Kalian harus bersama dan hidup bahagia. Seandainya kalian berpisah, kalian tetap harus

    menemukan kebahagiaan masing-masing. Kalau kalian tidak melakukannya... Kujamin,

    Guardian akan meneror kalian seumur hidup!

    Hahaha... Tawa di taman itu langsung pecah. Ikki dan Kana kontan menghembuskan

    napas lega. Guardian benar-benar tidak terkalahkan.

    Baiklah, kurasa kalian akan baik-baik saja sekarang. Purple terlihat puas. Dan Motohara,

    kembalilah ke sekolah. Teman-temanmu sudah menunggu.

    Dengan wajah penuh haru Kana menganggukkan kepala dengan pasti.

    Kalau begitu, sudah waktunya kita berpisah. Blue menutup pembicaraan.

    Sontak, ada rasa sedih yang terpancar dari wajah Ikki dan Kana.

    Bisakah kita bertemu lagi? tanya Kana dengan nada memohon.

    Tanpa mengubah ekspresi wajahnya, Blue balas bertanya, Untuk apa?

    Bila suatu hari aku butuh pertolongan Guardian, bisakah aku mengirim...

    Tidak. Purple langsung memutus kalimat Kana tegas. Guardian tidak akan selalu bisa

    menolongmu, Motohara.

    Kana langsung menundukkan kepala, tak bisa menutupi perasaan kecewanya.

    Purple masih sempat tersenyum kecil memandang gadis itu. Tapi... aku kenal Guardian

    yang lebih kuat. Yang pasti akan melindungi dan tidak akan mengkhianatimu.

    Tidak hanya Kana, Ikki pun menatap Purple penuh rasa ingin tahu.

    Siapa? tanya Kana.

    Sebelum menjawab, Purple memandangnya lurus. Tepat dimatanya. Sampai-sampai Kana

    seakan terhisap oleh mata biru itu.

    Dirimu sendiri. Purple menjawabnya tanpa keraguan.

    Keyakinan yang terpancar dari setiap kata itu membuat Kana tersentak. Ia benar-benar tidak

    menyangka bahwa ada orang lain yang bisa begitu percaya pada dirinya. Menyadarkan

    Kana bahwa dirinya bukanlah gadis yang lemah. Tanpa sadar, ia kembali meneteskan air

    mata, sarat oleh perasaan haru.

    Terima kasih Guardian.

    Terima kasih banyak karena kalian mau membantu kami.

    Legenda Guardian di Hogosha Gakuen. Kalian benar-benar nyata...

    Tidak akan pernah kulupakan.

    Runtutan pujian serta kekaguman terus diucapkan Ikki dan Kana dengan tulus dan penuh

    rasa terima kasih.

    Guardian hanya membalas ucapan mereka dengan senyum hangat.

    Sebelum kami pergi ada satu hal yang perlu kalian ketahui. Purple kembali bicara sambil

    mengangkat jari telunjuk tangan kanannya di depan wajah para target.

    Hal apa?

    Selama sedetik, keempat anggota Guardian saling bertukar pandang, lalu melihat kedua

    target yang ada di hadapan mereka

    Bersamaan keempatnya berkata, Guardian adalah rahasia. Dan kamu adalah bagian dari

    rahasia itu. Paham?

    Tanpa ragu, Ikki dan Kana mengangguk. Itulah salah satu alasan kenapa tidak ada satu

    orang pun yang mau membongkat identitas Guardian selama ini. Karena semua orang yang

    telah mereka bantu akan menjaga rahasia itu. Rahasia yang merupakan bagian dari dirinya

    sendiri. Dan yang terpenting adalah, karena mereka sangat menghargai Guardian.

    Di tengah penjalanan pulang, keempat anggota Guardian yang sekali lagi berhasil

  • menyelesaikan tugas berkumpul di rumah Takagi Asa. Di sanalah basecamp rahasia

    mereka.

    Hah... sudah mau musim panas nih. Asa buru-buru melepas lensa kontaknya birunya,

    begitu juga dengan para lelaki yang sudah sangat terbiasa melakukannya. Jelas saja, sudah

    lebih dari satu tahun mereka menyamar seperti ini.

    Hei Asa... dari dulu aku nggak habis pikir, kenapa sih kamu menyarankan penyamaran

    yang susah begini. Enak juga pakai topeng tinggal pakai, gampang! Red mengeluh panjang

    lebar. Sudah harus menyemir rambut setiap mau tugas, pakai jubah, pakai lensa kontak

    lagi... repot sekali! Bisa-bisa rambut kita rusak karena diwarnai tiap hari.

    Tenang saja, keluargaku kan bekerja di bilang kecantikan. Pewarna rambut yang kita pakai

    ini istimewa. Nggak di jual di pasaran dan nggak akan merusak rambut. Tahan air, dan

    hanya bisa hilang pakai sampo khusus. Apanya yang susah?

    Iya, menurutku ini sama sekali nggak repot. Kaze mendukung Asa.

    Aku rasa dia memang suka menyamar seperti ini. Kalau memakai topeng, dia pasti sulit

    untuk tebar pesona dengan wajahnya. Naito mengemukakan alasan yang langsung

    membuat Kaze terbahak.

    Tajam seperti biasa ya Naito? balas Kaze sambil meringis.

    Lagipula... memakai topeng kan adalah ciri khas penyamaran Guardian generasi 5. Kita

    sebagai generasi ke 6 harus kreatif dong. Asa kembali memperkuat pendapatnya.

    Iya betul itu!

    Iya deh, iya! Izumi akhirnya menyerah. Percuma berdebat dengan si Tuan Putri, pasti

    banyak kalahnya, apalagi si playboy ikut-ikutan juga... malah makin parah.

    Tuan Putri... aku masih heran. Kaze tiba-tiba teringat sesuatu. Kamu tadi bilang kalau

    Takeda sudah tahu dari awal bahwa Motohara adalah pelaku sebenarnya. Sejak kapan

    kamu sadar hal itu?

    Asa langsung tersenyum kecil, diam-diam ia melayangkan pandangan pada Naito yang juga

    memandangnya.

    Sejak membaca e-mail dari Takeda, Asa sudah tahu siapa pelaku yang Takeda maksud.

    Naito mewakili gadis itu menjawab pertanyaan Kaze.

    Apaa??!! Kaze dan Izumi sontak berdiri dari tempatnya duduk.

    Bagaimana bisa?

    Apa kalian nggak membaca permohonan Takeda dengan teliti? Asa justru terheran-heran

    karena mereka tidak sadar.

    Di bagian akhir, dia menulis agar kita menghentikan dan menyadarkan pelakunya bahwa

    yang diperbuatnya adalah tindakan yang salah dan tidak bermoral. Kalau aku jadi Takeda,

    aku pasti minta Guardian untuk menangkap pelaku dan memberikannya hukuman yang

    setimpal.

    Bukan hanya menghentikan dan menyadarkannya. Itu hukuman yang terlalu manis bagi

    pelaku kejahatan yang sudah menyakiti temannya yang paling berharga kan? Kecuali kalau

    kamu sudah tahu pelakunya dan bersikap lunak, itu baru lain soal...

    Kita harus menolong Motohara Kana sebelum dia mengalami hal yang lebih buruk.

    Kembali mereka mengingat kata-kata Asa ketika berada di sekolah tadi. Sekarang Kaze dan

    Izumi sepenuhnya paham. Maksud ucapannya itu adalah menolong Motohara Kana

    sebelum ia mengalami hal buruk yang mungkin ia lakukan untuk menyakiti dirinya sendiri.

    Hanya dari situ saja kamu bisa menebaknya? Izumi terlihat tak percaya, tapi ada nada

    takjub yang terdengar dari nada bicaranya.

    Yah... aku tidak langsung tahu kalau pelakunya Motohara sendiri. Aku hanya merasa

    bahwa Takeda sudah mengetahui siapa pelaku sebenarnya saat mengirim permohonan itu.

  • Dan setelah mendengar informasi yang kalian bertiga dapatkan... akhirnya aku sadar.

    Ternyata kamu benar-benar pantas jadi pemimpin. Kaze mengangkat kedua ibu jarinya.

    Setelah lebih dari satu tahun kamu baru sadar sekarang? Asa tidak terima, telat sekali

    mengakuinya sebagai pemimpin!

    Hahaha bukan begitu kok... Kaze berusaha menenangkan, gawat nih kalau sampai Tuan

    Putri marah, bisa babak belur dia!

    Ngomong-ngomong, Naito juga sudah tahu tentang hal ini dari awal? Kamu cuma cerita

    padanya? Curang! Izumi terlihat kesal karena ketinggalan informasi penting.

    Sama sekali tidak. Asa langsung mengelak. Dia tahu sendiri. Aku nggak cerita apa-apa.

    Ketiganya langsung memandang Naito, menunggu reaksi dari laki-laki yang paling irit bicara

    itu.

    Kalau aku cuma pakai feeling, jawabnya singkat.

    Heeeee?? Tebakanmu hebat sekali.

    Dia benar-benar nggak terkalahkan.

    Asa, Kaze, dan Izumi percaya begitu saja pada ucapan Naito. Mereka melihatnya dengan

    pandangan kagum dan membuat Naito sedikit salah tingkah. Diam-diam laki-laki dingin itu

    merasa bersalah karena apa yang baru saja dikatakannya itu jelas bohong.

    Bukan karena feeling, Naito sebenarnya mengetahui semuanya hanya dengan melihat

    wajah Asa. Ya, dia tahu semua yang ada di pikiran gadis itu. Pemikiran Asa sangat brilian,

    tapi juga sederhana, namun dapat melihat dari sudut pandang yang sering tidak disadari

    orang lain. Dan Naito bisa membaca ekspresinya dengan jelas. Seolah-olah semua tertulis

    di wajah gadis itu.

    Keanehan sikap setelah membaca permohonan Takeda, juga kata-kata dan rencananya.

    Semua bisa diketahui Naito dengan mudah. Dan anehnya, hingga sekarang hanya Naito

    yang paham akan hal itu. Bahkan Asa sendiri tidak menyadari jika sahabat sejak kecilnya ini

    bisa mengetahui pikirannya dengan sangat jelas.

    Diam-diam Naito memandang Asa yang sedang bercanda dengan Kaze dan Izumi.

    Melihatnya dan tanpa sadar tersenyum. Senyum yang sangat langka dilihat. Yang hanya

    muncul ketika bersama Asa. Tapi beruntung tak satu orang pun sadar, paling tidak hingga

    saat ini.

    Hei Naito... kemarilah. Asa memanggil laki-laki itu untuk mendekat.

    Asa lalu tersenyum cerah. Memandang satu per satu kumpulan lelaki tampan yang ada di

    dekatnya. Kali ini pun... Gadis itu menggantung ucapannya.

    MISSION COMPLETE! seru mereka bersama-sama.

    *

  • Bab 4 Seperti pagi-pagi sebelumnya, tepat sebelum pelajaran pertama dimulai, Hogosha Gakuen

    selalu dipenuhi suara riang dan iring-iringan bagi anggota OSIS yang melewati koridor lantai

    satu. Ramai dan heboh.

    Putri Asa!! Tolong terima cintaku!

    Kak Naito!! Kak Naito... Kyaaaa!

    Kak Kaze!! Kencan yuk!!

    Kak Izumi tersenyum!!

    Hah... anak-anak OSIS benar-benar seperti oase di tengah gurun! Seorang gadis kelas

    satu memandang mereka penuh kekaguman, bahkan ia terlihat seperti orang yang

    kehabisan napas. Satu lagi korban pesona mereka yang tak terelakkan.

    Begitu bel berbunyi tepat pukul 08.30. Arak-arakan berhenti dan semua kembali ke kelas

    masing-masing untuk mengikuti pelajaran pertama.

    Hei idola yang ada di sana! Kozue, salah seorang murid di kelas 2-B memandang mereka

    dengan tatapan iri.

    Ada apa Kozue? Izumi menghampirinya, disusul Naito. Dengan susah payah Izumi

    berusaha menahan tawa melihat ekspresi laki-laki itu. Iri sekaligus kagum.

    Berkat kalian, kelas kita ini rasanya jadi yang paling tersohor dibanding yang lain. Kozue

    menggelengkan kepala, terus bicara tanpa henti.

    Kalau cuma satu yang menonjol sih masih mending, tapi kalian! Ia menekan kata

    terakhirnya dengan nada tak terima. Kemana-mana selalu berempat, jadi anggota OSIS

    semua, belum lagi wajah kalian yang lebih cocok jadi cover majalah daripada murid sekolah

    kecil begini! Oh... kenapa dunia begitu tidak adil!!

    Hari ini aku dapat banyak hadiah dari gadis-gadis manis, mau nggak? Kaze ikut

    menghampiri bangkunya yang