Upload
rendi-ren
View
560
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
.3 Pembahasan
Selanjutnya setelah dilakukan analisa data dan melihat hasil yang diperoleh maka
akan dilakukan pembahasan hal-hal yang akan dibahas meliputi:
1. Pengetahuan wanita pasangan usia subur tentang kontrasepsi suntik di Wilayah Kerja
Puskesmas Kecamatan Pesanggaran-Banyuwangi Meskipun teori mengatakan
bahwa pengetahuan di pengaruhi beberapa faktor diantaranya tingkat pendidikan,
umur, dan pekerjaan tapi semua itu tidak mutlak. Belum tentu orang yang
berpendidikan tinggi, umur yang cukup dan pekerjaan yang baik pengetahuanya
lebih tinggi. Semua itu tergantung keaktifan wanita pasangan usia subur dalam
mencari dan menerima informasi tentang kontrasepsi suntik. Fakta yang didapatkan
setelah dilakukan penelitian bahwa tingkat pengetahuan wanita pasangan usia subur
di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Pesanggaran Banyuwangi hampir
seluruhnya berpengetahuan baik sebanyak 80%. Dan sebagian kecil berpengetahuan
kurang sebanyak 4%.
2. Pengetahuan wanita pasangan usia subur tentang kontrasepsi suntik berdasarkan
umur.
Berdasarkan tabel 4.2 tingkat pengetahuan wanita Pasangan usia subur tentang
kontrasepsi suntik berdasarkan umur dari 25 responden sebagian besar
berpengetahuan baik. terbukti dari umur 20 - 29 tahun sebanyak 40%
berpengetahuan baik, umur 30 - 39 tahun sebanyak 45% berpegetahuan baik, Dan
umur 40 - 45 tahun sebanyak 15%.
Dan pengetahuan kurang dari aseptor 100% pengetahuanya kurang dari umur 20 -
29 tahun. Menurut (Huclock, 1998) dikutip Nursalam dan Pariani (2001:24)
Semakin cukup umur , tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih
matang dalam berikiir dan bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat, seseorang
yang lebih dewasa akan lebih percaya diri dari orang yang belum cukup
kedewasaannya.
Meski teori mengatakan semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan
seseorang akan lebih rnatang dalam berfikir dan bekerja. Berarti umur yang
semakin matang akan memudahkan wanita pasangan usia subur dalam menerima
pengetahuannya tentang kontrasepsi suntik dan sebaliknya jika nmur kurang matang
akan menghambat seseorang dalam menerima informasi tentang kontrasepsi suntik.
Dan para aseptor yang mempunyai umur yang matang lebih bisa memilih dan
menerima informasi yang didapatnya sehingga mereka selalu aktif mencari tahu
lewat penyuluhan petugas KB ataupun lewat media massa. Tetapi ada juga sebagian
kecil dari umur matang pengetahuanya kurang mungkin disebabkan aseptor tersebut
kurang aktif dalam mendapatkan informasi ataupun kurang bergaul dengan
masyarakat lainnya sehingga menghambat aseptor tersebut dalam menerima
informasi. Tetapi setelah dilakukan analisis, ternyata wanita pasangan usia subur
yang tingkat pengetahuanya tertinggi.
3. Pengetahuan wanita pasangan usia subur tentang kontrasepsi suntik berdasarkan
Pendidikan.
Berdasarkan tabel 4.3 tingkat pengetahuan wanita pasangan usia subur tentang
kontrasepsi suntik dari 25 responden, yang dilihat dari segi pendidikan sebagian
besar pengetahuannya baik. Pengetahuan baik sebanyak 20 responden. Dari yang
tidak sekolah tidak ada satupun, pendidikan SD sebanyak 45 % berpengetahuan
baik. SLTP sebanyak 35%, SLTA sebanyak 20% dan PT. tidak ada satupun.
Pengetahuan cukup sebanyak 4 aseptor yaitu 50% dari pendidikan SLTP dan 50%
dari pendidikan SLTA. Dan pendidikan lainya tidak ada satupun. Pengetahuan
kurang sebanyak 1 aseptor 100% dari pendidikan SLTA.
Berdasarka tabel 4.3 tingkat pengetahuan terbanyak adalah pendidikan SD yaitu
dari 20 aseptor yang 45% pengetahuanya baik. Semakin tinggi tingkat pendidikan
semakin mudah seseorang dalam menerima infornasi sehingga makin banyak
pengetahuan yang didapat, sebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat
seseoarang dalam menerima informasi. Mungkin aseptor yang pengetahuannya baik
(SD) mereka lebih aktif mencari tahu, jadi walaupun pendidikan mereka rendah tapi
mereka lebih sering cari informasi dan bartukar pikiran dengan masyarakat sekitar,
dari pada yang pendidikanya tinggi tapi kuper tentang informasi KB.
4. Pengetahuan wanita pasangan usia subur tentang kontrasepsi suntik berdasarkan
Pekerjaan.
Berdasarkan tabel 4.4 tingkat pengetahuan wanita pasangan usia subur tentang
kontrasepsi suntik berdasarkan pekerjaan dari 25 responden sebagaian besar (20
aseptor) berpengetahuan baik. Pengetahuan baik yaitu 20 responden. Yang bekerja
sebagai petani/buruh sebesar 30%, bekerja sebagai wiraswasta sebesar 60%, PNS
tidak ada satupun, dan lain-lain (Ibu rumah tangga/tidak bekerja) sebanyak 10%.
Pengetahuan cukup sebanyak 4 aseptor dan 100% bekerja sebagai wiraswasta.
Pengetahuan kurang sebanyak 1 aseptor dan 100% bekerja sebagai wiraswasta juga.
Dan lainya tidak ada satupun.
Data yang didapatkan sebagaian besar responden berpengetahuan baik adalah
wiraswasta, mungkin dikarenakan pekerjaan mereka tidak setiap saat. Jadi waktu
luang mereka lebih banyak dan digunakan untuk mencari tahu serta menerima
informasi tentang KB suntik baik dari penyuluhan ataupun media massa. Atau
karena pekerjaan mereka memasyarakat sehingga mereka, dengan mudah saling
tukar informasi dengan rekan kerjanya.
KONSEP DASAR KEBIDANAN KOMUNITAS
Siti Fadhilah,S.SiT
Tujuan Pembelajaran
Diakhir perkuliahan mahasiswa diharapkan mampu :
1. menjelaskan Pengertianataudefinisi kebidanan komunitas
2. menjelaskan Riwayat kebidanan komunitas di Indonesia dan beberapa
negara lain
3. menjelaskan Fokusatausasaran kebidanan komunitas
4. menjelaskan Tujuan asuhan kebidanan komunitas
5. menjelaskan tentang bidan bekerja di komunitas
6. menjelaskan Jaringan kerja kebidanan komunitas
7. menjelaskan Visi Indonesia sehat 2010 sebagai landasan berfikir
pelayanan kebidanan
PENGERTIAN/DEFINISI
Kebidanan berasal dari kata Bidan yang menurut International
Confederation of Midwife (ICM) berarti seseorang yang telah mengikuti
program pendidikan bidan yang diakui di negaranya, telah lulus dari
pendidikan tersebut serta memenuhi kualifikasi untuk didaftar dan atau
memiliki ijin yang sah (lisensi) untuk melakukan Praktik bidan.
Pengertian bidan menurut IBI adalah adalah seorang perempuanyang lulus
dari pendidikan bidan yang diakui pemerintah dan organisasi profesi di
wilayah negara RI serta memiliki kompetensi dan kualifikasi untuk diregister
dan atauntuk secara sah mendapt lisensi ntukatau menjalankan praktik
kebidanan.
Komuniti adalah sekelompok orang yang hidup dan saling berinterksi di
dalam daerah tertentu, masyarakat atau paguyuban.
Jenis Komunitas :
1. Geografikal yaitu daerah
2. Administratif batasan otoritas pemerintahan
3. Fungsional7an sama
4. Ethnicmpy satu kultur dengan kultur lain
Menurut United Kingdom Central Council For Nursing Midwifery And
Health, Bidan komunitas adalah praktisi bidan yang berbasis komunity
yang harus dapat memberikan supervisi yang dibutuhkan oleh wanita,
pelayanan berkualitas, nasihatatausaran pada masa kehamilan,
persalinan, nifas, dengan tanggungjawabnya sendiri dan untuk
memberikan pelayanan pada bbl dan bayi secara komprehensif.
Menurut Dari.J.H.Syahlan, SKM, Bidan community adalah bidan yang
bekerja melayani keluarga dan masyarakat di wilayah tertentu.
Istilah bidan komunitas di Indonesia sering disebut ”bidan” saja.
RIWAYAT BIDAN KOMUNITAS
Sebagian besar wanita lebih menyukai persalinan di rumah dari pada di
institusi pelayanan kesehatan (Rumah sakit). Hasil penelitian McKee
(1982) menggambarkan bahwa, jika persalinan dilakukan di komunity
dan dilaksanakan oleh bidan maka akan terjadi peningkatan kunjungan
antenatal ,penurunan frekuensi Persalinan dgengan induksi, penurunan
frekuensi Persalinan prematur, BBLR, IUGR, persalinan forsep, frekuensi
SC dan pemeriksaan rutin Antenatal dan Intranatal di rumah sakit.
Berdasarkan hal tersebut, sebaiknya masa kehamilan, persalinan dan
nifas dikembalikan ke komunitas sebagai asal dari childbirth tersebut.
SASARAN PELAYANAN KEBIDANAN KOMUNITAS
Kelompok masyarakat di komuniti merupakan sasaran bidan community,
yang meliputi :
Ibu
Anak
Keluarga
Masyarakat
Sasaran utama adalah ibu dan anak dalam Keluarga
TUJUAN ASUHAN KEBIDANAN
Ibu dan bayi sehat, selamat,keluarga bahagia, terjaminnya kehormatan
martabat manusia
Saling m’hormati penerima asuhan dan pemberi asuhan
Kepuasan ibu, keluarga dan bidan
Adanya kekuatan diri dari wanita dlm menentukan dirinya sendiri
Adanya rasa saling percaya dari wanita sebagai penerima asuhan
Terwujudnya keluarga sejahtera dan berkualitas
PHILOSOPHY KEBIDANAN KOMUNITAS
Bahwa proses kehamilan dan persalinan adalah proses yang sangat
wajar dan fisiologis sehingga asuhan yang diberikan meminimalkan
intervensi dan tidak perlu di institusi
Kebutuhan. Indvidu, wanita dan keluarga harus dihargai dan
didukung.Kebutuhan tersebut berbeda-beda karena dipengaruhi. oleh
lingk kepercayaan, sosial dan kultural
Bahwa Pengalaman proses kehamilan dan persalinan bagi soleh wanita
dan keluarga adalah berharga sehingga bidan komunitas harus
menjaga supaya pengalaman tersebut menyenangkan
Setiap wanita berhak untuk menentukan melewati persalinan di tengah
keluarga atau/kerabat
Asuhan er’kualitas adalah asuhan yang dilaksanakan secara
berkelanjutan dan menyeluruh dg melihat aspek lingkungan
Informed choise dan informed consent
Kehamilan dan persalinan berasal dr masyarakat dan ada di
masyarakat
BEKERJA DI KOMUNITAS
Pelayanan Kebidanan Komunitas :
Dilakukan dengan pendekatan MANAJEMEN KEBIDANAN
Dilakukan secara mandiri, kolaborasi dan rujukan
Pelayanan diberikan khususnya paa bumil, bulin, bufas
Asuhan yang diberikan adalah asuhan berkualitas dan peningkatan
kerja bidan (RS/komuniti)
PERAN BIDAN KOMUNITI
Membantu keluarga dan masyarakat agar selalu berada dalam kondisi
kesehatan yang optimal
1. Sbg pendidik
berupaya agar sikap dan perilaku komuniti di wilayah Kerjanya dpt berubah
sesuai dengan kaidah kesehatan
2. Sebagai Pelaksana
Bidan hrs mengetahui dan menguasai IPTEK untuk melakukan kegiatan ;
Bimbingan terhadap kelompk remaja masa pra nikah
pemeliharaan kesehatan Bumil, nifas dan mass interval dalam keluarga
pertolongan persalinan di rumah
tindakan pertolpertama pada kasus kegawatan obstetri di keluarga
pemeliharaan kesehatan Kelompk wanita dengan gangguar reproduksi
di keluarga
Pemeliharan kes anak balita
3. Sebagai PENGELOLA
Bidan sebagai pengelola kegiatan kebidanan unit kesehatan ibu dan anak
di puskesmas, polindes, posyandu dan praktek bidan, memimpin dan
mengelola bidan lain atau tenaga kesehatan yang pendidikannya lebih
rendah. Bidan yang bekerja di komuniti harus mampu mengenali kondisi
kesehatan masyarakat yang selalu mengalami perubahan. Kesehatan
komuniti dipengaruhi oleh perkembangan yang terjadi baik di masyarakat
itu sendiri maupun IPTEK serta kebijakan-kebijakan yang ditetapkan oleh
pemerintah.
4 Sebagai PENELITI
Peran peneliti yang dilakukan oleh bidan bukanlah seperti yang dilakukan
oleh peneliti profesional. Dasar-dasar dalam penelitian perlu diketahui
oleh bidan seperti pencatatan, pengolahan dan analisis data. Secara
sederhana bidan dapat memberikan kesimpulan atau hipotesa atas hasil
analisisnya. Berdasarkan data ia dapat menyusun rencana dan tinakan
sesuai dengan permasalahan yang ditemu. Bidan juga harus dapat
melaksanakan evaluasi atas tindakan yang dilakukannya tersebut.
ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS
Pencegahan
Skrinning/deteksi dini u/ dirujuk
As. Kegawatdaruratan ibu & neonatal
Pertolongan I pd penykt. Akut u/ kmd dirujuk
Pengobatan ringan
Asuhan pd kondisi kronis
Pendidikan kesehatan
M’tentukan keb. Kes
M’tahankan & meningkt’k kesmas
PRINSIP PELAYANAN KEBIDANAN. KOMUNITAS :
Pelayanan kebidanan adalah yan. Yang berdasarkan pada perhatian
terhadap kehamilan,proses normal, ditunggu – tunggu wanita
Informed choise
Pendekatan dg tekhnologi seminimal mgkn
Asuhan yang berkelanjutan/continuity of care
TEMPAT BEKERJA
bekerja sendiri ( crok and flint, 1989)
anggota tim PHC (primary Health Care) (marrsh, 1985)
mengalami double/triple pekerjaan, bidan rs dan nakes di masy (smith,
1989)
bekerja di rumah, klinik kesehata masyarakat, basis-basis pusat
kesehatan dan RS
bertanggungjawab untuk daerah yang sangat luas
Area Kerja Bidan Komunitas :
Rumah
Bidan Praktek perseorangan
Rumah bersalin
Klinik-klinik
Puskesmas
Posyandu
VISI MASYARAKAT SEHAT DAN MANDIRI MENUJU INDONESIA SEHAT 2010
SEBAGAI LANDASAN DALAM PELAYANAN KEBIDANAN KOMUNITAS
MISI
Meningkatkan status kesehatan perorangan, keluarga, komunitas dan
masyarakat
Menanggulangi berbagai masalah kesehatan masyarakat prioritas
Menyelenggarakan berbagai program kesehatan masyarakat yang
inovatif, efektif dan efisien.
Meningkatkan peranserta dan kemandirian masyarakat dalam
pemeliharaan kesehatan
Menggalang berbagai potensi untuk penyelenggaraan program
kesehatan masyarakat
TUJUAN
Meningkatnya status kesehatan perorangan, keluarga, komunitas dan
masyarakat.
Tertanggulanginya berbagai masalah kesehatan masyarakat prioritas.
Terselenggaranya berbagai program kesehatan masyarakat yang
inovatif, efektif dan efisien.
Meningkatnya peran serta dan kemandirian perorangan, keluarga dan
komunitas dalam pemeliharaan kesehatan.
Terhimpunnya sumberdaya dari masyarakat dalam mendukung
penyelenggatraan progtram kesehatan masyarakat.
Terlibatnya secara aktif berbagai pelaku dalam peningkatan derajat
dan penyelenggaraan program kesehatan masyarakat.
SASARAN
Terpelihara dan meningkatnya status kesehatan keluarga.
Terpelihara dan meningkatnya status kesehatan komunitas.
Terpelihara dan meningkatnya status gizi masyarakat.
Terpelihara dan meningkatnya status kesehatan jiwa masyarakat.
Meningkatnya jumlah dan cakupan pemeliharaan kesehatan dengan
pembiayaan pra upaya.
Pemerataan pelayanan kesehatan masyarakat yang bermutu dan
terjangkau.
Peningkatan peran Pemerintah Daerah dalam pembiayaan program
kesehatan masyarakat.
Pengembangan tenaga kesehatan yang profesional yang sadar biaya
dan sadar mutu masyarakat yang inovatif, efektif dan efisien.
Pemantapan kemitraan dan kerjasama lintas sektoral dalam
penyelenggaraan upaya kesehatan masyarakat.
Pengutamaan kelompok sasaran rentan keluarga miskin dan pengarus-
utamaan gender.
Pengutamaan daerah terpencil, perbatasan dan rawan bencana.
Penyelarasan program dengan perkembangan tantangan dan
komitmen global.
Pemantapan pemberdayaan dan kemandirian keluarga komunitas dan
masyarakat.
Penerapan tehnologi tepat guna, bantuan teknis dan pendampingan.
Pengembangan penelitian untuk dukungan program.
Peningkatan transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan program
kesehatan masyarakat.
KONSEP DASAR KEBIDANAN KOMUNITAS
Siti Fadhilah,S.SiT
Tujuan Pembelajaran
Diakhir perkuliahan mahasiswa diharapkan mampu :
1. menjelaskan Pengertianataudefinisi kebidanan komunitas
2. menjelaskan Riwayat kebidanan komunitas di Indonesia dan beberapa
negara lain
3. menjelaskan Fokusatausasaran kebidanan komunitas
4. menjelaskan Tujuan asuhan kebidanan komunitas
5. menjelaskan tentang bidan bekerja di komunitas
6. menjelaskan Jaringan kerja kebidanan komunitas
7. menjelaskan Visi Indonesia sehat 2010 sebagai landasan berfikir
pelayanan kebidanan
PENGERTIAN/DEFINISI
Kebidanan berasal dari kata Bidan yang menurut International
Confederation of Midwife (ICM) berarti seseorang yang telah mengikuti
program pendidikan bidan yang diakui di negaranya, telah lulus dari
pendidikan tersebut serta memenuhi kualifikasi untuk didaftar dan atau
memiliki ijin yang sah (lisensi) untuk melakukan Praktik bidan.
Pengertian bidan menurut IBI adalah adalah seorang perempuanyang lulus
dari pendidikan bidan yang diakui pemerintah dan organisasi profesi di
wilayah negara RI serta memiliki kompetensi dan kualifikasi untuk diregister
dan atauntuk secara sah mendapt lisensi ntukatau menjalankan praktik
kebidanan.
Komuniti adalah sekelompok orang yang hidup dan saling berinterksi di
dalam daerah tertentu, masyarakat atau paguyuban.
Jenis Komunitas :
1. Geografikal yaitu daerah
2. Administratif batasan otoritas pemerintahan
3. Fungsional7an sama
4. Ethnicmpy satu kultur dengan kultur lain
Menurut United Kingdom Central Council For Nursing Midwifery And
Health, Bidan komunitas adalah praktisi bidan yang berbasis komunity
yang harus dapat memberikan supervisi yang dibutuhkan oleh wanita,
pelayanan berkualitas, nasihatatausaran pada masa kehamilan,
persalinan, nifas, dengan tanggungjawabnya sendiri dan untuk
memberikan pelayanan pada bbl dan bayi secara komprehensif.
Menurut Dari.J.H.Syahlan, SKM, Bidan community adalah bidan yang
bekerja melayani keluarga dan masyarakat di wilayah tertentu.
Istilah bidan komunitas di Indonesia sering disebut ”bidan” saja.
RIWAYAT BIDAN KOMUNITAS
Sebagian besar wanita lebih menyukai persalinan di rumah dari pada di
institusi pelayanan kesehatan (Rumah sakit). Hasil penelitian McKee
(1982) menggambarkan bahwa, jika persalinan dilakukan di komunity
dan dilaksanakan oleh bidan maka akan terjadi peningkatan kunjungan
antenatal ,penurunan frekuensi Persalinan dgengan induksi, penurunan
frekuensi Persalinan prematur, BBLR, IUGR, persalinan forsep, frekuensi
SC dan pemeriksaan rutin Antenatal dan Intranatal di rumah sakit.
Berdasarkan hal tersebut, sebaiknya masa kehamilan, persalinan dan
nifas dikembalikan ke komunitas sebagai asal dari childbirth tersebut.
SASARAN PELAYANAN KEBIDANAN KOMUNITAS
Kelompok masyarakat di komuniti merupakan sasaran bidan community,
yang meliputi :
Ibu
Anak
Keluarga
Masyarakat
Sasaran utama adalah ibu dan anak dalam Keluarga
TUJUAN ASUHAN KEBIDANAN
Ibu dan bayi sehat, selamat,keluarga bahagia, terjaminnya kehormatan
martabat manusia
Saling m’hormati penerima asuhan dan pemberi asuhan
Kepuasan ibu, keluarga dan bidan
Adanya kekuatan diri dari wanita dlm menentukan dirinya sendiri
Adanya rasa saling percaya dari wanita sebagai penerima asuhan
Terwujudnya keluarga sejahtera dan berkualitas
PHILOSOPHY KEBIDANAN KOMUNITAS
Bahwa proses kehamilan dan persalinan adalah proses yang sangat
wajar dan fisiologis sehingga asuhan yang diberikan meminimalkan
intervensi dan tidak perlu di institusi
Kebutuhan. Indvidu, wanita dan keluarga harus dihargai dan
didukung.Kebutuhan tersebut berbeda-beda karena dipengaruhi. oleh
lingk kepercayaan, sosial dan kultural
Bahwa Pengalaman proses kehamilan dan persalinan bagi soleh wanita
dan keluarga adalah berharga sehingga bidan komunitas harus
menjaga supaya pengalaman tersebut menyenangkan
Setiap wanita berhak untuk menentukan melewati persalinan di tengah
keluarga atau/kerabat
Asuhan er’kualitas adalah asuhan yang dilaksanakan secara
berkelanjutan dan menyeluruh dg melihat aspek lingkungan
Informed choise dan informed consent
Kehamilan dan persalinan berasal dr masyarakat dan ada di
masyarakat
BEKERJA DI KOMUNITAS
Pelayanan Kebidanan Komunitas :
Dilakukan dengan pendekatan MANAJEMEN KEBIDANAN
Dilakukan secara mandiri, kolaborasi dan rujukan
Pelayanan diberikan khususnya paa bumil, bulin, bufas
Asuhan yang diberikan adalah asuhan berkualitas dan peningkatan
kerja bidan (RS/komuniti)
PERAN BIDAN KOMUNITI
Membantu keluarga dan masyarakat agar selalu berada dalam kondisi
kesehatan yang optimal
1. Sbg pendidik
berupaya agar sikap dan perilaku komuniti di wilayah Kerjanya dpt berubah
sesuai dengan kaidah kesehatan
2. Sebagai Pelaksana
Bidan hrs mengetahui dan menguasai IPTEK untuk melakukan kegiatan ;
Bimbingan terhadap kelompk remaja masa pra nikah
pemeliharaan kesehatan Bumil, nifas dan mass interval dalam keluarga
pertolongan persalinan di rumah
tindakan pertolpertama pada kasus kegawatan obstetri di keluarga
pemeliharaan kesehatan Kelompk wanita dengan gangguar reproduksi
di keluarga
Pemeliharan kes anak balita
3. Sebagai PENGELOLA
Bidan sebagai pengelola kegiatan kebidanan unit kesehatan ibu dan anak
di puskesmas, polindes, posyandu dan praktek bidan, memimpin dan
mengelola bidan lain atau tenaga kesehatan yang pendidikannya lebih
rendah. Bidan yang bekerja di komuniti harus mampu mengenali kondisi
kesehatan masyarakat yang selalu mengalami perubahan. Kesehatan
komuniti dipengaruhi oleh perkembangan yang terjadi baik di masyarakat
itu sendiri maupun IPTEK serta kebijakan-kebijakan yang ditetapkan oleh
pemerintah.
4 Sebagai PENELITI
Peran peneliti yang dilakukan oleh bidan bukanlah seperti yang dilakukan
oleh peneliti profesional. Dasar-dasar dalam penelitian perlu diketahui
oleh bidan seperti pencatatan, pengolahan dan analisis data. Secara
sederhana bidan dapat memberikan kesimpulan atau hipotesa atas hasil
analisisnya. Berdasarkan data ia dapat menyusun rencana dan tinakan
sesuai dengan permasalahan yang ditemu. Bidan juga harus dapat
melaksanakan evaluasi atas tindakan yang dilakukannya tersebut.
ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS
Pencegahan
Skrinning/deteksi dini u/ dirujuk
As. Kegawatdaruratan ibu & neonatal
Pertolongan I pd penykt. Akut u/ kmd dirujuk
Pengobatan ringan
Asuhan pd kondisi kronis
Pendidikan kesehatan
M’tentukan keb. Kes
M’tahankan & meningkt’k kesmas
PRINSIP PELAYANAN KEBIDANAN. KOMUNITAS :
Pelayanan kebidanan adalah yan. Yang berdasarkan pada perhatian
terhadap kehamilan,proses normal, ditunggu – tunggu wanita
Informed choise
Pendekatan dg tekhnologi seminimal mgkn
Asuhan yang berkelanjutan/continuity of care
TEMPAT BEKERJA
bekerja sendiri ( crok and flint, 1989)
anggota tim PHC (primary Health Care) (marrsh, 1985)
mengalami double/triple pekerjaan, bidan rs dan nakes di masy (smith,
1989)
bekerja di rumah, klinik kesehata masyarakat, basis-basis pusat
kesehatan dan RS
bertanggungjawab untuk daerah yang sangat luas
Area Kerja Bidan Komunitas :
Rumah
Bidan Praktek perseorangan
Rumah bersalin
Klinik-klinik
Puskesmas
Posyandu
VISI MASYARAKAT SEHAT DAN MANDIRI MENUJU INDONESIA SEHAT 2010
SEBAGAI LANDASAN DALAM PELAYANAN KEBIDANAN KOMUNITAS
MISI
Meningkatkan status kesehatan perorangan, keluarga, komunitas dan
masyarakat
Menanggulangi berbagai masalah kesehatan masyarakat prioritas
Menyelenggarakan berbagai program kesehatan masyarakat yang
inovatif, efektif dan efisien.
Meningkatkan peranserta dan kemandirian masyarakat dalam
pemeliharaan kesehatan
Menggalang berbagai potensi untuk penyelenggaraan program
kesehatan masyarakat
TUJUAN
Meningkatnya status kesehatan perorangan, keluarga, komunitas dan
masyarakat.
Tertanggulanginya berbagai masalah kesehatan masyarakat prioritas.
Terselenggaranya berbagai program kesehatan masyarakat yang
inovatif, efektif dan efisien.
Meningkatnya peran serta dan kemandirian perorangan, keluarga dan
komunitas dalam pemeliharaan kesehatan.
Terhimpunnya sumberdaya dari masyarakat dalam mendukung
penyelenggatraan progtram kesehatan masyarakat.
Terlibatnya secara aktif berbagai pelaku dalam peningkatan derajat
dan penyelenggaraan program kesehatan masyarakat.
SASARAN
Terpelihara dan meningkatnya status kesehatan keluarga.
Terpelihara dan meningkatnya status kesehatan komunitas.
Terpelihara dan meningkatnya status gizi masyarakat.
Terpelihara dan meningkatnya status kesehatan jiwa masyarakat.
Meningkatnya jumlah dan cakupan pemeliharaan kesehatan dengan
pembiayaan pra upaya.
Pemerataan pelayanan kesehatan masyarakat yang bermutu dan
terjangkau.
Peningkatan peran Pemerintah Daerah dalam pembiayaan program
kesehatan masyarakat.
Pengembangan tenaga kesehatan yang profesional yang sadar biaya
dan sadar mutu masyarakat yang inovatif, efektif dan efisien.
Pemantapan kemitraan dan kerjasama lintas sektoral dalam
penyelenggaraan upaya kesehatan masyarakat.
Pengutamaan kelompok sasaran rentan keluarga miskin dan pengarus-
utamaan gender.
Pengutamaan daerah terpencil, perbatasan dan rawan bencana.
Penyelarasan program dengan perkembangan tantangan dan
komitmen global.
Pemantapan pemberdayaan dan kemandirian keluarga komunitas dan
masyarakat.
Penerapan tehnologi tepat guna, bantuan teknis dan pendampingan.
Pengembangan penelitian untuk dukungan program.
Peningkatan transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan program
kesehatan masyarakat.
KONSEP DASAR KEBIDANAN KOMUNITAS
Siti Fadhilah,S.SiT
Tujuan Pembelajaran
Diakhir perkuliahan mahasiswa diharapkan mampu :
1. menjelaskan Pengertianataudefinisi kebidanan komunitas
2. menjelaskan Riwayat kebidanan komunitas di Indonesia dan beberapa
negara lain
3. menjelaskan Fokusatausasaran kebidanan komunitas
4. menjelaskan Tujuan asuhan kebidanan komunitas
5. menjelaskan tentang bidan bekerja di komunitas
6. menjelaskan Jaringan kerja kebidanan komunitas
7. menjelaskan Visi Indonesia sehat 2010 sebagai landasan berfikir
pelayanan kebidanan
PENGERTIAN/DEFINISI
Kebidanan berasal dari kata Bidan yang menurut International
Confederation of Midwife (ICM) berarti seseorang yang telah mengikuti
program pendidikan bidan yang diakui di negaranya, telah lulus dari
pendidikan tersebut serta memenuhi kualifikasi untuk didaftar dan atau
memiliki ijin yang sah (lisensi) untuk melakukan Praktik bidan.
Pengertian bidan menurut IBI adalah adalah seorang perempuanyang lulus
dari pendidikan bidan yang diakui pemerintah dan organisasi profesi di
wilayah negara RI serta memiliki kompetensi dan kualifikasi untuk diregister
dan atauntuk secara sah mendapt lisensi ntukatau menjalankan praktik
kebidanan.
Komuniti adalah sekelompok orang yang hidup dan saling berinterksi di
dalam daerah tertentu, masyarakat atau paguyuban.
Jenis Komunitas :
1. Geografikal yaitu daerah
2. Administratif batasan otoritas pemerintahan
3. Fungsional7an sama
4. Ethnicmpy satu kultur dengan kultur lain
Menurut United Kingdom Central Council For Nursing Midwifery And
Health, Bidan komunitas adalah praktisi bidan yang berbasis komunity
yang harus dapat memberikan supervisi yang dibutuhkan oleh wanita,
pelayanan berkualitas, nasihatatausaran pada masa kehamilan,
persalinan, nifas, dengan tanggungjawabnya sendiri dan untuk
memberikan pelayanan pada bbl dan bayi secara komprehensif.
Menurut Dari.J.H.Syahlan, SKM, Bidan community adalah bidan yang
bekerja melayani keluarga dan masyarakat di wilayah tertentu.
Istilah bidan komunitas di Indonesia sering disebut ”bidan” saja.
RIWAYAT BIDAN KOMUNITAS
Sebagian besar wanita lebih menyukai persalinan di rumah dari pada di
institusi pelayanan kesehatan (Rumah sakit). Hasil penelitian McKee
(1982) menggambarkan bahwa, jika persalinan dilakukan di komunity
dan dilaksanakan oleh bidan maka akan terjadi peningkatan kunjungan
antenatal ,penurunan frekuensi Persalinan dgengan induksi, penurunan
frekuensi Persalinan prematur, BBLR, IUGR, persalinan forsep, frekuensi
SC dan pemeriksaan rutin Antenatal dan Intranatal di rumah sakit.
Berdasarkan hal tersebut, sebaiknya masa kehamilan, persalinan dan
nifas dikembalikan ke komunitas sebagai asal dari childbirth tersebut.
SASARAN PELAYANAN KEBIDANAN KOMUNITAS
Kelompok masyarakat di komuniti merupakan sasaran bidan community,
yang meliputi :
Ibu
Anak
Keluarga
Masyarakat
Sasaran utama adalah ibu dan anak dalam Keluarga
TUJUAN ASUHAN KEBIDANAN
Ibu dan bayi sehat, selamat,keluarga bahagia, terjaminnya kehormatan
martabat manusia
Saling m’hormati penerima asuhan dan pemberi asuhan
Kepuasan ibu, keluarga dan bidan
Adanya kekuatan diri dari wanita dlm menentukan dirinya sendiri
Adanya rasa saling percaya dari wanita sebagai penerima asuhan
Terwujudnya keluarga sejahtera dan berkualitas
PHILOSOPHY KEBIDANAN KOMUNITAS
Bahwa proses kehamilan dan persalinan adalah proses yang sangat
wajar dan fisiologis sehingga asuhan yang diberikan meminimalkan
intervensi dan tidak perlu di institusi
Kebutuhan. Indvidu, wanita dan keluarga harus dihargai dan
didukung.Kebutuhan tersebut berbeda-beda karena dipengaruhi. oleh
lingk kepercayaan, sosial dan kultural
Bahwa Pengalaman proses kehamilan dan persalinan bagi soleh wanita
dan keluarga adalah berharga sehingga bidan komunitas harus
menjaga supaya pengalaman tersebut menyenangkan
Setiap wanita berhak untuk menentukan melewati persalinan di tengah
keluarga atau/kerabat
Asuhan er’kualitas adalah asuhan yang dilaksanakan secara
berkelanjutan dan menyeluruh dg melihat aspek lingkungan
Informed choise dan informed consent
Kehamilan dan persalinan berasal dr masyarakat dan ada di
masyarakat
BEKERJA DI KOMUNITAS
Pelayanan Kebidanan Komunitas :
Dilakukan dengan pendekatan MANAJEMEN KEBIDANAN
Dilakukan secara mandiri, kolaborasi dan rujukan
Pelayanan diberikan khususnya paa bumil, bulin, bufas
Asuhan yang diberikan adalah asuhan berkualitas dan peningkatan
kerja bidan (RS/komuniti)
PERAN BIDAN KOMUNITI
Membantu keluarga dan masyarakat agar selalu berada dalam kondisi
kesehatan yang optimal
1. Sbg pendidik
berupaya agar sikap dan perilaku komuniti di wilayah Kerjanya dpt berubah
sesuai dengan kaidah kesehatan
2. Sebagai Pelaksana
Bidan hrs mengetahui dan menguasai IPTEK untuk melakukan kegiatan ;
Bimbingan terhadap kelompk remaja masa pra nikah
pemeliharaan kesehatan Bumil, nifas dan mass interval dalam keluarga
pertolongan persalinan di rumah
tindakan pertolpertama pada kasus kegawatan obstetri di keluarga
pemeliharaan kesehatan Kelompk wanita dengan gangguar reproduksi
di keluarga
Pemeliharan kes anak balita
3. Sebagai PENGELOLA
Bidan sebagai pengelola kegiatan kebidanan unit kesehatan ibu dan anak
di puskesmas, polindes, posyandu dan praktek bidan, memimpin dan
mengelola bidan lain atau tenaga kesehatan yang pendidikannya lebih
rendah. Bidan yang bekerja di komuniti harus mampu mengenali kondisi
kesehatan masyarakat yang selalu mengalami perubahan. Kesehatan
komuniti dipengaruhi oleh perkembangan yang terjadi baik di masyarakat
itu sendiri maupun IPTEK serta kebijakan-kebijakan yang ditetapkan oleh
pemerintah.
4 Sebagai PENELITI
Peran peneliti yang dilakukan oleh bidan bukanlah seperti yang dilakukan
oleh peneliti profesional. Dasar-dasar dalam penelitian perlu diketahui
oleh bidan seperti pencatatan, pengolahan dan analisis data. Secara
sederhana bidan dapat memberikan kesimpulan atau hipotesa atas hasil
analisisnya. Berdasarkan data ia dapat menyusun rencana dan tinakan
sesuai dengan permasalahan yang ditemu. Bidan juga harus dapat
melaksanakan evaluasi atas tindakan yang dilakukannya tersebut.
ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS
Pencegahan
Skrinning/deteksi dini u/ dirujuk
As. Kegawatdaruratan ibu & neonatal
Pertolongan I pd penykt. Akut u/ kmd dirujuk
Pengobatan ringan
Asuhan pd kondisi kronis
Pendidikan kesehatan
M’tentukan keb. Kes
M’tahankan & meningkt’k kesmas
PRINSIP PELAYANAN KEBIDANAN. KOMUNITAS :
Pelayanan kebidanan adalah yan. Yang berdasarkan pada perhatian
terhadap kehamilan,proses normal, ditunggu – tunggu wanita
Informed choise
Pendekatan dg tekhnologi seminimal mgkn
Asuhan yang berkelanjutan/continuity of care
TEMPAT BEKERJA
bekerja sendiri ( crok and flint, 1989)
anggota tim PHC (primary Health Care) (marrsh, 1985)
mengalami double/triple pekerjaan, bidan rs dan nakes di masy (smith,
1989)
bekerja di rumah, klinik kesehata masyarakat, basis-basis pusat
kesehatan dan RS
bertanggungjawab untuk daerah yang sangat luas
Area Kerja Bidan Komunitas :
Rumah
Bidan Praktek perseorangan
Rumah bersalin
Klinik-klinik
Puskesmas
Posyandu
VISI MASYARAKAT SEHAT DAN MANDIRI MENUJU INDONESIA SEHAT 2010
SEBAGAI LANDASAN DALAM PELAYANAN KEBIDANAN KOMUNITAS
MISI
Meningkatkan status kesehatan perorangan, keluarga, komunitas dan
masyarakat
Menanggulangi berbagai masalah kesehatan masyarakat prioritas
Menyelenggarakan berbagai program kesehatan masyarakat yang
inovatif, efektif dan efisien.
Meningkatkan peranserta dan kemandirian masyarakat dalam
pemeliharaan kesehatan
Menggalang berbagai potensi untuk penyelenggaraan program
kesehatan masyarakat
TUJUAN
Meningkatnya status kesehatan perorangan, keluarga, komunitas dan
masyarakat.
Tertanggulanginya berbagai masalah kesehatan masyarakat prioritas.
Terselenggaranya berbagai program kesehatan masyarakat yang
inovatif, efektif dan efisien.
Meningkatnya peran serta dan kemandirian perorangan, keluarga dan
komunitas dalam pemeliharaan kesehatan.
Terhimpunnya sumberdaya dari masyarakat dalam mendukung
penyelenggatraan progtram kesehatan masyarakat.
Terlibatnya secara aktif berbagai pelaku dalam peningkatan derajat
dan penyelenggaraan program kesehatan masyarakat.
SASARAN
Terpelihara dan meningkatnya status kesehatan keluarga.
Terpelihara dan meningkatnya status kesehatan komunitas.
Terpelihara dan meningkatnya status gizi masyarakat.
Terpelihara dan meningkatnya status kesehatan jiwa masyarakat.
Meningkatnya jumlah dan cakupan pemeliharaan kesehatan dengan
pembiayaan pra upaya.
Pemerataan pelayanan kesehatan masyarakat yang bermutu dan
terjangkau.
Peningkatan peran Pemerintah Daerah dalam pembiayaan program
kesehatan masyarakat.
Pengembangan tenaga kesehatan yang profesional yang sadar biaya
dan sadar mutu masyarakat yang inovatif, efektif dan efisien.
Pemantapan kemitraan dan kerjasama lintas sektoral dalam
penyelenggaraan upaya kesehatan masyarakat.
Pengutamaan kelompok sasaran rentan keluarga miskin dan pengarus-
utamaan gender.
Pengutamaan daerah terpencil, perbatasan dan rawan bencana.
Penyelarasan program dengan perkembangan tantangan dan
komitmen global.
Pemantapan pemberdayaan dan kemandirian keluarga komunitas dan
masyarakat.
Penerapan tehnologi tepat guna, bantuan teknis dan pendampingan.
Pengembangan penelitian untuk dukungan program.
Peningkatan transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan program
kesehatan masyarakat.