84
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dari hasil pengamatan pada nilai ulangan untuk kenaikan kelas 4 ke kelas 5 SD Muhammadiyah 8 tahun ajaran 2008/2009 menunjukkan bahwa pelajaran matematika merupakan pelajaran yang sulit bila dibanding dengan mata pelajaran yang lain, yang hanya mencapai nilai rata-rata kelas 68, oleh sebab itu peneliti beranggapan masih perlu proses dan hasil belajar ditingkatkan. Untuk meningkatkan proses dan hasil belajar terutama melibatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran. Pada buku petunjuk KBM kurikulum SD 2006 dikemukakan bahwa kegiatan pembelajaran matematika diarahkan kepada kegiatan-kegiatan yang mendorong siswa belajar aktif baik secara fisik, sosial, maupun psikis dalam memahami konsep. Oleh karena itu di dalam proses pembelajaran matematika hendaknya 1

ampun furqany

Embed Size (px)

DESCRIPTION

contoh penelitian tindakan kelas yang aku buat pada zaman kuliah

Citation preview

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dari hasil pengamatan pada nilai ulangan untuk kenaikan kelas 4 ke

kelas 5 SD Muhammadiyah 8 tahun ajaran 2008/2009 menunjukkan bahwa

pelajaran matematika merupakan pelajaran yang sulit bila dibanding dengan

mata pelajaran yang lain, yang hanya mencapai nilai rata-rata kelas 68, oleh

sebab itu peneliti beranggapan masih perlu proses dan hasil belajar

ditingkatkan. Untuk meningkatkan proses dan hasil belajar terutama

melibatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran.

Pada buku petunjuk KBM kurikulum SD 2006 dikemukakan bahwa

kegiatan pembelajaran matematika diarahkan kepada kegiatan-kegiatan yang

mendorong siswa belajar aktif baik secara fisik, sosial, maupun psikis dalam

memahami konsep. Oleh karena itu di dalam proses pembelajaran matematika

hendaknya guru menggunakan teknik yang membuat siswa banyak

beraktifitas.

Hasil belajar matematika menurut peneliti dapat ditingkatkan dengan

pengelolaan pembelajaran yang baik dan lebih banyak melibatkan siswa dalam

proses pembelajarannya, seperti prinsip-prinsip yang terdapat dalam

Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan.

Dengan banyaknya beraktifitas yang dilakukan diharapkan pembelajaran

dapat menimbulkan rasa senang dan antusias siswa dalam belajar. Dengan

1

demikian pemahaman konsep matematika semakin baik dan hasil belajarnya

pun makin meningkat.

Penelitian ini menjadi sangat penting dilakukan karena peneliti ingin

mencoba menerapkan teknik “Group Investigation” dalam pengelolaan proses

pembelajaran agar konsep PAKEM dapat dilaksanakan dan diharapkan hasil

belajar siswa juga dapat meningkat.

B. Perumusan Masalah

1. “Apakah dengan menggunakan teknik group investigation aktivitas guru

dalam memfasilitasi proses belajar matematika kelas V semester 2 SD

Muhammadiyah 8 dapat meningkat” ?

2. “Apakah dengan menggunakan teknik group investigation aktifitas siswa

dalam proses belajar matematika Kelas V Semester 2 SD Muhammadiyah

8 dapat meningkat” ?

3. “Apakah dengan menggunakan teknik group investigation kinerja siswa

dalam proses belajar matematika Kelas V Semester 2 SD Muhammadiyah

8 dapat meningkat” ?

4. “Apakah dengan menggunakan teknik group investigation hasil belajar

siswa dalam proses belajar matematika Kelas V Semester 2 SD

Muhammadiyah 8 dapat meningkat” ?

2

C. Tujuan Penelitian

1. Meningkatkan aktivitas guru dalam memfasilitasi proses belajar

matematika melalui teknik group investigation.

2. Meningkatkan aktivitas siswa dalam proses belajar matematika melalui

teknik group investigation.

3. Meningkatkan kinerja siswa dalam proses belajar matematika melaui

teknik group investigation.

4. Meningkatkan hasil belajar matematika siswa melaui teknik group

investigation.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat teoritis :

1. Mendapatkan teori baru tentang hasil belajar matematika yang dapat

ditingkatkan melalui teknik group investigation dalam pembelajaran.

2. Sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya, melalui teknik pembelajaran

yang lain.

Manfaat Praktis :

1. Manfaat bagi siswa : Pembelajaran menyenangkan, aktivitas belajar

meningkat, dan hasil belajar juga meningkat.

2. Manfaat bagi guru : Hasil penelitian ini dapat digunakan guru matematika

lain untuk pembelajaran matematika.

3

3. Manfaat bagi sekolah : sekolah dapat membuat kebijakan dan mendorong

guru-guru lain untuk difasilitasi melakukan penelitian tindakan guna

mencapai prestasi sekolah yang optimal.

4

BAB II

KAJIAN TEORI DAN PUSTAKA

A. Hakekat Belajar

Belajar dapat diartikan sebagai upaya perubahan tingkah laku pada diri

individu berkat adanya interaksi antar individu dengan lingkungannya

sehingga mereka lebih mampu berinteraksi dengan lingkungannya. Sesuatu

yang dimaksud adalah objek atau materi atau informasi yang dipelajari.

Salah satu prinsip dalam mengaktifkan siswa dalam belajar adalah

“menemukan”. Prinsip yang dimaksud adalah guru sebenarnya tak perlu

menjejalkan seluruh informasi kepada siswa. Berilah kesempatan pada mereka

untuk mencari dan menemukan informasi tersebut. Informasi yang

disampaikan guru hendaknya yang bersifat mendasar dan memancing siswa

untuk menggali informasi selanjutnya, sehingga suasana kelas tidak

membosankan bahkan sebaliknya akan menjadi bergairah.

Menurut Universitas Malang (2000:43), hakikat belajar atau learning

adalah bagaimana mengarahkan para siswa memperoleh informasi, ide,

keterampilan, nilai, cara berfikir, sarana untuk mengekspresikan dirinya dan

cara-cara bagaimana belajar. Dengan demikian fungsi guru disini adalah

menanamkan aktivitas siswa agar memiliki keterampilan untuk terbiasa

menemukan sumber informasi secara mandiri atau kelompok.

5

B. Hasil Belajar

Berbagai hasil penelitian menunjukkan, bahwa hasil belajar mempunyai

korelasi positif dengan kebiasaan belajar. Kebiasaan merupakan cara bertindak

yang diperoleh melalui belajar secara berulangan-ulang, yang pada akhirnya

menjadi menetap dan bersifat otomatis. Perbuatan kebiasaan tidak

memerlukan konsentrasi perhatian dan pikiran dalam melakukannya.

Kebiasaan dapat berjalan terus, sementara individu memikirkan atau

memperhatikan hal-hal lain.

Kebiasaan belajar dapat diartikan sebagai cara atau teknik yang menetap

pada diri siswa pada waktu menerima pelajaran, membaca buku, mengerjakan

tugas, dan pengaturan waktu untuk menyelesaikan kegiatan. Kebiasaan belajar

dibagi ke dalam dua bagian, yaitu Delay Avoidance (DA), dan Work Methods

(WM). DA menunjuk pada ketetapan waktu penyelesaian tugas-tugas

akademis, menghindarkan diri dari hal-hal yang memungkinkan tertundanya

penyelesaian tugas, dan menghilangkan rangsangan yang akan mengganggu

konsentrasi belajar. Sedangkan WM menunjukkan kepada pengguna cara

(prosedur) belajar yang efesien dalam mengerjakan akademik dan

keterampilan belajar.

Kebiasaan belajar cenderung menguasai perilaku siswa pada setiap kali

mereka melakukan kegiatan belajar, sebabnya ialah karena kebiasaan

mengandung motivasi yang kuat. Pda umumnya setiap orang bertindak

berdasarkan force of habit sekalipun ia tahu, bahwa ada cara lain yang

6

mungkin lebih menguntungkan. Hal itu disebabkan kebiasaan sebagai cara

yang mudah dan tidak memerlukan konsentrasi dan perhatian yang besar.

Rustiyah (2001:21) sesuai dengan Law of effect dalam belajar, perbuatan

yang menimbulkan kesenangan cenderung untuk diulang. Oleh karena itu

tindakkan kebiasaan bersifat mengukuhkan (reinforching).

Sumadi Suryabrata (1990:35) mengatakan hasil belajar yang efesien dalah

dengan usaha yang sekecil-kecil memberikan hasil yang sebesar-besarnya bagi

perkembangan individu yang belajar. Mengenai cara belajar yang efesien,

belum menjamin keberhasilan dalam belajar. Yang paling penting siswa

mempraktikkannya dalam belajar sehari-hari, sehingga lama-kelamaan

menjadi kebiasaan, baik di dalam maupun diluar kelas.

Gagne (1985) dan Bandura (1986) (dalam Bambang (2004:117)

mengatakan bahwa hasil belajar siswa (the out come of learning) yang berupa

perkembangan kemampuan dan keterampilan siswa akan ditentukan oleh hasil

interaksi anatara kondisi internal belajar (internal conditions of learning) siswa

yang berupa kondisi dan proses kognitif (the larner’s internal states and

coqnitive processe) dengan kondisi eksternal belajar (external conditions of

learning) yang berupa stimulus lingkungan (stimuli from the environment).

Prestasi belajar rendah akan dapat ditingkatkan apabila proses belajar yang

dilakukan guru mampu meningkatkan motivasi, kemauan, daya serap dan

tingkat konsentrasi siswa. Ini akan terjadi apabila dalam proses belajar siswa

memperoleh pengetahuan secara bertahap sebagaimana halnya model stuktur

pengetahuan itu terbentuk, yaitu mulai dari fakta, konsep dan akhirnya ke

7

generalisasi dan atau teori (Savege and Amstrong, 1996; Numan Sumantri,

2001:132). Dengan cara ini memungkinkan siswa belajar dengan lebih mudah

dan bermakna karena ia akan belajar mulai demikian melaui pendekatan

cooperative learning dengan teknik group investigation ini para siswa akan

mengalami proses belajar dari melihat fakta, mengamati fakta, mengumpulkan

fakta, menganalisa fakta, mengkonstruksi fakta menjadi konsep.

Paradigma baru pendidikan lebih menekankan pada peserta didik sebagai

manusia yang memiliki potensi untuk belajar dan berkembang. Siswa harus

aktif dalam pencarian dan pengembangan pengetahuan. Kebenaran ilmu tidak

terbatas pada apa yang disampaikan oleh guru. Guru harus mengubah

perannya, tidak lagi sebagai pemegang otoritas tertinggi keilmuan dan

indoktriner, tetapi menjadi fasilitator yang membimbing siswa ke arah

pembentukan pengetahuan oleh diri mereka sendiri. Melalui paradigma baru

tersebut diharapkan di kelas siswa aktif dalam belajar, aktif berdiskusi, berani

menyampaikan gagasan dan menerima gagasan dari orang lain, dan memiliki

kepercayaan diri yang tinggi (Zamroni, 2000:24).

C. Pendekatan Kooperatif Learning

Pendekatan Cooperatif Learning dipandang sebagai salah satu strategi

belajar mengajar, Ialah suatu pendekatan yang dilakukan guru untuk

mengapresiasikan materi pembelajaran untuk kegiatan belajar mengajar,

dengan sasaran dimana siswa di dalam kelas diarahkan untuk belajar dalam

suatu kelompok atau dibagi menjadi beberapa kelompok. Mereka bekerja

8

bersama dalam memecahkan masalah, atau melaksanakan tugas tertentu, dan

berusaha mencapai tujuan pengajaran yang telah ditentukan pula oleh guru.

Syaiful Bahri (2002:63) memberikan pengertian kerja kelompok sebagai

kegiatan sekelompok siswa yang biasanya berjumlah kecil, yang diorganisir

untuk kepentingan belajar. Keberhasilan kerja kelompok ini menuntut

kegiatan belajar yang kooperatif dari beberapa individu tersebut. Pendekatan

ini digunakan dengan tujuan agar siswa mampu dan menjadi kebiasaan belajar

bersama dan dengan teman yang lain. Untuk pendekatan Cooperative

Learning ini penulis memilih teknik dalam pembelajaran adalah teknik group

investigation.

D. Teknik “Group Investigation”

Teknik “Group Investigation” di kemukakan oleh Sharan, 1992. (dalam Diyah

Sri Wilujeng (2004)).

langkah-langkah yang ditempuh dalam teknik adalah :

a. Guru menyampaikan tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran.

b. Guru menyampaikan isi materi pembelajaran.

c. Siswa mencerna dan berfikir tentang materi yang disampaikan guru.

d. Siswa mencerna dan berfikir tentang materi yang disampaikan guru.

e. Siswa diminta berkelompok secara heterogen.

f. Guru menjelaskan tugas kelompok.

g. Guru memanggil ketua kelompok untuk menerima materi/tugas yang

berbeda.

9

h. Masing-masing kelompok membahas tugas secara kooperatif.

i. Selesai berdiskusi ketua menyampaikan hasil kerja kelompok.

j. Guru membimbing siswa membuat kesimpulan.

k. Penilaian.

E. Kerangka Berfikir Penelitian

1. Kondisi awal

Guru kurang memfasilitasi aktivitas siswa dalam pembelajaran

Matematika. Sebagian siswa masih pasif dalam menerima pembelajaran

matematika. Kinerja siswa kurang memuaskan ndalam pembelajaran

Matematika. Hail belajar siswa perlu ditingkatkan.

2. Tindakkan

Menerapkan pembelajaran matematika dengan Teknik “Group

Investigation” yang akan dilaksanakan dalam 2 (dua) siklus.

3. Kondisi Akhir

Yang diharapkan dalam penelitian ini adalah adanya peningkatan dalam

aktivitas guru dalam memfasilitasi proses pembelajaran, aktivitas siswa

dalam mengikuti proses pembelajaran, dan kinerja siswa dalam

menerapkan teknik “Group Investigation” serta hasil belajar dalam belajar

matematika.

10

Digambarkan dalam skema adalah sebagai berikut :

F. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kerangka teori di atas, maka hipotesis pada penelitian ini

adalah jika pembelajaran menggunakan pendekatan Cooperative Learning

dengan teknik group investigation, maka aktivitas pelayanan guru dalam

Pembelajaran, aktivitas belajar siswa, kinerja siswa dan hasil belajar siswa

pada mata pelajaran matematika meningkat.

11

Kondisi awal

Tindakan

Guru : Kurang memfasilitasi aktivitas siswa dalam PBM

Menggunakan pendekatan Cooperative Learning dengan Group Investigation

Kondisi Akhir

Peningkatan pada Aktivitas pelayanan guru, aktivitas siswa, kinerja siswa dan hasil belajar meningkat

Siswa pasif belajar, kinerja rendah, dan hasil belajar belum memuaskan

Siklus I

Siklus II

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN

A. Setting Penelitian

1. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan Januari s.d bulan juni semester 2 tahun

pelajaran 2009/2010, dengan alasan kegiatan belajar mengajar baru mulai

dan tidak mengganggu kesibukan sekolah.

2. Tempat Penelitian

Penelitian tindakan ini dilakukan di SD Muhammadiyah 8 Kelas V

Semester 2 tahun pelajaran 2009/2010. Pihak sekolah menyambut dengan

baik dengan adanya penelitian ini, dan berkolaborasi dengan guru sejenis

dan kepala sekolah.

B. Subjek Penelitian

Subyek penelitian tindakkan ini adalah siswa kelas V pada SD

Muhammadiyah 8 berjumlah 39 orang, masing-masing terdiri 19 orang siswa

laki-laki, dan 20 orang siswa perempuan.

C. Sumber Data

Sumber data adalah siswa dan guru.

12

D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data

1. Teknik Pengumpulan Data

a) Tes

b) Observasi (aktivitas guru, aktivitas siswa, dan kinerja siswa)

c) Dokumen

2. Alat Pengumpulan Data

a) Butir Soal tes

b) Lembar observasi

c) Buku nilai

E. Validasi Data

1. Intrumen tes terhadap hasil belajar (nilai tes)

2. Intrumen observasi terhadap proses pembelajaran

F. Analisis Data

1. Menggunakan analisis deskriptif

2. Hasil belajar dianalisis dengan analisis deskriptif komparatif yaitu

membandingkan nilai tes antar siklus maupun dengan indikator kinerja.

3. Observasi maupun wawancara dengan analisis deskriptif berdasarkan hasil

observasi dan refleksi.

13

G. Indikator Kinerja

Kondisi akhir yang diharapkan dari penelitian tindakkan ini adalah

meningkatnya aktivitas guru dalam memfasilitasi pembelajaran dan

meningkatnya aktivitas kegiatan siswa serta meningkatnya kinerja siswa

dalam kegiatan teknik “group investigation” serta meningkatnya rata-rata nilai

ulangan harian yang diinginkan adalah 75.

H. Prosedur Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan

kaji tindak latar kelas atau classroom action research yang dikembangkan oleh

Kemmis dan Mc. Taggart (1993) yaitu melalui siklus (Plan, Act, Observe, dan

Reflect).

Plan

Reflective

Action/Observation

Revised Plan

Reflective

Action/Observation

Revised Plan

Reflective

Action/Observation

Spiral Penelitian Tindakkan Kelas

(Adaptasi Hopkin, 1993 dalam Widya Tama, 2005)

14

Merujuk pada metode di atas maka Penelitian Tindakkan Kelas (PTK) ini

telah dilaksanakan dalam 2 siklus dan dilakukan mulai minggu ke-2 bulan

Maret sampai minggu ke-3 tahun 2010. Peneliti bertindak sebagai pelaku

tindakan. Siklus 1 dengan materi pembelajaran “menggunakan rumus luas

lingkaran”, Siklus 2 “luas permukaan bangun ruang (tabung)”.

Pada setiap langkah dalam siklus terdiri dari tahapan persiapan,

pelaksanaan tindakan, Observasi, dan refleksi. Data diolah dan dibahas secara

kuantitatif dan kualitatif untuk mendeskripsikan dan memakai pembelajaran

yang berorientasi pada pendekatan Cooperative Learning dengan teknik Group

Investigation.

Pada saat melaksanakan tindakan, peneliti dibantu oleh dua orang

kolaborator yaitu Kepala Sekolah dan Dra. Rehanatul Jannah (Guru Kelas).

1. Tahap-tahap Penelitian Tindakan Kelas

1. Tahap Persiapan

a. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan

berpedoman pada kurikulum 2006 dan kegiatan inti yang

berorientasi pada pendekatan cooperative learning denga teknik

group investigation. Aktivitas yang akan terlaksana meliputi;

aktivitas guru dalam memfasilitasi pembelajaran, aktivitas siswa

dalam pembelajaran, kinerja siswa dalam pembelajaran.

b. Menyusun intrumen observasi aktivitas guru, aktivitas siswa, serta

kinerja siswa dalam pembelajaran secara terstruktur dan tertutup.

15

c. Menyusun instrumen tugas mandiri setiap akhir satuan

pembelajaran.

d. Menyiapkan pedoman respon siswa yang diberikan setiap selesai

proses belajar mengajar dan diberikan secara acak kepada 2 orang

siswa dari 39 siswa.

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan yang telah dilakukan meliputi :

a. Pembukaan.

b. Kegiatan Inti.

c. Penutup.

Bagian pembukaan mencakup: Pra KBM, menyiapkan alat

peraga/media, mengucapkan salam, mengabsen siswa, menyampaikan

appersepsi dan menyampaikan tujuan yang akan dicapai.

Bagian inti mencakup: Menggali pengetahuan awal siswa melalui

pertanyaan-pertanyaan seputar materi yang disampaikan, membentuk

kelompok secara heterogen, menjelaskan tugas kelompok, memberikan

arahan bagaimana cara mengerjakan masalah, memanggil ketua

kelompok untuk menerima tugas/materi yanbg berbeda, masing-

masing kelompok membahas tugas secara kooperatif, guru/peneliti

mengawasi proses kerja kelompok, membimbing siswa yang keliru

dalam mengerjakan permasalahan, memanggil 2 kelompok untuk

melaporkan hasil kerjanya, memandu diskusi kelas dan membahas

kesimpulan dengan berorientasi pada membangun konstruksi konsep

16

yang utuh dan benar secara ilmiah, memberi kesempatan kepada siswa

untuk mengemukakan gagasan, pertanyaan atau pertanyaan yang

relevan dengan konsep yang dipelajari, memandu siswa untuk

mengaplikasikan konsep yang baru dipelajari pada situasi baru yang

ditemui dalam kehidupan sehari-hari.

Bagian Penutup mencakup: Membimbing siswa untuk membuat

kesimpulan dari konsep yang telah dipelajari, memberi kesempatan

pada siswa untuk merefleksikan proses pembelajaran, serta

mengadakan evaluasi (dalam bentuk tugas mandiri), mengumumkan

jawaban yang benar dari soal evaluasi.

3. Tahap Observasi :

Dilakukan dalam upaya pengumpulan data yang dilakukan

bersamaan dengan proses pembelajaran oleh pelaku tindakan (peneliti

dan observerasi). metode observasi menggunakan desain observasi

terstruktur dan tertutup,meliputi: aktivitas guru terhadap

keterlaksanaan dalam mengembangkan PBM, dan aktivitas siswa

dalam pembelajaran dan hasil tes belajarnya, serta kinerja siswa.

4. Tahap Analisis dan Refleksi:

Dilakukan setelah data terkumpul, baik data kuantitatif maupun

data kualitatif, yang diperoleh dengan jalan mendeskripsikan,

menggambarkan, dan memaknai data. Prosedur analisisnya meliputi:

reduksi data; tabulasi data; penafsiran data; serta penarikan

kesimpulan. Pelaksanaan refleksi dilakukan oleh pelaku tindakan,

17

observer, kepala sekolah dan siswa secara bersama-sama. Hasil

refleksi dibuat sebagai bahan/pedoman untuk persiapan pelaksanaan

pembelajaran berikutnya.

5. Tahap Perencanaan Ulang (Re-plen)

Dilakukan setelah diperoleh hasil refleksi, dan dilaksanakan guna

penyusunan rencana pelajaran untuk diimplementasikan pada

pembelajaran siklus berikutnya.

18

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Analisis, Deskripsi dan Rekomendasi

1. Analisis dan Deskripsi Siklus 1

TABEL 1.1

AKTIVITAS GURU TERHADAP KETERLAKSANAAN PBM

No Aspek yang di observasiSiklus/skor observasi

Ke-11 Appersepsi guru relevan dengan materi yang dikembangkan

dalam pembelajaran.4

2 Guru berusaha memanfaatkan pengetahuan awal siswa dalam mengembangkan pembelajaran

3

3 Guru menguasai materi pembelajaran dan dapat menggunakan alat / media pembelajaran dengan baik

3

4 Alat / media yang digunakan sudah memadai, dan dapat digunakan untuk melaksanakan pembelajaran dengan baik.

4

5 Guru banyak mengajukan pertanyaan arahan dan selalu menanggapi jawaban siswa dengan baik.

4

6 Guru memberi kesempatan untuk bertanya dan mengemukakan gagasan secara demokratis.

4

7 Guru nampak senang dan antusias dalam melaksanakan PBM sesuai dengan skenario rencana pelaksanaan pembelajaran.

4

8 Guru membentuk kelompok investigasi secara heterogen. 49 Guru memanggil ketua kelompok untuk menerima materi /

tugas yang berbeda.4

10 Guru menjelaskan tugas kelompok. 311 Guru membimbing kelompok dalam melaksanakan tugasnya. 412 Guru berusaha melakukan evaluasi formatif baik dalam

bentuk lisan maupun tertulis selama PBM berlangsung.4

13 Guru memberikan penguatan dan berusaha menyempurnakan seluruh kesimpulan yang diperoleh siswa.

4

14 Guru melaksanakan tes formatif secara tertulis. 315 Guru menutup pelajaran dengan kesimpulan dan evaluasi. 4

Rata-rata perolehan skor 3,73Persentasi (%) 93,33

19

Dari hasil observasi gur dalam keterlaksanaan pembelajaran dapat

disimpulkan bahwa :

1. Sebelum memulai pelajaran, guru/peneliti

mengadakan appersepsi dengan menanyakan bagian-bagian yang harus

diketahui dalam sebuah lingkaran, seperti : jari-jari (r), dan garis

tengah atau diameter (d).

2. Dari pengetahuan awal siswa tentang lingkaran ini

guru/peneliti kemudian meminta kepada salah seorang siswa untuk

menyebutkan kembali rumus untuk mencari luas lingkaran yang sudah

dipelajari pada pokok bahasan terdahulu, yaitu: “Mengenal Rumus

Luas Lingkaran”, kemudian guru juga menanyakan pada siswa “apa

yang dimaksud dengan phi (π) atau bilangan tetap.

3. Setelah menggali pengetahuan dasar siswa tentang

lingkaran, kemudian guru menyampaikan materi tentang

“menggunakan rumus luas lingkaran” alat bantu yang digunakan oleh

guru/peneliti adalah : sebuah lingkaran yang terbuat dari karton dengan

warna yang menarik, dan bangun datar gabungan setengah lingkaran

dengan persegi panjang (terlampir pada foto kegiatan), alat bantu

sudah sesuai materi. Dalam penyampaian materi guru/peneliti lebih

banyak melibatkan siswa, baik dalam penggunaan alat peraga,

menuliskan rumus luas lingkaran di papan tulis, maupun menghitung

angka-angka sesuai dengan rumus. Bila yang diberi tugas kedepan

kelas telah selesai melaksanakan tugasnya, guru/peneliti meminta

20

kepada siswa lain untuk menanggapi pekerjaan temannya, dan

guru/peneliti tidak pernah lupa memberikan pujian pada siswa yang

telah selesai melaksanakan tugas dengan benar.

4. Guru/peneliti cukup menguasai materi, tapi untuk

lebih baiknya perlu di perbanyak contoh soal yag harus dikerjakan

siswa didepan kelas.

5. Setiap penyiapan sub materi, guru/peneliti selalu

memberi kesempatan bertanya pada siswa, jadi kesempatan bertanya

tidak hanya diberikan diakhir pelajaran.

6. Dalam mengajar, guru/peneliti sangat antusias dan

dapat menjalin hubungan emosi yang baik dengan siswa.

7. Dalam pembentukan kelompok, guru/peneliti

membagi siswa secara heterogen. Setiap kelompok (4 orang) terdiri

dari siswa yang cerdas, sedang dan dibawah sedang atau lamban.

Untuk menghemat waktu pada proses pembentukan kelompok dalam

PBM, maka anggota kelompok ditentukan hari sebelumnya, sehingga

untuk pembentukan kelompok dalam PBM diperlukan waktu hanya ±

5 menit.

8. Setelah kelompok terbentuk, guru memanggil ketua

kelompok untuk menerima tugas yang berbeda untuk setiap kelompok.

9. Setelah ketua kelompok kembali kekelompok

masing-masing guru menjelaskan atau memberi arahan bagaimana cara

mengerjakan tugas kelompok.

21

Waktu guru memberi arahan, kelas masih terlihat ramai, hal ini

mungkin karena antara kelompok serta dengan kelompok yang lain

saling membanding tugas (ingin tahu bagaimana tugas kelompok lain).

Peneliti mengakui, memang untuk siklus ini agak sulit menguasai kelas

denga jumlah siswa 39 orang dengan menggunakan teknik baru ini.

10. Sewaktu kelompok bekerja, guru/peneliti selalu

mendekati dan memberi bimbingan bagi kelompok yang masih

dianggap memerlukan bimbingan, disamping itu juga sambil

melaksanakan penilaian proses untuk aspek-aspek afektif dan

psikomotor.

11. Waktu pelaporan hasil tugas kelompok, wakil

kelompok diminta menuliskan jawaban kelompoknya dipapan tulis

berserta proses penemuan jawaban tersebut, sedangkan kelompok lain

diminta untuk menanggapi dengan menggunakan teknik ini siswa

harus selalu menghitung, karena soal tiap kelompok berbeda (tidak

sama).

12. Tes formatif yang dilaksanakan sudah sesuai dengan

materi, namun untuk soal gabungan setengah lingkaran dengan persegi

panjang tergolong sulit bila diberikan pada tahap pertama kalinya

siswa belajar menggunakan rumus luas lingkaran, seharusnya

guru/peneliti memantapkan dulu penguasaan siswa terhadap

penggunaan rumus luas lingkaran, baru diberikan soal luas gabungan

luas lingkaran dengan bangun yang lainnya.

22

13. Pelajaran ditutup dengan membimbing siswa untuk

membuat kesimpulan materi, kesimpulan yang dibuat oleh siswa

disempurnakan oleh guru, kemudian dilanjutkan dengan pemberian

tugas untuk dikerjakan di rumah (PR) yang berhubungan materi

pelajaran hari ini.

2. Hal yang perlu direkomendasikan untuk siklus II

a. Mempertahankan sikap positif yang telah ada.

b. Pengarahan tugas kelompok lebih di pertegas.

c. Mantapkan penguasaan dasar anak terhadap suatu materi sebelum

melanjutkan pada materi berikutnya.

d. Soal tes formatif dibuat lebih sederhana.

TABEL 2.1

AKTIVITAS SISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN

No Aspek yang di obervasiSiklus/persentasi

Ke-1 %1 Siswa mengelompok secara heterogen 3 752 Siswa mendengarkan tugas kelompok 3 753 Ketua kelompok menerima tugas yang berbeda 4 1004 Masing-masing kelompok mebahas tugas secara kooperatif 3 755 Wakil kelompok menyampaikan hasil kerja kelompok 4 1006 Siswa ikut meyimpulan materi 4 1007 Siswa mengerjakan soal evaluasi 4 100

Rata-rata dalam (%) 89,2(modifikasi dari Sa’adah Ridwan ; 2004 ; 95 dalam Triadik)

3. Deskripsi Hasil Obervasi Aktivitaqs Siswa Dalam Proses

Pembelajaran

23

Dilihat dari data skor hasil evaluasi kinerja siswa dapat

disimpulkan bahwa :

a. Siswa mengelompok secara heterogen sesuai dengan permintaan guru,

memindahkan tempat duduk dan meja berjalan lancar, hanya saja

keliahatannya anak wanita enggan duduk dengan anak laki-laki, ini

menjadikan kelas agak ramai, kemudian guru meminta mereka segera

duduk pada temat yang telah tersedia, mereka pun duduk.

b. Setelah kelompok terbentuk para siswa mendengarkan tugas kelompok

dari guru dalam situasi yang masih kurang tenang, karena siswi enggan

/ takut dekat anak laki-laki. Kelihatannya mereka terpaksa duduk dekat

anak laki-laki, sehingga terlihat ada beberapa orang siswa yang kurang

memperhatikan arahan guru tentang tugas kelompok.

c. Waktu guru memanggil ketua kelompok untuk menerima tugas

kelompok kedepan kelas, dengan tertib mereka maju satu per satu.

d. Kemudian tiap kelompok bekerja sama membahas / mengerjakan tugas

kelompok, tapi ada terlihat beberapa kelompok yang didominasi anak

yang cerdas sebagai ketua kelompok. Hal ini mungkin ketua kelompok

tidak percaya dengan kemampuan teman sekelompoknya dan takut

kalau waktu kerja habis dan soal belum terjawab.

e. Setelah waktu untuk bekerja kelompok selesai, dilanjutkan dengan

pelaporan hasil kerja kelompok. Dalam pelaporan, wakil-wakil

kelompok yang maju kedepan kelas dapat melaporkan hasil tugas

kelompoknya dengan baik dan dapat dipahami oleh kelompok lain.

24

f. Pelaporan hasil kerja kelompok telah selesai, para siswa aktif

membantu kesimpulan materi dengan bimbingan guru, kemudian salh

seorang siswa diminta untuk menuliskan kesimpulan materi yang telah

disempurnakan di papan tulis.

g. Dalam mengerjakan soal-soal evaluasi/tes formatif, seluruh siswa

mengerjakan dengan tertib.

Tabel 3.1

Data Kinerja Siswa

No PasanganSiklus Pembelajaran/Aspek yang diukur

Silus IA B C D E Σ

1 I 3 2 2 2 2 112 II 3 2 2 3 3 133 III 3 3 3 3 3 144 IV 3 3 3 3 3 155 V 3 3 3 3 3 156 VI 3 2 2 3 3 137 VII 3 3 3 3 3 158 VIII 3 2 2 2 3 129 IX 3 2 2 2 3 1210 X 3 2 2 3 3 1311 XI 3 2 2 3 2 12

Rata-rata / skor max 13,18 / 15Persentase (%) ketercapaian aspek psikomotor dan apektif 87,87

(modifikasi dari Sa’adah Ridwan ; 2004 ; 95 dalam Triadik)

4. Deskripsi Hasil Observasi Kinerja Siswa

Dari hasil observasi kinerja siswa dalam proses kerja kelompok

dapat disimpulkan bahwa:

a. Siswa kelas V yang terdiri dari 39 siswa (11 kelompok) seluruhnya

terlihat senang dan sungguh-sungguh dalam menerima tugas, mungkin

25

kartu tugas yang berbentuk lingkaran dengan warna yang menarik juga

merupakan salah satu penyebab siswa senang menerima tugas

kelompok.

b. Dalam mengerjakan tugas 3 kelompok terlihat dengan

kesungguhan maksiksimal, sedang 9 kelompok lainnya masih ada

anggotanya yang terlihat agak kurang serius. Hal ini mungkin mereka

merasakan soalnya agak sulit dan merasa bahwa ada saja teman yang

bisa di andalkan dalam menjawab soal / tugas kelompok, tapi setelah

diingatkan dan diarahkan kembali oleh guru, semua anggota kelompok

ikut berpartisipasi.

c. Kekompakkan kelompok dalam mengerjakan tugas dapat dilihat

ada 4 kelompok yang kekompakannya maksimal, sedangkan yang

lainnya (7 kelompok) masih ada anggota kelompok yang kurang

berpartisipasi (khususnya bagi siswa yang memiliki dibawah

kemampuan sedang).

d. Tugas kelompok dikerjakan / diselesaikan dengan tuntas oleh 8

kelompok, sedangkan 3 kelompok lainnya pekerjaan kelompoknya

belum selesai sampai waktu habis untuk bekerja. Ini disebabkan ke 3

kelompok ini dalam menghitung luas lingkaran phi (π) dikali dengan

diameter, tapi setelah bimbingan oleh guru, baru mereka mengulang

hasil pekerjaan kelompoknya, tapi waktu untuk kerja kelompok sudah

habis sebelum mereka selesai menjawab soal.

26

e. Sewaktu pelaporan hasil kerja kelompok, sebelum guru menunjuk

kelompok yang harus melaporkan kedepan kelas, guru terlebih dahulu

menawarkan “siapa yang bersedia untuk mempresentasikan hasil tugas

kelompoknya?” 9 kelompok mengacungkan tangan kecuali kelompok

1 dan kelompok 11, kemudian guru meminta kepada kelompok 1

untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya dan disusul oleh

kelompok 11.

Tabel 4.1

Data aspek Kognitif (Nilai tes untuk siklus 1 pembelajaran)

NO NAMA SISWAPemebelajaran Siklus I

Skor Persen1 Annas Riyannur Halim 85 852 Anisa Nur Rasyidah 65 653 Ade Pramana Putra 85 854 Daris Adary 65 655 Gt. Deviana Vania 95 956 Ika Pratiwi Wulan Dari 60 607 M. Arief Wicaksono 50 508 M. Ridho Oktayasya 75 759 M. Dharmawan 75 7510 M. Hafidz Hambali 50 5011 M. Fajrin Amrullah 75 7512 Nor Siti Hartati 55 5513 Nur Rizky Rahmatillah 70 7014 Rezka Karina Ramadhani 60 6015 Sicilia Erma Sari 85 8516 Salsabila Oktavianca 55 5517 Amalia Nur Rahma 65 6518 Arifah Sharfina 60 6019 Alya Syahrida 55 5520 Ananda Maira Ashelia 70 7021 Devi Anastasia Budiawati 65 65

27

22 Dina Qomariah 80 8023 Farah Diba 75 7524 Faisal 60 6025 Ibnu Muhammad Rizky 75 7526 Imania Febrianti 95 9527 Muhammad Naufal 65 6528 Maulida Rahmi 80 8029 Muhammad Syah Alam 50 5030 Muhammad Dicky Aryoga. P 75 7531 Muhammad Ruzainoor 65 6532 Muhammad Iqbal Dio Indra 85 8533 Dimas Maulana Ali Al Qori 65 6534 Putri Lidyana Kartini 70 7035 Anugerah Danieldy Anwar 100 10036 Aldi Pradana 75 7537 Rahma Rara Reswari 95 9538 Ainaya Agriani 85 8539 Abi Zard Shafwan Sulaiman 95 95

Rata-rata Kelas 70,2Rata-rata dalam Persen 70,2

5. Deskripsi Hasil Evaluasi Data Hasil Aspek Kognitif (Nilai Tes)

Dari hasil nilai tes formatif dapat disimpulkan bahwa :

a. Yang memperoleh nilai kurang dari ≤ 60 ada 10 orang.

b. Yang memperoleh nilai 65 : 6 orang

c. Yang memperoleh nilai 70 : 3 orang

d. Yang memperoleh nilai 75 : 7 orang

e. Yang memperoleh nilai 80 : 2 orang

f. Yang memperoleh nilai 85 : 5 orang

g. Yang memperoleh nilai 95 : 4 orang

h. Yang memperoleh nilai 100 : 1 orang

Jumlah siswa yang hadir pada hari itu 39 orang, dengan nilai rata-rata

kelas 70,2.

28

Walau nilai rata-rata kelas sudah mencapai indikator kinerja (7,00),

tapi guru / peneliti belum puas, karena 10 dari 39 siswa masih memperoleh

nilai dibawah 60.

Peneliti mencari apa yang menjadi penyebabnya, peneliti membuat

kesimpulan sementara bahwa :

1. Belum mantapnya penguasaan mereka tentang konsep dasar

lingkaran (belum terampil membedakan antara jari-jari dan diameter).

2. Masih kurang mahir memasukkan angka kedalam rumus.

3. Kurang telitinya dalam penulisan angka-angka.

4. Diantara siswa tersebut ada yang memiliki kemampuan dasar

berhitung sangat minum, hal ini dilihat dari hasil pekerjaan mereka

pada kartu tugas mandiri (tes formatif), disamping itu peneliti juga

melihat dari nilai matematika untuk kenaikan kelas dari kelas 4 ke

kelas 5 didalam buku rapotnya.

Disamping meneliti hasil pekerjaan dan latar belakang siswa, peneliti

berserta kolaborator juga menganalisa kembali soal tes formatif dari sini

dapat disimpulkan bahwa soal formatif yang diberikan tergolong sukar

(khususnya bagi siswa yang memiliki tingkat kecerdasan sedang sampai

dibawah sedang). Padahal ini adalah tahap pertama siswa belajar

menggunakan rumus luas lingkaran, seharusnya mantapkan dulu

pengetahuan dasar siswa tentang diameter, jari-jari dan luas lingkaran.

B. Perencanaan untuk Siklus II

29

Dalam pembelajaran matematika dihari lain, guru/peneliti mengulang

penyampaian materi tentang diameter, jari-jari, luas dan keliling lingkaran

secara klasikal.

Guru/peneliti memberikan soal-soal dari yang sangat sederhana sampai

pada yang lebih rumit.

Siswa disuruh maju kedepan kelas untuk mengerjakan soal-soal laitihan

dengan memprioritaskan siswa yang 10 orang (yang memperoleh nilai kurang

dari 60 pada siklus I).

Mereka dibimbing secara pelan-pelan dan menuntut kesabaran yang extra

dari peneliti. Dari tindakan ini peneliti dapat menyimpulkan bahwa 3 diantara

10 orang siswa tadi memang memiliki kemampuan dasar berhitung yang

sangat kurang dan tingkat kecerdasan yang sangat lemah, sedang 7 orang

lainnya bisa saja mengerjakan soal asalkan tidak lepas dari bimbingan

walaupun lamban bila dibanding dengan siswa lain.

Jenis bimbingan yang diberikan peneliti diantaranya adalah :

a. Membedakan jari-jari dan diameter beserta contoh-contoh

angkanya.

b. Memasukan angka kedalam rumus.

c. Membimbing perkalian bilangan-bilangan.

d. Ketelitian dalam penulisan angka-angka.

Tindakan ini dilakukan peneliti karena siklus 2 direncanakan dengan

materi “Luas Permukaan Tabung”, sedang kemampuan dasar yang harus

30

dimiliki siswa untuk materi ini adalah : Luas lingkaran, Keliling lingkaran,

dan luas persegi panjang.

Pada jam pelajaran matematika diberi yang lain guru / peneliti

memantapkan kembali penguasaan sisawa tentang luas dan keliling lingkaran

serta luas persegi panjang.

1. Analisa dan Deskripsi Siklus 2

Tabel 1.2

AKTIVITAS GURU TERHADAP KETERLAKSANAAN PBM

No Aspek yang di ObservasiSiklus/skor Observer

Ke-21 Appersepsi guru relevan dengan materi yang

dikembangkan dalam pembelajaran4

2 Guru berusaha memanfaatkan pengetahuan awal siswa dalam mengembangkan pembelajaran

4

3 Guru menguasai materi pelajaran dan dapat menggunakan alata / media pembelajaran dengan baik

4

4 Alat / media yang digunakan sudah memadai, dan dapat digunakan untuk melaksanakan pembelajaran dengan baik

3

5 Guru banyak mengajukan pertanyaan arahan dan selalu menanggapi jawaban siswa dengan baik

4

6 Guru memberi kesempatan untuk bertanya dan mengemukakan gagasan secara demokratis

4

7 Guru nampak senang dan antusias dalam melaksanakan PBM sesaui dengan skenario rencana pembelajaran

4

31

8 Guru membentuk kelompok investigasi secara heterogen

4

9 Guru memanggil ketua kelompok untuk menerima materi / tugas yang berbeda

4

10 Guru menjelaskan tugas kelompok 411 Guru membimbing kelompok dalam melaksanakan

tugasnya4

12 Guru berusaha melakukan evaluasi formatif baik dalam bentuk lisan maupun tertulis selama PBM berlangsung

4

13 Guru memberikan penguatan dan berusaha menyempurnakan seluruh kesimpulan yang diperoleh siswa

4

14 Guru melaksanakan tes formatif secara tertulis 415 Guru menutup pelajaran kesimpulan dan evaluasi 4

Rata-rata perolehan skor 3,93Persentasi (%) 98,33

Dari hasil observasi guru dalam keterlaksanaan pembelajaran dapat

disimpulkan bahwa:

a. Sebelum memulai pelajaran, guru/peneliti mengadakan appersepsi

dengan menanyakan kemabali pada siswa tentang rumus mencari luas

lingkaran, rumus keliling lingkaran, dan rumus untuk mencari luas

persegi panjang.

b. Guru memperlihatkan model bangun ruang tabung sambil bertanya

jawab tentang benda tersebut, kemudian guru menuliskan judul/materi

pemebelajaran dipapan tulis.

c. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, dan tujuan pelajaran

tersebut sudah sesuai dengan materi.

d. Guru/peneliti meminta kepada salah seorang siswa untuk memengang

alat peraga (tabung) sambil menunjukkan bagian-bagiannya, kemudian

guru menuliskan apa yang disebutkan dan ditunjukkan oleh siswa

bahwa tabung terdiri dari : 2 buah lingkaran dan 1 bidang lengkung

32

(selimut tabung). Guru tidak lupa memberikan pujian pada siswa yang

telah dapat menunjukkan bagian-bagian tabung tadi dengan benar.

e. Guru memperlihatkan pada siswa sebuah jaring-jaring tabung yang

ukurannya sama dengan tabung yang dipegang siswa tadi.

Guru menyuruh siswa untuk mengamati betul-betul jaring-jaring

tabung tersebut.

Sebelum meneruskan penyampaian materi guru menanyakan kembali

pada siswa mana bagian alas dan tutup tabung, mana selimutnya? dan

apa bentuk selimut tabung setelah dibuka? (dari alat peraga ini terdapat

perbedaan paham antara peneliti dengan kolabolator, menurut

kolaborator sebaiknya jaring-jaring tabung lebih dari 1 macam, tapi

menurut peneliti dalam pokok bahasan ”Luas permukaan tabung“ yang

lebih ditekankan adalah bahwa siswa dapat mengetahui bagian-bagian

tabung kemudian dapat menghitung luas permukaan tabung. Jaring-

jaring tabung boleh dituntut lebih dari 1 macam permukaan bila untuk

pokok bahasan “mengenal jaring-jaring tabung”.

f. Dari jawaban-jawaban siswa tentang bagian-bagian tabung, guru

mengajak siswa untuk menuliskan rumus untuk menghitung luas alas

dan tutup tabung, tetapi sampai pada luas selimut tabung anak terlihat

agak bingung, kemudian guru menempelkan kembali jaring-jaring

tabung pada model tabung sambil menanyakan pada siswa “mana

panjang selimut yang berbentuk persegi panjang tadi?”, kemudian

siswa diminta maju untuk menunjukkan.

33

Dari sini siswa mengerti bahwa panjang pada selimut tabung adalah

keliling lingkaran, sedang lebar selimut tabung adalah tinggi tabung.

Guru meminta salah seorang siswa menuliskan/melengkapi rumus

untuk menghitung luas permukaan tabung.

Kemudian guru memberi kesempatan bertanya pada siswa tentang asal

usul rumus luas permukaan tabung.

g. Guru memberikan contoh soal bagaimana cara bagaimana cara

menghitung luas permukaan tabung, beberapa siswa disuruh kedepan

kelas secara bergantian, sedang siswa yang lain diminta untuk ikut

menghitung di dalam buku catatannya masing-masing.

h. Setiap siswa yang telah selesai mengerjakan tugas dipapan tulis, guru

meminta pada siswa lain untuk menanggapi pekerjaan temannya dan

tidak pernah lupa guru memberikan pujian pada siswa yang telah

mengerjakan tugas dengan benar.

i. Dalam mengerjakan guru terlihat sangat antusias dan dapat menjalin

hubungan emosi yang baik dengan siswa. Pembelajaran dilaksanakan

sesuai dengan rencana.

j. Pembentukan kelompok secara heterogen seperti pada siklus I

berjalandengan lancar, guru memberikan penjelasan pada siswa bahwa

mereka semua dalam 1 kelas baik laki-laki atau perempuan adalah

saudara, jadi mereka tidak perlu malu atau enggan duduk satu

kelompok dengan lain jenis, karena ini adalah untuk kemajuan

bersama yang bersifat positif. Guru juga memberi arahan tetang tugas

34

ketua kelompok yang harus membagi tugas pada anggota

kelompoknya. Setelah masing-masing anggota kelompok selesai

bekerja, tugas ketua kelompok adalah mencek kebenaran pekerjaan

anggota kelompoknya.

k. Setelah kelompok terbentuk ketua kelompok untuk menerima tugas

yang berbeda bagi tiap kelompok.

l. Guru memberi arahan bagaimana mengerjakan tugas kelompok setelah

suasana kelas dalam keadaan tenang / tertib.

m. Sewaktu kelompok bekerja, guru selalu mendekati dan memberi

bimbingan bagi kelompok yang masih dianggap memerlukan

bimbingan, disamping itu peneliti juga melaksanakan penilaian proses

untuk aspek efektif dan spikomotor.

n. Waktu pelaporan hasil tugas kelompok, wakil kelompok diminta

menuliskan jawabannya kelompoknya dipapan tulis beserta proses

penemuan hasil jawaban tersebut. Sedangkan kelompok lain diminta

untuk menanggapi.

Semua kelompok (selain kelompok pelapor) terlihat sangat antusias

menghitung untuk menanggapi jawaban kelompok pelapor.

o. Tes formatif yang dilaksanakan sangat sesuai dengan materi dan

mudah dipahami siswa, karena secara umum siswa telah menguasai

konsep dasar materi tentang “Luas permukaan tabung”.

p. Pelajaran ditutup dengan membimbing siswa untuk membuat

kesimpulan materi pembelajaran hari itu, kesimpulan yang dibuat oleh

35

para siswa disempurnakan oleh guru kemudian dilanjutkan dengan

pemberian tugas untuk dikerjakan dirumah (PR) yang berhubungan

dengan materi hari itu.

TABEL 2.2

AKTIVITAS SISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN

No Aspek yang di observasiSilus/persentasiKe-2 %

1 Siswa mengelompok secara heterogen 4 1002 Siswa mendengarkan tugas kelompok 4 1003 Ketua kelompok menerima tugas yang berbeda 4 1004 Masing-masing kelompok membahas tugas secara

kooperatif3 75

5 Wakil kelompok menyampaikan hasil kerja kelompok 4 1006 Siswa menyimpulkan materi 4 1007 Siswa mengerjakan soal evaluasi 4 100

Rata-rata dalam (%) 76,43(modifikasi dari Sa’adah Ridwan ; 2004 ; 95 dalam Triadik)

a. Pembentukan kelompok secara heterogen

berlangsung dengan tertib dan sesuai dengan permintaan guru.

b. Setelah kelompok terbentuk siswa duduk dengan

tenang bersama anggota kelompoknya mendengarkan arahan guru

tentang tugas kelompok.

c. Ketua kelompok kedepan kelas dengan tertib

mengambil tugas kelompok yang berbeda setelah medapat panggilan

dari guru, kartu tugas kelompok berbentuk lingkaran yang terbuat dari

karton berwarna dan soalnya diikatkan dengan pita emas, mereka

terlihat senang menerima kartu tugas ini.

d. Setelah ketua kelompok kembali kekelompoknya

masing-masing ketua kelompok membagi tugas pada anggota

36

kelompoknya, kemudia merekapun bekerja bersama-sama untuk

menyelesaikan tugas kelompok, waktu proses kerja kelompok

guru/peneliti melihat anak yang lamban (kecerdasannya dibawah

sedang) terlihat agak bingung, kemudian ketua kelompok diminta oleh

guru/peneliti untuk membimbing temannya tersebut, sedang guru

berkeliling kelas melakukan penilaian proses.

e. Wakil kelompok yang melaporkan hasil pekerjaan

kelompoknya dengan menuliskan jawaban dipapan tulis beserta proses

(cara) penemuan hasil.

a. Hasil pelaporan sangat mudah dipahami oleh kelompok lain.

b. Kelompok yang lain menanggapi dengan antusias pada setiap

kelompok pelapor.

f. Setelah guru memberi penguatan atas hasil

pelaporan kelompok siswa aktif membuat kesimpulan materi dengan

bimbingan guru, kemudian guru meminta kepada salah seorang siswa

untuk menuliskan kesimpulan materi didepan kelas.

g. Siswa terlihat senang menerima soal evaluasi

yang terbuat dari karton berwarna berbentuk persegi panjang sebagai

tempat untuk menuliskan jawaban, sedangkan soalnya diikat dengan

pita emas.

TABEL 3.2

Data Kinerja Siswa

No Pasangan Siklus Pembelajaran / Aspek yang di ukurSilkus 2

37

A B C D E Σ1 I 3 3 3 3 3 152 II 3 3 3 3 3 153 III 3 3 3 3 3 154 IV 3 3 3 3 3 155 V 3 3 3 3 3 156 VI 3 3 3 3 2 147 VII 3 3 3 3 3 158 VIII 3 3 3 3 3 159 IX 3 3 3 3 3 1510 X 3 3 3 3 3 1511 XI 3 3 3 3 2 14

Rata-rata / Skor Max 14,82/15Persentase (%) ketercapaian aspek psikomotor dan apektif 98,8

(modifikasi dari Sa’adah Ridwan ; 2004 ; 95 dalam Triadik)

2. Deskripsi Hasil Data Kinerja Siswa

Dari hasil observasi kinerja siswa dalam proses kerja kelompok

dapat disimpulkan bahwa :

a. Seluruh kelompok (11 kelompok) menerima tugas dengan senang dan

sungguh-sungguh.

b. Tugas kelompok dikerjakan dengan sungguh-sungguh oleh seluruh

anggota kelompok.

c. Dalam mengerjakan tugas setiap kelompok terlihat sangat kompak,

anggota kelompok yang lamban dibantu/dibimbing oleh temannya

yang cerdas.

d. Tugas dapat diselesaikan oleh semua kelompok dalam batas waktu

yang ditentukan.

e. Sewaktu pelaporan hasil tugas kelompok guru/peneliti menawarkan

kelompok mana yang bersedia untuk kedepan kelas melaporkan hasil

kerja kelompoknya, 9 kelompok mengacungkan tangan dengan

38

semangat, hanya kelompok 6 dan kelompok 11 yang kelihatan

mengacungkan tangan dengan ragu-ragu, kemudian guru/peneliti

meminta kepada ke 2 kedepan kelas secara bergantian, ternyata kedua

kelompok ini hasil kerja kelompoknya benar.

Guru/peneliti memberi nasehat agar kedua kelompok tersebut harus

menambah rasa percaya dirinya (jangan ragu-ragu).

Tabel 4.2

Hasil Evaluasi

Data Aspek Kognitif (Nilai tes untuk Siklus 2)

NO NAMA SISWAPemebelajaran Siklus 2

Skor Persen1 Annas Riyannur Halim 100 1002 Anisa Nur Rasyidah 100 1003 Ade Pramana Putra 100 1004 Daris Adary 100 1005 Gt. Deviana Vania 100 1006 Ika Pratiwi Wulan Dari 100 1007 M. Arief Wicaksono 100 1008 M. Ridho Oktayasya 100 1009 M. Dharmawan 100 10010 M. Hafidz Hambali 95 9511 M. Fajrin Amrullah 100 10012 Nor Siti Hartati 100 10013 Nur Rizky Rahmatillah 100 10014 Rezka Karina Ramadhani 100 10015 Sicilia Erma Sari 100 10016 Salsabila Oktavianca 100 10017 Amalia Nur Rahma 100 10018 Arifah Sharfina 100 10019 Alya Syahrida 100 10020 Ananda Maira Ashelia 100 10021 Devi Anastasia Budiawati 85 8522 Dina Qomariah 100 10023 Farah Diba 75 75

39

24 Faisal 100 10025 Ibnu Muhammad Rizky 100 10026 Imania Febrianti 100 10027 Muhammad Naufal 100 10028 Maulida Rahmi 100 10029 Muhammad Syah Alam 100 10030 Muhammad Dicky Aryoga. P 100 10031 Muhammad Ruzainoor 100 10032 Muhammad Iqbal Dio Indra 100 10033 Dimas Maulana Ali Al Qori 100 10034 Putri Lidyana Kartini 100 10035 Anugerah Danieldy Anwar 100 10036 Aldi Pradana 100 10037 Rahma Rara Reswari 100 10038 Ainaya Agriani 100 100

B39 Abi Zard Shafwan Sulaiman 100 100Rata-rata Kelas 96,5

Rata-rata dalam Persen 96,5Dari hasil nilai tes formatif dapat disimpulkan bahwa :

a. Yang memperoleh nilai 100 : 36 orang

b. Yang memperoleh nilai 95 : 1 orang

c. Yang memperoleh nilai 85 : 1 orang

d. Yang memperoleh nilai 75 : 1 orang

Dengan nilai rata-rata kelas 96,5 ini merupakan nilai yang sangat

memuaskan.

Sedang 3 orang lain yang memperoleh nilai 95, 85 dan 75 disebabkan oleh

kurangnya ketelitian mereka dalam menghitung.

C. Analisis dan Deskripsi Siklus 1 dan Siklus 2

Hasil observasi aktivitas guru terhadap keterlaksanaan PBM pada siklus 1

dan siklus 2 dirangkum pada tabel 1 berikut ini :

Tabel 1.3

40

Aktivitas Guru Terhadap Keterlaksanaan PBM

No Aspek yang di ObservasiSiklus/Skor Observer

Ke-1 Ke-21 Appersepsi guru relevan dengan materi yang

dikembangkan dalam pembelajaran.4 4

2 Guru berusaha memanfaatkan pengetahuan awal siswa dalam mengembangkan pembelajaran

3 4

3 Guru menguasai materi pembelajaran dan dapat menggunakan alat / media pembelajaran dengan baik

3 4

4 Alat / media yang digunakan sudah memadai, dan dapat digunakan untuk melaksanakan pembelajaran dengan baik.

4 3

5 Guru banyak mengajukan pertanyaan arahan dan selalu menanggapi jawaban siswa dengan baik.

4 4

6 Guru memberi kesempatan untuk bertanya dan mengemukakan gagasan secara demokratis.

4 4

7 Guru nampak senang dan antusias dalam melaksanakan PBM sesuai dengan skenario rencana pembelajaran.

4 4

8 Guru membentuk kelompok investigasi secara heterogen.

4 4

9 Guru memanggil ketua kelompok untuk menerima materi / tugas yang berbeda.

4 4

10 Guru menjelaskan tugas kelompok. 3 411 Guru membimbing kelompok dalam melaksanakan

tugasnya.4 4

12 Guru berusaha melakukan evaluasi formatif baik dalam bentuk lisan maupun tertulis selama PBM berlangsung

4 4

13 Guru memberikan penguatan dan berusaha menyempurnakan seluruh kesimpulan yang diperoleh siswa

4 4

14 Guru melaksanakan tes formatif secara tertulis 3 415 Guru menutup pelajaran kesimpulan dan evaluasi 4 4

Rata-rata perolehan skor 3,73 3,93Persentasi (%) 93,33 98,33

Berdasarkan data dari tabel 1 di atas selanjutnya divisualisasikan delam

bentuk grafik berikut :

Grafik: Persentase Rata-rata Keterlaksanaan Pembelajaran pada tiap-tiap

aspek dalam

2 siklus

41

Persentase rerata tiap siklus dan rerata 2 siklus

Berdasarkan data pada tabel 1 terlihat bahwa aktivitas terhadap

keterlaksanaan dalam mengembangkan PBM dikelas terjadi peningkatan dan

terlaksana dengan baik sesuai dengan model pembelajaran yang

42

dikembangkan. Peningkatan dari 93,33 % - 98,33 % atau rerata sebesar

95,83% dari keseluruhan aspek yang diamati.

D. Analisis dan Deskripsi Observasi Terhadap Aktivitas Siswa

dan proses pembelajaran pada Siklus 1 dan 2

TABEL 2.3

AKTIVITAS SISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN

No Aspek yang di observasiSiklus/skor/persentase

Ke-1 % Ke-2 %1 Siswa mengelompok secara heterogen 3 75 4 1002 Siswa mendengar tugas kelompok 3 75 4 1003 Ketua kelompok menerima tugas yang berbeda 4 100 4 1004 Masing-masing kelompok membahas tugas

secara kooperatif3 75 3 75

5 Wakil kelompok menyampaikan hasil kerja kelompok

4 100 4 100

6 Siswa ikut menyimpulan materi 4 100 4 1007 Siswa mengerjakan soal evaluasi 4 100 4 100

Rata-rata dalam (%) 89,2 96,43(modifikasi dari Sa’adah Ridwan ; 2004 ; 95 dalam Triadik)

Berdasarkan data dari tabel 2 di atas selanjutnya divisualisasikan dalam

bentuk grafik berikut :

Grafik: Skor Keterlaksanaan pembelajaran pada tiap-tiap aspek dalam 2 siklus

43

Berdasarkan data dari tabel 2.3 di atas selanjutnya divisualisasikan dalam

bentuk grafik berikut :

Grafik: Persentase Rata-rata Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Tiap Siklus

Berdasarkan data pada tabel 2.3 terlihat bahwa persentase siswa yang aktif

untuk ke tujuh aspek yang diobservasi rata-rata mengalami peningkatan dari

siklus 1 dan siklus 2, hal ini menunjukkan terjadi peningkatan aktivitas siswa

selama guru mengimplementasikan pembelajaran di kelas, dengan perolehan

44

angka dalam persen mulai dari 89,2 % menjadi 96,43%. Dengan reratanya

92,81.

Data Skor Kinerja Siswa

Tabel 3.3

Data Skor Hasil Evaluasi Kinerja Siswa

No KelompokSiklus Pebelajaran/Aspek yang di ukur

Siklus 1 Siklus 2A B C D E Σ A B C D E Σ

1 I 3 2 2 2 2 11 3 3 3 3 3 152 II 3 2 2 3 3 13 3 3 3 3 3 153 III 3 3 3 3 3 14 3 3 3 3 3 154 IV 3 3 3 3 3 15 3 3 3 3 3 155 V 3 3 3 3 3 15 3 3 3 3 3 156 VI 3 2 2 3 3 13 3 3 3 3 2 147 VII 3 3 3 3 3 15 3 3 3 3 3 158 VIII 3 2 2 2 3 12 3 3 3 3 3 159 IX 3 2 2 2 3 12 3 3 3 3 3 1510 X 3 2 2 3 3 13 3 3 3 3 3 1511 XI 3 2 2 3 2 12 3 3 3 3 2 14

Rata-Rata / Skor Max13,18/15

14,82/15

Persentase (%) ketercapaian aspek kinerja

87,87 98,8

Keterangan :

A = Kesungguhan kelompok menerima tugas

B = Kesungguhan kelompok mengerjakan tugas

C = Kekolompokan kelompok mengerjakan tugas

D = Ketuntasan tugas

E = Kesediaan mempresentasikan tugas

Grafik Skor masing-masing aspek dalam 2 siklus

45

Grafik : Persentase ketercapaian aspek Kinerja Siswa dalam 2 siklus

Catatan :

00 – 50 = Kurang

51 – 74 = Baik

75 – 100 = Sangat Baik

Berdasarkan tabel 3.3 ketercapaian dari tes kinerja siswa yang memuat

aspek psikomotor dan afektif siswa dari siklus awal sampai akhir dalam

46

penelitian ini menampakkan adanya peningkatan dan tergolong dalam kategori

sangat baik dengan perolehan adalah 87,77 sampai 98,8%.

E. Hasil Evaluasi Data aspek kognitif (nilai tes untuk 2 siklus

pembelajaran)

Tabel 4

Hasil Evaluasi

Data aspek Kognitif (nilai tes untuk siklus 1 pembelajaran)

NO NAMA SISWAPembelajaran Siklus 1 Pembelajaran Siklus 2

Skor Persen Skor Persen1 Annas Riyannur H. 85 85 100 1002 Anisa Nur Rasyidah 65 65 100 1003 Ade Pramana Putra 85 85 100 1004 Daris Adary 65 65 100 1005 Gt. Deviana Vania 95 95 100 1006 Ika Pratiwi W D 60 60 100 1007 M. Arief W. 50 50 100 1008 M. Ridho O. 75 75 100 1009 M. Dharmawan 75 75 100 10010 M. Hafidz Hambali 50 50 96 9611 M. Fajrin Amrullah 75 75 100 10012 Nor Siti Hartati 55 55 100 10013 Nur Rizky R. 70 70 100 10014 Rezka Karina R. 60 60 100 10015 Sicilia Erma Sari 85 85 100 10016 Salsabila O. 55 55 100 10017 Amalia Nur Rahma 65 65 100 10018 Arifah Sharfina 60 60 100 10019 Alya Syahrida 55 55 100 100

47

20 Ananda Maira A. 70 70 100 10021 Devi Anastasia B. 65 65 85 8522 Dina Qomariah 80 80 100 10023 Farah Diba 75 75 75 7524 Faisal 60 60 100 10025 Ibnu Muhammad R. 75 75 100 10026 Imania Febrianti 95 95 100 10027 Muhammad Naufal 65 65 100 10028 Maulida Rahmi 80 80 100 10029 Muhammad S.A. 50 50 100 10030 Muhammad D. A. P 75 75 100 10031 Muhammad R. 65 65 100 10032 Muhammad I. D. I. 85 85 100 10033 Dimas M. A. Al Q. 65 65 100 10034 Putri Lidyana K. 70 70 100 10035 Anugerah D. A. 100 100 100 10036 Aldi Pradana 75 75 100 10037 Rahma Rara R. 95 95 100 10038 Ainaya Agriani 85 85 100 10039 Abi Zard Shafwan S 95 95 100 100

Rata-rata Kelas 70,2 96,5Rata-rata dalam Persen 70,2 96,5

Berdasarkan data dari tabel 4.3 di atas selanjutnya divisualisasikan dalam

bentuk grafik untuk skor masing-masing siswa :

Nilai rerata kelas dalam 2 siklus

48

Grafik : Persentase Rata-rata Nilai Siswa dalam 2 siklus

Berdasarkan tabel 4.3 di atas dapat dismpulkan bahwa tingkat ketercapaian

hasil belajar siswa pada aspek kognitif mengalami peningkatan dengan

perolehan mulai dari 70,2 pada siklus 1 dan 96,5 dengan rerata kelas 83,3 dan

dalam persentase juga ada peningkatan dari 70,2% pada siklus 1 dan 96,5%

pada siklus 2, sehingga rerata persen adalah 83,3% dan tergolong “sangat

baik”.

49

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian Tindakan Kelas dengan menggunakan teknik

“Group Investigation”, maka :

1. Aktivitas guru dalam memfasilitasi proses belajar matematika Kelas V

Semester 2 SD Muhammadiyah 8 meningkat.

2. Aktivitas siswa dalam proses belajar matematika Kelas V Semester 2 SD

Muhammadiyah 8 meningkat.

3. Kinerja siswa dalam proses belajar matematika Kelas V Semester 2 SD

Muhammadiyah 8 meningkat.

4. Hasil belajar matematika siswa dalam proses belajar matematika Kelas V

Semester 2 SD Muhammadiyah 8 meningkat.

B. Saran-saran

50

1. Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan yang berarti bagi

peningkatan mutu pembelajaran di kelas, oleh sebab itu perlu bagu guru-

guru lain untuk melakukan penelitian sejenis dengan teknik pembelajaran

yang lain.

2. Sebagai implikasi dari hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah

satu alternatif untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan hasil belajar.

Oleh karena itu, kepada guru-guru khususnya guru SD disarankan untuk

dapat melakukan inovasi pembelajaran, salah satu alternatifnya adalah

dengan menggunakan teknik “Group Investigation”.

51

Daftar Pustaka

Bambang Sahono, Pengaruh Model Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar IPA, Studi Eksperimen pada Peserta didik kela V SD di Kota Bengkulu, Jurnal Pendidikan, Triadik, 2004, Bengkulu

Depertemen Pendidikan dan kebudayaan, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, Bandung: P2LPTK IKIP Bandung, 1990, Bandung

Dyah Sriwelujeng, P.Pd, dalam Power Point, Pendekatan Kooperative Learning dan Group Investigation, 2004, PPPG PMP-IPS malang.

Gagne Robert M, (Dalam Widya Tama, Jurnal Pendidikan 2005) The Condition of Learning, Scond Edition, New York: Halt Sunders. International Edition, 2004 Semarang

Hopkins, D. (dalam Widya Tama Jurnal, 2005). A Teacher Guide to Classroom Research, Philadelpia. Open University Press. 1992

Universitas Malang, (dalam National Science Education Seminar) State University of Malang (UM), 2000. Malang

Kemmis dan Mc. Taggart (dalam Widya Tama Jurnal,) classroom actoin research, 2005, Semarang.

Pusat Kurikulum, Kurikulum SD 2006, Jakarta.

Roestiyah N.K. Strategi Belajar Mengajar, Rieneka Cipta, 2001, Jakarta.

Syaiful Bahri, Strategi Belajar Mengejar, Rineka Cipta, 2002, Jakarta.

52

Savege and amstrong, 1996 (dalam Numan Sumantri), Terjemahan, Efektif Elementry Social Studies, PT. Raja Grafindo Persada, 2003, Jakarta.

Sardiman A.M. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengejar, PT. Raja Grafindo Persada, 2001, Jakarta.

Sa’adah Ridwan, Peningkatan Makna Belajar IPA_Fisika Melalui Pembelajaran Berorientasi “Life Skill” Jurnal Kependidikan, Triadik FKIP Universitas Bengkulu, 1994, Bengkulu.

Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan. Universitas Gajah Mada, CV. Rajawali, 1990, Jakarta.

Winarno Surachmad, Pengantar Penelitian Ilmiah, Tarsito, 1998, Bandung.

Zamroni, Paradigma Pendidikan Masa Depan, PT. Bigraf Publishing, 2000, Yogyakarta.

53

Daftar Isi Lampiran

1. Kondisi awal

2. Instrumen

3. Instrumen yang telah di isi

4. Data Penelitian

5. Ijin penelitian

6. Buku harian PTK

7. Jurnal bimbingan

8. Daftar hadir siswa untuk ke 2 siklus

9. Rencana pembelajaran siklus 1 dan 2

10. Foto Kegiatan

11. Panduan respon siswa

12. Refleksi

13. Data pengamat

14. Laporan keuangan

54

15. Surat keterangan bahwa lapoaran PTK telah di

seminarkan

KONDISI AWAL

NO NAMA SISWA NILAI1 Annas Riyannur Halim 852 Anisa Nur Rasyidah 653 Ade Pramana Putra 854 Daris Adary 655 Gt. Deviana Vania 956 Ika Pratiwi Wulan Dari 607 M. Arief Wicaksono 508 M. Ridho Oktayasya 759 M. Dharmawan 7510 M. Hafidz Hambali 5011 M. Fajrin Amrullah 7512 Nor Siti Hartati 5513 Nur Rizky Rahmatillah 7014 Rezka Karina Ramadhani 6015 Sicilia Erma Sari 8516 Salsabila Oktavianca 5517 Amalia Nur Rahma 6518 Arifah Sharfina 6019 Alya Syahrida 5520 Ananda Maira Ashelia 7021 Devi Anastasia Budiawati 6522 Dina Qomariah 8023 Farah Diba 7524 Faisal 60

55

25 Ibnu Muhammad Rizky 7526 Imania Febrianti 9527 Muhammad Naufal 6528 Maulida Rahmi 8029 Muhammad Syah Alam 5030 Muhammad Dicky Aryoga. P 7531 Muhammad Ruzainoor 6532 Muhammad Iqbal Dio Indra 8533 Dimas Maulana Ali Al Qori 6534 Putri Lidyana Kartini 7035 Anugerah Danieldy Anwar 10036 Aldi Pradana 7537 Rahma Rara Reswari 9538 Ainaya Agriani 8539 Abi Zard Shafwan Sulaiman 95

Rata-rata kelas 70,2

INSTRUMEN

Tabel 1

Aktivitas Guru Terhadap Keterlaksanaan PBM

No Aspek yang di observasiSiklus/skor observasiKe-1 Ke-2

1 Appersepsi guru relevan dengan materi yang dikembangkan dalam pembelajaran.

2 Guru berusaha memanfaatkan pengetahuan awal siswa dalam mengembangkan pembelajaran

3 Guru menguasai materi pembelajaran dan dapat menggunakan alat / media pembelajaran dengan baik

4 Alat / media yang digunakan sudah memadai, dan dapat digunakan untuk melaksanakan pembelajaran dengan baik.

5 Guru banyak mengajukan pertanyaan arahan dan selalu menanggapi jawaban siswa dengan baik.

6 Guru memberi kesempatan untuk bertanya dan mengemukakan gagasan secara demokratis.

7 Guru nampak senang dan antusias dalam melaksanakan PBM sesuai dengan skenario rencana pembelajaran.

8 Guru membentuk kelompok investigasi secara heterogen.

56

9 Guru memanggil ketua kelompok untuk menerima materi / tugas yang berbeda.

10 Guru menjelaskan tugas kelompok.11 Guru membimbing kelompok dalam

melaksanakan tugasnya.12 Guru berusaha melakukan evaluasi formatif baik

dalam bentuk lisan maupun tertulis selama PBM berlangsung

13 Guru memberikan penguatan dan berusaha menyempurnakan seluruh kesimpulan yang diperoleh siswa

14 Guru melaksanakan tes formatif secara tertulis15 Guru menutup pelajaran kesimpulan dan evaluasi

Rata-Rata Perolehan SkorPersentasi (%)

TABEL 2

AKTIVITAS SISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN

No Aspek yang di observasiSiklus/skor/persentasi

Ke-1 % Ke-2 %1 Siswa mengelompok secara heterogen2 Siswa mendengar tugas kelompok3 Ketua kelompok menerima tugas yang

berbeda4 Masing-masing kelompok membahas tugas

secara kooperatif5 Wakil kelompok menyampaikan hasil kerja

kelompok6 Siswa ikut menyimpulan materi7 Siswa mengerjakan soal evaluasiRata-rata dalam (%)

TABEL 3

DATA SKOR HASIL EVALUASI KINERJA SISWA

No KelompokSiklus Pebelajaran/Aspek yang di ukur

Siklus 1 Siklus 2A B C D E Σ A B C D E Σ

57

1 I2 II3 III4 IV5 V6 VI7 VII8 VIII9 IX10 X11 XI

Rata-Rata / Skor MaxPersentase (%) ketercapaian aspek kinerja

(Modifikasi dari Sa’adah Ridwa ; 2004 ; 95 dalam Triadik)

Aspek yang dinilai :

A = Kesungguhan kelompok menerima tugasB = Kesungguhan kelompok mengerjakan tugasC = Kekolompokan kelompok mengerjakan tugasD = Ketuntasan tugasE = Kesediaan mempresentasikan tugas

Soal tes formatif siklus I

Soal tes formatif siklus II

58

Kerja soal berikut ini :1. Sebuah taman berbentuk lingkaran, dengan

diameter 40 dm.Berapa meter persegikah luas taman tersebut?

2. Berapakah cm Luas bangun yang diarsir?

14 cm

Kerjakan Soal berikut :

Diketahui tinggi tabung 32 cm, Diameter 14 cm. Hitunglah Luas permukaan tabung tersebut