Upload
toyi-toy
View
18
Download
2
Embed Size (px)
DESCRIPTION
contoh penelitian tindakan kelas yang aku buat pada zaman kuliah
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dari hasil pengamatan pada nilai ulangan untuk kenaikan kelas 4 ke
kelas 5 SD Muhammadiyah 8 tahun ajaran 2008/2009 menunjukkan bahwa
pelajaran matematika merupakan pelajaran yang sulit bila dibanding dengan
mata pelajaran yang lain, yang hanya mencapai nilai rata-rata kelas 68, oleh
sebab itu peneliti beranggapan masih perlu proses dan hasil belajar
ditingkatkan. Untuk meningkatkan proses dan hasil belajar terutama
melibatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran.
Pada buku petunjuk KBM kurikulum SD 2006 dikemukakan bahwa
kegiatan pembelajaran matematika diarahkan kepada kegiatan-kegiatan yang
mendorong siswa belajar aktif baik secara fisik, sosial, maupun psikis dalam
memahami konsep. Oleh karena itu di dalam proses pembelajaran matematika
hendaknya guru menggunakan teknik yang membuat siswa banyak
beraktifitas.
Hasil belajar matematika menurut peneliti dapat ditingkatkan dengan
pengelolaan pembelajaran yang baik dan lebih banyak melibatkan siswa dalam
proses pembelajarannya, seperti prinsip-prinsip yang terdapat dalam
Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan.
Dengan banyaknya beraktifitas yang dilakukan diharapkan pembelajaran
dapat menimbulkan rasa senang dan antusias siswa dalam belajar. Dengan
1
demikian pemahaman konsep matematika semakin baik dan hasil belajarnya
pun makin meningkat.
Penelitian ini menjadi sangat penting dilakukan karena peneliti ingin
mencoba menerapkan teknik “Group Investigation” dalam pengelolaan proses
pembelajaran agar konsep PAKEM dapat dilaksanakan dan diharapkan hasil
belajar siswa juga dapat meningkat.
B. Perumusan Masalah
1. “Apakah dengan menggunakan teknik group investigation aktivitas guru
dalam memfasilitasi proses belajar matematika kelas V semester 2 SD
Muhammadiyah 8 dapat meningkat” ?
2. “Apakah dengan menggunakan teknik group investigation aktifitas siswa
dalam proses belajar matematika Kelas V Semester 2 SD Muhammadiyah
8 dapat meningkat” ?
3. “Apakah dengan menggunakan teknik group investigation kinerja siswa
dalam proses belajar matematika Kelas V Semester 2 SD Muhammadiyah
8 dapat meningkat” ?
4. “Apakah dengan menggunakan teknik group investigation hasil belajar
siswa dalam proses belajar matematika Kelas V Semester 2 SD
Muhammadiyah 8 dapat meningkat” ?
2
C. Tujuan Penelitian
1. Meningkatkan aktivitas guru dalam memfasilitasi proses belajar
matematika melalui teknik group investigation.
2. Meningkatkan aktivitas siswa dalam proses belajar matematika melalui
teknik group investigation.
3. Meningkatkan kinerja siswa dalam proses belajar matematika melaui
teknik group investigation.
4. Meningkatkan hasil belajar matematika siswa melaui teknik group
investigation.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat teoritis :
1. Mendapatkan teori baru tentang hasil belajar matematika yang dapat
ditingkatkan melalui teknik group investigation dalam pembelajaran.
2. Sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya, melalui teknik pembelajaran
yang lain.
Manfaat Praktis :
1. Manfaat bagi siswa : Pembelajaran menyenangkan, aktivitas belajar
meningkat, dan hasil belajar juga meningkat.
2. Manfaat bagi guru : Hasil penelitian ini dapat digunakan guru matematika
lain untuk pembelajaran matematika.
3
3. Manfaat bagi sekolah : sekolah dapat membuat kebijakan dan mendorong
guru-guru lain untuk difasilitasi melakukan penelitian tindakan guna
mencapai prestasi sekolah yang optimal.
4
BAB II
KAJIAN TEORI DAN PUSTAKA
A. Hakekat Belajar
Belajar dapat diartikan sebagai upaya perubahan tingkah laku pada diri
individu berkat adanya interaksi antar individu dengan lingkungannya
sehingga mereka lebih mampu berinteraksi dengan lingkungannya. Sesuatu
yang dimaksud adalah objek atau materi atau informasi yang dipelajari.
Salah satu prinsip dalam mengaktifkan siswa dalam belajar adalah
“menemukan”. Prinsip yang dimaksud adalah guru sebenarnya tak perlu
menjejalkan seluruh informasi kepada siswa. Berilah kesempatan pada mereka
untuk mencari dan menemukan informasi tersebut. Informasi yang
disampaikan guru hendaknya yang bersifat mendasar dan memancing siswa
untuk menggali informasi selanjutnya, sehingga suasana kelas tidak
membosankan bahkan sebaliknya akan menjadi bergairah.
Menurut Universitas Malang (2000:43), hakikat belajar atau learning
adalah bagaimana mengarahkan para siswa memperoleh informasi, ide,
keterampilan, nilai, cara berfikir, sarana untuk mengekspresikan dirinya dan
cara-cara bagaimana belajar. Dengan demikian fungsi guru disini adalah
menanamkan aktivitas siswa agar memiliki keterampilan untuk terbiasa
menemukan sumber informasi secara mandiri atau kelompok.
5
B. Hasil Belajar
Berbagai hasil penelitian menunjukkan, bahwa hasil belajar mempunyai
korelasi positif dengan kebiasaan belajar. Kebiasaan merupakan cara bertindak
yang diperoleh melalui belajar secara berulangan-ulang, yang pada akhirnya
menjadi menetap dan bersifat otomatis. Perbuatan kebiasaan tidak
memerlukan konsentrasi perhatian dan pikiran dalam melakukannya.
Kebiasaan dapat berjalan terus, sementara individu memikirkan atau
memperhatikan hal-hal lain.
Kebiasaan belajar dapat diartikan sebagai cara atau teknik yang menetap
pada diri siswa pada waktu menerima pelajaran, membaca buku, mengerjakan
tugas, dan pengaturan waktu untuk menyelesaikan kegiatan. Kebiasaan belajar
dibagi ke dalam dua bagian, yaitu Delay Avoidance (DA), dan Work Methods
(WM). DA menunjuk pada ketetapan waktu penyelesaian tugas-tugas
akademis, menghindarkan diri dari hal-hal yang memungkinkan tertundanya
penyelesaian tugas, dan menghilangkan rangsangan yang akan mengganggu
konsentrasi belajar. Sedangkan WM menunjukkan kepada pengguna cara
(prosedur) belajar yang efesien dalam mengerjakan akademik dan
keterampilan belajar.
Kebiasaan belajar cenderung menguasai perilaku siswa pada setiap kali
mereka melakukan kegiatan belajar, sebabnya ialah karena kebiasaan
mengandung motivasi yang kuat. Pda umumnya setiap orang bertindak
berdasarkan force of habit sekalipun ia tahu, bahwa ada cara lain yang
6
mungkin lebih menguntungkan. Hal itu disebabkan kebiasaan sebagai cara
yang mudah dan tidak memerlukan konsentrasi dan perhatian yang besar.
Rustiyah (2001:21) sesuai dengan Law of effect dalam belajar, perbuatan
yang menimbulkan kesenangan cenderung untuk diulang. Oleh karena itu
tindakkan kebiasaan bersifat mengukuhkan (reinforching).
Sumadi Suryabrata (1990:35) mengatakan hasil belajar yang efesien dalah
dengan usaha yang sekecil-kecil memberikan hasil yang sebesar-besarnya bagi
perkembangan individu yang belajar. Mengenai cara belajar yang efesien,
belum menjamin keberhasilan dalam belajar. Yang paling penting siswa
mempraktikkannya dalam belajar sehari-hari, sehingga lama-kelamaan
menjadi kebiasaan, baik di dalam maupun diluar kelas.
Gagne (1985) dan Bandura (1986) (dalam Bambang (2004:117)
mengatakan bahwa hasil belajar siswa (the out come of learning) yang berupa
perkembangan kemampuan dan keterampilan siswa akan ditentukan oleh hasil
interaksi anatara kondisi internal belajar (internal conditions of learning) siswa
yang berupa kondisi dan proses kognitif (the larner’s internal states and
coqnitive processe) dengan kondisi eksternal belajar (external conditions of
learning) yang berupa stimulus lingkungan (stimuli from the environment).
Prestasi belajar rendah akan dapat ditingkatkan apabila proses belajar yang
dilakukan guru mampu meningkatkan motivasi, kemauan, daya serap dan
tingkat konsentrasi siswa. Ini akan terjadi apabila dalam proses belajar siswa
memperoleh pengetahuan secara bertahap sebagaimana halnya model stuktur
pengetahuan itu terbentuk, yaitu mulai dari fakta, konsep dan akhirnya ke
7
generalisasi dan atau teori (Savege and Amstrong, 1996; Numan Sumantri,
2001:132). Dengan cara ini memungkinkan siswa belajar dengan lebih mudah
dan bermakna karena ia akan belajar mulai demikian melaui pendekatan
cooperative learning dengan teknik group investigation ini para siswa akan
mengalami proses belajar dari melihat fakta, mengamati fakta, mengumpulkan
fakta, menganalisa fakta, mengkonstruksi fakta menjadi konsep.
Paradigma baru pendidikan lebih menekankan pada peserta didik sebagai
manusia yang memiliki potensi untuk belajar dan berkembang. Siswa harus
aktif dalam pencarian dan pengembangan pengetahuan. Kebenaran ilmu tidak
terbatas pada apa yang disampaikan oleh guru. Guru harus mengubah
perannya, tidak lagi sebagai pemegang otoritas tertinggi keilmuan dan
indoktriner, tetapi menjadi fasilitator yang membimbing siswa ke arah
pembentukan pengetahuan oleh diri mereka sendiri. Melalui paradigma baru
tersebut diharapkan di kelas siswa aktif dalam belajar, aktif berdiskusi, berani
menyampaikan gagasan dan menerima gagasan dari orang lain, dan memiliki
kepercayaan diri yang tinggi (Zamroni, 2000:24).
C. Pendekatan Kooperatif Learning
Pendekatan Cooperatif Learning dipandang sebagai salah satu strategi
belajar mengajar, Ialah suatu pendekatan yang dilakukan guru untuk
mengapresiasikan materi pembelajaran untuk kegiatan belajar mengajar,
dengan sasaran dimana siswa di dalam kelas diarahkan untuk belajar dalam
suatu kelompok atau dibagi menjadi beberapa kelompok. Mereka bekerja
8
bersama dalam memecahkan masalah, atau melaksanakan tugas tertentu, dan
berusaha mencapai tujuan pengajaran yang telah ditentukan pula oleh guru.
Syaiful Bahri (2002:63) memberikan pengertian kerja kelompok sebagai
kegiatan sekelompok siswa yang biasanya berjumlah kecil, yang diorganisir
untuk kepentingan belajar. Keberhasilan kerja kelompok ini menuntut
kegiatan belajar yang kooperatif dari beberapa individu tersebut. Pendekatan
ini digunakan dengan tujuan agar siswa mampu dan menjadi kebiasaan belajar
bersama dan dengan teman yang lain. Untuk pendekatan Cooperative
Learning ini penulis memilih teknik dalam pembelajaran adalah teknik group
investigation.
D. Teknik “Group Investigation”
Teknik “Group Investigation” di kemukakan oleh Sharan, 1992. (dalam Diyah
Sri Wilujeng (2004)).
langkah-langkah yang ditempuh dalam teknik adalah :
a. Guru menyampaikan tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran.
b. Guru menyampaikan isi materi pembelajaran.
c. Siswa mencerna dan berfikir tentang materi yang disampaikan guru.
d. Siswa mencerna dan berfikir tentang materi yang disampaikan guru.
e. Siswa diminta berkelompok secara heterogen.
f. Guru menjelaskan tugas kelompok.
g. Guru memanggil ketua kelompok untuk menerima materi/tugas yang
berbeda.
9
h. Masing-masing kelompok membahas tugas secara kooperatif.
i. Selesai berdiskusi ketua menyampaikan hasil kerja kelompok.
j. Guru membimbing siswa membuat kesimpulan.
k. Penilaian.
E. Kerangka Berfikir Penelitian
1. Kondisi awal
Guru kurang memfasilitasi aktivitas siswa dalam pembelajaran
Matematika. Sebagian siswa masih pasif dalam menerima pembelajaran
matematika. Kinerja siswa kurang memuaskan ndalam pembelajaran
Matematika. Hail belajar siswa perlu ditingkatkan.
2. Tindakkan
Menerapkan pembelajaran matematika dengan Teknik “Group
Investigation” yang akan dilaksanakan dalam 2 (dua) siklus.
3. Kondisi Akhir
Yang diharapkan dalam penelitian ini adalah adanya peningkatan dalam
aktivitas guru dalam memfasilitasi proses pembelajaran, aktivitas siswa
dalam mengikuti proses pembelajaran, dan kinerja siswa dalam
menerapkan teknik “Group Investigation” serta hasil belajar dalam belajar
matematika.
10
Digambarkan dalam skema adalah sebagai berikut :
F. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kerangka teori di atas, maka hipotesis pada penelitian ini
adalah jika pembelajaran menggunakan pendekatan Cooperative Learning
dengan teknik group investigation, maka aktivitas pelayanan guru dalam
Pembelajaran, aktivitas belajar siswa, kinerja siswa dan hasil belajar siswa
pada mata pelajaran matematika meningkat.
11
Kondisi awal
Tindakan
Guru : Kurang memfasilitasi aktivitas siswa dalam PBM
Menggunakan pendekatan Cooperative Learning dengan Group Investigation
Kondisi Akhir
Peningkatan pada Aktivitas pelayanan guru, aktivitas siswa, kinerja siswa dan hasil belajar meningkat
Siswa pasif belajar, kinerja rendah, dan hasil belajar belum memuaskan
Siklus I
Siklus II
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN
A. Setting Penelitian
1. Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada bulan Januari s.d bulan juni semester 2 tahun
pelajaran 2009/2010, dengan alasan kegiatan belajar mengajar baru mulai
dan tidak mengganggu kesibukan sekolah.
2. Tempat Penelitian
Penelitian tindakan ini dilakukan di SD Muhammadiyah 8 Kelas V
Semester 2 tahun pelajaran 2009/2010. Pihak sekolah menyambut dengan
baik dengan adanya penelitian ini, dan berkolaborasi dengan guru sejenis
dan kepala sekolah.
B. Subjek Penelitian
Subyek penelitian tindakkan ini adalah siswa kelas V pada SD
Muhammadiyah 8 berjumlah 39 orang, masing-masing terdiri 19 orang siswa
laki-laki, dan 20 orang siswa perempuan.
C. Sumber Data
Sumber data adalah siswa dan guru.
12
D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data
1. Teknik Pengumpulan Data
a) Tes
b) Observasi (aktivitas guru, aktivitas siswa, dan kinerja siswa)
c) Dokumen
2. Alat Pengumpulan Data
a) Butir Soal tes
b) Lembar observasi
c) Buku nilai
E. Validasi Data
1. Intrumen tes terhadap hasil belajar (nilai tes)
2. Intrumen observasi terhadap proses pembelajaran
F. Analisis Data
1. Menggunakan analisis deskriptif
2. Hasil belajar dianalisis dengan analisis deskriptif komparatif yaitu
membandingkan nilai tes antar siklus maupun dengan indikator kinerja.
3. Observasi maupun wawancara dengan analisis deskriptif berdasarkan hasil
observasi dan refleksi.
13
G. Indikator Kinerja
Kondisi akhir yang diharapkan dari penelitian tindakkan ini adalah
meningkatnya aktivitas guru dalam memfasilitasi pembelajaran dan
meningkatnya aktivitas kegiatan siswa serta meningkatnya kinerja siswa
dalam kegiatan teknik “group investigation” serta meningkatnya rata-rata nilai
ulangan harian yang diinginkan adalah 75.
H. Prosedur Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan
kaji tindak latar kelas atau classroom action research yang dikembangkan oleh
Kemmis dan Mc. Taggart (1993) yaitu melalui siklus (Plan, Act, Observe, dan
Reflect).
Plan
Reflective
Action/Observation
Revised Plan
Reflective
Action/Observation
Revised Plan
Reflective
Action/Observation
Spiral Penelitian Tindakkan Kelas
(Adaptasi Hopkin, 1993 dalam Widya Tama, 2005)
14
Merujuk pada metode di atas maka Penelitian Tindakkan Kelas (PTK) ini
telah dilaksanakan dalam 2 siklus dan dilakukan mulai minggu ke-2 bulan
Maret sampai minggu ke-3 tahun 2010. Peneliti bertindak sebagai pelaku
tindakan. Siklus 1 dengan materi pembelajaran “menggunakan rumus luas
lingkaran”, Siklus 2 “luas permukaan bangun ruang (tabung)”.
Pada setiap langkah dalam siklus terdiri dari tahapan persiapan,
pelaksanaan tindakan, Observasi, dan refleksi. Data diolah dan dibahas secara
kuantitatif dan kualitatif untuk mendeskripsikan dan memakai pembelajaran
yang berorientasi pada pendekatan Cooperative Learning dengan teknik Group
Investigation.
Pada saat melaksanakan tindakan, peneliti dibantu oleh dua orang
kolaborator yaitu Kepala Sekolah dan Dra. Rehanatul Jannah (Guru Kelas).
1. Tahap-tahap Penelitian Tindakan Kelas
1. Tahap Persiapan
a. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan
berpedoman pada kurikulum 2006 dan kegiatan inti yang
berorientasi pada pendekatan cooperative learning denga teknik
group investigation. Aktivitas yang akan terlaksana meliputi;
aktivitas guru dalam memfasilitasi pembelajaran, aktivitas siswa
dalam pembelajaran, kinerja siswa dalam pembelajaran.
b. Menyusun intrumen observasi aktivitas guru, aktivitas siswa, serta
kinerja siswa dalam pembelajaran secara terstruktur dan tertutup.
15
c. Menyusun instrumen tugas mandiri setiap akhir satuan
pembelajaran.
d. Menyiapkan pedoman respon siswa yang diberikan setiap selesai
proses belajar mengajar dan diberikan secara acak kepada 2 orang
siswa dari 39 siswa.
2. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan yang telah dilakukan meliputi :
a. Pembukaan.
b. Kegiatan Inti.
c. Penutup.
Bagian pembukaan mencakup: Pra KBM, menyiapkan alat
peraga/media, mengucapkan salam, mengabsen siswa, menyampaikan
appersepsi dan menyampaikan tujuan yang akan dicapai.
Bagian inti mencakup: Menggali pengetahuan awal siswa melalui
pertanyaan-pertanyaan seputar materi yang disampaikan, membentuk
kelompok secara heterogen, menjelaskan tugas kelompok, memberikan
arahan bagaimana cara mengerjakan masalah, memanggil ketua
kelompok untuk menerima tugas/materi yanbg berbeda, masing-
masing kelompok membahas tugas secara kooperatif, guru/peneliti
mengawasi proses kerja kelompok, membimbing siswa yang keliru
dalam mengerjakan permasalahan, memanggil 2 kelompok untuk
melaporkan hasil kerjanya, memandu diskusi kelas dan membahas
kesimpulan dengan berorientasi pada membangun konstruksi konsep
16
yang utuh dan benar secara ilmiah, memberi kesempatan kepada siswa
untuk mengemukakan gagasan, pertanyaan atau pertanyaan yang
relevan dengan konsep yang dipelajari, memandu siswa untuk
mengaplikasikan konsep yang baru dipelajari pada situasi baru yang
ditemui dalam kehidupan sehari-hari.
Bagian Penutup mencakup: Membimbing siswa untuk membuat
kesimpulan dari konsep yang telah dipelajari, memberi kesempatan
pada siswa untuk merefleksikan proses pembelajaran, serta
mengadakan evaluasi (dalam bentuk tugas mandiri), mengumumkan
jawaban yang benar dari soal evaluasi.
3. Tahap Observasi :
Dilakukan dalam upaya pengumpulan data yang dilakukan
bersamaan dengan proses pembelajaran oleh pelaku tindakan (peneliti
dan observerasi). metode observasi menggunakan desain observasi
terstruktur dan tertutup,meliputi: aktivitas guru terhadap
keterlaksanaan dalam mengembangkan PBM, dan aktivitas siswa
dalam pembelajaran dan hasil tes belajarnya, serta kinerja siswa.
4. Tahap Analisis dan Refleksi:
Dilakukan setelah data terkumpul, baik data kuantitatif maupun
data kualitatif, yang diperoleh dengan jalan mendeskripsikan,
menggambarkan, dan memaknai data. Prosedur analisisnya meliputi:
reduksi data; tabulasi data; penafsiran data; serta penarikan
kesimpulan. Pelaksanaan refleksi dilakukan oleh pelaku tindakan,
17
observer, kepala sekolah dan siswa secara bersama-sama. Hasil
refleksi dibuat sebagai bahan/pedoman untuk persiapan pelaksanaan
pembelajaran berikutnya.
5. Tahap Perencanaan Ulang (Re-plen)
Dilakukan setelah diperoleh hasil refleksi, dan dilaksanakan guna
penyusunan rencana pelajaran untuk diimplementasikan pada
pembelajaran siklus berikutnya.
18
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Analisis, Deskripsi dan Rekomendasi
1. Analisis dan Deskripsi Siklus 1
TABEL 1.1
AKTIVITAS GURU TERHADAP KETERLAKSANAAN PBM
No Aspek yang di observasiSiklus/skor observasi
Ke-11 Appersepsi guru relevan dengan materi yang dikembangkan
dalam pembelajaran.4
2 Guru berusaha memanfaatkan pengetahuan awal siswa dalam mengembangkan pembelajaran
3
3 Guru menguasai materi pembelajaran dan dapat menggunakan alat / media pembelajaran dengan baik
3
4 Alat / media yang digunakan sudah memadai, dan dapat digunakan untuk melaksanakan pembelajaran dengan baik.
4
5 Guru banyak mengajukan pertanyaan arahan dan selalu menanggapi jawaban siswa dengan baik.
4
6 Guru memberi kesempatan untuk bertanya dan mengemukakan gagasan secara demokratis.
4
7 Guru nampak senang dan antusias dalam melaksanakan PBM sesuai dengan skenario rencana pelaksanaan pembelajaran.
4
8 Guru membentuk kelompok investigasi secara heterogen. 49 Guru memanggil ketua kelompok untuk menerima materi /
tugas yang berbeda.4
10 Guru menjelaskan tugas kelompok. 311 Guru membimbing kelompok dalam melaksanakan tugasnya. 412 Guru berusaha melakukan evaluasi formatif baik dalam
bentuk lisan maupun tertulis selama PBM berlangsung.4
13 Guru memberikan penguatan dan berusaha menyempurnakan seluruh kesimpulan yang diperoleh siswa.
4
14 Guru melaksanakan tes formatif secara tertulis. 315 Guru menutup pelajaran dengan kesimpulan dan evaluasi. 4
Rata-rata perolehan skor 3,73Persentasi (%) 93,33
19
Dari hasil observasi gur dalam keterlaksanaan pembelajaran dapat
disimpulkan bahwa :
1. Sebelum memulai pelajaran, guru/peneliti
mengadakan appersepsi dengan menanyakan bagian-bagian yang harus
diketahui dalam sebuah lingkaran, seperti : jari-jari (r), dan garis
tengah atau diameter (d).
2. Dari pengetahuan awal siswa tentang lingkaran ini
guru/peneliti kemudian meminta kepada salah seorang siswa untuk
menyebutkan kembali rumus untuk mencari luas lingkaran yang sudah
dipelajari pada pokok bahasan terdahulu, yaitu: “Mengenal Rumus
Luas Lingkaran”, kemudian guru juga menanyakan pada siswa “apa
yang dimaksud dengan phi (π) atau bilangan tetap.
3. Setelah menggali pengetahuan dasar siswa tentang
lingkaran, kemudian guru menyampaikan materi tentang
“menggunakan rumus luas lingkaran” alat bantu yang digunakan oleh
guru/peneliti adalah : sebuah lingkaran yang terbuat dari karton dengan
warna yang menarik, dan bangun datar gabungan setengah lingkaran
dengan persegi panjang (terlampir pada foto kegiatan), alat bantu
sudah sesuai materi. Dalam penyampaian materi guru/peneliti lebih
banyak melibatkan siswa, baik dalam penggunaan alat peraga,
menuliskan rumus luas lingkaran di papan tulis, maupun menghitung
angka-angka sesuai dengan rumus. Bila yang diberi tugas kedepan
kelas telah selesai melaksanakan tugasnya, guru/peneliti meminta
20
kepada siswa lain untuk menanggapi pekerjaan temannya, dan
guru/peneliti tidak pernah lupa memberikan pujian pada siswa yang
telah selesai melaksanakan tugas dengan benar.
4. Guru/peneliti cukup menguasai materi, tapi untuk
lebih baiknya perlu di perbanyak contoh soal yag harus dikerjakan
siswa didepan kelas.
5. Setiap penyiapan sub materi, guru/peneliti selalu
memberi kesempatan bertanya pada siswa, jadi kesempatan bertanya
tidak hanya diberikan diakhir pelajaran.
6. Dalam mengajar, guru/peneliti sangat antusias dan
dapat menjalin hubungan emosi yang baik dengan siswa.
7. Dalam pembentukan kelompok, guru/peneliti
membagi siswa secara heterogen. Setiap kelompok (4 orang) terdiri
dari siswa yang cerdas, sedang dan dibawah sedang atau lamban.
Untuk menghemat waktu pada proses pembentukan kelompok dalam
PBM, maka anggota kelompok ditentukan hari sebelumnya, sehingga
untuk pembentukan kelompok dalam PBM diperlukan waktu hanya ±
5 menit.
8. Setelah kelompok terbentuk, guru memanggil ketua
kelompok untuk menerima tugas yang berbeda untuk setiap kelompok.
9. Setelah ketua kelompok kembali kekelompok
masing-masing guru menjelaskan atau memberi arahan bagaimana cara
mengerjakan tugas kelompok.
21
Waktu guru memberi arahan, kelas masih terlihat ramai, hal ini
mungkin karena antara kelompok serta dengan kelompok yang lain
saling membanding tugas (ingin tahu bagaimana tugas kelompok lain).
Peneliti mengakui, memang untuk siklus ini agak sulit menguasai kelas
denga jumlah siswa 39 orang dengan menggunakan teknik baru ini.
10. Sewaktu kelompok bekerja, guru/peneliti selalu
mendekati dan memberi bimbingan bagi kelompok yang masih
dianggap memerlukan bimbingan, disamping itu juga sambil
melaksanakan penilaian proses untuk aspek-aspek afektif dan
psikomotor.
11. Waktu pelaporan hasil tugas kelompok, wakil
kelompok diminta menuliskan jawaban kelompoknya dipapan tulis
berserta proses penemuan jawaban tersebut, sedangkan kelompok lain
diminta untuk menanggapi dengan menggunakan teknik ini siswa
harus selalu menghitung, karena soal tiap kelompok berbeda (tidak
sama).
12. Tes formatif yang dilaksanakan sudah sesuai dengan
materi, namun untuk soal gabungan setengah lingkaran dengan persegi
panjang tergolong sulit bila diberikan pada tahap pertama kalinya
siswa belajar menggunakan rumus luas lingkaran, seharusnya
guru/peneliti memantapkan dulu penguasaan siswa terhadap
penggunaan rumus luas lingkaran, baru diberikan soal luas gabungan
luas lingkaran dengan bangun yang lainnya.
22
13. Pelajaran ditutup dengan membimbing siswa untuk
membuat kesimpulan materi, kesimpulan yang dibuat oleh siswa
disempurnakan oleh guru, kemudian dilanjutkan dengan pemberian
tugas untuk dikerjakan di rumah (PR) yang berhubungan materi
pelajaran hari ini.
2. Hal yang perlu direkomendasikan untuk siklus II
a. Mempertahankan sikap positif yang telah ada.
b. Pengarahan tugas kelompok lebih di pertegas.
c. Mantapkan penguasaan dasar anak terhadap suatu materi sebelum
melanjutkan pada materi berikutnya.
d. Soal tes formatif dibuat lebih sederhana.
TABEL 2.1
AKTIVITAS SISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN
No Aspek yang di obervasiSiklus/persentasi
Ke-1 %1 Siswa mengelompok secara heterogen 3 752 Siswa mendengarkan tugas kelompok 3 753 Ketua kelompok menerima tugas yang berbeda 4 1004 Masing-masing kelompok mebahas tugas secara kooperatif 3 755 Wakil kelompok menyampaikan hasil kerja kelompok 4 1006 Siswa ikut meyimpulan materi 4 1007 Siswa mengerjakan soal evaluasi 4 100
Rata-rata dalam (%) 89,2(modifikasi dari Sa’adah Ridwan ; 2004 ; 95 dalam Triadik)
3. Deskripsi Hasil Obervasi Aktivitaqs Siswa Dalam Proses
Pembelajaran
23
Dilihat dari data skor hasil evaluasi kinerja siswa dapat
disimpulkan bahwa :
a. Siswa mengelompok secara heterogen sesuai dengan permintaan guru,
memindahkan tempat duduk dan meja berjalan lancar, hanya saja
keliahatannya anak wanita enggan duduk dengan anak laki-laki, ini
menjadikan kelas agak ramai, kemudian guru meminta mereka segera
duduk pada temat yang telah tersedia, mereka pun duduk.
b. Setelah kelompok terbentuk para siswa mendengarkan tugas kelompok
dari guru dalam situasi yang masih kurang tenang, karena siswi enggan
/ takut dekat anak laki-laki. Kelihatannya mereka terpaksa duduk dekat
anak laki-laki, sehingga terlihat ada beberapa orang siswa yang kurang
memperhatikan arahan guru tentang tugas kelompok.
c. Waktu guru memanggil ketua kelompok untuk menerima tugas
kelompok kedepan kelas, dengan tertib mereka maju satu per satu.
d. Kemudian tiap kelompok bekerja sama membahas / mengerjakan tugas
kelompok, tapi ada terlihat beberapa kelompok yang didominasi anak
yang cerdas sebagai ketua kelompok. Hal ini mungkin ketua kelompok
tidak percaya dengan kemampuan teman sekelompoknya dan takut
kalau waktu kerja habis dan soal belum terjawab.
e. Setelah waktu untuk bekerja kelompok selesai, dilanjutkan dengan
pelaporan hasil kerja kelompok. Dalam pelaporan, wakil-wakil
kelompok yang maju kedepan kelas dapat melaporkan hasil tugas
kelompoknya dengan baik dan dapat dipahami oleh kelompok lain.
24
f. Pelaporan hasil kerja kelompok telah selesai, para siswa aktif
membantu kesimpulan materi dengan bimbingan guru, kemudian salh
seorang siswa diminta untuk menuliskan kesimpulan materi yang telah
disempurnakan di papan tulis.
g. Dalam mengerjakan soal-soal evaluasi/tes formatif, seluruh siswa
mengerjakan dengan tertib.
Tabel 3.1
Data Kinerja Siswa
No PasanganSiklus Pembelajaran/Aspek yang diukur
Silus IA B C D E Σ
1 I 3 2 2 2 2 112 II 3 2 2 3 3 133 III 3 3 3 3 3 144 IV 3 3 3 3 3 155 V 3 3 3 3 3 156 VI 3 2 2 3 3 137 VII 3 3 3 3 3 158 VIII 3 2 2 2 3 129 IX 3 2 2 2 3 1210 X 3 2 2 3 3 1311 XI 3 2 2 3 2 12
Rata-rata / skor max 13,18 / 15Persentase (%) ketercapaian aspek psikomotor dan apektif 87,87
(modifikasi dari Sa’adah Ridwan ; 2004 ; 95 dalam Triadik)
4. Deskripsi Hasil Observasi Kinerja Siswa
Dari hasil observasi kinerja siswa dalam proses kerja kelompok
dapat disimpulkan bahwa:
a. Siswa kelas V yang terdiri dari 39 siswa (11 kelompok) seluruhnya
terlihat senang dan sungguh-sungguh dalam menerima tugas, mungkin
25
kartu tugas yang berbentuk lingkaran dengan warna yang menarik juga
merupakan salah satu penyebab siswa senang menerima tugas
kelompok.
b. Dalam mengerjakan tugas 3 kelompok terlihat dengan
kesungguhan maksiksimal, sedang 9 kelompok lainnya masih ada
anggotanya yang terlihat agak kurang serius. Hal ini mungkin mereka
merasakan soalnya agak sulit dan merasa bahwa ada saja teman yang
bisa di andalkan dalam menjawab soal / tugas kelompok, tapi setelah
diingatkan dan diarahkan kembali oleh guru, semua anggota kelompok
ikut berpartisipasi.
c. Kekompakkan kelompok dalam mengerjakan tugas dapat dilihat
ada 4 kelompok yang kekompakannya maksimal, sedangkan yang
lainnya (7 kelompok) masih ada anggota kelompok yang kurang
berpartisipasi (khususnya bagi siswa yang memiliki dibawah
kemampuan sedang).
d. Tugas kelompok dikerjakan / diselesaikan dengan tuntas oleh 8
kelompok, sedangkan 3 kelompok lainnya pekerjaan kelompoknya
belum selesai sampai waktu habis untuk bekerja. Ini disebabkan ke 3
kelompok ini dalam menghitung luas lingkaran phi (π) dikali dengan
diameter, tapi setelah bimbingan oleh guru, baru mereka mengulang
hasil pekerjaan kelompoknya, tapi waktu untuk kerja kelompok sudah
habis sebelum mereka selesai menjawab soal.
26
e. Sewaktu pelaporan hasil kerja kelompok, sebelum guru menunjuk
kelompok yang harus melaporkan kedepan kelas, guru terlebih dahulu
menawarkan “siapa yang bersedia untuk mempresentasikan hasil tugas
kelompoknya?” 9 kelompok mengacungkan tangan kecuali kelompok
1 dan kelompok 11, kemudian guru meminta kepada kelompok 1
untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya dan disusul oleh
kelompok 11.
Tabel 4.1
Data aspek Kognitif (Nilai tes untuk siklus 1 pembelajaran)
NO NAMA SISWAPemebelajaran Siklus I
Skor Persen1 Annas Riyannur Halim 85 852 Anisa Nur Rasyidah 65 653 Ade Pramana Putra 85 854 Daris Adary 65 655 Gt. Deviana Vania 95 956 Ika Pratiwi Wulan Dari 60 607 M. Arief Wicaksono 50 508 M. Ridho Oktayasya 75 759 M. Dharmawan 75 7510 M. Hafidz Hambali 50 5011 M. Fajrin Amrullah 75 7512 Nor Siti Hartati 55 5513 Nur Rizky Rahmatillah 70 7014 Rezka Karina Ramadhani 60 6015 Sicilia Erma Sari 85 8516 Salsabila Oktavianca 55 5517 Amalia Nur Rahma 65 6518 Arifah Sharfina 60 6019 Alya Syahrida 55 5520 Ananda Maira Ashelia 70 7021 Devi Anastasia Budiawati 65 65
27
22 Dina Qomariah 80 8023 Farah Diba 75 7524 Faisal 60 6025 Ibnu Muhammad Rizky 75 7526 Imania Febrianti 95 9527 Muhammad Naufal 65 6528 Maulida Rahmi 80 8029 Muhammad Syah Alam 50 5030 Muhammad Dicky Aryoga. P 75 7531 Muhammad Ruzainoor 65 6532 Muhammad Iqbal Dio Indra 85 8533 Dimas Maulana Ali Al Qori 65 6534 Putri Lidyana Kartini 70 7035 Anugerah Danieldy Anwar 100 10036 Aldi Pradana 75 7537 Rahma Rara Reswari 95 9538 Ainaya Agriani 85 8539 Abi Zard Shafwan Sulaiman 95 95
Rata-rata Kelas 70,2Rata-rata dalam Persen 70,2
5. Deskripsi Hasil Evaluasi Data Hasil Aspek Kognitif (Nilai Tes)
Dari hasil nilai tes formatif dapat disimpulkan bahwa :
a. Yang memperoleh nilai kurang dari ≤ 60 ada 10 orang.
b. Yang memperoleh nilai 65 : 6 orang
c. Yang memperoleh nilai 70 : 3 orang
d. Yang memperoleh nilai 75 : 7 orang
e. Yang memperoleh nilai 80 : 2 orang
f. Yang memperoleh nilai 85 : 5 orang
g. Yang memperoleh nilai 95 : 4 orang
h. Yang memperoleh nilai 100 : 1 orang
Jumlah siswa yang hadir pada hari itu 39 orang, dengan nilai rata-rata
kelas 70,2.
28
Walau nilai rata-rata kelas sudah mencapai indikator kinerja (7,00),
tapi guru / peneliti belum puas, karena 10 dari 39 siswa masih memperoleh
nilai dibawah 60.
Peneliti mencari apa yang menjadi penyebabnya, peneliti membuat
kesimpulan sementara bahwa :
1. Belum mantapnya penguasaan mereka tentang konsep dasar
lingkaran (belum terampil membedakan antara jari-jari dan diameter).
2. Masih kurang mahir memasukkan angka kedalam rumus.
3. Kurang telitinya dalam penulisan angka-angka.
4. Diantara siswa tersebut ada yang memiliki kemampuan dasar
berhitung sangat minum, hal ini dilihat dari hasil pekerjaan mereka
pada kartu tugas mandiri (tes formatif), disamping itu peneliti juga
melihat dari nilai matematika untuk kenaikan kelas dari kelas 4 ke
kelas 5 didalam buku rapotnya.
Disamping meneliti hasil pekerjaan dan latar belakang siswa, peneliti
berserta kolaborator juga menganalisa kembali soal tes formatif dari sini
dapat disimpulkan bahwa soal formatif yang diberikan tergolong sukar
(khususnya bagi siswa yang memiliki tingkat kecerdasan sedang sampai
dibawah sedang). Padahal ini adalah tahap pertama siswa belajar
menggunakan rumus luas lingkaran, seharusnya mantapkan dulu
pengetahuan dasar siswa tentang diameter, jari-jari dan luas lingkaran.
B. Perencanaan untuk Siklus II
29
Dalam pembelajaran matematika dihari lain, guru/peneliti mengulang
penyampaian materi tentang diameter, jari-jari, luas dan keliling lingkaran
secara klasikal.
Guru/peneliti memberikan soal-soal dari yang sangat sederhana sampai
pada yang lebih rumit.
Siswa disuruh maju kedepan kelas untuk mengerjakan soal-soal laitihan
dengan memprioritaskan siswa yang 10 orang (yang memperoleh nilai kurang
dari 60 pada siklus I).
Mereka dibimbing secara pelan-pelan dan menuntut kesabaran yang extra
dari peneliti. Dari tindakan ini peneliti dapat menyimpulkan bahwa 3 diantara
10 orang siswa tadi memang memiliki kemampuan dasar berhitung yang
sangat kurang dan tingkat kecerdasan yang sangat lemah, sedang 7 orang
lainnya bisa saja mengerjakan soal asalkan tidak lepas dari bimbingan
walaupun lamban bila dibanding dengan siswa lain.
Jenis bimbingan yang diberikan peneliti diantaranya adalah :
a. Membedakan jari-jari dan diameter beserta contoh-contoh
angkanya.
b. Memasukan angka kedalam rumus.
c. Membimbing perkalian bilangan-bilangan.
d. Ketelitian dalam penulisan angka-angka.
Tindakan ini dilakukan peneliti karena siklus 2 direncanakan dengan
materi “Luas Permukaan Tabung”, sedang kemampuan dasar yang harus
30
dimiliki siswa untuk materi ini adalah : Luas lingkaran, Keliling lingkaran,
dan luas persegi panjang.
Pada jam pelajaran matematika diberi yang lain guru / peneliti
memantapkan kembali penguasaan sisawa tentang luas dan keliling lingkaran
serta luas persegi panjang.
1. Analisa dan Deskripsi Siklus 2
Tabel 1.2
AKTIVITAS GURU TERHADAP KETERLAKSANAAN PBM
No Aspek yang di ObservasiSiklus/skor Observer
Ke-21 Appersepsi guru relevan dengan materi yang
dikembangkan dalam pembelajaran4
2 Guru berusaha memanfaatkan pengetahuan awal siswa dalam mengembangkan pembelajaran
4
3 Guru menguasai materi pelajaran dan dapat menggunakan alata / media pembelajaran dengan baik
4
4 Alat / media yang digunakan sudah memadai, dan dapat digunakan untuk melaksanakan pembelajaran dengan baik
3
5 Guru banyak mengajukan pertanyaan arahan dan selalu menanggapi jawaban siswa dengan baik
4
6 Guru memberi kesempatan untuk bertanya dan mengemukakan gagasan secara demokratis
4
7 Guru nampak senang dan antusias dalam melaksanakan PBM sesaui dengan skenario rencana pembelajaran
4
31
8 Guru membentuk kelompok investigasi secara heterogen
4
9 Guru memanggil ketua kelompok untuk menerima materi / tugas yang berbeda
4
10 Guru menjelaskan tugas kelompok 411 Guru membimbing kelompok dalam melaksanakan
tugasnya4
12 Guru berusaha melakukan evaluasi formatif baik dalam bentuk lisan maupun tertulis selama PBM berlangsung
4
13 Guru memberikan penguatan dan berusaha menyempurnakan seluruh kesimpulan yang diperoleh siswa
4
14 Guru melaksanakan tes formatif secara tertulis 415 Guru menutup pelajaran kesimpulan dan evaluasi 4
Rata-rata perolehan skor 3,93Persentasi (%) 98,33
Dari hasil observasi guru dalam keterlaksanaan pembelajaran dapat
disimpulkan bahwa:
a. Sebelum memulai pelajaran, guru/peneliti mengadakan appersepsi
dengan menanyakan kemabali pada siswa tentang rumus mencari luas
lingkaran, rumus keliling lingkaran, dan rumus untuk mencari luas
persegi panjang.
b. Guru memperlihatkan model bangun ruang tabung sambil bertanya
jawab tentang benda tersebut, kemudian guru menuliskan judul/materi
pemebelajaran dipapan tulis.
c. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, dan tujuan pelajaran
tersebut sudah sesuai dengan materi.
d. Guru/peneliti meminta kepada salah seorang siswa untuk memengang
alat peraga (tabung) sambil menunjukkan bagian-bagiannya, kemudian
guru menuliskan apa yang disebutkan dan ditunjukkan oleh siswa
bahwa tabung terdiri dari : 2 buah lingkaran dan 1 bidang lengkung
32
(selimut tabung). Guru tidak lupa memberikan pujian pada siswa yang
telah dapat menunjukkan bagian-bagian tabung tadi dengan benar.
e. Guru memperlihatkan pada siswa sebuah jaring-jaring tabung yang
ukurannya sama dengan tabung yang dipegang siswa tadi.
Guru menyuruh siswa untuk mengamati betul-betul jaring-jaring
tabung tersebut.
Sebelum meneruskan penyampaian materi guru menanyakan kembali
pada siswa mana bagian alas dan tutup tabung, mana selimutnya? dan
apa bentuk selimut tabung setelah dibuka? (dari alat peraga ini terdapat
perbedaan paham antara peneliti dengan kolabolator, menurut
kolaborator sebaiknya jaring-jaring tabung lebih dari 1 macam, tapi
menurut peneliti dalam pokok bahasan ”Luas permukaan tabung“ yang
lebih ditekankan adalah bahwa siswa dapat mengetahui bagian-bagian
tabung kemudian dapat menghitung luas permukaan tabung. Jaring-
jaring tabung boleh dituntut lebih dari 1 macam permukaan bila untuk
pokok bahasan “mengenal jaring-jaring tabung”.
f. Dari jawaban-jawaban siswa tentang bagian-bagian tabung, guru
mengajak siswa untuk menuliskan rumus untuk menghitung luas alas
dan tutup tabung, tetapi sampai pada luas selimut tabung anak terlihat
agak bingung, kemudian guru menempelkan kembali jaring-jaring
tabung pada model tabung sambil menanyakan pada siswa “mana
panjang selimut yang berbentuk persegi panjang tadi?”, kemudian
siswa diminta maju untuk menunjukkan.
33
Dari sini siswa mengerti bahwa panjang pada selimut tabung adalah
keliling lingkaran, sedang lebar selimut tabung adalah tinggi tabung.
Guru meminta salah seorang siswa menuliskan/melengkapi rumus
untuk menghitung luas permukaan tabung.
Kemudian guru memberi kesempatan bertanya pada siswa tentang asal
usul rumus luas permukaan tabung.
g. Guru memberikan contoh soal bagaimana cara bagaimana cara
menghitung luas permukaan tabung, beberapa siswa disuruh kedepan
kelas secara bergantian, sedang siswa yang lain diminta untuk ikut
menghitung di dalam buku catatannya masing-masing.
h. Setiap siswa yang telah selesai mengerjakan tugas dipapan tulis, guru
meminta pada siswa lain untuk menanggapi pekerjaan temannya dan
tidak pernah lupa guru memberikan pujian pada siswa yang telah
mengerjakan tugas dengan benar.
i. Dalam mengerjakan guru terlihat sangat antusias dan dapat menjalin
hubungan emosi yang baik dengan siswa. Pembelajaran dilaksanakan
sesuai dengan rencana.
j. Pembentukan kelompok secara heterogen seperti pada siklus I
berjalandengan lancar, guru memberikan penjelasan pada siswa bahwa
mereka semua dalam 1 kelas baik laki-laki atau perempuan adalah
saudara, jadi mereka tidak perlu malu atau enggan duduk satu
kelompok dengan lain jenis, karena ini adalah untuk kemajuan
bersama yang bersifat positif. Guru juga memberi arahan tetang tugas
34
ketua kelompok yang harus membagi tugas pada anggota
kelompoknya. Setelah masing-masing anggota kelompok selesai
bekerja, tugas ketua kelompok adalah mencek kebenaran pekerjaan
anggota kelompoknya.
k. Setelah kelompok terbentuk ketua kelompok untuk menerima tugas
yang berbeda bagi tiap kelompok.
l. Guru memberi arahan bagaimana mengerjakan tugas kelompok setelah
suasana kelas dalam keadaan tenang / tertib.
m. Sewaktu kelompok bekerja, guru selalu mendekati dan memberi
bimbingan bagi kelompok yang masih dianggap memerlukan
bimbingan, disamping itu peneliti juga melaksanakan penilaian proses
untuk aspek efektif dan spikomotor.
n. Waktu pelaporan hasil tugas kelompok, wakil kelompok diminta
menuliskan jawabannya kelompoknya dipapan tulis beserta proses
penemuan hasil jawaban tersebut. Sedangkan kelompok lain diminta
untuk menanggapi.
Semua kelompok (selain kelompok pelapor) terlihat sangat antusias
menghitung untuk menanggapi jawaban kelompok pelapor.
o. Tes formatif yang dilaksanakan sangat sesuai dengan materi dan
mudah dipahami siswa, karena secara umum siswa telah menguasai
konsep dasar materi tentang “Luas permukaan tabung”.
p. Pelajaran ditutup dengan membimbing siswa untuk membuat
kesimpulan materi pembelajaran hari itu, kesimpulan yang dibuat oleh
35
para siswa disempurnakan oleh guru kemudian dilanjutkan dengan
pemberian tugas untuk dikerjakan dirumah (PR) yang berhubungan
dengan materi hari itu.
TABEL 2.2
AKTIVITAS SISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN
No Aspek yang di observasiSilus/persentasiKe-2 %
1 Siswa mengelompok secara heterogen 4 1002 Siswa mendengarkan tugas kelompok 4 1003 Ketua kelompok menerima tugas yang berbeda 4 1004 Masing-masing kelompok membahas tugas secara
kooperatif3 75
5 Wakil kelompok menyampaikan hasil kerja kelompok 4 1006 Siswa menyimpulkan materi 4 1007 Siswa mengerjakan soal evaluasi 4 100
Rata-rata dalam (%) 76,43(modifikasi dari Sa’adah Ridwan ; 2004 ; 95 dalam Triadik)
a. Pembentukan kelompok secara heterogen
berlangsung dengan tertib dan sesuai dengan permintaan guru.
b. Setelah kelompok terbentuk siswa duduk dengan
tenang bersama anggota kelompoknya mendengarkan arahan guru
tentang tugas kelompok.
c. Ketua kelompok kedepan kelas dengan tertib
mengambil tugas kelompok yang berbeda setelah medapat panggilan
dari guru, kartu tugas kelompok berbentuk lingkaran yang terbuat dari
karton berwarna dan soalnya diikatkan dengan pita emas, mereka
terlihat senang menerima kartu tugas ini.
d. Setelah ketua kelompok kembali kekelompoknya
masing-masing ketua kelompok membagi tugas pada anggota
36
kelompoknya, kemudia merekapun bekerja bersama-sama untuk
menyelesaikan tugas kelompok, waktu proses kerja kelompok
guru/peneliti melihat anak yang lamban (kecerdasannya dibawah
sedang) terlihat agak bingung, kemudian ketua kelompok diminta oleh
guru/peneliti untuk membimbing temannya tersebut, sedang guru
berkeliling kelas melakukan penilaian proses.
e. Wakil kelompok yang melaporkan hasil pekerjaan
kelompoknya dengan menuliskan jawaban dipapan tulis beserta proses
(cara) penemuan hasil.
a. Hasil pelaporan sangat mudah dipahami oleh kelompok lain.
b. Kelompok yang lain menanggapi dengan antusias pada setiap
kelompok pelapor.
f. Setelah guru memberi penguatan atas hasil
pelaporan kelompok siswa aktif membuat kesimpulan materi dengan
bimbingan guru, kemudian guru meminta kepada salah seorang siswa
untuk menuliskan kesimpulan materi didepan kelas.
g. Siswa terlihat senang menerima soal evaluasi
yang terbuat dari karton berwarna berbentuk persegi panjang sebagai
tempat untuk menuliskan jawaban, sedangkan soalnya diikat dengan
pita emas.
TABEL 3.2
Data Kinerja Siswa
No Pasangan Siklus Pembelajaran / Aspek yang di ukurSilkus 2
37
A B C D E Σ1 I 3 3 3 3 3 152 II 3 3 3 3 3 153 III 3 3 3 3 3 154 IV 3 3 3 3 3 155 V 3 3 3 3 3 156 VI 3 3 3 3 2 147 VII 3 3 3 3 3 158 VIII 3 3 3 3 3 159 IX 3 3 3 3 3 1510 X 3 3 3 3 3 1511 XI 3 3 3 3 2 14
Rata-rata / Skor Max 14,82/15Persentase (%) ketercapaian aspek psikomotor dan apektif 98,8
(modifikasi dari Sa’adah Ridwan ; 2004 ; 95 dalam Triadik)
2. Deskripsi Hasil Data Kinerja Siswa
Dari hasil observasi kinerja siswa dalam proses kerja kelompok
dapat disimpulkan bahwa :
a. Seluruh kelompok (11 kelompok) menerima tugas dengan senang dan
sungguh-sungguh.
b. Tugas kelompok dikerjakan dengan sungguh-sungguh oleh seluruh
anggota kelompok.
c. Dalam mengerjakan tugas setiap kelompok terlihat sangat kompak,
anggota kelompok yang lamban dibantu/dibimbing oleh temannya
yang cerdas.
d. Tugas dapat diselesaikan oleh semua kelompok dalam batas waktu
yang ditentukan.
e. Sewaktu pelaporan hasil tugas kelompok guru/peneliti menawarkan
kelompok mana yang bersedia untuk kedepan kelas melaporkan hasil
kerja kelompoknya, 9 kelompok mengacungkan tangan dengan
38
semangat, hanya kelompok 6 dan kelompok 11 yang kelihatan
mengacungkan tangan dengan ragu-ragu, kemudian guru/peneliti
meminta kepada ke 2 kedepan kelas secara bergantian, ternyata kedua
kelompok ini hasil kerja kelompoknya benar.
Guru/peneliti memberi nasehat agar kedua kelompok tersebut harus
menambah rasa percaya dirinya (jangan ragu-ragu).
Tabel 4.2
Hasil Evaluasi
Data Aspek Kognitif (Nilai tes untuk Siklus 2)
NO NAMA SISWAPemebelajaran Siklus 2
Skor Persen1 Annas Riyannur Halim 100 1002 Anisa Nur Rasyidah 100 1003 Ade Pramana Putra 100 1004 Daris Adary 100 1005 Gt. Deviana Vania 100 1006 Ika Pratiwi Wulan Dari 100 1007 M. Arief Wicaksono 100 1008 M. Ridho Oktayasya 100 1009 M. Dharmawan 100 10010 M. Hafidz Hambali 95 9511 M. Fajrin Amrullah 100 10012 Nor Siti Hartati 100 10013 Nur Rizky Rahmatillah 100 10014 Rezka Karina Ramadhani 100 10015 Sicilia Erma Sari 100 10016 Salsabila Oktavianca 100 10017 Amalia Nur Rahma 100 10018 Arifah Sharfina 100 10019 Alya Syahrida 100 10020 Ananda Maira Ashelia 100 10021 Devi Anastasia Budiawati 85 8522 Dina Qomariah 100 10023 Farah Diba 75 75
39
24 Faisal 100 10025 Ibnu Muhammad Rizky 100 10026 Imania Febrianti 100 10027 Muhammad Naufal 100 10028 Maulida Rahmi 100 10029 Muhammad Syah Alam 100 10030 Muhammad Dicky Aryoga. P 100 10031 Muhammad Ruzainoor 100 10032 Muhammad Iqbal Dio Indra 100 10033 Dimas Maulana Ali Al Qori 100 10034 Putri Lidyana Kartini 100 10035 Anugerah Danieldy Anwar 100 10036 Aldi Pradana 100 10037 Rahma Rara Reswari 100 10038 Ainaya Agriani 100 100
B39 Abi Zard Shafwan Sulaiman 100 100Rata-rata Kelas 96,5
Rata-rata dalam Persen 96,5Dari hasil nilai tes formatif dapat disimpulkan bahwa :
a. Yang memperoleh nilai 100 : 36 orang
b. Yang memperoleh nilai 95 : 1 orang
c. Yang memperoleh nilai 85 : 1 orang
d. Yang memperoleh nilai 75 : 1 orang
Dengan nilai rata-rata kelas 96,5 ini merupakan nilai yang sangat
memuaskan.
Sedang 3 orang lain yang memperoleh nilai 95, 85 dan 75 disebabkan oleh
kurangnya ketelitian mereka dalam menghitung.
C. Analisis dan Deskripsi Siklus 1 dan Siklus 2
Hasil observasi aktivitas guru terhadap keterlaksanaan PBM pada siklus 1
dan siklus 2 dirangkum pada tabel 1 berikut ini :
Tabel 1.3
40
Aktivitas Guru Terhadap Keterlaksanaan PBM
No Aspek yang di ObservasiSiklus/Skor Observer
Ke-1 Ke-21 Appersepsi guru relevan dengan materi yang
dikembangkan dalam pembelajaran.4 4
2 Guru berusaha memanfaatkan pengetahuan awal siswa dalam mengembangkan pembelajaran
3 4
3 Guru menguasai materi pembelajaran dan dapat menggunakan alat / media pembelajaran dengan baik
3 4
4 Alat / media yang digunakan sudah memadai, dan dapat digunakan untuk melaksanakan pembelajaran dengan baik.
4 3
5 Guru banyak mengajukan pertanyaan arahan dan selalu menanggapi jawaban siswa dengan baik.
4 4
6 Guru memberi kesempatan untuk bertanya dan mengemukakan gagasan secara demokratis.
4 4
7 Guru nampak senang dan antusias dalam melaksanakan PBM sesuai dengan skenario rencana pembelajaran.
4 4
8 Guru membentuk kelompok investigasi secara heterogen.
4 4
9 Guru memanggil ketua kelompok untuk menerima materi / tugas yang berbeda.
4 4
10 Guru menjelaskan tugas kelompok. 3 411 Guru membimbing kelompok dalam melaksanakan
tugasnya.4 4
12 Guru berusaha melakukan evaluasi formatif baik dalam bentuk lisan maupun tertulis selama PBM berlangsung
4 4
13 Guru memberikan penguatan dan berusaha menyempurnakan seluruh kesimpulan yang diperoleh siswa
4 4
14 Guru melaksanakan tes formatif secara tertulis 3 415 Guru menutup pelajaran kesimpulan dan evaluasi 4 4
Rata-rata perolehan skor 3,73 3,93Persentasi (%) 93,33 98,33
Berdasarkan data dari tabel 1 di atas selanjutnya divisualisasikan delam
bentuk grafik berikut :
Grafik: Persentase Rata-rata Keterlaksanaan Pembelajaran pada tiap-tiap
aspek dalam
2 siklus
41
Persentase rerata tiap siklus dan rerata 2 siklus
Berdasarkan data pada tabel 1 terlihat bahwa aktivitas terhadap
keterlaksanaan dalam mengembangkan PBM dikelas terjadi peningkatan dan
terlaksana dengan baik sesuai dengan model pembelajaran yang
42
dikembangkan. Peningkatan dari 93,33 % - 98,33 % atau rerata sebesar
95,83% dari keseluruhan aspek yang diamati.
D. Analisis dan Deskripsi Observasi Terhadap Aktivitas Siswa
dan proses pembelajaran pada Siklus 1 dan 2
TABEL 2.3
AKTIVITAS SISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN
No Aspek yang di observasiSiklus/skor/persentase
Ke-1 % Ke-2 %1 Siswa mengelompok secara heterogen 3 75 4 1002 Siswa mendengar tugas kelompok 3 75 4 1003 Ketua kelompok menerima tugas yang berbeda 4 100 4 1004 Masing-masing kelompok membahas tugas
secara kooperatif3 75 3 75
5 Wakil kelompok menyampaikan hasil kerja kelompok
4 100 4 100
6 Siswa ikut menyimpulan materi 4 100 4 1007 Siswa mengerjakan soal evaluasi 4 100 4 100
Rata-rata dalam (%) 89,2 96,43(modifikasi dari Sa’adah Ridwan ; 2004 ; 95 dalam Triadik)
Berdasarkan data dari tabel 2 di atas selanjutnya divisualisasikan dalam
bentuk grafik berikut :
Grafik: Skor Keterlaksanaan pembelajaran pada tiap-tiap aspek dalam 2 siklus
43
Berdasarkan data dari tabel 2.3 di atas selanjutnya divisualisasikan dalam
bentuk grafik berikut :
Grafik: Persentase Rata-rata Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Tiap Siklus
Berdasarkan data pada tabel 2.3 terlihat bahwa persentase siswa yang aktif
untuk ke tujuh aspek yang diobservasi rata-rata mengalami peningkatan dari
siklus 1 dan siklus 2, hal ini menunjukkan terjadi peningkatan aktivitas siswa
selama guru mengimplementasikan pembelajaran di kelas, dengan perolehan
44
angka dalam persen mulai dari 89,2 % menjadi 96,43%. Dengan reratanya
92,81.
Data Skor Kinerja Siswa
Tabel 3.3
Data Skor Hasil Evaluasi Kinerja Siswa
No KelompokSiklus Pebelajaran/Aspek yang di ukur
Siklus 1 Siklus 2A B C D E Σ A B C D E Σ
1 I 3 2 2 2 2 11 3 3 3 3 3 152 II 3 2 2 3 3 13 3 3 3 3 3 153 III 3 3 3 3 3 14 3 3 3 3 3 154 IV 3 3 3 3 3 15 3 3 3 3 3 155 V 3 3 3 3 3 15 3 3 3 3 3 156 VI 3 2 2 3 3 13 3 3 3 3 2 147 VII 3 3 3 3 3 15 3 3 3 3 3 158 VIII 3 2 2 2 3 12 3 3 3 3 3 159 IX 3 2 2 2 3 12 3 3 3 3 3 1510 X 3 2 2 3 3 13 3 3 3 3 3 1511 XI 3 2 2 3 2 12 3 3 3 3 2 14
Rata-Rata / Skor Max13,18/15
14,82/15
Persentase (%) ketercapaian aspek kinerja
87,87 98,8
Keterangan :
A = Kesungguhan kelompok menerima tugas
B = Kesungguhan kelompok mengerjakan tugas
C = Kekolompokan kelompok mengerjakan tugas
D = Ketuntasan tugas
E = Kesediaan mempresentasikan tugas
Grafik Skor masing-masing aspek dalam 2 siklus
45
Grafik : Persentase ketercapaian aspek Kinerja Siswa dalam 2 siklus
Catatan :
00 – 50 = Kurang
51 – 74 = Baik
75 – 100 = Sangat Baik
Berdasarkan tabel 3.3 ketercapaian dari tes kinerja siswa yang memuat
aspek psikomotor dan afektif siswa dari siklus awal sampai akhir dalam
46
penelitian ini menampakkan adanya peningkatan dan tergolong dalam kategori
sangat baik dengan perolehan adalah 87,77 sampai 98,8%.
E. Hasil Evaluasi Data aspek kognitif (nilai tes untuk 2 siklus
pembelajaran)
Tabel 4
Hasil Evaluasi
Data aspek Kognitif (nilai tes untuk siklus 1 pembelajaran)
NO NAMA SISWAPembelajaran Siklus 1 Pembelajaran Siklus 2
Skor Persen Skor Persen1 Annas Riyannur H. 85 85 100 1002 Anisa Nur Rasyidah 65 65 100 1003 Ade Pramana Putra 85 85 100 1004 Daris Adary 65 65 100 1005 Gt. Deviana Vania 95 95 100 1006 Ika Pratiwi W D 60 60 100 1007 M. Arief W. 50 50 100 1008 M. Ridho O. 75 75 100 1009 M. Dharmawan 75 75 100 10010 M. Hafidz Hambali 50 50 96 9611 M. Fajrin Amrullah 75 75 100 10012 Nor Siti Hartati 55 55 100 10013 Nur Rizky R. 70 70 100 10014 Rezka Karina R. 60 60 100 10015 Sicilia Erma Sari 85 85 100 10016 Salsabila O. 55 55 100 10017 Amalia Nur Rahma 65 65 100 10018 Arifah Sharfina 60 60 100 10019 Alya Syahrida 55 55 100 100
47
20 Ananda Maira A. 70 70 100 10021 Devi Anastasia B. 65 65 85 8522 Dina Qomariah 80 80 100 10023 Farah Diba 75 75 75 7524 Faisal 60 60 100 10025 Ibnu Muhammad R. 75 75 100 10026 Imania Febrianti 95 95 100 10027 Muhammad Naufal 65 65 100 10028 Maulida Rahmi 80 80 100 10029 Muhammad S.A. 50 50 100 10030 Muhammad D. A. P 75 75 100 10031 Muhammad R. 65 65 100 10032 Muhammad I. D. I. 85 85 100 10033 Dimas M. A. Al Q. 65 65 100 10034 Putri Lidyana K. 70 70 100 10035 Anugerah D. A. 100 100 100 10036 Aldi Pradana 75 75 100 10037 Rahma Rara R. 95 95 100 10038 Ainaya Agriani 85 85 100 10039 Abi Zard Shafwan S 95 95 100 100
Rata-rata Kelas 70,2 96,5Rata-rata dalam Persen 70,2 96,5
Berdasarkan data dari tabel 4.3 di atas selanjutnya divisualisasikan dalam
bentuk grafik untuk skor masing-masing siswa :
Nilai rerata kelas dalam 2 siklus
48
Grafik : Persentase Rata-rata Nilai Siswa dalam 2 siklus
Berdasarkan tabel 4.3 di atas dapat dismpulkan bahwa tingkat ketercapaian
hasil belajar siswa pada aspek kognitif mengalami peningkatan dengan
perolehan mulai dari 70,2 pada siklus 1 dan 96,5 dengan rerata kelas 83,3 dan
dalam persentase juga ada peningkatan dari 70,2% pada siklus 1 dan 96,5%
pada siklus 2, sehingga rerata persen adalah 83,3% dan tergolong “sangat
baik”.
49
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian Tindakan Kelas dengan menggunakan teknik
“Group Investigation”, maka :
1. Aktivitas guru dalam memfasilitasi proses belajar matematika Kelas V
Semester 2 SD Muhammadiyah 8 meningkat.
2. Aktivitas siswa dalam proses belajar matematika Kelas V Semester 2 SD
Muhammadiyah 8 meningkat.
3. Kinerja siswa dalam proses belajar matematika Kelas V Semester 2 SD
Muhammadiyah 8 meningkat.
4. Hasil belajar matematika siswa dalam proses belajar matematika Kelas V
Semester 2 SD Muhammadiyah 8 meningkat.
B. Saran-saran
50
1. Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan yang berarti bagi
peningkatan mutu pembelajaran di kelas, oleh sebab itu perlu bagu guru-
guru lain untuk melakukan penelitian sejenis dengan teknik pembelajaran
yang lain.
2. Sebagai implikasi dari hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah
satu alternatif untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan hasil belajar.
Oleh karena itu, kepada guru-guru khususnya guru SD disarankan untuk
dapat melakukan inovasi pembelajaran, salah satu alternatifnya adalah
dengan menggunakan teknik “Group Investigation”.
51
Daftar Pustaka
Bambang Sahono, Pengaruh Model Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar IPA, Studi Eksperimen pada Peserta didik kela V SD di Kota Bengkulu, Jurnal Pendidikan, Triadik, 2004, Bengkulu
Depertemen Pendidikan dan kebudayaan, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, Bandung: P2LPTK IKIP Bandung, 1990, Bandung
Dyah Sriwelujeng, P.Pd, dalam Power Point, Pendekatan Kooperative Learning dan Group Investigation, 2004, PPPG PMP-IPS malang.
Gagne Robert M, (Dalam Widya Tama, Jurnal Pendidikan 2005) The Condition of Learning, Scond Edition, New York: Halt Sunders. International Edition, 2004 Semarang
Hopkins, D. (dalam Widya Tama Jurnal, 2005). A Teacher Guide to Classroom Research, Philadelpia. Open University Press. 1992
Universitas Malang, (dalam National Science Education Seminar) State University of Malang (UM), 2000. Malang
Kemmis dan Mc. Taggart (dalam Widya Tama Jurnal,) classroom actoin research, 2005, Semarang.
Pusat Kurikulum, Kurikulum SD 2006, Jakarta.
Roestiyah N.K. Strategi Belajar Mengajar, Rieneka Cipta, 2001, Jakarta.
Syaiful Bahri, Strategi Belajar Mengejar, Rineka Cipta, 2002, Jakarta.
52
Savege and amstrong, 1996 (dalam Numan Sumantri), Terjemahan, Efektif Elementry Social Studies, PT. Raja Grafindo Persada, 2003, Jakarta.
Sardiman A.M. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengejar, PT. Raja Grafindo Persada, 2001, Jakarta.
Sa’adah Ridwan, Peningkatan Makna Belajar IPA_Fisika Melalui Pembelajaran Berorientasi “Life Skill” Jurnal Kependidikan, Triadik FKIP Universitas Bengkulu, 1994, Bengkulu.
Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan. Universitas Gajah Mada, CV. Rajawali, 1990, Jakarta.
Winarno Surachmad, Pengantar Penelitian Ilmiah, Tarsito, 1998, Bandung.
Zamroni, Paradigma Pendidikan Masa Depan, PT. Bigraf Publishing, 2000, Yogyakarta.
53
Daftar Isi Lampiran
1. Kondisi awal
2. Instrumen
3. Instrumen yang telah di isi
4. Data Penelitian
5. Ijin penelitian
6. Buku harian PTK
7. Jurnal bimbingan
8. Daftar hadir siswa untuk ke 2 siklus
9. Rencana pembelajaran siklus 1 dan 2
10. Foto Kegiatan
11. Panduan respon siswa
12. Refleksi
13. Data pengamat
14. Laporan keuangan
54
15. Surat keterangan bahwa lapoaran PTK telah di
seminarkan
KONDISI AWAL
NO NAMA SISWA NILAI1 Annas Riyannur Halim 852 Anisa Nur Rasyidah 653 Ade Pramana Putra 854 Daris Adary 655 Gt. Deviana Vania 956 Ika Pratiwi Wulan Dari 607 M. Arief Wicaksono 508 M. Ridho Oktayasya 759 M. Dharmawan 7510 M. Hafidz Hambali 5011 M. Fajrin Amrullah 7512 Nor Siti Hartati 5513 Nur Rizky Rahmatillah 7014 Rezka Karina Ramadhani 6015 Sicilia Erma Sari 8516 Salsabila Oktavianca 5517 Amalia Nur Rahma 6518 Arifah Sharfina 6019 Alya Syahrida 5520 Ananda Maira Ashelia 7021 Devi Anastasia Budiawati 6522 Dina Qomariah 8023 Farah Diba 7524 Faisal 60
55
25 Ibnu Muhammad Rizky 7526 Imania Febrianti 9527 Muhammad Naufal 6528 Maulida Rahmi 8029 Muhammad Syah Alam 5030 Muhammad Dicky Aryoga. P 7531 Muhammad Ruzainoor 6532 Muhammad Iqbal Dio Indra 8533 Dimas Maulana Ali Al Qori 6534 Putri Lidyana Kartini 7035 Anugerah Danieldy Anwar 10036 Aldi Pradana 7537 Rahma Rara Reswari 9538 Ainaya Agriani 8539 Abi Zard Shafwan Sulaiman 95
Rata-rata kelas 70,2
INSTRUMEN
Tabel 1
Aktivitas Guru Terhadap Keterlaksanaan PBM
No Aspek yang di observasiSiklus/skor observasiKe-1 Ke-2
1 Appersepsi guru relevan dengan materi yang dikembangkan dalam pembelajaran.
2 Guru berusaha memanfaatkan pengetahuan awal siswa dalam mengembangkan pembelajaran
3 Guru menguasai materi pembelajaran dan dapat menggunakan alat / media pembelajaran dengan baik
4 Alat / media yang digunakan sudah memadai, dan dapat digunakan untuk melaksanakan pembelajaran dengan baik.
5 Guru banyak mengajukan pertanyaan arahan dan selalu menanggapi jawaban siswa dengan baik.
6 Guru memberi kesempatan untuk bertanya dan mengemukakan gagasan secara demokratis.
7 Guru nampak senang dan antusias dalam melaksanakan PBM sesuai dengan skenario rencana pembelajaran.
8 Guru membentuk kelompok investigasi secara heterogen.
56
9 Guru memanggil ketua kelompok untuk menerima materi / tugas yang berbeda.
10 Guru menjelaskan tugas kelompok.11 Guru membimbing kelompok dalam
melaksanakan tugasnya.12 Guru berusaha melakukan evaluasi formatif baik
dalam bentuk lisan maupun tertulis selama PBM berlangsung
13 Guru memberikan penguatan dan berusaha menyempurnakan seluruh kesimpulan yang diperoleh siswa
14 Guru melaksanakan tes formatif secara tertulis15 Guru menutup pelajaran kesimpulan dan evaluasi
Rata-Rata Perolehan SkorPersentasi (%)
TABEL 2
AKTIVITAS SISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN
No Aspek yang di observasiSiklus/skor/persentasi
Ke-1 % Ke-2 %1 Siswa mengelompok secara heterogen2 Siswa mendengar tugas kelompok3 Ketua kelompok menerima tugas yang
berbeda4 Masing-masing kelompok membahas tugas
secara kooperatif5 Wakil kelompok menyampaikan hasil kerja
kelompok6 Siswa ikut menyimpulan materi7 Siswa mengerjakan soal evaluasiRata-rata dalam (%)
TABEL 3
DATA SKOR HASIL EVALUASI KINERJA SISWA
No KelompokSiklus Pebelajaran/Aspek yang di ukur
Siklus 1 Siklus 2A B C D E Σ A B C D E Σ
57
1 I2 II3 III4 IV5 V6 VI7 VII8 VIII9 IX10 X11 XI
Rata-Rata / Skor MaxPersentase (%) ketercapaian aspek kinerja
(Modifikasi dari Sa’adah Ridwa ; 2004 ; 95 dalam Triadik)
Aspek yang dinilai :
A = Kesungguhan kelompok menerima tugasB = Kesungguhan kelompok mengerjakan tugasC = Kekolompokan kelompok mengerjakan tugasD = Ketuntasan tugasE = Kesediaan mempresentasikan tugas
Soal tes formatif siklus I
Soal tes formatif siklus II
58
Kerja soal berikut ini :1. Sebuah taman berbentuk lingkaran, dengan
diameter 40 dm.Berapa meter persegikah luas taman tersebut?
2. Berapakah cm Luas bangun yang diarsir?
14 cm
Kerjakan Soal berikut :
Diketahui tinggi tabung 32 cm, Diameter 14 cm. Hitunglah Luas permukaan tabung tersebut