116
POLA PENGOBATAN PENYAKTT INFEKSI CYTOMEGALOVIRUS (CMV) DI EVSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKTT UMUMPUSAT DR. SARDJTTO YOGYAKARTA PADA TAHUN 2005 SKRIPSI &zm*wM& Oleh : AMELIA MADAM 01613060 JURUSANFARMASI FAKULTAS MATEMATTKA DAN TLMU PENGETAHUAN ALAM UNTVERSTTAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA AGUSTUS 2006

&zm*wM& - dspace.uii.ac.id

  • Upload
    others

  • View
    5

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: &zm*wM& - dspace.uii.ac.id

POLA PENGOBATAN PENYAKTT INFEKSI CYTOMEGALOVIRUS (CMV)

DI EVSTALASI RAWATINAP RUMAHSAKTT UMUMPUSAT

DR. SARDJTTOYOGYAKARTA PADA TAHUN 2005

SKRIPSI

&zm*wM&

Oleh :

AMELIA MADAM

01613060

JURUSANFARMASI

FAKULTAS MATEMATTKA DAN TLMU PENGETAHUAN ALAMUNTVERSTTAS ISLAM INDONESIA

YOGYAKARTA

AGUSTUS 2006

Page 2: &zm*wM& - dspace.uii.ac.id

POLA PENGOBATAN PENYAKTT INFEKSI CYTOMEGALOVIRUS (CMV)

DI TNSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKTT UMUM PUSAT

DR. SARDJTTO YOGYAKARTA PADA TAHUN 2005

SKRTPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat mencapai gelar Sarjana Farmasi(S.Farm.)

Program Studi Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan AlamUniversitas Islam Indonesia Yogyakarta

%atm*&M&

Oleh:

AMELIA MADANI

01613060

JURUSAN FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN TLMU PENGETAHUAN ALAM

UNTVERSTTAS ISLAM INDONESIA

YOGYAKARTA

AGUSTUS 2006

u

Page 3: &zm*wM& - dspace.uii.ac.id

SKRTPSI

POLA PENGOBATAN PENYAKTT INFEKSI CYTOMEGALOVIRUS (CMV)

DI TNSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKTT UMUM PUSAT

DR. SARDJTTO YOGYAKARTA PADA TAHUN 2005

Yang diajukan oleh

AMELIA MADANI

01613060

Telah disetujui oleh:

Pembimbing Utama, Pembimbing Pendamping,

Endang Darmawan, M.Si., Apt Suci Hanifah, S.F., Apt

111

Page 4: &zm*wM& - dspace.uii.ac.id

SKRTPSI

POLAPENGOBATAN PENYAKTT INFEKSI CYTOMEGALOVIRUS (CMV)DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKTT UMUM PUSAT

DR. SARDJTTO YOGYAKARTA PADA TAHUN 2005

Oleh:

AMELIA MADANI

01613060

Telah dipertahankan di hadapan Panitia Penguji SkripsiJueusan Farmasi Fakultas Matematika danIlmu Pengetahuan Alam

Um'versitas Islam Indonesia

Tanggal: 19 agustus 2006

Ketua Penguji,

Endang Darmawan. M.Si.. Apt

Anggota penguji, Anggota penguji,

f^ySuci Hanifah. S.F.. Apt Nanane Munif Yasin. M. Pharm.. Apt

MengetahuiDekan FakultasMatematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

?" Universitas Islam Indonesia

^t^ilT;\S ^^ngDarmawan.M.SL Apt

IV

Page 5: &zm*wM& - dspace.uii.ac.id

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya

yang pemah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan

Tinggi dan sepanjang pengetahuan saya, juga tidak terdapat karya atau pendapat

yang pemah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain kecuali yang secara tertulis diacu

dalam naskah ini dan diterbitkan dalam daftar pustaka.

Yogyakarta, Agustus2006

Penulis,

Amelia Madani

Page 6: &zm*wM& - dspace.uii.ac.id

81 HALAMAN PERSEMBAHAN

'Karya fycitftu ini^ipersem6ah^an untuk

(Papi (H. M. Madani) dan Marni (ttj. Nur'aini) tercinta,Terima^asih atas do'a, Cinta dan %asih sayangyang tetah diberikgn slama ini. %psabaran JUL.dan kgtuCusannya dalam membesar^an dan mendidi^Lia hingga se^arang. Semua yang 2J\Pte(ah diberi^an tida^dapat terbatas^an oleh Lia. St

%fl' M, terimafesih atas db'a dan fosih sayangnya. Terima^asih untu^ bu^u-bu^u "okfydofoerannya. 2s»Kfl.'JMiki terima^asih atas do a, du^ungan dan supportnya iHr/jkAbang <Bob, terima^asih atas do'a, dufiiingan dan supportnya, akfiirnya Lia bisa ^5*^menyetesai^an s^ripsi ini

jHu <Pincu My Love,^^ JLbang (Ethan..., mafesifi atas Cinta, fosih sayang, do'a serta ^sabarannya. Ma^asih tjRu udah nemanin Lia pene&tian, du^ungan dan support supaya bisa tebih tegar Cagi hingga tfX^^>|5 afihirnyaJLde bisa nyetesaiin skripsi ini. J^Cp

gl XfCuargalu, 51W| Om Nonoi, Om <Didi, %a' Tony, fldi terima^asih atas du^ungan dan do'anya £Ra

4tt^ Teman-teman^u, MM^5i£ Wetta, Hesty,t)mie, Nila, Meta, Netty makasih atas bantuan dan du^ungannya stoma iSpflfc. ini, dan semua pihabjyang takjdapat a$u sebut^an satu persatu. MM

ft8lft

5l __ftftftftftftftftftftftftftftft

Page 7: &zm*wM& - dspace.uii.ac.id

ftftftftftftftftftftftftftftftft ft

4Hu "Ingattah bahwa setiap hari dalam sejarah kghidupan k$ta 4Aa»£» dituRs dengan tinta yang tabjdapat terhapus tagi" 2mT%^^ (Thomas cartyte) joP

^^E <Bila seturuh pohon yang ada di bumi dijadikgn pena ^35^W4 dan airsamudra dijadi^an tinta ditambah tujuh samudrayang tain, "'vA

ifmu attah tida^alian habis MM

^^ Atlah Mahaper^asa dan Mahabija^sana ^!j5•J| (%. Luqmaan: 27) W|

ft ft^5*5 Sungguh diantara fysu^aran pasti ada kgmudahan JCp•B)jt ©aw bersama k&su^aran pasti ada fymudahan mflkmm %arena itu, bita seCesai suatu tugas, 3|fc^5^5 mutaitah tugasyang tain dengan sungguh-sungguh W^flj| (Qs. Asy syarh: 5-7) flk

ft ftftftftft ,„ft ftftftftftftftftftftftftftftftft

Metatui kfsabaran, seseorang dapat meraih tebih

daripada metdtui ligkiiatanyang dimitxkinya

((Edmund burbg)

Page 8: &zm*wM& - dspace.uii.ac.id

KATA PENGANTAR

Assalamu'alaimum wr.wb.

Segala puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT. yang telah

memberikan rahmat, karunia dan hidayah-Nya, salawat serta salam semoga tercurah

kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. yang telah memberi syafaatnya

kepada kita semua, sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul

"POLA PENGOBATAN PENYAKIT INFEKSI CYTOMEGALOVIRUS (CMV) DI

INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM PUSAT DR. SARDJITO

YOGYAKARTA PADA TAHUN 2005."

Skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat mencapai derajat

sarjana Farmasi (S. Farm.) program studi Ilmu Farmasi Fakultas Matematika dan

Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Islam IndonesiaYogyakarta.

Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari dorongan dan bantuan dari berbagai

pihak, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada:

1. Bapak Endang Darmawan, M. Si., Apt selaku PembimbingUtama

2. Ibu Suci Hanifah, S.F., Apt selaku Pembimbing Pendamping

3. Bapak NanangMunifYasin, M. Pharm., Apt selaku Penguji

4. Bapak Endang Darmawan, M. Si., Apt selaku Dekan Fakultas MIPA

Universitas Islam Indonesia

5. Dosen-dosen Farmasi Fakultas MIPA Universitas Islam Indonesia

6. Staf dan Karyawan Fakultas MIPA Universitas Islam Indonesia

7. Divisi SDMdan Pendidikan RSUP DR. Sardjito Yogyakarta

8. Instalasi Catatan Medis RSUP DR. SardjitoYogyakarta

9. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu atas semua

bantuannya.

vin

Page 9: &zm*wM& - dspace.uii.ac.id

Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, oleh karena itu

penulis mengharapkan adanya saran dan kritik yang bisa membangun dari pembaca

demi kesempvimaan penelitian ini, mudah-mudahan hasil penelitian ini dapat

bermanfaat bagi semua pihak dan semoga Allah SWT. senantiasa memberikan

taufik, hidayahserta inayahnyakepadakita semua,Amin.

Wassalamu'alaikum wr.wb.

IX

Yogyakarta, Agustus 2006

Penulis

Amelia Madani

Page 10: &zm*wM& - dspace.uii.ac.id

DAFTARISI

HALAMAN SAMPUL DEPAN i

HALAMAN JUDUL ii

HALAMAN PENGESAHAN PEMBJMBING iii

HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI iv

HALAMAN PERNYATAAN v

HALAMAN PERSEMBAHAN vi

KATAPENGANTAR viii

DAFTARISI x

DAFTARGAMBAR xiii

DAFTARTABEL xiv

DAFTAR LAMPIRAN xv

INTISARI xvi

ABSTRACT xvii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah 1

B. Perumusan Masalah 2

C. Tujuan Penelitian 3

D. Manfaat Penelitian 3

BAB II STUDI PUSTAKA

A. Tinjauan Pustaka 4

1. Infeksi Virus 4

a. Definisi 4

b. Penggolongan Virus 5

c. Obat Antivirus 6

2. Infeksi TORCH 7

a. Pengertian Infeksi TORCH 7

b. Patogenesis Penyakit TORCH 8

3. Infeksi Cytomegalovirus (CMV) 9

a. Definisi 9

Page 11: &zm*wM& - dspace.uii.ac.id

b. Etiologi 10

c. Sifat-sifat Vims 10

d. Epidemiologi 11

e. Patofisiologi 12

f. Manifestasi Klinis 12

g. Diagnosis dan Diagnosis Banding 14

h. Imunitas Tubuh 19

i. Penatalaksanaan 19

4. Pengobatan Rasional 24

a. Uraian Pengobatan Rasional 24

B. Keterangan Empiris 26

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian 27

B. Batasan Operasional 27

C. Bahan Penelitian 28

D. Jalannya Penelitian 28

E. Analisis Hasil 29

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Umum Hasil Penelitian 31

1. Berdasarkan Usia Pasien 32

2. Berdasarkan Jenis Kelamin 33

3. Keadaan Pulang 34

B. Pola Penggunaan Obat 35

1. Kesesuaian Diagnosa 35

2. Kesesuaian Indikasi 36

3. Cara Pemberian Obat 38

4. MacamObat 39

5. Kesesuaian Dosis 41

6. Lama Pemberian Obat 42

7. Lama Perawatan 43

XI

Page 12: &zm*wM& - dspace.uii.ac.id

BABV KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan 44

B. Saran 45

DAFTARPUSTAKA 46

LAMPIRAN 48

Xll

Page 13: &zm*wM& - dspace.uii.ac.id

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Skema Kerja 29

Gambar 2. Diagram distribusi kelompok usia 32

Gambar 3. Diagram distribusi jenis kelamin 33

Gambar 4. Diagram keadaan pulang 34

Gambar 5. Diagram pemeriksaan laboratorium 35

Gambar 6. Diagram Kesesuaian Indikasi 38

Gambar 7. Macam obat 40

Gambar 8. Diagram kesesuaian lama pemberian Antiviral 43

xiu

Page 14: &zm*wM& - dspace.uii.ac.id

DAFTAR TABEL

Tabel I. Hasil pemeriksaan serologis 36

Tabel II. Kesesuaian indikasi penggunaanobat Antiviral 37

Tabel III. Distribusi cara pemberian obat pada pasien CMV di RSUPDR. Sardjito Yogyakarta pada tahun 2005 38

Tabel IV. Kelas terapi obat yang digunakan pada CMV 41

Tabel V. Macam obat yang tidak sesuai dengan dosis standar yangdigunakan 42

xiv

Page 15: &zm*wM& - dspace.uii.ac.id

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Data pasien penderita infeksi CMV di RSUP DR. SardjitoYogyakarta tahun 2005 48

Lampiran 2. Data diagnosa dan pemeriksaan laboratorium 51

Lampiran 3. Data pemberian obat 62

Lampiran 4. Macam obat 68

Lampiran 5. Kesesuaian Dosis 71

xv

Page 16: &zm*wM& - dspace.uii.ac.id

POLA PENGOBATAN PENYAKTT TNFEKSI CYTOMEGALOVIRUS (CMV)

DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM PUSAT

DR. SARDJITO YOGYAKARTA PADA TAHUN 2005

TNTISARI

Cytomegalovirus (CMV) merupakan kelompok virus dari familiHerpesviridae. Pada orang sehat dengan kondisi imunitas yang bagus tidak mudahterinfeksi CMV. Diperlukan perhatian khusus pada kelompok-kelompok yang rentan,yaitu bayi dan anak-anak, demikian pula pada individu yang jelas-jelas diketahuiterjadi penurunan imunitas, seperti wanita hamil atau mendapat transplantasi organ.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola pengobatan penyakit infeksiCytomegalovims, yang meliputi variasi diagnosis, indikasi, cara pemberian, macamobat, dosis, lama pemberian obat, serta lama perawatan untuk mengobati penyakitinfeksi Cytomegalovims pada semua pasien yang menjalani rawat inap di RumahSakit Umum PusatDR. Sardjito Yogyakarta pada tahun 2005 serta untuk mengetahuikesesuaian pola pengobatan yang dilakukan dengan literatur yang digunakan. Bahanpenelitian bempa rekam medik yang ditulis oleh praktisi medis Rumah Sakit DR.Sardjito Yogyakarta untuk pasien infeksi Cytomegalovims di Instalasi Rawat InapRumah Sakit DR. Sardjito Yogyakarta tahun 2005. Teknik pengumpulan datadilakukan secara populasi dan dianalisis secara deskriptif non analitik yangkemudian dibandingkan dengan literatur. Hasil penelitian menunjukkan bahwapasien bemsia < 1 tahun 19,35%; 1-5 tahun 51,61%; 5-20 tahun 12,90% dan >20tahun 16,13%. Dari semua kasus CMV yang ada terdapat 64,52% pasien pria; 35,48pasien wanita dengan keadaan pulang membaik 96,77% dan sembuh 3,23%. Sesuaidengan diagnosa utama CMV sebanyak 70,96% dan yang tidak sesuai 29,03%.Pemberian obat bisa secara oral, injeksi dan melalui infus. Macam obat yang palingbanyak digunakan adalah golongan Antiviral sebesar 87,09% yaitu jenisGansiklovir.Terdapat 9,68% kasus yang memberikan dosis tidak sesuai dengan dosis standar dan90,32% kasus yang sudah sesuai dengan dosis standar. Pemberian dosis Gansiklovir100% sesuai. Lama pemberian obat Gansiklovir terdapat 9,68% yang lamapemberian obatnya sesuai dengan lama pemberianobat di literatur, dan 90,32% tidaksesuai. Untuk pasien CMV yang dirawat di RSUP DR. Sardjito mulai dari 3 harihingga 24 hari.

Kata kunci: Cytomegalovirus, Polapengobatan, RSUP DR. Sardjito

xvi

Page 17: &zm*wM& - dspace.uii.ac.id

TNVECTION DISEASE OFCYTOMEGALOVIRUS (CMV) HEALING

PATTERN TN DR. SARDJITO GENERAL HOSPITAL YOGYAKARTA

IN 2005

Abstract

Cytomegalovims is a group of vims from Herpesviridae family. For healthypeople with good immunity condition, they will not be easy to be infected by CMV.It needs special attention for vulnerable groups such as infant and children, also forindividuals who positively suffer immunological decrease or receive transplantation.This research aims to know infection disease of Cytomegalovims (CMV) healingpattern including variation of diagnosis, symptom, group and type of medicine,dosage, drug administration, time of consumption, andtime of treatment to cure theinfection disease of Cytomegalovirus for patients who are hospitalized in DR.Sardjito Hospital Yogyakarta in 2005 and to know the appropriateness healingpartem that can be done bases on medical standard services in the hospital. Thematerial for research consists of medical record written by medical practitioner ofDR. Sardjito Hospital Yogyakarta about Cytomegalovims infected patient in DR.Sardjito Hospital Yogyakarta in 2005. Method of collecting data is doneretrospectively and analyzed by non-analytical description then compared withmedical standard services of DR. Sardjito Hospital Yogyakarta. The result of theresearch shows that there are 19.35% patients age less than 1 year, 51.61% age 1-5years, 12.90% age 5-20 years, and 16.13% age 20 years old. For the whole cases ofCMV, 64.25% patients are men and 35.48% are women, 96.77% of those patientsshow improvement and receive homecare, and 3.23% are cured. Patients apposite tomain diagnosis of CMV are 70.96% and 29.03% are inappropriate. Medicine isadministered by mouth, injection, and infusion. The types ofmedicine used are groupof Antiviral; type of Gansiklovir as much as 87.09%. There are 9.68% cases withinappropriate standard dosage and 90.32% cases are appropriate with standarddosage. The use of Gansiklovir is 100% appropriate. Time of Gansiklovirconsumption; 9.68% are appropriate with literature and 90.32% are inappropriate.Time of treatment for patient with CMV inDR. Sardjito General Hospital is 3 up to24 days.

Key words: Cytomegalovims, healing partem, DR. Sardjito General Hospital

xvn

Page 18: &zm*wM& - dspace.uii.ac.id

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Beberapa tahun terakhir ini cytomegalovims (CMV) menjadi pembicaraan

yang penting. Dampak yang diakibatkan oleh vims ini pada ibu yang sedang hamil

akan berakibat buruk bagi janin yang dikandungnya. CMV mempakan penyebab

infeksi kongenital terbesar ke-2 setelah mbela. Di Amerika penyakit ini

menimbulkan anomali berat pada sekitar 3000-6000 bayi setiap tahunnya. Infeksi

CMV mempakan infeksi kongenital yang paling sering terjadi, di AS insidensinya

0,2-2,5% kelahiran hidup dan dapat berakibat tuli dan keterbelakangan mental, dan

pada keadaan yang berat mengakibatkan prematuritas, hidrosefali, mikrosefali dan

hepatomegali (Sunartini, 2003; Rachmawaty danRosita, 2002).

Dalam 10.000 kasus ,hanya sekitar 5 hingga 10 bayi yang terinfeksi CMV

semasa kehamilan menunjukkan gejala kelainan padawaktu dilahirkan. Gejala klinis

yang umum dijumpai adalah berat badan rendah, hepatomegali, splenomegali, kulit

kuning, radang pam-pam dan kerusakan sel-sel pada jaringan syaraf pusat. Gejala

non syarafakan muncul pada beberapa minggu pertama, cacat padajaringan syaraf

akan berlanjut menjadi kemunduran mental, tuli, rabun dan mikrosefali

(Haksohusodo, 2002).

Vims cytomegalovirus (CMV) termasuk keluarga vims Herpestoviridae.

Sekitar 50% sampai 80% orang dewasa memiliki antibodi anti CMV. Infeksi primer

vims ini terjadi pada usia bayi dan anak-anak dan temtama pada remaja yang sedang

dalam kegiatan seksual aktif. Penderita infeksi primer tidak menunjukkan gejala

yang khusus, tetapi virus tetap hidup dengan status "laten" dalam tubuh penderita

selama bertahun-tahun. Vims CMV akan aktifapabila inang mengalami penurunan

kondisi fisik, seperti wanita yang sedang hamil atau orang yang mengalami

pencangkokan organ tubuh. Jika infeksi pada wanita hamil terjadi pada awal

kehamilannya maka kelainan yang ditimbulkan semakin besar (Haksohusodo, 2002).

Page 19: &zm*wM& - dspace.uii.ac.id

Infeksi CMV mempakan masalah kesehatan berhubung dengan

penyebarannya yang luas di masyarakat, temtama pada mereka yang mengalami

penurunan daya tahan dan dalam penanganan penyakit tertentu. Wanita hamil

mempakan penjamu yang sangat rentan terhadap infeksi CMV dan infeksi kepada

janin dapat terjadi selama kehamilan, waktu persalinandan sesudah lahir. Transmisi

CMV dari ibu kepada janin mempakan penyebab terbesar infeksi kongenital

(Sunartini,2003).

Tingginya kejadian infeksi kongenital menyebabkan CMV menjadi masalah

kesehatan yang penting. Terjadinya kecacatan kongenital akan menjadi beban dalam

keluarga dan masyarakat. Apabila infeksi diketahui, temyata pengobatannya sangat

mahal untuk masyarakat umum. Pemeriksaan dini dengan laboratoriumpun

memerlukan biaya yang tidak sedikit. Kondisi tersebut di atas seringkali

menimbulkan kecemasan yang berlebihan serta mengingat usia bayi dan anak-anak

sangat berperan dalam kejadian infeksi cytomegalovims (CMV), maka perlu

dilakukan penelitian untuk mengetahui pola pengobatan terhadap penyakit infeksi

cytomegalovims (CMV) beserta evaluasinya apakah memiliki kesesuaian dengan

standar tatalaksana penyakit infeksi cytomegalovims (CMV) yang sudah ada,

sehingga dapat mengurangi gambaran klinis yang bervariasi dari yang ringan sampai

yang berat dan fatal. Sehinggaperlunya dilakukan penelitian tentang penyakit infeksi

cytomegalovims (CMV) di RSUP DR. Sardjito Yogyakarta.

B. Perumusan Masalah

Permasalahan yang diangkat pada penelitian ini adalah:

Bagaimanakah pola pengobatan penyakit infeksi cytomegalovims (CMV)

yang menjalani rawat inap di Rumah Sakit DR. Sardjito Yogyakarta selama tahun

2005, yang meliputi variasi diagnosis, indikasi, cara pemberian, macam obat, dosis,

lama pemberian obat, serta lama perawatan dan kesesuaiannya dengan literatur yang

digunakan yaitu ISO volume 41 tahun 2006, IONI tahun 2000?

Page 20: &zm*wM& - dspace.uii.ac.id

C. Tujuan Penelitian

Mengetahui pola pengobatan penyakit infeksi cytomegalovims (CMV) di

Rumah Sakit DR. Sardjito Yogyakarta pada tahun 2005, yang meliputi variasi

diagnosis, indikasi, cara pemberian, macam obat, dosis, lama pemberian obat, serta

lama perawatan dan kesesuaiannya dengan literatur yang digunakan yaitu ISO

volume 41 tahun 2006, IONT tahun 2000.

D. Manfaat Penelitian

Pengetahuan yang diperoleh dari hasil penelitian ini diharapkan dapat

bermanfaat untuk:

1. Digunakan sebagai salah satu sumber informasi tentang pola pengobatan untuk

penderita infeksi Cytomegalovirus.

2. Bagi Rumah Sakit Umum Pusat DR. Sardjito yogyakarta dapat dimanfaatkan

sebagai salah satu bahan acuan dalam peningkatan mutu pelayanan medik dalam

pengobatan Infeksi Cytomegalovirus berdasarkan prinsip-prinsip yang hams

diterapkan pada kondisi yang bersangkutan.

3. Menjadi penelitian pendahuluan bagi penelitian selanjutnya.

Page 21: &zm*wM& - dspace.uii.ac.id

BAB II

STUDI PUSTAKA

A. Tinjauan Pustaka

1. Infeksi Virus

a. Definisi

Vims adalah mahluk-mahluk halus (ukuran 20-300 nm) jauh lebih kecil

daripada kuman atau bakteri (500-1000 nm). Untuk dapat melihat vims kita perlu

menggunakan alat pembesar yaitu mikroskop elektron. Vims adalah parasit

dalam sel, struktumya terdiri dari DNA dan RNA dan lapisan protein, dengan

membran terluar terbentuk dari sakarida, lemak dan protein. Virus dapat menjadi

penyebab suatu penyakit pada manusia dan hewan. Begitu halusnya vims ini,

sehingga dapat menembus saringan porselein tempat kuman tidak bisa

menembusnya. Pada umumnya, penyakit-penyakit yang disebabkan oleh vims

dapat menular dari seseorang ke orang lain. Berlangsungnya sangat cepat,

walaupun vims sedikit ataupun banyak masuk ke dalam tubuh. Penyebaran atau

pindahnya vims ke dalam tubuh orang lain dapat berlangsung melalui gigitan

serangga, atau melalui pemafasan dengan menghirup udara tempat virus banyak

beterbangan (Prabu, 1991; Siswandono dan Soekardjo, 1996).

Semua penyakit yang disebabkan oleh vims, gejala-gejala pertama pada

umumnya hampir bersamaan, sehingga kita dapat saja kelim menentukan

diagnosis penyakit pada mulanya. Gejala-gejala tersebut bempa sama dengan

penyakit pilek biasa, yang juga disebabkan oleh vims tertentu. Gejala-gejala

penyakit seperti penderita merasa tak enak badan, badan terasa panas, dan

terdapat cairan di dalam hidung, kadang-kadang disertai juga sedikit batuk-batuk

(Prabu, 1996).

Suhu tubuh memnggi mempakan suatu tanda lampu merah, yang perlu

diperhatikan, dan diambil tindakan kedokteran seperiunya, apabila si penderita

seorang anak sudah sampai menderita kejang. Pada saat penderita sedang sakit

pada umumnya daya tahan tubuh melemah, sehingga mudah diserang penyakit

Page 22: &zm*wM& - dspace.uii.ac.id

lain yang kita sebut suatu komplikasi. Penyakit-penyakit yang disebabkan virus

sukar untuk dapat dibasmi, paling-paling yang dapat kita lakukan adalah

meringankan gejala-gejala, dan mencegah komplikasi yang mungkinbisa terjadi,

dan bisa menjadi fatal (Prabu, 1991).

Sifat dari vims menyempai jasad renik, atau mikroorganisme lainnya

yang hidup sebagai berikut:

a. Virus bisa mengakibatkan penyakit pada makluk hidup yangdihinggapinya.

b. Vims dapat berkembangbiak dengan cepat pada kuman, dan sel hidup.

c. Vims mempunyai variasi-variasi yang banyak sekali.

d. Vims mempunyai antigen, yaitu suatu protein yang bila masuk ke dalam

tubuh kita dapat membentuk zat anti (antibodi) terhadap penyakit yang

ditimbulkannya (Prabu, 1991).

b. Penggolongan Virus:

Vims yang paling sering mengakibatkan penyakit pada manusia dapat

dibagi dalam 2 (dua) kelompok besar, yakni: vims DNA dan virus RNA, dengan

masing-masing DNA dan RNA di dalam intinya.

1). Vims DNA

Meliputi antara lain kelompok Herpes: Herpes simplex (penyebab antara

lain penyakit kelamin), Herpes zoster (penyebab sinannaga, "shingles"), dan

Varicella zoster (cacar air). Juga vims Epstein-Barr (demam kelenjar/ "kissing

disease"'/'mono-nucleosis infectiosa), parvovirus, adenovirus (gastroenteritis),

variola (cacar, "smallpox"), dan cytomegalovirus = CMV (pada pasien AIDS)

termasuk kelompok vims ini juga. Human papillomavirus (HPV), yang menjadi

penyebab kutil genital dan kanker cervix, menumt perkiraan ditularkan secara

seksual.

2). Vims RNA

Terpenting adalah HIV (penyebab AIDS), virus-virus hepatitis (penyakit

kuning), rhinovirus (salesma), dan poliovirus (penyebab lumpuh pada anak-anak

poliomyelitis). Begitu pula virus influenza (flu), rotavirus (diare), virus rubella

(rodehond), bermacam-macam paramyxovirus:

Page 23: &zm*wM& - dspace.uii.ac.id

Virus rubeola = morbilli (campak = measles) dan virus beguk (mumps), serta

berbagai flavivirus (yellow fever = demam kuning, dengue = demam berdarah)

(Tjay dan Rahardja, 2002).

c. Obat Antivirus

Obat antivirus adalah senyawa yang digunakan untuk pengobatan dan

pencegahan yang disebabkan oleh virus. Berdasarkan struktur kimianya obat

antivims dibagi menjadi tiga kelompok yaitu turunan adamantan amin, analog

nukleosida dan turunan interferon.

1). Turunan Adamantan Amin

Contoh: Amantadin HCL, metisoprinol, arimantadin dan tromantadin.

Mekanisme kerja

Amantadin dan turunannya bekerja dengan menghambat penetrasi partikel

vims sel tuan rumah dan menghambat tahap awal replikasi virus, dengan cara

memblok protein inti yang tidak terlapisi sehingga mencegah pemindahan asam

nukleat ke sel tuan rumah.

2). Analog Nukleosida

Contoh: Zidovudin, asiklovir, idoksuridin, ribavin dan vidarabin.

Mekanisme kerja

Analog nukleosida mula-mula mengalami fosforilasi oleh sel tuan rumah

membentuk turunan trifosfatyang aktif, kemudian bergabung denganDNA virus

dan tuan rumah sebagai pengganti nukleotida normal sehingga hambatan proses

replikasi sel.

3). Turunan Interferon

Contoh: Interferon alfa-nl, interferon alfa-2a dan interferon alfa-2b.

Interferondapat bekerjamelalui beberapamekanisme sebagai berikut:

1). Merangsang enzim yang mampu menghambat translasi m-RNA vims

2). Menghambat pelepasanvirion pada permukaansel vims

3) Meningkatkan kekebalan tuan rumah terhadap infeksi virus melalui efek

imunomodulasi.

Page 24: &zm*wM& - dspace.uii.ac.id

2. Infeksi TORCH

a. Pengertian infeksi TORCH

Infeksi viral yang termasuk kelompok TORCH temtama parasit Toxoplasma

gondii pada ibu hamil, seakan-akan tanpa menimbulkan gejala yang nyata atau tidak

berpengaruh terhadap ibu itu sendiri, tetapi mempunyai dampak yang serius terhadap

janin yang dikandungnya, dapat terjadi keguguran atau seandainya lahir dalam

kelahiran, kemungkinan anak menjadi cacat fisik maupun mental dikemudian hari,

dan biasanya akan tetap disandang untuk selamanya. Cacat kongenital ini dapat

melanda semua organ tubuh, termasuk organ sistem syaraf pusat dan perifer yang

mengendalikan fungsi-fungsi gerak, penglihatan, sistem kardiovaskuler serta

metabolisme tubuh (Haksohusodo, 2002).

Kelompok infeksi beberapa jenis vims dan Toxoplasma gondii yang

memberikan sindrom manifestasi klinis pada anak yang hampir mirip satu dengan

yang lainnya, sehingga sulit kiranya dipisahkan antara penyebab penyakit beberapa

jenis vims tersebut dengan infeksi Toxoplasma gondii sendiri, maka kelompok

penyakit infeksi ini dijadikan satu dalam akronim sebagai "infeksi TORCH",

singkatan dari infeksi oleh parasit Toxoplasma gondii, vims Rubella, virus CMV

(cytomegalovims), vims Herpes simplex (HSV) serta kemungkinan oleh vims lain

(other vimses) yang dampak klinisnya lebih terbatas (misalnya Meales, Varicella,

Echoviras, Mumps, vims Vaccinia, vims Polio, vims Coxsackie-B, vims Hepatitis-

B, vims Hepatitis-C, HIV, Human Parvovirus B19, kadang-kadang Syphillis, Strepto

Gr-B, dan Listeriosis) (Haksohusodo, 2002).

Dampak teratogenik kongenital pada bayi yang dilakukan sebenarnya bukan

oleh infeksi TORCH saja, tetapi dapat pula oleh sebab-sebab lain, yaitu latar

belakang genetika dari ayah atau ibu, pengaruh obat-obatan, bahan kimia, radiasi

serta kelainan maternal yang mempengaruhi pertumbuhan janin selama mengandung,

misalnya ibu yang menderitaDiabetes Mellitus, epilepsi, defisiensi yodium atau Zn,

dan sebagainya (Haksohusodo, 2002).

Page 25: &zm*wM& - dspace.uii.ac.id

b. Pangenesis penyakit TORCH

Sebenarnya, sebagai penyebab terjadinya cacat kongenital (cacat bawaan dari

ibu) bukanlah melulu oleh infeksi TORCH saja, tetapi masih ada kemungkinan

penyebab lain, yaitu oleh faktor genetik murni karena kelainan kromosomal atau

kerusakan genamutan oleh faktor-faktor pengaruh luar murni, antara lain: bahan

kimia-fisika, radiasi atau obat-obatan. Tercatat 225 per 1000 kelahiran anak yang

malformasi, sebagian disebabkan oleh faktor infeksi TORCH murni sekitar 20-25%

dan gabungan kombinasi antara infeksi TORCH dan faktor genetik murni adalah

sekitar 70-75%. Sedangkan selebihnya oleh faktor pengamh luar murni tercatat

sangat kecil (kurang dari 5%) (Haksohusodo, 2002).

Diagnosis laboratorium bagi anak yang menyandang kelainan kongenital oleh

faktor genetik murni, telah mempunyai cara pemeriksaan yang khusus, sedangkan

yang oleh faktor infeksi TORCH biasanya terdiri dari upaya mengisolasi "agen

penyebabnya", atau upaya melacak terjadinya antibodi spesifik (IgM, IgG dan

aviditasnya) terhadap masing-masing agen penyebabnya tersebut dalam kelompok

TORCH. Isolasi virus maupun Toxoplasma gondii dari dalam tubuh anak masih

sukar dilaksanakan di Indonesia, mengingat prasarana lab.yang masih terbatas serta

biaya pemeriksaannya mahal, sehingga pengamatan serologi penderita (ayah-ibu-

anak) telah dianggap cukup untuk membantu para klinisi dalam konfirmasi

memperkuat ketentuan diagnosis klinik dan menentukan strategi pengobatannya,

"profil" kenaikan/ penumnan titer antibodi spesifik IgM/IgG untuk masing-masing

virus ataupun Toxoplasma gondii selalu berlainan antara satu dengan yang lainnya,

mempunyai ciri khas tersendiri (Haksohusodo, 2002).

Karena diagnosa pengamatan gejala menjadi sukar dilaksanakan, maka

dilakukan diagnosa laboratorik dengan memeriksa serum darah penderita penyakit,

untuk mengukur titer-titer antibodi IgM atau IgG nya.

Tubuh menghasilkan IgM terlebih dulu dari IgG, sehingga bila ditemukan

kadar IgMmelebihi ambang sedang IgG masih dibawah ambang, dapat disimpulkan

infeksi bam saja terjadi. Sebaliknya, jika ditemukan kadar IgG melebihi ambang

sedang IgM dibawah ambang dapat disimpulkan infeksi telah lama terjadi. Bila

ditemukan kadar IgG maupun kadar IgM melebihi ambang maka dapat dianggap

Page 26: &zm*wM& - dspace.uii.ac.id

bahwa infeksi sedang berada pada tahap manifes. Sekarang dikeluarkan diagnostik

bam tentang "aviditas". Tetapi kelak akan dibuat sistem diagnostik bam lagi yang

lebih mudah dapat dibuat kesimpulan diagnostik (interprestasi pasti) dan relatiftidak

mahal (Haksohusodo, 2002).

3. Infeksi Cytomegalovirus (CMV)

a. Definisi

Definisi infeksi cytomegalovims dibagi menjadi 2:

1). Infeksi Kongenital

Infeksi kongenital pada janin dapat diakibatkan oleh infeksi maternal primer,

reinfeksi atau reaktifasi dari infeksi laten. Infeksi maternal primer mempunyai

dampak klinis yang lebih besar pada janin daripada reinfeksi atau reaktifasi infeksi

laten (Landini, 1999).

Kebanyakan peneliti menganggap infeksi kongenital transplasenta terjadi

pada awal perjalanan infeksi primer. Transmisi CMV dari maternal ke janin setelah

infeksi primer diperkirakan 35%-50%. Infeksi pada janin yang menimbulkan gejala-

gejala klinis pada waktu lahir diperkirakan 10%. Gejala dan tanda-tanda klinis dapat

menimbulkan hampir semua sistem organ, yang paling umum terjadi pada susunan

syaraf pusat, sistem hepatobilier, dan sistem hemopoetik (Britt, 1996 cit Sudiharto,

2003).

Infeksi pada susunan saraf pusat terjadi setelah CMV berhasil menembus

sawar darah-otak (blood- barrier) kemudian secara aktifmengadakan replikasi pada

jaringan subependimal yang membatasi dinding ventrikel. Keteriibatan sel-sel

subependimal mempunyai pengaruh pada pertumbuahn otak dan perkembangan

terjadinya mikrosefal. Adanya klasifikasi periventrikuler selalu dihubungkan dengan

kegagalan pembengkakan otak dan sekuele neurologik yang berat ( Hanshaw, 1985

cit Sudiharto, 2003).

2). Infeksi Akuisita

Infeksi Akuisita pada individu yang sebelumnya diketahui dalam keadaan

sehat dapat terjadi karena transmisi vims lewat saluran pemapasan, traksus

Page 27: &zm*wM& - dspace.uii.ac.id

10

urogenital, oral air susu ibu dan lewat aliran darah pada transfusi darah atau

transplantasi organ (Joklin, 1988; Saul, 1985 cit Sudiharto, 2003).

Masuknya vims ke susunan saraf pusat masih mempakan masalah yang

kontraversial, infeksi dapat terjadi melalui saraf perifer, saraf olfatorius, dan via

aliran darah. Lewat peredaran darah infeksi pada endotel mikrovaskuler otak dan

disitu mempakan tempat replikasi vims dan kemudian dapat terjadi lisi dari sel yang

terinfeksi CMV yang menghasilkan sejumlah besar vims, kemudian menyebar ke

aliran darah (viremia) dan sebagian ke sel glia di sekelilingnya. Vims dapat

menembus dinding kapiler di dalam stroma pleksus khloroideus kemudian

menginfeksi sel epitelia dan mengeluarkan vims langsung ke cairan otak ke ventrikel

atau secara potensial vims dapat ditransportasi via vesicular pinositik melewati sel-

sel epitel pleksus khoroideus (Johnson, 1982 cit Sudiharto, 2003).

b. Etiologi

Vims cytomegalo adalah suatu agen spesifik dengan ciri-ciri fisiko-kimia dan

elektron mikroskopik suatu vims herpes. Paling tidak 2 prototipe serologis

diperlihatkan pada tes netralisasi-silang (Nelson, 1992).

c. Sifat-sifat virus

Cytomegalovims tersebar luas di seluruh dunia, temtama di negara

berkembang dengan lingkungan yang padat penduduk dan sarana kebersihan yang

kurang. Cytomegalovims mempakan anggota kelompok dari famili herpesviridae,

termasuk vims DNA untai ganda dengan ukuran genom ±240 kbp, vims tersebar

yang dapat hidup pada manusia dari kelompok vims herpes. Hanya beberapa dari

banyak protein yang telah dikarakteristikkan tersandi oleh vims. Manusia mempakan

satu-satunya reservoar CMV. Vims ini dapat ditemukan di ludah, urin, semen,

sekresi servik dan vagina, air susu ibu, air mata, feses dan darah penderita. Virus ini

tidak tahan terhadap pemanasan tetapi tetap infektif pada suhu rendah dalam medium

yang dibubuhi 35% sorbitol. Siklus hidup (replikasi) CMV relatif lambat dibanding

vims herpes lainnya. Pada kultur jaringan CMV berkembang lebih lambat daripada

vims Herpes simplex dan vims Varicella zoster, dan perlu beberapa minggu untuk

Page 28: &zm*wM& - dspace.uii.ac.id

11

dapat tumbuh merata. Kelambanan siklus hidup ini selaras dengan lambannya

produksi protein yang diketahui terlibat dalam replikasi DNA vims. Pada penelitian

bedah mayat menunjukkan kelenjar liur dan usus mempakan tempat infeksi laten

(Nelson,1992).

d. Epidemiologi

Infeksi virus cytomegalo tersebar luas di seluruh dunia. Insidens infeksi

kongenital pada umumnya lebih besar dikalangan penduduk dengan tingkat

kehidupan lebih rendah. Paling tidak setengah dari wanita usia subur mempunyai

bukti serologis infeksi vims cytomegalo yang pemah dialami sebelumnya. Ekskresi

vims melalui air kemih diperlihatkan pada 4-5% wanita hamil, pengeluaran melalui

serviks terjadi pada 10%, sedangkan 5-15% dikeluarkan melalui ASI. Prevalensi

infeksi kongenital berkisar antara 0,4-7,4%. Di Jepang sebagian besar anak-anak

secara serologis akan positif selamamasa bayi dibandingkan dengan sebesar 10%di

Amerika serikat (Nelson, 1992).

Vims cytomegalo tidak mudah ditularkan dari orang ke orang. Bilapenularan

terjadi maka biasanya berlangsung melalui kontak erat dan berhubungan dengan

infeksi tersembunyi. Tidak pemah digambarkan terjadinya epidemik. Tetapi, jika

infeksi telah memasuki suatu rumah, maka kemungkinan besar semua anggota

keluarga yang rentan akan mendapatkan infeksi. Biasanya tanpa suatu penyakit yang

jelas. Penularan padajanin dapatterjadi setelah infeksi primer, infeksi sekunder atau

infeksi ulang yang dialami oleh ibu tersebut. Bukti terakhir memberikan petunjuk

bahwa infeksi kongenital sering ditemukan diantara janin yang dikandung oleh

wanita yang diketahui seropositif sebelum kehamilannya dan infeksi tersebut dapat

terjadi pada kehamilan berikutnya. Infeksi yang didapat mungkin terjadi akibat

kontak dengan vims cytomegalo di dalam sekresi serviks selama fase ke-2 dalam

persalinan. Karena vims dapat ditemukan di dalam saliva, saluran napas bagian atas,

spermatozoa, lekosit, usus, tinja maupun air kemih, maka besar kemungkinannya

bahwa kontak dengan salah satu bahan yang telah terinfeksi, dapat menyebabkan

penularan infeksi. Telah dijelaskan pula tentang mononukleosis vims cytomegalo

yang berhubungan dengan transfusi darah. Infeksi lebih sering terjadi pada individu

Page 29: &zm*wM& - dspace.uii.ac.id

12

yang melakukan hubungan kelamin promiskuitas. Kebanyakan penderita dengan

pengobatan imunosupresif setelah homotransplantasi ginjal akan mendapatkan

infeksi vims cytomegalo aktif yang lebih bersifat simptomatis, jika resipien tersebut

bersifat seronegatif sebelum pembedahan. Vims dapat berada di dalam ginjal donor,

meskipun tidak memperlihatkan bukti histologis adanya infeksi vims cytomegalo

(Nelson, 1992).

e. Patofisiologi

Infeksi CMV dimulai dengan interaksi antara vims dengan reseptor di

permukaan sel yang diikuti dengan penetrasi dan maturasi. Interaksi dan penetrasi

dapat terjadi baikpadasel yang memungkinkan ataupun tidak memungkinkan CMV

tumbuh. Hal ini menunjukkan bahwa reseptor untuk CMV terdapat pada berbagai

sel, dengan demikian sel spesifik untuk CMV lebih ditentukan oleh hal-hal setelah

penetrasi. Sel yang terinfeksi akan bembah untuk ukuran 2 sampai 4 lebih besar

daripada sel disekitarnyadan seringkali berisi inklusi intranuklear berukuran 8-10 U

yang terietak agak ke tepi, dikelilingi daerah halo yang terang sehingga tampak

seperi "mata burung hantu". Inklusi grander yang lebih kecil kadang terlihat. Sel

yang membesar tersebut dinamakan sel sitomegalik, dapat ditemukan di berbagai

organ termasuk kelenjar air liur, pam, hati, ginjal, pankreas, kelenjar adrenal dan

saraf pusat. Respon peradangan seluler terhadap infeksi ini terdiri atas sel plasma,

limfosit, makrofag dan monosit. Reaksi granulomatosa seringkali dijumpai temtama

dalam hati. Sedangkan kompleks imun didapati pada bayi yang terinfeksi. Anak yang

terinfeksi CMV dapat menularkan vims melalui urin dan saliva selama bertahun-

tahun. Produksi antibodi dan respon limfosit T yang kurang dihubungkan dengan

beratnyapenyakit (Rachmawaty danRosita, 2002).

f. Manifestasi Klinis

Manifestasi klinis dari infeksi CMV kongenital maupun akuisita pada

susunan saraf pusat mempunyai spektrum yang luas. Disamping itu dapat dijumpai

gejala-gejala dan tanda-tanda adanya kelainan pada sistem organ yang lain, seperti

hepatosplenomegali, pethekie, limfadenopati, dan Iain-lain.

Page 30: &zm*wM& - dspace.uii.ac.id

13

Manifestasi klinis adanya kelainan susunan saraf pusat pada bayi denganinfeksi CMV kongenital antara lain:

1). Respirasi distress

2). Iritabilitas

3). Kejang fokal atau umum

4). Opistotonus

5). Fontanela cembung

6). Tanda-tanda gangguan sistem piramidal dan ekstrapiramidal

7). Letargia

Manifestasi klinis adanya infeksi vims susunan saraf sentral pada anak atauorang dewasa antara lain:

1) Demam, diikuti dengan limfositosis dalam waktu 1-2 minggu setelahdemam

2). Fluktuasi tingkat kesadaran

3). Muntah, pusing

4). Kejang fokal umum

5). Ataksia

6). Hemiparesis

7). Penurunan visus

8). Pupil edema

9). Paresis sarafkranial (Sudiharto, 2003).

Pada anak-anak berasia lebih lanjut dan orang dewasa, penyakit

mononukleosis oleh virus cytomegalo mempakan manifestasi yang paling sering dandapat dikenali oleh dokter. Terdapat variasi yang besar dalam gambaran klinis

penyakit tersebut, tetapi biasanya ditemukan adanya malese, nyeri tenggorokan,

adenopati servikal atau regional lain, mialgia, sakit kepala, anoreksia, nyeriabdomen, hepatomegali dan splenomegali. Selain itu, ditemukan pula tes fungsi hatiyang abnormal. Edema faring, tanpa eksudat dapat terjadi, tetapi pada umumnya

gejala angina tersebut tidak jelas. Penderita mengalami keletihan hebat dan terns

bartahan. Beberapa penderita memerlukan waktu tidur selama 12-15 jam/hari.Demam dan menggigil dapat berlangsung hingga 2minggu atau lebih disertai puncak

Page 31: &zm*wM& - dspace.uii.ac.id

14

demam setinggi 40°C (104°F) atau lebih. Limfositosis atipis mempakan gambaran

konsisten dan muncul pada awal penyakit (Nelson, 1992).

Jika produk darah temtama unit multipel darah segar, diberikan kepada

resipien kepada seronegatif, maka mononukleosis vims cytomegalo pasca-transfusi

dapat terjadi 2-4 minggu kemudian dan vims cytomegalo berhasil diperlihatkan di

dalam sel leukosit donor. Pemberian darah kepada bayi premature sering berkaitan

dengan kepucatan kelabu (grey pallon), kesulitan pemapasan, splenomegali,

limfositosis atipis dan cytomegaloviruria (Nelson, 1992).

Walaupun hanya terdapat sedikit bukti bahwa vims cytomegalo mempakan

penyebab penting dari hepatitis kronis, ternyata virus tersebut berhasil diisolasi dari

anak-anak dan orang dewasa muda dengan gangguan ringan tes fungsi hati dan

beberapa diantaranya mengalami hepatomegali, hepatitis kronis, hepatitis

granulomatosa atau sirosis hepatis. Terdapat kemungkinan bahwa dalam beberapa

hal penderita-penderita dengan penyakit berat lebih rentan terhadap infeksi tersebut

akibat obat steroid yang diberikan untuk memperbaiki penyakit hati kronis (Nelson,

1992).

g. Diagnosis dan Diagnosis Banding

Diagnosis infeksi CMV ditegakkan berdasarkan beberapa hal: riwayat dan

perjalanan penyakit, keluhan dan gejala klinis, pemeriksaan laboratorium dan

penunjang. Pemeriksaan mata untuk menemukan korioretinitis dan kelainan-kelainan

mata yanag lain. Untuk mendeteksi gangguan perkembangan pemeriksaan dan

berbagai tes perkembangan sebaiknya dilakukan secara terpadu beberapa disiplin

ilmu (Sunartini, 2003).

Pemeriksaan laboratorium yang penting adalah pemeriksaan serologis

antibodi anti CMV: IgG dan IgM, Virologi, DNAemia, antigenemia/antigenuria,

serta pemeriksaan laboratorium yang penting antara lain CT scan otak untuk

menemukan klasifikasi intrakranial, Bera untuk mendeteksi gangguan

pendengaran/gangguan komunikasi, EEG untuk mendeteksi gangguan otak

(Sunartini, 2003).

Page 32: &zm*wM& - dspace.uii.ac.id

16

kuat adanya infeksi kongenital vims sitomegalo. Antibodi yang didapat secara pasif

dari ibu seharusnya mempunyai titer kurang dari 1:8, jika telah mencapai usia 6

bulan. Suatu kadar IgM sebesar 20 mg/dl atau lebih besar yang terdapat di dalam

serum tali pusat memberikan petunjuk meskipun tidak membuktikan, bahwa pada

bayi tersebut terdapat infeksi kongenital. Adanya antibodi IgA di dalam serum tali

pusat juga mempakan petunjuk terjadinya infeksi kongenital (Nelson, 1992).

Penegakkan diagnosis secara klinis seringkali sulit dilakukan. Penderita yang

terinfeksi dapat didiagnosis dengan cara serologis menggunakan tes fiksasi

komplemen dan tes netralisasi biasa. Untuk menentukan IgG dan IgM dapat

dilakukan dengan metode immunofluorescent antibodi. IgG yang terdeteksi tidak

menunjukkan terjadinya infeksi yang sedang berlangsung, sedang adanya IgM pada

bayi menunjukkan kemungkinan terjadinya infeksi kongenital. Pada orang dewasa

yang mengalami infeksi persisten, kadang-kadang titer antibodi IgM meningkat. Hal

ini menyulitkan untuk mengetahui adanya infeksi yang sedang berlangsung jika

dideteksi antobodi IgM hanya dilakukan dengan sekali pemeriksaan serum

(Rachmawaty dan Rosita, 2002).

Infeksi kongenital oleh vims sitomegalo hams dibedakan dengan

toksoplasmosis, rubella, herpes simpleks dan sepsis yang disebabkan oleh bakteri.

a). Toksoplasma

Penyakit vims sitomegalo pada neonatus secara terperinci dapat menyempai

toksoplasmosis, tetapi toksoplsmosis lebih besar kemungkinannya berhubungan

dengan mikroftalmia, klasifikasi korteks serebri yang tersebar, hidrosefalus dan

khorioretinitis. Keberhasilan untuk memperlihatkan titer natibodi toksoplasmosis

spesifik yang bertahan setelah 6 bulan sama artinya dengan keberhasilan mengisolasi

organisme itu. (Nelson, 1992).

b). Rubela

Infeksi kongenital oleh vims sitomegalo mungkin sukar dibedakan dari mbela

kongenital pada masa neonatus. Keduanya dapat berhubungan dengan mam-mam

kulit purpurik, ikterik, mikrosefali dan ketulian. Adanya katarak sentralis mempakan

bukti dari dugaan kuat adanya mbela. Jika semuanya berhubungan dengan suatu lesi

jantung kongenital, maka kemungkinan mbela pada penderita lebih besar. Untuk

Page 33: &zm*wM& - dspace.uii.ac.id

19

h. Imunitas Tubuh

Vims mempakan golongan mikroorganisme yang dalam berproliferasi

memerlukan sel hidup, karena tidak memiliki perangkat biokimiawi yangdiperlukan

untuk sintesis protein dan karbohidrat. Respon imun tubuh terhadap vims sangat

bervariasi. Tubuh memerangi vims melalui bermacam-macam cara. Cytomegalovims

sekalipun mampu memsakjaringan namun mempunyai virulensi yang rendah. Virus

ini menyebar tidak melalui kontak biasa tetapi melalui hubungan yang erat atau

bemlang. Pada usia remaja lanjut dan dewasa muda vims ini sering ditularkan

melalui hubungan seksual dari penderita yang terinfeksi secara asimtomatis.

Penelitian yang dilakukan di Jepang, hampir 80-90% penduduk Jepang menjadi

seropositifpada usia 30 tahun, namun adanya kontrol sistem imun yang efektifvims

tidak berkembang lebih lanjut. Menumt penelitian yang dilakukan oleh Mulyono

(1999) terdapat kerentanan infeksi pada ibu-ibu hamil. Sedang padapenderita dengan

imunitas rendah sangat rentan terinfeksi, 90% penderiat yang terinfeksi HIV akan

membawa vims ini. Penderita AIDS yang terinfeksi dapat mengenai hampir semua

organ. Resiko tinggi lain adalah penderita tumorganas yang menerima transplantasi

organ (Rachmawaty dan Rosita, 2002).

i. Penatalaksanaan

Walaupun infeksi HCMV mempakan salahsatu infeksi vims terpenting dan

menimbulkan kelainan yang berat, cara deteksi atau penanganan yang tepat masih

belum memuaskan. Penatalaksaan terapi penderita infeksi HCMV masih

menimbulkan perdebatan. Permasalahan yang sering muncul adalah apakah benar

seseorang terkena penyakit infeksi HCMV karena secara epidemiologis sebagian

besar populasi sudah terinfeksi HCMV walaupun asimptomatis, dan bila seseorang

positif terinfeksi HCMV sampai kapan pengobatan diberikan atau kapan pengobatan

dihentikan. Permasalahan tersebut mungkin bisaterjawab bila diketahui jumlah atau

kadar atau titer HCMV(viremia) bisa diduga seseorang terkena penyakit infeksi atau

reaktifasi HCMV, sedangkan bila rendah kemungkinan vims tersebut di dalam tubuh

dalam keadaan laten. Hal semacam ini memerlukan pemeriksaan standar emas

kuantitatif terhadap HCMV(Sunartini,2003).

Page 34: &zm*wM& - dspace.uii.ac.id

20

Penatalaksanaan infeksi CMV di RSUP DR. Sardjito Yogyakarta meliputi:1). Penanganan Medis:

a). Infeksi aktif CMV (primer, reinfeksi atau reaktifasi) diberikan antivirusdengan Gansiklovir secara intravena.

Gansiklovir (9-1,3 dihidroksi-2 propoksi-metil guanine), analog nukleosidaasiklik dari guanine ini disintesis pada waktu mencari obat antivims yang efektifterhadap CMV.

Gansiklovir adalah suatu nukleotida asiklik yang mempakan inhibitor dari

replikasi CMV secara invitro. Gansiklovir trifosfat menghambat ikatandeoksiguanosi trifosfat secara kompetitif ke polimerase DNA dan terminasi

kepanjangan DNA. Seperti asiklovir, fosforilasi pertama dilakukan dengan timidin-kinase vims HSV-1 dan HSV-2 di sel hospes yang terinfeksi vims. Senyawa trifosfatyang terbentuk dengan enzim sel hospes, akan menggangu replikasi virus karena

masuk ke DNA vims, menghentikan replikasinya (secara invitro replikasi VSV jugaterhambat, mungkin dengan mekanisme di atas). Juga terlihat efek antivims terhadapvirus EBV dan CMV walaupun kedua vims tersebut tidak mempunyai timidinkinase. Mekanismenya tak jelas, diduga fosforilasi pertama terjadi melalui enzimdeoksiguanosin kinase milik vims atau sel hospes. Benruk trifosfat didapatkan dalamkadar jauh lebih tinggi pada sel yang terinfeksi CMV atau EBV daripada sel yangtidak terinfeksi. (Rachmawaty dan Rosita, 2002; Ganiswara, 1995).

(1). Farmakokinetik

Bioavailabilitas sangat rendah sehingga gansiklovir diberikan melalui infus

intravena. Obat ini tersebar luas ke berbagai jaringan termasuk obat. Kadar di plasmamencapai diatas kadar hambat minimum (KHM) untuk isolate CMV yakni 0,02-3,0

ug/ml. Waktu paruh berkisar antara 3-4 jam tetapi menjadi sekitar 30 jam padapenderita gagal ginjal yang hebat. Penelitian pada hewan memperiihatkan bahwagansiklovir diekskresi melalui ginjal dalam bentuk utuh (Ganiswara, 1995).

(2). Efek samping

Yang tersering dilaporkan adalah supresi sumsum tulang. Dapat terjadi

neutropema dengan < 1000 sel/mm3 pada 40% pasien yang diberikan obat ini. Selain

ini dapat timbul trombositopenia, anemia, gejala gangguan gastrointestinal, bercak

Page 35: &zm*wM& - dspace.uii.ac.id

21

merariJ^L^n!**? gangs11311 A"1!?, hepar dan sindrom neurologik termasuk kejang,

halusinasi dan pembahan mental. Neutropenia di atas biasa terjadi pada minggu ke-2

terapi dan kebanyakan bersifat reversible (Ganiswara, 1995).

(3). Indikasi

Karena toksisitas yang tinggi, gansiklovir hanya diindikasikan untuk kasus

infeksi oleh CMV yang mengancam jiwa atau penglihatan pasien. Biasanya hal ini

terdapat pada pasien penerima transplantasi organ atau sumsum tulang dan pasien

AIDS akibat HIV. Indikasi gansiklovir saat ini hanya retinitis karena CMV

(Ganiswara, 1995).

(4). Sediaan dan dosis

(a). Terapi dengan Gansiklovir secara intravena

Untuk terapi induksi 5 mm/kg BB secara iv 2 kali sehari selam 2-3

minggu, sedang untuk pemeliharaan 1 kali sehari. Gansiklovir alami

dieliminasi di ginjal sehingga penderita dengan insufisiensi ginjal perlu

reduksi dosis. Penelitian yang dilakukan dengan menggunakan gansiklovir

secara peroral menunjukkan hasil kurang memuaskan dibanding iv. Namun

pemberian iv tersebut memerlukan pantauan hitungan darah selama terapi

berlangsung karena neutropenia, trombositopenia, rash, netrotoksisitas dan

gejala gastrointestinal (Rachmawaty dan Rosita,2002).

(b). Terapi Gansiklovir per infus

Dosisnya: infus iv 2 add 5 mg/kg setiap 12 jam selama 14-21 hari

(Tjay dan Rahardja, 2002).

Sedangkan dosis terapi dengan Gansiklovir per infus untuk anak-anak

dan dewasa yaitu:

(1). Anak

PengobatanI : 5 mg/ 8 kg/ 2x sehari (2 minggu).

Pengobatan II : 7,5 mg/13 kg/ 2x sehari (2 minggu).

10 mg/13 kg/ 3x seminggu (3 bulan)

(2). Dewasa

R/ Infus Ganciclovir 500 mg dalam larutan RL atau Asering 500 cc

untuk 3 tahap. Masing-masing tahap 3 vial 500 mg selama24 jam. Untuk

Page 36: &zm*wM& - dspace.uii.ac.id

22

penderita awam diperlukan 3 tahap dengan interval 1 minggu tiap tahap.

Selalu dipantau fungsi renal. Bagi penderita cangkok ginjal/hepar dan

penderita AIDS cara pemberian disesuaikan kondisi penderita (tidak

sama). Pemberian Gansiklovir oral bagi penderita dewasa tidak pemah

efisien, karena bioavailibilitasnya sangat jelek.

R/ Obat bam dalam trial sedang dilaksanakan. Resipien penderita

SOT (Solid Organ Transplantation) dan SCT (allogeneic Stem-Cell

Transplant) ataupun penderita yang mengalami immunokompromais

(HIV) sangat rentan terhadap infeksi vims CMV. Pengobatan anti viral

dahulu biasa dipakai "Foscarnet" (sangat toksis), "Cidofovir" dan yang

terbam setelah itu adalah "Gansiklovir". Tetapi ketiga macam obat oral

tersebut mempunyai bioavailabilitas yang jelek pula. Sehingga

Gansiklovir biasa diberikan secara "infusion". Obat terbam yang akan

datang adalah "Valganciclovir", mempunyai bioavailabilitas 10 kali lipat

lebih baik dibanding Gansiklovir oral. Kelak pengobatan penderita infeksi

golongan Herpestoviridae lain dengan SOT dan SCT akan dipakai

"Valganciclovir", dalam kasus infeksi primer, reinfeksi ataupun reaktivasi

viral (Haksohusodo, 2002).

Sediaan intravena infus untuk indikasi retinitis karena CMV: untuk bayi usia

>3 bulan dan orang dewasa: fase induksi 10 mg/kg BB selama 1 jam,

dilaksanakan setiap 12 jam untuk 14-21 hari. Terapi supresi : 5 mg/kg BB,

sekali sehari, selama 1jam atau 6 mg/kg BB untuk setiap 5 hari dari 7 hari.

Untuk pasien yang mengalami transplantasi organ: 6 mg/kg BB sehari sekaliselama28 hari (Taketomo, 1999-2000).

Dosis interval yang dipengaruhi oleh renal:

Oral:

Clcr 50-69 ml/menit per 1,73 m2: Pengobatan 1500 mg/hari atau 500

mg 3 kali sehari.

Clcr25-49 ml/menit per 1,73 m2: Pengobatan 1000 mg/hari atau 500

mg 2 kali sehari.

Clcr 10-24 ml/menit per 1,73 m2: Pengobatan 5000 mg/hari.

Page 37: &zm*wM& - dspace.uii.ac.id

23

I.V:

Clcr 50-79ml/menit per 1,73 m2: Pengobatan2,5 mg/kgsetiap 12jam

Clcr 25-49 ml/menit per 1,73 m2: Pengobatan 2,5mg/kg setiap 24

jam.

Clcr 25 ml/menitper 1,73 m2: Pengobatan 1,25 mg/kg setiap 24 jam

(Taketomo, 1999-2000).

Bisa juga dengan obat-obat antiviral yang lainnya seperti Foscamet

secara intravena. Dosis Foskarnet untuk induksi adalah 90 mg/kg BB secara

intravena dengan suatupompainfus dalamwaktu 1jam denganNaCl 1 liter 2

kali sehari selama 2-3 minggu. Terapi pemeliharaan diberikan lebih dari 2

jam dengan 1 literNacl, 1 kali sehari iv. Foscamet dieliminasi ginjal sehingga

perlu monitoring fungsi ginjal (untuk anak tidak diberikan karena toksik)

(Rachmawaty dan Rosita, 2002).

b). Gejala klinis yang lain ditangani sesuai dengankelainannya, seperti gangguan

fungsi hati, gangguan susunansaraf pusat dan sebagainya.

c). Bila keadaan jelek dapat diberikan imunoglobulin yang mengandung titer

antibodi anti CMV yang tinggi. Antibodi spesifik sangat penting dalam pertahanan

terhadap infeksi vims temtama pada stadiumatau fase awal (Abbas, et al., 1994).

d). Untuk rawatan selanjutnya dapat diberikan imunomodulator dan dijaga agar

kondisi tubuh tetap prima (Sunartini, 2003).

2). Asuhan Keperawatan

Perawatan septik aseptik dijalankan secara ketat untuk mencegah penularan

ke pasien yang lain, mengingat penularannya adalah melalui semua cairan tubuh.

Pemberian Gansiklovir dilakukan dengan pengawasan fungsi ginjal yang ketat pula,

disertai pemberian diet yang adekuat.

3). Edukasi

Penanganan yang tidak kalah pentingnya adalah edukasi kepada orang tua

baik untuk prohabilitasi, rehabilitasi maupun untuk pencegahan penularan kepada

anggota keluarga yang lain. Karena salah satu sumber infeksi adalah melalui ASI,

maka bila ibunyajelas terinfeksi CMV, ASI tidak diberikan lagi.

Page 38: &zm*wM& - dspace.uii.ac.id

25

pasiennya. Hal tersebut sehamsnya dilandasi dengaiLalasaa danbukti ilmiah yangdapat diterima.

Ketidakrasionalan penggunaan obat telah lama dikenal disemua tingkat

pelayanan kesehatan, mulai dari peresepan obattanpa indikasi, dosis, cara, frekuensi,

lama pemberian yang tidak tepat, peresepan obat yang relatif mahal, hingga

peresepan obat yang belum diketahui manfaatnya atau terbukti secara ilmiah

memberi manfaat terapi yang lebih besar dibandingkan resikonya. Ketidakrasionalan

penggunaan obatmempunyai dampak negatif yang dapat dialami oleh pasien sendiri

maupun populasi yang lebih luas dan mutu pelayanan pengobatan secara umum.

Dampak negatifitu dapat digolongkan menjadi empat yaitu:

a. Dampak terhadapmutu pengobatan dan pelayanan

b. Biaya pelayanan pengobatan

c. Kemungkinan terjadi efeksamping dan efek lainyang tidakdiharapkan

d. Psikososial

Ketidakrasionalan oleh dokter sering memberi pengaruh burak bagi pasien

misalnya bempa kemgian waktu karena pengobatan dini yang sehamsnya didapat

oleh penderita menjadi tertunda.

Penggunaan obat rasional, menumt criteria WHO (tahun 1994):

a. Sesuai dengan indikasi penyakit

b. Tersedia setiapsaat dengan hargaterjangkau

c. Diberikan dengan dosis tepat

d. Cara pemberian dengan interval waktuyangtepat

e. Lama pemberian yang tepat

f. Obat hams efektif, mutu yangterjamin dan aman

Peresepan diaktakan rasional jika dilakukan secara tepat {medically

appropriate) mencakup: tepat diagnosis, tepat indikasi, tepat jenis obat, tepat dosis,

cara dan lama pemberian, tepat penilaian terhadap kondisi pasien, tepat informasi

dan tepat tindak lanjutnya(Kristinus, et at, 2002).

Page 39: &zm*wM& - dspace.uii.ac.id

26

B. Keterangan Empiris

Penelitian mengenai Pola pengobatan penyakit Infeksi Cytomegalovirus

(CMV) di instalasi rawat inapRumah Sakit DR. Sardjito Yogyakarta tahun 2005 ini

diharapkan dapat memberikan informasi tentang pola pengobatan penyakit Infeksi

Cytomegalovims (CMV), meliputi variasi diagnosis, indikasi, cara pemberian,

macam obat, dosis, lama pemberian obat serta lama perawatan dan kesesuaiannya

dengan literaturyang digunakan yaitu ISOvolume 41 tahun 2006, IONItahun 2000.

Page 40: &zm*wM& - dspace.uii.ac.id

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini mempakan penelitian non eksperimental dengan rancangan

deskriptif non analitik ke unit rekam medik Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) DR.Sardjito Yogyakarta.

B. Batasan Operasional

1. Pola pengobatan meliputi penggambaran persentase pengobatan berdasarkan

atas: diagnosis, indikasi, cara pemberian, macam obat, dosis, lama pemberianobat serta lama perawatan.

2. Tempat penelitian adalah Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) DR. SardjitoYogyakarta.

3. Tahun 2005 adalah waktu sejak 1Januari sampai dengan 31 Desember 2005.

4. Semua pasien yang digunakan untuk penelitian adalah semua pasien yang

didiagnosis utama menderita penyakit infeksi cytomegalovirus (CMV) oleh

Dokter dan menjalani rawat inap di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) DR.

Sardjito Yogyakarta selama tahun 2005.

5. Diagnosis dilihat dari ada tidaknya anamnesis, pemeriksaan laboratorium dan

pemeriksaan penunjang yang lain untuk mengetahui pasien positif menderitaCMV.

6. Indikasi dilihat dari ada tidaknya kesesuaian pemberian obat antiviral kepada

pasien infeksi CMV yang menjalani rawat inap di RSUP DR. SardjitoYogyakarta.

7. Cara pemberian adalah cara pemberian obat yang bisa melalui peroral dan

parental yaitu infus dan injeksi, yang disesuaikan dengan bentuk sediaan dan

senyawaobat sehingga bisa mencapai ke sistemik.

27

Page 41: &zm*wM& - dspace.uii.ac.id

28

8. Macam obat adalah jenis obat yang digunakan untuk pasien yang terdiagnosa

infeksi CMV maupun penyakit penyerta lainnya.

9. Lama pemberian obatadalah lamanya obatdiberikan dalam hari.

10. Lama perawatan adalah jumlah hari dari mulai masuk hingga diperbolehkan

pulangbagi tiap pasien.

C. Bahan Penelitian

Catatan pengobatan dalam rekam medik sebanyak 31 kasus yang ditulis oleh

praktisi medis RSUP. DR. Sardjito Yogyakarta untuk pasien penyakit Infeksi

cytomegalovims (CMV) di instalasi rawat inap periode 1Januari sampai dengan 31Desember 2005.

D. Jalannya Penelitian

1. Observasi

Tahap ini dimulai dari observasi lapangan ke unit rekam medik di RSUP. DR.

Sardjito Yogyakarta, tentang jumlah pasien rawat inap selama tahun 2005 dengandiagnosis penyakit Infeksi cytomegalovims (CMV).

2. Pengambilan Data

Data yang diambil dari populasi pada penyakit Infeksi cytomegalovims (CMV)

di Instalasi rawat inap yang ada di RSUP. DR. Sardjito Yogyakarta pada tahun2005.

3. Identifikasi Data

Identifikasi data melalui cara seperti skema kerja berikut ini:

Page 42: &zm*wM& - dspace.uii.ac.id

Rekam Medik

Dikelompokkan berdasarkan

1. Diagnosis

2. Indikasi

3. Cara pemberian

4. Macam obat

5. Dosis

6. Lama pemberian obat

7. Lama perawatan

29

Gambaran Umum

1. Distribusi Usia

2. Distribusi berdasarkan jeniskelamin

3. Keadaan pulang

Gambar 1. Skema kerja

E. Analisis Hasil

Data yang didapat dari analisis secara deskriptif non analitik untukmemperoleh informasi tentang:

1. Diagnosis seorang dokter berdasarkan anamnesis, pemeriksaan laboratorium danpemeriksaan penunjang yang lain.

2. Indikasi, ketepatan penentuan perlu tidaknya suatu obat diberikan pada pasienuntuk suatu kasus tertentu.

3. Cara pemberian obat, disajikan menumt cara pemberian obat melalui peroral, perinfus dan per injeksi. Cara pemberian obat dihitung berdasarkan jumlah obatyang diberikan dengan cara tertentu dibagi dengan jumlah seluruh obat dikalikan100%.

4. Persentase macam obat yang diberikan, dihitung dari jumlah kasus yangmenerima macam obat tertentu dibagi jumlah kasus yang diteliti dikalikan 100%.Jenis obat yang digunakan disajikan menumt macam obat masing-masing.

Page 43: &zm*wM& - dspace.uii.ac.id

BAB IV

HASH. DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Umum Hasil Penelitian

Deskripsi umum hasil penelitian yaitu proses penelusuran data dari pola

pengobatan yang dilakukan terhadap penderita infeksi Cytomegalovirus (CMV)

dengan komplikasi penyakit yang disertai riwayat penyakit terdahulu maupun tanpa

komplikasi penyakit yang disertai maupun yang tidak disertai riwayat penyakit

terdahulu dan kemudian dibandingkan dengan literatur yang ada, meliputi ISO

volume 41 tahun 2006 dan IONT tahun 2000.

Proses penelusuran data adalah proses pengambilan data pasien dari kartu

rekam medik yang ada di RSUP DR. Sardjito Yogyakarta dari Januari 2005 sampai

dengan Desember 2005. Proses pengambilan data dilakukan secara populasi, data

yang diperoleh yaitu nomor rekam medik, usia, jenis kelamin, diagnosa, diagnosa

sekunder, lama perawatan, riwayat dan perjalanan penyakit, keluhan dan gejala

klinis, pemeriksaan laboratorium dan penunjang lainnya, pemberian obat serta

keadaan pulang.

Proses penelusuran data dilakukan dengan cara mengamati satu persatu kartu

rekam medik penderita Cytomegalovirus pada tahun 2005. Jumlah data yang

diperoleh pada tahun 2005 yaitu 31 kasus CMV. Informasi yang didapat dari setiap

kasus berbeda-beda, ada kasus yang informasinya lengkap dan ada yang kurang

lengkap. Informasi yang sering tidak terlaporkan secara lengkap adalah pemeriksaan

laboratorium, khususnya untuk pemeriksaan serologis. Pemeriksaan laboratorium

pada pasien CMV bertujuan untuk mengetahui IgG dan IgM.

Dari kartu rekam medik pasien CMV di RSUP. DR. Sardjito Yogyakarta

dapat teriihat gejala klinis dan riwayat serta perjalanan penyakit. Pada beberapa

kasus terdapat riwayat dan perjalanan penyakit yang pada tahun-tahun sebelumnya

memiliki riwayat infeksi CMV. Ada juga kasus dengan riwayat dan perjalanan

31

Page 44: &zm*wM& - dspace.uii.ac.id

32

penyakit pasien didapat dari riwayat ibu yang positif CMV, dengan melihat hasilpemeriksaan laboratoriumnya positifCMV.

Selain itu juga terdapat diagnosa dan jenis pemeriksaan laboratorium yangdilakukan. Ada beberapa jenis pemeriksaan laboratorium yang umumnya dilakukan,di antaranya seperti: serologis, hematologi, urin lengkap, feses dan widal. Dari datayang diperoleh tidak semua pasien melakukan pemeriksaan laboratorium secaralengkap, khususnya pemeriksaan serologis. Kalaupun ada pemeriksaan serologishanya IgG CMV atau IgM CMV saja, jadi kurang lengkap, padahal untukmenegakkan diagnosa CMV adalah pemeriksaan serologis untuk mengetahui pasienpositif infeksi CMV atau tidak. Sehingga pemeriksaan serologis ini sangat diperlukanuntuk menentukan diagnosa akhir dari pasien.1. Berdasarkan Usia Pasien

Di RSUP DR. Sardjito Yogyakarta penggolongan usia dikelompokkanmenjadi 4kelompok usia, yaitu bayi (usia <1tahun), balita (usia 1-5 tahun),anak-anak (usia 5-20 tahun), dewasa (usia >20 tahun).

c 20.a 51,61%£ 152.x: 10 1Rl

I 53

"» 0

19,35%H 12,90%

JH- _ a.16,13%

o<1th 1-5 th 5-20 th >20th

Kelompok Usia

Gambar 2. Diagram distribusi kelompok usia

Gambar 2di atas menunjukkan jumlah pasien CMV berdasarkan kelompokusia di RSUP DR. Sardjito pada tahun 2005 yaitu bayi yang bemsia < 1tahunsebanyak 6pasien (19,35%), balita yang bemsia 1-5 tahun sebanyak 16 pasien(51,61%), anak-anak yang bemsia 5-20 tahun sebanyak 4 pasien (12,90%),dewasa yang bemsia >20 tahun sebanyak 5pasien (16,13%). Pasien terbanyakyang didiagnosa CMV adalah pada balita (usia 1-5 tahun) yaitu 51,61%. Paling

Page 45: &zm*wM& - dspace.uii.ac.id

33

banyak kedua yang didiagnosa CMV adalah bayi (usia <1tahun) yaitu sebesar19,35%. Hal ini terjadi kemungkinan disebabkan karena transmisi dari ibu yangterkena infeksi primer kepada janinnya atau ditularkan dari ibu ke bayi melaluiASI. Dari 31 kasus yang terdiagnosis penyakit infeksi CMV di RSUP DR.Sardjito terdapat 2pasien (6,45%) yang bemsia 2bulan dan 2tahun yangditemukan riwayat ibu positifCMV, yang kemudian anak juga terdiagnosa positifinfeksi CMV yang didapatkan dari ibu. Kemudian paling banyak ketiga yangdidiagnosa CMV adalah dewasa (usia >20 tahun) yaitu sebesar 16,13%. Padaorang-orang dewasa ini terjadi kemungkinan disebabkan karena infeksi sudahlama terjadi tetapi manifestasi klinisnya bam saja diketahui setelah usia >20tahun, yang disertai juga dengan penyakit-penyakit penyerta yang lain.

2. Berdasarkan Jenis Kelamin

c 25 |'55 20

2. 15

10

E3

5-> 0 1

64,52%

pria

35,48%

wanita

Jenis Kelamin

Gambar 3. Diagram distribusi jenis kelamin

Gambar 3di atas menunjukkan jumlah pasien infeksi CMV dan berbagaidiagnosis sekundernya lainnya yang menjalani rawat inap di RSUP DR. SardjitoYogyakarta pada tahun 2005 berdasar jenis kelamin adalah 31 kasus. Dari 31kasus yang ada, pasien pria terdapat 20 pasien (64,52%), sedangkan wanitaterdapat 11 (pasien 35,48%). Menumt Nelson, 1992, insidens infeksi kongenitalpada umumnya lebih besar di kalangan penduduk dengan tingkat kehidupan lebihrendah. Paling tidak setengah dari wanita usia subur mempunyai bukti serologisinfeksi CMV yang pemah dialami sebelumnya. Tapi pada kenyataannya, kasusinfeksi CMV di RSUP DR. Sardjito Yogyakarta pada tahun 2005 lebih banyak

Page 46: &zm*wM& - dspace.uii.ac.id

34

dijumpai pada pria daripada wanita, yaitu sekitar 64,52%. Hal ini paling banyakterjadi pada usia balita (1-5 tahun), dari 20 pasien pria terdapat 12 orang balitayaitu sekitar 60% dari 64,52% pasien pria yang terdiagnosa infeksi CMV. Hal inikemungkinan disebabkan karena latar belakang dari pasien juga yang memilikitingkat kehidupan yang lebih rendah, yang ditandai banyaknya pasien pada usiabalita dengan diagnosa sekundernya gizi kurang.

3. Keadaan Pulang

Keadaan pulang pasien rawat inap di RSUP DR. Sardjito Yogyakartatahun 2005 meliputi keadaan pulang sembuh, dan keadaan pulang membaik.

10090

96,77%

§ 80 •HH» 70 ^^^^^Ml 60 ^^^Hx: 50 ^^^^H« 40 ^^^^H§ 30 Wm^M

•=> 20 ^^^H10

n^^H

u

sembuh membaik

Keadaan Pulang

Gambar 4. Diagram keadaan pulang

Gambar 4 menunjukkan keadaan pulang pasien infeksi CMV yangmenjalani rawat inap di RSUP DR. Sardjito Yogyakarta pada tahun 2005, yaituterdapat 1pasien (3,23%) dengan keadaan pulang sembuh, 30 pasien (96,77%)dengan keadan pulang membaik. Sedangkan untuk keadaan pulang pindah kemmah sakit lain maupun keadaan pulang meninggal dunia tidak ditemukan diRSUP DR. Sardjito Yogyakarta.

Pasien yang keadaan pulang sembuh dan keadaan pulang membaikdipulangkan dalam kondisi yang diijinkan oleh pihak mmah sakit. Dari 31 kasusinfeksi CMV di RSUP DR. Sardjito Yogyakarta pada tahun 2005 diijinkanpulang dengan keadaan pulang paling banyak adalah dalam keadaan membaik.Dalam keadaan membaik disini berarti kondisi umum pasien baik, misalnya

Page 47: &zm*wM& - dspace.uii.ac.id

35

demam (-), kejang (-), batuk/pilek (-), muntah (-), dan keluhan-keluhan lainnyadalam kondisi baik/menurun ke arah yang membaik, tetapi ada beberapa yangtetap mendapatkan beberapa terapi pulang, misalnya seperti vitamin,parasetamol, dan dilantin. Sedangkan keadaan pulang dengan keadaan pulangsembuh hanya 1 orang. Dikatakan sembuh jika sudah memenuhi parametersembuh antara lain: hilangnya gejala, hilangnya penyebab munculnyagejala/penyakit serta tidak munculnya komplikasi penyakit yang lain. Denganbanyaknya keadaan pulang membaik hal ini menggambarkan bahwa terapi yangdiberikan kepada pasien CMV yang menjalani rawat inap di RSUP DR. Sardjitosudah cukup baik.

B. Pola Penggunaan Obat

1. Kesesuaian Diagnosa

Kesesuaian diagnosa dalam menegakkan diagnosa utama infeksi CMVberdasarkan keluhan dan gejala klinis, riwayat penyakit dan pemeriksaanlaboratorium. Menumt Sunartini, 2003, pemeriksaan laboratorium yang pentingadalah pemeriksaan serologis anti CMV: IgG dan IgM, viriologi, DNAemia,Antigenemia/antigenuira, serta pemeriksaan laboratorium yang penting lainnyaantara lain CT Scan otak untuk menemukan klasifikasi intrakranial, Bera untukmendeteksi gangguan pendengaran/gangguan komunikasi, EEG untukmendeteksi gangguan otak.

c 25

1 208. 15* 10 i

1 »-•» oJ

74,19%

~i

ya tidak

Kesesuaian Diagnosa

Gambar 5. Diagram pemeriksaan laboratorium.

Page 48: &zm*wM& - dspace.uii.ac.id

36

Gambar 5 di atas menunjukkan jumlah pasien CMV yang melakukanpemeriksaan laboratorium, yaitu pemeriksaan serologis sebanyak 22 pasien(70,96%). Dari 22 pasien yang melakukan pemeriksaan laboratorium ada pasienyang hanya mempunyai kadar IgG atau IgMnya saja yang positif, ada pasienyang memeriksakan IgG anti CMV atau IgM anti CMV, antigenemia darah dan

win serta IgG dan IgM Toxo secara lengkap, ada juga yang hanya memeriksakanIgM anti HsVi dan IgG anti HsVi dengan hasil negatif, namun ada juga yanghasilnya menyusul. Lihat tabel I.

Tabel I. Hasil pemeriksaan serologisberdasarkan kriteria Yuni, et.al, 2002

Pemeriksaan serologis Hasil (+)

IgM 7

IgG 15

Ket: IgM (+)jika> 0,445IgG (+) jika 2:264,75

Sedangkan pasien yang tidak dilakukan pemeriksaan laboratorium yaitusebanyak 9 pasien (29,03%). Dengan tidak dilakukannya pemeriksaanlaboratorium, khususnya pemeriksaan serologis, maka tidak dapat dipastikanadanya infeksi CMV positif, khususnya serologi. Kemungkinan disebabkankarena kurangnya ketelitian dari pihak dokter dalam melakukan diagnosa yangtepat atau disebabkan juga karena tingginya biaya pemeriksaan laboratoriumuntuk uji serologi yang menyebabkan pasien menolak untuk dilakukanpemeriksaan laboratorium.

2. Kesesuaian Indikasi

Kesesuaian indikasi mempakan kesesuaian perlu tidaknya suatu obatdiberikan kepada pasien, yaitu khususnya pasien infeksi CMV yang menjalanirawat inap di RSUP DR. Sardjito Yogyakarta. Untuk kasus infeksi CMV

pemberian obat antiviral sangat diperlukan, seperti misalnya gansiklovir dancymevene. Di RSUP DR. Sardjito Yogyakarta pada tahun 2005 terdapat 4kasus(12,90%) yang tidak diberikan obat antiviral dan 27 kasus (87,09%) yang

Page 49: &zm*wM& - dspace.uii.ac.id

37

diberikan obat antiviral. Hal ini dapat dilihat pada tabel II dan gambar 6. Tujuandiberikannya obat anti CMV yang spesifik, diharapkan indikasi utamanya bisasesuai. Keluhan dan gejala klinis yang utama untuk CMV seperti demam tinggi,kejang, gangguan bicara dan perkembangan motorik kasar.

Tabel II. Kesesuaian indikasi penggunaan obat Antiviral

No Antiviral Keterangan No Antiviral Keterangan1. Gansiklovir Sesuai 17. Gansiklovir Sesuai

2. Gansiklovir Sesuai 18. Gansiklovir Sesuai

3. Gansiklovir Sesuai 19. Gansiklovir Sesuai

4. Gansiklovir Sesuai 20. - -

5. Gansiklovir Sesuai 21. Gansiklovir Sesuai

6. Gansiklovir Sesuai 22. Gansiklovir Sesuai

7. Gansiklovir Sesuai 23. Gansiklovir Sesuai

8. Gansiklovir Sesuai 24. Gansiklovir Sesuai

9. Gansiklovir Sesuai 25. Gansiklovir Sesuai

10. Gansiklovir Sesuai 26. Gansiklovir Sesuai

11. -- 27. Gansiklovir Sesuai

12. Gansiklovir Sesuai 28. Gansiklovir Sesuai

13. Gansiklovir Sesuai 29. Gansiklovir Sesuai

14. Gansiklovir Sesuai 30. - -

15. -- 31. Gansiklovir Sesuai

16. Gansiklovir Sesuai |Sumber data: Data dari data primer penyakit dalam tahun 2005.

Page 50: &zm*wM& - dspace.uii.ac.id

87,09%

12,90%

sesuai tidak sesuai

Kesesuaian Indikasi

Gambar 6. Diagram Kesesuaian Indikasi

38

4. Cara Pemberian Obat

Cara pemberian obat pada pasien infeksi CMV meliputi 2 cara, yaitu:peroral dan parenteral (infus dan injeksi).

Tabel III. Distribusi cara pemberian obat pada pasien CMV di RSUP DR.Sardjito Yogyakarta pada tahun2005.

No Cara Pemberian Jumlah Persentasi (%)1 Oral 28 90,32

Injeksi 21 67,74

Infus 28 90,32

Tabel III di atas menunjukkan bahwa cara pemberian obat secara oralterdapat 28 kasus (90,32%), secara injeksi terdapat 21 kasus (67,74%),sedangkan secara infus terdapat 28 kasus (90,32%).

Pemberian obat secara oral mempakan pemberian obat yang paling banyakdan sering digunakan karena lebih praktis, mudah dan aman. Akan tetapi tidaksemua jenis obat dapat diberikan per oral karena dikhawatirkan ada beberapasenyawa yang tidak dapat diuraikan di dalam tubuh melalui jalur metabolismeobat. Selain itu juga ada beberapa senyawa obat yang akan mudah dimsak olehzat asam di lambung sebelum mencapai ke sistemik.

Page 51: &zm*wM& - dspace.uii.ac.id

39

Pemberian obat melalui infus dilakukan agar menghasilkan efek yangbertahap lebih lama dalam satu peredaran darah obat dan kemudian tersebar keseluruh jaringan di dalam tubuh, sehingga menghasilkan efek yang sangat cepat.Pemberian obat melalui infus biasanya digunakan untuk beberapa jenis senyawa-senyawa obat yang dapat menimbulkan endapan dengan protein atau butiran-butiran darah, dan juga senyawa-senyawa obat yang tidak larut dalam air. Padaterapi infeksi CMV pemberian infus pada pasien dengan tujuan untukmemperbaiki kondisi pasien, sehingga diharapkan dapat meningkatkan imunitastubuh pasien. Dari total 31 kasus pasien yang terdiagnosa infeksi CMV, tidaksemua kasus yang mendapatkan terapi dengan pemberian infus. Adapunbeberapa jenis infus yang diberikan kepada pasien yaitu Kaen, Martos danTriofusin, serta Rehidrasi Piano.

Pemberian obat secara injeksi jarang digunakan, kecuali pemberian obatsecara per oral tidak dapat diberikan dengan beberapa alasan-alasan tertentuseperti pasien dalam kondisi tidak sadar, atau pemberian obat secara injeksidigunakan dengan tujuan agar mendapatkan efek yang lebih cepat daripadapemberian secara per oral yang hams melalui beberapa tahap metabolismeterlebih dahulu sebelum ke sistemik. Pemberian obat secara injeksi ini jugabertujuan untuk beberapa senyawa-senyawa obat yang mudah dimsak oleh getahlambung atau senyawa-senyawa obat yang mudah diserap usus, jadi semuanya itudapat dihindari dengan pemberian obat secara injeksi dengan dosis yang tepat,karena semakin kecil pemberian obat secara injeksi maka akan semakinmengurangi kemsakan jaringan pada pasien. Namun kemgian dari pemberiansecara injeksi yaitu harganya yang relatif lebih mahal daripada per oral.

4. Macam Obat

Dari semakin banyak macam obat yang digunakan pasien di RSUP DR.Sardjito, ada 5besar macam obat yang paling banyak digunakan yaitu golonganAntiviral (87,09%), Metabolisme elektrolit (3,87%), SuplemenMultivitamin(67,74%), Antiepileptikum/Neuroleptikum (45,16), dan obat saluran cerna(38,71%) dari 31 kasus pada tahun 2005. Hal ini dapat dilihat pada gambar 7dibawah ini:

Page 52: &zm*wM& - dspace.uii.ac.id

3(1 ^09% 83,07%25

20

15»f7^4%—

45,16%38t?4%

10

I II III IV V

Gambar 7. Diagram 5Besar Macam Obat Yang Digunakan

Keterangan:I. Antiviral

II. Metabolisme elektrolitIII. Suplemen/MultivitaminIV. Antiepileptikum/NeuroleptikumV. Obat saluran cerna

40

Macam obat yang paling banyak diberikan adalah golongan obat Antiviral,yaitu jenis Gansiklovir dan Cymevene® sebesar 87,09%. Dari 31 kasus di RSUPDR. Sardjito Yogyakarta pada tahun 2005. Pemberian obat Antiviral inidimaksudkan untuk pengobatan pasien yang sudah terdiagnosa infeksi CMV,baik yang telah melakukan pemeriksaan serologis maupun yang tidak dilakukanpemeriksaan serologis. Dari 31 kasus infeksi CMV yang ada di RSUP DR.Sardjito Yogyakarta hanya 24 kasus yang melakukan pemeriksaan serologis.

Macam obat paling banyak kedua setelah golongan obat Antiviral adalahMetabolit, yaitu jenis Kaen 3A, Kaen 3B dan DS 5%. Pemberian metabolit inibertujuan untuk cairan pemeliharaan/rumatan bagi pasien rawat inap di RSUPDR. Sardjito Yogyakarta yang telah terdiagnosa infeksi CMV.

Macam obat yang paling banyak ketiga digunakan untuk pasien infeksiCMV yang menjalani rawat inap di RSUP DR. Sardjito Yogyakarta adalahgolongan obat vitamin/multivitamin, seperti alinamin® , L-Lisina, dan Iain-lain.Pemberian vitamin ini dimaksudkan untuk anak-anak yang masih pada masapertumbuhan serta untuk menjaga kondisi tubuh.

Antiepileptikum/neuroleptikum mempakan macam obat paling banyakkeempat yang diberikan pada pasien CMV di RSUP DR. Sardjito karena

Page 53: &zm*wM& - dspace.uii.ac.id

41

banyaknya ditemukan pasien dengan riwayat kejang demam, maupun yangmemang sudah memiliki riwayat epilepsi sebelumnya.

Macam obat paling banyak kelima adalah obat saluran cema, hal ini

disebabkan juga karena banyaknya pasien yang mengalami gangguan pencernaanseperti BAB cair.

Macam obat Iain-lain yang digunakan di sini seperti Medrol®, buscopan®,

candistin , dan Iain-lain, yang digunakan untuk penyakit penyerta yang lain. Halini dapat dilihatpadalampiran 5.

Kesesuaian antiviral berdasarkan kelas terapi dapat dilihat pada tabel IV dibawah ini:

Tabel IV. Kelas terapi obat yang digunakan pada CMV

Kelas terapi Macam obat Kesesuaian

Antiviral Gansiklovir

Cymevene®(Na-Gansiklovir)

Sesuai

Sesuai

Kesesuaian macam obat berdasarkan kelas terapi sesuai 100%, yang berarti

terapi yang diberikan sesuai denan keluhan dan gejala klinis yang dialami pasien.

5. Kesesuaian Dosis

Kesesuaian dosis berarti menunjukkan apakah dosis yang diberikan sesuai

atau tidak sesuai dengan standar terapi yang ada. Dari 31 kasus CMV pada tahun

2005 terdapat 3 (9,68%) kasus yang memberikan dosis tidak sesuai dengan dosisstandar terdapat 28 (90,32%) kasus yang sudah sesuai memberikan dosis obat

sesuai dengan dosis standar. Hal ini dapat dilihat pada lampiran 6.a. Dosis Gansiklovir

Dosis Gansiklovir yang diberikan pada pasien CMV di RSUP DR. Sardjito

Yogyakarta pada tahun 2005 adalah sesuai 100%, dengan dosis standar.

b. Dosis obat lain

Dosis obat lain yang diberikan pada pasien CMV di RSUP DR. Sardjito

Yogyakarta pada tahun 2005 selain dari golongan obat antiviral ada terdapat

Page 54: &zm*wM& - dspace.uii.ac.id

42

3(9,68%) kasus yang tidak sesuai dengan dosis standart, diantaranya yaituAlinamin®, Okskabazepina, yang dapat dilihat pada tabel V.

Tabel V. Macam obat yang tidak sesuai dengan dosis standar yang digunakan

No Macam obat

Alinamin®Tiamina tetrahidrofiirfiiril

disulfidabasa)

Okskabazepina

Dosis

2x 5mg

2 x 100 mg

Dosis Standar

5 mg/tablet(1 x sehari)

Dewasa : 300-2000 mg/hrAnak : 10-30mg/hrDiberikan dalam dosis terbagi

Dari tabel Vdapat dilihat bahwa Alinamin® yang semestinya diberikansatu kali sehari tetapi diberikan sehari dua kali. Sedangkan Okskabazepinasehamsnya untuk anak-anak diberikan tidak melebihi dari 30 mg/hr tetapidiberikan 2 x 100 mg.

6. Lama pemberian obat

Lama pemberian obat berarti pemberian obat dari hari awal pasien masukrumah sakit sampai dengan pasien pulang dalam keadaan membaik maupunsembuh. Lama pemberian obat antiviral berkisar antara 3 hari hingga 11 hari.Sedangkan pemberian antiviral sehamsnya selama 7-21 hari. Terdapat 3(9,68%)kasus yang lama pemberian antiviral sesuai dengan literatur, yaitu ISO volume41 tahun 2006, IONI tahun 2000, Formularium RSUP DR. Sardjito tahun 2002,USP DI volume II tahun 1995, dan Jumal Mutiara Medika volume 2tahun 2002,sedangkan 28 (90,32%) kasus tidak sesuai. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 8dibawah ini.

Page 55: &zm*wM& - dspace.uii.ac.id

30 90,32%...

25 ^M20 ^H15 ^H10 ^^M

5 9,68% ^H0

•^•1 ^^^iSesuai Tidak sesuai

Gambar 8. Diagram kesesuaian lamapemberian antiviral.

43

7. Lama Perawatan

Lama perawatan berarti jumlah hari dari mulai pasien masuk ke mmah

sakit hingga diperbolehkan pulang baik dalam keadaan sembuh maupunmembaik. Minimal lama perawatan di RSUP DR. Sardjito Yogyakarta pada

tahun 2005 untuk pasien CMV adalah selama 3 hari, sedangkan yang paling lamaperawatan mencapai 24 hari. Lamanya perawatan kemungkinan disebabkan

karena adanya riwayat penyakit penyerta yang lain dengan diagnosa sekunder

seperti misalnya mikrosefali, bronchitis, syok septik. Hal ini dapat dilihat padalampiran 1.

Page 56: &zm*wM& - dspace.uii.ac.id

BABV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian tentang pola pengobatan infeksi cytomegalovims

(CMV) di instalasi rawat inap RSUP DR. Sardjito Yogyakarta padatahun 2005 maka

dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1). a. Dalam menegakkan diagnosa utama infeksi CMV berdasarkan keluhan dan

gejala klinis, riwayat penyakit dan pemeriksaan laboratorium, temtama

serologis.

b. Kesesuaian Indikasi dilihat dari perlu tidaknya suatu obat diberikan kepada

pasien infeksi CMV, dengan gejala klinis utama seperti demam tinggi, kejang

dan gangguan perkembanganmotorik kasar.

c. Semua obat yang diberikan untuk kasus CMV, cara pemberiannya sesuai

dengan bentuk sediaannya, yaitu secara peroral, per injeksi dan per infus.

d. Macam obat mempakan macam obat yang paling banyak diberikan untuk

pasien CMV yang menjalani rawat inap

e. Kesesuaian dosis berarti menunjukkan apakah dosis yang diberikan sesuai

dengan dosis standar.

f. Lama pemberian obat antiviral yang menjalani rawat inap berkisar antara 3hari hingga 11 hari.

g. Lama perawatan pasien CMV dari mulai 3 hari hingga 24 hari.

2). a. Dari 31 kasus pasien yang terinfeksi CMV, terdapat 70,96% pasien yang

sesuai diagnosa utama CMV dan 29,03% yang tidak sesuai dengan diagnosautama CMV.

b. Lima besar macam obat yang paling banyak diberikan adalah Antiviral yaitu

jenis Gansiklovir sebesar 87,09%, paling banyak kedua adalah Metabolisme

elektrolit sebesar 83,87%, yang ketiga adalah Suplemen/multivitamin sebesar

67,74%, keempat adalah Antiepileptikum sebesar 45,16% dan paling banyak

kelima adalah obat saluran cema sebesar 38,71%.

44

Page 57: &zm*wM& - dspace.uii.ac.id

45

c. Dari 31 kasus CMV dosis Gansiklovir yang diberikan sesuai 100% dengan

dosis standar yang ada di literatur.

d. Lama pemberian obat antiviral berkisar antara 3 hari hingga 11 hari. Terdapat

9,68% yang sesuai dengan literatur dan 90,32% yang tidak sesuai dengan

literatur, yang sehamsnya selama 7-21 hari.

B. SARAN

Dari penelitian yang sudah dilaksanakan maka disarankan :

1) Diharapkan ada penelitian lanjutan tentang CMV dan pengobatannya, misalnya

pada rasionalitas penggunaan antiviral.

2) Peran farmasis ditingkatkan sehinggaada monitoring obat lebih baik.

3). Penulisan hasil laboratorium lebih lengkap.

Page 58: &zm*wM& - dspace.uii.ac.id

46

DAFTAR PUSTAKA

Abbas A.K.Lichtman A.H., Pober, J.S., 1994, Celluar andMolecula immunologyPhiladelphia, .B. Saunders, pp, 320-329.

Anonim 1995 USP DI, Advice for the patient, Dmg Information in Lay Languagevolume II, The United States Pharmacopeial Convention.

Anonim, 2000, Informatorium Obat Nasional Indonesia, Departemen KesehatanRepublik Indonesia Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan MakananPenerbit CV. Sagung Seto, Jakarta.

^"^'nfv2' F°!mUlariUm Rumah Sakit DR SardJito Yogyakarta, edisi tahun2U02, Yogyakarta.

Anonim, 2006 Informasi Spesialite Obat Indonesia, Volume 41, Ikatan SarjanaFarmasi Indonesia, PT. Anem Kosong Anem (AKA)., Jakarta.

Basundari SXJ Syahrial, H, Riyanti, E., Enny, Y., Liliana, K., Tjandra, Y.A., 2002Uji Vahditos Tehnik PCR dan Pemeriksaan Mikroskopis Bakteri Tahan Asamf??1 f^H diagnosis Penderita TB Pam di Rumah Sakit PersahabatanJakarta, Media Litbang Kesehatan, Vol XII, No 3: 25

Behrhan R.E Vaughan, VC, 1992, Textbook of Pediatrics, Dalam Nelsor, WD(Ed.), Ilmu Kesehatan Anak, Edisi 12, Penerbit Buku Kedokteran EGCJakarta, 9,226-230

Ganiswarna^ S.G 1995, Farmakologi dan Terapi, Edisi Keempat, FakultasKedokteran Universita Indonesia, Jakarta, 618

Haksohusodo, S 2002, Infeksi TORCH, Penerbit Medika Fakultas KedokteranUniversitas GadjahMada, Yogyakarta, 2-8

^^J^' d3f ^j^-W DB•. 2°02, Pemeriksaan Laboratorium InfeksilORCH pada Kehamilan, Patologi Klinik RSSAAJNIBRAW Malane(www.tempo.co.id/medika/arsip/042002/pus-4.htm., Januari 2005)

Johanes, K.D Sulanto, S.D., Yayi, S.P., 2002, Pengetahuan Penggunaan ObatRasional Mahasiswa Tingkat Sarjana dan Profesi di Fakultas KedokteranUmssula Semarang, Manajemen Pelayanan Kesehatan, Vol V, No 01/2002:

Landini, M.P and Lazzarotto, T., 1999 Prenatal diagnosis of congenitalcytomegalovirus &infection; Light and Shade Herpes. 6: 45-49

Page 59: &zm*wM& - dspace.uii.ac.id

47

Na'im R., 1996, Pengembangan Uji Diagnostik melalui Tehnik Molekuler, CerminDunia Kedokteran, serial number: 0125-913X: 33, 56

Prabu, B.D.R., 1991, Penyakit-penyakit Infeksi Umum, Jilid 1, Widya Medika, Jaarta,

Rachmawaty, F.J., Rosita, L., 2002, Imunitas Tubuh Terhadap Cytomegalovims(CMV), Mutiara Medika, Vol 2, No2: 98-101

Shulman, S.T., Phair, J.P., Sommers, H.M., 1994, Dasar Biologis dan KlinisPenyakit Infeksi, Diterjemahkan oleh Wahab, A.S., Edisi keempat, GadjahMada University Press, Yogyakarta, 2-3,90-94

Siswandono dan Soekardjo, B., 2000, Kimia Medisinal, Jilid 2, Airlangga UniversityPress, Surabaya, 58-63

Sudiharto, P., 2003, Aspek Klinis Infeksi CMV, Makalah Seminar Sehari DiagnosisInfeksi Cytomegalovirus, Yogyakarta, 35-39

Sunartini, 2003, Infeksi Cytomegalovirus pada Bayi dan Anak, Workshop pio-Instalasi Farmasi Rumah Sakit Bethesda "Farmasi dan Penyakit Infeksi"Yogyakarta, 21-22 Mei 2000: 1-5

Taketomo, C.K., 1999-2000, Pediatric Dosage Handbook, 6th Edition, Lexi-compinc, California, 420

Tjay dan Rahardja, 2000, Obat-obat Penting, Edisi V, Penerbit: PT. Elex MediaKomputindo, Gramedia, Jakarta, 105

Yatim, F., 2000, Cacat Kongenital akibat Rubela, Media Penilaian danPengembangan Kesehatan, Vol X, No 1/2000: 38

Yunie, dkk, 2002, Uji Diagnostik Serologi terhadap Antigenemia Sebagai PenandaDiagnostik untuk Infeksi Cytomegalovims pada Bayi dan Anak, Berkala IlmuKedokteran, Vol 34, No. 4: 213-220

Page 60: &zm*wM& - dspace.uii.ac.id

LAMPIRAN

Page 61: &zm*wM& - dspace.uii.ac.id

48

Lampiran 1. Data pasien penderita infeksi CMV diRSUP Dr. Sardjito Yogyakartatahun 2005

No

Kasus

No.

RMUsia

Jenis

KelaminDiagnosa Diagnosa

Sekunder

Lama

Perawatan

(Hari)

Keadaan

Pulang

1. 1191789 2th Lk CMV Gangguanperkembanganmotorik kasar

3 Membaik

2. 1209290 1th Pr CMV Atrofi cerebri,gangguan

perkembanganpsikomotor, TBparu dalam terapi

11 Membaik

3. 1082739 2 th Lk CMV Gangguanperkembanganpsikomotor,mikrosephali

4 Membaik

4. 1191540 2 th Lk CMV Rhinofaringitisakut, phimosiskongenital,keterlambatan

perkembanganbicara

5 Membaik

5. 1194510 2 bin Lk CMV aktif Neonatal seizure,ikterus neonatorum

5 Membaik

6. 1174929 2 th Lk CMV aktif

postgancyclovir

Epilepsi dalamterapi

4 Membaik

7. 1012133 3 th Lk CMV aktif Syndroma rubellakongenital

4 Membaik

8. 0940547 54 th Lk CMV Toxoplasmosis,hipertensi

15 Sembuh

9. 00442998 68 th Pr CMV - 7 Membaik10. 1181181 46 th Lk CMV Dispepsia 4 Membaik11. 1190982 1th Lk CMV Bronkopneumonia,

undmeensus testis

dextra.

Komplikasi:Prolonged fever,gangguan

perkembanganpsikomotorik, diareevonis

12 Membaik

12. 0895174 29 th Pr CMV CRFSTGIV,psikosis OK sebaborganik

20 Membaik

13. 01188504 4 th Lk CMV Autisme,stomatitis,rhinopharingitisakut ddec.

bakterial, viral

3 Membaik

14. 1218857 6 th Pr CMV Epilepsi absinea 4 Membaik

Page 62: &zm*wM& - dspace.uii.ac.id

49

Lampiran 1 (lanjutan)

No

Kasus

No.

RMUsia

Jenis

KelaminDiagnosa Diagnosa

Sekunder

Lama

Perawatan

(Hari)

Keadaan

Pulang15. 1153461 1th Lk Suspek

CMV

Gangguanperkembanganmotorik kasar,rhinofaringitis akutmembaik, gizikurang,hidrocefalus

14 Membaik

16. 1049953 6 th Pr CMV Purpura 3 Membaik17. 1168547 2 th Pr CMV Hidrocefalus, gizi

kurang, gangguanperkembanganmotorik dan bahasa

4 Membaik

18. 1159847 3 th Lk CMV Development delay 5 Membaik19. 1126444 2 th Lk CMV Development delay 3 Membaik20. 1171853 4 bin Lk CMV Mikrosefali, diare

persistent,bronchitis,choriovetinis

24 Membaik

21. 1194163 6 bin Lk CMV Kolesasis,mikrosefali

11 Membaik

22. 0681485 6 th Pr CMV Bronkitis,tongilofaringitisakut

3 Membaik

23. 1143265 29 th Pr CMV Lethalgia 4 Membaik24. 1170678 1th Pr CMV Ventrikuylo hegal,

gangguan

perkembanganmotorik, gizikurang

4 Membaik

25. 1173004 14 th Lk CMV Past encephalitis,epilepsi,tuberculosis parukomplikasi:stomatitis

6 Membaik

26. 1167420 1th Lk CMV Atrofi serebri,mikrosefali,gangguan tumbuhkembang motorikdan bahasa

10 Membaik

27. 1198425 9 bin Pr CMV Atrofi serebri,gangguan

perkembangan(psikomotor),mikrosefali

5 Membaik

28. 1167283 2 th Pr CMV inf.

post gancyGastritis kronis,hepatitis CMV,mikrosefali |

7 Membaik

Page 63: &zm*wM& - dspace.uii.ac.id

50

Lampiran 1 (lanjutan)

No

Kasus

No.

RMUsia

Jenis

KelaminDiagnosa Diagnosa

Sekunder

Lama

Perawatan

(Hari)

Keadaan

Pulang

29. 1154835 5 bin Lk CMV Global

developmentdelay,epilepsi parsial,mikrosefali

4 Membaik

30. 118361 3 bin Lk CMV Neonatal seizure,syok septik

13 Membaik

31. 1187909 1th Lk CMV Phimosis

kongenital, otitisekstema

4 Membaik

Page 64: &zm*wM& - dspace.uii.ac.id

Lam

pira

n2.

Dat

aD

iagn

osa

dan

Pem

erik

saan

Labo

rato

rium

No

3.

Riw

ayat

dan

Perj

alan

anP

enya

kit

Fle

k(+

)usi

a4b

ln7

BS

MR

S:k

aki

tem

tam

ase

bela

hka

nan

seri

ngka

kuda

nbe

rget

ar3

BSM

RS

:kel

uhan

men

etap

Seja

kus

ia3

bin

anak

serin

gke

jang

ham

pirt

iap

hari

~>B

elum

diob

atka

nda

nba

rube

roba

tru

tin±

3bi

ndi

drSp

.A.

Pern

ahdi

raw

atdi

RSS

pada

bula

nA

pril

2003

deng

andi

agno

saep

ileps

i,di

are

cair

akut

,hi

poal

burin

emia

,dan

gang

guan

perk

emba

ngan

Kelu

ha

nd

an

Gej

ala

Kli

nis

KU

:un

tuk

dite

rapi

ganc

yclo

vir

N:

lOO

x/m

nt

R:

28

x/m

nt

T:3

6°C

KU

:at

rofi

cere

bri,

prim

erT

B,g

angg

uan

perk

emba

ngan

mot

orik

kasa

r,in

feks

iC

MV

aktif

pro

tera

piga

ncyc

lovi

2M

SM

RS

:an

ak

dem

am-i

tse

tela

hdi

peri

ksa

EE

Gan

akke

jang

,kes

ange

nera

lton

ikk

lon

ik±

5m

enit

TD

:100

/70

mm

Hg

N:

11

2x

/mn

t

R:

28

x/m

nt

T:3

6,8°

C

KU

:CM

Vak

tifpr

ote

rapi

ganc

yclo

vir

HR

MS

:ti

dak

ada

kel

uh

anN

:lO

Ox

/mn

t

R:

24

x/m

nt

T:3

6,2°

C

Sero

logi

sIg

Man

tiC

MV

:0,

07(-

)Ig

Gan

tiC

MV

:13

9,8

(+)

Ant

igen

emia

CM

V:

*D

arah

(-)

*U

rin

(-)

IgM

anti

CM

V:

0,44

(-)

IgG

anti

CM

V:4

96,5

(+)

Hem

ato

log

iP

emer

iksa

anL

ab.

Dan

Pen

unja

ngU

rin

Len

gka

pH

b:

13,5

AT

:2

94

.00

0

AL

.1

0.7

00

S:

19,1

L:

66,5

M:8

,8H

b:l

l,9

Hct:

36

,lA

E:4

,45

x10

6A

T:2

04

.00

0

AL

:1

2.6

00

S:

18,2

L:

75,5

M:4

,7B

:1,

1E

:0,5

Hb

:12

,7A

L:

8.6

00

AT

:2

50

.00

0

S:

58,8

6,9

24,4

1,1

M

BJ:

1,01

5A

lbum

in:p

rot.

(-)

Uro

bil

in:

N

Bili

rubi

n,Ia

in-la

in:

(-)

Lek

osit:

Lpo

Ig1-

2

BJ:

1,02

0p

H:8

War

na:

kuni

ngL

ek

osi

tL

G:

0-1

Eos

inof

ilep

UV

:1

-2

BJ:

1,01

0pH

:7

(net

ral)

War

na:

kuni

ngL

ek

osi

t:0

-1

Eos

inof

il:

epU

V0

-l

Fese

s

Tel

urca

cing

,P

aras

it:

sisa

tum

buh

(+)

Tel

urca

cing

,P

aras

it:

sisa

tum

buh

(+)

Wid

al

Page 65: &zm*wM& - dspace.uii.ac.id

Lam

pira

n2

(lan

juta

n)R

iway

atda

nP

erja

lana

nP

enya

kit

No

4.

Riw

ayat

keja

ngum

ur2

hari

->fo

tote

rapi

Riw

ayat

keja

ngta

npa

dem

ampa

daum

ur1

min

ggu

Sam

pais

ekar

ang

(um

ur2

th)a

nak

belu

mda

patb

icar

a,an

aktid

akda

patd

iam

,ber

jala

num

ur1,

5th

,ke

jang

(+)

3M

SMR

S:ce

kla

bC

MV

IgG

dan

IgM

(+)-

>di

anju

rkan

untu

kte

rapi

ganc

yclo

vir,

BA

K(+

)kad

ang

men

geja

n

2V

iBL

SM

RS

:

lahi

rtid

akla

ngsu

ngm

enan

gis,

biru

-bir

u(+

)2ha

rike

mud

ian

anak

tam

pak

kuni

ng,k

ejan

Vim

enit,

kesa

nge

nera

lton

ikkl

onik

->d

iraw

atse

lam

a17

hari

2B

LS

MR

S:

keja

ng5x

@V2

men

it,ke

san

gene

ralt

onik

klon

ik,s

etel

ahke

jang

anak

men

angi

s->

Sp.A

,di

tera

pide

ngan

Dila

ntin

,L

um

inal

sela

ma

1b

ula

n->

anak

tidak

keja

ngla

gi->

CT

Scan

, has

il:at

rofi

cere

bri,

cek

antig

enem

iaC

MV

:dar

ah(+

)R

iway

atib

uIg

Man

tiC

MV

:0,1

1(-

)Ig

Gan

tiCM

V:2

28,7

(+)

Kelu

ha

nd

an

Gej

ala

Kli

nis

KU

:gan

ggua

nbi

cara

,hi

pera

ktif,

riway

atke

jang

(+)

dala

mte

rapi

,in

feks

iCM

Vak

tif

TD

:90/

60m

mH

gN

:lO

Ox

/mn

t

R:

28

x/m

nt

T:3

6°C

KU

:in

feks

iC

MV

aktif

,ri

way

atke

jang

neon

atal

pro

tera

piga

ncyc

lovi

r,m

unta

hlx

(gum

oh)

N:

HO

x/m

nt

R:

32

x/m

nt

T:3

7,2°

C

Ser

olo

gis

IgM

anti

CM

V:

21Ig

Gan

tiC

MV

:0,

14A

ntig

enem

iada

rah:

(+)

Hem

ato

log

iP

emer

iksa

anL

ab.

Dan

Pen

unja

ngU

rin

Len

gkap

Hb

:13

,4A

L:

12

.80

0

AT

:4

14

.00

0

AE

:4,8

5x

106

Hct:

40,5

S:2

5,4

L:6

1,6

B:0

.3 4,2

Hb

:

Hct

AT

:

AL

:

11 32

,62

99

.00

0

9.3

00

S:2

4,9

L:5

8,2

M:

14,3

B:0

,2E

:2.4

BJ:

1,01

5pH

:6,

5W

arna

:ku

ning

Lek

osi

test

:2

5

Leu

kosi

tpuc

at:

0L

euko

sitg

elap

:0-1

Sil

ind

er:

0

Ku

ltu

ru

rin

e:

pseu

dom

onas

Sen

siti

vit

as:

Fo

sfo

mic

in/C

efo

tak

sim

/S

epti

akso

ne/S

efen

im/

Cef

piro

ne/C

eftr

azid

ine/

Imip

enem

/Am

ikac

in/

Ner

flox

acin

/Net

ilmyc

in/

Cep

halo

xin/

Cip

rofl

oxac

in/

Am

pici

llin

/Gen

tam

ycin

BJ:

1,01

0p

H:

5(a

sam

)W

arna

:ku

ning

Red

uk

si:

N

Uro

bil

in:

N

Fese

s

Telu

rasc

:0

Tel

urca

cing

Par

asit

:si

sa

tum

buh

(+)

Wid

al

Page 66: &zm*wM& - dspace.uii.ac.id

Lam

pira

n2

(lan

juta

n)

No

Riw

ayat

dan

Per

jala

nan

Pen

yaki

tK

elu

ha

nd

an

Gej

ala

Kli

nis

Pem

erik

saan

Lab

.D

anP

enun

jang

Ser

olo

gis

Hem

ato

log

iU

rin

Len

gka

pF

ese

sW

ida

l6

.R

iway

atal

ergi

asam

valp

roat

KU

:kej

ang,

dem

amA

ntig

enem

iada

rah

Hb

:ll

,6g

/dl

--S

WZ.

Dal

amte

rapi

deng

anD

ilant

in1

HSM

RS:

keja

ng(+

)2x

CM

V:

(+)

AL

:1

4.0

00

2x50

mg

@1

men

it,ke

san

gene

ral

IgM

Tox

o:(-

)A

T:

26

6.0

00

Pxte

rdx

PKT

Bse

jak

usia

7bu

lan,

toni

kkl

onik

,be

rhen

tiIg

GT

oxo:

(-)

AE

:4,0

1x

106

men

dapa

tOA

Tse

jak

7bu

lan

-16

sen

dir

iIg

Man

tiC

MV

:0,1

3(-

)H

ct:

37,1

bu

lan

->se

mb

uh

TD

:10

0/60

mm

Hg

IgG

anti

CM

V:3

,0(-

)S

:46,

3%Px

deng

anriw

ayat

keja

ngda

nN

:1

04

x/m

nt

L:4

2,l

%de

mam

+ke

jang

tanp

ade

mam

R:

24

x/m

nt

M:

10,3

%se

jak

usia

:9bu

lan

T:3

6,7°

CE

:0,9

%E

pile

psis

ejak

usia

11bu

lan

2M

SM

RS

:D

ilaku

kan

pem

erik

saan

,EE

Gpa

daK

ejan

glx

,ke

san

gene

ral

umur

21bu

lan,

men

dapa

tter

api

tron

ikkl

onik

,pe

riks

aD

epak

sone

Syr.

2x1,

25cc

,m

uncu

lC

MV

,has

ilan

tigen

emia

reak

sial

ergi

sete

lah

peng

obat

an2

dara

h(+

)m

ingg

u,te

rapi

dihe

ntik

anPe

mah

dira

wat

diR

SSpa

dabu

lan

Mei

2005

deng

andi

agno

saph

imos

isda

nke

mud

ian

pula

ngde

ngan

kond

isi

mem

baik

Riw

ayat

saki

tcam

pak

pada

umur

15

bu

lan

7.

Ter

diag

nosi

smen

deri

tasy

ndro

ma

KU

:in

fek

siC

MV

ak

tif

IgM

anti

CM

V:(

+)

Hb

:12

,1R

ubel

laK

onge

nita

lsej

akus

ia1

bin

pro

ganc

yclo

vir

IgG

anti

CM

V:

(+)

AE

:4,3

2x

106

Saat

usia

1m

ingg

ute

rdet

eksi

N:

96

x/m

nt

AT

:2

20

.00

0m

en

deri

taC

MV

R:

28

x/m

nt

AL

:1

0.8

20

Usi

a6

bin

oper

asi

kata

rak

OD

Tdi

T:3

6,5

°CH

ct:

36

,6%

YA

P2

MSM

RS

cek

uput

kS

:51

,0U

sia

2th

oper

asij

antu

ngdi

mas

ukse

kola

h->

IgM

+,

L:3

6,4

RS

PA

DJk

tIg

G(+

)m

enin

gkat

->R

SSM

:8,4

Pern

ahdi

raw

atdi

RS

pada

bula

nG

ejal

akl

inis

:B

:0,2

Agu

stus

2003

deng

andi

agno

saM

ikro

sefa

li,

tuli,

reta

rdas

iE

:4,0

infe

ksi

CM

Vps

ikom

otor

,re

tard

asi

Infe

ksiT

OR

CH

kong

enita

ls/d

men

tal,

gang

guan

bica

ra,

seka

rang

gang

guan

kom

unik

asi

(sejak

lahi

r)|

Page 67: &zm*wM& - dspace.uii.ac.id

Lam

pira

n2

(lan

juta

n)R

iway

atda

nP

erja

lana

nP

enya

kit

No

8. 9.

10

.

11

.

Pern

ahdi

raw

atdi

RS

pada

bula

nD

es19

98de

ngan

diag

nosa

anur

iaPe

rnah

dira

wat

diR

Spa

dabu

lan

Okt

2002

deng

andi

agno

sadi

spep

sia

non

ulcu

s,op

eras

isi

ndos

copy

Pern

ahdi

raw

atdi

RS

pdbu

lan

Juni

2005

deng

andi

agno

sahi

perte

nsi,

para

pare

sefl

acci

d,hi

perc

hole

ster

ol

Pusi

ngle

bih

dari

3bi

n

Riw

ayat

serin

gde

mam

seja

kusi

a1

0h

ari

Dem

amla

ma,

terd

iagn

osis

infe

ksi

CM

Vse

jak

Feb

2005

belu

mdi

tera

pi

Kelu

ha

nd

an

Gej

ala

Kli

nis

KU

:d

em

am

TD

:11

0/80

mm

Hg

N:

lOO

x/m

nt

R:2

0x

/mn

t

KU

:ser

ing

pusi

ng,b

ilatid

urm

irin

gke

kana

nse

ring

vert

igo,

mua

l,m

un

tah

T:

110/

70m

mH

gN

:8

8x

/mn

t

R:2

0x

/mn

t

KU

:Nye

ri,m

ual,

pusi

ngR

pspe

nder

itadi

spep

sia

>2

bln

Cek

IgG

anti

CM

V12

33N

yeri

kepa

laT

:13

0/80

mm

Hg

N:

80

x/m

nt

R:

20

x/m

nt

KU

:di

are

kron

is,

gang

guan

perk

emba

ngan

psik

omot

orik

Dem

amtin

ggis

ejak

>8

bin,

infe

ksiC

MV

prim

erbe

lum

dite

rapi

Rps

:1

bin

SM

RS

:d

emam

(+)

naik

turu

n,di

are

cair

(+)

5x/h

r@±

2se

ndok

,am

pas(

+),

batu

kpi

lek

(_)

HM

RS:

kelu

han

men

etap

N:

10

6x

/mn

t

R:

26

x/m

nt

T:

38

°C

Ser

olo

gis

IgG

CM

Vav

idit

as8

6,5

3%

IgG

To

xo

:80

,5Ig

MT

oxo

:0,6

8

IgG

anti

CM

V:

1233

,5(+

)

IgM

anti

CM

V:0

,11

(-)

IgG

anti

CM

V:

277,

3(+

)A

ntig

enem

iada

rah

(-)

Ant

igen

emia

urin

(-)

Hem

ato

log

iP

emer

iksa

anL

ab

.D

anP

enun

jang

Uri

nL

en

gka

pA

T:

86

.00

0

Hb

:11

,6A

T:

32

6.0

00

AL

:9

.60

0

S:6

5

L:3

2

M:

1

E:2

Ku

ltu

rd

arah

=

(-)

SG

OT

/PT

»d

bN

Alb

:2,

4--

>4,

0

Fese

s

Ku

ltu

rfe

ses:

Kle

bsi

ell

a

Pn

eu

mo

nia

Wid

al

Page 68: &zm*wM& - dspace.uii.ac.id

Lam

pira

n2

(lan

juta

n)

No

Riw

ayat

dan

Per

jala

nan

Pen

yaki

tK

elu

ha

nd

an

Gej

ala

Kli

nis

Sero

losis

Pem

erik

saan

Lab

.D

anP

enun

jang

12

.Po

sttra

nspl

anta

sigi

njal

th19

96K

U:

mua

l,m

unta

hIg

Man

tiC

MV

:0,5

8(-

)H

b:

10->

6,6

uru

ii^

en

gK

ap

GO

TL

34,2

*eses

Wid

al

3M

SMR

S:m

ual,

mun

tah

IgG

anti

CM

V:

1973

(+)

AL

:3,

75->

GP

T:2

5,1

±1

gela

s4x

/hr,

->R

SSA

ntig

enem

iaC

MV

4,4

6F

en

ito

in:

58

98

HS

MR

S:

masi

hD

arah

:(-

)A

T:

23

4->

mon

dok,

mua

l,m

unta

hU

rine

:(+

)2

42

2x/h

r,±1/

2gls

,cek

lgG

HM

T:

77

->

dan

IgM

CM

Vm

enin

gkat

19,3

TD

:11

0/80

mm

Hg

N:

76

x/m

nt

R:

16

x/m

nt

T:3

6,7°

C1

3.

3T

SMR

S:tid

akm

aubi

cara

,K

U:

pana

s,ba

tuk,

IgM

anti

HsV

l:(

-)A

L:

11

.40

0B

UN

:10

,4k

on

tak

mat

a->

auti

sme

sari

awan

,mak

anm

enur

un,

IgG

anti

HsV

l:(

-)L

:36

Cre

at:

0,67

1,5

TSM

RS:

anak

seri

ngsa

riaw

an,

min

um(N

)M

:6

Bj:

1,00

5R

x:

Bas

a7,

5W

arna

:ku

ning

cek

lab:

loga

mbe

ratm

enin

gkat

N:

12

3x

/mn

tN

:57

9B

SM

RS

:au

tism

e--

>ad

ape

rkem

bang

ant:

36°C

R:

23

x/

mn

tE

:1

pada

usia

9bi

npe

rnah

dira

wat

diT

D:1

10/7

0m

mH

gR

Sd

eng

and

iag

no

sam

un

tab

er1

4.

Seja

kus

ia4

than

akse

ring

KU

:ser

ing

beng

ong

IgG

anti

CM

V:

1086

,4A

L:

12

.90

0B

UN

:8,

4be

ngon

g,m

elam

un,a

nak

sulit

deng

anin

feks

iC

MV

aktif

.Ig

Man

tiC

MV

:0,1

7(-

)E

:2

Cre

atin

in:

0,80

berk

onse

ntra

si,t

etap

imas

ihad

aH

MR

S:

tid

akad

ak

elu

han

Ant

igen

emia

CM

V:

S:6

4B

j:

1,02

0pe

rhat

ian

jika

dipa

nggi

l->

ruju

kR

SSN

:%

x/m

nt

R:

24

x/m

nt

t:36

,5°C

Dar

ah:

(-)

Uri

n:(

-)L

:32

M:2

pH

:6,

0

15

.Se

jak

usia

4bi

nm

unta

hse

tiap

kali

KU

:kep

ala

besa

rIg

MT

oxo:

0,07

7(-

)H

b:

11,2

Ku

ltu

ru

rin

:k

um

anta

k—

mak

an

3H

RS

MR

S:

kel

uh

anIg

GT

oxo:

0,9

(-)

AE

:4,9

4xl0

6tu

mb

uh

Usi

a0-1

7ha

riA

sfik

sia

+Se

psis

men

etap

tiap

kali

mak

an,

IgM

anti

CM

V:

0,12

AT

32

80

00

Usi

a9

bin

Dia

re+

Bro

nk

itis

sulit

mak

an,

anak

belu

mbi

sadu

duk,

kepa

labe

sar

(hid

roce

falu

s)2

HR

SMR

S:de

mam

,bat

uk,

mun

tah

tiap

kali

mak

an,

min

um

ku

at

HR

SMR

S:de

mam

,bat

uk,

pile

k,m

akan

saki

t,m

inum

ku

at

N:

12

8x

/mn

t

t:38

,4°C

IgG

anti

CM

V:

17,0

Ant

igen

emia

CM

V:

Dar

ah:

(-)

Uri

n:

(-)

AL

:8,

650

Hct:

35,2

E:0

,8B

:0,7

S:3

5,7

L:

50

,8M

:8,3

R:5

4x

/mn

t

Page 69: &zm*wM& - dspace.uii.ac.id

Lam

pira

n2

(lanj

utan

)No

IRi

waya

tdan

Perja

lanan

Pen

yaki

t1

6.

17

.

18

.

Pasi

ente

rdia

gnos

ainf

eksi

CM

Vak

tifSe

pt20

02di

raw

atdi

RS2x

,pa

dabi

nSe

pt20

02da

nM

ei20

03de

ngan

kelu

han

serin

gde

mam

dan

bir

u-b

iru

dika

ki

Bin

Mei

2004

:kon

trol,

lab

->Ig

GC

MV

:43

7,ra

wat

jala

nB

inD

es20

04:k

ontro

l,la

b->

IgG

CM

V:

1997

,mon

dok

Seja

kum

ur1

bin

-2

bin,

anak

keja

ngta

npad

emam

setia

pha

ri,±

8-10

x/ha

ri,la

mak

ejan

g<

V2m

enit

Usi

a2

th2

bin

anak

belu

mb

isa

bica

rada

nm

enja

lani

tes

wic

ara3

xke

mud

ian

berh

enti

keja

ng-k

ejan

sela

ma

3b

in

Kelu

ha

nd

an

Gej

ala

Kli

nis

KU

:ser

ing

biru

-bir

udi

kak

i

HM

RS:

ma/

mi

sulit

,ana

km

enge

luh

tida

ken

akba

dan,

biru

-bir

udik

aki,

BA

Kda

nB

AB

(N)

N:

12

8x

/mn

t

t:3

7°C

R:

24

x/

mn

tT

D:

100/

70m

mH

gK

U:k

ejan

gN

:1

36

x/m

nt

R:

58

x/m

nt

T:3

6,5°

CH

MR

S:ke

san

gene

ral

toni

kkl

onik

,B

AB

/BA

K(N

),m

a/m

i(+

)ba

ik

KU

:b

elu

mb

isa

bic

ara

2M

SM

RS

:b

aru

bis

abi

cara

mam

a/m

ain,

aktiv

itas

bias

a,di

sara

nkan

tes

BE

RA

dan

CM

V

BE

RA

:E

D&

S:m

ild

perf

erda

nhe

aryl

oss

(kem

ungk

inan

K.F

ochl

ea)

IgG

anti

CM

V:8

01(+

)Ig

Man

tiC

MV

:(-)

Ant

igen

emia

dara

hda

nur

in:

(-)

HM

RS:

data

ngun

tuk

tera

piga

nsik

lovi

rN

:1

02

x/m

nt

t:26

,8°C

R:

33

x/

mn

t

TD

:10

0/55

mm

Hg

Ser

olo

gis

IgG

CM

V:(

+)

Ant

igen

emia

:D

arah

:(-)

Uri

n:(-

)

IgG

anti

CM

V:(

+)

IgM

anti

CM

V:(

-)A

ntig

enem

iaC

MV

:D

arah

:(-

)U

rin

:(-

)

Hem

ato

log

iPe

mer

iksa

anLa

b.D

anPe

nunj

ang

Uri

nL

en

gka

pH

b:

12,8

AE

:4,5

5x

106

Hct

:39

,1A

T:

29

8.0

00

AL

:7,5

30E

:7

B:0

,4S

:41

,0L

:45

M:6

.6

Hb:

13,5

AE

:5,2

6xl0

6A

T:

24

0.0

00

AL

:1

0.5

00

E:2

,9B

:2,5

S:

53,9

L:3

7,5

M:3

,2H

b:13

,1A

E:

5,1

57

Hct:

39,9

AT

:3

61

.00

0

AL

:1

4.8

00

E:3

,2 5,9

0,4

17,9

72

,6

Bj:

1,01

0p

H:

5,0

war

na:

kuni

ng

BU

N:

12,2

Cre

at:

0,36

BU

N:

6,0

Cre

at:

0,32

Fese

sW

ida

l

Page 70: &zm*wM& - dspace.uii.ac.id

Lam

pira

n2

(lan

juta

n)R

iway

atda

nP

erja

lana

nP

enya

kit

No

19

.

20

.

Sete

lah

lahi

rdi

inku

bato

rse

lam

a21

hari,

dila

kuka

npe

mer

iksa

andi

dapa

tkan

CMV

(+)o

leh

ibu,

teta

pdi

beri

ASI

tern

yata

kada

rCM

Vm

enur

un,i

buC

MV

(+).

Perk

emba

ngan

mot

orik

sela

ma

ini

terla

mba

t,an

akbi

saja

lanp

ada

umur

18bi

n,du

duk

pada

umur

20bi

n,m

eran

gkak

umur

22bi

n,m

engo

ceh

15bi

nsa

mpa

isek

aran

gbe

lum

ada

artin

ya.K

alau

dipa

nggi

lm

enol

ehbi

laya

ngm

eman

ggil

suar

aya

ngdi

kena

l

Pada

usia

5hr

dem

amtin

ggi3

8-39

°Cte

ruta

mas

iang

hari

,bila

dibe

ripe

nuru

npa

nas

dise

rtai

diar

e15

-20x

±20

-50

ccca

ir,d

arah

,di

raw

atdi

RSse

lam

a9

hari

tapi

tidak

ada

perb

aika

nP

ern

ahdi

raw

atdi

RS

Kla

ten

sela

ma

1m

ingg

ude

ngan

diag

nosa

aler

gi,k

emud

ian

raw

atja

lan±

1m

ingg

u—

>ke

luha

nm

enet

apP

ern

ahdi

raw

atdi

PK

UK

late

n1

min

ggu

deng

andi

agno

saal

ergi

,ke

mud

ian

raw

atja

lan

2m

ingg

u--

>ke

luha

nm

enet

apP

ern

ahdi

raw

atdi

RS

IK

late

nse

lam

a3

hari

deng

andi

agno

saal

ergi

dan

infe

ksiC

MV

,dib

erio

bat

antiv

irus

4x/h

ari,

tapi

diar

e,ca

ir,

dara

h(+

),ke

mud

ian

mem

baik

Polia

nak

Pant

iRap

ihde

ngan

diag

nosa

Rub

ella

,CM

V,k

emud

ian

diru

jukk

eRSS

Kelu

ha

nd

an

Gej

ala

Kli

nis

KU

:pe

rkem

bang

ante

rlam

bat,

pend

enga

ran

berk

uran

gN

:12

1x

/mn

tt:

36°C

R:

21x

/mn

t

KU

:de

mam

lam

a(s

ejak

usia

5hr

)H

MR

S:de

mam

,B

AB

cair

kelu

arse

diki

t-se

diki

t,se

lam

ain

imat

aser

ing

berk

edip

terh

adap

caha

yaN

:1

40

x/

mn

t

R:

40

x/

mn

tt:

39°C

Ser

olo

gis

IgM

Tox

o:0,

03(-

)Ig

GT

oxo:

0,9

(-)

IgM

anti

CM

V:

0,19

(-)

IgG

anti

CM

V:6

99,7

(+)

Ant

igen

emia

CM

V:

Dar

ah:

(-)

Uri

n:(-

)

IgG

Tox

o:3,

64Ig

MT

oxo:

0,05

0Ig

GC

MV

:82

,5Ig

MC

MV

:1,

170

HsV

IgG

:0,

18H

sVIg

M:

0,51

Hem

ato

log

iPe

mer

iksa

anLa

b.D

anPe

nunj

ang

Uri

nL

en

gka

pH

b

AE

Hct

AT

AL

E:3

,2B

:1,

0S

:22

L:6

7,2

M:6

,612,4

5,19

xl06

39,5

24

7.0

00

72

20

Hb:

11,6

AE

:4,1

0x

l06

Hct:

33,4

AT

:3

52

.00

0

AL

:1

8.6

00

E:

1

B:0

S:3

2

L:6

4

M:3

BU

N:

10,8

Cre

at:

0,64

BJ:

1,01

0W

arna

:kun

ing

Fese

sW

ida

l

Page 71: &zm*wM& - dspace.uii.ac.id

Lam

pira

n2

(lan

juta

n)

No

Riw

ayat

dan

Per

jala

nan

Pen

yaki

tK

elu

ha

nd

an

Gej

ala

Kli

nis

Pem

erik

saan

La

b.

Dan

Pen

unja

ngS

ero

log

isH

ema

tolo

gi

Uri

nL

eng

kap

Fese

sW

ida

l2

1.

4B

SMR

S:ku

ning

(+),

BA

Bpu

tihda

nbe

rlem

ak,B

AK

kuni

ngtu

aus

ia4

bin

kulit

kuni

ng

KU

:kun

ing

pdku

litda

nm

ata,

BA

Bku

ning

mud

a,B

AK

kuni

ng,m

ikro

sefa

liN

:ll

Ox

/mn

t

R:

28

x/

mn

t

t:36

,4°C

IgM

CMV

:232

(t)

IgG

CM

V:

0,58

1

Hb

:7,5

AL

:2

19

.99

0

AT

:1

76

.00

0

AT

:1

76

.00

0

Hct

:24

,8

E:3

,5

B:0

,1

S:4

7,3

L:4

2

M:7

,l

SGO

T:

215,

51

SGPT

:79

,2(t

)C

reat

:24,

3(t

)A

lb:

4,

Alp

:800

(t)

GG

T:56

5,3

(t)

22

.1

BSM

RS:

tdp.

benj

olan

pada

lehe

rse

bela

hki

ri0

3cm

,ken

yal,

diba

wa

kesp

.A,d

iber

iFul

adic

benj

olan

men

geci

l,ha

sil

antig

enem

iada

rah

(+)

Riw

ayat

mun

tabe

rse

lam

a3

min

ggu,

dira

wat

diR

SR

iway

atC

MV

Okt

'200

0

KU

:be

njol

andi

lehe

r,se

ring

batu

kbe

rula

ngda

nin

feks

iCM

Vak

tif,p

ilek

N:

10

0x

/mn

t

R:

24

x/

mn

t

TD

:11

0/70

mm

Hg

t:37

,2°C

AE

:12

,3

Hct

:37

,7

AT

:3

82

.00

0

Hb:

12,3

AL

:1

9.2

00

S:7

7,2

L:

17,9

M:3

,6

E:0

,9

B:0

,4

BU

N:N

Cre

at:

N

pH

:5,

5

War

na:

kuni

ng

23

.Se

ring

pusi

ngag

akke

jang

,bad

anka

dang

-ka

dang

lem

asse

pert

imau

sem

aput

dan

ingi

npu

nya

anak

lagi

tapi

tidak

ingi

nm

enja

dipe

nula

ran

untu

kan

ak

dan

suam

i.

TD

:10

0/60

mm

Hg

—,

BU

N:

7,5

Cre

at:

0,6

0

War

na:

kuni

ng

BJ:

1,01

0

Page 72: &zm*wM& - dspace.uii.ac.id

Lam

pira

n2

(lan

juta

n)

No

Riw

ayat

dan

Per

jala

nan

Pen

yaki

tK

elu

ha

nd

an

Gej

ala

Kli

nis

Ser

olo

gis

Pem

erik

saan

Lab

.Dan

Pen

unja

ng

24

.M

ulut

tertu

tup

rapa

t(+

)Pr

oba

nsik

lovi

r,H

b:l

l,2

urin

Lie

ng

Kap

Bj

:1,

030

pH

:6

Feses

Wid

al

perk

emba

ngan

anak

tidak

AE

:4,7

6x

106

lant

ang/

tert

ingg

al±

2bi

n,H

ct

34

6d

emam

±2

bin

AT

:5

33

.00

0w

arna

:ku

ning

N:

10

2x

/mn

tA

L:

20

.20

0

t:36

,2°C

E:0

,3R

:2

4x

/mn

tB

:3,8

S:7

,9

L:

80,6

M:7

,42

5.

Riw

ayat

peny

akit

Typu

s(+

)D

emam

,riw

ayat

keja

ngIg

m/A

ntiH

SV

:H

b:

15

BU

N:

10,6

Kej

ang

(+)

toni

kkl

onik

,m

unta

h,bi

cara

kada

ngpe

lo,

pusi

ng,b

atuk

N:

10

0x

/mn

t

t:36

,8°C

R:

28

x/m

nt

TD

:130

/70

mm

Hg

Has

ilm

enyu

sul

AT

:1

09

.00

0

AL

:7

.90

0

S:

57,4

L:3

9,2

M:

1,8

E:

1,6

B:0

Cre

at:

0,57

pH

:1,

028

Rx

:7,0

War

na:

kuni

ng

26

.R

iway

atke

lahi

ran

tdp.

Osp

hyki

aK

U:d

emam

berh

epan

ging

IgG

CM

V:

(-)

Dara

hru

tin

:K

ult

ur

uri

ne'

E-c

oli

Usi

a5bi

nse

ring

dem

am,p

ilek

gang

guan

tum

bu

hIg

MC

MV

:(-)

lim

fosi

tosi

sB

UN

:1

06

(ser

ing

map

et),

mun

tah,

didi

agno

saal

ergi

Usi

a7

bin,

dem

am,

pile

k,m

unta

h

kem

bang

deng

anat

rofi

cere

bri

TD

:100

/60

mm

Hg

rela

tif

AL

:1

1.8

00

AT

:3

56

00

0

Cre

at:

0,35

Bj:

<1,

005

pH

:8w

arna

:ku

ning

setia

pm

inum

,be

lum

bisa

mak

anan

pada

t,se

tela

hde

mam

tingg

iana

kN

:1

40

x/m

nt

R:

32

x/m

nt

Hct

:31

,6H

b1

07

tidak

bisa

pega

ngbe

nda

dan

bica

rat:

38

°CA

E4

11m

enur

un.

Peri

ksal

abha

silI

gGda

nA

I•

11

20

0Ig

Man

tiC

MV

(-),

CT

Scan

kepa

la:

AT

:4

17

.00

0M

ikro

sefa

liE

:7

S:3

7

L:5

1

11

LM

:51

Page 73: &zm*wM& - dspace.uii.ac.id

Lam

pira

n2

(lan

juta

n)R

iway

atda

nP

erja

lana

nP

enya

kit

No

27

.

28

.

29

.

30

.

5BS

MRS

:ana

ksu

dah

bisa

miri

ng,

teng

kura

p,te

tapi

belu

mbi

sate

gak

teng

kura

p,se

mak

inla

ma

perk

emba

ngan

sem

akin

men

urun

Riw

ayat

oper

asiu

sus

pdum

ur10

hari

Pern

ahdi

raw

atdi

RS

pada

bula

nD

es20

04de

ngan

diag

nosa

Hep

atit

isA

Pern

ahdi

raw

atdi

RS

pada

bula

nFe

b20

05de

ngan

diag

nosa

Obs

.V

omit

us,

kem

udia

nse

mb

uh

Pern

ahdi

raw

atdi

RS

pada

bula

nA

pril

2005

deng

andi

agno

saH

epat

iksC

MV

,mik

rose

fali,

kem

ud

ian

mem

bai

k

Riw

ayat

keja

ngta

mpa

dem

amse

jak

usia

1V2

jam

,fok

al

Riw

ayat

tidak

lang

sung

men

angi

ssa

at

lah

ir.

Pern

ahdi

raw

atdi

RS

pada

bula

nA

pril

2005

deng

andi

agno

san

eo

nata

lse

izu

re

Kelu

ha

nd

an

Gej

ala

Kli

nis

KU

:m

aum

asu

ko

bat

HM

RS

:m

akan

min

um

sedi

kit,

gera

kke

dua

tang

antid

akbe

gitu

aktif

N:

lOO

x/m

nt

R:

24

x/m

nt

T:3

6,8°

CK

U:d

emam

,ny

erip

erut

,ba

dan

lem

as,m

a/m

iIH

MR

S:pa

giha

ride

mam

tingg

i,ny

erip

erut

,mua

l/m

un

tah

leb

ihd

ari

5x

/mn

tse

tiap

ma/

mi,

lem

as,

ma/

mi

i1

MG

SM

RS

:k

elu

han

ikte

rik,

nyer

iper

ut,m

akan

kura

ng,d

idia

gnos

aH

ep.

Are

laps

,ke

mud

ian

cek

HB

sA

g(-)

,HB

CA

g(-)

,HB

c(-

)C

ekC

MV

:Ig

G(+

),Ig

M(+

),pu

lang

,mem

baik

TD

:100

/70m

mH

gN

:1

20

x/m

nt

R:

32

x/m

nt

T:3

9,5

°

KU

:kej

ang,

gang

guan

perk

emba

ngan

dise

mua

aspe

k

KU

:kej

ang

neon

atal

N:

HO

x/m

nt

R:

32

x/m

nt

T:3

7,2

°C

Sero

logi

sIg

Man

tiT

oxo:

0,05

(-)

IgG

anti

Tox

o:0,

3Ig

Man

tiC

MV

:0,

20(-

)Ig

Gan

tiC

MV

:23

,8(+

)A

ntig

enem

iaC

MV

Dar

ah:

(+)

Uri

ne:

(-)

IgM

anti

CM

V:2

,25

(+)

IgG

anti

CM

V:

23(+

)

IgG

Tox

o:5,

54Ig

MT

oxo:

0,10

4(-

)Ig

GC

MV

:79,

88(+

)Ig

MC

MV

:0

,88

6(+

)

Hem

ato

log

iPe

mer

iksa

anLa

b.D

anPe

nunj

ang

Uri

nL

en

gka

pH

b:13

,8A

L:

11

.00

0

AT

:3

69

.00

0

AE

:4,5

6xl0

6H

ct:

38,6

E:1

7,5

S:9

,lB

:0,2

L:6

8,l

Hb

:ll,

8A

E:5

,24

x10

6A

T:

43

6.0

00

AL

:1

9.4

00

Hct

:35

,6S

:66,

9L

:30

M:3

,lL

euko

sit:

(+)

Hb

;ll

AT

:2

89

.00

0

AL

:9

.80

0

Bj

:1,

005

Rx

:n

etra

l

War

na:

kuni

ngke

ruh

GO

T:

210(

15-4

6)G

PT:

183

(11-

66)

Ku

ltu

rur

ine:

E-c

oli

BU

N:N

Cre

at:

N

War

na:

kuni

ngB

J:1,

012

Fese

sW

ida

l

Page 74: &zm*wM& - dspace.uii.ac.id

Lam

pira

n2

(lan

juta

n)R

iway

atda

nP

erja

lana

nP

enya

kit

No

31

.Pe

rnah

dira

wat

diRS

pada

bula

nSe

pt20

05de

ngan

diag

nosa

Rhi

nitis

kron

is,ot

itise

kste

ma

dan

phym

osis

Kelu

ha

nd

an

Gej

ala

Kli

nis

KU

:m

unta

htia

pm

a/m

i,te

linga

gata

ldan

kelu

arca

iran,

kesu

lkan

BA

K,

jikaB

AK

men

geja

nN

:1

20

x/m

nt

R:

32

x/m

nt

T:

36

,5°

Sero

logi

sIg

Gan

tiC

MV

:(-

)Ig

Man

tiC

MV

:(+

)

Hem

ato

log

iPe

mer

iksa

anLa

b.D

anPe

nunj

ang

Uri

nL

engk

apH

b:13

,1A

L:

11

.80

0

AT

:2

54

.00

0

BU

N:

14,7

Cre

at:

0,3

Fese

sW

ida

l

Page 75: &zm*wM& - dspace.uii.ac.id

62

Lam

pira

n3.

Dat

aP

embe

rian

Oba

t

No

Na

ma

Ob

at

Do

sis

Go

lO

ba

tC

ara

—•—

•—,—

,—.—

,—r

12

34

56

7H

ari

Pem

ber

ian

•n-^

.l—

,i-,

.i„

,D

iag

no

sa1

Ga

nsi

klo

vir

Ka

en

3A

7x

70m

gA

nti

vira

l

Ob

at

met

ab

oli

sme

elek

trol

itIn

fus

vv

vv

Infu

sv

vv

v

iuii

i£id

14

loio

17

18

19

20

. 21

22

23

24

25

a""

«>

CM

V+

gang

guan

perk

emba

ngan

2A

lin

am

in

Noo

cepa

l2

x1

2x1

cth

Vit

am

in

Met

ab

oli

sme

elek

trol

itO

ral

vv

vv

vv

vV

yV

VV

——

——

T—

—^^_

__

^_

__

CM

V+

atr

ofi

L-l

ysin

1x50

0m

gH

em

ati

nik

um

Cer

ebri

+ga

nggu

anP

ara

ceta

mo

l70

mg

k/p

Ana

lget

ikum

VV

VV

Vpe

rkem

bang

anG

an

sikl

ovi

r50

mg

An

tivi

ral

Infu

sv

vv

vv

vv

Ora

lv

v

Psi

kom

oto

r+T

BV

om

eta

3xct

h1/

2k/

pK

lore

tiku

mV

VV

Vpa

ruda

lam

tera

pi.

Pro

texi

n3x

1/2

cap

sC

efo

taxim

Supr

acid

+V

rt18

1230

mg

3x25

0m

g1

x1b

ks

An

tib

ioti

kum

Vit

am

in

Inje

ksi

yv

Ora

lv

v

VV

VV

V

VV

VV

Dep

aken

2x1

cc

Ant

iepi

lept

ikum

Ora

lv

vv

Mag

atif

1x10

0m

gO

ral

vv

vD

AT

Sm

ecta

1x1

3x1

/3sa

ch

Ora

lv

vv

Ora

l

Ora

l

\lV

VV

V

Cef

bri

m2

x20

mg

1/V

VV

V

Ka

en

3A

Ob

at

met

ab

oli

sme

elek

trol

itIn

fus

vv

vv

vv

IIV

VV

3G

an

siklo

vir

7x1

00

mg

An

tivi

ral

Ka

en

3A

Ob

at

met

ab

oli

sme

elek

trol

itIn

fus

vv

vv

vC

MV

+ga

nggu

anpe

rkem

bang

anps

ikom

otor

+

4G

an

sikl

ovi

r7x

100

mg

An

tivi

ral

Tri

lept

al2x

100

mg

Ant

ipar

kins

onO

ral

vv

vv

CM

V+

Rhm

ofar

ingr

tisR

h/o

tril

1x0,

5m

gA

ntip

arki

nson

Ora

lv

vv

vak

ut+

phim

osis

Tri

amin

icpl

ek2

xcth

1/2

Vit

am

inko

ngen

ital

,+

Ka

en

3A

Ob

at

met

ab

oli

sme

elek

trol

itIn

fus

vv

vke

tert

am

ba

tan

perk

emba

ngan

bica

ra

5G

an

sikl

ovi

r10

x45

mg

An

tivi

ral

nfu

sv

vv

vv

Thi

amin

75m

g+A

nti

infe

ktik

um

+C

MV

+N

eo

na

tal

Nia

sida

mid

30m

gD

ila

nti

n2x

1pu

lu2x

25m

gD

iges

tan

Ant

iepi

lept

ikum

Ora

lv

vv

vv

vO

ral

vv

vv

vv

Seiz

ure

+ik

teru

s

Neo

na

toru

m.

L-L

ysin

e1x

pulu

1H

ema

tin

iku

mO

ral

vv

vv

vv

Bio

stru

m

Kaen

3B|Ix

cth

l

Ob

at

met

ab

oli

sme

elek

trol

itO

ral

vv

vv

vv

nfus

vv

vv

vI

-

Page 76: &zm*wM& - dspace.uii.ac.id

Lam

pira

n3

(lan

juta

n)6

3

No

Na

ma

Ob

at

Do

sis

Go

tO

ba

tC

ara

1?

14

5fi

7R

qH

ari

Pem

beri

an

•)(l

111

01

11A

IKIC

tIT

40

in

i<

«V1

"MO

J->

cD

iagn

osa

6G

an

sikl

ovi

r

Dil

an

tin

Imu

no

s

L-L

ysin

e

7x10

0m

g2x

50m

gIx

cth

l

1x40

0m

g

An

tivi

ral

Ant

iepi

lept

ikum

Hem

ati

nik

um

Infu

s

Ora

l

Ora

l

Ora

l

V V V V

V V V V

V V V

V V V

V V

4.H

4*

i

CM

Vak

tif

past

Ga

nsi

klo

vir

+

Epi

leps

oda

lam

tera

piT

rile

ptal

3x80

mg

Ant

ipar

kins

onO

ral

VV

VR

ivo

til

1x0,

5m

gA

ntip

arki

nson

Ora

lV

VV

VV

Dia

zepa

m2

,5m

gk/

pA

nalg

etik

umO

ral

VV

VV

VK

aen

3A

Met

ab

oli

sme

elek

trol

itIn

fus

VV

VV

7G

an

sikl

ovi

r

Nou

ceph

alsy

r.Im

unos

syr

Tro

pile

xK

aen

3A

100

mg

2x1

/2cth

1x1

cth

2x1

/2cth

An

tivi

ral

Meta

bo

lism

eel

ektr

oli

t

Infu

s

Ora

l

Ora

l

Ora

l

Infu

s

V V

V V V V

V V V V

V V V V

V V V V

CM

V+

Synd

rom

aR

ubel

laK

onge

nita

l

8A

mo

xici

llin

Ra

nti

n

1g

/8ja

m1

am

p/1

2ja

mA

nti

bio

tjku

m

An

tasid

um

Inje

ksi

Inje

ksi

¥ ¥

V V

V V

V V

V V¥

¥¥

¥¥

¥¥

¥¥

CM

V+

To

xop

lasm

osi

s

+H

iper

tens

iK

aln

ex

500

mg

/8

jam

Hem

ostj

ptik

umIn

jeks

iV

VV

Vrt

.K1

am

p/8

jam

Vit

am

inIn

jeks

VV

Sis

ten

ol

k/p

An

titu

sivu

mO

ral

VV

VV

VV

¥¥

¥¥

¥¥

Akt

ivan

zing

1x1

Neu

role

ptik

umO

ral

¥¥

¥¥

¥¥

¥

Cefo

taa

m1

g/8

jam

An

tib

ioti

ku

mO

ral

VV

¥¥

¥¥

¥

Cen

dofe

nito

l0

,25

%3

x1

HS

OD

SA

nti

infe

ktik

um

ma

taT

ete

sV

¥¥

¥¥

¥¥

Spir

adan

3x

500

mg

An

tiin

fekti

ku

mO

ral

Lesi

ch

ol

3x

1H

SO

DS

Su

ple

men

Ora

¥¥

¥

Cym

even

500

mg

An

tivi

ral

Infu

¥

Su

rcu

ma

3x1

Dig

esta

nO

ral

Ap

rove

l3

00

mg

x1

Ora

¥¥

¥¥

9T

her

ag

ram

M.

Beco

mC

Cu

rcu

ma

Cym

even

+1

00

ccN

aCI

Ra

nit

idin

e

Pri

mpe

ran

+N

aCI

Ma

rto

s+

Tri

ofu

sin

2x1

1x1

3x1

50

0m

g2

x1 2am

p+

500

mg

20

tts

Vit

am

in

Mu

ltiv

ita

min

Dig

esta

nA

nti

vira

l

An

tisp

asm

od

iku

mA

nti

em

eti

ku

m

Ele

ktro

lit

Ora

l

Ora

l

Ora

l

Infu

s

Ora

l

inje

ksi

Infu

s

V V

V V V V V

V V V V V

V V V V V V

V V V V V V

V V V V V V

CM

V

10

DS

5%

OM

Z

So

tati

c

Fa

rma

cro

l

Inpe

psa

12

tts/m

nt

1a

mp

/24

jam

1A/8

jam

3xcth

l

3xcth

l

Meta

bo

lism

eel

ektr

oli

t

An

tasi

du

m

An

tiem

eti

ku

m

An

tasi

du

m

An

tasid

um

Infu

s

Inje

ksi

Inje

ksi

Ora

l

Ora

l

V V V V V

V V V V V

V V V V V

V V V V V

CM

V+

Dis

peps

ia

Xa

na

x1

x0

,5m

gN

euro

lept

ikum

Ora

lV

VV

V

Cym

even

eI 2

50

mg

/12

jam

An

tivi

ral

Infu

sIV

Vv

V1

11

Page 77: &zm*wM& - dspace.uii.ac.id

Lam

pira

n3

(lanj

utan

)6

4

No

Na

ma

Ob

at

Do

sis

Go

lO

ba

tC

ara

Han

'Pem

beri

an1

23

45

67

89

10

111

?"

<'

"•>

At"

**

-«.

——

—r-

r-D

iaa

no

sa11

Cefa

t

Pa

race

tam

ol

Am

pisi

llin

2x

250

mg

3x1

25

mg

k/p

4x

300

mg

An

tib

ioti

kum

Ana

lget

ikum

An

tib

ioti

kum

Ora

lvvvvvvvv

Ora

lvvvvvvvv

Inje

ksi

vv

vv

Inje

ksi

vv

vv

Ora

lvvvvvvvv

u'"

*ia

io1

/io

is

£V

til

tU.£

iZ

42

5

CM

V+

Bro

nkop

neum

onia

+C

efo

taxim

3x

400

mg

An

tib

ioti

kum

Un

dm

een

sus

test

isV

entu

lin

3x1

/2cth

An

tia

sma

dex

tra

Bo

orz

ink

Za

tf2

xu

eP

ropi

sR

etri

3x

120

mg

11/

4ct

hA

nti

en

co

kvvvvvvvv

12

Vel

ose

p2

x5

0m

gA

nti

bio

tiku

mO

ral

vv

vv

Sa

nd

imu

m

Med

rol

12

fpm

2x

50m

g2

x8

mg

Ele

ktro

lit

Oba

tlain

(tran

spla

ntas

ior

gan)

Ko

rtik

oid

um

Infu

svvvvvvvvvvvv

Ora

lvvvvvvvvvvvv

Ora

lvvvvvvvvvvvv

Inje

ksi

vvvvvvvvvvv

Infu

sv

vvvvvvvvv

CM

V+

CR

FS

TG

IVvvvvvvvvv

+ps

ikos

isO

KC

ymev

ene

KC

Idi

m5

0cc

NaC

I2

x2

50

mg

20

tts/

mn

t(d

lm6

jam

)A

nti

vira

l

Ele

ktro

lit

vvvvvvvvv

seba

bor

gani

kV

VV

VV

VV

Hal

oper

idol

TH

P2

x1

,5g

2x2

gN

euro

lept

ikum

Ora

lv

vO

ral

Ora

l

VV

VV

VV

VV

V

Sti

lazi

n2

x2

gV

VV

VV

VV

VV

NaC

Ikap

sul

3x5

00

gE

lekt

roli

tO

ral

vvvvvvvv

n

Na

CI

tab

let

3x5

00

gE

lekt

roli

tO

ral

V

Ga

nsi

klo

vir

+1

25

Na

CI

Ext

rope

ct

8tt

s/m

nt

7x1

10

mg

3xcth

l

Met

ab

oli

sme

elek

trol

itA

nti

vira

l

An

tia

sma

Infu

sv

vv

vIn

jeks

iv

vv

vC

MV

+a

uti

sme

+

14

No

vely

sin

2x1

cth

Ora

lv

sto

ma

titi

s

Dil

an

tin

7fp

m2

x60

mg

Met

ab

oli

sme

elek

trol

it

Ant

iepi

lept

ikum

Infu

sv

vv

vv

Ora

lv

vv

vv

15

Ga

nsi

klo

vir

7x

14

0m

gA

nti

vira

lIn

jeks

iv

vv

vv

CM

V+

epil

epsi

Pa

raceta

mo

l

Muc

opec

tA

lin

am

in

Sm

ecta

18

tts/

mn

t/m

ikro

65m

gx4

jam

k/p

3x1

/2cth

2x5

mg

3x1

/3sa

ch

et

Met

ab

oli

sme

elek

trol

itA

nalg

etik

umA

nti

asm

a

Vit

am

in

Infu

svvvvvvvvvvvvv

••-

—_

.

S|

vvvvvvvvvvvvv

Susp

ekCM

V+S

vvvvvvvvvvvvv

gang

guan

perkem

-™

vvvvvvvvvvvvv

bang

anmo

torik

Cefo

taxim

2x

300

mg

An

tib

ioti

kum

kasa

r+

rhin

ofar

ingi

tisA

mpi

cill

in3

x20

0m

gA

nti

bio

tiku

mak

utm

emba

ik+

gizi

Pro

texm

3x1

cap

s'

kura

ngC

ockt

aill

ytic

Am

oxi

cill

in

3x1

3x

200

mg

An

tib

ioti

kum

Ora

lvvvvvvvvv

Inje

ksi

v

njek

siv

vv

vv

vr

Klo

ram

fen

iko

l4

x1

00

mg

An

tib

ioti

kum

i\a

en

3A

Sa

nsi

klo

vir

7x1

40

mg

Met

ab

oli

sme

elek

tro

lit

An

tivi

ral

nfu

sv

vv

vnj

eksi

vv

vv

IZa

mel

2xcth

lO

ral

vv

CM

V+

purp

ura

iVis

tru

m2

xcth

lS

up

lem

enO

ral

v1

Page 78: &zm*wM& - dspace.uii.ac.id

Lam

pira

n3

(lanj

utan

)6

5

No

17

Na

ma

Ob

at

Ga

nsi

klo

vir

L-t

ysin

e

Do

sis

7x

60m

g1

x40

0m

g

Go

lO

ba

t

An

tivi

ral

Hem

ati

nik

um

^=»™

I—Ha

riPe

mbe

rian

—|

12

3*

56

78

910

1112

1314

1516

1718

1920

2122

2324

2SDi

agno

saIn

jeks

iv

vv

vv

=.=

Z=

r_Or

alv

vv

vv

CMV

+hi

dros

efalu

s+

gizi

kura

ng+

ga

ng

gu

an

per

kem

_ba

ngan

mot

orik

dan

18

Ga

nsi

klo

vir

L-t

ysin

e7

x70

mg

1x

400

mg

An

tivi

ral

Hem

ati

nik

um

Inje

ksi

vv

vv

vv

Ora

lv

vv

.b

ah

asa

CM

V+

deve

lop

Ka

en

3A

-

Met

ab

oli

sme

elek

trol

itIn

fus

vv

vv

vv

men

tal

dela

y

19

Ga

nsi

klo

vir

Ali

na

min

7x

70m

gdi

m15

0cc

NaC

I2

x5

mg

An

tivi

ral

Vit

am

inIn

jeks

iv

vv

Ora

lv

vv

CM

V+

deve

lop

Ka

en

3A

-

Met

ab

oli

sme

elek

trol

itIn

fus

vv

vI

men

tal

dela

y

20

Sanm

oldr

ops

Roc

ephi

nF

lagy

l

3x

0,5

cck/

p1

x25

0m

g3

x35

mg

Ana

lget

ikum

An

tib

ioti

kum

Am

ub

isid

um

n,

"O

ral

vvvvvv

vvvv

Inje

ksi

vvvvvv

Ora

lv

vvvvvvvvv

CM

V+

mik

rose

fali

+di

are

pers

iste

ntV

istr

um

Pro

texin

Am

ika

sin

Ixicth

3x1

/2ca

ps2

x75

mg

Su

ple

men

An

tib

ioti

ku

m

Ora

lvvvvvvvvvv

Ora

lvvvvvvvvvv

+b

ron

cjti

tis

V VV

VV

VV

VV

V

02

na

sal

2L

/mn

tS

telo

sid

5m

g(s

upp)

VV

Pa

race

tam

ol

Reh

idra

siP

ian

o50

mg

95cc

/kgB

B/j

Ana

lget

ikum

V

Ora

lv

Infu

svvvvvv)

Imip

enem

3x

75m

gA

nti

bio

tiku

m/

Dil

an

tin

2x1

2,5

gA

ntie

pile

ptik

umw

iai

VV

VV

V\ 1

VV

V

Myc

o-Z

2x1

4A

ntir

adan

gto

pika

ivvvvvvvvvvvvv

Cef

span

2x2

7,5

gA

nti

bio

tiku

mvvvvvvvvv

Ora

lG

aram

ycin

2x

seh

ari

An

tib

ioti

kum

Ora

lV

VV

VV

Ali

na

min

1x1

/2ta

bV

ita

min

Ora

lV

VV

VV

Chl

oral

hydr

at1

x25

0m

gvvvv

Cip

rofl

oxac

in2

x27

,5m

gA

nti

bio

tiku

mO

ral

Vv

Riv

on

til

2x

0,2

mg

Ant

ipar

kins

onO

ral

VV

V

Lu

min

al

2x1

2m

gO

ral

V

Tro

pile

x3

x1

cc

V

Pa

race

tam

ol

50m

gk/

p, A

nalg

etik

umO

ral

V

21

' < 1vlt

AD

EK

Sa

nsi

klo

vir

<ae

n3

A(1

x1

cth

\

7x

45m

gy

Jtt

s/m

nt/

ma

|i/it

am

in

Ant

ivir

al|

Met

abol

ism

eel

ektr

olit

IDral

vvvvvvvvvvv

njek

siv

vv

vv

nfu

svvvvvvvvvvu

CM

V+

kole

sta

sts

1—

11

|

Page 79: &zm*wM& - dspace.uii.ac.id

Lam

pira

n3

(lanj

utan

)6

6

No

Na

ma

Ob

at

Do

sis

Go

lO

ba

t^a

raH

anP

embe

rian

12

34

56

78

91

011

io

o<

i<

ci<

!it

.;-«

„_

...

__

-rr-r

r—

Dia

an

osa

22

Ga

nsi

klo

vir

Eth

icef

7x1

40

mg

3x1

pulv

An

tivi

ral

An

tib

ioti

kum

Infu

sv

vv

•j

it

is

id1

/io

IS£

VaV

\2

22

.52

42

5

CM

V+

bro

nci

tis

Teo

filf

fi3

x1

pulv

An

tia

sma

Ora

lv

kro

nis

Muc

opec

syr

3xcth

lA

nti

asm

aO

ral

vv

vB

iost

rum

syr

Ka

en

3A

Ixcth

l

Met

ab

oli

sme

elek

trol

itO

ral

vv

v

Infu

svvvv

23

Ga

nsi

klo

vir

8x

300

mg

An

tivi

ral

Pa

raceta

mo

l3

x1

Ana

lget

ikum

Ora

lv

vv

CM

V+

lefh

algi

aX

an

ax

1x

0,5

mg

Neu

role

ptik

umO

ral

vv

vv

vM

an

ito

l4

x1

25

mg

Ant

ihip

erte

nsi

Ora

lvvvv

Cefi

zox

Ulc

imet

Ka

en

3A

2x1

gram

3x1

amp

An

tib

ioti

ku

m

An

tia

sid

um

Met

ab

oli

sme

elek

trol

it

Ora

lvvvv

Inje

ksi

vv

vIn

fus

vv

vv

v

24

Ga

nsi

klo

vir

Azi

tho

mic

in7

x70

mg

1x1

10

mg

An

tivi

ral

An

tib

ioti

ku

mIn

jeks

ivvvv

Ora

lv

vv

CM

V+

ven

trik

ulo

Tri

amin

icdr

op2

x2

tts

Vit

am

inm

egal

i+ga

nggu

anK

aen

3A

Met

ab

oli

sme

elek

trol

itIn

fus

vv

vv

vpe

rkem

bang

anm

otor

ik+

gizi

25

Ga

nsi

klo

vir

8x

250

mg

An

tivi

ral

Dil

an

tin

3x1

00

mg

Ant

iepi

lept

ikum

Ora

lv

vv

vv

vv

CM

V+

po

stR

rvo

brt

2x1

mg

Ant

ipar

kins

onen

ceph

alit

isA

lin

am

inF

.2

x1

tab

Vit

am

inep

ilep

si+

tb.p

aru

Ka

en

3A

Met

ab

oli

sme

elek

tro

lit

Infu

sv

vv

vv

vv

26

Ga

nsi

klo

vir

Sept

rin

Ka

en

3A

7x

70m

g2

x1

cth

An

tivi

ral

An

tiin

fekt

iku

m

Met

ab

oli

sme

elek

trol

it

Inje

ksi

vvvvvv

Ora

lvvvvvvvvvv

Infu

svvvvvvvvvv

Ora

lvvvvvvvv

Ora

lv

vv

vv

vv

Ora

lv

vv

vv

vv

Ora

lvvvv

CM

V+

atro

fice

reb

ri

+g

an

gg

ua

ntu

mb

uh

Cla

riti

n

Hal

lope

rida

l1

x1

/2cth

2x

1/3

tab

Ant

iale

rgi

kem

bang

mot

orik

da

nb

ah

asa

+

Ao

rth

ae

Dia

zep

am

2x1

/2ta

b

3x2

mg

Neu

role

pti

kum

mik

rose

fali

27

Ga

nsi

klo

vir

Ka

en

3B

8x

45m

gA

nti

vira

l

Met

ab

oli

sme

elek

tro

lit

njek

siv

vv

vv

CM

V+

atro

fice

reb

ri*

Ali

na

min

F.

2x1

tab

vit

am

inm

ikro

sefa

li+

Neo

ceph

al2

x1

/2ta

bg

an

gg

ua

np

erke

m

Hyd

ergi

n1

x0,

5m

gA

ntim

igra

inO

ral

vv

vv

vba

ngan

(psi

kom

otor

)B

ioA

TP

; 2x1

/2ta

bK

oenz

ymO

ral

vvvv

Oste

oca

l1

xcth

lS

up

lem

enOr

alvI

vv

.

Page 80: &zm*wM& - dspace.uii.ac.id

Lam

pira

n3

(lanj

utan

)

No

Na

ma

Ob

at

28

29

30

31

Cef

span

Om

epra

zo!

Bus

copa

nP

ara

seta

mo

l

Urd

afa

lk

Met

hic

ol

Cu

rcu

ma

Pro

texi

n

Ga

nsi

klo

vir

Ka

en

3A

Ga

nsi

klo

vir

Ka

en

3B

Teg

reto

lC

an

dis

tin

Dil

anti

n

Ste

soli

d

Ga

nsi

klo

vir

Ka

en

3B

Vom

eta

drop

Cla

sef

Laxo

bero

ndr

opA

lin

am

inF

.

2x2

0m

g2

x1

0m

g1/

4ta

bk/

p90

mg

k/p

2x

40m

g3

x1

cth

2x1

cth

3x

1ca

ps60

mg

7x5

4m

g

2x

35m

g3

xu

e

7m

g/k

g/h

r5

mg

8x

60m

g

10-1

2tt

sk/

p2

x25

0m

g3

tts

2x1

pulv

Go

lO

ba

t

An

tib

ioti

kum

An

tasi

du

m

Ant

ispa

smod

ikum

Ana

lget

ikum

Met

abol

itrop

ikum

Met

abol

itrop

ikum

An

tid

iare

An

tivi

ral

Met

abol

ism

eel

ektr

olit

An

tivi

ral

Met

abol

ism

eel

ektr

olit

Ant

ipar

kins

onT

riko

mo

na

sid

um

Ant

iepi

lept

ikum

Neu

role

pti

kum

An

tivi

ral

Met

abol

ism

eel

ektr

olit

Ko

lere

tiku

m

An

tib

ioti

kum

La

ksa

tivu

m

Vit

am

in

Ca

ra

Ora

l

Ora

l

Ora

l

Ora

l

Ora

l

Ora

l

Ora

l

Ora

l

Infu

s

Infu

s

Infu

s

Infu

s

Ora

l

Ora

l

Inje

ksi

Inje

ksi

Inje

ksi

infu

s

Ora

l

Ora

l

Ora

l

Ora

l

34

vv

VV

56

V|

V

V V

91

0

Har

iPem

ber

ian

111

21

31

51

61

71

81

92

02

12

22

32

42

5

67

Dia

gnos

a

CM

Vpo

stga

nsik

lovi

rkr

on

is+

hepa

titi

sC

MV

+m

ikro

sefa

li

CM

V+

glob

alde

velo

pmen

tde)

ay+

epil

epsi

pars

ial+

mik

rose

fali

CM

V+

neo

na

tal

seiz

ure

+sv

ok

sept

ik

CM

V+

phio

mos

isko

ngen

ital

+ot

itis

ekst

em

a

Page 81: &zm*wM& - dspace.uii.ac.id

68

Lampiran 4. Macam ObatNo Gobngan Obat Jenis Obat Jumlah

Pemakaian

Persentase

Pemakaian (%)1 Antiviral Gansiklovir 27 87,09

2 Metabolisme elektrolit Kaen 3A

Kaen 3B

DS 5%

Pirasetam

26 83,87

3 Suplemen/Multivitamin

Thiamina tetrahidrofurfill

disulfida basa

L-Lisina

Vit.K

Vitamin A, B, C, D, EVit.B

Colostrum Govine

Lesitin murni

Kalsium karbonat

21 67,74

4 Antiepileptikum/Neuroleptikum

OskabazepineKlonazepamValproat

Natrium Fenitoina

Fenobarbital

KarbamazepinaAlprazolamHaloperidolDiazepamKloralhidrat

14 45,16

5 Obat saluran cerna DomperidonSerbuk rhizoma curcuma

Ranitidina

OmeprazolMetilpolisiloksanSukralfat

Simetidina

Metoklopramida-HclTrifluoperazina

12 38,71

Page 82: &zm*wM& - dspace.uii.ac.id

69

No Golongan Obat Jenis Obat Jumlah

Pemakaian

Persentase

Pemakaian (%)6 Antibiotikum Sefaleksina monohidrat

Sefotaksim

Sefiiroksim aksetil

Amoksisilin

AmpisillinSefradina

Kloramfenikol

Seftriakson

Amikasin

SefalosporinGentamisira sulfat

SiprofloksasinSefadruksil anhidrat

Seftizoksim

Azitromisin

Sefiksim

Sefadroksil

10 32,26

7 Lain-lain Metilprednisolon asetatHiosina-N-butilbromidaSiklosporinNistatina

Mannitol

Loratadina

Ko-dergokrina mesilatATP

Na-pikosulfat

10 32,26

8 Analgetikum Parasetamol 6 19,35

9 Obat saluran nafas Salbutamol

Ambroksol-Hcl

Teofilin

4 12,9

10 vletabolitropikum Pirasetam

Ursodeoksilat

Vletionina

3 9,68

11 ,Antiinfektikum/

\ntiinfektikum mata ]Spirasmisinakloramfenikol

Sefiksim

rrimetoprim

3 9,68

12 Ivlukolitikum/ j\setil sisteina 2 6,45Iiemostatikum ,

___ ,

\sam tranexamat

Page 83: &zm*wM& - dspace.uii.ac.id

70

Lampiran 4. Macam Obat (Lanjutan)

No Golongan Obat Jenis Obat Jumlah

Pemakaian

Persentase

Pemakaian (%)13 Elektrolit Maltosa + triofusin

Nacl 0,9%

Kcl

Nacl kapsulNacl tablet

2 6,45

14 Tuberkulostatikum Isoniazid

Rifamisina

1 3,22

Ket: Penggolongan berdasarkan ISO Indonesia Vol. 41-2006

Page 84: &zm*wM& - dspace.uii.ac.id

71

Lampiran 5. Kesesuaian Dosis

No Usia ObatDosis yangDiberikan

Dosis StandartRute

PemberianKeterangan

1 2 th Gansiklovir 7x70 mg Infus intravena selama

1jam, terapiawal5mg/kgtiap 12 jam selama14-12 hari.

infus sesuai

Ka en 3A Tiap liter larutan infus:Na 60 mEq,Kalium 10 mEq,Klorida50 mEq,Laktat 20 mEq,Glukosa 27 g.

infus sesuai

2 1th Aminamin® 2x1 5 mg/tablet(Ixsehari)

oral tidak sesuai

Pirasetam 2x1 cth Dosis awal: 7,2 g/haridosis terbagi 2-3 kalidinaikkan sesuai respons,dengan4,8 g/haritiap3-4 hari sampai max30 g/hari.Anak < 16 th tidak

dianjurkan

oral sesuai

L-Lisina 1x500 mg 1 x sehari oral sesuai

Parasetamol 70 mg k/p 3 bin-1th 60-120 mg,bolehdiulangtiap 4-6iambila diperlukan.

Gansiklovir 50 mg Infus intravena selama

1jam, terapi awal 5 mg/kgtiap 12 jam selama14-21 hari

infus sesuai

]Domperidon 3xcth 1/2 k/p

i

i

]

1

I

Dosis: oral: mual dan

Tiuntahakut (termasuk

nual dan muntah karena

Levodopa dan bromo-aiptin) 10-20mg, tiapl-8jam,periode

)engobatan max 12 minggu

oral sesuai

Page 85: &zm*wM& - dspace.uii.ac.id

Lampiran 5.(Lanjutan)

No Usia Obat

Sefaleksina

monihidrat

Cefotaxim

Isoniazid +

Vit.B12 30mg

Valporat

Dosis yangDiberikan

3x 1/2 caps

3x250 mg

lxl bks

2xlcc

Dosis Standart

Anak: hanya pada awal

dan muatan akibat sito-

toksis atau radioterapi:

200-400 meg/kg tiap jam.

Dispepsi fungsional:10-20 mg,3 kali sehari, sebelum makan, dan

10-20 mg malam hari. Periode

pengobatan maks 12 minggu.Anak tidak dianjurkan.

Dewasa: 3x sehari 1 kaplet, anak > 5th: 3x sehari 250 mg; anak < 5th: 3xsehari 125 mg.

Pemberian injeksi intramuskuler, IV

atau infus: 1 g tiap 12jam, dapatditingkatkansampai 12 g per hariselama 12 g perhari dim 3-4 kalipemberian (dosis di atas 6 g/hrdiperlukan utk injeksi Pseudomonas).Neonatus: 50mg/kg/hr dim 2-4 kalipemberian. Pada injeksiberat, dapatditingkatkan150-200mg/kg/hr.Anak: 100-150 mg/kg/hr dim 2-4 kalipemberian. (pada infeksiberat dapatditingkatkan menjadi 200 mg/kg/hr).

Dewasa dan anak: 5 mg/kg (4-6mg/kg) per hari, max 300 mg/hari, 10mg/kg 3x seminggu atau 15 mg/kg 2xseminggu. Profilaksis: 300mg/hrselama 6 bin atau lebih. Anak: 5

mg/kg/hr (max 30 mg/hr selama 6 binatau lebih)

Dosis awal: 300-600 mg/hr terbagidalam 2 dosis, setelah makan, dinaikkan

200 mg/hr riap 3 hr, max: 2,5 g/hr, dimdosis terbagi. Dosis pemeliharaanbiasanya1-2g/hr (20-30mg/kg/hr).Anak: sampai 20 kg (Sekitar 4 th): dosisawal 20 mg/kg/hr, dim dosis terbagi.Dapat bertahap dinaikkan sampai 40mg/kg/hr. Lebih dari 20 kg, dosis awal400 mg/hr biasanya 20-30 mg/hr, max35 mg/kg/hr.

Rute

Pemberian

oral

oral

oral

oral

72

Keterangan

sesuai

sesuai

sesuai

sesuai

Page 86: &zm*wM& - dspace.uii.ac.id

Lampiran 5. (Lanjutan)

No Usia Obat

Rifamisina

OAT

Smecta

Cethixim

Dosis yangDiberikan

1x100 mg

lxl

3x1/3 sach

2x20 mg

Dosis Standart

Terapi Tuberculosis hamsdikombinasikan dgpalingsedikit 1 obat TBC lain: dewasa

66>50kg: 600 mg/hari; bb>50 kg; 450 mg/hari; anak-anak:10-20 mg/kkbb/ hr max 600

mg/hr; terapi pembawa/carier

memngokokus diberikan selama

4 hari berturut-turut. Dewasa

600 mg/hr;anak2: 10-20 mg/kgbb/hr max 600mg/hr; terapiTBCdanlepra(segalabentuk) diberikan sbgdosistunggal. Dewasa: 600mg/hr;anak2: 10-20mgbb/hrmax600mg/hr:sebaiknyadiminum 1jam sebelumatau2 jam setelah makan.

Rute

Pemberian

oral

oral

oral

73

Keterangan

Page 87: &zm*wM& - dspace.uii.ac.id

Lampiran 5, (Lanjutan)

No Usia Obat

2 th

4 2 th

Ka en 3A

Gansiklovir

Ka en 3A

Gansiklovir

Okskabazepina

Klonazepam

Triaminie plek

Ka en 3A

2 bin Gansiklovir

Dosis yangDiberikan

Dosis Standart

1x0,5 mg

2xcth 1/2

10x45 mg

Tiap liter larutan infus: Na 60

mEq,Kalium lOmEq, Klorida50mEq, Laktat 20 mEq, glukosa27g.

7x100 mg Infus intravena selama 1jam,terapi awal 5 mg/kg tiap 12jamselama 14-21 hari.

Tiap liter larutan infus:Na 60

mEq, Kalium lOmEq, Klorida50mEq, Laktat 20mEq, glukosa27g.

7x100 mg Infus intravena selama 1jam,terapi awal 5mg/kg tiap 12jamselama 14-21 hari.

2x100 mg Dewasa: 300-3000 mg/hrAnak: 10-30mg/kg hrDiberikan dim dosis terbagi.

Dosis awal 1mg(usia lanjut.500meg)malamhari, selama4 hrBertahap dosis dinaikan dim

2-4minggu sampai dosispemeliharaan: 4-8 mg/hr,dimdosis terbagi. Anak sampai 1th250 meg, dinaikkan bertahapsampai0,5-1 mg. 1-5 th: 250

meg, dinaikan bertahap sampai1-3 mg, 5-12th: 50meg,bertahap naik sampai 3-6mg.

Tiap liter larutan infus: Na 60

mEq, Kalium lOmEq, Klorida50mEq, Laktat 20mEq, glukosa27g.

Infus travena selama 1jam,terapi awal 5 mg/kg tiap 12jamselama 14-21 hari

74

Rute

PemberianKeterangan

infus sesuai

infus sesuai

infus sesuai

infus sesuai

oral tidak sesuai

oral

infus sesuai

infus sesuai

Page 88: &zm*wM& - dspace.uii.ac.id

Lampiran 5. (Lanjutan)

No Usia

2 th

Obat

Thiamin 75 mg+Niasinamid 30mg

Natrium Fenitoina

L-Lisina

Colostrum Bovine

Ka en 3B

Gansiklovir

Natrium Fenitoina

Echinacea

L-Lisina

Dosis yangDiberikan

2x1 pulv

2x25 mg

lxl pulv

lxcth 1

7x100 mg

2x50 mg

lxcth 1

Dosis Standart

Anak: 5mg/kg bb/hr dim dosis

terbagi;dosis max: 300 mg/hr;dosis pemeliharaan 4-8mg/kgbb/hr. Anak>6th dan

Remaja: 300 mg/hr. Dewasa:

pasien yang belum pernah

mendapatkanterapi sblmnya,

mulai dg 3xl00mg (300mg/hr),kemudiandosis dapat discsuaian

keperluanpasien,dosis pemeliharaan: 300-400 mg sehari dim

dosis terbagi,max 600 mg/hari.

Ixsehari

Tiap liter larutan infus: Na50

mEq, Kalium lOmEq,Klorida

50 mEq, Laktat 20 mEq, glukosa

27g.

Infus intravenaselama 1jamterapi awal 5 mg/kgtiap 12jamselama 14-21 hr.

Anak: 5mg/kg bb/hr dim dosis

terbagi;dosis max: 300 mg/hr;dosispemeliharaan 4-8mg/kgbb/hr. Anak>6th dan

Remaja: 300 mg/hr. Dewasa:

pasien yang belum pernah

mendapatkan terapi sblmnya,

mulaidg 3xl00mg (300mg/hr),kmd dosis dapat disesuaian

keperluan pasien,dosispemeliharaan: 300-400 mg seharidimdosis terbagi, max 600 mg/hari.

1x400 mg Ixsehari

Rute

Pemberian

oral

oral

oral

infus

infus

oral

oral

oral

75

Keterangan

sesuai

sesuai

sesuai

sesuai

sesuai

sesuai

sesuai

sesuai

Page 89: &zm*wM& - dspace.uii.ac.id

Lampiran 5. (Lanjutan)

No Usia Obat

Okskabazepina

Klonazepam

Diazepam

Kaen 3A

3 th Gansiklovir

Dosis yangDiberikan

3x800 mg Dewasa: 300-3000 mg/hrAnak: 10-30 mg/kg hr

Diberikan dimdosis terbagi.

1x0,5 mg Dosis awal 1mg(usialanjut:500meg) malam hari, selama 4 hr

Bertahap dosis dinaikan dim

2-4 minggu sampai dosispemeliharaan: 4-8 mg/hr, dimdosis terbagi.Anak sampai 1th250 meg, dinaikkan bertahapsampai 0,5-1 mg. 1-5 th: 250

meg, dinaikan bertahap sampai1-3 mg, 5-12 th: 50 meg,bertahap naiksampai3-6 mg.

Dosisoral: ansietas 2mg3x/hrdinaikan bilaperlusampai15-30 mgdimdosis terbagi.Untuk LANSIA atau debil dosis

setengahnya. Insomnia yangdisertai ansietas 5-15mg sblmtidur. Injeksi IM atau IV lambat

(kedalam venayangbesardgkec.tidak lebihdari 5mg/mnt)untuk ansietas akut berat,

pengendalianserangan panik

akut, dan putus alkohol akut:

10 mg diulangibila perlu setelahtidak kurangdari 4 jam.

Tiap liter larutan infus: Na 60

mEq, Kalium lOmEq, Klorida

50 mEq, Laktat 20 mEq, glukosa27g.

Infus intravena selama 1jamterapiawal5 mg/kgtiap 12jamselama 14-21 hr.

2,5 mg k/p

100 mg

Dosis Standart

76

Rute

PemberianKeterangan

oral sesuai

oral sesuai

infus sesuai

infus sesuai

Page 90: &zm*wM& - dspace.uii.ac.id

Lampiran 5. (Lanjutan)

No Usia

54 th

Obat

Echinacea

Pirasetam

Amoksisilin

Dosis yangDiberikan

lxl cth

2x1/2 cth

1 g/8jam

Dosis Standart

Pirasetam:400mg/kapsul;800mg;1200mg/kaplet;200mg strop.Dosis awal: 7,2 g/haridosis terbagi 2-3 kalidinaikkan sesuai respons,dengan4,8 g/hari tiap3-4 hari sampai max30 g/hari. Anak < 16 th tidakdianjurkan

Tiap liter larutan infus: na 60

mEq, Kalium lOmEq,Klorida50 mEq, Laktat 20 mEq, glukosa

27g.

Dosis oral: dewasa:250-5O0mg

tiap 8jam infeksi saluran berat/

berulang: 3gramtiap 12jam.

Anak kurang dari 10 th:125-

250mg tiap 8 jam pd infeksi berat

dpt diberikan 2x lebih tinggi.

Terapi oral jangka pendek.

Abses gigi: 3 g, diulangi 8jam

kemudian. ISK: 3g, diulangi

setelah 10-12jam.

Gonore: 2-3 g dosis tunggal,

ditambah 1 g probenesid.

Otitis media pd anak 3-10 th:

750 mg dua kali sehari selama 2hr

IM: dewasa 500mg tiap 8jam

Anak: 50-100 mg/hr dim dosis

terbagi, IV atau infus: 500mg

tiap 8 jam, dapat dinaikkan

sampai 1 g tiap 6jam.

Anak: 50-100 mg/hr dim dosis

terbagi. Amoksisilin(genetik)

kapsul 250mg; Kaptab500mg;

serbukinj. Ig/vial,sirupkurang

125mg/5ml, 250mg/5ml.

Rute

Pemberian

oral

oral

injeksi

77

Keterangan

sesuai

Page 91: &zm*wM& - dspace.uii.ac.id

Lampiran 5. (Lanjutan)

No Usia Obat

Ranitidian

Asam tranexamat

Vit.K

Parasetamol

Aktivan zing

Cefotaxim

Kloramfenikol

0.25%

Spiramisina

Dosis yangDiberikan

Dosis Standart

lamp/12 jam Ranitidina 150mg,300mg/tablet; 50mg/ml injeksi =Dewasa: 2x sehari 1 tablet

pagi dan malam sebelumtidur, pada sindromaZollingerEllison dosis dapatditingkatkansampai900 mg/hr, bila ada gangguan ginjallx sehari 1/2 tablet padamalamhari, pada usia lanjutdosis dikurangi.

Asamkranexamat 250 mg/kapsul; 500mg/tablet; 50 mg/ml injeksi; lOmg/ml injeksi=3-4x sehari 1-2 kapsul.

Vit. K = 10 mg tiap hari

500mg/8jam

lamp/8jam

k/p

lxl

lg/8jam

3x1 tts 0 DS

3x500 mg

Cefotaksim = Pemberian injeksi

intramuskuler, IVatauinfus: 1g

tiap 12jam,dapat ditingkatkan

sampai 12g perhari dalam 3-4

kalipemberian. (Dosis diatas 6 g/

hari diperlukan untuk infeksi

pseudomonas). Neonatus: 50mg/

kg/hrdalam 2-4 kali pemberian.

Pada infeksiberat, dapat

ditingkatkan 150-200 mg/kg/hr.

Anak: 100-150mg/kg/hrdalam

2-4 kali pemberian. (pd infeksi

beratdapatditingkatkan menjadi

200 mg/kg/hr).

Spiramisina 500 mg/tablet, 125

mg/5 ml sirop.

Dewasa:3x sehari 1 tablet 500mg

selama 5 hr, Anak:50mg/kg/bb/

hari dibagi dalam 2-4 dosis selama

5 hari.

78

Rute

PemberianKeterangan

injeksi

injeksi

injeksi

oral

oral

oral

tetes mata

oral

sesuai

sesuai

sesuai

sesuai

sesuai

sesuai

sesuai

sesuai

Page 92: &zm*wM& - dspace.uii.ac.id

Lampiran 5. (Lanjutan)

No Usia

68 th

Obat

Lesitin murni

Gansiklovir

Curcuma®

Aprovel

Theragram M.

Becom C.

Rhizoma curcuma

Gansiklovir

Ranitidina

Dosis yangDiberikan

Dosis Standart

3x1

500 mg

3x1

300 mgxl

2x1

lxl

3x1

500 mg

2x1

Dosis: Lesichol atau lesichal

300: 3x sehari 1-2kapsul;

Lesichol 600: sekali sehari 1

kapsul.

Dosis: Pengobatan infeksi CMV

dg fungsi ginjal normal

Induksi: 5mg/kg bb/hrdg infus

IV selama ljam setiap12jam

selama 14 hr, pemeliharaan:

5mg/kg bb/hr dg infus IV selama

ljam setiap 12jam selama 7

hr/minggu; pencegahan: induksi:

5mg/kg bb/hr dg infus IV selama

ljam setiap 12jam selama 7-14

hari.

Dosis: sehari 1 tablet

Dosis: Pengobatan infeksi CMV

dg fungsi ginjal normal

Induksi. 5mg/kgbb/hrdg infus

IV selama ljam setiap 12jam

selama 14hr, pemeliharaan:

5mg/kg bb/hr dg infus IV selama

ljam setiap 12jamselama 7

hr/minggu; pencegahan: induksi:

5mg/kgbb/hrdg infus IV selama

ljam setiap 12jam selama 7 -14

hari.

Dosis: oral: 150mg 2x sehari

(pagi&malam) atau 300mg sblm

tidur malam (tukak lambung &tukakduodenum) slm4-8 minggu,

sampai6 minggupd dispepsia

episodik kronis, & sampai 8

minggupd tukak akibatAINS)

79

Rute

PemberianKeterangan

oral

infus

oral

oral

oral

oral

oral

infus

oral

sesuai

sesuai

sesuai

sesuai

sesuai

sesuai

sesuai

sesuai

sesuai

Page 93: &zm*wM& - dspace.uii.ac.id

80

Lampiran 5. (Lanjutan)

No Usia ObatDosis yangDiberikan Dosis Standart Rute

PemberianKeterangan

10 46 th

LI

Metoklopramida +NaCI

Maltoda +

Triofusin

DS 5%

2amp+ 500mg Dosis: Dewasa: 3x sehari 1/2-1 tablet 10mg; 1-2tablet 5 mg; 5-10 ml sebelummakanatau I suppositorium, kedaanakut: IMatau IV, 2mlinjeksi;pemeriksaan radiologi: IV 2-4mlinjeksi atau 15-30 mlsirop, 5-15 menitsebelum pemeriksaan; anak 0,5 mg/kgbbdim dosis bagi atau 1suppo.

20 tts

12 tts/mnt

Maltosa 100 g/liter larutan infus. Dosis: jnfuSDewasa: 500-1000 mldgkec.tetesaninfus yang rendah, 500 ml dalam 2jam.

Tiap liter Triofusin 500 (1000) {1.600};fruktosa 60g (120 g)[200 g], glukosa33 g (66 g)[110 g], xylitol 30 g (60 g)[100 g].

injeksi

infus

Omeprazol lamp/24jam Tukak lambung&tukak duodenum(termasuk yg komplikasi terapi AINS),20mg sehari selama 4minggu pdtukakduodenum atau 8minggu pdtukaklambung.

injeksi

MetoklopramidaHcl

Metilpolisiloksanaktif

Sukralfat

Alprazolam

lA/8jam

3xcthl

3xcth 1

1x0,5 mg

Dosis: 3-4x sehari, dikunyah 1jamsetelahmakan. Dewasa: 1 tablet atau 1sendok,anak: 1/4-1/2tablet atau 1/2sendok.

injeksi

oral

oral

Dosis: Kecemasan: dosis awal: 3x sehari oral0m25-0,50 mg, dosis biasa: 0,50-4 mgsehari diberikan dim beberapa kalipemberian.

sesuai

sesuai

sesuai

sesuai

sesuai

sesuai

sesuai

sesuai

Page 94: &zm*wM& - dspace.uii.ac.id

Lampiran 5. (Lanjutan)

No Usia Obat

Gansiklovir

11 lth Sefadroksil

Parasetamol

Dosis yangDiberikan

Dosis StandartRute

Pemberian

250mg/12jam Dosis. Pengobatan infeksi CMV

dg fungsiginjal normal

Induksi: 5mg/kg bb/hrdg infus

IVselama ljamsetiap 12jam

selama 14hr, pemeliharaan:

5mg/kg bb/hr dg infus IV selama

ljam setiap 12jam selama 7

hr/minggu; pencegahan: induksi:

5mg/kg bb/hr dg infus IV selama

ljam setiap 12jam selama 7-14

hari.

infus

2x250mg

3x125 mg k/p

Dosis: pengobatan danjurkan sampai 2-3 oralhr setelah gejala hilang; dosislazim: 1-2g perhari dim2 dosis atau dosis tinggal:ISK bagian bawah ygtdkterkomplikasi(sifilis): 1-2 g perhari dosis tunggal ataudim 2 dosis, ISK lainnya: 2 g perharidosis tunggal atau dim 2 dosis: infeksikulit danjaringan lunak: 1g perharidosis tunggal atau dalam 2 dosis: inf.sal.pernafasan: 1-2g per hari dim 2 dosis:faringitis dantronsitis oleh streptokokusbeta hemolitikus grupA: 1g perharidim2 dosisdiberikan selama 10hr,Anak2:25-50 mg/kg bb/hr dim 2 dosisterbagi.

Dosis oral: 0,5-1 g tiap 4-6 jamhinggamax4 g sehari: Anak2 bin60mgpddemam paska imunisasi, sebaliknya dibawah usia 3 bin(hanya dgnasehatdokter); 10mg/kg (5mg/kg bila terkenasakit kuning)

3 bln-1 thn 60-120mg, 1-5th 120-250mg;6-12 thn 250-500 mg; dosis-dosisiniboleh diulang tiap4-6jambiladiperlukan (max sebanyak 4 dosis dim24 jam).

oral

81

Keterangan

sesuai

sesuai

sesuai

Page 95: &zm*wM& - dspace.uii.ac.id

Lampiran 5. (Lanjutan)

No Usia Obat

Ampisillin

Cefotaxim

Salbutamol

Boorzink zalf

Proris retri

82

Dosis yangDiberikan

Dosis StandartRute

PemberianKeterangan

4x300 mg Dosis: Oral: 0,25-1 g tiap6 jam,diberikan 30 mnt sebelummakan.

Untuk Gonore: 2-3,5 g dosistunggal, ditambah 1 gramprobenesid.ISK: 500 mg tiap 8 jam.M: IV atau infus 500mg tiap 4-6jam

Anak di bawah 10th: setengahdosis dewasa.

Cefotaksim = Pemberian injeksi

intramuskuler, IVatauinfus: 1g

tiap 12jam,dapat ditingkatkan

sampai 12 g perhari dalam 3-4

kali pemberian. (Dosis diatas 6 g/hari diperlukan untuk infeksi

pseudomonas). Neonatus: 50mg/

kg/hrdalam2-4kali pemberian.

Pada infeksiberat,dapat

ditingkatkan 150-200 mg/kg/hr.

Anak: 100-150mg/kg/hrdalam

2-4kali pemberian. (pd infeksi

berat dapat ditingkatkan menjadi200 mg/kg/hr).

injeksi

3x400mg

3x1/2 cth

2xUe

3x120 mg1 1/4 cth Dosis: Dewasa: 3-4x sehari

200 mg, menurunkan nyeri;anak 1-2 th: 3-4x sehari

50 mg (1/4 kaplet atau 1/2sdt); 8-12 th: 3-4x sehari200 mg(1 kaplet atau 1 sdt);menurunkan demam: anak

1-2 th: bila temperature 39°C3-4x sehari 5 mg/kgbb,temperatur > 39°C: 3-4x

sehari 10/kgbb;harusdiminum setelah makan

injeksi

oral

oral

sesuai

sesuai

sesuai

sesuai

Page 96: &zm*wM& - dspace.uii.ac.id

Lampiran 5. (Lanjutan)

No

12

Usia Obat

29 th

Sefradina

NaCI 0,9%

Siklosporin

Metilprednisolonasetat

Gansiklovir

DosisyangDiberikan Dosis Standart

2x50 mg Dewasa: 4x sehari 1-2 kapsulAnak: 25-50 mg/kgbb/hrdibagi dalam 2-4 dosis

12 fpm NaCI 0,9% (elektrolit) -Nat.Klorida (generik)intravena infus NaCIkekuatanbiasa 0,9%(9g, 150mmoltiapNa+dan Cl-zliter). Kekuatanini diberikan bila yangdiminta larutan garam normaluntuk injeksi (K). Ampul2 ml, 5 ml, 10ml, 20 ml,50ml. Pada defisit yangberat dari 4 hingga 8 liter,2-3 liter NaCI isotonik dptdiberikan dalam 2-3 jam,kemudian infus dapatdiperlambat

2x50 mg

2x8 mg

2x250 mg

Siklosporin 100 mg/mllarutan obat minum, 25 mg,50mg, 100 mg/kapsul;50 mg/ml konsentrat infusIV (mengandung poly-oxyethylated castrol oil)

Metilpredrisolon asetat4mg, 16 mg/tablet.Dosis: dosis awal: bervariasidari 4 mg sampai 48mgtergantung dari jenis danberatpenyakitnya

Dosis: pengobatan infeksiCMV dengan fungsi ginjalnormal. Induksi: 5 mg/kgbb/haridng infusIV selama1jamsetiap 12jamselama14 hari; pemeliharaan: 5 mg/kgbb/hr dgn infusIV selama1jam setiap 12jam selama7-14 hari

83

Rute

PemberianKeterangan

oral sesuai

infus sesuai

oral sesuai

oral sesuai

infus sesuai

Page 97: &zm*wM& - dspace.uii.ac.id

Lampiran 5. (Lanjutan)

No Usia Obat

KC1 dim 50 cc

NaCI

Haloperidol

THP

Dosis yangDiberikan

20 tts/mnt Kalium klorida, sbg ampul(dim 6jam) Mgd 1,5 g(20 mmol K+) dim

10 ml, dpt ditambahkan pd500 ml NaCI atau infus IVglukosa dan diberikanperlahan dim 2-3 jam dgpetunjuk ahli dan pengawasan ECG pada kasus-kasussulit.

Kalium klorida (generik)kalium klorida 15% (150 mg,kira-kira 2 mmol tiap K+ danCl-/ml). Ampul 10mlHarus dilarutkan sedikitnyadg 50 kali volume infusNaCI 0,9% Iv atau pelarutlain yg sesuai dan dicampurdengan baik. Larutanmengandung 10% dan 20%KC1 tersedia dalam ampul5 dan 10 ml. Dosis: melaluiinfus IV perlahan, ter-gantung dari defisit ataukebutuhan harian.

Dosis Standart

2x1,5 g Dosis: oral: skizofreniadanpsikosis lain, mania, terapitambahan jangka pendekutk agitasi psikomotor,eksitasi, perilaku kekerasanatau impulsifyang ber-bahaya: dosis awal 1,5-3 mg,2-3x sehari atau 3-5 mg,2-3 x seharipd kasusberatatau resisten. Pada

skizofrenia resisten sampai100 mg (jarang sampai 120mg) perhari mungkin diperlukan. Sesuai dengan respondosis pemeliharaan efektifserendah mungkin (sampaiserendah: 5-10 mg/hari)

2x2 g

84

Rute

PemberianKeterangan

infus sesuai

oral sesuai

oral sesuai

Page 98: &zm*wM& - dspace.uii.ac.id

Lampiran 5. (Lanjutan)lpiran 5.

UsiaNo

13 4 th

14 6 th

Obat

Trifluoperazina

NaCI kapsulNaCI tablet

Gansiklovir + 125NaCI

Ambroksil-Hcl

Novelysin

Natrium

fenitoina

DosisyangDiberikan Dosis Standart

2x2 g

3 x 500 g3 x 500 g

7xll0mg

3 x 1 cth 1

2xlcth

2x60 mg Dilantin (antiepileptikum)Natrium fenotonia 100 mg/kapsul; 50mg/ml injeksiAnak: 5 mg/kgbb/hr dalamdosisterbagi, dosismaksi-mum: 300 mg/hari; dosispemeliharaan. 4-8 mg/kgbb/hari.

Anak > 6 thdan remaja.300 mg/hr; Dewasa: pasienyang belum pernah mendapatkan terapi sebelumnya,mulai dg3x100 mg (300 mg/hr), kemudian dosis dapatdisesuaikan keperluanpasien, dosis pemeliharaan:300-400 mg sehari dalamdosis terbagi, max 600 mg/hr

Dosis: penderita jalan,dewasa: 2x sehari 1-2 mg,dosis dapat dinaikan menjadi6 mg sehari; penderita rawat,dewasa: awal 2x sehari 2-5mg, dosis dapat dinaikkandengan penamahan 5mgsehari selama tidak kurangdari 3 hari

Infus intravena selama 1jamterapi awal 5 mg/kg tiap 12jam selama 14-21 hari

Gansiklovir 7x140 mg Infus intravena selama 1jamterapi awal 5mg/kg tiap 12jam selama 14-21 hari

85

Rute

PemberianKeterangan

oral

oral

oral

infus

oral

oral

oral

infus

sesuai

sesuai

sesuai

sesuai

sesuai

sesuai

sesuai

sesuai

Page 99: &zm*wM& - dspace.uii.ac.id

Lampiran 5. (Lanjutan)

No

15

Usia Obat

lth Parasetamol

Ambroksol-Hcl

Alinamin®

Smecta

Cefotaxim

DosisyangDiberikan

65 mg x Dosis oral: 0,5 - 1g kap4jam k/p 4-6 jam hingga max 4g

sehari: Anak 2 bin 60mgpada demam paskaimunisasisebaliknya dibawah usia3 bin(hanyadg nasehatdokter); 10 mg/kg (5 mg/kgbila terkena sakit kuning)3 bln-1 th 60-120 mg, 1-5 th120-250mg; 6-12 thn 250-500 mg; dosis-dosis iniboleh diulang tiap 4-6jambila diperlukan (maxsebanyak4 dosis dalam24 jam)

3x1/2 cth Dosis: tablet dewasadan

anak diatas 10 th: 3 x sehari1 tablet, anak 5-10 th: 3xsehari 1/2 tablet, anak dibawah 2 th: 2x sehari 2,5mluntuk jangka panjang dosisdapatdikurangi; dosisuntukanak perhari 1,2-1,6mg/kgbb

2x5 mg 1tablet sehari (5 mg/tablet)

3x1/3

sachet

2 x 300 mg Cefotaxim (antibiotik)-sefo-taksim= pemberian injeksi intramuskuler ivatau infus; 1g tiap12jam,dapatditingkatkansampai 12 g perhari dalam 3-4

kali pemberian (dosis di atas 6g/hari diperlukanuntuk infeksi

infeksi pseudomonas). Neonatus50mg/kg/hari dalam 2-4 kali pemberian. Pada infeksi berat, dptditingkatkan 150-200 mg/kg/hrAnak: 100-150 mg/kg/hr dalam2-4 x pemberian (pd infeksi berat[dpt ditingkatkan 200 mg/kg/hr)

Dosis Standart

86

Rute

PemberianKeterangan

oral

oral

oral

oral

oral

sesuai

sesuai

tidak sesuai

sesuai

sesuai

Page 100: &zm*wM& - dspace.uii.ac.id

Lampiran 5. (Lanjutan)

No Usia Obat

Amplicillin

Sefaleksina

monohidrat

Cocktaillyke

Amoksisilin

Dosis yangDiberikan

3x200 mg Dosis: oral: 0,25-lg tiap 6jamdiberikan 30 mnt sblm makanUntuk gonore: 2-3,5g dosistunggal, ditambah 1grprobenesidIsk: 500 mg tiap 8 jamSMIV atau infus 500 mg tiap4-6 jam

Anak dibawah 10 thn:

setengah dosis dewasa

3x1 caps

3x1

3x200 mg Amoksisilin (antibiotikum) •Amoksisilin. dosis oral,

dewasa: 250-500 mgtiap8jaminfeksi saluran nafas berat/

berulang: 3 gram tiap 12jam.Anak kurang dari 10 thn:

125-250mg tiap 8 jam. Pada

infeksi berat dapat diberikan

dua kalilebih tinggi. Terapioraljangkapendek

Abses gigi: 3 g, diulangi 8jamkemudian. ISK: 3 g,diulangisetelah 10-12 jam

Gonore: 2-3g,dosis tunggalditambah 1 g probenesid

Otitismediapd anak 2-10 thn:

750 mg dua kali sehari selama2hari

IM: dewasa 500mgtiap8 jamAnak: 50-100 mg/hrdim dosis

terbagi, Ivatauinfus: 500mgtiap8 jam dptdinaikan sampai1 g tiap 6 jam. Anak: 50-100

mg/hr dim dosis terbagi

Dosis Standart

Dosis: dewasa: 3x sehari

kaplet, anak > 5 th: 3x sehari250 mg, anak < 5 th: 3x sehari

125mg. Infeksi terutamapadasalurannafasbagianbawahatas dan bawah, sal.cerna, saluran kemih dan

kelamin, kulitdanjaringanlunak

87

Rute

PemberianKeterangan

oral

oral

oral

injeksi

sesuai

sesuai

sesuai

Page 101: &zm*wM& - dspace.uii.ac.id

Lampiran 5. (Lanjutan)

No

16

17

18

Usia

6thn

2 thn

3 th

Obat

Kloramfenikol

Gansiklovir

Zamel

Colostrum bovine

Gansiklovir

L-Lisina

Gansiklovir

L-Lisina

Kaen 3A

Dosis yangDiberikan

Dosis Standart

4x100 mg Dosis: oral, iv atau infus: 50mg/kg/hrdibagi dalam4 dosis(padainfeksi berat sepertiseptikemia danmeningitis,dosis dapat digandakan dansegera diturunkan bila ter

dapat perbaikan klinis)Anak: epiglotitis hemafilus,meningitis purulenta, 50-100mg/kg/hr dalam dosis terbagiBayidibawah 2 minggu, 25mg/kg/hr (dibagi dim 4 dosis)2 minggu-1 thn, 50mg/kg/hr(dibagi dalam4 dosis)

7x140 mg infus intravena selama 1jam,terapi awal 5 mg/kg tiap 12jamselama 14-21 hari

2xcth 1

2xcthl

7x60 mg

1x400 mg

7x70 mg

1x400 mg

Anak 1-4 th; lx sehari 1 sdt;>4th: Ixsehari3 sdt

Infus intravena selama 1jamterapi awal5 mg/kg tiap 12jamselama 14-21 hari

1 x sehari

Infus intravena selama 1jamterapi awal 5 mg/kg tiap 12jamselama 14-21 hari

1 xsehari

Tiap liter larutan infus: Na60 meq, kalium 10 meq, klorida50 meq, laktat20 meq, glukosa27 g

88

Rute

PemberianKeterangan

injeksi

injeksi

oral

oral

infus

oral

infus

oral

infuse

sesuai

sesuai

sesuai

sesuai

sesuai

sesuai

sesuai

sesuai

sesuai

Page 102: &zm*wM& - dspace.uii.ac.id

Lampiran 5. (Lanjutan)

No Usia

19 2 th

20 4 bin

Obat

Gansiklovir

Alinamin®

Kaen 3A

Parasetamol

Seftriakson

Dosis yangDiberikan

7x70 mgdim 150 cc

NaCI

2x5 mg

3x0,5 cc

k/p

1x250 mg

Dosis Standart

Infusintravena selama 1jamterapiawal 5 mg/kgtiap 12jamselama 14-21 hari

1 tablet sehari (5 mg/tablet)

Tiap liter larutan infus: Na60 meq, kalium 10 meq, klorida50 meq, laktat 20 meq, glukosa27 g

Tablet: anak-anak: 3-4x sehari

1/2-1 tablet, dewasa: 3-4xsehari 1-2tablet, sirop: bayi:3-4x sehari 1/4 - 1/2 sdt sirop,anak 2-5 th: 3-4x sehari 1-2 sdt

sirop; anak 6-12 th: 3-4x sehari2-4 sdt sirop; obat tetes: anakusia 0-3 bulan: 3-4x sehari 0,4ml drops: anak usia 4-11 bulan3-4x sehari 0,8 ml drops, anakusia 12-23 bulan: 3-4x sehari

1,2 ml drops; anak 2-3 th: 3-4xsehari 1,6 ml drops, anak 4-5th: 3-4xsehari 2,4 mldrops

Dosis: dewasa & anak > 12 th

1-2 g Ixsehari, infeksi berat:dosis bisa ditingkatkan max4 g, bayi& anak: dapat diberikan 20-80 mg/kgbb sehari,29 interval 24 jam

Rute

Pemberian

infus

oral

infus

oral

89

Keterangan

sesuai

sesuai

sesuai

sesuai

injeksi sesuai

Page 103: &zm*wM& - dspace.uii.ac.id

Lampiran 5. (Lanjutan)

No Usia Obat

Metronidazol

Colostrum bovine

Sefaleksina

monihidrat

Amikasin

02 nasal

Diazepam

Dosis yang

Diberikan

3x35 mg

lxl cth

3 x 1/2 caps

2x75 mg

2L/mnt

5 mg (supp)

Dosis Standart

Dosis: amubiasis intestinal

dan amubiasis hepatik:

dewasa: 3x sehari 750 mgselama 5-10 hr, anak: 35-50

mg/kg/24 jam dim 3 dosis

terbagi selama 10 hari.

Trikomoniasis: dewasa: 2 gsebagai dosis tunggal sehari

atau 2x sehari 500 mg atau 3x

sehari 250 mg selama 7 hari

berturut-turut. Giardiasis:

dewasa: 3x sehari 250-500 mg

selama 5-7 hr atau 2 g sehari

sebagai dosis tunggal selama

3 hari, anak: 3x sehari 5 mg/kgbb selama 5-7 hari. Infeksi

bakteri anaerob: dewasa:

500 mg setiap 6 jam max 4 gsehari selama 7-10 hari

Anak 1-4 th; lx sehari lsdt

>4th: Ixsehari 3 sdt

Dosis: dewasa: 3x sehari 1

kaplet, anak > 5 th: 3x sehari250 mg, anak < 5 th: 3 x sehari

125 mg. Infeksi terutama padasaluran nafas bagian bawahatas dan bawah, saluran cerna,saluran kemih dan kelamin,

kulit dan jaringan lunak

Dosis FM, IV lambat atau infus15mg/kg/hr dibagi dim 2xpemberian

Dosis oral dewasa 3x sehari 2-5mg;

kalau perlu dinaikkan sampai 3x

sehari 10 mg; Usia lanjut: l-2x

sehari 2-2,5mg; Anak: 6-14th: 3x

sehari 5ml sirop; Anak dibwh 6th:

3xsehari 2,5-5ml sirop, injeksi:

tube rektaldewasa: tiap xl0-20mg;

Anak 6-12th tiap lOmg; Anak

l-5th: tiapx5mg; Usia lanjut: l-2x

sehari 2-2,5 mg.

Rute

Pemberian

oral

oral

oral

oral

oral

90

Keterangan

sesuai

sesuai

sesuai

sesuai

sesuai

Page 104: &zm*wM& - dspace.uii.ac.id

Lampiran 5. (Lanjutan)

No Usia Obat

Paracetamol

Rehidrasi piano

Imipenem

Dilantin

Natrium Fenitoina

Dosis yangDiberikan

Dosis Standart

50 mg

95cc/kg/bb/j

3x75mg

3x75mg

Dosis oral: 0,5 - 1 g kap4-6jam hingga max4 gsehari. Anak 2 bin 60 mgpada demam paska imunisasisebaliknya dibawah usia3 bin (hanya dg nasehatdokter); 10 mg/kg (5 mg/kgbila terkena sakit kuning)3bln-l th 60-120 mg, 1-5 th120-250 mg; 6-12 thn 250-500 mg; dosis-dosis iniboleh diulang tiap4-6jambiladiperlukan (maxsebanyak 4 dosis dalam24 jam)

Dosis IV:1-2 g perhari (dim 3-4xpemberian). Untuk kuman ygkurangsensitif, 50mg/kg/hr (max4 g/hr)Anakdi atas 3 bin,60mg/kg (max 2g/hr) dibagi dim 3-4 dosis. Profilaksisbedah, lg IV pd waktu induksianestesi, diulangi 3jam kemudianpada operasi dgresiko infeksi tinggi(mis. kolorektal) dilanjutkan 500mg,8 dan 16jam setelah induksi.

Dilantin (anuepileptikum)Natrium fenotonia 100mg/kapsul; 50 mg/ml injeksiAnak: 5 mg/kgbb/hr dalamdosis terbagi, dosis maksi-mum: 300 mg/hari; dosis

pemeliharaan: 4-8mg/kgbb/hari. Anak > 6 thdanremaja:300mg/hr;Dewasa: pasienyang belum pernah men

dapatkan terapi sebelumnya,mulai dg 3x100 mg(300 mg/hr),kemudian dosisdapatdisesuaikankeperluanpasien, dosis pemeliharaan:300-400mg sehari dalamdosis terbagi,max 600 mg/hr

91

Rute

PemberianKeterangan

oral sesuai

infus sesuai

oral sesuai

oral

Page 105: &zm*wM& - dspace.uii.ac.id

Lampiran 5. (Lanjutan)

No Usia Obat

Myco-Z

Sefiksim

Gentamisina

Tiamina tetrahidro

furfuril disulfida

Chloralhydrat

Ciprofloxacin

Dosis yangDiberikan

Dosis StandartRute

Pemberian

2x14

2x27,5g

2xsehari

lxl/2 tab

1x250 mg

2x27,5mg

Tiap 9 salep: Nistatina 100.000unit dansengoksida 200meg. Carapenggunaan:oleskan 2-4x sehari, selama 7 harisetelah lesi sembuh.

Dewasa dan anak di atas 10th: 200-

400mg perhari sebagai dosis tungal ataudibagidua dosis. Bayidi atas 6bln:8mg/kg perhari sebagai dosis tunggalataudibagidua dosis. Bayi6 bl-1 th:75mg perhari. Anak 1-4th lOOmgperhari,5-10th200mgperhari.

Gentamisima sulfat lmg/gkrim/salepoleskantipispadabagianyangsakit 3-4x sehari.

1 tablet sehari (5mg/tablet)

oral

oral

oral

Dosis: Insomnia 0,5-1 g (max2 g)dengan minum banyak airpadawaktusebelum tidur. Anak30-50mg/kgsampaimaksimal dosistunggal1g.

oral

Dosis: oral: inf.sal.nafas, 250-750 mgduakali sehari. ISK250-500mg 2xsehari(untukkasusakut tanpakomplikasi, 250mg2x sehariselama3hr). Gonore, 250mg dosis tunggal.Untukkasusresistenmungkindiperlukan 500mg. Inf.lain, 500-750 mg2xsehari. Profilaksis bedah, 750mg60-90 mnt sblm operasi. Profilaksismeningitis mengingkokus (tdkdianjurkan). INjeksi IV: (Selama30-60mnt), 200-400mg 2x sehari. ISK, lOOmg2xsehari. Gonore: lOOmg dosis tunggal.Anak: tdkdianjurkan (lihatket.di atas).Tapibila pertimbangan manfaatresikomenguntungkan, oral:7,5-15 mg/kg/hrdibagi 2 dosis: IV: 5-10 mg/kg/hr dibagi2 dosis.

oral

Klonazepam 2x0,2 mg 3-4x sesuai pemberian oral

92

Keterangan

sesuai

sesuai

sesuai

sesuai

sesuai

sesuai

sesuai

±

Page 106: &zm*wM& - dspace.uii.ac.id

Lampiran 5. (Lanjutan)

No

21

22

Usia

6 bin

Obat

Fenobarbital

Pirasetam

Parasetamol

Vit. ADEK

Gansiklovir

Ka en 3A

6 th Gansiklovir

93

Dosis yangDiberikan

Dosis StandartRute

PemberianKeterangan

2x12 mg

3x1 cc

60 mg k/p

lxl cth

7x45 mg

7x140 mg

Dosis:oral: 60-80mg(malam).Anak: 5-8 mg/kg/hr. Injeksi IM/TV50-200 mg,yangsetelah 6jamtidakperlu, max600mg/hr. Encerkan dimair 1:10 untuk IV. Status epileptikus1 tersedia di (CO): IV kec.tdk lebihdari 100mg/mnt, sampai bangkitanteratasi atau sampai max.15mg/kg/hrtercapai.

Dosis: Dosis awal 7,2g/hr,dosisterbagi 2-3x. Dinaikkan sesuairespons,dg 4,8 g/hr tiap 2-4 hrsampai max 20 g/hr. Anak di bawah16thn tdk dianjurkan.

Dosisoral: 0,5 - 1 g kap4-6 jam hinggamax 4 gsehari: Anak2 bin60 mgpada demam paska imunisasisebaliknya dibawah usia3 bin (hanya dg nasehatdokter); 10mg/kg (5 mg/kgbilaterkenasakit kuning)3 bln-1 th 60-120mg, 1-5 th120-250 mg; 6-12 thn 250-500 mg; dosis-dosis inibolehdiulang tiap 4-6 jambila diperlukan (maxsebanyak 4 dosis dalam24 jam)

oral

oral

oral

oral

Infus intravena selama 1jam,terapiawal 5 mg/kgtiap 12jam selama1421 hari.

Tiap liter larutan infiis:Na 60 mEq, Kalium 10 mEq,Klorida 50 mEq.Laktat 20 mEq,Glukosa27 g.

Infus intravena selama 1jam, terapiawal5 mg/kgtiap 12jam selama 1421 hari.

infus

infus

infus

sesuai

sesuai

sesuai

sesuai

sesuai

sesuai

sesuai

Page 107: &zm*wM& - dspace.uii.ac.id

Lampiran 5. (Lanjutan)

No Usia

23 29 th

Obat

Sefadroksil

anhidrat

Teofilin

Ambroksol-Hcl

Biostrum syr

Ka en 3A

Gansiklovir

Parasetamol

Dosis yangDiberikan

Dosis Standart

3x1 pulv

3x1 pulv

3x1 pulv

1 x cth 1

8x300 mg

Dosis. dewasa: 130-150mg,jikadiperlukan dapat dinaikkan menjadi2xnya. Anak: 6-12 thn: 65-150mg,kurang dari 1th: 65-75 mg; 3-4xsehari sesudah makan. Tabletlepaslambat: 1tablet perhari tergantungrespons masing-masing dan fungsipernapasan.

Dosis: tablet dewasa dan

anak di atas 10 th: 3 x sehari

1 tablet, anak 5-10 th: 3x

sehari 1/2 tablet, anak dibawah 2 th: 2x sehari 2,5 mluntuk jangka panjangdosisdapat dikurangi; dosisuntuk anak perhari 1,2 - 1,6mg/kgbb

Tiap liter larutan infus:Na 60 mEq,Kalium 10 mEq,Klorida 50 mEq, Laktat20 mEq,Glukosa27 g.

Infus intravena selama 1jam,terapiawal5 mg/kg tiap 12jam selama 1421 hari.

Dosis oral: 0,5 - 1 g kap

4-6jam hinggamax 4 g

sehari: Anak2 bin 60 mg

pada demam paska imunisasi

sebaliknya dibawah usia

3 bin (hanya dg nasehat

dokter); 10mg/kg (5 mg/kgbila terkena sakitkuning)3 bln-lth 60-120 mg, 1-5th

120-250mg; 6-12th 250-500mg;

dosis-dosis ini bolehdiulangtiap 4-6jam bila diperlukan (max

sebanyak 4 dosis dalam24 jam)

Rute

Pemberian

oral

oral

oral

oral

infus

infus

3x1 oral

94

Keterangan

sesuai

sesuai

sesuai

sesuai

sesuai

sesuai

sesuai

Page 108: &zm*wM& - dspace.uii.ac.id

Lampiran 5. (Lanjutan)

No Usia Obat

24 21th

Alprazolam

Manitol

Seftizoksim

Simetidina

Ka en 3 A

Gansiklovir

Azitromicin

95

Dosis yangDiberikan

Dosis StandartRute

PemberianKeterangan

1x0,5 mg Dosis: kecemasan: dosis awal: 3xsehari 0,25-0,50 mg, dosis biasa:0,50-4mg sehari diberikan dimbeberapa kali pemberian.

4x125 ml

2x1 gram

3x1 amp.

Dosis: infus IV, diuresis, 50-200 gselama24 jam, didahuluioleh dosisuji200 mg/kgInjeksi intravenayang lambat.

Seftizoksim 0,5 mg; 1g / vial.

Dosis: tablet: tukak lambung &usus12jari:3xsehari 200mg dansebelum tidur 400mg; pencegahan:sebelum tidur400mgselama3 bin:pada kasus parah: 3xsehari 400mgdan sebelum tidur 400mg; sindromZollinger Ellison: 3xsehari 400 mgdan sebelum tidur 400 mg; radanglambung danusus 12jari: 3x sehari200 mg dan sebelum tidur 400 mg;pendarahan saluran cernaL 4x

sehari400 mg; refluksulu hati: 3xsehari400 mg dan sebelum tidur400 mg; injeksi disesuaikan denganpetunjukpada literatur.

Tiap liter larutan infus: infuseNa60mEq, Kalium 10mEq,Klorida 50mEq,Laktat 20mEq,Glukosa27 g.

oral

injeksi

injeksi

injeksi

7x70 mg Infus intravena selama 1jam, terapiawal 5 mg/kg tiap 12jam selama 1421 hari.

Dosis:500mg sekali sehari selama 3hari. Anak diatas 6bl, lOmg/kgsekali sehari selama 3 hr: berat

badan 26-35 kg, 300mg sekalisehari selama 3 hr; berart badan 35-45 kg, 400mgsekalisehariselama3hr. Infeksi klamidia genital, 1gramsebagai dosistunggal.

— 1

infus

lxllOmg oral

injeksi

sesuai

sesuai

sesuai

sesuai

sesuai

sesuai

Page 109: &zm*wM& - dspace.uii.ac.id

Lampiran 5. (Lanjutan)

No Usia Obat

25 14th

26 lth

Tramicinedrop®

Ka en 3 A

Gansiklovir

Natrium fenitoina

Klonazepam

Alinamin F.®

Ka en 3A

Gansiklovir

Dosis yangDiberikan

Dosis Standart

2x2,5 tab

8x250 mg

3x100mg

2x1 mg

2x1 tab

7x70 mg

Tiap liter larutan infus:Na 60mEq, Kalium 10mEq,Klorida 50 mEq, Laktat 20mEq:Glukosa 27 g.

Infus intravena selama 1jam, terapiawal 5 mg/kg tiap 12jam selama 1421 hari.

Dilantin (antiepileptikum)Natrium fenotonia 100mg/kapsul; 50 mg/ml injeksiAnak:5 mg/kgbb/hrdalamdosisterbagi, dosismaksi-mum: 300 mg/hari;dosispemeliharaan: 4-8mg/kgbb/hari. Anak > 6 thdanremaja:300mg/hr; Dewasa: pasienyang belum pernah men

dapatkan terapi sebelumnya,mulai dg3x100 mg(300 mg/hr),kemudian dosis dapatdisesuaikankeperluan

pasien,dosis pemeliharaan:300-400 mg sehari dalamdosis terbagi, max600mg/hr

3-4x sesuaipemberian

Tablet: 1 tabletsehari, injeksi: l-2xsehari10-20ml injeksi secaraintravena danperlahan-lahan

Tiap liter larutan infus.Na60 mEq, Kalium 10mEq,Klorida 50mEq,Laktat 20 mEq,Glukosa27 g.

Infus intravena selama 1jam,terapiawal 5 mg/kgtiap 12jam selama 1421 hari.

Rute

Pemberian

oral

infus

infus

oral

oral

oral

infus

infus

96

Keterangan

sesuai

sesuai

sesuai

sesuai

sesuai

sesuai

sesuai

sesuai

Page 110: &zm*wM& - dspace.uii.ac.id

Lampiran 5. (Lanjutan)

No Usia Obat

Septrin®

Ka en 3A

Loratidina

Haloperidol

Dosis yangDiberikan

Dosis Standart

2x1 cth Sepu-in (antiinfektikum) ~ tiap 5ml oralsuspensi anak(tablet 5 mlsuspensidewasa) (tablet anak) (tablet forte):trimetoprim 40mg(80mg) (20mg)(160 mg), sulfametoksazol 200 mg(400mg)(100mg)(800mg)

Tiap liter larutan infus: infusNa60 mEq, Kalium 10mEq,Klorida 50mEq,Laktat 20mEq,Glukosa 27 g.

lxl/2 cth Loratidina 10mg/tablet; 5mg/5ml oralsirop; 10mg/tabletbuih. Dosis: dewasadan anak-anak lebih dari 12 th sehari 1tablet.

2x 1/3 tab Dosis: oral: skizofrenia dan oralpsikosis lain,mania, terapitambahan jangka pendekutk agitasi psikomotor,eksitasi, perilaku kekcrasanatau impulsif yang ber-bahaya: dosis awal1,5-3 mg,2-3x sehariatau 3-5 mg,2-3 x sehari pd kasus beratatau resisten. Pada

skizofrenia resisten sampai100mg (jarangsampai 120mg)per hari mungkin diperlukan. Sesuai dengan respondosis pemeliharaan efektifserendahmungkin(sampaiserendah: 5-10 mg/hari)

Dosis oral: ansietas 2mg3x/hrdinaikan bila perlusampai15-30 mgdimdosisterbagi.Untuk LANSIA atau debil dosissetengahnya. Insomnia yangdisertai ansietas 5-15mgsblmtidur. Injeksi IM atau IV lambat(kedalam venayang besardgkec.tidak lebihdari5mg/mnt)untuk ansietas akut berat,pengendalian serangan panikakut, dan putus alkoholakut:10mg diulangibila perlu setelahtidak kurang dari4 jam.Diazepam (generikjtablet 2mg,5mg

Rute

Pemberian

97

Keterangan

sesuai

sesuai

sesuai

Page 111: &zm*wM& - dspace.uii.ac.id

Lampiran 5. (Lanjutan)

No

27

Usia Obat

9 bin Gansiklovir

Kaen3B

Alinamin F.®

Pirasetam

Hydergin®

Bio ATP®

Osteocal®

28 2 th Sefiksin

Omeprazol

Buscopan

98

Dosis yangDiberikan

Dosis StandartRute

PemberianKeterangan

8x45 mg Infus intravena selama 1jam, terapi infusawal 5 mg/kg tiap 12jam selama 1421 hari.

Tiap liter larutan infus: infusNa 50mEq,Kalium 20 mEq,Klorida 50mEq.Laktat 20mEq,Glukosa27 g.

Tablet: 1 tablet sehari, injeksi: l-2x oralsehari 10-20 ml injeksi secaraintravena dan perlahan-lahan

2x1 tab

2x1.2 tab

1x0,5 mg

2x1/2 tab

lxcth 1

2x20 mg

2x10 mg

1/4 tab k/p

Dosisawal: 7,2 g/haridosisterbagi 2-3kalidinaikkan sesuairespons,dengan4,8 g/haritiap3-4 harisampai max30g/hari.Anak < 16th tidakdianjurkan

Dosis: injeksi 0,3mg(1ml).Hydergin IV,dripatauslowIV,injeksi (dalam 20 ml dextrosa atausaline) l-2x sehari, atau0,3(1 ml)hydergin IM, satu sampai beberapakali per hari.

Dosis: 204 tablet sehari

Sehari 1-2 tablet

Dewasa dan anak di atas 10th: 200-

400mg perhari sebagai dosis tungal ataudibagi duadosis. Bayidi atas6bln:8mg/kg perhari sebagai dosis tunggalataudibagi duadosis. Bayi 6 bl-1 th:75mgperhari. Anak1-4 th lOOmgperhari, 5-10th200mgperhari.

Tukak lambung&tukak duodenum(termasuk ygkomplikasi terapi ATNS),20mg sehari selama 4 minggu pdtukakduodenum atau8 minggu pd tukaklambung.

oral

oral

oral

oral

oral

oral

oral

sesuai

sesuai

sesuai

sesuai

sesuai

sesuai

sesuai

sesuai

sesuai

Page 112: &zm*wM& - dspace.uii.ac.id

Lampiran 5. (Lanjutan)

No Usia Obat

29 5 bin

Parasetamol

Ursodeoksilat

Methicol®

Curcuma®

Sefaleksina

monohidrat

Gansiklovir

Ka en 3 A

Gansiklovir

Ka en 3 B

Dosis yangDiberikan

Dosis Standart

3x1

2x40mg

3x1 cth

2x1 cth

3x 1/2 caps

8x45 mg

7x54

Dosisoral: 0,5 -1 g kap

4-6jam hingga max 4 g

sehari: Anak2 bin 60 mg

pada demam paska imunisasi

sebaliknya dibawah usia

3 bin (hanya dg nasehat

dokter); 10mg/kg (5 mg/kgbilaterkena sakitkuning)3 bln-lth 60-120mg, 1-5 th120-250 mg; 6-12th 250-500mg;dosis-dosis ini boleh diulangtiap4-6jam bila diperlukan (maxsebanyak 4 dosis dalam 24jam)

Dosis: 8-10/kg bb/hr dibagi dalam 2atau3 dosis, diminum dengan susuataumakanan, biasanya diberikan250mg padawaktu pagidansorehari.

3x sehari 1 tablet

Dewasa: 3x sehari 1 kaplet, anak > 5th:3x sehari250 mg;anak < 5th: 3xsehari 125mg.

Infus intravena selama 1jam,terapiawal 5 mg/kg tiap 12jam selama 1421 hari.

Tiap liter larutan infus:Na60 mEq, Kalium 10mEq,Klorida 50 mEq,Laktat 20 mEq,Glukosa 27 g.

Infus intravena selama 1jam,terapiawal 5 mg/kg tiap 12jam selama 1421 hari.

Tiap liter larutan infus:Na 50 mEq, Kalium 20 mEq,Klorida 50 mEq,Laktat 20 mEq,Glukosa 27 g,

99

Rute

PemberianKeterangan

oral

oral

oral

oral

oral

infus

infus

infus

infus

sesuai

sesuai

sesuai

sesuai

sesuai

sesuai

sesuai

sesuai

sesuai

Page 113: &zm*wM& - dspace.uii.ac.id

Lampiran 5. (Lanjutan)

No Usia Obat

Karbamazepina

Nistatina

30 3 bin Natrium fenitoina

Dosis yangDiberikan Dosis Standart

2x35 mg Dosis: epilepsi, mulai dgdosisrendah. Dewasa: 100-200 mg 1atau2xsehari, berangsur-angsurditingkatkan hingga 2atau 3x 400 mgsehari. Anak: 10-20 mg/kg/hr:trigeminal neuralgia, permulaan 200-400 mg sehari, ditingkatkan hingga 34x200mg sehari: manic depressivelines yang berulang kali kambuh ygtakadarespon neuropati: 2-4x200mg sehari.

3xue

7mg/kg/hr

Dosis: bayi 4xsehari 1-2 ml sehari, oralanak & dewasa. 4xsehari 1-6 mlditeteskan ke dalam mulut danditahanbeberapawaktusebelumditelan; bayi dan anak: 1/2 dosisditeteskan pada masing-masing sisimulut; pengobatan sebaiknyadilanjutkan hingga 48jamsetelahgejala menghilang dankulturnormalkembali; bila keluhan dan gejalamemburuk/menetap (hingga 14harisetelah pengobatan), penderita harusdievaluasi dan dipertimbangkan untukdiberikan pengobatanalternatif.

Dilantin (antiepileptikum)Natrium fenotonia 100 mg/kapsul; 50mg/ml injeksiAnak: 5 mg/kgbb/hr dalamdosis terbagi, dosismaksi-mum: 300 mg/hari;dosispemeliharaan: 4-8mg/kgbb/hari.

Anak > 6 thdanremaja:300mg/hr; Dewasa: pasienyangbelumpernah mendapatkan terapi sebelumnya,mulai dg3x100 mg (300 mg/hr), kemudian dosis dapatdisesuaikan keperluanpasien,dosis pemeliharaan:300-400mg sehari dalamdosis terbagi, max 600mg/hr

100

Rute

PemberianKeterangan

oral sesuai

sesuai

injeksi sesuai

Page 114: &zm*wM& - dspace.uii.ac.id

Lampiran 5. (Lanjutan)

No

31

Usia Obat

lth

Diazepam

Gansiklovir

Ka en 3 B

Vometa drop

Sefotaksim

Laxoberon drop®

Alinamin F.®

DosisyangDiberikan Dosis Standart

7x54

10-12 tts k/p

2x250 mg

3 tts

2x1 pulv

Dosis:oral:dewasa 3x sehari 2-5mg; injeksikalau perlu dinaikkan sampai 3xsehari 10mg; Usia lanjut: l-2xIsehari 2-2,5mg; Anak: 6-14th: 3xsehari5ml sirop; Anakdibwh6th:3xsehari 2,5-5ml sirop, injeksi:tube rektal:dewasa: tiap xl0-20mg;Anak 6-12th nap lOmg; Anakl-5th: Uapx5mg; Usia lanjut: l-2xsehari2-2,5 mg.

Infus intravena selama 1jam, terapi infusawal 5 mg/kg tiap 12jamselama 1421 hari.

Tiap liter larutan infiis:Na 50 mEq, Kalium 20mEq,Klorida 50 mEq,Laktat 20 mEq,Glukosa 27 g.

IONIhal.213

Dewasa: 8-12tts sehari; 1th keatas: 4-8 tts sehari.

Tablet: 1tablet sehari, injeksi: l-2xsehari 10-20 mlinjeksi secaraintravena danperlahan-lahan

Dosis standar dari ISO Indonesia Volume 41-2006; IONI tahun 2000

101

Rute

PemberianKeterangan

infus

oral

oral

oral

oral

sesuai

sesuai

sesuai

sesuai

sesuai

sesuai

sesuai

Page 115: &zm*wM& - dspace.uii.ac.id
Page 116: &zm*wM& - dspace.uii.ac.id

DEPARTEMEN KESEHATAN Rl

DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN MEDIK

RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA

SURAT KETERANGAN

No. : LB.tt.t1 .^.9798-17

Yang bertanda tangan di bawah ini Direktur RSUP Dr. Sardjito

Yogyakarta menerangkan bahwa :

Nama

NIM / NIS / NIP

Institusi

telah selesai menjalankan

Instalasi Catan Medisdi

Amelia Madani

. 01 613 060

Jurusan Farmasi Fakultas MIPA: Universitas Islam Indonesia Yogyakarta

Penelitian *

RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta,

padatanggal *** *** A^mm 20°6Sesuai pernyataan yang bersangkutan bahwa data hasil penelitian tersebut hanya akan diperguna-kanuntuk kepentingan ilmiah.

Demikian surat keterangan ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana

mestinya.

*) Judul: Pola pengobatan penyakit infeksi Cytomegalovi(CMV) di Instalasi Rawat Inap RSUP Dr. SardjitoYogyakarta pada Tahun 2005

Yogyakarta, JvlLL 2if6

M & Pendidikan