an Pariwisata Trenggalek (Paper)

Embed Size (px)

Citation preview

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Provinsi Jawa Timur mempunyai luas perairan 357.707 kilometer persegi (Km2) meliputi Selat Madura, Laut Jawa, Selat Bali (Wilayah Pantai Utara) dan Samudera Indonesia serta ZEEI (Wilayah Pantai Selatan). Memiliki panjang garis pantai 1.900 km dan 446 pulau. Sebanyak 23 daerah dari 38 kabupaten/kota atau lebih 60 persen merupakan wilayah pesisir. Perikanan, budidaya laut serta potensi wisata bahari merupakan aset yang terabaikan. Sementara posisi yang sangat strategis menjadikan Provinsi Maritim Jawa Timur, sebagai sentra kegiatan ekonomi untuk Kawasan Barat dan Kawasan Timur Indonesia. Hasil identifikasi awal terdapat sedikitnya 52 lokasi obyek Wisata Bahari di wilayah pesisir selatan, pantura dan pulau-pulau kecil. Sebagian besar belum dikembangkan maksimal. Mempunyai potensi untuk aktivitas diving, surviying, snoorkling dan fishing. Kondisi umumnya berpasir putih, pantai jernih dan indah. Tak bisa dibayangkan jika potensi wisata bahari Jatim ditangani dengan serius, infrastruktur tersedia seiring terpacunya pembangunan berbasis otonomi daerah, betapa cepat 23 kabupaten/kota wilayah pesisir di Jatim terpacu pertumbuhan ekonominya. Belum lagi terkait dengan terbukanya jutaan lapangan kerja di sepanjang wilayah pesisir akan mampu menjadi filter utama problem sosial yang bernama arus urbanisasi dan kemiskinan. Kabupaten Trenggalek berposisi di bagian barat daya ibu kota Jawa Timur, Surabaya. Kabupaten seluas 126.140 hektare di pesisir selatan Pulau Jawa ini memiliki panjang pantai 96 kilometer yang berhadapan langsung dengan Lautan Hindia. Pantai di kabupaten yang dua pertiga wilayahnya berupa pegunungan ini sebagian besar berbentuk teluk. Ada tiga teluk di kabupaten yang berbatasan dengan Tulungagung, Ponorogo, dan Pacitan ini, yaitu Teluk Prigi, Teluk Munjungan, dan Teluk Panggul. Teluk Prigi adalah salah satu kawasan wisata bahari yang berlokasi di Provinsi Jawa Timur, Kabupaten Trenggalek yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan menjadi salah satu kawasan wisata bahari unggulan di Indonesia.

1

Sebentuk teluk yang letaknya di sebelah selatan kota Trenggalek, Jawa Timur, ini sudah lama jadi tujuan wisatawan domestik maupun pelancong asing karena keelokannya. Di tempat ini ada tiga pantai yang bisa dinikmati sekaligus, yakni pantai Prigi, pantai Karanggongso, dan pantai Damas. Masing-masing pantai menyimpan keindahannya sendiri. Pantai Karanggongso terletak 3 km dari pantai Prigi yang terkenal dengan pasir putihnya. Ombak dipantai ini relative tenang, sehingga sangat cocok untuk berenang dan mandi. Disepanjang pantai tumbuh rimbun pohon-pohon yang menambah sejuk udara pantai disiang hari. Diseberang jalan di sepanjang pantai tersedia beberapa restoran dan warung kecil yang menyajikan bermacam-macam makanan dan minuman nusantara. Tersedia berbagai masakan seafood, serta aneka makanan kecil khas Trenggalek. Suasana kian sejuk oleh embusan semilir angin laut. Keindahan terumbu karang di dasar laut menjadi suguhan yang bisa dinikmati sembari berenang. Pandangan mata akan terpuaskan oleh kemolekan tekstur perbukitan yang mengelilingi kawasan pantai. Suasana pantai kian memikat kala malam tiba. Ratusan lampu kapal nelayan bertebaran di hamparan lautan, bagaikan pesta lampion. Kerlap-kerlip bintang dan cahaya bulan yang memantul dari permukaan laut menambah keindahan suasana. Para wisatawan bisa menikmatinya hingga dini hari. Permasalahan-permasalahan yang ada di Objek Wisata Pantai

Karanggongso seharusnya dapat diatasi dengan baik oleh berbagai stakeholder yang terlibat, karena Dengan potensi alam yang cukup besar di Objek Wisata Pantai Karanggongso akan dapat memberikan berbagai dampak positif baik bagi pemerintah daerah maupun masyarakat setempat. Pembangunan pariwisata berkelanjutan, seperti disebutkan dalam Piagam Pariwisata Berkelanjutan (1995) adalah pembangunan yang dapat didukung secara ekologis sekaligus layak secara ekonomi, juga adil secara etika dan sosial terhadap masyarakat. Artinya, pembangunan berkelanjutan adalah upaya terpadu dan terorganisasi untuk mengembangkan kualitas hidup dengan cara mengatur penyediaan, pengembangan, pemanfaatan dan pemeliharaan sumber daya secara berkelanjutan. Tentunya dengan pengembangan dan penambahan sarana itu pula akan

menambah minat dan daya tarik pengunjung, baik wisatawan domestik maupun mancanegara. Berdasarkan latar belakang diatas kami tertarik untuk mengangkat skripsi seminar dengan judul Penyediaan Fasilitas Atraksi Wisata di Objek Wisata Kawah Putih Ciwidey 1.2 Rumusan Masalah 1 2 3 Bagaimana kondisi Fasilitas dan atraksi yang ada di objek wisata Kawah Putih ? Bagaimana upaya dan strategi untuk mengembangkan atraksi di objek wisata Kawah Putih ? Konsep apa yang akan dibuat untuk mengembangkan potensi alam yang dimiliki Kawah Putih ? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin didapat dari penelitian yang dilakukan ini antara lain : 1. Menjadi bahan pertimbangan PT Perhutani (Persero) Unit III Jabar dan Banten selaku pengembangnya agar seluruh potensi wisata di Kawah Putih mampu dimanfaatkan semaksimal mungkin sehingga keuntungannya mampu berdampak positif bagi seluruh pihak yang terkait.2. Menumbuhkan sapta pesona pariwisata di kawasan wisata Kawah Putih,

agar benar-benar mampu menjadi kawasan tujuan wisata yang paling dimunati khususnya di kabupaten ciwidey.3. Mengaplikasikan materi pariwisata yang telah peneliti pelajari baik itu

mengenai konsep wisata maupun pengembangan dan pengelolaan yang baik. 1.4 Asumsi Kawah Putih merupakan kawasan wisata yang termasuk dalam daerah konservasi, dimana daerah tersebut tidak boleh dilakukan pembangunan sekitar kawah, akan tetapi 50 meter dari kawah boleh dibangun untuk area pembangunan area fasilitas yang dibutuhkan oleh para wisatawan yang datang.

3

Dalam pengembangan kepariwisataan perlu diperhatikan kualitas lingkungan, agar pengembangan kepariwisataan tidak merusak lingkungan. Adapun teori yang mendukung adalah sebagai berikut : Pariwisata adalah industri yang kelangsungan hidupnya sangat ditentukan oleh baik buruknya lingkungan. Tanpa lingkungan yang baik tak mungkin pariwisata berkembang. Karena itu pengembangan pariwisata haruslah memperhatikan terjaganya mutu lingkungan, sebab dalam industri pariwisata lingkungan itulah yang sebenarnya dijual. (Soemarwolo, 2001: 709)

1.5 Metode Penelitian Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini terdiri dari langkahlangkah berikut: 1 Melakukan studi kepustakaan terhadap berbagai referensi yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan. Topik-topik yang akan dikaji antara lain meliputi: pengembangan dan pengelolaan kawasan wisata, konsep resort, dll. 2 Metode selanjutnya yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey.

1.6 Lokasi Penelitian Kawasan wisata yang menjadi objek penelitian kami adalah : Nama kawasan wisata Desa Kecamatan : Kawah Putih : Alam Endah : Ranca Bali

Kota Kabupaten Provinsi Luas Wilayah

: Ciwidey : Bandung : Jawa Barat : 25 ha

BAB II LANDASAN TEORETIS

2.1 Pengertian Fasilitas Fasilitas, dari bahasa Belanda, faciliteit, adalah prasarana atau wahana untuk melakukan atau mempermudah sesuatu. Fasilitas bisa pula dianggap sebagai suatu alat. fasilitas biasanya dihubungkan dalam pemenuhan suatu prasarana umum yang terdapat dalam suatu perusahaan-perusahaan ataupun 5

organisasi tertentu. (wikipedia, 2008) Lawson dan Baud-Bovy dalam bukunya Tourism and Recreation Handbook of Planning and Design (1998 :17) membagi fasilitas ke dalam dua jenis, yaitu : 1. Fasilitas dasar untuk semua tipe resort atau komplek rekreasi dimanapun makanan dan juga berada, dan yang memberikan hiburan, untuk pelayanan kepada wisatawan secara umum seperti akomodasi, bersantai, minuman, dasar infrastruktur

pengelolaan sebuah objek wisata. 2. Fasilitas khusus sesuai dengan karakteristik lokasi dan sumber daya yang tersedia yang menunjukkan karakter alamiah sebuah objek wisata. Objek wisata pantai, gunung, spa dan objek wisata dengan tema lainnya memerlukan fasilitas khusus yang berbeda. 2.2 Pengertian Atraksi Wisata Menurut Pendit (2002:19), menyatakan bahwa atraksi yaitu segala sesuatu yang menarik dan bernilai untuk dikunjungi dan dilihat. Atraksi wisata biasanya berwujud peristiwa, kejadian, baik yang terjadi secara periodik, maupun sekali saja; baik yang bersifat alami, tradisional, ataupun yang telah dilembagakan dalam kehidupan masyarakat modern. Sehubungan dengan lamanya waktu yang dihabiskan wisatawan di tempat wisata, ada dua jenis atraksi, yaitu atraksi penahan dan atraksi penangkap. Seperti yang dikemukakan oleh Soekadijo (2000 : 50) berikut :

Atraksi wisata yang dapat dikembangkan sedemikian rupa sehingga dapat menahan wisatawan selama berhari-hari dan dapat berkali-kali dinikmati, bahkan pada kesempatan lain wisatawan mungkin kembali lagi ke tempat yang sama. Atraksi demikian itu adalah atraksi penahan. Sebaliknya, ada juga atraksi yang hanya dapat menarik kedatangan wisatawan. Atraksi itu ialah atraksi penangkap wisatawan (tourist catcher),

yang hanya sekali dinikmati, kemudian ditinggalkan lagi oleh wisatawan. 2.3 Pengertian Objek Wisata Objek wisata adalah sebuah tempat rekreasi/tempat berwisata. Biasanya obyek wisata merupakan gunung, danau, sungai, pantai, laut, dll. Obyek wisata biasanya di tempat yang sejuk atau tempat yang bisa menikmati keindahan alam (Wikipedia : 2008). Untuk melihat apakah suatu daerah atau tempat dapat dikembangkan menjadi suatu obyek wisata, ada beberapa pedoman yang dapat dipakai sebagai bahan acuan. Menurut Oka A.Yoeti, pengertian akan Something to see yaitu segala sesuatu yang dapat dilihat pada suatu obyek wisata, Something to do yaitu segala sesuatu yang dapat dilakukan disuatu obyek wisata, dan Something to buy yaitu segala sesuatu yang dapat dibeli seperti souvenir, makanan, dan minuman pada lokasi wisata tersebut, sangatlah diperlukan dalam suatu obyek wisata sebagai penunjang akan keberadaan suatu obyek wisata. 2.4 Wana Wisata Perum Perhutani (1987), menjelaskan bahwa Wana Wisata merupakan objek objek alam yang dibangun dan dikembangkan oleh perum perhutani sebagai objek wisata yang terletak didalam kawasan hutan produksi atau hutan terbatas dengan tidak merubah fungsi pokoknya. Menurut Anonim dalam Fandeli (2003), Wana Wisata adalah objek wisata alam yang berlokasi dalam kawasan hutan produksi dan hutan lindung yang didasarkan pada potensi geofisiknya, kawasan ini dibangun dan dikembangkan guna memenuhi kebutuha wisata di alam terbuka. Menurut Fandeli (2003), Wana Wisata dibedakan menjadi 2 (dua) jenis yaitu wana wisata harian dan wana wisata bermalam. Adapun kedua jenis wana wisata tersebut adalah : 1. Wana Wisata Harian Berupa alam terbuka dengan pemandangan yang alami. Fasilitas yang disediakan berupa bangku-bangku, shelter, MCK, rintisan untuk jalan kaki,

7

tempat bermain anak-anak dan panggung kesenian 2. Wana Wisata Bermalam Wana wisata bermalam dibedakan menjadi 2 (dua). Bermalam dialam terbuka dengan mendirikan tenda-tenda menikmati indahnya sinar bulan yang menimpa lembah ngarai yang menghampar luas, mendengarkan gemercik air menerpa batu-batu kali, diselingi dendang lagu satwa hutan maupun deburan ombak pantai yang tidak mengenal lelah. Disini diharapkan para wisatawan dapat menikmati indahnya alam ciptaan Tuhan. Kemudian bagi wisatawan yang tidak tahan dinginnya angin malam disediakan pesanggrahan dan pondok wisata. Wana Wisata Kawah Putih ini termasuk pada jenis wana wisata harian, karena pihak pengelola tidak menyediakan tempat bermalam seperti pesanggrahan ataupun pondok wisata, sedangkan dalam pengelolaannya termasuk pada kawasan Hutan Lindung. Menurut Undang-Undang Kehutanan No. 41 Tahun 1999, hutan Lindung adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok sebagai perlindungan sistem penyangga kehidupan untuk mengatur tata air, mencegah banjir, mengendalikan erosi, mencegah instrusi air laut, dan memelihara kesuburan tanah. Dapat disimpulkan bahwa wana wisata hanyalah menyediakan tempat rekreasi yang berupa hutan dengan membiarkan hutan sebagaimana adanya da nilai-nilai yang khas dari hutan tersebut tetap lestari. 2.6 Pengertian Pariwisata dan Kepariwisataan Pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk rekreasi atau liburan, dan juga persiapan yang dilakukan untuk aktivitas ini. Seorang wisatawan adalah seseorang yang melakukan perjalanan paling tidak sejauh 80 km (50 mil) dari rumahnya dengan tujuan rekreasi, merupakan definisi oleh Organisasi Pariwisata Dunia. Definisi yang lebih lengkap, pariwisata adalah industri jasa. Mereka menangani jasa mulai dari transportasi; jasa keramahan - tempat tinggal, makanan, minuman; dan jasa bersangkutan lainnya seperti bank, asuransi,

keamanan, dll. Dan juga menawarkan tempat istrihat, budaya, pelarian, petualangan, dan pengalaman baru dan berbeda lainnya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata termasuk pengusahaan, objek dan daya tarik wisata, serta usaha-usaha. Marpaung (2002) Kepariwisataan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan penyelengaraan wisata. keseluruhan kegiatan dunia usaha dan masyarakat yang ditujukan untuk menata kebutuhan perjalanan dan persinggahan wisatawan (UU No.24 th.1979). Orang yang melakukan kegiatan wisata adalah wisatawan orang yang melakukan perjalanan untuk pelesir (pleasure) atau usaha, dan tinggal di luar kota sekurang-kurangnya satu malam (traveler) (Lundberg, 1974: 6). Banyak negara, bergantung banyak dari industri pariwisata ini sebagai sumber pajak dan pendapatan untuk perusahaan yang menjual jasa kepada wisatawan. Oleh karena itu pengembangan industri pariwisata ini adalah salah satu strategi yang dipakai oleh Organisasi Non-Pemerintah untuk mempromosikan wilayah tertentu sebagai daerah wisata untuk meningkatkan perdagangan melalui penjualan barang dan jasa kepada orang non-lokal. 2.7 Kebijakan Pemerintah mengenai Kepariwisataan Kebijakan pemerintah mengenai Kepariwisataan terdapat dalam UU No. 9 Tahun 1990 tanggal 18 Oktober 1990 dibuat berdasarkan beberapa hal berikut : 1. Keadaan alam,flora dan fauna,peninggalan purbakala,peninggalan sejarah, serta seni dan budaya yang dimiliki bangsa Indonesia merupakan sumber daya dan modal yang besar artinya bagi usaha pengembangan dan peningkatan kepariwisataan. 2. Kepariwisataan mempunyai peranan penting untuk memperluas dan memeratakan kesempatan berusaha dan lapangan kerja, mendorong pembangunan daerah, memperbesar pendapatan nasional dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat serta memupuk rasa cinta tanah air, memperkaya kebudayaan nasional dan memantapkan pembinaannya dalam rangka memperkukuh jati diri bangsa dan mempererat persahabatan antar bangsa. 9

3. Bahwa dalam rangka pengembangan dan peningkatan kepariwisataan, diperlukan mewujudkan langkah-langkah keterpaduan pengaturan dalam yang kegiatan semakin mampu penyelenggaraan

kepariwisataan, serta memelihara kelestarian dan mendorong upaya peningkatan mutu lingkungan hidup serta objek dan daya tarik wisata. 4. Bahwa tunjuk mewujudkan pengembangan dan peningkatan sebagaimana dimaksud di atas, dipandang perlu menetapkan ketentuan mengenai kepariwisataan dalam suatu Undang-undang.

2.8 Wisatawan dan Minat Wisatawan Yoeti (1993) mendefinisikan bahwa : wisatawan adalah seseorang yang meninggalkan tempat kediamannya untuk sementara waktu dengan alasan apapun juga tanpa memangku suatu jabatan atau pekerjaan Negara yang dikunjunginya. Menurut Instruksi Presiden no. 9 tahun 1969, wisatawan adalah setiap orang yang bepergian dari tempat tinggalnya untuk berkunjung ke tempat lain dengan menikmati perjalanan dan kunjungan itu. Yoety (1983). Menjelaskan jenis dan macam wisatawan menjadi 6, yaitu : 1. Wisatawan asing 2. Domestic Foreign Tourist 3. Destic Tourist 4. Indigenous Tourist 5. Transit Torist 6. Bussines Tourist Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, yang dimaksud dengan minat adalah perhatian / keinginan / kecenderungan untuk memperlihatkan atau melakukan sesuatu. Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa minat wisatawan adalah individu atau kelompok individu yang mempertimbangkan dan merencanakan tenaga beli yang dimilikinya untuk perjalanan rekreasi / berlibur, yang tertarik pada perjalanan pada umumnya dengan motivasi perjalanan yang pernah ia lakukan, menambah pengetahuan, tertarik oleh pelayanan yang diberikan oleh suatu daerah yujuan wisata yang dapat menarik pengunjung di

masa yang akan datang.

Sumber : Silabus Mata Konsep Resort 2006 Kuliah & Leisure

2.9 Pengertian Konsep Resort Konsep adalah elaborasi atau pemikiran-pemikiran seseorang yang mendapatkan pengesahan. Konsep terbagi dua. yaitu konsep alami (natural) dan konsep buatan, dan dalam konsep yang dibuat harus mengacu pada filosofifilosofi yang benar, sehingga dalam membuat suatu konsep resort harus dilatarbelakangi oleh kebenaran. Resort adalah salah satu bentuk tempat yang berupaya menyediakan berbagai fasilitas yang memungkinkan wisatawan/ pengunjung menggunakannya dalam suatu kesempatan. Pendekatan pengembangan dan manajemen suatu resort tidak hanya bertumpu pada ketersediaan lahan yang indah akan tetapi faktor yang sangat menentukan adalah investasi, keterkaitan ekonomi, social dan yang paling penting adalah kualitas pengelolaan lingkungan dari suatu resort, menurut Chuck Y. Gee (1985) suatu konsep resort adalah bagaimana pihak pengelola menarik wisatawan melakukan konferensi, sehingga resort dikatakan berhasil jika

11

wisatawan merasa betah berada di suatu resort. Yang kesemuanya itu bertujuan sebagai sumber pendapatan (ekonomi) bagi resort itu sendiri. 2.10 Definisi Perencanaan Perencanaan adalah mengetahui dan menganalisis kondisi saat ini, meramalkan perkembangan berbagai faktor noncontrollable yang relevan, memperkirakan faktor-faktor pembatas, menetapkan tujuan dan sasaran yang diperkirakan dapat dicapai, serta mencari langkah-langkah untuk mencapai tujuan tersebut. Perencanaan dalam rasionalitas sosial antara lain : 1. Memberikan keseimbangan pedoman untuk stabilitas ekonomi dan secara pertumbuhan

menyeluruh di tingkat nasional (kebijakan moneter, perencanaan tenaga kerja, kebijakan perdagangan internasional, dan lain-lain). 2. Pengadaan pelayanan publik untuk memenuhi kebutuhan dasar penduduk (ketahanan nasional, public housing, pendidikan, kesehatan, dan lainlain) 3. Penanaman investasi di area yang kurang menark bagi investor lokal karena rendahnya tingkat keuntungan, keuntungan jangka panjang, dan membutuhkan investasi skala besar (prasarana fisik dasar, seperti jalan raya, angkutan umum masal, fasilitas hidroelektrik, pembebasan lahan untuk peremajaan kota, dan lain-lain)4. Mensubsidi kepentingan perusahaan dan petani

untuk mendorong tindakan tertentu (pertumbuhan sektoral, pengembangan kembali, industri yang baru tumbuh, relokasi industri, dan lain-lain5. Melindungi kepentingan kepemilikan lahan dan

bisnis lokal terhadap kerusakan akibat market

rationality yang tak terkendali (perencanaan guna lahan, zoning, perencanaan anti polusi, dan lainlain)6. Pendistribusian income untuk mencapai yang lebih

layak sesuai yang diharapkan7. Menerapkan

pendekatan dan

perencanaan terkoordinasi

yang untuk

komprehensif

pengembangan wilayah (pengembangan wilayah aliran sungai yang multipurpose, pengembangan perdesaan yang komprehensif, dan lain-lain)8. Mengendalikan

market

rationality

untuk

kepentingan sosial

(perencanaan wilayah pantai,

preservasi kawasan lindung, dan lain-lain)9. Mentransfer income bagi korban market rationality

(pengangguran dan kompensasi bagi pekerja, dan lain-lain)10. Memperbaiki segala sesuatu yang tidak berfungsi sebagai konsekuensi market rationality (kesenjangan sosial dan spasial, perencanaan siklus bisnis, konservasi sumberdaya alam, dan lain-lain).

2.11 Konsep Zonasi Pembangunan dan pengembangan kawasan wisata yang berkelanjutan jelas sangat memerlukan konsep zonasi. Hal ini berfungsi untuk pembangunan dan penempatan sarana atau fasilitas yang kelak akan dinikmati oleh wisatawan. Zonasi disini dimaksudkan untuk membatasi daerah-daerah dengan jenis pemanfaatan yang berbeda-beda sehingga kepentingan masing-masing pemanfaatan lahan mudah dikontrol karena tidak bercampur atau bertabrakan. Terdapat dua jenis konsep zonasi pengembangan kawasan wisata hal ini dibagi berdasarkan jenis kepadatan penduduk, aktivitas, dan bangunan sekitar kawaasan yang akan dikembangkan. 1. Tripartite Concept Konsep ini adalah konsep zonasi untuk area yang masih remot atau tingkat 13

kepadatan baik penduduk, aktivitas, maupun bangunannya sangat jarang bahkan tidak ada sama sekali. Dalam konsep zonasi ini terdapat tiga elemen yang harus dikaji atau diidentifikasi, direncanakan, dan dikembangkan dengan baik. Elemenelemen ini adalah: a. Nucleus atau Core Zone, merupakan zona inti atau atraksi itu sendiri dan harus direncanakan, dikembangkan dan dikelola agar keasliannya tetap terjaga dan memberi ciri khas atau tema kawasan wisata tersebut. Building Rationya antara 10%-20% dari luas keseluruhan. b. Inviolatate Belt atau Buffer Zone, merupakan natural area yang berbentuk landscape dengan pemandangan yang indah dan tidak untuk dikomersilkan, berfugsi sebagai penyangga atau penyeimbang untuk aktivitas maupun fasilitas yang ada dikawasan tersebut dan harus dipertahankan keberadaannya. Building Rationya antara 60%-80% dari luas keseluruhan. c. Zone of Enclosure atau Services Zone, merupakan daerah pelayanan yang biasanya digunakan untuk pengembangan dan pembangunan fasilitas dan pelayanan untuk dikomersilkan. Building Rationya antara 10%-20% dari d. luas keseluruhan.

Sumber : Silabus Konsep Leisure Mata Kuliah Resort & 2006

2.

Concepts of Honey

Pot Konsep ini merupakan salah satu aplikasi dari Clustering Concept yang mengkonsentrasikan fasilitas, prasarana, dan aktivitas pengunjung pada suatu area. Konsep ini diterapkan pada daerah yang biasanya memiliki tingkat kepadatan yang tinggi baik penduduk, aktivitas maupun bangunan dan lokasinya berdekatan dengan pusat aksesibilitas. Pengelompokan ini tidak harus selalau dalam satu gabungan, tetapi bisa juga dibagi dalam beberapa pengaturan seingga yang dikelompokan merupakan elemen-elemen yang memiliki kesesuaian atau keterkaitan yang erat. Fungsi dari konsep of Honey Pot ini adalah untuk mengurangi tekanan wisatawan pada daerah yang lebih rentan di ODTW atau kawasan wisata tersebut. 2.12 Sarana dan Prasarana Pariwisata Dalam pembangunan kepariwisataan diperlukan sarana dan prasarana yang berfungsi sebagai alat yang memperlancar pariwisata. Soekadjo (2000:196) mendefinisikan prasarana dan sarana sebagai berikut ; Prasarana (infrastructure) adalah semua hasil konstruksi fisik, baik yang ada diatas maupun dibawah tanah yang diperlukan sebagai prasyarat pembangunan diantaranya, dapat berupa : jalan, jalan kereta api, persediaan air, pembangkit tenaga listrik, fasilitas kesehatan, dan pelabuhan. Sarana (suprastructure) adalah segala sesuatu yang dibangun dengan memanfaatkan prasarana.

Menurut Spillane (1998), unsur-unsur yang harus ada dalam kawasan wisata adalah: 1. Atraksi 2. Fasilitas 3. Infrastrukstur atau sarana prasarana 4. Transportasi 5. Kenyamanan Adapun sarana dan prasarana menurut A. Yoeti (1990 : 81) adalah sebagai

15

berikut : 1. Prasarana kepariwisataan (tourism ibfrastructures) adalah semua fasilitas yang memungkinkan agar sarana kepariwisataan dapat hidup dan berkembang serta dapat memberikan pelayanan pada wisatawan untuk memenuhi kebutuhan mereka yang beranekaragam. Prasarana wisata dapat berupa : Prasarana umum : jalan, air bersih, terminal, lapangan udara, komunikasi, listrik. Prasarana yang menyangkut ketertiban dan keamanan agar kebutuhan terpenuhi dengan baik seperti apotik, kantor pos, bank, rumah sakit, polisi, dan lain-lain. 2. Sarana kepariwisataan (tourism superstructures) adalah perusahaan-perusahaan yang memberikan pelayanan kepada wisatawan, baik secara langsung maupun tidak langsung dan hidup serta kehidupannya banyak tergantung pada kedatangan wisatawan. Sarana kepariwisataan dapat berupa : Sarana pokok

Sarana pokok kepariwisataan adalah perusahaan yang hidup dan kehidupannya sangat tergantung kepada arus kedatangan wisatawan. Termasuk restauran Sarana pelengkap didalamnya travel agent, transportasi, akomodasi,

Sarana pelengkap kepariwisataan adalah perusahaan-perusahaan atau tempat-tempat yang menyediakan fasilitas untuk rekreasi yang fungsinya tidak hanya melengkapi sarana pokok kepariwisataan, tetapi yang terpenting adalah untuk membuat agar wisatawan dapat lebih lama tinggal pada suatu daerah tujuan wisata. Seperti sarana olahraga, serta fasilitas-fasilitas lainnya.

Sarana

Sarana Penunjang kepariwisataan adalah perusahaan yang

penunjang

menunjang sarana pelengkap dan sarana pokok serta berfungsi tidak hanya membuat wisatawan lebih lama tinggal pada suatu daerah tujuan wisata, tetapi fungsi yang lebih penting adalah agar wisatawan lebih banyak mengeluarkan atau membelanjakan uangnya di tempat yang dikunjunginya. Termasuk didalamnya yaitu night club, steambaths, dan casinos. Jadi prasarana dan sarana memiliki keterkaitan yang sangat erat, sarana tidak mungkin bisa dibangun apabila belum ada prasarana.

2.13

Pengembangan Pariwisata Menurut Yoeti (1990:285) ; Ada tiga faktor yang dapat menentukan berhasilnya pengembangan pariwisata sebagai sutu industri, ketiga faktor tersebut diantaranya : tersedianya objek dan ataksi wisata, adanya fasilitas aksesibilitas, dan adanya fasilitas amenitas. Atraksi adalah segala sesuatu yang menarik dan bernilai untuk dikunjungi dan dilihat. Sedangkan amenitas yaitu tersedianya fasilitas-fasilitas seperti : tempat penginapan, restoran, hiburan, transportasi lokal yang memungkinkan wisatawan bepergian ditempat tersebut, serta alat komunikasi objek wisata merupakan akhir perjalanan wisata yang harus memenuhi syarat akses, artinya objek wisata harus mudah dicapai. Pengembangan pariwisata di suatu wilayah ditentukan oleh tiga faktor

yaitu : tersedia objek dan atraksi wisata, fasilitas aksesibilitas, dan fasilitas amenitas. Dalam membangun ketiga faktor tersebut harus diperhatikan terjaganya mutu lingkungan. Dalam pengembangan kepariwisataan perlu diperhatikan kualitas lingkungan, agar pengembangan kepariwisataan tidak merusak lingkungan. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Soemarwolo (2001: 709) ;

17

Pariwisata adalah industri yang kelangsungan hidupnya sangat ditentutan oleh baik buruknya lingkungan. Tanpa lingkungan yang baik tak mungkin pariwisata berkembang. Karena itu pengembangan pariwisata haruslah memperhatikan terjaganya mutu lingkungan, sebab dalam industri pariwisata lingkungan itulah yang sebenarnya dijual.

BAB III METODE PENELITIAN Menurut Surakman (1982 : 11) metode penelitian adalah suatu cara kerja yang utama, untuk mengkaji hipotesis atau anggapan dasar dengan menggunakan teknik serta alat-alat tertentu. Cara utama itu digunakan setelah penyelidikan memperhitungkan kewajaran ditinjau dari tujuan penyelidikan serta situasi penyelidikan tujuan misalnya untuk mengkaji serangkaian hipotesis dengan menggunakan teknik serta alat-alat tertentu. Dalam penelitian, penggunaan metode berpengaruh besar terhadap keberhasilan itu sendiri. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif, menurut Wardianta (2006 :5) Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan membuat deskripsi atas suatu fenomena sosial atau alam secara sistematis, faktual, dan akurat. Penelitian deskriptif dapat bersifat komparatif dengan membandingkan persamaan dan perbedaan fenomena tertentu. Analisis kualitatif

untuk menjelaskan fenomena dengan aturan berfikir ilmiah yang diterapkan secara sistematis tanpa menggunakan metode kuantitatif, atau normatif dengan mengedakan klasifikasi penilaian standar norma, hubungan dan kedudukan suatu unsur dengan unsur lain. 3.1 Lokasi Penelitian Wana Wisata Kawah Putih, Kecamatan Ranca Bali, Desa Alam Endah yang termasuk RPH Patuha, BKPH Ciwidey Kabupaten Bandung Selatan memiliki luas sekitar 25 ha. 3.2 Populasi Dalam melakukan penelitian kegiatan pengumpulan data merupakan hal yang sangat penting. Sebelum mengumpulkan data terlebih dahulu peneliti harus menentukan populasi dari objek penelitian. Populasi merupakan sekelompok objek yang dapat dijadikan sumber penelitian yang berbentuk benda-benda, manusia ataupun peristiwa yang terjadi sebagai objek penelitian. Menurut Ari Kunto (2006 : 130) populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada di dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi. Berdasarkan uraian diatas, populasi dalam penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu 1. Populasi wilayah Populasi wilayah dalam penelitian ini adalah objek wisata Kawah Putih 2. Populasi Manusia Populasi manusia dalam penelitian ini adalah penduduk sekitar objek wisata, pengunjung, dan pengelola objek wisata kawah putih. 3.3 Sampel Dalam suatu objek penelitian adakalanya populasi terlampau luas oleh karena itu dalam mengadakan penelitian seorang peneliti harus mempertimbangkan khususnya yang berkaitan dengan kemampuan tenaga, biaya,

19

dan waktu yang jelas tentang metode yang digunakan sebagai bahan pertimbangan yang berkaitan dengan hal tersebut. Definisi sampel itu sendiri adalah sebagian atau wakil populasi yang akan diteliti. Menurut Sugiono (1998 : 61) sampel adalah himpunan bagian dari suatu populasi. Sampel dalam penelitian ini adalah mengambil responden yang diklasifikasikan menjadi dua kelompok, yaitu: 1. Wisatawan, yaitu wisatawan di Wana Wisata Kawah Putih. 2. Pihak pengelola, yakni pengelola Wana Wisata Kawah Putih Pemilihan responden wisatawan dilakukan dengan metode penarikan contoh acak sederhana (simple random sampiling) (Sugiyono, 2003). Dalam metode ini, pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi ini. Teknik simple random sampling dapat digambarkan seperti gambar 1 di bawah ini:

Gambar 1. Teknik sample random sampling

3.4 Variabel Penelitian Variabel merupakan karakteristik yang mempunyai variasi yang berubahubah. Menurut Sudjana dan Ibrahim (2004 : 11), istilah variabel dalam penelitian adalah ciri atau karakteristik dari individu, objek, peristiwa yang nilainya bisa

berubah-ubah. Variabel dibagi menjadi dua yaitu : 1. Variabel bebas (independent variable). Variabel bebas yaitu tipe variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi variabel lain. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah fasilitas atraksi wisata dari kawah putih itu sendiri. 2. Variabel terikat (dependent variable). Variabel terikat merupakan tipe variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independent. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah objek wisata yang bersangkutan yaitu kawah putih. 3.5 Alat Pengumpul Data Alat yang digunakan untuk pengumpulan data adalah yaitu pedoman wawancara, cheklist lapangan, dokumentasi, angket, dan kamera. 3.6 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh data-data yang diperlukan dalam penelitian ini sebagai alat pendukung pembuktian hipotesis penelitian. Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Sumber data primer dalam penelitian ini diperoleh dari teknik penelitian langsung ke lapangan, observasi dan penyebaran kuesioner kepada subjek penelitian, yaitu wisatawan yang berkunjung ke kawah putih. Sumber data sekunder dalam peneltian diperoleh dari sumber-sumber lain yang mendukung, namun tidak berhubungan langsung dengan objek penelitian, yaitu melalui studi dokumentasi dari data, dokumen-dokumen kantor yang memiliki keterkaitan dengan penelitian, bukubuku, laporan ilmiah. 1. Observasi Dilakukan dengan cara mengamati dan meninjau secara sistematik gejalagejala yang diselidiki. 2. Kuesioner Teknik pengumpulan data dengan cara menggunakan daftar isisan tertulis kepada responden yang menjadi anggota sampel penelitian.

21

3. Studi Dokumentasi Dilakukan untuk melengkapi data dalam menganalisis masalah yang sedang diteliti dengan jalan mencari informasi dari dokumen yang diperlukan dalam mendukung penelitian ini baik dari instansi pemerintah maupun dari pihak kawah putih. Data tersebut bisa berupa foto atau dokumen lainnya. 4. Studi Literatur Studi literatur yaitu teknik pengumpulan data, informasi, teori, dan hukum dari buku, hasil penelitian, laporan, artikel, dan internet yang berkaitan dengan penelitian ini.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Umum 4.1.1 Letak dan Luas Wana Wisata Kawah Putih terletak di Desa Alamendah, Kecamatan Rancabali yang termasuk RPH Patuha, BKPH Ciwidey Kabupaten Bandung Selatan memiliki luas sekitar 25 ha. 4.1.2 Letak Geografis Kecamatan Rancabali Ciwidey merupakan salah satu kecamatan yang terletak disebelah selatan ibu kota Jawa Barat (Bandung) dengan batas-batas wilayahnya sebagai berikut : Sebelah utara berbatasan dengan kecamatan Alamendah

Sebelah barat berbatasan dengan kecamatan Alamendah Sebelah timur berbatasan dengan desa Patenggang Sebelah selatan berbatasan dengan kecamatan Sugi Mukti

4.1.3. Iklim, Curah Hujan, Topografi dan Suhu Udara Menurut klasifikasi iklim Schimidi dan Ferguson bahwa Wana Wisata Kawah Putih termasuk dalm iklim D dengan kelembaban sekitar 90% dan curah hujan yang terjadi di kawasan Kawah Putih antara 3.473-4.043 mm/tahun dan curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Juli dan Januari. Kawasan Wana Wisata Kawah Putih memiliki ketinggian sekitar 2.434 m dpl dengan kinfigurasi lapangan yang pada umumnya landai sampai berbukit dan suhu udara di Wana Wisata Kawah Putih sekitar 8-22 derajat celcius. 4.1.4 Potensi dan karakter Kawasan Wana Wisata Alam Kawah Putih ini merupakan wisata harian yang memiliki pemandangan alam yang berupa hutan alam juga kawah gunung berapi. Hal-hal yang dapat dilakukan dalam wisata harian adalah dengan melakukan lintas alam dengan mendaki gunung tersebut. Potensi yang dimiliki oleh Kawah Putih adalah : 1. View Kawah yang indah 2. Kawasan perhutanan yang masih alami Kawah putih mempunyai karakter serta ciri-ciri yang sangat khas, yaitu air danau dalam kawahnya selalu berubah warna terkadang berwarna hijau apel dan kebiru-biruan bila terik matahari Dan cuaca terang, terkadang pula berwarna cokelat susu dan yang paling sering dijumpai adalah berwarna putih dengan disertai kabut tebal diatas permukaan kawah. Bahkan pada sore hari air danau kawah tiba-tiba pasang surut. Selain permukaan kawah yang berwarna putih, pasir dan bebatuan disekitarnya pun didominas iwarna putih. Karenanya kawah itu dinamakan kawah putih. Kita akan menyaksikan suatu keajaiban yang terjadi di kawah putih jika kita berkunjung malam hari ke kawah putih. Sekitar pukul sembilan 23

malam, saat langit cerah dengan dihiasi bintang-bintang, dari danau kawah putih terlihat pancaran cahaya terang kehijau-hijauan menghiasi kawah. Kemudian dari bias cahaya berwarna hijau itu membentuk sebuah lingkaran yang yang mampu menerangi seluruh lokasi kawah. Sungguh pemandangan yang begitu menakjubkan. Keindahan kawah pun dapat dinikmati lebih dekat lagi, sambil berjalan santai ataupun duduk-duduk pada shelter-shelter atau saung- saung yang telah disediakan. Sementara beraneka jenis flora Dan fauna bisa dijumpai disekitar kawah, seperti tanaman cantingi Dan lemo yang berbau harum seperti minyak lawang. 4.1.5 Flora dan Fauna Kawasan Wisata Alam Kawah Putih ini memiliki keanekaragaman flora dan fauna karena kawasan in terletak di tengah hutan alam yang berada di daerah pegunungan. Tumbuhan / flora yang terdapat pada Wana Wisata Kawah Putih Ini yaitu : 1. Alang-Alang 2. Salira 3. Kingkilaban 4. Kirinyuh 5. Puspa 6. Kayu Putih 7. Cemara 8. Rasamela Dan hewan / fauna yang terdapat pada kawasan Wana Wisata Kawah Putih ini yaitu : 1. Ular Sanca 2. Burung Hantu 3. Surili 4. Harimau 5. Serigala

4.1.6 Fasilitas Fasilitas di sebuah kawasan wisata merupakan hal yang cukup penting dalam terbentuknya image sebuah kawasan wisata, selain pelayanan masyarakat dan view kawasan wisata itu sendiri. Di kawasan Wana Wisata Kawah Putih telah tersedia sarana dan prasarana yang cukup sesuai diantaranya telah tersedia : 1. akses jalan menuju ODTW, yang terdiri dari Jalan primer, sekunder dan tersier 2. tempat parkir 3. Bangunan Pusat Informasi 4. Tempat Bermain Anak-Anak 5. Areal Mini Zoo 6. Mushola 7. shelter-shelter (saung- saung) dipinggir kawah 8. MCK 9. villa, di kawasan ini terdapat 2 villa Meranti yang digunakan untuk bermalam. 10. kios-kios dagang Seperti kawasan wisata lainnya, tampat wisata Kawah Putih pun mempunyai fasilitas-fasilitas wisata untuk melengkapi dan melayani pengunjung yang datang. 4.1.7 Aksesibilitas Aksesibilitas untuk menuju Wana Wisata Kawah Putih memiliki jalan yang pada umumnya baik dan sudah beraspal sehingga kendaraan-kendaraan baik yang beroda empat atau dua dapat melalui jalanan tersebut, jarak tempuh perjalanan menuju kawasan kira-kira 47 km dari kota Bandung. 4.1.8 Jumlah SDM dan Struktur Organisasi Pengelola Objek Wisata Kawah Putih Modal utama keberhasilan sebuah kawasan wisata, tergantung pada pengelolaan dan Sumber Daya Manusia yang berkualitas dan terorganisir.

25

PENGELOLA WISATA

Seperti halnya SDM dan struktur organisasi di Kawasan Wisata Kawah Putih ini yang dimana seluruh pengurus maupun pengelola kawasan bertanggung jawab kepada satu Distrik Manager. Seperti yang telah dikemukakan oleh Kerry Godfrey dan Jacky Clarke bahwa : The key of the success of the destination tourism development is the coordination and leadership provided by a good tourism organization. Through an adaptive process of compromise this management structure should mean that tourism planning a management will become more Yang artinya : Kunci dari kesuksesan pembangunan sebuah kawasan wisata adalah pengkoordinasian dan kepemimpinan yang diperankan oleh organisasi tempat wisata yang baik. Melalui sebuah proses penyesuaian dari kesepakatan struktur kepemimpinan, yang berarti bahwa perencanaan sebuah kawasan wisata akan lebih baik Dari kutipan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kesuksesan sebuah kawasan wisata tergantung pada kepemimpinan yang terorganisir dan berkualitas Jumlah pengelola dan SDM di tempat tersebut berjumlah 25 orang yang terdiri dari : 1. Distrik Manager 2. Pengelola 3. Petugas loket 4. Petugas lapangan 1 5. Petugas lapangan 2 6. Satgas Pembantu (mitra) : 1 orang : 1 orang : 3 orang : 8 orang : 8 orang : 4 orang

Struktur Organisasi Wana Wisata Kawah Putih Kabupaten Bandung Selatan

MITRA KERJA PERUM PERHUTANI OORDINATOR LAPANGAN KOORDINATOR LAPANGAN KOORDINATOR LAPANGAN PENGELOLA ADMINISTRASI

4.1.10 Biaya pembangunan tahun 2008 Menurut sumber Perhutani selaku pengelola Kawah Putih, Bapak Tri Lastono menyampaikan rencana anggaran untuk Objek Wisata Kawah Putih tahun 2008, adalah sebagai berikut : Biaya operasional lapangan : Rp. 300.000.000 Biaya Depresiasi Gaji Pegawai : Rp. 150.000.000 : Rp. 200.000.000

Retribusi Pemda Kabupaten : Rp. 600.000.000 Target Pendapatan Tambahan Investasi 2008 : 2,5 miliar : Rp. 900.000.000

4.1.10 Peta Lokasi Objek Wisata Kawah Putih Objek Wisata Kawah Putih terletak di Kabupaten Bandung. Kabupaten Bandung adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Ibukotanya adalah Soreang. Secara geografis letak Kabupaten Bandung berada pada 6,41 7,19 Lintang Selatan dan diantara10722 1085 Bujur Timur dengan luas wilayah 176.239 ha. Batas Utara Kabupaten Bandung Barat; Sebelah Timur Kabupaten Sumedang dan

27

Kabupaten Garut; Sebelah Selatan Kabupaten Garut dan Kabupaten Cianjur sebelah Barat Kabupaten Bandung Barat; di bagian Tengah Kota Bandung dan Kota Cimahi.

4.2 Demografi Penduduk Wilayah desa Alamendah, kecamatan Rancabali Kabupaten Bandung mempunyai luas sekitar 515,5 ha dengan jumlah penduduk 17.744 jiwa dengan komposisi sebagai berikut : Laki-laki Perempuan Jumlah KK : 9398 jiwa : 8349 jiwa : 4442 K

4.2.1 Tabel Data usia penduduk Desa Alamendah

Umur 0-12 bulan < 1-< 5 thn 5-< 7 thn 7- 12thn >13-15thn