42
MORBILI 201 4 ILMU KESEHATAN ANAK Identitas Pasien Nama : Shinta Natalia Jenis kelamin : Perempuan Tanggal lahir & umur : 29 – 12 – 2009, 4 tahun 11 bulan Identitas orangtua Ayah Ibu Nama : Slamet Yuanita Usia : 32 tahun 30 tahun Pendidikan terakhir : STM SMK Pekerjaan saat ini : Karyawan Ibu Rumah Tangga Agama : Islam Islam Suku bangsa : Sunda Sunda Alamat : Jl. Bhakti RT 011 RW 05 kel. Cilincing kec. Cilincing No.12 Jakarta Keluhan Utama Demam Riwayat perjalanan penyakit Sejak 2 hari sebelum pasien dirawat, pasien panas yang timbul mendadak, panas terus-menerus disertai menggigil. Tidak ada kejang, tidak ada penurunan kesadaran, tidak ada sakit kepala, ada mimisan 3 hari yang lalu, sebanyak 2x. Sejak 2 hari sebelum pasien dirawat, pasien ada batuk dan pilek. Batuk terdengar kering dan keras, sesekali batuk ada dahak. Dahak jika dikeluarkan berwarna putih sedikit kental. Batuk terus menerus dan dirasakan sakit pada dada setiap kali batuk tapi tidak sampai sesak napas, tidak sampai biru. Pilek berwarna putih Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Rumah Sakit Pelabuhan Jakarta Periode 24 November 2014 – 31 Januari 2015 1

Anak pelabuhan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Anak pelabuhanAnak pelabuhanAnak pelabuhanAnak pelabuhanAnak pelabuhanAnak pelabuhanAnak pelabuhanAnak pelabuhanAnak pelabuhanAnak pelabuhanAnak pelabuhanAnak pelabuhanAnak pelabuhanAnak pelabuhanAnak pelabuhanAnak pelabuhanAnak pelabuhanAnak pelabuhanAnak pelabuhanAnak pelabuhanAnak pelabuhanAnak pelabuhanAnak pelabuhanAnak pelabuhanAnak pelabuhanAnak pelabuhanAnak pelabuhanAnak pelabuhanAnak pelabuhanAnak pelabuhanAnak pelabuhanAnak pelabuhanAnak pelabuhanAnak pelabuhanAnak pelabuhanAnak pelabuhanAnak pelabuhanAnak pelabuhanAnak pelabuhan

Citation preview

Page 1: Anak pelabuhan

MORBILI 2014

ILMU KESEHATAN ANAK

Identitas PasienNama : Shinta Natalia Jenis kelamin : PerempuanTanggal lahir & umur : 29 – 12 – 2009, 4 tahun 11 bulan

Identitas orangtua Ayah IbuNama : Slamet YuanitaUsia : 32 tahun 30 tahunPendidikan terakhir : STM SMKPekerjaan saat ini : Karyawan Ibu Rumah TanggaAgama : Islam IslamSuku bangsa : Sunda SundaAlamat : Jl. Bhakti RT 011 RW 05 kel. Cilincing kec. Cilincing No.12

Jakarta

Keluhan Utama Demam

Riwayat perjalanan penyakit Sejak 2 hari sebelum pasien dirawat, pasien panas yang timbul mendadak,

panas terus-menerus disertai menggigil. Tidak ada kejang, tidak ada penurunan

kesadaran, tidak ada sakit kepala, ada mimisan 3 hari yang lalu, sebanyak 2x.

Sejak 2 hari sebelum pasien dirawat, pasien ada batuk dan pilek. Batuk

terdengar kering dan keras, sesekali batuk ada dahak. Dahak jika dikeluarkan

berwarna putih sedikit kental. Batuk terus menerus dan dirasakan sakit pada dada

setiap kali batuk tapi tidak sampai sesak napas, tidak sampai biru. Pilek berwarna

putih kekuningan dan sedikit kental timbul bersamaan dengan batuk kering (sejak

hari yang lalu). Pasien juga muntah sejak 1 hari SMRS, isi makanan, sekitar ½ gelas

aqua. Tanggal 3 Desember 2014, pasien dibawa ke IGD RSPJ dan dirawat

Tanggal 5 Desember 2014, pasien juga mengeluh mata sering berair dan

merah. Jika melihat sinar lampu atau cahaya, pasien merasa silau. Keluarga pasien

juga mengatakan kulit timbul bintik-bintik kemerahan yang muncul saat malam

setelah pasien dirawat. Menurut ayah pasien, bintik-bintik kemerahan dikulit itu

pertama kali muncul dari leher dan muka kemudian menyebar ke dada dan tangan

kanan dan kiri pasien. Timbulnya bintik-bintik kemerahannya itu disertai dengan

panas yang sangat tinggi (± 38,9C). Kemerahan di kulit tidak disertai dengan rasa

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan AnakFakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Rumah Sakit Pelabuhan Jakarta Periode 24 November 2014 – 31 Januari 2015 1

Page 2: Anak pelabuhan

MORBILI 2014

gatal, pasien juga tidak digigit binatang. Pasien tidak ada riwayat alergi terhadap obat-

obatan atau makanan.

Pasien juga merasa sakit pada perut bagian tengah terutama di ulu hati, ada

mual, tidak ada muntah, tidak ada mencret. Sejak sakit pasien sulit makan, menjadi

lebih rewel dan cengeng. Di sekolah pasien ada yang sakit panas dan batuk tetapi

menurut pasien tidak ada yang bintik-bintik merah. Pasien belum pernah berobat ke

dokter.

BAB masih seperti biasa, lancar 1 kali sehari, padat lunak, warna kuning

kecoklatan. BAK seperti biasa, lancar, tidak ada nyeri sewaktu berkemih.

Riwayat penyakit dahuluPasien mengaku tidak pernah campak sebelumnya,maupun sakit yang lainnya.

Riwayat keluargaPasien anak ke 2 dari 3 bersaudara.Anak I : perempuan, 8 tahun, BBL: 3200 gr, ditolong bidan,sehat. Anak II (pasien) : perempuan, 5 tahun, BBL: 3000 gr, ditolong bidan,sehat.Anak III : perempuan, 6 bulan, BBL: 2900 gr, ditolong bidan,sehat..

Riwayat kehamilan dan kelahiranSelama hamil, ibu pasien teratur memeriksakan diri ke bidan dan tidak

pernah sakit berat atau dirawat. Pasien lahir cukup bulan, spontan, ditolong oleh bidan. Waktu lahir langsung menangis dan tidak biru. Berat badan lahir : 3000 gram Panjang badan lahir : 49 centimeter

Riwayat Imunisasi BCG : 1 kali, scar positif pada lengan kanan atas, umur 0 bulan.Polio : 4 kali, umur 0,1 bulan, dilakukan di RS.Pertusis : 3 kaliTetanus : 3 kaliKolera : tidak pernahTifoid : tidak pernahCacar : 1 kaliHepatitis B : 3 kali

Riwayat tumbuh kembangRiwayat pertumbuhanSejak lahir, tinggi badan dan berat badan pasien naik terus tetapi ibu pasien tidak tahu pasti pertambahan berat badan dan tinggi badan pasien sampai sekarang. Riwayat perkembangan

Gigi pertama keluar : 6 bulan Senyum : 2 bulan

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan AnakFakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Rumah Sakit Pelabuhan Jakarta Periode 24 November 2014 – 31 Januari 2015 2

Page 3: Anak pelabuhan

MORBILI 2014

Miring : 3 bulan Tengkurap : 4 bulan Duduk : 6 bulan Merangkak : 6 bulan Berdiri : 8 bulan Berjalan : 15 bulan Bicara : 11 bulan Membaca : 3 tahun

Riwayat makananSejak lahir – 1,5 tahun :

ASI diberikan sekehendak pasien, setiap kali pemberian lebih kurang 10 menit, bergantian payudara kanan – kiri.

1,5 tahun – sekarang : Susu Sapi Telur Buah/ Sayuran Makanan padat

Status Present Hari Kedua tanggal 4 Desember 2014

Keluhan Demam

Keadaan Umum Tampak sakit sedang, compos mentis ( E4M6V5) , tidak tampak dyspneu, tidak sianosis, tidak pucat, tidak ikterik.

Tanda VitalFrekuensi nadi = 108 x/menit, reguler, isi cukup.Suhu = 37,4 ° C, axilla. Frekuensi napas = 22x/menit.

Pemeriksaan Fisik

Kepala

Mata

Telinga

: Bentuk normal, ukuran normal, tidak teraba

benjolan,rambut hitam terdistribusi merata, tidak

mudah dicabut, kulit kepala tidak ada kelainan .

: Palpebra superior et inferior, dekstra et sinistra tidak

edema, konjungtiva hiperemis, sklera tidak ikterik.

Pupil bulat, isokor, diameter 3mm, RC: +/+, kornea

jernih, ada fotofobia, ada hiperlakrimasi

: Bentuk normal, liang telinga lapang, tidak ada sekret,

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan AnakFakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Rumah Sakit Pelabuhan Jakarta Periode 24 November 2014 – 31 Januari 2015 3

Page 4: Anak pelabuhan

MORBILI 2014

Hidung

Bibir

Gigi geligi

Mulut

Lidah

Tonsil

Faring

Leher

Thoraks

Jantung

tidak ada serumen, tidak nyeri tekan tragus, tidak

nyeri tarik aurikel, COL +/+, kelenjar getah bening

pre-retro-infra aurikel tidak teraba.

: Bentuk normal, ada sekret berwarna bening sedikit

kental, tidak ada darah, tidak ada septum deviasi,

tidak ada pernafasan cuping hidung.

: Tidak tampak perioral sianosis, tidak pecah-pecah

: 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6

6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 : Mukosa mulut tidak kering, koplik spot tidak ada.

: Lidah kotor, tepi tidak hiperemis, strawberrry tongue

tidak ada

: Tonsil T1-T1 tidak hiperemis.

: Mukosa dinding faring hiperemis.

: Trakhea di tengah, kelenjar tiroid tidak teraba

membesar, kelenjar getah bening submandibula, supra-

infra clavicula, cervical, suboksipital tidak teraba

membesar.

Inspeksi :

Bentuk normal, simetris dalam diam dan pergerakan

napas, tampak rash makulopapular yang berkonfluen.

Palpasi :

Stem fremitus kanan, kiri, depan, belakang sama kuat.

Perkusi :

Sonor, batas paru-hepar di ICS VI MCL dextra.

Auskultasi :

Suara nafas vesikuler, ronki basah halus pada seluruh

lapang paru kanan dan kiri, wheezing -/-.

Inspeksi :

Pulsasi ictus kordis tidak tampak.

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan AnakFakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Rumah Sakit Pelabuhan Jakarta Periode 24 November 2014 – 31 Januari 2015 4

Page 5: Anak pelabuhan

MORBILI 2014

Abdomen

Anus dan rectum

Genitalia

Anggota gerak

Tulang belakang

Kulit

Palpasi :

Pulsasi ictus kordis teraba di ICS V MCL sinistra.

Perkusi :

redup, batas jantung : - Kanan di midsternum.

- Kiri di ICS V MCL sinistra.

- Atas di ICS III parasternal line sinistra.

Auskultasi :

Bunyi jantung I dan II normal, murmur (-) gallop (–).

Inspeksi :

Tampak datar, tampak rash maculopapular.

Palpasi :

Supel, turgor kulit baik, hepar teraba 1/3 -1/3 di bawah

arcus costae dan processus xyphoideus, tepi hepar tajam,

konsistensi kenyal, permukaan licin.

Lien tidak teraba membesar. Ada nyeri tekan

epigastrium.

Perkusi :

Tympani.

Auskultasi :

Bising usus +, normal.

: Tidak tampak kelainan dari luar.

: Jenis kelamin laki-laki.

Tidak tampak kelainan dari luar.

: Superior et inferior dextra et sinistra tidak ada oedem,

tidak ada deformitas, acral hangat, capillary refill < 2

detik.

: Tidak ada gibbus, tidak ada skoliosis, tidak ada

lordosis, tidak ada kiphosis.

: Turgor kulit baik, tampak rash makulopapular pada

dada yang berkonfluens, perut, punggung, kedua

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan AnakFakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Rumah Sakit Pelabuhan Jakarta Periode 24 November 2014 – 31 Januari 2015 5

Page 6: Anak pelabuhan

MORBILI 2014

Kelenjar getah bening

lengan atas dan paha, rash mulai menyebar sampai ke

kedua kaki. Rash di muka dan leher mulai menghilang

dengan sedikit hiperpigmentasi

: pre-retro-infra aurikuler, submandibula, cervical,

suboksipital, supra-infra clavicula, axilla, inguinal

tidak teraba membesar.

Pemeriksaan neurologis

Rangsang meningeal : Kaku kuduk –

Brudzinski I –

Brudzinski II –

Sistem motorik

Pergerakkan : normal

Kekuatan otot : tidak ada kelumpuhan 5 5 5 5

Trofik : eutrofik, pada otot – otot lengan dan kaki

Sensorik

Exteroceptif : Rangsang raba dan nyeri sama pada kiri dan kanan

Propioceptif : Two point diskriminatif +

Refleks fisiologis

Tendon achilles (APR) : +/+, normal

Lutut (KPR) : +/+, normal

Biceps : +/+, normal

Triceps : +/+, normal

Refleks patologis

Babinski : -/-

Chaddock : -/-

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan AnakFakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Rumah Sakit Pelabuhan Jakarta Periode 24 November 2014 – 31 Januari 2015 6

Page 7: Anak pelabuhan

MORBILI 2014

Oppenheim : -/-

Gordon : -/-

Pemeriksaan Laboratorium Tanggal 3 Desember 2014 :Darah Rutin :

Hematologi

Jenis Hasil SatuanNilai

NormalHemoglobin 12,0 g/dl 12 – 14Hematokrit 35,2 % 37 – 43Trombosit 130 Ribu /μl 150 – 400Leukosit 4,6 Ribu /μl 5 – 10

Tanggal 4 Desember 2014

Jenis Hasil SatuanNilai

NormalHemoglobin 11,2 g/dl 12 – 14Hematokrit 33,4 % 37 – 43Trombosit 116 Ribu /μl 150 – 400Leukosit 4,38 Ribu /μl 5 – 10

Tanggal 5 Desember 2014

Jenis Hasil SatuanNilai

NormalHemoglobin 10,9 g/dl 12 – 14Hematokrit 32,4 % 37 – 43Trombosit 104 Ribu /μl 150 – 400Leukosit 3,37 Ribu /μl 5 – 10

RESUMETelah diperiksa seorang perempuan berumur 4 tahun 11 bulan dengan keluhan

panas dan timbul bintik-bintik kemerahan.

Dari anamnesa didapatkan :

Sejak 2 hari sebelum pasien dirawat, pasien panas yang timbul

mendadak, panas terus-menerus disertai menggigil. Tidak ada kejang, tidak ada

penurunan kesadaran, tidak ada sakit kepala, ada mimisan 3 hari yang lalu, sebanyak

2x.

Sejak 2 hari sebelum pasien dirawat, pasien ada batuk dan pilek. Batuk

terdengar kering dan keras, sesekali batuk ada dahak. Dahak jika dikeluarkan

berwarna putih sedikit kental. Batuk terus menerus dan dirasakan sakit pada dada

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan AnakFakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Rumah Sakit Pelabuhan Jakarta Periode 24 November 2014 – 31 Januari 2015 7

Page 8: Anak pelabuhan

MORBILI 2014

setiap kali batuk tapi tidak sampai sesak napas, tidak sampai biru. Pilek berwarna

putih kekuningan dan sedikit kental timbul bersamaan dengan batuk kering (sejak

hari yang lalu). Pasien juga muntah sejak 1 hari SMRS, isi makanan, sekitar ½ gelas

aqua.

Hari kedua di RS, pasien juga mengeluh mata sering berair dan merah. Jika

melihat sinar lampu atau cahaya, pasien merasa silau. Keluarga pasien juga

mengatakan kulit timbul bintik-bintik kemerahan yang muncul saat malam setelah

pasien dirawat. Menurut ayah pasien, bintik-bintik kemerahan dikulit itu pertama kali

muncul dari leher dan muka kemudian menyebar ke dada dan tangan kanan dan kiri

pasien. Timbulnya bintik-bintik kemerahannya itu disertai dengan panas yang sangat

tinggi (± 38,9C) sekitar 17.00 wib. Kemerahan di kulit tidak disertai dengan rasa

gatal, pasien juga tidak digigit binatang. Pasien tidak ada riwayat alergi terhadap obat-

obatan atau makanan.

Pasien juga merasa sakit pada perut bagian tengah terutama di ulu hati, ada

mual, tidak ada muntah, tidak ada mencret. Sejak sakit pasien sulit makan, menjadi

lebih rewel dan cengeng. Di sekolah pasien ada yang sakit panas dan batuk tetapi

menurut pasien tidak ada yang bintik-bintik merah.

Pemeriksaan fisik didapatkan:

KU : Compos mentis, Anemis-, Dyspneu -, Sianosis -, Ikterik -

TTV : Nadi: 108 x/menit, Suhu : 37,4 oC, axilla, RR : 22 x/menit.

Mata : Palpebra superior et inferior tidak ada oedem, conjunctiva hiperemis

+/+, pupil bulat, isokor, diameter 3mm, RC +/+, ada fotofobia,

hiperlakrimasi.

Hidung : Ada sekret berwarna bening, sedikit kental.

Telinga : Sekret -/-, serumen -/-, COL +/+, tidak ada pembesaran KGB pada

pre-infra-retro aurikuler.

Mulut : Mukosa mulut tidak kering, lidah tidak kotor, tepi tidak hiperemis,

strawberry tongue tidak ada, koplik spot tidak ada, tonsil T1-T1

tenang dan mukosa dinding faring hiperemis.

Thoraks : Pada inspeksi, tampak rash makulopapular yang berkonfluens.

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan AnakFakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Rumah Sakit Pelabuhan Jakarta Periode 24 November 2014 – 31 Januari 2015 8

Page 9: Anak pelabuhan

MORBILI 2014

Abdomen : Pada inspeksi, tampak rash makulopapular pada kulit abdomen. Pada

palpasi, dinding abdomen supel, turgor kulit baik, hepar teraba 1/3-

1/3 dengan tepi tajam, konsistensi kenyal, permukaan licin. Ada nyeri

tekan epigastrium.

Kulit : Turgor kulit baik, tampak rash makulopapular pada dada yang

berkonfluens, perut, punggung, kedua lengan atas dan paha, rash

mulai menyebar sampai ke kedua kaki.

Pemeriksaan laboratorium darah 3 Desember 2014 :

Jenis Hasil SatuanNilai

NormalHemoglobin 12,0 g/dl 12 – 14Hematokrit 35,2 % 37 – 43Trombosit 130 Ribu /μl 150 – 400Leukosit 4,6 Ribu /μl 5 – 10

Tanggal 4 Desember 2014

Jenis Hasil SatuanNilai

NormalHemoglobin 11,2 g/dl 12 – 14Hematokrit 33,4 % 37 – 43Trombosit 116 Ribu /μl 150 – 400Leukosit 4,38 Ribu /μl 5 – 10

Tanggal 5 Desember 2014

Jenis Hasil SatuanNilai

NormalHemoglobin 10,9 g/dl 12 – 14Hematokrit 32,4 % 37 – 43Trombosit 104 Ribu /μl 150 – 400Leukosit 3,37 Ribu /μl 5 – 10

DIAGNOSIS KERJA : Morbili

DIAGNOSIS BANDING : Rubella Kawasaki disease Erythema infectiosum Scarlet fever

PEMERIKSAAN PENUNJANG :

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan AnakFakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Rumah Sakit Pelabuhan Jakarta Periode 24 November 2014 – 31 Januari 2015 9

Page 10: Anak pelabuhan

MORBILI 2014

Pemertiksaan Laboratorium Test serologi : Measles virus spesifik IgM antibodi dari spesimen darah

PENATALAKSANAAN : Nonfarmakologi :

1. Tirah Baring2. Diet Bubur3. Isolasi pasien pada ruang perawatan yang hangat dan terhindar dari pemaparan

cahaya yang berlebih.

Farmakologi :- Infus Asering 20 tetes/menit- Trifed 3 x 1 cth- Vitamin A 2 x 1- Inj. Farmadol 3 x 300 mg- Inj. Cefotaxime 2 x 1 gr- MBO talk- Tarivid 3 x 2 tetes- Codipron 3 x ½ cth

PROGNOSA : Quo ad vitam : ad bonamQuo ad fungsionam : ad bonamQuo ad sanationam : ad bonam

4 Desember 2014 5 Desember 2014Keluhan

Keadaan umum

NadiSuhu Pernapasan

Hidung

Thorax

Demam

Compos mentis, GCS 15

108 x/menit, reguler, isi cukup37,4ºC22 x/menit

Tidak tampak pernapasan cuping hidung, sekret (+)

simetris dalam diam dan pergerakan napas.Tidak tampak retraksi subcostalStem fremitus kanan kiri,depan belakang sama kuat.Redup

Demam, muncul bercak merah, mata merah,batuk.

Compos mentis, GCS 15

100 x/menit, reguler, isi cukup37,3ºC22 x/menit

Tidak tampak pernapasan cuping hidung, sekret (+)

simetris dalam diam dan pergerakan napas.Tidak tampak retraksi subcostalStem fremitus kanan kiri,depan belakang sama kuat.Redup

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan AnakFakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Rumah Sakit Pelabuhan Jakarta Periode 24 November 2014 – 31 Januari 2015 10

Page 11: Anak pelabuhan

MORBILI 2014

Jantung

Abdomen

Terapi

Diagnosa

Suara nafas vesikuler, ronki -/-, wheezing -/-.

Pulsasi ictus kordis tidak tampakPulsasi ictus kordis teraba di ICS V MCL sinistraredup,batas jantung kanan : midsternumkiri : ICS V MCL sinatas : ICS III parasternal line sin Bunyi jantung I dan II normal,murmur ,gallop–

Tampak mendatarSupel, hepar teraba 2 jari di bawah arcus costae, lien tidak teraba.TimpaniBising usus ( + ) normal

- IVFD Asering 20 tetes/menit- Trifed 3 x 1 cth- Inj. Farmadol 3 x 300 mg- Inj. Cefotaxime 2 x 1 gr

Morbili

Suara nafas vesikuler, ronki -/-, wheezing -/-.

Pulsasi ictus kordis tidak tampakPulsasi ictus kordis teraba di ICS V MCL sinistraredup,batas jantung kanan : midsternumkiri : ICS V MCL sinatas : ICS III parasternal line sin Bunyi jantung I dan II normal,murmur -,gallop–

Tampak mendatarSupel, hepar teraba 2 jari di bawah arcus costae, lien tidak teraba.TimpaniBising usus ( + ) normal

- IVFD Asering 20 tetes/menit- Trifed 3 x 1 cth- Vitamin A 2 x 1- Inj. Farmadol 3 x 300 mg- Inj. Cefotaxime 2 x 1 gr- MBO talk- Tarivid 3 x 2 tetes- Codipron 3 x ½ cth

Morbili

06 Desember 2014Keluhan

Keadaan umum

NadiSuhu Pernapasan

Hidung

Thorax

Demam mulai turun, batuk (+)

Compos mentis, GCS 15, dyspnoe

98 x/menit, reguler, isi cukup37,3ºC22 x/menit

Sekret (+), napas cuping hidung (-)

simetris dalam diam dan pergerakan napas.Tidak tampak retraksi subcostalStem fremitus kanan kiri,depan belakang sama

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan AnakFakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Rumah Sakit Pelabuhan Jakarta Periode 24 November 2014 – 31 Januari 2015 11

Page 12: Anak pelabuhan

MORBILI 2014

Jantung

Abdomen

Terapi

kuat.RedupSuara nafas vesikuler, ronki -/-, wheezing -/-

Pulsasi ictus kordis tidak tampakPulsasi ictus kordis teraba di ICS V MCL sinistraredup,batas jantung kanan : midsternumkiri : ICS V MCL sinatas : ICS III parasternal line sin Bunyi jantung I dan II normal,murmur ,gallop–

Tampak mendatarSupel, hepar teraba 2 jari di bawah arcus costae, lien tidak teraba.TimpaniBising usus ( + ) normal

- IVFD Asering 20 tetes/menit- Trifed 3 x 1 cth- Vitamin A 2 x 1- Inj. Farmadol 3 x 300 mg- Inj. Cefotaxime 2 x 1 gr- MBO talk- Tarivid 3 x 2 tetes- Codipron 3 x ½ cth

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan AnakFakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Rumah Sakit Pelabuhan Jakarta Periode 24 November 2014 – 31 Januari 2015 12

Page 13: Anak pelabuhan

MORBILI 2014

MORBILI

( CAMPAK, MEASLES, RUBEOLA)

DEFINISI [2]

Morbili adalah suatu penyakit infeksi virus akut, menular yang ditandai oleh

tiga stadium, yakni :

1. Stadium inkubasi sekitar 10-21 hari dengan

sedikit tanda-tanda atau gejala-gejala.

2. Stadium prodromal dengan enantem (bercak

koplik) pada mukosa bukal dan faring, demam ringan sampai sedang,

konjunctivitis ringan, koryza dan batuk yang semakin berat.

3. Stadium akhir (stadium erupsi) dengan rash

makulopapular yang muncul berturut-turut pada leher dan muka, tubuh, lengan

dan kaki disertai oleh demam tinggi.

ETIOLOGI [1][2][3]

Morbili disebut juga campak atau roseola atau measle yang disebabkan oleh

virus RNA, genus Morbillivirus, family Paramyxoviridae. Hanya satu tipe antigen

yang diketahui.

Selama masa prodromal sampai 24 jam setelah timbul ruam, virus dapat

ditemukan dalam sekret nasofarings, darah dan urine. Virus dapat tetap aktif selama

sekurang-kurangnya 34 jam dalam suhu kamar, 15 minggu di dalam pengawetan

beku, minimal 4 minggu disimpan dalam temperatur 35 C dan beberapa hari pada

suhu 0C. virus tidak aktif pada pH rendah.

Virus campak dapat diisolasi dalam biakan embrio manusia atau jaringan

ginjal kera rhesus. Antibodi dalam sirkulasi dapat dideteksi bila ruam muncul.

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan AnakFakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Rumah Sakit Pelabuhan Jakarta Periode 24 November 2014 – 31 Januari 2015 13

Page 14: Anak pelabuhan

MORBILI 2014

EPIDEMIOLOGI [2][3]

Morbili merupakan penyakit endemik pada sebagian besar dunia. Sangat

menular, sekitar 90 % kontak keluarga yang rentan akan mendapat penyakit. Campak

jarang subklinis. Sebelum penggunaan vaksin campak, angka insidens tertinggi

dijumpai pada anak umur 5-10 tahun sedangkan pada orang dewasa umumnya kebal.

Di Indonesia menurut survei Kesehatan Rumah Tangga, campak menduduki

tempat ke-5 dalam urutan 10 macam penyakit utama pada bayi dan tempat ke-5 dalam

urutan 10 macam penyakit utama pada anak umur 1-4 tahun.

Banyak kesamaan antara sifat-sifat biologis campak dengan cacar sehingga

memberi kesan kemungkinan bahwa campak dapat diberantas sama seperti cacar.

Kesamaannya itu antara lain ditandai dengan (1) ruam yang khas, (2) tidak adanya

binatang reservoir, (3) tidak adanya vektor, (4) terjadinya musiman dengan adanya

masa bebas penyakit, (5) virus laten tidak dapat ditularkan, (6) hanya satu serotip, dan

(7) vaksin yang efektif. Prevalensi lebih dari 90% imunisasi pada bayi terbukti

menghasilkan zona bebas penyakit.

Bayi mendapat kekebalan transplasenta dari ibu yang pernah menderita

morbili atau mendapat imunisasi. Imunitas pada bayi biasanya sempurna selama umur

4-6 bulan pertama dan menghilang pada frekuensi yang bervariasi. Walaupun kadar

antibodi ibu secara umum tidak dapat dideteksi pada bayi setelah 9 bulan. Bayi dari

ibu yang rentan terhadap morbili tidak mempunyai imunitas terhadap morbili dan

dapat tertular penyakit ini bersama ibu sebelum atau sesudah melahirkan.

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan AnakFakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Rumah Sakit Pelabuhan Jakarta Periode 24 November 2014 – 31 Januari 2015 14

Page 15: Anak pelabuhan

MORBILI 2014

CARA PENULARAN / TRANSMISI [2]

Penyebaran melalui droplet (lewat udara) selama masa prodromal. Penularan

terhadap orang yang rentan sering terjadi sebelum diagnosa ditegakkan.

Seseorang yang terinfeksi akan jadi infeksius pada hari ke 9-10 setelah

terpapar (awal dari stadium prodromal) sehingga sebaiknya penderita harus diisolasi

mulai dari hari ke 7 setelah terpapar sampai hari ke 5 sesudah timbul ruam.

PATOGENESIS[2]

Lesi esensial morbili terdapat di kulit, membrana mukosa nasofaring, bronkus

dan saluran cerna juga pada konjunctiva. Eksudat serosa dan proliferasi sel

mononuklear dan beberapa sel polimorfonuklear terjadi sekitar kapiler. Biasanya ada

hiperplasia jaringan limfoid, terutama pada apendiks, dimana sel raksasa multinukleus

berdiameter sampai 100 m (sel raksasa retikuloendotelial Warthin Finkeldey) dapat

ditemukan. Di kulit, reaksi terutama menonjol sekitar kelenjar sebasea dan folikel

rambut. Bercak koplik terdiri dari eksudat serosa dan proliferasi sel endotel serupa

dengan bercak pada lesi kulit. Reaksi radang menyeluruh pada mukosa bukal dan

faring meluas ke dalam jaringan limfoid dan membrana mukosa trakeobronkial.

Pneumonitis intertisial akibat dari virus campak mengambil bentuk pneumonia sel

raksasa Hecht. Bronkopneumonia dapat disebabkan oleh infeksi bakteri sekunder.

Pada kasus ensefalomielitis yang mematikan, terjadi demielinasi perivaskuler

pada daerah otak dan medulla spinalis. Pada panensefalitis sklerotikans subakut

Dawson (subacute sclerosing panencephalitis [SSPE]), dapat ada degenerasi korteks

dan substansia alba dengan benda-benda inklusi intranuklear dan intrasitoplasmik.

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan AnakFakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Rumah Sakit Pelabuhan Jakarta Periode 24 November 2014 – 31 Januari 2015 15

Page 16: Anak pelabuhan

MORBILI 2014

MANIFESTASI KLINIS [1][2]

Masa inkubasi sekitar 10-12 hari dari timbulnya gejala-gejala awal prodromal,

atau sekitar 14 hari dari munculnya ruam. Jarang masa inkubasi dapat sependek 6-10

hari. Kenaikan ringan pada suhu dapat terjadi 9-10 hari setelah terinfeksi dan

kemudian menurun selama 24 jam atau sekitarnya.

Fase prodromal, yang menyertai, biasanya berakhir 3-5 hari dan ditandai

dengan demam ringan sampai sedang, batuk kering, koryza dan konjungtivitis.

Bercak koplik yang hampir selalu mendahului gejala-gejala ini, dan bercak koplik

merupakan tanda patognomonis campak, pada 2-3 hari. Enamtem atau bintik-bintik

merah biasanya ada pada palatum durum dan molle. Bercak koplik merupakan bintik

putih keabu-abuan, biasanya sebesar butir pasir dengan areola sedikit kemerahan,

kadang-kadang hemorragik. Cenderung berhadapan dengan molar bawah tetapi dapat

menyebar secara tidak teratur pada mukosa bukal yang lain. Jarang bercak ini

ditemukan pada pertengahan bibir bawah, palatum, dan pada carancula lakrimal.

Bercak ini muncul dan menghilang dengan cepat, biasanya dalam 12-18 jam. Ketika

bercak ini menghilang, bintik-bintik perubahan warna merah mukosa mungkin tetap.

Radang konjungtiva dan fotofobia dapat mengesankan campak sebelum muncul

bercak koplik.

Kadang-kadang, fase prodromal dapat berat, ditunjukan oleh demam tinggi

mendadak, kadang-kadang dengan kejang-kejang dan bahkan pneumonia. Biasanya

koryza, demam, dan batuk semakin bertambah berat sampai waktu ruam telah merata

diseluruh tubuh.

Suhu naik mendadak ketika ruam muncul dan sering mencapai 40-40,5 C

(104-105 F). Pada kasus tidak terkomplikasi, ketika ruam muncul pada tungkai dan

kaki, pada sekitar 2 hari gejala-gejala menghilang dengan cepat; proses pengurangan

biasanya termasuk penurunan suhu mendadak. Penderita sampai saat ini mungkin

tampak sangat sakit, tetapi dalam 24 jam sesudah suhu turun mereka pada dasarnya

tampak baik.

Ruam biasanya mulai sebagai makula tidak jelas pada bagian atas lateral leher,

dibelakang telinga, sepanjang garis pertumbuhan rambut dan pada bagian posterior

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan AnakFakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Rumah Sakit Pelabuhan Jakarta Periode 24 November 2014 – 31 Januari 2015 16

Page 17: Anak pelabuhan

MORBILI 2014

pipi. Lesi sendiri-sendiri menjadi semakin makolopapuler sebagai ruam yang

menyebar dengan cepat pada seluruh muka, leher, lengan atas dan bagian atas dada

pada sekitar 24 jam pertama. Selama 24 jam berikutnya ruam menyebar ke seluruh

punggung, abdomen, seluruh lengan, dan paha. Ketika ruam akhirnya mencapai kaki

pada hari ke 2 – ke 3, ruam ini mulai menghilang dari muka. Hilangnya ruam menuju

ke bawah pada urutan yang sama dengan ketika ruam muncul. Keparahan penyakit

secara langsung dihubungkan dengan luas dan menyatunya ruam. Pada campak ringan

ruam cenderung tidak menyatu, dan pada kasus yang sangat ringan ruam hanya

sedikit, jika ada, lesi pada kaki. Pada campak berat ruam menyatu, kulit tertutup

secara sempurna, termasuk telapak tangan dan kaki, dan muka membengkak dan

menjadi jelek.

Ruam sedikit hemorragik; pada kasus berat dengan ruam menyatu, mungkin

ada petekie yang luas. Gatal biasanya ringan. Ketika ruam menghilang, deskuamasi

seperti kulit padi dan perubahan warna kecoklatan terjadi dan kemudian menghilang

dalam 7-10 hari.

Ruam dapat sangat bervariasi. Jarang terjadi ruam urtikaria ringan, makuler

tidak jelas atau skarlatiniformis dapat tampak selama stadium prodromal awal dan

menghilang sebelum ruam khas. Tidak ada ruam sama sekali juga jarang terjadi

kecuali pada penderita yang telah mendapat antibodi manusia selama masa inkubasi,

pada beberapa penderita dengan infeksi HIV dan mungkin pada bayi umur sebelum 8

bulan yang mempunyai kadar antibodi ibu cukup besar. Pada campak tipe hemorragik

(campak hitam), dimana perdarahan dapat terjadi dari mulut, hidung, atau usus besar.

Pada kasus ringan ruam mungkin kurang makuler dan lebih mendekati ujung jarum

(pinpoint), agak menyerupai ruam demam skarlet atau rubella.

Limfonodi pada sudut rahang dan pada daerah servikal posterior biasanya

membesar, dan splenomegali ringan dapat dicatat. Limfadenopati mesenterika dapat

menyebabkan nyeri perut. Perubahan patologis khas campak pada mukosa apendiks

dapat menyebabkan obliterasi lumen dan gejala-gejala apendisitis. Perubahan-

perubahan tipe ini cenderung menghilang dengan menghilangnya bercak koplik. Otitis

media, bronkopneumonia, dan gejala-

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan AnakFakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Rumah Sakit Pelabuhan Jakarta Periode 24 November 2014 – 31 Januari 2015 17

Page 18: Anak pelabuhan

MORBILI 2014

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan AnakFakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Rumah Sakit Pelabuhan Jakarta Periode 24 November 2014 – 31 Januari 2015 18

Page 19: Anak pelabuhan

MORBILI 2014

gejala saluran cerna, seperti diare dan muntah, lebih sering pada bayi dan anak kecil

(terutama anak malnutrisi) daripada anak yang lebih tua.

Diagnosis campak sering tertunda pada orang dewasa karena dokter umum

yang memberikan perawatan kesehatan pada orang dewasa umumnya tidak

menemukan penyakit dan jarang memasukkannya dalam diagnosis bading. Gambaran

klinis serupa dengan gambaran klinis yang ditemukan pada anak. Keterlibatan hati,

dengan nyeri perut, kenaikan kadar aspartat aminotransferase (ATS), dan kadang-

kadang ikterus, adalah biasa pada orang dewasa. Di negara yang sedang berkembang

dan pada wabah baru-baru ini di amerika serikat, campak seringkali terjadi pada bayi

yang lebih muda dari 1 tahun; mungkin karena malnutrisi ada bersamanya, penyakit

sangat berat dan mempunyai mortalitas yang tinggi.

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan AnakFakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Rumah Sakit Pelabuhan Jakarta Periode 24 November 2014 – 31 Januari 2015 19

Page 20: Anak pelabuhan

MORBILI 2014

KOMPLIKASI [2][3]

Di negara maju, ada sekitar 10% kasus yang berhubungan dengan komplikasi.

Komplikasi yang paling sering dari campak adalah otitis media (5%-9%), diare (5%-

9%), pneumonia (1%-7%) dan ensefalitis (0,1%). Pneumonia lebih sering terjadi pada

anak kecil sedangkan encefalitis lebig sering terjadi pada remaja dan dewasa.

Di negara berkembang, campak merupakan penyakit yang mematikan dengan

angka terjadinya komplikasi mencapai 80% pada tempat-tempat epidemik dan angka

kematian kasus dapat mencapai 15%-20%. Komplikasi diare (20%-70%) dan

pneumonia (20%-80%) sering menyebabkan kefatalan. Keratitis pada anak dengan

deficiensi vitamin A dapat menyebabkan ulserasi kornea dan kebutaan, dan infeksi

sekunder bakteri dapat menyebabkan otitis media, osteomielitis, furunkulosis dan

komplikasi piogenik lainnya.

Komplikasi dari penyakit campak antara lain sebagai berikut :

1. Laringitis akut

Laringitis timbul karena adanya edema hebat pada mukosa saluran nafas,

bertambah parah pada saat demam mencapai puncaknya, ditandai dengan distres

pernapasan, sesak, sianosis dan stridor. Ketika demam turun, keadaan akan

membaik dan gejala akan menghilang.

2. Bronkopneumonia

Dapat disebabkan oleh virus campak maupun oleh invasi bakteri, ditandai dengan

batuk, meningkatnya frekuensi napas, dan adanya ronchi basah halus. Pada saat

suhu menurun, gejala pneumonia karena virus akan menghilang, kecuali batuk

yang masih terus sampai beberapa hari lagi. Apabila suhu tidak juga turun pada

saat yang diharapkan, dan gejala saluran nafas masih terus berlangsung, dapat

diduga adanya pneumonia karena bakteri yang telah mengadakan invasi pada sel

epitel yang telah dirusak oleh virus. Gambaran infiltrat pada foto toraks dan

adanya leukositosis dapat mempertegas diagnosis. Di negara berkembang

malnutrisi masih menjadi masalah, penyulit pneumonia bakteri biasa terjadi dan

menjadi fatal bila tidak diberi antibiotik.

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan AnakFakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Rumah Sakit Pelabuhan Jakarta Periode 24 November 2014 – 31 Januari 2015 20

Page 21: Anak pelabuhan

MORBILI 2014

3. Kejang demam

Kejang dapat timbul pada periode demam, umumnya pada puncak demam saat

rash keluar. Kejang dalam hal ini diklasifikasikan sebagai kejang demam.

4. Ensefalitis

Ensefalitis adalah penyulit neurologik yang paling sering terjadi, biasanya terjadi

pada hari ke 4-7 setelah timbulnya rash. Kejadian ensefalitis sekitar 1 dalam 1000

kasus campak, dengan mortalitas berkisar antara 30-40%. Terjadinya ensefalitis

dapat melalui mekanisme imunologik maupun invasi langsung virus campak ke

dalam otak. Gejala ensefalitis dapat berupa kejang, letargi, koma dan iritabel.

Keluhan nyeri kepala, frekuensi nafas meningkat, twitching, disorientasi juga

dapat ditemukan. Pemeriksaan cairan serebrospinal menunjukkan pleositosis

ringan, dengan predominan sel mononuklear, peningkatan protein ringan,

sedangkan kadar glukosa dalam batas normal. Ensefalitis yang mematikan terjadi

pada anak yang sedang mendapat pengobatan imunosupresif untuk keganasan.

Komplikasi sistem saraf sentral lain, seperti sindrom Guillain-barrre, hemiplegia,

tromboflebitis serebral, dan neuritis retrobulbar, jarang ada.

5. SSPE (subacute sclerosing panencephalitis)

SSPE merupakan kelainan degeneratif SSP yang jarang disebabkan oleh karena

infeksi oleh virus campak yang persisten. Kemungkinan untuk menderita SSPE

pada anak yang sebelumnya pernah menderita campak adalah 0,6-2,2 per 100.000

infeks campak. Resiko lebih besar pada umur yang lebih muda, masa inkubasi

timbulnya SSPE rata-rata 7 tahun. Gejala SSPE didahului dengan gangguan

tingkah laku dan intelektual yang progresif menurun, diikuti oleh inkoordinasi

motori, kejang umumnya bersifat mioklonik. Laboratorium menunjukan

peningkatan globulin dalam cairan serebrospinal, antibodi terhadap campak dalam

serum (CF dan HAI) meningkat (1:1280). Tidak ada terapi untuk SSPE. Rata-rata

jangka waktu timbulnya gejala sampai meninggal yaitu antara 6-9 bulan.

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan AnakFakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Rumah Sakit Pelabuhan Jakarta Periode 24 November 2014 – 31 Januari 2015 21

Page 22: Anak pelabuhan

MORBILI 2014

6. Otitis media

Invasi virus ke dalam telinga tengah umumnya terjadi pada campak. Gendang

telinga biasanya hiperemia pada faseprodromal dan stadium eupsi. Jika terjadai

invasi bakteri pada lapisan sel mukosa yang tidak rusak karena invasi virus,

terjadi otitis media purulenta.

7. Enteritis

Beberapa anak yang menderita campak mengalami muntah dan mencret pada fase

prodromal. Keadaan ini akibat invasi virus ke dalam sel mukosa usus.

8. Konjungivitis

Pada hampir semua kasus campak terjadi konjungtivitis, yang ditandai dengan

mata merah, pembengkakan kelopak mata, lakrimasi dan fotofobia. Kadang-

kadang terjadi infeksi sekunder oleh bakteri. Virus campak atau antigennya dapat

dideteksi pada lesi konjungtiva pada hari-hari pertama sakit, konjungtiva dapat

memburuk dengan terjadinya hipopion dan pan-oftalmitis dan menyebabkan

kebutaan.

9. Sistem kardiovaskuler

Miokarditis adalah komplikasi serius yang jarang. Pada ECG dapat ditemukan

kelainan berupa perubahan pada gelombang T, kontraksi premature aurikel dan

perpanjangan interval A-V. Perubahan tersebut bersifat sementara dan tidak hanya

sedikit mempunyai arti klinis

10. komplikasi lainnya adalah hemoragik measles (black measles)

Ditandai dengan onset yang timbul mendadak dari demam tinggi, kejang,

delirium, depresi pernapasan, dan erupsi hemoragik yang berkonfluens di kulit

dan mukosa membran. Perdarahan dari hidung, mulut, saluran gastrointestinal,

dan saluran genitourinarius biasanya berat dan tidak dapat dikendalikan, dan

sering menyebabkan kematian.

Salah satu dari kemungkinan bahaya campak adalah eksaserbasi proses

tuberkulosis yang ada sebelumnya. Hal ini kiranya disebabkan karena

memanjangnya supresi dari cell-mediated immunity yang dipengaruhi oleh infeksi

virus campak. Infeksi virus campak atau pemberian vaksi campak hidup dapat

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan AnakFakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Rumah Sakit Pelabuhan Jakarta Periode 24 November 2014 – 31 Januari 2015 22

Page 23: Anak pelabuhan

MORBILI 2014

menyebabkan anergi terhadap tuberkulin test yang berlangsung 1-2 bulan. Ini

disebabkan adanya imunosupresi sementara terhadap tuberkulin.

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan AnakFakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Rumah Sakit Pelabuhan Jakarta Periode 24 November 2014 – 31 Januari 2015 23

Page 24: Anak pelabuhan

MORBILI 2014

PROGNOSIS [2]

Angka kematian kasus di Amerika Serikat pada tahun-tahun ini menurun

sampai tingkat rendah pada semua kelompok umur, terutama karena keadaan

sosioekonomi yang membaik, tetapi juga karena terapi antibiotik efektif untuk

pengobatan infeksi sekunder.

Bila campak dimasukkan pada populasi yang sangat rentan, akibatnya akan

terjadi suatu bencana.

PROFILAKSIS [2]

Karantina bermanfaat untuk mencegah terjadinya penularan selama stadium

prodromal, ketika campak belum terdiagnosa.

1. Imunisasi aktif

Imunisasi campak awal diberikan pada usia 12-15 bulan, tapi dapat juga

diberikan lebih awal pada daerah yang terjangkit penyakit tersebut. Imunisasi

kedua terhadap campak biasanya diberikan sebagai MMR (Measles-Mumps-

Rubella). Imunisasi ini dapat diberikan ketika anak berumur 4-6 tahun atau ketika

anak masuk sekolah. Anak yang belum pernah mendapat imunisasi yang kedua

seharusnya diimunisasi pada umur 11-12 tahun, yaitu saat remaja memasuki

sekolah menengah. Remaja yang memasuki perguruan tinggi harus juga mendapat

imunisasi campak yang kedua.

Respon terhadap vaksin campak hidup, tidak dapat diperkirakan jika telah

diberi imunogobulin dalam 3 bulan sebelum imunisasi. Anergi terhadap tuberkulin

dapat berkembang dan menetap selama 1 bulan atau lebih sesudah pemberian

virus campak hidup yang dilemahkan. Uji tuberkulin sebelum atau bersamaan

dengan imunisasi aktif terhadap campak, lebih disukai.

Penggunaan vaksin virus campak hidup tidak dianjurkan untuk wanita

hamil atau untuk anak dengan tuberkulosis yang tidak diobati. Vaksin hidup juga

merupakan kontraindikasi pada anak dengan leukemia dan pada mereka yang

sedang mendapat obat-obatan imunosupresif, karena resiko infeksi progresif

menetap seperti pneumonia sel raksasa. Anak dengan infeksi HIV harus diberi

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan AnakFakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Rumah Sakit Pelabuhan Jakarta Periode 24 November 2014 – 31 Januari 2015 24

Page 25: Anak pelabuhan

MORBILI 2014

vaksin campak karena kematian akibat campak pada kelompok ini tinggi dan

mereka dapat menerima dengan baik vaksin campak ini. Bila penderita HIV

terpapar campak harus diberi 0,5 ml/kg (maksimal 15 ml) gammaglobulin secara

i.m. Vaksin campak dapat diberikan pasca pemaparan terhadap penyakit, maka

reaksi tidak akan bertambah dan campak dapat tercegah. Penggunaan vaksin virus

yang tidak aktif (mati) tidak dianjurkan.

2. Imunisasi pasif

Imunisasi pasif dengan imunoglobulin efektif untuk mencegah dan

melemahkan campak. Campak dapat dicegah dengan menggunakan

imunoglobulin serum (gammaglobulin) dengan dosis 0,25 ml/kg (maksimal 15

ml) secara i.m secepatnya diberikan setelah terpapar. Proteksi sempurna

diindikasikan untuk bayi, anak dengan sakit kronis, atau anak-anak yang kontak di

bangsal rumah sakit. Gammaglobulin sebesar 0,05 ml/kg dapat digunakan untuk

meringankan penyakit.

PENGOBATAN [2][3]

Tidak ada pengobatan yang spesifik untuk mengatasi campak. Pengobatan

secara simptomatis yaitu dengan pemberian sedatif, antipiretik untuk demam tinggi,

antitusif, ekspektoran, tirah baring, dan masukkan cairan dan kalori yang cukup

dengan tujuan untuk mengurangi demam dan batuk sehingga pasien merasa lebih

nyaman dan dapat beristirahat dengan baik. Dengan istirahat cukup dan gizi yang baik

pada kasus ringan dapat sembuh dengan cepat. Bila ringan, penderita tidak perlu di

rawat di rumah sakit, penderita dapat dipulangkan dengan anjuran istirahat cukup,

meningkatnya daya tahan tubuh.

Pelembaban ruangan mungkin diperlukan pada laringitis atau batuk yang

mengiritasi secara berlebihan. Paling baik mempertahankan ruangan hangat daripada

dingin. Pada masa fotofobia, penderita lebih baik dilindungi dari keterpajanan

terhadap cahaya yang kuat. Komplikasi otitis media dan pneumonia diperlukan

antibiotik yang tepat. Untuk bronkopneumonia, diberikan antibiotik ampisillin 100

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan AnakFakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Rumah Sakit Pelabuhan Jakarta Periode 24 November 2014 – 31 Januari 2015 25

Page 26: Anak pelabuhan

MORBILI 2014

mg/kgBB/hari dalam 4 dosis intravena dikombinasikan dengan kloramfenikol 75

mg/kgBB/hari intravena dalam 4 dosis, sampai gejala sesak berkurang dan pasien

dapat minum obat per oral. Antibiotik diberikan sampai 3 hari demam reda.

Pada komplikasi enteritis yang berat, anak mudah jatuh dalam dehidrasi.

Pemberian cairan intravena dapat dipertimbangkan apabila terdapat enteritis dengan

dehidrasi.

Komplikasi otitis media, seringkali disebabkan oleh karena infeksi sekunder,

maka perlu mendapat antibiotik kotrimoksazol-sulfametokzasol (TMP 4

mg/kgBB/hari dibagi 2 dosis)

Pada komplikasi ensefalopati, perlu direduksi jumlah pemberian cairan ¾

kebutuhan untuk mengurangi edema otak, disamping pemberian kortikosteroid. Perlu

dilakukan koreksi elektrolit dan gangguan gas darah.

Pengobatan dengan vitamin A oral (100.000 – 200.000 IU) untuk megurangi

morbiditas dan mortalitas anak dengan campak berat di negara yang sedang

berkembang.

American Academy of Pediatrics menganjurkan pertimbangan pemberian

suplemen vitamin A pada anak umur 6 bulan sampai 2 tahun yang dirawat dengan

campak dan komplikasinya dan pada anak yang lebih besar dari 6 tahun dengan

campak disertai dengan imunodefisiensi; pada anak dengan gangguan penglihatan

karena kekurangan vitamin A seperti rabun senja, bitot spots, atau kejadian

xeropthalmia; pada gangguan absorpsi usus halus seperti obstruksi biliaris, cystic

fibrosis, short bowel sindrom; malnutrisi sedang sampai berat; dan orang-orang yang

ada pada daerah yang tinggi angka mortalitasnya terhadap kejadian campak. Dosis

yang dianjurkan adalah dosis tunggal dari 100.000 IU secara oral untuk anak 6 bulan

sampai 1 tahun, dan 200.000 IU untuk anak 1 tahun atau lebih. Anak-anak yang ada

gangguan pada mata karena kekurangan vitamin A harus diberi tambahan dosis pada

keesokan harinya dan 4 minggu kemudian.

Vitamin A penting untuk mempertahankan jaringan epitel. Kekurangan

vitamin A dapat mengakibatkan Xeropthalmia, metaplasia skuamous dan

berkurangnya pergantian sel pada jaringan epitel, rabun senja, gangguan imunitas sel

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan AnakFakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Rumah Sakit Pelabuhan Jakarta Periode 24 November 2014 – 31 Januari 2015 26

Page 27: Anak pelabuhan

MORBILI 2014

mediated, hipersensitivitas delayed tipe, dan pembentukan antibodi. Pada anak dengan

cadangan vitamin A yang minimal, bila mendapat campak maka persediaan vitamin A

akan segera habis sehingga mengurangi pertahanan host terhadap campak itu sendiri

dan infeksi sekunder serta eksaserbasi imunosupresif. Hipovitaminosis A disebabkan

oleh mobilisasi inadekuat dari cadangan vitamin A di hepar. Hal ini menjelaskan

bahwa mengapa pada anak dengan campak dapat mempertinggi morbiditas dan

mortalitas terhadap penyakit pernafasan dan diare. Xeroftalmia kombinasi dengan

keratokonjungtivitis dapat menyebabkan kebutaan pada anak-anak di negara

berkembang.

DAFTAR PUSTAKA

1. Forfar, J.O., Arneil, G.C. (2004). Textbook of Pediatrics, 6thed. Churchill Livingstone, Spain. Pg. 1334, 1382-3, 1385-90, 1398-9, 1405-11, 1568-70.

2. Maldonado,Y. (2004)a. “Measles”, Nelson, Textbook of Pediatrics, 17th ed. Saunders, Philadelphia. Pg. 1026-30.

3. Soedarmo, S.S., Garna, H., Hadinegoro, S.R. (2002). Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak, Infeksi dan Penyakit Tropis, Edisi pertama. Balai Penerbit FKUI, Jakarta. hal. 113-150.

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan AnakFakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Rumah Sakit Pelabuhan Jakarta Periode 24 November 2014 – 31 Januari 2015 27