8
Anak sekolah merupakan generasi penerus bangsa. Anak usia sekolah adalah anak dalam rentang kehidupan usia (6- 12 tahun) dimana anak sudah mulai masuk pada lingkungan sekolah, mulai sering bergabung dengan teman seusianya dan mulai mempelajari budaya kanak-kanak yang merupakan hubungan dekat pertama diluar anggota keluarganya (Wong, 2009). Masa depan bangsa sangat dipengaruhi oleh generasi mudanya. Anak adalah potensi masa depan yang belum terlihat masa kini. Dengan demikian diharuskan selalu menanamkan kebiasaan hidup sehat pada anak sejak kecil. Sebab, jika mengenalkannya sejak kecil akan tertanam dalam pikiran anak dan terbawa dalam kehidupan yang akan datang. Anak membutuhkan nutrisi yang harus dipenuhi secara tepat. Sebab, anak berada dalam tahap pertumbuhan. Salah satu cara agar kebutuhan gizi anak terpenuhi adalah dengan memberikan makanan yang memiliki nutrisi cukup. Zat gizi yang dikandung dalam makanan baik komposisi,

Anak Sekolah Merupakan Generasi Penerus Bangsa

  • Upload
    bela

  • View
    216

  • Download
    4

Embed Size (px)

DESCRIPTION

anak

Citation preview

Anak sekolah merupakan generasi penerus bangsa. Anak usia sekolah adalah anak dalam rentang kehidupan usia (6-12 tahun) dimana anak sudah mulai masuk pada lingkungan sekolah, mulai sering bergabung dengan teman seusianya dan mulai mempelajari budaya kanak-kanak yang merupakan hubungan dekat pertama diluar anggota keluarganya (Wong, 2009). Masa depan bangsa sangat dipengaruhi oleh generasi mudanya. Anak adalah potensi masa depan yang belum terlihat masa kini. Dengan demikian diharuskan selalu menanamkan kebiasaan hidup sehat pada anak sejak kecil. Sebab, jika mengenalkannya sejak kecil akan tertanam dalam pikiran anak dan terbawa dalam kehidupan yang akan datang. Anak membutuhkan nutrisi yang harus dipenuhi secara tepat. Sebab, anak berada dalam tahap pertumbuhan. Salah satu cara agar kebutuhan gizi anak terpenuhi adalah dengan memberikan makanan yang memiliki nutrisi cukup. Zat gizi yang dikandung dalam makanan baik komposisi, macam maupun jumlahnya harus sesuai dengan kebutuhan berdasarkan berat badan ideal. Terdapat 4 golongan makanan yang harus ada dalam makanan anak sehari-hari. Keempat golongan tersebut yaitu makanan pokok, telur dan daging, buah dan sayur, serta susu. Menumbuhkan selera makan anak setiap harinya bukanlah hal yang mudah. Namun, dengan tampilan makanan serta mengenalkannya sejak kecil tentu saja akan membuat anak lebih bersemangat untuk memakannya.

Anak membutuhkan pola makan yang sehat untuk mengasah pola pikir, menyeimbangkan tingkat energi, bahkan suasana hati anak. Anak-anak khususnya yang berusia 7-12 tahun dapat mengembangkan pilihannya masing-masing, sehingga orang tua dituntut agar membuat makanan sehat menjadi lebih menarik bagi anak.Pola makan adalah jenis dan jumlah makanan yang dimakan oleh seseorang dengan tujuan tertentu pada waktu tertentu. Konsumsi yang dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan individu secara biologis, psiko logis, maupun sosial (PERSAGI,2009)

Anak harus makan sayur setiap hari karena mengonsumsi sayur sangat penting dalam pola makan seimbang bagi anak. Hal ini disebabkan sayur mengandung vitamin dan mineral, serat makanan, dan zat gizi lain yang diperlukan oleh tubuh. Tanpa serat yang terdapat dalam sayur, maka pemanfaatan zat gizi yang dikonsumsi tidak akan optimal. Tanpa serat buang air besar tidak lancar.Sayuran adalah salah satu jenis pangan sehat yang dibutuhkan tubuh untuk memenuhi kualitas konsumsi yang baik. Konsumsi sayuran penduduk Indonesia masih sangat rendah yaitu 37 kg/kapita/tahun. Jumlah tersebut masih kurang dari yang dianjurkan oleh FAO (Food and Agricultural Organization) yaitu sebesar 73 kg/kapita/tahun. Prasetyo, 2002; dikutip Ulfa & Latifah, 2007) Sedangkan kebutuhan sayur anak dalam sehari sebesar 225 gram per hari (Monica, 2007)Secara umum anak-anak Indonesia lebih sulit mengkonsumsi buah dan sayur dibandingkan dengan anak-anak negara maju. Mereka selalu menghindari menu makanan yang justru dianggap sangat penting bagi tubuh yaitu sayur-sayuran, karena itu pendidikan dan penyuluhan gizi penting sekali peranannya dalam usaha memperbaiki gizi masyarakat, khususnya perbaikan gizi bayi dan anak-anak balita. Faktor lingkungan yang berpengaruh pada perilaku makan anak adalah keluarga dan sekolah.Beberapa dampak apabila seseorang kurang mengkonsumsi sayur menurut Ruwaidah (2007), antara lain meningkatnya kolesterol darah, gangguan penglihatan mata, menurunkan kekebalan tubuh, meningkatnya risiko kegemukan, meningkatnya risiko kanker kolon, dan meningkatnya risiko sembelit (konstipasi).Dalam berkomunikasi dengan anak semua umur, komponen nonverbal pada proses komunikasi menunjukkan pesan yang paling penting. Memang sulit untuk menutupi perasaan, sikap dan ansietas ketika berhubungan dengan anak. Anak sangat waspada terhadap lingkungan sekitar dan memaknai setiap sikap dan gerakan tubuh yang ditampilkan, terutama anak yang sangat muda.Perkembangan bahasa dan pikiran yang normal merupakan suatu kerangka acuan untuk mengetahui bagaimana cara berkomunikasi dengan anak. Kemajuan proses piker bermula dari kegiatan sensorimotor ke perseptional sampai konkret dan akhirnya pada aktivitas yang formal dan abstrak formal. Perkembangan awal komunikasi sosial pada anak dibagi menjadi tiga tahap yaitu tahap perloctionary merupakan perilaku komunikasi yang tidak terarah, tahap illocutionary yang bertujuan yang benar dalam upaya komunikasi yang terarah dan tahap locutionary merupakan perilaku komunikasi yang terarah dan menggunakan simbil-simbol (Hoge dan Parette, 1995). Pemahaman karakteristik khusus pada tahap-tahap ini memberi kerangka kerja untuk memfasilitasi komunikasi sosial. Masa anak sekolah yang lebih muda kurang mengandalkan sesuatu yang mereka lihat, namun lebih mengandalkan sesuatu yang mereka ketahui ketika menghadapi masalah baru. Mereka menginginkan penjelasan dan alas an untuk segala sesuatu tetapi tidak memerlukan verifikasi di luar hal tersebut. Mereka tertarik pada aspek fungsional semua prosedur, objek dan aktivitas. Anak usia sekolah ingin mengetahui mengapa objek ada, mengapa objek tersebut digunakan , bagaimana cara kerjanya dan apa tujuan dari penggunaannya. Anak sekolah memiliki penggunaan bahasa yang adekuat dan memuaskan. Anak tersebut tetap memerlukan penjelasan yang relative sederhana tetapi kemampuan mereka untuk berfikir konkret dapat memfasilitasi komunikasi dan penjelasan. Secara umum, anak memiliki cukup pengalaman dengan kesehatan dan tenaga kesehatan untuk memahami apa yang sedang terjadi dan apa yang diharapkan dari mereka secara umum. Anak usia sekolah sudah mulai dapat berfikir dari sudut pandang orang lain, pikiran abstrak sudah mulai dapat diterima sedikit demi sedikit. Orang tua dan perawat hendaknya dapat berkomunikasi secara lebih terbuka dan dapat menerima idea tau pikiran yang dimiliki anak usia sekolah. Kejujuran, tidak ada cemooh dan empati pada isi pikiran anak usia sekolah merupakan suatu metode komunikasi yang lebih bisa diterima oleh anak. Metode yang dapat dilakukan dalam komunikasi dengan anak usia sekolah dengan biblioterapi. Biblioterapi adalah aktivitas menggunakan buku yang sesuai dengan usia dalam terapi pengobatan, dan biasanya dilanjutkan dengan diskusi sesuai dengan topic masalah kehidupan yang sesuai dengan kondisi saat itu (Greenberg, 2007 dalam Oppenheimer, 2010).Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian ini mengenai pengaruh biblioterapi terhadap pola makan sayur pada anak usia sekolah (7-12 tahun) di SD Muhammadiyah 01 Tanggul Jember.