Anal is Is

  • Upload
    decky19

  • View
    277

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Analisa Minuman Bersoda Memang enak bukan, meminum soda di kala terik mentari menyengat kulit? Atau bila kita sedang haus karena aktivitas yang padat di siang hari? Nah, kali ini geDoor Lab akan mengkaji sedikit minuman yang mengandung soda. Utamanya bagi kesehatan tubuh. Dan dari beberapa penelitian, ditemukan bahwa minuman bersoda sangat berbahaya bagi kesehatan manusia. Minuman bersoda setidaknya menyebabkan tulang rapuh. Walau demikian, ini bukanlah hal yang perlu ditakutkan. Pasalnya, banyak makanan yang bisa meningkatkan kekuatan tulang. PH rata-rata dari soda adalah 3 hingga 4. Tingkat keasaman ini cukup kuat melarutkan gigi dan tulang. Tubuh kita berhenti menumbuhkan tulang pada usia sekitar 30. Setelah itu, tulang akan larut setiap tahun melalui urine tergantung dari tingkat keasaman makanan yang masuk. Semua kalsium yang larut berkumpul di dalam arteri, urat nadi, kulit, urat daging dan organ, yang mempengaruhi fungsi ginjal dalam membantu pembentukan batu ginjal. Selain itu, soda juga mengandung kafein dan zat-zat aditif lainnya. Sebuah studi yang dilakukan peneliti dari Creighton University, Nebraska, AS, pada 2001, ditemukan jumlah kalsium dalam tubuh akan berkurang setelah mengonsumsi minuman berkarbonasi yang memiliki kafein tinggi. Sebuah studi pada 2006 juga menyatakan, bahwa wanita yang mengonsumsi minuman bersoda tiga kali dalam seminggu selama bertahun-tahun akan memiliki kepadatan tulang yang lebih rendah bila dibanding dengan wanita yang lebih banyak minum air putih. Bahan aditif seperti pengawet, pewarna (dalam minuman berkarbonasi tertentu, digunakan pewarna alami dari gula karamel) dan zat perisa. Minuman bersoda juga mengandung banyak gula. Dalam sekaleng soda sedikitnya terdapat sembilan sendok teh gula. Padahal, kebutuhan gula dalam tubuh kita tak boleh melebihi empat sendok teh per hari. Untuk menghindari itu semua, lebih baik kita minum air putih yang begitu banyak manfaatnya. Karenanya, gula dapat dikatakan sebagai substansi berkalori yang kosong. Artinya, gula tidak mengandung zat gizi yang diperlukan tubuh. Konsumsi minuman berkarbonasi secara berlebihan akan menimbulkan obesitas karena kadar gula yang terkandung dan masuk ke tubuh akan ditransformasi menjadi cadangan lemak. Selain itu, pada orang yang mempunyai bakat mengidap penyakit diabetes, kelebihan gula akan memicu timbulnya penyakit diabetes. Sebuah hasil penelitian di bidang kesehatan mengungkapkan fakta menarik, yakni mengonsumsi minuman berkadar gula tinggi bertalian erat dengan kanker. Para peneliti percaya, minuman dengan kadar gula tinggi menaikan jumlah produksi insulin pada pankreas. Kenaikan itu kemudian disinyalir memicu terjadinya kanker. Sebagaimana yang dikutip dari Method of Healing, terdapat 10 efek berbahaya bagi tubuh apabila seseorang meminum soda. Yakni, menaikkan berat badan, tidak ada nilai gizi dalam soda, meningkatkan resiko diabetes, menyebabkan osteoporosis, merusak gigi, berkaitan dengan kerusakan ginjal, menimbulkan dehidrasi, mengacaukan sistem pencernaan, dapat memicu penyakit maag, dan bila diet menggunakan soda sangat berbahaya. Penemuan terbanyak yang ditemukan pada minuman bersoda adalah bahan sulfit dan sulfur dioksida. Yakni menyebabkan sakit kepala dan diare juga mengiritasi lambung serta mengakibatkan orang menjadi hipersalivasi (banyak mengeluarkan air ludah). Soda juga mengandung zat kimia buatan yang bisa merusak otak, menyebabkan hilangnya ingatan secara bertahap dan rusaknya fungsi hati. Bila diminum, larutan kalsium akan mengendap di tenggorokan, sel-sel kulit, dan anggota-anggota vital pada tubuh yang bisa berpengaruh pada fungsi ginjal, dan menyebabkan batu ginjal. Sebaliknya, minuman bersoda memiliki khasiat yang tidak sedikit dalam kehidupan manusia. Misalnya, membersihkan kabut dari kaca mobil, menghilangkan titik-titik karat dari bumper/chrome mobil, membersihkan korosi dari terminal aki mobil, menghilangkan minyak dan lemak dalam pakaian,

membersihkan karburator mobil, melonggarkan baut berkarat, sebagai pembasmi serangga perusak, membersihkan toilet, membersihkan radiator kereta, membersihkan korosi dari terminal betri kereta, membersihkan keramik, dan berbagai manfaat lainnya. Bila kita melihat detail komposisi secara umum yang terdapat dalam soda memang banyak. Di sini geDoor Lab hanya memaparkan beberapa saja dari komposisi tersebut. Misalnya Air Berkarbonasi (Air CO2), Natrium Benzoat, Kafein, dan pewarna makanan. Air Berkarbonasi (Air CO2) Minuman berkarbonasi adalah minuman yang tidak memiliki kandungan alkohol. Di seluruh belahan bumi, minuman berkarbonasi memiliki beberapa nama populer yang berbeda-beda. Sebagai contoh, di Amerika Serikat, dikenal dengan nama soda, soda pop, pop atau tonik, di Inggris dikenal dengan fizzy drinks, di Canada dikenal dengan Soda atau Pop saja. Sedangkan di daerah Ireland, mereka menyebutnya Minerals. Pada 1770-an, seorang ilmuwan berhasil menciptakan suatu proses untuk menghasilkan air mineral berkarbonasi. Adalah seorang berkebangsaan Inggris bernama Joseph Priestley yang berhasil memproses air hasil destilasi dan mencampurnya dengan CO2. Ilmuwan Inggris yang lain John Mervin Nooth, berhasil memperbaiki hasil penemuan Priestley dan menjualnya secara komersial alat untuk memproduksi air soda yang pertama untuk digunakan di bidang farmasi. Karbonasi terjadi ketika gas CO2 terlarut secara sempurna dalam air. Proses ini akan menghasilkan sensasi karbonasi "Fizz" pada air berkarbonasi dan sparkling mineral water. Hal tersebut diikuti dengan reaksi keluarnya buih pada minuman soda yang tidak lain adalah proses pelepasan kandungan CO2 terlarut di dalam air. CO2 digunakan untuk menambahkan rasa menggelitik di rongga mulut saat mengkonsumsi soda. Reaksi CO2 menimbulkan rasa asam. Tingkat keasaman dan kandungan gula pada minuman soda akan memicu terjadinya kerusakan gigi. Oleh sebab itu, disarankan menggunakan sedotan agar minuman soda tidak terlalu banyak merendam gigi. Terdapat fakta pada sebuah kompetisi di Universitas Delhi. Yakni siapa dapat meminum air soda (tanpa menyebutkan merk perusahaan.Red) terbanyak? Pemenangnya adalah mereka yang meminum 8 botol dan seketika itu mati. Karena kelebihan karbondioksida dalam darah dan kekurangan oksigen. Setelah itu, rektor pun melarang semua minuman soda di semua kantin universitas. Minuman soda mengandung CO2 sebagai penyebab lambung tidak bisa menghasilkan enzim yang sangat penting bagi proses pencernaan. Hal ini terjadi jika mengkonsumsinya bersamaan saat makan maupun sesudah makan. Memang ada sedikit kandungan asam yang terdapat dalam banyak jenis makanan dan minuman, termasuk jus buah, mentega susu, dan minuman ringan. Namun kandungan asam terebut tidak cukup kuat untuk membahayakan tubuh kita. Bahkan, asam lambung kita memiliki kandungan asam yang jauh lebih besar. Tubuh manusia mempunyai suhu optimum 37 derajat supaya enzim pencernaan berfungsi. Suhu dari minuman soda yang dingin jauh di bawah 37, terkadang mendekati 0. Hal ini mengurangi keefektivan dari enzim dan memberi tekanan pada sistem pencernaan, serta mencerna lebih sedikit makanan. Bahkan makanan tersebut difermentasi. Makanan yang difermentasi menghasilkan bau, gas, sisa busuk dan racun, yang diserap oleh usus, diedarkan oleh darah ke seluruh tubuh. Penyebaran racun ini mengakibatkan pembentukan macam-macam penyakit. Menurut para peneliti dari rumah sakit Universitas Kopenhagen, Denmark pria yang minum seliter air bersoda atau lebih setiap hari, memiliki jumlah sperma lebih sedikit dari mereka yang tidak minum air bersoda. Hasil penelitian itu dipublikasikan dalam "American Journal of Epidemiology", seperti dikutip Natural News. Pengawet Natrium Benzoat Benzoat (acidum benzoicum atau flores benzoes atau benzoic acid). Benzoat yang biasa diperdagangkan adalah garam natrium benzoate. Ciri-ciri berbentuk serbuk atau kristal putih, halus,

sedikit berbau, berasa payau, dan pada pemanasan yang tinggi akan meleleh lalu terbakar (Sediadi, A dan Esti, 2000). Natrium benzoat merupakan zat tambahan (eksipien) yang digunakan sebagai pengawet. Natrium benzoat memiliki ambang batas penggunaan 600 mg/l. (Anonim, 2006). Benzoat merupakan unsur alami yang terdapat dalam beberapa tumbuhan. Dan sering digunakan sebagai anti bakteri atau anti jamur untuk mengawetkan makanan. Penambahan ini menghasilkan dalam penurunan kapasitas buffer diet, dan setelah itu akan meningkatkan keasaman dari urin (Mroz et al., 2000). Batas atas benzoat yang diizinkan dalam makanan adalah 0,1% untuk Amerika Serikat. Sedangkan di negara-negara lain berkisar antara 0,15-0,25%. Pada negara-negara Eropa, batas benzoat berkisar antara 0,015-0,5% (Ibekwe et al., 2007). Natrium benzoat digunakan secara luas dalam industri minuman. Di Inggris natrium benzoat digunakan oleh minuman bermerek Britvic, termasuk Britvic 55 rasa apel dan jeruk, Pennine Spring, dan Shandy Bass. Belum diketahui apakah produk-produk ini juga merupakan produk yang dites. Manfaat lain dari Natrium Benzoat adalah sebagai bahan pengawet agar tidak berbau tengik, tidak cepat rusak, menjaga rasa makanan, dan sebagainya. Efek yang terjadi bila melebihi dosis adalah iritasi terhadap lambung. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 722/88 terdapat 26 jenis pengawet yang diizinkan untuk digunakan dalam makanan. Kelompok pengawet tersebut adalah asam benzoat, asam propionat, asam sorbat, belerang dioksida, etil p-hidroksi benzoat, kaloum benzoat, kalium bisulfit, kalium nitrat, kalium nitrit, kalium propionat, kalium sorbat, kalium sulfit, kalsium benzoat, kalsium propionat, kalsium sorbat, natrium benzoat, metil-p-hidroksi benzoat, natrium bisulfit, natrium metabisulfit, natrium nitrat, natrium nitrit, natrium propionat, natrium sulfit, nisin, propil-p-hidroksi benzoat. Dengan kata lain, penggunaan pengawet tersebut harus mengikuti takaran yang dibenarkan. Meski kandungan bahan pengawet umumnya tidak terlalu besar, akan tetapi jika dikonsumsi secara terus-menerus tentu akan berakumulasi dan menimbulkan efek terhadap kesehatan. Dampak lain dari bahan pengawet minuman adalah kanker. Bila dikonsumsi secara berlebihan dapat timbul efek samping berupa edema (bengkak) yang dapat terjadi karena retensi atau tertahannya cairan di dalam tubuh. Dapat pula naiknya tekanan darah sebagai akibat bertambahnya volume plasma lantaran pengikatan air oleh natrium. (Fadliwdt, 2007) Penambahan pengawet Natrium Benzoat dan Kalium Sorbat pada bahan pangan memang tidak dilarang pemerintah. Namun, hendaknya tidak menambahkan dua jenis makanan sesuka hati, karena bahan pengawet ini akan menjadi berbahaya jika dikonsumsi secara berlebihan. Asosiasi Konsumen Penang pada 1988 silam telah menyatakan bahwa berdasarkan penelitian Badan Pangan Dunia (FAO), konsumsi benzoat yang berlebihan pada tikus akan menyebabkan kematian dengan gejala-gejala hiperaktif, sawan, kencing terus-menerus dan penurunan berat badan. Natrium Benzoat dikenal juga dengan nama Sodium Benzoat atau Soda Benzoat. Bahan pengawet ini merupakan garam asam Sodium Benzoic, yaitu lemak tidak jenuh ganda yang telah disetujui penggunaannya oleh FDA (Badan Administrasi Pangan dan Obat di Amerika Serikat) dan telah digunakan oleh para produsen makanan dan minuman selama lebih dari 80 tahun untuk menekan pertumbuhan mikro organisme (jamur). Menurut sebuah studi WHO, Sodium Benzoat adalah bahan pengawet yang digunakan untuk makanan dan minuman serta sangat cocok buat jus buah maupun minuman ringan. Itu sebabnya, Sodium Benzoat banyak digunakan dalam berbagai produk makanan dan minuman seperti jus buah, kecap, margarin, mentega, minuman ringan, mustard, sambal, saus salad, saus tomat, selai, sirop buah, dan lainnya. Sodium Benzoat yang secara alami terdapat pada apel, cengkeh, cranberry (sejenis buah berry yang digunakan untuk membuat agar-agar dan saus), kayu manis, prem (yang dikeringkan) dan lainlain. Sebuah riset yang dilakukan oleh Sheffield University di Inggris terhadap bahan pengawet makanan dan minuman yang umum digunakan, menyatakan bahwa sodium benzoate diperkirakan dapat merusak

DNA. Sodium benzoate, penghambat jamur yang biasa ditemukan pada minuman bersoda, minuman ringan lainnya, atau pada asinan dan saus, dianggap patut diwaspadai. Profesor Bidang Molekuler dan Bioteknologi, Pete Piper, yang telah meneliti sodium benzoate sejak 1999, pernah menguji sodium benzoate pada sel ragi yang hidup. Ia terkejut menemukan substansi tersebut dapat merusak DNA mitochondria pada ragi. Kafein Kafein adalah zat kimia yang berasal dari tanaman yang dapat menstimulasi otak dan sistem saraf. Kafein tergolong jenis alkaloid yang juga dikenal sebagai trimetilsantin. Selain pada kopi, kafein juga banyak ditemukan dalam minuman teh, soda, cokelat, minuman berenergi maupun obat-obatan. Sejauh ini belum ditemukan adanya hasil penelitian secara ilmiah yang menyatakan konsumsi kafein dalam taraf normal berbahaya bagi kesehatan. Namun, konsumsi kafein secara berlebihan dapat menimbulkan banyak masalah, seperti warna gigi berubah, bau mulut, meningkatkan stres, serangan jantung, kemandulan pada pria, gangguan pencernaan, kecanduan dan bahkan penuaan dini. Kafein juga merupakan salah satu penyebab utama sakit kepala. Di sisi lain, kafein memiliki beberapa manfaat seperti dapat menstimulasi otak dan sistem saraf, bisa membantu berpikir lebih cepat, mencegah gigi berlubang, mengurangi derita sakit kepala, melegakan napas penderita asma, membuat badan tidak cepat lelah, meningkatkan rasa riang, meningkatkan penampilan mental dan memori, menangkal radikal bebas dan menghancurkan molekul yang dapat merusak sel DNA, melindungi jantung dan kanker, dan mengurangi risiko pengidapan diabetes. Bagi orang yang sering mengonsumsi soda, kadar gula dan kafein akan tinggi diikuti jumlah kalori berlebihan. Namun, banyak penikmat soda yang belum menyadarinya. Berikut gambaran singkat dari efek buruk minuman soda, seperti diulas Bliss Tree: Menjadi Gemuk Menurut penelitian Nurse`s Health Study, yang memantau kesehatan 90.000 wanita selama delapan tahun, minum soda setiap hari dalam sepekan akan menambah berat badan 4,5 kilogram selama empat tahun. Diabetes Hasil Nurse`s Health Study mengungkap bahwa wanita yang mengatakan mereka minum satu atau lebih porsi minuman soda dengan pemanis atau minuman buah setiap hari, selama dilakukan penelitian, kemungkinan mengembangkan diabetes dua kali lipat daripada mereka yang jarang mengonsumsi minuman tersebut. Penyakit Jantung Menurut penelitian yang diterbitkan pada 2007 dalam jurnal Circulation dari American Heart Association, subjek penelitian yang meminum soda setiap hari selama empat tahun memiliki kesempatan 25 persen dalam mengembangkan tingkat gula darah tinggi. Dan 32 persen memungkinkan mereka lebih besar untuk mengembangkan kadar kolesterol. Nurses Health Study juga menemukan bahwa wanita yang minum manis lebih dari dua kali setiap hari memiliki resiko 40 persen lebih tinggi terhadap serangan jantung. Atau kematian akibat penyakit jantung, daripada mereka yang jarang meneguk minuman manis. Efek Soda Dietpun Sama Beberapa penelitian, termasuk studi 2007 yang diterbitkan jurnal Circulation, menunjukkan bahwa soda diet juga memiliki beberapa efek yang sama pada kesehatan seperti soda pada umumnya. Meski produk tersebut mengklaim tidak ada atau mengandung sangat sedikit gula. Pewarna Makanan Secara umum bahan pewarna yang sering digunakan dalam makanan olahan terbagi atas pewarna natural (alami) dan pewarna sintetis (buatan). 1. Pewarna Makanan Alami Pewarna alami merupakan pewarna yang berasal dari tumbuh-tumbuhan atau hewan yang lebih aman untuk dikonsumsi. Contohnya karotenoid adalah kelompok zat warna yang meliputi warna kuning,

oranye, dan merah. Biasanya terdapat pada tomat, wortel, cabai merah, dan jeruk. Sedangkan dari hewan terdapat dalam lobster dan kulit udang. 2. Pewarna Sintesis Pewarna sintetis pada umumnya terbuat dari bahan-bahan kimia. Misalnya tartrazin untuk warna kuning, allura red untuk warna merah, dan seterusnya. Kadang-kadang pengusaha yang nakal juga menggunakan pewarna bukan makanan untuk memberikan warna pada makanan. Pewarna buatan/sintetis adalah pewarna yang biasanya dibuat di pabrik-pabrik dan berasal dari suatu zat kimia. Pewarna ini digolongkan kepada zat berbahaya apabila dicampurkan ke dalam makanan. Pewarna sintetis dapat menyebabkan gangguan kesehatan terutama pada fungsi hati dalam tubuh. Jenis pewarna yang masuk dalam komposisi soda sebagaimana yang sudah geDoor Lab lihat adalah Pewarna Kuning FCF 15985, Karmoisin CI 14720, Karamel, dan Allura. Sesuai izin dari Kementerian Kesehatan, pewarna yang diperbolehkan adalah pewarna alami seperti Anato CI 75120, Beta Apo-8, Karotenal CI 80820, Kanta santin CI 40850, Karmin CI 75470, Beta Karoten CI 75130, Karamel, dan lain sebagainya. Sementara pewarna sintetis yang diperbolehkan adalah Biru Berlian CI 42090, Coklat HT CI 20285, Hijau FCF CI 42053, Hijau S CI 44090, Karmoisin CI 14720, Kuning FCF CI 15985, Kuning kuinolin CI 47005, Merah Allura CI 16035, Tartrazine CI 19140, dan lain-lain. Dan penggunaan pewarna sintetis yang tidak proporsional bisa mengganggu kesehatan. Bahan pewarna sintetis yang boleh digunakan untuk makanan pun harus dibatasi jumlahnya. Karena pada dasarnya, setiap benda sintetis yang masuk ke dalam tubuh akan menimbulkan efek. Beberapa negara maju, seperti Eropa dan Jepang bahkan telah melarang penggunaan pewarna sintetis tersebut. Misalnya saja pewarna tartrazine, telah mulai ditinggalkan oleh negara tertentu. Mereka lebih merekomendasikan pewarna alami, seperti beta karoten. Mengapa pewarna sintetis masih sangat diminati oleh para produsen makanan? Pertama adalah masalah harga. Pewarna kimia tersebut dijual dengan harga yang jauh lebih murah dibandingkan dengan pewarna alami. Masalah ini tentu saja sangat diperhatikan oleh produsen, mengingat daya beli masyarakat Indonesia yang masih cukup rendah. Faktor kedua adalah stabilitas. Pewarna sintetis memiliki tingkat stabilitas yang lebih baik, sehingga warnanya tetap cerah meskipun sudah mengalami proses pengolahan dan pemanasan. Sedangkan pewarna alami mudah mengalami degradasi atau pemudaran pada saat diolah dan disimpan. Misalnya kerupuk yang menggunakan pewarna alami, maka warna tersebut akan segera pudar manakala mengalami proses penggorengan. Sebaliknya, pewarna alami sebenarnya juga tidak bebas dari masalah. Dari segi kehalalan, pewarna jenis ini justru memiliki titik kritis yang lebih tinggi. Sebagaimana dijelaskan, pewarna natural ini tidak stabil selama penyimpanan. Untuk mempertahankan warna agar tetap cerah, maka sering digunakan bahan pelapis untuk melindunginya dari pengaruh suhu, cahaya dan kondisi lingkungan lainnya. Nah, bahan pelapis yang sering digunakan adalah gelatin, yang berasal dari hewan. Tentu saja gelatin ini perlu dilihat, apakah berasal dari hewan halal atau tidak. Sunset Yellow (E110, Orange Yellow S atau Yellow 6) adalah jenis pewarna yang dapat ditemukan dalam makanan seperti jus jeruk, es krim, ikan kalengan, keju, jeli, minuman soda dan banyak obatobatan. Untuk sekelompok kecil individu, konsumsi pewarna aditif ini dapat menimbulkan urtikaria, rinitis, alergi, hiperaktivitas, sakit perut, mual, dan muntah. Dalam beberapa penelitian ilmiah, zat ini telah dihubungkan dengan peningkatan kejadian tumor pada hewan dan kerusakan kromosom, namun kadar konsumsi zat ini dalam studi tersebut jauh lebih tinggi dari yang dikonsumsi manusia. Kajian Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tidak menemukan bukti insiden tumor meningkat baik dalam jangka pendek dan jangka panjang karena konsumsi Sunset Yellow. Allura Red (E129) adalah pewarna sintetis merah jingga yang banyak digunakan pada permen dan minuman. Allura Red sudah dilarang di banyak negara lain, termasuk Belgia, Perancis, Jerman, Swedia,

Austria dan Norwegia. Sebuah studi menunjukkan bahwa reaksi hipersensitivitas terjadi pada 15% orang yang mengkonsumsi Allura Red. Dalam studi itu, 52 peserta yang telah menderita gatal-gatal atau ruam kulit selama empat minggu atau lebih diikutkan dalam program diet yang sama sekali tidak mengandung Allura Red dan makanan lain yang diketahui dapat menyebabkan ruam atau gatal-gatal. Setelah tiga minggu tidak ada gejala, dan para peserta kembali diberi makanan yang mengandung Allura Red dan dimonitor. Dari pengujian itu, 15% kembali menunjukkan gejala ruam atau gatal-gatal. Adapun bahan tambahan yang ada dalam minuman bersoda menurut berbagai penelitian di Laboratorium ternama, yaitu EDTA. Minuman karbonasi/soda banyak mengandung bahan tambahan dimulai dari pemberi rasa, pewarna sampai pengawet. Agar minuman tetap bisa mengeluarkan sodanya, ada suatu bahan khusus yang ditambahkan. Yakni EDTA merupakan bahan untuk bisa memperpanjang daya tahan soda dalam minuman. Hanya saja bila kelebihan konsumsi bahan ini, bisa menganggu fungsi tubuh. Yang pertama, bisa menghambat penyerapan vitamin dalam tubuh. Lalu, juga mempengaruhi keseimbangan elektrolit maupun mineral dalam tubuh. Sehingga keseimbangan kalsium, zat yang dibutuhkan tulang anak untuk tumbuh bakal terganggu. Ketidakseimbangan ini bila berlangsung lama bakal menganggu fungsi ginjal. Di sisi lain, salah satu produsen minuman bersoda menyatakan bahwa mengkonsumsi minuman bersoda tidak menyebabkan lemah tulang. Bahkan kandungan fosfor pada minuman tersebut jumlahnya sama dengan yang terdapat pada jus jeruk. Kekurangan kalsium, ketidakseimbangan hormon, dan kurang olah raga adalah penyebab lemah tulang. Adanya pendapat yang mengatakan bahwa gigi yang dicelupkan ke dalam segelas Coke akan hancur atau larut sama sekali tidak menggambarkan kenyataan yang ada. Gigi dalam mulut adalah sesuatu yang hidup, tidak mati. Karbondioksida (CO2) ketika dicampurkan ke dalam air untuk proses karbonasi, tidaklah berbahaya terhadap kesehatan. Seperti juga bahan campuran lain dalam makanan. Karbondioksida telah diteliti keamanannya bagi kesehatan. Karbonasi tidak menyebabkan efek berbahaya bagi kesehatan secara umum. Minuman soda tidak menyebabkan batu ginjal. Justru sebaliknya. Kurang mengkonsumsi cairan adalah penyebab utama terbentuknya batu ginjal. Minuman soda memberikan kesegaran dan kesenangan tersendiri dalam memenuhi kebutuhan tubuh akan cairan. Sehingga mendorong untuk mengkonsumsi cukup cairan. (Firman/Berbagai Sumber)