Upload
khairul-aizad
View
119
Download
5
Embed Size (px)
Citation preview
DEFINISI
Analgesia regional adalah hambatan penghantaran impuls nyeri suatu bagian tubuh sementara pada impuls saraf sensorik, sehingga impuls nyeri dari satu bagian tubuh diblokir untuk sementara (reversibel). Fungsi motorik dapat terpengaruh sebagian atau seluruhnya dan pasien tetap sadar.
ANATOMI
Garis lurus yang menghubungkan kedua krista iliaka akan memotong prosessus spinosus vertebra L4 atau antara L4-5
Medula spinalis dimulai dari C1 dan berakhir L1-L2 pada orang dewasa
Akar saraf posterior dan ganglia serta akar saraf ventral bersatu dan keluar melalui foramen invertebralis.
ANATOMI
Cairan serebrospinlis merupakan ultrafiltrasi dari plasma yang berasal dari pleksus arteria koroidalis yang terletak di ventrikel 3-4 dan ventrikel lateral
Route analgesia spinal; menembus kulit subkutis ligamentum supraspinosumligamentum interspinosum ligamentum flavum ruang epidural duramater ruang subaraknoid
PERSIAPAN ANALGESIA REGIONAL
Informed consent (izin dari pasien) Kita tidak boleh memaksa pasien untuk
menyetujui anestesi spinal.Pemeriksaan fisik
Tidak dijumpai kelainan spesifik seperti kelainan tulang belakang dan lain-lainnya.
Pemeriksaan laboratorium anjuran Hemoglobin, hematokrit, PT (prothrombine time)
dan PTT (partial thromboplastine time).
Keuntungan Anestesi Regional Kerugian Anestesi Regional
•Alat minim dan teknik relatif sederhana sehingga biaya relatif lebih murah.•Relative aman untuk pasien yang tidak puasa (operasi emergensi, lambung penuh) karena penderita sadar.•Tidak ada komplikasi jalan nafas dan respirasi.•Tidak ada polusi kamar operasi oleh gas anestesi.•Perawatan post operasi lebih ringan.
•Tidak semua pasien mahu.•Membutuhkan kerjasama penderita.•Sulit diterapkan pada anak-anak. •Tidak semua ahli bedah menyukai anestesi regional.•Terdapat kemungkinan kegagalan pada anestesi regional.
ANALGESIA SPINAL
Analgesia spinal (intratekal, intradural, subdural, subaraknoid) ialah pemberian obat anestetik lokal ke dalam ruang subaraknoid.
Anestesia spinal diperoleh dengan cara menyuntikkan anestetik lokal ke dalam ruang subaraknoid.
Setelah masuk ke ruang subaraknoid, obat akan bercampur dengan cairan serebrospinalis dan menyebabkan blok simpatis dan motorik serta rasa nyeri.
Indikasi Analgesia Spinal
Bedah ekstremitas bawahBedah panggulTindakan sekitar rektum-perineumBedah obstetric-ginekologiBedah urologiBedah abdomen bawahPada bedah abdomen atas dan bedah
pediatrik biasanya dikombinasi dengan anesthesia umum ringan.
Kontraindikasi Absolut Kontraindikasi Relatif
•Pasien menolak•Infeksi pada tempat suntikan•Hipovolemia berat, syok•Koagulapati atau mendapat terapi antikoagulan•Tekanan intrakranial meninggi•Fasilitas resusitasi minim•Kurang pengalaman/tanpa didampingi konsultan anesthesia
•Infeksi sistemik (sepsis, bakteremi)•Infeksi sekitar tempat suntikan•Kelainan neurologis•Kelainan psikis•Bedah lama•Penyakit jantung•Hipovolemia ringan•Nyeri punggung kronis
PERALATAN
Peralatan monitor Tekanan darah, nadi, oksimetri denyut (pulse
oximeter) dan EKG.Peralatan resusitasi/anestesia umumJarum spinal
Jarums spinal dengan ujung tajam (ujung bamboo runcing, Quincke-Babcock) atau jarum spinal dengan ujung pinsil (pencil point, Whitecare).
Teknik Analgesia Spinal
Tidurkan pasien misalnya dalam posisi dekubitus lateral. Posisi lain ialah duduk.
Perpotongan antara garis yang menghubungkan kedua Krista iliaka dengan tulang punggung ialah L4 atau L4-5. Tentukan tempat tusukan misalnya, L2-3, L3-4 atau L4-5
Sterilkan tempat tusukan dengan betadin atau alkohol
Beri anestetik lokal pada tempat tusukan, misalnya dengan lidokain 1-2% 2-3 ml
Teknik Analgesia Spinal
Cara tusukan median atau paramedianUntuk jarum spinal besar 22 G, 23 G atau 25
G dapat langsung digunakanJika menggunakan jarum tajam (Quincke-
Babcock) irisan jarum (bevel) harus sejajar dengan serat durameter, untuk menghindari kebocoran likuor.
Setelah resistensi menghilang, mandrin jarum spinal dicabut dan keluar likuor, pasang semprit berisi obat dan obat dapat dimasukkan pelan-pelan (0.5 ml/detik) diselingi aspirasi sedikit.
Berat Jenis Cairan Serebrospinal
Berat jenis cairan serebrospinalis (CSS) pada suhu 37oC ialah 1.003-1.008
Isobarik: Anestetik lokal dengan berat jenis sama dengan CSS
Hiperbarik: Anestetik lokal dengan berat jenis lebih besar dari CSS
Hipobarik: Anestetik lokal dengan berat jenis lebih kecil dari CSS
Anestetik Lokal Berat Jenis Sifat Dosis
Lidokain (Xylobain,
Lignokain)
2% plain
5% dalam Dekstrosa 7.5%
1.006
1.033
Isobarik
Hiperbarik
20-100 mg (2-5 ml)
20-50 mg (1-2 ml)
Bupivacain (Markain)
0.5% dalam air
0.5% dalam Dekstrosa
8.25%
1.005
1.027
Isobarik
Hiperbarik
5-20 mg (1-4 ml)
5-15 mg (1-3 ml)
KOMPLIKASI TINDAKAN
Hipotensi berat Akibat blok simpatis, terjadi ‘venous pooling’.
Pada dewasa dicegah dengan memberikan infuse cairan elektrolit 1000 ml atau koloid 500 ml sebelum tindakan.
Bradikardi Dapat terjadi tanpa disertai hipotensi atau
hipoksia, terjadi akibat blok sampai T-2.Hipoventilasi Akibat paralisis saraf frenikus atau hipoperfusi
pusat kendali napas.
ANALGESIA EPIDURAL
Anestesia atau analgesia epidural ialah blokade saraf dengan menempatkan obat di ruang epidural (peridural, ekstradural). Ruang ini berada di antara ligamentum flavum dan durameter.
Obat anestetik lokal di ruang epidural bekerja langsung pada akar saraf spinal yang terletak di bagian lateral
Awal kerja anestesia epidural lebih lambat dibanding anestesia spinal, sedangkan kualitas blokade sensorik-motorik juga lebih lemah.
ANALGESIA EPIDURAL
Indikasi Analgesia Epidurali. Pembedahan dan penanggulangan nyeri
pasca bedah.ii. Tatalaksana nyeri saat persalinan.iii. Penurunan tekanan darah saat pembedahan
supaya tidak banyak perdarahan.iv. Tambahan pada anestesia umum ringan
karena penyakit tertentu pasien
ANALGESIA EPIDURAL
Anestetik Lokal yang digunakan untuk epidural
1. Lidokain Umumnya digunakan 1-2%, dengan mula
kerja 10 menit dan relaksasi otot baik2. Bupivakain Konsentrasi 0.5% tanpa adrenalin,
analgesianya sampai 8 jam. Volume yang digunakan <20 ml.
ANALGESIA EPIDURAL
Komplikasi1. Blok tidak merata.2. Depresi kardiovaskular (hipotensi).3. Hipoventilasi (hati-hati keracunan obat).4. Mual muntah
ANALGESIA KAUDAL
Anestesia kaudal sebenarnya sama dengan anestesia epidural, karena kanalis kaudalis adalah kepanjangan dari ruang epidural dan obat ditempatkan di ruang kaudal melalui hiatus sakralis
Ruang kaudal berisi saraf sacral, pleksus venosus, felum terminale dan kantung dura
ANALGESIA KAUDAL
IndikasiBedah daerah sekitar perineum, anorektal
misalnya hemoroid, fistula paraanal.TeknikPosisi pasien telungkup dengan simfisis
diganjal, atau dekubitus lateral, terutama pada wanita.
Dapat digunakan jarum suntik biasa, atau kateter vena ukuran 20-22 pada pasien dewasa, digumakak olume 12-15ml (1-2ml/segmen)
ANALGESIA KAUDAL
TeknikIdentifikasi hiatus sakralis(Temukan kornu sakralis kanan dan kiri serta
spina iliaka posterior, hubungkan ketiga tonjolan tersebut, didapatkan lah hiatus sakralis.)
Lakukan tindakan a dan antiseptik pada daerah hiatus sakralis, mula-mula tusukan 90o terhadap kulit,setelah masuk kanalis sakralis arah jarum dirubah 45-60 odan jarum didorong sedalam 1-2cm
ANALGESIA REGIONLA INTRAVENA
Analgesi Regional intravena (Bier Block), dapat dikerjakan untuk bedah singkat sekitar 45 menit pada lengan atau tungkai
Prosedur Pasang kateter vena pada kedua punggung tanganEksanguinasi (mengurangi darah) pada sisi
lengan yang akan dibedah kemudian tahan dengan perban elastic dari distal ke proksimal
Pasang torniket /manset gandasecara berurutan kemudian kembangkan yang proksimal hingga 100mmHg
ANALGESIA REGIONAL INTRAVENA
ProsedurSuntikkan lidokain atau prilokain 0,5%
0,6ml/kgbb untuk lengan, dan 1-1,2m/kgbb untuk tungkai.
Setelah 20-30 menit jika pasien merasa tidak nyaman aatau nyeri pada torniket kembangkan manset distal dan kempiskan manset proksimal