Upload
szito3460
View
85
Download
3
Embed Size (px)
Citation preview
ANALISA CUTTING
1.1. TUJUAN
1. mengetahui lithologi batuan meliputi:
o jenis batuan
o kandungan mineral tekstur
o kandungan fosil
2. mendeteksi ada tidaknya Hidrokarbon
1.2. PRINSIP KERJA
Cutting dipisahkan dari aliran lumpur pemboran dengan menggunakan shale sheker
Melakukan diskripsi lithologi dengan alat mikroskop.
Analisis ada tidaknya kandungan Hidrokarbon
3. ANALISIS LITHOLOGI
Pada saat ini analisa cutting untuk megestimasikan karakteristik reservoar harga
dititik beratkan pada analisa lithologinya. Analisa lithologi dimaksudkan untuk
menggambarkan macam-macam batuan untuk tiap kedalaman. Dimana pedoman dalam
pendiskipsian lithologi, yaitu:
1. Shale
Warna : merah dan hijau
Tekstur : seperti lilin, beludru dan kertas
Kekerasan : lunak, sedang, kuat, keras, sangat keras dan rapuh.
Lapisan : msasive, blocky, fossile dan splentary
Pabrikasi : laminasi, pecahan, berlapis, dapat dibelah
Mineral tambahan : bentonite, sandy, calcareous dan carbonnaceous
2. Sand
Warna : coklat, abu-abu
Tekstur : sangat halus, halus, medium kasar dan sangat kasar
Bentuk butir : bulat, agak bulat dan bersudut
Pemilihan/sortasi : baik, sedang dan jelek
Tingkat sementasi : gampang pecah (friable), padat (dense)
Porositas : tidak tanpak, jelek, sedang dan baik
3. Limestone dan Dolomite
Warna : putih, coklat, abu-abu dan hitam
Tekstur : sangat baik, baik, sedang, butir kasar, padat, chalky, oolitic, sucrosic,
colicastic.
Buiran : sucrosa, crystal, chalky
Accessory : oolite, sandy, silty, calcite, pyrite dan argillaceous
Kilap : suram, seperti tanah, dasar
Setelah dilakukan pendiskripsian lithologi selanjutnya adalah menetukan bats lithologinya
dimana dalam penentuan batas-batas lithologinya ada 2 (dua) metode, yaitu :
1. Metode Prosentase : Secara visual diperkirakan prosentasi dari cutting tiap macam
batuan yang ada dalam satu kantong cutting. Biasanya ada 2 atau 3 macam batuan,
dimana shale merupakan komponen yang sering ada.
Dengan memplot prosentase dari setiap macam batuan untuk setiap interval atau
kantong, maka dengan melihat hasil keseluruhannya akan dapat diperkirakan batas
lithologinya.
2. Metode yang Pertama Muncul : Metode ini didasarkan pada adanya lithologi
baru yang terlihat pertama kali dari rangkain cutting yang sedang dianalisa pada
pertambahan kedalaman. Kedalaman sampel cutting yang baru merupakan batas atas
lapisan lithologi.
ANALISA POROSITAS
Untuk penetuan porositas batuan dari analisa cutting bersifat kulitatif. Caranya
dengan memeriksa cutting dibawah lensa bonokuler. Istilah yang digunakan adalah:
Tidak jelas (trace) : porositas 0 – 10 %
Agak jelek (show) : porositas 10 – 20 %
Jelas (good) : porositas > 20 %
ANALISA INDIKASI HIDROKARBON
Yang dilakukan dalam analisa indikasi hidrokarbon adalah penampakan noda (staining),
bau (odour) dan pemeriksaan hidrokarbon.
1. Penampakan Noda : Pada penampakan batuan jenis hidrokarbon berat (residu, tar)
akan memberikan noda yang lebih nyata. Jika kadar hidrokarbon dalam batuan cukup
tinggi akan terlihat kesan berupa cucuran.
2. Bau ( Odour) : Biasanya batuan yang mengandung hidrokarbon mempunyai
bau yang spesifik. Kekuatan baunya tergantung dari jenis dan kadar kuantitas
kandungan hidrokarboon didalam batuan. Bau wangi biasanya berasal dari minyak
parafine dan naftanik, sedangkan bau busuk berasal dari minyak aromatik.
3. Pemeriksaan indikasi hidrokarbon pada cutting
Pemeriksaan fluoroscopic (sinar UV) dengan mamasukkan sample cutting dalam
fluoroscope untuk melihat ada tidaknya fluoresensi. Biasanya hidrokarbon cair atau
minyak memberikan warna tertentu terhadap sinar ultraviolet, sedangkan gas dan
minyak residu kadang-kadang tidak berfluoresensi.
Tabel 1.1 Warna Fluoresensi Masing-masing Minyak
Jenis Minyak Warna Fluoresensi
Residu coklat gelap tidak berwarna
Minyak berat coklat kuning tua
Minyak
medium
Putih kuning cerah
Minyak ringan Putih biru biru cerah
Kondensat ungu biru cerah
Tabel 1.2
Jenis Mineral atau yang Memberikan Gangguan pada Pengamatan Warna Fluoresensi
Residu Warna Fluoresensi
Batu gamping/ dolomite Kuning/kekuning-kuningan
Batu gamping pasiran Coklat - coklat tua
Paper shale Kuning - coklat copi
Fosil Kuning putih – kuning coklat
Napal Kuning tua – abu-abu coklat
Grase atau gemuk Putih susu
Solar Putih terang
Kulit kumbang biru
Analisa kenampakan Hidrokarbon dengan solvent (chloroform, toluen, benzene).
1.6. KOREKSI KEDALAMAN
Koreksi kedalaman cutting dilakukan dengan cara menentukan Lag Time.Lag time
ditentukan dengan memasukan tracer pada aliran lumpur pemboran dan dicatat waktu yang
diperlukan tracer untuk sampai di permukaan kembali
Lag time = kedalaman lubang bor ( ft)
kecepatan annulus (ft/min)
Kecepatan annulus = output pompa (bbl/min)
volume annulus (bbl/ft)
Volume annulus = volume lbg bor – volume yg dipindahkan oleh pipa
Kesalahan dalam analisa cutting disebabkan :
Sample terkontaminasi dgn batuan di atasnya krn gugurnya batuan yg di atasnya
Gel strength lumpur tdk cukup baik utuk mengangkat cutting ke permukaan
Adanya lost circulation shg sample tdk mewakili section kedalaman lubang bor saat
itu.