Upload
vannga
View
264
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
ANALISA DAN PENGUKURAN POTENSI RISIKO KECELAKAAN KERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE APMM (ACCIDENT POTENTIAL MEASUREMENT METHOD) PADA PROYEK PEMBANGUNAN DORMITORY 5 LANTAI AKADEMI TEKNIK KESELAMATAN DAN PENERBANGAN SURABAYA
Oleh :
Taufiq Junaedi ( 3111 106 024 )
Dosen Pembimbing 1 : Tri Joko Wahyu Adi ST., MT., PhD Dosen Pembimbing 2 : Cahyono Bintang Nurcahyo, ST., MT
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG : Keselamatan kerja merupakan suatu permasalahan yang banyak menyita
perhatian berbagai organisasi saat ini karena mencakup permasalahan segi peri kemanusiaan, biaya dan manfaat ekonomi, aspek hukum serta pertanggungjawaban suatu organisasi pada saat pelaksanaan proyek konstruksi.
Diperlukan suatu manajemen yang memiliki metode yang tepat yang diperlukan guna mencegah dan meminilalisasi terjadinya risiko kecelakaan kerja.
RUMUSAN MASALAH: Bagaimana mengestimasikan potensi kecelakaan kerja dengan menggunakan metode APMM (Accident Potential Measurement Method) Pada Proyek Pembangunan Gedung Dormitory 5 Lantai.
TUJUAN : mengaplikasikan metode APMM (Accident Potential Measurement Method) untuk menganalisa dan mengukur potensi risiko kecelakaan kerja pada proyek pembangunan Gedung Dormitory 5 Lantai.
BATASAN MASALAH : 1. Risiko yang diteliti adalah risiko pelaksanaan Proyek Pembangunan
Dormitory 5 Lantai 2. Variabel risiko dibatasi hanya pada risiko teknis pada proses
pelaksanaan pekerjaan konstruksi 3. Risiko yang diteliti dalam sudut pandang kontraktor.
MANFAAT : 1. Memberikan suatu cara penilaian potensi risiko kecelakaan yang terjadi di
lapangan dan bahan masukan serta pertimbangan untuk pelaksana konstruksi dan proyek – proyek lain dalam mencegah dan meminimalisasi risiko kecelakaan kerja.
2. Dapat menjadi bahan rujukan bagi penelitian sejenis selanjutnya.
PENDAHULUAN
METODOLOGI
DATA DAN ANALISA
LOKASI STUDI PEMBANGUNAN PROYEK GEDUNG DORMITORY
Gedung Dormitory 5 Lantai berlokasi di Jalan Jemur Andayani I no.73 Surabaya
LOKASI STUDI
LANTAI 1± 0.00
LANTAI 2+ 4.00
LANTAI 3+ 8.00
LANTAI 4+ 12.00
LANTAI 5+ 16.00
LANTAI ATAP+ 20.00
TAMPAK DEPANSKALA 1 : 200
PAGAR ATAP+ 23.00
A B
4.05 3.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.05
C D E F G H I J K L M N O
TAMPAK DEPAN
DATA DAN ANALISA
DATA DAN ANALISA
No.Jenis
PekerjaanUraian Pekerjaan Identifikasi Risiko Kecelakaan
1. Pekerjaan
Persiapan
1.Mobilisasi dan Pengadaan. Terjadi kecelakaan pada saat melakukan
mobilisasi peralatan yang akan digunakan
selama pelaksaaan konstruksi.
· Tertusuk cangkul dan sekop pada saat
penggalian tanah.
· Merusak pernafasan akibat debu
· Terpapar sinar matahari
· Terluka akibat gergaji pada saat pembuatan
bekisting.
· Tertusuk oleh paku saat pembuatan
bekisting.
· Terluka akibat bekisting ambruk
· Terjatuh pada saat instalasi pembesian di
tempat yang tinggi.
· Tertusuk saat instalasi pembesian.
· Terjatuh pada saat instalasi pembesian di
tempat yang tinggi.
· Teriritasinya anggota badan diakibatkan
kontak langsung dengan beton.
· Terjatuh pada saat pengecoran.
3. Pekerjaan
Arsitektur
· Anggota badan teriritasi (lecet) oleh spesi
dengan campuran semen.
· Terjatuh dari ketinggian.
Pekerjaan
Struktur
1.Pekerjaan galian dan
timbunan tanah.
2.Pekerjaan Bekisting
3.Pekerjaan Pembesian
4.Pekerjaan Pengecoran
1.Pekerjaan Pasang Dinding
Bata dan Plesteran
2.
Kemungkinan Kegagalan/Failure yang Terjadi Pada Proyek Pembangunan Gedung Dormitory ATKP
Untuk memulai tahap identifikasi, risiko kecelakaan, dilakukan dengan membuat daftar kegagalan atau failure pada setiap kegiatan pelaksanaan proyek pembangunan Gedung Dormitory ATKP (Akademi Teknik Keselamatan dan Penerbangan) yang bertujuan untuk mengetahui risiko – risiko kecelakaan kerja yang relevan pada proyek tersebut.
No.Jenis
PekerjaanUraian Pekerjaan Identifikasi Risiko Kecelakaan
3. Pekerjaan
Arsitektur
· • Terjatuh/terpeleset dari ketinggian pada
saat pekerjaan pengecatan.
· Terhirup bau yang menyengat dari cat.
3.Pekerjaan Plafon Gypsum · Terjatuh dari Ketinggian.
· Tertimpa peralatan dan atau material
· Terhirup debu dari plafon yang dipotong dan
pada saat penghalusan sambungan plafon
(menggunakan Compound)
3. Pekerjaan
Arsitektur· Terjatuh karena kehilangan keseimbangan
· Tertimpa material dari atas
· Pekerja terkena percikan las
· Terjatuh dari ketinggian karena kehilangan
keseimbangan.
· • Tergores atau terpotong
· Terjatuh pada saat instalasi di ketinggian.
2.Pekerjaan instalasi Tandon
Air dan Septic Tank
· Tertimpa Tandon / septic tank Pada saat
instalasi Tandon / septic tank.
· Terkena sengatan aliran listrik.
· Terbakar yang disebabkan korsleting.
· Terkena sengatan Listrik.
· Terjatuh pada saat instalasi lampu di tempat
yang tinggi.
4. Pekerjaan
mekanikal
1.Pekerjaan instalasi Pipa
5. Pekerjaan
Elektrikal
1.Pekerjaan instalasi Listrik
2.Pekerjaan Instalasi lampu
4.Pekerjaan Atap
PolyCarbonate
2.Pekerjaan pengecatan
DATA DAN ANALISA
Kemungkinan Kegagalan/Failure yang Terjadi Pada Proyek Pembangunan Gedung Dormitory ATKP
Berdasarkan hasil survey didapatkan risiko akibat bekisting ambruk pada pekerjaan bekisting, terjatuh pada saat pengecoran pada pekerjaan pengecoran, terjatuh dari ketinggian pada pekerjaan pasang dinding dan plesteran, Terjatuh/terpeleset dari ketinggian pada Pekerjaan Pengecatan Eksterior dan Jatuh dari atap karena kehilangan keseimbangan pada Pekerjaan Atap PolyCarbonate.
No Jenis Kegiatan Pekerjaan Risiko Kecelakaan Kerja
1 Pekerjaan Bekisting Bekisting ambruk 1 Cuaca saat pelaksanaan
2 Cara pengangkutan material
3 Tinggi pemasangan
4 Letak pekerjaan
5 Pekerja kurang berpengalaman
6 APD tidak dipakai
2 Pekerjaan Pengecoran Terjatuh pada saat pengecoran 1 APD tidak dipakai
2 Cara pengangkutan material
3 Letak Pekerjaan
4 Pekerja kurang fokus
5 Pekerja kurang berpengalaman
3 Pekerjaan Pasang Dinding Terjatuh / terjatuh dari Ketinggian 1 Bentuk bangunan
dan Plesteran 2 Letak pekerjaan
3 Pergerakan Pekerja
4 Cuaca saat pelaksanaan
5 APD tidak dipakai
4 Pekerjaan Pengecatan Eksterior Terjatuh dari ketinggian pada 1 Bentuk bangunan
saat pekerjaan pengecatan. 2 Letak pekerjaan
3 Pergerakan Pekerja
4 Cuaca saat pelaksanaan
5 APD tidak dipakai
6 Jarak dari tepi
5 Pekerjaan Atap PolyCarbonate Jatuh dari atap karena 1 Bentuk dari atap
kehilangan keseimbangan 2 APD tidak dipakai
3 Pergerakan Pekerja
4 Cara pengangkutan material
Sumber Risiko
Tabel Identifikasi Faktor Potensi Risiko Kecelakaan Kerja
DATA DAN ANALISA
B. IDENTIFIKASI SUMBER PENYEBAB RISIKO DENGAN METODE FAULT TREE ANALYSIS (FTA)
1. Mengidentifikasi TOP EVENT atau kejadian puncak yang sebelumnya telah ditentukan dari wawancara/survey dengan pihak kontraktor.
2. Mengidentifikasi INTERMEDIATE EVENT tingkat pertama terhadap TOP EVENT atau kejadian puncak.
3. Menentukan hubungan INTERMEDIATE EVENT tingkat pertama ke TOP EVENT atau kejadian puncak dengan menggunakan gerbang logika (logic gate):
OR Gate : digunakan apabila salah satu kejadian (hanya kejadian a atau kejadian b) terjadi, dapat menyebabkan TOP EVENT.
AND Gate : digunakan apabila semua kejadian ( kejadian a dan kejadian b) terjadi, dapat menyebabkan TOP EVENT.
4. Mengidenifikasi dan menentukan INTERMEDIATE EVENT tingkat kedua.
5. Menentukan hubungan INTERMEDIATE EVENT tingkat kedua ke INTERMEDIATE EVENT tingkat pertama dengan menggunakan gerbang logika (logic gate).
6. Melanjutkan sampai ke BASIC EVENT.
DATA DAN ANALISA
Pekerjaan Pasang Dinding dan
Plesteran:
Terjatuh dari ketinggian
OR
AN
D
Faktor Lingkungan
Kerja
Letak
pekerjaan
OR
Faktor Perilaku
Pekerja
Bentuk
Bangunan
Pergerakan
Pekerja
APD tidak
dipakai
Cuaca saat
pelaksanaan
A
CB
1 2 3 4 5
DATA DAN ANALISA
B. IDENTIFIKASI SUMBER PENYEBAB RISIKO DENGAN METODE FAULT TREE ANALYSIS (FTA)
1. Minimal cut set Gate A
Gate A B C 2. Minimal cut set Gate B
Gate B 1 2 3
DATA DAN ANALISA
B. IDENTIFIKASI SUMBER PENYEBAB RISIKO DENGAN METODE FAULT TREE ANALYSIS (FTA)
3. Minimal cut set Gate C Gate C
4 5
Berdasarkan Minimal cut set di atas, diketahui bahwa risiko terjatuh dari ketinggian pada pekerjaan pemasangan batu bata dan plesteran akan terjadi disebabkan oleh faktor :
1. Bentuk bangunan, atau
2. Letak pekerjaan, atau
3. Cuaca saat pelaksanaan, atau
4. Alat Pengaman Diri (APD) tidak dipakai dan pergerakan pekerja.
Menentukan Skala Penilaian Potensi Penyebab Risiko Kecelakaan Dengan Metode TDA ( Task Demand Assessment Method )
Nilai
Total
Bentuk
Bangunan
(B1)
Letak
Pekerjaan
(B2)
Cuaca Saat
Pelaksanaan
(B3)
APD Tidak
Digunakan
(B4)
Pergerakan
Pekerja (B5)
(B1+B2
+B3+B4
+B5)
Tukang A 100% x 9 100% x 9 100% x 9 100% x 9 100% x 9
Nilai Faktor
Risiko9,00 9,00 9,00 9,00 9,00
Pekerja
Basic Event
45,00
DATA DAN ANALISA
C. MENENTUKAN SKALA PENILAIAN POTENSI PENYEBAB RISIKO KECELAKAAN DENGAN METODE TDA ( TASK DEMAND ASSESSMENT METHOD )
Tabel Penentuan Skala Nilai Tertinggi
Pembuatan range skala nilai dapat dibuat dengan memberikan skala nilai tertinggi pada setiap faktor penyebab terjadinya risiko kecelakaan kerja selama pekerjaan berlangsung
Berdasarkan tabel penentuan skala nilai tertinggi, lalu akan dibuat range nilai skala penilaian berdasarkan nilai risiko tertinggi tersebut yang dibagi ke dalam 3 kelompok antara lain:
1. Jika nilai risiko yang dihasilkan antara 0 - 15, maka tergolong nilai risiko berpotensi rendah/kecil.
2. Untuk nilai 15 - 30, maka tergolong risiko berpotensi sedang / menengah.
3. Sedangkan untuk nilai risiko 31 - 45, maka tergolong risiko berpotensi tinggi.
DATA DAN ANALISA
C. MENENTUKAN SKALA PENILAIAN POTENSI PENYEBAB RISIKO KECELAKAAN DENGAN METODE TDA ( TASK DEMAND ASSESSMENT METHOD )
Menentukan Skala Penilaian Potensi Penyebab Risiko Kecelakaan Dengan Metode TDA ( Task Demand Assessment Method )
Potensi Rendah Potensi Sedang Potensi Tinggi
Nilai 1 - 15 Nilai 16 - 30 Nilai 31 - 45
15 30
0 45
Gambar Ilustrasi Range Akumulasi Skala Nilai Risiko
Rendah (nilai = 1) Sedang (nilai = 3) Tinggi (nilai = 9) 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%
a Bentuk Bangunan Sederhana Sedang Rumit 1 1 1 1 3 3 3 3 9 9
b Letak Pekerjaan Mudah dijangkauCukup susah
dijangkau
Sangat susah
dijangkau1 1 3 3 3 3 3 3 9 9
c Cuaca Saat PelaksanaanCuaca panas dan
tidak angin
Jarang hujan dan
angin bertiup normal
Hujan dan angin
bertiup kencang3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
d APD Tidak Digunakan Digunakan sebagian Jarang digunakan Tidak digunakan 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
e Pergerakan Pekerja Diam di tempatBergerak
menyampingBergerak mundur 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
Sumber Risiko Skala Penilaian Durasi Aktivitas Pekerjaan
Terjatuh dari ketinggian
Tabel Penilaian Skala nilai Risiko Terjatuh Dari Ketinggian Terhadap Durasi Aktifitas Pekerjaan Pemasangan Dinding Bata Dan Plesteran
DATA DAN ANALISA
Diagram TDA Risiko Terjatuh Dari Ketingian pada Pekerjaan Pemasangan Dinding dan Plesteran
10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%
Bentuk ( 40% x 1 ) +
Bangunan 9 9 ( 40% x 3 ) +
( B1 ) 3 3 3 3 ( 20% x 9 )
1 1 1 1 = 3,4
Letak ( 20% x 1 ) +
Pekerjaan 9 9 ( 60% x 3 ) +
( B2 ) 3 3 3 3 3 3 ( 20% x 9 )
1 1 = 3,8
Cuaca Saat
Pelaksanaan 9 9 9 ( 70% x 3 ) +
( B3 ) 3 3 3 3 3 3 3 ( 30% x 9 )
= 4,8
Juli Nopember Desember
APD Tidak
Digunakan
( B4 ) 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 ( 100% x 3 )
= 3,0
Pergerakan
Pekerja
( B5 ) 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 ( 100% x 3 )
= 3,0
( 20% x 11 ) +
Agregasi 33 33 ( 20% x 13 ) +
Potensi 15 15 15 15 ( 40% x 15 ) +
Risiko 13 13 ( 20% x 33 )
11 11 = 18
10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%
Lt. 1 Lt. 2 Lt. 3
Agustus September
Lt. 4
Oktober
Lt. 1 Lt. 2 Lt. 3 Lt. 4
Lt. 1 Lt. 2 Lt. 3 Lt. 4 Lt. 5
Lt. 1 Lt. 2 Lt. 3 Lt. 4
Lt. 5
Lt. 5
Lt. 5
DATA DAN ANALISA
DATA DAN ANALISA
Accident Point (AP) = % Durasi x i ………………………...( 1 )
1. AP 1 yang merupakan faktor bentuk bangunan :
AP 1 = ( 40% x 1 ) + ( 40% x 3 ) + ( 20% x 9 ) = 3,4
2. AP 2 yang merupakan faktor letak pekerjaan :
AP 2 = ( 20% x 1 ) + ( 60% x 3 ) + ( 20% x 9 ) = 3,8
3. AP 3 yang merupakan faktor cuaca saat pelaksanaan :
AP 3 = (70% x 3) + (30% x 9) = 4,8
4. AP 4 yang merupakan faktor APD tidak digunakan :
AP 4 = ( 100% x 3 ) = 3,0
5. AP 5 yang merupakan faktor pergerakan dari pekerja :
AP 4 = ( 100% x 3 ) = 3,0
Total AP = AP1 + AP2 + AP3 + APn…………… ( 2 )
Total AP = 3,4 + 3,8 + 4,8 + 3,0 + 3,0 = 18,0
n
∑ i =1
n
∑ i =1
C. MENENTUKAN SKALA PENILAIAN POTENSI PENYEBAB RISIKO KECELAKAAN DENGAN METODE TDA ( TASK DEMAND ASSESSMENT METHOD )
Nilai
Total
Bentuk
Bangunan
(B1)
Letak
Pekerjaan
(B2)
Cuaca Saat
Pelaksanaan
(B3)
APD Tidak
Digunakan
(B4)
Pergerakan
Pekerja (B5)
(B1+B2
+B3+B4
+B5 )
Tukang A
40% x 1 +
40% x 3 +
20% x 9
20% x 1 +
60% x 3 +
20% x 9
70% x 3 + 30%
x 9100% x 3 100% x 3
Nilai Faktor
Risiko3,40 3,80 4,80 3,00 3,00
Pekerja
Basic Event
18,00
DATA DAN ANALISA
Perhitungan akumulasi perhitungan Task Demand Assessment ( TDA ) risiko terjatuh dari ketinggian
akumulasi perhitungan nilai potensi risiko kecelakaan terjatuh dari ketinggian pada pekerjaan pemasangan dinding batu bata dan plesteran sebesar 18,00 dari nilai tertinggi sebesar 45 dan dapat dikategorikan sebagai pekerjaan dengan risiko sedang.
DATA DAN ANALISA
Potensi Rendah Potensi Sedang Potensi Tinggi
Nilai 1 - 15 Nilai 16 - 30 Nilai 31 - 45
0
015 30
0 45
18,00
Ilustrasi range akumulasi skala nilai risiko terjatuh dari ketinggian
Dengan cara dan tahapan yang sama, berikut adalah hasil dari perhitungan potensi risiko dengan menggunakan APMM (Accident Potential Measurement Method) Pada pekerjaan bekisting, pekerjaan pengecoran beton, pekerjaan pengecatan eksterior dan pemasangan atap polycarbonate.
DATA DAN ANALISA
Ilustrasi range akumulasi skala nilai risiko terluka saat bekisting ambruk
Ilustrasi range akumulasi skala nilai risiko terjatuh pada saat pengecoran
Ilustrasi range akumulasi skala nilai risiko terjatuh/terpeleset dari ketinggian
Ilustrasi range akumulasi skala nilai risiko terjatuh karena kehilangan keseimbangan
Pekerjaan Bekisting Pekerjaan Pengecoran Beton
Pekerjaan Pengecatan Eksterior Pekerjaan Atap Polycarbonate
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisa serta pembahasan didapatkan kesimpulan dari penelitian ini, bahwa pada pekerjaan bekisting dan pengecoran beton memiliki angka potensi risiko tertinggi yaitu sebesar 21,80. Dari range skala nilai yang telah ditentukan, sehingga tergolong nilai risiko berpotensi sedang. Risiko kecelakaan berpotensi tinggi saat durasi pekerjaan mencapai 70% - 100% selama proses pekerjaan bekisting.
Sedangkan pada pekerjaan pengecoran perhitungan nilai potensi risiko kecelakaan kerja yang terjadi sebesar 21,80 dari range nilai risiko tertinggi yaitu sebesar 45. Dari range skala nilai yang telah ditentukan, sehingga tergolong nilai risiko berpotensi sedang. Risiko kecelakaan berpotensi tinggi saat durasi pekerjaan mencapai 70% - 100% selama proses pekerjaan pengecoran beton.
KESIMPULAN
Dalam penelitian tugas akhir yang menggunakan metode APMM (Accident Potential Measurement Method) ini, memiliki kekurangan pada penentuan skala nilai untuk kemungkinan terjadinya risiko pada saat menggunakan metode TDA. Dimana penentuan skala nilai tersebut didapatkan dari penilaian para ahli (expert judgement). Dimana kekurangan tersebut dapat dicegah dengan menggunakan pendekatan skala nilai yang lebih akurat yang berasal dari penilaian para ahli (expert judgement) dengan data pengamatan lapangan sehingga hasil dari perhitungan Accident Point pada metode TDA bisa lebih akurat dan sesuai dengan kenyataannya/realistis.
Dalam penelitian ini dan sebelumnya metode APMM (Accident Potential Measurement Method) hanya diaplikasikan untuk proyek gedung. Pada kenyataannya proyek selain proyek gedung juga mempunyai risiko kecelakaan kerja, sehingga diharapkan untuk penelitian tugas akhir selanjutnya metode APMM (Accident Potential Measurement Method) bisa diterapkan untuk proyek pembangunan non gedung.
Dengan menggunakan metode APMM (Accident Potential Measurement Method) juga bisa diterapkan untuk lebih dari 1 (satu) obyek studi yang bertujuan untuk menganalisa dan mengukur potensi risiko kecelakaan kerja pada setiap obyek studi. Dan selanjutnya dibandingkan guna mencari persamaan den perbedaannya.
Sekian dan Terima Kasih