46
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem Respirasi merupakan salah satu proses vital dalam kehidupan karena memiliki fungsi untuk mengambil oksigen dari atmosfer ke dalam sel-sel tubuh dan untuk mentranspor karbon dioksida yang dihasilkan sel-sel tubuh kembali ke atmosfer. Namun dibalik pentingnya sistem respirasi bagi manusia, tidak jarang terjadi gangguan pada saluran pernafasan manusia, khususnya yang berhubungan dengan keefektifan transpor oksigen dan karbon dioksida dalam paru. Akan tetapi masyarakat tidak perlu khawatir, sebab sudah terdapat beberapa alternative pemeriksaan maupun obat-obatan yang dapat mendeteksi sejak dini serta mengobati langsung gangguan-gangguan tersebut. Analisa Gas Darah adalah tes yang dilakukan pada darah dari arteri dengan tujuan untuk mengevaluasi seberapa efektif paru-paru memberikan oksigen ke darah, mengukur jumlah karbon dioksida dalam darah, serta seberapa baik paru-paru dan ginjal yang berinteraksi untuk menjaga pH darah normal (keseimbangan asam-basa). Tes ini biasanya dilakukan untuk menilai penyakit khususnya pernapasan dan kondisi lain yang dapat mempengaruhi paru-paru, dan sebagai pengelolaan pasien untuk terapi oksigen (terapi pernapasan). Selain dengan Analisa Gas Darah, pemeriksaan yang dapat dikakukan untuk mengetahui seberapa efektif paru-paru 1

Analisa Gas Darah

Embed Size (px)

DESCRIPTION

sistem respirasi

Citation preview

Page 1: Analisa Gas Darah

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sistem Respirasi merupakan salah satu proses vital dalam kehidupan karena

memiliki fungsi untuk mengambil oksigen dari atmosfer ke dalam sel-sel tubuh dan

untuk mentranspor karbon dioksida yang dihasilkan sel-sel tubuh kembali ke

atmosfer.

Namun dibalik pentingnya sistem respirasi bagi manusia, tidak jarang terjadi

gangguan pada saluran pernafasan manusia, khususnya yang berhubungan dengan

keefektifan transpor oksigen dan karbon dioksida dalam paru.

Akan tetapi masyarakat tidak perlu khawatir, sebab sudah terdapat beberapa

alternative pemeriksaan maupun obat-obatan yang dapat mendeteksi sejak dini serta

mengobati langsung gangguan-gangguan tersebut.

Analisa Gas Darah adalah tes yang dilakukan pada darah dari arteri dengan tujuan

untuk mengevaluasi seberapa efektif paru-paru memberikan oksigen ke darah,

mengukur jumlah karbon dioksida dalam darah, serta seberapa baik paru-paru dan

ginjal yang berinteraksi untuk menjaga pH darah normal (keseimbangan asam-basa).

Tes ini biasanya dilakukan untuk menilai penyakit khususnya pernapasan dan kondisi

lain yang dapat mempengaruhi paru-paru, dan sebagai pengelolaan pasien untuk

terapi oksigen (terapi pernapasan).

Selain dengan Analisa Gas Darah, pemeriksaan yang dapat dikakukan untuk

mengetahui seberapa efektif paru-paru bekerja adalah pemeriksaan spirometri.

Spirometri adalah suatu proses yang menggunakan sebuah metode sederhana untuk

meneliti ventilasi paru dengan cara merekam volume pergerakan udara yang masuk

dan keluar dari paru-paru.

Sedangkan untuk penanganan dengan menggunakan obat, bagi para penderita

gangguan saluran pernapasan khususnya yang mengalami obstruksi saluran napas

dapat diberikan Bronkodilator.

Bronkodilator adalah sebuah substansi yang dapat memperlebar luas permukaan

bronkus dan bronkiolus pada paru-paru, dan membuat kapasitas serapan oksigen paru-

paru meningkat. Bronkodilator merupakan obat utama untuk mengatasi atau

mengurangi obstruksi saluran napas yang terdapat pada penyakit paru obstruktif.

1

Page 2: Analisa Gas Darah

Oleh sebab itu di dalam makalah ini penulis akan memberikan penjelasan

yang lebih lengkap berhubungan dengan Analisa Gas Darah, Spirometri dan

Bronkodilator, agar pembaca dapat lebih memahami mengenai materi ini, serta

dapat menghindari dan mengatasi masalah-masalah yang sering dijumpai pada

sistem pernapasan.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Analisa Gas Darah, Spirometri dan Bronkodilator ?

2. Apa tujuan dari pemeriksaan Analisa Gas Darah dan Spirometri ?

3. Apa tujuan dari pemberian Bronkodilator ?

4. Bagaimana cara pengambilan Analisa Gas Darah ?

5. Bagaimana cara pemberian Bronkodilator ?

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujan dari penulisan makalah ini yaitu :

1. Untuk memberikan informasi kepada mahasiswa mengenai pengertian dari

Analisa Gas Darah, Spirometri dan Bronkodilator

2. Untuk menyampaikan tujuan pemeriksaan Analisa Gas Darah dan Spirometri

3. Untuk menyampaikan tujuan dari pemberian Bronkodilator

4. Untuk menyampaikan cara pengambilan Analisa Gas Darah

5. Untuk menyampaikan cara pemberian Bronkodilator

6. Untuk memenuhi tugas perkuliahan pada Sistem Respirasi

2

Page 3: Analisa Gas Darah

BAB II

PEMBAHASAN

ANALISA GAS DARAH

A. DEFINISI

Analisa gas darah, juga disebut gas darah arteri (ABG) analisis, adalah tes yang

dilakukan pada darah dari arteri bertujuan untuk mengukur jumlah oksigen dan karbon

dioksida dalam darah, serta keasaman darah (pH) . (Wilson,2006)

Prosedur memerlukan beberapa keterampilan tetapi bila dikerjakan dengan tepat akan

hanya sedikit berisiko. Komplikasi, terjadi 0,58% dari waktu termasuk episode

vasovagal, nyeri lokal, dan hematoma kecil. Pemeriksaan gas darah arteri dan pH sudah

secara luas digunakan sebagai pegangan dalam penatalaksanaan pasien-pasien penyakit

berat yang akut dan menahun. Meskipun biasanya pemeriksaan ini menggunakan

spesimen dari darah arteri, jika sampel darah arteri tidak dapat diperoleh suatu sampel

vena campuran dapat digunakan. Pemeriksaan analisa gas darah (AGD) penting untuk

menilai keadaan fungsi paru-paru.

Pemeriksaan gas darah juga dapat menggambarkan hasil berbagai tindakan penunjang

yang dilakukan, tetapi kita tidak dapat menegakkan suatu diagnosa hanya dari penilaian

analisa gas darah dan keseimbangan asam basa saja, kita harus menghubungkan dengan

riwayat penyakit, pemeriksaan fisik, dan data-data laboratorium lainnya.

Tabel nilai normal gas darah dari sampel arteri dan vena campuran

Parameter Nilai normal gas darah arteri Nilai normal gas darah vena

campuran

Ph 7,35 - 7,43

Rata-rata 7,40

7,33 - 7,43

Rata-rata 7,38

PO2 80 - 100 mmHg 34 - 49 mmHg

Saturasi O2 95% - 100% 70% - 75%

PCO2 34 – 45 mmHg 41 – 51mmHg

HCO3 22 – 26 mEq/L 24 – 28 mEq/L

Kelebihan basa (base

excess/BE)

-2 sampai +2 0 sampai +4

(Sumber : Hudak & Gallo 1997)

3

Page 4: Analisa Gas Darah

B. TUJUAN

Gas darah arteri memungkinkan untuk pengukuran pH darah (dan juga keseimbangan

asam basa), oksigen dalam darah, kadar karbondioksida darah, kadar bikarbonat, saturasi

oksigen, dan kelebihan atau kekurangan basa. Analisis gas darah diindikasikan untuk

mengkaji sifat, rangkaian, dan beratnya gangguan metabolik dan pernapasan.

Penelitian ini biasanya dilakukan untuk menilai penyakit khususnya pernapasan dan

kondisi lain yang dapat mempengaruhi paru-paru, dan sebagai pengelolaan pasien untuk

terapi oksigen (terapi pernapasan). Komponen asam-basa dari uji tes dapat memberikan

informasi tentang fungsi ginjal. Secara ringkas dapat kita ambil kesimpulan tujuan GDA

yaitu untuk :

1. Menilai tingkat keseimbangan asam dan basa

2. Mengetahui kondisi fungsi pernafasan dan kardiovaskuler

3. Menilai kondisi fungsi metabolisme tubuh.

Pada dasarnya pH atau derajat keasaman darah tergantung pada konsentrasi ion

H+ dan dapat dipertahankan dalam batas normal melalui 3 faktor, yaitu:

1. Mekanisme dapar kimia

Terdapat 4 macam dapar kimia dalam tubuh, yaitu:

a. Sistem dapar bikarbonat-asam karbonat

Merupakan jumlah terbesar dalam cairan ekstrasel.

Reaksi terhadap asam :

HCl+NaHCO3 → H2CO3+NaCl

H2CO3 →H2O + CO2

b. Sistem dapar fosfat

Terdapat di dalam sel darah merah dan sel lain terutama di tubulus ginjal

Terdapat dalam bentuk Na2HPO4 dan NaH2PO4

Reaksi terhadap asam :

HCl + Na2HPO4 → NaCl + NaH2PO4

4

Page 5: Analisa Gas Darah

Reaksi terhadap basa :

NaOH + NaH2PO4 → Na2HPO4 + H2O

c. Sistem dapar protein

Terutama terdapat dalam sel jaringan dan juga plasma

Bekerja sebagai asam lemah maupun basa lemah ataupun garam basa yang

dapat mengikat atau melepaskan ion H+

d. Sistem dapar hemoglobin

Hb bekerja sebagai asam lemah dan membentuk sistem dapar dengan basa

kuat seperti bikarbonat dan fosfat.

CO2 hasil metabolisme jaringan berdifusi ke plasma lalu ke SDM.

CO2 + H2O →H2CO3 →H+ + HCO3-

H+ + Hb- → HHb

HCO3- + K+ → KHCO3 di dalam SDM

KHCO3 → K+ + HCO3- →masuk plasma

Ion Cl- plasma mengimbangi masuk SDM → KC

2. Mekanisme pernafasan

3. Mekanisme ginjal

Mekanismenya terdiri dari:

a. Reabsorpsi  ion HCO3-

b. Asidifikasi dari garam-garam dapar

c. Sekresi ammonia

C. INDIKASI

1. Pasien dengan penyakit obstruksi paru kronik.

2. Pasien deangan edema pulmo.

3. Pasien akut respiratori distress sindrom (ARDS).

4. Infark miokard.

5. Pneumonia

5

Page 6: Analisa Gas Darah

6. Klien syok

7. Post pembedahan coronary arteri baypass.

8. Resusitasi cardiac arrest.

9. Klien dengan perubahan status respiratori.

10. Anestesi yang terlalu lama.

D. KOMPLIKASI

1. Apabila jarum sampai menebus periosteum tulang akan menimbulkan nyeri.

2. Perdarahan.

3. Cidera syaraf.

4. Spasme arteri.

E. LOKASI FUNGSI ARTERI

1. Arteri radialis dan arteri ulnaris (sebelumnya dilakukan allen’s test)

2. Arteri brakialis

3. Arteri femoralis

4. Arteri tibialis posterior

5. Arteri dorsalis pedis

Arteri femoralis atau brakialis sebaiknya tidak digunakan jika masih ada

alternatif lain, karena tidak mempunyai sirkulasi kolateral yang cukup untuk

mengatasi bila terjadi spasme atau trombosis. Sedangkan arteri temporalis atau

axillaris sebaiknya tidak digunakan karena adanya risiko emboli otak.

Contoh allen’s test:

6

Page 7: Analisa Gas Darah

Cara allen’s test:

Minta klien untuk mengepalkan tangan dengan kuat, berikan tekanan langsung

pada arteri radialis dan ulnaris, minta klien untuk membuka tangannya, lepaskan

tekanan pada arteri, observasi warna jari-jari, ibu jari dan tangan. Jari-jari dan tangan

harus memerah dalam 15 detik, warna merah menunjukkan test allen’s positif.

Apabila tekanan dilepas, tangan tetap pucat, menunjukkan test allen’s negatif. Jika

pemeriksaan negatif, hindarkan tangan tersebut dan periksa tangan yang lain.

F. PROSEDUR PENGAMBILAN DAN NILAI - NILAI NORMAL GAS DARAH

ARTERI

Penemuan kembali teknik untuk pengukuran elektroda gas darah arteri telah

memungkinkan analisis laboratorium cepat terhadap ketidakseimbangan asam-basa.

Pada tahun 1960-an, gas darah arteri (GDA) diambil hanya oleh dokter. Sejak 1970-

an perawat telah dapat mengambil dengan aman.

Prosedur meskipun secara standar dasar nasional, namun agak beragam antar

institusi. Punksi arteri dipertimbangkan sebagai keterampilan lanjut pada semua

perawat unit kritis. Jangan mengubah tambahan oksigen pasien segera sebelum

pengambilan sampel. Perubahan terhadap sistem pengiriman oksigen memerlukan 15

menit untuk adaptasi. Pengecualian terhadap aturan ini adalah selama upaya

resusitasi.

Berikut tabel mengenai nilai normal gas darah arteri (GDA)

Tes Nilai normal GDA

Ph 7,35 - 7,43

Rata-rata 7,40

PO2 80 - 100 mmHg

Saturasi O2 95% - 100%

PCO2 34 – 45 mmHg

HCO3 22 – 26 mEq/L

7

Page 8: Analisa Gas Darah

Kelebihan basa (base excess/BE) -2 sampai +2

Nilai normal gas darah arteri dapat terlihat pada tabel di atas, perhatikan

bahwa hanya ada dua pengukuran, PO2 dan PCO2 adalah pengukuran gas darah

secara nyata. Namun semua nilai harus ditentukan dengan analisa gas darah. Ini

penting sekali bahwa pengukuran komponen non-pernapasan (metabolik)

dimasukkan, dan HCO3 aktual dan kelebihan basa paling berguna.

Orang tua memiliki nilai PO2 dan saturasi oksigen mendekati bagian yang

lebih rendah dari rentang normal, dan orang muda cenderung mempunyai nilai lebih

tinggi dari normal.

Asam adalah suatu substansi yang dapat mendonorkan ion H+ , yang dapat

dikatakan sebagai bagian paling penting dalam asam. Banyak substansi memiliki H+

dalam struktur kimianya, tetapi beberapa tidak dapat mendonorkan H+ karena

ikatannya terlalu kuat. Hanya substansi tertentu yang dapat melepaskan H+nya disebut

asam.

Basa adalah substansi yang dapat menerima atau berikatan dengan H+. Istilah

basa dan alkali digunakan dengan cara saling bertukaran.

Pengukuran pH adalah satu-satunya cara untuk menentukan apakah tubuh

terlalu asam atau terlalu alkali. Angka pH rendah (dibawah 7,35) menunjukkan status

asam dan angka pH tinggi (diatas 7,45) menunjukkan status alkali.

Definisi

Asam : substansi yang dapat mendonorkan ion hidrogen, H+. Contohnya :

H2CO3 H+ + HCO3

-

(asam)

Basa : substansi yang dapat menerima ion hidrogen, H+. Semua basa adalah substansi

alkalin. Contohnya:

HCO3- + H+ H2CO3

(basa)

PROSEDUR UNTUK PENGAMBILAN ANALISA GAS DARAH ARTERI

8

Page 9: Analisa Gas Darah

A. Alat

1. Spuit gelas atau plastik 5 atau 10 ml

2. Botol heparin 10 ml, 1000 unit / ml (dosis multi)

3. Jarum nomor 22 atau 25 (bevel pendek)

4. Penutup udara dari karet

5. Kapas alkohol

6. Wadah berisi es ( baskom atau kantong plastik )

7. Beri lebel untuk menulis status klinis pasien yang meliputi :

a. Nama, tanggal, dan waktu

b. Apakah menerima O2 dan bila ya berapa banyak dan dengan rute apa

c. Suhu

B. Teknik

1. Arteri radialis umumnya dipakai meskipun brakhialis juga dapat digunakan

2. Bila menggunakan pendekatan arteri radialis lakukan tes Allen’s. Secara terus

menerus bendung arteri radialis dan ulnaris. Tangan akan putih kemudian

pucat. Lepaskan aliran arteri ulnaris. Tes Allen’s positif bila tangan kembali

menjadi bewarna merah muda. Ini meyakinkan aliran arteri bila aliran arteri

radialis tidak paten

3. Pergelangan tangan dihiperektensikan dan tangan dirotasi luar.

a. Penting sekali melakukan hiperektensi pergelangan tangan-biasanya

menggunakan gulungan handuk untuk melakukan ini.

b. Untuk fungsi arteri brakialis, siku dihiperektensikan setelah

meletakkan handuk dibawah siku.

4. 1 ml Heparin diaspirasi kedalam spuit, sehingga dasar spuit basah dengan

heparin, dan kelebihan heparin dibuang melalui jarum, dilakukan perlahan

sehingga pangkal jarum penuh dengan heparin dan tak ada gelembung udara.

5. Arteri brakialis atau radialis dilokalisasi dengan palpasi dengan jari tengah dan

jari telunjuk, dan titik maksimum denyut ditemukan. Bersihkan tempat

tersebut dengan kapas alkohol.

6. Jarum dimasukkan dengan perlahan kedalam area yang mempunyai palpasi

penuh. Ini akan paling mudah dengan memasukkan jarum dan spuit kurang

lebih 45-90 derajat terhadap kulit.

9

Page 10: Analisa Gas Darah

7. Sering kali jarum masuk menembus pembuluh arteri dan hanya dengan jarum

ditarik perlahan darah akan masuk ke spuit.

8. Indikasi satu-satunya bahwa darah tersebut darah arteri adalah adanya

pemompaan darah kedalam spuit dengan kekuatannya sendiri

a. Bila kita harus mangaspirasi darah dengan menarik plunger spuit. Ini

kadang-kadang diperlukan pada spuit plastik yang terlalu keras..

sehingga tak mungkin darah tersebut positif dari arteri. Hasil gas

darah tidak memungkinkan kita untuk menentukan apakah darah dari

arteri atau dari vena.

9. Setelah dara 5 ml diambil, jarum dilepaskan dan petugas yang lain menekan

area yang dipungsis selama sedikitnya 5 menit (10 menit untuk pasien yang

mendapat antikoagulan)

10. Gelembung udara harus dibuang keluar spuit. Lepaskan jarum dan tempatkan

penutup udara pada spuit. Putar spuit diantara telapak tangan untuk

mencampurkan heparin.

11. Spuit diberi lebel dan segera tempatkan dalam es atau air es, kemudian bawa

ke laboratorium.

12. Catatan :

a. Bila saturasi O2 juga diukur, ini memberikan pencocokan-silang untuk

keakuratan PO2 (gunakan PO2 dan pH untuk menghitung saturasi O2

pada aturan mikroskopik gas darah dan melihat apakah saturasi O2

yang dihitung ini sesuai dengan saturasi O2 yang diukur ditambah

karboksihemoglobin (saturasi O2 yang terhitung = saturasi O2 yang

diukur + karboksihemoglobin)

b. Bila kandungan CO2 juga diukur, ini memberikan pencocokan-silang

untuk keakuratan PCO2 ( gunakan PCO2 dan pH untuk menghitung

kandungan CO2 pada aturan mikroskopik gas darah dan melihat apakah

kandungan CO2 yang dihitung sesuai dengan kandungan CO2 yang

diukur)

c. Cara lain untuk meyakinkan keakuratan yaitu dengan melakuakn tes

duplikat ada dua penganalisa gas darah yang berbeda. Bila ada

perbedaan dalam dua penentuan, tes harus dilakuakan untuk ketiga

kalinya.

10

Page 11: Analisa Gas Darah

d. Teknisi melakukan analisa dan harus melaporkan adanya kecurigaan

bahwa hasil tidak benar. Contoh :

1) Bila spuit datang dengan ada gelembung udara

2) Bila saturasi O2 yang dihitung dan dan saturasi O2 yang di ukur

tidak sesuai

3) Bila kandungan CO2 yang dihitung dan kandungan CO2 yang

diukur tidak sesuai.

G. LANGKAH-LANGKAH UNTUK MENILAI GAS DARAH

1. Pertama-tama perhatikan pH (jika menurun klien mengalami asidemia, dengan

dua sebab asidosis metabolik atau asidosis respiratorik; jika meningkat klien

mengalami alkalemia dengan dua sebab alkalosis metabolik atau alkalosis

respiratorik; ingatlah bahwa kompensasi ginjal dan pernafasan jarang

memulihkan pH kembali normal, sehingga jika ditemukan pH yang normal

meskipun ada perubahan dalam PaCO2 dan HCO3 mungkin ada gangguan

campuran)

2. Perhatikan variabel pernafasan (PaCO2 ) dan metabolik (HCO3) yang

berhubungan dengan pH untuk mencoba mengetahui apakah gangguan primer

bersifat respiratorik, metabolik atau campuran (PaCO2 normal, meningkat atau

menurun; HCO3 normal, meningkat atau menurun; pada gangguan asam basa

sederhana, PaCO2 dan HCO3 selalu berubah dalam arah yang sama;

penyimpangan dari HCO3 dan PaCO2 dalam arah yang berlawanan menunjukkan

adanya gangguan asam basa campuran).

3. Langkah berikutnya mencakup menentukan apakah kompensasi telah terjadi (hal

ini dilakukan dengan melihat nilai selain gangguan primer, jika nilai bergerak

yang sama dengan nilai primer, kompensasi sedang berjalan).

4. Buat penafsiran tahap akhir (gangguan asam basa sederhana, gangguan asam basa

campuran).

Tes Rentang normal dewasa Interpretasi

PaO2 80-100 mmHg

PaCo2 35-45 mmHg

Ph 7,35-7,43

HCO3 22 – 26 mEq/L

11

Page 12: Analisa Gas Darah

SaO2 95% - 100%

Nilai gas darah normal :

Tekanan parsial oksigen (PaO2) : 80-100 mm Hg

Tekanan parsial karbon dioksida (PaCO2) : 35-45 mmHg

Oksigen konten (O2CT): 15-23%

Saturasi oksigen (SaO2): 95-100%

Bikarbonat (HCO3): 22-26 mEq / liter

Istilah Asam-Basa

Pengukuran pH : Hanya satu-satunya cara untuk memberitahukan bila tubuh terlalu asam atau

terlalu alkali

Asidemia : Kondisi asam darah pH < 7.35

Alkelemia : Kondisi alkalin darah pH > 7,45

Asidosis : Proses penyebab asidemia

Alkalosis : Proses penyebab alkalemia

Bila angka lebih rendah dari 7,35, terjadi asidemia dan bila lebih tinggi dari 7,45

terjadi alkelemia. Asidemia berarti kondisi dimana darah terlalu asam. Asidosis berarti

proses pada pasien yang menyebabkan asidemia. Kata sifat dari proses ini adalah

asidotik. Alkalosis berarti proses pada pasien yang menyebabkan alkalamia, dan kata

sifat proses ini adalah alkalotik.

Perhatian yang besar terhadap hal ini telah diberian untuk mendefenisikan istilah

karena akan ada lebih dari satu proses yang terjadi pada pasien pada waktu yang

bersamaan. Sebagai contoh bila asidosis dan alkalosis terjadi bersamaan, pH

menunjukkan proses mana yang lebih kuat diantara keduanya. pH dibawah 7,35 bila

asidosis lebih kuat, di atas 7,45 bila alkalosis lebih kuat, dan diantara 7,35 dan 7,45 bila

asidosis dan alkalosis hampir sama kuatnya. Nilai pH darah menunjukkan rata-rata

asidosis dan alkalosis yang terjadi.

12

Page 13: Analisa Gas Darah

H. TANDA DAN GEJALA GANGGUAN ASAM-BASA

Tanda dan Gejala Gangguan Asam-Basa

Gangguan Asam-

Basa

Asidosis Respiratori

Alkalosis Respiratori

Tanda dan Gejala

Tanda-tanda narkosis CO2 :

- Sakit kepala

- Letargi

- Mengantuk

- Koma

- Peningkatan frekuensi jantung

- Hipertensi

- Berkeringat

- Penurunan responsivitas

- Tremor/asteriksis

- Papiledema

- Dipsnea (bisa ada atau tidak)

Gejala tidak jelas :

- Pusing

- Kebas

- Kesemutan (parastesia)

- Ekstremitas

- Kram otot

- Tetani

- Kejang

13

Page 14: Analisa Gas Darah

Asidosis Metabolik

Alkalosis Metabolik

- Peningkatan refleks tendon dalam aritmia

- Hiperventilasi

Pernapasan Kassmaul

Hipotensi

Letargi

Mual dan muntah

Non-spesifik :

- Refleks hiperaktif

- Tetani

- Hipertensi

- Kram otot

- Kelemahan

I. ABNORMALITAS PERNAPASAN

Parameter Kondisi Mekanisme

PCO2

PCO2

HCO3-

BE

HCO3-

BE

Asidosis Respiratori

Alkalosis Respiratori

Alkalosis non-respiratori

(metabolik)

Asidosis non-respiratori

(metabolik)

Penurunan dalam pengeluaran gas CO2 oleh

paru ( hipoventilasi )

Peningkatan pengeluaran gas CO2 oleh paru

( hiperventilasi )

1. Asam non-volatil hilang

2. HCO3- meningkat

1. Asam non-volatil ditambahkan

(menggunakan HCO3- )

2. HCO3- hilang

14

Page 15: Analisa Gas Darah

15

Page 16: Analisa Gas Darah

SPIROMETRI

A. DEFINISI

Merupakan suatu metode sederhana yang dapat mengukur sebagian terbesar volume

dan kapasitas paru- paru. Spirometri merekam secara grafis atau digital volume ekspirasi

paksa dan kapasitas vital paksa. Volume Ekspirasi Paksa atau Forced Expiratory Volume

(FEV) adalah volume dari udara yg dihembuskan dari paru- paru setelah inspirasi

maksimum dengan usaha paksa minimum, diukur pada jangka waktu tertentu. Biasanya

diukur dalam 1 detik (FEV1) . Kapasitas Vital paksa atau Forced Vital Capacity (FVC)

adalah volume total dari udara yg dihembuskan dari paru-  paru setelah inspirasi

maksimum yang diikuti oleh ekspirasi paksa minimum.

Pemeriksaan dengan spirometer ini penting untuk pengkajian fungsi ventilasi paru

secara lebih mendalam. Jenis gangguan fungsi paru dapat digolongkan menjadi dua yaitu

gangguan fungsi paru obstruktif (hambatan aliran udara) dan restriktif (hambatan

pengembangan paru).Seseorang dianggap mempunyai gangguan fungsi paru obstruktif

bila nilai FEV1 kurang dari 75% dan menderita gangguan fungsi paru restriktif  bila nilai

kapasitas vital kurang dari 80% dibanding dengan nilai standar(Algasaff, 2005: 44).

B. PRINSIP KERJA SPIROMETER

Spirometer menggunakan prinsip salah satu hukum dalam fisika yaitu hukum

Archimedes. Hal ini tercermin pada saat spirometer ditiup, ketika itu tabung yang berisi

16

Page 17: Analisa Gas Darah

udara akan naik turun karena adanya gaya dorong ke atas akibat adanya tekanan dari

udara yang masuk ke spirometer. Spirometer juga menggunakan hukum newton yang

diterapkan dalam sebuah katrol . Katrol ini dihubungkan kepada sebuah bandul yang

dapat bergerak naik turun. Bandul ini kemudian dihubungkan lagi dengan alat pencatat

yang bergerak diatas silinder berputar.

Prinsip spirometri adalah mengukur kecepatan perubahan volume udara di paru-paru

selama pernafasan yang dipaksakan atau disebut forced volume capacity (FVC).

Prosedur yang paling umum digunakan adalah subyek menarik nafas secara maksimal

dan menghembuskannya secepat dan selengkap mungkin  Nilai FVC dibandingkan

terhadap nilai normal dan nilai prediksi berdasarkan usia, tinggi badan dan jenis kelamin.

Tujuannya mengukur volume paru secara statis dan dinamik serta menilai perubahan

atau gangguan pada faal paru.

Prinsip spirometri adalah mengukur kecepatan perubahan volume udara di paru-paru

selama pernafasan yang dipaksakan atau disebut forced volume capacity (FVC).

Prosedur yang palingumum digunakan adalah subyek menarik nafas secara maksimal

dan menghembuskannya secepat dan selengkap mungkin  Nilai FVC dibandingkan

terhadap nilai normal dan nilai prediksi berdasarkan usia, tinggi badan dan jenis kelamin.

Gambar. Spirometer Portable

17

Page 18: Analisa Gas Darah

Gambar. Spirometer Manual

C. TUJUAN PEMERIKSAAN SPIROMETRI

- Menilai status faal paru (normal, restriksi, obstruksi, campuran)

- Menilai manfaat pengobatan

- Memantau perjalanan penyakit

- Menentukan prognosis

- Menentukan toleransi tindakan bedah

18

Page 19: Analisa Gas Darah

BRONKODILATOR

A. DEFINISI

Bekerja langsung pada otot bronkus untuk mengurangi bronkospasme. Biasanya

dibedakan menjadi dua grup yaitu sebagai berikut :

1) β-adrenergik, seperti Albuterol (Ventolin).

2) Theophyline, seperti Aminophyline.

Efek samping yang biasanya terjadi adalah peningkatan denyut jantung (heart rate),

palpitasi, nervousness, tremor, mual (nausea) dan anoreksia.

B. Ventolin

Ventolin adalah preparat untuk obat batuk inhalasi. Dimasukkan dalam Nebulizer

untuk dibuat menjadi partikel gas dan dihirup. Penggunaan Ventolin dengan alat

nebulizer ini jauh lebih efektif meredakan batuk dan mencairkan lendir kental yang

mennyumbat saluran pernafasan.

a. Deskripsi

Nama dan struktur kimia: 2Hydroxy 4-1-cl Hydroxy - 2tert-Butylamino-1-(4-

hydroxy-3-hydroxymethylphenyl)ethanol / (Salbutamol)

Sifat fisiokimia:

- Serbuk berbentuk kristal,

- Berwarna putih atau hampir putih.

- Larut dalam alkohol, sedikit larut dalam air.

- Terlindung dari cahaya.

19

Page 20: Analisa Gas Darah

Indikasi: Pengobatan dan pencegahan asma serta pencegahan timbulnya asma akibat

olah tubuh

Dosis, cara pemberian dan lama pemberian:

- Oral (Lebih dipilih dengan inhalasi) :

1. Dewasa : Dosis 4mg (orang lanjut usia dan penderita yang peka awali dengan dosis

awal 2 mg) 3-4 kali sehari; dosis maksimal 8mg dalam dosis tunggal ( tetapi jarang

memberikan keuntungan ekstra atau dapat ditoleransi dengan baik).

2. Anak-anak dibawah 2 tahun : 100 mcg/kg 4 kali sehari (unlicensed); 2-6 tahun 1-2

mg 3-4 kali sehari; 6-12 tahun 2 mg 3-4 kali sehari.

Injeksi s.c / i.m 500mcg ulangi tiap 4 jam bila perlu.

Injeksi IV bolus pelan 250 mcg diulangi bila perlu.

IV infus, dosis awal 5mcg/menit, disesuaikan dengan respon dan nadi, biasanya

dalam interval 3-20 mcg/menit, atau lebih bila perlu. Anak-anak 1-12 bulan 0,1-1

mcg/kg/menit (unlicensed).

- Inhalasi :

1. Dewasa : 100-200 mcg (1-2 semprot); untuk gejala yang menetap boleh diberikan

sampai 4 kali sehari;

2. Anak-anak : 100mcg (1 semprot), dapat ditingkatkan sampai 200 mcg (2 semprot)

bila perlu; untuk gejala menetap boleh diberikan sampai 4 kali sehari.

- Profilaksis pada exercise-induced bronchospasm, Dewasa 200mcg (2 semprot); anak-

anak 100mcg (1 semprot), ditingkatkan sampai 200mcg (2 semprot) bila perlu.

- Serbuk inhalasi : Dewasa 200-400 mcg; untuk gejala yang menetap boleh diberikan

sampai 4 kali sehari; anak-anak 200mcg. Profilaksis untuk exercise-induced

bronchospasm Dewasa 400mcg; anak-anak 200 mcg.

- Inhalasi dengan larutan nebulizer, bronkospasme kronik yang tidak respon terhadap

terapi konvensional dan pada terapi asma akut berat.

1. Dewasa dan anak lebih dari 18 bulan 2.5 mg, diulang sampai 4 kali, dapat

ditingkatkan menjadi 5 mg bila perlu, tetapi perlu mempertimbangkan penilaian

medis karena kemungkinan terapi alternatif dapat diindikasikan.

2. Anak dibawah 18 tahun (unlicensed) (hipoksemia transient dapat terjadi-

pertimbangkan penggunaan suplemen oksigen), 1.25-2.5 mg sampai 4 kali sehari

tetapi administrasi yang lebih sering kemungkinan diperlukan pada kasus-kasus

parah.

20

Page 21: Analisa Gas Darah

Stabilitas penyimpanan

- HFA aerosol: simpan pada suhu 15°C sampai 25°C. Larutan inhalasi simpan pada

suhu 2°C sampai 25°C, jangan digunakan apabila cairan berubah warna atau menjadi

keruh

- Gunakan dalam waktu 1 minggu setelah dibuka Nebulization 0.5% solution: simpan

pada suhu 2°C sampai 30°C.

- Sediaan dalam bentuk sirup: simpan pada suhu 2°C sampai 30°C.

- Sediaan dalam bentuk tablet: simpan pada suhu 2°C-25°C.

Kontra indikasi : Reaksi hipersensitivitas terhadap salbutamol/albuterol, adrenergic

amines.

Efek samping

- Kardiovaskular : Palpitasi, Takiaritmia

- Endocrine metabolic : Hipokalemia

- Neurologic : Tremor

- Psychiatric : Nervousness

- Dermatologic : Erythema multiforme, Stevens-Johnson syndrome ( merupakan efek

yang cukup parah)

Parameter monitoring

- Tes fungsi paru (misalnya FEV1, peak flow), tekanan darah, detak jantung, stimulasi

CNS, kadar gula darah, kadar potasium dalam darah, gejala asma, arterial atau

capillary blood gases (apabila keadaan pasien mengkhawatirkan).

Bentuk sediaan

- Sirup 2 mg/5ml, 1 mg/5ml, Easyhaler 200 mcg/dosis, 200 dosis MDI 10 ml, 0.1

mg/tiap Semprot Aerosol Inhalasi, 0.5 mg/ml Injeksi,

- Inhaler Dosis 200 dan Dosis 400, 2.5 mg/2.5 ml NaCl Digunakan Dengan Nebulizer.

(5,6). Tablet 2 mg, 4 mg, dan 8 mg, Serbuk Inhalasi, Kapsul 2 mg, Kaplet 4 mg

Peringatan

1. Kelainan pada sistem cardiovascular , khususnya coronary insufficiency, cardiac

arrhythmias, and hipertensi; dapat menyebabkan perubahan pada pulse rate, tekanan

darah, electrocardiogram.

2. Kelainan convulsive.

3. Diabetes mellitus.

4. Hyperthyroidism.

5. Hypokalemia.

21

Page 22: Analisa Gas Darah

Informasi ke pasien

Penggunaan inhalasi :

- Informasikan kepada pasien tentang cara penggunaan, pembersihan/perawatan dan

penyimpanan inhaler dan spacer (bila pasien menggunakan spacer).

- Kocok inhaler setiap kali sebelum dipakai.

- Hindari semprotan ke dalam mata.

- Lakukan test semprotan ke udara pertama kali sebelum digunakan. Bila inhaler tidak

digunakan dalam waktu >2 minggu, lakukan 4 kali semprotan dulu ke udara sebelum

digunakan.

- Kumur mulut dengan air setelah inhalasi. Diberitahukan kepada pasien untuk segera

menghubungi dokter bila dijumpai efek-efek samping atau kondisi yang bertambah

parah.

Penggunaan Oral :

- Diminum dengan air satu jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan.

Monitoring penggunaan obat

- Teknik penggunaan inhalasi yang benar.

- Perbaikan gejala asma.

- Tes fungsi paru.

22

Page 23: Analisa Gas Darah

C. Aminophyline/ Aminofilin

a. Deskripsi

Nama dan struktur kimia: Theophyllinum et Ethylenediaminum

Sifat fisikokimia:

- Serbuk berwarna putih atau sedikit kekuningan. Bersifat anhydrous atau tidak

mengandung lebih dari 2 molekul air.

- Aminofilin mengandung tidak kurang dari 84.0% dan tidak lebih dari 87.4%

teofilin anhydrous, serta mengandung 13.5% sampai 15% anhydrous

ethylenediamine.

- Larut dalam air (larutan menjadi keruh akibat pengaruh karbon dioksida), tidak

larut dalam dehydrated alkohol. Simpan dalam wadah tertutup rapat dan

terlindung cahaya.

Indikasi: Asma dan penyakit paru obstruksi kronis

Dosis, cara pemberian dan lama pemberian:

- Cara pemberian:

1. Oral : dapat digunakan bersama dengan makanan maupun tidak.

2. Intravenous:

Dapat diberikan dengan injeksi lambat IV bolus atau dapat diberikan

dengan IV infus.

Jangan dicampur dengan obat lain didalam syringe.

Hindari penggunaan obat-obat yang tidak stabil dalam suasana asam

bersamaan dengan aminofilin.

23

Page 24: Analisa Gas Darah

Jangan digunakan jika terdapat kristal yang terpisah dari larutan.

Jangan digunakan jika larutan tidak jernih.

- Dosis

1. Dewasa : Asma akut berat yang memburuk dan belum mendapat terapi dengan

Teofilin. Injeksi IV pelan : 250-500mcg (5 mg/kg) (diinjeksikan lebih dari 20

menit) dengan monitoring ketat, selanjutnya dapat diikuti dengan dosis pada

asma akut berat.

2. Dewasa : Asma akut berat : IV infus 500 mcg/kg/jam (dengan monitoring

ketat) disesuaikan dengan konsentrasi plasma Teofilin.

3. Anak-anak : Asma akut berat yang memburuk dan belum mendapat terapi

dengan Teofilin. Injeksi IV pelan : 5 mg/kg (diinjeksikan lebih dari 20 menit)

dengan monitoring ketat, selanjutnya dapat diikuti dengan dosis pada asma

akut berat.

4. Anak-anak : Asma akut berat: IV infus: anak usia 6 bulan - 9 tahun

1mg/kg/jam anak usia 10 - 16 tahun 800 mcg/kg/jam disesuaikan dengan

konsentrasi teofilin dalam plasma.

Farmakologi

- Absorpsi : Oral, tablet: waktu yang dibutuhkan untuk mencapai kadar puncak 10

mcg/mL (range 5-15 mcg/mL) adalah 1-2 jam setelah pemberian dosis 5mg/kg

pada dewasa. Adanya makanan tidak mempengaruhi absorpsi.

- Ekskresi :

Pada ginjal: (pasien dengan usia lebih dari 3 tahun), 10% tidak berubah;

(neonatus), 50% tidak berubah. Teofilin, terdialisis pada hemodialysis;

tidak terdialisis pada peritoneal dialysis. 3-methylxanthine,

Ginjal: (pasien dengan usia lebih dari 3 tahun), merupakan rute utama.

Stabilitas penyimpanan

- Sediaan oral: Tablet harus di simpan pada suhu ruang 20°C-25°C, terlindung

cahaya dan lembab.

- Sediaan parenteral: Simpan pada suhu 15°C-30°C, terlindung dari cahaya. Simpan

dalam kardus sampai pada waktu ingin digunakan. Aminofilin merupakan larutan

yang stabil pada suhu ruangan.

- Pada pH 3.5-8.6, stabilitas dalam suhu kamar pada konsentrasi tidak kurang dari

40 mg/mL dapat dijaga hingga 48 jam. Stabilitas Aminofilin dalam plastic

syringes ± 5 jam.

24

Page 25: Analisa Gas Darah

- Aminofilin bersifat basa (pH sekitar 8.8) sehingga memiliki kecenderungan untuk

meluluhkan plastik dan karet, oleh karena itu tidak direkomendasikan

penyimpanan dalam plastic syringes dalam waktu lama.

- Larutan tidak boleh digunakan bila terjadi perubahan warna atau bila terbentuk

kristal.

Kontra indikasi : Hipersensitivitas terhadap teofilin dan ethylendiamine.

Efek samping

- Saluran cerna : diare, mual dan muntah

- Neurologi : pusing, sakit kepala, insomnia, dan tremor

- Renal : diuresis

- Cardiovascular : Atrial fibrilasi, Bradiaritmia apabila administrasi terlalu cepat

dapat menyebabkan Cardiac arrest.

- Takiaritmia Dermatologic : Erythroderma.

- Gastrointestinal : Necrotizing enterocolitis in fetus OR newborn.

- Immunologic : Immune hypersensitivity reaction.

- Neurologic : perdarahan pada intracranial, kejang.

b. Pengaruh

Parameter monitoring

1. Penurunan gejala asma

2. Test fungsi paru

3. Serum Teofilin (rentang normal: 10-20 mcg/mL).

Bentuk sediaan : Tablet 225 mg, Ampul 10ml

Peringatan

1. Usia: neonatus (term and premature), anak - anak dibawah satu tahun, usia lanjut

(lebih dari 60 tahun) mengalami penurunan clearance; risiko terjadinya "fatal

theophylline toxicity" meningkat.

2. Active peptic ulcer; memperparah ulcer.

3. Penggunaan obat lain yang menghambat atau mempengaruhi metabolisme teofilin ;

meningkatkan risiko terjadinya efek samping yang serius dan potensi efek samping

yang fatal.

4. Demam; 102 derajat Fahrenheit (38.8 derajat celcius) atau lebih yang terjadi

selama 24 jam (atau bahkan lebih), atau peningkatan suhu yang lebih rendah yang

terjadi selama periode waktu yang lama, penurunan clearance teofilin,

25

Page 26: Analisa Gas Darah

meningkatkan risiko terjadinya efek samping yang serius dan potensi efek samping

yang fatal akibat keracunan teofilin.

Informasi ke pasien

Oral :

- Penggunaan obat: sesuai yang dianjurkan doker; dapat diminum pada saat perut

kosong atau bersama makanan.

- Bila diminum pada saat perut kosong, maka seterusnya diminum pada saat perut

kosong, bila diminum bersama makanan maka seterusnya diminum bersama

makanan.

- Bila lupa minum obat: Gunakan secepatnya pada saat ingat. Bila saat ingat, sudah

hampir waktunya untuk minum dosis berikutnya, maka tidak perlu minum dosis

sebelumnya, cukup minum dosis berikutnya. Jangan mendobel dosis.

- Tanyakan pada dokter atau apoteker mengenai obat dan makanan lain yang perlu

dihindari. Konsultasikan ke dokter bila terjadi efek samping.

Injeksi :

- Obat dan makanan apa yang harus dihindari.

- Beritahukan pada dokter obat, makanan, vitamin atau herbal apa saja yang sedang

digunakan. Bila mengalami efek samping, beritahukan pada dokter.

Monitoring penggunaan obat

1. Perbaikan pada gejala asma,

2. Tes fungsi paru,

3. Rentang terapeutik teofilin adalah 10 sampai 20 mcg/mL,

4. Serum teofilin (ambil sampel darah pada waktu kadar puncak yang diharapkan);

setelah awal pemberian terapi, sebelum dosis ditingkatkan, jika tanda terjadinya

toksisitas Teofilin muncul.

NEBULIZER

A. DEFINISI

26

Page 27: Analisa Gas Darah

Nebulizer adalah alat yang digunakan untuk merubah obat dari bentuk cair ke bentuk

partikel aerosol. Bentuk aerosol ini sangat bermanfaat apabila dihirup atau dikumpulkan

dalam organ paru. Efek dari pengobatan ini adalah untuk mengembalikan kondisi spasme

bronkus.

Aerosol merupakan suspensi berbentuk padat atau cair dalam bentuk gas. berfungsi

untuk menghantarkan obat dalam bentuk larutan air ke jalan napas, tenggorokan atau

hidung. Tujuannya untuk menghantarkan obat ke target organ dengan efek samping

minimal dan dengan keamanan dan efektifitas yang tinggi.

Alat dengan mesin tekanan udara yang membantu untuk pengobatan asma dalam

bentuk uap/ aerosol basah. Terdiri dari tutup, “ mouthpiece” yang dihubungkan dengan

suatu bagian atau masker, pipa plastik yang dihubungkan ke mesin tekanan udara.

B. JENIS NEBULIZER

1. Disposible nebulizer

Disposable nebulizer sangat ideal apabila digunakan dalam situasi kegawatdaruratan/

ruang gawat darurat atau di rumah sakit dengan perawatan jangka pendek. Apabila

nebulizer di tempatkan di rumah dapat digunakan beberapa kali lebih dari satu kali ,

apabila dibersihkan setelah digunakan. Dan dapat terus dipakai sampai dengan 2 minggu

apabila dibersihkan secara teratur. Dapat digunakan oleh orangtua, babysitter, saat

bepergian, sekolah, atau untuk persediaan apabila terjadi suatu serangan.

2. Re-usable nebulizer

Re-usable nebulizer dapat digunakan lebih lama sampai kurang lebih 6 bulan.

Keuntungan dari nebulizer jenis ini adalah desainnya yang lebih komplek dan dapat

27

Page 28: Analisa Gas Darah

menawarkan suatu perawatan dengan efektivitas yang ditingkatkan dari dosis

pengobatan. Keuntungan kedua adalah dapat direbus untuk proses desinfeksi.

Digunakan untuk terapi setiap hari .

C. MODEL-MODEL NEBULIZER

1. Nebulizer dengan penekan udara ( Nebulizer compressors )

Memberikan tekanan udara dari pipa ke tutup ( cup ) yang berisi obat cair. Kekuatan

dari tekanan udara akan memecah cairan ke dalam bentuk partikel- partikel uap kecil

yang dapat dihirup ke dalam saluran pernafasan.

2. Nebulizer ultrasonik ( ultrasonic nebulizer)

28

Page 29: Analisa Gas Darah

Menggunakan gelombang ultrasound, untuk secara perlahan merubah dari bentuk

obat cair ( catatan: pulmicort tidak dapat digunakan pada sebagian nebulizer

ultrasonic) ke bentuk uap/ aerosol basah.

3. Nebulizer generasi baru ( A new generation of nebulizer )

Digunakan tanpa menggunakan tekanan udara maupun ultrasound. Alat ini sangat

kecil, dioperasikan dengan menggunakan baterai, dan tidak berisik.

D. INDIKASI DAN KONTRAINDIKASI

Indikasi:

1. Rasa tertekan di dada

2. Peningkatan produksi secret.

3. Pneumonia ( kongesti) dan atau atelektasis.

Kontra Indikasi:

1. Tekanan darah tinggi ( autonomic hiperrefleksia)

2. Nadi yang meningkat/ takikardia

3. Riwayat reaksi yang tidak baik dari pengobatan.

E. KOMPLIKASI

1. Henti nafas.

2. Dosis yang kurang tepat karena kurang tepat dalam menggunakan alat ataupun

tekniknya.

3. Kurang dalam pemberian obat karena malfungsi dari alat tsb.

29

Page 30: Analisa Gas Darah

4. Pemberian dosis tinggi dari beta agonis akan menyebabkan efek yang tidak baik

pada system sekunder penyerapan dari obat tsb. Hipokalemia dan atrial atau

ventricular disritmia dapat ditemui pada pasien dengan kelebihan dosis.

5. Spasme bronkus atau iritasi pada saluran pernapasan

6. Alat aerosol atau adapter yang digunakan dan teknik penggunaan dapat

mempengaruhi penampilan karakter dari ventilator terhadap sensitifitas system

alarm.

7. Penambahan gas pada circuit ventilator dari nebulizer dapat meningkatkan volume,

aliran dan tekanan puncak saluran udara.

8. Penambahan gas pada ventilator dari nebulizer juga dapat menyebabkan kipas

ventilator tidak berjalan selama proses nebulasi.

F. PERAWATAN NEBULIZER

1. Setelah digunakan / sehabis dipakai

- Lepaskan masker atau mouthpiece dan juga bagian yang berbentuk T” dari tutup.

Pindahkan pipa atau selang dan rapikan disekitarnya. Selang atau pipa tidak boleh

dicuci atau dibilas Bilas masker atau mouthpiece dan bagian penghubung dengan air

hangat yang mengalir selama 30 detik. Gunakan air yang telah direbus atau air steril

untuk membilas apabila memungkinkan

- Keringkan masker atau mouthpiece dengan kertas tissue atau diangin-anginkan.

- Rangkai kembali bagian-bagian tersebut seperti semula dan sambungkan ke

kompresor

- Nyalakan mesin selama 10 – 20 detik untuk mengeringkan bagian dalam dari

nebulizer.

- Lepas kembali selang dari pipa kompresor. Masukkan nebulizer ke dalam tas plastic

tertutup

2. Satu kali sehari

- Lepaskan masker atau mouthpiece dan juga bagian yang berbentuk T” dari tutup.

Pindahkan pipa atau selang dan rapikan disekitarnya. Selang atau pipa tidak boleh

dicuci atau dibilas.

- Cuci masker atau mouthpiece dan bagian penghubung atau penyambung dengan air

mengalir atau sabun cuci dan air hangat.

30

Page 31: Analisa Gas Darah

- Bilas dengan disemprot air selama 30 detik. Gunakan dengan air yang telah direbus

atau air steril bila memungkinkan.

- Keringkan masker atau mouthpiece dengan kertas tissue atau diangin-anginkan.

- Rangkai kembali bagian-bagian tersebut seperti semula dan sambungkan ke

kompresor.

- Nyalakan mesin selama 10 – 20 detik untuk mengeringkan bagian dalam dari

nebulizer.

- Lepas kembali selang dari pipa kompresor. Masukkan nebulizer ke dalam tas plastic

tertutup

3. Satu kali atau dua kali dalam seminggu

- Lepaskan masker atau mouthpiece dan juga bagian yang berbentuk T” dari tutup.

Pindahkan pipa atau selang dan rapikan disekitarnya. Selang atau pipa tidak boleh

dicuci atau dibilas Cuci masker atau mouthpiece dan bagian penghubung atau

penyambung dengan air mengalir atau sabun cuci dan air hangat.

- Bilas dengan disemprot air selama 30 detik.

- Rendam selama 30 menit dalam cairan cuka dan air matang 1 : 2, dan cairan

tersebut sekali pakai.

- Bilas bagian-bagian nebulizer dan juga spuit obat dengan air hangat yang dialirkan

untuk 1 menit. Gunakan air matang atau air steril bila memungkinkan.

- Keringkan masker atau mouthpiece dengan kertas tissue atau diangin-anginkan.

- Rangkai kembali bagian-bagian tersebut seperti semula dan sambungkan ke

kompresor.

- Nyalakan mesin selama 10 – 20 detik untuk mengeringkan bagian dalam dari

nebulizer.

- Lepas kembali selang dari pipa kompresor. Masukkan nebulizer ke dalam tas plastic

tertutup.

- Bersihkan permukaan mesin kompresor dengan kain lembab, kain dibasahi sabun,

atau spons. Bisa juga dengan alcohol atau desinfektan.

“Jangan pernah meletakkan mesin kompresor udara dalam air”

31

Page 32: Analisa Gas Darah

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Sistem Respirasi merupakan salah satu proses vital dalam kehidupan karena

memiliki fungsi untuk mengambil oksigen dari atmosfer ke dalam sel-sel tubuh dan

untuk mentranspor karbon dioksida yang dihasilkan sel-sel tubuh kembali ke

atmosfer.

Namun dibalik pentingnya sistem respirasi bagi manusia tidak jarang terjadi

gangguan ( patologis ) pada saluran pernafasan manusia.

Akan tetapi masyarakat tidak perlu khawatir, sebab sudah terdapat beberapa

alternative pemeriksaan maupun obat-obatan yang dapat mendeteksi sejak dini

serta mengobati langsung gangguan-gangguan tersebut.

Untuk deteksi dini dapat melalui pemeriksaan seperti analisa gas darah dan

pemeriksaan spirometri, sedangkan melalui medikasi dapat dilakukan pemberian

bronkodilator.

B. SARAN

Demikian yang dapat kami sampaikan mengenai materi yang menjadi pokok

bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya,

kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada

hubungannya dengan judul makalah ini. Kami banyak berharap para pembaca bisa

memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya

makalah ini dan dan penulisan makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya.

Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca.

32

Page 33: Analisa Gas Darah

Daftar Pustaka

Hudak & Gallo. 1997.keperawatan kritis, volume 1 (edisi 6). EGC. Jakarta

Somantri, Irman. 2012.asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan sistem pernapasan,

edisi 2. Salemba Medika. Jakarta

http://www.artikelkeperawatan.info/analisa-gas-darah-blood-gas-analisa-125.html . Diunduh

tanggal 23 November 2013.

http://www.depkes.go.id. Software PIO 2007.

http://www.diu.ff.unair.ac.id/files/drugs/AMINOFILIN%20ORAL.pdf. Diunduh tanggal 4

desember 2013.

33