Upload
siti-roslinda-rohman
View
19
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
Hipertensi adalah penyakit yang sangat umum terjadi dan
merupakan faktor risiko yang kuat terhadap penyakit
kardiovaskular di seluruh dunia. Terdapat banyak program terapi
dan perawatan yang mengatakan dapat mengendalikan tekanan
darah pasien hipertensi secara efektif dan dapat meningkatkan
kualitas hidup mereka.
Tetapi sampai saat ini terapi konvensional dan perawatan
yang ada, masih sering mengabaikan mengenai irama
chronobiological tekanan darah. Pengobatan penyakit ini telah
didasarkan pada konsep homeostasis dan tidak dimasukkan dalam
pemahaman irama biologis dan mekanisme yang mendasari irama
biologis yang terjadi pada penyakit kardiovaskular. Kegagalan untuk
menyebabkan penurunan tekanan darah sirkadian sehingga dapat
mengakibatkan penurunan kegiatan iatrogenik chronopathological,
termasuk neuropati optik iskemik anterior dan terjadinya gangguan
serebrovaskular. Chronotherapeutics memiliki tujuan pada
perubahan tingkat obat untuk menyesuaikan irama dalam
mengoptimalkan hasil terapi dan meminimalkan efek yang dapat
ditimbulkan. Untuk pengobatan tekanan darah tinggi, cara ini
memiliki potensi untuk pergeseran paradigma terapi.
Pemantauan perkembangan ambulatori tekanan darah
(ABPM) dan popularitas yang berkembang pesat pada pengukuran
tekanan darah oleh pasien yang telah menghasilkan serangkaian
pertanyaan klinis baru yang secara langsung terkait dengan
chronobiology dari sistem kardiovaskular. chronotherapy ini
menyediakan sarana pengobatan hipertensi secara individual
menurut data tekanan darah sirkadian setiap pasien, dan
chronotherapy ini juga merupakan pilihan baru dalam
mengoptimalkan kontrol tekanan darah dan mengurangi risiko
terjadinya penyakit kardiovaskular. Hipertensi nocturnal dapat
meningkatkan risiko kejadian kardiovaskular dan serebrovaskular,
nephrosclerosis dan perkembangan stadium akhir gagal ginjal pada
pasien. Normalisasi pola tekanan darah sirkadian dianggap penting
pada tujuan klinis dari Intracavernous karena dapat memperlambat
terjadinya peningkatan kerusakan ginjal. Chronotherapeutics ini
dilakukan dengan cara meningkatkan pengobatan hipertensi
sehingga melampaui dosis sekali sehari dengan sinkronisasi tingkat
maksimum obat selama saat-saat timbulnya resiko penyakit
kardiovaskular tertinggi. Dengan menggunakan metode
penyampaian yang baru yaitu secara oral, obat chronotherapeutic
ini dapat menyesuaikan penyampaian obat tekanan darah dalam
periode resiko yang secara signifikan dapat mengurangi tekanan
darah secara mutlak, dan cara ini penting terutama pada saat
terjadinya kenaikan tingkat tekanan darah. Terapi ini juga telah
menunjukkan bahwa ia dapat mempertahankan tingkat tekanan
darah yang memadai selama periode palung.
Salah satu peneliti mengatakan bahwa pasien hipertensi
dengan penurunan progresif ginjal merupakan akibat dari sedikit
atau tanpa ada terjadinya penurunan tekanan darah pada saat
tidur. Dokter dan klinis trialists diminta agar lebih bijaksana
mengenai waktu pemberian obat yang berhubungan dengan irama
biologis, termasuk siklus sirkadian. Tekanan darah dapat
menunjukkan variasi sirkadian yang kuat, hal ini dapat berkontribusi
terhadap peningkatan kejadian kardiovaskular akut yang
puncaknya terjadi pada pagi hari. Maka mengurangi tekanan darah
pada pagi hari dapat mengurangi kejadian tersebut.
Meskipun dilakukan perbaikan dalam pengelolaan hipertensi
selama beberapa tahun terakhir ini, serta adanya penggunaan agen
anti hipertensi yang banyak bermanfaat, hampir 70% dari pasien
yang tidak mengalami hipertensi cukup dapat dikendalikan.
Ketidakpatuhan pasien terhadap pemberian obat yang diresepkan
tampaknya menjadi salah satu kontributor utama sehingga
menyebabkan hipertensi pada sejumlah besar pasien menjadi tidak
terkendali dan ketidakpatuhan pasien tersebut masih belum diakui
dalam praktek klinis.
Oleh karena itu, intervensi Keperawatan untuk pasien
hipertensi berdasarkan chronotherapeutics menyesuaikan dengan
perkembangan program keperawatan untuk pasien hipertensi dan
ini juga dapat membantu pelaksanakan intervensi untuk penyakit
dengan ritme sirkadian. Dalam studi ini, peniliti bertujuan untuk
menyatukan salah satu ukuran ABPM dan pengukuran tekanan
darah berulang pada pasien hipertensi dan mengembangkan
rencana intervensi keperawatan lanjutan berdasarkan
chronotherapeutics untuk mempengaruhi cara mereka minum obat
dan gaya hidup selama tiga bulan. Lalu kemudian dilakukan
evaluasi untuk memberikan dasar dalam merancang intervensi
terbaik dalam meningkatkan kepatuhan pasien hipertensi terhadap
pengobatan dan control tekanan darah. Sementara itu, kita bisa
mengeksplorasi faktor yang mempengaruhi kepatuhan pasien.