8
Jurnal Pelita Informatika, Volume 7, Nomor 4, April 2019 ISSN 2301-9425 (Media Cetak) Hal: 593-600 593 ANALISA KEAMANAN DATA CITRA MENGGUNAKAN ALGORITMA DATA ENCRYPTION STANDARD (DES) DAN METODE GOVERMENT STANDARD (GOST) Yohan Andi Sibarani 1 , Taronisokhi Zebua 2 Prodi Teknik Informatika STMIK Budi Darma, Medan, Indonesia Jl. Sisingamangaraja No. 338 Simpang Limun, Medan ABSTRAK Citra atau Image merupakan istilah lain dari gambar, yang merupakan informasi berbentuk visual. Citra digital sering digunakan dalam menyajikan berbagai informasi, karena pada dasarnya data informasi berupa citra digital sangat dibutuhkan dibandingkan dari data yang sifatnya teks dan digunakan dalam berbagai bidang seperti keamanan, medis, ilmu, teknik, seni, hiburan, iklan, pendidikan serta pelatihan. Dengan bertambahnya penggunaan teknik digital bagi transmisi dan penyimpanan citra digital, masalah mendasar untuk melindungi kerahasiaan, keutuhan dan keaslian citra digital memang perlu diperhatikan. DES beroperasi pada ukuran blok 64 bit. DES mengenkripsikan 64 bit plainteks menjadi 64 bit cipherteks dengan menggunakan 56 bit kunci internal ( internal key) atau up-kunci (subkey). Kunci internal dibangkitkan dari kunci eksternal ( external key) yang panjangnya 64 bit. Algoritma GOST merupakan Algoritma buatan Rusia yang merupakan tandingan dari algoritma DES buatan Amerika Serikat. Algoritma GOST menggunakan jaringan Feistel dalam struktur enkripsinya Algoritma ini memiliki ukuran blok pesan 64-bit. Kata Kunci : Citra, Algoritma Des, Algoritma Gost I. PENDAHULUAN Citra digital sering digunakan dalam menyajikan berbagai informasi, karena pada dasarnya data informasi berupa citra digital sangat dibutuhkan dibandingkan dari data yang sifatnya teks dan digunakan dalam berbagai bidang seperti keamanan, medis, ilmu, teknik, seni, hiburan, iklan, pendidikan serta pelatihan. Dengan bertambahnya penggunaan teknik digital bagi transmisi dan penyimpanan citra digital, masalah mendasar untuk melindungi kerahasiaan, keutuhan dan keaslian citra digital memang perlu diperhatikan. Hal ini dikarenakan kerahasiaan suatu informasi sangatlah penting dan bersifat pribadi, karena kasus yang sering terjadi adalah rekayasa photo ataupun penyebaran photo secara ilegal tentunya hal ini merugikan pemiliknya, sehingga diperlukan suatu pengamanan untuk citra digital. Seiring dengan perkembangan maka saat ini banyak cara-cara untuk menangkal berbagai bentuk serangan semacam ini. Salah satunya tekink yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah keamanan citra diatas ialah dengan menggunakan teknik kriptografi dalam bentuk enkripsi dan dekripsi menggunakan transformasi data sehingga data yang dihasilkan tidak dapat dimengerti oleh pihak ke tiga dan bentuknya telah berbeda dengan bentuk asli. Menurut penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Rohmat Nur Ibrahim dengan judul Kriptografi Algoritma Des, Aes/Rijndael, Blowfish Untuk Keamanan Citra Digital Dengan Menggunakan Metode Discrete Wavelet Transformation (Dwt), 2012, Vol. 6, No. 2, Jurnal Computech & Bisnis bahwa DES termasuk ke dalam sistem kriptografi simetri dan tergolong jenis cipher blok. DES beroperasi pada ukuran blok 64 bit. DES mengenkripsikan 64 bit plainteks menjadi 64 bit cipherteks dengan menggunakan 56 bit kunci internal (internal key) atau up-kunci (subkey). Kunci internal dibangkitkan dari kunci eksternal (external key) yang panjangnya 64 bit.. Algoritma GOST merupakan Algoritma buatan Rusia yang merupakan tandingan dari algoritma DES buatan Amerika Serikat. Secara struktural, algoritma ini sangat mirip dengan algoritma DES. Seperti halnya algoritma DES, Algoritma GOST menggunakan jaringan Feistel dalam struktur enkripsinya Algoritma ini memiliki ukuran blok pesan 64-bit. Berbeda dengan AES yang memiliki ukuran blok pesan 128-bit. Algoritma ini juga memiliki jumlah round yang lebih banyak dari AES- 256, yaitu 32 putaran. Setiap putaran menggunakan 8 buah kunci internal yang dijadwalkan penggunaannya. Analisis Perbandingan Algoritma AES dan GOST(Yudhistira, 2011/2012, hal.3 & 4). II. TEORITIS A. Kriptografi Kriptografi pada awalnya dijabarkan sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana menyembunyikan pesan. Namun pada pengertian moderen kriptografi adalah ilmu yang bersandarkan pada teknik matematika untuk berurusan pada keamanan informasi seperti kerahasiaan, keutuhan data dan otentikasi entitas. Jadi pengertian kriptografi moderen adalah tidak saja berurusan hanya dengan penyembunyian pesan namun lebih pada sekumpulan teknik yang menyediakan keamanan informasi. Berikut ini adalah rangkuman beberapa mekanisme yang berkembang pada kriptografi moderen, (Rifki Sadikin, 2012): [2]

ANALISA KEAMANAN DATA CITRA MENGGUNAKAN …

  • Upload
    others

  • View
    17

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISA KEAMANAN DATA CITRA MENGGUNAKAN …

Jurnal Pelita Informatika, Volume 7, Nomor 4, April 2019

ISSN 2301-9425 (Media Cetak)

Hal: 593-600

593

ANALISA KEAMANAN DATA CITRA MENGGUNAKAN

ALGORITMA DATA ENCRYPTION STANDARD (DES)

DAN METODE GOVERMENT STANDARD (GOST)

Yohan Andi Sibarani1, Taronisokhi Zebua2

Prodi Teknik Informatika STMIK Budi Darma, Medan, Indonesia

Jl. Sisingamangaraja No. 338 Simpang Limun, Medan

ABSTRAK

Citra atau Image merupakan istilah lain dari gambar, yang merupakan informasi berbentuk visual. Citra digital

sering digunakan dalam menyajikan berbagai informasi, karena pada dasarnya data informasi berupa citra digital

sangat dibutuhkan dibandingkan dari data yang sifatnya teks dan digunakan dalam berbagai bidang seperti

keamanan, medis, ilmu, teknik, seni, hiburan, iklan, pendidikan serta pelatihan. Dengan bertambahnya penggunaan

teknik digital bagi transmisi dan penyimpanan citra digital, masalah mendasar untuk melindungi kerahasiaan,

keutuhan dan keaslian citra digital memang perlu diperhatikan. DES beroperasi pada ukuran blok 64 bit. DES

mengenkripsikan 64 bit plainteks menjadi 64 bit cipherteks dengan menggunakan 56 bit kunci internal (internal

key) atau up-kunci (subkey). Kunci internal dibangkitkan dari kunci eksternal (external key) yang panjangnya 64

bit. Algoritma GOST merupakan Algoritma buatan Rusia yang merupakan tandingan dari algoritma DES buatan

Amerika Serikat. Algoritma GOST menggunakan jaringan Feistel dalam struktur enkripsinya Algoritma ini

memiliki ukuran blok pesan 64-bit.

Kata Kunci : Citra, Algoritma Des, Algoritma Gost

I. PENDAHULUAN

Citra digital sering digunakan dalam

menyajikan berbagai informasi, karena pada dasarnya

data informasi berupa citra digital sangat dibutuhkan

dibandingkan dari data yang sifatnya teks dan

digunakan dalam berbagai bidang seperti keamanan,

medis, ilmu, teknik, seni, hiburan, iklan, pendidikan

serta pelatihan. Dengan bertambahnya penggunaan

teknik digital bagi transmisi dan penyimpanan citra

digital, masalah mendasar untuk melindungi

kerahasiaan, keutuhan dan keaslian citra digital

memang perlu diperhatikan. Hal ini dikarenakan

kerahasiaan suatu informasi sangatlah penting dan

bersifat pribadi, karena kasus yang sering terjadi adalah

rekayasa photo ataupun penyebaran photo secara ilegal

tentunya hal ini merugikan pemiliknya, sehingga

diperlukan suatu pengamanan untuk citra digital.

Seiring dengan perkembangan maka saat ini banyak

cara-cara untuk menangkal berbagai bentuk serangan

semacam ini. Salah satunya tekink yang dapat

digunakan untuk mengatasi masalah keamanan citra

diatas ialah dengan menggunakan teknik kriptografi

dalam bentuk enkripsi dan dekripsi menggunakan

transformasi data sehingga data yang dihasilkan tidak

dapat dimengerti oleh pihak ke tiga dan bentuknya telah

berbeda dengan bentuk asli.

Menurut penelitian sebelumnya yang dilakukan

oleh Rohmat Nur Ibrahim dengan judul Kriptografi

Algoritma Des, Aes/Rijndael, Blowfish Untuk

Keamanan Citra Digital Dengan Menggunakan

Metode Discrete Wavelet Transformation (Dwt), 2012,

Vol. 6, No. 2, Jurnal Computech & Bisnis bahwa DES

termasuk ke dalam sistem kriptografi simetri dan

tergolong jenis cipher blok. DES beroperasi pada

ukuran blok 64 bit. DES mengenkripsikan 64 bit

plainteks menjadi 64 bit cipherteks dengan

menggunakan 56 bit kunci internal (internal key) atau

up-kunci (subkey). Kunci internal dibangkitkan dari

kunci eksternal (external key) yang panjangnya 64 bit..

Algoritma GOST merupakan Algoritma buatan Rusia

yang merupakan tandingan dari algoritma DES buatan

Amerika Serikat. Secara struktural, algoritma ini sangat

mirip dengan algoritma DES. Seperti halnya algoritma

DES, Algoritma GOST menggunakan jaringan Feistel

dalam struktur enkripsinya Algoritma ini memiliki

ukuran blok pesan 64-bit. Berbeda dengan AES yang

memiliki ukuran blok pesan 128-bit. Algoritma ini juga

memiliki jumlah round yang lebih banyak dari AES-

256, yaitu 32 putaran. Setiap putaran menggunakan 8

buah kunci internal yang dijadwalkan penggunaannya.

“Analisis Perbandingan Algoritma AES dan GOST”

(Yudhistira, 2011/2012, hal.3 & 4).

II. TEORITIS

A. Kriptografi

Kriptografi pada awalnya dijabarkan sebagai

ilmu yang mempelajari bagaimana menyembunyikan

pesan. Namun pada pengertian moderen kriptografi

adalah ilmu yang bersandarkan pada teknik matematika

untuk berurusan pada keamanan informasi seperti

kerahasiaan, keutuhan data dan otentikasi entitas. Jadi

pengertian kriptografi moderen adalah tidak saja

berurusan hanya dengan penyembunyian pesan namun

lebih pada sekumpulan teknik yang menyediakan

keamanan informasi. Berikut ini adalah rangkuman

beberapa mekanisme yang berkembang pada

kriptografi moderen, (Rifki Sadikin, 2012): [2]

Page 2: ANALISA KEAMANAN DATA CITRA MENGGUNAKAN …

Jurnal Pelita Informatika, Volume 7, Nomor 4, April 2019

ISSN 2301-9425 (Media Cetak)

Hal: 593-600

594

B. Citra Digital

Citra adalah suatu representasi (gambaran),

kemiripan, atau imitasi dari suatu objek. Citra terbagi 2

yaitu ada citra yang bersifat analog dan ada citra yang

bersifat digital. Citra analog adalah citra yang bersifat

kontinu seperti gambar pada monitor televisi, foto sinar

X, hasil CT Scan dan lain-lain. Sedangkan pada citra

digital adalah citra yang dapat diolah oleh komputer(

T,Sutoyoet al. 2009: 9) [4].

C. Struktur DES (Data Encryption Standard)

DES merupakan salah satu contoh sandi Feistel,

sehingga struktur sandi DES memiliki struktur yang

sama dengan sandi Feistel dengan pengkhususan:

panjang blok DES adalah 64 bit jadi ukuran teks asli

dan teks sandi adalah 64 bit. Ukuran kunci DES adalah

64 bit dan ukuran kunci ronde adalah 48 bit dan jumlah

ronde pada DES adalah 16 ronde. Struktur enkripsi

sandi DES diberikan oleh gambar di bawah ini :

Gambar 1 Struktur sistem sandi DES

1. Ronde DES

Seperti yang diilustrasikan Gambar 2.3 jumlah

ronde DES adalah 16. Setiap ronde membutuhkan

masukan dari turunan teks asli berukuran 64 bit dan

turunan kunci DES yang disebut kunci ronde

berukuran 64 bit dan turunan kunci DES yang

disebut kunci ronde berukuran 48 bit. Struktur satu

ronde DES diberikan oleh gambar 2.3

Perhatikan gambar 2.3 jika masukan untuk ronde

ke-i adalah Li-1 dan Ri-1 yang masing-masing

berukuran 32 bit, dan menggunakan kunci ronde ke-

i Ki serta fungsi DES diberi label F. Maka secara

keseluruhan ronde ke-i mentransformasi Li-1 dan Ri-

1 menjadi Li-1 dan Ri-1 dengan hubungan sebagai

berikut :

Li = Ri-1

Ri = Li-1 ⊕ F (Ri-1, Ki)

D. Algoritma GOST

GOST atau Gosudarstvenny Standard artinya

standard pemerintah adalah algoritma enkripsi dari

Negara Uni Soviet dahulu (sekarang sudah terpecah

menjadi sejumlah Negara dengan Rusia sebagai Negara

terbesar). Algoritma ini dikembangkan pada tahun

1970. GOST dibuat oleh Soviet sebagai alternatif

terhadap algoritma enkripsi standard Amerika Serikat,

DES.

GOST secara struktural mirip dengan DES.

GOST beroperasi pada ukuran blok pesan yang

panjangnya 64 bit, sedangkan panjang kuncinya 256.

Jumlah putaran didalam GOST adalah 32 putaran,

setiap putaran dalam metode algoritma GOST

menggunakan kunci internal1. Kunci internal

sebenarnya hanya ada 8 buah, K1 sampai K8, tetapi

karena ada 32 putaran maka 8 buah kunci internal ini

dijadwalkan penggunaanya. Pembangkitan kunci

internal sangat sederhana.

Tabel 1 Key Scheduling Internal

Kunci exsternal yang panjangnya 256 bit dibagi

ke dalam 8 bagian masing-masing panjangnya 32 bit. 8

bagian ini yang dinamakan K1, K2, ..., K8. Hasil

penjumlahan (dalam modulo 2³²) Rn-1 dengan kunci

internal ke-n menghasilkan keluaran yang panjangnya

32 bit.

Pada metode algoritma GOST keluaran ini

dibagi menjadi 8 bagian yang masing-masing

panjangnya masuk ke dalam kotak S pertama, 4 bit

kedua masuk ke dalam kotak S kedua dan seterusnya.

Untuk putaran ke-n digunakan kunci internal Kn. Pada

metode algoritma GOST terdapat juga substitusi

dimana setiap kotak S adalah 4 bit. GOST memiliki 8

buah kotak S, setiap kotak berisi 16 buah elemen nilai.

Hasil substitusi setiap kotak S adalah 4 bit. GOST

memiliki 8 buah kotak S, setiap kotak berisi 16 buah

elemen nilai. Setiap kotak berisi permutasi angka 0 s/d

15. Pada tabel dibawah ini adalah 8 buah kotak S pada

metode algoritma GOST : S-Box (Subtitution

Boxes)Setiap elemen di dalam kotak S di indeks dari 0

sampai 15. Arti dari setiap elemen di dalam kotak S

Page 3: ANALISA KEAMANAN DATA CITRA MENGGUNAKAN …

Jurnal Pelita Informatika, Volume 7, Nomor 4, April 2019

ISSN 2301-9425 (Media Cetak)

Hal: 593-600

595

adalah sebagai berikut : Masukkan untuk kotak S

berasosiasi dengan indeks elemen, sedangkan

luarannya berasosiasi dengan nilai di dalam elemen

dengan indeks tersebut. Misalnya pada kotak S

pertama, jika masukannya adalah 4 bit berikut 0000

yang menyatakan nilai desimal 0, maka luaran nilai di

dalam elemen ke-0 yaitu 4, atau dalam biner 0100.

Hasil substitusi dari semua kotak S ini digabung

menjadi pesan 32-bit, kemudian pesan 32-bit ini

digeser ke kiri sejauh 11 bit pesan secara sirkuler.

Hasilnya kemudian di xor kan dengan Ln = Rn-1

untuk kemudian memberikan bagian ciphertext kanan

yang baru, Rn. Proses ini diulang sebanyak 32 kali.

III. ANALISA

A. Analisa Masalah

Sekarang ini banyak sekali foto (citra) sesuai

dengan yang sebenarnya atau diubah oleh orang yang

tidak bertanggung jawab, maka banyak juga keamanan

yang harus dilakukan agar foto (citra) tersebut tetap

sesuai dengan foto asli yaitu dengan algoitma DES dan

GOST.

Gambar 2 File Citra

1. Proses Enkripsi berdasarkan metode DES

Size : 100 x 100 pixel

Format citra : Grayscale (Jpeg)

Gambar 3 Nilai citra dari Hex Editor

Nilai biner yang didapat dari hex editor :

00110001 01000001 00000110 00010011 01010001

01100001 00000111 00100010

Tabel 2 Permutasi Awal

Hasil IP(X) : 00110010 00011001 01000100

01111011 00000000 10100001

00000000 11001100

Selanjutnya bit pada IP(X) dipecah menjadi 2 :

L0 : 00110010 00011001 01000100 01111011

R0 : 00000000 10100001 00000000 11001100

Kunci : YOHANSIB (konversi ke biner)

01011001 01001111 01001000 01000001

01001110 01010011 01001001 01000010

Tabel 3 kunci

0 1 0 1 1 0 0 1

0 1 0 0 1 1 1 1

0 1 0 0 1 0 0 0

0 1 0 0 0 0 0 1

0 1 0 0 1 1 1 0

0 1 0 1 0 0 1 1

0 1 0 0 1 0 0 1

0 1 0 0 0 0 1 0 PC-1

0 0 0 0 0 0 0

0 1 1 1 1 1 1

1 1 0 0 0 0 0

0 0 0 0 0 1 0

1 0 1 1 0 0 1

0 0 0 0 1 0 0

1 0 0 1 0 1 0

1 1 1 0 0 0 1

Hasil : C0D0 = 0000000 0111111 1100000 0000010

1011001 0000100 1001010 1110001

C0 : 0000000 0111111 1100000 0000010

D0 : 1011001 0000100 1001010 1110001 It

er1 2 3 4 5 6 7 8 9

1

0

1

1

1

2

1

3

1

4

1

5

1

6

Page 4: ANALISA KEAMANAN DATA CITRA MENGGUNAKAN …

Jurnal Pelita Informatika, Volume 7, Nomor 4, April 2019

ISSN 2301-9425 (Media Cetak)

Hal: 593-600

596

a

si

P

ut

ar

a

n

bi

t

1 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1

C0D0 = 0000000 0111111 1100000 0000010 1011001

0000100 1001010 1110001

Lukakan putaran bit seperti dibawah terhadap C0D0

diatas

C0 = 0000000 0111111 1100000 0000010

C1 = 0000000 1111111 1000000 0000100

C2 = 0000001 1111111 0000000 0001000

C3 = 0000111 1111100 0000000 0100000

C4 = 0011111 1110000 0000001 0000000

C5 = 1111111 1000000 0000100 0000000

C6 = 1111110 0000000 0010000 0000011

C7 = 1111000 0000000 1000000 0001111

C8 = 1100000 0000010 0000000 0111111

C9 = 1000000 0000100 0000000 1111111

C10 = 0000000 0001000 0000001 1111111

C11 = 0000000 0100000 0000111 1111100

C12 = 0000001 0000000 0011111 1110000

C13 = 0000100 0000000 1111111 1000000

C14 = 0010000 0000011 1111110 0000000

C15 = 1000000 0001111 1111000 0000000

C16 = 0000000 0011111 1110000 0000001

D0 = 1011001 0000100 1001010 1110001

D1 = 0110010 0001001 0010101 1100011

D2 = 1100100 0010010 0101011 1000110

D3 = 0010000 1001001 0101110 0011011

D4 = 1000010 0100101 0111000 1101100

D5 = 0001001 0010101 1100011 0110010

D6 = 0100100 1010111 0001101 1001000

D7 = 0010010 1011100 0110110 0100001

D8 = 1001010 1110001 1011001 0000100

D9 = 0010101 1100011 0110010 0001001

D10 = 1010111 0001101 1001000 0100100

D11 = 1011100 0110110 0100001 0010010

D12 = 1110001 1011001 0000100 1001010

D13 = 1000110 1100100 0010010 0101011

D14 = 0011011 0010000 1001001 0101110

D15 = 1101100 1000010 0100101 0111000

D16 = 1011001 0000100 1001010 1110001

C1D1 = 0000000 1111111 1000000 0000100 0110010

0001001 0010101 1100011

K1 = 1010000 0100100 1011000 0100010 1110110

0011110 011000

C2D2 = 0000001 1111111 0000000 0001000 1100100

0010010 0101011 1000110

K2 = 1010000 0000100 1001010 0101000 0110001

1110000 101010

Untuk mencari K3 sampai dengan K15

dilakukan permutasi dengan cara yang sama seperti di

atas.

C16D16 =0000000 0011111 1110000 0000001

1011001 0000100 1001010 1110001

K16 =1110000 1100100 1000100 0101110

00010001100101001111

Selanjutnya kita mencari nilai E(R(1)-1) – E(R(16)-1)

Putaran – 2 dan seterusnya sampai dengan putaran- 16

dilakukan sama seperti diatas

Proses permutasi menggunakan Matrix permutasi awal

balikan (Invers initial permutation, IP-1) terhadap L16

dan R16

1100000100000101100001101110000100011001010

01111 di rubah ke bentuk string yaitu : ©©uhöú

2. Dekripsi berdasarkan DES

Proses dekripsi terhadap cipherimage merupakan

kebalikan dari proses enkripsi. DES menggunakan

algoritma yang sama untuk proses enkripsi dan

dekripsi. Jika pada proses enkripsi urutan kunci

internal yang digunakan adalah K1, K2,..., K16

,maka pada proses dekripsi urutan kunci yang

digunakan adalah K16, K15, ..., K1.Proses dekripsi

dilakukan setelah proses permutasi akhir (Invers

Initial Permutation).

Masukkan nilai biner dari hasil enkripsi :

11000001000001011000011011100001000110010

1001111

Kunci pada Dekripsi sama dengan kunci Enkripsi

hanya saja Dekripsi kebalikkan dari Enkripsi.

Selanjut nya untuk putaran-2 sampai dengan putaran

ke-16 dikerjakan atau dilakukan sama seperti yang

diatas

3. Proses Enkripsi dan Dekripsi Berdasarkan

Algoritma GOST

a. Proses Enkripsi algoritma Gost

Nilai biner yang didapat dari hex editor :

00110001 01000001 00000110 00010011 01010001

01100001 00000111 00100010

00110001 01000001 00000110 00010011 (Kiri) = L0

(32-0)

01010001 01100001 00000111 00100010 (Kanan) =

R0 (64-33)

L(0) = 11001000 01100000 10000010 10001100

R(0) = 01000100 11100000 10000110 10001010

Konversi kunci ke Biner

Konversi Kunci

Page 5: ANALISA KEAMANAN DATA CITRA MENGGUNAKAN …

Jurnal Pelita Informatika, Volume 7, Nomor 4, April 2019

ISSN 2301-9425 (Media Cetak)

Hal: 593-600

597

Char Desimal Biner

C 68 01000011

I 73 01001001

T 84 01010100

R 82 01010010

A 65 01000001

_ 95 01011111

Y 89 01011001

O 79 01001111

H 72 01001000

A 65 01000001

N 78 01001110

_ 95 01011111

H 72 01001000

A 65 01000001

M 77 01001101

O 79 01001111

N 78 01001110

A 65 01000001

N 78 01001110

G 71 01000111

A 65 01000001

N 78 01001110

_ 95 01011111

S 83 01010011

I 73 01001001

B 66 01000010

A 65 01000001

R 82 01010010

A 65 01000001

N 78 01001110

I 73 01001001

. 46 00101110

Biner kunci seluruhnya :

01000011 01001001 01010100 01010010 01000001

01011111 01011001 01001111 01001000 01000001

01001110 01011111 01001000 01000001 01001101

01001111 01001110 01000001 01001110 01000111

01000001 01001110 01011111 01010011 01001001

01000010 01000001 01010010 01000001 01001110

01001001 00101110

Pengelompokkan Biner Kunci :

Kunci Posis Bit Biner yang diambil

K[0] = 32....1 01001010 00101010

10010010 11000010

K[1] = 64....33 11110010 10011010

11111010 10000010

K[2] = 95....65 11111010 01110010

10000010 00010010

K[3] = 128....97 11110010 10110010

10000010 00010010

K[4] = 160....129 11100010 01110010

10000010 01110010

K[5] = 192....161 11001010 11111010

01110010 10000010

K[6] = 224....193 01001010 10000010

01000010 10010010

Kunci Posis Bit Biner yang diambil

K[7] = 256....225 01110100 10010010

01110010 10000010

Putaran – 0 i = 0 :

L(0) = 11001000 01100000 10000010 10001100

R(0) = 01000100 11100000 10000110 10001010

rubah ke desimal

(R[0] + K[0] ) MOD 232

R(0) =1153468042

K[0] = 1244304066

= 2397772108 Mod 232

= 2397772108

= 1000 1110 1110 1011 0001 1001 0100 1100 Biner

Kelompok

Dec

Nilai Bit

SBOX Hasil

Permutasi

dengan SBOX

Biner

1000 8 S-BOX [0] 6 0110

1110 14 S-BOX [1] 5 0101

1110 14 S-BOX [2] 9 1001

1011 11 S-BOX [3] 12 1100

0001 1 S-BOX [4] 6 0110

1001 9 S-BOX [5] 6 0110

0100 4 S-BOX [6] 3 0011

1100 12 S-BOX [7] 6 0110

Gabungan biner-biner hasil penukaran dari tabel

Sbox dan lakukan Rotate left shift 11 bit

Gabungan Biner =0110 0101 1001 1100 0110 0110

0011 0110

RLS [0]= 0111 0001 1001 1000 1101 1001 1001 0110

R[1] = RLS [0] XOR L[0]

RLS [0] = 0111 0001 1001 1000 1101 1001 1001 0110

hasil RLS R[0]

L[0] = 1100 1000 0110 0000 1000 0010 1000 1100

L[0] awal

R[1] = 1011 1001 1111 1000 0101 1011 0001 1010

L[1]= R[0] sebelum di proses

L[1] = 01000100 11100000 10000110 10001010

Hasil putaran – 0 atau pada Putaran – i = 0, adalah

L[1] = 01000100 11100000 10000110 10001010

R[1] = 1011 1001 1111 1000 0101 1011 0001 1010

Putaran – 1 i = 1

L[1] = 0100 0100 1110 0000 1000 0110 1000 1010

R[1] = 1011 1001 1111 1000 0101 1011 0001 1010

rubah ke desimal

(R[1]K[1]) Mod 232

R[1] = 3120061210

K[1] = 4070242946

Hasil = 7190304156 Mod 232

hasil Mod = 2895336860 rubah ke biner

= 1010 1100 1001 0011 0101 0101 1001 1100

Biner

Kelompok

Dec

Nilai

Bit

SBOX

Hasil

Permutasi

dengan

SBOX

Biner

1010 10 S-BOX

[0] 1 0001

1100 12 S-BOX

[1] 2 0010

1001 9 S-BOX

[2] 15 1111

Page 6: ANALISA KEAMANAN DATA CITRA MENGGUNAKAN …

Jurnal Pelita Informatika, Volume 7, Nomor 4, April 2019

ISSN 2301-9425 (Media Cetak)

Hal: 593-600

598

Biner

Kelompok

Dec

Nilai

Bit

SBOX

Hasil

Permutasi

dengan

SBOX

Biner

1011 11 S-BOX

[3] 12 1100

0101 5 S-BOX

[4] 15 1111

0101 5 S-BOX

[5] 2 0010

1001 9 S-BOX

[6] 10 1010

1100 12 S-BOX

[7] 6 0110

Gabungan biner – biner hasil penukaran dari tabel

SBox dan lakukan Rotete Left shift 11 bit

Hasil gabungan : 0001 0010 1111 1100 1111 0010

1010 0110

Hasil RLS [1] 11 bit : 1111 0011 1100 1010 1001 1000

0100 1011

R[2] –RLS[1] XOR L[1]

RLS[1] = 1111 0011 1100 1010 1001 1000 0100 1011

hasil RLS R[1]

L [0] = 0100 0100 1110 0000 1000 0110 1000 1010

L[1] awal

R[2] = 1011 0111 0010 1010 0001 1110 1100 0001

L[2] = R[1] sebelum di proses

L[2] = 1011 1001 1111 1000 0101 1011 0001 1010

Hasil Putaran – 1 = atau putaran – i =1, adalah;

L [2] = 1011 1001 1111 1000 0101 1011 0001 1010

R [2] = 1011 0111 0010 1010 0001 1110 1100 0001

RLS [2] = 0010 1010 0110 0001 0010 1111 1100

1111

RLS [3] = 1000 0100 1011 1111 0011 1100 1010

1001

RLS [4] = 1111 1100 1111 0010 1010 0110 0001

0010

RLS [5] = 1100 1010 1001 1000 0100 1011 1111

0011

RLS [6] = 0110 0001 0010 1111 1100 1111 0010

1010

RLS [7] = 1011 1111 0011 1100 1010 1001 1000

0100

RLS [8] = 1111 0010 1010 0110 0001 0010 1111

1100

RLS [9] = 1001 1000 0100 1011 1111 0011 1100

1010

0110011001100110011001000011100001100110011

001100110010100110000

L(0) = 00001100101001100110011001100110

R(0) = 00011100001001100110011001100110

R(0) + K(0) mod 2^32

R( 0) = 472278630

K( 0) = 2461149898

-------------------------------- + Hasil = 2933428528 mod 2^32

= 2933428528

= 10101110110110001001000100110000

Pecah menjadi 8 kelompok dan masukkan kedalam

proses SBox.

1010 = 10 -> SBOX(0) -> 1 = 0001

1110 = 14 -> SBOX(1) -> 5 = 0101

1101 = 13 -> SBOX(2) -> 0 = 0000

1000 = 8 -> SBOX(3) -> 14 = 1110

1001 = 9 -> SBOX(4) -> 10 = 1010

0001 = 1 -> SBOX(5) -> 11 = 1011

0011 = 3 -> SBOX(6) -> 1 = 0001

0000 = 0 -> SBOX(7) -> 1 = 0001

Hasil digabungkan kembali dan lakukan Rotate Left

Shift sebanyak 11 kali.

RLS(1)=00101010000111010101011000100010

RLS(2)=01010100001110101010110001000100

RLS(3)=1010 1000 0111 01010101100010001000

RLS(4)=01010000111010101011000100010001

RLS(5)=10100001110101010110001000100010

RLS(6)=01000011101010101100010001000101

RLS(7)=10000111010101011000100010001010

RLS(8)=00001110101010110001000100010101

RLS(9)=00011101010101100010001000101010

RLS(10)=00111010101011000100010001010100

RLS(11)=01110101010110001000100010101000

R(1) = R(0) XOR L(0)

R( 0) = 01110101010110001000100010101000

L( 0) = 00001100101001100110011001100110

------------------------------------------------ XOR

R( 1) = 01111001111111101110111011001110

L(1) = R(0) sebelum proses.

L(1) = 00011100001001100110011001100110

dan hasil akhir proses enkripsi adalah sebagai berikut:

L(32) = 1111010101001001001000101111011

R(32) = 000001101101100110100101101110011

Hasil dalam biner = 11110101010010010010

0010111101100000110110110011010010110111001

1 -> ubah ke ascii

CIPHER IMAGE = õI"ö³Ks

4. Proses Dekripsi Algoritma GOST

Proses Dekripsi dilakukan dengan nilai biner yang

di dapat oleh Proses Enkripsi dimana nilai tersebut

akan diproses dengan dekripsi Hasil dalam biner

=111101010100100100100010111101100000110

1101100110100101101110011

Proses berikutnya adalah melakukan dekripsi

terhadap ciphertext hasil enkripsi dengan algoritma

GOST, berikut adalah prosesnya

Cipherimage = 'õI"ö³Ks' di konversi ke heksa =

11110101010010010010001011110110000011011

01100110100101101110011 kemudian dibagi Left

dan Right menjadi

L(0) = 11001110110100101100110110110000

R(0) = 01101111010001001001001010101111

R(0) + K(0) mod 2^32

R( 0) = 1866764975

K( 0) = 2461149898

-------------------------------- +

Hasil = 4327914873 mod 2^32

= 32947577

= 00000001111101101011110101111001

Pecah menjadi 8 kelompok dan masukkan ke SBox.

0000 = 0 -> SBOX(0) -> 4 = 0100

0001 = 1 -> SBOX(1) -> 11 = 1011

1111 = 15 -> SBOX(2) -> 11 = 1011

Page 7: ANALISA KEAMANAN DATA CITRA MENGGUNAKAN …

Jurnal Pelita Informatika, Volume 7, Nomor 4, April 2019

ISSN 2301-9425 (Media Cetak)

Hal: 593-600

599

0110 = 6 -> SBOX(3) -> 9 = 1001

1011 = 11 -> SBOX(4) -> 14 = 1110

1101 = 13 -> SBOX(5) -> 12 = 1100

0111 = 7 -> SBOX(6) -> 9 = 1001

1001 = 9 -> SBOX(7) -> 2 = 0010 Hasil digabungkan kembali dan lakukan Rotate Left

Shift sebanyak 11 kali.

RLS( 1)=10010111011100111101100100100100

RLS( 2)=00101110111001111011001001001001

RLS( 3)=01011101110011110110010010010010

RLS( 4)=10111011100111101100100100100100

RLS( 5)=01110111001111011001001001001001

RLS( 6)=11101110011110110010010010010010

RLS( 7)=11011100111101100100100100100101

RLS( 8)=10111001111011001001001001001011

RLS( 9)=01110011110110010010010010010111

RLS(10)=11100111101100100100100100101110

RLS(11)=11001111011001001001001001011101

R(1) = R(0) XOR L(0)

R( 0) = 11001111011001001001001001011101

L( 0) = 11001110110100101100110110110000

------------------------------------------------ XOR

R( 1) = 00000001101101100101111111101101

L(1) = R(0) sebelum proses.

L(1) = 01101111010001001001001010101111

Proses diatas merupakan proses putaran 0 dan putaran

dilakukan sebanyak 32 kali

dan hasil akhirnya sebagai berikut:

L(32) = b(32), b(31), ... b(1)

R(32) = a(32), a(31), ... a(1)

Hasil = a(1), ... a(32), b(1), ... b(32)

Hasil dalam biner =

0110011001100110011001000011100001100110011

001100110010100110000 -> ubah ke ascii

menghasilkan plainimage = ffd8ffe0

IV. IMPLEMENTASI

A. Implementasi Sistem

Implementasi sistem program ini mencakup

spesifikasi kebutuhan perangkat keras (hardware) dan

spesifikasi perangkat lunak (software).

Tampilan program terdiri dari print screen dari

tampilan input, output, dan proses yang dirancangan.

Adapun tampilan program yang dirancang adalah

sebagai berikut:

Gambar 4 Tampilan Menu Utama

Gambar 5 Tampilan Proses DES dan GOST

Gambar 6 Tampilan input Program

Gambar 7 Tampilan output Program

V. KESIMPULAN

Setelah menyelesaikan penulisan ini maka

didapat beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Prosedur dalam pengamanan data citra ini

dilakukan dengan perbandingan antara Algoritma

DES dan GOST yang dimana menghasilkan

enkripsi dan dekripsi yang berbeda namun dengan

tujuan sama. Metode yang digunakan tidak begitu

Page 8: ANALISA KEAMANAN DATA CITRA MENGGUNAKAN …

Jurnal Pelita Informatika, Volume 7, Nomor 4, April 2019

ISSN 2301-9425 (Media Cetak)

Hal: 593-600

600

sulit hanya saja terlalu banyak putaran dalam

metode masing-masing.

2. Tingkat efektifitas keamanan yang lebih baik

adalah GOST dibandingkan dengan DES dimana

putaran GOST lebih banyak dibandingkan putaran

pada algoritma DES.

3. Pada kompleksitas algoritma analisa yang

dihasilkan algoritma yang digunakan cukup baik

dalam hal mengamankan dengan langkah-langkah

yang cukup panjang dan kunci yang aman serta sulit

untuk di rusak, dapat di simpulkan Algoritma Gost

merupakan algoritma yang baik untuk

mengamankan Citra

REFERENCES

[1] Prastowo dan Julianty, ANALISA, 2002.

[2] Rifki Sadikin, Kriptografi, 2012.

[3] Taroni S.Zebua M.Kom, Gost Algorithym, 2014.

[4] Sutoyoet al T, Citra Digital, 2009.

[5] Andi, Microsoft Visual Basic.Net 2008, 2008.