40
ANALISA KECELAKAAN ANALISA KECELAKAAN KERJA KERJA Oleh : Ir. Oleh : Ir. Kuhartoyo Kuhartoyo CV. DHIYA ANEKA TEKNIK CV. DHIYA ANEKA TEKNIK

Analisa Kecelakaan Kerja (Refresing)

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Keselamatan dan kesehatan kerja, analisa kecelakaan kerja yang terjadi dalam industri dikarenakan hal-hal seperti kelalaian dalam operational maupun perawatan. Industri manufacture.

Citation preview

  • ANALISA KECELAKAAN KERJAOleh : Ir. KuhartoyoCV. DHIYA ANEKA TEKNIK

  • KASUS KE DUA

  • KASUS KE TIGA

  • PERHATIKAN HASIL REKAMAN BERIKUT INI Klik gambar di bawah ini untuk memulai

    Ertr

  • G A M B A R - GAMBAR KECELAKAAN K E R J A

  • PERMENNAKER 02/1992PENUNJUKAN DAN WEWENANG AHLI K3

    PASAL 1 Ahli K3 ialah tenaga teknis berkeahlian khusus dari luar Departemen Tenaga Kerja yg ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja untuk mengawasi ditaatinya Undang-Undang Keselamatan Kerja.

    Pegawai Pengawas ialah tenaga teknis berkeahlian khusus dari Departemen Tenaga Kerja yg ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja untuk mengawasi ditaatinya Undang-Undang Keselamatan Kerja.

  • Wewenang Ahli K3 (ps.10)Memasuki tempat kerjaMeminta keterangan dan atau informasi mengenai pelaksanaan syarat-syarat keselamatan dan kesehatan kerja ditempat kerja Memonitor, memeriksa, menguji, menganalisa,Mengevaluasi dan memberikan persyaratan serta pembinaan K3 yg meliputi :Keadaan dan fasilitas tenaga kerjaKeadaan mesin-mesin, pesawat, alat-alat kerja, instalasi serta peralatan lainnyaPenanganan bahan-bahanProses produksiSifat pekerjaanCara kerjaLingkungan kerja

  • Kualifikasi Operator Crane

    Operator Crane adalah Tenaga Kerja berkeahlian khusus untuk melayani pemakaian crane angkat ((PERMEN 01/1989 PS.1e)Operator hrs memiliki sertifikat dan SIO sesuai klas yg dilayani (PERMEN 01/1989)

    - Operator klas 1 kapasitas > 50ton - Operator klas II kapasitas 25 50 ton - Operator Klas III kapasitas maksimal 25 tonOperator hrs memiliki pengetahuan, ketrampilan dalam mengoperasikan crane serta mengerti bahaya yg timbul sewaktu bekerja.Operator Harus punya kewenangan untuk menyetop pekerjaannya, jika membahayakan dalam operasinya.Operator sehat fisik dan mental (tidak buta warna dll)

  • Kualifikasi Operator Crane (lanjutan)

    Pasal 9 :Jumlah operator yg diperlukan untuk setiap shift pelayanan adalah sebagai berikut :Operator tersebut pada ayat 1 harus dibantu oleh satu atau beberapa tenaga bantu dalam hal pelayanan unit crane angkat

    Kapasitas craneJumlah operator untuk satu crane angkat (overhead)Kelas IIIKelas IIKelas I25 Ton1 orang25 50 Ton1 orang50 100 ton1 orang1 orang

    > 100 ton1 orang1 orang

  • Kewajiban Operator Crane (Menurut Per.Men 01/1989 Pasal.10)

    Dilarang meninggalkan tempat pelayanan selama crane dioperasikanMelakukan pengecekan dan pengamatan kondisi atau kemampuan kerja serta merawat crane angkat, alat-alat pengaman dan alat-alat perlengkapan lainnya yg terkait dg bekerjanya crane yang dilayaninyaOperator harus mengisi buku laporan harian pengoperasian crane angkat yang bersangkutan selama melayani crane angkatApabila crane angkat atau alat-alat pengaman atau perlengkapannya tidak berfungsi dg baik atau rusak, operator harus segera menghentikan pesawatnya dan segera melaporkan pada atasannyaUntuk Operator klas 1 disamping kewajiban tersebut juga wajib mengawasi kegiatan dan mengkoordinasikan operator klas II dan Operator klas III

  • PERMENAKER 01/1989PASAL 6 :Sertifikate Operator (SIO) diterbitkan oleh Menteri atau pejabat yg ditunjuknya setelah ybs dinyatakan lulusSIO harus diperbaharui setiap 2 tahun, melalui atau tanpa kursus penyegaranSertifikat operator dapat dicabut oleh Menteri atau pejabat yg ditunjuknya bila operator yg bersangkutan dinilai tidak berkemampuan lagi sebagai operator atas usul pegawai pengawas/Ahli K3

  • Pesawat Angkat & Angkut yg memenuhi syarat untuk dioperasikan

    Telah dilakukan Riksa Uji dan telah mendapatkan ijin pemakaian (PerMen 05/1985)Selalu dilakukan perawatan dan pemeliharaan sesuai dg anjuran pabrik pembuat

    Alat Bantu Angkat (ABA)

    ABA yg digunakan hrs ada identitas yg jelas ABA hrs dalam kondisi baik dan aman saat digunakanABA harus dipasang pelindung(pad) pada pengangkatan sisi yg Tajam

  • Penanganan Beban/Rigging

    Mengetahui berat beban yg diangkatMemilih ABA yang tidak cacat dan sesuai dg jenis barang yg diangkatMenentukan titik berat (pusat) beban agar tidak berayunPosisi beban harus bebas, tidak ada yg menghalangi, membebaniBeban yg diangkat tidak melebihi SWL CraneHindari tangan atau bagian tubuh yg lain pada saat akan pengangkatan bebanPilih Qualified Rigger yang berpengalaman dan telah terlatih dalam prosedure penanganan beban

  • PENGANGKATAN BEBAN

    Pastikan jalur travelling crane dan tempat beban pada area yg bebas Pada saat mulai pengangkatan beban pastikan bahwa beban sudah sesuai dan aman untuk diangkat dan turunkan kembali jika beban tidak aman, tdk seimbang kemudian atur kembali. Hindari mengangkat beban menghentak (shock loading) Jangan mengangkat beban melebihi kapasitas crane (SWL) dan beban harus pada hook path Jangan membawa beban dg melintas pada orang Gunakan pembantu jika membawa/menurunkan beban pada area yg tudaj terlihat jelas (rgu-ragu) Jangan mengangkat beban dg kecepatan tinggi dari yang diperlukan

  • MEMINDAHKAN BEBANJangan membawa beban melintasi orang (personnel)Berjalanlah didepan beban dan beri peringatan pada personnel dibawah (Rigger)Jangan menumpang pada beban atau orang lain ikut pada beban Bawalah beban serendah mungkin jika memungkinkanJangan menggantung beban terlalu lama pada saat ada masalah (trouble listrik, terhalang dll)Jangan meninggalkan crane dengan beban masih tergantung pada hookBunyikan klakson jika akan melintasi orang atau beban dekat dengan orang

    PENEMPATAN BEBANHati hati pada saat akan memberi ganjal agar tidak terjepit, untuk memudahkan melepas ABATurunkan beban pada posisi Crane sudah berhentiPenurunan beban harus pada posisi vertikal tegak lurusTurunkan beban secra perlahan agar tidak membentur ke lantaiPeganglah kuat pada saat melepas slings dari beban, karena dapat melintir dan melukai

  • Sebelum mengoperasikan CranePeriksalah seluruh peralatan crane, jangan dioperasikan apabila ditemukan kerusakanPeriksa tuas-tuas control, alarm atau klakson (sounding device). Jika Emergency switch bekerja, jangan dimatikan hingga benar-benar mendapat informasi yg jelas.Crane tidak boleh dioperasikan diluar kapasitas yg diijinkan.ABA yang digunakan harus tidak ada cacatBeban yang diangkat harus tepat pada hook pathCrane tidak boleh digunakan untuk menarik beban dari samping, krn akan merusak rope drum (TKB lepas dari alur drum)Crane sudah dilakukan Riksa Uji dan pemeliharaan rutin sesuai petunjuk pabrik pembuat.

    CRANE SAFETY

  • Misal :Berat Coil = 20 tonKecept Hoist : 20 m/mnt = 0,3 m/dtkWaktu tempuh(hook meyentuh coil) = 3 detik.Percepatan (a) = kecept/waktu = 0,3/3 = 0,1 m/dtMaka didapat :Beban Dinamis F = m.a= 20.000 kg x 0,1 m/dt= 2.000 kgm/dt ----- 2.000 NewtonBeban StatisW = M.gW = 20.000 kg x 10 m/dtW = 200.000 Kgm/dt ------ 200.000 Newton

    Beban Total F + W = 2.000 + 200.000 Newton = 202.000 Newton----- 20.200 Kg

  • Ertr