Analisa Pahat3

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/14/2019 Analisa Pahat3

    1/6

    PENGARUH GEOMETRI PAHAT BUBUT (HSS) TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN

    PADA PEMBUBUTAN BAHAN BAJA (STEEL) UNTUK JENIS PEMBUBUTAN AKHIR

    Syamsul Rizal, Fatahul Arifin

    Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Sriwijaya PalembangJalan Srijaya Negara, Palembang 30139

    ABSTRAK

    Pada pembubutan ada dua macam yaitu kasar dan akhir (finishing), pada pembuatan akhir ini

    dilakukan untuk mendapatkan hasil pembubutan sesuai dengan nilai kekasaran yang diinginkan, untuk itu

    faktor yang sangat dominan yang sering dijumpai yaitu dengan membentuk geometri pahat dengan bentuk

    tertentu. Dalam prakteknya pahat yang dapat diubah bentuk geometrinya adalah pahat jenis HSS (HighSpeed Steel). Penelitian ini dilakukan seberapa besar pengaruh dari bentuk sudut pahat (geometrinya)

    terhadap kekasaran permukaan dari bahan baja. Bahan yang digunakan dalam pengujian ini ada bahan baja

    ST 37, ST 42, dan ST 60. Sudut pahat yang yang di buat bervariasi sesuai dengan standar yang telah

    ditetapkan yaitu antara 8 20o. Hasil dari penelitian ini ternyata untuk bahan ST 37 pengerjaan yang

    mempunyai tingkat kehalusan yang tinggi adalah 12o

    , 16o

    , ST 42 adalah 10o

    , 12o

    dan ST 60 adalah 10o

    ,12o. Nilai kekasaran maksimum yang dapat dicapai dari semua geometri pahat yang dibuat sesuai dengan

    apa yang di rekomendasikan yaitu N6 sampai dengan N8.

    Kata kunci: Geometri, Pahat, Kekasaran, HSS.

    PENDAHULUAN

    Proses pembubutan adalah suatu proses

    pengurangan material untuk membentuk suatu

    produk dengan cara pemutaran benda kerja.

    Dalam proses ini akan terdapat pengaruh dari proses pemakanan itu sendiri terhadap benda

    kerja. Dimana ini akan berpengaruh kepada

    kekasaran permukaan benda kerja itu.

    Dengan adanya hal tersebut banyak

    operator/pengusaha kecil yang bergerak

    dibidang jasa pembubutan sering melakukan hal

    yang biasa dilakukan yaitu dengan cara merubah

    posisi pahat baik itu pada tool post atau eretan

    atas atau juga menggantikan pahat tersebut

    untuk mendapatkan kekasaran permukaan benda

    yang akan dibubut sesuai dengan keinginan.

    Diantara cara tersebut yang perlu

    diperhatikan adalah geometri pahat, sebab ada bagian dari geometri pahat itu yang boleh

    diubah-ubah sehingga hasil dari kekasaran

    permukaan pembubutan benda kerja akan

    didapat nilai maksimal.

    Oleh karena itu, peneliti sebagai salah

    seorang yang telah melibatkan diri di bidang

    keteknikan merasakan perlu untuk melakukan

    penelitian tentang pengaruh dari perubahan

    seometri pahat bubut khususnya bahan HighSpeed Steel (HSS) terhadap pengaruh kekasaran

    permukaan pada pembubutan benda kerja

    dengan material baja karbon rendah dan

    menengah pada proses akhir (finishing proses)yang mana dalam penelitian ini putaran dari

    mesin bubut tetap (konstan) tetapi hanya

    geometrinya yang berubah.

    Berdasarkan pengamatan yang pernah

    peneliti lakukan selama ini di lapangan, untuk

    memperoleh suatu kekasaran permukaan

    tertentu biasanya para operator yangmengerjakan jasa pembubutan hanya akan

    melakukan perubahan terhadap posisi dari pahat

    atau melakukan perubahan pahat dengan pahat

    yang baru yang lebih tajam tanpa merubah

    geometri pahat. Oleh sebab itu penulis tertarik

    untuk meneliti seberapa besar pengaruh

    perubahan geometri pahat terhadap hasil

    pembubutan.

    Adapun tujuan dari penelitian ini

    adalah untuk mendapatkan geometri yang

    terbaik pada proses permesinan dengan mesin

    bubut, sehingga nantinya dapat meningkatkan

    effisiensi kerja.

    Manfaat Hasil Penelitian

    Dengan menganalisa hasil dari

    pengamatan dan pengolahan data yang

    didapat di lapangan diharapkan dapat:

    1. Memberikan suatu tabel acuan agar dapatdigunakan untuk mendapatkan nilai

    kekasaran maksimum bila menggunakan

    geometri tertentu.

    2. Meningkatkan effisiensi kerja baik bagi

    operator mesin bila nilai kekasaran dapatdicapai tanpa merubah posisi pahat atau

    menukar pahat menjadi yang lebih tajam.

  • 8/14/2019 Analisa Pahat3

    2/6

    TINJAUAN PUSTAKA

    High Speed Steel(HSS) adalah salah satubahan pahat bubut yang banyak digunakan oleh

    operator untuk membubut baja karbon rendah

    atau medium. HSS ini Mempunyai kemampuan

    potong pada kecepatan yang tinggi dan mampu

    kerja pada suhu yang tinggi. Bahan pahat HSS

    juga dapat dengan mudah di bentuk menjadi

    pahat potong proses yang rumit/proses pabrik

    cukup hanya di bentuk dengan mesin gerinda

    duduk kasar dibandingkan dengan yang lain

    seperti carbide, widia.

    Adapun bentuk geometri pahat yang

    akan dibuat seperti pada gambar 1 dan

    rekomendasi bentuk seperti pada table 1 dan

    kemampuan maksimum dari mesin bubut yang

    dapat dilakukan dalam proses permesinan untuk

    kekasaran permukaan adalah 0,8 mikron.(sesuai

    dengan gambar 2).

    Gambar 1. Geometri Pahat Bubut

    Operation

    Kekasaran Permukaan (micron)

    25 1

    2.5

    6

    .25

    3.2 1.6 0.8 0.4 0.2 0.1 0

    .05

    0.025

    Gergaji,

    Pemotongan las

    Gerinda Tangan

    Pengikiran,amplas

    Bubut

    Shaping, Milling

    Pengeboran

    Surface Grinding

    Cylindrical Grind.

    Honing,Lapping

    Polishing

    Super Finishing

    Bulfing

  • 8/14/2019 Analisa Pahat3

    3/6

    Gambar 2. Kemampuan Proses Mesin Untuk Kekasaran Permukaan(P.N. Rao, 2000)

    Tabel 1. Sudut pahat yang direkomendasikan untuk pahat potong Bahan HSS(P.N. Rao, 2000)

    Material

    Benda

    Kerja

    Sudut

    tatal

    belakan

    g

    Sudut

    tatal

    samping

    Sudut

    relief

    samping

    Sudut

    relief

    depan

    Sudut

    potong

    samping

    Sudut

    potong

    akhir

    Baja 8 - 20 8 20 6 6 10 15

    Cast steel 8 8 6 6 10 15

    Cast Iron 0 4 6 6 10 15

    Kuningan 4 4 6 6 10 10

    Stainless 8 - 20 8 20 6 6 10 15

    Untuk mendapatkan tingkat kekasaran

    yang ideal pada proses pembubutan disamping

    memperhatikan kecepatan putar mesin juga

    harus memperhatikan dimensi pahat.

    Kekasaran permukaan juga dipengaruhi

    oleh getaran mesin, ketidak telitian alat potong,

    kerusakan struktur material ini seperti diketahui

    ketika dipotong dengan kecepatan potong

    rendah. Untuk hasil kekasaran permukaan yang

    baik sebaiknya peralatan harus tajam (Makmur

    dan Taufikurrahman, 2005).

    Metodologi yang diaplikasikan pada penelitian ini menitik beratkan pada proses

    penggerindaan yaitu dengan memvariasikan

    geometri pahat dan kecepatan potongnya tetap

    sehingga akan didapat hubungan korelasi antara

    kekasaran dan material.

    Pengolah Data Pengujian Kekasaran

    Rancangan yang digunakan dalam

    penelitian ini adalah dengan membandingkan

    hasil dari semua data yang didapat dan telah

    diolah dengan perhitungan sebagi berikut :

    1. Kekasaran Rata-rata sementara (Ras), yaitu

    dihitung rata-rata kekasaran pada tiap lokasi

    uji.

    =

    =n

    i

    Rain

    Ra1

    1

    2. Kekasaran Rata-rata (Ra), yaitu rata-rata

    dari nilai kekasaran rata-rata sementara.

    nsiPengujiaJumlahLoka

    ararataSementiRataJumlahNilaRa

    =

    3. Interval kekasaran, yaitu menyatakan nilai

    kekasaran terendah sampai pada nilai

    tertinggi rata-rata dari permukaan bahan uji

    Ra - Z/2/ N1/2 < Ra < Ra + Z/2/ N

    1/2

    Dimana :

    Z/2 = Nilai yang diperolah dari tabel

    normal

    = Besarnya kesalahan yang

    diijinkan

    100 - = tingkat keyakinan (76 98) %

    = { Ra /N ( 1 Ra/N) }1/2

    (standardeviasi)

  • 8/14/2019 Analisa Pahat3

    4/6

    N = Jumlah titik uji keseluruhan

    n = Jumlah titik uji pada tiap lokasi uji.

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Permukaan yang terjadi dari prosespemmbubutan akan mengalami suatu perubahan

    atau penyimpangan, penyimpangan ini terjadi

    akibat dari bentuk pahat yang dibuat dan juga

    putaran benda kerja yang tidak sesuai.

    Pembubutan ini merupakan salah satu

    proses permesinan yang merupakan salah satu

    teknologi yang banyak digunakan di industri,

    sehingga sampai sekarang ini banyak sekali

    dilakukan pengujian untuk memdapatkan hasil

    permukaan potong yang sempurna. Dengan

    melakukan pengujian ini diharapkan dapat

    menghasilkan kualitas pembubutan yang

    optimal dari perubahan geometri pahat.Dalam pengujian dilakukan terhadap 3

    macam jenis material baja yaitu ST 37, ST 42,

    ST 60, Dan bentuk geometri pahatnya dibentuk

    bervariasi yaitu 8,10; 8,12; 8,14; 10,12; 10,14;

    12,12; 12,14; 12,16; 14,12; 16,20. dan pengujian

    yang dilakukan sebanyak 30 kali, setiap bahan

    uji sebanyak 10 kali pembubutan dengan

    geometri pahat yang berbeda.

    Setelah dilakukan proses pembubutan

    material diuji kekasaran permukaannya dimana

    panjang setiap kali pengujian adalah 20 mm, dan

    untuk benda uji dilakukan 4 kali pengujian maka

    titik ujinya adalah 84 buah.

    Bila N = 84 titik uji maka N = 9,17 dan Z/2

    = 1,95.

    Nomor Percobaan 1 sampai dengan 10 untuk

    bahan baja ST 37.

    Nomor Percobaan 11 sampai dengan 20 untuk

    bahan baja ST 42.

    Nomor Percobaan 21 sampai dengan 30 untuk

    bahan baja ST 60.

    Tabel 2. Hasil Perhitungan Percobaan Dengan Tingkat Keyakinan 95% dan Jumlah Titik Uji 84 Titik.

    No.Perco

    baanRas1 Ras2 Ras3 Ras4 Ra

    Ra/N

    (X)

    (1-Ra/N)

    (Y)X.Y

    Z/2

    / N

    (A)

    Ra+A Ra- A

    1 1,71 1,65 1,86 2,08 1,83 0,022 0,9783 0,0213 0.1458 0,0310 1,8610 1,79902 1,73 1,44 1,63 1,44 1,56 0,019 0,9814 0,0182 0.1350 0,0287 1,5887 1,5313

    3 1,71 1,58 1,64 1,74 1,67 0,020 0,9801 0,0195 0,1396 0,0297 1,6997 1,64034 1,60 1,66 1,62 1,74 1,67 0,020 0,9804 0,0193 0,1388 0,0295 1,6795 1,6205

    5 1,52 1,76 1,72 1,88 1,72 0,021 0,9795 0,0201 0,1417 0,0301 1,7501 1,6899

    6 1,78 1,50 1,60 1,71 1,65 0,020 0,9804 0,0192 0,1387 0,0295 1,6795 1,62057 1,63 1,34 1,71 1,62 1,58 0,019 0,9813 0,0184 0,1356 0,0288 1,6088 1,55218 1,71 1,60 1,34 1,22 1,47 0,017 0,9825 0,0172 0,1311 0,0279 1,4979 1,4421

    9 1,55 1,56 1,85 1,67 1,66 0,020 0,9803 0,0194 0,1391 0,0296 1,6896 1,630410 1,66 1,80 1,61 1,40 1,62 0,019 0,9807 0,0189 0,1375 0,0292 1,6492 1,6308

    11 1,81 1,48 1,74 1,46 1,62 0,019 0,9807 0,0189 0,1375 0,0292 1,6492 1,630812 1,67 1,60 1,51 1,57 1,59 0,019 0,9811 0,0185 0,1362 0,0290 1,6190 1,5610

    13 1,76 1,56 1,57 1,62 1,63 0,019 0,9806 0,0190 0,1378 0,0293 1,6593 1,600714 1,58 1,46 1,66 1,58 1,57 0,019 0,9813 0,0183 0,1354 0,0288 1,5988 1,5512

    15 1,61 1,49 1,55 1,31 1,49 0,018 0,9823 0,0174 0,1320 0,0281 1,5181 1,461916 1,63 1,67 1,57 1,74 1,65 0,020 0,9803 0,0193 0,1388 0,0295 1,6795 1,6205

    17 1,49 1,57 1,71 1,60 1,59 0,019 0,9811 0,0186 0,1363 0,0290 1,6190 1,571018 1,74 1,53 1,57 1,55 1,60 0,019 0,9810 0,0187 0,1367 0,0291 1,6291 1,520919 1,63 1,45 1,51 1,51 1,53 0,018 0,9818 0,0178 0,1336 0,0284 1,5584 1,5016

    20 1,58 1,54 1,48 1,47 1,52 0,018 0,9819 0,0177 0,1332 0,0283 1,5483 1,491721 1,65 1,50 1,76 1,65 1,64 0,020 0,9805 0,0191 0,1384 0,0294 1,6694 1,610622 1,75 1,59 1,55 1,64 1,63 0,019 0,9806 0,0190 0,1379 0,0293 1,6593 1,6007

    23 1,75 1,75 1,74 1,62 1,72 0,020 0,9795 0,0200 0,1415 0,0301 1,7501 1,689924 1,67 1,51 1,69 1,55 1,60 0,019 0,9809 0,0187 0,1368 0,0291 1,6291 1,5709

    25 1,71 1,59 1,63 1,63 1,64 0,020 0,9805 0,0192 0,1384 0,0294 1,6694 1,610626 1,68 1,77 1,64 1,71 1,70 0,020 0,9797 0,0198 0,1409 0,0300 1,7300 1,6700

    27 1,70 1,73 1,59 1,30 1,58 0,019 0,9812 0,0185 0,1358 0,0289 1,6089 1,551128 1,73 1,60 1,58 1,72 1,65 0,020 0,9803 0,0194 0,1386 0,0296 1,6896 1,6205

    29 1,72 1,59 1,69 1,60 1,65 0,020 0,9804 0,0192 0,1386 0,0295 1,6795 1,620530 1,74 1,38 1,66 1,59 1,59 0,019 0,9810 0,0186 0,1364 0,0290 1,6190 1,5610

    Dari tabel 2 ini maka bila dibuat

    grafiknya untuk memudah melihat tingkatkekasaan rata-rata (Ra) yang telah ditambah

    dengan penyimpangan yang terjadi (Ra + A)

    untuk tiap material uji dan dapat dilihat darigambar-gambar di bawah ini:

  • 8/14/2019 Analisa Pahat3

    5/6

    0.0000

    0.2000

    0.4000

    0.6000

    0.8000

    1.0000

    1.2000

    1.4000

    1.6000

    1.8000

    2.0000

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

    Percobaan

    NilaiKekasaran Ra+A

    Ra-A

    Gambar 3. Tingkat Kekasaran Untuk Material

    ST 37

    Untuk pengujian dengan material uji

    ST 37 penyimpangan yang terjadi untuk tiap perubahan geometri pahat dapat dilihat dari

    gambar 3 yaitu kisaran (Ra+ A) antara 1,8610

    sampai 1.4979 dan (Ra-A) antara 1,7990 sampai

    1,4421.

    1.3500

    1.4000

    1.4500

    1.5000

    1.5500

    1.6000

    1.6500

    1.7000

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

    Percobaan

    NilaiKekasaran Ra+A

    Ra-A

    Gambar 4. Tingkat Kekasaran Untuk Material

    ST 42

    Pada material uji ST 42 terjadi

    penurunan nilai kekasaran untuk geomeri pahat

    yang digunakan yaitu kisaran (Ra+A) antara

    1,6795 sampai 1.5181 dan (Ra-A) antara 1,6205

    sampai 1,4619 (gambar 4).

    1.4500

    1.5000

    1.5500

    1.6000

    1.6500

    1.7000

    1.7500

    1.8000

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

    Percobaan

    NilaiKekas

    aran Ra+A

    Ra-A

    Gambar 5. Tingkat Kekasaran Untuk Material

    ST 60

    Sedangkan nilai kekasaran juga terjadi penurunan untuk material ST 60 (gambar 5)

    yaitu pada kisaran (Ra +A ) antara 1,7501

    sampai 1,6291 dan (Ra A) antara 1,6899

    sampai 1,5709.

    Dari ketiga grafik diatas maka terlihat

    bahwa terjadi perubahan yang signifikan untuk

    tiap-tiap geometri pahat yang digunakan pada

    masing-masing bahan uji. Ini berarti bahwa

    pengaruh dari bahan uji yang dibubut tiga ada

    hubungan dengan geometri pahat.

    0.0000

    0.2000

    0.4000

    0.6000

    0.8000

    1.0000

    1.2000

    1.4000

    1.6000

    1.8000

    2.0000

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

    Percobaan

    NilaiKekasaran

    Ra + A

    untuk ST 37

    Ra - A

    untuk ST 37

    Ra + A

    untuk ST 42

    Ra - A

    untuk ST 42

    Ra + A

    untuk ST 60

    Ra - A

    untuk ST 60

    Gambar 6. Grafik Kekasaran Benda Uji

    KESIMPULAN DAN SARAN

    Kesimpulan

    a. Ternyata Pengubahan geometri pahat ada pengaruh terhadap kekasaran permukaan,

    tetapi ternyata dengan sudut yang besar

    belum tentu mendapatkan kehalusan

    permukaan yang tinggi ini terlihat dari

    gambar 3, 4, 5 ini terihat bahwa tingkatkekasarannya adalah untuk ba.

  • 8/14/2019 Analisa Pahat3

    6/6

    b. Adapun untuk kehalusan permukaan benda

    uji yang telah dibubut adalah sebagai

    berikut:

    - ST 37 Pengerjaan pahat dengan sudut

    12,16

    - ST 42 Pengerjaan pahat dengan sudut

    10,14

    - ST 60 Pengerjaan pahat dengan sudut

    10,12

    c. Nilai kekasaran maksimum yang dapat

    dicapai dari semua geometri pahat yang

    dibuat sesuai dengan yang

    direkomendasikan yaitu antara N6 sampai

    dengan N8.

    Saran

    Pada penelitian ini mesin yang

    digunakan adalah mesin bubut kovensional yangdikontrol oleh kemampuan operator dan

    pengaruh pahat sangat berpengaruh terhadap

    kekasaran permukaan bila pahatnya mengalami

    keausan atau tumpul segera diasah kembali agar

    kekasaran yang diinginkan dapat dicapai, tetapi

    hal itu jangan sering dilakukan karena ini akan

    menyebabkan efisien kerja kita berkurang.

    DAFTAR PUSTAKA

    BH. Amstead, Bambang Priambodo. 1995.

    Teknologi Mekanik II. Erlangga. Jakarta.

    Harun. 1990. Alat-alat perkakas 3 (Pengerjaan

    Penyayatan). Bina Cipta. Jakarta.

    Makmur dan Taufikurrahman. 2006. Pengaruh

    Variasi Putaran, Kecepatan Putar Benda

    serta Kecepatan Meja terhadap Nilai

    Kekasaran Benda Kerja pada Proses

    Penggerindaan Silinder. Teknika. Volume

    XVI No. 1 hal 5- 10, ISSN: 0854-3143

    Politeknik Negeri Sriwijaya, Palembang

    PN. Rao. 2000. Manufacturing Technology

    Metal Cutting And Machine Tool. MacGraw-Hill, International Edition,

    Singapore.

    R. Thomas Wringt. 1990. Process ofManufacuring. The Goodheart Willcox

    ompany. Inc. USA

    Sarjono. 1978. P dan K. Teknologi Mekanik II.

    Jakarta.