Upload
phamkhanh
View
215
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
ANALISA PELAKSANAAN CORPORATE SOCIALRESPONSIBILITY (CSR) PT. MITSUBISHI CHEMICAL
INDONESIA (MCCI) di CILEGON-BANTEN
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas IlmuDakwah dan Ilmu Komunikasi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial (S. Sos)
DisusunOleh:
DIYAUDINNIM: 108054100001
PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIALFAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA1435H./2014M.
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa :
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratanmemperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya
atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 28 November 2014
Diyaudin
i
Abstrak
Diyaudin
Analisa Pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR) PT. MitsubishiChemical Indonesia (MCCI).
Program Corporate Social Responsibility (CSR) yang dijalankan oleh sebuahperusahaan merupakan komitmen yang berkelanjutan dari para pelaku bisnis. CSRdimaksudkan agar perushaan berprilaku secara etis dan berkontribusi bagiprmbangunan ekonomi. Sementara pada saat yang sama meningkatkan kualitas hiduppara pekerja dan keluarganya demikian pula masyarakat lokal dan masyarakat luas.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui analisis konsep CSR, analisis strategi CSRdan implikasi CSR bagi masyarakat. PT. MCCI melaksanakan CSR sebagai bentukupaya komitmen terhadap masyarakat bisa tumbuh dan berkembang bersamaperusahaan untuk mencapai taraf masyarakat yang lebih baik.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif denganpendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasilangsung, wawanacara mendalam serta studi kepustakaan. Wawancara dilakukandengan narasumber sebanyak empat belas orang.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa konsep CSR PT. MCCIialah sustanable development. Hal ini diwujudkan dalam strategi CSR pada limatahun pertama sebagai tahapan awareness, lima tahun kedua tahapan involving, sertalima tahun ketiga tahapan model. Implikasi CSR bagi masyarakat adanya dampakrespon positif dan kepercayaan (trust) menjadi penguatan modal utama dalammenjalin relasi yang baik terhadap masyarakat maupun perusahaan.
Setiap program CSR yang telah di jalankan oleh PT. MCCI, merupakan hasildaripada (sosial mapping) yang di lakukan oleh PT. MCCI terhadap lingkung sosialdi sekitar perusahaan tersebut. Dengan melakukan pengamatan yang cukup detailserta melakukan komunikasi yang mendalam dengan masyarakat secara langsung,sehingga aspirasi dari masyarakat dapat terakomodir oleh perusahaan dan padaakhirnya terciptalah program-program CSR PT. MCCI yang sesuai dengan kebutuhanmasyarakat.
Adapun implikasi CSR PT. MCCI meliputi bidang pendidikan dengan berupabantuan implementasi pengadaan saung aksara, buku bacaaan, kursus bahasa inggris,beasiswa, dan pelatihan komputer. Selanjutnya bidang kesehatan dengan berupabantuan implementasi penyuluhan gizi untuk anak, pengadaan air bersih sumurpompa dan khitanan massal. Sedangkan di bidang pengembangan ekonomi denganberupa bantuan implementasi bantuan penggemukan kambing, UKM pembuatanemping dan jamur.
iii
KATA PENGANTAR
Tiada kata paling indah kecuali penulis mengucapkan puji syukur kehadirat
Allah SWT, yang senantiasa telah memberikan nikmat, rahmat dan hidayah-Nya lah
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, hanya kepada-Nya menyembah dan
hanya kepada-Nya meminta pertolongan. Shalawat serta salam kami haturkan kepada
sang super leader dan super manager Nabi Muhammad SAW, seorang figur yang
mengajak pada revolusi terbaik dan layak memberikan inspiratif sekaligus pantas
ditiru oleh umat manusia.
Skripsi ini tentunya tak dapat rampung tanpa dukungan dari beberapa pihak,
maka penulis juga tak lupa mengucapkan terima kasih kepada beberapa pihak yang
telah memberi inspirasi dan juga banyak berkontributif dalam memberikan pemikiran
segar, pesan moral dan lain-lain sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan,
diantaranya adalah:
1. Kedua orang tua saya Ayahanda Mahfud Fattah (Alm ) dan Ibunda
Nadiroh (Almh), ibu Sarmunah (Ibu tiri), keluarga besar H. Mukhsin
(Alm) dan Hj. Masitoh, yang telah memberikan pendidikan,
kepercayaan, kesabaran, pengorbanan serta doa yang selalu terus
mereka panjatkan untuk penulis, dan tentunya sangat sulit untuk
membalas dan membayarnya.
iv
2. Kakak saya Ismatullah dan Ajat suderajat yang kerap kali
mengajarkan penulis betapa nikmat dan pentingnya renungan spiritual,
di saat penulis mengalami perasaan stagnasi dan kemunduran diri oleh
sebab akibat.
3. Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
Bapak Prof. Dr. Komaruddin Hidayat, MA.
4. Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Bapak Dr. Arief Subhan,
M.A.
5. Ketua jurusan Prodi Kesejahteraan sosial Universitas islam Negeri
(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Ibu Dr. Siti Nafsiyah, M. Sw, dan
Sekretaris jurusan Bapak Ahmad Zaki M.Si. Seluruh dosen dan staff
pengajar pada program studi Kesejahteraan sosial atas segala motivasi,
ilmu pengetahuan, bimbingan, wawasan dan pengalaman yang
mendorong penulis selama menempuh studi.
6. Dosen pembimbing Bapak Dr. Tantan Hermansah, M.Si. yang selalu
setia dalam memberikan saran, kritik dan gagasan segar serta sabar
membimbing penulis sampai titik penghabisan penyelesaian skripsi.
7. Pimpinan PT. Mitsubishi Chemical Indonesia (MCCI) dan general
affairs manager PT. MCCI Bapak Yusuf Iman yang menerima penulis
v
dengan terbuka untuk melakukan penelitian skripsi, serta para staff,
karyawan dan buruh yang tentunya tidak bisa penulis sebutkan satu-
persatu.
8. Teman-teman diskusi praskripsi sampai penulisan skripsi ini, Bang
Rivan, M.al Aufar (Ovar), Tovik, Bung Iksan, Ayub (Pesok), Ahmad
jauharuddin, Mulyadi, Cak Ghulam. “jempolah untuk sebuah diskusi
konstruktifnya” serta teman-teman seperjuangan Kesejahteraan Sosial
2008, Ahmad Gozali, Ahmad Insanul Kamil, Ayatullah, Azhari
Baidhowi, Feri Firmansyah, Julia Salam, Samanta N, Kenni J, Suryati,
Wilda, Rahmah. Asyiik, terkesan dan senang bercengkrama dengan
kalian semua, meski kadang menjengkelkan, dan tentunya dikemudian
hari sangat merindukan diskusi-diskusi hangat (dialektika) bersama
kalian sebagai buah dari insan akademis dalam pengembangan
intelektual.
9. The big familly “Keluarga Mahasiswa Cilegon (KMC) Jakarta” yang
telah memberi warna betapa nikmatnya berorganisasi dengan sentuhan
kekeluargaan, terus bereksistensi tentunya. Himpunan Mahasiswa
Banten (HMB) Jakarta, teman-teman organisasi ekstra kampus, BEM
Kesejahteraan Sosial, Komunitas Mahasiswa (KM) UIN jakarta,
Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), semua itu terasa banget ketika
penulis menikmati keorganisasian.
vi
10. Teman-teman Cilegon yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu,
kendati selalu bertanya “Diyaudin kapan lulusnya?” atau “Diyaudin
kapan sidangnya?” Membuat penulis menjadi acuan dalam motivasi
diri.
11. Masyarakat Gerem yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu, atas
meluangkan waktunya sebagai responden sehingga penulis bisa
mengetahui dan mengkaji permasalahan yang terkait dengan skripsi
yang ditulis.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu mohon saran dan kritik yang membangun dari para pembaca untuk
perbaikan di masa mendatang sangat penulis harapkan.
Jakarta, 15 September 2014
Diyaudin
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK ................................................................................................................ i
KATA PENGANTAR .............................................................................................. iii
DAFRTAR ISI .......................................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................ 1
B. Tinjauan Pustaka ......................................................................... 7
C. Pertanyaan Penelitian .................................................................. 9
D. Tujuan dan Manfaat penelitian .................................................... 10
E. Metodelogi Penelitian dan Teknik Penulisan .............................. 11
1. Metode Penelitian .................................................................. 11
2. Teknik Pengumpulan Data .................................................... 12
3. Teknik Analisa dan Interpretasi Data .................................... 13
F. Sistematika Penulisan ................................................................. 13
BAB II TINJAUAN TEORITIS ATAS KONSEP CORPORATE SOCIAL
RESPONSIBILITY (CSR)
A. Pengertian Corporate Social Responsibility (CSR) .................... 16
B. Fungsi dan Tujuan Corporate Social Responsibility (CSR) ....... 19
vii
C. Prinsip-Prinsip Corporate Social Responsibility (CSR) ............. 20
D. Faktor internal pendukung keberhasilan pelaksanaan CSR ........ 24
E. Implementasi Corporate Social Responsibility (CSR) ................ 25
F. Corporate Social Responsibility (CSR) Kalangan Industri ......... 28
G. Strategi Corporate Social Responsibility (CSR) ......................... 30
H. Implikasi Corporate Social Responsibility (CSR) ...................... 36
BAB III REALISASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR)
PT. MITSUBISHI CHEMICAL INDONESIA (MCCI)
A. Deskripsi Umum PT. Mitsubishi Chemical Indonesia (MCCI)
1. Sejarah PT. Mitsubishi Chemical Indonesia (MCCI) ........... 40
2. Produk PT. Mitsubishi Chemical Indonesia (MCCI) ............ 43
B. Implementasi Corporate Social Responsibility (CSR) PT.
Mitsubishi Chemical Indonesia (MCCI)
1. Konsep Corporate Social Responsibility (CSR) PT. Mitsubishi
Chemical Indonesia (MCCI) ................................................. 44
2. Pengertian Corporate Social Responsibility (CSR) PT.
Mitsubishi Chemical Indonesia (MCCI) ............................... 56
3. Struktur Organisasi Corporate Social Responsibility (CSR) PT.
Mitsubishi Chemical Indonesia (MCCI) ............................... 56
C. Fungsi dan Tujuan Corporate Social Responsibility (CSR) PT.
Mitsubishi Chemical Indonesia (MCCI) ..................................... 57
viii
D. Strategi Corporate Social Responsibility (CSR) PT. Mitsubishi
Chemical Indonesia (MCCI) ....................................................... 58
E. Bentuk-Bentuk Corporate Social Responsibility (CSR) PT.
Mitsubishi Chemical Indonesia (MCCI) ..................................... 62
BAB IV IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY
(CSR) PT. MITSUBISHI CHEMICAL INDONESIA (MCCI)
A. Gambaran Umum Masyarakat Gerem
1. Kondisi Umum Sosiologis Masyarakat Gerem ..................... 64
2. Kondisi Umum Ekonomi Masyarakat Gerem ....................... 66
B. Implikasi Corporate Social Responsibility (CSR) Pendidikan ... 68
C. Implikasi Corporate Social Responsibility (CSR) Kesehatan .... 74
D. Implikasi Corporate Social Responsibility (CSR) Pengembangan
Ekonomi ...................................................................................... 79
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ................................................................................. 83
B. Saran ............................................................................................ 85
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 87
LAMPIRAN ............................................................................................................. 92
ix
DAFTAR GAMBAR (ILUSTRASI)
1. Tabel Mata Pencaharian Masyarakat Gerem ................................................ 92
2. Stratifikasi Sosial Masyarakat Gerem ........................................................... 93
3. Implementasi Corporate Social Responsibility (CSR) PT. Mitsubishi
Chemical Indonesia (MCCI) ......................................................................... 94
4. Struktur Organisasi Corporate Social Responsibility (CSR) PT. Mitsubishi
Chemical Indonesia (MCCI) ......................................................................... 95
5. Struktur Organisasi PT. Mitsubishi Chemical Indonesia (MCCI) ................ 96
6. Prinsip-Prinsip Corporate Social Responsibility (CSR) PT. Mitsubishi
Chemical Indonesia (MCCI) ......................................................................... 97
7. Diagram Aliran Petrokimia dan Polyester Produk ..................................... 98
8. Strategi Corporate Social Responsibility (CSR) PT. Mitsubishi Chemical
Indonesia (MCCI) ........................................................................................ 99
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perseroan dipersamakan sebagaimana layaknya manusia yang memilki
tanggung jawab sosial dan lingkungan dalam menjalani kehidupannya sehari-hari.
Abstraksi nilai-nilai inilah yang kemudian di angkat pada tingkat korporasi.
Dengan demikian berarti perseroan dihadapkan juga pada berbagai macam
kewajiban yang harus dipenuhi dan dilaksanakan olehnya agar kehidupan
perusahaan/korporasi dan manuisa-manusia yang terkait dan terlibat didalamnya
dapat terus berlanjut (sustain). Ini berarati dalam suatu corporate sosial
responsibility terdapat bentuk kerjasama antara perusahaan (tidak hanya perseroan
terbatas)dengan segala sesuatu atau segala hal (stakeholders) yang secara
langsung maupun tidak langsung berinteraksi dengan perusahaan tersebut,
termasuk apek sosial dan lingkungannya, untuk tetap menjamin keberadaan dan
kelangsungan usaha (sustainability) perusahaan tersebut.1
Keberadaan suatu perusahaan di tengah masyarakat, berdampak positif
dan negatif. Pengaruh positif masyarakat diuntungkan antara lain, berkembangnya
sektor ekonomi berupa pemenuhan kebutuhan karyawan seperti tempat tempat
tinggal, makanan dan kebutuhan harian lainnya. Karena masyarakat berharap
mendapatkan pekerjaan dan pendapatan yang layak. Misalnya penelitian
Corporate Social Responsibility (CSR) pada perusahaan Indah Kiat Pulp and
Paper (PT. IKPP) dalam aspek positif perusahaan ini telah melakukan kegiatan
1Gunawan Widjaya, Risiko Hukum & Bisnis Perusahaan Tanpa CSR (Jakarta: Forum Sahabat,2008) h 8-9.
2
adanya potensi karyawan yang sebesar 5000 karyawan yang peduli dan mau
bekerjasama dalam program beasiswa peduli, perusahaan pun memiliki mitra atau
sister company yang memproduksi buku tulis yang menjalin kerjasama dengan
Yayasan Eka Tjipta Foundation (ETF) yang juga peduli terhadap pengembangan
dunia pendidikan tanah air. Aspek positif lain juga ditemukan bahwa masyarakat
di serang pada umumnya beragama Islam, jadi jika PT. IKPP mengadakan syiar
agama sangat direspon oleh masyarakat.2
Selanjutnya aspek positif CSR pada PT. Takaful Indonesia dalam
penerapan programnya pengembangan masayarakat (community development)
yang mengacu pada bidang pendidikan, ekonomi, kesehatan dan sosial serta
berperan aktif dalam mensosialisasikan ekonomi syariah mengembangkan SDM
islami, produk-produk asuransi untuk ekonomi lemah, seperti peminjaman UKM,
asuransi kematian, kesehatan untuk masyarakat ekonomi lemah dan program
untuk masyarakat kantor dan pembentukan Lembaga Amil zakat Nasional. Maka
dengan Community Development tersebutsangat terjalin efektif karena adanya
dukungan atau mitra kerja yang baik antara perusahaan dan masyarakat.3
Sedangkan dampak negatif perusahaan terlihat dari perubahan
lingkungan menjadi tidak nyaman, seperti adanya pembuangan limbah,
kebisingan alat-alat produksi serta pencemaran udara (polusi). Misalnya penelitian
pada advokasi lingkungan yang menyoroti keterlibatan LSM lokal maupun
2Weny Julita, “Strategi Corporate Social Responsibility (CSR) di PT. Indah Kiat Pulp and Paper,”(Skripsi S1 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Serang,2009), h. 98.3Sri Subekti Sunaryo, “Konsep dan Strategi Corporate Social Responsibility (CSR) PT. TakafulIndonesia,” (Skripsi S1 Fakultas Syari’ah dan Hukum, Universitas Islam Negeri SyarifHidayatullah Jakarta, 2009), h. 72-73.
3
nasional dalam usahanya untuk membela, petani sawah dan tambak di Dukuh
Tapak, Semarang Barat, Jawa Tengah, dari dampak negatif proses industrialisasi.
Dikatakan bahwa limbah industri yang mentah di buang ke kali Tapak, dari
sebuah pabrik baru dibangun dengan modal jepang dan merembet ke sawah
melalui saluran irigasi, ke tambak-tambak serta sumur waraga Tapak.4
Komitmen atau tanggung jawab perusahaan terhadap masyarakat, secara
umum disebut Corporate Sosial Responsibility (CSR). Bagi dunia usaha,
komitmen CSR dikenal pada 1953-an dalam implementasinya berbentuk derma
(charity principle) dan perwalian (stewardship principle). Selain itu, Stanford
Research Institute (SRI) pada tahun 1963 mengenalkan konsep pemangku
kepentingan (stakeholder). Hingga tahun 1990an konsep pembangunan
berkelanjutan (sustainable development) sampai saat ini, mulai di
implementasikan di CSR perusahaan-perusahaan.5
Di Indonesia CSR baru dikenal pada tahun 1990-an. Meskipun Baru
tahun 2007 CSR naik pangkat dari sebelumnya optional menjadi mandatory yang
wajib dilaksanakan tiap perusahaan. Beberapa perusahaan sebenarnya telah lama
melakukan aktivitas sosial perusahaan, meski tidak menamainya sebagai CSR
secara faktual aksinya mendekati CSR yang merepresentasikan peran serta
kepedulian perusahaan terhadap aspek sosial dan lingkungan melalui konsep
investasi sosial perusahaan sejak tahun 2003. Departemen sosial tercatat sebagai
4Jiway Francis Tung, “Pembangunan yang Tidak Dapat Membangun: Kisah LSM TentangDampak Industrialisasi di Dukuh Tapak,” Artikel diakses pada 4 Mei 2014 darihttp://www.lontar.ui.ac,id//opac/themes/libri2/detail.JSP?id=72795&lokasi=lokal5 Ismail Solohin, Corporate Social Responsibility: From Charity to Sustainability, h. 17.
4
lembaga pemerintah yang aktif dalam mengembangkan konsep CSR dan
melakukan advokasi kepada berbagai perusahaan nasional.6
Praktik CSR mendapat legalisasi hukum dalam UU No 40/2007, Pasal 74
tentang Perseroan Terbatas (RUU-PT) dinyatakan bahwa (a) Ayat 1 menyatakan,
perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan
dengan sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung jawab sosial dan
lingkungan. (b) Ayat 2 berbunyi, tanggung jawab sosial dan lingkungan itu
merupakan kewajiban perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai
biaya perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya perseroan
yang pelaksanaannya dilakukan dengan memerhatikan kepatutan dan kewajaran.
(c) Ayat 3 menggariskan, perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban
sebagaimana pasal 1 dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan. (d) Ayat 4 menyatakan, ketentuan lebih lanjut mengenai tanggung
jawab dan lingkungan diatur dengan peraturan pemerintah.7
Dengan penguatan payung hukum tersebut, agenda CSR menjadi suatu
keharusan. Mau tidak mau perusahaan harus melaksanakan implementasi CSR
sebagai bentuk bagian dari tanggung jawab perusahaan.
Kota Cilegon-Banten merupakan salah satu kawasan industri yang sangat
besar karena di kota tersebut telah berdiri beberapa perusahaan yang sangat
potensial, baik yang sudah mencapai taraf internasional maupun nasional.
6 Indah Febrianti, “Pengaruh Profitabilitas dan Leverage Terhadap Pengungkapan CSR (StudiEmpiris Pada Perusahaan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2007-2008) ,” (SkripsiS1 Fakultas ekonomi dan Bisnis, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2009), h. 20.7Dwi Kartini, Corporate Social Responsibility: Transformasi Konsep Sustainability Managementdan Implementasi di Indonesia (Bandung: Refika Aditama, 2009), h. 128.
5
Menurut catatan Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi kota Cilegon,
daftar perusahaan besar di kota Cilegon Tahun 2010 berjumlah 162 perusahaan.8
Sebanyak 34 perusahaan terdapat di wilayah Kelurahan Gerem Kecamatan
Grogol kota Cilegon Provinsi Banten yakni salah satu perusahaan yang terdapat di
Kelurahan gerem bernama PT. Mitsubishi Chemical Indonesia (MCCI).9
Perusahaan bergerak pada industri kimia yang memiliki kantor pusat di Jakarta
dan memiliki plant di Merak. Menurut catatan Badan Lingkungan Hidup kota
Cilegon, PT MCCI tercatat telah melakukan proses perizinan Upaya Pengelolaan
Lingkungan (UPL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL).10 Kantor yang
berpusat di Jakarta beralamat di Gedung Setiabudi Atrium, Suite 710 Setiabudi
Office Park, Jl H. R. Rasuna Said kuningan, Jakarta 12520. Sedangkan plant yang
di Merak beralamat di Jalan Raya Merak, Desa Gerem Kecamatan Grogol Kota
Cilegon Provinsi Banten.
PT. MCCI merupakan Perusahaan industri kimia bergerak pada Purified
Therephthalate Acid (PTA) dan Poliethylene Therephthalate (PET). Pabrik ini
didirikan pada tanggal 4 Maret 1991 dan dibangun pada Mei 1994 dimulai
kontruksi untuk pembangunan dengan luas lahan 34,6 hektar. PT MCCI juga
terletak diantara pabrik petrokimia dan beberapa area mengapitnya seperti sebelah
8 Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi (DISPERINDAG) Kota Cilegon, DaftarPerusahaan Besar Kota Cilegon Tahun 2010 (Cilegon: DISPERINDAG, 2010).9 Kelurahan Gerem, Data Perusahaan di Kelurahan Gerem Tahun 2010 (Cilegon: KELURAHANGEREM, 2010)10 Badan Lingkungan Hidup Kota Cilegon, Rekomendasi Upaya pengelolaan Lingkungan (UKL)dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) (Cilegon: DLH, 2006).
6
utara PT. DOW Chemical dan PT. UIC, sebelah selatan Pertamina, sebelah barat
Selat Sunda, Sebelah Timur Jalan Raya Merak.11
Sebelumnya nama PT Mitsubishi Chemical Indonesia (MCCI) adalah PT.
Bakrie Kasei Corporation, karena pada awal tahun 2001 pasar domestik
mengalami penurunan yang disebabkan adanya krisis di Indonesia maka
penanaman modal saham PT. Bakrie dan Brothers melepaskan kepemilikan
sahamnya pada MCC yang kemudian perusahaan pun mengganti nama dan PT.
Bakrie Kasei Corporation (BKC) menjadi PT. Mitsubishi Chemical Indonesia
(MCCI).
Kehadiran PT. Mitsubishi Chemical Indonesia (MCCI) tentunya
memberikan dampak negatif dan positif terhadap masyarakat sekitar. Apalagi
pada tahun 2001 Perusahaan ini mengalami kebocoran bahan kimia, yang
tentunya pada saat itu meresahkan kondisi masyarakat Gerem dan juga kebocoran
ini bisa menimbulkan asap kematian bagi masyarakat.
Bersamaan diberlakukannya UU. No. 74 tentang Perseroan Terbatas, PT.
MCCI menyadari bahwa sebagai perusahaan memiliki pengaruh bagi
lingkungannya. Sudah selayaknya pula melakukan kegiatan yang mensinergikan
kepentingan perusahan dan masyarakat sekitar. Semenjak itu, berbagai kegiatan
seperti sumbangan, pengaspalan, bingkisan dilaksanakan oleh PT. MCCI.
Dengan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk meneliti, Corporate Social
Responsibility (CSR) yang dilakukan oleh PT. MCCI.
11 Deni Mulyana, “Sistem Proteksi 3kv/150kw dengan menggunakan relay injection multed motor7960 di PT. Mitsubishi Chemical Indonesia ( MCCI),” (Laporan Kerja Praktek Fakultas Teknik,Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Cilegon, 2009), h. 12.
7
B. Tinjauan Pustaka
Beberapa literatur yang penulis temukan mengenai Corporate Social
Responsibility (CSR), sebagai uji perbandingan diantaranya adalah:
Pertama, penelitian yang berjudul “Pelaksanaan Corporate Social
Responsibility (CSR) PT. Bakrie Swasakti Utama Dalam Perspektif Islam”.
Disusun oleh Noor Rahmah Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta 2009. Dalam temuan penelitiannya bahwa Karakteristik
pelaksanaan yang dilakukan oleh PT. Bakrie Swasakti Utama terbagi kedalam 4
kelompok sektor yaitu: pertama, sektor sosial, kedua, sektor ekonomi, ketiga,
sektor lingkungan, keempat, sektor darurat bencana alam.
Dari sisi masyarakat terdapat berbagai manfaat yang diperoleh dari
aktivitas CSR, Pertama, melalui pelaksanaan CSR karena PT. Bakrie Swasakti
Utama melakukan kemitraan dengan masyarakat sekitar, akan berdampak pada
tingkat kesejahteraan masyarakat semakin baik. Kedua, sebagai sarana
pembelajaran dan pendidikan bagi pelajar dan mahasiswa dengan dibukanya
kesempatan magang dan penelitian di PT. Bakrie Swasakti Utama. Ketiga,
meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat dan sanitasi lingkungan pada
masyarakat sekitar PT. Bakrie Swasakti Utama. Keempat, melalui pelaksanaan
CSR masyarakat akan menerima manfaat paling mendasar yaitu tidak terjadi
kerusakan lingkungan di sekitar perusahaan.
Dari sisi perusahaan terdapat berbagai manfaat yang diperoleh dari
aktivitas CSR adalah, Pertama, mengurangi resiko dan tuduhan terhadap
perlakuan tidak pantas yang diterima perusahaan. Kedua, CSR dapat berfungsi
8
sebagai pelindung dan membantu perusahaan meminimalkan dampak buruk yang
diakibatkan suatu krisis. Ketiga, keterlibatan dan kebanggaan karyawan,
karyawan akan merasa bangga bekerja pada perusahaan yang memiliki reputasi
baik. Keempat, CSR dilaksanakan secara konsisten dan mampu memperbaiki dan
mempererat hubungan antar perusahaan dengan para stakeholdernya. Kelima,
meningktkan penjualan.
Kegiatan CSR yang dilakukan PT. Bakrie Swasakti Utama sejalan dengan
ajaran Islam. Karena PT. Bakri Swasakti Utama melalui program jangka
panjangnya berusaha untuk berpartisipasi mengurangai jumlah orang miskin dan
penganguran, melalui peningkatan kualitas pendidikan, kesehatan, dan daya beli
masyarakat, mendukung pencapaian prestasi dalam bidang olahraga,
pengembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi, serta berperan aktif dalam
melestarikan kingkungan hidup serta nilai-nilai luhur budaya dan seni Indonesia,
oleh karena itu kegiatan CSR yang dilakukan PT. Bakrie Swaskati utama sejalan
dengan ajaran islam. Karena dalam Islam merupakan suatu kewajiban kolektif
(fardu kifayah) bagi masyarakat muslim untuk memberikan pembinaan latihan
dan kesempatan kerja yang optimal.
Kedua, penelitian yang berjudul “Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
(Corporate social Responsibility) Dalam Perspektif Ekonomi Islam”. Disusun
oleh Rulya Ekawati Program PascaSarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2004.
Dalam temuan penelitiannya bahwa secara subtantif terdapat integrasi konsep
antar Zakat dan CSR. Pengintegrasian ini didasarkan pada aspek subtantif tujuan
kedua pranata ekonomi itu. Baik zakat maupun CSR keduanya memiliki tujuan
9
tertinggi yang sama, yakni membangun kepedulian sosial antar sesama untuk
mencapai kesejahteraan bersama. Ektensifikasi atau perluasan obyek zakat dapat
dimodifikasi dengan mengembangkan praktik CSR kedalam setiap perusahaan-
perusahaan yang ada. Dengan performa CSR, potensi penggalangan dana sosial
semakin membesar dan tidak rawan atas resistensi bagi setiap orang yang tidak
memahami apa dan bagaimana itu Zakat. Pada titik ini ia meyakini jika desiminasi
gagasan CSR dapat diakomodasi oleh pemerintah dengan mengeluarkan regulasi
khusus menyangkut CSR, pemberdayaan masyarakat akan mudah dilakukan.
Penelitian ini juga menunjukan bahwa Bank Muamalat Indonesia (BMI)
termasuk salah satu perusahaan yang memilki concern terhadap tanggung jawab
sosial perusahannya. Terbukti BMI secara khusus mendirikan Baitul Maal
Muamalat, sebagai badan yang menjalankan tugas-tugas BMI dalam memenuhi
tanggung jawab sosial BMI terhadap masyarakat.
Dari beberapa kajian pustaka diatas, penelitian tentang implementasi CSR
belum banyak dilakukan. Oleh karena itu penelitian iniakan mengkaji tentang
implementasi CSR terhadap masyarakat.
C. Pertanyaan Penelitian
1. Bagaimana konsepCorporate Social Responsibility (CSR) PT. Mitsubishi
Chemical Indonesia (MCCI)?
2. Bagaiamana implementasiCorporate Social Responsibility (CSR) yang
diterapkan PT. Mitsubishi Chemical Indonesia (MCCI)?
10
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Penelitian yang berjudul analisapelaksanaan Corporate Social Responsibility
(CSR) PT. Mitsubishi Chemical Indonesia (MCCI) bertujuan:
a. Untuk mempelajari konsep Corporate Social Responsibility (CSR) PT.
Mitsubishi Chemical Indonesia (MCCI) di Kelurahan Gerem.
b. Untuk mempelajari implementasi Corporate Social Responsibility (CSR)
PT. Mitsubishi Chemical Indonesia (MCCI) di Kelurahan Gerem.
2. Manfaat Penelitian
a. Manafaat Akademis
Penelitian ini di harapkan dapat memberikan pengembangan khazanah
ilmu pengetahuan mengenai strategi perusahaan dalam kegiatan Corporate
Social Responsibility (CSR) yang baik dan memiliki hasil yang bermanfaat
bagi perusahaan dan masyarakat sekitar, secara akademis juga dapat
digunakan sebagai bahan bacaan dan referensi ilmu pengetahuan tentang
Corporate Social Responsibility (CSR) dan strategi implementasinya.
b. Manfaat Praktis
Penelitian ini di harapkan bisa menjadi masukan dan pertimbangan yang
berguna bagi PT. Mitsubishi Chemical Indonesia (MCCI)dalam
menjalankan sebuah program dan menyusun rencana kebijakan di masa
mendatang, sebagai rasa tanggung jawab perusahaan terhadap masyarakat
sekitar sehingga terjalin hubungan harmonis diantara kedua belah pihak,
tentunya dengan menggunakan perencanaan yang matang sehingga
11
kebijakan atau program tersebut dapat bermanfaat bukan hanya untuk
masyarakat saja melainkan untuk perusahaan itu sendiri dan juga dapat
memotivasi perusahaan-perusahaan lainnya agar terinspirasi untuk
melakukan program Corporate Social Responsibility (CSR).
E. Metodelogi Penelitian dan Teknik Penulisan
1. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penlitian ini adalah metode
kualitatif, yaitu metode penelitian yang data-datanya dalam bentuk kata-
kata atau kalimat. Sedangkan jenis penelitian adalah deskriptif analisis,
yaitu menggambarkan secara obyektif menganalisa data-data yang
diperoleh. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk
memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian,
misalnya prilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara holistik
dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu
konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode
alamiah.12
Oleh karena itu tujuan akhir tulisan kualitatif menurut Gorman dan
Clayton ialah memahami apa yang dipelajari dari perspektif kejadian itu
sendiri dari sudut pandang kejadiannya itu sendiri. Karena penelitian
kualitatif memproses pencarian gambaran data dari konteks kejadiannya
langsung, sebagai upaya melukiskan peristiwa sepersis kenyataannya,
yang berarti membuat pelbagai kejadiannya seperti merekat dan
12 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif(Bandung: PT Rosda, 2006), h. 11.
12
melibatkan perspektif (peneliti) yang partisipatif di dalam pelbagai
kejadiannya, serta menggunakan pengiduksian dalam menjelaskan
gambaran fenomena yang diamatinya.13 Dalam penelitian ini yang akan
dianalisis adalah kegiatan CSR PT. MCCI dan implikasinya bagi
masyarakat Kelurahan Gerem.
2. Teknik Pengumpulan Data
a. Observasi adalah pengamatan dan pencatatan sesuatu obyek dengan
sistematika fenomena yang diselidiki. Observasi dapat dilakukan sesaat
atau pun mungkin dapat diulang.14 Dalam hal ini penulis yaitu
melakukan pengamatan langsung ke lapangan. Hal ini berguna untuk
mengetahui keadaan sebenarnya yang telah terjadi di lokasi penelitian
yang berkaitan dengan penerapan Corporate Social Responsibility
(CSR) pada PT. Mitsubishi Chemical Indonesia (MCCI). Hal yang
menjadi observasi adalah implementasi, konsep, strategi dan implikasi
CSR PT. MCCI bagi masyarakat Kelurahan Gerem.
b. Wawancara adalah percakapan langsung dan tatap muka (face to face)
dengan maksud tertentu. Percakapan ini dilakukan oleh dua pihak, yaitu
pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan yang
diwawancara (Interviewee) yang memberikan pertanyaan atas jawaban
pertanyaan itu.15 Dalam hal ini penulis melakukan wawancara secara
13 Septiawan Santana, Menulis Ilmiah: Metode Penelitian Kualitatif(Jakarta: Yayasan OborIndonesia, 2007), h. 29-30.14Sukandarrumidi, Metodelogi Penelitian: Petunjuk Praktis Untuk Peneliti Pemula (Yogyakarta:Gadjah Mada University Press, 2002), h. 69.15Imam Prayogo dan Tobroni, Metodologi Penelitian Sosial Agama, (Bandung: Remaja RosdaKarya, 2003), h. 167.
13
terstruktur dengan memberikan daftar pertanyaan yang telah ditentukan
dengan menggunakan pedoman wawancara. Untuk perusahaan yang
diwawancarai adalah 5 orang dan masyarakat Gerem 9 orang.
c. Studi kepustakaan, yaitu dilakukan dengan cara mengumpulkan data-
data berdasarkan data di lapangan yang didapat dari PT. Mitsubishi
Chemical Indonesia (MCCI) dan laporan lainnya yang bersangkutan
dengan penelitian.
3. Teknik Analisa dan interpretasi data
Dalam menganalisa data. Penulis menguraikan analisis deskriptif
kualitatif, ialah suatu teknik analisa data dimana data yang diperoleh
kemudian dipaparkan dan selanjutnya dianalisis dengan berpedoman
dalam bentuk kalimat-kalimat.
Dalam teknik penulisan skripsi ini mengacu pada buku “Pedoman
Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis dan Disertasi)” UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang diterbitkan oleh Center for Quality
Development and Assurance (CeQDA) tahun 2007.
F. Sistematika Penulisan
Bab I Pendahulaun berisi, Latar Belakang Masalah, Tinjauan Literatur,
Pertanyaan Penelitian, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Metode
Penelitian dan Teknik penulisan, sistematika Penulisan.
Bab II Tinjauan Teoritis atas Konsep Corporate Social Responsibility
(CSR) berisi, Pengertian Corporate Social Responsibility (CSR),
Fungsi dan Tujuan Corporate Social Responsibility (CSR), Prinsip-
14
Prinsip Corporate Social Responsibility (CSR), Implementasi
Corporate Social Responsibility (CSR), Strategi Corporate Social
Responsibility (CSR), Corporate Social Responsibility (CSR)
kalangan Industri, Implikasi Corporate Social Responsibility
(CSR).
Bab III RealisasiCorporate Social Responsibility (CSR) PT. Mitsubishi
Chemical Imdonesia (MCCI) berisi, Sejarah PT. Mitsubishi Chemical
Imdonesia (MCCI), Produk PT. Mitsubishi Chemical Imdonesia
(MCCI), Konsep Corporate Social Responsibility (CSR) PT.
Mitsubishi Chemical Indonesia (MCCI), Pengertian Corporate Social
Responsibility (CSR) PT. Mitsubishi Chemical Indonesia (MCCI),
Struktur Organisasi Corporate Social Responsibility (CSR) PT.
Mitsubishi Chemical Imdonesia (MCCI) Fungsi dan Tujuan
Corporate Social Responsibility (CSR) PT. Mitsubishi Chemical
Indonesia (MCCI), Strategi Corporate Social Responsibility (CSR)
PT. Mitsubishi Chemical Indonesia (MCCI), Bentuk-bentuk
Corporate Social Responsibility (CSR) PT. Mitsubishi Chemical
Indonesia (MCCI).
Bab IV ImplementasiCorporate Social Responsibility (CSR) PT. Mitsubishi
Chemical Imdonesia (MCCI) berisi, Gambaran Umum Masyarakat
Kelurahan Gerem, Implementasi Corporate Social Responsibility
(CSR) Pendidikan, ImplementasiCorporate Social
15
Responsibility(CSR) Kesehatan, ImplementasiCorporate Social
Responsibility (CSR) Pengembangan Ekonomi.
Bab V Penutup berisi, Kesimpulan dan Saran.
Daftar Pustaka
Lampiran
16
16
BAB II
KAJIAN TEORITIS ATAS KONSEP CORPORATE SOCIAL
RESPONSIBILITY (CSR)
A. Pengertian Corporate Social Responsibility (CSR)
Istilah Corporate Social Responsibilitydikenal luas pada tahun 1960-an
bersamaan dengan karya Howard R. Bowen “Social Responsibility of the
Businessmen”. Prinsip yang dijalankan pada masa itu ialah prinsip derma (charity
principle), dalam prinsip tersebut dikatakan bahwa sebagian besar berasal dari
kesadaran pribadi pemimpin perusahaan untuk berbuat sesuatu kepada
masyarakat. Semangat berbuat baik itu kepada semua manusia antara lain dipicu
oleh nilai spiritual yang dimiliki para pemimpin perusahaan kala itu. Sebagaimana
diketahui, berbagai agama besar di dunia mengajarkan nilai-nilai yang sangat
menghargai pengeluaran harta dengan tujuan membantu orang-orang yang lebih
tidak beruntung.
Selanjutnya prinsip perwalian (stewardship principle), prinsip ini
menyatakan bahwa perusahaan merupakan wali yang dipercaya oleh masyarakat
untuk mengelola sumber daya. Oleh karena itu, perusahaan harus
mempertimbangkan dengan seksama berbagai kepentingan dari para pemangku
kepentingan yang dikenai dampak keputusan dan praktik operasi perusahaan.
Prinsip ini semakin bertambah penting sejalan dengan pengakuan terhadap konsep
pemangku kepentingan dimana pemangku kepentingan berpotensi untuk
17
menghambat pencapaian tujuan perusahaan bila kepentingan perusahaan tidak
sejalan dengan kepentingan masyarakat secara luas.
Kemudian berkembang prinsip kepentingan (stakeholder), Freeman
mendefenisikan stakeholder sebagai setiap kelompok atau individu yang dapat
memengaruhi atau dipengaruhi oleh pencapaian tujuan
perusahaan.16Adopsiparapemangku kepentingan telah ikut memperjelas kepada
bagian masyarakat (society) dimana perusahaan memiliki kewajiban. Dengan
demikian, konsep pemangku kepentingan memberikan panduan yang lebih
spesifik untuk kata social yang digunakan dalam konsep CSR.
Pada tahun 1990 prinsip CSR berkembang menjadi prinsip pembangunan
berkelanjutan (sustainable development).17The Broundtland Comission
mendefinisikan bahwa pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan yang
dapat memenuhi kebutuhan manusia saat ini tanpa mengorbankan kemampuan
generasi yang akan datang dalam memenuhi kebutuhan mereka.18 Bahkan dalam
konsep ini mengandung dua ide utama, yakni sebagai berikut:
1. Melindungi lingkungan, dibutuhkan pembangunan ekonomi. Kemiskinan
merupakan suatu penyebab penurunan kualitas lingkungan, masyarakat
yang kekurangan pangan, perumahan,dan kebutuhan dasar untuk hidup
cenderung menyalahgunakan sumber daya alam hanya untuk tujuan
bertahan hidup. Oleh karena itu, perlindungan terhadap lingkungan hidup
16 Dwi Kartini, Corporate Social Responsibility: Transformasi Konsep Sustainability Managementdan Implementasi di Indonesia (Bandung: Refika Aditama, 2009), h. 8.17Ismail Solihin, Corporate Social Responsibility: From Charity to Sustainability (Jakarta: SalembaEmpat, 2009), h.. 17-27.18Ismail Solihin, Corporate Social Responsibility: From Charity to Sustainability (Jakarta: SalembaEmpat, 2009), h. 27.
18
membutuhkan standar hidup yang memadai untuk seluruh masyarakat
dunia.
2. Pembangunan ekonomi harus memperhatikan keberlanjutan, yakni dengan
cara melindungi sumber daya yang dimiliki bumi bagi generasi yang
mendatang. Pertumbuhan ekonomi tidak biasa dibenarkan dengan merusak
hutan, lahan pertanian, air, dan udara dimana semua sumber daya tersebut
sangat dibutuhkan untuk mendukung kehidupan manusia di planet ini.19
Oleh karennya konsep pembangunan berkelanjutan (sustainable
development) yang dibangun mempunyai tiga pilar yang berhubungan dan saling
mendukung satu sama lainnya. Ketiga pilar tersebut adalah sosial, ekonomi dan
lingkungan. Konsep tanggung jawab sosial perusahaan yang bersifat
pembangunan berkelanjutan (sustainable develolepment) sering kali diidentikan
dengan metode pengembangan masyarakat (community development), yaitu
motivasi kewargaan.20
Menurut The World Business Council for Sustainable DevelopmentCSR
adalah komtimen berkelanjutan dari para pelaku bisnis untuk berprilaku secara
etis dan memberikan kontribusi bagi pembangunan ekonomi, sementara pada saat
yang sama meningkatkan kualitas hidup dari para pekerja dan keluarganya
demikian pula masyarakat lokal dan masyarakat luas.21
19 Ismail Solihin, Corporate Social Responsibility: From Charity to Sustainability, h. 27.20 Edi Suharto, Pekerjaan Sosial di Dunia Industri: Memeperkuat Tanggung Jawab Sosial(Corporate Social Responsibility) (Bandung: Refika Aditama, 2007), h. 109.21 Ismail Solihin, Corporate Social Responsibility: From Charity to Sustainability (Jakarta:Salemba Empat, 2009), h. 28.
19
Kemudian ditambahkan juga oleh Elkington (1997) mengemukakan
bahwa sebuah perusahaan yang menunjukan tanggung jawab sosialnya akan
memberikan perhatian kepada peningkatan kualitas perusahaan (Profit),
masyarakat (people), serta lingkungan hidup (Planet Bumi)22
Sedangkan menurut Tripple Bottom Line pemahaman tanggung jawab
sosial perusahaan juga dapat diartikan sebagai komitmen perusahaan untuk
mempertanggungjawabkan dampak kegiatan operasinya dalam dimensi sosial,
ekonomi dan lingkungan pada masyarakat dan lingkungan hidupnya.23
B. Fungsi dan Tujuan Corporate Social Responsibility (CSR)
Corporate Sosial Responsibility (CSR) sebenarnya bukanlah sebatas
program kerja. Corporate Sosial responsibility (CSR) menunjuk pula pada aturan
aturan main dalam berbisnis serta pengelolaan lingkungan eksternal dan internal
perusahaan.24
Penuangan program CSR yang menjadi keharusan mempunyai dedikasi
fungsi dan tujuan, pertama, fungsi bagi individu karyawan adalah belajar metode
alternatif dalam berbisnis, menghadapi tantangan pengembangan dan bias
berprestasi dalam lingkungan baru, mengembangkan keterampilan yang ada dan
keterampilan baru, pengetahuan perusahaan atas komunitas lokal dan memberi
kontribusi bagi komunitas, mendapatakan persepsi baru atas bisnis.Kedua, fungsi
22A. B. Susanto, Reputation-Driven Corporate Social Responsibility (Pendeketan StrategicManagement dalam CSR) (Esensi: Erlangga Group, 2009), h 11.23Fajar Nursahid, Tanggung Jawab Sosial BUMN: Analisis Terhadap Model kedermawanan SosialPT Krakatau Steel, PT Pertamina dan PT Telekomunikasi Indonesia (Depok: Piramedia, 2006), h.13-14.24Fajar Nursahid, CSR Bidang Kesehatan & Pendidikan : Mengembangkan SumberDayaManusia(Jakarta: Indonesia Business links, 2008), h. 10.
20
bagi penerima program adalah mendapat keahlian dan keterampilan professional
yang tak dimiliki organisasi atau tak memiliki dana untuk mengadakannya,
mendapat keterampilan manajemen yang membawa pendekatan yang segar dan
kreatif dalam memecahkan masalah, memperoleh pengalaman dari organisasi
besar. Ketiga, fungsi bagi perusahaan adalah memperkaya kapabilitas karyawan
yang telah menyelesaikan tugas bekerjasama komunitas, meningkatkan
pengetahuan tentang komunitas lokal, peluang untuk menanamkan bantuan
praktis pada komunitas, meningkatkan citra dan profit perusahaan karena para
karyawan menjadi duta besar bagi karyawan.
Sedangkan program tujuan CSR adalah meminimalisasi resiko sosial,
membangun harmonisasi dengan masyarakat, peran aktif dalam memperbaiki
masyarakat dengan melibatkan perusahaan pada masyarakat sekitar,
pengembangan bisnis perusahaan, menumbuhkembangkankepercayaan
masyarakat dan mitra bisnis, meningkatkan harapan masyarakat agar perusahaan
mengejar sasaran sosial dan ekonomis.25
C. Prinsip-Prinsip Corporate Social Responsibility (CSR)
Beberapa prinsip-prinsip CSR diantaranya adalah:
1. Interdepedensi antar stakeholder (pemerintah, dunia usaha dan
masyarakat) yakni, adanya kerjasama yang baik antar semua pihak yang
terkait. Suatu program tidak dapat berhasil dengan baik bila interdepedensi
tidak saling mendukung.
25Sri Subekti Sunaryo, “Konsep dan Strategi Corporate Social Responsibility (CSR) PT. TakafulIndonesia,” (Skripsi S1 Fakultas Syari’ah dan Hukum, Universitas Islam Negeri SyarifHidayatullah Jakarta, 2009), h. 23-24.
21
2. Pemberdayaan, yakni aktivitas tanggung jawab sosial diharapkan mampu
memaksimalkan kemampuan yang ada pada masyarakat untuk berusaha
dan mandiri (empowerment), bahkan mampu memandirikan masyarakat
lainnya.
3. Partisipatif, yakni peran aktif dari pihak yang terkait harus mampu di
dukung oleh pihak lain sehingga jalinan kerja sama biasa membuahkan
hasil yang maksimal.
4. Keswadayaan/Kemandirian,yakni pada suatu titik tertentu, masyarakat
harus mampu mandiri setelah program pemberdayaan. Iklim keswadayaan
ini harus dibangun sejak dini dan sifat ketergantungan harus dihindari.
5. Kepakaran,yakni aktivitas tanggung jawab social harus dilakukan secara
professional dengan komitmen yang kuat dari individu-individu yang
mempunyai keahlian dibidangnya.
6. Sesuai prioritas kebutuhan masyarakat (baik sebelum, selama dan
sesudah perusahaan beroperasi) yakni program tanggung jawab social
yang berhasil guna adalah suatu program yang sesuai dengan kondisi
lingkungan sekitarnya. Kondisi ini digambarkan dengan jalinan keadaan
masyarakat sekitar dengan perusahaan.
7. Menghargai Keberagaman dan HAM, yakni landasan aktivitas sosial
adalah hubungan antar individu yang majemuk. Pelayanan dan
pemberdayaan harus dilakukan dengan tulus dan berpijak pada dasar
kemanusiaan.
22
8. Hubungan harmonis dengan karyawan (good employee relationship),
yakni perusahaan tidak akan mampumelaksanakan aktivitas tanggung
jawab sosialnya bila hubungan internal belum terjalin baik. Oleh karennya
good employee relationship adalah mutlak sebagai dasar yang kuat utuk
membina hubungan lain dengan pihak eksternal.
9. Saling menguntungkan, yakni program tanggung jawab sosial dirancang
untuk dapat memberikan nilai dan manfaat bagi masyarakat dan
perusahaan.
10. Terpadu, yakni peningkatan kulitas lingkungan sosial dan ekonomi
masyarakat. Kegiatan yang dilakukan perusahaan diharapkan dalam
bentuk program terpadu yang merupakan satu kesatuan sehingga evaluasi
dapat selalu dilakukan untuk meningkatkan kualitas.
11. Hubungan internasional yang baik (good international relationship),
dalam era globalisasi, eksistensi perusahaan akan dipengaruhi oleh iklim
kompetisi global yang tinggi. Oleh karenanya bukti nyata aktivitas
tanggung jawab sosial akan berpengaruh pada iklim investasi baik dalam
dan luar negeri.
12. Praktek pasar yang terpercaya (reliable market place practice), yakni
perusahaan yang melakukan tanggung jawab sosialnya, secara implisit
memberikan indikasi bahwa perusahaan tersebut diterima di dunia usaha,
yang artinya ada dukungan kepercayaan masyarakat pada perusahaan
tersebut.
23
13. Taat pada peraturan yang berlaku terutama pajak (fiscal
responsibility), aspek pengakuan adalah salah satu aspek yang mendasari
perlunya kegiatan tanggung jawab social perusahaan, yaitu perusahaan
yang diterima dan diakui yang taat pada hukum.
14. Akuntabilitas usaha (auditing, monitoring dan reporting), yakni kinerja
program tanggung jawab social merupakan program terpadu yang
memerlukan perencanaan, monitoring kegiatan, evaluasi dan pelaporan.
Oleh karennya, keefektifan program harus dapat diukur oleh pihak yang
independent.
15. Terukur (measurable), yakni ukuran keberhasilan program akan dapat
memberikan masukan yang berarti apabila evaluasi yang dilakukan dapat
diukur, baik secara kualitatif maupun kuantitatif.
16. Transparan, yakni rencana dan realisasi program harus dilaporkan secara
nyata dan apa adanya. Tidak diperkenankan adanya window dressing
untuk maksud atau tujuan lain dari perusahaan.
17. Non konflik, yakni salah satu tujuan tanggung jawab social yang
dilakukan oleh perusahaan adalah untuk menciptakan iklim dunia yang
damai, saling membangun dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan
alam sekitarnya.
18. Keselarasan input-prorses-output, yakni terukur program adalah
menjadi acuan keselarasan anatara input (perencanaan, termasuk biaya
yang dikeluarkan), proses (keefektifan program yang dilakukan) dan
output (hasil yang dicapai) serta outcome (dampak dari program).
24
19. Berkesinambungan (sustainable), yakni tanggung jawab sosial dunia
usaha merupakan program yang menjadi wajib bagi perusahaan sehingga
programnya ini harus dilakukan secara berkesinambungan/berkelanjutan
dengan menjaga keseimbangan semua sumber daya yang ada, baik
individu yang ada dalam perusahaan, masyarakat dan alam.26
D. Faktor internal pendukung keberhasilan pelaksanaan CSR
1. Komitmen dari top management, perusahaan dengan komitmen yang
tinggi dari pemimpin perusahaan cenderung lebih berhasil dalam
melaksanakan program CSR.
2. Kepedulian staf terhadap lingkungan termasuk niat dan tanggung
jawab pribadi yang besar terhadap lingungan.
3. Motivasi staf perlu ditingkatkan, baik melalui peningkatan kesadaran
lingkungan ataupun insentif agar lebih menghargai aspek-aspek
lingkungan hidup.
4. Integrasi dan komunikasi internal.
5. Pilot project – selangkah demi selangkah membantu pemahaman dan
membantu kapasitas staf pelaksana.
6. Pelibatan pemerintah (regulator dan mitra kerja), masyarakat
(penerima manfaat dan mitra kerja), lembaga swadaya masyarakat
(mitra kerja).27
26Direktorat Jenderal Kelembagaan Sosial Masyarakat, Acuan Standarisasi Kerjasama kemitraanPelaksanaan Tanggung Jawab Sosial Dunia Usaha (Jakarta: Dirjen Kelembagaan socialMasyarakat, 2009), h. 19-23.27Beria Leimona, Aunul Fauzi, CSR dan Pelestarian Lingkungan : Mengelola Dampak Positif danNegatif(Jakarta: Indonesia Business links, 2008), h 89.
25
E. Implementasi Corporate Social Responsibility (CSR)
Pelaksanaan program CSR adalah pelibatan perusahaan, pemerintah,
lembaga swadaya masyarakat, perguruan tinggi, tokoh-tokoh masyarakat serta
calon penerima manfaat CSR. Oleh sebab itu, dalam implementasi program CSR
diperlukan beberapa kondisi yang akan menjamin terlaksananya implementasi
program CSR dengan baik. Berikut ini adalah kondisi implementasi CSR:
Kondisi pertama, implementasi CSR memperoleh persetujuan dan
dukungan dari para pihak yang terlibat. Sebagai contoh implementasi CSR harus
memperoleh persetujuan dan dukungan dari manajemen puncak perusahaan
sehingga pelaksanaan program CSR didukung sepenuhnya oleh sumber daya yang
dimiliki perusahaan. Sumber daya tersbut meliputi sumber daya finansial dalam
bentuk penyediaan anggaran untuk pelaksanaan CSR, maupun sumber daya
manusia yakni para karyawan perusahaan yang diterjunkan perusahaan untuk
melaksanakan program CSR.
Kondisi kedua, yang harus diciptakan untuk menunjang keberhasilan
implementasi program CSR adalah diterapkannya pola hubungan (relationship)
diantara pihak-pihak yang terlibat secara jelas. Hal ini akan meningkatkan kualitas
koordinasi pelaksanaan program CSR. Tanpa adanya pola hubungan yang jelas di
antara berbagai pihak yang terlibat dalam pelaksanaan CSR, maka kemungkinan
besar pelaksanaan program CSR tersebut tidak akan berjalan secara optimal.
Selain itu tanpa adanya pola hubungan yang jelas maka kemungkinan program
CSR tersebut berlanjut (sustainable) akan berkurang.
26
Kondisi ketiga, adalah adanya pengelolaan program yang baik.
Pengelolaan program yang baik hanya dapat terwujud bila terdapat kejelasan
tujuan program, terdapat kesepakatan mengenai strategi yang akan digunakan
untuk mencapai tujuan program dari para pihak yang terlibat dalam pelaksanaan
CSR. Perwujudan program tersebut juga memerlukan dukungan terhadap program
yang tengah dijalankan dari pihak-pihak yang terlibat dan terdapat kejelasan
mengenai durasi waktu pelaksanaan program serta siapa yang bertanggung jawab
untuk memelihara kontinuitas pelaksanaan kegiatan (misalnya untuk aktivitas
community development dalam bentuk pemberian fasilitas produksi kepada UKM)
bila program CSR sudah berakhir.28
Implementasi CSR yang lain pada umumnya kegiatan itu kini dilakukan
oleh perusahaan, beberapa tipe kegiatan CSR, Philip Kotler dan Nancy Lee
merumuskannya dalam buku CSR: Doing The Most Good for Your Company and
Your Caused menyatakan bahwa terdapat enam tipe kegiatan yang dapat
dilakukan oleh perusahaan dalam menjalankan program CSR diantaranya:
1. Promosi Kegiatan Sosial (Cause Promotions)
Perusahaan menyediakan dana, sumbangan barang atau donasi serta
sumbangan lainnya yang dapat menunjukan tingkat kepedulian dan perhatian
perusahaan terhadap isu-isu sosial, mendukung pengumpulan dana dan partisipasi
atau perekrutan sukarelawan. Perusahaan merencanakan dan mengatur
promosinya sendiri.
28Ismail Solihin, Corporate Social Responsibility: From Charity to Sustainability (Jakarta:Salemba Empat, 2009), h. 145-146.
27
2. Pemasaran Terkait Kegiatan Sosial(Cause Related Marketing)
Perusahaan berkomitmen untuk menyisihkan sebagian dari keuntungan
penjualan produk untuk disumbangkan kepada suatu isu sosial. Pada umumnya
penawaran ini terbatas pada waktu dan produk tertentu saja. Biasanya perusahaan
bekerjasama dengan lembaga sosial tertentu, menciptakan kerjasama yang saling
menguntungkan. Kenaikan omset penjualan bagi perusahaan dan terkumpulnya
dana sosial bagi lembaga sosial.
3. Pemasaran Kemasyarakan Korporat (Corporate Social Marketing)
Perusahaan mendukung kegiatan yang berkaitan dengan peningkatan
kesehatan masyarakat, keselamatan atau keamanan masyarakat tentang
lingkungan hidup dan kesejahteraan masyarakat. Fokus kegiatan ini adalah pada
perubahan sikap atau prilaku dari masyarakat. Perusahaan bisa mengadakan
kampanye kegiatan ini secara independen. Tapi yang sering terjadi, perusahaan
melibatkan mitra dari organisasi publik atau organisasi sosial.
4. Kegiatan Filantropi Perusahaan (Corporate Philanthropy)
Perusahaan memberikan kontribusi atau sumbangan secara langsung untuk
tujuan amal atau suatu isu sosial, biasanya dalam bentuk uang tunai atau bantuan
langsung berupa barang-barang yang diperlukan. Cara ini adalah cara yang paling
tradisional dan yang paling sering dilakukan oleh perusahaan-perushaan selama
ini. Seperti yang telah disebutkan di awal, perusahaan kini dihadapkan pada
tuntuan bagaimana menciptakan strategi dan program selain memberikan
28
keuntungan bagi masyarakat juga sekaligus mendorong terciptanya tujuan serta
visi misi dari perusahaan.
5. Pekerja Sosial Kemasyarakatan Secara Sukarela(Community
Volunteering)
Perusahaan menggerakan para karyawan dan stakeholdrenya agar
bekerjasama dengan perusahaan untuk menyediakan waktu mereka untuk menjadi
sukarelawan dalam organisasi sosial. Misalnya karyawan bergiliran menjadi guru
tamu di sekolah-sekolah lokal, karyawan dan pelanggan bekerja bakti
membersihkan taman kota, dan lain sebagainya.
6. Praktik Bisnis yang Memiliki Tanggung Jawab Sosial(Socially
Responsible Business Practices)
Perusahaan melakukan kegiatan yang dapat meningkatkan kesejahteraan
masyarakat serta melestarikan lingkungan hidup. Kegiatan ini bisa dilakukan
perusahaan bekerjasama dengan lembaga atau organisasi sosial yang berkaitan
dengan isu sosial tersebut. Misalnya dalam bentuk penyediaan sarana untuk
kepentingan umum seperti sarana MCK (seperti yang dilakuakan oleh Lifebouy),
penyediaan sarana air bersih (seperti yang dilakukan oleh Aqua Danone). Hal
inilah yang dapat menimbulkan image positif dari pemerintah selaku pembuat
peraturan sehingga memberikan situasi yang menguntungkan bagi perusahaan.29
29Ria Mahdia Fitri, “Strategi Manajemen Humas PT PLN ((PERSERO) Dalam MelaksanakanCSR”, (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa,2009), 45-47. Bisa di lihat juga Philip Kotler dan Nancy Lee, CSR: Doing The Most Good forYour Company and Your Caused (New Jersey: Jhon Willey Son Inc. h. 21-24.
29
F. Corporate Social Responsibility (CSR) Kalangan Industri
Prilaku pengusaha pun beragam dari kelompok yang sama sekali tidak
melaksanakan sampai pada kelompok yang telah menjadikan CSR sebagai nilai
inti (corevalue) dalam menjalankan usaha. Terkait dengan masalah praktik CSR,
pengusaha dapat dikelompokan menjadi empat: diantaranya adalah kelompok
hitam, merah, biru dan hijau.
Kelompok hitam adalah mereka yang tak melakukan praktik CSR sama
sekali. Mereka adalah pengusahan yang menjalankan bisnis semata-mata untuk
kepentingan sendiri. Kelompok ini sama sekali tidak peduli pada aspek
lingkungan dan sosial sekelilingnya dalam menjalankan usaha, bahkan tidak
memperhatikan kesejahteraan karyawannya.
Kelompok merah adalah mereka yang mulai melaksanakan paraktik CSR,
tetapi memandangnya hanya sebagai komponen biaya yang akan mengurangi
keuntungannya. Aspek lingkungan dan sosial mulai dipertimbangkan, tetapi
dengan keterpaksaan yang biasanya dilakukan setelah mendapat tekanan dari
pihak lain, seperti masyarakat atau lembaga swadaya masyarakat. Kesejahteraan
karyawan baru diperhatikan setelah karyawan rebut atau mengancam akan mogok
kerja. Kelompok ini pada umumnya berasal dari kelompok satu (kelompok hitam)
yang mendapat tekanan dari stakeholdernya, yang kemudian dengan terpaksa
memperhatikan isu lingkungan dan sosial termasuk kesejahteraan karyawan. CSR
jenis ini kurang berimbas pada pembentukan citra positif perusahaan karena
publik melihat kelompok ini memerlukan tekanan dan gertakan sebelum
30
melakukan praktik CSR. Praktik jenis ini tidak akan mampu berkontribusi bagi
pembangunan berkelanjutan.
Kelompok biru, perusahaan yang menilai praktik CSR akan memberikan
dampak positif terhadap usahanya karena merupakan investasi, bukan biaya.
Kelompok hijau, perusahaan yang sudah menempatkan CSR pada strategi inti dan
jantung bisnisnya, CSR tidak hanya dianggap sebagai keharusan, tetapi kebutuhan
yang merupakan modal sosial.30
G. Strategi Corporate Social Responsibility (CSR)
Strategi ekstra CSR meliputi empat agenda utama ialah Pedoman dan tata
etika, Sistem dan Kebijakan Manajemen Korporat, Strategi Kepimpinan Korporat
dam CSR, terakhir Komitmen dan kemitraan diantara stakeholders. Beberapa
Strategi ekstra CSR sebagai berikut:
1. Pedoman (Guidelines) dan Tata Etika (Codes of Conduct)
Guidelines atau pedoman sangat diperlukan dalam pelaksanaan strategi
CSR oleh perusahaan. Dibeberapa perusahaan telah menetapkan pedoman yang
baik serta efektif mengenai apa saja yang berhubungan dengan CSR. Salah
satunya adalah lembaga World Business Council for Sustainable development.
Namun yang menjadi acauan adalah UN Global Compact yang diinisiasi oleh
mantan sekjen PBB Kofi Anan. Konten dari UN Global Compact adalah sebagai
berikut:
a. Hak Asasi Manusia
30Hendrik budi untung, Corporate Social Responsibility,(Jakarta: Sinar Grafika, 2009). h. 7-8.
31
1. Mendukung dan menghormati perlindungan HAM.
2. Menghindari keterlibatan di dalam pelanggaran HAM.
b. Aturan Perburuhan
3. Mempertahankan kebebasan berserikat dan perjanjian kolektif.
4. Penghapusan kerja paksa.
5. Penghapusan kerja oleh kanak-kanak.
6. Peniadaan diskriminatif dalam penempatan tenaga kerja dan
penugasan.
c. Lingkungan
7. Menndukung kehati-hatian dalam penanggungan lingkungan.
8. Penyebarluasan tanggung jawab lingkungan.
9. Mendorong penggunaan teknologi ramah lingkungan.
d. Anti Korupsi
10. Secara aktif melawan segala bentuk korupsi, termasuk pemerasan dan
penyuapan.
UN Global Compact ini suatu kebijakan yang disesuaikan dengan
kebijakan di Negara mereka masing-masing. Dalam skala mikro sebenranya setiap
korporasi mempunyai suatu trend etika tersendiri yang disebut tata etika atau
codes of conduct. Tata etika mengatur etika perusahaan dalam berproduksi,
berhubungan antar sesama pekerja atau antar level perusahaan, etika proses bisnis,
etika menghadap pesaing cara menghadapi pelanggan dan masih banyak lagi.
Apabila ditelaah lagi perusahaan-perusahaan sadar dampak pasti akan
mengakomodasi nilai-nilai yang ada di UN Global Compact yang disesuaikan
32
persepsi dan kebijakan masing-masing. Tata etika inilah yang menjadi alat bagi
perusahaan dalam menjalankan etika bisnis dan praktik program kuat CSRnya.
2. Sistem dan Kebijakan Manajemen Korporat
CSR merupakan bagian dari sistem manjamen suatu perusahaan. Sekali
lagi perusahaan yang sadar dampak jelas akan menjadikan CSR mereka sebagai
bagian dari strategi perusahaan yang akan porfitibel dimasa depan dan berdurasi
jangka menengah sampai panjang. Korporasi yang semacam ini akan
menempatkan CSR value di dalam skema visi dan nilai-nilai perusahaan.
Sebaliknya petusahaan yang hanya ikut-ikutan atau memosisikan CSR sebagai
bagain dari fungsional korporat dalam artian CSR disejajarkan dengan fungsi
manajemen yang lain seperti keuangan, SDM dan lain-lain. Serta secara visi dan
nilai tidak berhubungan sama sekali dengan CSR value ditambah dengan periode
jangka pendek justru akan menjadi suatu cost center. Jika korporat berbuat
sesuatu yang bersifat temporer saja diamna program-program CSR bersifat parsial
dan tidak akan berjangka panjang.
3. Strategi Kepemimpinan Korporat dalam CSR
a. Integrasi
Kepemimpinan yang visioner harus mengintegrasikan tim
tanggung jawab perusahaannya ke struktur dan strategi bisnis dan itu
harus dinyatakan secara jelas di dalam nilai-nilai dan prinsip-prinsip
perusahaan. Para pemimpin yang tergabung di suatu dewan juga harus
33
memonitor pelaksanaan CSR perusahaan melalui strategi dan komitmen
yang tinggi terhadap para stakeholder-nya diharapkan bias dicapai kinerja
tanggung jawab perusahaan yang memuaskan dan diakui oleh para
stakeholder-nya
b. Inovasi
Kepemimpinan yang strategis tidak hanya melihat pelaksanaan
tanggung jawab perusahaannya dilihat dari sisi kepatuhan dan legal serta
manajemen resiko, tetapi bagaimana menciptakan peluang baru dan nilai
lebih dari CSR itu sendiri. R & D akan sangat berperan guna mewujdkan
peluang baru dan nilai lebih sehingga menghasilkan proses baru, produk
baru, pelayanan baru dan pasar baru dengan tetap mengedepankan
wawasan CSR di dalam setiap tindakan inovasinya.
c. Accountability
Kepemimpinan di dalam CSR wajib sadar dan membuat suatu
skema komitmen terhadap publik yang direlevansikan dengan tujuan,
prinsip dan kinerja perusahaan. Artinya perusahaan mempunyai suatu
settingan target dan jangka waktu yang ditujukan untuk mengeksekusi
isu-isu stratejik yang berasal dari para stakeholdersmereka sendiri dan
ekspektasi apa yang kira-kira diinginkan oleh stakeholders. Dengan
demikian diperlukan suatu laporan yang transparan bertanggung jawab
dan konsisten terhadap semua tindakan praktikal CSR yang telah
dilakukan perusahaan. Oleh karena laporan yang akuntabel merupakan
suatu bentuk komitmen yang utuh terhadap para stakeholder-nya.
34
d. Pelibatan yang sistemik, Bersifat konsultasi dan kolaboratif
Wujud konkret dalam kepemimpinan CSR adalah melibatakan
perusahaanya secara penuh dan berdedikasi dengan para stakeholders.
Kepemimpinan tipe ini proaktif membentuk forum-forum yang kredibel
bersama stakeholders-nya dalam konteks komunikasi, konsultasi dan
kolaborasi yang berhubungan dengan isu-isu dan spesifik tentang CSR
kekinian. Seperti, bagaimana memobilisasi sumber daya untuk
memecahkan persoalan yang menyangkut pembangunan dan sosial, atau
hanya sekedar berbagai cerita, mengungkapkan opini, berbagai pelajaran
dan pengalaman yang bertujuan untuk menciptakan koalisi pelibatan
yang lebih dinamis dan lebih baik antara korporat dengan para
stakeholders-nya.
4. Komitmen dan Kemitraan di antara Stakeholder
Stakeholder merupakan bagian strategis dalam pelaksanaan CSR.
Perusahaaan yang mampu bekerjasama dan memuaskan matriks stakeholder
dengan skala-sakala yang telah ditentukan akan menciptakan sistem kerja CSR
yang efektif serta menguntungkan bagi setiap pihak. Pengidentifikasian
stakeholder sangat penting sekali, oleh karena apabila stakeholder telah divalidasi
sesuai dengan startegi perusahaan tentang CSR maka dari sana muncul program
kerja.
Dari program kerja muncul lagi kemitraan atau partnership yang berdaya
guna dalam mengeksekusi program CSR agar berjalan dengan efektif dan jitu.
Program CSR itu membutuhkan pemerintah dan masyarakat (civil society) supaya
35
program tidak berjalan sendiri-sendiri atau tidak pincang. Untuk itulah ada istilah
“tri sector partnership”. Peran dari masing-masing unsur kemitraan tersebut dam
konteks kemitraan CSR adalah:
1. Peran pemerintah disini adalah:
a. Mewakili kepentingan pemilih.
b. Negoisasi dan membuat komitmen atau kerjasama internasional.
c. Menyediakan kerangka kerja legal atau regulasi yang mengatur
semua sektor serta menyiapkan kebijakan-kebijakan nasional.
d. Mengawasi kinerja Negara dan mengambil tindakan untuk
mencapai keteraturan.
2. Bisnis yang diindentikan dengan perusahaan berperan sebagai:
a. Mewakili kepentingan pemilik saham.
b. Mencari keuntungan ekonomi di pasar.
c. Bertindak mandiri dalam mengoperasikan perusahaan dengan
menrapkan kode etik yang berlaku.
3. Civil Society yakni masyarakat sipil atau berbagai macam kelompok yang
tergabung dalam Lembaga Swadaya Masyarakat (Non Govermental
Organization/Not Profit) Organization dan termasuk lembaga pendidikan
(Education Institution) yang mempunyai peran:
36
a. Mewakili pemangku kepentingan dimana diantara sesama
masyarakat bisa mempengaruhi atau dipengaruhi oleh tujuan
kelompok atau organisasi.
b. Mengutamakan nilai-nilai, keyakinan dan prinsip-prinsip yang
berhubungan dengan lingkungan, sosial, HAM dan pembangunan.
c. Mengawasi Pemerintah dan Perusahaan dan bertindak supaya
akuntabilitas didalam pemerintah dan perusahaan bias dijalankan
sesuai dengan legal aspek yang berlaku di negara.31
H. Implikasi Corporate Social Responsibility (CSR)
Salah satu bentuk perwujudan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) itu
adalah menjalin hubungan terhadap masyarakat, yang terikat dalam suatu interaksi
manusia dan terikat dalam satu wilayah geografis tertentu. Kepedulian perusahaan
terhadap masyarakat sekitar dimengerti sebagai peningkatan partisipasi dan posisi
perusahaan di dalam masyarakat sekitar melalui upaya kemaslahatan bersama bagi
perusahaan dan masyarakat. Maka CSR adalah bukan hanya sekedar kegiatan
amal, dimana CSR mengharuskan suatu perusahaan dalam pengambilan
keputusannya agar dengan sungguh-sungguh memperhitungkan akibat dari
seluruh pemangku kepentingan (stakeholder) perusahaan termasuk lingkungan
hidup.
Hubungan dengan masyarakat tidak lagi dibangun dengan membagi-
bagikan sekedar sumbangan atau sponshorship belaka, melainkan bisa dalam
bentuk keterlibatan dalam program atau kegiatan pengembangan masyarakat
31Dwi Kartini, Corporate Social Responsibility: Transformasi Konsep Sustainability Managementdan Implementasi di Indonesia (Bandung: Refika Aditama, 2009), h. 47-54.
37
(community development). Melalui keterlibatan tersebut, maka upaya praktik
tanggung jawab sosial perusahaan berimplikasi berdasarkan kriteria sebagai
berikut:
1. Mencerminkan pendekatan seperti bisnis.
2. Melibatkan semua jenjang pegawai.
3. Mendapatkan dukungan dan komitmen manajemen senior.
4. Meningkatkan semua sumber daya organisasi (perusahaan).
5. Terlibat dalam mempertanyakan kebijakan publik yang terkait dengan isu-
isu penting yang di dukung organisasi.
6. Berinvestasi dalam komunitas-komunitas tempat perusahaan menjalankan
bisnisnya.
7. Didasarkan pada rencana bisnis dan alokasi sumber daya.
8. Dibicarakan pada lingkungan internal dan eksternal organisasi.32
Isu tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) yang marak akhir-akhir ini
adalah salah satu implikasi serta terkait erat dengan pendekatan stakeholder.
Bagaimanapun juga perusahaan memahami bahwa tanpa keseimbangan dan
pemenuhan kepentingan dari berbagai pihak terkait tersebut, perusahaan tidak
akan memiliki keberlangsungan hidup yang panjang.
Pendekatan yang paling radikal menyatakan bahwa tanggung jawab adalah
suatu pemborosan dan tidak perlu karena satu-satunya tanggung jawab perusahaan
adalah menciptakan keuntungan. Dengan keuntungan yang tinggi, gaji karyawan
bias ditingkatkan, dan dengan peningkatankerja pegawai, tingkat permintaan
32Yosal Iriantara, Community Relationship: Konsep dan Aplikasinya (Bandung: SimbosaRekatama Media, 2004), h. 67.
38
barang serta jasa dalam negeri akan meningkat. Peningkatan sisi penawaran akan
mendorong sektor produksi dengan penambahan pekerja. Jadi, memaksimalkan
keuntungan dengan sendirinya akan menolong penganggur, yang berarti
mengurangi kemiskinan. Beberapa pendekatan stakeholder:
Pendekatan lainnya yang berbasis hukum, perusahaan harus taat pada
hukum tempatnya beroperasi. Hal itu adalah kompromi yang harus dilakukannya
karena telah beroperasi diwilayah tertantu. Pandangan yang lebih kompleks
mengakui bahwa perusahaan akan bisa bertahan kalau lingkungan disekitarnya
(fisik dan non-fisik) juga bertahan. Jadi, isu keseimbangan dalam rangka menjaga
kesinambungan menjadi fokus dari pandangan tentang tanggung jawab sosial
perusahaan.
Pandangan terkahir ini sangat berlawanan dengan pandangan klasik yang
mengatakan bahwa perusahaan tidak akan pernah melakukan apa pun, kecuali
terpakasa demi hukum, yang mengorbankan kepentingan pemilik modal. Maka,
praktik tanggung jawab sosial perusahaan menjadi tidak lazim jika eksistensi
perusahaan masih dipahami sebagai entitas yang hanya melayani kepentingan
pemegang saham(stockholder).
pertama, visi atau nilai dasar tanggung jawab social perusahaan berkenan
dengan keterlibatan dalam komunitas, proses produksi dan employee relations,
nilai dasar tersebut berkenan dengan peran perusahaan bagi komunitas untuk
mengembangkan kesejahteraan, kesehatan dan stabilitas komunitas tempat
perusahaan bisnis itu beroperasi.
39
Kedua, yang menjadi perhatian adalah keterampilan. Karena tanpa
keterampilan yang muncul bukanlah perubahan, melainkan kecemasan.
Keterampilan yang diperlukan antara lain pengetahuan dalam bidang
pengembangan masyarakat, seperti praktik pemberdayaan atau menjalankan
program PRA (parcipatory rural appraisal).33
33A. Prasetyantoko, Corporate Governance: Pendekatan Institusional (Jakarta: Gramedia PustakaUtama, 2008), h. 93.
40
Bab III
REALISASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR)
PT. MITSUBISHI CHEMICAL INDONESIA (MCCI)
A. Gambaran Umum PT. Mitsubishi Chemical Indonesia (MCCI)
1. Sejarah PT. MCCI
Polyester industri di Indonesia telah bermain penting, sebagian besar
peranannya di pengembangan ekonomi negara. Sejak pendiriannya, PT..
Mitsubishi Chemical Indonesia (MCCI), dahulu PT. Bakrie Kasei Corporation
(BKC), telah meyakinkan itu dengan mendukung polyester industri, kami telah
dapat memberikan sumbangan kepada pengembangan indonesia di banyak segi
dan bermacam-macam.
Sebelumnya nama PT Mitsubishi Chemical Indonesia (MCCI) adalah PT.
Bakrie Kasei Corporation (BKC), yang didirikan pada tanggal 4 Maret 1991
berdasarkan surat pemberitahuan No. 76/I/PMAII 993 yang menyatakan
persetujuan presiden tentang penanaman modal asing dengan izin usaha No.
Proyek: 3551-02-6014.34 PT. Bakrie Kasei Corporation merupakan perusahaan
patungan antara penanaman modal asing dan penanaman modal domestik dengan
komposisi terakhir sebagai berikut:
Mitsubishi Kasei Corporation : 57,4% saham
Japan Asia Investment Co.Ltd : 17,1% saham
PT. Bakrie & Brothers : 25,2% saham
34Dokumen PT Mitsubishi Chemicel Indonesia (MCCI).
40
41
Dengan total investasi yang ditanam sebesar US$ 330 juta dan modal awal
yang disumbangkan sebesar US$ 30 juta untuk membangun sebuah pabrik
petrokimia dengan produk PTA menggunakan teknologi Mitsubishi Chemical
Corporation dengan kapasitas produksi sebesar 320.000 ton/tahun. Operasi
komersial dimulai Februari 1994.
Pada Mei 1994 dimulai konstruksi untuk pembangunan plant II dengan
modal awal yang disumbangkan sebesar US$ 30 juta dengan teknologi yang sama
dengan produksi Purified Therephthalate Acid (PTA I) dengan kapasitas produksi
320.000 ton/tahun dimana operasi komersial dimulai juli 1996. Jadi total kapasitas
produksi dan kedua plant tersebut adalah 640.000 ton/tahun, untuk memenuhi
kebutuhan pasar industry Polyester Fibre.35
Sedangkan PT. Bakrie Kasei PET Corporation didirikan pada tanggal 29
April 1994, merupakan salah satu industri antara (mid stream) dan merupakan
perusahaan patungan antara peananam modal asing (PMA) dan penanam modal
domestic (PMD) dengan komposisi pemegang saham awal sebagai berikut:
MCC : 51% saham
International Finance Corporation : 10% saham
Japan Asia Investment Co.Ltd : 14% saham
PT. Bakrie & Brothers : 20% saham
Total investasi yang ditanam sebesar US$ 62 juta dan modal yang disetor
US$ 20 juta dengan Produk polyethylene Terephtalate (PET), teknologi produksi
dengan MMC dan kapasitas terpasang sebesar 52.000 ton/tahun. Operasi dimulai
35Dokumen PT Mitsubishi Chemicel Indonesia (MCCI).
42
pada November 1995 dengan market share 90% untuk export oriented.
Setelah mengalami transisi akhirnya pada tanggal 31 Desember 1995
merger (penggabungan) antara PT. Bakrie Kasei Corporation dan PT. Bakrie
Kasei PET Coporation dilakukan dengan tujuan untuk lebih meningkatkan
efisiensi dan kelangsungan hidup menghadapi situasi bisnis dan kondisi
perekonomian yang mengalami kelesuan dengan nama PT. Bakrie Kasei
Corporation. PT. Bakrie Kasei Corporation sebagai holding company mempunyai
dua divisi produk yaitu Manufacturing 1 Division (PTA) dan Manufacturing II
Division (PET)
Pada awal tahun 2001 dikarenakan pada saat itu pasar modal domestik
mengalami penurunan yang disebabkan adanya krisis di Indonesia maka
penanaman modal saham PT. Bakrie dan Brothers melepaskan kepemilikan
sahamnya pada MCC yang kemudian perusahaan pun mengganti nama dan PT.
Bakrie Kasei Corporation (BKC) menjadi PT. Mitsubishi Chemical Indonesia
(MCCI).
PT. Mitsubishi Chemical Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak
pada industri kimia yang memiliki kantor pusat di jakarta dan memiliki plant di
Merak. Kantor yang berpusat di Jakarta beralamat di Gedung Setiabudi Atrium,
Suite 710 Setiabudi Office Park, Jl H. R. Rasuna Said kuningan, Jakarta 12520.
Sedangkan plant yang di Merak beralamat di Jalan Raya Merak, Desa Gerem
Kecamatan Grogol Kota Cilegon Provinsi Banten. Perusahaan yang berproduksi
43
industri kimia ini bergerak pada Purified Therephthalate Acid (PTA) dan
Poliethylene Therephthalate (PET).36
Pabrik yang didirikan pada tanggal 4 maret 1991, dan dibangun pada Mei
1994 dimulai kontruksi untuk pembangunan dengan luas lahan 34,6 hektar yang
terletak di daerah industri Merak, Cilegon, Banten. PT Mitsubishi Chemical
Indonesia (MCCI) juga terletak diantara pabrik petrokimia dan beberapa area
mengapitnya seperti sebelah utara PT. DOW Chemical dan PT. UIC, sebelah
selatan Pertamina, sebelah barat Selat Sunda, Sebelah Timur Jalan Raya Merak.
Dalam produksi Purified Terephthalic Acid (PTA). mulai menjalankan
aksi komersialnya pada bulan januari 1994 dengan kapasitas 640,000 metrik ton.
Menjumpai tuntutannya meningkat dari PTA, MCCI mulai menjalankan 2 plant
pada tahun 1996 dan membuat integrasi dengan produksi Poliethylene
Therephthalate (PET) dengan kapasitas 52,000 metrik ton yang memulai cara
menjalankan pada tahun 1995. kapasitas produksi total PTA mencapai 640,000
ton tiap tahun.37
Melalui penekanan pada kualitas manajemen, MCCI dihargai sertifikat
ISO 9002 pada bulan januari 1996 dan ISO 1400 untuk pimpinan lingkungan pada
bulan februari 1999 dengan LIoyd's mendaftarkan jaminan kualitas (LRQA)
sebagai agen sertifikasi. Dalam tambahan itu, MCCI telah dijamin oleh
Departemen tenaga kerja Indonesia dalam bidang bersifat jabatan mengamankan
kesehatan (SMK3).
2. Produk PT. Mitsubishi Chemical Indonesia (MCCI)
36Dokumen PT Mitsubishi Chemicel Indonesia (MCCI).37Dokumen PT Mitsubishi Chemicel Indonesia (MCCI).
44
PT. Mitsubishi Chemical Indonesia memproduksi Purified Terephthalic
Acid (PTA) dan Poliethylene Therephthalate (PET). PTA adalah poin awal dari
polyester industri dan rantai industri tekstil yang lebih luas. Produk PTA non-
hazardou itu adalah produk yang ditunggangi oleh oxidizing paraxylene (PX),
untuk menjadikan komponen lengkap minyak tanah. PET resin digunakan untuk
minuman botol, lapisan polyester tipis dan di. Keuntunganya dapat meminang
seperti kejernihan kaca dan daya pegas. ini juga non-hazardou dan
mengembalikan botol-botol produk. yang sekarang menjadi unsur paling utama
dari sudut lingkungan. keduanya produk yang mempergunakan teknologi dan
memproses dalam Mitsubishi Chemical Corporation.
B. Implementasi CSR PT. Mitsubishi Chemical Indonesaia (MCCI)
1. Konsep CSR PT. MCCI
Ketika konsep CSR semakin populer bahkan menjadi trend, ternyata CSR
belum memiliki definisi tunggal, CSR yang secara defintif adalah sebuah bentuk
tanggung jawab sosial perusahaan terhadap lingkungan (komunitas) di
sekelilingnya merupakan serangkaian hipotesa atas kontibusi aktif lembaga-
lembaga usaha di tengah-tengah masyarakat dalam rangka pengembangan
komunitas atau masyarakat (community Development).38 Bentuk-bentuk nyata dari
sebuah program CSR sebenarnya berkembang dengan mempertimbangkan banyak
faktor, dan sebagai sebuah kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan, maka
seringkali bentuk CSR yang ada akan sangat dipengaruhi oleh bentuk, visi,
38 Rulya Ekawati, “Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility) DalamPerspektif Ekonomi Islam,” (Tesis S2 Program Pasca Sarjana , Universitas Islam Negeri Jakarta,2004), h. 8.
45
ataupun tujuan pendirian lembaga usaha itu sendiri. Namun, secara umum tujuan
utama dari sebuah program CSR adalah mengangkat derajat kehidupan
masyarakat sekitar yang implikasi berikutnya juga berpengaruh terhadap
perusahaan tersebut.
Karena itulah, pola pendekatan dan praktik CSR di Indonesia yang sering
diterapkan adalah pengembangan masyarakat (community development) yang
diantaranya program-program pelayanan kesehatan, pendidikan pemberdayaan
ekonomi dan juga pemberdayaan lingkungan. Perusahaan yang mengedepankan
konsep ini menekankan pembangunan sosial dan pembangunan kapasitas
masyarakat sehingga akan menggali potensi masyarakat lokal yang menjadi
modal sosial untuk maju dan berkembang. Selain dapat menciptakan peluang-
peluang sosial ekonomi masyarakat, menyerap tenaga kerja dengan kualifikasi
yang diinginkan, cara ini juga dapat membangun citra sebagai perusahaan yang
ramah dan peduli lingkungan, selain itu juga akan tumbuh rasa percaya dari
masyarakat, rasa memiliki perlahan-lahan muncul dari masyarakat sehingga
masyarakat merasakan bahwa kehadiran perusahaan di daerah mereka berguna
dan bermanfaat.
Bentuk hubungan antara perusahaan dengan masyarakat sekitarnya
memang sangat beragam dan variatif. Dan ketika masyarakat juga dipandang
sebagai salah satu stakeholder perusahaan maka adalah suatu kekurangan
tersendiri jika bentuk hubungan yang ada adalah hubungan yang negatif atau
kurang baik. Oleh karena itu perusahaan mampu membangun sebuah hubungan
menyatu dengan masyarakat sekitar, maka kehadiran perusahaan dapat dinikmati
46
oleh masyarakat sendiri. Ditunjang lagi kalau perusahaan dapat menghargai
sumber daya lokal, lingkungan sekitar dan apapun sekiranya mendukung mereka
untuk dapat bekerja dengan baik serta berinvestasi didalamnya, tentu satu hal
tersebut tidak dianggap beban. Perusahaan justru dapat mengambil manfaatnya
baik berupa produk maupun hubungan positif dengan masyarakat, yang nantinya
akan menciptakan lingkungan psikologis yang loyal dan berdedikasi diantara
pekerja maupun lingkungan sekitar.39
Penuangan program CSR yang didesain berkelanjutan menjadi harapan
dalam membantu dan menciptakan kehidupan di masyarkat yang lebih sejahtera
dan mandiri. Karena yang menjadi catatan program CSR harus benar-benar
berangkat dari komitmen dan bukan sekedar basa-basi atau gugur kewajiban
semata atau juga hanya sekedar charity. Kandungan kesimpulan CSR sebenarnya
berintikan kepada kegiatan berbagi dimana berbagi itu tidak akan merugi.40 Maka
tidak heran jika motivasi perusahaan melakukan CSR adalah pertama, corporate
charity yakni dorongan amal berdasarakan motivasi keagamaan. Kedua, corporate
philantrophy yakni dorongan kemanusiaan yang biasanya bersumber dari norma
dan etika universal untuk menolong sesama dan memperjuangkan pemerataan
sosial. Ketiga, corporate citizienship yakni motivasi kewargaan demi
mewujudkan keadilan sosial berdasarkan prinsip keterlibatan sosial.41 Diperkuat
juga alasan perusahaan-perusahaan melakukan CSR adalah berkaitan dengan
39 “CSR Jangan Dianggap Beban,” Kompas, 6 Juli 2010, h. 4.40 TB. Didi Supriyadi, “Menggagas Perda CSR”, Fajar Banten, 13 Maret 2010, h. 8.41 Edi Suharto, Pekerjaan Sosial Di Dunia industri: Memperkuat Tanggungjawab SosialPerusahaan (Corporate Social Responsibility) (Bandung: PT Refika Aditama, 2007), h. 106.
47
reputasi, pemasaran atau profit, keamanan, mencegah konflik persaingan bisnis
dan kedermawanan murni.
Secara umum program CSR yang berkelanjutan merupakan program yang
diharapkan dalam membentuk atau menciptakan kehidupan masyarakat yang lebih
sejahtera dan mandiri. Setiap kegitan tersebut melibatkan semangat sinergi dari
semua pihak secara terus menerus membangun dan menciptakan kesejahteran dan
pada akhirnya akan tercipta kemandirian dari masyarakat yang terlibat dari
program tersebut.
Karena kunci keberhasilan CSR adalah keterkaitan, keterlibatan dan
kerjasama dengan seluruh pemangku kepentingan atau biasa disebut stakeholder.
Seperti yang ditegaskan oleh informan bahwa:
“Sekali lagi dalam konsep CSR kami, kami tidak melaksanakannya
sendiri, tapi kita melibatkan stakeholder, dan ini juga bukan program
sendiri, kenapa? Karena konsep dan program CSR kami adalah
sustainable development.”42
Program CSR baru dapat menjadi keberlanjutan apabila, program yang
dibuat oleh suatu perusahaan benar-benar merupakan komitmen bersama dari
segenap unsur yang ada di dalam perusahaan itu sendiri. Tentunya tanpa adanya
komitmen dan dukungan dengan penuh antusias dari karyawan akan menjadikan
program-program tersebut bagaikan program penebusan dosa dari pemegang
saham belaka. Dengan melibatkan karyawan secara intensif, maka nilai dari
42 Wawancara Pribadi dengan YI. Cilegon, 27 April 2014.
48
program-program tersebut akan memberikan arti tersendiri yang sangat besar bagi
perusahaan.43
Semenjak PT. MCCI memberlakukan CSR sebagai penguatan dalam
proses bisnisnya, PT. MCCI mengakui bahwa CSR merupakan salah satu kegiatan
dari manajeman perusahaan yang sebenarnya harus secara komit dan
berkelanjutan sebagai wujud tanggung jawab terhadap masyarakat dan lingkungan
sekitar. Secara dasar dalam kehati-hatian perusahaan menjalankan bisnisnya
cenderung memperlakukan CSR sama seperti halnya perusahaan akan membuat
keputusan untuk berinvestasi. Seperti yang di ungkapkan oleh informan berikut:
“Dan tidak dapat dipungkiri bahwa pendekatan atau pun program-
program CSR yang dilakukan oleh perusahaan secara baik dapat
meningkatkan value atau ukuran perusahaan dalam sudut pandang
investasi di masyarakat, nilai saham dalam bursa dan termasuk
meningkatkan kapasitas perusahaan dalam akses untuk meningkatkan
permodalan mengingat hubungan yang baik antara pebisnis dengan
komunitas dapat meningkatkan kredibilitas dan kepercayaan masyarakat.
Potensi keuntungan dari CSR dapat berupa peningkatan reputasi dan
citra perusahaan dan ini akan secara otomatis meningkatkan prospek
perusahaan untuk lebih efektif dalam menjalankan komunikasi public atau
43 Cartica, “Program Corporate Social Responsibility yang Berkelanjuta,” artikel diakses pada 24
mei 2014 dari http://kajian-csr.blogspot.com/2011/01/program-corporate-social-responsibility.html
49
pum marketing strategy. CSR dapat menjadikan perusahaan menjadi lebih
kompetitif dan bertanggung jawab serta berkesinambungan.”44
Dengan demikian, maka konsep dan program CSR PT. MCCI yang
bertajuk sustainable development pada umumya disebut sebagai aktifitas
filantropi. Yang terpenting dari kebijakan CSR PT.MCCI adalah perubahan
paradigma filantropi yang sifatnya terlihat mendasar dari tardisi karikatif yang
pada tahun 1991 menuju tradisi baru dengan melalui evaluasi di tahun 2005 yang
akhirnya di era tahun 2007 telah menancapkan konsep CSR-nya yang berjangka
panjang dan berkesinambungan. Dengan mencoba menggunakan pendekatan baru
inilah dalam penyelesaian masalah sosial, yaitu mengatasi masalah dari akaranya
secara terencana berjangka panjang dan terukur. Ini artinya filantropisme tidak
lagi dipraktikan sebatas pemberian makanan, minuman, pakaian atau pun
pembangunan masjid, sekolah, pesantren, shut down (over hul) dan seterusnya.
Melainkan lebih dari itu, aksi filantropisme berupaya membangun pemberdayaan
ekonomi, perhatian pada dunia pendidikan, kesehatan, lingkungan dan lain
sebagainya.
Namun dalam hal lain perlu diketahui bahwa secara fundamental
membedakan filantropi dari karitas terletak pada tujuan pemberian derma.
Sementara karitas juga disebut filantropi yang bernuansa tradisional, lebih
diarahkan untuk memenuhi-memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar yang
mendesak, filantropi modern bertujuan mempromosikan prakarsa-prakarsa
44 Wawancara Pribadi dengan YI. Cilegon, 27 April 2014.
50
keadilan sosial yang berjangka panjang.45 Meski demikian, bukan berarti kegiatan
karitas ini tidak lagi dibutuhkan atau kurang penting, malahan kegiatan ini masih
dianggap oleh sebagaian masyarakat sebagai pemenuhan kebutuhan dasar juga.
Jadi baik karitas atau pun filantropi haruslah dipandang sebagai dua hal yang
saling melengkapi, bukan sebagai kategori yang saling meniadakan karena dalam
praktiknya hal itu tidak dihendaki.46
Sebelum melaksanakan lebih jauh dalam misi CSR-nya PT. MCCI yang
berjangka panjang dan berkesinambungan atau disebut program pembangunan
berkelanjutan (sustainable development). Sebetulnya sebelum PT. MCCI ini
berdiri sebagai perusahaan, pabrik ini telah melakukan proses pengembangan
masyarakat (community development) yang sifatnya itu membina dan
meningkatkan segi kualitas hidup maupun taraf hidup daripada masyarakat
dengan bantuan pembangunan seperti masjid, sekolah, pelatihan usaha, peringatan
hari besar islam seperti idul fitri dan idul adha seperti sembako serta kurban, shut
down (over hull) dan lain sebagainya.
“Dinamakan sebagai community development dan telah melakukan
prosesnya bahwa CSR dalam arti sempit yaitu community development,
dikatakan sebagai community development dalam arti sempit itu juga
bagian dari CSR, karena cakupan CSR itu lebih luas internal dan ekternal
tidak hanya pada masyarakat sekeliling saja tapi pemerintah juga.”47
45Irfan Abubakar dan Chaider S. Bamualim, ed, Filantropi Islam dan Keadilan Sosial: StudiTentang Potensi, Tradisi, dan Pemanfaatan Filantropi Islam di Indonesia (Jakarta: Center for theStudy of Religion and Culture, 2006), h. 29.46Irfan Abubakar dan Chaider S. Bamualim, Filantropi Islam dan Keadilan Sosial: Studi TentangPotensi, Tradisi, dan Pemanfaatan Filantropi Islam di Indonesia, h. 29.47 Wawancara Pribadi dengan YI. Cilegon, 27 April 2014.
51
Dalam konsep yang disebut community development ini sebenarnya telah
dilakukan sejak tahun 1991. Di tahun tersebut PT. MCCI telah melaksanakan
CSR dengan sifat instant atau pun charity. Hal ini diutarakan oleh informan
sebagai berikut:
“Sifatnya Ada dua hal yaitu instan dan tidak instan (jangka panjang), kalo
instan itu kaya CD, sifatnya hanya sumbangan-sumbangan seperti
bantuan tujuh belas agustus, hari besar islam kurban, pembangunan
masjid atau sekolah, zakat yang hanya dirasakan pada saat itu aja. tapi
sifatnya CSR yang jangka panjang seperti pelatihan komputer,
pembukaan perpustakaan, pemberian makanan tambahan pada bayi
sehingga besar harapan CSR ini dapat berkesinambungan baik dari segi
umur dibawah bayi remaja dan dewasa.”48
Prinsip derma (charity principle) yang dilaksanakan pada masa itu
merupakan bentuk kepedulian terhadap masyarakat Gerem akan pemenuhan
kebutuhan. Seperti yang disampaikan oleh informan.
“Sebelum perusahaan itu menjadi PT. MCCI, perusahaan ini sudah
terlibat aktif dalam membantu masyarakat Gerem seperti pembangunan
masjid, sekolah dan sampai pembangunan Kelurahan Gerem juga di
bantu oleh perusahaan itu. Bantuan Penghijauan juga pernah dilakukan,
shut down serta sembako”49
Dalam perjalanannya, PT. MCCI baru melihat dan mulai menganalisa
bentuk CSR apa yang akan harus diterapkan, dan pada tahun 2005 telah
48 Wawancara Pribadi dengan DDO. Cilegon, 19 Mei 2014.49 Wawancara dengan SAM. Cilegon, 10 Juni 2014.
52
melakukan evaluasi, yang akhirnya di tahun 2007 PT. MCCI telah mempunyai
suatu konsep yang jangka panjang, jadi bukan lagi satu inseden aktivitas
insidentil bukan juga aktivitas yang berbentuk charity saja dan bukan pula donasi
jangka pendek, melainkan telah mempunyai satu konsep yang jangka panjang
serta secara total PT. MCCI punya target selama lima belas tahun dalam kebijakan
strategi CSR-nya.
Demi mencapai cita-cita serta menghasilkan masyarakat yang mandiri
(community empowerment), maka PT. MCCI senantiasa berkeinginan bisa tumbuh
bersama masyarakat dalam pencapaian daripada taraf hidup masyarakat lebih
baik. Selanjutnya konsep “empowerment” sebagai konsep alterntif pada intinya
menekankan pada otonomi pengambilan keputusan dari suatu kelompok
masyarakat, yang berlandas pada sumber daya pribadi, langsung (melalui
partisipasi), demokratis dan pembelajaran sosial melalui pengalaman langsung,
dengan demikian pemberdayaan masyarakat (community empowerment) pada
hakikatnya adalah nilai kolektif pemberdayaan individual.50
Oleh karena itu pemberdayaan diperlukan dalam sebuah proses dan tujuan.
Sebagai proses pemberdayaan adalah serangkaian kegiatan untuk memperkuat
kekuasaan atau kebudayaan kelompok lemah dalam masyarakat, termasuk
individu-individu yang mengalami masalah kemiskinan. Sebagai tujuan bahwa
pemberdayaan menunjuk pada keadaan atau hasil yang ingin dicapai oleh sebuah
perubahan sosial yaitu masyarakat yang berdaya, memiliki kekuasaan atau
mempunyai pengetahuan dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya
50 Randy R. Wrihatnolo dan Riant Nugroho Dwidjowijoto, Manajemen Pemberdayaan: SebuahPengantar dan Panduan Untuk Pemberdayaan Masyarakat (Jakarta: Elex Media Komputindo2007), h. 59.
53
baik yang bersifat fisik maupun sosial seperti memilki kepercayaan diri, mampu
menyampaikan aspirasi, mempunyai mata pencaharian, berpartisipasi dalam
kegiatan sosial dan mandiri dalam melaksanakann tugas-tugas kehidupannya.51
Konsep CSR PT. MCCI yang mengandung sustainable development,
dalam hal ini PT. MCCI ingin berkembang bersama masyarakat dengan
menempatkan masyarakat bukan sebagai subjek semata, melainkan berperan aktif
dalam menyadarkan diri mereka untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat
menuju hidup yang lebih baik. PT. MCCI menyadari bahwa masyarakat
merupakan pihak yang potensial terkena dampak operasi perusahaan, dengan
demikian masyarakat juga merupakan salah satu stakeholder penting yang turut
mempengaruhi misi dan eksistensi perusahaan dalam jangka panjang.
Sehingga bagi PT. MCCI implementasi program CSR sebagai wujud
kepedulian dan tanggung jawab terhadap masyarakat ini dipandang sebagai aspek
strategis. Sebagai subjek pembangunan, partisipasi masyarakat juga sangat
diperlukan dalam program-program CSR, karena melalui partisipasi
masyarakatlah pembangunan akan berjalan secara efektif sesuai dengan potensi
dan kebutuhan mayarakat itu sendiri.
Dengan demikian PT. MCCI yang mempunyai program CSR berintikan
sustainable development memiliki landasan tiga pilar yaitu kesehatan, pendidikan
dan pengembangan ekonomi. Beberapa ilustrasi mengenai program tiga pilar
sustainable development CSR PT. MCCI diantaranya sebagai berikut:
51 Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat: Kajian Strategis PembangunanKesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial (Bandung: Refika Aditama, 2005), h. 60.
54
1. Deskripsi Mengenai Kesehatan
Sesuai dengan program pilar CSR MCCI, tujuan pilar program kesehatan
yaitu meningkatkan kualitas sehat komunitas dengan mencoba mendukung
kebutuhan dasar dan sumbangsih dalam promosi kesehatan. Yang lebih tinggi
adalah sehat di komunitas dalam mengurangi beban di sektor masyarakat dan
dengan penuh harapan komunitas akan jadi berpandangan terbuka serta
memelihara baik itu akan berperan untuk ekonomis yang baik maupun lingkungan
sosial untuk semua pemangku kepentingan (stakeholder).
2. Harapan dan hubungan tindakan
a. Promosikan kesehatan dengan baik dan menggalangkan gaya hidup sehat
serta dengan menakut-nakuti pemakaian zat tak sehat.
b. Ajukan kesadaran tentang penyakit utama dan mencegah mereka.
c. Mendukung akses untuk pelayanan kesehatan pokok dan pelayanan untuk
air bersih serta ketepatan kebersihan sebagai berarti mencegah keadaan
sakit.
3. Deskripsi Mengenai pendidikan
Tiang pendidikan punya fungsi memperbesar pengetahuan, kepandaian
untuk memahami dan di komunitas empowerment untuk memperbaiki kualitas
hidup. Pendidikan merupakan pondasi bagi peradaban dan kemajuan dari semua
sosial dan pembangunan ekonomi. Promosi dan pemeliharaan pendidikan itu
mempunyai hubungan positif di pengembangan dan kohesi sosial.
55
4. Harapan dan Hubungan Tindakan
a. Promosikan dan dukung pendidikan pada semua tingkat dan terlibat dalam
aksi meningkatkan kualitas pendidikan dengan membuktikan infrastruktur
pendidikan dan fasilitas serta mengorganisir aktifitas pendidikan, seperti
latihan, ekstensi, workshop, dan lain-lain.
b. Mengajukan pendaftaran anak-anak di pendidikan resmi dan berperan
untuk menghapusakan sesuatu yang menghalangi anak-anak untuk
memperoleh pendidikan.
5. Deskripsi Mengenai Pengembangan Ekonomi
Tiang misi pembangunan ekonomi untuk komunitas empowerment
melalui aktifitas pendapatan secara umum dengan empowerment berkelanjutan,
melalui hubungan positif itu komunitas pada umumnya mendapatkan perizinan
untuk pencapaian tingkat yang lebih tinggi dari pendidikan dan kesehatan.
6. Harapan dan hubungan tindakan
a. Berperan untuk program yang meningkatkan kemampuan, sumber daya
dan kesempatan penyediaan akses untuk makanan dan barang pokok lain
untuk kelompok mudah luka orang-orang pendapatan rendah. Dukungan
usaha kewirausahaan sosial dan pengembangan teknologi sosial biaya
rendah yang dengan mudah dapat direplikasi dan mempunyai hubungan
dalam pembasmian kelaparan dimana secara ekonomis layak dikerjakan
mengembangkan potensial lokal pengetahuan dan teknologi.
56
2. Pengertian CSR PT. MCCI
Dalam definisi CSR yang dimiliki oleh PT. MCCI rupanya senada dengan
definisi lembaga sustainable developemt yaitu The World Buiness Council.
Menurut organisasi ini CSR adalah komitmen berkelanjutan dari para pelaku
bisnis untuk berprilaku secara etis dan memberi kontribusi bagi pembangunan
ekonomi, sementara pada saat yang sama meningkatkan kualitas hidup dari para
pekerja dan keluarganya demikian pula masyarkat lokal dan masyarakat secara
luas.
Definisi itulah yang telah di adopsi dan menjadi acuan PT. MCCI dalam
keberlangsungan penerapan CSRnya. Hal demikian juga ditegaskan oleh informan
bahwa:
“karena definisi CSR itu tidak mempunyai definisi yang tunggal bahkan
definisi CSR pun sangat banyak dan beragam, maka kami berlandaskan
setara dengan definisi yang dimiliki oleh The World Business Council.”52
3. Struktur Organisasi CSR PT. MCCI
Struktur organisasi CSR PT. MCCI:
52 Wawancara Pribadi dengan YI. Cilegon, 27 April 2014.
57
Sumber: Dukumen Perusahaan
1. Visi CSR PT. MCCI:
Mendirikan hubungan baik dan harmonis dengan tetangga kami dalam
memperbesar kualitas hidup masyarakat.
2. Misi CSR PT. MCCI:
Bermain dan berperan aktif dalam membuat empowerment untuk
masayarakat gerem
Bermain dan berperan aktif dalam membuat banyak masyarakat cerdas
untuk masyarakat gerem
Meningkatkan mindset hidup sehat masyarakat Gerem
C. Fungsi dan Tujuan CSR PT. MCCI
58
Diantaranya fungsi dan tujuan CSR PT. MCCI:
1. Kesadaran akan tanggung jawab sosial, memahami tanggung jawab
social perusahaan kami akan berusaha keras untuk mendapatkan
kepercayaan masyarakat melalui keikutsertaan untuk memberikan
kemakmuran dan kenyamanan pada dana masyarakat dengan
menawarkan barang dan jasa yang secara sosial bermanfaat
berdasarkan keahlian dan tekhnologi yang telah kami kembangkan
dalam berbagai bidang usaha, termasuk kimia. Dasar kegiatan
perusahaan kita terletak pada kepercayaan yang diberikan masyarakat
kepada kita, apabila kita harus memastikan kelanjutan pengembangan,
kita harus memahami sepenuhnya tanggung jawab sosial perusahaan
(CSR) kita dan berusaha untuk memperkuat kepercayaan masyarakat
dengan memenuhi harapan-harapan masyarakat melalui produk dan
jasa yang kita tawarkan.
2. Kepedulian terhadap lingkungan, kami memiliki komitmen untuk
melakukan perlindungan lingkungan dan berusaha untuk mengurangi
beban lingkungan selama berlangsungnya semua kegiatan usaha kami,
termasuk mempromosikan penghematan sumber daya dan energi,
pengurangan limbah, pemakaian ulang dan pendauran ulang, maupun
pelestarian lingkungan dan pengembangan teknologinya.
3. Kepedulian terhadap keselamatan, memahami jaminan keselamatan
sebagai tanggung jawab sosial perusahaan, kami akan menempatkan
keselamatan di semua kegiatan usaha kami sebagai prioritas utama
59
termasuk keselamatan dari semua produk dan jasa kami, termasuk
penanganan zat-zat kimia yang memadai, sederajat dengan keselamtan
operasional.
D. Strategi CSR PT. MCCI
Dunia usaha berperan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang sehat
dan mempertimbngkan faktor lingkungan hidup, maka kini dunia usaha di sisi lain
juga berperan menerapkan kegiatan CSR pada perusahaannya didasari oleh
landasan filosofis yang dipakai perusahaan dalam menjalankan bisnisnya, yaitu
apa yang disebut ”Triple Bottom Line” atau 3P: people, planet, profit. Lain halnya
dengan prinsip yang dimiliki oleh Triple Bottom Line, dianatara strateginya ialah:
Landasan filosofis pertama dari konsep 3P ini, “people,” yang berarti
perusahaan mengutamakan kepentingan manusia-manusia yang menjadi
pemangku kepentingan perusahaan ini, termasuk dalam hal ini adalah karyawan
dan komunitas disekitar lokasi kegiatan usaha. Usaha hanya bisa maju jika
karyawan dan komunitas yang terkait juga mengalami peningkatan kesejahteraan.
Unsur yang kedua adalah “planet,” yaitu perusahaan memberikan
perhatian yang serius terhadap keberlanjutan lingkungan alam, khususnya melalui
reasoning bahwa kelangsungan perusahaan sangat tergantung pada keberlanjutan
lingkungan dan sebagai perusahaan yang berbasis sumberdaya alam, upaya
mempertahankan kelestarian dan keberlanjutan sumberdaya alam (environmental
sustainability).
Selanjutnya yang ketiga adalah “profit,” yaitu sebagai suatu unit usaha
komersial tentu saja perusahaan harus tetap mendapatkan keuntungan. Untuk ini
60
perusahaan harus mampu menciptakan produk yang kompetitif, yaitu sesuai
dengan permintaan pasar, berkualitas tinggi tetapi dapat juga berbiaya murah.53
Berdasarakan prinsip sustainable development maka Strategi CSR yang
dimiliki PT. MCCI adalah awereness, involving, model. Sebelum menjelaskan
strategi tersebut, pada proyek percobaan (pilot project) sudah dilakasankan
program bantuan kambing. Seperti terungkap dalam petikan wawancara berikut:
“Program bantuan kambing sengaja dilakukan dalam program CSR kami,
kami pengen lihat masyarakat mampu gak buat mengelolanya. Bantuan
kambing yang kita kasih 24, 20 betina 4 jantan.”54
Pada strategi tingkat kesadaran (awereness) di tahun lima pertama ialah
inisial program untuk memperbesar kekuatan ekonomis yang sejajar dengan
pendidikan dan program kesehatan. penerapan program-program awal ini juga
untuk mengenal dan meningkatkan potensi ekonomi masyarakat parallel dengan
program-program kesehatan dan pendidikan. Pada aspekawereness tersebut
gagasan masyarakat harus mampu menetapkan kebutuhan mereka sendiri dan
bagaiamana memenuhinya. Hal tersebut bahwa masyarakat pada tingkat lokal
paling mengetahui apa yang mereka butuhkan dan bahwa masyarakat seharusnya
mengarahkan dirinya sendiri dan berswadaya adalah menarik, dan hal itu
konsisten dengan banyak literature ekologis dan keadilan sosial. Praktik bottom
up ini merupakan tentang menghargai pengetahuan dan kearifan lokal, dan
mencari dialog yang wajar dengan para anggota masyarakat untuk dapat belajar
satu sama lain, sehingga mereka dapat bergerak secara bersama-sama untuk
53 Mulya Amri dan Wicaksono Sarosa, CSR Untuk Penguatan Kohesi Sosial (Jakarta: IndonesiaBusiness Link, 2008), h. 73-74.54Wawancara dengan YI. Cilegon, 29 April 2014.
61
mencapai aksi kolektif.55 Misalnya pada program CSR PT. MCCI yaitu
pengadaan saung aksara yang mempunyai fungsi sebagai pondok tempat
berkumpul masyarakat, yang nantinya akan diselenggarakan Focus Group
Discussion (FGD). Dari kesadaran diri ini mereka harus seperti apa, punya potensi
apa dan apa yang harus dilakukan.
Sementara pada tingkat partisipasi (involving) di tahun lima kedua ialah
target partisipasi tinggi dari masyarakat dalam program dengan terbentuknya
organisasi-organisasi mikro ekonomi di masyarakat. Dalam tingkat involving
tersebut partisipasi merupakan alat dan juga tujuan, kerena membentuk bagian
dari dasar kultur yang membuka jalan bagi tercapainya HAM serta berupaya
memberdayakan rakyat untuk berpartisipasi dalam pembangunan masyarakat
sendiri yang secara lebih berarti.56 Misalnya terbentuknya proses pembuatan
industri emping.
Sedangkan pada tingkat model di lima tahun ketiga ialah dimana
organisasi ekonomi yang terbentuk di masyarakat sudah berkembang pesat dan
masyarakat telah dapat menjalankan kemandirian ekonomi yang
berkesinambungan. Artinya sudah berdiri sendiri dan menularkan model itu pada
masyarakat lain. Misalanya perusahaan mendirikan yayasan sendiri dibawah
perusahaan atau groupnya. Model ini merupakan adopsi dari model yang lazim
diterapkan di perusahaan-perusahaan negara maju. Biasanya perusahaan
menyediakan dana awal, dana rutin atau dana abadi yang dapat digunakan secara
55Jim Ife dan Frank Tesoriero, Community Development: Alternatif Pengembangan Masyarakat diEra Globalisasi, 2008). h. 241 dan 347.56Jim Ife dan Frank Tesoriero, Community Development: Alternatif Pengembangan Masyarakat diEra Globalisasi, 2008). h. 295-296.
62
teratur bagi kegiatan yayasan. Misalnya yayasan Coca Cola Company, yayasan
Sahabat Aqua.57 Dengan demikian strategi CSR yang dijalankan PT. MCCI
menjadikan prinsip pula. Hal ini ditegsakan oleh informan sebagai berikut
bahwa:
“Prinsip kami dalam CSR adalah tiga pilar ini yakni kesehatan,
pendidikan dan pengembangan ekonomi, dan jika ada presentasi di luar
mengenai CSR, prinsipdan startegi inilah yang kami pegang.”58
Sumber: Dokumen Perusahaan
57Edi Suharto, Pekerjaan Sosial Di Dunia industri: Memperkuat Tanggungjawab SosialPerusahaan (Corporate Social Responsibility) (Bandung: PT Refika Aditama, 2007), h. 107.58Wawancara dengan YI. Cilegon, 29 April 2014..
0 level ofproject
Pilot Project
1. Goat Project2. Deep Well
3. Zero Waste
1st Level of Project(Awareness)
Initial Program toenhace economicpotency (parallel
with education andhealth program)
We Are Here
3rd Level of Project(Model)
Establishment ofEconomic Organization In
Community
2nd Level of Project(Involving)
Achieving highcommunity
participation andbegin to establishmicro-economic
organization
CommunityEmpowerment
Sustainable Program
HEALTH EDUCATION ECONOMICDEVELOPMENT
2 years 5 years5 years5 years
ShortStudy Mapping
3 PILLAR PROGRAMS
63
E. Bentuk-Bentuk Implementasi CSR PT. MCCI
Bidang Bantuan / Program Sifat
1. Pendidkan Cerdas bersama PT. MCCI- Pengadaan saung aksara, buku
bacaaan, kursus bahasa inggris- Beasiswa
Pelatihan komputer Bantuan renovasi sekolah
Bantuan peralatan sekolah
FilantropisFilantropisFiilantropiskaritaskaritas
2. Kesehatan Sehat untuk kehidupan yang lebih baik- Penyuluhan gizi untuk anak- Pengadaan air bersih sumur pompa- Khitanan massal
Pengobatan gratis
FilantropisFilantropisFilantropisKaritas
3. Pengembanganekonomi
Bantuan penggemukan kambing UKM pembuatan emping dan jamur
FilantropisFilantropis
4. Sarana Ibadah Bantuan dana pembangunan Bantuan kegiatan keagamaan
KaritasKaritas
5. Korbanbencana alam
Santunan korban bencana alam, peralatan Karitas
6. CommunityDevelopment
Shut Down (over hull) Pelatihan usaha
FilantropisFilantropis
7. Lain-lain Bantuan kegiatan desa Bantuan opersional masjid DKM, khatib
Penghijauan Bantuan idul fitri dan idul adha
KaritasKaritasKaritasKaritas
Sumber : Pengamatan Pribadi
64
BAB IV
IMPLEMENTASICORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY
(CSR)
PT. MITSUBISHI CHEMICAL INDONESIA (MCCI)
A. Gambaran Umum Masyarakat Gerem
1. Kondisi Umum Sosiologis Masayarakat Gerem
Secara geografis luas desaGerem 10.33 hektar. Desa ini juga terletak
diantara desa dan beberapa area yang mengapitnya. Seperti di sebelah utara
berbatasan dengan Desa Pekuncen, sebelah selatan berbatasan dengan kelurahan
Rawa Arum, sebelah barat berbatasan dengan Selat Sunda, sebelah timur
berbatasan kelurahan Mekarsari.
Jumlah perangkat desa kepala urusan terdapat satu orang, kepala dusun
atau lingkungan tiga orang dan staf 8 orang, dalam pembinaan RT dan RW yang
tertata berjumlah 47 orang, jumlah RT 37 orang sedangkan RW 10 orang.
Berdasarkan data monografi Kelurahan Gerem 2010, Jumlah penduduk menurut
jenis kelamin laki-laki dan perempuan adalah 11. 656 jiwa. Laki-laki berjumlah
5.879 dan perempuan 5.777. Sebagian besar penduduk Gerem menurut tingkat
pendidikan, berpendidikan rendah 60 persen adalah lulusan SD, dan 40 persen
adalah lulusan SMP. Keduanya tidak atau belum tamat. Jumlah penduduk
menurut keyakinan agama bahwa Islam berjumlah 11.630 jiwa, Kristen 13 orang
dan Katholik 15 orang.59
59Sumber Dokumen Kelurahan Gerem
64
65
Mata pencaharian penduduk terdiri dari: pegawai sipil berjumlah 80 jiwa,
ABRI berjumlah 30 jiwa, swasta berjumlah 550 jiwa, wiraswasta atau pedagang
berjumlah 750 jiwa, tani 920 jiwa, pertukangan berjumlah 90 jiwa, buruh tani
1.660 jiwa, pensiunan berjumlah 30 jiwa dan nelayan berjumlah 80 jiwa.
Perlu diketahui bahwa keadaan pemukiman yang ada di Kelurahan Gerem
dapat dibedakan menjadi dua kategori. Kategori pertama adalah pemukiman
pedalaman atau kampung, kategori kedua adalah pemukiman pinggir jalan raya
atau dekat dengan industri.60 Pemukiman pedalaman atau kampung biasa
mayoritas di huni oleh petani, nelayan, buruh, pertukangan, pedagang, minoritas
pegawai swasta, PNS. Sedangkan pemukiman pinggir jalan raya di huni oleh
karyawan, PNS, pengusaha serta para pendatang.
Kategori pemukiman itu dibagi berdasarkan letak rumah atau tempat
tinggal yang dihuni oleh masing-masing masyarakat Kelurahan Gerem.
Kenyataannya pembagian kategori pemukiman tersebut mempengaruhi pola
interaksi para penduduknya karena pada interaksi penduduk yang bermukim
diwilayah pedalaman atau kampung berbeda dengan penduduk yang bermukim di
dekat jalan raya. Mereka saling mengenal satu sama lain mulai dari kepribadian
hingga keadaan ekonomi keluarga. Karena mereka sering saling bertukar
informasi mengenai apa saja yang mereka ketahui, maka tidak jarang hingga
menimbulkan gossip. Meskipun demikian mereka memiliki semangat kerja
samayang kuat karena jika ada salah satu dari mereka yang membutuhkan bantuan
tenaga maka dengan segera mereka saling memberikan bantuan. Hal tersebut
60Wawancara Pribadi dengan SBI. Cilegon, 3 Mei 2014.
66
menjadikan karakter sosial yang positif dari masyarakat pedalaman. Hal ini
ditandainya dengan kultur gotong royong yang masih terasa, seperti juga
kegiatan-kegiatan masjid atau hari besar islam, hajatan, pengajian, kasidahan serta
membantu tetangga yang terkena musibah.
Sedangkan karakter pemukiman masyarakat pinggir jalan raya memiliki
dua tipe, tipe pertama ialah masyarakat pribumi dan yang kedua ialah tipe
masyarakat pendatang. Karakter masyarakat pribumi ini sering berbaur dengan
masayarakat pendatang. Masyarakat pribumi tersebut adalah bekas masyarakat
pedalaman yang berpindah ke dataran pinggir jalan raya tepatnya dekat dengan
wilayah industrialisasi. Sebagian karakter masyarakat tersebut cenderung
digambarkan memiliki hubungan yang kental antar sesama, meski hal ini
digambarakan bahwa aspek kepedulian terhadap lingkungan sudah mulai luntur,
namun pada perayaan hari besar islam, hari kemerdekaan, pengajian hajatan dan
lain-lain. mereka terllihat memiliki jalinan sangat kuat.
Sedangakan sebagian masayarakat pendatang tergolong masayarakat yang
kurang berbaur dengan masyarakat pribumi hal ini ditandainya dengan karakter
mereka yang sulit bergabung dengan masyarakat pribumi melalui kegiatan yang
dilaksanakan seperti perayaan hari besar islam, pengajian dan sebagainya. Dengan
demikian dinyatakan bahwa masayarakat pribumi akan dapat berbaur antar
sesama jika kegiatan-kegiatan itu ada dan dapat dilaksanakan, oleh karena itu hal
ini hanya mencerminkan sifat seremonial saja.
67
2. Kondisi Umum Ekonomi Masyarakat Gerem
Setiap orang bekerja untuk memenuhi segala kebutuhan-kebutuhan pribadi
sekalipun keluarganya. Memiliki mata pencaharian atau pekerjaan merupakan
salah satu indikator penting untuk mengukur tingkat ekonomi seseorang karena
pekerjaan atau profesi adalah salah satu pembentuk pelapisan sosial (social
stratification) yang terjadi di dalam masyarakat. Misalnya perbandingan antara
pekerjaan pengusaha dan buruh tani tentu akan sangat jauh perbandingannya, jika
diukur dari penghasilan masing-masing. Karena kerap kali pengusaha dianggap
sebagai profesi yang terhormat dibandingkan dengan buruh tani.
Pada saat industri ini belum datang masyarakat Gerem berada pada kondisi
ekonomi sederhana atau berada pada garis standar. Tampak dari industri belum
datang mencerminkan masyarakat Gerem bekerja sebagai petani kecil dan lahan
yang digarapnya pun memang memiliki aspek kesuburan tanah dan sangat
potensial ketika hendak panen. Kondisi tanah sebelum industri datang masih
tergolong murah dengan taksiran harga Rp. 1000 per meter. Namun ketika
beragam informasi, teknologi dan modernisasi hadir dan termasuk salah satunya
adalah industrialisasi, tanah meningkat tajam menjadi harga Rp. 500.000 sampai
1.000.000.
Akibat keberadaan industri inilah tanah atau lahan yang dimiliki oleh
masyarakat Gerem dijual kepada pihak manajemen industri. Dari tanah yang
dijual tersebut menjadikannya pembangunan industrialisasi atau pabrik.
Kemudian disinilah industrialisasi mempunyai dampak positif dan negatif bagi
masyarakat Gerem. Dampak positifnya ialah masyarakat Gerem merasa
68
mendapatkan pekerjaan dan pendapatan yang layak serta adanya perbaikan taraf
hidup dan kebutuhan terpenuhi. Sedangkan dampak negatifnya ialah kebisingan
serta terkontaminasinya lingkungan akibat polusi.
Dari adanya industri inilah masyarakat Gerem ada yang bekerja sebagai
karyawan, meski memang tidak semua.Karena kebutuhan dalam industri ialah
tenaga kerja yang produktif dan mengerti skill, sedangkan mayoritas masyarakat
Gerem masih memiliki tenaga sumber daya manusia yang rendah serta minimnya
taraf pendidikan dan skill. Disamping lahan aspek tanah yang sudah hampir
terjual, dan hanya sedikitnya tanah yang bisa ditanam seperti melinjo, pisang,
kelapa, padi dan lain-lain untuk kebutuhan primer.
Mata Pencaharian Penduduk Kelurahan Gerem
Pegawai Negeri Sipil (PNS) 80jiwa
TNI 30jiwa
Pegawai Swasta 550jiwa
Dagang 750 jiwa
Tani 920 jiwa
Pertukangan 90jiwa
Buruh Tani 1660 jiwa
Pensiunan 30 jiwa
Nelayan 80 jiwa
Sumber: Dokumen Kelurahan Gerem
69
Stratifikasi Sosial Berdasarakan Ekonomi
Pengusaha / PNS
Karyawan / Pegawai Swasta / TNI
Pedagang / Pensiunan
Tani, Buruh Tani, Pertukangan, Nelayan
Sumber: Pengamatan Pribadi
Suatu kenyataan bahwa mata pencaharian dapat mempengaruhi
stratifikasi sosial, bahwa stratifikasi sosial berdasarkan tingkat ekonomi tidak
dapat dipisahkan dari jenis mata pencaharian yang dimiliki. Stratifikasi pekerjaan
juga ikut menentukan keadaan ekonomi seseorang.
B. Implementasi CSR Pendidikan
Dalam menuju masyarakat yang berpotensi, mandiri dan sarat tidak
ketergantungan, PT. MCCI yang telah menancapkan tiga pilar CSR-nya sebagai
prinsip dan komitmen pembangunan berkelanjutan (sustainable development)
melalui kesehatan, pendidikan dan pengembangan ekonomi. Program CSR yang
telah tertuang sangat diharapkan oleh masayarakat Gerem, hal tersebut senada
dengan informan yang mengatakan bahwa:
“Harapan kami sebagai warga Gerem tentu mengharapakan dengan
adanya CSR ini pihak MCCI komitmen, dengan apa yang telah
70
direncanakan dengan program-program kedepan. Dan juga bukan hanya
MCCI, untuk perusahaan-perusahaan lain yang ada di wilayah Gerem
tolong contoh PT. MCCI, programnya sangat luar biasa dan sangat
membantu masyarakat.”61
Program CSR menjadi aspek startegis terhadap masyarakat, ketika
program tersebut dapat dilaksanakan secara kesinambungan. Lebih dari itu
perusahaan juga mempunyai tanggung jawab filantropis yang mensyaratkan agar
perusahaan memberikan kontribusi kepada masyarakat, agar kualitas hidup
masyarakat meningkat sejalan dengan operasi bisnis perusahaan. Sebagaimana
diutarakan dalam petikan wawancara berikut:
“Perusahaan tidak bicara bahwa sekarang ini kami sudah memberikan
sesuatu yang terbaik buat masyarakat. Belum, kita baru start proses kok,
Kita masih pengen memberikan yang lebih besar lagi, lebih besar lagi,
lebih besar lagi. Karena di saung aksara selama ini kan memang belum
semua yang mendengar, bahkan belum semua mengetahui apalagi
menikmati”62
Dengan demikian untuk mengetahui kebutuhan yang di inginkan oleh
masyarakat terhadap kebijakan CSR-nya, maka PT. MCCI meluncurkan program
CSR pendidikan yang berupa komputer dan saung aksara yang bertujuan untuk
membantu meningkatkan keterampilan dan pengetahuan bagi pelajar dan
masyarakat yang diharapakan dapat membantu menghasilkan sumber daya
61 Wawancara Pribadi dengan SBI. Cilegon, 4 Mei 2014.62 Wawancara Pribadi dengan YI. Cilegon, 27 April 2014.
71
manusia yang memiliki bekal kemampuan yang mencukupi dalam menghadapi
persaingan dunia kerja dan usaha yang semakin ketat.
Dalam program saung aksara ini memiliki konsep sebagai taman bacaan
masyarakat sekaligus sebagai tempat berkumpul masyarakat dari berbagai usia
dan latar belakang. Sebagai taman bacaan, saung aksara menyediakan berbagai
macam literatur yang berguna baik bagi siswa sekolah maupun masyarakat luas
seperti pengetahuan dan keterampilan untuk siswa sekolah, pertanian dan
peternakan, kewirusahawan, UKM, industri rumah tangga dan lain-lain. Saung
aksara ini juga dilengkapi dengan komputer sehingga masyarakat dapat
mengakses informasi yang dibutuhkan. Selain itu juga terdapat kegiatan edukasi
lainnya yang di tunjang alat-alat peraga pendidikan.
Saung aksara juga mempunyai fungsi sebagai pondok tempat berkumpul
masyarakat, yang nantinya akan diselenggarakan Focus Group Discussion (FGD)
dimana masyarakat dapat berbagi pendapat, ide dan aspirasi mengenai kegiatan
pemberdayaan masyarakat sehingga program CSR selanjutnya berdasarakan ide
dari kebutuhan masyarakat itu sendiri (Bottom up) yang disesuaikan dengan
potensi, peluang dan hasil pemetaan sosial yang dilakukan. Perlu diakui bahwa
sebelum diluncurkannya program saung aksara, masyarakat Gerem merasa
kesulitan untuk mendapatkan informasi atau pun mengemukakan ide bersama
dalam mencanangkan program bersama-sama. Namun setelah progam ini
diluncurkan, saung aksara tersebut menjadi alat mediasi aspirasi masyarakat.
Sekali lagi maka cikal-bakal kemunculan program yang
72
ditawarkanolehmasyarakat akhirnya bisa di jual ke PT. MCCI tentu sesuai dengan
efektifitas kebutuhan masyarakat itu sendiri.
“Dengan program MCCI dari CSR-nya saya sangat mendukung banget
dan bahkan mengucapakan terima kasih. Dan kebetulan saya disini
sebagai guru yang tugas saya memberikan sesuatu kepada SDM yang
tidur, kebetulan keinginan saya ada di program CSR-nya MCCI, saya
sebagai warga berpikir kenapa tidak ikut membantu, nah kebetulan saya
sebagai guru yang kebetulan punya skill bahasa inggris kenapa tidak saya
harus memberikan itu dan ikut membantu dan menurut saya hal ini bagus
banget. Intinya dari CSR-nya adalah mencari bibit yang berpotensi. Dari
skala pendidikan yang jelas niatan dari MCCI bagus sekali yaitu tadi
mencari potensi-potensi bagaiamana kedepannya memberikan sebuah
modal lah untuk anak-anak sampai jenjang yang lebih tinggi nanti, kalau
gak salah ini baru saya denger MCCI juga tidak memberikan fasilitas
pendidikan aja ya kang, mereka juga menawarakan beasiswa kepada
siswa-siswa, bentuk beasiswa yang saya ketahui itu bikin proposal, jadi
mereka ingin menawarkan apa yang dibutuhkan sama warga, bukan
beasiswa yang berprestasi. ”63
Sampai saat ini keberadaan fasilitas saung aksara digunakan untuk kursus
bahasa inggris yang dimulai satu minggu itu empat kali pertemuan dengan anak
didik sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP) dan sekolah
menengah atas (SMA) yang tentu didalamnya terdapat tenaga pengajar yang
63 Wawancara Pribadi dengan AL. Cilegon, 23 Mei 2014.
73
diminta oleh PT.MCCI, untuk mengisi di saung aksara tersebut serta digunakan
oleh FGD juga. Terlepas dari kegunaan FGD adanya saung aksara tersebut
sebagai pendidikan tambahan atau non formal. Dari saung aksara inilah muncul
anak-anak terdidik yang bisa bahasa inggris dari masing-masing jenjang sekolah,
yang sebelumnya di desa ini belum ada lembaga non formal yang memberikan
skill berupa bahasa inggris atau pun les privat. Dengan adanya saung akasra akan
menjadikan nilai tambah bagi para anak didik ataupun masyarakat.
Selanjutnya program pendidikan komputer, program ini bertujuan untuk
mempersiapkan tenaga kerja yang terampil dan berpengetahuan dibidang
teknologi informasi, dari program tersebut pelajar dan masyarakat diharapakan
dapat mengaplikasikan teknologi dan informasi dalam menunjang kegiatan sehari-
hari baik pada kegiatan sekolah, maupun kegiatan kewirausahawan, pertanian,
peternakan bahkan administrasi kependudukan (RT/RW) maupun aktivitas
lainnya yang tentunya mempunyai dampak yang positif terhadap pengembangan
sosial dan ekonomi. Selain itu, ini merupakan pencerminan kerjasama perusahaan
dengan pemerintah khususnya UPTD LK Cilegon dalam pengembangan
masyarakat.
Target peserta adalah pelajar tingkat SMP dan SMA sederajat, para
pencari kerja dengan bentuk pelatihan. Pertama, pelatihan komputer bagi pemula
(basic untuk pelajar SMP sederajat), kedua, pelatihan komputer menengah
(intermediate untuk pelajar SMA sederajat), ketiga, pelatihan komputer untuk
persiapan kerja (untuk para pencari kerja dan lulusan SMA), keempat, pelatihan
komputer bagi teknisi (latihan perakitan dan service komputer). Pada tahapan ini,
74
program pelatihan komputer dimulai dengan memprioritaskan program “pelatihan
komputer untuk persiapan kerja” selanjutnya baru pada bentuk-bentuk pelatihan
lainnya.
Pada program pelatihan komputer untuk persiapan kerja di ikuti oleh
peserta sekitar 14 orang, terdiri dari laki-laki 8 orang dan perempuan 6 orang,
dengan jumlah unit keseluruhan komputer sebanyak 16 unit komputer.
“Iya tahu kang, malah saya salah satu dari peserta CSR PT. MCCI, pas
waktu peserta pelatihan komputer CSRnya PT.MCCI di kelurahan Gerem.
Tahun 2013-2014 kalau gak salah 2 bulan dari sebelum bulan haji 2
hari, pas lebaran haji langsung pelatihan Sampai tanggal 17 januari kita
para peserta itu ikut ujian. Kalau saya kan ikut pelatihan komputer dari
CSR-nya PT. MCCI kang, kepengennya salah satu diantara para peserta
pelatihan yang dilakukan CSR MCCI ini, kita direkrut oleh MCCI untuk
menerapkan ilmu yang udah dikasih sama MCCI, jadi intinya bisa bekerja
di pabrik tersebut.”64
Dalam program pelatihan ini diselenggarakan hanya 2 bulan dalam
pertemuannya satu minggu dua kali pertemuan, dengan tenaga pengajar dosen
dari sekolah tinggi insan unggul Cilegon. Hal tersebut perlunya peningkatan
kualitas SDM, yang senada juga diutarakan oleh informan bahwa:
“Pelatihan komputer yang dijalankan MCCI bermanfaat ko, Cuma masih
kurang kang, soalnya kita maunya agak lama kaya kursus-kursus gitu.”65
64 Wawancara Pribadi dengan NR. Cilegon, 8 Mei 2014.65 Wawancara dengan DN. Cilegon, 12 Mei 2014.
75
Karena rendahnya kualitas SDM, persoalan yang penting dihadapi oleh
masayarakat Gerem adalah penyediaan lapangan kerja. Apalagi ketika melamar
kerja di perusahaan saat di interview yang ditanya adalah keahlian
mengoperasikan komputer. Oleh karena itu sedapat mungkin PT. MCCI dengan
program pendidikan tersebut diarahkan untuk membantu persoalan itu.
C. Implementasi CSR Kesehatan
Berikutnya ialah program CSR pilar kesehatan, dalam program CSR
kesehatan ini, PT. MCCI telah meluncurkan program pelakasanaan pengadaan air
bersih berupa sumur bor, khitanan massal, penyuluhan gizi untuk anak dan
pengobatan gratis. Pada program pelaksanaan air bersih yang berupa sumur bor,
pada awalanya adalah kesulitan akses untuk mendapatkan air bersih menjadi salah
satu utama yang dihadapi oleh masyarakat kampung Watu Lawang, kampung
Porod Lampung dan kampung Pasir Salam di Kelurahan Gerem. Akibatnya air
bersih menjadi sangat langka dan berdampak pada harga air bersih yang menjadi
sangat mahal.
Masyarakat di tiga kampung itu terpaksa harus menempuh perjalanan yang
diperkirakan tiga kilometer dengan medan perbukitan untuk mencapai sumber air
bersih. Saat sudah sampai sumber mata air, masyarakat harus mengantri,
menunggu bergiliran dan berjam-jam demi mendapatkan air bersih dari resapan
pohon yang jauh dari tempat tinggalnya. Tetes demi tetes air mereka kumpulkan
kedalam jirigen besar, setelah terisi penuh, jirigen digendong pulang. Krisis air
bersih peristiwa rutin bagi warga di tiga kampung itu. Kondisi daerah yang berada
diperbukitan membuat pasokan air bersih jadi sulit.
76
Ketiga perkampungan ini berada diatas 310 meter dari permukaan air laut.
Selain itu, daerah ini memiliki kontur tanah yang berbatu. Kondisi ini
menyulitkan meeaka untuk mendapatkan air bawah tanah. Perjuangan
mendapatkan air bersih yang dilakukan tiga kampung mendapatkan sorotan PT.
MCCI untuk membuka kepedulian bentuk CSR-nya. Atas dasar niat dan tekad
yang kuat untuk saling membantu, perusahaan bekerjasama dengan pemerintah
daerah, masyarakat sekitar dan tokoh masyarakat Gerem membentuk kepanitiaan
untuk merealisasikan air bersih di tiga kampung di wilayah Kelurahan Gerem.
Dalam pelaksanaan pengadaan air bersih ini penuh dengan tantangan dan
hambatan. Tantangan pertama, yang dihadapi oleh kontraktor dalam mengerjakan
pengadaan air bersih. Karena medan yang dihadapi sangat berat, baru beberapa
bulan kontraktor yang pertama mengundurkan diri. Sehingga proyek ini sempat
terhenti beberapa waktu, kemudian proyek dilanjutkan dengan kontraktor dari
daerah lain yang sudah berpengalaman. Ternyata pembangunan air bersih ini
memerlukan waktu pengorbanan banyak pihak baik dari segi waktu, pikiran,
tenaga dan materi.
Hal ini dapat dilihat dari waktu pembentukan panitia, pelaksanaan
operasional dan sampai siapnya air bersih untuk dimanfaatkan oleh masyarakat
membutuhkan waktu sekitar 1,5 tahun. Seperti yang ditegaskan oleh informan
dalam petikan wawancara berikut:
“Awalnya kami memperkirakan pekerjaan sumur bor ini hanya memakan
waktu enam sampai delapan bulan, tapi ternyata karena sulitnya medan
pengeboran dan lokasinya yang berada tinggi di perbukitan program ini baru
77
selesai 1,5 tahun. Malah rekan-rekan dilapangan yang menegerjakan
langsung pengeboran setempat khawatir sumur ini gagal kita buat, karena
kondisinya memang sulit.”66
Mengingat medan berat untuk mengangkut sarana dan prasarana untuk
sampai pada pengeboran. Berbekal niat dan tekad untuk saling membantu serta
memohon ridha sang Tuhan, PT. MCCI, pemerintah, beserta masyarakat mampu
meyelesaikan air bersih berupa sumur bor. Kini warga kampung Watu Lawang,
kampung Pasir Salam dan kampung Porod Lampung di kelurahan Gerem bisa
bernafas lega.
Akhirnya sumur berkedalaman 178 meter dapat selesai dibangun dan
selesai pada pertengahan Maret. Dan secara simbolis, baru pada tgl 26 Mei 2009
peresmian penggunaan sumur bor ini dilakukan oleh Tb. Aat syafaat, S.Sos, M.Si
selaku walikota Cilegon.
“Sebelum sumur bor tersebut ada, warga hanya mengandalkan mata air
alami untuk memenuhi air bersih mereka. Kalau pun ada sumur bor, itu
pun berada tiga kilometer dari pemukiman mereka. Itu dibawah dan untuk
setiap KK hanya di jatah mendapat dua jerigen saja.”67
Operasioanal sumur pompa ini menggunakan daya listrik dari PLN, namun
dalam perjalanannya PLN melakukan pemutusan daya akibat beban gardu yang
over beban. Sepanjang juni hingga akhir oktober, PT. MCCI menanti keputusan
PLN menambah daya untuk menggerakan pompa air. Karena tidak ada kepastian,
66 Wawancara dengan BBG. Cilegon, 2 Mei 2014.67Wawancara dengan HUD. Cilegon, 1 Mei 2014
78
akhirnya PT. MCCI berinisiatif menyediakan mesin generator berkapasitas 11.000
watt atau dua kali lipat tenaga listrik PLN sebelumnya.
Secara resmi mesin generator diserahkan pada masayarakat pada awal
November. Yang menarik dari mesin generator ini adalah seakan menjadi tanda
pemanggil warga untuk mengambil air, jika mesin ini bunyi masyarakat
berbondong-bondong datang mengantri ke sumur pompa. Dengan perasaan
senang, kini warga dapat memanfaatkan air bersih tersebut, seperti yang di
tegaskan oleh informan berikut:
“Sudah sesuai kebutuhan, apalagi kaya di kampung saya itu masyarakat
masih membuthkan air bersih, jadi dengan adanya air bersih sumur bor
ini, jadi mereka itu tepat membuat sumur bor buat kami. Alhamdulillah
walaupun 2 hari sekali bergiliran, soalnya kan banyak rumah dan harus
giliran juga. Tapi waktu itu pernah bermasalah sama jetpompnya jadi 3
hari sekali deh.”68
Hal serupa mengenai memanfaatkan air bersih juga dijelaskan dari
pernyataan berikut:
“Kami mengucapkan terima kasih kepada PT. MCCI yang telah membuat
sumur bor dan meringankan beban masyarakat untuk mendapatkan air
bersih khususnya yang ada dikelurahan Gerem ini.”69
Selanjutnya dari pilar program kesehatan ialah khitanan massal,. Khitanan
massal yang dilakukan kali ini diikuti oleh 36 anak dengan usia 4 sampai 6 tahun
di kelurahan Gerem. Menariknya dari kegiatan ini adalah sebelum anak-anak
memasuki ruang khitan yang telah disediakan oleh panitia, rupanya anak-anak
68 Wawancara Pribadi dengan UM. Cilegon 16 Mei 2014.69 Wawancara dengan STH. Cilegon, 22 Mei 2014.
79
tersebut diajak nonton film kartun seraya dapat menghipnotis mereka untuk tidak
melihat tangis anak-anak lainnya yang keluar dari ruangan setelah menjalani
khitan. Seperti yang diungkap oleh informan bahwa:
“Program ini dilakukan untuk membantu warga yang memang ingin
mengkhitankan anaknya. Hal ini sengaja dibuat agar anak-anak senang dulu
dan tidak merasa takut ketika mau di khitan makanya di ajak nonton kartun.
“70
Kamis23 Juni 2014, PT. MCCI menggelar khitanan massal versi dua,
kegiatan ini termasuk kedalam fokus kesehatan dari program CSR perusahaan.
Kegiatan yang di adakan di sekolah dasar negeri tiga (SDN III) Gerem dihadiri
oleh antusias warga masyarakat Gerem termasuk peserta sebanyak 35 anak yang
terpaut usia 5 sampai dengan 8 tahun di khitan massal. Kegiatan tersebut untuk
meringankan beban masyarakat Gerem yang berkeinginan anaknya di khitan.
Selain dapat meringankan beban, masyarakat Gerem juga merasakan manfaatnya.
Seperti terungkap pernyataan informan berikut:
‘Kami sangat berterima kasih sekali. Kalau sunnat sendiri kan biayanya
lumayan mahal.”71
Dalam rangka menyambut hari ulang tahun PT. MCCI yang ke 20,
perusahaan tersebut menggelar pengobatan gratis dan penyuluhan tentang pola
makanan yang sehat untuk balita. Ini dilakukan agar masyarakat mengetahui cara
yang baik dalam memberikan masukan gizi untuk anak-anak.
70 Wawancara dengan YI. Cilegon, 23 Juni 2014.71 Wawancara dengan SBHS. Cilegon, 23 Juni 2014.
80
Kegiatan penyuluhan dan pengobatan gratis yang dilakukan saat itu akan
dikembangkan menjadi sebuah kegiatan yang berkesinambungan. Yakni PT.
MCCI akan bekerjasama dengan pihak puskesmas setempat untuk mengadakan
posyandu tiap bulannya. Diakuinya dalam petikan wawancara berikut:
“Pengobatan gratis ini memang sifatnya sesaat, kami ingin kegiatan ini
terus berkesinambungan. Maka dari itu kami berinisiatif melakukan hal
ini secara rutin melalui posyandu. Kami akan memberikan bantuan obat-
obatan dan melakukan penyuluhan melalui posyandu yang telah ada.”72
Melalui bantuan kegiatan kesehatan masyarakat diajak untuk berprilaku
hidup bersih dan sehat yang lebih baik. Bantuan yang diberikan dalam rangka
peningkatan kualitas kesehatan masyarakat. Oleh karena itu kesehatan merupakan
hal yang penting bagi kehidupan.
D. Implementasi CSR Pengembangan Ekonomi
Selanjutnya program pengembangan ekonomi, dalam program
pengembangan ekonomi ini ialah bantuan pembibitan kambing unggul kepada
masyarakat kampung cupas kelurahan Gerem. Pertama, bantuan kambing 24
ekor, 20 betina dan 4 jantan ini diberikan pada Rt 01/07 dan 02/07 (cupas wetan
dan cupas kulon), kedua, membuat sistem kelompok peternak muda mandiri
(PMM) dengan bantuan sebanyak 36 ekor dengan sistem penggemukan.
72 Wawancara dengan YI. Cilegon, 24 maret 2014.
81
“Perlu diketahui bahwa lingkungan cupas sangat cocok untuk ternak
kambing, meski daerahnya kering, tapi banyak rumput dan dedaunan yang
baik untuk pakan ternak kambing.”73
Tujuan dari bantuan kambing ini ialah untuk memotivasi generasi pemuda
dalam kegiatan berwirausaha dengan skala mikro kecil. Bantuan berupa
pembibitan kambing unggul ini, hanya untuk diambil ankanya. Bantuan kambing
tersebut yang digemukan adalah betina. Kemudian bantuan kambing sebanyak 36
ekor ini akan dijadikan penggemukan, yang digemukan adalah kambing jantan.
Setelah kambing berusia tiga bulan, kambing dapat dijual kemudian dapat
dibelikan kambing kembali.
“Sangat berdaya ketika CSR itu berkesinambungan dan gak ada masalah
enjoy-enjoy aja, bahkan kedepan kita akan garap program baru budidaya
emping, jamur tapi semua itu butuh proses karena harus latihan dulu
keluar barangkali, dan itu pun MCCI yang akan membiayai semuanya.
Dan juga Insya Allah kang, program ternak kambing dari MCCI juga
akan dilanjutkan sekupnya ditambah dari Gerem talang sampai pasir
salam, dasarnya adalah karena program ini berhasil jadi harus
dilanjutkan.”74
Program yang mengarah pada kemandirian ekonomi tersebut
diperlukannya upaya kelanjutannya. Hal serupa terungkap dari pernyataan
berikut:
73 Wawancara dengan VI. Cilegon, 11 April 2014.74 Wawancara Pribadi dengan SBI. Cilegon, 4 Mei 2014.
82
“Untuk pengembangan ekonomi, pembibitan kambing unggul dengan
memberikan kambing, penggemukan kambing, dan yang ketiga hal-hal
UKM yang akan di coba tahun depan.”75
Melalui program skala mikro, masyarakat dapat merasakan manfaatnya
dengan program CSR pengembangan ekonomi dari PT. MCCI dengan terbukti
mampu meningkatkan pendapatan peternakan. Sebelumnya mereka berprofesi
sebagai pengembala dan serabutan, kini mereka telah menjadi peternak kambing.
Meskipun usaha mikro ini belum semua kampung mendapatkannya, tapi PT.
MCCI akan mengarahkan program ini kepada sifatnya yang berkesinambungan.
Dengan adanya program ini tentunya menjadi nilai tambah bagi masyarakat dalam
manekuni upaya berwirausaha secara mandiri.
Fenomena aktivitas CSR yang dilakukan nampaknya hampir memenuhi,
tinggal masyarakatnya saja yang memanfaatkan dan mengelolanya dengan baik.
Seperti saung aksara dan program CSR lainnya. Hal demikian dapat di ungkapkan
dari petikan wawancara berikut:
“ya saudara diya bisa lihat, dari berbagai aktivitas yang kita laksanakan
tampaknya sudah dirasakan, kaya yang baru-baru ini yang fenomena itu
ada pompa air, sarana pendidikan seperti lembaga pendidikan komputer
dan saung aksara. Sebenarnya aktivitas CSR itu sudah dipelajri dulu ya,
jadi kita mengadakan aktivitas bukan asal-asalan, seperti pompa air, kita
survey mengkaji gimana membangunnya. Jadi CSR MCCI bener-bener,
walaupun belum 100%, karena namanya masyarakat kan kebutuhannya
75 Wawancara Pribadi dengan DDO. Cilegon, 19 Mei 2014.
83
beda-beda setiap orang, secara umum kita sudah memenuhi kebutuhan
masyarakat.”76
Terkait dengan penyelenggaraan program-program sosialnya, PT. MCCI
dapat melanjutkan programnya secara terbuka dengan nuansa filantropis. PT.
MCCI juga diminta partisipasi untuk memenuhi aspirasi masyarakat guna
keperluan mengentaskan persoalan masyarakat dari akar persoalan yang
sesungguhnya. Tentunya hal demikian sesuai dengan prinsip tiga pilar program
pendidikan, kesehatan dan pengembangan ekonomi.
76 Wawancara Pribadi dengan MRF. Cilegon, 25 Mei 2011.
84
84
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pertama, Corporate Sosial Responsibility (CSR) sebenarnya bukanlah
sebatas program kerja. Corporate Sosial Responsibility (CSR) menunjuk pula
pada aturan - aturan main dalam berbisnis serta pengelolaan lingkungan eksternal
dan internal perusahaan. Yang pada intinya adalah akan tercapai hubungan
simbiosis mutualisme. Dengan memperkuat kerekatan sosial bukan hanya tercipta
untuk perusahaan sendiri atau masyarakat sendiri, tapi juga untuk hubungan
antara perusahaan dan masyarakat. Jadi, selain masyarakat mendapat manfaat dan
perusahaan mendapat manfaat, hubungan antara keduanya semakin membaik, dan
ini akan berimbas pada pada munculnya bentuk-bentuk kerjasama baru.
Kedua,Sebagain besar derma atau bantuan sosial oleh PT. MCCI ke
masyarakat pada tahun 1991 sampai 2005 masih bersifat charity atau satu
aktivitas insidentil dengan konsep pengembangan masyarakat (community
development). Baru kemudian di tahun 2005 perubahan paradigma mengenai CSR
PT. MCCI adalah konsep pembangunan berkelanjutan (sustainable development)
atau konsep jangka panjang.
Ketiga, Stretegi CSR PT. MCCI meliputi kesadaran (awareness) di lima
tahun pertama, pada tahapan tersebut dengan inisiasi program untuk memperbesar
kekuatan ekonomis yang sejajar dengan pendidikan dan program kesehatan.
85
penerapan program-program awal ini juga untuk mengenal dan meningkatkan
potensi ekonomi masyarakat parallel dengan program-program kesehatan dan
pendidikan. Partisipasi (involving) di lima tahun kedua, pada tahapan tersebut
dengan target partisipasi tinggi dari masyarakat dalam program terbentuknya
organisasi-organisasi mikro ekonomi di masyarakat. Sedangkan Contoh (model)
di lima tahun ketiga, pada tahapan tersebut dimana organisasi ekonomi di
masyarakat sudah berkembang pesat dan masyarakat telah dapat menjalankan
kemandirian ekonomi yang berkesinambungan.
Keempat, implikasi dari CSR sustainable development PT. MCCI meliputi
bidang pendidikan dengan berupa bantuan implementasi pengadaan saung aksara,
buku bacaaan, kursus bahasa inggris, beasiswa, danpelatihan komputer.
Selanjutnya bidang kesehatan dengan berupa bantuan implementasi penyuluhan
gizi untuk anak, pengadaan air bersih sumur pompa dan khitanan massal.
Sedangkan di bidang pengembangan ekonomi dengan berupa bantuan
implementasi bantuan penggemukan kambing, UKM pembuatan emping dan
jamur.
Kemudian yang terakhir, dari setiap program Corporate sosial
Responsibility (CSR) yang telah di jalankan oleh PT. Mitsubishi Chemical
Indonnesia (MCCI), merupakan hasil daripada (sosial mapping) yang di lakukan
oleh PT. Mitsubishi Chemical Indonesia (MCCI) terhadap lingkung sosial di
sekitar perusahaan tersebut. dengan melakukan pengamatan yang cukup detail
serta melakukan komunikasi yang intensif dengan masyarakat secara langsung,
86
sehingga aspirasi dari masyarakat dapat terakomodir oleh perusahaan dan pada
akhirnya tercipta lah program-program CSR PT. MCCI yang sesuai dengan
kebutuhan masyarakat.
B. Saran
Berdasarkan analisis dan kesimpulan, maka peneliti memberikan beberapa
saran yang diharapkan dapat meningkatkan program CSR PT. MCCI antara lain:
1. Berdasarkan perubahan paradigma konsep CSR dari charityke sustainable
development, maka CSR yang terkandung dalam kebijakan perusahaan
harus benar-benar dilakukan secara komitmen dan konsisten guna
mengarahkan program filantropis yang bertujuan untuk penguatan
kapasitas masyarakat (capacity building) dan berkelanjutan serta
membantu mengentaskan persoalan masyarakat pada akar persoalan
sesungguhnya.
2. Perusahaan perlu melakukan pemetaan sosial secara komprehensif sebagai
jaminan penyusunan dan pelaksanaan programnya di dasarkan pada
database kondisi masyarakat yang secara benar dan akurat.
3. Mengingat masyarakat Gerem yang taraf pendidikannya rendah dan sulit
mendapatkan akses untuk mengetahui mengenai CSR perusahaan, maka
sosialisasi terkait CSR sebaiknya dilaksanakan secara intensif bersama
kelurahan.
4. Melihat masyarakat Gerem yang masih dan merasa perlu dibantu, maka
CSR sebaiknya tidak dilakukan oleh satu perusahaan, melainkan beberapa
87
perusahaan yang bernaung di wilayah Gerem pun turut andil sebagai
mitra.
5. Sebagai penerima dan keterlibatannya langsung dengan CSR, sebaiknya
masyarakat memanfaatkan dan dapat mengelolanya dengan baik. Tidak
harus merasa malu, malas dan minder, penyakit sosial inilah sebetulnya
yang harus dibuang.
88
DAFTAR PUSTAKA
Amri, Mulya dan Sarosa, Wicaksono. CSR Untuk Penguatan Kohesi Sosial.Jakarta: Indonesia Business Links, 2008.
Ife, Jim dan Tesoriero, Frank. Community Development: AlternatifPengembangan Masyarakat di Era Globalisasi. Yogyakarta: PustakaPelajar, 2008.
Irfan, Abubakar, dan Bamualim S. Chaidar, ed. Filantropi Islam dan KeadilanSosial: Studi Tentang Potensi, Tradisi dan pemantauan Filantropi Islam diIndonesia. Jakarta: Center for the Study of Religion and Culture (CSRC)UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2006.
K, Santana Septiawan. Menulis Ilmiah: Metode Pendekatan Kualitatif. Jakarta:Yayasan Obor Indonesia, 2007.
Kartini, Dwi. Corporate Social Responsibility: Transformasi KonsepSustainability Management dan Implementasi di Indonesia. Bandung:Refika Aditama, 2009.
Kottler, Philip and Lee, Nancy. CSR: Doing The Most Good for Your and YourCaused. New Jersey: Jhon Willey Son, Inc
Lawang, Z, M, Robert. Kapital Sosial: Dalam Perspektif Sosiologik SuatuPengantar. Depok: Fisip UI Press, 2005.
Leimona, Beria. Fauzi, Aunul. CSR dan Pelestarian Lingkungan: MengelolaDampak Positif dan Negatif. Jakarta: Indonesia Business links, 2008.
Moleong, j Lexy. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja RosdaKarya, 2006.
Nursahid, Fajar. Tanggung Jawab Sosial BUMN: Analisis Terhadap ModelKedermawanan Sosial PT Krakatau Steel, PT Pertamina dan PTTelekomunikasi Indonesia. Depok: Piramedia, 2006.
Nursahid, Fajar.CSR Bidang Kesehatan & Pendidikan: Mengembangkan SumberDaya Manusia(jakarta: Indonesia Business links, 2008.
Prasetyantoko, A. Corporate Governance: Pendekatam Institusional. Jakarta:Gramedia Pustaka Utama, 2008.
89
89
Prayogo dan Tobroni. Metodologi Penelitian Sosial Agama. Bandung: RemajaRosda Karya, 2003.
Solihin, Ismail. Corporate Social Responsibility: From Charity to Sustainability.Jakarta: Salemba Empat, 2009.
Suharto, Edi. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat: Kajian StrategisPembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial. Bandung: RefikaAditama, 2005.
Suharto, Edi. Pekerjaan Sosial di Dunia Industri: Memperkuat TanggungjawabSosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility). Bandung: RefikaAditama, 2007.
Sukandarrumidi. Metodelogi Penelitian: Petunjuk Praktis Untuk PenelitiPemula.Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2002.
Susanto, A. B. Reputation-Driven Corporate Sosial Responsibility (PendekatanStrategic Management Dalam CSR ). Esensi: Erlangga Group, 2009.
Widjaya, Gunawan. Risiko Hukum & Bisnis Perusahaan Tanpa CSR. Jakarta:Forum Sahabat, 2008.
Wrihatnolo, R Randy dan Dwidjowijoto, Nugraha Riant. ManajemenPemberdayaan: Sebuah Pengantar dan Panduan Untuk PemberdayaanMasyarakat. Jakarta: Elex Media Komputindo, 2007.
Skripsi, Tesis dan Laporan
Ekawati, Rulya. “Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate SocialResponsibility) Dalam Perspektif Ekonomi Islam.” Tesis S2 ProgramPascaSarjana , Universitas Islam Negeri Jakarta, 2004.
Febrianti, Indah. “Pengaruh Profitabilitas dan Leverage Terhadap PengungkapanCSR (Studi Empiris Pada Perusahaan Yang Terdaftar di Bursa EfekIndonesia Tahun 2007-2008),” (Skripsi S1 Fakultas ekonomi dan Bisnis,Universitas Islam Negeri Jakarta, 2009.
Julita, Weny. “Strategi Corporate Social Responsibility (CSR) di PT. Indah KiatPulp and Paper TBK.” Skiripsi S1 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Serang, 2009.
90
Mulyana, Deni. “Sistem Proteksi 3kv/150kw dengan menggunakan relay injectionmulted motor7960 di PT. Mitsubishi Chemical Indonesia ( MCCI),”(Laporan Kerja Praktek Fakultas Teknik, Universitas Sultan AgengTirtayasa Cilegon, 2009.
Sunaryo, Sri Subekti. “Konsep dan Strategi Corporate Social Responsibility(CSR) PT. Takaful Indonesia.” Skripsi S1 Fakultas Syariah dan HukumUniversitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009.
Majalah, Opini dn Media Massa
“CSR Jangan Dianggap Beban.” Kompas, 6 Juli 2013.
Ihsan, Muhamad. “Aksi Sosial Berbuah Komersial.” Majalah Warta ekonomi, 26Juli-8 Agustus 2013: h. 3.
Supriyadi, TB Didi. “Menggagas Perda CSR.” Fajar Banten, 13 maret 2013.
Dokumen Instansi
Badan Lingkungan Hidup Kota Cilegon. Rekomendasi Upaya PengelolaanLingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL). Cilegon:BLH. 2009.
Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi (DISPERINDAG) Kota Cilegon,Daftar Perusahaan Besar Kota Cilegon Tahun 2013. Cilegon:DISPERINDAG, 2013.
Kelurahan Gerem, Data Perusahaan di Kelurahan Gerem Tahun 2013. Cilegon:KELURAHAN GEREM, 2013.
Website
Jiway Francis Tung, “Pembangunan yang Tidak Dapat Membangun:Kisah LSM Tentang Dampak Industrialisasi di Dukuh Tapak,”Artikel diakses pada 4Mei 2013 darihttp://www.lontar.ui.ac,id//opac/themes/libri2/detail.JSP?id=72795&lokasi=lokal
Siregar, N Chairil. “Analisis Sosiologis Terhadap Implementasi Corporate SocialResponsibility Pada Masyarakat Indonesia.” Jurnal di akses 6 April 2013dari http://www.fsrd.itb.ac.id/wp-content/uploads/2007/12/chairil-3.dpf
91
Cartica, “Program Corporate Social Responsibility yang Berkelanjutan,” artikeldiakses pada 24 Mei dari http://kajian-csr.blogspot.com/2014/01/program-corporate-social-responsibility.html
Wawancara
H. Syamsuri, SH., M.Si. Anggota DPRD Kota Cilegon dan mantan lurah Gerem(Wawancara di Cilegon, 26 Juni 2014)
M. Usup. Kesra Kelurahan Gerem, (Wawancara di Cilegon, 10 November 2014).
Yusuf Iman. General Affair dan Legal, (Wawancara di Cilegon, 24 Maret 2014)
92
LAMPIRAN
Lampiran 1
Mata Pencaharian Penduduk Kelurahan Gerem
Pegawai Negeri Sipil
(PNS)
80 jiwa
TNI 30 jiwa
Pegawai Swasta 550 jiwa
Dagang 750 jiwa
Tani 920 jiwa
Pertukangan 90 jiwa
Buruh Tani 1660 jiwa
Pensiunan 30 jiwa
Nelayan 80 jiwa
Sumber: Dokumen Kelurahan Gerem
93
Lampiran 2
Stratifikasi Sosial Berdasarakan Ekonomi
Pengusaha / PNS
Karyawan / Pegawai Swasta / TNI
Pedagang / Pensiunan
Tani, Buruh Tani, Pertukangan, Nelayan
Sumber: Pengamatan Pribadi
94
Lampiran 3
Implementasi CSR PT. MCCI
Bidang Bantuan / Program Sifat
1. Pendidkan Cerdas bersama PT. MCCI
- Pengadaan saung aksara, buku bacaaan, kursus
bahasa inggris
- Beasiswa
Pelatihan computer
Bantuan renovasi sekolah
Bantuan peralatan sekolah
Filantropis
Filantropis
Filantropis
karitas
karitas
2. Kesehatan Sehat untuk kehidupan yang lebih baik
- Penyuluhan gizi untuk anak
- Pengadaan air bersih sumur pompa
- Khitanan massal
Pengobatan gratis
Filantropis
Filantropis
Filantropis
Karitas
3. Pengembangan
ekonomi
Bantuan penggemukan kambing
UKM pembuatan emping dan jamur
Filantropis
Filantropis
4. Sarana Ibadah Bantuan dana pembangunan
Bantuan kegiatan keagamaan
Karitas
Karitas
5. Korban bencana
alam
Santunan korban bencana alam, peralatan Karitas
6. Community
Development
Shut Down (over hull)
Pelatihan usaha
Filantropis
Filantropis
7. Lain-lain Bantuan kegiatan desa
Bantuan opersional masjid DKM, khatib
Penghijauan
Bantuan idul fitri dan idul adha
Karitas
Karitas
Karitas
Karitas
Sumber : Pengamatan Pribadi
95
Lampiran 4
Struktur Organsasi CSR PT. MCCI
Sumber: Dokumen Perusahaan
ADM. Director
General Affairs &
Legal Manager
CorporateLegal & CSR
CSR & Publik
Communication
Executive &Legal Secretary
Corp legalFormalities
Expat Pernit& Formalities
CSR Officer
Facility &Services
BuilidingMaintenance &
Equipments
Electrical &MNT
FGMSecretary
Building &Equiment
Office Supply &
Communication
PabekaResidences
Adm
Transp.Uniform &
Scrap Selling
Canteen &services
96
Lampiran 5
ssu
33
3 PILLAR PROGRAM
Sumber: Dokumen Perusahaan
ComunityEmpowerment
2nd Level ofProject
(Involving)
Acheiving highcommunity
participation andbegin to establishmico-economic
organzation
3rd Level of Project(Model)
Establishment ofEconomic
Organization InComunity
1st level of project(Awereness)
Initial program toenhace economicpotency (paralelwith education
and healthprogram)
We Are Here
Mapping Sustainable Program
0 Level OfPilot Projeck
1 GoatProject
2 Deep Well3 Zero Waste
5 years5 years5 years2 years
EducationHealth EconomicDevelopment
ComunityEmpowerment
2 years 5 years 5 years 5 years
ShortStudy
96