Upload
others
View
33
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
Analisa Penerapan Web Server NGINX dan Ftp Server Fauria Pada
Kubernetes
Hamdika Budiman1, Heroe Santoso
2, Lilik Widyawati
3
Universitas Bumigora Mataram
Artikel Info
Kata-kata kunci
Kubernetes
Ftp Fauria
ABSTRAK
Sistem terdistribusi menjadi suatu kebutuhan dalam implementasi
aplikasi web berserta software pendukung seperti database server dan web
server agar tercapainya tingkat performansi tinggi. Teknik deploy dapat
digunakan untuk menyediakan sistem terdistribusi dengan performansi tinggi.
Virtualisasi berbasis container menjadi pilihan untuk menjalankan sistem
terdistribusi karena arsitektur yang ringan, kinerja yang cepat, dan efisiensi
sumber daya. Salah satu virtualisasi berbasis container adalah memperkenalkan
alat pengembangan sistem terdistribusi yang disebut Kubernetes, yang
memungkinkan memanajemen deploy server untuk menyediakan sistem dengan
availability yang tinggi.
Metodologi penelitian menggunakan Network Development Life Cycle
(NDLC). Dari 6 tahapan yang ada, hanya digunakan 3 tahapan yaitu Analysis,
Design, dan Simulation Prototyping. Hasil atau keluaran yang akan dicapai
yaitu Ftp Deploy dan Web Server Nginx dapat menjaga ketersediaan dan
sistem mampu melakukan failover saat terjadi kegagalan pada server.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah penerapan deploy web server
berbasis Nginx dan Ftp menggunakan Kubernetes berhasil membuat sistem
terdistribusi sehingga dapat terjaga ketersediaannya dan dapat menghindari
single point of failure. Hal tersebut dapat tercapai sebagai dampak dari fungsi
ketersediaan dan sistem failover yang diberikan oleh Kubernetes.
Article Info
Keywords
Kubernetes
Ftp Fauria
ABSTRACT
Distributed systems are a necessity in implementing web applications
along with supporting software such as database servers and web servers in
order to achieve high levels of performance. Deploy techniques can be used to
provide distributed systems with high performance. Container-based
virtualization is the choice for running distributed systems because of its
lightweight architecture, fast performance and resource efficiency. One of the
container-based virtualisations is the introduction of a distributed systems
development tool called Kubernetes, which allows managing server
deployments to provide high availability systems.
The research methodology uses the Network Development Life Cycle
(NDLC). Of the 6 stages, only 3 stages are used, namely Analysis, Design, and
Simulation Prototyping. The results or outputs to be achieved are Ftp Deploy
and Nginx Web Server that can maintain availability and the system is able to
failover when a server failure occurs.
The conclusion of this study is that the implementation of the deployment of a web
server based on Nginx and Ftp using Kubernetes has succeeded in creating a
distributed system so that its availability can be maintained and can avoid single
point of failure. This can be achieved as a result of the availability functions and
failover system provided by Kubernetes.
2
1. PENDAHULUAN
Sistem komputasi terdistribusi menjadi suatu kebutuhan dalam implementasi aplikasi web berserta software
pendukung seperti database server dan web server. FTP (File Transfer Protocol) adalah protokol yang digunakan
dalam mempertukarkan file antar komputer di dalam jaringan yang mendukung protokol TCP/IP, seperti Internet.
Untuk memastikan bahwa file terkirim dan diterima tanpa terjadi loss pada file yang dipertukarkan, FTP
menggunakan protokol TCP pada lapisan transpot dan Web Server Nginx adalah sistem web server terdistribusi
yang terkenal karena stabil dan memiliki tingkat performansi tinggi. Virtualisasi berbasis container menjadi
pilihan untuk menjalankan sistem terdistribusi karena arsitektur yang ringan, kinerja yang cepat, dan efisiensi
sumber daya. Salah satu virtualisasi berbasis container adalah.
Terdapat beberapa penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti terkait sistem terdistribusi. [1] melakukan
penelitian membandingkan tiga sistem terdistribusi yaitu Nginx, Apache, dan Lighttpd. Penelitian tersebut
menghasilkan bahwa diantara ketiga aplikasi web server tersebut, Nginx memiliki kinerja terbaik dan memiliki
tingkat performansi tinggi. Penelitian yang dilakukan oleh [2] menyatakan bahwa Ftp server bekerja dengan baik
saat salah satu server mengalami kegagalan dan proses sinkronisasi berhasil dilakukan. Sedangkan penelitian yang
dilakukan oleh [3] menyatakan bahwa teknologi virtualisasi container dapat menjadi solusi untuk menjalankan
sistem terdistribusi yang mudah dikonfigurasi dan mempunyai skalabilitas tinggi. Sebaliknya, penelitian yang
dilakukan oleh [4] menyampaikan bahwa teknik virtualisasi container menggunakan Kubernetes untuk
manajemen container dalam jumlah yang banyak dan keperluan aplikasi berhasil dilakukan. Aplikasi yang
berjalan menggunakan container pun jauh lebih cepat dan lebih efisien.
Server tunggal tidak cukup untuk mendukung lalu lintas tinggi dan dapat menyebabkan a single point of
failure (SPOF), yaitu kondisi server yang jika gagal merespon request client maka sistem akan tidak berfungsi
dikarenakan terlalu banyak menangani request dari client [5]. yang tidak dapat diakses saat terdapat permasalahan
pada server merupakan hal yang dihindari oleh pengguna. Salah satu teknik untuk mengatasi masalah tersebut
adalah menerapkan sistem terdistribusi menggunakan teknik deploy. memperkenalkan alat pengembangan sistem
terdistribusi yang disebut Kubernetes, yang memungkinkan memanajemen deploy server dan memudahkan dalam
proses container pada multihost.
Berdasarkan latar belakang tersebut mendorong ketertarikan penulis untuk menganalisa penerapan Deploy
Web Server Nginx dan Layana Ftp server menggunakan kubernetes. Web Server Nginx digunakan sebagai sistem
terdistribusi untuk menangani data karena stabil dan memiliki tingkat performansi tinggi dan Layaman Ftp server
sebagai terdistribusi untuk ketersediaan data yang tinggi dengan replikasi yang sinkron. Agar menghindari single
point of failure diperlukan teknik deploy dalam hal ini menggunakan Kubernetes untuk mempermudah proses
(penyebaran) aplikasi serta dapat melakukan manajemen sebuah kelompok yang berjalan pada banyak mesin.
Manfaat dari penerapan Web Server Nginx dan Ftp Server Fauria Deploy adalah untuk sistem terdistribusi.
Selain itu untuk menyediakan ketersediaan tinggi terutama dalam menangani data yang besar yaitu dengan cara
data secara otomatis direplikasi ke beberapa node. Hal ini akan memberikan toleransi kesalahan melalui
penggunaan Kubernetes untuk memanajemen deploy server sehingga memudahkan dalam proses container pada
multihost.
2. METODOLOGI PENELITIAN
2.1. Network Development Life Cycle (NDLC).
Metode penelitian yang digunakan adalah Network Development Life Cycle (NDLC). Dari enam
tahapan yang ada pada NDLC, penulis hanya menggunakan 3 tahapan yaitu Analysis, Design, dan Simulation
Prototyping gambar 1.
Gambar 1. NDLC
[6].
3
2.1.1 Tahap Analisa (Analysis)
Pada fase ini penulis melakukan pengumpulan data dengan cara studi literatur, yaitu penulis membaca
artikel ilmiah dan jurnal untuk mendapatkan informasi mengenai , virtualisasi berbasis container, ftp server
berbasis fauria dan web server Nginx, data yang telah terkumpul kemudian dianalisa.
2.1.2 Pengumpulan Data
Pada tahap pengumpulan data, penulis menggunakan metode studi literatur yaitu dengan mempelajari
beberapa jurnal ilmiah yang membahas tentang , virtualisasi berbasis kontainer, serta ftp server dan web server
Nginx. Setelah membaca beberapa jurnal ilmiah diperoleh informasi tentang beberapa jurnal ilmiah yang
berkaitan dengan , virtualisasi berbasis kontainer, serta ftp server dan web server Nginx.
2.1.3 nalisis Data
Berdasarkan hasil dari pengumpulan data maka dapat diperoleh hasil analisa sebagai berikut:
1) Jurnal ilmiah pertama melakukan penelitian mendeploy database berbasis mariadb galera dan
web server berbasis nginx kedalam Kubernetes.
2) Jurnal ilmiah kedua membahas tentang sistem failover deploy serta penerapan teknik replikasi
multi master pada Ftp Server Deploy. Mariadb Galera Deploy bekerja dengan baik saat salah
satu server mengalami kegagalan dan proses sinkronisasi berhasil dilakukan.
3) Jurnal ilmiah ketiga membahas tentang sistem database terdistribusi yaitu Mysql Galera Deploy
yang di implementasikan untuk mengatasi kekurangan resource komputasi pada engine
database dan untuk menyediakan backup terhadap data yang tersimpan didalam database.
4) Jurnal ilmiah keempat membahas tentang komputer sistem dengan menggunakan virtualisasi
berbasis container yaitu Kubernetes. Teknologi virtualisasi container menjadi solusi untuk
menjalankan sistem terdistribusi yang mudah dijalankan, dikonfigurasi dan mempunyai
skalabilitas tinggi.Jurnal ilmiah kelima membahas tentang teknik virtualisasi container
menggunakan Kubernetes untuk manajemen container dalam jumlah yang banyak.
5) Implementasi teknik virtualisasi server menggunakan untuk memudahkan proses aplikasi.
Aplikasi yang berjalan menggunakan container pun jauh lebih cepat dan lebih efisien.
Berdasarkan hasil penelusuran artikel jurnal ilmiah yang terkait, maka dapat diketahui bahwa
belum terdapat penelitian tentang sistem web server Nginx dan Ftp Server berbasis fauria
menggunakan Kubernetes agar tercapainya sistem terdistribusi untuk menyediakan ketersediaan
tinggi serta memberikan toleransi kesalahan. Dari permasalahan dan hasil analisa tersebut maka
mendorong penulis untuk melakukan penelitian tentang Analisa Penerapan Web Server Nginx
dan Ftp Server fauria Menggunakan Kubernetes[7].
2.2 Tahap Desain (Design)
Tahap ini terdiri dari 4 (empat) bagian yaitu rancangan sistem server menggunakan Kubernetes,
rancangan jaringan ujicoba, rancangan pengalamatan IP, serta kebutuhan perangkat keras dan perangkat
lunak [8]..
2.2.1 Rancangan Jaringan Uji Coba
Dalam rancangan uji coba akan disimulasikan secara virtualisasi menggunakan VMware Workstation
yang dijalankan pada 1 (satu) laptop. Di dalam VMware Workstation terdapat 3 (tiga) virtual machine yang
difungsikan sebagai master dengan IP 192.168.100.10, worker 1 dengan IP 192.168.100.20 dan worker 2
dengan IP 192.168.100.30. Sistem operasi yang digunakan adalah Linux CentOS release 7.7.1908 dan di deploy
menggunakan Kubernetes. Pada komputer client telah terinstal sistem operasi windows 10 dan aplikasi browser
Google Chrome untuk mengakses web server Nginx. [9]
Rancangan jaringan uji coba terlihat seperti yang ditujukan pada gambar 3.1 berikut.
Gambar 3. 1 Rancangan Jaringan Uji Coba[10]
192.168.100.0/24
Kubernetes
4
2.2.2 Rancangan Sistem Server Menggunakan Kubernetes
Rancangan sistem server menggunakan Kubernetes dibedakan menjadi 2 (dua) rancangan yaitu
perancangan sistem web server berbasis Nginx dan rancangan sistem Ftp Server Fauria (Sumber: Sujana,
2014). Desain rancangan sistem dari web server berbasis Nginx terlihat seperti gambar 3.2 berkut.
Gambar 3. 2 Rancangan Sistem Web Server Nginx[11].
Sistem dari web server Nginx di deploy menggunakan Kubernetes. Terdapat 3 (tiga) node yaitu
master, worker 1 dan worker 2. Node master bertugas untuk mengatur status deploy, membagikan tugas ke node
worker, membuat replika proses, serta memperbaiki kesalahan pada node worker. Pada node master dilakukan
pembuatan web server Nginx lalu tersebut direplikasi atau disebarkan pada node-node worker kemudian pada
node master terdapat scheduler untuk menjadwalkan atau merutekan pada node dalam deploy sebagai satu atau
lebih tugas replika [12]..
User mengakses menggunakan IP dari masing-masing node melalui web browser Google Chrome.
Pada Kubernetes terdapat fitur Kubernetes load balancer yang memungkinkan setiap node dalam deploy
untuk menerima koneksi ke port dengan merutekan semua permintaan yang masuk ke node yang
tersedia. Desain rancangan sistem dari Ftp Server terlihat seperti gambar 3.3 berkut.
USER
Gambar 3. 3 Rancangan Sistem Ftp Server
Sistem dari Ftp Server di deploy menggunakan Kubernetes. Terdapat 3 (tiga) node yaitu master, worker
1 dan worker 2. Node master bertugas untuk mengatur status deploy, membagikan tugas ke node worker,
membuat replika proses, serta memperbaiki kesalahan pada node worker. Pada node master dilakukan
pembuatan Ftp Server lalu tersebut direplikasi atau disebarkan pada node-node worker kemudian pada node
master terdapat scheduler untuk menjadwalkan atau merutekan pada node dalam deploy sebagai satu atau lebih
tugas replika[13].
2.2.3 Rancangan Pengelamatan IP
Pengalamatan IP merupakan salah satu bagian yang penting karena merupakan suatu identitas
pengalamatan suatu interface. Berikut adalah pengalamatan IP pada masing-masing interface agar dapat saling
berkomunikasi antar perangkat yang terhubung [14].
.Tabel 3. 1 Pengelamatan IP
No Perangkat IP Address Network Interface
1 Server Node Master 192.168.100.10 192.168.100.0 ens33
2 Server Node Worker 1 192.168.100.20 192.168.100.0 ens33
5
3 Server Node Worker 2 192.168.100.30 192.168.100.0 ens33
4 Komputer Client 192.168.100.55 192.168.100.0 Vm Net 1
2.2.4 Kebutuhan Perangkat Keras dan Perangkat Lunak
Berikut adalah kebutuhan perangkat keras dan perangkat lunak untuk mendukung apa yang akan
dilakukan dalam membangun atau mempersiapkan implementasi yaitu:
1. Kebutuhan Perangkat Keras
Satu unit laptop dengan spesifikasi seperti terlihat pada tabel 3.2 berikut.
Tabel 3. 2 Spesifikasi Client
Komponen Spesifikasi
CPU AMD A9
RAM 8 GB
Hard Drive 1TB
VGS AMD R5
2. Kebutuhan Perangkat Lunak
Adapun perangkat lunak yang dibutuhkan adalah sebagai berikut:
a. Linux CentOS release 7.7.1908 sebagai sistem operasi VMWare.
b. release 19.03.5 sebagai container platform.
c. Kubernetes release 1.18.0 sebagai deploy manajemen agar sistem terdistribusi dengan mudah.
d. Ftp Server Fauria.
e. Nginx sebagai server web.
f. Google Chrome sebagai browser client untuk mengakses Web Server Nginx.
2.3 Tahap Simulasi (Prototyping)
Tahap ini terdiri dari 2 bagian yaitu instalasi dan konfigurasi serta melakukan uji coba system deploy
server menggunakan Kubernetes dan menganalisa hasil uji coba tersebut.
Uji coba dilakukan dengan mengakses ftp atau web server baik dalam kondisi seluruh server node aktif,
dalam kondisi salah satu server node tidak aktif serta dalam kondisi seluruh container down lalu melihat kinerja
dari hasil penerapan Kubernetes apakah mampu server atau host yang lainnya untuk menangani request dari
client sehingga tercapai fungsi ketersedian (availability) [4] .
2.3.1 Instalasi dan Konfigurasi
Pada tahap instalasi dan konfigurasi dibagi menjadi beberapa tahap yaitu tahap instalasi dan konfigurasi
pada 1 (satu) server yang difungsikan sebagai server master atau node master untuk kontroler pada komputer
deploy, 2 (dua) server worker atau node worker yang difungsikan sebagai node yang mengeksekusi proses yang
telah dibagi oleh node master, serta 1 (satu) client yang difungsikan untuk menggunakan yang telah ditentukan.
Pada server yang difungsikan sebagai node master dilakukan instalasi Linux CentOS 7 menggunakan
DVD ISO images minimal, konfigurasi pengelamatan IP, instalasi , instalasi Kubernetes sebagai metode server.
Pada server yang difungsikan sebagai node worker dilakukan instalasi Linux CentOS 7 menggunakan
DVD ISO images minimal, konfigurasi pengelamatan IP, serta instalasi dan konfigurasi Kubernetes sebagai
metode server. [15].
Pada komputer client yang difungsikan untuk menggunakan dilakukan konfigurasi pengelamatan IP agar
komputer client dan server dapat terhubung.
2.3.2 Uji Coba
Pada tahap ujicoba ini tediri dari 2 (dua) bagian yaitu:
1) Verifikasi Konfigurasi
Verifikasi konfigurasi dilakukan untuk memverifikasi fungsi dari Kubernetes apakah tiap-tiap server node
dapat berjalan atau aktif secara bersaman.
2) Skenario Uji Coba
Skenario uji coba dilakukan dengan pembuatan web server berbasis Nginx dan Ftp Server Fauria serta
dilakukan verifikasi konfigurasi untuk deploy service untuk mengetahui apakah tersebut berhasil tereplikasi pada
tiap-tiap node worker. Uji coba selanjutnya dengan mengakses web server berbasis Nginx dan Ftp Server Fauria
serta menganalisa hasil kinerja dari penerapan Kubernetes.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil Instalasi dan Konfigurasi
Instalasi dan konfigurasi dilakukan pada 1 (satu) server yang difungsikan sebagai node master untuk
kontroler pada komputer deploy, 2 (dua) server yang difungsikan sebagai node worker untuk mengeksekusi
proses yang telah dibagi oleh node master, serta 1 (satu) client yang difungsikan untuk menggunakan yang telah
ditentukan.
3.2 Hasil Instalasi dan Konfigurasi pada Server Master
6
3.3.1. Hasil Instalasi dan Konfigurasi Linux CentOS 7 Server Master
Hasil verifikasi konfigurasi Kubernetes dapat dilakukan dengan menulis perintah # info untuk
mengetahui informasi atau keaadan deploy yang terbentuk atau dengan menulis perintah #kubectl get nodes untuk
mengetahui informasi daftar node yang berjalan pada deploy seperti pada gambar berikut.
Gambar 3.3.1. Hasil Verifikasi Konfigurasi Deploy Server
3.3.2. Hasil Instalasi dan Konfigurasi Kubernetes
Terdapat 3 tahapan yang dilakukan terkait instalasi dan konfigurasi Kubernetes, yaitu menambahkan
Repository, instalasi Engine, serta intalasi dan konfigurasi Mode Kubernetes. Repository adalah tahapan
pertama yang dilakukan terkait instalasi dan konfigurasi Kubernetes. Repository dapat diunduh dengan
mengunakan tool wget ke alamat https://download..com/linux/centos/-ce.repo seperti terlihat pada gambar 3.3.2.
berikut.
3.3.3. Hasil Uji Coba Pada Server NGINX
Dengan alamat IP 192.168.100.10, 192.168.100.20, 192.168.100.30 terlihat seperti pada gambar
berikut.
Gambar 3.3.3 Uji Coba Akses Web Server Worker 1
Akses server node worker 2 menggunakan web browser client dengan alamat IP 192.168.100.30 terlihat
seperti pada gambar 3.3..4 berikut.
Gambar 3.2.2 Uji Coba Akses Web Server Master
7
Gambar 3.3.4 Uji Coba Akses Web Server Worker 2
3.3.4. Skenario Uji Coba Ftp Server Fauria
Skenario uji coba untuk menguji kinerja dari server yang telah di deploy dengan melakukan pembuatan
Ftp Server Fauria pada node master lalu dilakukan replica service agar container yang dibuat dapat disebar ke
seluruh node yang ada pada deploy dalam hal ini node worker 1, dan node worker 2. Pembuatan Ftp Server
terdiri dari mendeploy ftp server Fauria,dan membuat service dari ftp server Fauria
Pada saat mendeploy ftp server pastikan semua node dalam keadaan ready, seperti terlihat
pada gambar 4.55 berikut.
Gambar 3.4 Konfigurasi Network Database
3.3.5. Pengujian Kedua
Pengujian kedua dilakukan dengan mengirimkan file .txt pada node master, worker 1 dan worker 2
gambar 4.94, 4.95, 4.96 berikut.
Gambar 4. 1 Mengirim File .Txt Ke Node Master
Terlihat bahwa ftp berhasil mengirimkan file dari computer client ke node master menggunakan filezila
Gambar 4. 2 Mengirim File .Txt Ke Node Worker 1
Terlihat bahwa ftp berhasil mengirimkan file dari computer client ke node worker1 menggunakan filezila
8
Gambar 4. 3 Mengirim File .Txt Ke Node Worker 2
Terlihat bahwa ftp berhasil mengirimkan file dari computer client ke node worker2 menggunakan filezila
3.3 Analisa Hasil Uji Coba
Pada tahap ini akan dilakukan analisa hasil uji coba yang telah di lakukan sebelumnya. Pada analisa hasil
uji coba akan di tampilkan analisa hasil uji coba terkait pengaksesan server web berbasis Nginx yang
dijalankan pada deploy server menggunakan Kubernetes baik ketika kondisi seluruh server node aktif, dalam
kondisi salah satu server node tidak aktif, maupun saat seluruh container pada server node tidak aktif.
3.4 Analisa Hasil Uji Coba Web Server Nginx
Berdasarkan hasil dari skenario uji coba terkait pengaksesan server web berbasis Nginx yang dijalankan
pada deploy server menggunakan Kubernetes baik ketika kondisi seluruh server node aktif, kondisi salah satu
server node tidak aktif, maupun saat seluruh container pada server node tidak aktif, maka dapat diperoleh hasil
analisa yang dilakukan selama 5 (lima) kali percobaan seperti terlihat pada tabel 4.1 berikut.
Tabel. 1 Pengujian Web Server Nginx
N
O
Skenario
Pengujian
Pengujian Ke- Hasil Keterangan
1 2 3 4 5
1 Akses Web
Server Nginx
dalam kondisi
seluruh server
node aktif.
Sistem mampu
melayani request
dan berhasil di
akses.
Sistem server
menggunakan
Kubernetes
berjalan
dengan baik.
2 Akses Web
Server Nginx
dalam kondisi
salah satu server
node mengalami
kegagalan.
berhasil di akses
walaupun salah
satu server node
mengalami
kegagalan.
Container pada
server node yang
down berpindah
pada server node
yang
tersedia/aktif.
3 Akses Web
Server Nginx
dalam keadaan
seluruh
container
down.
berhasil di akses
walaupun seluruh
container
down.
Sistem
Kubernetes
melakukan Self
Healing dengan
pembuatan
container baru.
Tabel 1 menunjukan bahwa sistem mampu melayani request dari client baik dalam kondisi seluruh server
node aktif maupun dalam kondisi salah satu server node tidak aktif termasuk dalam kondisi seluruh container down.
Hal tersebut dapat tercapai sebagai dampak dari fungsi dari ketersediaan yang diberikan oleh Kubernetes. Jika
9
salah satu host down maka service akan digantikan dengan host yang sedang aktif. Ketika salah satu node dalam
keadaan down, maka container yang berada pada node tersebut melakukan self-healing dengan membuat container
baru yang secara otomatis muncul pada salah satu server node yang aktif. Selain itu ketika container pada seluruh
server node down, sistem otomatis akan melakukan self-healing dengan pembuatan container baru. Hal tersebut
dapat tercapai karena Kubernetes mengimplementasikan Algoritma Konsensus Raft pada node manager untuk
mengelola status deploy. Raft adalah protokol untuk mengimplementasikan konsensus terdistribusi yang toleran
terhadap kesalahan. Dengan algoritma Konsensus Raft, node manager dapat memindahkan ke node yang masih
aktif sehingga apabila salah satu node mengalami kegagalan, hal ini tidak akan mengganggu sistem yang sedang
berjalan sehingga tercapainya ketersediaan dan user tetap mendapatkan pe dari sistem. Sedangkan pada analisa
hasil uji coba Ftp server Fauria akan ditampilkan analisa hasil ujicoba meliputi terkoneksi dengan FileZilla client,
mengirim file .txt dan file .pdf yang dijalankan pada deploy server menggunakan Kubernetes baik ketika kondisi
seluruh server node aktif, kondisi salah satu server node tidak aktif, maupun saat seluruh container pada server
node tidak aktif.
Pada skenario disini penulis menguji seberapa efisien penggunaan websocket guna penyampaian
informasi secara realtime. Berikut hasil dari pengujian sistem yang telah di lakukan penulis.
Tabel 2 Hasil skenario uji realtime
N O Skenario
Pengujian
Pengujian
Ke-
Hasil Keterangan
1 2 3
1 Membuat terkoneksi
menggunakan
aplikasi FileZilla
Client
Node yang telah
dibuat berhasil
di sinkronisasi
ke seluruh node
pada deploy.
Sinkronisasi Ftp
server berhasil.
2 Mengirimkan file
.txt ke setiap node
kubernetes
File .txt yang
dikimkan
berhasil sampai
ke node master,
worker 1 dan
worker 2.
Sinkronisasi File
.txt berhasil.
3 Mengirimkan file
.pdf ke setiap node
kubernetes
File .pdf yang
dikimkan
berhasil sampai
ke node master,
worker 1 dan
worker 2
Sinkronisasi file
.pdf berhasil.
4. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil instalasi, konfigurasi dan ujicoba serta analisa terhadap hasil ujicoba maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
a. Kubernetes dapat digunakan untuk melakukan container pada web berbasis Nginx dan Ftp server sehingga dapat terjaga ketersediaannya berdasarkan skenario uji coba mengaktifkan seluruh node, menonaktifkan salah satu node dan menonaktifkan seluruh node pembentuk deploy.
b. Teknik deploy menggunakan kubernetes dapat menghindari single point of failure dan ketika salah satu atau
seluruh node pembentuk deploy mengalami gangguan (tidak aktif) maka sistem secara otomatis akan
melakukan self healing untuk membentuk container baru.
c. Mekanisme failover yang terdapat pada kubernetes berjalan dengan baik, sehingga sistem memiliki
ketersediaan tingkat tinggi (high availability).
UCAPAN TERIMAKASIH
Dengan selesainya skripsi ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak – pihak yang telah
banyak membantu dalam penyelesaian skripsi ini. Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan
terimakasih kepada:
1. Dr. Ir. Anthony Anggrawan, M.T., Ph.D., selaku Rektor Universitas Bumigora.
2. Ibu Ni Gusti Ayu Dasriani, M.Kom. selaku Wakil Rektor I Universitas Bumigora.
3. Ibu Lilik Widyawati, M.Kom. selaku Ketua Program Studi S1 Ilmu Komputer.
4. Ibu Lilik Widyawati, M.Kom. selaku Dosen Pembimbing dalam mengerjakan skripsi ini.
5. Bapak/Ibu Dosen yang telah memberikan ilmu selama dalam perkuliahan.
6. Bapak, ibu dan semua keluarga yang telah memberikan dukungan moril dan dukungan materi.
10
7. Teman-teman angkatan 2016 yang turut serta mendampingi selama perkuliahan berlangsung.
8. Segenap teman kampus yang memberikan masukan.
9. Teman-teman dari luar kampus yang selalu memberikan semangat yang tiada henti.
11
REFRENSI
[1] R. Dawood, S. F. Qiana, and S. Muchallil, “Kelayakan Raspberry Pi sebagai Web Server: Perbandingan
Kinerja Nginx, Apache, dan Lighttpd pada Platform Raspberry Pi,” J. Rekayasa Elektr., vol. 11, no. 1, pp.
25–29, 2014.
[2] J. Informatika, “RANCANG BANGUN LOAD BALANCING PADA DATABASE CLUSTER
MENGGUNAKAN HAPROXY,” J. Inform., vol. 8, pp. 2528–0090, 2017.
[3] T. P. Kusuma, R. Munadi, and D. D. Sanjoyo, “Implementasi dan Analisis Computer Clustering System
dengan Menggunakan Virtualisasi Docker,” e-Proceeding Eng., vol. 4, no. 3, pp. 1–6, 2017.
[4] S. Apridayanti et al., “Desain dan implementasi virtualisasi berbasis,” Semantik, vol. 4, no. 2, pp. 37–46,
2018.
[5] R. Julianto, W. Yahya, and S. R. Akbar, “Implementasi Load Balancing Di Web Server Menggunakan
Metode Berbasis Sumber Daya CPU Pada Software Defined Networking,” J. Pengemb. Teknol. Inf. dan
Ilmu Komput. Univ. Brawijaya, vol. 1, no. 9, pp. 904–914, 2017.
[6] S. Wardoyo, T. Ryadi, and R. Fahrizal, “Analisis Performa File Transport Protocol Pada Perbandingan
Metode IPv4 Murni, IPv6 Murni dan Tunneling 6to4 Berbasis Router Mikrotik,” J. Nas. Tek. Elektro, vol.
3, no. 2, p. 106, 2014.
[7] A. Wicitra, D. Utomo, and H. K. Wardana, “Membangun Infrastruktur Komputasi Awan Privat Single
Cluster dan Multi Cluster dengan menggunakan Linux Centos,” pp. 185–194.
[8] D. Irawan, M. Timur, and K. Metro, “Mesin Virtual Menggunakan VMWare untuk mengoptimalkan
Jaringan Internet Guna Memfasilitasi Perkuliahan,” no. 116, 2016.
[9] E. Prasetyo, A. Hamzah, E. Sutanta, and T. Informatika, “Jurnal JARKOM Vol . 4 No . 1 Desember 2016
ISSN : 2338-6313 ANALISA QUALITY OF SERVICE ( QOS ) Jurnal JARKOM Vol . 4 No . 1 Desember
2016 ISSN : 2338-6313,” J. Jarkom, vol. 4, no. 1, pp. 29–37, 2016.
[10] Arfriandi, “Perancangan, Implementasi, dan Analisis Kinerja Virtualisasi Menggunakan Proxmox, Vmware
ESX,dan Openstack,” J. Teknol., vol. 5 nomor 2, pp. 182–191, 2012.
[11] I. Nofarianto Kurniawan, “Implementasi Virtualisasi Menggunakan Xen Hypervisor,” J. Manaj. Inform.,
vol. 6, no. 1, pp. 36–42, 2016.
[12] A. Bima, M. Wijaya, J. Soeprapto, and Y. Tegar, “Analisis Arsitektur Perancangan Sistem Terdistribusi
Menggunakan Metode Nested Transaction pada Lingkungan Kerja Perkantoran difficulty or complexity of
business integration . The difficulties whic are experienced are not only,” vol. 07, no. 02, pp. 2–9, 2015.
[13] H. N. Sunardi and A. Hidayat, “Virtualisasi Menggunakan Hyver V Di Windows Server 2008,” Jumantaka,
vol. 1, no. 1, p. 23, 2018.
[14] A. Rahmatulloh and F. MSN, “Implementasi Load Balancing Web Server menggunakan Haproxy dan
Sinkronisasi File pada Sistem Informasi Akademik Universitas Siliwangi,” J. Nas. Teknol. dan Sist. Inf.,
vol. 3, no. 2, pp. 241–248, 2017.
[15] R. Khalida, A. Muhajirin, and S. Setiawati, “Teknis Kerja Docker Container untuk Optimalisasi Penyebaran
Aplikasi,” vol. 7, no. September, pp. 167–176, 2019.