Analisa Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 1842

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/16/2019 Analisa Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 1842

    1/14

    ANALISA PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK 

    INDONESIA NOMOR 1842/K/PDT/2003 TENTANG HAK TANGGUNGAN

    Nama : Beny Gna!an

    NPM : 140"#848#1

    D$%en : P&$'(E&man Ra)a*+*+(SH(,LL(M(P-(D

    Ma.a Ka- : H+m Pemayaan Pe&%a-aan

    Kea% H+m E+$n$m Pa*

    PASASARANA

    AKULTAS HUKUM

    UNI5ERSITAS INDONESIA

    201#

  • 8/16/2019 Analisa Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 1842

    2/14

    ANALISA PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 

    1842/K/PDT/2003 TENTANG HAK TANGGUNGAN

    BAB I

    PENDAHULUAN

    La.a& Bea+an*

    Dengan bertambah meningkatnya pembangunan nasional yang bertitik berat pada bidang

    ekonomi, dibutuhkan penyediaan dana yang cukup besar, sehingga memerlukan lembaga hak 

     jaminan yang kuat dan mampu memberi kepastian hukum bagi pihak-pihak yang

     berkepentingan. Menurut Pasal 1 angka 2 Undang-Undang Nomor 1 !ahun 1""# !entang

    Perubahan $tas Undang-Undang Nomor % !ahun 1""2 !entang Perbankan 6&ank adalah badan

    usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannyakepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka

    meningkatkan tara' hidup rakyat banyak() Dikarenakan dana tersebut berasal dari masyarakat,

    &ank dalam pemberian kredit perlu berhati-hati dan menerapkan prinsip-prinsip yang telah

    ditetapkan dalam pemberian kredit. Pemberian kredit dengan jaminan dan pengikatan obyek 

     jaminan kredit bertujuan untuk memberikan kepastian hukum bagi bank dalam menguasai obyek 

     jaminan kredit sepanjang dilakukan melalui lembaga jaminan. *embaga jaminan yaitu +adai,

    ipotik, idusia, dan ak !anggungan.

    Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor !ahun 1""/ !entang ak !anggungan $tas

    !anah beserta &enda-&enda 0ang &erkaitan Dengan !anah selanjutnya disingkat sebagai

    UU! berbunyi 3ak !anggungan atas tanah beserta benda-benda yang berkaitan dengan

    tanah, yang selanjutnya disebut ak !anggungan, adalah hak jaminan yang dibebankan pada hak 

    atas tanah sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 4 !ahun 1"/ tentang

    Peraturan Dasar Pokok-Pokok $graria, berikut atau tidak berikut benda-benda lain yang

    merupakan satu kesatuan dengan tanah itu, untuk pelunasan utang tertentu, yang memberikan

    kedudukan yang diutamakan kepada kreditor tertentu terhadap kreditor-kreditor lain()

    5lasi'ikasi 6bjek dari ak !anggungan jika ditinjau dari yang ditunjuk oleh UUP$

    Pasal ayat 1 UU! maka yang bisa menjadi objek hak tanggungan hanyalah ak Milik 

    Pasal 24 UUP$, ak +una Usaha Pasal 77 UUP$, ak +una &angunan Pasal 7" UUP$.

    5emudian apabila ditinjau dari yang ditunjuk oleh UU! Pasal ayat 2, dapat ditambahkan

  • 8/16/2019 Analisa Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 1842

    3/14

    satu lagi macam hak tanggungan ialah ak Pakai atas tanah negara yang menurut ketentuan yang

     berlaku 8ajib dida'tar dan menurut si'atnya dapat dipindahtangankan. 9edangkan pada tahapan

    akhir perkembangan hak tanggungan sebagaimana 0ang ditunjuk oleh UU No. 1/ tahun 1"#4

    tentang :umah 9usun Pasal 2% UU! menyatakan bah8a adapula tambahan objek hak 

    tanggungan ialah :umah 9usun yang berdiri di atas tanah ak Milik, ak +una &angunan dan

    ak Pakai yang diberikan oleh Negara serta ak Milik atas 9atuan :umah 9usun M9:9

    yang bangunannya didirikan di atas tanah ak Milik,ak +una &angunan, dan ak Pakai yang

    diberikan oleh Negara.

    Dalam prakteknya, perolehan objek tanggungan yang kemudian dijaminkan kepada

    kreditur dapat melalui hasil dengan cara mela8an hukum. 9eperti yang terjadi dalam Putusan

    Mahkamah $gung Nomor 1#2;5;Pdt;27.

    5oesnoto !ergugat 1 hendak memberi pinjaman kepada Penggugat uang sebesar :p. .

    4. empat juta lima ratus ribu rupiah dengan memberikan jaminan berupa 9erti'ikat ak 

    Milik Nomor ak Milik No.1";+ambar 9ituasi No.124;tahun 1"#7 tertulis atas nama penggugat,

    yakni atas tanah dan rumah yang terletak di Desa

  • 8/16/2019 Analisa Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 1842

    4/14

    Pengakuan utang No. tertanggal 7 6ktober 1""/ dan $kta 5uasa Memasang ak 

    !anggungan No.4 tertanggal 7 6ktober 1""/ yang keduanya sama-sama dibuat dihadapan

     Notaris;PP$! .$bdul @ahid Aainal, 9. dan akta ak 

    !anggungan No.1##;21;@9;

  • 8/16/2019 Analisa Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 1842

    5/14

  • 8/16/2019 Analisa Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 1842

    6/14

    Menurut :osa $gustina, dalam bukunya Perbuatan Mela8an ukum, terbitan Pasca

    9arjana UniCersitas =ndonesia 27, hal. 11%, dalam menentukan suatu perbuatan dapat

    dikuali'isir sebagai mela8an hukum, diperlukan syarat

    1. &ertentangan dengan ke8ajiban hukum si pelaku

    2. &ertentangan dengan hak subjekti' orang lain

    7. &ertentangan dengan kesusilaan

    . &ertentangan dengan kepatutan, ketelitian dan kehati-hatian.

    Perbedaan perbuatan 3mela8an hukum) dalam konteks ukum Pidana dengan dalam

    konteks ukum Perdata adalah lebih dititikberatkan pada perbedaan si'at ukum Pidana yang

     bersi'at publik dan ukum Perdata yang bersi'at priCat. Munir uady dalam bukunya Perbuatan

    Mela8an ukum Pendekatan 5ontemporer, terbitan P!.

  • 8/16/2019 Analisa Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 1842

    7/14

     berke8ajiban untuk mngembalikan serti'ikat hak milik nomor //#;+ambar 9ituasi nomor 

    /#%;1""/ tertanggal 1 agustus 1""/ yang telah dibalik nama menjadi atas nama tergugat 1

    dengan tanpa syarat dan dalam keadaan baik kepada penggugat selaku pemiliknya yang sah dan

    antara penggugat dengan tergugat 1 masing-masing sama-sama menyatakan bah8a akta jual-beli

    nomor "7;7;

  • 8/16/2019 Analisa Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 1842

    8/14

  • 8/16/2019 Analisa Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 1842

    9/14

    Di sini, hakim tidak memberikan dasar dan alasan yang jelas dalam membatalkan ak 

    !anggungannya. akim menganggap bah8a pembatalan ak !anggungan tersebut karena obyek 

     jaminannya adalah bukan milik debitur. @alaupun $kta >ual &eli No. "7;7;

  • 8/16/2019 Analisa Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 1842

    10/14

    dikemukakan oleh Penggugat selaku penjual dan !ergugat = selaku pembeli, tetapi Notaris tidak 

    di8ajibkan untuk menyelidiki kebenaran materiil dari apa yang dikemukakannya.

    9elain hal tersebut, baik Penggugat maupun !ergugat = sebelum menandatangani $kta

    >ual &eli tersebut, isi dari $kta tersebut oleh Notaris telah dibacakan dan dimengerti kedua belah

     pihak. &egitu pula dengan prosedur pemberian kredit antara !ergugat == sebagai kreditur dan

    !ergugat = sebagai debitur berdasarkan $kta Pengakuan utang dengan Pemberian ak 

    !anggungan No. ; 1""/ dan $kta 9urat 5uasa Membebankan ak !anggungan No. 4; 1""/

    yang dibuat di hadapan aji $bdul @ahib Aainal, 9.., Notaris di 9urabaya, sah menurut hukum

    karena telah sesuai dengan ketentuan Pasal 172 5U Perdata sehingga mempunyai kekuatan

    mengikat kedua belah pihak sesuai ketentuan Pasal 177# 5U Perdata.

    &erdasarkan Undang-Undang :epublik =ndonesia Nomor # !ahun 2" tentang

    5ekuasaan 5ehakiman, dalam &ab =B Pasal 4 $yat 1 tentang Putusan Pengadilan disebutkan

     bah8a 3Putusan pengadilan selain harus memuat alasan dan dasar putusan, juga memuat pasal

    tertentu dari peraturan perundang-undangan yang bersangkutan atau sumber hukum tak tertulis

    yang dijadikan dasar untuk mengadili.) Putusan Mahkamah $gung :epublik =ndonesia No. 1#2

    5;Pdt;27, yang menjadi pertimbangan Majelis akim adalah karena $kta >ual &eli tersebut

    hanya bersi'at 'ormalitas dan merupakan perjanjian pinjam meminjam uang sebesar :p.

    .4.,- empat juta lima ratus ribu rupiah dengan jaminan 9erti'ikat !anah No. //# milik 

    Penggugat dan tindakan !ergugat = yang telah melakukan balik nama 9erti'ikat !anah no. //#

    tersebut dari nama Penggugat menjadi !ergugat = dan telah menjaminkannya kepada !ergugat ==

    yang terbukti bah8a obyek jaminan bukan milik dari debitur, adalah perbuatan mela8an hukum.

    Dalam pertimbangannya, akim tidak mencantumkan bah8a perbuatan mela8an hukum

    tersebut tercantum dalam Pasal 17/4 5U Perdata. &egitu juga dengan pembatalan $kta >ual

    &elinya, akim tidak memuat pasal tertentu dari peraturan perundang-undangan yang

     bersangkutan. Dalam Undang-Undang :epublik =ndonesia Nomor " !ahun 2" tentang

    Perubahan 5edua $tas Undang- Undang Nomor 2 !ahun 1"#/ tentang Peradilan Umum, Pasal

    /#$ $yat 1 dan 2 juga ditegaskan bah8a 1 Dalam memeriksa dan memutus perkara, hakim

    harus bertanggung ja8ab atas penetapan dan putusan yang dibuatnya, 2 Penetapan dan putusan

    yang sebagaimana dimaksud pada ayat 1 harus memuat pertimbangan hukum hakim yang

  • 8/16/2019 Analisa Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 1842

    11/14

    didasar pada alasan dan dasar hukum yang tepat dan benar. >adi berdasarkan kedua Undang-

    Undang di atas, Putusan Mahkamah $gung := No. 1#2 5;Pdt;27 didasari oleh alasan dan

    dasar bah8a karena $kta >ual &eli yang menjadi obyek ak !anggungan hanya bersi'at

    'ormalitas saja dan sebenarnya adalah perjanjian pinjam meminjam uang sebesar :p. .4.,-

    empat juta lima ratus ribu rupiah. Pertimbangan tersebut membatalkan $kta >ual &eli No.

    "7;7;ual &eli dan ak !anggungan tersebut.

    Putusan akim yang ideal ialah apabila mengandung unsur-unsur keadilan

    gerechtigkeit, keman'aatan G8eckmassigkeit , dan kepastian hukum rechtssicherheit

    secara proporsional :adbruch, 1"/7. 9uatu putusan hakim harus adil, tetapi harus pula berman'aat bagi yang bersangkutan maupun bagi masyarakat, dan terjamin kepastian hukumnya.

    Pada praktiknya, dapat dikatakan tidak mungkin untuk menghadirkan ketiga unsur =deedes :echt

    itu secara proporsional dalam suatu putusan. 9ering terjadi ketegangan atau kon'lik antara ketiga

    unsur itu. $gar dalam menjatuhkan putusan yang adil, tetapi tidak menyimpang dari peraturan

    hukum, hakim harus mengusahakan terciptanya keseimbangan antara ketiga unsur =deedes :echt

    tersebut.

    Untuk mengusahakan adanya keseimbangan antara tiga unsur =deedes :echt secara

     proporsional dalam suatu putusan tidaklah mudah. 5alau keadilannya lebih dipentingkan,

    kepastian hukumnya dikorbankan. 5alau kepastian hukumnya didahulukan,

    keadilannyadikorbankan.Dalam hal terjadi kon'lik antara keadilan dan kepastian hukum, maka

    hakim berdasarkan reies Hrmessennya kebebasannya dapat memilih keadilan dengan

    mengabaikan kepastian hukum sepanjang tidak bertentangan dengan kepentingan umum atau

    negara.

    Di sini hakim harus lebih mengutamakan kepentingan pihak yang bersangkutan daripada

    kepastian hukum, tetapi tidak bertentangan dengan kesusilaan, kepentingan umum atau negara.

    Pemikiran ini dikenal sebagai problem oriented thinking. Di sini hakim lebih memperhatikan

    kepentingan atau masalah yang dihadapi pihak yang bersangkutan daripada hukumnya. akim

     pada dasarnya tidak boleh melanggar Undang- Undang, tidak boleh melanggar sistem, harus

  • 8/16/2019 Analisa Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 1842

    12/14

     berpikir system oriented . $kan tetapi, kalau terjadi kon'lik antara kepastian hukum dan keadilan

    dalam keadaan tertentu, kepentingan pihak harus diutamakan.

    Majelis akim dalam memutuskan perkara di atas tidak memberikan keadilan bagi pihak 

     bank selaku kreditur yang beritikad baik. &ank dalam memberikan piutangnya kepada debitur 

    telah melaksanakan prosedur sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku yaitu melalui

    lembaga jaminan ak !anggungan. >ika Majelis akim hanya mempertimbangkan adanya unsur 

    kepura- puraan dalam proses jual beli yang dijadikan obyek ak !anggungan, maka hal ini dapat

    dijadikan modus untuk membobol bank oleh debitur yang tidak beritikad baik.

    Penulis sependapat dengan Putusan Mahkamah $gung :epublik =ndonesia dalam

    membatalkan $kta >ual &eli antara Penggugat dan !ergugat karena terbukti adanya unsur 

    kepura-puraan schn handeling. $kan tetapi, Putusan Mahkamah $gung :epublik =ndonesia No.

    1#2 5;Pdt;27 kurang bijaksana karena Majelis akim pada tingkat kasasi tidak berlaku adil

    terhadap pihak &ank dalam kasus ini adalah &ank Duta, yang telah beritikad baik memberikan

    kredit terhadap debitur dengan prosedur pemberian kredit melalui lembaga jaminan ak 

    !anggungan. 5epastian hukum prosedur pemberian kredit tersebut jelas, sesuai peraturan

     perundang-undangan yang berlaku. Pihak bank yang beritikad baik memberikan kredit kepada

    debitur tidak mendapatkan suatu perlindungan hukum dari putusan hakim yang membatalkan

    ak !anggungannya. al ini bisa saja direncanakan oleh debitur yang tidak beritikad baik untuk 

    melakukan pembobolan terhadap bank dengan melakukan jual beli pura-pura.

    Majelis akim Mahkamah $gung dalam memutus perkara antara Penggugat dan

    !ergugat tersebut, berdasarkan reies Hrmessen kebebasannya lebih memilih keadilan bagi

     pemilik serti'ikat tetapi tidak memperhatikan keadilan bagi pihak bank selaku kreditur yang

     beritikad baik dengan mengabaikan kepastian hukumnya. al ini nampak dengan dikabulkannya

    gugatan Penggugat dan dibatalkannya $kta >ual &eli, $kta Pengakuan utang, $kta 5uasa

    Memasang ak !anggungan, $kta ak !anggungan dan 9erti'ikat ak !anggungan 8alaupun

    ditilik dari prosedur pembuatan seluruh akta-akta tersebut adalah sah menurut hukum.

  • 8/16/2019 Analisa Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 1842

    13/14

    BAB III

    PENUTUP

     

    1. $pa yang telah dilakukan tergugat 1 kepada penggugat adalah perbuatan yang

    digolongkan perbuatan mela8an hukum, dimana penggugat menderita kerugian baik 

    materiil dan immaterial, sehingga dalam gugatannya sudah tepat dengan menyatakan bah8a

     penggugat 1 telah melakukan perbuatan mela8an hukum. !ergugat 2 tidak melakukan

     perbuatan mela8an hukum, akan tetapi dikarenakan terancamnya tanah dan rumah sengketa

    milik penggugat yang nantinya dapat disita dan dijual kepada pihak lain oleh tergugat 2,

    maka penggugat turut meminta pembatalan atas akta pengakuan hutang, akta hak 

    tanggungan dan serti'ikat hak tanggungan.

    2. $kan tetapi putusan Mahkamah $gung yang turut membatalkan $kta ak 

    !anggungan yang timbul akibat perbuatan dari tergugat 1 merugikan !ergugat 2. >ika hakim

    membatalkan $kta ak !anggungan dengan pertimbangan karena adanya unsur kepura-

     puraan dalam $kta >ual &eli 6byek >aminannya maka dikha8atirkan hal ini dapat dijadikan

    modus oleh debitur nakal untuk membobol bank, karena orang dapat melakukan jual beli

     pura-pura dan kemudian dijadikan obyek jaminan di bank. &ank sebagai badan usaha yang

    memberikan kredit dan telah beritikad baik tidak memperoleh suatu perlindungan hukum

    8alaupun telah melakukan pengikatan obyek ak !anggungan berdasarkan UU! No.

    !ahun 1""/ melalui lembaga jaminan ak !anggungan.Putusan hakim yang demikian

    sangat merugikan pihak bank dan tidak berlaku adil bagi pihak berpekara.

  • 8/16/2019 Analisa Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 1842

    14/14

    DATAR PUSTAKA

    5itab Undang I Undang ukum Perdata

    Undang I Undang Nomor !ahun 1""/ !entang ak !anggungan $tas !anah beserta

    &enda-&enda 0ang &erkaitan Dengan !anah

    Undang-Undang Nomor 1 !ahun 1""# !entang Perubahan $tas Undang-Undang Nomor 

    % !ahun 1""2 !entang Perbankan

    Putusan Mahkamah $gung Nomor 1#2;5;Pdt;27

    Munir uady dalam bukunya Perbuatan Mela8an ukum Pendekatan 5ontemporer,

    terbitan P!.