Upload
trinhmien
View
268
Download
5
Embed Size (px)
Citation preview
ANALISA TEMPERATUR UDARA AMBIEN TERHADAP
KINERJA TURBIN GAS LM6000 PG DI PLTG SENIPAH
KALIMANTAN TIMUR
TUGAS AKHIR
AHMAD SHALEH
NIM:120309167391
PROGRAM STUDI ALAT BERAT
JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI BALIKPAPAN
2017
ANALISA TEMPERATUR UDARA AMBIEN TERHADAP
KINERJA TURBIN GAS LM6000 PG DI PLTG SENIPAH
KALIMANTAN TIMUR
TUGAS AKHIR
KARYA TULIS INI DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU SYARAT
UNTUK MEMPEROLEH GELAR AHLI MADYA DARI POLITEKNIK
NEGERI BALIKPAPAN
AHMAD SHALEH
NIM:120309167391
PROGRAM STUDI ALAT BERAT
JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI BALIKPAPAN
2017
ii
LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR ANALISA TEMPERATUR UDARA AMBIEN TERHADAP KINERJA TURBIN
GAS LM6000 PG DI PLTG SENIPAH
POLITEKNIK NEGERI BALIKPAPAN
Disusun oleh:
Ahmad Shaleh
120309167391
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
Ida Bagus Dharmawan, S.T. M. Si. Mohamad Amin, S.Pd.T., M.PFis.
NIP. 197412312007011181 NIDK. 8831020016
Penguji I Penguji II
Zulkifli, S.T, M.T. Donny Sayogi Sandhi
NIP. 198508282014041003 NRP. 80110011
Mengetahui,
Ketua Jurusan Teknik Mesin
Program Studi Alat Berat
Zulkifli, S.T, M.T.
NIP. 198508282014041003
iii
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Ahmad Shaleh
Tempat / Tgl Lahir : Balikpapan / 24 Februari 1994
NIM : 120309167391
Menyatakan bahwa tugas akhir yang berjudul “ ANALISA TEMPERATUR
UDARA AMBIEN TERHADAP KINERJA TURBIN GAS LM 6000PG DI PLTG
SENIPAH KALIMANTAN TIMUR” adalah bukan merupakan hasil karya tulis
orang klain, baik sebagian maupun keseluruhan, kecuali dalam kutipan yang penulis
sebutkan sumbernya.
Demikian pernyataan saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila
pernyataan ini tidak benar saya bersedia mendapat sanksi akademis.
Balikpapan, 5 Mei 2017
Mahasiswa,
Materai 600
AHMAD SHALEH
NIM : 120309167391
v
SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH
KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai civitas akademik Politeknik Negeri Balikpapan, saya yang bertanda tangan di
bawah ini :
Nama : Ahmad Shaleh
NIM : 120309167391
Program Studi : Teknik Mesin Alat Berat
Judul TA : Analisa Temperatur Udara Ambien Terhadap Kinerja Turbin
Gas LM 6000PG Di PLTG Senipah Kalimantan Timur
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya menyetujui untuk memberikan hak
kepada Politeknik Negeri Balikpapan untuk menyimpan, mengalih media atau
format-kan mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat dan
mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis/pencipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.
Dibuat di : Balikpapan
Pada Tanggal : 5 Mei 2017
Yang Menyatakan
Materai 6000
(Ahmad Shaleh)
iv
Karya ini kupersembahkan kepada
Ayahanda dan Ibunda tercinta
Hermanto dan Hariani
Saudariku yang kusayangi
Syarifah
Dosen Pembimbing 1 dan 2
Ida Bagus Dharmawan dan Mohamad Amin
Karyawan PLTG Senipah
Teman OJT Saya
Jerly dan Yomi
Dan semua orang – orang yang terlibat
dalam pembuatan Tugas Akhir ini
vi
ABSTRAK
Pembangkit listrik di Indonesia memiliki beberapa macam, diantaranya
Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG). Salah satunya yaitu PLTG Site Senipah.
PLTG ini menggunakan 2 buah unit pembangkit yaitu LM6000PG GTG#1 dan
GTG#2. PLTG menggunakan bahan bakar berupa gas dan udara sehingga hasil
pembakaran dari mesin ini sangat ramah lingkungan. Dalam prosesnya, mesin ini
membutuhkan udara yang bersih, karena udara yang kotor (terdapat asap, partikel
debu, dll) akan menyebabkan kerusakan bahkan dapat mengakibatkan fatal pada
mesin. Udara yang masuk ke dalam turbin akan dibagi menjadi 2, 80% sebagai media
pendingin dan 20% sebagai bahan bakarnya. Udara yang dihisap ke dalam turbin
akan menuju ke bagian sudu kompresi LPC (Low Pressure Compressor) dan
dimampatkan kembali pada bagian HPC (High Pressure Compressor) sehingga
temperatur udara akan naik, dan diperlukan system pendinginan. Untuk menurunkan
temperature pada udara ini, disemprotkan air ke bagian LPC agar temperature udara
akan semakin rendah yang membuat kandungan oksigen meningkat, dan hasil
pembakaran akan menjadi lebih baik. Temperatur ini harus dijaga agar output atau
beban yang dihasilkan akan tercapai dengan maksimal. Terdapat sensor – sensor yang
ada di bagian turbin yaitu di LPC (T2 untuk mengukur udara ambient), HPC (T25
untuk mengukur udara setelah di beri pendingin & T3 untuk mengukur udara
kompresi akhir) dan bagian exhaust combustion (T48 untuk mengukur temperature
setelah pembakaran). Tujuan penulis membuat analisa ini agar penulis dapat
membuktikan bahwa temperatur udara yang masuk ke turbin sangat berpengaruh
pada output atau beban turbin. Dan hal ini dapat dibuktikan dengan mengamati sensor
pada bagian turbin. Dengan menganalisa hasil dari pembacaan sensor tersebut, maka
dapat ditarik kesimpulan bahwa temperatur udara pada udara ambien sangat
berpengaruh terhadap hasil output pembakarannya.
Kata kunci : Temperatur, Udara Ambient, Kinerja Turbin
vi
ABSTRACT
Power plants in Indonesia have several kinds, including Gas Power Plant
(PLTG). One of them is PLTG Site Senipah. The PLTG uses 2 units of LM6000PG
GTG # 1 and GTG # 2. PLTG uses gas and air fuel so that the combustion results
from this machine is very environmentally friendly. In the process, this machine
requires clean air, because dirty air (there are smoke, dust particles, etc.) will cause
damage even can lead to fatal on the machine. The air entering the turbine will be
divided into 2, 80% as a cooling medium and 20% as fuel. The air sucked into the
turbine leads to the compression of the LPC compression valve (Low Pressure
Compressor) and is re-compressed in the HPC (High Pressure Compressor) section so
that the air temperature will rise, and a cooling system is required. To lower the
temperature of this air, sprayed water to the LPC so that the air temperature will be
lower which makes the oxygen content increases, and the combustion results will be
better. This temperature must be maintained so that the output or the resulting load
will be maximized. There are sensors in the turbine section of the LPC (T2 for
measuring ambient air), HPC (T25 for measuring air after cooling & T3 for
measuring final compression air) and exhaust combustion parts (T48 for measuring
temperatures after combustion) . The purpose of the authors to make this analysis so
that the authors can prove that the temperature of air into the turbine is very
influential on the output or turbine load. And this can be proven by observing the
sensors on the turbine. By analyzing the results of the sensor readings, it can be
concluded that the air temperature in the ambient air is very influential on the results
of the combustion output.
Keywords: Temperature, Ambient Air, Turbine Performance
Vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Proposal
Tugas Akhir ini dengan judul “ANALISA TEMPERATUR UDARA AMBIEN
TERHADAP KINERJA TURBIN GAS LM6000 PG DI PLTG SENIPAH
KALIMANTAN TIMUR.
Pembuatan proposal tugas akhir merupakan sebuah rencana dari pembuatan
Tugas Akhir yang akan menjadi syarat kelulusan pada program D3 atau sebuah
pengajuan judul untuk Tugas Akhir yang akan di buat.
Dengan selesainya proposal Tugas Akhir ini tidak terlepas dari bantuan banyak
pihak. Untuk itu penulis mengucapkan banyak terima kasih, kepada:
1. Bapak Ramli S.T., M.M.selaku Direktur Politeknik Negeri Balikpapan.
2. Bapak Zulkkifli, ST, MT.selaku Kaprodi Jurusan Teknik Mesin Alat Berat.
3. Bapak Ida Bagus Dharmawan, S.T. M.Si. selaku Dosen Pembimbing 1 atas
bimbingan dan saran-sarannya.
4. Bapak Mohamad Mohamad Amin, S.Pd.T., M.PFis selaku Dosen Pembimbing 2
atas bimbingan dan saran-sarannya.
5. Seluruh Mahasiswa Politeknik Negeri Balikpapan terutama Jurusan Teknik Mesin
Alat Berat atas seluruh bantuannya.
6. Kedua Orang Tua dan Saudara-Sudara ku Tercinta atas doa dan motivasi..
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari Proposal ini. Mengingat
kurangnya pengetahuan dan pengalaman penulis, oleh karena itu kritik dan saran
sangat penulis harapkan demi kesempurnaan tugas akhir ini.
Balikpapan, 5 Mei 2017
Ahmad Shaleh
viii
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL ..................................................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................................... ii
SURAT PERNYATAAN ...................................................................................... iii
LEMBAR PERSEMBAHAN ................................................................................ iv
SURAT PERNYATAAN ........................................................................................ v
ABSTRAK .............................................................................................................. vi
KATA PENGANTAR ........................................................................................... vii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ viii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... x
DAFTAR TABEL .................................................................................................. xi
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 2
1.3 Batasan Masalah ................................................................................................. 2
1.4 Tujuan Penelitian ................................................................................................ 3
1.5 Manfaat Penelitian .............................................................................................. 3
1.6 Statistika Penulisan ............................................................................................. 3
BAB II LANDASAN TEORI .................................................................................. 5
2.1 Penjelasan Umum ............................................................................................... 5
2.2 Pengertian Turbin Gas ......................................................................................... 6
2.3 Prinsip Kerja Turbin ............................................................................................ 7
2.4 Klasifikasi Turbin Gas ........................................................................................ 9
2.5 Siklus Turbin Gas ..............................................................................................12
2.6 Komponen Utama Turbin Gas ............................................................................14
2.6.1 Air Inlet Section ..............................................................................................14
ix
2.6.2 Compressor Section ........................................................................................15
2.6.3 Combustion Section ........................................................................................15
2.6.4 Turbine Section ...............................................................................................16
2.6.5 Exhaust Section ...............................................................................................17
2.6.6 Komponen Penunjang .....................................................................................17
2.7 Bahan Bakar Turbin Gas ....................................................................................19
2.8 Proses Pembakaran Turbin .................................................................................21
2.9 Aplikasi Turbin Gas ...........................................................................................22
2.10 Udara Ambien ..................................................................................................23
2.11 Water Wash .....................................................................................................24
2.12 Komposisi Gas .................................................................................................25
BAB III METODE PENELITIAN ........................................................................26
3.1 Jenis Penelitian ..................................................................................................26
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................................26
3.3 Tehnik Pengumpulan Data .................................................................................26
3.4 Diagram Alur Metode Penelitian ........................................................................28
3.5 Identifikasi dan Perumusan Masalah ..................................................................28
3.6 Tahap Perumusan Masalah .................................................................................29
3.7 Tahap Pengumpulan Data...................................................................................29
3.8 Tahap Pengolahan Data ......................................................................................29
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................................33
4.1 Hasil Penelitian ..................................................................................................33
4.2 Pembahasan .......................................................................................................43
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................................48
5.1 Kesimpulan ........................................................................................................48
5.2 Saran ..................................................................................................................48
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................49
LAMPIRAN ...........................................................................................................50
x
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.1 Turbin LM6000 PG 1
Gambar 2.1 Mesin Pembakaran Dalam (Turbin dan Motor Bakar) 7
Gambar 2.2 Bagian – Bagian Pada Turbin Gas 8
Gambar 2.3 Turbin Gas Siklus Terbuka 9
Gambar 2.4 Turbin Gas Poros Tunggal 10
Gambar 2.5 Turbin Gas Poros Ganda 11
Gambar 2.6 Industrial Heavy Duty Gas Turbine 11
Gambar 2.7 Aircraft-derivative Gas Turbine 12
Gambar 2.8 Sistem Turbin Gas, Diagram P-v, Diagram T-s 13
Gambar 2.9 Ruang bakar dan Proses Pembakaran Turbin gas 21
Gambar 2.10 Prinsip Kerja Unit Pembangkit Turbin Gas 23
Gambar 2.11 Proses Pengukuran Kejernihan dan Kandungan Dari Air Buangan
Water Wash 27
Gambar 4.1 Filter Housing 30
Gambar 4.2 Pemasangan Canister Pada Filter Housing 30
Gambar 4.3 Canister Tidak Layak Pakai 31
Gambar 4.4 Tampilan Main Screen Pada Panel HMI 32
Gambar 4.5 Tampilan Turbine Overview Pada Panel HMI 32
Gambar 4.6 Grafik Perbedaan Temperatur Pada Sensor T2 34
Gambar 4.7 Grafik Perbedaan Temperatur Pada Sensor T25 35
Gambar 4.8 Grafik Perbedaan Temperatur Pada Sensor T3 35
Gambar 4.9 Grafik Perbedaan Temperatur Pada Sensor T48 36
Gambar 4.10 Grafik Output Turbin 38
Gambar 4.11 Grafik Gabungan Antara T2 Dengan Output Turbin 39
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Unsur Yang Terkandung Dalam Udara Ambien 2
Tabel 2.2 Daftar Kandungan Gas Yang Digunakan Sebagai Bahan Bakar 27
Tabel 3.1 Pengelompokkan Data 27
Tabel 4.1 Temperatur Udara Yang Berada Di Intake, Exhaust Combustion
Chamber Dan Output / Beban Yang Dihasilkan 34
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 ScreenShoot Turbine Overview tanggal 16 Juli 2016 Pukul 03.00 50
Lampiran 2 ScreenShoot Turbine Overview tanggal 16 Juli 2016 Pukul 08.00 51
Lampiran 3 ScreenShoot Turbine Overview tanggal 16 Juli 2016 Pukul 15.00 52
Lampiran 4 ScreenShoot Turbine Overview tanggal 16 Agustus 2016
Pukul 03.00 53
Lampiran 5 ScreenShoot Turbine Overview tanggal 16 Agustus 2016
Pukul 08.00 54
Lampiran 6 ScreenShoot Turbine Overview tanggal 16 Agustus 2016
Pukul 15.0 55
Lampiran 7 ScreenShoot Turbine Overview tanggal 16 September 2016
Pukul 03.00 56
Lampiran 8 ScreenShoot Turbine Overview tanggal 16 September 2016
Pukul 08.00 57
Lampiran 9 ScreenShoot Turbine Overview tanggal 16 September 2016
Pukul 15.00 58
Lampiran 10 ScreenShoot Turbine Overview tanggal 16 Oktober 2016
Pukul 03.00 59
Lampiran 11 ScreenShoot Turbine Overview tanggal 16 Oktober 2016
Pukul 08.00 60
Lampiran 12 ScreenShoot Turbine Overview tanggal 16 Oktober 2016
Pukul 15.00 61
Lampiran 13 ScreenShoot Turbine Overview tanggal 16 November 2016
Pukul 03.00 62
xiii
Lampiran 14 ScreenShoot Turbine Overview tanggal 16 November 2016
Pukul 08.00 63
Lampiran 15 ScreenShoot Turbine Overview tanggal 16 November 2016
Pukul 15.00 64
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dewasa ini, perusahaan pembangkit listrik sudah menggunakan beberapa metode
sebagai pembangkit listrik seperti Diesel dengan bahan bakar solar, turbin air dengan
didorong oleh tenaga air, turbin uap yang didorong oleh tenaga panas bumi atau uap
air, atau turbin gas yang didorong oleh pembakaran bahan bakar gas. Turbin yang
menggunakan gas ini adalah Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG). PLTG Senipah
ini berada di bawah naungan PT. KEP menggunakan mesin yang memanfaatkan gas
sebagai bahan bakarnya, sehingga peranan gas dan udara sangat penting dalam proses
ini. PLTG Site Senipah adalah salah satu Pembangkit yang menggunakan mesin Jet
LM6000 PG buatan Jerman yang baru saja dicoba di Indonesia, khususnya di PLTG
Senipah ini.
Gambar 1.1 Turbin LM6000 PG
(Sumber : http://www.pennenergy.com/articles/pennenergy/2013/06/ge-
aeroderivative-gas-turbine-marks-major-milestones.html)
2
Udara merupakan salah satu peranan penting dalam kehidupan manusia. Udara pada
saat pagi hari, siang dan malam mempunyai kerapatan molekul udara yang berbeda,
karena adanya temperatur. Inilah yang menyebabkan udara pada saat malam hari
terasa lebih dingin dibandingkan siang hari, karena udara tersebut mengandung
oksigen lebih banyak ketimbang udara pada siang hari, karena adanya temperatur
tadi. Udara yang memiliki temperatur dingin atau rendah, memiliki kerapatan
molekul oksigen yang lebih tinggi sehingga menyebabkan pembakaran pada ruang
bakar turbin menjadi lebih baik dan maksimal. Pada siang hari kerapatan molekul
oksigen lebih sedikit atau renggang dibandingkan dengan malam hari, sehingga
diperlukan system pendinginan yang akan membuat temperatur udara yang masuk ke
ruang turbin menjadi lebih dingin dan memiliki ikatan oksigen yang lebih baik untuk
mencapai hasil pembakaran yang maksimal dan memberikan output yang lebih besar.
Penulis tertarik dengan pembahasan ini karena penulis ingin menganalisa apakah
temperatur udara yang masuk ke ruang bakar akan berpengaruh dengan hasil output
atau beban pada turbin, dan dampak yang ditimbulkan jika udara yang masuk ke
ruang bakar kurang mendukung seperti panas. Penulis juga akan menganalisa apakah
temperatur udara ambien dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor dari luar, dan berapa
komposisi yang tepat agar menghasilkan output turbin yang baik dan maksimal. Dan
apa yang dilakukan ketika temperatur udara ambien tinggi.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian – uraian yang telah dijelaskan di latar belakang, maka
disimpulkkan beberapa hal yang akan dijadikan rumusan masalah. Hal tersebut
adalah sebagai berikut :
1. Apa pengaruh dari temperatur udara ambien dengan proses pembakaran turbin di
dalam ruang bakar turbin?
2. Bagaimana cara menanggulangi jika udara ambien pada turbin kurang mendukung,
seperti udara yang memiliki temperatur tinggi?
3
3. Apa saja penyebab perubahan temperatur pada udara ambien sebelum memasuki
turbin gas?
1.3 Batasan Masalah
Dalam penulisan karya ilmiah ini, demi mencegah terjadinya pembahasan yang
kompleks dan luas, maka penulis hanya membahas tentang udara ambien dan sistem
kerja turbin gas secara singkat dengan temuan data yang diperoleh di lapangan pada
unit LM6000 PG.
1.4 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penulis melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Dapat mengetahui seberapa besar output yang ditimbulkan oleh dari udara yang
memiliki temperatur yang berbeda.
2. Menganalisa seberapa jauh perbedaan temperatur udara yang masuk ke turbin pada
saat pagi, siang dan malam hari.
3. Mengetahui penyebab kenaikkan temperatur pada udara ambien di sekitar turbin.
1.5 Manfaat Penelitian
Penulis berharap bahwa tugas akhir ini memiliki manfaat diantaranya :
1. Dapat memberikan kontribusi kepada perusahaan yang pernah penulis datangi
sebagai tempat On The Job Training (OJT) yaitu PLTG Senipah.
2. Memberikan pengetahuan lebih terhadap komposisi udara ambien dan
kandungngannya.
3. Sebagai langkah awal yang dapat dilakukan ketika udara ambien yang berada dalam
ruang bakar memberikan dampak berbeda ketika ikatan oksigennya tinggi atau
rendah, sehingga dapat membuat output tenaga lebih baik dan maksimal.
4
1.6 Statistika Penulisan
Agar mempermudah pembacaan dan lebih terarah dalam membaca laporan tugas
akhir ini, maka penulis menyusun tugas akhir ini dalam 5 bab. Sistematika penulis
dari laporan tugas akhir ini adalah sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bagian ini terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian dan sistematika.
BAB II : LANDAAN TEORI
Merupakan uraian – uraian pendukung yang berhubungan dengan proses pengolahan
data dan dalam usaha pemecahan masalah tugas akhir ini.
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
Di dalam bab ini disajikan secara sederhana menguraikan variabel penelitian dan
definisi cara operasional. Penentuan sampel, jenis dan sumber data, metode
pengumpulan data, dan metode anilisi yang digunakan dalam penelitian.
BAB IV : HASIL PEMBAHASAN
Di dalam bab ini diuraikan deskripsi objek penelitian analisis data dan pembahasan
hasil penelitian.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Di dalam bab ini disajikan kesimpulan berdasarkan hasil analisa yang merupakan
jawaban dari perumusan masalah yang ada dan saran yang dapat digunakan
kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA
Memuat daftar – daftar referensi yang digunakan penulis dalam menyusun tugas akhir
ini.
LAMPIRAN
Berisi lampiran – lampiran data.
5
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Penjelasan Umum
PLTG Senipah adalah sebuah perusahaan yang beralamat di Jl. Raya Balikpapan
– Handil KM 67 Senipah Kutai Kartanegara. PLTG Senipah dibawah naungan dari
GE (General Energy) bergerak di bidang listrik. PLTG Senipah menggunakan bahan
bakar berupa Gas sebagai bahan baku utama proses pembuatan listrik. Gas ini
dipasok dari PT. TOTAL yang setiap hari digunakan sebanyak ± 20.000 mmbtud.
PLTG Senipah menggunakan 2 buah unit yaitu GTG #1 dan GTG #2. Setiap hari
PLTG Senipah dapat memasok energi listrik sebesar 82 MW setiap hari. PLTG
Senipah sudah berdiri sejak 2011 dan memiliki karyawan sejumlah 52 orang. PLTG
Senipah ini merupakan Kerja Sama Operasi dari PT. Energi Prima Sejahtera dan PT.
WIKA Rekayasa Konstruksi. Turbin Gas yang dipakai oleh PLTG Senipah ini adalah
LM6000 PG dimana turbin jenis ini baru yang digunakan kedua di dunia setelah
negara Jerman.
Turbin gas adalah sebuah mesin berputar yang mengambil energi dari arus gas
pembakaran. Turbin memiliki kompresor yang dipasangkan dengan turbin serta
memiliki bilik pembakaran di bagian tengahnya. Energi ditambahkan di arus gas di
pembakaran, dimana udara dicampur dengan bahan bakar dan dinyalakan.
Pembakaran meningkatkan suhu, kecepatan dan volume dari aliran gas. Kemudian
diarahkan melalui sebuah penyebar (Nozzle) melalui baling-baling turbin, dan
mentenagai kompresor. Energi diambil dari bentuk tenaga shaft, udara terkompresi
dan dorongan, dalam segala kombinasi, dan digunakan untuk menggerakkan pesawat
terbang, kereta, kapal, generator dan bahkan tank.
Di dalam turbin gas energi kinetik dikonversikan menjadi energi mekanik berupa
putaran yang menggerakkan roda turbin sehingga menghasilkan daya. Bagian turbin
yang berputar disebut rotor atau roda turbin dan bagian turbin yang diam disebut
stator atau rumah turbin. Rotor memutar poros daya yang menggerakkan beban
(Generator listrik, pompa, kompresor atau yang lainnya_. Turbin gas merupakan
6
salah satu komponen dari suatu sistem turbin gas. Sistem turbin gas yang paling
sederhana terdiri dari tiga komponen yaitu kompresor, ruang bakar dan turbin gas.
Menurut Dr. J. T. Retaliatta, sistem turbin gas ternyata sudah dikenal pada jaman
“Hero of Alexandria”. Desain pertama turbin gas dibuat oleh John Barber, seorang
Inggris pada tahun 1791. Sistem tersebut bekerja dengan gas hasil pembakaran batu
bara, kayu atau minyak, kompresornya digerakkan oleh turbin dengan perantaraan
rantai roda gigi. Pada tahun 1872, Dr. F. Stolze merancang sistem turbin gas yang
menggunakan kompresor aksial bertingkat ganda yang digerakkan langsung oleh
turbin reaksi tingkat ganda. Pada tahun 1908, sesuai dengan konsepsi H. Holzworth,
dibuat suatu sistem turbin gas yang mencoba menggunakan proses pembakaran pada
volume konstan. Tetapi usaha tersebut dihentikan karena terbentur pada masalah
konstruksi ruang bakar dan tekanan gas pembakaran yang berubah sesuai beban.
Tahun 1904, “Societe des Turbomoteurs” di Paris membuat suatu sistem turbin gas
yang instruksinya berdasarkan ruang bakar desain Armen Gaud dan Lemate yang
menggunakan bahan bakar cair. Temperatur gas pembakaran yang masuk sekitar 450º
C dengan tekanan 45 atm dan kompresornya langsung digerakkan oleh turbin.
Selanjutnya, perkembangan sistem turbin gas berjalan lambat hingga tahun 1935
sistem turbin gas mengalami perkembangan yang pesat dimana diperoleh efisiensi
sebesar ± 15%. Pesawat pancar gas yang pertama diselesaikan oleh “British Thomson
Houston Co” pada tahun 1937 sesuai dengan konsepsi Frank Whittle (Tahun 1930).
Saat ini sistem turbin gas telah banyak diterapkan untuk berbagai keperluan seperti
mesin penggerak generator listrik, mesin industry, pesawat terbang dan lainnya.
Sistem turbin gas dapat dipasang dengan cepat dan biaya investasi yang relatif rendah
jika dibandingkan dengan instalasi turbin uap dan motor diesel untuk pusat tenaga
listrik.
2.2 Pengertian Turbin Gas
Turbin gas adalah sebuah mesin panas pembakaran dalam, proses kerjanya
seperti motor bakar yaitu udara atmosfer dihisap masuk kompresor dan dikompresi,
kemudian udara dimampatkan dan masuk ke ruang bakar dan dipakai untuk proses
7
pembakaran, sehingga diperoleh suatu energi panas yang besar. Energi panas tersebut
diekspansikan pada turbin dan menghasilkan energi mekanik pada poros. Sisa gas
pembakaran yang keluar turbin menjadi energi dorong (turbin gas pesawat terbang).
Jadi jelas bahwa turbin gas adalah mesin yang dapat mengubah energi panas menjadi
energi mekanik atau dorong. Persamaan turbin gas dengan motor bakar adalah pada
proses pembakarannya yang terjadi di dalam mesin itu sendiri.
Disamping itu, proses kerjanya adalah sama yaitu : Hisap, Kompresi,
Pembakaran, Ekspansi dan Buang. Perbedaannya adalah terletak pada konstruksinya.
Motor bakar kebanyakan bekerja gerak bolak-balik (Reciprocating) sedangkan turbin
gas adalah mesin rotasi, proses kerja motor bakar bertahap (intermiten), untuk turbin
gas adalah kontinyu atau terus menerus dan gas buang pada motor bakar tidak pernah
dipakai untuk gaya dorong.
Gambar 2.1 Mesin Pembakaran Dalam (Turbin dan Motor Bakar)
(Sumber : http://dokumen.tips/documents/makalah-turbin-gas.html#)
Turbin gas bekerja secara kontinyu, tidak bertahap, semua proses yaitu hisap,
kompresi, pembakaran dan buang adalah berlangsung bersamaan. Pada motor bakar
yang prosesnya bertahap yaitu yang dinamakan langkah, yaitu langkah hisap,
kompresi, pembakaran, ekspansi dan langkah buang. Antara langkah satu dan lainnya
saling bergantung dan bekerja bergantian. Pada proses ekspansi turbin gas, terjadi
perubahan energi dari energi panas menjadi energi mekanik putaran poros turbin,
8
sedangkan pada motor bakar pada langkah ekspansi terjadi perubahan dari energi
panas menjadi energi mekanik gerak bolak-balik torak. Dengan kondisi tersebut,
turbin gas bekerja lebih halus dan tidak banyak getaran.
2.3 Prinsip Kerja Turbin Gas
Udara masuk kedalam kompresor melalui saluran masuk udara (inlet).
Kompresor berfungsi untuk menghisap dan menaikkan tekanan udara tersebut,
sehingga temperatur udara juga meningkat. Kemudian udara bertekanan ini masuk
kedalam ruang bakar. Di dalam ruang bakar dilakukan proses pembakaran dengan
cara mencampurkan udara bertekanan dan bahan bakar. Proses pembakaran tersebut
berlangsung dalam keadaan tekanan konstan sehingga dapat dikatakan ruang bakar
hanya untuk menaikkan temperatur. Gas hasil pembakaran tersebut dialirkan ke
turbin gas melalui suatu nozel yang berfungsi untuk mengarahkan aliran tersebut ke
sudu-sudu turbin. Daya yang dihasilkan oleh turbin gas tersebut digunakan untuk
memutar kompresornya sendiri dan memutar beban lainnya seperti generator listrik,
dan lain-lain. Setelah melewati turbin ini,gas akan dibuang keluar melalui saluran
buang (exhaust).
Gambar 2.2 Bagian-Bagian pada Turbin Gas
(Sumber : http://dokumen.tips/documents/makalah-turbin-gas.html#)
Secara umum proses yang terjadi pada suatu sistem turbin gas adalah sebagai
berikut :
9
1. Pemampatan (Compression) = Udara dihisap dan dimampatkan
2. Pembakaran (Combustion) = Bahan bakar dicampurkan ke dalam ruang
bakar dengan udara yang dibakar.
3. Pemuaian (Expansion) = Gas hasil pembakaran memuai dan mengalir
keluar melalui nozel.
4. Pembuangan Gas (Exhaust) = Gas hasil pembakaran dikeluarkan lewat
saluran pembuangan
Pada kenyataannya, tidak ada proses yang selalu ideal, tetap terjadi kerugian-
kerugian yang dapat menyebabkan turunnya daya yang dihasilkan oleh turbin gas dan
berakibat pada menurunnya performa turbin gas itu sendiri. Kerugian-kerugian
tersebut dapat terjadi pada ketiga komponen sistem turbin gas.
Sebab-sebab terjadinya kerugian antara lain :
1. Adanya gesekan fluida yang menyebabkan terjadinya kerugian tekanan (Pressure
Losses) di ruang bakar.
2. Adanya kerja yang berlebih waktu proses kompresi yang menyebabkan
terjadinya gesekan antara bantalan turbin dengan angin.
3. Berubahnya nilai Cp dari fluida kerja akibat terjadinya perubahan temperatur dan
perubahan komposisi kimia dari fluida kerja.
4. Adanya Mechanical Loss, dan sebagainya.
2.4 Klasifikasi Turbin Gas
Turbin gas dapat dibedakan berdasarkan siklusnya, kontruksi poros dan lainnya.
Menurut siklusnya turbin gas terdiri dari ;
a. Turbin Gas Siklus Terbuka (Open Cycle)
10
Gambar 2.3 Turbin Gas Siklus Terbuka
(Sumber : http://dokumen.tips/documents/makalah-turbin-gas.html#)
Sebuah turbin gas siklus terbuka sederhana terdiri dari kompresor, ruang bakar
dan turbin. Kompresor mengambil udara ambien dan menaikkan tekanannya. Panas
ditambahkan pada udara di ruang bakar dengan membakar bahan bakar dan
meningkatkan suhunya.
Gas-gas yang dipanaskan keluar dari ruang pembakaran yang kemudian
diekspansi ke turbin membuat mekanik kerja. Selanjutnya daya yang dihasilkan oleh
turbin digunakan untuk mendorong kompresor dan sisanya digunakan untuk
digantikan terus-menerus. Jenis siklus ini dikenal sebagai siklus turbin gas terbuka
dan umum digunakan disebagian besar pembangkit listrik turbin gas karena memiliki
banyak kelebihan.
Sangat penting mencegah debu memasuki kompresor untuk meminimalkan erosi
dan deposisi pada bilah dan bagian-bagian kompresor dan turbin yang dapat merusak
profil dan efisiensinya. Pengendapan karbon dan abu pada bilah turbin sama sekali
tidak diinginkan karena akan mengurangi efisiensi turbin.
11
Gambar 2.4 Turbin Gas Poros Tunggal (Single Shaft)
(Sumber : http://dokumen.tips/documents/makalah-turbin-gas.html#)
b. Turbin Gas Poros Ganda (Double Shaft)
Turbin jenis ini merupakan turbin gas yang terdiri dari turbin bertekanan tinggi
dan turbin bertekanan rendah, dimana turbin gas ini digunakan untuk menggerakkan
beban yang berubah seperti kompresor pada unit proses.
Gambar 2.5 Turbin Gas Poros Ganda (Double Shaft)
(Sumber : http://dokumen.tips/documents/makalah-turbin-gas.html#)
Berdasarkan aplikasi dari turbin gas, diklasifikasikan dalam dua jenis, yaitu :
a. Industrial Heavy-duty Gas Turbin
1. Daya keluaran yang besar
2. Berumur panjang
3. Memiliki efisiensi paling tinggi dibanding tipe turbin gas lain.
4. Tidak berisik dibandingkan dengan aircraft-derivative gas turbin.
12
Gambar 2.6 Industrial heavy duty gas turbine
(Sumber : http://dokumen.tips/documents/makalah-turbin-gas.html#)
b. Aircraft-derivative gas turbine
1. Paling banyak digunakan pada Power Plant.
2. Biaya instalasi yang relatif murah.
3. Peralatan start-up membutuhkan daya yang kecil.
4. Proses start-up dan shut-down dapat dilakukan dengan cepat.
5. Dapat menangani fluktuasi perubahan beban dengan baik.
Gambar 2.7 Aircraft-derivative gas turbine
(Sumber : http://dokumen.tips/documents/makalah-turbin-gas.html#)
Berdasarkan kapasitas, turbin gas diklasifikasikan dalam dua jenis, yaitu :
a. Medium-range Gas Turbin
1. Kapasitas berkisar antara 5000 – 15.000 HP (3,7 – 11,2 MW)
2. Memiliki efisiensi yang cukup tinggi.
13
3. Pada kompresor terdapat 10 – 16 tingkat sudu, dengan rasio tekanan sekitar 5
– 11 psi.
4. Biasanya menggunakan generator untuk meningkatkan efisiensi.
b. Small Gas Turbine
1. Kapasitas dibawah 500 HP (3,7 MW)
2. Biasanya menggunakan kompresor sentrifugal.
3. Memiliki efisiensi sekitar 20% karena :
2.5 Siklus Turbin Gas
Tiga siklus turbin gas yang dikenal secara umum, yaitu :
a. Siklus Ericson
Merupakan siklus mesin kalor yang dapat balik (reversible) yang terdiri dari dua
proses isotermis dapat balik (reversible isotermic) dan dua proses isobarik balik
(reversible isobaric).
Proses perpindahan panas pada proses isobarik berlangsung di dalam komponen
internal (regenerator), dimana efisiensi termalnya adalah : hth = 1 – 𝑇1
𝑇ℎ, dimana T1 =
temperatur buang dan Th = temperatur panas.
(Sumber http://dokumen.tips/documents/makalah-turbin-gas.html#)
b. Siklus Stirling
Merupakan siklus mesin kalor dapat balik, yang terdiri dari dua proses isotermis
dapat balik (isothermal reversible) dengan volume tetap (isokhorik). Efisiensi
termalnya sama dengan efisiensi termal pada siklus Ericson.
c. Siklus Brayton
Siklus ini merupakan siklus daya termodinamika ideal untuk turbin gas, sehingga
saat ini siklus ini yang sangat popular digunakan oleh pembuat mesin turbin atau
manufacturer dalam analisa untuk performance upgrading. Siklus Brayton ini terdiri
dari proses kompresi isentropic yang diakhiri dengan proses pelepasan panas pada
tekanan konstan. Pada siklus Brayton tiap-tiap keadaan proses dapat dianalisa secara
berikut :
14
Gambar 2.8 Sistem Turbin Gas, Diagram P-v, Diagram T-s
(Sumber : http://dokumen.tips/documents/makalah-turbin-gas.html#)
1. Proses 1 ke 2 (Kompresi isentropic)
Kerja yang dibutuhkan oleh kompresor : Wc = ma (h2 – h1)
2. Proses 2 ke 3
Pemasukan bahan bakar pada tekanan konstan. Jumlah kalor yang dihasilkan : Qa
= (ma + mf) (h3 – h2)
3. Proses 3 ke 4
Ekspansi isentropic didalam turbin. Daya yang dibutuhkan turbin : WT = (ma +
mf) (h3 – h4).
4. Proses 4 ke 1
Pembuangan panas pada tekanan konstan ke udara. Jumlah kalor yang dilepas :
QR = (ma + mf) (h4 – h1)
(Sumber : http://dokumen.tips/documents/makalah-turbin-gas.html#)
2.6 Komponen Utama Turbin Gas
Turbin gas tersusun atas komponen – komponen utama seperti air inlet section,
kompresor section, combustion section, turbine section, dan exhaust section.
Sedangkan komponen pendukung turbin gas adalah starting equipment, lube-oil
sistem, cooling sistem, dan beberapa komponen pendukung lainnya. Berikut ini
penjelasan tentang komponen utama turbin gas :
15
2.6.1 Air Inlet Section
Berfungsi untuk menyaring kotoran dan debu yang terbawa dalam udara sebelum
masuk ke kompresor. Bagian ini terdiri dari :
1. Air Inlet Housing, merupakan tempat udara masuk dimana di dalamnya
terdapat peralatan pembersih udara.
2. Inertia Separator, berfungsi untuk membersihkan debu-debu atau partikel
yang terbawa bersama udara masuk.
3. Pre-Filter, merupakan penyaring udara awal yang dipasang pada inlet house.
4. Main Filter, merupakan penyaring utama yang terdapat pada bagian dalam
inlet house, udara yang telah melewati penyaring ini masuk ke dalam
kompresor aksial.
5. Inlet Bellmouth, berfungsi untuk membagi udara agar merata pada saat
memasuki ruang kompresor.
6. Inlet Guide Vane, merupakan blade yang berfungsi sebagai pengatur jumlah
udara yang masuk agar sesuai dengan yang diperlukan.
2.6.2 Kompresor Section
Komponen utama pada bagian ini adalah aksial flow kompresor, berfungsi untuk
mengkompresikan udara yang berasal dari inlet air section sehingga bertekanan tinggi
sehingga pada saat terjadi pembakaran dapat menghasilkan gas panas berkecepatan
tinggi yang dapat menimbulkan daya output yang besar. Aksial flow kompresor terdiri
dari dua bagian yaitu :
1. Kompresor Rotor Assembly. Merupakan bagian dari kompresor aksial yang
berputar pada porosnya. Rotor ini memiliki 17 tingkat sudu yang
mengompresikan aliran udara secara aksial dari 1 atm menjadi 17 kalinya
sehingga diperoleh udara yang bertekanan tinggi. Bagian ini tersusun dari
wheels, stubshaft, tie bolt, dan sudu-sudu yang disusun kosentris di sekeliling
sumbu rotor.
2. Kompresor Stator. Merupakan bagian dari casing gas turbin yang terdiri dari :
16
a. Inlet Casing, merupakan bagian dari casing yang mengarahkan udara
masuk ke inlet bellmouth dan selanjutnya masuk ke inlet guide vane.
b. Forward Kompresor Casing, bagian casing yang didalamnya terdapat
empat stage kompresor blade.
c. After Casing, bagian casing yang didalamnya terdapat compressor blade
tingkat 5 – 10.
d. Discharge Casing, merupakan bagian casing yang berfungsi sebagai
tempat keluarnya udara yang telah dikompresi.
2.6.3 Combustion Section
Pada bagian ini terjadi proses pembakaran antara bahan bakar dengan fluida kerja
yang berupa udara bertekanan tinggi dan bersuhu tinggi. Hasil pembakaran ini berupa
energi panas yang diubah menjadi energi kinetik dengan mengarahkan udara panas
tersebut ke transition pieces yang juga berfungsi sebagai nozzle. Fungsi dari
keseluruhan sistem adalah untuk mensuplai energi panas ke siklus turbin. Sistem
pembakaran ini terdiri dari komponen – komponen berikut yang jumlahnya bervariasi
tergantung besar frame dan penggunaan turbin gas. Komponen – komponen itu
adalah :
1. Combustion chamber, berfungsi sebagai tempat terjadinya pencampuran antara
udara yang telah dikompresi dengan bahan bakar yang masuk.
2. Combustion Liners, terdapat didalam combustion chamber yang berfungsi
sebagai tempat berlangsungnya pembakaran.
3. Fuel Nozzle, berfungsi sebagai tempat masuknya bahan bakar ke dalam
combustion liner.
4. Ignitors (Spark Plug), berfungsi untuk memercikkan bunga api kedalam
combustion chamber sehingga campuran bahan bakar dan udara dapat terbakar.
5. Transition Fieces, berfungsi untuk mengarahkan dan membentuk aliran gas
panas agar sesuai dengan ukuran nozzle dan sudu-sudu turbin gas.
6. Cross Fire Tubes, berfungsi untuk meratakan nyala api pada semua combustion
chamber.
17
7. Flame Detector, merupakan alat yang dipasang untuk mendeteksi proses
pembakaran terjadi.
2.6.4 Turbin Section
Turbin section merupakan tempat terjadinya konversi energi kinetik menjadi
energi mekanik yang digunakan sebagai penggerak kompresor aksial dan
perlengkapan lainnya. Dari daya total yang dihasilkan kira-kira 60% digunakan untuk
memutar kompresornya sendiri, dan sisanya digunakan untuk kerja yang dibutuhkan.
Komponen – komponen pada turbin section adalah sebagai berikut :
1. Turbin Rotor Case
2. First Stage Nozzle, yang berfungsi untuk mengarahkan gas panas ke first stage
turbine wheel.
3. First Stage Turbine Wheel, berfungsi untuk mengkonversikan energi kinetik
dari aliran udara yang berkecepatan tinggi menjadi energi mekanik berupa
putaran rotor.
4. Second Stage Nozzle dan Dafragma, berfungsi untuk mengatur aliran gas panas
ke second stage turbine wheel, sedangkan diafragma berfungsi untuk
memisahkan kedua turbin wheel.
5. Second Stage Turbine, berfungsi untuk memanfaatkan energi kinetik yang
masih cukup besar dari first stage turbine untuk menghasilkan kecepatan putar
rotor yang lebih besar.
2.6.5 Exhaust Section
Exhasut section adalah bagian akhir turbin gas yang berfungsi sebagai saluran
pembuangan gas panas sisa yang keluar dari turbin gas. Exhaust section terdiri dari
beberapa bagian yaitu Exhaust Frame Assembly, dan Exhaust Stack. Gas keluar dari
turbin gas melalui exhaust diffuser pada exhaust frame assembly, lalu mengalir ke
exhaust plenum dan kemudian di difusikan dan dibuang ke atmosfir melalui exhaust
stack, sebelum dibuang ke atmosfir gas panas sisa tersebut diukur dengan exhaust
thermocouple dimana hasil pengukuran ini digunakan juga untuk data pengotrolan
18
temperatur dan proteksi temperature trip. Pada exhaust area terdapat 18 buah
thermokopel, yaitu 12 buah untuk temperature control dan 6 buah untuk temperature
trip.
2.6.6 Komponen Penunjang
Komponen yang menunjang dalam sistem turbin gas adalah sebagai berikut :
1. Starting Equipment
Berfungsi untuk melakukan start-up sebelum turbin bekerja. Jenis-jenis starting
equipment yang digunakan di unit-unit turbin gas pada umumnya adalah :
a. Diesel Engine, (PG – 9001A/B)
b. Inductor Motor, (PG – 9001 C/H dan KGT 4X01, 4X02 dan 4x03)
c. Gas Expansion Turbine (Starting Turbine).\
2. Coupling dan Accessory Gear
Berfungsi untuk memindahkan daya dan putaran dari poros yang bergerak ke
poros yang akan digerakkan. Ada tiga jenis coupling yang digunakan, yaitu:
a. Jaw Clutch, menghubungkan starting turbine dengan accessory gear dan HP
turbine rotor.
b. Accessory Gear Coupling, menghubungkan accessory gear dengan HP
turbine rotor.
c. Load Coupling, menghubungkan low pressure turbine dengan kompresor
beban.
3. Fuel Sistem
Bahan bakar yang digunakan berasal dari fuel gas sistem dengan tekanan sekitar
15 kg/cm2. Fuel gas yang digunakan sebagai bahan bakar harus bebas dari cairan
kondensat dan partikel – partikel padat. Untuk mendapatkan kondisi tersebut diatas
maka sistem ini dilengkapi dengan knock out drum yang berfungsi untuk
memisahkan cairan - cairan yang masih terdapat pada fuel gas.
19
4. Lube Oil Sistem
Lube Oil Sistem berfungsi untuk melakukan pelumasan secara terus menerus
pada setiap komponen sistem turbin gas. Lube oil disirkulasikan pada bagian-bagian
utama turbin gas dan trush bearing juga untuk accessory gear dan yang lainnya. Lube
oil system terdiri dari :
a. Oil Tank (Lube Oil Reservoir)
b. Oil Quantity
c. Pump
d. Filter Sistem
e. Valving Sistem
f. Piping Sistem
Pada turbin gas terdapat tiga buah pompa yang digunakan untuk mensuplai lube
oil guna keperluan lubrikasi, yaitu :
a. Main Lube Oil Pump, merupakan pompa utama yang digerakkan oleh HP shaft
pada gearbox yang mengatur tekanan discharge lube oil.
b. Auxiliary Lube Oil Pump, merupakan pompa lube oil yang digerakkan oleh
tenaga listrik, beroperasi apabila tekanan dari main pump turun.
c. Emergency Lube Oil Pump, merupakan pompa yang beroperasi jika kedua
pompa diatas tidak mampu menyediakan lube oil.
5. Cooling Sistem
Sistem pendingin yang digunakan pada turbin gas adalah air dan udara. Udara
dipakai untuk mendinginkan berbagai komponen pada section dan bearing.
Komponen – komponen utama dari cooling system adalah :
a. Offbase Water Cooling Unit
b. Lube Oil Cooler
c. Main Cooling Water Pump.
d. Temperature Regulation Valve
e. Auxiliary Water Pump
20
f. Low Cooling Water Pressure Swich
2.7 Bahan Bakar Turbin Gas
Bahan bakar untuk turbin gas harus memenuhi persyaratan tertentu sebelum
digunakan pada proses pembakaran. Persyaratan tersebut yaitu bahan bakar
mempunyai kadar abu yang tidak tinggi. Dengan alasan, bahan bakar yang
mempunyai kadar abu yang tinggi, pada proses pembakaran dihasilkan gas
pembakaran yang mengandung banyak partikel abu yang keras dan korosif. Gas
pembakaran dengan karakteristik tersebut, akan mengenai dan merusak sudu – sudu
turbin pada waktu proses ekspansi pada temperatur tinggi.
Dengan persyaratan tersebut, bahan bakar yang memenuhi persyaratan adalah
bahan bakar cair dan gas. Bahan bakar cair dan gas cenderung mempunyai kadar abu
yang rendah jika dibandingkan dengan bahan bakar padar, sehingga lebih aman
digunakan sebagai bahan bakar turbin gas.
Bahan bakar yang digunakan turbin gas pesawat terbang, persyaratan yang harus
dipenuhi lebih ketat, hal ini karena menyangkut faktor keamanan dan keberhasilan
selama turbin gas beroperasi. Adapun persyaratannya adalah :
a. Nilai kalor per satuan berat dari bahan bakar harus tinggi. Dengan jumlah bahan
bakar yang sedikit dan ringan namun nilai kalornya tinggi sangat menguntungkan
karena mengurangi berat pesawat terbang secara keseluruhan.
b. Kemampuan menguap (Volatility) dari bahan bakar tidak terlalu tinggi, oleh
karena pada harga volatility yang tinggi bahan bakar akan mudah sekali menguap,
terutama pada ketinggian tertentu. Hal ini akan membahayakan karena bahan
bakar menjadi mudah terbakar. Disamping itu, saluran bahan bakar mudah
tersumbat karena uap bahan bakar.
c. Kemurnian dan kestabilan bahan bakar harus terjamin, yaitu bahan bakar tidak
mudah mengendap, tidak banyak mengandung zat-zat seperti air, debu, dan
belerang. Kandungan zat-zat tersebut apabila terlalu banyak akan sangat
membahayakan pada proses pembakaran. Khusus untuk belerang, zait ini akan
korosif sekali pada material sudu turbin.
21
d. Flash point dan titik nyala tidak terlalu rendah, sehingga penyimpanan lebih lama.
e. Grade-nya harus tinggi, bahan bakar harus mempunyai kualitas yang bagus, tidak
banyak mengandung unsur – unsure yang merugikan seperti dyes dan tretaetyl
lead.
Dengan karakteristik bahan bakar untuk turbin gas pesawat terbang seperti yang
disebutkan di atas, terlihat bahwa bahan bakar tersebut adalah bermutu tinggi, untuk
menjamin faktor keamanan yang tinggi pada operasi turbin gas selama penerbangan.
Kegagalan operasi berakibat sangat fatal yaitu turbin gas mati, pesawat terbang
kehilangan gaya dorong, kondisi ini dapat dipastikan pesawat terbang akan jatuh.
Bahan bakar pesawat yang biasa digunakan adalah dari jenis gasoline dan kerosene
atau campuran keduanya, tentunya sudah dimurnikan dari unsur – unsur yang
merugikan. Sebagai contoh, standar yang dikeluarkan American Society for Tinting
Material Spesification (ASTM) seri D-1655, yaitu Jet A, Jet A1, Jet B. Notasi A, A,
dan B membedakan titik bekunya.
2.8 Proses Pembakaran Turbin Gas
Pada gambar, dapat dilihat dari konstruksi komponen ruang bakar, apabila
digambarkan ulang dengan proses pembakaran adalah sebagai berikut :
Gambar 2.9 Ruang Bakar dan Proses Pembakaran Turbin Gas
(Sumber : http://dokumen.tips/documents/makalah-turbin-gas.html#)
22
Proses pembakaran dari turbin gas adalah mirip dengan pembakaran mesin
diesel, yaitu proses pembakarannya pada tekanan konstan. Prosesnya adalah sebagai
berikut; udara mampat dari kompresor masuk ruang bakar, udara terbagi menjadi
dua,yaitu udara primer yang masuk saluran primer, berada pada satu tempat dengan
nozel, dan udara mampat sekunder yang lewat selubung luar ruang bakar. Udara
primer masuk ruang bakar melewati swirler, sehingga alirannya berputar. Bahan
bakar kemudian disemprotkan dari nozel ke zona primer, setelah keduanya bertemu,
terjadi pencampuran. Aliran udara primer yang berputar akan membantu proses
pencampuran, hal ini menyebabkan campuran lebih homogen, pembakaran lebih
sempurna. Udara sekunder yang masuk melalui lubang – lubang pada selubung luar
ruang bakar akan membantu proses pembakaran pada zona sekunder. Jadi, zona
sekunder akan menyempurnakan pembakaran dari zona primer.
Disamping untuk membantu proses pembakaran pada zona sekunder, udara
sekunder juga membantu pendinginan ruang bakar. Ruang bakar harus didinginkan,
karena dari proses pembakaran dihasilkan temperatur yang tinggi yang merusak
material ruang bakar. Maka, dengan cara pendinginan udara sekunder, temperatur
ruang bakar menjadi terkontrol dan tidak melebihi dari yang diijinkan. Pada gambar
diatas, terlihat zona terakhir adalah zona pencampuran (dilute zone), adalah zona
pencampuran gas pembakaran bertemperatur tinggi dengan sebagian udara sekunder.
Fungsi udara sekunder pada zona itu adalah mendinginkan gas pembakaran yang
bertemperatur tinggi menjadi temperatur yang aman apabila mengenai sudu – sudu
turbin ketika gas pembakaran berekspansi. Disamping itu, udara sekunder juga akan
menambah massa dari gas pembakaran sebelum masuk turbin. Dengan massa yang
lebih besar energi potensial gas pembakaran juga bertambah.
Proses pembakaran pada turbin gas memerlukan udara yang berlebih, biasanya
sampai 30% dari kondisi normal untuk proses pembakaran dengan jumlah bahan
bakar tertentu. Kondisi ini akan berkebalikan, apabila udara pembakaran terlalu
berlimpah (lebih dari 30%), udara justru akan mendinginkan proses pembakaran dan
mati, karena panas banyak terbuang keluar melalui gas bekas yang bercampur udara
23
dingin sekunder. Dengan pemikiran yang sama, apabila jumlah udara kurang dari
normal, yaitu overheating, material ruang bakar bakar dan sudu-sudu turbin bekerja
melampaui kekuatannya dan ruang bakar dapat pecah, hal ini berarti turbin gas
berhenti bekerja atau proses pembakaran berhenti.
2.9 Aplikasi Turbin Gas
Salah satu contoh aplikasi turbin gas yang digunakan adalah Pembangkit Listrik
Tenaga Gas (PLTG).
Gambar 2.10 Prinsip Kerja Unit Pembangkit Turbin Gas
(Sumber : http://dokumen.tips/documents/makalah-turbin-gas.html#)
Gambar diatas menunjukkan prinsip kerja PLTG. Udara masuk ke kompresor
untuk dinaikkan tekanannya, kemudian udara tersebut dialirkan ke ruang bakar.
Dalam ruang bakar, udara bertekanan ini dicampur dengan bahan bakar dan dibakar.
Apabila digunakan bahan bakar gas (BBG), maka gas dapat langsung dicampur
dengan udara untuk dibakar, tetapi apabila digunakan bahan bakar minyak (BBM),
maka BBM ini harus dijadikan kabut terlebih dahulu kemudian baru dicampur
dengan udara untuk dibakar. Teknik mencampur bahan bakar dengan udara dalam
ruang bakar sangat mempengaruhi efisiensi pembakaran. Pembakaran bahan bakar
dalam ruang bakar menghasilkan gas bersuhu tinggi. Gas hasil pembakaran ini
kemudian dialirkan menuju turbin untuk disemprotkan kepada sudu – sudu turbin
sehingga energi (enthalpy) gas ini dikonversikan menjadi energi mekanik dalam
24
turbin penggerak generator (dan kompresor udara) dan akhirnya generator
menghasilkan tenaga listrik.
2.10 Udara Ambien
Udara ambien adalah udara yang berada disekitar turbin. Udara ambien ini yang
nantinya akan digunakan oleh turbin sebagai bahan bakar. Maka dari itu, udara
ambien sangat berperan penting dalam proses pembakaran yang sempurna di dalam
turbin. Udara ambien itu sendiri memiliki beberapa kriteria, diantaranya sebagai
berikut :
Tabel 2.1 Unsur yang Terkandung dalam Udara Ambien (Keadaan Normal)
(Sumber :
https://belajar.kemdikbud.go.id/SumberBelajar/tampilajar.php?ver=12&idmateri=132
&lvl1=3&lvl2=2&lvl3=0&kl=7)
Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan temperatur udara ambien akan
mengalami kenaikkan atau penurunan. Faktor – faktor yang mempengaruhi tersebut
diantaranya:
a. Sinar Matahari
25
Sinar matahari merupakan salah satu penyebab naiknya temperatur udara ambien
yang berada di sekitar turbin. Pada saat siang hari, matahari akan memberikan panas
pada udara ambient yang disebabkan oleh radiasi yang terpancar dari matahari. Panas
ini diserap oleh bumi dan mengakibatkan temperatur udara akan naik. Matahari juga
menyebabkan terjadinya pagi, siang dan malam. Pada saat malam hari, tidak adanya
sinar matahari membuat temperatur udara ambien akan menjadi rendah. Pada saat
pagi hari, sinar matahari masih belum terlalu lama sehingga temperatur udara ambien
masih cenderung normal. Pada siang dan sore hari, posisi matahari berada di titik
tinggi, yang menyebabkan temperatur udara ambien akan mengalami kenaikkan suhu
sehingga temperatur udara ambient akan panas.
b. Faktor Geografis
Indonesia terletak di sekitar garis khatulistiwa, yang menyebabkan Indonesia
hanya memiliki 2 musim saja, musim panas dan musim hujan. Indonesia terletak di
bumi bagian tengah, yang membuat Indonesia menjadi beriklim tropis. Indonesia juga
termasuk dalam iklim tropis basah karena tingkat kelembaban udaranya diatas 90%
disertai curah hujan yang tinggi. Temperatur udara ambien udara tahunan adalah 18º
C dan dapat mencapai 38º C saat musim panas. Walaupun memiliki iklim tropis
basah, namun udara terkadang lebih hangat karena Indonesia memiliki daerah
perairan yang cukup luas yang mengakibatkan temperatur udara ambien akan terasa
lebih hangat.
c. Perubahan Cuaca
Perubahan cuaca juga bisa mempengaruhi temperatur udara ambien. Sebagai
contoh saat saat pagi hari, cuara cerah. Namun saat siang hari, cuaca menjadi hujan,
dengan demikian temperatur udara ambien di sekitar turbin akan menurun karena
hujan tersebut. Namun jika hujan terjadi saat pagi hari dan saat siang hari menjadi
cerah, maka temperatur udara ambien pada turbin akan lebih panas disebabkan oleh
naiknya uap air yang berada di permukaan. Naiknya uap air ini disebabkan oleh sinar
matahari yang memanaskan air hujan tadi. Musim panas dan musim hujan juga dapat
26
mempengaruhi temperatur udara ambien. Saat musim panas, temperatur udara ambien
relatif tinggi karena sinar matahari yang terpapar hampir di sepanjang hari. Namun
saat musim hujan, sinar matahari cenderung tertutup hujan, sehingga udara ambien
akan menjadi dingin.
Udara ambien juga memiliki zat pengotor turbin yang dapat menyebabkan plak
atau bahkan penyumbatan pada saluran masuk turbin. Salah satunya adalah asap.
Asap merupakan hasil pembakaran tidak sempurna yang mengandung minyak.
Minyak ini akan melekat pada sudu-sudu turbin dan membuat sudu turbin menjadi
berat dan sulit untuk memutar, sehingga beban akan lebih tinggi namun output yang
dihasilkan justru berkurang. Asap ini diperoleh dari berbagai sumber, salah satu
contohnya ialah pembakaran lahan gambut yang berada disekitar area PLTG atau
turbin. Ini akan menyebabkan udara akan tercemar dan turbin akan ‘kotor’ sehingga
diperlukan proses maintenance turbin yang dinamakan “Water Wash”.
2.11 Water Wash
Water Wash adalah sebuah treatment pada turbin dimana bagian dalam turbin
dicuci dengan larutan berupa air dan adrox. Adrox adalah semacam detergent turbin
yang tidak memiliki sifat korosif pada sudu-sudu turbin sehingga aman jika
diaplikasikan ke bagian dalam turbin. Water wash ini akan mencuci sudu-sudu yang
kotor oleh plak-plak minyak. Water wash ini dilakukan beberapa kali, hingga
didapatkan air buangan dari proses water wash ini menjadi bersih.
Gambar 2.11 Proses Pengukuran Kejernihan dan Kandungan Dari Air Buangan
Water Wash
27
2.12 Komposisi Gas
Komposisi gas yang digunakan pada turbin gas umumnya terdiri dari gas metan,
namun terdapat beberapa unsur yang ikut tercampur dalam bahan gas yang
digunakan. Unsur tersebut akan ditampilkan pada tabel berikut :
Tabel 2.2 Daftar Kandungan Gas yang digunakan Sebagai Bahan Bakar
No. Nama Senyawa Lambang Unsur % MOLE
1. Methane C1 85,069 %
2. Carbon Dioxide CO2 5,693 %
3. Ethane C2 4,214 %
4. Propane C3 2,990 %
5. Normal Butane n-C5 0,694 %
6. Iso Butane i-C4 0,567 %
7. Hexane Plus C6+ 0,312 %
8. Iso Pentane i-C5 0,242 %
9. Normal Pentane n-C5 0,160 %
10. Nitrogen N2 0,059%
Total 100,00%
28
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian yang dilakukan oleh penulis termasuk ke dalam jenis penelitian
Analisis karena peneliti memerlukan data dan dokumentasi dari lapangan yang
selanjutnya akan diproses dan diolah menjadi sebuah informasi. Pengambilan data
yang dilakukan di dalamnya seperti kegiatan observasi, dokumentasi, diskusi dengan
Pengawas di lokasi OJT, dan konsultasi dengan beberapa karyawan di sana.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penulis mengumpulkan data yang diperlukan selama masa OJT (On The Job
Training) di PLTG Senipah yang berada di Jl. Raya Balikpapan –Handil Km. 67
Teluk Pemedas Samboja Kutai kartanegara, Kalimantan Timur selama 5 bulan (13
Juli 2016 – 30 November 2016).
3.3 Tehnik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Mencatat informasi output tenaga yang dikeluarkan oleh Turbin Gas saat subuh,
pagi dan siang hari.
2. Observasi yaitu tindakan turun ke unit ketika unit sedang down time atau mati,
sehingga dapat melihat kondisi turbin dengan sendirinya. Selain melihat kondisi
unit turbin, peneliti juga melihat kondisi udara ambien yang ada di sekitar turbin,
kemudian mencari dampak yang ditimbulkan oleh udara ambien ke turbin.
3. Dokumentasi yaitu pengambilan foto-foto terkait input udara ke turbin, blade
turbin, air filter turbin, canister turbin, udara ambien di sekitar turbin, serta proses
pembuangan hasil pembakaran dari turbin ke udara.
29
4. Wawancara yaitu kegiatan yang dilakukan dengan menanyakan hal-hal yang
berhubungan dengan udara ambien dan kerja turbin yang bertujuan untuk
mendapatkan data dan informasi dari unit turbin yang berhubungan dengan analisa
temperatur udara yang penulis angkat.
Data-data yang telah didapatkan kemudian di kelompokkan sesuai dengan
kelompok, jenis dan sumber dari masing-masing data. Berikut ini adalah tabel
pengelompokkan data sesuai dengan data-data yang telah didapatkan dengan
menggunakan teknik pengumpulan data.
Tabel 3.1 Pengelompokkan Data
Kelompok
Data Data Jenis Data Sumber
Kualitatif
a. Foto unit turbin gas unit 1 dan 2
b. Foto HMI Turbin pada saat keadaan subuh, pagi
dan siang.
c. Wawancara dengan Karyawan tentang
temperatur udara turbin
Primer Observasi
Lapangan
Kuantitatif a. Manual Book Turbine LM 6000 PG Sekunder Observasi
Lapangan
30
3.4 Diagram Alur Metode Penelitian
3.5 Identifikasi dan Perumusan Masalah
Dalam sebuah penelitian, identifikasi sebuah masalah merupakan tahap yang
paling awal untuk dilakukan. Dalam hal ini, identifikasi masalah masih pada bentuk
konsep yang akan digunakan untuk menjadi dasar sebuah penelitian. Pada tahap ini
31
penulis tertarik untuk menganalisa temperatur udara yang berbeda setiap subuh, pagi
dan siang hari di sekitar turbin.
3.6 Tahap Perumusan Data
Pada dasarnya penelitian itu dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan data
yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah, pada tahap ini, penulis
melakukan proses merumuskan masalah yang telah ditentukan. Untuk lebih
memperjelas, maka penulis juga melakukan studi literatur dari berbagai buku maupun
internet sebagai acuan dalam merumuskan masalah yang sedang diamati, yaitu
perbedaan temperatur udara ambien disekitar turbin yang akan mempengaruhi output
turbin.
3.7 Tahap Pengumpulan Data
Dalam tahap ini, penulis mengambil 2 pengumpulan sumber data, yaitu data
primer dan data sekunder. Data primer yang dapat dikumpulkan oleh penulis yaitu
data foto screen shot HMI (Human Machine Interface) dan data wawancara dari
narasumber, salah satunya adalah karyawan di PLTG Senipah tersebut. Penulis juga
mengumpulkan data sekunder yang berupa manual book LM 6000 PG yang
digunakan sebagai pedoman pada turbin gas di PLTG tersebut. Data tersebut
digunakan oleh penulis untuk menunjang data primer untuk memperinci masalah
yang akan diangkat oleh penulis.
3.8 Tahap Pengolahan Data
Setelah penulis memperoleh data primer dan sekunder di atas, maka penulis
memulai analisa dengan melihat waktu kritikal sebagai acuan perbedaan temperatur.
Di sini penulis mengambil 3 waktu, pada pukul 03.00 dimana udara ambien memiliki
temperatur rendah, pukul 08.00 dimana udara ambien memiliki temperatur normal,
dan pukul 15.00 dimana udara ambien memiliki temperatur tinggi. Dari sini penulis
akan melihat data foto screen shot yang menunjukkan temperatur udara yang masuk
ke ruang bakar turbin, dan output beban yang dihasilkan oleh turbin tersebut. Dan
32
peneliti juga melihat system pendingin yang digunakan ketika udara yang masuk ke
ruang bakar memiliki temperatur yang tinggi, sehingga dapat ditarik kesimpulan
bahwa apakah temperatur udara ambien dapat mempengaruhi output beban yang
dikeluarkan oleh turbin atau tidak.
33
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
Turbin LM6000 PG yang berada di Site PLTG Senipah menggunakan sistem
inlet udara yang dinamakan filter housing. Di bagian ini udara ambien akan di
pisahkan dari partikel seperti hewan – hewan kecil seperti kumbang, dan di dalam
filter housing tersebut terdapat lubang – lubang yang dinamakan canister. Canister
ini berfungsi sebagai tempat untuk menyaring minyak, debu atau partikel kasat mata
yang terbawa ke filter housing.
Gambar 4.1 Filter Housing
Gambar 4.2 Pemasangan Canister Pada Filter Housing
34
Terdapat 152 Buah lubang canister di Filter House yang mengalirkan udara ke
bagian turbin dan ke bagian generator. Lubang udara dibuat lebih banyak ke turbin
karena udara yang masuk ke turbin akan dibagi menjadi media pendingin dan sebagai
bahan bakar.
Gambar 4.3 Canister Tidak Layak Pakai
Canister pada gambar di atas menunjukkan bagian dalam atau inner filter sangat
kotor, sehingga perlu di ganti, namun dalam beberapa kasus canister akan diukur
tingkat penyaringannya, dan tidak boleh lebih dari standar. Maka jika canister tidak
memenuhi syarat, maka canister harus diganti dengan yang baru karena sudah tidak
layak pakai. Namun jika hanya inner filter yang kotor, maka hanya inner filter saja
yang diganti dengan yang bersih.
Setelah melalui canister, udara akan menuju ke ruang kompressor dan ruang
generator. Udara dialirkan ke generator agar udara sebagai media pendinginan
generator, dan udara pada compressor sebagai media pendingin dan sebagai bahan
bakar di combustion room. 80% udara digunakan sebagai pendinginan dan 20% nya
sebagai bahan bakarnya.
Dalam melakukan observasi penelitian di PLTG site Senipah penulis mengamati
panel HMI (Human Machine Inteface) karena setiap 1 jam sekali panel HMI akan di
screen shot untuk merekam status engine turbin yang bekerja, seperti temperatur,
35
pressure, bahan bakar dll. Ini dilakukan oleh petugas, dan penulis mengambil data
screen shot sebagai berikut :
1. Pengamatan layar bagian Main Screen dan Turbine Overview untuk melihat system
udara yang masuk ke bagian dalam turbin.
Gambar 4.4 Tampilan Main Screen Pada Panel HMI (Human Machine Interface)
Gambar 4.5 Tampilan Turbine Overview Pada Panel HMI (Human Machine
Interface)
36
2. Pengamatan temperatur udara yang masuk dari udara ambien menuju turbin.
Di sini penulis mengamati perbedaan temperatur pada pukul 03.00 , 08.00 , dan
pukul 13.00 untuk melihat perbedaan temperatur udara yang masuk, karena udara
memiliki temperatur rendah pada pukul ± 03.00, temperatur sedang pada pukul ±
08.00, dan temperatur tinggi pada pukul ± 15.00. Pada jam – jam tersebut merupakan
waktu dimana ketiganya dapat dijadikan sebagai acuan perbedaan temperatur udara
ambien yang masuk ke dalam turbin.
Terdapat 4 buah sensor yang mendeteksi temperatur di dalam turbin, yaitu sensor
T2 yang mengukur temperatur udara ambien, T25 yang mengukur temperatur udara
yang masuk ke bagian LPC, T3 yang mengukur temperatur udara yang masuk ke
bagian HPC, dan T48 yang mengukur temperatur udara yang keluar dari combustion
chamber.
Oleh karena itu, maka penulis mengambil data pada tanggal 16 Juli 2016, 16
Agustus 2016, 16 September 2016, 16 Oktober 2016 dan 16 November 2016 sebagai
acuan penelitian pada kali ini. Berikut data yang penulis buat ke dalam bentuk tabel.
Tabel 4.1 Temperatur Udara yang Berada di Intake, Exhaust Combustion Chamber
dan Output / Beban yang Dihasilkan 16 Juli 2016
WaktuNo Sensor
03.00 08.00 15.00
1. T2 75,9º F 78,2º F 85,5º F
2. T25 214,1º F 214,9º F 221,7º F
3. T3 968,5º F 978,3º F 977,4º F
4. T48 1662.3º F 1673,6º F 1691,6º F
5. Output / Beban 38,5 MW 34,5 MW 32,7 MW
37
Tabel 4.2 Temperatur Udara yang Berada di Intake, Exhaust Combustion Chamber
dan Output / Beban yang Dihasilkan 16 Agustus 2016
WaktuNo Sensor
03.00 08.00 15.00
1. T2 74,5º F 77,4º F 82,8º F
2. T25 226,3º F 231,7º F 227,9º F
3. T3 974,1º F 983,7º F 986,5º F
4. T48 1681,3º F 1687,4º F 1673,8º F
5. Output / Beban 39,2 MW 37,3 MW 33,5 MW
Tabel 4.3 Temperatur Udara yang Berada di Intake, Exhaust Combustion Chamber
dan Output / Beban yang Dihasilkan 16 September 2016
WaktuNo Sensor
03.00 08.00 15.00
1. T2 75,6º F 78,8F 86,6º F
2. T25 221,4º F 232,9º F 232,4º F
3. T3 971,2º F 981,1º F 988,7º F
4. T48 1663,8º F 1674,9º F 1681,3º F
5. Output / Beban 41,6 MW 38,9 MW 34,3 MW
38
Tabel 4.4 Temperatur Udara yang Berada di Intake, Exhaust Combustion Chamber
dan Output / Beban yang Dihasilkan 16 Oktober 2016
WaktuNo Sensor
03.00 08.00 15.00
1. T2 76,3º F 78,7º F 86,6º F
2. T25 210,4º F 219,3º F 232,4º F
3. T3 968,9º F 983,7º F 991,8º F
4. T48 1661,3º F 1671,2º F 1673,2º F
5. Output / Beban 41,2 MW 36,3 MW 34,9 MW
Tabel 4.5 Temperatur Udara yang Berada di Intake, Exhaust Combustion Chamber
dan Output / Beban yang Dihasilkan 16 November 2016
WaktuNo Sensor
03.00 08.00 15.00
1. T2 74,5º F 77,9º F 86,8º F
2. T25 219,3º F 224,4º F 236,8º F
3. T3 942,3º F 968,3º F 981,4º F
4. T48 1657,4º F 1664,1º F 1679,9º F
5. Output / Beban 40,7 MW 34,9 MW 32,7 MW
Dari tabel 4.1 sampai dengan tabel 4.5 di atas, didapatkan grafik status temperatur
turbin pada T2, T25, T3 T48 dan output turbin sebagai berikut :
39
03.00 08.00 15.0074
76
78
80
82
84
86
88
JuliAgustusSeptemberOktoberNovember
T2 Bulan Juli - November
°F
Gambar 4.6 Grafik Perbedaan Temperatur pada Sensor T2
Dari grafik di atas, terlihat bahwa temperatur udara ambient yang berada di
sekitar turbin bervariasi mulai 74˚ F sampai 89˚ F. Udara ambien inilah yang sebagai
bahan bakar yang akan di bakar di ruang bakar. Temperatur udara di T2 ini harus
rendah, karena akan mempengaruhi output yang akan dihasilkan oleh turbin. Sensor
ini Sensor T2 berada tepat di bagian LPC (Low Pressure Compressure). Sensor ini
mengukur temperatur udara ambien yang masuk ke dalam turbin gas. Sensor ini
hanya berjarak ± 10cm dari sistem pendingin SPRINT (Spray Intercooler).
40
03.00 08.00 15.00205
210
215
220
225
230
235
240
JuliAgustusSeptemberOktoberNovember
T25 Bulan Juli - November
°F
Gambar 4.7 Grafik Perbedaan Temperatur pada Sensor T25
Pada grafik di atas menunjukkan temperatur udara ambien yang masuk ke turbin
pada bagian LPC (Low Pressure Compressor). Temperatur pada T25 berada pada
range 200˚ F sampai 260˚ F tergantung pada waktu temperaturnya. Temperatur udara
ambien ini merupakan hasil dari kompresi dari sudu turbin.
03.00 08.00 15.00940
950
960
970
980
990
1000
JuliAgustusSeptemberOktoberNovember
T3 Bulan Juli - November
°F
Gambar 4.8 Grafik Perbedaan Temperatur pada Sensor T3
41
Pada grafik 4.8 menunjukkan temperatur udara ambient yang berada di HPC
(High Pressure Compressor). Temperatur ini dapat dilihat dari sensor T3. Temperatur
udara ini disebabkan oleh hasil kompresi akhir pada bagian HPC. Temperatur udara
pada bagian ini ada pada range 950˚ F sampai 1080˚ F tergantung pada waktu
temperatur udara ini diukur.
03.00 08.00 15.00165516601665167016751680168516901695
JuliAgustusSeptemberOktoberNovember
T48 Bulan Juli - November
°F
Gambar 4.9 Grafik Perbedaan Temperatur pada Sensor T48
Sensor T48 terdapat pada bagian Discharge Combustion. Temperatur di turbin
bagian ruang bakar ini tidak boleh melebihi dari 1710˚ F. Hal ini disebabkan karena
adanya sistem T48 Control, dimana sistem ini akan membuat limit T48 pada 1700º F.
Sistem ini sudah di setting batas maksimalnya beban, karena temperatur pada bagian
Discharge Combustion ini tidak boleh melebihi dari 1700º, jika dia melebihi dari
suhu tersebut, maka turbin akan mengalami ‘Jam’ yang berakibat turbin bisa
meledak kapan saja.
Dan mengacu tabel grafik 4.6 sampai 4.9 di atas, dapat dibuat grafik berupa
output turbin sebagai berikut :
42
03.00 08.00 15.0005
1015202530354045
Output JuliOutput AgustusOutput SeptemberOutput OktoberOutput November
Output Turbin Bulan Juli - November
°F
Gambar 4.10 Grafik Output Turbin
Grafik pada gambar 4.10 di atas menunjukkan bahwa output turbin berbeda –
beda tergantung dari kebutuhan yang akan disalurkan ke AP2B. Output ini juga
tergantung dari temperatur udara ambien yang masuk ke turbin. Ketika temperatur
udara yang masuk tinggi, maka tenaga yang dihasilkan di ruang bakarpun menjadi
lebih kecil dan menyebabkan output turbin pun menjadi kecil. Ketika udara yang
masuk lebih dingin maka output turbin pun akan menjadi lebih banyak.
4.2 Pembahasan
Berdasarkan dari grafik pada gambar 4.6 serta grafik pada gambar 4.10, dapat
dibuat grafik gabungan sebagai berikut :
43
75.3678.2
85.4
03.00 08.00 15.0074
76
78
80
82
84
8640.24 36.38
33.62
0
10
20
30
40
50
Rata - rata T2Linear (Rata - rata T2)Rata - rata OutputLinear (Rata - rata Output)
Rata - rata T2 dan Output
°F MW
Gambar 4.11 Grafik Gabungan antara T2 dengan Output Turbin
Penulis membuat rata – rata data dari tanggal 1 – 30 setiap bulan juli – November
2016. Dari data tersebut, penulis membuat grafik perbandingan antara T2 setiap bulan
dan Output nya. Grafik tersebut menunjukkan bahwa ketika pukul 03.00 temperatur
udara ambien di suhu 75,36º F, turbin menghasilkan output 40,24 MW. Lalu pada
pukul 08.00 temperatur udara ambien berada di suhu 78,2º F, dan menghasilkan
output sebesar 36,38 MW. Dan pada pukul 15.00 temperatur udara ambien di suhu
85,4º F, dan output turbin menjadi 33,62 MW saja. Ini menunjukkan bahwa ketika
udara ambien mengalami kenaikkan temperatur, maka output turbin akan mengalami
penurunan, walaupun RPM pada turbin sudah di naikkan. Ini disebabkan oleh ikatan
oksigen pada udara ambien yang masuk kurang maksimal, sehingga pembakaran pada
ruang Combustion menjadi kurang sempurna. Dengan kata lain, udara ambien yang
masuk ke turbin harus diberi pendingin agar udara akan mengandung ikatan oksigen
yang baik.
Pembakaran yang baik ialah pembakaran dimana bahan bakar yang diproses akan
terbakar dengan sempurna, dimana dari hasil pembakaran tersebut hanya
menghasilkan gas buang berupa panas. Ada 3 unsur yang disebut dengan segitiga api,
yaitu oksigen, bahan bakar, dan panas. Disinilah peranan penting dari oksigen, karena
jika jumlah oksigen yang dibakar lebih sedikit dari bahan bakar, maka hasil
44
pembakaran akan menjadi kurang sempurna dan menghasilkan gas buang yang
berupa asap tebal. Asap ini ialah bahan bakar yang tidak ikut terbakar dengan
sempurna dalam proses pembakaran tersebut. Dengan demikian, jika udara ambien
semakin dingin atau mempunyai temperatur yang rendah, maka ikatan oksigennya
pun akan semakin sedikit dan bahan bakar yang tidak ikut terbakar pun semakin
banyak. Turbin gas seharusnya menghasilkan gas buang sedikit mungkin karena
bahan bakarnya yang berupa gas lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan bahan
bakar yang menggunakan solar.
Setelah bahan bakar dibakar di ruang bakar, maka akan menciptakan gaya
dorong berupa udara panas yang terekpansi dari ruang bakar. Panas ini akan terbaca
pada sensor T48. Berikut perbandingan antara sensor T48 dengan output dari turbin.
1665.22
1674.24
1679.96
03.00 08.00 15.001660
1665
1670
1675
1680
168540.24
36.38
33.62
0
10
20
30
40
50
Rata - rata T48Linear (Rata - rata T48)Rata - rata OutputLinear (Rata - rata Output)
Rata - rata T48 dan Output
°F MW
Gambar 4.12 Grafik Perbedaan T48 dan Output Turbin
Grafik pada gambar 4.12 menunjukkan bahwa perbedaan temperatur pada T48
hanya di sekitar 1673˚ F. Namun Output yang dihasilkan berbeda – beda. Ini
menunjukkan bahwa temperatur pada T48 tidak berpengaruh dengan output turbin,
dikarenakan rpm turbin akan berbeda-beda selama temperatur kerjanya tidak melebihi
dari standar T48 Control. T48 ini tidak boleh melebihi dari 1700˚ F. Jika temperatur
45
ini melebihi dari standar, maka ini akan mengakibatkan turbin akan menjadi tidak
stabil karena terlalu panas atau overheating yang mengakibatkan turbin akan
meledak. Temperatur ini tidak boleh melebihi dari standar, namun jika temperatur
turbin masih jauh dari standar, turbin bisa meningkatkan performanya dengan
menambahkan beban sehingga output turbin akan menjadi semakin meningkat. Rpm
turbin akan tergantung dari seberapa kuat gaya dorong yang dihasilkan dari
pembakaran bahan bakar di ruang bakar. Dan bahan bakarnya pun harus tepat, jika
terlalu banyak bahan bakar dibanding oksigen, maka hasil pembakaran akan
menghasilkan asap dan membuat bahan bakar menjadi lebih boros. Namun jika
terlalu banyak oksigen dibanding bahan bakar, maka pembakaran akan menjadi
kurang sempurna dan menghasilkan output beban yang kecil.
Berdasarkan perbedaan temperatur dan output pada tabel 4.1 serta grafik pada
gambar 4.11 dan mengacu pada landasan teori pada BAB 2 halaman 24, maka ada
faktor yang dapat mempengaruhi temperatur udara ambien pada turbin semakin
tinggi. Faktor – faktor tersebut diantaranya :
a. Sinar Matahari
Sinar matahari merupakan salah satu penyebab naiknya temperatur udara ambien
yang berada di sekitar turbin. Pada saat siang hari, matahari akan memberikan panas
pada udara ambient yang disebabkan oleh radiasi yang terpancar dari matahari. Panas
ini diserap oleh bumi dan mengakibatkan temperatur udara akan naik. Matahari juga
menyebabkan terjadinya pagi, siang dan malam. Pada saat malam hari, tidak adanya
sinar matahari membuat temperatur udara ambien akan menjadi rendah. Pada saat
pagi hari, sinar matahari masih belum terlalu lama sehingga temperatur udara ambien
masih cenderung normal. Pada siang dan sore hari, posisi matahari berada di titik
tinggi, yang menyebabkan temperatur udara ambien akan mengalami kenaikkan suhu
sehingga temperatur udara ambient akan panas.
b. Faktor Geografis
46
Indonesia terletak di sekitar garis khatulistiwa, yang menyebabkan Indonesia
hanya memiliki 2 musim saja, musim panas dan musim hujan. Indonesia terletak di
bumi bagian tengah, yang membuat Indonesia menjadi beriklim tropis. Indonesia juga
termasuk dalam iklim tropis basah karena tingkat kelembaban udaranya diatas 90%
disertai curah hujan yang tinggi. Temperatur udara ambien udara tahunan adalah 18º
C dan dapat mencapai 38º C saat musim panas. Walaupun memiliki iklim tropis
basah, namun udara terkadang lebih hangat karena Indonesia memiliki daerah
perairan yang cukup luas yang mengakibatkan temperatur udara ambien akan terasa
lebih hangat.
c. Perubahan Cuaca
Perubahan cuaca juga bisa mempengaruhi temperatur udara ambien. Sebagai
contoh saat saat pagi hari, cuara cerah. Namun saat siang hari, cuaca menjadi hujan,
dengan demikian temperatur udara ambien di sekitar turbin akan menurun karena
hujan tersebut. Namun jika hujan terjadi saat pagi hari dan saat siang hari menjadi
cerah, maka temperatur udara ambien pada turbin akan lebih panas disebabkan oleh
naiknya uap air yang berada di permukaan. Naiknya uap air ini disebabkan oleh sinar
matahari yang memanaskan air hujan tadi. Musim panas dan musim hujan juga dapat
mempengaruhi temperatur udara ambien. Saat musim panas, temperatur udara ambien
relatif tinggi karena sinar matahari yang terpapar hampir di sepanjang hari. Namun
saat musim hujan, sinar matahari cenderung tertutup hujan, sehingga udara ambien
akan menjadi dingin.
Dari penjelasan di atas, maka udara yang berada di sekitar turbin akan menjadi
kurang efektif karena temperatur yang cenderung masih tinggi. Oleh karena itu,
dibutuhkan sistem pendinginan udara ambien yang tepat agar udara yang masuk ke
ruang bakar akan kondusif dan menghasilkan output atau beban yang tinggi. Sistem
pendinginan yang digunakan pada turbin LM6000 PG ada 2 macam. Yang pertama
adalah sistem pendinginan menggunakan SPRINT (Spray Intercooler) dan yang
kedua adalah sistem pendinginan menggunakan WI (Water Injection). Sistem ini
47
diatur oleh AP2B (Area Penyalur dan Pengatur Beban). Sistem pendinginan ini di-
RUN dan OFF sesuai dengan perintah dari AP2B, karena AP2B bertugas menjaga
arus yang masuk dan keluar dari sistem penyaluran AP2B.
Sistem SPRINT (Spray Intercooler) adalah sistem pendingin yang digunakan
dengan cara menyemprotkan air ke bagian udara di LPC (Low Pressure Compressor).
Berbeda dengan WI (Water Injection) yang menyemprotkan air ke dalam ruang bakar
turbin secara langsung. Air memiliki kemampuan untuk menurunkan temperatur
tinggi. Kemampuan inilah yang membuat temperatur udara ambien yang masuk ke
turbin menjadi lebih dingin, dengan tujuan untuk meningkatkan efisiensi udara dan
bahan bakar.
48
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang didapatkan setelah analisa yang dilakukan pada bab –
bab sebelumnya sebagai berikut :
1. Temperatur udara sangat berpengaruh pada hasil pembakaran atau output yang
dihasilkan, karena semakin tinggi temperatur udara, maka semakin kecil pula
output yang dihasilkan.
2. Terdapat perbedaan temperatur udara ambien pada sensor – sensor turbin,
disebabkan oleh 3 faktor : Sinar Matahari, Faktor Geograrfis, dan Perubaha
Cuaca.
3. Jika udara ambien yang masuk ke dalam ruang bakar memiliki temperatur yang
rendah, maka output turbin akan tinggi.
4. Jika udara ambien memiliki temperatur yang tinggi, maka digunakan sistem
SPRINT dan WI agar udara akan memiliki temperatur yang rendah dan
mengandung ikatan oksigen yang lebih baik.
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat penulis ambil sebagai berikut :
1. Faktor geografis ini tergantung dari posisi turbin, jika terletak di pinggir laut,
maka temperatur udara ambien relatif lebih hangat dibandingkan dengan
temperatur udara ambien pada turbin di daerah dataran rendah.
49
DAFTAR PUSTAKA
Yusuf, Suthon,2016. TURBIN GAS. Penerbit : Blogspot,
http://sulthonyusuf.blogspot.co.id/2016/01/turbin-gas-1.html
Nugroho, Dwi,2016. TUGAS MAKALAH TURBIN GAS. Pontianak.
Penerbit : DocSlide, http://dokumen.tips/documents/makalah-turbin-gas.html#
Fadila, iwan,2015. MENGAPA SAAT UDARA DINGIN POWER TERASA
LEBIH MANTAP. Malang. Penerbit : WordPress,
https://motogokil.com/2015/12/18/ev-mengapa-saat-udara-dingin-power-terasa-lebih-
mantab/
Energy General,2016. GE AERODERIVATIVE GAS TURBINE MARKS
MAJOR MILESTONE. Tulsa Oklahoma. Penerbit : PennEnergy,
http://www.pennenergy.com/articles/pennenergy/2016/06/ge-aeroderivative-gas-
turbine-marks-major-milestones.html
50
Lampiran 1
51
Lampiran 2
52
Lampiran 3