Analisa Usia Menars Pada Daerah Pegunungan Pantai Dan Kota

Embed Size (px)

Citation preview

ANALISA USIA MENARS PADA DAERAH PEGUNUNGAN, PANTAI DAN KOTA

FACHRI R, SUKHBIR S, HAMONANGAN H, DELFI L

DEPARTEMEN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA RSUP.H.ADAM MALIK RSUD.Dr.PIRNGADI MEDAN 2007

PENDAHULUANLATAR BELAKANG Dalam kehidupan seorang wanita sejak mulai lahir akan melewati beberapa tahapan kehidupan yang dapat dibagi dalam masa bayi, kanak-kanak, pubertas, reproduksi, klimakterium, dan senium. Tahap masa pubertas adalah tahap masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Kejadian penting yang paling umum dialami seorang wanita pada masa pubertas adalah timbulnya menars (haid pertama kali)1. Menurut artikel jurnal yang dipublikasikan oleh National Library of medicine pada tahun 1995, dinyatakan bahwa : "Menars merupakan petanda mulainya kemampuan wanita untuk bereproduksi dan dikaitkan dengan kembangan tanda-tanda seksual sekunder. Menars juga merupakan tanda yang berperan jauh di kemudian hari yang paling signifikan di dalam kehidupan seorang wanita. Siklus pertama cenderung untuk bersifat anovulatori dan lamanya bervariasi. Biasanya tidak disertainya dengan nyeri dan timbulnya sifat mendadak.2 Menars biasanya terjadi pada perempuan yang berusia sepuluh sampai dengan enam belas tahun namun usia permulaan menars ini bervariasi. menurut penelitian National Library of Medicine, Klinik Obstetrik dan Ginekologi, A.S., yang dipublikasikan pada tahun 1985 dinyatakan bahwa3 Onset menars dan stadium pubertas bervariasi yang dipengaruhi oleh sejumlah faktor tertentu. Pada hewan dan manusia, usia pubertas tampak berkaitan dengan berat badan daripada usia kronologis. Anak-anak yang menderita kurang gizi dan kurus akan mengalami keterlambatan terjadinya menars pada usia yang sudah seharusnya.

Menurut Brown D.E. di dalam kumpulan American Journal of Obstetrics and Gynecology yang dipublikasikan pada tahun 1996 oleh National Library of Medicine, Bagian Antropologi Fisik dinyatakan bahwa5: Usia menars berkaitan secara signifikan dengan obesitas;. Menurut artikel jurnal yang dipublikasikan oleh Bagian Antropologi, Universitas Cleveland, edisi bulan Januari-Februari tahun 1990, volume 17(1): 49-53, menyatakan bahwa1: Usia median menars dari anak-anak Eropa dan Aymara yang tinggal di La Paz, Bolivia (3600m) dan Santa Cruz, Bolivia (400m) mempunyai perbedaan yang cukup tajam, yakni anak-anak perempuan yang berdomisili di dataran tinggi (pegunungan) mempunyai keterlambatan di dalam mencapai usia menarsnya hingga sebesar 0,8 tahun bila dibandingkan dengan yang berdomisili di daerah pantai. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara 2004, dilihat dari ketinggian permukaan daratan Propinsi Sumatera Utara sangat bervariasi, sebagian daerahnya datar, hanya beberapa meter di atas permukaan laut, beriklim cukup panas bisa mencapai 34,0C; sebagian daerah berbukit dengan kemiringan yang landai, beriklim sedang; dan sebagian lagi berada pada daerah ketinggian yang suhu minimalnya dapat mencapai 14,6C.9 Dari sejumlah literatur yang telah disebutkan sebelumnya oleh penulis, dalam beberapa dekade belakangan ini terjadi perubahan awal usia menars yakni terjadi pada usia yang semakin muda.9

Adanya perbedaan kondisi antara daerah pegunungan, pantai, dan kota dianggap perlu untuk melakukan penelitian apakah ada perbedaan dalam rata-rata usia menars pada ketiga daerah tersebut. Berdasarkan statistik pemilihan daerah penelitian dilakukan secara purposive dengan pertimbangan kemudahan pengambilan sampel dan dipilih daerah Deli Serdang sebagai daerah pantai, daerah Karo sebagai daerah pegunungan serta kota Medan sebagai daerah kota. Dan karena siswi SD / SLTP merupakan kelompok yang relatif mudah diteliti serta berada pada usia menars atau belum jauh dari usia menars maka dipilih siswi SD/SLTP sebagai objek penelitian. Selanjutnya dilakukan dengan cara cluster satu tahap untuk menentukan SD/SLTP yang terpilih di masing-masing kecamatan terpilih. Dengan melakukan penelitian ini diharapkan dapat diketahui rerata usia menars saat ini, sehingga orang tua maupun para pendidik dapat mempersiapkan putri maupun siswinya memasuki masa pubertas yang lebih baik.

METODOLOGI PENELITIANRANCANGAN PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian survey yang bersifat deskrisptif dan analitik dengan pendekatan cross sectional.

TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN Daerah pegunungan (daerah Karo), pantai (daerah Deli Serdang Bedagai) dan Kota ( kota Medan). Penelitian dilakukan akhir Desember 2005 - awal Februari 2006

POPULASI PENELITIAN Siswi SD/SLTP daerah pegunungan (daerah Karo), pantai (daerah Deli Serdang Bedagai) dan perkotaan (Kota Medan).

SAMPEL Teknik pengambilan sampel Tahap pertama ditentukan secara purposive tiga daerah penelitian yakni daerah pegunungan yang dipilih secara purposive adalah kecamatan Berastagi, kabupaten Karo, dan daerah pantai dipilih kecamatan Pantai Cermin, kabupaten Deli Serdang Bedagai. Sedangkan daerah kota dipilih kecamatan Medan Baru, kotamadya Medan. Teknik kedua dilakukan untuk memilih SD/SLTP tempat penelitian dengan cara Cluster satu tahap untuk menentukan SD/SLTP di masing-masing kecamatan terpilih. Yang menjadi cluster setiap kecamatan adalah SD/SLTP di kecamatan yang bersangkutan yang dipilih secara acak.

Tahap ketiga adalah memilih 2 SD dan 2 SLTP yang terpilih dengan cara stratified random sampling. Semua siswi di SD/SLTP terpilih menjadi sampel dalam penelitian ini tanpa terkecuali.

Besar Sampel Semua siswi di kedua SD dan SLTP masing-masing daerah yang telah dipilih dalam penelitian ini.

Kriteria Sampel 1. Kriteria penerimaan -

Tercatat sebagai siswi pada SD/SLTP dan berada di tempat saat penelitian. Bersedia mengikuti penelitian secara sukarela. Berusia antara 9 -17 tahun. 2. Kriteria penolakan

-

Data tidak lengkap lupa mengingat usia datangnya menars.

KERANGKA KONSEP - Tinggi badan - Berat badan - BMI - Pengetahuan tentang menars - Persepsi tentang menars

Usia menars : - Pegunung an - Pantai - Perkotaan

BATASAN OPERASIONAL-

Usia menars adalah usia saat mendapat haid yang pertama kali pada seorang wanita, baik haid yang teratur maupun tidak teratur. Dan usia menars dihitung dalam satuan tahun (dalam bentuk desimal)

-

Daerah pegunungan adalah daerah yang wilayahnya sebagan besar berada di lereng/punggung bukit atau gunung dengan ketinggian diatas permukaan laut 1000 m. Pada penelitian ini diwakili oleh kecamatan Berastagi, kabupaten Karo.8

-

Daerah pantai adalah daerah yang memiliki wilayah yang berbatasan langsung dengan garis pantai/laut (atau merupakan desa pulau) dengan ketinggian diatas permukaan laut 0-5 m dan corak kehidupan rakyatnya tergantung pada potensi laut.9

-

Dalam penelitian ini diwakili oleh kecamatan Pantai Cermin, kabupaten Deli Serdang Bedagai.

-

Daerah perkotaan adalah daerah yang seluruh wilayahnya berada dalam lingkup kota madya maupun kota administratif. Dalam penelitian ini diwakili oleh kecamatan Medan Baru, kota madya Medan.

-

Tinggi badan adalah tinggi yang diukur dari puncak/ubun-ubun kepala sampai bagian bawah dari tumit, diukur dengan menggunakan meteran yang di tempelkan ke dinding. Tinggi badan dihitung dalam satuan centimeter (cm).

-

Berat badan adalah berat/bobot badan yang diukur dengan menggunakan timbangan berdiri. Berat badan dihitung dalam satuan kilogram (kg).

-

BMI (Body Mass Index) suatu indeks antropometrik berat badan dan tinggi badan yang digambarkan sebagai berat tubuh datam satuan kilogram yang dibagi dengan

tinggi badan dalam meter kuadrat. Jadi indeks massa tubuh merupakan indeks penentu status gizi seorang individu, yang dibedakan atas27,34 oo

Berat badan kurang : BMI < 15 Normal: BMI 15 20 Beresiko kelebihan berat badan : BMI > 20 Berat badan berlebihan : BMI 25

oo

Berat Badan ( Kg) Rumus menghitung BMI = ------------------------------Tinggi badan ( M2) Pengetahuan tentang menars meliputi; Pengetahuan responden bahwa setiap anak perempuan akan

mengalami haid Sumber pengetahuan responden tentang haid tersebut Pemberian informasi dari orangtua tentang haid pertama dan waktu

pemberitahuan tersebut terhadap responden (sebelum haid haid pertama, saat haid haid pertama dan sesudah haid haid pertama) pertama Orang yang pertama kali diberitahu responden saat mendapat haid

Persepsi tentang menars meliputi; Perasaan responden saat mendapat haid pertama Perasaan responden saat haid berikutnya Perasaan responden mengenai perubahan fisik setelah haid

CARA KERJA Penelitian dilakukan oleh tim peneliti yang terdiri dari 10 orang (1 orang PPDS Obgyn dan 9 orang mahasiswa FK USU). Sebelumnya pelaksanaan tim peneliti telah mendapat pengarahan tentang metodologi penelitian dari bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat FK USU. Sebagai langkah awal dilakukan survei ke daerah penelitian untuk audiensi dan perizinan penelitian ke instansi pemerintah terkait yaitu Camat dan Kepala Dinas Pendidikan dan Pengajaran (Dikjar) Kecamatan Berastagi, Kecamatan Pantai Cermin, dan kecamatan Medan Baru. Dari Dikjar diperoleh data SD dan SLTP, lalu dilakukan pemilihan sampel sekolah. Untuk tiap kecamatan diambil 2 SD dan 2 SLTP. Untuk kecamatan Berastagi sekolah yang dipilih SDN 040454 (SD Jambur), SDN 040460 (SD Peceren), SLTPN 1 dan SLTP N 3. Untuk Medan sekolah yang dipilih SD Percobaan Negeri, SDN 060884 (SD Gajahmada), SLTPN 10 dan SLTP Nurul Hasanah. Untuk Pantai Cermin sekolah yang dipilih SDN 101953 (SD Pantai Cermin), SDN 105378 (SD Sementara), SLTPN 1 dan MTs Alwasliyah. Melalui Dikjar, diperoleh surat pengantar untuk kepala sekolah yang dimaksud. Kemudian dilakukan audiensi ke sekolah yang bersangkutan untuk perizinan dan pembahasan teknis pelaksanaan penelitian dengan pihak sekolah. Untuk kecamatan Berastagi, siswi perempuan siswi SDN 040454 (SD Jambur) dan, SDN 040460 (SD Peceren) disatukan dalam satu kelas sehingga memudahkan dalam melakukan penelitian. Penelitian di kedua sekolah dimulai jam 7.30 WIB. Tim peneliti di masing-masing sekolah

terdiri dari dua orang dan peralatan yang dibawa terdiri atas 2 timbangan dalam kg dan 2 alat pengukur dalam cm. Demikian halnya di SLTPN 3 siswi perempuan dapat disatukan dalam dua kelas. Tim peneliti terdiri dari 6 orang dengan membawa timbangan sebanyak 4 timbangan dan 4 alat pengukur dalam cm (meteran kain). Pada SLTPN 1 siswi perempuan tidak dapat disatukan dalam satu kelas sehingga penelitian dilakukan pada hari berikutnya. Tim peneliti terdiri dari 10 orang dengan membawa timbangan sebanyak 6 timbangan dan 6 alat pengukur dalam cm (meteran kain). Dengan demikian di daerah Berastagi penelitian dilakukan selama 2 hari. Jumlah total sampel yang dikumpulkan adalah 786 orang. Untuk Pantai Cermin, penelitian dimulai di sekolah MTs Alwasliyah. Siswi perempuan dikumpulkan dalam dua kelas. Tim peneliti terdiri atas 10 orang dengan membawa 4 timbangan dan 4 alat pengukur dalam cm. Penelitian di ketiga sekolah lainnya dilakukan pada kunjungan berikutnya. Siswi SD di SDN 101953 (SD Pantai Cermin), dan SDN 105378 (SD Sementara), dapat di satukan dalam satu kelas. Tim peneliti di masing-masing sekolah terdiri dari dua orang dan peralatan yang dibawa terdiri atas 1 timbangan dan 1 alat pengukur dalam cm. Penelitian di masing-masing sekolah dimulai dan jam 8.00 WIB dengan dibantu oleh guru di masing-masing sekolah. Untuk SLTPN 1 penelitian juga dimulai dari jam 8.00 WIB. Dan tim peneliti terdiri dari 6 orang dengan membawa timbangan sebanyak 4 timbangan dan 4 alat pengukur dalam cm (meteran kain). Dengan dibantunya penelitian oleh guru yang telah ditunjuk pihak sekolah penelitian dapat berlangsung dengan baik. Penelitian berlangsung sampai jam 1.00 WIB. Jumlah total sampel yang dikumpulkan adalah 511 orang. Di kota Medan tim peneliti terdiri dari 10 orang. Pada hari pertama penelitian dilakukan pada SD Percobaan Negeri, SDN 060884 (SD Gajahmada). Di kedua SD, siswi

perempuan dikumpulkan dalam satu kelas. Tim peneliti di masing-masing sekalah terdiri dari dua orang dan peralatan yang dibawa terdiri atas 1 timbangan dan 1 alat pengukur dalam cm. Untuk SLTPN 10 siswi perempuan tidak dapat dikumpulkan dalam satu kelas sehingga penelitian dilakukan dalam 2 hari. Tim peneliti terdiri dari 4 orang dengan membawa 2 timbangan dan 2 alat pengukur berat badan. Mengingat banyak peserta yang tidak membawa kuesioner yang telah dibagikan (tidak dikumpulkan oleh karena data penelitian tidak), penelitian diulang pada beberapa kelas yang belum dilakukan penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan. Pada hari berikutnya tim peneliti berjumlah 10 orang dengan membawa 6 timbangan dan 6 alat pengukur tinggi badan. Untuk SLTP Nurul Hasanah penelitian dilakukan dalam satu hari dikarenakan siswi tersebut terdiri dari siswi sekolah pagi dan siswi sekolah sore. Pada awalnya tim peneliti berjumlah 2 orang dengan membawa 2 timbangan dan 2 alat pengukur tinggi badan dalam satuan kilogram dan dibantu oleh guru dari sekolah tersebut. Namun setelah menyelesaikan pengumpulan kuesioner di kedua SD, tim peneliti SLTP Nurul Hasanah pada akhirnya berjumlah 6 orang dengan jumlah timbangan 3 buah dan 3 alat pengukur tinggi badan. Jumlah sampel yang dikumpulkan untuk kota Medan sebanyak 900 orang. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan alat bantu kuisoner yang dibimbing pengisiannya oleh tim peneliti dengan bantuan guru sekolah yang bersangkutan. Kuisioner diisi oleh siswi SD/SLTP sebagai responden serta dilakukan pengukuran Tinggi Badan (TB) dan Berat Badan (BB) oleh tim peneliti. Kuisioner yang dibagikan terdiri dari 36 multiple choice question (MCQ) meliputi 10 pertanyaan umum, 26 pertanyaan tentang haid pertama, pengetahuan dan persepsi siswi tentang haid pertama dan pertumbuhan fisik yang mengikuti haid pertama.

Terlebih dahulu kepada para responden diberikan pengarahan mengenai tata cara pengisian kuisioner. Responden diberikan waktu 30 menit untuk mengisi jawaban dan 30 menit untuk melengkapi isian yang tidak lengkap. Lama penelitian di masing-masing tempat tergantung dari waktu yang dibutuhkan dalam penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan. Setiap pertanyaan tidak diperbolehkan memiliki lebih dari satu jawaban. Semua jawaban adalah benar namun responden harus memilih jawaban yang paling tepat dan sesuai dengan pengalaman yang dialaminya. Setiap responden harus menjawab seluruh pertanyaan. Untuk responden yang belum mendapat haid pertama tidak menjawab soal yang berhubungan langsung dengan haid pertama. Sebelum dikumpulkan jawaban diperiksa oleh tim peneliti terlebih dahulu, jika jawaban tidak lengkap maka responden diminta untuk melengkapinya baru kemudian dikumpulkan kembali. Setiap responden yang mengisi seluruh jawaban kuisioner mendapat souvenir berupa alat tulis dari tim peneliti. Setelah pengumpulan kuisioner selesai dilakukan maka kepada responden diberikan penyuluhan tentang kesehatan reproduksi terutama mengenai haid pertama dan permasalahannya.

LANDASAN ETlK PENELITIAN Tidak merugikan responden dan institusi maupun kesusilaan masyarakat dimana dilakukan secara sukarela dan telah mendapat izin dari orang tua / wali lalu menandatangani persetujuan penelitian (informed consent) juga tidak menyebut nama peserta dan menjaga kerahasiaan pribadi serta responden berhak mengundurkan diri dari penelitian.

PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA Semua data dasar diolah dengan komputerisasi menggunakan sistem SPSS 11.5 dan disajikan dalam bentuk tabel dan grafik. Data dikelompokkan kepada dua kelompok besar yaitu 1). Sudah mengalami haid, 2). Belum mengalami haid. Semua data ditampilkan secara deskriptif berdasarkan umur responden dan jenjang kelas. Kelompok data yang sudah mengalami haid di analisa untuk mencari hubungan antara;-

Usia rata-rata menars dengan daerah I/ kondisi geografis ( dengan uji analisa x2) Tinggi badan, berat badan dan BMI dengan daerah/ kondisi geografis ( dengan uji analisa x2)

-

Tinggi badan dan usia rata-rata menars pada tiga daerah penelitian (dengan uji analisa x2)

-

Berat badan dan usia rata-rata menars (dengan uji analisa x 2 ) pada tiga daerah penelitian

-

BMI dan rata-rata usia menars di tiga daerah penelitian Pengetahuan tentang menars dengan daerah/ kondisi geografis (dengan uji analisa x2)

-

Persepsi tentang menars dengan daerah/ kondisi geografis (dengan uji analisa x2) Pada uji analisa x2, Ho ditolak jika x2 hasil penelitian > x2 tabel dan data dianggap

bermakna jika p < 0,05. Sedangkan untuk uji korelasi Pearson, korelasi dianggap cukup kuat jika angka korelasi r > 0,5 dan tanda korelasi positif menunjukkan hubungan yang

sebanding / sama dan tanda korelasi negatif menunjukkan hubungan yang berlawanan/ timbal balik dan data dianggap bermakna jika p < 0,05.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Jumlah siswi di kedua SD dan SLTP daerah pegunungan adalah sebanyak 802 siswi perempuan. Untuk daerah pantai dan kota, masing-masing sebanyak 553 dan 1054 siswi perempuan. Jumlah total siswi SD dan SLTP pada tiga daerah penelitian adalah 2409 orang. Dari 2409 kuesioner yang dibagikan, hanya 2179 kuesioner yang dapat dikumpulkan dikarenakan tidak semua siswi hadir saat dilakukan pengisian kuisioner. Untuk daerah Medan siswi yang tidak hadir 154 orang (14,6%), Pantai Cermin siswi yang tidak hadir 22 orang (4,1%) dan Berastagi siswi yang tidak hadir 34 orang (4,2%). Secara total siswi yang tidak hadir berjumlah 230 orang (9,5%). Kuesioner yang berhasil dikumpulkan terdiri dari 900 kuisioner di kota Medan, 511 kuisioner di Pantai Cermin dan 786 kuisioner di Berastagi. Seluruh kuisioner dinyatakan valid karena seluruh pertanyaan dapat dijawab, kecuali untuk responden yang belum haid, sebanyak 742 responden dengan rincian 266 responden di kota Medan, 195 responden di Pantai Cermin dan 281 responden di Berastagi, tidak mengisi pertanyaan yang berhubungan langsung dengan haid pertama.

Tabel 1. Jumlah siswa/i di sekolah tempat penelitianDaerah Medan Sekolah SMP N 1D MedanKolas I Kola;. 11 Kelas 111 Total SMP Nurul Hasanah Kelas 1 Kefas 11 Kelas 111 Total SD N 060884 Kelas VI SD N Percobaan Kelas VI Total Medan SMP N 1 Pantai Cermin Kelas 1 Kelas 11 Kelas 111 Total MTs Alwasliyah Kelas I Kelas II Kelas 111 Total SD N 105378 Kelas VI SD N 101953 Kelas VI Total Pantai Cermin Berastagi SMP N 1 Berastagi Kelas 1 Kelas 11 Kelas 111 Total SMP N 3 Berastagi Kelas 1 Kelas II Kelas 111 Total SD N 040454 Kelas VI SID N 040460 Kelas VI Total Berastagi Lk 80 118 168 366 166 80 97 343 45 58 Pr 155 152 237 544 924 172 105 103 380 63 130 67 1054 126 135 127 388 I 35 36 35 106 12 8 136 113 103 352 489 57 43 57 137 28 64 36 553 124 136 115 375 175 146 106 427 24 36 134 138 141 413 736 122 110 91 323 28 66 38 802 2409 Total Siswa

Pantai Cermin

Total

Dari tabel 1, dapat dilihat pada penelitian ini jumlah siswi di kedua SD dan SLTP daerah pegunungan adalah sebanyak 802 siswi perempuan. Untuk daerah pantai dan kota, masing-masing sebanyak 553 dan 1054 siswi perempuan. Jumlah total siswi perempuan pada tiga daerah penelitian adalah 2409 orang

TABEL 2. Perbandingan jumlah responden yang sudah haid dan yang belum haid pada tiga daerah penelitian Daerah Kota Daerah Pantai Daerah pegunungan Total __________________________________________________________ n % n % n % n % Sudah Haid 634 70.4 316 61.8 487 63.4 1437 100.0 Belum Haid 266 29.6 195 38.2 281 36.6 742 100.0 Total 900 100.0 511 100.0 768 100.0 2179 100.0

Dari tabel 2, didapat sebagian besar responden sudah mengalami haid dengan persentase dikota Medan, Berastagi dan Pantai Cermin berturut-turut 70,4%, 63,4%, 61,8%, dengan persentase tertinggi di kota Medan ( 70,4%).

Tabel 3. Perbandingan umur responden yang sudah haid dan belum haid pada tiga daerah penelitian Daerah Kota Daerah Pantai Daerah pegunungan __________________________________________________________ n % n % n % 9 Tahun 10 Tahun 11 Tahun 12 Tahun 13 Tahun 14 Tahun Sudah Belum Sudah Belum Sudah Belum Sudah Belum Sudah Belum Sudah

1 3 10 28 66 78 112 176 59 241

100.0 23.1 76.9 29.8 70.2 41.1 58.9 74.9 25.1 94.5

1 2 26 25 82 79 58 110

100.0 7.1 92.9 23.4 76.6 57.7 42.3 81.5

1 4 41 58 101 144 93 172

100.0 8.9 91.1 36.5 63.5 60.8 39.2 83.1

15 Tahun 16 Tahun 17 Tahun Total

Belum Sudah Belum Sudah Belum Sudah Belum

14 97 4 9 2 900

5.5 96.0 4.0 100.0 100.0

25 87 3 12 1 511

18.5 96.7 3.3 100.0 100.0

35 84 9 14 1 768

16.9 90.3 9.7 100.0 100.0

Dari tabel 4, untuk kota Medan rentang usia responden yang sudah mengalami haid antara 10-17 tahun, dengan persentase yang semakin meningkat sesuai dengan peningkatan usia responden yaitu berturut-turut 23,1%, 29,8%, 41,1%, 74,9%, 94,5%, 96%, 100%, 100%. Sedangkan untuk daerah Berastagi dan Pantai Cermin usia responden yang sudah mengalami haid antara 11-17 tahun dengan persentase yang semakin meningkat sesuai dengan peningkatan usia responden, masing-masing untuk Berastagi 7,1%, 23,4%, 57,7%, 81,5%, 96,7%, 100%, 100% dan untuk Pantai Cermin 8,9%, 36,5%, 60,8%, 83,1%, 90,3%, 100%, 100%. Ini menunjukkan responden di daerah kota Medan febih cepat mengalami haid dibandingkan Berastagi dan pantai Cermin. Pada tiga daerah penelitian dijumpai jumlah responden yang sudah mengalami haid terbanyak pada usia 14 tahun.

Tabel 4. Usia rata-rata Menars pada tiga daerah penelitian Daerah Penelitian n Minimum Maksimum Daerah Kota 634 10.00 15.00 Daerah Pantai 316 11.00 15.00 Daerah Pegunungan 487 11.00 15.00

Mean 12.28 12.54 12.60

SD 1.07 1.08 0,001 1.01

Dari tabel 4, dijumpai usia rata-rata menars di daerah Kota Medan lebih rendah (usia rata-rata; 12,28 tahun, usia termuda; 10 tahun dan usia tertua; 15 tahun) dibandingkan dengan daerah pantai Cermin (usia rata-rata; 12,54 tahun, usia termuda; 11 tahun dan usia

tertua; 15 tahun) dan Berastagi (usia rata-rata; 12,60 tahun, usia termuda; 11 tahun dan usia tertua; 15 tahun tahun). Dengan < 0,05 (=0,001) maka berarti ada hubungan antara usia rata-rata menars dengan kondisi geografis daerah penelitian. Tabel 5. Status gizi responden yang sudah haid pada tiga daerah penelitian Status Gizi Kota Pantai Pegunungan _________________________________________ n % n % n % Tinggi Badan (cm) 111 120 1 0.2 121 130 1 0.2 131 140 17 2.7 7 2.2 13 2.7 141 150 288 45.4 154 48.7 233 47.8 151 160 302 47.6 149 47.2 231 47.4 > 160 26 4.1 6 1.9 9 1.8 Total 634 316 487 Berat Badan (kg) 20 30 8 1.3 2 0.6 2 0.4 31 40 207 32.6 119 37.7 99 20.3 41 50 291 45.9 147 46.5 253 52.0 51 60 91 14.4 38 12.0 106 21.8 > 60 37 5.8 10 3.2 27 5.5 Total 634 316 487 BMI < 15 23 3.6 10 3.2 22 4.5 15 20 378 59.6 196 62.0 233 47.8 20 25 185 29.2 99 31.3 185 38.0 > 25 48 7.6 11 3.5 47 9.7 Total 634 316 487

0,420

0,001

0,001

Dari tabel 5, rentang tinggi badan terbanyak untuk daerah kota adalah 151 160 cm (47,6%) sedangkan untuk daerah pegunungan dan pantai adalah 141 150 cm (47,8% dan 48,7%) dengan > 0,05 maka berarti tidak ada hubungan antara tinggi badan responden yang sudah haid dengan kondisi geografis daeah penelitian.

Rentang berat badan terbanyak untuk daerah kota, pegunungan dan pantai adalah 41 50 kg (45,9%, 52%, 46,5%). Dengan < 0,05 maka berarti ada hubungan berat badan responden yang sudah haid dengan kondisi geografis daerah penelitian. Rentang Body Mass Index (BMI) terbanyak untuk daerah kota, pegunungan dan pantai adalh 15 20 (59.6%, 47,8%, 62%). Dengan < 0,05 maka berarti ada hubungan antara BMI responden yang sudah haid dengan kondisi geografis daerah penelitian. Dapat disimpulkan secara umum status gizi di tiga daerah penelitian tersebut baik.

Tabel 6. BMI rata-rata responden yang sudah haid pada tiga daerah penelitian Daerah Penelitian n Minimum Maksimum Mean Daerah Kota 634 13.52 42.41 19.70 Daerah Pantai 316 13.68 36.00 19.23 Daerah Pegunungan 487 13.79 32.46 20.61 Total 1437

SD 3.61 2.93 3.05

Dari Tabel 6, dijumpai rata-rata BMI pada daerah pegunungan (20,61) lebih tinggi daripada kota (19,70) dan pantai (19,23).

KESIMPULANDari hasil penelitian usia menars pada siswi SD/SLTP pada daerah pegunungan, pantai dan kota didapatkan kesimpulan 1.2.

Usia menars rata-rata penelitian ini : 12,51 1,15 tahun Usia menars rata-rata menurut daerah penelitian adalah : A. Daerah pegunungan adalah 12,54 1,01 tahun B. Daerah pantai adalah 12,60 1,08 tahun C. Daerah kota adalah 12,28 1,07 tahun

3.

Ada hubungan antara rata-rata usia menars dengan kondisi geografis di

tiga daerah penelitian 4. Ada hubungan antara rata-rata usia menars dengan BMI pada tiga daerah

penelitian.

DAFTAR PUSTAKA1.

Prawirohardjo Sarwono.-"Wanita dalam Berbagai Masa Kehidupan. Ilmu

Kandungan, Edisi Pertama, Cetakan Kelima. Bina Pustaka, Jakarta. Indonesia; 1991: 86-892. 3.

Rees M, The Age of Menarche, National Library of Medicine 1995, 1995: 2-4 Fakeye O, The Relationship of Onset of Menars and the Variaty in Menars

Stage, National Library of Medicine. 1985: 59;533-94.

Frisch. Body Weight and the lnititiation of Puberty, National Library of

Medicine, 1985: 28:573-95.

Brown D.E., dkk. Menarche Age, Fatness, and Fat Distribution in Hawaiian,

American Journal of Obstetrics and Gynecology, 1996; 99:229-476.

National Library of Medicine, Teaching Hospital of Jos University , Nigeria.

1996: 28:67-97.

Greska LP, Age of Menarche in Bolivian Girls of European and Aymara

Ancestry, Department of Antropology, Case Western Reserve University, Cleaveland, 1990: 49-53.8.

Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara. Lokasi dan Keadaan Geografis.

Sumatera Utara dalam Angka. Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara. Medan; 2004:5-79.

Mastroianni LJ, Coutifarius C, Physiology of Reproduction in The Female, in :

Reproductive Physiology, The Parthenon Publishing Group, 1988 : 41-53 10. Taylor D, Menarche in : The Power of Menstruation, 1991

11.

Medical Encyclopedia : Puberty and Adolescence, Medline Plus, Hum Reprod

2006. Puberty. Puberty Guide in Adolescent. 200512. 13.

Rees M, The Age of Menarche, National Library of Medicine 1998, 1998: 10-12 Frisch. The Inititiation of Puberty, National Library of Medicine, 1988:

33:613-914.

Brown D.E., dkk. Menarche Age and Fat Distribution in Hawaiian, American

Journal of Obstetrics and Gynecology, 1998; 39:235- 4715.

Dubuis JM, Puberty : Physiology, in : 10th Postgraduate Course for Training in

Reproductive Medicine and Reproductive Biology, Division dEndocrinologie et Diabetologie Pediatriquea Hospital des Enfants H. U. G. Geneva. Hum Reprod 2006. 16. Puberty, in : Puberty Guide in Adolescents, Hum Reprod. 2006 17. Dopkins JE, Fiillard PJA, How to Recognize and treat Abnormalities, in: Womens Health in Primary Care, Vol : 6, 296-30318.

Puberty : Adolescent Female, in : Adolescent Medicine, Lucile Packard

Childrens Hospital At Standford, Hum Reprod : 200219.

Speroff L,Glass RH, Kase NG, Regulation Of Menstrual Cycle, in: Clinical

Gynecologic Endocrinology and Fertility, ED 6th, Lippincort Wiliams and Wilkins, 1999: 201-4620.

Campbell S, Monga A, The Normal Menstrual Cycle, In: Gynecology By Ten

Teachers,Astra Zaneca, ED 17th, 2000 : 35-46 21. Cowan BD, Seifer DB, Regulation Of The Ovarian-Menstrual Cycle, in: Clinical Reproductive Medicine, Lippincort-Raven Publishers, 1997 : 61-8

22.

Ryan KJ, Berkowitz RS, Barbieri RL, The menstrual cycle, In : Kistner's

Gynecology Principles and Practice, Mosby, ED 6th, 1995 : 11-46.23.

Edmons DK, Menstrual Cycle and Ovulation, In : Dewhurt's Textbook of

Obstetrics and Gynecology for Postgraduates, Black Well science Ltd, ED 6th, 1999: 28-3324.

Berek JS, Adashi EY, Hillard PA, Reproductive Physiology, in: Novak's

Gynecology, ED 12th, William & Wilkins A Waverly Company, 1996: 149-74. 25. Gatzke A, The Amenorrhea Component of Female Athlete Triad Part I, Hum Reprod : 2002 26. Brown JB, Pituitary and Ovarian Hormones of a women's Reproductive Cycle, Emeritus Professor, Obstetrics and Gynecology, University of Melborne, Australia27.

Keys et al., What is BMI ? Center for disease control and prevention, 2005

28. Lin-Su K, Vogiatzi MG, New MI, Body Mass Index And Age At menarche in an Adolescent Clinical Population, New York Presbyterian Hospital - Weill Medical College of Comall University, Department of Pediatric Endocrinology, USA, 2002: 501-7 29. Ayatollah Sm, Dowlatabadi E, Ayatollah SAR, Age At Menarche and its Correlates In Shiraz, Southern Iran, 1999 ; 355-62 30. Health 24-news, Weight management, obesity, 2002 31. Taylor D, Menarche in : The Power Menstruation, 1991 32. Hillard PJA, Menstruation in Young Girls, in : ClinicalGynecology Series : An Expert's View, Frm The Department of Pediatrics and Obstetrics and Gynecology, University of Cincinnati College of Medicine, Ohio. 2002,655-62

33. Laureano F, Obgyn Net, in : Puberty, A mind & Body conection. Spain, 200234.

Harjono S, Suyono B, Siswanto F, Hasil penelitian, dalam : Menars Siswi

Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Kodya Dati II Semarang, Bagian Obstertri dan Ginekologi Fakultas kedokteran Universitas Diponegoro Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Kariadi, Semarang, 1998: 32-43 35. Ersoy B, Balkan C, Gunay T, Onang A, Egemen A, Effects of Different Soscioeconomic Conditions on Menarchein Turkish Female Student, Division of pediatric Endocrinology, Departement of Pediatrics, Faculty of medicine, Calal Bayar University, Manisa, Turkey. 2004: 115-25 36. Busmar B, Hasil dan Pembahasan, dalam : Usia Menars Penelitian Usia RataRata Menars Serta Beberapa Faktor Yang Mungkin Mempengaruhinya Pada pelajar Wanita Di SMP Negeri 216 Jakarta, Bagian Obstetri dan ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta, 1986 : 38-59 37. Abioyo-Kuteyi EA,cs, The Influence of Socioeconomic and Nutritional Status on Menarche in Nigerian School Girls, National Library of Medicine, 1997: 185-9538.

Chavarro J, Vllamor E, Narvaez J, Hoyos A, Socio-Demographic Predictors of

Age at Menarche in a Group of Colombian University Women, American Journal of Obstetrics and Gynecology, 2001;245-57 39. Padez C, Age at Menarche of Schoolgirls in Maputo, Mozambique in : National Library of Medicine, 2003, 487-95 40. Oduntan SO, Ayeni O, Kale 00, The Age of Menarche in Nigerian Girls, 1976: 269-74

41.

Shangold MM, Kelly M, Barkeley AS, Freedman KS, Groshen

S,

Relationship Between Menarcheal Age and Adult height, Depertment of Obstetrics and Gynecology, New York Hospital/Cornell Medical center, New York, 1989: 443-542.

Onland-Moret NC, cs, Age at Menarche in Relation to Adult Height, American

Journal of Epidemiology, 2005 Oct 1;162 (7): 623-32 43. Simondon K, Simon I dan Simondon F, Nutritional Status and Age at Menarche of Senegalese Adolescents, Entrez PubMed., 1997:521-32 44. Kelly, H, Average Age of Menarche, at the Museum of Menstruation and Women's Health.45.

Ersoy B, Balkan C, Gunay T, Onang A, Egemen A, Effects of Different

Soscioeconomic Conditions on Menarchein Turkish Female Student, Division of pediatric Endocrinology, Departement of Pediatrics, Faculty of Medicine, Calal Bayar University, Manisa, Turkey. 2004: 115-2546.

Demerath EW, Towne B, Chumlea WC, Sun SS, Czerwinski SA, Remsberg KE,

Recent Decline in Age at Menarche : The Fels Longitudinal Study, Lifespan Health Reserach Center, Department of Community Health, Wright State University School Of Medicine, Dayton, Ohio 45435, USA, 2004: 453-747.

Fredriks AM, cs,

Height, Weight, Body Mass Index and Pubertal

Development References for Children of Moroccan Origin in The Netherlands, Department of Pediatrcs, Leiden University Medical Centre, 2004 Jun;93(6):817-2448.

Pierce MB, Leon DA, Age at Menarche and Adult BMI in the Aberdeen

Children of the 1950s Cohort Study, American Journal of Clinical Nutrition, 2005;82:733-9

49.

Vitalle MS, cs. Body Mass Index, Pubertal Development and Their

Relationship with Menarche, National Library of Medicine, American Journal of Obstetrics and Gynecology, 2005 ; 49:429-33