Analisis

Embed Size (px)

Citation preview

1. Bagaimana mekanisme terjadinya benjolan pada leher tersebut?Kelenjar getah bening (KGB) adalah bagian dari sistem pertahanan tubuh kita. Tubuh kita memiliki kurang lebih sekitar 600 kelenjar getah bening, namun hanya di daerah sub mandibular,ketiak atau lipat paha yang teraba normal pada orang sehat. Terbungkus kapsul fibrosa yang berisi kumpulan sel-sel pembentuk pertahanan tubuh dan merupakan tempat penyaringan antigen(protein asing) dari pembuluh-pembuluh getah bening yang melewatinya.Pembuluh-pembuluh limfe akan mengalir ke kelenjar getah bening sehingga dari lokasi kelenjar getah bening akan diketahui aliran pembuluh limfe yang melewatinya. Oleh karenadilewati oleh aliran pembuluh getah bening yang dapat membawa antigen dan memiliki selpertahanan tubuh maka apabila ada antigen yang menginfeksi maka kelenjar getah bening dapatmenghasilkan sel-sel pertahanan tubuh yang lebih banyak untuk mengatasi antigen tersebutsehingga kelenjar getah bening membesar.Pembesaran kelenjar getah bening dapat berasal dari penambahan sel-sel pertahanantubuh yang berasal dari kelenjar getah bening itu sendiri seperti limfosit, sel plasma, monosit dan histiosit atau karena datangnya sel-sel peradangan (neutrofil) untuk mengatasi infeksi di kelenjar getah bening (limfadenitis), infiltrasi sel-sel ganas atau timbunan dari penyakit metabolitemacrophage (gaucher disease).

2. Bagaimana etiologi dan lokasi tersering limfadenopati pada kasus?Etiologi Limfadenopati1. Keganasan- Limfoma- Leukemia- Neoplasma kulit- Sarkoma Kaposi- Metastasis2. Infeksi- Bruselosis- Cat-scratch disease- CMV- HIV, infeksi primer- Limfogranuloma venereum- Mononukleosis- Faringitis- Rubela- Tuberkulosis- Tularemia- Demam tifoid- Sifi lis- Hepatitis virus3. Autoimun- Lupus eritematosus sistemik- Artritis reumatoid- Dermatomiositis- Sindrom Sjogren

Lokasi limfadenopati daerah kepala dan leher Kelenjar getah bening servikal teraba pada sebagian besar anak, tetapi ditemukan juga pada 56% orang dewasa. Penyebab utama limfadenopati servikal adalah infeksi; pada anak, umumnya berupa infeksi virus akut yang swasirna. Pada infeksi mikobakterium atipikal, cat-scratch disease toksoplasmosis, limfadenitis Kikuchi, sarkoidosis, dan penyakit Kawasaki, limfadenopati dapat berlangsung selama beberapa bulan. Limfadenopati supraklavikula kemungkinan besar (54%-85%) disebabkan oleh keganasan. Kelenjar getah bening servikal yang mengalami inl amasi dala beberapa hari, kemudian berl uktuasi (terutama pada anak-anak) khas untuk limfadenopati akibat infeksi staplokokus dan streptokokus. Kelenjar getah bening servikal yang berluktuasi dalam beberapa minggu sampai beberapa bulan tanpa tanda-tanda inl amasi atau nyeri yang signifikan merupakan petunjuk infeksi mikobakterium, mikobakterium atipikal atau Bartonella henselae (penyebab cat scratch disease). Kelenjar getah bening servikal yang keras, terutama pada orang usia lanjut dan perokok menunjukkan metastasis keganasan kepala dan leher (orofaring, nasofaring, laring, tiroid, dan esofagus).Limfadenopati servikal merupakan manifestasi limfadenitis tuberkulosa yang paling sering (63-77% kasus), disebut skrofula. Kelainan ini dapat juga disebabkan oleh mikobakterium nontuberkulosa.

3. Bagaimana makna klinis dari hasil pemeriksaan histopatologi tersebut?Untuk membedakan lymphadenitis mycobacterium tuberculosis dan non tuberculous mycobacterial secara histopatologi Kraus M et all (20) mendapatkan empat kriteria yaitu : adanya mikroabses, granuloma yang tidak jelas, granuloma yang non caseating dan giant cell yang sangat sedikit.

Secara mikroskopik jaringan gambaran yang khas pada lesi mycobacterium tuberculosis adalah dijumpainya granuloma maupun nekrosis pengkijuan (caseous necrosis). Granuloma adalah kumpulan dari makrofag (macrophages). Makrofag disebut juga histiosit dapat berfusi membentuk multinucleated giant cells, magrofag pada granuloma sering disebut ephiteloid.Epitheloid macrofages berbeda dengan magrofag yang biasanya karena mempunyai inti yang memanjang mirip dengan sol sepatu, intinya lebih besar dan sitoplasmanya lebih pink , perubahan ini terjadi akibat magrofag diaktivasi oleh antigen. Granuloma dapat disertai komponen lain termasuk limfosit, neutrofil, eosinofil, multinucleted giant cells dan fibroblas. Sebenarnya granuloma tidak saja disebabkan m.tuberculosis tapi juga akibat leprosy, histoplasmosis, cryptococcosis, coccidioidomycosis, dan blastomycosis. Granuloma yang bukan infeksi dapat dijumpai pada sarcoidosis, Crohns disiase, berylliosis, Wageners granulomatosis, Churg-Staruss syndroma dan lain-lain.

Granuloma pada tuberkulosis cenderung membentuk nekrosis (caseating tubercule) walaupun ada yang tidak membentuk nekrosis, disertai adanya multinucleated giant cells dengan inti membentuk ladam kuda (Langhans giant cell)Gupta (1993) (13)menjelaskan morfologi sitologi kelenjar getah bening dari mycobacterium tuberculosis terbagi atas :1. Dominan nekrosis2. Granuloma yang mengandung pengkijuan sel epitheloid dan sel datia (giant cell)3. Granuloma dengan sel epitheloid non pengkijuan tanpa sel datia.Sel epitheloid yang sangat sedikitBersamaan dengan itu The Wright stained sitologi smear membagi smear TB atas 3 kategori :1. Epitheloid granuloma tanpa nekrosis2. Epitheloid granuloma dengan nekrosis3. Necrosis tanpa epitheloid granuloma

4. Bagaimana mekanisme dan gambaran abnormal dari hasil pemeriksaan histopatologi tersebut?Gambaran limfadenitis granulomatosa (tuberkulosis) menunjukkan histiosit-histiosit dari tipe epiteloid membentuk kelompokan kohesif dan juga multinucleated giant cells tipe Langhans. Sel-sel epiteloid adalah tanda khas dari FNB smear. Inti berbentuk elongated, bentuk ini dideskripsikan mirip dengan tapak sepatu. Kromatin inti bergranul halus dan pucat dan sitoplasma pucat tanpa pinggir sel yang jelas. Sel-sel epiteloid limfadenitis granuloma membentuk gumpalan kohesif, beberapa kecil, beberapa besar, mirip granuloma pada pemotongan jaringan. Dapat dijumpai beberapa multinucleated Langhans giant cells dan terkadang tidak dijumpai. Dijumpai nekrosis sentral pada kelompokan yang besar, fibrinoid atau kaseosa. Material kaseosa bergranul dan eosinofilik pada smear. (Gambar ada pada LI).

5. Bagaimana Patofisiologi dari penyakit yang diderita Nn. Fanny?

Patogenesis tuberkulosis pada individu imunokompeten yang belum pernah terpajan berpusat pada pembentukan imunitas seluler yang menimbulkan resistensi terhadap organisme dan menyebabkan terjadinya hipersensitivitas jaringan terhadap antigen tuberkular. Gambaran patologik tuberkulosis, seperti granuloma perkijuan dan kavitasi terjadi akibat hipersensitivitas jaringan yang destruktif yang merupakan bagian penting dari respon imun host.

Gbr 1. Rangkaian kejadian pada tuberkulosis paru primer, yang dimulai dari inhalasi strain virulen Mycobacterium dan memuncak pada terbentuknya imunitas dan hipersensitivas tipe lambat terhadap organisme. A.kejadian yang berlangsung dalam 3 minggu pertama setelah pajanan; B.kejadian sesudahnya. Terbentuknya resistensi terhadap organisme diikuti oleh uji tuberkulin yang positif.1. Setelah strain virulen mikobakteri masuk kedalam endosom makrofag, organisme mampu menghambat respon mikroba normal dengan memanipulasi pH endosom dan menghentikan pematangan endosom . Hasil akhir manipulasi endosom adalah gangguan fagolisosom efektif sehingga mikrobakteri berproliferasi tanpa terhambat.2. Baru-baru ini suatu gen yang disebut NRAMP1 (natural resistance-assosiated macrophage protein 1) diperkirakan berperan pada perkembangan tuberkulosis manusia. Protein NRAMP1 adalah satu protein transmembrane di endosom dan lysosom yang memompa kation divalent ke dalam lysosome. Ini mungkin berperan pada generasi dari radikal oksigen anti mikrobia. Polimorfisme tertentu pada alele NRAMP1 telah dibuktikan berkaitan dengan peningkatan insiden tuberkulosis (terutama diantara orang Amerika Afrika).3. Oleh karena itu fase dini pada Tb primer (