79
ANALISIS ALUR, TOKOH DAN PENOKOHAN, DAN LATAR DALAM NOVEL TIBA TIBA MALAM KARYA PUTU WIJAYA Tugas Akhir Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sastra Indonesia Program Studi Sastra Indonesia Oleh Dominicus Ganang Aditya I. NIM : 024114028 PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA JURUSAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA November 2010

ANALISIS ALUR, TOKOH DAN PENOKOHAN, DAN LATAR … · Idris, Dominicus Ganang Aditya. 2010. Analisis Alur, Tokoh dan Penokohan, dan Latar Dalam Novel Tiba Tiba Malam Karya Putu Wijaya

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS ALUR, TOKOH DAN PENOKOHAN, DAN LATAR … · Idris, Dominicus Ganang Aditya. 2010. Analisis Alur, Tokoh dan Penokohan, dan Latar Dalam Novel Tiba Tiba Malam Karya Putu Wijaya

ANALISIS ALUR, TOKOH DAN PENOKOHAN, DAN LATAR

DALAM NOVEL TIBA TIBA MALAM

KARYA PUTU WIJAYA

Tugas Akhir

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Sastra Indonesia

Program Studi Sastra Indonesia

Oleh

Dominicus Ganang Aditya I.

NIM : 024114028

PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA

JURUSAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS SASTRA

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

November 2010

Page 2: ANALISIS ALUR, TOKOH DAN PENOKOHAN, DAN LATAR … · Idris, Dominicus Ganang Aditya. 2010. Analisis Alur, Tokoh dan Penokohan, dan Latar Dalam Novel Tiba Tiba Malam Karya Putu Wijaya

i

ANALISIS ALUR, TOKOH DAN PENOKOHAN, DAN LATAR

DALAM NOVEL TIBA TIBA MALAM

KARYA PUTU WIJAYA

Tugas Akhir

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Sastra Indonesia

Program Studi Sastra Indonesia

Oleh

Dominicus Ganang Aditya I.

NIM : 024114028

PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA

JURUSAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS SASTRA

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

November 2010

Page 3: ANALISIS ALUR, TOKOH DAN PENOKOHAN, DAN LATAR … · Idris, Dominicus Ganang Aditya. 2010. Analisis Alur, Tokoh dan Penokohan, dan Latar Dalam Novel Tiba Tiba Malam Karya Putu Wijaya

ii

Page 4: ANALISIS ALUR, TOKOH DAN PENOKOHAN, DAN LATAR … · Idris, Dominicus Ganang Aditya. 2010. Analisis Alur, Tokoh dan Penokohan, dan Latar Dalam Novel Tiba Tiba Malam Karya Putu Wijaya

iii

Page 5: ANALISIS ALUR, TOKOH DAN PENOKOHAN, DAN LATAR … · Idris, Dominicus Ganang Aditya. 2010. Analisis Alur, Tokoh dan Penokohan, dan Latar Dalam Novel Tiba Tiba Malam Karya Putu Wijaya

iv

PERNYATAAN KEASLIAN

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan

daftar pustaka, sebagai layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 24 November 2010

Penulis

Dominicus Ganang Aditya I.

Page 6: ANALISIS ALUR, TOKOH DAN PENOKOHAN, DAN LATAR … · Idris, Dominicus Ganang Aditya. 2010. Analisis Alur, Tokoh dan Penokohan, dan Latar Dalam Novel Tiba Tiba Malam Karya Putu Wijaya

v

Pernyataan Persetujuan Pulikasi Karya Ilmiah

Untuk Kepentingan Akademis

Yang bertanda tangn di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Dominicus Ganang Aditya I.

Nim : 024114028

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul Analisis Alur, Tokoh dan

Penokohan, dan Latar Dalam Novel Tiba Tiba Malam Karya Putu Wijaya beserta

perangkat yang diperlukan (bila ada).

Dengan demikian, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma

hak menyimpan, mengalihkan dalam bentuk lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan

data, mendistribusikan secara terbatas dan mempublikasikannya di internet atau media

yang lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun

memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal 24 November 2010

Yang menyatakan,

Dominicus Ganang Aditya I.

Page 7: ANALISIS ALUR, TOKOH DAN PENOKOHAN, DAN LATAR … · Idris, Dominicus Ganang Aditya. 2010. Analisis Alur, Tokoh dan Penokohan, dan Latar Dalam Novel Tiba Tiba Malam Karya Putu Wijaya

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala

rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis (akhirnya) dapat menyelesaikan skripsi ini

dengan baik. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat akhir dalam

menempuh ujian sarjana pada Fakultas Sastra, Jurusan Sastra Indonesia, Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan terwujud tanpa bantuan dan

dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih

kepada pihak-pihak yang telah membantu terselesainya skripsi ini, yaitu:

1. S.E. Peni Adji, S.S., M. Hum sebagai dosen pembimbing I, terima kasih

telah meluangkan banyak waktu dan kesempatan untuk memberi masukan

dan membimbing saya dalam menyelesaikan skripsi ini.

2. Drs. B. Rahmanto, M. Hum, sebagai dosen pembimbing II, terima kasih

atas waktu dan pengertiannya.

3. Seluruh dosen jurusan Sastra Indonesia, yang telah dengan sabar

membimbing penulis selama menempuh pendidikan di Sastra Indonesia.

4. Kedua orang tua saya yang telah memberi dukungan secara materiil dan

spirituil kepada penulis.

5. Kedua kakakku, Lia dan Kiky, yang selalu cerewet agar segera

menyelesaikan penelitian ini.

6. Teman-teman komunitas Bengkel Sastra USD, Bengkel Mime Theater,

Pondok Mapasadha yang sudi menjadi wadah keisenganku selama ini.

Page 8: ANALISIS ALUR, TOKOH DAN PENOKOHAN, DAN LATAR … · Idris, Dominicus Ganang Aditya. 2010. Analisis Alur, Tokoh dan Penokohan, dan Latar Dalam Novel Tiba Tiba Malam Karya Putu Wijaya

vii

7. Teman-teman seperjuangan Sastra Indonesia 2002, Ardi Tambal Ban,

Agus Bonhead, Mbokde Fani, Eli Tubruk, Simbah Padmadi, Anang

Electone, Yogi, Sigit Jarwo, Bayu Gembes, dan Martha Sriwul. Terima

kasih atas kebersamaannya selama di bangku perkuliahan.

8. Institusi Universitas Sanata Dharma, baik “atasan” maupun “bawahan”,

terima kasih atas pelayanan dan kerjasamanya selama ini.

9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, namun telah

banyak memberikan dukungan dan perhatian sampai selesainya skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna. Untuk itu, segala

saran dan kritik dari berbagai pihak akan penulis terima dengan segala kerendahan hati

dan harapan dapat lebih menyempurnakan penelitian ini. Penulis juga berharap skripsi

ini bermanfaat bagi pembaca.

Yogyakarta, 24 November 2010

Penulis

Page 9: ANALISIS ALUR, TOKOH DAN PENOKOHAN, DAN LATAR … · Idris, Dominicus Ganang Aditya. 2010. Analisis Alur, Tokoh dan Penokohan, dan Latar Dalam Novel Tiba Tiba Malam Karya Putu Wijaya

viii

ABSTRAK

Idris, Dominicus Ganang Aditya. 2010. Analisis Alur, Tokoh dan Penokohan, dan Latar Dalam Novel Tiba Tiba Malam Karya Putu Wijaya. Yogyakarta: Program Studi Sastra Indonesia, Universitas Sanata Dharma.

Penelitian ini mengkaji alur, tokoh dan penokohan, dan latar dalam novel Tiba-Tiba

Malam karya Putu Wijaya. Tujuan penelitian ini adalah menjabarkan unsur alur, tokoh dan penokohan, dan latar atau setting dalam novel Tiba-Tiba Malam karya Putu Wijaya.

Penelitian yang menggunakan metode deskriptif ini mengungkapkan penulisan

karya ini menggunakan alur progresif, lurus, atau maju, dikarenakan peristiwa yang dikisahkan bersifat kronologis. Peristiwa pertama mengakibatkan peristiwa selanjutnya. Alur dalam novel ini dibagi menjadi tiga bagian, yaitu tahap awal (beginning), tahap tengah (middle), dan tahap akhir (end).

Dalam novel ini diketahui juga bahwa Sunatha merupakan tokoh utama yang

utama, disusul dengan Sunithi, Utari, dan Ngurah sebagai tokoh utama tambahan, dan sebagai tokoh tambahan utama adalah Subali, David, Weda, serta Renti yang berfungsi mendukung keseluruhan cerita. Pemilihan Tokoh Sunatha sebagai tokoh utama yang utama dikarenakan Sunatha merupakan tokoh yang mempengaruhi jalan cerita dalam novel ini.

Latar cerita dalam novel ini meliputi latar tempat, latar waktu, dan latar sosial.

Latar tempat didominasi oleh lokasi di pelabuhan, desa, dan Denpasar. Latar waktu dalam novel ini meliputi pagi, siang, dan malam. Peneliti juga menemukan penggunaan waktu tertentu, waktu lampau, dan waktu yang akan datang. Sedangkan untuk latar sosial dapat diketahui dari lingkungan masyarakat pedesaan, rasa kekeluargaan dan sifat gotong royong, penggunaan bahasa daerah atau dialek-dialek tertentu, dan penggunaan kultur budaya dan religi.

Page 10: ANALISIS ALUR, TOKOH DAN PENOKOHAN, DAN LATAR … · Idris, Dominicus Ganang Aditya. 2010. Analisis Alur, Tokoh dan Penokohan, dan Latar Dalam Novel Tiba Tiba Malam Karya Putu Wijaya

ix

ABSTRACT

Idris, Dominicus Ganang Aditya. 2010. The Analyzing of Plot, Character and

Characterization, and Setting in Tiba-Tiba Malam Novel by Putu Wijaya.

Yogyakarta: Indonesian Literature Study Program, Sanata Dharma University.

This research analyzes the plot, character and characterization, and setting in Tiba-

Tiba Malam Novel by Putu Wijaya. This research aims to describe the elements of plot,

character and characterization, and setting in Tiba-Tiba Malam Novel by Putu Wijaya.

This research—which uses the descriptive method—shows that the plot of this

novel is progressive plot for the events are arranged in chronological way; an event

causes other events. The plot of the novel is divided into three main parts; the beginning,

the middle, and the end.

In this Novel, Sunatha is put as the main character over Sunithi, Utari, and Ngurah

who are the main additional characters. The other characters are Subali, David, Weda,

and Renti who are put as additional characters to construct the overall story. Sunatha is

put as the main characters for he influences the story most.

The setting of the story includes the place setting, time setting, and social setting.

The most dominant places in place setting are the harbor, the village, and Denpasar city.

The time setting includes the morning time, midday time, and night. The researcher also

fined the usage of certain time, past time, and future time. The social setting is showed by

the familiar atmosphere and community self-helped, the usage of local language and

certain dialects, and the culture and religion usage.

Page 11: ANALISIS ALUR, TOKOH DAN PENOKOHAN, DAN LATAR … · Idris, Dominicus Ganang Aditya. 2010. Analisis Alur, Tokoh dan Penokohan, dan Latar Dalam Novel Tiba Tiba Malam Karya Putu Wijaya

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL …………………………………………………………… i

HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING ……………………………….. ii

HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI…….................................................... iii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................................... . iv

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ........................................................... v

KATA PENGANTAR ...........................………………………………….......... vi

ABSTRAK ..............................................................……………………………. viii

ABSTRACT ............................................................................................................ ix

DAFTAR ISI ........................................................................................................ x

BAB I PENDAHULUAN… .................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ………………………………………………………. 1

1.2 Rumusan Masalah …………………………………………………… 3

1.3 Tujuan Penelitian ……………………………………………………. 3

1.4 Manfaat Penelitian …………………………………………………… 3

1.5 Tinjauan Pustaka …………………………………………………….. 4

1.6 Landasan Teori ………………………………………………………. 5

1.6.1 Struktural ………………………………………………. 5

1.6.2 Alur ……………………………………………………… 6

1.6.3 Tokoh dan Penokohan………………………...…………. 9

1.6.4 Latar atau setting ………………………….....………….. 11

1.7 Metodologi Penelitian .......................................................................... 13

Page 12: ANALISIS ALUR, TOKOH DAN PENOKOHAN, DAN LATAR … · Idris, Dominicus Ganang Aditya. 2010. Analisis Alur, Tokoh dan Penokohan, dan Latar Dalam Novel Tiba Tiba Malam Karya Putu Wijaya

xi

1.8 Sumber Data ......................................................................................... 13

1.9 Sistematika Penyajian ........................................................................... 13

BAB II ALUR CERITA ....................................................................................... 15

2.1 Tahap Awal .......................................................................................... 15

2.2 Tahap Tengah ....................................................................................... 19

2.3 Tahap Akhir ......................................................................................... 25

BAB III TOKOH dan PENOKOHAN ................................................................. 31

3.1 Sunatha ................................................................................................. 31

3.2 Sunithi ................................................................................................... 35

3.3 Utari ....................................................................................................... 37

3.4 Ngurah .................................................................................................... 39

3.5 Subali ..................................................................................................... 41

3.6 David ..................................................................................................... 43

3.7 Weda ...................................................................................................... 45

3.8 Renti ....................................................................................................... 47

BAB IV LATAR CERITA .................................................................................... 50

4.1 Latar Tempat .......................................................................................... 50

4.1.1 Pelabuhan ...................................................................................... 50

4.1.2 Desa ............................................................................................... 53

4.1.3 Denpasar ......................................................................................... 55

4.2 Latar Waktu ............................................................................................ 56

4.2.1 Pagi ................................................................................................ 56

4.2.2 Siang .............................................................................................. 57

Page 13: ANALISIS ALUR, TOKOH DAN PENOKOHAN, DAN LATAR … · Idris, Dominicus Ganang Aditya. 2010. Analisis Alur, Tokoh dan Penokohan, dan Latar Dalam Novel Tiba Tiba Malam Karya Putu Wijaya

xii

4.2.3 Malam ............................................................................................ 57

4.2.4 Waktu Tertentu .............................................................................. 57

4.2.5 Waktu Lampau ................................................................................ 58

4.2.6 Waktu Yang Akan Datang .............................................................. 58

4.3 Latar Sosial ............................................................................................... 58

4.3.1 Penyebutan Nama Tempat atau Nama Daerah ................................ 59

4.3.2 Lingkungan Masyarakat Pedesaan .................................................. 59

4.3.3 Rasa Kekeluargaan dan Sifat Gotong Royong ............................... 59

4.3.4 Penggunaan Bahasa Daerah atau Dialek-dialek Tertentu ............... 60

4.3.5 Penggunaan Kultur Budaya dan Religi ............................................ 60

BAB V PENUTUP ................................................................................................ 62

5.1 Kesimpulan ................................................................................................ 62

5.2 Saran ........................................................................................................... 64

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 66

Page 14: ANALISIS ALUR, TOKOH DAN PENOKOHAN, DAN LATAR … · Idris, Dominicus Ganang Aditya. 2010. Analisis Alur, Tokoh dan Penokohan, dan Latar Dalam Novel Tiba Tiba Malam Karya Putu Wijaya

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Karya sastra yang kita baca dibangun oleh pengarangnya sebagai hasil

rekaman berdasarkan permenungan, penafsiran, dan penghayatan hidup terhadap

realitas sosial dan lingkungan kemasyarakatan tempat pengarang itu hidup dan

berkembang (Sumardjo 1984: 14).

Sastra yang merupakan permenungan pengarang terhadap permasalahan

kehidupan itu sarat akan nilai yang tercermin dari kultur sosialnya. Dengan kata

lain sastra sebagai bagian dari integral kebudayaan dianggap sebagai cara untuk

mengungkapkan kebudayaan tersebut (Ratna 2008: 11). Hal ini senada dengan

setting atau latar cerita novel Tiba-Tiba Malam (selanjutnya disingkat TTM) yang

bermula dari Tabanan, Bali yang juga merupakan tempat pengarang novel TTM,

Putu Wijaya (selanjutnya disingkat PW) berasal. Seorang sastrawan atau

pengarang merupakan anggota dari suatu kelompok masyarakat yang komunal

dan kompleks. Pengarang melihat gejala-gejala sosial yang terjadi di masyarakat

dan menuangkannya dalam bentuk karya sastra dan tentunya menurut versi

mereka (pengarang). Oleh karena itu karya sastra dapat dikatakan sebagai

cerminan kehidupan nyata, realitas sehari-hari (walaupun hanya meniru-mimesis).

Tetapi seniman tidak semata-mata meniru kenyataan melainkan mereka

menciptakan dunianya sendiri yang harus kita bedakan dari kenyataan dan ini

merupakan faktor kreasi dan imajinasi pengarang. Hal ini sejalan dengan pendapat

Page 15: ANALISIS ALUR, TOKOH DAN PENOKOHAN, DAN LATAR … · Idris, Dominicus Ganang Aditya. 2010. Analisis Alur, Tokoh dan Penokohan, dan Latar Dalam Novel Tiba Tiba Malam Karya Putu Wijaya

2

Nurgiyantoro yang mengatakan bahwa pengarang menghayati berbagai

permasalahan tersebut dengan penuh kesungguhan yang kemudian

diungkapkannya kembali melalui sarana fiksi sesuai pandangannya. Pengarang

mengemukakan hal itu berdasarkan pengalaman dan pengamatannya terhadap

kehidupan. (Nurgiyantoro, 2010:2-3).

Berangkat dari hal itu, peneliti menyimpulkan bahwa novel merupakan

salah satu hasil seni yang diciptakan pengarang berdasarkan pengalaman yang

pernah dilihat atau (bahkan ) dialaminya. Persoalan atau permasalahan kehidupan

manusia yang disajikan serta disuguhkan dalam novel biasanya merupakan

cerminan atau tingkah laku yang terjadi di masyarakat sehari-hari (atau pada masa

itu).

Salah satu sastrawan yang berhasil menghadirkan kenyataan sosial dalam

sebuah karya adalah PW. Bangsawan Bali dan juga penerima SEA Write Award

(Bangkok, 1980) ini termasuk produktif. Seluruh genre sastra ia geluti, drama,

cerpen, novel, esai maupun skenario film dan sinetron.

Berbeda dengan karya-karyanya yang lain yang menggunakan konsep

teror mental, TTM dapat dikatakan sebagai novel ‘konvensional’-nya PW. Teror

mental sendiri merupakan gaya penulisan yang sering diusung PW. Baginya, teror

adalah pembelotan, pengkhianatan, kriminalitas, tindakan subversif terhadap

logika – tapi nyata. (2007, jurnalnet.com). Seperti yang ditulis dalam kata

pengantar novel TTM, novel ini kekuatannya justru pada penyajiannya lewat gaya

bertutur dan plot yang tergolong konvensional dan mengangkat tema seputar

masalah adat di Bali.

Page 16: ANALISIS ALUR, TOKOH DAN PENOKOHAN, DAN LATAR … · Idris, Dominicus Ganang Aditya. 2010. Analisis Alur, Tokoh dan Penokohan, dan Latar Dalam Novel Tiba Tiba Malam Karya Putu Wijaya

3

Peneliti sangat tertarik untuk meneliti novel TTM dikarenakan alur cerita

yang membuat penasaran bagaimana berakhirnya (penyelesaian) masalah,

Penokohan yang menarik, dan didukung penggambaran latar belakang Bali yang

kuat. Hal inilah yang menarik perhatian saya untuk meneliti lebih lanjut karya

TTM secara intrinsik.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang di atas masalah-masalah dalam

penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1.2.1 Bagaimanakah unsur alur dalam novel TTM?

1.2.2 Bagaimana dan siapa saja tokoh dan penokohan yang terlibat

dalam novel TTM?

1.2.3 Bagaimanakah penggambaran latar cerita dalam novel TTM?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Mendeskripsikan unsur alur dalam novel TTM.

1.3.2 Mendeskripsikan tokoh dan penokohan dalam novel TTM.

1.3.3 Mendeskripsikan latar cerita dalam novel TTM.

1.4 Manfaat Penelitian

Berbagai penelitian, baik akademik maupun non akademik telah dilakukan

oleh orang yang menggemari ranah sastra. Sebesar atau sekecil apa pun hasil

penelitiannya, telah memberikan sumbangsih yang bermanfaat bagi peminat dan

pemerhati sastra. Demikian juga dengan penelitian ini diharapkan dapat

menyodorkan berbagai macam manfaat, antara lain:

Page 17: ANALISIS ALUR, TOKOH DAN PENOKOHAN, DAN LATAR … · Idris, Dominicus Ganang Aditya. 2010. Analisis Alur, Tokoh dan Penokohan, dan Latar Dalam Novel Tiba Tiba Malam Karya Putu Wijaya

4

1.4.1 Memperkaya khazanah pustaka dalam penelitian sastra, khususnya

mengenai alur, tokoh, dan latar .

1.4.2 Bermanfaat untuk meningkatkan apresiasi terhadap kesusastraan

khususnya novel TTM.

1.5 Tinjauan Pustaka

PW adalah salah seorang penulis Indonesia yang sangat produktif. Begitu

banyak karya sastra yang dihasilkan oleh PW, oleh karenanya tidak sedikit

tulisan-tulisan yang membahas karya PW, apalagi novel konvensionalnya, TTM.

Kii (2007) dalam skripsinya membedah TTM dari sudut pandang

pelanggaran adat istiadat di Bali. Dengan berlandaskan kajian sosiologi, ia

berkesimpulan bahwa tokoh Subali telah melanggar adat disebabkan beberapa hal

antara lain usaha dagangnya bangkrut, menjadi fitnahan orang serta mengalami

tekanan dari orang lain. Ia juga menambahkan bahwa tokoh Subali mengalami

perubahan pola pikir terhadap adat.

Sedikit berbeda dengan Kii, Sunarti (2008) menemukan nilai-nilai budaya

yang terkandung dalam novel TTM. Nilai-nilai budaya tersebut adalah nilai

budaya hubungan antara manusia dengan Tuhan, nilai budaya dalam hubungan

antara manusia dengan masyarakat, nilai budaya hubungan antar manusia dengan

alam, nilai budaya hubungan antara manusia dengan orang, nilai budaya

hubungan antara manusia dengan dirinya sendiri. (2008, etd_eprints.ums.ac.id)

Masalah gender seputar pernikahan juga menghiasi novel TTM. Pendapat

ini dikemukakan Violine dalam blog Nyanyian Bahasa. Menurut dia, PW tidak

mengangkat ketidakadilan gender antara pria dan wanita tetapi ia justru

Page 18: ANALISIS ALUR, TOKOH DAN PENOKOHAN, DAN LATAR … · Idris, Dominicus Ganang Aditya. 2010. Analisis Alur, Tokoh dan Penokohan, dan Latar Dalam Novel Tiba Tiba Malam Karya Putu Wijaya

5

mengangkat perubahan konsep pada diri seorang perempuan Bali─seorang istri

Bali. Menurut ajaran agama Hindu, wanita tidak dianggap marginal oleh laki-laki

dan keluarga tetapi wanita sangat dimuliakan dan menjadi lambang Dewi

Saraswati. (2009, nyanyianbahasa_wordpress.com)

Violine juga mengatakan bahwa novel ini tidak hanya mengangkat

masalah adat di Bali, tetapi juga menyorot rekonstruksi seorang perempuan Bali.

Dengan menganalisis karakter tokoh, ia menemukan perubahan pada tokoh-tokoh

dalam novel TTM. Tokoh wanitanya tidak hanya lebih dulu mencapai tahap

rekonstruksi, tetapi juga berhasil membuat tokoh-tokoh pria berubah demi

menyesuaikan diri dengannya. (2009, nyanyianbahasa_wordpress.com)

1.6 Landasan Teori

1.6.1 Struktural

Secara etimologis, struktur berasal dari kata structura (Latin), yang berarti

bentuk, bangunan. Sedangkan secara definitif, strukturalisme berarti paham

mengenai unsur-unsur, yaitu struktur itu sendiri, dengan mekanisme

antarhubungannya, di satu pihak antarhubungan unsur yang satu dengan unsur

lainnya, di pihak yang lain hubungan antara unsur (unsur) dengan totalitasnya

(Ratna, 2008: 91).

Analisis struktural bertujuan memaparkan secermat mungkin fungsi dan

keterkaitan antarberbagai unsur karya sastra yang secara bersamaan menghasilkan

sebuah kemenyeluruhan. Memang, analisis struktural tak cukup dilakukan hanya

sekedar mendata unsur tertentu sebuah karya fiksi. Namun, yang lebih penting

adalah menunjukkan bagaimana hubungan antarunsur itu dan sumbangan apa

Page 19: ANALISIS ALUR, TOKOH DAN PENOKOHAN, DAN LATAR … · Idris, Dominicus Ganang Aditya. 2010. Analisis Alur, Tokoh dan Penokohan, dan Latar Dalam Novel Tiba Tiba Malam Karya Putu Wijaya

6

yang diberikan terhadap tujuan estetik dan makna keseluruhan yang ingin dicapai

(Nurgiyantoro, 2010: 37).

Unsur-unsur itu salah satunya adalah unsur instrinsik. Unsur intrinsik

adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra itu sendiri. Kepaduan

antarberbagai unsur intrinsik inilah yang membuat sebuah novel berwujud, unsur-

unsur (cerita) inilah yang akan dijumpai jika kita membaca sebuah novel. Unsur-

unsur yang dimaksud, misalnya, peristiwa, cerita, plot, penokohan, tema, latar,

sudut pandang penceritaan, bahasa atau gaya bahasa. (Nurgiyantoro, 2010: 23).

Dalam analisis unsur intrinsik, kepaduan antarunsur-unsur pembangun

sebuah novel biasanya dianalisis secara menyeluruh. Akan tetapi, dalam penelitian

ini, peneliti tidak menganalisis keterkaitan antarunsur-unsur tersebut. Peneliti

hanya fokus kepada deskripsi alur, tokoh dan penokohan, dan latar yang terdapat

dalam novel TTM. Hal ini dikarenakan ketiga unsur tersebutlah yang menarik

perhatian peneliti.

Alur konvensional menjadi hal yang unik dalam novel ini dikarenakan

biasanya PW menggunakan alur non-konvensional. Hal ini juga diikuti dengan

penokohan yang menarik serta deskripsi latar Bali yang begitu kuat. Jadi, peneliti

hanya memfokuskan penelitian pada deskripsi alur, tokoh dan penokohan, dan

latar dalam novel TTM.

1.6.2 Alur

Alur adalah rangkaian cerita yang dibentuk oleh tahapan-tahapan peristiwa

sehingga menjalin suatu cerita yang dihadirkan oleh para pelaku dalam suatu

Page 20: ANALISIS ALUR, TOKOH DAN PENOKOHAN, DAN LATAR … · Idris, Dominicus Ganang Aditya. 2010. Analisis Alur, Tokoh dan Penokohan, dan Latar Dalam Novel Tiba Tiba Malam Karya Putu Wijaya

7

cerita. Istilah alur dalam hal ini sama dengan istilah plot maupun struktur cerita

(Aminuddin, 1991: 83).

Stanton via Nurgiyantoro (2010: 13) mengemukakan bahwa plot adalah

cerita yang berisi urutan kejadian, namun tiap kejadian itu hanya dihubungkan

secara sebab akibat, peristiwa yang satu disebabkan atau menyebabkan peristiwa

yang lain.

Aristoteles via Nurgiyantoro (2010: 142) membagi plot menjadi tiga

bagian, yaitu tahap awal (beginning), tahap tengah (middle), dan tahap akhir

(end). Tahap awal disebut juga tahap perkenalan yang berfungsi memberikan

informasi dan penjelasan tentang latar, seperti nama-nama tempat, suasana alam

waktu kejadiannya, yang pada garis besarnya berupa deskripsi setting. Selain itu

tahap awal juga sering dipergunakan untuk pengenalan tokoh (-tokoh) cerita,

mungkin berwujud deskripsi fisik dan perwatakannya (Nurgiyantoro, 2010: 142-

145).

Tahap tengah atau disebut tahap pertikaian, menampilkan pertentangan

dan atau konflik yang sudah mulai dimunculkan pada tahap sebelumnya, menjadi

semakin meningkat. Konflik tersebut dapat berupa konflik internal yang terjadi

dalam diri seorang tokoh maupun konflik eksternal yang terjadi antartokoh cerita.

Dalam tahap ini klimaks ditampilkan ketika konflik (utama) telah mencapai

intensitas tertinggi (Nurgiyantoro 2010: 145).

Tahap akhir disebut sebagai tahap peleraian yang menampilkan adegan

tertentu sebagai klimaks. Jadi, bagian ini misalnya (antara lain) berisi bagaimana

Page 21: ANALISIS ALUR, TOKOH DAN PENOKOHAN, DAN LATAR … · Idris, Dominicus Ganang Aditya. 2010. Analisis Alur, Tokoh dan Penokohan, dan Latar Dalam Novel Tiba Tiba Malam Karya Putu Wijaya

8

kesudahan cerita atau akhir sebuah cerita, atau menyaran pada hal bagaimanakah

akhir sebuah cerita (Nurgiyantoro, 2010: 146-147).

Plot dapat dikategorikan ke dalam beberapa jenis yang berbeda

berdasarkan sudut-sudut tinjauan atau kriteria yang berbeda pula. Nurgiyantoro

(2010: 153) membagi pembedaan plot berdasarkan kriteria urutan waktu menjadi

tiga, yaitu plot lurus (progresif), plot sorot balik (flash-back), dan plot campuran.

Plot lurus, progresif bila peristiwa-peristiwa yang dikisahkan bersifat

kronologis, peristiwa(-peristiwa) yang pertama diikuti oleh (atau: menyebabkan

terjadinya) peristiwa-peristiwa yang kemudian (Nurgiyantoro, 2010: 154).

Plot sorot balik (flash-back) adalah cerita tidak dimulai dari tahap awal

(yang benar-benar merupakan awal cerita secara logika), melainkan mungkin dari

tahap tengah atau bahkan tahap akhir, baru kemudian tahap awal cerita

dikisahkan. Biasanya karya yang berplot jenis ini langsung menyuguhkan adegan-

adegan konflik, bahkan konflik yang telah meruncing. (Nurgiyantoro, 2010: 154).

Sedangkan plot campuran adalah gabungan antara plot progresif dan plot

flash back. Secara garis besar plot sebuah novel mungkin progresif, tetapi di

dalamnya, betapun kadar kejadiannya, sering terdapat adegan-adegan sorot balik.

Sehingga pengakategorian plot cenderung progresif atau sorot balik lebih

didasarkan pada mana yang lebih menonjol, atau lebih bersifat gradasi.

(Nurgiyantoro, 2010: 155-156).

Pembedaan plot berdasarkan kriteria jumlah dibagi menjadi dua, yaitu plot

tunggal dan plot sub-subplot (ganda). Plot tunggal biasanya mengembangkan

sebuah cerita dengan menampilkan seorang tokoh utama protagonis yang sebagai

Page 22: ANALISIS ALUR, TOKOH DAN PENOKOHAN, DAN LATAR … · Idris, Dominicus Ganang Aditya. 2010. Analisis Alur, Tokoh dan Penokohan, dan Latar Dalam Novel Tiba Tiba Malam Karya Putu Wijaya

9

hero. Sedangkan sub-subplot terjadi bilamana sebuah karya fiksi memiliki lebih

dari satu alur cerita yang dikisahkan, atau terdapat lebih dari seorang tokoh yang

dikisahkan perjalanan hidup, permasalahan, dan konflik yang dihadapinya.

(Nurgiyantoro, 2010: 157-158).

Untuk pembedaan plot berdasarkan kriteria, dipilah menjadi dua

bagian, yaitu plot padat dan plot longgar. Plot padat terjadi bilamana cerita

disajikan secara cepat, peristiwa-peristiwa fungsional terjadi secara susul-

menyusul dengan cepat, hubungan antarperistiwa juga terjalin secara erat, dan

pembaca seolah-olah selalu dipaksa untuk terus-menerus mengikutinya.

Sedangkan plot longgar terjadi bila pergantian antarperistiwa berlangsung lambat

dan hubungan antarperistiwa diselai dengan oleh berbagai peristiwa ’tambahan’,

atau berbagai pelukisan tertentu seperti penyituasian latar dan suasana.

(Nurgiyantoro, 2010: 159-160).

1.6.3 Tokoh dan Penokohan

Tokoh cerita (character), menurut Abrams, adalah orang(-orang) yang

ditampilkan dalam suatu karya naratif, atau drama, yang oleh pembaca ditafsirkan

memiliki kualitas moral dan kecenderungan tertentu seperti yang diekspresikan

dalam ucapan dan apa yang dilakukan dalam tindakan (Nurgiyantoro, 2010: 165).

Berdasarkan segi peranan atau tingkat pentingnya, tokoh dibagi menjadi

dua macam, yakni tokoh utama (central character, main character) dan tokoh

tambahan (peripheral character). (Nurgiyantoro, 2010: 176)

Tokoh utama adalah tokoh yang diutamakan penceritaannya dalam novel

yang bersangkutan. Ia merupakan tokoh yang paling banyak diceritakan, baik

Page 23: ANALISIS ALUR, TOKOH DAN PENOKOHAN, DAN LATAR … · Idris, Dominicus Ganang Aditya. 2010. Analisis Alur, Tokoh dan Penokohan, dan Latar Dalam Novel Tiba Tiba Malam Karya Putu Wijaya

10

sebagai pelaku kejadian maupun yang dikenai kejadian (Nurgiyantoro, 2010:176-

177). Sedangkan tokoh tambahan adalah tokoh yang tidak terlalu mendominasi

cerita.

Tokoh utama (biasanya) selalu hadir di setiap kejadian dan ia sangat

menentukan perkembangan plot secara keseluruhan. Tokoh utama dalam sebuah

novel, mungkin saja lebih dari seorang , walau kadar keutamaannya tak (selalu)

sama. Dengan demikian, pembedaan antara tokoh utama dan tambahan tak dapat

dilakukan secara eksak dan hanya dilihat dari intensitas kemunculan tokohnya

saja. Hal ini sejalan dengan pendapat Nurgiyantoro (2010: 178) yang mengatakan

pembedaan itu bersifat gradasi, kadar keutamaan tokoh (-tokoh) itu bertingkat.

Tokoh utama (yang) utama, utama tambahan, tokoh tambahan utama, tambahan

(yang memang) tambahan.

”Istilah ’penokohan’ lebih luas pengertiannya daripada ’tokoh’ dan

’perwatakan’ sebab ia sekaligus mencakup masalah siapa tokoh cerita, bagaimana

perwatakan, dan bagaimana penempatan dan pelukisannya dalam sebuah cerita

sehingga sanggup memberikan gambaran yang jelas kepada pembaca.”

(Nurgiyantoro, 2010: 166).

Nurgiyantoro (2010: 194) juga menambahkan bahwa masalah penokohan

dalam sebuah karya tak semata-mata hanya berhubungan dengan masalah

pemilihan jenis dan perwatakan para tokoh cerita saja, melainkan juga bagaimana

melukiskan kehadiran dan penghadirannya secara tepat sehingga mampu

menciptakan dan mendukung tujuan artistik karya yang bersangkutan.

Page 24: ANALISIS ALUR, TOKOH DAN PENOKOHAN, DAN LATAR … · Idris, Dominicus Ganang Aditya. 2010. Analisis Alur, Tokoh dan Penokohan, dan Latar Dalam Novel Tiba Tiba Malam Karya Putu Wijaya

11

Menurut Altenbernd dan Lewis, secara garis besar ada dua teknik

pelukisan tokoh dalam suatu karya, yakni teknik ekspositori (expository) dan

teknik dramatik (dramatic). Teknik ekspositori adalah teknik pelukisan tokoh

cerita dengan cara memberikan deskripsi, uraian, dan penjelasan secara langsung,

sedangkan teknik dramatik merupakan teknik pelukisan tokoh yang dilakukan

secara tidak langsung, artinya pengarang tidak mendeskripsikan secara ekplisit

sifat dan sikap serta tingkah laku tokoh, menyiasati para tokoh cerita untuk

menunjukkan kehadirannya sendiri melalui berbagai aktifitas yang dilakukan baik

secara verbal lewat kata maupun non verbal lewat tindakan atau tingkah laku, dan

juga melalui peristiwa yang terjadi (Nurgiyantoro, 2010:194-198).

1.6.4 Latar atau Setting

Latar atau setting yang disebut juga sebagai landas tumpu, menyaran pada

pengertian tempat, hubungan waktu, dan lingkungan sosial tempat terjadinya

peristiwa-peristiwa yang diceritakan (Abrams via Nurgiyantoro, 2010: 216).

Unsur-unsur latar dapat dibedakan menjadi tiga unsur pokok, yaitu latar

tempat, latar waktu, dan latar sosial. Latar tempat menyaran pada lokasi terjadinya

peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Penggunaan latar tempat

dengan nama (–nama) tertentu haruslah mencerminkan, atau paling tidak tak

bertentangan dengan sifat dan keadaan geografis tempat yang bersangkutan

karena masing-masing tempat tentu memiliki karakteristiknya sendiri yang

membedakannya dengan tempat-tempat yang lain. Pengangkatan suasana

kedaerahan, sesuatu yang mencerminkan unsur local colour, akan menyebabkan

latar tempat menjadi unsur yang dominan dalam karya yang bersangkutan.

Page 25: ANALISIS ALUR, TOKOH DAN PENOKOHAN, DAN LATAR … · Idris, Dominicus Ganang Aditya. 2010. Analisis Alur, Tokoh dan Penokohan, dan Latar Dalam Novel Tiba Tiba Malam Karya Putu Wijaya

12

Namun, perlu ditegaskan bahwa sifat ketipikalan daerah tak hanya ditentukan oleh

rincinya deskripsi lokasi, melainkan terlebih harus didukung oleh sifat kehidupan

sosial masyarakatnya (Nurgiyantoro, 2010: 227-228).

Latar waktu berhubungan dengan masalah ”kapan” terjadinya peristiwa-

peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Masalah ”kapan” tersebut

biasanya dikaitkan dengan peritiwa sejarah. Dalam artian sesuatu yang diceritakan

harus sesuai dengan perkembangan sejarah. Namun, tidak menutup kemungkinan

latar waktu mungkin justru tampak samar tidak ditunjukkan secara jelas, mungkin

karena memang tidak penting untuk ditonjolkan dengan kaitan logika ceritanya.

Ketidakjelasan waktu sejarah dalam novel itu memang tidak diperlukan

(Nurgiyantoro, 2010: 230-232).

Latar sosial menyaran pada hal-hal yang berhubungan dengan perilaku

kehidupan sosial masyarakat di suatu tempat yang diceritakan dalam karya fiksi.

Tata cara kehidupan sosial masyarakat mencakup berbagai masalah dalam lingkup

yang cukup kompleks. Ia dapat berupa kebiasaan hidup, adat istiadat, tradisi,

keyakinan, pandangan hidup, cara berpikir dan bersikap. Latar sosial juga

berhubungan dengan status sosial tokoh yang bersangkutan. Selain itu, latar sosial

memang dapat secara meyakinkan menggambarkan suasana kedaerahan, local

colour, warna setempat derah tertentu melalui kehidupan sosial masyarakatnya.

Disamping itu dapat diperkuat dengan penggunaan bahasa daerah atau dialek-

dialek tertentu (Nurgiyantoro, 2010: 233-235)

Page 26: ANALISIS ALUR, TOKOH DAN PENOKOHAN, DAN LATAR … · Idris, Dominicus Ganang Aditya. 2010. Analisis Alur, Tokoh dan Penokohan, dan Latar Dalam Novel Tiba Tiba Malam Karya Putu Wijaya

13

1.7 Metodologi Penelitian

Metode merupakan cara dan prosedur yang akan ditempuh oleh peneliti dalam

rangka mencari pemecahan masalah (Santosa, 2004: 8). Penelitian ini

menggunakan metode deskriptif analisis. Secara etimologis deskripsi dan analisis

berarti menguraikan, tidak semata-mata menguraikan, melainkan juga

memberikan penjelasan dan pemahaman secukupnya (Ratna, 2008: 53).

Adapun teknik yang penulis pakai adalah teknik catat dan simak. Penyimakan

terhdap isi dan novel tersebut kemudian dilanjutkan dengan teknik catat pada

kartu data. Teknik catat maksudnya pencatatan data yang digunakan dengan alat

tulis, sedangkan kartu data berupa kertas dengan ukuran dan kualitas apapun dapat

digunakan asal mampu memuat, memudahkan pembacaan dan menjamin data

(Sudaryanto, 1988: 58).

1.8 Buku Sumber Data

Judul : Tiba Tiba Malam

Pengarang : Putu Wijaya

Penerbit : Buku Kompas

Tahun terbit : 2005

Tebal : iv + 236 hlm

1.9 Sistematika Penyajian

Hasil penelitian ini akan disajikan dalam urutan bab per bab. Bab pertama

berisi pendahuluan, yang terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori, metode dan

pendekatan, serta sistematika penyajian. Bab kedua menjabarkan alur atau

Page 27: ANALISIS ALUR, TOKOH DAN PENOKOHAN, DAN LATAR … · Idris, Dominicus Ganang Aditya. 2010. Analisis Alur, Tokoh dan Penokohan, dan Latar Dalam Novel Tiba Tiba Malam Karya Putu Wijaya

14

plot. Bab ketiga berisi analisis tokoh dan penokohan. Bab keempat akan

mendeskripsikan latar atau setting cerita. Selanjutnya kesimpulan dan saran

disajikan pada bab kelima.

Page 28: ANALISIS ALUR, TOKOH DAN PENOKOHAN, DAN LATAR … · Idris, Dominicus Ganang Aditya. 2010. Analisis Alur, Tokoh dan Penokohan, dan Latar Dalam Novel Tiba Tiba Malam Karya Putu Wijaya

15

BAB II

ALUR CERITA

Pada bab berikut, akan dijabarkan struktur cerita novel TTM dari sudut

alur atau plot. Pembahasan mengenai alur dalam penelitian ini meliputi tahap awal

(beginning), tahap tengah (middle), dan tahap akhir (end).

2.1 Tahap Awal

Tahap awal dalam novel TTM karya PW merupakan tahap perkenalan

yang berfungsi memberikan penjelasan tentang dekripsi setting, dalam hal ini

meliputi nama-nama tempat, suasana alam, dan waktu kejadiannya.

Selain itu, pada tahap ini juga dipergunakan untuk memperkenalkan tokoh

(-tokoh) cerita, yang berwujud deskripsi fisik dan perwatakannya. Adapun pada

tahap ini masalah (-masalah) yang memunculkan terjadinya konflik sudah mulai

diperlihatkan.

Penceritaan diawali dengan upacara perkawinan Sunatha dan Utari yang

menjadi perhatian semua warga desa karena gadis cantik itu sudi menikah dengan

Sunatha yang hanya guru SMP. Hal ini dapat diketahui dalam kutipan berikut.

(1) Upacara perkawinan Sunatha dilangsungkan dengan sederhana dan mendadak. Banyak orang heran dan bertanya-tanya, mengapa hal tersebut terjadi… Di samping orang cemburu kenapa guru SMP yang gemar menyanyi lagu-lagu rakyat itu yang mampu merobohkan hati Utari… (hlm. 1)

Pernikahan itu membuat beberapa lelaki patah hati, salah satunya adalah

Ngurah, orang kaya di desa tersebut. Bahkan, ia sudah yakin serta mempersiapkan

Page 29: ANALISIS ALUR, TOKOH DAN PENOKOHAN, DAN LATAR … · Idris, Dominicus Ganang Aditya. 2010. Analisis Alur, Tokoh dan Penokohan, dan Latar Dalam Novel Tiba Tiba Malam Karya Putu Wijaya

16

segala sesuatunya untuk meminang Utari. Tapi kenyatan berbicara lain. Utari

lebih memilih Sunatha. Penggambaran situasi ini terdapat dalam kutipan berikut.

(2) Di sebuah rumah yang kaya di desa itu, seorang lelaki tercenung. Dia tidak mengatakan apa-apa, tetapi hatinya hancur. Dia baru saja merencanakan untuk mempersiapkan lamaran. Ia hampir tak bisa menerima kenyataan itu, karena ia sebenarnya sudah begitu yakin. Baik tampang, keadaan sosial ekonomi, dan kedudukan semuanya menyokong rencananya. Ia tak pernah menduga bahwa antara Utari dan Sunatha sudah ada ikatan percintaan (hlm. 2).

Pernikahan itu menarik perhatian seorang pria asing (bule), David. Ia

mencatat dan mengabadikan apa saja yang dilihatnya ke dalam kamera, hal apa

pun yang belum pernah dia tahu dan kelihatan asing di matanya. Dia melakukan

segala cara untuk mendapatkan angle yang terbaik, bahkan ia menaiki sanggah,

tempat untuk sesajen. Kejadian itu digambarkan dalam kutipan (3).

(3) Tatkala upacara peresmian pernikahan dilangsungkan, orang asing itu berusaha memotret dari tempat yang agak tinggi. Tapi ia kurang memperhatikan sekitarnya, sehingga secara tak sengaja ia menaiki sebuah sanggah untuk sesajen di halaman (hlm. 7).

Karena perbuatannya, David pun ditegur oleh Renti dan dia meminta

maaf. Ia mendekati seorang lelaki tua yang tak lain adalah Subali, ayah Sunatha,

David meminta ijin kepada Subali untuk memotret. Dari sinilah awal perkenalan

mereka. Percakapan mereka dilukiskan dalam penggalan berikut.

(4) “Maaf, apa di sini dilarang bikin potret?” Orang tua itu menggeleng. “Tidak. Silakan. Ambil saja banyak-banyak.” Orang asing itu mengulurkan tangan. “Nama saya David. Ini upacara perkawinan, ya?” “Betul.” “Perkawinan siapa?” “Perkawinan anak saya. Itu yang lelaki namanya Sunatha, anak saya yang paling tua. Saya sendiri bernama Subali. (hlm. 8).

Page 30: ANALISIS ALUR, TOKOH DAN PENOKOHAN, DAN LATAR … · Idris, Dominicus Ganang Aditya. 2010. Analisis Alur, Tokoh dan Penokohan, dan Latar Dalam Novel Tiba Tiba Malam Karya Putu Wijaya

17

Renti geram melihat pernikahan antara Utari dan Sunatha yang

menyebabkan majikannya, Ngurah, menderita berusaha mencari cara untuk

mendekati ibu dari Utari dan menyebarkan isu bahwa Utari kena guna-guna

supaya mau menikah dengan Sunatha. Berita itu didengar oleh ibu Utari dan

membuat ia cemas terhadap anak gadisnya yang baru menikah, ini terdapat dalam

kutipan berikut.

(5) Orang tua itu tiba-tiba sedih. Kini ia baru berpikir mungkin sekali Utari sudah kena guna-guna. Ia sudah beberapa kali menyarankan Utari untuk memperhatikan Ngurah. Ya, dia bukan tidak ingin punya menantu kaya. Tapi hati Utari rupanya sudah begitu terjerat Sunatha (hlm. 13).

Sunatha merasa tidak yakin keputusan Utari menikahi dirinya adalah

suatu keputusan yang tepat. Ia merasa rendah diri. Sunatha merasa tidak pantas

dibandingkan Ngurah yang kaya raya. Ia hanya seorang guru SMP yang besok

pagi akan berangkat ke Kupang untuk mengajar. Situasi tersebut digambarkan

dalam kutipan berikut.

(6) ”Kamu ingat waktu Ngurah datang tadi?” Utari mengangguk. ”Kamu benar-benar tidak menyesal memilih aku? Dia jauh lebih kaya. Dia sudah siap. Sedangkan aku tidak punya apa-apa. Lagipula besok sudah harus berangkat. Menyesal?” (hlm. 16).

Sunatha merasa was-was dengan buah pikiran David yang berbahaya maka

ketika di pelabuhan menjelang keberangkatannya ke Kupang, ia berpesan kepada

Weda, pacar Sunithi, untuk menjaga keluarganya, terutama Subali, ayahnya, dari

pengaruh David. Hal ini dikarenakan kondisi psikologis Subali yang masih stress

karena ia baru mengalami kebangkrutan. Hal ini dapat diketahui dalam kutipan

berikut.

Page 31: ANALISIS ALUR, TOKOH DAN PENOKOHAN, DAN LATAR … · Idris, Dominicus Ganang Aditya. 2010. Analisis Alur, Tokoh dan Penokohan, dan Latar Dalam Novel Tiba Tiba Malam Karya Putu Wijaya

18

(7) ”Buah pikirannya berbahaya. Saya tidak suka dia terlalu rapat dengan bapak. Kamu tahu sendiri, bapak sedang kecewa. Dia masih memikirkan usaha dagangnya yang bangkrut”. (hlm. 23).

Setelah kepergian Sunatha, dalam bis, Utari menyesali keputusannya

menikah dengan Sunatha. Untuk menutupi penyesalannya tersebut, ia mengatakan

kepada semua orang bahwa ia telah diguna-gunai. Pernyataan ini membuat

keluarga Sunatha merasa tersinggung. Utari meminta pulang ke rumah orang

tuanya tetapi Subali tidak setuju. Terjadi pertengkaran antara Subali dengan

keluarga Utari. Kejadian ini dilukiskan dalam kutipan berikut.

(8) ”Baik!” teriak Subali. ”Sejak dulu orang selalu menyebarkan fitnah atas keluargaku. Kamu mau kawin dengan Sunatha secara baik-baik, sekarang kamu tuduh anak saya menguna-guna kamu,... Sekarang pilih saja, kamu pulang atau tinggal di rumah suamimu. (hlm. 33).

Akhirnya Utari memutuskan untuk pulang ke rumah orang tuanya. Subali

tak menyangka kejadiannya akan seperti ini. Utari semakin menjadi-jadi. Ia

menuduh Sunatha wangdu (impoten) dan ia tidak mau kembali ke rumah

mertuanya, bahkan ia berkasih-kasihan dengan Ngurah. Hubungan Ngurah dan

Utari direstui oleh kedua orang tua Utari padahal status Utari masih menjadi istri

sah Sunatha. Kejadian di atas dapat dilihat dalam kutipan berikut.

(9) Utari tiba-tiba membaringkan kepalanya di pangkuan Ngurah. Lelaki ini terkejut dan deg-degan. Tapi ia tak bisa berbuat apa-apa. Terutama karena orang tua Utari juga kelihatan biasa saja. Utari menangis terisak-isak. Tapi ia mulai bicara. ”Dia wangdu! Aku tidak mau lagi ke sana! Aku tidak mau!” (hlm. 39).

Perlakuan keluarga Utari tidak sampai di situ saja. Sunithi bahkan diusir

dari rumah keluarga Utari ketika Sunithi pergi ke sana dengan ditemani Weda

untuk menjenguk Utari yang sedang sakit. Bahkan bingkisan dari orang tua

Page 32: ANALISIS ALUR, TOKOH DAN PENOKOHAN, DAN LATAR … · Idris, Dominicus Ganang Aditya. 2010. Analisis Alur, Tokoh dan Penokohan, dan Latar Dalam Novel Tiba Tiba Malam Karya Putu Wijaya

19

Sunatha untuk Utari dibuang karena dianggap ada guna-gunanya. Perlakuan

mereka berbeda sekali ketika Ngurah datang ke rumah Utari dan menawarkan

membawa Utari ke kota untuk berobat. Kontradiksi ini digambarkan dalam dua

kutipan berikut.

(10) Tiba-tiba ibu Utari meraih bingkisan itu dan melemparkannya. ”Enyah-enyah! Jangan bawa guna-guna kemari!” Sunithi terkejut. Dia hendak membalas, tapi Weda cepat mencegahnya. (hlm. 46).

(11) ”Utari ada, Ibu?” ” Oh ada. Utariiii! Ini Ngurah. Semalam dia

menunggu. Katanya Ngurah bawa obat!” “Ini saya bawa,” sambil menunjukkan bungkusan. Kalau boleh nanti sore saya ajak Wayan ke kota untuk berobat, supaya cepat sembuh.” “Oh, silakan. Wayan cepat!” (hlm.47)

Subali mulai terhasut oleh David yang terlalu antipati terhadap budaya

ketimuran, ini dapat dilihat ketika ia mengiyakan ajakan David untuk pergi ke

Denpasar, sedangkan nanti malam ada rapat desa yang merencanakan untuk

memperbaiki pura desa menjelang perayaan odalan. Selain itu sudah beberapa

kali Subali tidak menghadiri rapat desa karena sering bepergian dengan David.

Percakapan mereka dapat dilihat dalam kutipan berikut.

(11) Ah, buat apa! Kan ada orang lain. Masa kalau satu tidak datang kerja itu tidak bisa diteruskan. Omong kosong. Apa artinya satu orang. Kasih saja uang untuk ganti kerugian. Pokoknya besok kita harus ada di Denpasar. Saya bawa mobil.” “Tapi sudah beberapa kali saya tidak muncul di desa gara-gara ikut David.” ....“Sudahlah. Jadilah orang yang praktis, jangan tenggelam dalam sistem yng sudah bobrok ini. (hlm. 52).

2.2 Tahap Tengah

Tahap tengah pada novel TTM karya PW merupakan tahap pertikaian yang

menampilkan konflik yang semakin meningkat ketika konflik tersebut merupakan

perkembangan masalah yang sudah dimunculkan pada tahap awal.

Page 33: ANALISIS ALUR, TOKOH DAN PENOKOHAN, DAN LATAR … · Idris, Dominicus Ganang Aditya. 2010. Analisis Alur, Tokoh dan Penokohan, dan Latar Dalam Novel Tiba Tiba Malam Karya Putu Wijaya

20

Konflik tersebut dapat berupa konflik internal yang terjadi dalam diri

seorang tokoh maupun konflik eksternal yang terjadi antartokoh cerita. Dalam

tahap ini klimaks ditampilkan ketika konflik utama telah mencapai intensitas

tertinggi.

Ketika keluarga Sunatha hendak makan malam terdengar bunyi

kentongan tanda untuk masyarakat desa segera berkumpul untuk rapat.

Mendengar bunyi kentongan tersebut, Subali acuh saja. Ia malah sibuk membaca

buku pemberian dari David. Melihat kelakuan suaminya ini, ibu Sunatha yang

sedang sakit merasa resah karena sudah beberapa kali Subali tidak hadir dalam

rapat desa, maka ia menyuruh Sunithi untuk mengingatkan bapaknya. Karena

kelakuannya ini, Subali menjadi perbincangan masyarakat desa. Pelukisan

kejadian itu dapat dilihat dalam kutipan berikut.

(12) ”Suruh bapakmu pergi, nanti orang kampung marah. Sudah beberapa kali ini dia tidak datang ke desa!” Sunithi mendekati bapaknya. “Meme bilang Bapak harus pergi ke desa, nanti kena marah.” Subali diam saja. Terus membaca. Sunithi menghidangkan makanan. (hlm.59).

Weda merupakan pacar Sunithi. Ia bertamu sekaligus mengajak Subali

untuk menghadiri rapat desa. Sunithi mencari alasan dengan mengatakan bahwa

bapaknya sakit. Weda tidak percaya begitu saja. Ia mengingatkan bahwa Subali

sudah sering tidak datang ke rapat desa dan bisa dikeluarkan dari krama desa. Hal

ini terdapat dalam penggalan berikut.

(13) “Kok, saban ada kerepotan desa, terus sakit. Nyoman, ini penting. Bapak harus datang. Nanti dia dikeluarkan dari krama-desa. (hlm.62)

Page 34: ANALISIS ALUR, TOKOH DAN PENOKOHAN, DAN LATAR … · Idris, Dominicus Ganang Aditya. 2010. Analisis Alur, Tokoh dan Penokohan, dan Latar Dalam Novel Tiba Tiba Malam Karya Putu Wijaya

21

Weda melihat ada sesuatu yang janggal semenjak David akrab dengan

keluarga Sunatha dan kedekatannya dengan Sunithi, pacarnya. Hal ini membuat

Weda cemburu dan jengkel ketika ia mendapati fakta bahwa Subali tidak sakit.

Weda merasa telah dibohongi, dan hal ini membuat ia marah. Kejadian itu

dilukiskan dalam kutipan berikut.

(14) Sunithi mengikuti. David memegang pundaknya dan membisikkan sesuatu sambil masuk. Weda melihat semuanya itu dengan cemburu sekali. Matanya melotot. Dia menunggu beberapa saat. Masih terdengar David berbisik-bisik dengan Sunithi. Weda mencoba mengintip. Tapi pikirannya sudah tak karuan. Ia hanya melihat bayangan Sunithi dan David berdekatan. Juga dilihatnya Subali tidak sakit. Dia mengepalkan tangannya. (hlm. 63-64).

Sementara itu di balai desa, rapat mulai berlangsung. Rapat itu membahas

tentang keadaan desa. Ngurah tampil memberikan gagasan-gagasannya dalam

mengembangkan desa. Ia juga membicarakan kehadiran David di desa itu yang

menurutnya bisa membawa dampak tidak baik. Warga desa diharapkan tidak

begitu saja mengikuti semua ideologi kebarat-baratan dengan menghadirkan

contoh Subali yang begitu dekat dengan David. Hal ini dapat disimak dalam

kutipan berikut.

(15) ”Tunggu! Saya tidak bermaksud menghasut Saudara untuk membenci orang asing. Banyak di antara mereka yang pintar dan bermaksud baik. Hanya kadangkala kita salah menerima ajaran-ajarannya itu. Jadi saya harapkan Saudara-saudara jangan begitu saja menerima pikiran-pikiran orang lain, tapi harus dicernakan. Sekarang saya dengar misalnya bapak Subali tidak pernah datang kalau ada kerepotan desa.” (hlm. 66).

Pidato Ngurah itu membuat beberapa warga desa berpikir dan mereka

teringat Subali yang tidak pernah datang ketika ada kerepotan desa. Warga desa

satu per satu menceritakan kekecewaannya terhadap Subali yang tidak datang atau

Page 35: ANALISIS ALUR, TOKOH DAN PENOKOHAN, DAN LATAR … · Idris, Dominicus Ganang Aditya. 2010. Analisis Alur, Tokoh dan Penokohan, dan Latar Dalam Novel Tiba Tiba Malam Karya Putu Wijaya

22

membantu ketika mereka tertimpa masalah. Warga desa semakin seru

memperbincangkan Subali dan mereka mengusulkan agar Subali dikeluarkan saja

dari krama-desa. Peristiwa itu digambarkan dalam kutipan berikut.

(16) ”Keluarkan saja dia dari krama-desa, Pak!” kata seseorang. Bagus Cupak berdiri lagi. ” Kalau dia tidak mau lagi ikut kerepotan desa, dia juga tidak boleh mempergunakan jalan desa, pancuran desa, pura desa, dan kuburan desa. (hlm.67)

Ketika membicarakan Subali, Weda ditanyai Ngurah karena ia dekat

dengan keluarga Subali. Karena merasa masih kesal dengan David, Weda

menceritakan semuanya. Ia bercerita bahwa Subali pura-pura sakit dan besok akan

pergi ke Denpasar dengan David. Karena kecemburuannya kepada David, ia

menambah-nambahi ceritanya. Warga desa menjadi ramai dan rapat menjadi

kacau. Hal ini terdapat dalam kutipan berikut.

(17) Weda bercerita panjang lebar. Kebenciannya pada David membuat ia sedikit menambah-nambah. Orang-orang jadi marah. Tapi mereka bukannya marah pada David, akan tetapi lebih berang pada Subali.

Besok paginya ketika warga desa bergotong royong memugar pura,

Subali malah nampak berkemas. Ia akan pergi ke Denpasar padahal istrinya baru

sakit dan desa sedang ada kerepotan. Ketika sampai di jalan besar, Subali

mengajak David untuk memutar jalan supaya tidak melewati pura. Sebenarnya

Subali merasa segan dan malu bertemu dengan warga desa karena tidak ikut

dalam kerepotan desa tetapi David tetap memaksanya untuk melewati pura. David

memberi uang kepada Subali guna diserahkan kepada kepala desa sebagai

pengganti ketidakhadirannya dalam gotong royong. Perbuatan Subali ini membuat

warga desa geram. Peristiwa itu dapat dilihat dalam kutipan berikut.

Page 36: ANALISIS ALUR, TOKOH DAN PENOKOHAN, DAN LATAR … · Idris, Dominicus Ganang Aditya. 2010. Analisis Alur, Tokoh dan Penokohan, dan Latar Dalam Novel Tiba Tiba Malam Karya Putu Wijaya

23

(18) “Maaf sekali ini saya tidak bisa ikut bekerja. Ada keperluan di Denpasar, saya sakit saya harus berobat ke sana. Ini saya membayar uang ganti diri saya bekerja.” Ia mengulurkan segenggam uang yang tadi disisipkan oleh David. (hlm.77)

Perbuatan Subali membuat kaget kepala desa dan warganya. Mereka tidak

menyangka Subali akan melakukan hal itu. Kepala desa merasa sangat

tersinggung sekali begitu pula para warganya dan mereka memutuskan

mengeluarkan Subali dari krama-desa.

(19) ”Begini, katakan kepada bapak kalau nanti pulang, sudahlah, ia tidak usah lagi ikut kerja di pura. Kalau memang selalu repot kami juga tidak memaksa. Tapi tentunya demikian juga sebaliknya nanti. Jelasnya, kami memutuskan untuk mengeluarkan bapak dari ikatan krama-desa. (hlm.85).

Karena nila setitik rusaklah susu sebelanga. Mungkin peribahasa ini cocok

untuk menggambarkan kehidupan keluarga Sunatha karena perbuatan bapaknya,

Subali. Keluarga ini mulai diteror oleh warga desa yang marah atas kelakuan

Subali tempo hari. Di kala malam hari mereka mulai melempari rumah keluarga

tersebut dengan batu. Hal ini digambarkan dalam kutipan berikut.

(20) Ibunya terjaga karena kegaduhan itu dengan gemetar. Sunithi cepat memeluknya. Lemparan batu itu semakin gencar. Terdengar suara memaki-maki dari luar. Ibunya menjerit-jerit. Sunithi cepat berusaha menenangkannya. Ia berlari dan mengunci semua pintu. Kemudian ia mengambil kapak yang kebetulan dijumpainya di bawah kolong, lalu bersiap-siap. (hlm 83).

Sementara itu hubungan antara Utari dengan Ngurah semakin mesra

saja. Sepertinya mereka saling jatuh cinta, tapi Ngurah masih bimbang karena

posisi Utari masih istri Sunatha. Ia tidak mau merebut Utari begitu saja dari

tangan Sunatha. Selain itu muncul pertanyaan dalam hati Ngurah, apakah Utari

Page 37: ANALISIS ALUR, TOKOH DAN PENOKOHAN, DAN LATAR … · Idris, Dominicus Ganang Aditya. 2010. Analisis Alur, Tokoh dan Penokohan, dan Latar Dalam Novel Tiba Tiba Malam Karya Putu Wijaya

24

benar-benar mencintainya atau hanya menginginkan hartanya. Kegelisahan

Ngurah digambarkan dalam kutipan berikut.

(21) Ini membuat Ngurah memeras kepalanya. Ia bukan orang yang curang. Artinya ia tetap menghargai Sunatha sebagai suami Utari. Tetapi apakah penghargaan semacam itu harus mengorbankan kesempatan yang tak akan pernah didapatnya. ...terutama yang dipikirkannya adalah adakah Utari benar-benar mencintainya. Atau hanya sekedar tertarik pada kekayaan. (hlm. 97-98)

Sunithi merasa tidak sanggup menghadapi sanksi sosial yang dialami

oleh keluarganya. Ia mengirim surat kepada Sunatha supaya segera pulang untuk

menyelesaikan keadaan ini. Selain itu, sakit ibu Sunatha semakin parah dan

bapaknya, Subali, sepulang dari Denpasar semakin menjadi aneh. Tidak ada lagi

orang yang menghiraukan keluarga mereka. Hal ini terdapat dalam kutipan

berikut.

(22) Selain tetangga-tetangga dan saudara-saudara yang masih dekat, tak ada lagi yang mau berhubungan dengan kami. Saya selalu disindir-sindir sehingga saya tidak kuat kalau keluar rumah. Saya hanya keluar rumah kalau hendak mandi, itu pun malam hari. ...Semua orang tidak ada yang ngomong dengan saya, bahkan saya tidak dihiraukan. Mereka menyindir-nyindir saya. Saya tidak kuat, saya harap beli cepat-cepat pulang untuk menyelesaikan keadaan ini. (hlm.130).

Sunatha semakin cemas ketika menerima surat-surat dari Sunithi yang

semakin lama semakin mengerikan. Ia was-was dengan keadaan Sunithi karena isi

suratnya kadangkala ngawur, kosong, dan kadang meluap-luap. Melihat keadaan

ini, akhirnya Sunatha memutuskan untuk kembali ke Bali. Sosoknya sangat

dibutuhkan dalam keluarganya untuk mengatasi masalah yang terjadi. Peristiwa

itu terdapat dalam penggalan berikut.

Page 38: ANALISIS ALUR, TOKOH DAN PENOKOHAN, DAN LATAR … · Idris, Dominicus Ganang Aditya. 2010. Analisis Alur, Tokoh dan Penokohan, dan Latar Dalam Novel Tiba Tiba Malam Karya Putu Wijaya

25

(23) Sunatha hanya berusaha mengumpulkan uang lebih banyak. Walaupun ia sangat sulit. Ia sadar bagaimanapun, nanti ia akan memerlukan uang. Apalagi ia telah diharapkan begitu lama sebagai juru selamat. (hlm.149)

2.3 Tahap Akhir

Tahap akhir dalam novel TTM karya PW merupakan tahap peleraian yang

berisi akhir sebuah cerita atau akibat dari klimaks.

Karena tidak mampu menahan derita lebih lanjut, akhirnya ibu Sunithi

menghembuskan nafasnya. Sementara itu Sunatha masih dalam perjalanan pulang.

Ketika ibunya meninggal, tidak ada satu pun anggota banjar yang datang

membantu, bahkan bunyi kentongan pun tak terdengar. Sunithi merasa putus asa.

Sedangkan Subali hanya terbengong saja mendapati istrinya meninggal. Ia tidak

melakukan apa pun. Sunithi menjatuhkan semua kesalahan kepada Subali, karena

ia tidak ada satu pun warga yang menolong penguburan ibunya. Ia memaksa

Subali untuk meminta maaf kepada banjar.

(24) “Terlalu! Masak mereka tidak melihat saya? Masak mereka tidak melihat beli Sunatha. Saya tidak pernah salah apa-apa. Ini kan hanya bapak. Kenapa kami mesti diperlakukan begini?” (hlm.197).

(25) ”Lihat! Lihat perbuatan Bapak sekarang! Lihat! Kita semua harus

menanggung ! Lihat! ...Minta maaf kepada banjar! Lihat meme sudah mati! Siapa yang disuruh ngubur? Lihat! (hlm. 198-199).

Berita kematian itu sebetulnya diketahui oleh warga, tapi mereka tidak

berniat membantu karena Subali terkena krama-desa. Begitu pula di rumah Utari.

Bahkan mereka was-was seandainya Sunatha pulang dan mengetahui hubungan

antara Utari dengan Ngurah. Ngurah mendengar berita kematian itu dan jika

Sunatha pulang nanti ia akan bertanggung jawab dan menjelaskan hubungannya

dengan Utari kepada Sunatha. Hal ini dapat dilihat dalam kutipan berikut.

Page 39: ANALISIS ALUR, TOKOH DAN PENOKOHAN, DAN LATAR … · Idris, Dominicus Ganang Aditya. 2010. Analisis Alur, Tokoh dan Penokohan, dan Latar Dalam Novel Tiba Tiba Malam Karya Putu Wijaya

26

(26) ”Tadinya saya bermaksud membawa Wayan pulang, tapi setelah ada berita itu, saya tunda dulu. Sekarang kalau dia datang kemari, ibu dan bapak jangan meladeni. Suruh saja dia menghubungi saya. Saya yang akan menyelesaikannya!’

Orang tua itu nampak cemas. ”Jangan sampai ada perkelahian!” Ngurah tersenyum. ”Saya kenal Sunatha. Dia orang yang baik.

Saya akan berterus terang kepadanya. Ia berpendidikan. Apalagi guru. Dia akan bisa mengerti. Saya akan menghadapinya dengan baik-baik. Asal bapak dan ibu memberikan keterangan yang baik.” (hlm.205).

Sunatha merasa gembira bisa pulang kembali ke desanya setelah hampir

setahun ia pergi. Ia menyempatkan membeli oleh-oleh buat keluarganya bahkan

Utari dibelikannya radio kecil. Di dalam bis, ia bertemu dengan kenalannya dan

diperingatkan supaya berhati-hati. Ia menjadi resah akan hal-hal yang tak

disangka-sangkanya nanti. Kegelisahannya dilukiskan dalam kutipan berikut.

(27) Hati Sunatha jadi tidak enak. Ia mulai khawatir kalau sampai terjadi hal-hal yang di luar jangkauannya. Ia mulai menanyakan kepada dirinya sendiri, apa yang mungkin terjadi. Utari kawin dengan Ngurah barangkali. Atau, Sunithi lari meninggalkan rumah. Subali sakit. Gila. Atau dipukuli orang. Ibunya meninggal. Ibunya bertambah parah. Atau desa mengusir. Subak tidak memberikan air. Desa membatasi sarana-sarana desa seperti pancuran, jalan, pura, sehingga ia dianggap tidak berhak untuk memanfaatkannya. (hlm.211)

Sesampainya di desa, Sunatha merasa asing. Tidak ada orang yang

menyapanya dan menghiraukan kedatangannya. Ketika menyusuri jalan pulang

menuju rumahnya ia melihat sejumlah kecil orang sedang menggiring mayat ke

kuburan. Rombongan itu begitu sederhana sekali. Tidak ada bunyi angklung atau

orang yang mengiringi. Dalam rombongan itu didapatinya Sunithi, Weda, dan

bapaknya. Sunatha langsung terhenyak.

Page 40: ANALISIS ALUR, TOKOH DAN PENOKOHAN, DAN LATAR … · Idris, Dominicus Ganang Aditya. 2010. Analisis Alur, Tokoh dan Penokohan, dan Latar Dalam Novel Tiba Tiba Malam Karya Putu Wijaya

27

Setelah penguburan memenya selesai, ia bertanya kepada Weda tentang

Utari, istrinya, mengapa tidak hadir dalam penguburan tersebut. Akhirnya Weda

menjelaskan semuanya. Sunatha marah dan langsung menuju ke rumah orang tua

Utari untuk menanyakan keberadaan istrinya. Situasi ini terdapat dalam kutipan

berikut.

(28) Sunatha langsung saja menggebrak kedua orang tua itu. ”Mana istriku! Mana!” Mertuanya itu ketakutan. Mereka tidak bisa menjawab. ”Mana?” orang tua itu bermaksud menjawab. Tapi suaranya tidak keluar. Sunatha makin jengkel. Ia masuk ke dalam rumah. Memeriksa. (hlm.215).

Pada waktu itu Ngurah datang untuk mendamaikan. Tapi Sunatha kalap. Ia

malah menganggap Ngurah menantangnya. Perkelahian pun tak dapat

dihindarkan. Akhirnya perkelahian hebat itu dapat diselesaikan dengan campur

tangan kepala desa. Kemarahan warga desa semakin menjadi-jadi. Mayat ibu

Sunatha yang dikuburkan kemarin, pagi-pagi sekali sudah berada di depan pintu

rumah. Melihat hal ini Sunatha marah dan menuduh Ngurah sebagai pelakunya

karena perkelahian kemarin. Ia mengambil kapak dan hendak melabrak Ngurah,

tapi dapat dicegah oleh Subali. Sementara itu, warga desa sudah bersiap

membawa senjata tajam dan mengepung rumah Sunatha. Akhirnya Sunatha

mengalah dan menemui kerumunan warga desa itu. Ia meminta maaf atas semua

kesalahan yang telah diperbuat oleh keluarga maupun bapaknya. Kejadian ini

digambarkan dalam kutipan berikut.

(29) ”Saudara-saudara, kawan-kawan semua, para sesepuh desa, saya dan bapak saya sekeluarga, menyerahkan diri saya untuk diadili oleh desa. Keluarga saya, bapak saya, telah melakukan kesalahan besar terhadap adat, sekarang Hyang Widdhi Wasa sudah menjatuhkan hukumannya. Saya terima semua ini dengan penuh

Page 41: ANALISIS ALUR, TOKOH DAN PENOKOHAN, DAN LATAR … · Idris, Dominicus Ganang Aditya. 2010. Analisis Alur, Tokoh dan Penokohan, dan Latar Dalam Novel Tiba Tiba Malam Karya Putu Wijaya

28

pengertian. Seandainya pun ini belum cukup, izinkanlah saya meminta maaf , atas kekeliruan bapak saya. Juga kesalahan-kesalahan saya sendiri. (hlm. 225)

Akhirnya dengan dibantu Ngurah dan kepala desa, permohonan maaf

Sunatha sekeluarga diterima. Mereka diterima kembali menjadi warga desa.

Kemudian mayat ibu Sunatha dikuburkan kembali dengan layak dan sepatutnya.

Tapi permasalahan Sunatha tidak selesai begitu saja. Permasalahannya

dengan Ngurah menyangkut Utari belum terselesaikan. Sunatha meminta Ngurah

untuk mempertemukan dirinya dengan Utari. Setidaknya ia akan meminta Utari

untuk memilih diantara mereka berdua. Kenyataan berbicara lain. Utari telah

hamil dengan mengandung anak Ngurah. Kejadian itu digambarkan dalam kutipan

berikut ini.

(30) Hanya berdua dalam ruangan. Ia diam saja Utari juga diam. Mereka tidak saling berkata kira-kira sampai satu jam. Akhirnya Sunatha berdiri. Ia memandang lagi perut itu. Lalu bertanya. ”Sudah berapa bulan?” (hlm.229).

Akhirnya Sunatha memutuskan untuk merelakan Utari jatuh ke dalam

pelukan Ngurah dengan syarat Utari harus dinikahi Ngurah secara resmi.

Pernikahan Ngurah dengan Utari dilaksanakan secara meriah. Kehidupan keluarga

Sunatha kembali seperti sediakala. Subali mulai mengayunkan kembali

cangkulnya di sawah.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti menyimpulkan bahwa alur dalam novel

TTM karya PW termasuk alur progresif, lurus atau maju. Karena peristiwa yang

dikisahkan bersifat kronologis. Peristiwa yang pertama mengakibatkan atau

menyebabkan terjadinya peristiwa berikutnya. Hal ini dapat diketahui dari

peristiwa pernikahan Utari-Sunatha sampai dengan perkenalan antara David

Page 42: ANALISIS ALUR, TOKOH DAN PENOKOHAN, DAN LATAR … · Idris, Dominicus Ganang Aditya. 2010. Analisis Alur, Tokoh dan Penokohan, dan Latar Dalam Novel Tiba Tiba Malam Karya Putu Wijaya

29

dengan Subali (dalam tahap awal) menyebabkan munculnya gesekan-gesekan

konflik yang menimbulkan peristiwa berikutnya yang dirangkum lebih lanjut

dalam tahap tengah kemudian diselesaikannya atau dimunculkannya solusi semua

permasalahan yang dijabarkan dalam tahap selanjutnya, yaitu tahap akhir.

Selain itu, plot novel ini bila ditinjau dari segi plot berdasarkan kriteria jumlah

termasuk dalam golongan plot-subplot karena lebih dari seorang tokoh yang

diceritakan perjalanan hidupnya, permasalahan, dan konflik yang dihadapinya.

Hal ini dapat dilihat dari beberapa bab yang ceritanya tidak hanya terpusat pada

satu tokoh saja. Diceritakannya tokoh Sunatha dengan segala permasalahannya

ketika ditinggal selingkuh oleh Utari. Tokoh Ngurah yang melarikan Utari (yang

statusnya pada waktu itu masih istri sah Sunatha), dan takut jika

perselingkuhannya diketahui oleh warga desa. Tokoh Sunithi yang hidupnya

menderita karena mendapat sanksi sosial dari warga desa karena perbuatan

bapaknya, Subali.

Sedangkan jika dilirik dari pembedaan plot berdasarkan kriteria kepadatan,

alur cerita dalam novel TTM ini termasuk longgar, karena perpindahan peristiwa

penting satu menuju ke peristiwa penting yang lain diselai oleh peristiwa

tambahan, serta pelukisan latar dan suasana yang detail sehingga pembuat

pembaca seolah-olah hadir atau mengalami sendiri peristiwa yang dikisahkan,

contohnya dalam kutipan berikut.

(31) Matahari pagi, mencat langit dengan warna merah yang lembut. Beberapa ekor burung tampak melesat dan memuntahkan suara yang segar. Udara gunung yang sejuk masih mengendap rendah di jalan-jalan desa. Juga masih ada kabut tipis yang membuat pemandangan agak buram. Akan tetapi pada saat itu justru pura yang terletak di tempat yang ketinggian dengan berlatar Gunung

Page 43: ANALISIS ALUR, TOKOH DAN PENOKOHAN, DAN LATAR … · Idris, Dominicus Ganang Aditya. 2010. Analisis Alur, Tokoh dan Penokohan, dan Latar Dalam Novel Tiba Tiba Malam Karya Putu Wijaya

30

Batukau itu jadi kelihatan penuh wibawa, anggun, dan melindungi. (hlm.71).

Pencairan suasana juga terjadi ketika David belajar membajak sawah dan

terjatuh. Pelukisan peristiwa ini terdapat dalam kutipan berikut

(32) Tiba-tiba ia tertawa cekakan karena di kejauhan tampak David berusaha membajak sawah dengan sapi itu. Kelihatan sangat kaku. Apalagi ia tiba-tiba terpeleset dan jatuh ke lumpur. Sunithi tertawa terpingkal-pingkal, lalu mendekat. Sedangkan David berlumuran lumpur mengangkat tangannya dengan gembira. (hlm. 53)

Page 44: ANALISIS ALUR, TOKOH DAN PENOKOHAN, DAN LATAR … · Idris, Dominicus Ganang Aditya. 2010. Analisis Alur, Tokoh dan Penokohan, dan Latar Dalam Novel Tiba Tiba Malam Karya Putu Wijaya

31

BAB III

TOKOH DAN PENOKOHAN

Pembahasan mengenai tokoh dan penokohan dalam penelitian ini meliputi

tokoh utama dan tokoh tambahan. Merunut pada Nurgiyantoro (2010: 178) yang

mengatakan pembedaan itu bersifat gradasi, kadar keutamaan tokoh (-tokoh) itu

bertingkat. Tokoh utama (yang) utama, utama tambahan, tokoh tambahan utama,

tambahan (yang memang) tambahan. Dalam penelitian ini peneliti membagi unsur

tokoh menjadi tiga bagian, yaitu tokoh utama yang utama, utama tambahan, dan

tokoh tambahan utama dikarenakan ketiga bagian ini mempengaruhi jalannya

cerita.

Tokoh utama yang utama adalah Sunatha. Pilihan ini berdasarkan pada

frekuesi kemunculan dan intensitas tokoh dalam mempengaruhi jalan cerita.

Adapun tokoh yang tergolong dalam tokoh utama tambahan adalah Sunithi,

Ngurah, dan Utari. Sedangkan tokoh yang tergolong dalam tokoh tambahan

utama, yaitu Subali, David, Weda, serta Renti karena keempat tokoh ini walaupun

hanya tokoh tambahan tapi berpern dalam menentukan jalannya cerita.

3.1 Sunatha

Sunatha merupakan seorang guru SMP yang suka sekali menyanyi lagu-

lagu daerah. Ia berhasil mempersunting Utari, sang bunga desa. Banyak orang

yang cemburu kepadanya dan menganggap profesinya sebagai guru tidak pantas

untuk menikahi Utari. Ini dapat disimak dalam kutipan berikut.

Page 45: ANALISIS ALUR, TOKOH DAN PENOKOHAN, DAN LATAR … · Idris, Dominicus Ganang Aditya. 2010. Analisis Alur, Tokoh dan Penokohan, dan Latar Dalam Novel Tiba Tiba Malam Karya Putu Wijaya

32

(33) Disamping orang cemburu kenapa guru SMP yang gemar menyanyi lagu-lagu rakyat itu yang mampu merobohkan hati Utari (hlm. 1)

(34) “Nah lihat sekarang, dari dulu sudah meme nasihati, cepat-cepat,

sekarang keduluan dengan guru SMP itu. Padahal, coba kalau kamu langsung lamar saja, masak dia tidak mau. Guru itu apa sih kelebihannya. (hlm. 2)

Dalam memperebutkan hati Utari, Sunatha bersaing dengan Ngurah. Ia

terkesan dengan sikap sportivitas Ngurah, walau kalah dalam persaingan Ngurah

tetap mau datang ke pernikahannya.

(35) … karena melihat Ngurah dan kawan-kawannya menggabungkan diri dengan barisan. Walaupun terlambat rupa-rupanya juragan yang kaya itu suka juga datang. Sunatha jadi menaruh hormat pada sportivitasnya. (hlm. 6)

Sehari setelah pernikahannya, Sunatha akan pergi ke Kupang untuk

mengajar. Ia rela tidak menikmati masa bulan madunya dan memilih bekerja. Ia

melakukan semua itu agar dapat meraih masa depan yang lebih baik. Ia meminta

pengertian Utari tentang profesinya sebagai guru. Hal ini terdapat dalam kutipan

berikut.

(36) ”Tanggung jawab itu membuat saya berusaha untuk menjaga keadaanmu seperti saya nanti. Karena itu walaupun berat, tetapi terpaksa akan saya laksanakan. Saya harap kamu bisa mengerti semua ini. Seperti biasanya kamu selalu mengerti juga bahwa saya orang miskin.” (hlm. 18)

Sunatha adalah seorang pemeluk agama yang taat. Di perantauan, ia

merindukan kampung halamannya serta suasana saat di beribadah di pura.

(37) ”Setahun di sini memang bikin rindu. Aku sudah lama tidak sembahyang di pura.” (hlm. 124)

Page 46: ANALISIS ALUR, TOKOH DAN PENOKOHAN, DAN LATAR … · Idris, Dominicus Ganang Aditya. 2010. Analisis Alur, Tokoh dan Penokohan, dan Latar Dalam Novel Tiba Tiba Malam Karya Putu Wijaya

33

Sunatha bijaksana dalam menghadapi kritikan sahabatnya. Ketika

diberitahu oleh salah seorang sahabatnya bahwa ia seorang pengecut, ia tidak

marah,bahkan ia mempunyai pendapat yang berbeda tentang persahabatan.

(38) ”Tidak. Kamu sahabat saya. Hanya sahabat yang baik berani mengatakan keburukan-keburukan kawannya dengan jujur, meskipun saya sendiri juga takut mengakui saya pengecut.” (hlm.126)

Membaca surat dari Sunithi, Sunatha merasa khawatir dengan keadaan

keluarganya. Ia memutuskan untuk pulang ke Bali dan terpaksa berbohong kepada

atasannya dengan alasan ibunya telah mati. Ia mengerti benar perbuatannya itu

salah sebagai seorang pendidik. Hal ini menunjukkan dedikasinya sebagai seorang

pengajar sangat ia junjung tinggi.

(39) ”tugas beli tidak mengizinkan saya untuk pulang sebelum liburan kenaikan kelas. ...untuk itu saya terpaksa berbohong, sebagai seorang guru, ini perbuatan yang tercela, akan tetapi kelak saya akan mengakui segalanya ini kalau semua telah selesai. Jadi, maafkanlah, kalau saya katakan kepada kepala sekolah, bahwa meme telah meninggal. (hlm. 131)

Sunatha marah menghadapi keadaan yang menimpa dirinya dan

keluarganya.. Ia merasa heran dan bertanya-tanya mengapa dirinya selalu

mengalami cobaan-cobaan. Sunatha juga ingin merasakan kebahagiaan.

Ketidakpuasan Sunatha dapat dilihat dalam kutipan berikut.

(40) ”Saya ingin sekali berbahagia. Tetapi kalau mau berterus terang, saya selalu heran, kenapa saya yang dipilih untuk mengalami semua ini? Saya bukan orang kuat!” (hlm.133)

Karena beban yang menghimpitnya, Sunatha berani menceritakan

masalahnya kepada Sunari, anak dari pemilik kafetaria di pelabuhan. Padahal ia

Page 47: ANALISIS ALUR, TOKOH DAN PENOKOHAN, DAN LATAR … · Idris, Dominicus Ganang Aditya. 2010. Analisis Alur, Tokoh dan Penokohan, dan Latar Dalam Novel Tiba Tiba Malam Karya Putu Wijaya

34

bisanya tidak suka menceritakan masalah pribadinya kepada orang lain apalagi

orang yang baru dikenalnya.

(41) Sunatha tidak berusaha berbohong lagi. Ia menceritakan semuanya. Entah kenapa ia tiba-tiba berani mengutarakan semuanya pada seorang yang baru saja dikenal. Ia sama sekali tidak malu lagi. Aneh. (hlm. 193)

Sesampainya di kampung halaman, ia mendapati ibunya telah meninggal.

Setelah penguburan memenya, ia heran mengapa Utari dan mertuanya tidak

melayat. Weda menceritakan peristiwa yang terjadi setelah kepergiannya ke

Kupang, Sunatha marah mendengar kabar Utari pergi dengan Ngurah ke kota

maka ia memutuskan pergi ke rumah keluarga Utari untuk melabrak dan

membuktikan kebenaran berita tersebut.

(42) Sunatha langsung saja menggebrak kedua orang tua itu. ”Mana istriku! Mana!” Mertuanya itu ketakutan. Mereka tidak bisa menjawab. ”Mana?” Orang tua itu bermaksud untuk menjawab. Tapi suaranya tidak keluar. Sunatha makin jengkel. Ia masuk ke dalam rumah. Memeriksa. (hlm. 215)

Sunatha akhirnya membesarkan jiwanya, ia mewakili keluarganya

meminta maaf kepada warga desa karena kesalahan yang telah diperbuat oleh

keluarganya. Ia meminta kepada para warga untuk sudi menerima kembali

keluarganya menjadi bagian dari banjar. Permintaan maaf Sunatha dipaparkan

dalam kutipan berikut.

(43) Izinkanlah saya meminta maaf, atas kekeliruan bapak saya. Juga kesalahan-kesalahan saya sendiri. Hukumlah kami sesuai dengan kesalahan-kesalahan kami, akan tetapi satu permintaan saya, jangan buang kami dari pergaulan desa, berikan kami kesempatan sekali lagi. (hlm. 225)

Page 48: ANALISIS ALUR, TOKOH DAN PENOKOHAN, DAN LATAR … · Idris, Dominicus Ganang Aditya. 2010. Analisis Alur, Tokoh dan Penokohan, dan Latar Dalam Novel Tiba Tiba Malam Karya Putu Wijaya

35

3.2 Sunithi

Untuk menjaga perasaan orang lain, Sunithi sering melakukan

kebohongan-kebohongan kecil dengan tujuan baik. Ia melakukannya dengan rasa

terpaksa. Ini dilakukannya ketika ia ditanya perihal Utari oleh ibunya yang sedang

sakit. Ia berbohong supaya ibunya tidak cemas dan terlalu khawatir. Seperti dalam

kutipan berikut.

(44) ”Nyoman, bagaimana Wayan?” Sunithi terpaksa berbohong. ”Sudah baikan, Me. Nanti kalau sudah sembuh benar dia akan kemari.” (hlm. 60).

Begitu pula saat ia beralasan kepada Weda bahwa bapaknya sakit ketika

bapaknya enggan menghadiri rapat desa. Bahkan ketika didesak Weda ia tetap

bersikeras tidak mau mengaku.

(45) ”Tapi Bapak sakit.” Weda tercengang. ”Sakit?” Tadi siang, kan kerja di sawah?” ”Ya, tapi sekarang dia sakit.” ”Sakit apa?” ”Pokoknya sakit.” (hlm. 62).

Karena dituduh Weda selingkuh dengan David, Sunithi marah. Ia

membantah tuduhan Weda itu keliru. Ia tidak mau mengakui kesalahan yang tidak

diperbuatnya, maka ia berkelahi dengan Weda karena ia merasa benar. Hal ini

digambarkan dalam kutipan berikut.

(46) Mereka bertengkar. Akhirnya mereka berkelahi. Sunithi melawan karena merasa benar. Weda memukul Sunithi. Sunithi membalas. (hlm. 74)

Sunithi adalah seorang pemberani. Hal ini dapat dilihat ketika ia

melindungi ibunya sewaktu warga desa datang meneror rumahnya dengan cara

membuat kegaduhan serta melempari rumah itu.

Page 49: ANALISIS ALUR, TOKOH DAN PENOKOHAN, DAN LATAR … · Idris, Dominicus Ganang Aditya. 2010. Analisis Alur, Tokoh dan Penokohan, dan Latar Dalam Novel Tiba Tiba Malam Karya Putu Wijaya

36

(47) Ibunya terjaga karena kegaduhan itu dengan gemetar. Sunithi cepat memeluknya. Lemparan batu itu semakin gencar. Terdengar suara memaki-maki dari luar. Ibunya menjerit-jerit. Sunithi cepat berusaha menenangkannya. Ia berlari dan mengunci semua pintu. Kemudian ia mengambil kapak yang kebetulan dijumpainya di bawah kolong, lalu bersiap-siap. (hlm. 83)

Sakit ibu Sunithi semakin parah maka ia berinisiatif membawa ibunya ke

dokter. Setelah berobat, ternyata ongkos dokter dan resep obat sangat mahal.

Karena rasa sayang kepada ibunya yang sakit, Sunithi merelakan tabungannya

yang akan digunakan untuk menikah kelak guna menebus ongkos dokter dan

resep obat tersebut.

(48) Sunithi mulai membuka simpanannya. Ia menjual diam-diam barang-barang emas yang dulu pernah disimpan untuk menyambut hari perkawinannya. Tapi barang-barang itu rupanya hanya berharga di desa. Di tukang emas, setelah ditukar nilainya tak berharga. Apalagi kalau dihubungkan dengan ongkos sekali pengobatan dokter berikut dengan obatnya. (hlm. 143-144)

Sunithi merasa tidak kuat menghadapi sanksi sosial yang diberikan desa.

Ia bagaikan orang asing di kampung sendiri. Perlakuan warga desa kepadanya

membuat ia resah dan gundah gulana. Karena terlalu resahnya, ia sampai-sampai

mandi pada malam hari untuk menghindari bertemu warga desa. Perlakuan dan

kegelisahan Sunithi dilukiskan dalam kutipan berikut.

(49) Kami tidak lagi diakui sebagai penduduk desa. Selain tetangga-tetangga dan saudara-saudara yang masih dekat, tak ada lagi yang mau berhubungan dengan kami. Saya selalu disindir-sindir sehingga saya tidak kuat kalau keluar rumah. Saya hanya keluar rumah kalau hendak mandi, itu pun malam hari. Waktu ada odalan di pura saya memberanikan diri pergi ke sana. Semua orang tidak ada yang ngomong dengan saya, bahkan saya tidak dihiraukan. (hlm. 130)

Page 50: ANALISIS ALUR, TOKOH DAN PENOKOHAN, DAN LATAR … · Idris, Dominicus Ganang Aditya. 2010. Analisis Alur, Tokoh dan Penokohan, dan Latar Dalam Novel Tiba Tiba Malam Karya Putu Wijaya

37

Seiring berjalannya waktu, Sunithi semakin tabah menghadapi perlakuan

warga desa kepadanya. Tidak ada lagi Sunithi yang manis, ia berubah menjadi

gadis yang mandiri. ia mulai mengayunkan cangkul tuk memenuhi kebutuhan

hidup keluarganya.

(50) Ia bertambah lama, bertambah tabah. Jelasnya, tambah keras. Dengan berani, semua dihadapinya. Kini ia bukan anak manis... Ia mampu berdiri sendiri. Hidup satu hari penuh, sendirian. Banting tulang di sawah sendirian. Menerima segala perlakuan desa sendirian. (hlm. 147)

Ketabahan Sunithi tidak sampai di situ saja. Ia bahkan menggantikan peran

Subali dalam mencari nafkah. Bercucuran keringat, hitam terbakar matahari, dan

berubah menjadi kuat dan sehat sosoknya sekarang.

(51) Matahari membakar punggungnya. Kini jelas betapa gadis itu berubah. Ia menjadi seorang wanita yang sehat, kukuh. Tidak cantik, akan tetapi ada sesuatu yang menarik dalam dirinya. Ia telah menggantikan Subali, menggarap semuanya dengan susah payah, akan tetapi berhasil. (hlm. 178)

3.3 Utari

Utari adalah seorang kembang desa yang berhasil dinikahi oleh Sunatha. Ia

digambarkan sebagai seorang gadis yang baik secara fisik maupun sikap atau

perilakunya. Hal ini dilihat dalam kutipan berikut.

(52) Mempelai wanita adalah bunga dalam desa, dipujikan kecantikan maupun kelakuannya. (hlm. 1)

Sehari setelah menikah, Utari ditinggal Sunatha ke Kupang guna

melaksanakan kewajibannya sebagai guru. Rupanya Utari menyesali

keputusannya menikahi Sunatha. Nasi telah menjadi bubur. Walaupun ia masih

Page 51: ANALISIS ALUR, TOKOH DAN PENOKOHAN, DAN LATAR … · Idris, Dominicus Ganang Aditya. 2010. Analisis Alur, Tokoh dan Penokohan, dan Latar Dalam Novel Tiba Tiba Malam Karya Putu Wijaya

38

perawan, toh orang-orang telah menganggapnya sebagai istri Sunatha. Ia mencari

cara untuk menutupi kesalahannya itu dengan mengatakan bahwa ia sudah

diguna-guna. Utari berkelakuan seperti orang kesurupan. Ia berteriak-teriak dan

membuat semua orang panik. Peristiwa ini dapat dilihat dalam kutipan berikut.

(53) Dia terus berteriak-teriak. Orang tuanya jadi kelabakan. Mula-mula mereka tenang-tenang saja. Tetapi, kemudian ibunya mulai tak kuat melihat keadaan anaknya itu. “Kenapa anak saya, kenapa!” teriaknya ikut-ikutan. Keadan makin kacau. “Jangan-jangan dia betul diguna-guna!” Utari berteriak dan menerjang-nerjang. (hlm. 28)

Utari menurut Sunatha adalah istri yang setia dan dapat dipercaya. Dia

tidak mau merusak kesan itu karena rasa curiga bahwa Utari tidak betah hidup

sendiri. Harapan berbeda dengan kenyataan. Setelah ditinggal Sunatha merantau,

dalam hitungan hari Utari telah berkasih-kasihan dengan Ngurah. Ia seolah-olah

memberi ruang di hatinya kepada Ngurah. Kontradiksi ini digambarkan dalam dua

kutipan berikut.

(54) ”Utari bukan orang sembarangan. Dia tidak mudah terpengaruh. Wataknya keras dan dia bisa menghargai kepercayaan, kenapa saya mesti merusakkan gambaran istri saya karena rasa kangen ini. (hlm. 35)

(55) Ngurah membantu Utari duduk di balai-balai. Anehnya, gadis

itu bisa lebih tenang. Tak sengaja ia justru memegang tangan Ngurah. ...Utari tiba-tiba membaringkn kepalanya di pangkuan Ngurah. Lelaki ini terkejut dan deg-degan. Tapi dia tidak bisa berbuat apa-apa. (hlm.37-39)

Dengan alasan berobat, Utari mau saja ketika ia diajak ke kota oleh

Ngurah. Ia bersembunyi di dalam mobil Ngurah karena takut ketahuan oleh warga

desa karena statusnya masih sebagai istri Sunatha. Selain itu ia takut citranya akan

Page 52: ANALISIS ALUR, TOKOH DAN PENOKOHAN, DAN LATAR … · Idris, Dominicus Ganang Aditya. 2010. Analisis Alur, Tokoh dan Penokohan, dan Latar Dalam Novel Tiba Tiba Malam Karya Putu Wijaya

39

menjadi jelek di mata masyarakat supaya tidak disebut sebagai wanita

gampangan.

(56) Sementara mobil membelah jalan desa. Utari menyembunyikan dirinya. Ngurah menjalankan mobilnya dengan pelan-pelan, kemudian dia melesat setelah sampai di perbatasan desa. (hlm. 55)

Utari bukanlah tipe wanita pemalu dan canggung. Ketika diajak ke kota

oleh Ngurah, ia dititipkan di rumah saudara Ngurah. Di sana ia dapat melepas

beban yang selama ini menghimpitnya. Tidak ada yang dirisaukan dan

membebani pikirannya.

(57) Ia tidak kikuk tinggal di rumah orang yang terbilang keluarga Ngurah─karena semuanya baik. Ia tidak diperlakukan sebagai tamu.. Rupa-rupnya Ngurah sudah berpesan kepada semua orang supaya tenang-tenang saja. Ini membuat Utari merasa segar. (hlm.90)

3.4 Ngurah

Ngurah adalah orang kaya di desa tersebut. Dia sudah mempersiapkan

segalanya untuk meminang Utari. Ia yakin lamarannya akan diterima oleh

keluarga Utari, tapi kenyataan berbicara lain. Utari telah dinikahi oleh Sunatha.

Bahkan, ia tidak menyangka bahwa diantara Utari dan Sunatha sudah menjalin

hubungan kasih. Hal ini terdapat dalam kutipan berikut.

(58) Di sebuah rumah yang kaya di desa itu, seorang lelaki tercenung. Dia tidak mengatakan apa-apa, tetapi hatinya hancur. Dia baru saja merencanakan untuk mempersiapkan. Ia hampir tidak bisa menerima kenyataan itu, karena ia sebenarnya sudah begitu yakin. Baik tampang, keadaan sosial ekonomi, dan kedudukan semuanya menyokong rencananya. Ia tak pernah menduga bahwa antara Utari dan Sunatha sudah ada ikatan percintaan. (hlm. 2)

Page 53: ANALISIS ALUR, TOKOH DAN PENOKOHAN, DAN LATAR … · Idris, Dominicus Ganang Aditya. 2010. Analisis Alur, Tokoh dan Penokohan, dan Latar Dalam Novel Tiba Tiba Malam Karya Putu Wijaya

40

Walau kalah bersaing dengan Sunatha dalam memperebutkan hati Utari,

Ngurah tetap berjiwa besar menerima keputusan itu. Hal ini ditunjukkan dengan

tetap mendatangi pernikahan Utari-Sunatha dan mengucapkan selamat kepada

kedua mempelai. Hal ini digambarkan dalam percakapan antara Ngurah dengan

Renti sebagai berikut.

(59) ”Kita harus jujur. Kekalahan meskipun hanya karena keterlambatan tetap juga kekalahan. Kamu tak usah mencak-mencak begitu. Kita ke sana beri selamat, nanti kita jadi bahan omongan.” (hlm. 3)

Ngurah mempunyi wibawa yang besar dan warga desa segan kepadanya.

Ia selalu berusaha memecahkan permasalahan yang terjadi di lingkungan

sekitarnya. Seperti halnya ketika Subali beradu mulut dengan orang tua Utari

perihal Utari yang meminta tinggal di rumah orang tuanya.

(60) Waktu itulah Ngurah dan pengawalnya datang. Ia langsung mengusut. ”Ada apa ini?” David segera bertindak untuk menjelaskan. Tapi Ngurah memandanginya dengan curiga dan marah. “Saudara siapa? Jangan ikut campur urusan desa kami!” David masih mencoba menerangkan. “Terima kasih. Kami lebih mengerti tentang soal-soal di sini daripada Saudara. Lebih baik Saudara cepat-cepat saja pergi!” (hlm. 34)

Tidak sampai di situ saja peran serta Ngurah. Ia bahkan menenangkan

warga desa yang marah ketika Subali tidak datang (lagi) menghadiri rapat desa.

Warga desa sepakat tuk mengeluarkan Subali dari krama-desa.

(61) Rapat itu kacau. Ngurah cepat bertindak menenangkan mereka. “Stop-stop! Tenang-tenang! Jangan mudah terpengaruh!” dia berusaha menenangkan mereka. “Subali tidak salah. Orang asing itu tidak salah. Kita terlalu bodoh. Kitalah yang salah.” (hlm. 69)

Page 54: ANALISIS ALUR, TOKOH DAN PENOKOHAN, DAN LATAR … · Idris, Dominicus Ganang Aditya. 2010. Analisis Alur, Tokoh dan Penokohan, dan Latar Dalam Novel Tiba Tiba Malam Karya Putu Wijaya

41

Ngurah sangat pemalu dalam mengutarakan hatinya. Ia selalu memendam

perasaan kepada Utari, bahkan ketika ia kangen dengan Utari, ia mencoba

bersikap biasa saja.

(62) Wanita itu memandangi Ngurah dengan kangen. Lelaki itu juga tampaknya rindu, tapi sebagaimana biasanya ia selalu mencoba menutupi perasaan. (hlm. 91)

3.5 Subali

Subali merupakan bapak dari Sunatha. Ia seorang kepala keluarga yang

mempunyai sifat keras. Hal ini diketahui ketika Utari memaksa meminta pulang

ke rumah orang tuanya dan ia tidak mau tinggal di rumah Sunatha. Subali enggan

menuruti kemauan anak mantunya itu, karena setelah menikah dengan Sunatha,

praktis Utari menjadi bagian dari keluarga Subali. Akhirnya, terjadi perang mulut

antara Subali dengan orang tua Utari.

(63) ”Ini menantu saya, saya bertanggung jawab. Buruk atau baik, sayalah yang harus memeliharanya selama Sunatha tidak ada.” ”Tapi dia ingin pulang.” Rumahnya sekarang di sini. Makan atau tidak makan dia harus di sini.” (hlm. 31)

Ketika diajak David pergi ke Denpasar, Subali merasa bimbang dan segan

kepada warga desa lainnya karena ia sudah sering menghindar dari kerepotan

desa. Setelah mendengar penjelasan dari David ia memutuskan setuju untuk pergi

menemani David ke Denpasar. Terlihat jelas bahwa Subali sangat mudah

dipengaruhi pendiriannya. Hal ini dapat dilihat dalam kutipan berikut.

(64) ”Tapi sudah beberapa kali saya tidak muncul di desa gara-gara ikut David.” ”Normal, kan. Bapak tidak salah. Kalau Bapak tidak bisa datang masak harus datang, itu omong kosong.” ” Tapi bagaimana kata orang nanti?” (hlm.52)

Page 55: ANALISIS ALUR, TOKOH DAN PENOKOHAN, DAN LATAR … · Idris, Dominicus Ganang Aditya. 2010. Analisis Alur, Tokoh dan Penokohan, dan Latar Dalam Novel Tiba Tiba Malam Karya Putu Wijaya

42

Kedekatan antara Subali dengan David semakin erat. David mencoba

menjadikan Subali sebagai seorang pahlawan pembaruan di desanya. Desa yang

dianggap David sebagai desa yang ketinggalan zaman karena masih memegang

teguh tradisi.

(65) Bapak harus bikin pembaruan di desa ini. Kalau tidak siapa lagi? Di sini harus ada rumah-rumah sekolah, harus ada listrik, dan harus hidup praktis. (hlm. 51)

(66) ”Untuk jadi pahlawan diperlukan keberanian. Kita sudah mulai

sekarang. Jangan mundur. Hari depan desa ini di tangan Bapak.” (hlm. 70)

Semenjak kenal dengan David, perangai Subali berubah. Ia menjadi

seseorang yang mudah marah. Hal ini dapat dilihat ketika Sunithi mencegah

Subali untuk pergi ke Denpasar karena ibunya sedang sakit dan para warga desa

sedang bekerja bakti memugar pura. Sunithi mengharapkan Subali untuk datang

membantu warga desa.

(67) “Tapi meme sakit. Bapak tidak boleh pergi. Bapak tidak ikut kerja ke pura sekarang?” ...Tapi kemudian Subali marah. ”Bapak sekarang tidak peduli sama meme lagi!” ”Diam! Anak kurang ajar. Berani-berani kamu sekarang!” Sunithi ketakutan. Dia belum pernah melihat perangai bapanya seperti itu. (hlm.72)

Tidak hanya itu, sepulang dari Denpasar, Subali mulai mempunyai pola

pemikiran yang lain. Ia mengalami kebimbangan dalam hidupnya. Ia mulai sangsi

dengan pola hidupnya yang dulu di desa.

(68) Subali kini melihat apa yang terjadi di desanya dengan cara lain. Ia mulai sangsi, apakah ia akan bisa meneruskan hidup dengan cara-cara yang lama. Tetapi ia juga sangsi apakah ia sanggup untuk bertentangan dengan orang banyak. (hlm. 99)

Page 56: ANALISIS ALUR, TOKOH DAN PENOKOHAN, DAN LATAR … · Idris, Dominicus Ganang Aditya. 2010. Analisis Alur, Tokoh dan Penokohan, dan Latar Dalam Novel Tiba Tiba Malam Karya Putu Wijaya

43

(69) Dekat penambangan itu ada losmen yang menampung beberapa pelacur asal Banyuwangi. Subali hanya senyum-senyum saja. Dahulu ia bisa naik pitam kalau ditawari macam itu. (hlm. 100)

3.6 David

David adalah seorang pria bule yang mempunyai hobi memotret dan

mencatat segala sesuatu yang ditemuinya. Ia mempunyai paradigma yang jelek

tentang adat ketimuran dan pola pikirnya cenderung mengkritik. Hal ini

dilukiskan dalam kutipan berikut.

(70) Seorang bangsa asing turun dari bis di stanplat. Ia membawa alat-alat untuk memotret. Ia memandangi keadaan sekitarnya dengan muka yang keruh. Lalu mencatat di notesnya segala kebobrokan yang dilihatnya. ”Banyak anjing berkeliaran, banyak babi berkeliaran. Penduduk terlalu banyak. Banyak orang sakit. Anak-anak banyak yang tidak sekolah. Perumahan banyak yang tidak sehat. Banyak orang bermalas-malasan dan menyia-nyiakan waktu. Tragis.” (hlm. 4).

Kritikannya kepada keadaan di sekitarnya yang ia rasa tidak pas tidak

sampai di situ saja. Ia bahkan menasehati seorang kernet bis. Hal ini dapat dilihat

dalam kutipan berikut.

(71) ”Dalam tempo sepuluh tahun, kalau Saudara-saudara tetap malas seperti sekarang, Saudara akan hancur. Anak-anak ini harus sekolah. Semua orang harus bekerja, melakukan hal-hal yang praktis dan membuang semua yang tidak perlu.” (hlm. 5)

Menjelang keberangkatan Sunatha ke Kupang, sewaktu berada di

pelabuhan, David berbincang dengan Sunatha. Ia menganggap pernikahan

Sunatha hanya menghambur-hamburkan uang saja ketika kehidupan masyarakat

desanya masih banyak yang kekurangan dan menderita. Kritikan David ini

terdapat dalam kutipan berikut.

Page 57: ANALISIS ALUR, TOKOH DAN PENOKOHAN, DAN LATAR … · Idris, Dominicus Ganang Aditya. 2010. Analisis Alur, Tokoh dan Penokohan, dan Latar Dalam Novel Tiba Tiba Malam Karya Putu Wijaya

44

(72) Perkawinan Saudara saja, maaf, sebetulnya hanya menghambur-hamburkn uang. Padahal, di desa sudah terlalu banyak penduduk, penghasilan tidak ada, dan usaha-usaha lain tidak ada.” (hlm. 22)

Ia menularkan ide gagasannya itu ke Subali. Ia memandang bahwa tradisi

gotong royong itu tidak perlu, merugikan beberapa pihak karena merasa terbebani.

Pola pemikiran barat yang cenderung individualis, egoisme, dan praktis coba ia

terapkan kepada warga desa lewat media perantara Subali. Pola pikir David itu

dilukiskan dalam kutipan berikut.

(73) ”Lihat,” kata orang asing itu, sambil menunjukkan tanah-tanah yang gundul sepanjang jalan. ”Bapak bisa lihat sendiri, bahwa negeri ini sebetulnya kaya raya, tetapi disia-siakan karena tidak ada sistem kerja yang praktis. Gotong royong memang baik, tapi harus diberikan arti lain sekarang. Bahwa dengan bergotong royong kita berarti memikul bersama beban besar dalam negeri ini. Artinya kalau seorang kerja sawah, yang lain tak usah ikut, tapi mengerjakan pekerjaan lainnya. Artinya juga, kalau salah satu orang mati, yang lain jangan ikut mati, tapi tetap terus hidup melanjutkan usaha-usaha yang lain.” (hlm.27)

(74) Ia memberikan bukti-bukti bahwa semua orang harus mulai

menjauhi hidup berkelompok yang saling gerogot-mengerogoti. Ia berikan bukti-buktinya segala ketidakpraktisan di kampung yang hanya menjadikan gotong royong itu sebagai pangkal kemiskinan. (hlm. 52)

Ketika di Denpasar, David mengajak Subali berkeliling sambil

menjelaskan pemikirannya. Ia memberikan kemewahan kepada Subali yang tak ia

dapatkan di desa. David menganggap desa mengekang kebebasan pribadi

seseorang. Dan ia menjelaskan bahwa orang asing seperti dirinya adalah pahlawan

karena tidak mau terikat suatu sistem tradisi

(75) Apakah dengan semua itu Anda tetap berbahagia dengan segala kemacetan Anda di desa. Di desa yang sudah begitu kuasa merebut jiwa dan kesempatan-kesempatan Anda sebagai manusia pribadi?” ...”Mereka semua adalah pahlawan-pahlawan seperti

Page 58: ANALISIS ALUR, TOKOH DAN PENOKOHAN, DAN LATAR … · Idris, Dominicus Ganang Aditya. 2010. Analisis Alur, Tokoh dan Penokohan, dan Latar Dalam Novel Tiba Tiba Malam Karya Putu Wijaya

45

apa yang sewajarnya mereka perbuat. Mereka menolak suatu tata cara kuno yang telah lama terbukti tidak benar. (hlm. 81-82)

3.7 Weda

Weda adalah tetangga sekaligus teman bermain Sunithi. Ia dan Sunithi

menjalin suatu hubungan percintaan. Ia dekat dengan keluarga Sunatha. Bahkan

menjelang kepergian Sunatha ke Kupang, ia menitipkan keluarganya kepada

Weda. Adegan ini digambarkan dalam kutipan berikut.

(76) Sunatha memberi isyarat kepada Weda, pacar Sunithi mendekat. ”Tolong jaga baik-baik Sunithi dan Utari.” ”O ya, tentu.” (hlm. 23)

Weda berkerja sebagai petani penggarap di salah satu sawah milik

Ngurah. Ini diketahui ketika Weda diancam oleh Ibu Utari ketika ia mencoba

melerai perdebatan antara Sunithi dengan ibu Utari yang menuduh Sunatha telah

mengguna-gunai anaknya.

(77) ”Kamu juga ikut-ikuan dia! Kalau Ngurah tahu kamu sekongkol dengan tukang guna-guna itu, sawah kamu pasti dicabut. (hlm. 47)

Melihat kedekatan Ngurah dengan Utari, Weda menarik kesimpulan

bahwa Ngurahlah dalang di balik semua kekacauan yang terjadi di keluarga

Sunatha. Ia berpikir Ngurah mencoba mencari kesempatan dalam kekacauan

tersebut.

(78) ”Aku makin curiga, sekarang semuanya ini diatur oleh Ngurah. Bangsat itu mentang-mentang kaya, maunya memerintah semua orang. Dikiranya semuanya bisa dibeli.” (hlm. 49)

Page 59: ANALISIS ALUR, TOKOH DAN PENOKOHAN, DAN LATAR … · Idris, Dominicus Ganang Aditya. 2010. Analisis Alur, Tokoh dan Penokohan, dan Latar Dalam Novel Tiba Tiba Malam Karya Putu Wijaya

46

Weda sangat perhatian dengan keluarga Sunatha. Ketika Subali sudah

tidak sering menghadiri rapat maupun membantu dalam kerepotan desa, Ia rela

menghampiri Subali dan menjemputnya agar sudi datang ke rapat desa

bersamanya. Ia khawatir karena Subali sudah menjadi bahan perbincangan warga

desa dan akibat lebih jauhnya Subali bisa dikelurkan dari krama-desa.

(79) ”Kok, saban ada kerepotan desa, terus sakit. Nyoman, ini penting. Bapak harus datang. Nanti dia dikeluarkan dari krama-desa. (hlm. 62)

Weda cemburu melihat kedekatan Sunithi dengan David. Merasa diberi

tanggung jawab oleh Sunatha untuk menjaga keluarganya, maka Weda melarang

Sunithi berhubungan dengan David. Ia menganggap David adalah orang yang

berbahaya dan harus dijauhi. Kecemburuan Weda semakin memuncak tákkala

melihat David mengobrol dengan Sunithi. Ini dapat disimak dalam kutipan

berikut.

(80) David memegang pundaknya dan membisikkan sesuatu sambil masuk. Weda melihat semuanya itu dengan cemburu sekali. Matanya melotot. Dia menunggu beberapa saat. Masih terdengar David berbisik-bisik pada Sunithi. Weda mencoba mengintip. Tapi pikirannya sudah tak karuan. Ia hanya melihat bayangan Sunithi dan David berdekatan. (hlm 63)

(81) Rumah Subali masih terang. Weda mencoba mengintip. Didengarnya suara-suara David dan Sunithi. Geramnya bertambah. Dia tidak tahu apa yang harus dilakukannya. Tetapi kemudian ketika ia mendengar suara ketawa David, ia tidak dapat menahan dirinya mengambil batu.Begitu saja dilemparkannya ke atas rumah Subali bertubi-tubi. (hlm. 70)

Karena kecemburuannya yang membabi buta itu, pada rapat desa ia

menjelek-jelekkan David. Warga desa gempar dan rapat pun menjadi panas.

Page 60: ANALISIS ALUR, TOKOH DAN PENOKOHAN, DAN LATAR … · Idris, Dominicus Ganang Aditya. 2010. Analisis Alur, Tokoh dan Penokohan, dan Latar Dalam Novel Tiba Tiba Malam Karya Putu Wijaya

47

Mereka tidak menyalahkan David tetapi malah menyalahkan Subali, yang

merupakan ayah Sunithi. Weda tidak menduga permasalahannya akan menjadi

begini. Ia merasa menyesal telah mengadukan David yang berujung pengucilan

keluarga Subali.

(82) Pada saat itu Weda baru mulai mengerti apa yang dengan tak sadar dilakukannya. Ia terkejut, lalu mundur perlan-lahan. Ia menyesal sekali. Rapat itu menjadi panas. (hlm.69)

Weda merasa Sunithi telah mengkhianati cintanya. Ia meminta penjelasan

dari Sunithi. Bukannya mendapat jawaban, ia malah beradu mulut dan bertengkar.

Karena emosi, Weda memutuskan untuk mengakhiri kisah percintaan mereka. Hal

ini terdapat dalam kutipan berikut.

(83) “Kalau begitu kita putus! Teriak Weda. “Ayo putus kalau mau putus. Biar!” “Biar kamu ditipu orang asing itu. Biar bapakmu dikeluarkan dari krama desa. Putus!” “Biar! Biar! Aku tidak peduli!” “Awas!” Weda lari. “Kamu juga awas!” (hlm. 74)

3.8 Renti

Renti adalah pengawal pribadi Ngurah. Ia seorang jagoan desa dan

mempunyai loyalitas yang tinggi terhadap majikannya. Hal ini dapat diketahui

ketika Ngurah sedih mengetahui pernikahan antara Sunatha dan Utari. Bahkan, ia

mengusulkan kepada Ngurah untuk membawa lari Utari. Hal ini ditegaskan dalam

kutipan berikut.

(84) Pengawalnya, seorang yang dianggap jagoan dalam desa, datang menunjukkan rasa berang. Dia siap untuk melakukan segala sesuatu kalau memang diperlukan. ”Kita rebut saja sekarang, larikan ke Jawa. Saya yang menanggung resikonya,” usulnya (hlm. 2-3)

Page 61: ANALISIS ALUR, TOKOH DAN PENOKOHAN, DAN LATAR … · Idris, Dominicus Ganang Aditya. 2010. Analisis Alur, Tokoh dan Penokohan, dan Latar Dalam Novel Tiba Tiba Malam Karya Putu Wijaya

48

Karena geram melihat pernikahan Utari-Sunatha menyebabkan

majikannya menderita maka Renti mendekati ibu Utari. Ia menyogok ibu Utari

dengan sebuah hadiah. Ia menjelek-jelekkan Sunatha dan menyebarkan isu bahwa

Utari kena guna-guna. Peristiwa itu digambarkan dalam kutipan berikut.

(85) Perempuan itu mengacungkan bungkusan yang baru saja diterimanya. ”Simpan saja. Nanti kalau sudah sampai di rumah dibuka.” perempuan itu jadi bimbang. ”Ini betul?” Renti jadi penasaran. ”Makanya lihat-lihat dulu. Masak Sunatha yang dikasih. Apa coba kelebihan guru itu. Mau berangkat ke Kupang lagi besok pagi. Ini apa tidak kelewatan? Kena guna-guna barangkali ya!” (hlm. 12)

Renti sebetulnya menaruh hati kepada Sunithi. Walau seorang jagoan

berkelahi, dalam soal percintaan ia bukan ahlinya. Kadang ia menutupi rasa

sukanya dengan bersikap kasar terhadap Sunithi. Hal ini dapat dilihat ketika ia

mencoba mengajak Sunithi untuk menonton drama gong bersamanya.

(86) ”Mau kemana Nyoman?” Sunithi pura-pura tidak mendengar. ”Hei, mau kemana?” ”Oh, Pak Wayan.” ”Pura-pura tidak dengar. Mau kemana?” ”Ndak. Ke situ.” ”Nanti malam nonton drama gong yuk.” Sunithi tersenyum. ”Dimana?” ” Desa sebelah. Mau? Boncengan sepeda ke sana.” (hlm. 43)

Perasaan Renti kepada Sunithi lebih ditegaskan oleh Ngurah lewat kutipan

berikut.

(87) ”Renti! Kamu pagi-pagi sudah bikin ribut. Kalau kamu kasari Weda malahan Nyoman makin jauh dari kamu.” (hlm. 48)

Berdasarkan keseluruhan uraian di atas, peneliti menyimpulkan bahwa

tokoh dan penokohan dalam novel TTM karya PW adalah Sunatha sebagai tokoh

utama yang utama sedangkan tokoh utama tambahan adalah Sunithi, Utari, dan

Page 62: ANALISIS ALUR, TOKOH DAN PENOKOHAN, DAN LATAR … · Idris, Dominicus Ganang Aditya. 2010. Analisis Alur, Tokoh dan Penokohan, dan Latar Dalam Novel Tiba Tiba Malam Karya Putu Wijaya

49

Ngurah.dan sebagai tokoh tambahan utama adalah Subali, David, Weda, serta

Renti yang berfungsi mendukung keseluruhan cerita.

Tokoh Sunatha dilukiskan mempunyai karakter yang bertanggung jawab,

perhatian terhadap keluarga, bijaksana, dan sportif. Sunithi digambarkan sebagai

gadis desa yang tegas, berani, mandiri, suka menjaga perasaan orang lain. Utari

digambarkan sebagai gadis cantik yang mempunyai watak supel dan gampang

cemas. Sedangkan Ngurah digambarkan seorang yang kaya, berwibawa, dan suka

memendam perasaan. Subali dilukiskan sebagai kepala keluarga yang bersifat

keras, pemarah, mudah berubah pikiran. David, orang asing yang mempunyi sifat

idealis, Weda, lelaki pencemburu dan perhatian, dan Renti, seorang jagoan desa

yang suka main tangan, pemarah, dan kasar.

Page 63: ANALISIS ALUR, TOKOH DAN PENOKOHAN, DAN LATAR … · Idris, Dominicus Ganang Aditya. 2010. Analisis Alur, Tokoh dan Penokohan, dan Latar Dalam Novel Tiba Tiba Malam Karya Putu Wijaya

50

BAB IV

LATAR CERITA

Pada bab ini akan menjelaskan latar atau setting cerita dalam novel TTM

karya PW. Secara garis besar dibagi menjadi tiga bagian, yaitu latar tempat, latar

waktu, dan latar sosial.

4.1 Latar tempat

Latar tempat menyaran pada pada lokasi terjadinya peristiwa yang

diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Dalam novel TTM ini, hampir keseluruhan

cerita bersetting di Bali. Adapun latar tempat yang akan dianalisis adalah

pelabuhan, desa, dan Denpasar.

4.1.1 Pelabuhan

Setting cerita di pelabuhan meliputi juga penceritaan sewaktu berada di

atas kapal. Peneliti mengaitkan hal ini karena masih ada korelasi antara kedua

tempat tersebut.

Ketika Sunatha akan berangkat ke Kupang untuk mengajar karena

tanggung jawabnya sebagai seorang guru, keluarga serta kerabat Sunatha ikut

mengantar ke pelabuhan. Utari merasa sedih melepas kepergian Sunatha. Ia

menangis sampai bengkak-bengkak matanya. Hal tersebut terdapat dalam kutipan

berikut.

(88) Utari, istri Sunatha, tampak bengkak matanya. Mereka memasuki kedai dan bermaksud untuk makan siang, menunggu kapal berangkat. (hlm. 21).

Page 64: ANALISIS ALUR, TOKOH DAN PENOKOHAN, DAN LATAR … · Idris, Dominicus Ganang Aditya. 2010. Analisis Alur, Tokoh dan Penokohan, dan Latar Dalam Novel Tiba Tiba Malam Karya Putu Wijaya

51

Perpisahan Utari dengan Sunatha begitu mengharukan. Utari sepertinya

tidak rela melepas kepergian Sunatha. Dengan terpaksa Sunatha berpamitan. Hal

ini digambarkan dalam kutipan berikut.

(89) Kapalnya segera akan berangkat. Sunatha mengangkat kopornya. Ia memegang Utari, lalu berjabatan tangan dengan semua orang. Kemudian ia memegang pundak Utari dengan mesra. (hlm.22).

Sunatha tidak tega meninggalkan Utari. Ia tidak tahan dengan air mata

wanita seakan-akan ia pihak yang salah. Ia menetapkan hati untuk naik ke kapal.

(90) Sunatha berjalan ke atas kapal. Ia tidak berani menengok ke belakang. Ia hanya mendengar suara tangis itu seperti melemparinya dengan berbagai macam tuduhan, (hlm. 24)

Sunatha merasa ragu apakah kepergiannya ke Kupang ini merupakan suatu

keputusan yang tepat. Banyak orang menangisi kepergiannya, termasuk Sunithi,

adik semata wayangnya. Pelukisan peristiwa ini terdapat dalam kutipan berikut.

(91) Udara sangat cerah. Kemudian peluit kapal berbunyi untuk yang terakhir kalinya semua orang saling melambai. Sunatha akan sulit untuk menghargai kebijaksanaannya waktu melihat ke pantai. Di sana Sunithi menangis kelabakan. Wanita itu memang masih muda untuk menerima perpisahan semacam itu. Ia mulai ragu-ragu adakah semuanya akan bisa berlangsung sebagaimana yang dia rencanakan, (hlm. 24)

Utari shock akan kepergian Sunatha. Ia meronta-meronta dan tidak mau

beranjak dari bibir pantai. Karena kelakuannya itu, ia menjadi pusat perhatian

orang-orang di sekitar pelabuhan.

(92) Di sana Utari makin kelabakan. Ia meronta-ronta, seakan-akan baru sadar bahwa keadaan itu terlalu berat baginya. Ia tidak mau meninggalkan pantai, meskipun kapal sudah jauh benar. Tangannya dipegang. Orang-orang di pelabuhan mulai tertarik kepada kelompok yang tampaknya sangat desa itu. (hlm.26)

Page 65: ANALISIS ALUR, TOKOH DAN PENOKOHAN, DAN LATAR … · Idris, Dominicus Ganang Aditya. 2010. Analisis Alur, Tokoh dan Penokohan, dan Latar Dalam Novel Tiba Tiba Malam Karya Putu Wijaya

52

Sunatha sepertinya tidak biasa menaiki moda transportasi kapal. Ia

mengalami mabuk laut. Karena gangguan tersebut, ia ditolong oleh penumpang

lain, dan akhirnya mereka berkenalan dan akrab, serta menjadi teman

seperjalanan.

(93) Diatas kapal yang sedang berlayar, Sunatha mabok laut. Seorang penumpang lain menolongnya. Orang itu, ternyata seorang guru, yang juga sedang pindah tugas ke Kupang seperti Sunatha. Mereka cepat menjadi kawan baik. (hlm. 29)

Di atas kapal, Sunatha juga berkenalan dengan kapten kapal yang

menahkodai kapal yang ia tumpangi tersebut. Kapten kapal itu menceritakan

kisahnya yang sudah mengarungi banyak lautan kepada Sunatha.

(94) ”Lihat,” katanya menunjuk ke tengah laut, ”Kapal ini sudah berusia 15 tahun. Saya sudah 10 tahun di atasnya. Mengapa segalanya tidak ada yang berubah? Saya ingin ke darat dan berhenti jadi pengembara. (hlm.36)

Setelah merantau selama setahun, Sunatha pulang kembali ke desanya. Ia

khawatir dengan keadaan keluarganya setelah membaca surat yang dikirimkan

Sunithi sewaktu ia masih di Kupang. Setiba di pelabuhan, ia teringat peristiwa

setahun yang lalu dimana para sanak saudara serta kerabat melepas kepergiannya.

(95) Kapal itu mendarat di pelabuhan. Sunatha menatap ke darat dengan mata yang nanar. Hampir setahun yang lalu, di sana berdiri seluruh keluarganya. (hlm.183)

Karena tidak dapat bis menuju Tabanan, ia terpaksa menginap di kafetaria

pelabuhan. Untung pemilik kafe baik hati. Ia diperkenankan tidur di kafe jika

hanya semalam. Untuk menghilangkan beban pikirannya, ia jalan-jalan di pinggir

pantai.

Page 66: ANALISIS ALUR, TOKOH DAN PENOKOHAN, DAN LATAR … · Idris, Dominicus Ganang Aditya. 2010. Analisis Alur, Tokoh dan Penokohan, dan Latar Dalam Novel Tiba Tiba Malam Karya Putu Wijaya

53

(96) Sunatha berjalan-jalan di pantai. Ia meninggalkan kopornya di kafetaria. Tak mungkin lagi untuk pulang ke Tabanan hari itu. Ia harus menunggu sampai besok pagi. Ibu pemilik kafe menunjukkannya sebuah losmen, tapi ia juga diperkenankan tidur di atas meja dalam kafe, kalau hanya untuk semalam. (hlm. 188)

4.1.2 Desa

Pada umumnya desa di Bali, desa itu juga memiliki Balai Banjar sebagai

tempat berkumpul warga desa dan tempat untuk berlatih kesenian. Hal ini dapat

dilihat dari kutipan berikut.

(97) Pengawal Ngurah lari untuk mengatakan hal itu pada Ngurah yang sedang latihan menabuh gamelan di Balai Banjar. (hlm. 32).

Di Balai Banjar pula, Renti bertemu dengan Sunithi ketika Sunithi hendak

menjenguk Utari, kakak iparnya. Renti mengajak Sunithi untuk pergi nonton

drama gong bersamanya.

(98) Sunithi kelihatan keluar dari rumahnya membawa bungkusan. Ia menyusuri jalan desa menuju ke rumah Utari. Di Balai Banjar, Renti──pengawal Ngurah yang baru saja bagun tidur, cepat-cepat berdiri. Ia merapikan dirinya dan menyapa. (hlm 43)

Sawah juga digunakan oleh PW sebagai latar tempat untuk

menggambarkan kehidupan para tokoh yang merupakan anggota dari suatu desa

yang mayoritas penduduknya adalah bertani. Ini dapat dilihat dalam kutipan

berikut ketika Subali sedang bekerja membajak sawah garapannya.

(99) Di sawah kelihatan banyak orang sedang bekerja di tanah masing-masing. Subali juga sedang bergulat dengan lumpur dan sapinya. (hlm. 48)

Page 67: ANALISIS ALUR, TOKOH DAN PENOKOHAN, DAN LATAR … · Idris, Dominicus Ganang Aditya. 2010. Analisis Alur, Tokoh dan Penokohan, dan Latar Dalam Novel Tiba Tiba Malam Karya Putu Wijaya

54

Weda cemburu melihat kedekatan David dengan Sunithi. Ketika David

belajar membajak sawah dan ia terpeleset terjatuh, Sunithi malah tertawa geli

melihatnya. Weda geram menyaksikan keceriaan mereka berdua.

(100) Tiba-tiba ia tertawa cekakan karena di kejauhan tampak David berusaha membajak sawah dengan sapi itu. Kelihatan sangat kaku. Apalagi ia tiba-tiba terpeleset dan jatuh ke lumpur. Sunithi tertawa terpingkal-pingkal, lalu mendekat. Sedangkan David berlumuran lumpur mengangkat tangannya dengan gembira. Hanya Weda yang tidak senang. (hlm. 53)

Setelah dari Denpasar, Subali menjadi stress, Sunithi menggantikan

perannya sebagai kepala keluarga. Gadis manis itu terpaksa mengangkat cangkul

untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarganya.

(101) Sunithi memeriksa padi-padi yang rebah. Kemudian ia menyabit rumput. Sapi yang ditinggalkannya di tegalan, membutuhkan sekeranjang rumput. (hlm. 178)

Kebanyakan rumah di desa ini mememiliki balai-balai. Biasanya balai-

balai digunakan sebagai tempat untuk beristirahat dan bercengkrama dengan

keluarga maupun kerabat. Hal ini dapat dilihat dari pemaparan berikut.

Sepulang dari pelabuhan, Utari menyesali keputusannya menikah dengan

Sunatha Ia mulai berpikir untuk mendekati Ngurah. Hal ini dijabarkan dalam

kutipan berikut.

(102) Ngurah membantu Utari duduk di balai-balai. Anehnya, gadis itu bisa lebih tenang. Tak sengaja ia justru memegang tangan Ngurah. (hlm.37)

Page 68: ANALISIS ALUR, TOKOH DAN PENOKOHAN, DAN LATAR … · Idris, Dominicus Ganang Aditya. 2010. Analisis Alur, Tokoh dan Penokohan, dan Latar Dalam Novel Tiba Tiba Malam Karya Putu Wijaya

55

Ketika kentongan sudah berbunyi memanggil warganya untuk segera

berkumpul, Subali justru bermalas-malasan. Ia berencana akan pergi ke Denpasar

dengan David. Hal ini dapat dilihat dalam kutipan berikut.

(103) Beberapa orang menarik tubuhnya dengan malas dari balai-balai. Istri-istri mengingatkan suaminya. Hanya Subali yang kelihatan malas. Ia malah duduk menunggu David dengan sebuah buntalan kecil di sampingnya. Di balai-balai kelihatan istrinya berbaring loyo. (hlm.58-59)

Balai desa merupakan sarana bagi warga desa berkumpul untuk

mengadakan rapat. Begitu pula ketika warga berkumpul untuk membahas

mengenai pemugaran pura dan memperbaiki jalan desa. Rapat itu juga membahas

tentang kelakuan Subali yang semakin sering tidak menghadiri rapat desa dan

tidak mau membantu bila ada kerepotan desa.

(104) Seorang tua berdiri. “Waktu istri saya mati dulu, dia tidak kelihatan, padahal dia ada di rumah. Mengakunya sakit.” “Ya.sudah sering dia tidak keluar, waktu ada kerja bakti di pura.’ (hlm.66)

Ketika hendak berangkat ke Denpasar dengan David, Subali enggan

melewati pura dan memaksa David untuk mencari jalan pintas lain. Ia segan

dengan warga desa yang sedang berkerja bakti memugar desa.

(105) Subali dan David sudah mencapai jalan besar. Mereka hendak ke Denpasar. Subali bermula hendak mencari jalan memintas supaya jangan melewati pura, tempat orang-orang bekerja, tapi David dengan tersenyum memaksanya lewat desa. (hlm. 75)

4.1.3 Denpasar

Di Denpasar, Subali diajak berkeliling oleh David. Ia diajak ke restoran,

pantai, dan bioskop untuk menikmati kemewahan yang tidak pernah ia dapatkan

Page 69: ANALISIS ALUR, TOKOH DAN PENOKOHAN, DAN LATAR … · Idris, Dominicus Ganang Aditya. 2010. Analisis Alur, Tokoh dan Penokohan, dan Latar Dalam Novel Tiba Tiba Malam Karya Putu Wijaya

56

di desa. Selama berkeliling, David banyak berbicara tentang pola pikirnya dalam

memandang adat ketimuran. Ia mencoba mempengaruhi pola pikir Subali yang

masih polos pedesaan.

(106) David kemudian membawa Subali ke hotel. Menikmati segala sesuatu yang belum pernah dikecap oleh Subali. Membuat orang tua itu nyap-nyap. “Lihat ini semuanya,” kata David dalam restoran, “Ini tempat Anda, ini bukan hanya untuk orang-orang lain. Anda juga berhak makan seperti ini memakai sendok, garpu, pisau, dan pelayan-pelayan. Ini hak semua orang, Anda harus bertanya, kenapa semua ini tidak pernah Anda dapatkan. Kenapa?” (hlm.80)

Subali bahkan diajak David ke tempat pelacuran. Di sana ia masih

mempengaruhi pikiran Subali. David mempunyai pandangan bahwa tidak ada

orang yang suci, sekalipun ia pahlawan.

(107) Seorang pahlawan kawanku, bukan orang yang suci, meskipun dia memang orang yang berjasa. Seorang pahlawan sekarang tidak bisa bersih, dia kotor karena mereguk semuanya. ...David memilih seorang wanita. “Dan nona, ini Pak Subali, pahlawan masa depan dari sebuah desa yang kecil. (hlm. 87)

4.2 Latar Waktu

Secara garis besar, latar waktu dalam novel ini tersamarkan. Hanya

disebutkan saat pagi, siang, sore atau malam serta keterangan yang menunjukkan

waktu tertentu, waktu lampau, dan waktu yang akan datang.

4.2.1 Pagi

(108) ”Renti! Kamu pagi-pagi sudah bikin ribut. Kalau kamu kasari Weda malahan Nyoman makin jauh dari kamu.” (hlm.48)

(109) Matahari pagi, mencat langit dengan warna merah yang lembut. (hlm 71)

(110) Matahari pagi muncul dari balik laut di pantai Sanur. (hlm. 86) (111) Pagi hari, ia mengajukan lagi pertanyaan pada Utari. (hlm. 97) (112) Pagi esoknya ia mencari kopi di penambangan suci. (hlm. 100)

Page 70: ANALISIS ALUR, TOKOH DAN PENOKOHAN, DAN LATAR … · Idris, Dominicus Ganang Aditya. 2010. Analisis Alur, Tokoh dan Penokohan, dan Latar Dalam Novel Tiba Tiba Malam Karya Putu Wijaya

57

(113) Esok harinya, Ngurah benar-benar yakin, Utari masih perawan. (hlm. 121)

(114) Pagi yang sudah mulai dimakan oleh panas itu, cerah. (hlm. 176) (115) Pagi-pagi buta, Sunatha naik bis menuju Tabanan. (hlm. 207) (116) Fajar telah membayang. Sunatha berjalan-jalan ke depan orang

banyak itu dengan tangan terbuka. (hlm. 224)

4.2.2 Siang

(117) Mereka memasuki kedai dan bermaksud untuk makan siang, menunggu kapal berangkat. (hlm.21)

(118) Mereka berpandang-pandangan. Upacara siang tadi cukup melelahkan. (hlm.15)

(119) Takkala hari mulai siang, keduanya melakukan perjalanan yang panjang. (hlm. 86)

(120) Matahari membakar punggungnya. (hlm. 178) (121) Tengah hari bisnya sampai di Tabanan.(hlm. 208)

4.2.3 Malam

(122) Malam hari dipertunjukkan Drama Gong. Subali tampak berbicara terus menerangkan sesuatu pada David. (hlm.10)

(123) Tengah malam ia terbangun. Suara Drama Gong belum putus. Sayup-sayup ia dengar suara istrinya mengisak di tempat tidur. (hlm.19)

(124) Mobil yang ditumpangi oleh mereka yang mengantar Sunatha, tiba kembali di desa setelah hari gelap. (hlm.30)

(125) Malam hari. Orang tua tukang pukul kentongan itu menaiki tangga di pohon beringin yang menuju ke tempat kentongan. (hlm.58)

(126) Malam itu Ngurah bicara panjang lebar dengan Utari. (hlm. 97) (127) Semalam suntuk ia tidak bisa memicingkan mata. (hlm. 97) (128) “Sudah malam. Ayo tidur!” (hlm. 121) (129) ..., ia masuk ke tengah malam membawa obor melihat air di

pematang. (hlm. 178)

4.2.4 Waktu Tertentu

(130) “Dalam tempo sepuluh tahun, kalau Saudara-saudara tetap malas seperti sekarang,.. (hlm.5)

(131) “Puluhan tahun Bapak memimpin kamu semunya. (hlm. 78) (132) ”Lihat. Kini Anda melihat semuanya. (hlm. 81) (133) Lain pada suatu hari, cerita itu sampai ke bis yang menuju ke

desa Sunithi. (hlm. 136)

Page 71: ANALISIS ALUR, TOKOH DAN PENOKOHAN, DAN LATAR … · Idris, Dominicus Ganang Aditya. 2010. Analisis Alur, Tokoh dan Penokohan, dan Latar Dalam Novel Tiba Tiba Malam Karya Putu Wijaya

58

(134) Hampir setahun yang lalu, di sana berdiri seluruh keluargnya. (hlm. 183)

4.2.5 Waktu lampau

(135) “Sejak dulu orang selalu menyebarkan fitnah atas keluargaku. (hlm. 32)

(136) Dulu siapa yang mengusulkan guru itu dijadikn menantu. (hlm. 38)

(137) “Jadi kamu tidak diapa-apakan kemarin?” (hlm. 39) (138) “Dulu waktu tamasya ke Tanah Lot dia membelikan aku es di

pinggir jalan. Sejak saat itu saya selalu ingat-ingat dengan dia.” (hlm.38)

(139) Dulu, meme waktu habis kawin juga makan itu, supaya nanti kandungannya bagus. (hlm.60)

(140) “Waktu istri saya mati dulu, dia tidak kelihatan, padahal dia ada di rumah. (hlm.66).

(141) “Semalam dia ada di sini. Mabok.” (hlm. 100)

(142) “Dulu, malam pertama dengan Sunatha, kamu benar-benar tidak diapa-apakan?” (hlm. 121)

4.2.6 Waktu yang akan datang

(143) “Besok pagi kita harus bangun pagi-pagi benar, sebab dari sini ke pelabuhan memakan waktu 6 jam. (hlm. 18)

(144) “Nanti malam nonton drama gong yuk.” (hlm. 43) (145) “Besok saya mau ke Banyuwangi. Ada urusan dagang. (hlm. 94)

4.3 Latar Sosial

Latar sosial mencakup penggambaran kebiasaan hidup, adat istiadat,

tradisi, keyakinan, pandangan hidup, cara berpikir, dan cara bersikap yang

diceritakan tergambar dalam novel TTM karya PW.

Pembahasan mengenai latar sosial dalam penelitian ini dititikberatkan

pada latar sosial Bali.

Page 72: ANALISIS ALUR, TOKOH DAN PENOKOHAN, DAN LATAR … · Idris, Dominicus Ganang Aditya. 2010. Analisis Alur, Tokoh dan Penokohan, dan Latar Dalam Novel Tiba Tiba Malam Karya Putu Wijaya

59

4.3.1 Lingkungan Masyarakat Pedesaan

Latar sosial yang digambarkan dalam novel TTM karya PW adalah

lingkungan masyarakat pedesaan di Bali yang cenderung melihara anjing dan

babi. Sebagian besar warga desa hidup dari cara bercocok tanam dan bertani.

(146) “Banyak anjing berkeliaran, banyak babi berkeliaran. (hlm.4) (147) Hampir seluruhnya mengandalkan periuk nasi mereka pada kerja

tani. (hlm.41) (148) Padi sudah mulai menguning. Desa itu sedang memasuki musim

panen.(hlm.176) (149) Akan tetapi sawahnya termasuk bagian yang paling subur di

bilangan desa. Tanah itu selalu memberikan hasil yang membuat iri para warga desa yang lain. Panen yang dihasilkannya selalu melimpah. (hlm.177)

4.3.2 Rasa Kekeluargaan dan Sifat Gotong Royong

Para warga desa itu memiliki rasa kekeluargaan dan gotong royong yang

masih tinggi. Semua pekerjaan yang bersifat umum mereka kerjakan bersama-

sama. Mereka menggunakan kentongan sebagai alat komunikasi tuk memanggil

para warganya datang menghadiri rapat.

(150) Hidup kekelompokan mereka masih ketat. ..., akan tetapi usaha-usaha bersama─karena dilakukan secara beramai-ramai ─jadi begitu menonjol. (hlm. 41)

(151) ..., setiap warga desa bersiap-siap untuk melakukan kerja bersama. Baik perbaikan jalan, merapikan pura atau kerja bakti yang lain. Mereka berbondong-bondong datang dan melakukan semua kerja bersama itu dengan gembira, penuh seloroh dan bangga. (hlm.42)

(152) Di sana tampak orang-orang bekerja. Pura itu dipugar dalam suasana gotong royong yang tulus. Semua orang tampak gembira dan bekerja dengan giat. (hlm. 76)

(153) Dan di tengah desa ada sebuah pohon beringin dengan rumah-rumahan tempat kentongan desa tergantung (hlm.42)

(154) Kemudian dengan teratur ia memukul kentongannya. Seluruh desa, seakan-akan dijelajah oleh suara yang memukau itu. (hlm.58)

(155) Pukulan kentongan itu memanggil penduduk desa untuk rapat. (hlm 58)

Page 73: ANALISIS ALUR, TOKOH DAN PENOKOHAN, DAN LATAR … · Idris, Dominicus Ganang Aditya. 2010. Analisis Alur, Tokoh dan Penokohan, dan Latar Dalam Novel Tiba Tiba Malam Karya Putu Wijaya

60

(156) Ini sudah kentongan kedua. Bapak ada,kan?” (hlm.61)

4.3.3 Penggunaan Bahasa Daerah atau Dialek-dialek Tertentu.

(156) “Nah lihat sekarang, dari dulu sudah meme nasihati,... (hlm.2) (157) “Aku kira Sunatha tadinya wangdu (impoten) akhirnya dapat

Utari, hebat juga dia!” (hlm. 3) (158) “Kalian jangan begitu, beli Sunatha kan mau berangkat ke

Kupang besok pagi.” (hlm.4) (159) Maunya main-main saja. Kalau diajak nonton bioskop baru

bungah!” (hlm. 20) (160) ”Mbok, jangan begitu Mbok, sadar!” (hlm. 28) (161) ”Meme bawa aku pulang. Aku tidak mau di sini. Bawa aku

pulang!” (hlm. 32) (162) ”Dia wangdu! Aku tidak mau lagi ke sana! Aku tidak mau!”

(hlm. 39) (163) ”Ke sawah, beli?” (hlm.43)

4.3.4 Penggunaan Kultur Budaya dan Religi

(164) ..., sehingga secara tak sengaja ia menaiki sebuah sanggah untuk sesajen di halaman. (hlm.7)

(165) Suara drama gong santer masuk ke dalam kamar. (hlm. 19) (166) ”Kami merencanakan untuk memperbaiki pura kami menjelang

odalan besar-besaran yang akan datang.”(hlm.52) (167) ”Nanti Bapak dibuang oleh krama desa!” (hlm. 61) (168) Sudah sering Bapak tidak ke banjar. (hlm.61) (169) ”aku sudah lama tidak sembahyang di pura.” (hlm.124) (170) ...sekarang Hyang Widdhi Wasa sudah menjatuhkan

hukumannya. (hlm. 225)

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa latar tempat dalam

novel TTM karya PW terjadi di pelabuhan, desa, dan Denpasar. Sedangkan latar

waktu dominan terjadi pada pagi, siang, dan malam. Ada beberapa penyebutan

waktu yang meliputi waktu tertentu, masa lampau dan masa yang akan datang.

Untuk latar sosial, dapat diketahui dari penggambaran kultur sosial masyarakat

desa, penggunaan bahasa daerah dan dialek-dialek tertentu, serta pelukisan kultur

budaya dan religi.

Page 74: ANALISIS ALUR, TOKOH DAN PENOKOHAN, DAN LATAR … · Idris, Dominicus Ganang Aditya. 2010. Analisis Alur, Tokoh dan Penokohan, dan Latar Dalam Novel Tiba Tiba Malam Karya Putu Wijaya

61

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis di atas maka peneliti menarik kesimpulan bahwa

analisis novel TTM karya PW ini dilakukan dengan meneliti unsur intrinsik yang

meliputi alur, tokoh dan penokohan, serta latar atau setting, dalam hal ini

mengunakan teori dari Burhan Nurgiyantoro (2010). Berdasarkan uraian di atas,

peneliti menyimpulkan bahwa alur dalam novel TTM karya PW termasuk alur

progresif, lurus atau maju. Karena peristiwa yang dikisahkan bersifat kronologis.

Peristiwa yang pertama mengakibatkan atau menyebabkan terjadinya peristiwa

berikutnya. Hal ini dapat diketahui dari peristiwa pernikahan Utari-Sunatha

sampai dengan perkenalan antara David dengan Subali (dalam tahap awal)

menyebabkan munculnya gesekan-gesekan konflik yang menimbulkan peristiwa

berikutnya yang dirangkum lebih lanjut dalam tahap tengah. Kemudian

diselesaikannya atau dimunculkannya solusi semua permasalahan yang

dijabarkan dalam tahap selanjutnya, yaitu tahap akhir.

Selain itu, plot novel ini bila ditinjau dari segi plot berdasarkan kriteria jumlah

termasuk dalam golongan plot-subplot (alur ganda) karena lebih dari seorang

tokoh yang diceritakan perjalanan hidupnya, permasalahan, dan konflik yang

dihadapinya. Hal ini dapat dilihat dari beberapa bab yang ceritanya tidak hanya

terpusat pada satu tokoh saja. Diceritakannya tokoh Sunatha dengan segala

permasalahannya ketika ditinggal selingkuh oleh Utari. Tokoh Ngurah yang

Page 75: ANALISIS ALUR, TOKOH DAN PENOKOHAN, DAN LATAR … · Idris, Dominicus Ganang Aditya. 2010. Analisis Alur, Tokoh dan Penokohan, dan Latar Dalam Novel Tiba Tiba Malam Karya Putu Wijaya

62

melarikan Utari (yang statusnya pada waktu itu masih istri sah Sunatha), dan takut

jika perselingkuhannya diketahui oleh warga desa. Tokoh Sunithi yang hidupnya

menderita karena mendapat sanksi sosial dari warga desa karena perbuatan

bapaknya, Subali.

Sedangkan jika dilirik dari pembedaan plot berdasarkan kriteria kepadatan,

alur cerita dalam novel TTM ini termasuk longgar, karena perpindahan peristiwa

penting satu menuju ke peristiwa penting yang lain diselai oleh peristiwa

tambahan, serta pelukisan latar dan suasana yang sangat kental sekali aroma

Balinya. Hal ini diketahui dari setiap bab yang selalu menggambarkan suasana

dan deskripsi setting yang detail sehingga pembuat pembaca seolah-olah hadir

atau mengalami sendiri peristiwa yang dikisahkan.

Dalam menganalisis alur, peneliti memaparkan jalan cerita secara

berurutan, sehingga mempermudah peneliti untuk menganalisis penokohan

Sunatha, Sunithi, Ngurah, Utari, Subali, Weda, David, dan Renti. Dari hasil

penelitian, dapat disimpulkan bahwa tokoh dan penokohan dalam novel TTM

karya PW adalah Sunatha sebagai tokoh utama yang utama sedangkan tokoh

utama tambahan adalah Sunithi, Utari, dan Ngurah.dan sebagai tokoh tambahan

utama adalah Subali, David, Weda, serta Renti yang berfungsi mendukung

keseluruhan cerita.

Tokoh Sunatha dilukiskan mempunyai karakter yang bertanggung jawab,

perhatian terhadap keluarga, bijaksana, dan sportif. Sunithi digambarkan sebagai

gadis desa tegas, berani, mandiri, suka menjaga perasaan orang lain. Utari

digambarkan sebagai kembang desa yang mempunyai watak supel dan gampang

Page 76: ANALISIS ALUR, TOKOH DAN PENOKOHAN, DAN LATAR … · Idris, Dominicus Ganang Aditya. 2010. Analisis Alur, Tokoh dan Penokohan, dan Latar Dalam Novel Tiba Tiba Malam Karya Putu Wijaya

63

cemas. Sedangkan Ngurah digambarkan seorang yang kaya, berwibawa, dan suka

memendam perasaan. Subali dilukiskan sebagai kepala keluarga yang

bertanggung jawab, pemarah, mudah berubah pikiran. David, orang asing yang

mempunyi sifat idealis, memandang rendah adat ketimuran. Weda, lelaki

pencemburu, dan Renti, seorang jagon desa yang suka main tangan, pemarah dan

kasar.

Selain itu dengan menganalisis alur, peneliti juga dipermudah untuk

menganalis latar cerita yang meliputi latar tempat, latar waktu, dan latar sosial.

Pada unsur latar tempat peneliti menemukan adanya beberapa lokasi yang

mendukung jalannya cerita, meliputi pelabuhan, desa, dan Denpasar. Latar waktu

dalam novel ini meliputi pagi, siang, dan malam. Peneliti juga menemukan

penggunaan waktu tertentu, waktu lampau, dan waktu yang akan datang.

Sedangkan untuk latar sosial dapat diketahui dari lingkungan masyarakat

pedesaan, rasa kekeluargaan dan gotong royong, penggunaan bahasa daerah atau

dialek tertentu, pelukisan kultur budaya dan religi.

5.2 Saran

Novel TTM karya PW ini masih memiliki banyak permasalahan untuk

digunakan sebagai bahan penelitian. Novel ini dapat diteliti dengan menggunakan

pendekatan sosiologi sastra tentang sanksi sosial atau kontrol sosial yang dialami

oleh keluarga Sunatha akibat perbuatan bapaknya, Subali. Dimana keluarga

Sunatha dikeluarkan dari krama desa. Dikeluarkan dari krama desa berarti tidak

boleh mempergunakan fasilitas desa, seperti pura, jalan, kuburan, dll.. Jika tidak,

novel ini dapat ditinjau dari sisi psikologi sastra tentang pergeseran pola pikir dan

Page 77: ANALISIS ALUR, TOKOH DAN PENOKOHAN, DAN LATAR … · Idris, Dominicus Ganang Aditya. 2010. Analisis Alur, Tokoh dan Penokohan, dan Latar Dalam Novel Tiba Tiba Malam Karya Putu Wijaya

64

tingkah laku Sunithi yang tertekan karena terkena krama desa. Sunithi yang

awalnya gadis manis yang biasa-biasa saja berubah menjadi gadis yang keras,

mandiri, dan bertanggung jawab.

Page 78: ANALISIS ALUR, TOKOH DAN PENOKOHAN, DAN LATAR … · Idris, Dominicus Ganang Aditya. 2010. Analisis Alur, Tokoh dan Penokohan, dan Latar Dalam Novel Tiba Tiba Malam Karya Putu Wijaya

65

Daftar Pustaka Aminuddin.1991. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Jakarta: Gramedia. Kii, Stefanie Wini. 2007. “Sikap Tokoh Subali Terhadap Adat Istiadat di Bali

Dalam Novel Tiba Tiba Malam Karya Putu Wijaya Suatu Tinjauan Sosiologi Sastra”. Skripsi. Yogyakarta: Jurusan Sastra Indonesia, Universitas Sanata Dharma.

Nurgiyantoro, Burhan. 2010. Teori Pengkajian Fiksi (cet. kedelapan).

Yogyakarta: Gajah Mada University Press. “Putu Wijaya Sastrawan Serba Bisa,” 2007.URL:http://jurnalnet.com/konten.php

nama=popular&topik=6&id=66. Diunduh 12 Agustus 2010, 12.35. Ratna, Nyoman Kutha. 2008. Teori, Metode dan Teknik Penelitian Sastra Dari

Strukturalisme Hingga Post Strukturalisme (cet. IV). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Santosa, F.X, dkk. 2004. Pedoman Penulisan Skripsi. Yogyakarta: Prodi Sastra

Indonesia Universitas Sanata Dharma. Sudaryanto. 1998. Metode Linguistik: Bagian Kedua Metode dan Aneka Teknik

Pengumpulan Data. Yogyakarta: Gajah Mada University Press Sumardjo, Yakob. 1984. Memahami Cerita rekaan. Jakarta: Pustaka Jaya. Sunarti. 2008. Nilai-Nilai Budaya Dalam Novel Tiba- Tiba Malam Karya Putu

Wijaya: Tinjauan Semiotik. URL: http/etd.eprints.ums.ac.id/2357/. Diunduh 10 Agustus 2010, 09:15.

Violine, Melody. 2009. Rekonstruksi Perempuan Bali dalam Tiba Tiba Malam

http//nyanyianbahasa.wordpress.com/2009/09/01/rekonstruksi-perempuan-bali-dalam-tiba-tiba-malam/. Diunduh 10 Agustus 2010, 09:35.

Page 79: ANALISIS ALUR, TOKOH DAN PENOKOHAN, DAN LATAR … · Idris, Dominicus Ganang Aditya. 2010. Analisis Alur, Tokoh dan Penokohan, dan Latar Dalam Novel Tiba Tiba Malam Karya Putu Wijaya

Dominicus Ganang Aditya I. dilahirkan di Yogyakarta pada 1 April 1984. Lelaki yang besar dan bertumbuh_kembang di Madiun ini mengawali pendidikan sejak di bangku taman kanak-kanak di TK Dharma Wanita pada tahun 1989-1990. Dilanjutkan ke jenjang pendidikan dasar di Sekolah Dasar Negeri Manisrejo 2 Madiun pada tahun 1990-1996 dan dilanjutkan ke tingkat menengah pertama di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 4 Madiun pada tahun 1996-1999. Penulis melanjutkan pendidikan ke tingkat

atas di Sekolah Menengah Umum Negeri 3 Madiun pada tahun 1999-2002 dan kemudian melanjutkan kuliah di Sastra Indonesia, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Lelaki penyuka komik dan anime ini mempunyai pendapat bahwa dunia ini luas dan belajar tidak harus di kelas.