181
UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER KOLON DENGAN PENDEKATAN TEORI PEACEFUL END OF LIFE DAN EDUKASI PERAWATAN KOLOSTOMI BERDASARKAN EVIDENCE BASED NURSING DI RSKD JAKARTA KARYA ILMIAH AKHIR ARIES ASMOROHADI 1106042643 FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN PROGRAM PENDIDIKAN SPESIALIS KEPERAWATAN DEPOK JUNI 2014 Analisis asuhan…., Aries Asmorohadi, FIK UI, 2014

ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20391123-SP-Aries...Spesialis Keperawatan (Sp.Kep) Medikal Bedah Peminatan Onkologi ARIES ASMOROHADI

  • Upload
    others

  • View
    4

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20391123-SP-Aries...Spesialis Keperawatan (Sp.Kep) Medikal Bedah Peminatan Onkologi ARIES ASMOROHADI

UNIVERSITAS INDONESIA

ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER

KOLON DENGAN PENDEKATAN TEORI PEACEFUL END

OF LIFE DAN EDUKASI PERAWATAN KOLOSTOMI

BERDASARKAN EVIDENCE BASED NURSING DI RSKD

JAKARTA

KARYA ILMIAH AKHIR

ARIES ASMOROHADI

1106042643

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

PROGRAM PENDIDIKAN SPESIALIS KEPERAWATAN

DEPOK

JUNI 2014

Analisis asuhan…., Aries Asmorohadi, FIK UI, 2014

Page 2: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20391123-SP-Aries...Spesialis Keperawatan (Sp.Kep) Medikal Bedah Peminatan Onkologi ARIES ASMOROHADI

i

UNIVERSITAS INDONESIA

ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER

KOLON DENGAN PENDEKATAN TEORI PEACEFUL END

OF LIFE DAN EDUKASI PERAWATAN KOLOSTOMI

BERDASARKAN EVIDENCE BASED NURSING DI RSKD

JAKARTA

KARYA ILMIAH AKHIR

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Spesialis Keperawatan (Sp.Kep) Medikal Bedah Peminatan Onkologi

ARIES ASMOROHADI

1106042643

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

PROGRAM PENDIDIKAN SPESIALIS KEPERAWATAN

DEPOK

JUNI 2014

Analisis asuhan…., Aries Asmorohadi, FIK UI, 2014

Page 3: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20391123-SP-Aries...Spesialis Keperawatan (Sp.Kep) Medikal Bedah Peminatan Onkologi ARIES ASMOROHADI

Analisis asuhan…., Aries Asmorohadi, FIK UI, 2014

Page 4: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20391123-SP-Aries...Spesialis Keperawatan (Sp.Kep) Medikal Bedah Peminatan Onkologi ARIES ASMOROHADI

Analisis asuhan…., Aries Asmorohadi, FIK UI, 2014

Page 5: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20391123-SP-Aries...Spesialis Keperawatan (Sp.Kep) Medikal Bedah Peminatan Onkologi ARIES ASMOROHADI

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan

hidayahNya sehinggga penyusunan karya ilmia akhir sebagai persyaratan untuk

memperoleh spesialis keperawatan medikal bedah. Penyusunan karya ilmiah akhir

yang berjudul “Analisis Asuhan Keperawatan Dengan Pendekatan Teori

Peaceful end of Life Pada Kanker Kolon dan Edukasi Perawatan Kolostomi

Berdasarkan Evidence Based Nursing di RSKD Jakarta” ini dapat

diselesaikan.

Pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada semua

pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan karya ilmiah ini. Ucapan

terima kasih ini terutama disampaikan kepada:

1. Junaiti Sahar., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas

Indonesia.

2. Henny Permatasari, SKp., M.Kep., Sp.Kom, selaku Ketua Program Studi

Magister dan Spesialis Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

3. Agung Waluyo, S.Kp., MSc., PhD, selaku pembimbing I yang telah

membimbing penulis dengan sabar, bijaksana dan sangat cermat serta

memberikan motivasi yang tinggi dalam penyelesaian karya ilmiah akhir.

4. Riri Maria, S.Kp.,MANP, selaku pembimbing II yang banyak memberi

petunjuk dan masukan yang sangat teliti dalam penyelesaian karya ilmiah

akhir

5. Retno Purwanti, SKp., M.Biomed, Sp,Onk, selaku supervisor klinik yang telah

membimbing dan berbagi ilmu dan pengalaman dalam mengelola pasien

kanker

6. Ns. Retno Setiowati, S.Kep., Sp.Onk., MKM, selaku supervisor klinik yang

telah memberikan masukan yang kontruktif dan berharga dalam melaksanakan

praktik residensi

7. Ns. Dewi Handayani, S.Kep serta rekan sejawat di ruang Teratai RSKD

Jakarata yang telah memberikan kesempatan dan memfasilitasi dalam

melaksanakan asuhan keperawatan

Analisis asuhan…., Aries Asmorohadi, FIK UI, 2014

Page 6: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20391123-SP-Aries...Spesialis Keperawatan (Sp.Kep) Medikal Bedah Peminatan Onkologi ARIES ASMOROHADI

vi

8. Keluarga tercinta (Alm) Bapak Supardi, Ibunda Sri Hartini, yang memberikan

dukungan dan senantiasa mendoakan, sehingga mampu menyelesaikan karya

ilmiah akhir ini.

9. Istriku tersayang Cucu Lusiyanti, dan Anakku Ananda Almas dan Yesha yang

selalu memberi inspirasi, semangat dan doaNya.

10. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan karya ilmiah akhir ini yang

tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu.

Akhir kata terima kasih pada semuanya dan penulis sadar bahwa karya ilmiah ini

masih perlu penyempurnaan lebih lanjut, penulis berharap masukan, koreksi,

kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan karya ilmiah ini.

Depok, Juni 2014

Peneliti

Analisis asuhan…., Aries Asmorohadi, FIK UI, 2014

Page 7: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20391123-SP-Aries...Spesialis Keperawatan (Sp.Kep) Medikal Bedah Peminatan Onkologi ARIES ASMOROHADI

Analisis asuhan…., Aries Asmorohadi, FIK UI, 2014

Page 8: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20391123-SP-Aries...Spesialis Keperawatan (Sp.Kep) Medikal Bedah Peminatan Onkologi ARIES ASMOROHADI

viii

ABSTRAK

Nama : Aries Asmorohadi

Program Studi : Pendidikan Spesialis Keperawatan Fakultas Ilmu

Keperawatan Universitas Indonesia

Judul : Analisis Asuhan Keperawatan Pada Kanker Kolon Dengan

Pendekatan Teori Peaceful End Of Life dan Edukasi

Perawatan Kolostomi Berdasarkan Evidence Based Nursing

di RSKD Jakarta

Karya ilmiah akhir ini merupakan kumpulan dari laporan praktik residensi

keperawatan medikal bedah yang terdiri dari laporan kasus kelolaan, penerapan

edukasi perawatan kolostomi berdasarkan evidence based nursing dan laporan

inovasi tentang aplikasi pengkajian ESAS (edmonton symptom assessment

system). Praktik ini menerapkan asuhan keperawatan pada pasien kanker dengan

menggunakan pendekatan teori peaceful end of life. Fokus dari teori ini adalah

menerapkan lima konsep utama yaitu nyeri, nyaman, dihargai dan kedekatan

dengan orang yang bermakna. Tujuan dari pendekatan teori ini adalah untuk

mencapai kehidupan yang damai dan berarti bagi keluarga dan orang lain diakhir

kehidupannya. Salah satu upaya untuk meningkatkan pengetahuan dan

ketrampilan pasien adalah edukasi. Edukasi perawatan kolostomi bertujuan untuk

memandirikan pasien dalam merawat kolostominya. Metode edukasi perawatan

kolostomi dengan audiovisual mampu memberikan motivasi pada pasien kanker.

Selama proses perawatan keluhan pasien harus mendapatkan perhatian yang

khusus. Pengkajian ESAS akan membantu mencatat keluhan secara sistematis.

Kelima konsep dari teori peaceful end of life dapat dijadikan acuan dalam

melakukan asuhan keperawatan pada pasien kanker, sedangkan edukasi perawatan

kolostomi dengan menggunakan audovisual lebih mudah dipahami oleh pasien,

dan format pengkajian ESAS merupakan instrumen pengkajian yang valid, layak

dan dapat diandalkan untuk menilai gejala yang dirasakan pasien.

Kata kunci: keperawatan medikal bedah, peaceful end of life, edukasi kolostomi,

ESAS, kanker.

Analisis asuhan…., Aries Asmorohadi, FIK UI, 2014

Page 9: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20391123-SP-Aries...Spesialis Keperawatan (Sp.Kep) Medikal Bedah Peminatan Onkologi ARIES ASMOROHADI

ix

ABSTRACT

Name : Aries Asmorohadi

Study Program : Medical Surgical Nurse Specialist Faculty of Nursing,

University of Indonesia

Title : Analysis Nursing Care in Colon Cancer with Approach

Theory Peaceful End of Life and Education Colostomy by

Evidence Based Nursing in RSKD Jakarta

Scientific work is a compilation of the final report medical-surgical nursing

practice residency which consists of case reports under management, the

application of colostomy care education based on evidence based nursing and

innovation reports on applications ESAS assessment (edmonton symptom

assessment system). This is implement nursing care to cancer patients using a

theoretical approach peaceful end of life. The focus of this theory is the

application of the five main concepts of pain, comfortable, valued and meaningful

proximity with people. The purpose of this theoretical approach is to achieve a

peaceful and meaningful life for families and others at the end of his life. One

effort to improve the knowledge and skills of the patient was education. Education

aims to colostomy selfcare. Method of education with audiovisual able to

motivate cancer patients. During the treatment process of the patient's complaints

should get special attention. ESAS assessment will help record complaints

systematically. The fifth concept of the peaceful end of life theory can be used as

a reference in performing nursing care to cancer patients, whereas colostomy care

education by using audiovisual more easily understood by the patient, and

assessment formats ESAS is a valid assessment instrument, feasible and reliable.

Keywords: medical-surgical nursing, peaceful end of life, education colostomy,

ESAS, cancer.

Analisis asuhan…., Aries Asmorohadi, FIK UI, 2014

Page 10: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20391123-SP-Aries...Spesialis Keperawatan (Sp.Kep) Medikal Bedah Peminatan Onkologi ARIES ASMOROHADI

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i

HALAMAN PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME................................... ii

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ............................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iv

KATA PENGANTAR......................................................................................... v

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI......................... vi

HALAMAN ABSTRAK.................................................................................... vii

ABSTRACK........................................................................................................ viii

DAFTAR ISI ..................................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR.......................................................................................... xiii

DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiv

DAFTAR SKEMA.............................................................................................. xv

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xvi

DAFTAR SINGKATAN .................................................................................... xvii

BAB 1 PENDAHULUAN ......................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1

1.2 Tujuan Penelitian..................................................................................... 9

1.3 Manfaat Penelitian................................................................................... 10

1.4 Sistematika Penulisan ............................................................................ 10

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................ 11

2.1 Anatomi Fisiologi Kolon dan Rektum................................................... 11

2.2 Karsinoma Kolorektal ............................................................................. 12

2.2.1 Definisi ........................................................................................... 12

2.2.2 Etiologi dan Faktor Resiko ............................................................13

2.2.3 Patofisiologi ..................................................................................14

2.2.4 Gambaran Klinis ........................ ...................................................15

2.2.5 Pemeriksaan Kanker Kolon ...........................................................16

2.2.6 Klasifikasi Stadium .......................................................................17

2.2.7 Penatalaksanaan Medis dan Keperawatan .....................................19

2.2.7.1 Pembedahan ......................................................................19

2.2.7.2 Perawatan Pre Operasi ..................................................... 20

2.2.7.3 Perawatan Post Operasi .....................................................20

2.2.7.4 Fistula Enterocutaneuos.................................................... 20

2.2.7.5 Kemoterapi ........................................................................24

2.2.7.6 Manajemen Keperawatan pada Pasien dengan

Kemoterapi..........................................................................24

2.2.7.7 Radioterapi ........................................................................ 25

2.2.7.8 Manajemen Keperawatan pada Pasien Radioterapi........... 25

2.2.8 Pendidikan Kesehatan ........................................................................... 26

2.2.8.1 Tujuan Pendidikan Kesehatan ................................................... 26

2.2.9 Kolostomi .............................................................................................. 28

2.2.9.1 Perawatan Kolostomi ................................................................ 29

2.2.9.2 Edukasi Perawatan Stoma ........................................................ 30

2.3 Teori Peaceful End of Life ...................................................................... 32

Analisis asuhan…., Aries Asmorohadi, FIK UI, 2014

Page 11: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20391123-SP-Aries...Spesialis Keperawatan (Sp.Kep) Medikal Bedah Peminatan Onkologi ARIES ASMOROHADI

xi

2.4 Hubungan Antara Lima Konsep Utama Teori Peaceful End of Life ....... 33

2.5 Kriteria Hasil Sebagai Indikator Standar Teori Peaceful End of

Life .................................................................................................. 34

2.6 Kriteria Hasil Standar Teori Peaceful End of Life ............................ 34

2.7 Aplikasi Teori Peaceful End of Life pada Asuhan Keperawatan

Pasien Kanker....................................................................................35

2.7.1 Pengkajian Keperawatan ....................................................... 35

2.7.1.1 Pengkajian Nyeri ........................................................ 35

2.7.1.2 Pengkajian Nyaman.......................................37

2.7.1.3Pengkajian Pengalaman Bermartabat dan

dihormati.......................................................38

2.7.1.4 Pengkajian Damai ........................................38

2.7.1.5 Pengkajian Kedekatan dengan

Orang yang Bermakna .................................39

2.7.2 Diagnosis Keperawatan ........................................................... 39

2.7.3 Intervensi Keperawatan ......................................................... 40

2.7.4 Evaluasi Keperawatan ........................................................... 40

BAB 3 ASUHAN KEPERAWATAN PADA KASUS KELOLAAN.................... 41

3.1 Diskripsi Kasus Kelolaan Utama ............................................................. 41

3.2 Penerapan Teori Teori Peaceful End of Life ............................................43

3.2.1 Pengkajian Keperawatan.................................................................44

3.2.1.1 Nyeri ....................................................................................44

3.2.1.2 Rasa Nyaman........................................................................44

3.2.1.3 Rasa Bermartabat dan Dihargai............................................45

3.2.1.4 Rasa Kedamaian...................................................................45

3.2.1.5 Kedekatan dengan Orang yang Bermakna...........................46

3.2.2 Diagnosa Keperawatan.....................................................................46

3.2.3 Penetapan Tujuan ............................................................................47

3.2.4 Intervensi Keperawatan ...................................................................48

3.2.4.1 Pain Management (1400).....................................................49

3.2.4.2 Nutrition Theraphy (1120) ..................................................49

3.2.4.3 Woundcare: Closed Drainage (3632) ........................... .....49

3.2.4.4 Fluid Management (4120) ...................................................49

3.2.4.5 Anxiety Reduction (5820).....................................................50

3.2.4.6 Energy Management (0180) ................................................50

3.2.5 Evaluasi............................................................................................50

3.2.5.1 Nyeri kronis ........................................................................50

3.2.5.2 Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan.......... 51

3.2.5.3 Pembentukan Fistula ...........................................................51

3.2.5.4 Risiko Ketidakseimbangan Volume Cairan.........................51

3.2.5.5 Ansietas ...............................................................................51

3.2.5.6 Hambatan Mobilitas Fisik....................................................51

3.3 Edukasi Perawatan Kolostomi Berdasarkan Evidence Base Nursing..... 52

3.3.1 Latar Belakang.................................................................................52

3.3.2 Masalah Klinis................................................................................ 54

3.3.2 Search Strategi ................................................................................55

3.3.3 Analisis Literatur Pendukung .........................................................56

Analisis asuhan…., Aries Asmorohadi, FIK UI, 2014

Page 12: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20391123-SP-Aries...Spesialis Keperawatan (Sp.Kep) Medikal Bedah Peminatan Onkologi ARIES ASMOROHADI

xii

3.3.3.1 Ringkasan Penelitian ..........................................................56

3.3.4 Critical Appraisal............................................................................58

3.3.4.1 Validitas Reabilitas ............................................................58

3.3.4.2 Importancy...........................................................................59

3.3.4.3 Aplikabilitas .......................................................................60

3.3.5 Proses Penerapan EBN ...................................................................61

3.3.5.1 Persiapan .............................................................................61

3.3.5.2 Pelaksanaan .........................................................................63

3.3.6 Hambatan dan Solusi ......................................................................64

3.4 Penerapan Pengkajian ESAS Pada Pasien Paliatif ..................................64

3.4.1 Latar Belakang ................................................................................64

3.4.2 Analisa Situasi ................................................................................66

3.4.2.1 Strenght ...............................................................................67

3.4.2.2 Weaknesses .........................................................................68

3.4.2.3 Oportunities ........................................................................68

3.4.2.4 Threats.................................................................................69

3.4.3 Kegiatan Inovasi .............................................................................70

3.4.3.1 Persiapan .............................................................................70

3.4.3.2 Pelaksanaan ........................................................................72

3.4.3.3 Evaluasi ..............................................................................73

BAB 4 PEMBAHASAN ............................................................................................ 75

4.1 Asuhan Keperawatan pada Kanker Kolon dengan Pendekatan Teori

Peaceful End of Life .............................................................................. 75

4.1.1 Aplikasi Teori Peaceful End of Life ............................................ 77

4.1.2 Nyeri.............................................................................................78

4.1.3 Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari

Kebutuhan ...................................................................................80

4.1.4 Pembentukan Fistula....................................................................83

4.1.5 Resiko Ketidakseimbangan Volume Cairan................................85

4.1.6 Ansietas....................................................................................... 86

4.1.7 Hambatan Mobilitas Fisik ...........................................................90

4.2 Aplikasi Teori Peaceful End of Life Pada 30 Kasus Kelolaan .............. 91

4.2.1 Jenis Kanker Pada Kasus Kelolaan .............................................. 91

4.2.2 Masalah Pada Kasus Kelolaan .................................................92

4.2.3 Penerapan Teori Peaceful End of Life pada

Kasus Kelolaan..........................................................................94

4.2.4 Faktor Resiko Kanker pada Kasus Kelolaan ...........................96

4.3 Edukasi Perawatan Kolostomi dengan Audovisual Sebagai

Evidence Based Nursing ....................................................................... 96

4.4 Analisis Pengkajian ESAS ................................................................... 101

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................................... 104

5.1 Kesimpulan ............................................................................................... 104

5.2 Saran ........................................................................................................105

5.2.1 Bagi Pelayanan Kesehatan ............................................................. 105

5.2.2 Bagi Institusi Pendidikan Keperawatan ......................................... 105

DAFTAR PUSTAKA

Analisis asuhan…., Aries Asmorohadi, FIK UI, 2014

Page 13: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20391123-SP-Aries...Spesialis Keperawatan (Sp.Kep) Medikal Bedah Peminatan Onkologi ARIES ASMOROHADI

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Anatomi Kolon dan Rektum................................................12

Gambar 2.2 Kanker Kolon dan Polip..................................................... 14

Analisis asuhan…., Aries Asmorohadi, FIK UI, 2014

Page 14: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20391123-SP-Aries...Spesialis Keperawatan (Sp.Kep) Medikal Bedah Peminatan Onkologi ARIES ASMOROHADI

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Klasifikasi Stadium Kanker...................... ..................................18

Analisis asuhan…., Aries Asmorohadi, FIK UI, 2014

Page 15: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20391123-SP-Aries...Spesialis Keperawatan (Sp.Kep) Medikal Bedah Peminatan Onkologi ARIES ASMOROHADI

xv

DAFTAR SKEMA

Skema 2.1 Hubungan Antara Lima Konsep Utama Teori Peaceful End

of Life .......................................................................................... 30

Analisis asuhan…., Aries Asmorohadi, FIK UI, 2014

Page 16: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20391123-SP-Aries...Spesialis Keperawatan (Sp.Kep) Medikal Bedah Peminatan Onkologi ARIES ASMOROHADI

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Form Pengkajian Pengkajian Rawat Inap

Lampiran 2 Grafik ESAS

Lampiran 3 Petunjuk Pengisian ESAS

Lampiran 4 Informed Consent

Lampiran 5 Resume Kasus Kelolaan

Lampiran 6 Lembar Penilaian Edukasi

Lampiran 7 Daftar Riwayat Hidup

Lampiran 8 Laporan Kasus

Analisis asuhan…., Aries Asmorohadi, FIK UI, 2014

Page 17: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20391123-SP-Aries...Spesialis Keperawatan (Sp.Kep) Medikal Bedah Peminatan Onkologi ARIES ASMOROHADI

xvii

DAFTAR SINGKATAN

AC : Air Conditioner

AML : Acute Myeloid Leukemia

ANA : American Nursing Association

AICR : American Institute fo Cancer Research

BMR : Basal Metabilsme Requerement

CA : Carbohydrate Antigene

CCM : Clinical Case Manager

CEA : Anticarsinoembrionic

CM : Centimeter

CT : Computerise Tomography

CTVC : Computerise Tomography Virtual

Depkes : Departemen Kesehatan

DNA : Deoxyribo Nucleic Acid

DIII : Diploma 3

EBN : Evidence Based Nursing EBNP : Evidence Based Nursing Practice

EBSCO : Elton B. Stephens Company

ECF : Enterocutaneus Fistula

ECOG : Eastern Cooperative Oncology Group

ESAS : Edmonton Symptom Assessment System

ETN : Enterostomal Therapy Nurse

FAP : Familial Adenomatus Polyposis

HNPCC : Hereditary Non Polyposis Colorectal Cancer

HPEQ : Health Profesional Education Quality

ICU : Intensive Care Unit

IWL : Insesibel Water Loss

JCI : Joint Comission International

JCR : Jakarta Cancer Regestry

KGB : Kelenjar Getah Bening

Kg : Kilogram

KNF : Kanker Nasofaring

LMNH : Limphomes Malins Non Hodgkinien

LNH : Limphomes Non Hodgkinien

MEDLINE : Medical Literatur Analysis and Retrieval System

MDS RAEB : Mielodysplastic Syndrome Refractory Animea with With Excess

Blasts

MRI : Magnetic Resonance Imaging

Na Cl : Natrium Clorida

NHS : National Health Service

NANDA : North American Nursing Diagnosis association

NCCN : National Comprehensive Cancer Network

NIC : Nursing Intervention Classification

NOC : Nursing Outcome Classification

NSAID : Non Steroidal Anti-Inflamatory Drug

Analisis asuhan…., Aries Asmorohadi, FIK UI, 2014

Page 18: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20391123-SP-Aries...Spesialis Keperawatan (Sp.Kep) Medikal Bedah Peminatan Onkologi ARIES ASMOROHADI

xviii

NNT : Number Needed To Treat

OAN : Oncology Certifed Nursing

ONS : Oncology Nursing Society

PA : Patologi Anatomi

PET : Tomography Emition Positron

PICO : Population Intervention Comparation Outcome

RSKD : Rumah Sakit Kanker Dharmais

RCT : Randomised Controled Trial

ROM : Range of Motion

Sp.Kep : Spesialis Keperawatan

SWOT : Strenght, Weaknesses, Oportunities, Threats

TNM : Tumor Nodul Metastase

UICC : Union for International for Cancer Control

USG : Ultrasonografi

WCRF : Wold Cancer Fun Research Fun

WHO : World Health Organization

5 FU : 5 Fluorourasil

Analisis asuhan…., Aries Asmorohadi, FIK UI, 2014

Page 19: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20391123-SP-Aries...Spesialis Keperawatan (Sp.Kep) Medikal Bedah Peminatan Onkologi ARIES ASMOROHADI

1

Universitas Indonesia

BAB 1

PENDAHULUAN

Pada bab 1 akan membahas tentang latar belakang, tujuan penulisan, manfaat

penulisan dan sistematika penulisan karya ilmiah akhir.

1.1 Latar Belakang

Kanker kolorektal merupakan suatu jenis penyakit keganasan atau tumor

ganas yang tumbuh dan berkembang dalam struktur lapisan epitel kolon atau

rektum (Sjamsuhidayat, 2006; American Cancer Society, 2011; Healtcare

Improvment Scotland, 2011). Meningkatnya insiden kanker kolorektal sangat

dipengaruhi oleh lingkungan dan gaya hidup. Pengaruh lingkungan

khususnya diet mempunyai peranan penting dan dapat menjadikan penyebab

terjadinya kanker kolon dan rektum. Tingginya kosumsi protein hewani,

lemak dan rendahnya kosumsi makanan rendah serat merupakan faktor

insiden yang tinggi terjadinya kanker kolon (Desen, 2011). Faktor keturunan

dapat juga berperan sebagai pencetus timbulnya kanker jenis ini. Pengaruh

genetik yang berasal dari sindrom karsinoma poliposis dapat menjadi

predisposisi genetik timbulnya penyakit kanker. Terdapat pengaruh dari

sejumlah sidroma genetik menurut hukum mandel dan kecenderungan terjadi

pada tumor jinak dan ganas. Garis keturunan pertama (first degree relatives)

dari pasien yang menderita karsinoma kolorektal mempunyai risiko tiga kali

lipat lebih besar (Kamp, 2004; Sjamsuhidayat, 2006). Perkembangan kanker

kolorektal merupakan interaksi antara faktor lingkungan dan faktor genetik.

Faktor lingkungan multipel beraksi terhadap predisposisi genetik yang

didapat dan berkembang menjadi kanker kolorektal (Robbins, 2005).

Insiden rata-rata kanker kolon di dunia mencapai 16,6 per 100.000 laki-laki

dan 14,7 per 100.000 perempuan, sedangkan kanker rektum rata-rata pada

laki-laki adalah 11,9 per 100.000 orang dan perempuan 7,7 per 100.00.

Besarnya angka kejadian ini memberikan informasi bahwa kejadian kanker

kolon di dunia merupakan suatu ancaman dan harus dilakukan suatu tindakan

1

Analisis asuhan…., Aries Asmorohadi, FIK UI, 2014

Page 20: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20391123-SP-Aries...Spesialis Keperawatan (Sp.Kep) Medikal Bedah Peminatan Onkologi ARIES ASMOROHADI

2

Universitas Indonesia

pencegahan yang optimal. Insiden kanker kolon tertinggi di dunia adalah pria

Amerika keturunan Jepang yang tinggal di Hawai, sedangkan untuk kanker

rektum tertinggi adalah pria asal Hongaria. Kanker kolorektal menduduki

peringkat ke tiga dan sekaligus menjadi penyebab utama kematian ketiga di

Amerika Serikat (Desen, 2011). Kanker kolon rektal merupakan kanker jenis

kanker yang menduduki peringkat kedua dan hampir duapertiga dari semua

kusus yang ada di negara berkembang. Kanker kolorektal lebih sering terjadi

di negara-negara kaya, namun sekarang kasusnya meningkat di negara

berkembang (WHO, 1997). Angka kejadian kanker yang disediakan oleh

National Cancer Institute survelance, Epidemologi dan hasil akhir program

The North America Assotiation of Central Cancer Registries serta data

kematian dari National Center for Health Statistics, menyebutkan bahwa

pada tahun 2014 diperkiran 71.830 laki-laki dan 65.000 perempuan akan

terdiagnosis kanker kolorektal dan 26.270 laki-laki dan 24.040 perempuan

akan meninggal akibat dari kanker kolorektal (Siegel, 2014).

Menurut Departemen Kesehatan (2006), kanker kolon dan rektum menempati

urutan ketiga terbanyak di Indonesia. Data yang dikumpulkan dari 13 pusat

kanker di Indonesia, kanker kolorektal merupakan salah satu dari 5 kanker

yang paling sering terjadi baik pada pria maupun wanita. Kasus kanker

kolorektal di Indonesia mencapai 1,8 per 100.000 penduduk dan berdasarkan

data rekam medik hanya didapatkan 247 penderita dengan catatan lengkap,

terdiri dari 203 (54,57%) pria dan 169 (43,45%) wanita berusia antara 20-71

tahun (Depkes 2006; RS. Dharmais). Sejak tahun 1994-2003, terdapat 372

keganasan kolorektal yang datang berobat ke RS Kanker Dharmais.

Berdasarkan survei Jakarta Cancer Regestry yang dilakukan pada 79 rumah

sakit di Jakarta menempatkan kanker kolorektal pada urutan ketiga. Insiden

kanker kolorektal pada laki-laki mencapai 12,49% menduduki urutan ketiga

setelah kanker paru dan prostat, sedangkan pada perempuan dengan

prosentase kasus 11,68%, menduduki urutan ketiga, setelah kanker payudara

dan servik (Palupi, 2013). Kejadian penyakit kanker kolon cukup tinggi dan

kejadian terus meningkat pada usia 40 tahun (Sjamsuhidayat, 2006).

Analisis asuhan…., Aries Asmorohadi, FIK UI, 2014

Page 21: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20391123-SP-Aries...Spesialis Keperawatan (Sp.Kep) Medikal Bedah Peminatan Onkologi ARIES ASMOROHADI

3

Universitas Indonesia

Kanker kolon dan rektum jenis adenokarsinoma sebagian besar berawal dari

lapisan epitel kolon dan rektum. Dimulai dengan adanya polip jinak

kemudian berkembang terus menjadi ganas dan menyusup serta merusak

jaringan normal bahkan meluas ke dalam struktur organ sekitarnya. Sel

kanker dapat terlepas dari tumor primer dan menyebar ke dalam tubuh yang

lain dan paling sering terjadi ke hati (Corwin, 2009). Kanker kolorektal dapat

terjadi karena adanya proses interaksi yang komplek antara faktor genetik dan

faktor lingkungan. Kanker kolorektal yang sporadik muncul setelah melalui

proses rentang waktu yang lama yang diakibatkan faktor lingkungan. Kondisi

ini yang dapat menimbulkan berbagai perubahan genetik yang kemudian

berkembang menjadi kanker.

Kanker kolorektal tidak akan muncul secara mendadak, melainkan melalui

proses yang dapat diidentifikasi dengan melihat mukosa kolon seperti pada

displasia adenoma. Secara makroskopis terdapat tiga tipe karsinoma kolon

dan rektum. Tipe polipoid atau vegetatif tumbuh menonjol ke dalam lumen

usus dan berbentuk bunga kol ditemukan terutama di sekum dan kolon

asenden. Tipe skirus sering mengakibatkan penyempitan sehingga terjadi

stenosis dan gejala obstruksi, terutama ditemukan di kolon desenden,

sigmoid, dan rektum. Bentuk ulseratif dapat terjadi karena nekrosis pada

bagian sentral rektum, kemudian pada tahap lanjut sebagian besar karsinoma

kolon mengalami ulserasi dan menjadi tukak maligna (Abdullah, 2006).

Kanker kolon stadium dini tidak ada gejala yang jelas, namun setelah

penyakit berkembang ke tingkat lanjut akan timbul gejala klinis. Tanda iritasi

usus seperti sering buang air besar, diare atau konstipasi dan nyeri pada

abdomen. Tumor yang sudah mengalami ulserasi akan terjadi perdarahan dan

akan terlihat dari warna feses yang bercampur dengan darah seperti selai

hitam. Ileus merupakan suatu tanda lanjut dari kanker kolon yang disebabkan

oleh adanya ulserasi atau hiperplastik yang menginvasi kesekitar dinding usus

dan membuat lumen usus menyempit sehingga terjadi ileus. Massa di

Analisis asuhan…., Aries Asmorohadi, FIK UI, 2014

Page 22: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20391123-SP-Aries...Spesialis Keperawatan (Sp.Kep) Medikal Bedah Peminatan Onkologi ARIES ASMOROHADI

4

Universitas Indonesia

abdominal akan terus tumbuh hingga batas tertentu didaerah abdomen

sehingga pada pemeriksaan palpasi akan mudah teraba (Desem, 2011).

Penatalaksanaan kanker kolon dan rektum saat ini yang paling efektif adalah

operasi. Terapi lain yang digunakan untuk pengobatan kanker kolon dan

rektum efektifitasnya masih kurang baik. Tindakan yang tidak

memungkinkan untuk dilakukan reseksi secara radikal harus diupayakan

dengan tindakan reseksi paliatif. Efektifitas tindakan operasi radikal pada

kanker kolon memiliki survival 5 tahun atau sekitar 70% dan pada kanker

rektum sekitar 50%, namun efektifitas pada kanker stadium dini akan lebih

baik respon pengobatannya dari pada stadium lanjut. Kemoterapi umumnya

digunakan sebagai terapi adjuvan intra dan paska operasi dan dapat diberikan

pada pasien dengan stadium lanjut yang nonoperabel. Beberapa obat yang

digunakan untuk kemoterapi kanker kolon dan rektum adalah golongan

fluorourasil, nitrousourea, dan saat ini banyak yang menggunakan xeloda,

oksaliplatin, irinotekan, C225, avastin dan lain-lain. Penatalaksanaan lain

adalah dengan terapi radioterapi. Terapi ini dapat digunakan untuk terapi pre,

paska atau intra operasi radikal karsinoma rektum. Tujuan radioterapi ini

untuk memperkuat kontrol lokal dan mengurangi angka rekuensi lokal serta

meningkatkan survival. Terapi radioterapi murni memiliki angka survival 5

tahun hanya sekitar 5-10%. Upaya rekurensi paska operasi dan metastase jauh

dapat diberikan terapi radioterapi selektif untuk mengurangi gejala. Terapi

biologis untuk kanker kolon masih dalam tingkat penelitian secara klinis.

Penggunaan sitokin, antibodimonoklonal, imunostimulator, dan vaksen

protein masih pada tahap eksplorasi. Semua tindakan penatalaksanaan

pengobatan untuk kanker kolon saat ini belum memiliki efektifitas yang pasti

(Desen, 2011).

Tindakan operasi reseksi pada kanker kolon dan rektum yang disertai dengan

prosedur tindakan laparotomi sering diakhiri dengan pembuatan stoma.

Stoma merupan suatu tindakan dengan membuat lubang pada dinding perut

atau abdomen yang berfungi sebagai tempat untuk mengeluarkan kotoran

Analisis asuhan…., Aries Asmorohadi, FIK UI, 2014

Page 23: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20391123-SP-Aries...Spesialis Keperawatan (Sp.Kep) Medikal Bedah Peminatan Onkologi ARIES ASMOROHADI

5

Universitas Indonesia

feses atau urin (Kozier & Erb, 2009). Insiden pasien yang dilakukan

pembuatan stoma di Inggris mencapai 20.000 pasien per tahun, yang terdiri

dari pasien dengan kolostomi 11.800 kasus, ileostomi 6.500 kasus dan 2.300

kasus dengan urostomi (Coloplast dikutip oleh Choudhri, 2005). Luka

laparotomi yang letaknya berdekatan dengan stoma mempunyai resiko yang

besar terhadap kejadian infeksi. Lubang stoma yang mengeluarkan cairan dan

feses dimungkinkan dapat mengkontaminasi luka laparotomi. Hasil penelitian

Piccinellil, Brazzale, dan Saracco (2009), menunjukkan dari 48 pasien, 35

(73%) menyatakan tidak ada masalah kulit tapi secara keseluruhan 27 pasien

memiliki gangguan kulit dan 13 terdeteksi oleh perawat stoma memiliki erosi

kulit.

Perawatan pasien kanker kolorektal dengan stoma memerlukan perawat yang

mempunyai pengetahuan klinis onkologi yang spesifik dan mampu

menawarkan bantuan individual kepada pasien, keluarga dan pendamping

dalam mengatasi masalah kesehatan pasien. Pendekatan proses keperawatan

yang dilakukan oleh perawat onkologi harus mampu memberikan pendidikan

dan mampu memfasilitasi pengambilan keputusan dengan sumber daya yang

ada. Selain itu perawat onkologi juga harus mempunyai kemampuan

mendapatkan akses yang tepat terhadap kualitas kesehatan dan psikososial

selama perawatan, mulai dari fase awal sampai akhir perjalanan dari penyakit

kanker kolorektal (Oncology Nursing Society, 2013).

Keperawatan onkologi terus berkembang sebagai respon terhadap kemajuan

dalam pengobatan kanker, informasi dan bioteknologi. Penemuan-penemuan

ilmiah dan teknologi baru yang terintegrasi dalam perawatan kanker terus

bermunculan. Perawat kanker sangat penting peranannya dalam pengelolaan

pasien kanker. Peranan perawat onkologi yang telah berkembang secara

nyata, dengan perawatan yang canggih. Kemajuan terapi kanker akan

menciptakan tantangan baru dan memastikan perawat yang bekerja di area

onkologi harus terdidik, pemikir dan independen. Perawat onkologi yang

bekerja dalam unit perawatan kanker akan berfokus pada penilaian pasien,

Analisis asuhan…., Aries Asmorohadi, FIK UI, 2014

Page 24: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20391123-SP-Aries...Spesialis Keperawatan (Sp.Kep) Medikal Bedah Peminatan Onkologi ARIES ASMOROHADI

6

Universitas Indonesia

pendidikan, memenejemen gejala, dan perawatan suportif, sedangkan

onkologi medis akan memerankan peran integral dalam pemberian agen

antineoplastik dan bertanggungjawab dalam penggunaan obat secara tepat

dan aman (Quinn, 2008).

Peranan ners spesialis yang didasari oleh sain keperawatan lanjut akan

mengoptimalkan dalam melakukan pelayanan dan pengelolaan asuhan

keperawatan secara terampil dan inovatif yang mencakup semua lingkup area

promotif, prefentif, kuratif dan rehabilitatif. Asuhan keperawatan spesialis

dilakukan secara holistik dalam memenuhi pemenuhan kebutuhan bio-psiko-

sosio-spiritual dengan tetap mengacu pada standar asuhan keperawatan dan

standar prosedur (HPEQ, 2012). Standar pasient safety harus tetap terjaga

dengan selalu memperhatikan keselamatan pasien, rasa aman dan

kenyamanan pasien. Pelaksanakan riset yang berbasis pada bukti klinik

merupakan tuntutan pelayanan saat ini. Hasil penelitian atau evidence base

nursing (EBN) mampu menjawab permasalahan sain dan tehnologi dalam

bidang spesialisasinya. Kemampuan dalam pengelolaan asuhan keperawatan

secara klinis dengan menjaga hubungan kerjasama dengan tim lain dan

berkoordinasi serat berkolaborasi dengan tim kesehatan yang terkait.

Kemampuan kepakaran yang lebih tinggi dalam mengatasi masalah

keperawatan yang komplek sangat diperlukan dalam menjalankan peranan

sebagai ners spesialis yang dapat berfungsi sebagai pusat rujukan bagi tenaga

keperawatan (HPEQ, 2012).

Aplikasi teori keperawatan merupakan salah satu jawaban untuk mengatasi

permasalahan-permasalahn yang ada di tatanan klinik. Pendekatan dalam

asuhan keperawatan pasien kanker dengan menerapkan teori peaceful end of

life yang merupakan middle range teory. Teori ini dapat mendefinisikan atau

menghaluskan substansi ilmu dan praktek keperawatan. Hal ini sangat

penting bagi perawat praktisioner dan perawat pendidik yang secara terus

menerus membangun pengetahuan untuk disiplin ilmu keperawatan. Middle

Analisis asuhan…., Aries Asmorohadi, FIK UI, 2014

Page 25: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20391123-SP-Aries...Spesialis Keperawatan (Sp.Kep) Medikal Bedah Peminatan Onkologi ARIES ASMOROHADI

7

Universitas Indonesia

range theory merupakan teori yang banyak digunakan untuk paktek dan penelitian

keperawatan (Peterson, 2004).

Penerapan teori peaceful end of life dalam asuhan keperawatan pasien kanker

oleh penulis dipilih karena teori ini memiliki kedekatan dengan status atau

kondisi yang dirasakan oleh pasien. Pengembangan teori ini memberikan

kontribusi dalam meningkatkan standar asuhan keperawatan dengan

menyelaraskan dan menyatukan fenomena-fenomena akhir dari hidup yang

damai bagi pasien yang sakit parah. Konsep ini memberikan wawasan baru

dalam rangka meningkatkan pengetahuan dalam intervensi keperawatan dan

dapat membantu pasien dalam menuju akhir hidup yang damai (Ruland &

Moore, 1998).

Aplikasi dan pengembangan intervensi keperawatan pada praktik residensi

keperawatan ini penulis menerapkan pendekatan dengan EBN dalam praktik

klinik. EBN merupakan pendekatan klinik yang dapat memberikan kualitas

perawatan yang lebih tinggi dalam memenuhi kebutuhan yang diperlukan

oleh pasien dan keluarga. Pasien dan perawat akan merasa percaya diri dalam

melakukan suatu intervensi keperawatan yang didasarkan EBN, sehingga

pencapaian kriteria hasil dapat dicapai secara optimal (Melnyk & Fineout,

2005).

Intervensi keperawatan yang diterapkan oleh penulis dengan pendekatan EBN

adalah tentang edukasi perawatan stoma dengan menggunakan media

audovisual. Kurangnya pengetahuan pasien tentang perawatan stoma akan

memunculkan masalah-masalah baru. Adanya stoma juga akan menimbulkan

masalah psikologis yang secara signifikan akan mempengaruhi angka

morbiditas pasien. Masalah ini dapat dikurangi dengan adanya edukasi

sebelum dilakukan operasi dan dukungan psikologis dari keluarga akan

berdampak pada peningkatan kesejahteraan dari pasien. Peningkatan biaya

akibat dari perawatan yang lama paska operasi yang disebabkan oleh karena

pasien yang belum mampu melakukan perawatan stoma dengan baik.

Perawatan stoma harus diajarkan pada pasien dan keluarga sedini mungkin.

Analisis asuhan…., Aries Asmorohadi, FIK UI, 2014

Page 26: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20391123-SP-Aries...Spesialis Keperawatan (Sp.Kep) Medikal Bedah Peminatan Onkologi ARIES ASMOROHADI

8

Universitas Indonesia

Singkatnya masa perawatan 2-4 minggu membuat pasien belum dapat

sepenuhnya terlatih dalam teknik perawatan stoma sebelum pulang (Smeltzer

& Bare, 2008; C h a u d h r i , 2 0 0 5 ) . Penerapan EBN untuk

meningkatkan kualitas asuhan keperawatan, penulis juga melakukan proyek

inovasi dalam mengembangkan ilmu baru yang dapat diterapkan di Rumah

Sakit Kanker Dharmasi Jakarta. Proyek inovasi yang dikembangkan adalah

pengkajian ESAS (Edmonton Symptom Assessment System). Pengkajian ini

dikembangkan khusus untuk pelayanan pasien paliatif. Ruang lingkup ESAS

meliputi pengakajian: nyeri, kelelahan, nausea, depresi, cemas, mengantuk

(drowsines), nafsu makan, mood (perasaan saat ini), dan sesak (Richardson,

2009).

Pengkajian ESAS identik dengan keluhan subjektif pasien yang berisi 9 item

pengkajian. Tindakan pengkajian ini sangat penting karena dengan mengelola

simpton akan memberikan suatu kondisi kenyamanan dengan hilangnya

keluhan atau gejala yang dirasakan sehingga quality of life diharapkan akan

meningkat. Aplikasi dalam tataran praktik di klinik, penggunaan pengkajian

ESAS ini dapat dilakukan secara lebih luas untuk mengetahui dan

melaporkan kondisi dirinya. Instrumen pengkajian pada perawatan paliatif ini

juga dapat dijadikan sekrining dalam mencari keluhan pasien. Monitoring

gejala yang dirasakan pasien kanker atau paliatif dapat terkaji dengan mudah

dan akurat dengan menggunakan instrumen ESAS karena dapat dilihat

dengan mudah melalui penyajian dalam bentu grafik. Peningkatan dan

penurunan keluhan gejala pasien dapat termonitor dalam sajian grafik harian

(Richardson, 2009: Moro, 2005).

Penerapan format pengkajian ESAS bertujuan untuk menilai dan memonitor

perkembangan dari gejala atau keluhan yang dirasakan oleh pasien. Hasil

pengkajian ini akan memudahkan perawat untuk melakukan intervensi

keperawatan yang tepat kepada pasien sehingga peningkatan pelayanan akan

dirasakan langsung oleh pasien. Penerapan format pengkajian ESAS dan

penerapan EBN tentang perawatan kolostomi dengan audovisual

Analisis asuhan…., Aries Asmorohadi, FIK UI, 2014

Page 27: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20391123-SP-Aries...Spesialis Keperawatan (Sp.Kep) Medikal Bedah Peminatan Onkologi ARIES ASMOROHADI

9

Universitas Indonesia

dilaksanakan di ruang Teratai Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta yang

melibatkan perawat, clinical case manager dan kepala ruang. Kegiatan

penerapan EBN dan proyek inovasi ini dapat memberikan kontribusi yang

nyata dalam meningkatkan asuhan keperawatan yang salah satunya dengan

melalui penerapan pengkajian ESAS dan edukasi perawatan kolostomi yang

menggunakan audovisual.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis membuat suatu karya ilmiah

tentang” Analisis Asuhan Keperawatan pada Kanker Kolon Melalui

Pendekatan Teori Peaceful End Of Life dan Edukasi Perawatan Kolostomi

Berdasarkan Evidence Based Nursing di RSKD Jakarta”.

1.2 Tujuan Penulisan

1.2.1 Tujuan Umum

Melakukan analisis pelaksanaan dan pengalaman praktik residensi dengan

menggunakan teori keperawatan sebagai kerangka kerja dalam menerapkan

asuhan keperawatan padsa klien kanker kolon di Rumah Sakit Kanker

Dharmais Jakarta.

1.2.2 Tujuan Khusus

1.2.2.1 Melakukan analisis terhadap penerapan asuhan keperawatan dengan

pendekatan teori peaceful end of life pada klien kanker kolon di Rumah

Sakit Kanker Dharmais Jakarta.

1.2.2.2 Melakukan analisis terhadap penerapan evidence base nursing (EBN)

pada klien kanker dengan kolostomi di Rumah Sakit Kanker Dharmais

Jakarta.

1.2.2.3 Melakukan analisis terhadap penerapan kegiatan inovasi tentang

pengkajian ESAS di Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta.

Analisis asuhan…., Aries Asmorohadi, FIK UI, 2014

Page 28: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20391123-SP-Aries...Spesialis Keperawatan (Sp.Kep) Medikal Bedah Peminatan Onkologi ARIES ASMOROHADI

10

Universitas Indonesia

1.3 Manfaat Penelitian

1.3.1 Bagi Pelayanan Kesehatan

Hasil analisis praktik residensi ini diharapkan menambah pengetahuan dan

kompetensi perawat dalam menerapkan asuhan keperawatan pada klien

dengan kanker kolon melalui pendekatan teori keperawatan, EBN dan

inovasi sebagai bahan pemikiran dan pertimbangan dalam peningkatan

kualitas pelayanan keperawatan onkologi.

1.3.2 Bagi Pengembangan Ilmu Keperawatan

Hasil analisis praktik residensi ini diharapkan dapat memperkuat aplikasi

teori keperawatan. Selain itu dapat menjadi bahan acuan dalam

pengembangan keperawatan onkologi terutama dalam menerapkan EBN

serta inovasi dalam lingkup keperawatan onkologi.

1.4 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan karya ilmiah ini meliputi bab 1 pendahuluan yang

yang terdiri dari latar belakang, tujuan, manfaat dan sistematika penulisan.

Bagian kedua adalah bab 2 tinjauan pustaka yang berisi tentang anatomi

fisiologi kolon, karsinoma kolorektal, konsep peaceful end of life, hubungan

antara lima konsep utama teori peaceful end of life, kriteria hasil dari

standar teori peaceful end of life. Bab 3 berisi tentang tentang gambaran

asuhan keperawatan dengan penerapan teori peaceful end of life, penerapan

evidence base nursing dan pelaksanaan proyek inovasi. Pada bab 4

menguraikan dan membahas tentang asuhan keperawatan dengan penerapan

teori peaceful end of life, penerapan evidence base nursing dan pelaksanaan

proyek inovasi. Bagian akhir bab 5 berisi tentang kesimpulan dan saran.

Analisis asuhan…., Aries Asmorohadi, FIK UI, 2014

Page 29: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20391123-SP-Aries...Spesialis Keperawatan (Sp.Kep) Medikal Bedah Peminatan Onkologi ARIES ASMOROHADI

11

Universitas Indonesia

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab 2 menguraikan tentang tinjauan pustaka yang akan membahas tentang

perspektif teoritik dan kajian pustaka yang relevan terkait dengan asuhan

keperawatan pada kanker kolon melalui pendekatan teori peaceful end of life, dan

edukasi perawatan kolostomi.

2.1 Anatomi Fisiologi Kolon dan Rektum

Kolon dibagi menjadi empat bagian yaitu; asenden, transversum, desenden

dan sigmoid. Secara klinis kolon dibagi menjadi dua yaitu kolon belahan

kanan dan kiri. Kolon belahan kanan terdiri dari sekum, kolon aseden, dan

duapertiga kolon transversum sedangkan kolon belahan kiri terdiri dari kolon

transversum, desenden dan sigmoid. Kolon kanan belahan kanan diperdari

oleh mesenterika superior sedangkan yang kiri diperdarahi oleh masenterika

inferior. Fungsi utama belahan kanan untuk menyerap air, glukosa garam

anorganik dan sebagaian asam empedu, sedangkan kolon belahan kiri untuk

storasi dan eksresi feses (Price & Wilson, 2006; Black & Hawks, 2009).

Secara anatomis posisi rektum berada sejajar dengan vertebra sakrum ketiga

sampai dengan garis anorektal. Rektum terbagi menjadi dua bagian yaitu;

bagian ampula dan spincter. Bagian spinter dinamakan annulus hemoroidalis

yang dikelilingi oleh muskulus levator ani dan fascia coli dari fascia supra

ani. Bagian ampula terbentang mulai dari vertebra sakrum ke-3 sampai

diagfragma pelvis pada insersio muskuluslevator ani. Panjang rektum sekitar

12-15cm dengan keliling 15 cm pada bagian rectosigmoid junction, dan 35

cm pada daerah ampula. Dinding rektum mempunyai 4 lapisan yaitu; mukosa,

submukosa, muskularis dan lapisan serosa (Price & Wilson, 2006; Black &

Hawks, 2009).

11

Analisis asuhan…., Aries Asmorohadi, FIK UI, 2014

Page 30: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20391123-SP-Aries...Spesialis Keperawatan (Sp.Kep) Medikal Bedah Peminatan Onkologi ARIES ASMOROHADI

12

Universitas Indonesia

Gambar 2.1 Anatomi kolon dan rektum

2.2 Karsinoma Kolorektal

2.2.1 Definisi

Kanker kolon adalah suatu bentuk keganasan yang sering terjadi pada

daerah sekum dan kolon asenden yang dapat berupa massa polipoid yang

besar dan dapat tumbuh ke dalam lumen dengan cepat meluas ke sekitar

usus melalui proses invasif atau menginfiltrasi jaringan lain, dan

bermetastasis (Price & Wilson, 2006). Penyebaran secara lokal bermula dari

dinding usus, kemudian kanker mengelilingi sirkumferensia dinding usus.

Proses ini memerlukan waktu dua tahun, setelah menginvasi tunika

muskularis akan timbul penyebaran secara hematogen. Kanker dapat

menginvasi seluruh dinding usus dan oragan sekitar seperti kandung kemih,

prostat, uterus, hati, lambung dan pankreas. Penyebaran secara limfogen

terjadi melalui jaringan limfatik submukosa menembus dinding usus menuju

ke kelenjar limfe parakolon yang selanjutnya ke kelenjar limfe media dan

pada akhirnya menuju ke kelenjar limfe sentral (Desen, 2011).

Kanker kolon sering disebut penyakit mukosa karena semua kanker kolon

berasal dari lapisan mukosa dinding usus. Dari dalam keluar dinding usus

terbagi menjadi beberapa lapisan, yang meliputi mukosa, submukosa,

muskularis propia, dan serosa. Bagian terdalam lapisan dinding usus,

mukosa adalah satu lapisan kolumnar yang dapat memproduksi lendir dalam

Analisis asuhan…., Aries Asmorohadi, FIK UI, 2014

Page 31: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20391123-SP-Aries...Spesialis Keperawatan (Sp.Kep) Medikal Bedah Peminatan Onkologi ARIES ASMOROHADI

13

Universitas Indonesia

jumlah yang banyak atau disebut dengan sel goblet. Ini merupakan situs dari

permulaan genetik awal yang mengarah pada perkembangan sel-sel kanker.

Lapisan dibawah mukosa adalah submukosa yang merupakan lapisan yang

kuat di usus. Lapisan ini berisi pembuluh darah, limfatik dan serabut saraf,

sehingga pada lapisan ini berperan penting dalam pertumbuhan sel kanker.

Melalui lapisan ini tumor akan menginfiltrasi dinding usus melalui aliran

darah dan sistem limfatik (Yeatman, 2001).

2.2.2 Etiologi dan Faktor Resiko

Penyebab kanker kolon sama seperti kanker lain pada umumnya masih

belum jelas hingga saat ini, namun telah dikenali beberapa faktor

predisposisi. Faktor-faktor yang berperan antara lain; hereditas, diet,

penyakit kolon nonkarsinoma, dan lainnya seperti defisiensi molibdenum,

kosumsi aspirin atau NSAID yang terus menerus (Price & Wilson, 2006;

Black & Hawks, 2009; Desen, 2011).

Resiko terkena kanker kolon untuk generasi pertama meningkat menjadi

tiga kali. Familial adenomatous polyposis (FAP) adalah kelainan yang

diturunkan secara autosomal dominan yang ditandai oleh ratusan hingga

ribuan adenoma kolorektal pada usia 20-30 tahun (Half, 2009). Hereditary

nonpolyposis colorectal cancer (HNPCC) merupakan kelainan yang

dturunkan secara autosomal dominan dan ditandai oleh gangguan pada

DNA mismatch repair. Karakteristik HNPCC adalah onset yang lebih awal

pada usia 50 tahun, lokasi pada kolon proksimal, dan adanya tumor diluar

kolon yang bervariasi lokasinya (Robinson, 2006; Black & Hawks, 2009).

Faktor diet umumnya disebabkan karena kosumsi makanan tinggi protein

hewani, lemak dan rendah serat. Makanan menjadi menjadi faktor insiden

yang tinggi terjadinya kanker kolon. Masukan tinggi lemak akan

merangsang lebih banyak sekresi empedu, hasil uraian asam empedu yang

banyak dan aktifitas bakteri anaerob dalam usus meningkat sehingga

karsinegen sebagai pemicu karsinogenesis dalam usus bertambah dan

Analisis asuhan…., Aries Asmorohadi, FIK UI, 2014

Page 32: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20391123-SP-Aries...Spesialis Keperawatan (Sp.Kep) Medikal Bedah Peminatan Onkologi ARIES ASMOROHADI

14

Universitas Indonesia

mengarah timbulnya kanker kolon (Price & Wilson, 2006; Black & Hawks,

2009; Desen, 2011). Pengolahan dengan suhu tinggi hingga mencapai

150celcius dan makanan berwarna terlalu kecoklatan semakin meningkatkan

risiko karena terbentuknya mutagenic heterocyclic amines (Kizil, 2009).

Penyakit usus besar non karsinoma seperti kolitis kronis, poliposis dan

adenoma diperkiran sekitar 3-5% dapat menimbulkan kanker. Karsinoma

kolon yang berawal dengan poliposis dengan prekanker 5-20 tahun

mencapai 15-40% kemungkinan menderita kanker kolon. Paparan

lingkungan yang dimaksud adalah rokok, asbes, dan radiasi. Perokok

mengalami peningkatan risiko kanker kolon sebanyak dua sampai tiga kali

lipat (Desen, 2011).

Sumber: universahealthcarela.com Sumber: colorectal surgeonssyndey.com

Gambar 2.2 Kanker Kolon

2.2.3 Patofisiologi

Adenomatus polip atau adenoma merupakan proses yang mengawali

terjadinya kanker kolorektal, lebih dari 95% kanker kolorektal disebabkan

oleh adenomas. Adenomas terdiri dari tiga jenis yaitu; tubular, tubulovillous

dan villous. Jenis villous yang mempunyai resiko tinggi terjadinya kanker.

Polip tumbuh secara pelan-pelan sekitar 5-10 tahun atau lebih untuk

berubah menjadi maligna atau keganasan. Polip yang mengalami keganasan

akan terjadi peningkatan ukuran dalam lumen dan selanjutnya akan

menyerang dan merusak dinding kolon. Tumor dalam kolon yang

Analisis asuhan…., Aries Asmorohadi, FIK UI, 2014

Page 33: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20391123-SP-Aries...Spesialis Keperawatan (Sp.Kep) Medikal Bedah Peminatan Onkologi ARIES ASMOROHADI

15

Universitas Indonesia

cenderung terus membesar dapat menyebabkan ulserasi, infeksi sekunder

dan nekrosis. Umumnya ini terjadi pada belahan kanan kolon dan ampula

rekti (Black & Hawks, 2009).

Setiap tumor dengan permukaan memiliki tukak jelas yang dalam, biasanya

mencapai atau melebihi tunika muskularis termasuk dalam tipe ulseratif.

Tipe ini merupakan jenis kanker kolon yang paling sering dijumpai.

Karakteristik tipe ulseratif adalah massa terdapat tukak yang dalam dan

bentuk luar mirip kawah gunung merapi, tepi kokoh dan keras menonjol,

dasar tidak rata, nekrosis, derajat keganasan tinggi, metastase limfogen lebih

awal, dibawah mikroskop sebagai adenokarsinoma diferensiasi buruk. Tipe

kedua yaitu infiltrasi, tumor menginfiltrasi lapisan dinding usus secara

difus, sehingga dinding usus setempat menebal, tepi tampak dari luar sering

kali tidak jelas terdapat tukak atau tonjolan. Tumor sering mengenai

sekeliling saluran usus disertai dengan hiperplasie abnormal jaringan ikat,

lingkaran usus menyusut, permukaan serosa sering tampak cincin kontriksi

yang memudahkan terjadinya ileus. Pemeriksaan mikroskopis tampak

sebagai adenokarsinoma berdeferensi sangat buruk (Desen, 2011).

Klasifikasi histologik tumor ganas kolon terdiri dari; adenokarsinoma

papiler, adenokarsinoma tubular, adenokarsinoma musinosa, karsinoma

signet ring, karsinoma tak berdeferensiasi, adenokarsinoma skuamosa,

karsinoma sel skuamosa, karsinoid. Tumor ganas kanalis analis terdiri dari;

karsinoma sel skuamosa, karsinoma sel basaloid, karsinoma epidermaoid

musinosa, adenokarsinoma, karsinoma tak berdeferensiasi, dan maligna

malignum. Meskipun klasifikasinya banyak, karsinoma kolon lebih dari

90% adalah adenokarsinoma (Desen,2011).

2.2.4 Gambaran Klinis

Kanker kolon pada stadium dini tidak menunjukkan gejala yang jelas,

namun setelah penyakit progresi ke tingkat tertentu baru muncul gejala

klinis. Gambaran klinis kanker kolon yang paling sering adalah perubahan

Analisis asuhan…., Aries Asmorohadi, FIK UI, 2014

Page 34: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20391123-SP-Aries...Spesialis Keperawatan (Sp.Kep) Medikal Bedah Peminatan Onkologi ARIES ASMOROHADI

16

Universitas Indonesia

kebiasaan defekasi, perdarahan, nyeri, anemia, anoreksia dan penurunan

berat badan. Tanda iritasi usus dan perubahan defekasi diantaranya sering

buang air besar, diare atau konstipasi, kadangkala obstipasi dan diare silih

berganti, tenesmus, sering muncul nyeri samar abdomen. Gejala klinis

hematokezia terjadi saat luka ulserasi berdarah, kadang darah merah atau

gelap, biasanya tidak banyak, intermiten. Pada posisi yang tinggi darah dan

feses bercampur akan menjadikan feses seperti selai hitam. Pembesaran

massa yang tumbuh di daerah abdomen dapat diraba adanya massa dan

sering ditemukan pada kolon belahan kanan. Gejala pengurusan, demam,

astenia dan gejala toksik sistemik lain dikarenakan oleh pertumbuhan tumor

yang menghabiskan nutrisi tubuh, perdarahan kronis jangka panjang dan

infeksi sekunder tumor yang menyebabkan demam dan gejala toksik (Price

& Wilson, 2006; Black & Hawks, 2009; Desen, 2011).

2.2.5 Pemeriksaan Kanker Kolon

Pemerikasaan fisik dengan infeksi dan palpasi abdomen untuk menentukan

ada tidaknya massa. Kanker kolon belahan kanan 90% lebih teraba massa

dengan colok dubur. Pemeriksaan ini dapat diketahui lokasi massa, bentuk,

ukuran dan lingkup sirkumferens yang terkena dan derajat mobilitas

dasarnya, ada tidaknya lesi mengenai organ sekitarnya. Ada tidaknya nodul

di dasar pelvis dapat dilihat dari sarung tangan pada jari terdapat noda darah

dan feses. Pemeriksaan yang lebih dalam dengan menggunakan endoskopi

mampu melihat lesi pada kolon sampai 25 cm dengan menggunkan

kolonoskopi fibrotik.

Pemeriksaan sinar x dengan barium enema diperlukan untuk kanker di

segmen tengah kolon sigmoid dapat menemukan lokasi tumor terdapat

defek pengisian menetap, distruksi mukosa usus, kekakuan dinding usus dan

konstriksi lumen usus. Namun pada kasus ileus pemeriksaan ini tidak boleh

dilakukan apalagi dengan memasukkan barium enema dengan ditelan.

Pencitraan USG dapat menemukan lesi metastasik hati diatas 1 cm.

Analisis asuhan…., Aries Asmorohadi, FIK UI, 2014

Page 35: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20391123-SP-Aries...Spesialis Keperawatan (Sp.Kep) Medikal Bedah Peminatan Onkologi ARIES ASMOROHADI

17

Universitas Indonesia

Pemeriksaan ini harus dijadikan pemeriksaan rutin dalam tindak lanjut

sebelum dan sesudah operasi (Desen, 2011).

Pemeriksaan CT, MRI, kolonoskopi dan Virtual CT (CTVC). Pemeriksaan

CT dan MRI sulit untuk membedakan lesi jinak dan ganas, kelebihan

utamanya adalah mampu menunjukkan situasi terkenanya jaringan sekitar,

ada tidaknya metastase kelenjar limfe ke organ jauh, sehingga membantu

dalam penentuan stadium klinis dan memperkirakan operasi. CTVC

menggabungkan CT dan tehnik piranti lunak pencitraan mutakhir hingga

menghasilkan gambar 3 dimensi dan 2 dimensi. PET (Tomografi emisi

positron) dan PET/CT dapat mendeteksi lesi primer kanker kolon dengan

kepekaan tinggi, tepi pencitraan seluruh tubuh terutama bertujuan untuk

mengetahui luas lesi secara menyeluruh, menetapkan stadium klinis dan

menjadi dasar seleksi terapi yang rasional (Desen, 2011).

Zat penanda tumor seperti antigen karbohidrat 19-9 (CA 19-9) bukan

antigen spesifik kanker kolon sehingga tidak bisa dijadikan diagnosis dini,

sedangkan antigencarsinoembrionic (CEA) dapat dijadikan pedoman untuk

melaihat perkembangan penyakit kanker (Black & Hawks, 2009). Tes

darah samar dapat dilakuakan dengan metode imunologi dan kimiawi.

Metode imunologi mempunyai spesifitas dan sensifitas yang lebih tinggi

dari pada metode kimiawi (Desen, 2011)

2.2.6 Klasifikasi Stadium

Pembagian stadium berdasarkan pengelolaan dengan metode klasifikasi

kanker kolon menurut Dukes terbagi menjadi stadium A, B, C, C1, C2, dan

D. Stadium A kedalaman invasi kanker belum menembus tunika muskularis

dan tidak ada metastase kelenjar limfe. Stadium B kanker sudah menembus

tunika muskularis dalam, dapat menginvasi tunika serosa, di luar serosa atau

jaringan perirektal, namun tidak terjadi metastase kelenjar limfe. Stadium C

menunjukkan kanker sudah terjadi metastase ke kelenjar limfe. Berdasarkan

lokasi kelenjar limfe yang terkena terbagi menjadi stadium C1 dan C2.

Analisis asuhan…., Aries Asmorohadi, FIK UI, 2014

Page 36: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20391123-SP-Aries...Spesialis Keperawatan (Sp.Kep) Medikal Bedah Peminatan Onkologi ARIES ASMOROHADI

18

Universitas Indonesia

Stadium C1 kanker sudah bermetastase ke kelenjar limfe samping usus dan

masenterium, sedangkan stadiem C2 kanker sudah metastase ke kelenjar

limfe di pangkal arteri masenterium. Stadium D kanker sudah bermetastase

ke organ yang jauh, atau metastase luas kelenjar limfe sehingga paska

reseksi tidak mungkin kuratif atau nonresektabel (Desen, 2011).

Pembagian stadium sistem TNM pada kanker kolon berdasarkan tiga

kategori yaitu; T (tumor primer), N (Nodul kelenjar limfe), dan M

(metastase). Masing-masing kategori tersebut dibagi lagi menjadi sub

kategori untuk menggambarkan masing-masing kategori dengan cara

memberi indeks angka dan huruf didepan T, N, dan M. Kategori T atau

tumor primer terdiri dari Tx yang artinya tumor primer tidak dapat dinilai,

Tis karsinoma insitu dan tumor terbatas pada intraepitel atau hanya,

mengenai tunika propia mukosa, pada T0 adalah tidak ada bukti tumor

primer dan T1 tumor menginvasi sampai tunika submukosa. Tumor

menginvasi sampai tunika sampai tunika muskularis propria terjadi pad T2,

T3 Tumor menembus sampai tunika sampai tunika muskularis propria

mencapai subserosa atau mengenai kolon ekstraperitoneal, sedangkan T4

tumor langsung meninvasi organ atau struktur lain atau menembus pars

veseralis peritonium.

Kategori N atau kelenjar limfe regional, pada kategori Nx kondisi kelenjar

limfe tidak dapat dinilai, N0 tidak ada metastase kelenjar limfe regional, N1

terjadi metastase 1-3 buah kelenjar limfe regional dan N3 telah terjadi

metastase lebih dari 4 kelenjar limfe regional. Pada kategori M atau

metastase jauh terdiri dari Mx, tidak dapat dinilai ada tidaknya metastase

jauh, M0 tidak ditemukan adanya metastase jauh dan M1 sudah ada

metastase jauh.

Analisis asuhan…., Aries Asmorohadi, FIK UI, 2014

Page 37: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20391123-SP-Aries...Spesialis Keperawatan (Sp.Kep) Medikal Bedah Peminatan Onkologi ARIES ASMOROHADI

19

Universitas Indonesia

Menurut situasi pertumbuhan tumor pada tahun 2002 UICC menetapkan

klasifikasi stadium klinis 0-IV untuk kanker kolon.

Stadium Tumor KGB

Regional

Metastasis

Jauh

Stadium

Dukes

Stadium 0

Stadium I

Stadium II

Stadium IIIA

Stadium IIIB

Stadium IIIC

Stadium IV

Tis

T1-T2

T3-4

T1-T2

T3-T4

Semua T

Semua T

N0

N0

N0

N1

N1

N2

Semua N

M0

M0

M0

M0

M0

M0

M1

A

A

B

C

D

2.2.7 Penataksanaan Medis dan Keperawatan

Terapi primer untuk pengobatan kanker kolon adalah dengan pembedahan.

Terapi kemoterapi digunakan sebagai tambahan untuk menjaga tumor tidak

tumbuh lagi. Kemoterapi digunakan untuk menghilangkan atau menekan

pertumbuhan tumor yang ada di hepar. Radiasi dan kemoterapi dapat

diberikan sendiri-sendiri atau bersama-sama. Terapi kombinasi dapat

meningkatkan survival pasien kanker kolon (Black & Hawks, 2009).

2.2.7.1 Pembedahan

Tiga dari empat pasien menjalani operasi kanker kolon dan 60% menjalani

pengobatan. Intervensi operasi tergantung dari jenis kanker, lokas, stadium

dan keadaan umum pasien (Black & Hawks, 2009). Kontraindikasi operasi

apabila kondisi fisik umum tidak baik. Jenis operasi yang sering dilakukan

adalah operasi radikal, paliatif, dan operasi untuk mengurangi gejala.

Tindakan operasi radikal dilakukan dengan prinsip jarak dari tumor

minimal 5-10cm bersama-sama lesi primer, masenterium dan kelenjar

limfe regional dilakukan reseksi untuk mencegah penyebaran sel kanker.

Walaupun tidak dilakukan eksisi radikal, namun eksisi lesi pada operasi

Analisis asuhan…., Aries Asmorohadi, FIK UI, 2014

Page 38: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20391123-SP-Aries...Spesialis Keperawatan (Sp.Kep) Medikal Bedah Peminatan Onkologi ARIES ASMOROHADI

20

Universitas Indonesia

paliatif. Operasi ini dilakukan untuk menunjang kemoterapi atau terapil

lainnya serta memperbaiki gejala. Tindakan operasi untuk mengurangi

gejala dalam bentuk operasi pemintasan dan operasi fistulasi kolon

dilakukan untuk mengatasi ileus, ligasi arteri iliaka interna yang dapat

mengurangi perdarahan kanker rektum (Desen, 2011).

Operasi kanker kolon kadang diperlukan tindakan pembentukan kolostomi.

Prosedur kolostomi dilakukan dengan membuat lubang dinding perut atau

abdomen yang berfungi sebagai tempat untuk mengeluarkan feses (Kozier

& Erb, 2009). Karena fungsi dari usus besar untuk absorbsi air kolostomi

akan lebih mudah dalam mengelola jika dibuat di dekat sigmoid sehingga

feses dapat berbentuk. Biasanya pasien sudah mampu melakukan

perawatan stoma secara mandiri antara 4-6 minggu sehingga direncanakan

untuk terapi atau radiasi pasien sudah siap (Black & Hawks, 2009).

2.2.7.2 Perawatan pre Operasi

Perawatan pre operasi pasien sering ditemukan dengan penurunan berat

badan dan perubahan kebiasaan buang air besar. Untuk mendapatkan

gambaran yang akurat dari manifestasi klinik pada pasien diperlukan

pengkajian faktor resiko seperti riwayat keluarga dengan kanker, ulserasi

kolitis, atau poliposis familial. Pengkajian abdomen seperti ada tidaknya

ketidaknormalan abdomen, nyeri, distensi dan adanya massa. Diet tinggi

kalori, protein dan karbohidrat dapat diberikan secara parenteral jika

dibutuhkan. Pemeriksaan untuk memastikan bakteri pada tingkat yang

rendah pada saat preoperasi untuk menurunkan resiko infeksi (Black &

Hawks, 2009).

Mengidentifikasi kecemasan pasien dan dukungan dan suport sistem,

mulai dari penjelasan tentang pengobatan dan prosedur yang akan

dilakukan. Memberikan kesempatan pasien untuk berdiskusi tentang

prosedur yang akan dilakukan dengan tim kesehatan. Jika dilakukan

Analisis asuhan…., Aries Asmorohadi, FIK UI, 2014

Page 39: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20391123-SP-Aries...Spesialis Keperawatan (Sp.Kep) Medikal Bedah Peminatan Onkologi ARIES ASMOROHADI

21

Universitas Indonesia

tindakan kolostomi diperlukan enterostomal therapy nurse untuk edukasi

tentang kolostomi dan perawatannya (Black & Hawks, 2009).

2.2.7.3 Perawatan Post Operasi

Setelah pasien keluar dari ruang operasi atau ICU dan dikirim ke ruang

perawatan, perawat tetap melakukan pengkajian dan intervensi seperti

pada ruang perawatan intensif. Pengkajian dan intervensi pada keadaan

post anestesi general dapat menyebabkan komplikasi sehingga tetap

memerlukan monitoring sistem respiratori, kardiovaskular, renal dan

cairan elektrolit. Perawat harus melakukan monitoring output dan

melakukan perwatan khusus stoma terutama menjaga kontaminasi bakteri

ke luka insisi. Pengkajian stoma apakah stoma mengalami iskemia.

Stoma harus dalam keadaan merah dan lembab, seandainya stoma gelap

dan kehitam-hitaman maka segara laporkan ke dokter bedah untuk

dilakukan tindakan secepatnya. Jika dilakukan abdominoperineal reseksi

dengan kolostomi dan drain maka penggantian dressing dan memonitor

output drain harus dilakukan dengan baik. Diagnosa keperawatan pada

kondisi seperti ini adalah resiko injuri dan efektifitas managemen terapi

regimen (Black & Hawks, 2009).

2.2.7.4 Fistula Enterocutaneous

Fistula merupakan hubungan yang abnormal yang terjadi antara kolon

dan permukaan kulit yang ditunjukkan dengan adanya material kolon

yang keluar ke permukaan kulit. Fistula biasanya terjadi akibat

pembedahan, infeksi, cidera atau peradangan (Carville, 2005). Kerusakan

kolon akan menyebabkan gangguan pada fungsi kolon dalam sistem

pencernaan. Fungsi dari kolon akan terganggu dalam penyerapan cairan

yang dibutuhkan oleh tubuh. Tingkat keparahan akibat fistula ini dapat

dilihat dari pemenuhan asupan nutrisi dan cairan yang dibutuhkan pasien.

Gangguan nutrisi yang terjadi akibat fistula enterocutaneous

mengharuskan pemenuhan cairan dan nutrisi melalui parenteral.

Kurangnya pemenuhan gisi dan cairan yang cukup dapat menyebabkan

Analisis asuhan…., Aries Asmorohadi, FIK UI, 2014

Page 40: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20391123-SP-Aries...Spesialis Keperawatan (Sp.Kep) Medikal Bedah Peminatan Onkologi ARIES ASMOROHADI

22

Universitas Indonesia

gangguan fistula yang kronis yang pada akhirnya akan menimbulkan

komplikasi (William, 2010).

Komplikasi yang berhubungan dengan fistula enterocutaneous yang

umum terjadi adalah sepsis, malnutrisi, gangguan keseimbangan cairan

dan elektrolit. Fistula enterocutaneous akibat kegagalan penyembuhan

akibat pembedahan, cidera atau infeksi merupakan salah satu komplikasi

yang paling ditakuti karena menghasilkan tingkat morbiditas dan

motalitas secara significant. (William, 2010).

Pengetahuan tentang anatomi termasuk bentuk operasi yang dilakukan

akan membantu mengidentifikasikan jenis fistula yang muncul.

Pemeriksaan infeksi yang meliputi jumlah cairan yang keluar, warna,

konsistensi, ph, bau, dan gas akan mendukung penegakan diagnosis.

Pencatatan yang akurat akan jumlah dan tipe cairan akan membantu

dalam merencanakan dan melakukan terapi yang tepat. Identifikasi

pemeriksaan laboratorium terhadap cairan yang keluar dakan membantu

untuk menentukan kebutuhan cairan dan elektrolit pasien. Inspeksi kulit

sekitar fistula dilakukan untuk meluhat adanya maserasi dan erosi akibat

cairan yang keluar dari fistula. Pemeriksaan radiologi dilakukan untuk

memastikan gambaran yang sebenarnya dari fistula, sehingga dapat

ditentukan diagnosa pastinya (Carville, 2005).

Manajemen fistula merupakan suatu strategi yang dilakukan untuk

memastikan pasien dalam kondisi nyaman, terpenuhi kebutuhan cairan

eletrolit, pemenuhan nutrisi yang adekuat, menjaga integritas kulit sekitar

fistula, mengelola eksudat dan bau serta mencegah terjadinya infeksi

(Carville, 2005).

Dukungan akan kenyamanan pada perawatan fistula ditujukan pada

pengelolaan cairan yang keluar dari fistula. Banyaknya cairan yang

keluar akan menyebabkan balutan cepat basah dan keluar menyebabkan

Analisis asuhan…., Aries Asmorohadi, FIK UI, 2014

Page 41: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20391123-SP-Aries...Spesialis Keperawatan (Sp.Kep) Medikal Bedah Peminatan Onkologi ARIES ASMOROHADI

23

Universitas Indonesia

baju dan linen tempat tidur terkena cairan fistula. Cairan yang berisi

eksudat dari isi kolon akan menimbulkan bau yang tidak enak. Keluarnya

eksudat cairan juga akan berdampak pada gangguan integritas kulit

seperti maserasi atau iritasi. Kondisi itu semua akan menjadi penyebab

dari ketidaknyamanan pasien. Lamanya perawatan dirumah sakit karena

adanya fistula sering menimbulkan kebosanan pasien dalam menjalani

perawata. Peranan tim kesehatan, psikolog dibutuhkan pada fase seperti

ini.

Penggantian cairan dan elektrolit merupakan bagian yang penting,

tindakan mengkaji dan memonitor jumlah dan jenis cairan yang keluar

serta pemeriksaan analisa laboratorium tentang elektrolit dan

keseimbangan cairan harus dilakukan dengan tepat. Penggantian cairan

melalui oral, enteral ataupun perenteral harus memperhatikan jenis

fistula, kondisi pasien dan kebutuhan akan cairan dan elektrolit.

Pemberian makan melalui yeyenum dilakukan jika terjadi fistula pada

gaster.

Pemberian nutrisi yang baik akan memberikan kepastian penyembuhan

fistule. Banyak penelitian menunjukkan bahwa lebih dari 50% pasien

medikal bedah menderita malnutrisi. Status nutrisi pasien dengan luka

terbuka harus menerima asupan nutrisi yang adekuat. Penyebab

terjadinya malnutris akibat dari tidak adekuatnya nutrisi, malabsorbsi

akibat penyakit, peningkatan metabolisme, peningkatan nutrisi akibat

hilangnya makanan karena adanya fistula dan lamanay menggunaan

obat-obatan yang menekan mual. Pasien dengan luka terbuka dengan

eksudat atau cairan yang banyak akan menimbulkan resiko yang tinggi

terjadinya mal nutrisi.

Pengkajian status nutrisi sangat penting untuk mendukung kesehatan

pasien. Makanan yang dikosumsi oleh pasien dipengaruhi oleh faktor

budaya, tradisional, fisik, psikologi, keuangan dan sosial. Pengkajian diet

Analisis asuhan…., Aries Asmorohadi, FIK UI, 2014

Page 42: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20391123-SP-Aries...Spesialis Keperawatan (Sp.Kep) Medikal Bedah Peminatan Onkologi ARIES ASMOROHADI

24

Universitas Indonesia

meliputi riwayat pengobatan, pencatatan yang ditail akan cairan yang

keluar dari fistula, pengkajian fisik untu tanda dan gejala dari dehidrasi

dan malnutrisi. Pengukuran berat badan dan tinggi badan dan

pemeriksaan laboratorium yang terkait dengan defisiensi nutrisi.

Kebutuhan kalori untuk orang dewasa sekitar 1500-2000 kalori per hari

untuk keseimbangan nutrisi (Carville, 2005).

2.2.7.5 Kemoterapi

Kemoterapi digunakan untuk menurunkan metastase dan mengontrol

manifestasi kanker kolon (Black & Hawks, 2009). Umumnya digunakan

sebagai terapi adjuvan intra dan paska operasi serta dapat digunakan pada

pasien dengan stadium lanjut. Obat yang sering dipakai adalah

fluorourasil (5FU, FT-207, UFT, dll), nitrosourea (CCNU, MeCCNU),

dan sekarang xeloda, oksaliplatin, irinoteka, avastin dll. Obat ini secara

klinis terbukti berefek terapeutik tertentu terhadap kanker kolorektal

stadium lanjut. Formula kombinasi dan tambahan mempunyai efektifitas

46-57% dapat menghambat aktifasi tiroksinkinase yang berefek pada anti

tumor (Desen, 2011).

2.2.7.6 Manajemen Keperawatan Pada Pasien Dengan Terapi Kemoterapi

Pemberian kemoterapi seharusnya dilakukan oleh perawat yang teregister

dan mempunyai kompetensi untuk melakukan pemberian kemoterapi ke

pasien. Minimal perawat yang sudah menyelesaikan pelatihan pemberian

kemoterapi. Idealnya perawat onkologi atau perawat yang sudah

tersertifikasi seperti OAN (oncology association nursing) yang

mempunyai ketrampilan dan kemampuan dalam mengelola pasien kanker

kolon yang menerima pengobatan. Pentingnya mengetahui efek samping

pemberian kemoterapi sehingga pemberian kemoterapi harus hati-hati

sesuai dengan prosedur yang sudah ditetapkan oleh oncology nursing

society (ONC).

Analisis asuhan…., Aries Asmorohadi, FIK UI, 2014

Page 43: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20391123-SP-Aries...Spesialis Keperawatan (Sp.Kep) Medikal Bedah Peminatan Onkologi ARIES ASMOROHADI

25

Universitas Indonesia

Pengkajian harus dilakukan dengan teliti sebelum memberikan obat

cytotoksik. Mengkaji kembali riwayat kesehatan yang terkait dengan

faktor resiko toksisitas dari kemoterapi seperti riwayat gangguan jantung,

pernafasan dan fungsi renal. Melihat kembali nilai laboratorium yang

mengindikasikan organ spesifik yang tidak mampu menerima

kemoterapi. Resep kemoterapi harus jelas dan mencakup; nama obat,

dosis dan total dosis, route pemberian, pemberian lewat IV atau infus,

frekuensi pemberian. Rencanakan terapi antiemetik, hidrasi, diuresis, dan

suplemen elektrolit dengan baik (Black & Hawks, 2009).

2.2.7.7 Radioterapi

Tindakan terapi radiasi digunakan sebelum tindakan operasi adalah untuk

mengecilkan ukuran tumor sehingga tumor dapat direseksi (Black &

Hawks, 2009). Tujuan radioterapi pre, paska atau intra operasi radikal

karsinoma kolorektal bertujuan untuk memperkuat kontrol lokal,

mengurangi angka rekuensi lokal dan meningkatkan survival.

Radioterapi murni memiliki survival 5 tahun (Desen, 2011).

2.2.7.7 Manajemen Keperawatan pada Pasien yang Menerima Radioterapi

Semua staf departemen radioterapi termasuk perawat harus mengerti dan

melaksanakan managemen dalam memenuhi kebutuhan pasien.

Memberikan edukasi tentang dampak radioterapi dan memberikan

kesempatan kepada klien untuk menceritakan pengalaman akan rasa

takut terbakar saat terkena radiasi. Klien kadang tidak merasa saat

diberikan radioterapi karena radiasi tidak dapatdilihat selama pengobatan

dan klien takut pengobatannya tidak berdampak baik. Edukasi

diharapkan memberikan persepsi yang sama dalam pengobatan

radioterapi.

Efek samping pada umumnya terjadi reaksi kulit sekitar radiasi dan

kelelahan dapat terjadi setelah radiasi. Respon kulit normal yang terkena

radiasi akan mengalami eritema dan sampai terjadi seperti luka bakar

Analisis asuhan…., Aries Asmorohadi, FIK UI, 2014

Page 44: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20391123-SP-Aries...Spesialis Keperawatan (Sp.Kep) Medikal Bedah Peminatan Onkologi ARIES ASMOROHADI

26

Universitas Indonesia

stadium dua. Berikan perawatan kulit dan edukasi tentang perawatan

kulit secara mandiri. Manifestasi lain yang mungkin muncul adalah

mucositis, mulut kering, gigi berlobang, disfagia, mual dan muntah

alopesia, dan supresi sumsum tulang belakang (Black & Hawks, 2009).

2.2.8 Pendidikan Kesehatan

Keefektifan pendidikan kesehatan (edukasi) merupakan dasar yang kuat

untuk meningkatkan pengetahuan kesehatan pasien atau masyarakat.

Mengajar merupakan suatu cara yang dilakukan oleh perawat untuk

membantu pasien dan keluarga dalam merubah perilaku kesehatan dan

dapat mengubah gaya hidup yang dapat mempengaruhi seseorang

terhadap terjadinya resiko gangguan kesehatannya. Pendidikan merupakan

faktor yang dapat mempengaruhi secara langsung terkait dengan hasil

perawatan yang diberikannya. Perawat harus mempertimbangkan

ketersediaan layanan, penyedia layanan, dan strategi dalam memberikan

pendidikan kesehatan pada saat merencanakan suatu pendidikan kesehatan

(Smeltzer & Bare, 2008).

2.2.8.1 Tujuan pendidikan Kesehatan

Pendidikan kesehatan merupakan hak dari pasien dalam menerima

perawatan dirinya. Pendidikan kesehatan berawal dari munculnya

pertanyaan yang diajukan oleh pasien tentang perawatan dan kesehatan

dirinya. Masyarakat Amerika menempatkan pendidikan sebagai bagian

dari tanggung jawab secara individu dalam meningkatkan kesehatannya

sendiri. Tim perawatan diwajibkan menyiapkan dan menyediakan sumber-

sumber tentang pendidikan kesehatan. Tanpa pengetahuan dan ketrampilan

perawat yang memadahi akan terjadi ketidakefektifan dalam memutuskan

keputusan yang akan dilakukan oleh pasien (Smeltzer & Bare, 2008).

Pasien dengan penyakit kronis sangat membutuhkan pendidikan kesehatan

yang cukup. Sumber-sumber informasi dengan mudah dapat diakses oleh

pasien sehingga usaha dalam meningkatkan pengetahuannya dapat dicapai

Analisis asuhan…., Aries Asmorohadi, FIK UI, 2014

Page 45: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20391123-SP-Aries...Spesialis Keperawatan (Sp.Kep) Medikal Bedah Peminatan Onkologi ARIES ASMOROHADI

27

Universitas Indonesia

dengan mudah. Partisipasi aktif dari pasien dan keluarga dalam

mendapatkan pengetahuan tentang perawatan dirinya, sehingga pendidikan

kesehatan tersebut dapat membantu pasien untuk beradaptasi dengan

penyakitnya, mencegah komplikasi, melaksanakan terapi yang ditentukan

dan untuk memecahkan masalah ketika menghadapi situasi yang baru

Akibat informasi yang tidak memadahi akan dapat menyebabkan krisis

dalam perawatan diri pasiennya (Smeltzer & Bare, 2008).

Tujuan dari pendidikan kesehatan adalah untuk mengajarkan seseorang

untuk menjalani kehidupannya dengan baik dan sehat serta berusaha

dengan kuat dalam mencapai tujuan akan kesehatan diri yang optimal.

Pendidikan juga merupakan setrategi untuk mengurangi biaya yang harus

dikeluarkan selama perawatan dirumah sakit dengan mencegah penyakit,

mengurangi pengobatan medis yang mahal, dan dapat menurunkan rawat

inap yang panjang. Lembaga pelayanan kesehatan selalu menawarkan

program-program kesehatan masyarakat seperti promosi dalam

meningkatkan kepuasan pasien dan mengembangkan citra positif lembaga

tersebut. Belajar dapat didefinisikan sebagai usaha untuk memperoleh

pengetahua, sikap, atau ketrampilan, sedangkan pengajaran didefinisikan

sebagai alat untuk membantu orang lain belajar. Salah satu faktor yang

paling signifikan mempengaruhi seseorang belajar adalah kesiapan untuk

belajar. Pada orang dewasa kesiapan belajar didasarkan pada budaya, nilai-

nilai pribadi, status fisik dan emosional serta pengalaman masa lalunya

(Smeltzer & Bare, 2008).

Kultur meliputi nilai-nilai, cita-cita dan perilaku serta tradisi yang

disiapkan sebagai kerangka kerja untuk menyiapkan pemecahan masalah

dan kekawatiran dari kehidupan sehari-hari. Setiap individu dengan lata

belakang yang berbeda akan memegang nilai-nilai dan gaya hidup serta

pilihan tentang perawatan yang bervariasi. Kultur sangat mempengaruhi

variaberl utama seperti kesiapan belajar akan sangat dipengaruhi oleh

bagaimana dia belajar dan informasi apa yang didapatkannya. Kadang

Analisis asuhan…., Aries Asmorohadi, FIK UI, 2014

Page 46: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20391123-SP-Aries...Spesialis Keperawatan (Sp.Kep) Medikal Bedah Peminatan Onkologi ARIES ASMOROHADI

28

Universitas Indonesia

seseorang tidak akan menerima pendidikan kesehatan yang dilakukan oleh

perawat karena bertentangan dengan kultur yang selama ini diyakini.

Perawat harus mengetahui nilai-nilai pasien yang tentang kesehatan

selama mendapatkan perawatan yang diberikan sehingga tidak terjadi

kesalahpahaman dan tidak terjalin kerjasama (Smeltzer & Bare, 2008).

Teknik dan metode pengajaran mampu meningkatkan pembelajaran jika

sesuai dengan kebutuhan mereka. Banyak teknik yang dikembangkan

seperti ceramah, demontrasi, belajar kelompok semua dapat ditingkatkan

dengan menyediakan bahan-bahan yang khusus sesuai dengan informasi

yang dibutuhkan. Demontrasi dan praktik merupakan bagian yang penting

dalam program pengajaran, terutama ketika mengajarkan ketrampilan.

Cara yang terbaik adalah menunjukkan atau mendemontrasikan didepan

mereka dan kemudian memberikan banyak kesempatan pada mereka untuk

melatih dirinya sendiri. Alat peraga yang mampu meningkatkan proses

pembelajaran adalah buku, pamflet, gambar, film, slide, audio, dan kaset

vidio. Alat peraga tersebut sangat penting sekali jika digunakan sesuai den

tepat sehingga dapat menghemat waktu dan biaya yang dikeluarkan untuk

melakukan pendidikan kesehatan (Smeltzer & Bare, 2008).

2.2.9 Kolostomi

Tindakan operasi reseksi pada kanker kolon dan rektum yang disertai

dengan prosedur tindakan laparotomi sering diakhiri dengan pembuatan

stoma. Stoma merupan suatu tindakan dengan membuat lubang pada

dinding perut atau abdomen yang berfungi sebagai tempat untuk

mengeluarkan kotoran feses atau urin (Kozier & Erb, 2009; Black &

Hawks, 2009). Terdapat banyak tipe dan macam dari enterostoma. Setiap

tipe memiliki ciri masing-masing, misalnya ileostomi cenderung

menghasilkan output yang lebih cair dibandingkan dengan kolostomi yang

menghasilkan output yang lebih padat menyerupai feses yang sebenarnya

Hal ini dikarenakan oleh fungsi kolon adalah untuk menyerap air (Black &

Hawks, 2009; Rasjidi, 2011). Lokasi kolostomi menentukan konsistensi tinja

Analisis asuhan…., Aries Asmorohadi, FIK UI, 2014

Page 47: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20391123-SP-Aries...Spesialis Keperawatan (Sp.Kep) Medikal Bedah Peminatan Onkologi ARIES ASMOROHADI

29

Universitas Indonesia

baik padat ataupun cair. Pada kolostomi transversum umumnya menghasilkan

feses lebih padat. Lokasi kolostomi ditentukan oleh masalah medis pasien dan

kondisi umum. Ada 3 jenis kolostomi, yaitu; kolostomi loop atau loop

colostomy, biasanya dilakukan dalam keadaan darurat, end colostomy,

terdiri dari satu stoma dibentuk dari ujung proksimal usus dengan bagian

distal saluran pencernaan. End colostomy adalah hasil pengobatan bedah

kanker kolorektal, double-barrel colostomy terdiri dari dua stoma yang

berbeda stoma bagian proksimal dan stoma bagian distal (Perry & Potter,

2005).

Jenis kolostomi berdasarkan lokasinya adalah transversokolostomi

merupakan kolostomi di kolon transversum. Sigmoidostomi yaitu suatu

tindakan kolostomi di area sigmoid, sedangkan kolostomi desenden adalah

kolostomi yang dibuat di area kolon desenden. Kolostomi asenden

merupakan suatu kolostomi yang dilakukan pada area asenden (Perry &

Potter, 2005; Black & Hawks, 2009).

2.2.9.1 Perawatan Kolostomi

Secara umum hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perawatan kolostomi

adalah edukasi pasien dan keluarganya, perawatan kolostomi secara rutin,

pemilihan kantung kolostomi, aktifitas yang direkomendasikan dan

pengaturan diet pasien dengan kolostomi Edukasi tentang kondisi stoma

seperti adanya edema stoma yang akan berlangsung mulai hari ke 5 sampai

ke 7 setelah operasi dilakukan. Stoma tidak berfungsi dalam 2 – 4 hari

setelah operasi. Drainase awal berupa mukus dan cairan serosanguinus

(Rasjidi, 2011).

Fungsi kolostomi akan mulai tampak pada hari ke 6 setelah operasi.

Perawat melakukan perawatan kolostomi sampai pasien dapat mengambil

alih perawatan ini. Perawatan kulit harus diajarkan bersamaan dengan

bagaimana menerapkan drainase kantung dan melaksanakan irigasi.

Menurut Smeltzer & Bare (2008), ada beberapa yang harus diperhatikan

Analisis asuhan…., Aries Asmorohadi, FIK UI, 2014

Page 48: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20391123-SP-Aries...Spesialis Keperawatan (Sp.Kep) Medikal Bedah Peminatan Onkologi ARIES ASMOROHADI

30

Universitas Indonesia

dalam menangani kolostomi, antara lain perawatan kulit, memasang

katung kolostomi dan mengangkat alat drainase.

Perawatan kulit pada kolostomi transversal, terdapat feses lunak dan

berlendir yang mengiritasi kulit. Pada kolostomi desenden atau kolostomi

sigmoid, feses agak padat dan sedikit mengiritasi kulit. Pasien dianjurkan

melindungi kulit peristoma dengan sering mencuci area tersebut

menggunakan sabun ringan, memberikan barrier kulit protektif di sekitar

stoma, dan mengamankannya dengan meletakan kantung drainase. Kulit

dibersihkan dengan perlahan menggunakan sabun ringan dan waslap

lembab serta lembut. Adanya kelebihan barrier kulit dibersihkan. Sabun

bertindak sebagai agen abrasif ringan untuk mengangkat residu enzim dari

tetesan fekal. Selama kulit dibersihkan, kasa dapat digunakan untuk

menutupi stoma.

Pemilihan kantung stoma diukur untuk menentukan ukuran kantung yang

tepat. Kulit dibersihkan terlebih dahulu sebelum barier kulit peristoma

dipasang. Kemudian kantung dipasang dengan cara membuka kertas

perekat dan menekanya di atas stoma. Iritasi kulit ringan memerlukan

tebaran bedak stomahesive sebelum kantung dilekatkan. Alat drainase

dapat diganti bila isinya telah mencapai sepertiga sampai seperempat

bagian sehingga berat isinya tidak menyebabkan kantung lepas dari diskus

perekatnya dan keluar isinya. Pasien dapat memilih posisi duduk atau

berdiri yang nyaman dan dengan perlahan mendorong kulit menjauh dari

permukaan piringan sambil menarik kantung ke atas dan menjauh dari

stoma. Tekanan perlahan mencegah kulit dari trauma dan mencegah

adanya isi fekal yang tercecer keluar.

2.2.9.2 Edukasi Perawatan Stoma

Edukasi pada pasien pertama kali adalah mengajarkan bagaimana memilih

kantung yang tepat untuk pasiennya. Pasien ditawarkan untuk mencoba

beberapa jenis kantung yang ada sesuai dengan kebutuhan dan

Analisis asuhan…., Aries Asmorohadi, FIK UI, 2014

Page 49: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20391123-SP-Aries...Spesialis Keperawatan (Sp.Kep) Medikal Bedah Peminatan Onkologi ARIES ASMOROHADI

31

Universitas Indonesia

kenyamanan pasien. Pertimbangan dalam memilih kantung selain nyaman,

aman, terjangkau harganya oleh pasien dan mudah untuk mendapatkan

kantung tersebut. Pemilihan kantung yang akan dipakai oleh pasien

seharusnya didiskusikan dengan perawat stoma, karena penggunaan

kantung akan berlangsung cukup lama (Black & Hawks, 2009).

Stoma yang sehat terlihat merah dan menonjol sekitar 2 cm dari

permukaan dinding perut. Kolostomi jenis end stoma, loop, atau doubel

barrel, akan mudah dilakukan perawatan stoma jika tidak terjadi

komplikasi seperti prolap, hernia, dan iritasi. Bentuk stoma yang menonjol

2 cm akan memudahkan dalam pemasangan kantung kolostomi. Stoma dan

kulit sekitarnya harus dibersihkan sampai bersih. Pencucian kulit sekitar

luka dapat menggunakan sabun dan pelaksaannya pembilasan dilakukan

sampai hilang sabunnya. Kemudian kulit sekitar stoma dikeringkan

sebelum dilakukan pemasangan kolostomi. Kondisi basah akan

menyebabkan kantung kolostomi tidak dapat menempel pada dinding perut

(Black & Hawks, 2009).

Pengukuran stoma dilakukan dengan membuat pola yang berukuran sama

dengan luas atau diameter stoma. Pembuatan pola ini bertujuan untuk

memastikan lubang kantung stoma tepat sesuai ukuran stoma yang akan

dipasang kantung kolostomi. Tahap berikutnya membuat lubang kantung

stoma yang dibuat sesuai pola yang sudah dibuat sebelumnya. Sebelum

memasangkan kantung stoma, harus memastikan kulit sekitar stoma

kering. Kemudian menempelkan kantung stoma ke tempat kolostomi dan

merekatkannya (Black & Hawks, 2009).

Membimbing dan mengajarkan teknik perawatan stoma kepada pasien

serta mengajari cara membuang atau mengosongkan kantung stoma.

Apabila kantung stoma telah terisi sepertiga bagian maka pasien

diharapkan membuang cairan atau feses yang ada dalam kantung stoma

tersebut (Black & Hawks, 2009). Edukasi perawatan kolostomi akan

Analisis asuhan…., Aries Asmorohadi, FIK UI, 2014

Page 50: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20391123-SP-Aries...Spesialis Keperawatan (Sp.Kep) Medikal Bedah Peminatan Onkologi ARIES ASMOROHADI

32

Universitas Indonesia

mudah dilakukan dengan menggunakan audovisual. Gambaran langsung

cara merawat kolostomi dapat diterima pasien dengan melihat film yang

berisi tentang perawatan stoma.

2.3 Teori Peaceful End of Life

Teori peaceful end of life dikembangkan oleh Cornelia M, Ruland dan Shirley

M, Moore. Teori ini berdasarkan pada model Donabedian yang dimulai dari

struktur, proses dan hasil yang dicapai. Pengembangan teori ini berasal dari

general system theory (Alligood & Tomey, 2010). Kontribusi pengembangan

teori ini berasal dari standar perawatan yang ingin membuat ide baru tentang

fenomena akhir hidup yang bahagia pada pasien dengan sakit terminal.

Standar perawatan ini dikembangkan oleh sekelompok perawat yang

berpengalaman di Norwegia. Sekelompok perawat ini memiliki pengalaman

lebih dari 5 tahun dan mempunyai pendidikan paska sarjana serta sudah

mendapatkan pelatihan atau seminar tentang pasien terminal. Mereka

mengidentifikasikan kebutuhan klinis pasien untuk membantu dalam

memberikan perawatan yang berkualitas. Ide atau wawasan baru yang

mempunyai kontribusi dalam peningkatan pengetahuan tentang intervensi

yang dapat dilakukan oleh perawat untuk menciptakan atau membantu pasien

dalam mencapai akhir hidup yang damai. Perawat klinis mempunyai

kesempatan untuk mengembangkan konsep peaceful end of life, namun

sebagian perawat tidak menerapkan teori ini sebagai panduan atau acuan

dalam asuhan keperawatan pada pasien dengan penyakit yang parah atau

terminal (Ruland & Moore, 1998).

Analisis asuhan…., Aries Asmorohadi, FIK UI, 2014

Page 51: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20391123-SP-Aries...Spesialis Keperawatan (Sp.Kep) Medikal Bedah Peminatan Onkologi ARIES ASMOROHADI

33

Universitas Indonesia

2.4 Hubungan Antara Lima konsep Utama Teori Peaceful End of Life

Peaceful End of Life

Tidak nyeri Nyaman Dihargai damai kedekatan

Monitoring dan

pemberian penghilang

nyeri

Pencegahan Monitoring

pembebasan ketidak

nyamanan fisik

Melibatkan pasien dalam pengambilan

keputusan

Memberikan dukungan emosional

Melibatkan orang

dekatnya dalam

perawatan

Menerapkan intervensi

farmakologis dan non

farmakologis

Memfasilitasi istirahat,

relaksasi dan

kepuasan hati

Mengobati pasien dengan empati,

hormat dan bermartabat

Monitoring kebutuhan pasien akan

obat anti kecemasan

Perhatian terhadap kedukaan lainnya,

kekawatiran dan

pertanyaan

Memberikan pasien atau orang lain

dengan panduan praktis

Pencegahan komplikasi

Memperhatikan ekspresi

kebutuhan pasien,

keinginan dan preferensi

Membangkitkan kepercayaan

Memberi kesempatan

untuk keluarga

dekat

Memberikan bantuan fisik pada orang

lain yang peduli, jika diinginkan

Sumber: Alligood & Tomey 2010

Analisis asuhan…., Aries Asmorohadi, FIK UI, 2014

Page 52: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20391123-SP-Aries...Spesialis Keperawatan (Sp.Kep) Medikal Bedah Peminatan Onkologi ARIES ASMOROHADI

34

Universitas Indonesia

2.5 Kriteria Hasil Sebagai Indikator Standar Teori Peaceful End of Life

Konsep tidak merasakan nyeri indikator standarnya adalah pasien tidak

merasakan nyeri. Konsep pengalaman nyaman indikator standarnya adalah

pasien tidak mengalami mual, muntah, kehausan, pasien mengalami

pengalaman kenyamanan yang optimal, pasien mengalami kenyaman

lingkungan. Konsep bermartabat dan dihormati indikator standarnya adalah

pasien dan keluarga berpartisipasi dalam pengambilan keputusan tentang

perawatan pasien, pasien dan keluarga selama dirawat merasa dihargai dan

dihormati. Konsep damai indikator standarnya adalah pasien dan keluarga

tetap mempunyai harapan yang baik, pasien dan keluarga mendapat bantuan

dan penjelasan terkait isue-isue tentang akhir kehidupan dari pasien, pasien

tidak meninggal sendirian dan pasien merasa damai. Konsep kedekatan

dengan orang yang bermakna dengan indikator ikut terlibat dalam merawat

pasien, mampu mengucapkan selamat tinggal sesuai dengan keyakinan, dan

mendapatkan informasi prosedur pemakaman (Ruland & Moore, 1998).

2.6 Kriteria Hasil Standar Peaceful End Of Life

Kriteria hasil yang pertama adalah pasien tidak mengalami nyeri, mual

kehausan, pengalaman kenyamanan yang optimal, apakah merasa damai dan

pasien tidak meninggal sendirian. Kriteria hasil yang kedua adalah pasien

dan keluarganya memiliki keyakinan bahwa mereka akan mendapatkan

pelayanan yang terbaik, menjaga harapan yang bermakna, terlibat dalam

pengambilan keputusan mengenai perawatan pasien, mendapatkan bantuan

dan menjelaskan isue-isue yang terkait dengan akhir kehidupan, pengalaman

lingkungan yang menyenangkan. Kriteria hasil yang ketiga adalah orang

lain yang bermakna yaitu mengambil bagian dalam merawat pasien, dapat

mengucapkan selamat tinggal sesuai dengan keyakinan atau budaya mereka,

dan ditawarkan kunjungan folow up setelah kematian (Ruland & Moore,

1998).

Analisis asuhan…., Aries Asmorohadi, FIK UI, 2014

Page 53: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20391123-SP-Aries...Spesialis Keperawatan (Sp.Kep) Medikal Bedah Peminatan Onkologi ARIES ASMOROHADI

35

Universitas Indonesia

2.7 Aplikasi Peaceful End of Life pada Asuhan Keperawatan Pasien Kanker

Seting struktur teori peaceful end of life menempatkan sistem kekeluargaan

sebagai bagian utama dari pasien yang sakit terminal. Pasien akan menerima

perawatan secara profesional pada perawatan akut di rumah sakit. Proses

asuhan keperawatan akan menetapkan dan merancang intervensi keperawatan

yang mempertimbangkan tujuan-tujuan yang ingin dicapai diantaranya; bebas

dari rasa nyeri, merasakan kenyamanan, perasaan bermartabat dan dihormati,

merasakan kedamaian, dan merasakan adanya kedekatan dengan orang yang

bermakna (Alligood & Tomey, 2010).

Fokus penerapan teori peaceful end of life bukan pada kematian, namun pada

kehidupan yang damai, berarti bagi keluarga dan orang lain diakhir hari-hari

terakhirnya. Hal ini mencerminkan kompleksitas dalam perawatan pasien

yang sakit parah atau terminal dan kebutuhan pasien dalam mengelola gejala

serta pengetahuan tentang cara menghilangkan nyeri. Untuk itu diperlukan

sikap peduli, kesadaran, kepekaan dan kasih sayang pada pasien terminal

(Ruland & Moore, 1998).

2.7.1 Pengkajian Keperawatan

Pendekatan pengkajian pasien kanker mengacu pada lima konsep dalam

teori peaceful end of life. Lima konsep utama adalah bebas dari rasa nyeri,

merasakan kenyamanan, pengalaman bermartabat dan dihormati,

merasakan kedamaian, dan merasakan adanya kedekatan dengan orang

yang bermakna (Ruland & Moore, 1998).

2.7.1.1 Pengkajian Nyeri

Tidak merasakan sakit pada teori ini didefinisikan dengan tidak

mempunyai pengalaman nyeri. Nyeri lanjut digambarkan sebagai

pengalaman yang tidak menyenangkan baik perasaan emosional atau

sensori yang mempunyai resiko terjadinya kerusakan jaringan dan atau

adanya bentuk suatu kerusakan (Ruland & Moore, 1998).

Analisis asuhan…., Aries Asmorohadi, FIK UI, 2014

Page 54: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20391123-SP-Aries...Spesialis Keperawatan (Sp.Kep) Medikal Bedah Peminatan Onkologi ARIES ASMOROHADI

36

Universitas Indonesia

Nyeri pada pasien kanker merupakan suatu fenomena subjektif yang

dipengaruhi oleh faktor fisik dan non fisik. Faktor fisik dapat berasal dari

berbagai bagian tubuh atau sebagai akibat dari terapi dan prosedur yang

dilakukan, termasuk operasi, kemoterapi dan radioterapi. Nyeri juga

dapat dianggap sebagai ungkapan suatu proses patologis tubuh, sehingga

pasien dengan keluhan nyeri harus dicari penyebabnya. Secara umum

nyeri ada beberapa jenis yaitu nyeri; nosispetif, neuropatik, radikular,

sentral, deferensiasi, simpatetik, dan psikogenik (Rasjidi, 2010).

Nyeri nosispetif berasal dari aktifitas nosispeptor pada semua jaringan

kecuali sistem saraf pusat. Informasi mengenai rasa nyeri ditransmisikan

dari jaringan yang terluka menuju ke kortek serebral. Nyeri neuropatik

berasal dari lesi saraf perifer atau sentral, sedangkan nyeri radikular

bersumber pada tulang belakang tertentu menjalar secara dermartomal

dari radik posterior yang bersangkutan. Nyeri sentral merupakan nyeri

yang berasal dari susunan saraf pusat, sedangkan nyeri deferensiasi

adalah nyeri kronik sebagai akibat dari hilangnya rangsangan aferen yang

masuk ke dalam susunan saraf sentral atau perifer. Nyeri simpatetik

bersumber dari lesi simpatis perifer. Nyeri psikogenik dapat diawali

dengan adanya konflik mental seseorang dapat memperoleh gangguan

somestesia. Pada umumnya psikogenik merupakan suatu konversi

histerik, yaitu penderitaan batin yang diproyeksikan menjadi rasa nyeri

secara fisik (Rasjidi, 2010).

Pengkajian nyeri terdiri dari dua komponen utama yaitu; riwayat nyeri

dan observasi langsung terhadap respon perilaku nyeri. Riwayat nyeri

memberikan kesempatan bagi klien untuk mengungkapkan rasa dengan

kat-katanya sendiri dan bagaimana mereka memandang nyerinya.

Pengkajian nyeri awal untuk orang yang sedang mengalami nyeri hebat,

mungkin hanya terdiri dari beberapa pertanyaan saja, sebelum intervensi

dilakukan. Namun sebaliknya bagi orang yang mengalami nyeri kronis

perawat harus lebih banyak memberikan pertanyaan yang berfokus pada

Analisis asuhan…., Aries Asmorohadi, FIK UI, 2014

Page 55: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20391123-SP-Aries...Spesialis Keperawatan (Sp.Kep) Medikal Bedah Peminatan Onkologi ARIES ASMOROHADI

37

Universitas Indonesia

mekanisme koping, keefektifan penatalaksanaan nyeri saat ini, dan

bagaimana nyeri dapat mempengaruhi aktifitas hidup sehari-hari. Data

yang harus dikumpulkan secara komprehensif meliputi; lokasi nyeri,

intensitas, kualitas, faktor presipitasi, faktor yang mengurangi,

pengalaman nyeri masa lalu, makna nyeri bagi orang tersebut, sumber

koping dan respon efektif (Kozier & Erb, 2009).

2.7.1.2 Pengkajian Nyaman

Perasaan nyaman didefinisikan sebagai kondisi yang bebas dari

ketidaknyamanan, kemudahan, kepuasan kedamaian dan apapun yang

membuat hidup lebih mudah dan menyenangkan (Ruland & Moore,

1998). Pengkajian untuk menilai kemampuan selama perawatan

menggunakan instrumen ECOG performance (eastern cooperative

oncology group). Penilaian ECOG dikembangkan oleh peneliti klinis dari

Amerika Serikat yang meneliti semua klien kanker yang berusia dewasa.

Status ECOG performance adalah skala yang digunakan untuk menilai

bagaimana penyakit pasien ini mengalami kemajauan, menilai bagaimana

penyakit ini dapat mempengaruhi kemampuan hidup sehar-hari, serta

menentukan prognosis dan pengobatan dengan tepat (Jones & Muzio,

2005).

Penilaian Status ECOG performance meliputi; skala 0 yang berarti klien

mampu melakukan aktifitas secara aktif tanpa dibatasi oleh adanya

gangguan akibat penyakit yang dirasakannya, skala 1 klien mampu

melakukan aktifitas pekerjaan fisik yang berat, namun untuk melakukan

aktifitas pekerjaan rumah ringan, pekerjaan kantor klien masih mampu

melaksanakannya, skala 3 klien mampu merawat diri sendiri, namun

tidak mampu untuk melakukan pekerjaan ringan, skala 4 klien hanya

mampu melakukan aktifitas di tempat tidur atau kursi roda dan tidak

mampu merawat dirinya sendiri, sedangkan pada skala 5 klien sudah

meninggal (Jones & Muzio, 2005).

Analisis asuhan…., Aries Asmorohadi, FIK UI, 2014

Page 56: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20391123-SP-Aries...Spesialis Keperawatan (Sp.Kep) Medikal Bedah Peminatan Onkologi ARIES ASMOROHADI

38

Universitas Indonesia

Pengkajian ketidaknyamanan pada klien dengan kanker dapat dilakukan

salah satunya dengan instrumen ESAS (edmonton symptom assessment

syatem). ESAS merupakan instrumen yang dipergunakan untuk

membantu dalam penilaian sembilan gejala yang umum pada pasien

perawatan paliatif meliputi; nyeri, kelelahan, mengantuk, mual, kurang

nafsu makan, depresi, kecemasan, sesak nafas, dan perasaan sejahtera.

ESAS didesain untuk menemukan gejala dari tingkat keparahan yang

dirasakan oleh pasien dengan memonitor perubahan gejala dari waktu ke

waktu (Alberta Health Service & Convenan Health, 2010).

2.7.1. 3 Pengkajian Pengalaman Bermartabat dan Dihormati

Pengalaman bermartabat didefinisikan sebagai manusia yang dihormati,

dihargai dan memiliki nilai yang layak ketika bermasyarakat. Ini

termasuk pengakuan dan dihormati karena tidak terkena kasus yang

melanggar nilai-nilai dan integritas pasien. Kelemahan, ketidakmampuan,

dan perasaan tidak berguna sering timbul dalam perasaan pasien selama

menjalani perawatan. Kesendirian selama perawatan kadang akan

membawa pikiran yang negatif dalam mengartikan situasi dan kondisi

sekarang. Mudah kecewa, tersinggung biasanya mengawali perasaan

tidak dihargai sebagai orang yang kuat. (Ruland & Moore, 1998).

2.7.1.4 Pengkajian Damai

Definisi untuk menjadi damai pada teori ini adalah perasaan tenang,

harmoni, dan kepuasan. Bebas dari ketakutan, kekawatiran dan

kecemasan. Perasaan tenang berawal dari kepuasan atas apa yang ingin

dicapai dalam kehidupannya. Tujuan hidup yang tidak rasional dilakukan

pada saat sakit seperti ini akan menimbulkan perasaan kecewa terhadap

dirinya sendiri. Tujuan hidup sekarang harus melihat keadaan diri pasien,

sehingga tujuan yang berasal dari suatu keinginan dapat terpenuhi.

Pendekatan spiritual dalam merumuskan tujuan hidup akan lebih terasa

bermakna, sehingga kehidupan yang dijalani akan mendapatkan manfaat

secara spiritual. Kepuasan merupakan bentuk perasaan sukses akan

Analisis asuhan…., Aries Asmorohadi, FIK UI, 2014

Page 57: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20391123-SP-Aries...Spesialis Keperawatan (Sp.Kep) Medikal Bedah Peminatan Onkologi ARIES ASMOROHADI

39

Universitas Indonesia

keberhasilan mencapai tujuan yang ditentukannya. Kehidupan yang

harmoni dan selaras dengan tercapainya tujuan hidup. Pendekatan

psikososial dan spiritual akan lebih berperan dalam menciptakan

keharmonian diri pasien (Ruland & Moore, 1998).

2.7.1.5 Pengkajian Kedekatan dengan Orang yang Bermakna

Kedekatan orang lain yang signifikan pada teori ini maksudnya perasaan

berhubungan dengan orang lain dan terjadi kepedulian. Peranan keluarga,

sahabat dan rekan kerja dirasakan selama pasien sakit. Kunjungan dan

dukungan kepada pasien pada masa perawatan sangat berpengaruh pada

kondisi pasien. Hubungan komunikasi yang hangat dengan saudara,

kerabat sangat diharapkan pada masa-masa seperti ini. Pasien harus

menjalani perawatan di rumah sakit yang jauh dari kerabat dan keluarga

menimbulkan perasaan asing dan merasa sendiri dan tidak ada tempat

untuk berkomunikasi secara fisik. (Ruland & Moore, 1998).

2.7.2 Diagnosis Keperawatan

Diagnosa keperawatan merupakan label singkat yang menggambarkan

kondisi pasien yang diobservasi di klinik. Kondisi ini berupa masalah-

masalah aktual atau potensial atau diagnosis sejahtera (Wilkinson, 2012).

Pendekatan teori peaceful end of life pada diagnosa keperawatan

dikembangkan dari lima konsep peaceful end of life yang terdiri dari;

masalah nyeri, ketidaknyamanan, perasan tidak bermartabat dan dihormati,

tidak merasakan kedamaian, dan tidak merasakan adanya kedekatan

dengan orang yang bermakna (Ruland & Moore, 1998). Namun demikian

didalam perumusan diagnosa keperawatan yang digunakan dalam asuhan

keperawatan pasien dengan kanker kolon tetap mengacu pada terminologi

NANDA (north american nursing diagnosis association) (Wilkinson,

2012).

Analisis asuhan…., Aries Asmorohadi, FIK UI, 2014

Page 58: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20391123-SP-Aries...Spesialis Keperawatan (Sp.Kep) Medikal Bedah Peminatan Onkologi ARIES ASMOROHADI

40

Universitas Indonesia

2.7.3 Intervensi Keperawatan

Intervensi dalam asuhan keperawatan pasien dengan kanker kolon

mengacu pada nursing intervention classification (NIC) yang secara

komprehensif mengklasifikasikan standar intervensi yang dijadikan

pedoman perawat (Bulechek, 204). Kriteria hasil yang sesuai dengan Teori

peaceful end of life adalah tetap mengaju pada lima konsep teori tersebut.

Kriteria hasil nyeri, diharapkan pasien tidak merasakan atau mengalami

nyeri, mual, kehausan, pengalaman kenyamanan yang optimal, damai dan

pasien tidak meninggal sendirian. Kriteria hasil nyaman, pasien dan

keluarganya memiliki keyakinan bahwa mereka akan mendapatkan

pelayanan yang terbaik, menjaga harapan yang bermakna, terlibat dalam

pengambilan keputusan mengenai perawatan pasien, mendapatkan bantuan

dan menjelaskan isue-isue yang terkait dengan akhir kehidupan,

pengalaman lingkungan yang menyenangkan. Kriteria hasil damai adalah

orang lain yang bermakna mampu mengambil bagian dalam merawat

pasien, dapat mengucapkan selamat tinggal sesuai dengan keyakinan atau

budaya mereka, dan ditawarkan kunjungan folow up setelah kematian

(Ruland & Moore, 1998).

2.7.4 Evaluasi Keperawatan

Proses asuhan keperawatan untuk melakukan implementasi dan evaluasi

merupakan proses yang komplek dan dinamis. Praktek perawat spesialis

dalam melakukan evaluasi harus berdasarkan prinsip-prinsip dan nilai-nilai

sebagai perawat spesialis yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pasien

melalui asuhan keperawatan yang terkoordinasi yang melibatkan hubungan

kolaboratif antara petugas kesehatan (Lukosius & DiCenco, 2004).

Analisis asuhan…., Aries Asmorohadi, FIK UI, 2014

Page 59: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20391123-SP-Aries...Spesialis Keperawatan (Sp.Kep) Medikal Bedah Peminatan Onkologi ARIES ASMOROHADI

41

Universitas Indonesia

BAB 3

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KASUS KELOLAAN

Bab 3 berisi tentang gambaran asuhan keperawatan dengan penerapan teori

peaceful end of life dan penerapan evidence base nursing dan pelaksanaan proyek

inovasi dalam keperawatan di ruang Teratai Rumah Sakit Kanker Dharmais

Jakarta.

3.1 Diskripsi Kasus Kelolaan Utama

Tn. S, Usia 33 tahun, nomer rekam medis 317406300, jenis kelamin laki-

laki, pendidikan tamat SMU, pekerjaan karyawan swasta, status belum

menikah, agama islam, masuk rumah sakit tanggal 28 Januari 2014, dirawat

di kamar 601 ruang Teratai Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta, dengan

diagnosa kanker kolon stadium IV (T4,N1,M1). Pengkajian dilakukan pada

tanggal 26 Pebruari 2014 jam 09.00 WIB. Status antropometri dengan berat

badan 48 kg, tinggi badan 164 cm, IMT 17,8.

Riwayat kesehatan pasien dengan sakit seperti ini sudah dimulai sejak bulan

Oktober 2012. Sebelumnya pasien telah mendapat perawatan di swasta di

Jakarta serta dilakukan tindakan operasi laparotomi dengan kolostomi. Hasil

pemeriksaan patologi anatomi (PA) pasien terdiagnosa kanker kolon stadium

IIIb. Pasien pernah mendapat kemoterapi sampai terjadi luka ekstravasasi

akibat pemberian kemoterapi daerah pada mata kaki kiri, namun saat ini

hanya terlihat bekas lukanya, pasien tidak tahu berapa kali diberikan

kemoterapi. Empat bulan kemudian sekitar bulan Pebruari 2013 pasien

dirujuk ke RSKD Jakarta. Pasien di RSKD diberikan kemoterapi selama 6

kali dan 1 kali remisi. Pada tanggal 20 pebruari 2014 pasien dilakukan

operasi laparotomi untuk penutupan kolostomi. Satu minggu setelah itu

pasien mengeluh tidak bisa buang air besar dan sudah diberikan tindakan,

namun tetap tidak ada perubahan.

41

Analisis asuhan…., Aries Asmorohadi, FIK UI, 2014

Page 60: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20391123-SP-Aries...Spesialis Keperawatan (Sp.Kep) Medikal Bedah Peminatan Onkologi ARIES ASMOROHADI

42

Universitas Indonesia

Pada saat dilakukan pengkajian pasien mengeluh bagian bekas jahitan

laparotomi di perutnya perutnya terasa nyeri seperti berdenyut, hilang timbul

dengan skala nyeri 6, pasien meringis saat menahan nyerinya ketika merubah

posisi setengah duduk, saat ini pasien hanya terbaring, setiap mobilisasi

miring kanan atau kiri pasien terlihat menahan nyeri. Pada perut bagian

kuadran 3 terpasang selang klem terbuka dengan produksi cairan yang

berwarna kehijauan dengan konsistensi cair sejumlah 900cc. Terdapat luka

jahitan stapler laparotomi mulai dari daerah gaster sampai dibawah umbilikus

dengan panjang luka ± 10 cm, sekitar luka kemerahan, dari jahitan yang

sepertiga atas dan tengah keluar cairan yang berwarna hijau sejumlah 450cc,

dan pus. Jumlah urin 750. Auskultasi: bising usus 3 kali/mnt, teraba distensi,

di sebelah kuadran kanan atas teraba keras. terpasang infus triway dengan line

I amiparen per 12 jam dan line II NaCl 0.9% per 12 jam. Terpasang dower

kateter produksi 750 cc dan hasil perhitungan balance cairan -620 cc.

Pasien sebenarnya tidak mengalami gangguan dalam beraktivitas, akan tetapi

pasien merasa badannya lemah yang menjadikan pasien kurang bertenaga.

Saat ini aktifitas dilakukan di tempat tidur dan pasien dalam memenuhi

kebutuhan sehari-hari dibantu oleh perawat dan ibunya. Pasien tidak

mengalami gangguan dalam pemenuhan kebutuhan istirahat tidur, hanya

karena sering tertidur di siang hari maka malam harinya kadang tidurnya

sampai malam sehingga saat ini istirahat tidurnya tidak ditemukan gangguan.

Persepsi pasien menunjukkan bahwa dia mampu beraktifitas secara normal,

akan tetapi pasien merasakan lemah dan seakan-akan tidak ada energi.

Keluarga memberi dukungan dan membantu dalam mobilisasi dan memenuhi

kebutuhan sehari-hari.

Hasil riwayat penyakit dahulu pasien tidak memiliki riwayat alergi, asma

ataupun diabetes militus. Hasil riwayat kesehatan keluarga pasien

mengatakan dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit seperti ini.

keluarga tidak ada yang menderita penyakit seperti pasien ataupun penyakit

kanker yang lain, demikian juga keluarga dari ibu pasien juga tidak ada yang

Analisis asuhan…., Aries Asmorohadi, FIK UI, 2014

Page 61: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20391123-SP-Aries...Spesialis Keperawatan (Sp.Kep) Medikal Bedah Peminatan Onkologi ARIES ASMOROHADI

43

Universitas Indonesia

menderita penyakit pasien. Hasil anamnesa keluarga nenek dan kakek pasien

tidak diketahui karena sudah meninggal. Pasien memiliki riwayat merokok 1

bungkus tiap hari dan suka mengkosumsi mie instan sejak duduk di SMP.

Hasil pemeriksaan fisik menunjukkan keadaan umum pasien sakit sedang

dengan kesadaran komposmentis, status ECOG performance (eatern

cooperative oncology group) 4. Observasi tanda-tanda vital; tekanan darah

110/80 mmHg, nadi 96 x/mnt, pernafasan 22 x/mnt, suhu 37,2oC. bunyi

jantung S1 dan S2 tunggal, murmur (-), gallop (-). Capillary Refill < 3

detik, akral hangat, wheezing (-), ronchi (-), batuk (-), vocal fremitus

simetris paru kanan-kiri, gerakan paru simetris, retraksi suprasternal tidak

ada. Hasil pemeriksaan laboratorium tanggal 25 Pebruari 2014; hemoglobin

10,9 g/dl, lekosit 18,31 . 103

/µL, trombosit 398 x 103

/µL, eritrosit 4.98 106

/µL dan hematokrit 43.7% sedangkan hasil pemeriksaan natrium (Na+) 137

mmol/L, kalium (K+) 3.5 mmol/L, dan clorida (CL

-) 98,1%. Pemeriksaan

albumin total 5,6 g/dl, albumin 2,6g/dl dan globulin 3,0 g/dl, sedangkan

urem 38 mg/dl dan kreatinin 0,47 mg/dl.

Terapi medis pasien mendapatkan; infus NaCl 0,9% dosis 500 cc tiap 12

jam melalui intravena, amiparen dosis 500 cc tiap 12 jam melalui intravena,

tramadol 100 mg melalui intravena tiap 8 jam, cefotaksim 1 gram tiap 12

jam melalui intravena, dan parasetamol 3 x 1 tab, serta diet cair 100 cc tiap

6 jam.

3.2 Penerapan Peaceful End Life Thoery

Asuhan keperawatan yang dilakukan pada Tn. S menggunakan teori peaceful

end of life. Teori ini diaplikasikan dengan menguraikan lima konsep mulai

dari nyeri, rasa nyaman, bermartabat, damai, dan kedekatan dengan orang

yang bermakna. Pendekatan lima konsep ini dimulai dari pengkajian dengan

menempatkan dan mengelompokkan data-data pasien ke dalam lima konsep

peaceful end of life.

Analisis asuhan…., Aries Asmorohadi, FIK UI, 2014

Page 62: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20391123-SP-Aries...Spesialis Keperawatan (Sp.Kep) Medikal Bedah Peminatan Onkologi ARIES ASMOROHADI

44

Universitas Indonesia

3.2.1 Pengkajian Keperawatan

Pengkajian yang dilakukan pada Tn.S dengan pendekatan teori peaceful

end of life. Pendekatan ini dilakukan dengan mengelompokkan data pasien

berdasarkan lima konsep dari teori peaceful end of life.

3.2.1.1 Nyeri

Pasien mengeluh nyeri pada bagian abdomen dan menjalar ke sekitarnya.

kualitas nyeri yang dirasakan seperti nyeri di seluruh perutnya seperti

berdenyut, hilang timbul dengan durasi hilang timbul lebih dari 15 menit,

nyeri akan dirasakan saat dilakukan perawatan luka dan saat

menggerakkan tubuhnya untuk miring atau duduk, intensitas nyeri

sedang dengan skala 6 nyeri berkurang jika diistirahatkan. Perilaku

dengan ekspresi menahan nyeri terlihat ketika nyeri itu timbul. Pasien

kadang meringis sambil memegangi perutnya. Pemberian obat dirasakan

oleh pasien, namun beberapa saat saja, nyeri akan timbul kembali ketika

menggerakkan badannya. Nilai skor ESAS 6.

3.2.1.2 Rasa nyaman

Berdasarkan pengkajian terbebas dari rasa kenyamanan pasien berasal

dari adanya nyeri, adanya luka operasi diarea umbilikal yang terus

mengeluarkan cairan yang berbau. Ketidakmampuan dalam merawat diri

pasien dapat dikaji dengan nilai skore ECOG performance 4, semua

aktifitas dibantu oleh perawat dan keluarga. Kepuasan tentang kedamaian

yang sampai saat ini pasien merasa bosan dengan kondisi sakit yang tidak

sembuh-sembuh. Pengkajian perasaan nyaman dikaji dengan instrumen

ESAS diantaranya adalah skor ESAS kelelahan 7. Aktifitas sehari-hari

sebagian di bantu, berpakaian, toileting, dan mandi. skor ESAS mual 6,

skor ESAS tidak nafsu makan 6. Setiap kali cairan masuk sering

dimuntahkan lagi. Cairan masuk melalui oral 100 cc.

Analisis asuhan…., Aries Asmorohadi, FIK UI, 2014

Page 63: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20391123-SP-Aries...Spesialis Keperawatan (Sp.Kep) Medikal Bedah Peminatan Onkologi ARIES ASMOROHADI

45

Universitas Indonesia

3.2.1.3 Rasa bermartabat dan dihargai

Pasien merasa saat merasa senang karena masih merasa diakui sebagai

orang yang bermartabat. Hal ini terlihat selama dirawat temen-temennya

juga banyak yang menjenguk ke rumah sakit dan selama sakit ibunya

selalu menungguinya. Saudaranya juga banyak memberikan dukungan

materiil dan non materiil selama pasien dirawat. Pasien berharap

memperoleh pelayanan terbaik untuk pemulihan fisiknya. Pasien saat ini

merupakan pasien jamkesmas, pasien tidak merasa malu sebagai pasien

jamkesmas justru sebaliknya pasien merasa bersyukur karena biaya

pengobatannya dapat ditanggung oleh pemerintah. Pasien mengaku

sampai saat ini merasa tetap dihargai dan dihormati oleh masyarakat

karena pasien tidak pernah terlibat dengan masalah-masalah atau kasus

yang sifatnya negatif dimasyarakat. Sebelum sakit pasien bekerja sebagai

karyawan, namun kedepan dimungkinkan pasien tidak dapat menjalani

pekerjaan diperusahaannya karena kesehatannya, namun pasien tetap

mempunyai nilai-nilai integritas. Pasien meminta dukungan keluarga

dalam menjalani pengobatan di rumah sakit. Pasien juga minta dukungan

perawat untuk memberikan perawatan yang terbaik bagi dirinya.

3.2.1.4 Kedamaian

Pasien merasa takut, kawatir dan cemas dengan kondisi kesehatannya.

Pasien tidak bisa membayangkan akan menderita sakit seperti ini karena

sebelumnya pasien sehat dan tidak ada keluhan sakit yang parah. Pasien

kadang merasa pesimis dengan kondisi kesehatannya serta proses terapi

yang akan dilanjutkan. Pasien kadang merasa tenang ketika sedang

menjalankan sholat, dan berzikir kepada Alloh. Saat ini pasien sering

mendekatkan diri dan berdoa untuk dirinya. skor ESAS cemas 5, dan

pasien juga masih sering bertanya tentang sakitnya apa bisa sembuh dan

pasien mengatakan bingung apa yang harus dilakukan jika masih sakit

seperti sekarang.

Analisis asuhan…., Aries Asmorohadi, FIK UI, 2014

Page 64: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20391123-SP-Aries...Spesialis Keperawatan (Sp.Kep) Medikal Bedah Peminatan Onkologi ARIES ASMOROHADI

46

Universitas Indonesia

3.2.1.5 Kedekatan dengan orang yang bermakna

Pasien merasa dekat sangat senang ibunya memberi dukungan yang

sangat baik. Hal ini terlihat selama di rumah sakit selalu ditunggu oleh

ibunya dan pemenuhan kebutuhannya selalu dibantu oleh ibunya.

3.2.2 Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan pada kasus ini mengacu pada NANDA dalam

melakukan proses asuhan keperawatan. Berdasarkan data hasil pengkajian

maka diagnosa keperawatan adalah sebagai berikut;

1. Nyeri kronis berhubungan dengan proses perkembangan penyakit

akibat infiltrasi sel kanker ke jaringan sekitar ditandai oleh keluhan

nyeri pada bagian abdomen dan menjalar ke sekitarnya. Kualitas nyeri

yang dirasakan seperti nyeri di seluruh perutnya seperti berdenyut,

hilang timbul dengan durasi hilang timbul lebih dari 15 menit. Nyeri

akan dirasakan saat dilakukan perawatan luka dan saat menggerakkan

tubuhnya untuk miring atau duduk. Intensitas nyeri sedang dengan

skala 6 nyeri berkurang jika diistirahatkan. Perilaku dengan ekspresi

menahan nyeri terlihat ketika nyeri itu timbul. Skor ESAS 6.

2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan ketidakmampuan untuk menyerap nutrien akibat faktor biologis

ditandai dengan pasien mengatakan mual, muntah, dan terasa sebah,

berat badan 48 kg, tinggi badan 164cm, IMT 17,8 atau kurus.

Pemeriksaan albumin total 5,6 g/dl, albumin 2,6g/dl, globulin 3,0g/dl,

dan hemoglobin 10,9 gr%. Skor ESAS mual 6, skor ESAS tidak nafsu

makan 6.

3. Pembentukan fistula berhubungan dengan keterlambatan pemulihan

paska bedah akibat infeksi ditandai dengan terdapat luka jahitan stapler

laparotomi mulai dari daerah gaster sampai dibawah umbilikus dengan

panjang luka ± 10 cm, dari jahitan yang sepertiga atas dan tengah

Analisis asuhan…., Aries Asmorohadi, FIK UI, 2014

Page 65: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20391123-SP-Aries...Spesialis Keperawatan (Sp.Kep) Medikal Bedah Peminatan Onkologi ARIES ASMOROHADI

47

Universitas Indonesia

keluar cairan yang berwarna hijau sejumlah 450 cc, dan pus, terjadi

iritasi dan kemerahan sekitar luka, lekosit 18,8 x 103.

4. Resiko ketidakseimbangan volume cairan berhubungan dengan asupan

cairan yang tidak adekuat sekunder akibat kanker kolon ditandai dengan

setiap kali cairan masuk sering dimuntahkan lagi, intake cairan

parenteral 2000 ml, per oral 100 ml dan output produksi cairan drain

900 ml, pada kantung stoma 450 ml, urin 750 ml dan IWL 720 ml.

Balance cairan -620 ml.

5. Ansietas berhubungan dengan adanya ancaman dan perubahan status

kesehatannya ditandai dengan skor ESAS cemas 5. Pasien juga masih

sering bertanya tentang sakitnya apa bisa sembuh. Pasien mengatakan

bingung apa yang harus dilakukan jika masih sakit seperti sekarang ini.

6. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan kekuatan

yang ditandai dengan pasien mengeluh lemas dan merasa tidak berdaya.

skor ESAS kelelahan 7. Aktifitas sehari-hari sebagian di bantu,

berpakaian, toileting, dan mandi. Nilai ECOG 4.

3.2.3 Penetapan Tujuan

Diagnosa keperawatan nyeri kronis berhubungan dengan proses

perkembangan penyakit akibat infiltrasi sel kanker ke jaringan. Setelah

dilakukan tindakan manajemen nyeri, pasien akan mampu mengontrol nyeri

(1605) dengan kriteria mampu menyatakan rasa nyaman setelah nyerinya

berkurang, mampu menggunakan non analgesik untuk menghilangkan nyeri,

mampu menggunakan analgetik yang direkomendasikan, mampu melakukan

pencatatan perkembangan nyerinya dengan ESAS.

Diagnosa keperawatan ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan untuk menyerap nutrien akibat

faktor biologis. Setelah dilakukan tindakan nutritional status fluid and

intake (1008) dan nutritional status nutrien intake (1009) dengan kriteria

Analisis asuhan…., Aries Asmorohadi, FIK UI, 2014

Page 66: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20391123-SP-Aries...Spesialis Keperawatan (Sp.Kep) Medikal Bedah Peminatan Onkologi ARIES ASMOROHADI

48

Universitas Indonesia

peningkatan cairan intavena, peningkatan nutrisi parenteral, masukan

kalori, karbohidrat, protein dan lemak.

Diagnosa keperawatan pembentukan fistula berhubungan dengan

keterlambatan pemulihan paska bedah akibat infeksi. Setelah dilakukan

tindakan wound healing; secondary intention (1103) dengan kriteria terjadi

penurunan ukuran luka, pus tidak ada, tidak ada tanda inflamasi sekitar luka,

tidak ada eritema sekitar luka, tidak ada fistula atau tanneling.

Diagnosa keperawatan resiko ketidakseimbangan volume cairan

berhubungan dengan asupan cairan yang tidak adekuat sekunder akibat

kanker kolon. Setelah dilakukan tindakan nutritional status food & fluid

intake (1008) dengan kriteria pemasukan cairan secara intravena dan

pemasukan cairan secara parenteral.

Diagnosa keperawatan ansietas berhubungan dengan adanya ancaman dan

perubahan status kesehatannya. Setelah dilakukan tindakan anxiety self

control (1402) dengan kriteria pasien dapat mencari informasi yang dapat

menurunkan kecemasannya, pasien mampu merencanakan strategi koping

yang efektif, mampu menggunkan teknik relaksasi untuk menurunkan

cemas.

Diagnosa keperawatan hambatan mobilitas fisik tingkat 3 berhubungan

dengan penurunan kekuatan. Setelah dilakukan tindakan body positioning

self initiated (0203) dengan kriteria pasien mampu berganti posisi dari tidur

ke duduk, dari duduk ke berdiri, dan pasien mampu berjalan kedepan dan

mundur ke belakang.

3.24 Intervensi Keperawatan

Intervensi yang dilakukan dalam asuhan keperawatan pasien kanker kolon

ini mengacu pada NIC (nursing intervention classification)

Analisis asuhan…., Aries Asmorohadi, FIK UI, 2014

Page 67: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20391123-SP-Aries...Spesialis Keperawatan (Sp.Kep) Medikal Bedah Peminatan Onkologi ARIES ASMOROHADI

49

Universitas Indonesia

3.2.4.1 Pain Management (1400)

Tindakan utama yang dilakukan adalah melakukan pengkajian secara

komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, onset, dan durasi secara

berkala. mengajarkan teknik nonfarmakologi berupa relaksasi nafas

dalam dan dan imajinasi terbimbing saat merasakan nyeri, memberikan

obat analgetik tramadol 3 x 100 mg lewat intravena, menganjurkan

pasien untuk beristirahat yang cukup dan mengevaluasi keefektifan

kontrol nyeri pasien setelah dilakukan intervensi keperawatan.

3.2.4.2 Nutrition Therapy (1120)

Tindakan yang dilakukan adalah melakukan pengkajian kebutuhan nutrisi

secara yang lengkap dan tepat, memonitor makanan dan cairan yang

masuk dan menghitung intake kalori, melakukan kolaborasi dengan diet

terkait kebutuhan kalori dan jenis nutrisi yang dibutuhkan pasien,

memilihkan nutrisi tambahan yang tepat, memberikan pasien nutrisi

tinggi protein dan kalori, memonitor kadar albumin, hemoglobin dan

hematokrit.

3.2.4.3 Woundcare: Closed Drainage (3662)

Tindakan yang dilakukan adalah menutup luka dengan system drainage

atau parcel dressing dengan menggunakan kantong stoma, mencatat

volume dan karakteristik cairan yang keluar, memonitor kantong stoma

tidak ada penyumbatan drainase, mengganti dressing, dan membuang

sisa kotoran serta cairan drainage.

3.2.4.4 Fluid Management (4120)

Tindakan yang dilakukan adalah mempertahankan catatan intake dan

output yang akurat, memonitor status hidrasi seperti kelembaban mukosa

mulut, nadi dan tekanan darah orthostatik, melakukan kolaborasi

pemberian cairan intravena dan pemberian cairan melalui parenteral,

memonitor keseimbangan cairan.

Analisis asuhan…., Aries Asmorohadi, FIK UI, 2014

Page 68: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20391123-SP-Aries...Spesialis Keperawatan (Sp.Kep) Medikal Bedah Peminatan Onkologi ARIES ASMOROHADI

50

Universitas Indonesia

3.2.4.5 Anxiety Reduction (5820)

Tindakan yang dilakukan adalah melakukan pendekatan yang

menentramkan pasien, menjelaskan semua prosedur yang akan

dilakukan, memberikan informasi yang nyata tentang diagnosis dan

pengobatannya, membantu pasien dalam mengambil keputusan,

membantu pasien mengidentifikasi situasi dan faktor pencetus cemas,

dukung aktifitas yang dapat menurunkan kecemasan, anjurkan pasien

untuk melakukan relaksasi.

3.2.4.6 Energy Management (0180)

Tindakan yang dilakukan adalah memonitor tanda-tanda vital sebelum

dan sesudah latihan dan melihat respon pasien saat latihan,

mengkonsultasikan dengan fisioterapis tentang rencana ambulasi sesuai

kebutuhan, mengajarkan pada pasien dan keluarga tentang tehnik

ambulasi, melatih pasien dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari secara

mandiri, mendampingi dan membantu pasien saat mobilisasi dan

membantu pemenuhan kebutuhan sehari-hari, mengajarkan bagaimana

merubah posisi dan memberikan bantuan jika diperlukan.

3.2.5 Evaluasi

Tindakan evaluasi keperawatan merupakan tahap akhir dari proses asuhan

keperawatan yang dilakukan. Evaluasi perkembangan pasien dilakukan

dengan menilai efektifitas dari implementasi keperawatan.

3.2.5.1 Nyeri Kronis

Setelah dilakukan tindakan manajemen nyeri baik secara farmakologi

dan non farmakologi keluhan nyeri pasien berkurang dengan penilaian

skala nyeri 3. Pasien mampu menggunakan tehnik relaksasi dan distraksi

serta mampu mencatat perkembangan nyeri yang dirasakannya dengan

melakukan pengkajian ESAS. Manajemen nyeri tetap dilakukan selama

pasien mengeluh nyeri.

Analisis asuhan…., Aries Asmorohadi, FIK UI, 2014

Page 69: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20391123-SP-Aries...Spesialis Keperawatan (Sp.Kep) Medikal Bedah Peminatan Onkologi ARIES ASMOROHADI

51

Universitas Indonesia

3.2.5.2 Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan

Setelah dilakukan nutritional status fluid and intake dan nutritional

status nutrien intake, pasien menerima tambahan terapi parenteral

climinix 1000cc tiap 24 jam dan amiparen 500cc tiap 12 jam, masukan

kalori, karbohidrat, protein dan lemak. Masukan nutrisi cair melalui oral

300cc setiap hari tidak dimuntahkan.

3.2.5.3 Pembentukan Fistula

Setelah dilakukan intervensi terjadi penurunan ukuran luka yang semula

10cm menjadi 3 cm berupa fistula di bekas jahitan atas dan 2 cm berupa

fistula di bekas jahitan tengah. Eksudat pus produksi sedikit dan produksi

dari kedua fistule 950 ml, berwarna hijau dan berbau feses, tidak terjadi

iritasi sekitar luka

3.2.5.4 Risiko Ketidakseimbangan Volume Cairan

Setelah dilakukan intervensi keperawatan nutritional status food & fluid

intake pemberian terapi melalui pemasukan cairan amiparen secara

intravena 1000 ml dan pemasukan cairan climinix secara intravena 1000

ml dan oral 400 ml. Balance cairan intake cairan parenteral 2000 ml, per

oral 500 ml dan output produksi, pada kantung stoma 950 ml, urin 850

ml dan IWL 720 ml. Balance cairan -120 ml.

3.2.5.5 Ansietas

Setelah dilakukan tindakan dalam mengatasi kecemasan, maka pasien

dapat beradaptasi dengan kecemasannya dengan skor ESAS 2. Hal ini

ditunjukkan dengan wajah yang lebih rilek dan tenang. Pasien

mengatakan ketenangan terasa ketika mendekatkan diri pada Alloh.

3.2.5.6 Hambatan Mobilitas Fisik

Setelah dilakukan tindakan body positioning self initiated pasien sudah

mampu ke toilet sendiri, duduk, berdiri dan berjalan tanpa bantuan,

namun aktifitas pasien tidak dapat dilakukan terlalu lama dan pasien

Analisis asuhan…., Aries Asmorohadi, FIK UI, 2014

Page 70: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20391123-SP-Aries...Spesialis Keperawatan (Sp.Kep) Medikal Bedah Peminatan Onkologi ARIES ASMOROHADI

52

Universitas Indonesia

masih mengeluh kelelahan jika terlalu lama aktifitas. Tanda-tanda vital

tekanan darah 110/60 mmHg, denyut nadi 68x/menit, pernafasan

18x/menit. Skor ESAS kelemahan 2, Nilai ECOG 2.

3.3 Edukasi Perawatan Kolostomi Berdasarkan Evidence Based Nursing

3.3.1 Latar Belakang

Kejadian infeksi dapat terjadi akibat kontaminasi luka laparotomi yang

letaknya berdekatan dengan kolostomi. Lubang stoma yang mengeluarkan

cairan dan feses dimungkinkan dapat mengkontaminasi luka laparotomi

(Murwani, 2009). Penggunaan kantong stoma menurut penelitian Lyiod,

(2000) menemukan adanya masalah kulit seperti dermatosis termasuk iritasi

yang disebabkan oleh kebocoran tinja dan cairan. Selain itu juga

ditemukannya penyakit psoriasis, infeksi dan reaksi alergi terhadap

pemakaian kontung stoma. Hasil penelitian Piccinellil, Brazzale, dan Saracco,

(2009) menunjukkan bahwa dari 48 pasien, 35 (73%) menyatakan tidak ada

masalah kulit tapi secara keseluruhan 27 pasien memiliki gangguan kulit dan

13 terdeteksi oleh perawat stoma memiliki erosi kulit.

Keberadaan stoma pada pasien akan menimbulkan masalah psikologis yang

secara signifikan akan mempengaruhi angka morbiditas pasien, kurangnya

pengetahuan tentang kolostomi dan perawatannya dapat diatasi dengan

adanya edukasi pre dan post operasi serta dukungan psikologis dari keluarga.

Edukasi tentang kolostomi akan berdampak pada peningkatan kesejahteraan

dari pasien. Peningkatan biaya akibat dari perawatan yang lama paska operasi

yang disebabkan oleh karena pasien yang belum mampu melakukan

perawatan kolostomi secara mandiri. Perawatan kolostomi seharusnya

diajarkan pada pasien dan keluarga sebelum operasi dan setelah operasi.

Singkatnya masa perawatan 2-4 minggu membuat pasien belum dapat

sepenuhnya terlatih dalam teknik perawatan kolostomi sebelum pulang

(Smeltzer & Bare, 2006). Tidak dilakukannya edukasi perawatan luka

meningkatkan pembiayaan yang lebih besar. Suatu penelitian menunjukkan

bahwa biaya yang harus dikeluarkan dengan tidak adanya edukasi perawatan

Analisis asuhan…., Aries Asmorohadi, FIK UI, 2014

Page 71: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20391123-SP-Aries...Spesialis Keperawatan (Sp.Kep) Medikal Bedah Peminatan Onkologi ARIES ASMOROHADI

53

Universitas Indonesia

stoma di inggris mencapai $ 2,104 tiap pasien atau sekitar Rp. 20.000.000,-

(Sanjay, 2005).

Edukasi perawatan kolostomi dengan menghadirkan audiovisual sebagai

media merupakan suatu upaya yang dapat dilakukan untuk mempercepat

kemandirian pasien dalam perawatan kolostomi. Media audovisual yang

digunakan dalam edukasi perawatan kolostomi akan memudahkan dalam

menjelaskan prosedur, ketrampilan dan pengetahuan yang terkait dengan

kolostomi. Upaya ini yang pada akhirnya mampu menurunkan biaya yang

harus dikeluarkan dalam perawatan kolostomi. Salah satu peneliti dari Inggris

menggunakan edukasi perawatan stoma dengan media audovisual sebagai

salah satu cara dan telah membuktikan bahwa edukasi perawatan kolostomi

sebelum dan sesudah operasi dengan menggunakan media audovisual mampu

mempercepat lama perawatan dan tentunya dapat menurunkan biaya

perawatan (Sanjay, 2005).

Peran perawat untuk memberikan edukasi perawatan stoma diawal akan

menurunkan masalah yang mengganggu pada stoma. Tujuan umumnya

adalah menerapkan edukasi tentang perawatan kolostomi pada pasien pre dan

post operasi yang berdasarkan hasil-hasil riset terkini (evidence-based

nursing practice), sedangkan tujuan khususnya adalah melakukan studi

literatur untuk memperoleh bukti ilmiah tentang edukasi perawatan kolostomi

pada pasien yang dilakukan operasi kolostomi, mengujicobakan edukasi

perawatan kolostomi dengan menggunakan audiovisual untuk meningkatkan

ketrampilan pasien dalam perawatan stoma dan mengevaluasi penerapan

edukasi perawatan kolostomi dengan audiovisual pre dan post operasi.

Berdasarkan telaah beberapa jurnal hasil penelitian yang telah dikritisi dan

memiliki clinical significant, edukasi perawatan kolostomi pada pasien

kanker mampu memberikan manfaat dalam meningkatkan atau mempercepat

kemandirian pasien dalam perawatan luka, menurunkan lama rawat dirumah

sakit, menurunkan biaya perawatan dan menurunkan kecemasan akibat dari

ketidakmampuan dalam merawat stoma (Sanjay, 2005).

Analisis asuhan…., Aries Asmorohadi, FIK UI, 2014

Page 72: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20391123-SP-Aries...Spesialis Keperawatan (Sp.Kep) Medikal Bedah Peminatan Onkologi ARIES ASMOROHADI

54

Universitas Indonesia

Sebanyak 73 % pasien dengan kolostomi dan ileostomi mengalami masalah

kulit seperti dematosis, iritasi, psoriasis, piodema genggranosum, dan alergi

(Smith, 2000). Peran perawat dalam mencegah masalah yang timbul dapat

dilakukan dengan memberikan edukasi tentang perawatan kolostomi atau

ileostomi sejak awal sebelum dilakukan operasi sehingga akan dapat

menurunkan masalah yang mengganggu pada kolostomi atau ileustomi.

Berdasarkan landasan penelitian sebelumnya dan riset-riset terkini, kita akan

mendapatkan pembuktian-pembuktian dalam keperawatan sebagai dasar

tindakan yang akan kita lakukan dengan menggunakan Evidence Based

Practice Nursing (EBNP).

Hasil wawancara yang dilakukan penulis di Ruang Teratai Rumah Sakit

Kanker Dharmais Jakarta selama dua minggu di ruangan didapatkan data

bahwa pasien post operasi laparotomi pada hari 7 belum bisa mengganti

kantung kolostomi secara mandiri dan selama ini dilakukan oleh keluarga dan

perawat yang bertugas diruangan tersebut. Edukasi perawatan kolostomi

sangat penting karena pasien akan lama dalam menggunakan kantung

stomanya. Peranan perawat sangatlah penting untuk memberikan

pengetahuan tentang ketrampilan dalam perawatan stoma sehingga rasa

nyaman pasien dengan melakukan aktifitasnya tidak tergantung pada orang

lain. Edukasi kolostomi yang dilakukan harus berdasarkan landasan

penelitian atau hasil riset terkini sehingga kita mendapatkan pembuktian

dalam keperawatan yang disebut dengan Evidence Based Practice Nursing

(EBNP). EBNP yang akan diterapkan oleh penulis adalah edukasi tentang

perawatan kolostomi sebelum dan sesudah operasi dengan menggunakan alat

bantu audiovisual.

3.3.1 Masalah Klinis

Perumusan masalah klins akan dilakukan dengan menggunakan

pendekatan PICO (populasi, intervensi, commparative dan outcome).

PICO merupakan suatu pendekatan untuk membuat pertanyaan klinis.

Pertanyaan klinik yang diangkat dalam pelaksanaan evidence based

Analisis asuhan…., Aries Asmorohadi, FIK UI, 2014

Page 73: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20391123-SP-Aries...Spesialis Keperawatan (Sp.Kep) Medikal Bedah Peminatan Onkologi ARIES ASMOROHADI

55

Universitas Indonesia

nursing ini adalah: “Apakah intervensi edukasi tentang perawatan

kolostomi dengan menggunakan audiovisual efektif dapat meningkatkan

kemandirian pasien dan keluarga dalam perawatan kolostomi?”. Adapun

pendekatan masalah klinik dengan menggunakan metode PICO adalah:

1. Populasi

Pasien pre dan post operasi kolostomi yang dirawat diruang Teratai

Rumah Sakit Kanker Dharmais di Jakarta.

2. Intervensi

Edukasi tentang perawatan kolostomi dengan menggunakan media

audiovisual.

3. Commparative

Tidak dilakukan perbandingan terhadap intervensi utama sehinga fakus

perhatian pada penerapan evidence base nursing ini adalah untuk

mengetahui keefektifan intervensi utama yaitu edukasi perawatan

kolostomi dengan menggunakan audiovisial pada pasien sebelum dan

sesudah operasi kolostomi.

4. Outcome

Meningkatkan kemandirian dalam merawat kolostomi.

3.3.2 Search Strategi

Berdasarkan dari analisis PICO diatas, maka kata kunci adalah: stoma

education, colostomy, audiovisual,. Dari pencarian melalui Pro Quest,

MEDLINE, EBSCO, google scholar, SCOPUS, maka didapatkanlah

berbagai artikel terkait, antara lain; Health related quality of live may

increase when patients with a stoma attend patient education (2014) oleh

Anne Kjaergaard Danielsen dan Jacob Rosenberg. A case control study,

continuity of care for the stoma patient: psychological considerations oleh

Barbara Borwell dari British Journal of Community Nursing, teaching

stoma management skills: the importance of self care (2005) oleh gloria O

cannor dari British Journal of Nursing, the enhanced recovery programme

for stoma patient: an audit (2010) oleh Sandra Bryan dan Suzie Duke dari

Analisis asuhan…., Aries Asmorohadi, FIK UI, 2014

Page 74: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20391123-SP-Aries...Spesialis Keperawatan (Sp.Kep) Medikal Bedah Peminatan Onkologi ARIES ASMOROHADI

56

Universitas Indonesia

British Journal of Nursing, post operative stoma care and the selection of

appliances (2006) oleh Lyn Kirkwood dari Journal of community nursing.

3.3.3 Analisis Literatur Pendukung

Penelitian dilakukan oleh Sanjay Chaudhri, M.S., F.R.C.S., Lesley Brown,

R.G.N., Imran Hassan, M.D., Alan F. Horgan, M.D., F.R.C.S.(Gen.) tahun

2005. Judul penelitian “Preoperative Intensive, Community-Based vs.

Traditional Stoma Education: A Randomized, Controlled Trial”. Tujuan

penelitian adalah untuk mempercepat tingkat kemandirian pasien dalam

perawatan stoma.

3.3.3.1 Ringkasan Penelitian

Jurnal yang digunakan sebagai dasar dalam menerapkan EBN adalah

intervensi edukasi tentang perawatan kolostomi dan ileostomi. EBN ini

diambil dari journal diseases of colon and rectum dengan judul

“Preoperative Intensive, Community-Based vs. Traditional Stoma

Education”. Penelitian ini dilakukan oleh Sanjay Chaudhri, M.S.,

F.R.C.S., Lesley Brown, R.G.N., Imran Hassan, M.D., Alan F. Horgan,

M.D., F.R.C.S.(Gen.) pada tahun 2005. Desain penelitian ini adalah A

randomized controlled trial (RCT) double blinde yang digunakan untuk

menilai pengaruh edukasi perawatan kolostomi sebelum dan sesudah

operasi. Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit di Inggris. Partisipan dari

penelitian ini berjumlah 42 pasien kolostomi dan ileostomi. Cara

pemilihan responden dilakukan secara random baik pada kelompok

intervensi maupun kelompok kontrol. Responden terdiri dari 21 responden

kelompok intervensi dan 21 responden kelompok kontrol. Responden

kelompok intervensi yang terlibat dalam penelitian ini terdiri dari 13 laki-

laki dan 8 perempuan dengan jenis stoma ileostomi 15 responden dan

kolostomi 6 responden, serta tipe atau jenis stoma sementara 11 dan 10

stoma permanen. Kelompok kontrol ada 21 responden yang terdiri dari 11

lai-laki dan 10 perempuan. Berdasarkan jenis stoma 16 ileostomi dan 5

Analisis asuhan…., Aries Asmorohadi, FIK UI, 2014

Page 75: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20391123-SP-Aries...Spesialis Keperawatan (Sp.Kep) Medikal Bedah Peminatan Onkologi ARIES ASMOROHADI

57

Universitas Indonesia

kolostomi, dengan tipe stoma permanen 7 dan sementara 14. Usia rata-rata

responden kelompok intervensi 62 tahun dan kelompok kontrol 69 tahun.

Pemilihan Kelompok intervensi diberikan edukasi perawatan kolostomi

sebelum dan sesudah operasi dengan menggunakan adiovisual, sedangkan

kelompok kontrol menggunakan cara konvensional.

Pilihan partisipan yang setuju dilakukan intervensi edukasi tentang

perawatan kolostomi dan ileostomi tidak akan mempengaruhi atau

berdampak pada pengobatan. Cara dalam melakukan intervensi dilakukan

dengan prosedur edukasi yang dilakukan adalah sebagai berikut: edukasi

tentang perawatan kolostomi dan ileostomi dilakukan sebelum operatif

dilakukan oleh perawat spesialis sampai partisipan mandiri. Hari pertama

setalah operasi pasien mampu mengobsevasi dengan melihat kantung yang

penuh, melihat penggunaan kantung stoma, membantu pengosongan

kantong dan membantu menyiapkan kantung stoma pengganti. Hari kedua

setelah operasi pasien mampu mengosongkan kantung stoma, pasien

mampu mengganti kantung stoma, pasien mampu membersihkan kulit

sekitar stoma, dan pasien mampu menyiapkan kantung stoma pengganti.

Hari ketiga setelah operasi pasien mampu mengganti kantung stoma

dibawah supervisi, dan pasien menyiapkan kantung penganti. Hari

Keempat setelah operasi pasien mampu mengganti kantung stoma tanpa

supervisi, discharge jika sudah kompeten. Hari kelima pasien mampu

melakukan perawatan stoma secara mandiri tanpa supervisi.

Evaluasi dilakukan tiap hari dengan melihat kemampuan responden dalam

merawat kolostominya. Hasil penelitian menunjukkan secara significant

(P=0,0005) pada kelompok intervensi kemampuan merawat stoma sendiri

lebih cepat dibandingkan kelompok kontrol dengan rata-rata waktu 5 hari

banding 9 hari. Kedua dilihat dari lama tinggal dirumah sakit

menunjukkan perbandingan 8 hari untuk kelompok intervensi banding 10

hari untuk kelompok kontrol dengan nilai P=0,029) dan rata-rata pada

kelompok intervensi mampu menghemat $ 2.104.

Analisis asuhan…., Aries Asmorohadi, FIK UI, 2014

Page 76: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20391123-SP-Aries...Spesialis Keperawatan (Sp.Kep) Medikal Bedah Peminatan Onkologi ARIES ASMOROHADI

58

Universitas Indonesia

Hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatkan keahlian pasien

dalam merawat kolostomi dan ileostomi, memperpendek masa perawatan

di rumah sakit, menurunkan tingkat kecemasan dan depresi serta dapat

menghemat biaya perawatan.

3.3.4 Critical Appraisal

3.3.4.1 Validitas dan Reabilitas

Penelitian ini menggunakan desain uji random terkontrol atau

Randomized Controlled Trial (RCT). RCT merupakan jenis penelitian

eksperimen yang baik dalam membuktikan intervensi yang dilakukan

pada penelitian tersebut. Penelitian jenis RCT digunakan untuk

menjawab pertanyaan riset dengan melakukan perlakuan pada kelompok

intervensi dan membandingkan dengan kelompok kontrol. Pemilihan

sampel pada penelitian ini dilakukan secara radomisasi. Kedua kelompok

baik kelompok intervensi dan kelompok kontrol sebelum dilakukan

perlakuan dipilih secara random. Kelompok intervensi dilakukan edukasi

tentang perawatan kolostomi dan ileostomi dengan menggunakan

audiovisual yang dilakukan sebelum dan sesudah operasi sedangkan

kelompok kedua dilakukan edukasi tentang perawatan kolostomi dan

ileostomi dengan cara konvensional.

Karakteristik populasi dalam penelitian ini meliputi kriteria inklusi yaitu:

partisipannya adalah pasien yang direncanakan operasi kolorektal reseksi

dan pembuatan stoma permanen atau sementara. sebelumnya telah

dilakukan pengkajian awal oleh perawat spesialis dan pasien menyetujui

dan mematuhi selama penelitian. Penelitian ini sudah disetujui oleh

komite etik dan penelitian ini tidak akan mempengaruhi atau berdampak

serius terhadap pengobatan yang dilakukan.

Penelitian ini semakin kuat karena dilakukan dengan cara double blind,

yaitu dengan cara peneliti tidak langsung terlibat dalam edukasi perawatan

kolostomi maupun dalam penilaian atau evaluasi dari hasil intervensi yang

Analisis asuhan…., Aries Asmorohadi, FIK UI, 2014

Page 77: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20391123-SP-Aries...Spesialis Keperawatan (Sp.Kep) Medikal Bedah Peminatan Onkologi ARIES ASMOROHADI

59

Universitas Indonesia

telah dilakukan. Doubel blind merupakan uji baku emas dengan tingkat

kepercayaan yang tinggi, kemungkinan terjadi subjektifitas atau bias pada

penelitian ini dapat diminimalisasikan. Pelaksanaan penelitian ini

melibatkan perawat spesialis stoma yang ada di rumah sakit tersebut.

Pemberi edukasi perawatan kolostomi untuk kelompok intervensi dan

kontrol dilakukan oleh perawat spesialis stoma. Demikian juga yang

melakukan evaluasi penilaian dilakukan oleh perawat spesialis stoma.

Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Mann-Whitney

U test (P=0.0005). Uji statistik yang digunakan sesuai dengan desain

penelitian, yaitu uji hipotesis untuk mengetahui beda rerata peringkat

antara dua kelompok independen dengan menggunkan t-test independen

tidak memenuhi asumsi atau data tidak berdistribusi normal.

Hasil penelitian ini membuktikan bahwa edukasi tentang perawatan stoma

sebelum operasi mampu meningkatkan kemandirian pasien dalam merawat

stoma terjadi peningkatan yang signifikan dengan uji Mann Whitney

p=0.0005. Berdasarkan lama perawatan terjadi penurunan lama rawat di

rumah sakit dengan uji Mann Whitney p=0.029 dan berdasarkan analisis

biaya perawatan dapat mengurangi pengeluaran per pasien sebesar $

2,104. Kesimpulan penelitian ini bahwa edukasi tentang perawatan

kolostomi pada pasien sebelum dan sesudah operasi lebih efektif dalam

meningkatkan kemandirian pasien dalam merawat kolostomi, sehingga

dapat menurunkan lama rawat di rumah sakit.

3.3.4.2 Importancy

Importancy atau clinical significant pada penelitian ini ditunjukkan dari

nilai probabilitas (p) kurang dari 0,05 pada semua variabel dependen yang

diuji dengan uji statistik beda mean dua kelompok. Analisis data pada

penelitian ini tidak dapat dapat melihat perhitungan Odd Ratio (OR)

karena data varian dependen tidak diketahui. Clinical significant

ditentukan oleh nilai number needed to treat (NNT). NNT merupakan

Analisis asuhan…., Aries Asmorohadi, FIK UI, 2014

Page 78: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20391123-SP-Aries...Spesialis Keperawatan (Sp.Kep) Medikal Bedah Peminatan Onkologi ARIES ASMOROHADI

60

Universitas Indonesia

penilaian yang dilakukan untuk melihat jumlah pasien yang diperlukan

untuk dilakukan intervensi yang bertujuan untuk mencegah outcome yang

negatif.

3.3.4.3 Aplikabilitas

Secara umum penelitian ini dapat diterapkan pada tataran klinik, karena

memenuhi beberapa kriteria; penelitian ini dilakukan dengan metode

randomized controlled trial, varian konfonding dikendalikan secara ketat

dengan randomisasi dan pemilihan kriteria inklusi, metode pengumpulan

data dilakukan dengan melibatkan perawat spesialis stoma, waktu

penelitian yang cukup untuk menilai edukasi perawatan kolostomi,

meskipun sampel hanya 42 namun menunjukkan significant yang cukup

kuat secara statistik.

Tujuan penelitian ini untuk membandingkan kefektifan pada hasil edukasi

tentang perawatan kolostomi dan ileostomi sebelumdan sesudah operasi

dengan menggunakan media audiovisual dengan edukasi tentang

perawatan kolostomi dan ileostomi dengan cara konvensioanal. Hasil dari

perbandingan kelompok intervensi dan kelompok kontrol menunjukkan

bahwa kelompok intervensi lebih efektif dilakukan pada pasien sebelum

operasi. Pasien lebih cepat mampu merawat kolostomi atau ileostomi dan

menurunkan lama rawat post operasi. Namun pada penelitian ini tidak

disebutkan number needed to treat (NNT) yang berguna untuk melihat

keefektifan treatment dari penelitian ini. Namun, hasil penelitian ini masih

relevan untuk diaplikasikan oleh klinisi dalam melakukan edukasi tentang

perawatan kolostomi dan ileostomi dengan menggunakan media

audovisual. Penggunaan media audiovisual dapat memberikan gambaran

yang lebih jelas kepada pasien dan keluarga.

Partisipan pada penelitian ini sama dengan partisipan yang ada dalam

EBN, yaitu pasien sebelum dan sesudah operasi yang akan dilakukan

tindakan kolostomi atau ileostomi yang dirawat diruang Teratai RSKD

Analisis asuhan…., Aries Asmorohadi, FIK UI, 2014

Page 79: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20391123-SP-Aries...Spesialis Keperawatan (Sp.Kep) Medikal Bedah Peminatan Onkologi ARIES ASMOROHADI

61

Universitas Indonesia

Jakarta. Penerapan hasil penelitian ini sangat memungkinkan untuk

diaplikasikan di rumah sakit. Penggunaan smartphone dapat

mempermudah dalam pelaksanaa edukasi menggunakan audiovisual.

3.3.5 Proses Penerapan EBN

3.3.5.1 Persiapan

Penerapan EBN pada pelayanan keperawatan onkologi ini dilaksanakan

mulai bulan April – Mei 2014 di unit perawatan Teratai, Rumah Sakit

Kanker, Dharmais di Jakarta. Kegiatan EBN diawali konsultasi dan

bimbingan dengan pembimbing akademik dan pembimbing klinik.

Selanjutnya mengajukan surat permohonan dan proposal penerapan EBN

kepada kepala bagian pendidikan dan latihan Rumah Sakit Kanker

Dharmais di Jakarta dalam rangka permohonan ijin melaksanakan

kegiatan tersebut. Setelah penulis mendapatkan ijin maka penulis

mempresentasikan proposal penerapan EBN dihadapan pembimbing

akademik dari Universitas Indonesia, pembimbing klinik, kepala ruang,

clinical case manager, komite keperawatan dan perawat senior. Materi

presentasi meliputi latar belakang, tujuan, manfaat, critical appraisal

juornal terkait, dan rencana pelaksanaan dan vidio perawatan kolostomi.

Kegiatan ini dimaksudkan untuk memperoleh masukan-masukan dari

para ahli dibidang stoma, sehingga EBN yang direncanakan dapat

diterapkan di area kliniknya. Selanjutnya peneliti meminta persetujuan

responden untuk terlibat dalam penelitian. Jika responden setuju maka

responden diminta untuk menandatangani surat persetujuan menjadi

responden.

Peneliti menerapkan prinsip-prinsip etik dalam melakukan penelitian ini.

Adapun prinsip-prinsip etik tersebut adalah Beneficence dan

Nonmaleficence tindakan edukasi perawatan kolostomi merupakan

tindakan keperawatan yang dapat memberikan manfaat kepada pasien.

Responden yang diberikan edukasi perawatan kolostomi akan lebih cepat

mengetahui bagaimana cara merawat kolostominya. Efek samping pada

Analisis asuhan…., Aries Asmorohadi, FIK UI, 2014

Page 80: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20391123-SP-Aries...Spesialis Keperawatan (Sp.Kep) Medikal Bedah Peminatan Onkologi ARIES ASMOROHADI

62

Universitas Indonesia

tindakan ini sangat kecil sekali karena tindakan edukasi perawatan

kolostomi perlu mendapat persetujuan rumah sakit untuk penerapannya.

Namun pada intervensi yang melibatkan subjek manusia, penerapan EBN

yang dilakukan harus dengan hati-hati supaya tidak memberikan dampak

negatif pada pasien. Prinsip otonomi responden diberi hak kemandirian

dan kebebasan atas dirinya. Penulis menghargai hak-hak pasien dalam

membuat keputusan tentang intervensi yang akan dilakukan terhadap

dirinya, sehingga tidak ada unsur pemaksaan dan didasari dengan

pemikiran yang rasional. Tidak ada dampak pelayanan yang diberikan ke

responden apabila menolak dilakukan intervensi dan responden diberi

kesempatan untuk menghentikan intervensi yang dilakukan padanya

tanpa syarat apapun.

Prinsip Fidelity yaitu penulis selalu menjaga komitmen dan menepati

janji serta menyimpan rahasia partisipan. Data-data yang terkait dengan

responden akan disimpan oleh peneliti dan tidak disalahgunakan. Penulis

harus tidak taat, setia, untuk mempertahankan komitmen yang dibuatnya.

Kesetiaan, menggambarkan kepatuhan peneliti terhadap kode etik yang

menyangkut tanggung jawab. Hal yang terpenting dalam prinsip fedelity

adalah keberhasilan peneliti dalam membangun kepercayaan dan

hubungan antara peneliti dan responden. Prinsip veracity berhubungan

dengan kemampuan seseorang untuk mengatakan kebenaran. Informasi

harus ada agar menjadi akurat, komprensensif, dan objektif yang dapat

memberikan pemahaman dan penerimaan tindakan yang dilakukan.

Justice, intervesi yang diberikan pada partisipan harus sesuai dengan

terapi yang benar berdasarkan standar praktek, hukum dan keyakinan

yang benar untuk memperoleh kualitas pelayanan kesehatan. Penulis

pada penelitian ini mempunyai alasan yang sungguh-sungguh dan

keyakinan yang baik sebelum melakukan penelitian.

Analisis asuhan…., Aries Asmorohadi, FIK UI, 2014

Page 81: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20391123-SP-Aries...Spesialis Keperawatan (Sp.Kep) Medikal Bedah Peminatan Onkologi ARIES ASMOROHADI

63

Universitas Indonesia

3.3.5.2 Pelaksanaan

Jumlah responden pada kegiatan ini adalah 10 responden, namun terlebih

dahulu penulis melakukan sekrining dalam mendapatkan responden.

Beberapa responden yang sesuai dengan kriteria inklusi yang ditetapkan

oleh penulis dengan mengaju pada jurnal penelitian yang dipakai sebagai

EBN. Sepuluh responden yang diperoleh berusia 18 – 64 tahun, stadium

III dan IV. Rincian penyakit kanker yang dialami responden 3 kanker

servik, 1 kanker ovarium, 4 kanker kolon dan 2 kanker rektum.

Sedangkan jenis stoma 2 ileostomi dan 8 kolostomi.

Sebelum melakukan edukasi tentang perawatan kolostomi penulis

menjelaskan terlibih dahulu tentang tujuan, manfaat dari kegiatan yang

akan dilakukan, jika responden setuju maka penulis memberikan

informed concent kepada responden. Selanjutnya penulis melakukan

edukasi perawatan kolostomi dengan menggunakan audovisual. Media

audovisual yang digunakan berasal dari colostomi care et home one piece

dari pruduk kolostomi perusahaan dansac melalui you tube dengan durasi

3 menit.

Tindakan edukasi perawatan kolostomi dilakukan sebelum dilakukan

operasi dan sesudah operasi. Hasil yang diharapkan sesuai dengan jurnal

penelitian adalah Pendidikan kesehatan tentang perawatan kolostomi dan

ileostomi pada pre operatif dilakukan oleh perawat spesialis sampai

partisipan kompeten. Hari pertama post operasi pasien mampu

mengobsevasi penuh penggunaan kantung stoma, membantu

pengosongan kantung dan membantu menyiapkan kantung stoma

pengganti. Hari kedua post operasi pasien mampu mengosongkan

kantung stoma, pasien mampu mengganti kantung stoma, pasien mampu

membersihkan kulit sekitar stoma, dan pasien mampu menyiapkan

kantung stoma pengganti. Hari ketiga post operasi pasien mampu

mengganti kantung stoma dibawah supervisi, dan pasien menyiapkan

kantung penganti. Hari Keempat post operasi pasien mampu mengganti

kantung stoma tanpa supervisi, discharge jika sudah kompeten. Hari

Analisis asuhan…., Aries Asmorohadi, FIK UI, 2014

Page 82: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20391123-SP-Aries...Spesialis Keperawatan (Sp.Kep) Medikal Bedah Peminatan Onkologi ARIES ASMOROHADI

64

Universitas Indonesia

kelima pasien mampu melakukan perawatan stoma secara mandiri tanpa

supervisi.

3.3.6 Hambatan dan Solusi

Selama proses penerapan EBN, penulis menemukan beberapa kendala

antara lain tidak semua pasien mengerti akan dilakukan tindakan

kolostomi, sehingga penulis harus berkoordinasi dengan dokter spesialis

untuk memastikan apakah pasien akan dilakukan kolostomi. Kendala yang

lainyang penulis rasakan adalah jumlah pasien yang tidak dapat diprediksi.

Kadang dalam waktu sehari ada lebih dari 2 pasien, tapi tekadang juga

tidak ada pasien, sehingga penulis harus berkoordinasi dengan CCM

(clinical case manager) untuk mendapatkan informasi tentang pasien yang

akan dilakukan tindakan operasi kolostomi.

3.4 Penerapan Pengkajian ESAS pada Pasien Paliatif

Penerapan pengkajian ESAS (Edmontom Symptom Assessmnet System)

pada pasien paliatif merupakan sebuah proyek inovasi yang dilakukan secara

kelompok oleh Aries Asmorohadi, Faqih Ruhyanudin, Rika Fatmadona dan

Dame Napitupulu sebagai inovator. Pelaksanaan kegiatan inovasi dilakukan

di unit perawatan ruang Teratai Rumah Sakit Kanker Dharmais di Jakarta.

3.4.1 Latar Belakang

Gejala yang dirasakan oleh pasien yang menderita penyakit kanker dapat

berupa mengalami masalah fisik dan emosional (Richardson, 2011).

Masalah ini sering dilaporkan secara subjektif oleh pasien yang menderita

kanker, dimana prevalensi dan keparahan gejala cenderung berfariasi

sebagaimana data yang telah teridentifikasi oleh pelayanan kesehatan yang

tercatat dalam bentuk grafik. Gejala yang tercatat di catatan medis hanya

sebagaian kecil yang dirasakan oleh pasien. Tingkat pelaporan masih rendah

untuk mencatat sebagaian besar dari gejala yang keluhkan pasien, kecuali

keluhan nyeri (Juaqium, 2012). Hasil penelitian Juaquim (2012), di Portugal

menunjukkan gejala yang paling sering dan dilaporkan sendiri oleh pasien

dengan penyakit kanker adalah kelelahan (80%), nyeri (65%), insomnia

Analisis asuhan…., Aries Asmorohadi, FIK UI, 2014

Page 83: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20391123-SP-Aries...Spesialis Keperawatan (Sp.Kep) Medikal Bedah Peminatan Onkologi ARIES ASMOROHADI

65

Universitas Indonesia

(64%), anoreksi (48%), mual (25%), muntah (10%), konstipasi (42%), diare

(32%).

Form pengkajian gejala dan tanda merupakan salah satu solusi untuk

memberikan data keluhan pasien yang sistematik dan dapat diisi secara

lengkap oleh pasien sebelum kunjungan rawat jalan dan selama dirawat di

rumah sakit. Sejumlah instrumen pengkajian ini telah tersedia mulai dari

fokus pada satu masalah sampai beberapa domain yang komplek dengan

bentuk cek list dan multiple item dengan menggunakan bentuk metode

skoring untuk memudahkan dalam menggali keluhan gejala yang dirasakan

pasien. Penilaian gejala secara sistematis ini berguna untuk mendeteksi

masalah atau keluhan yang tidak teridentifikasi selama pasien dalam

perawatan. Form pengkajian yang mudah dan lengkap yang dapat

membantu dalam mengidentifikasikan gelaja yang dirasakan oleh pasien

adalah dengan menggunakan ESAS (Edmonton Symptom Assessment

Syatem) (Carjaval, 2011).

Pengkajian gejala yang adekuat seperti ESAS sangat penting perannya

karena memberikan informasi akurat kepada petugas kesehatan.

Pengelolaan gejala yang dirasakan pasien yang dilakukan dengan cepat dan

akurat akan mempertahankan quality of life. ESAS dapat digunakan secara

lebih luas untuk mengetahui dan melaporkan kondisi dirinya dan sebagai

alat pengkajian pada perawatan paliatif. ESAS dikembangkan untuk

memonitor gejala yang paling sering pada kanker stadium lanjut dengan

gangguan yang minimal pada pasien. Instrumen ESAS sangat mudah untuk

digunakan dan dapat digunakan untuk memonitor gejala dari hari kehari

dalam melihat efek pengobatan dan perubahan gejala yang semuanya adalah

faktor penting dalam pengkajian kanker lanjut. ESAS ini akurat untuk

diterapkan pada tataran klinik dibandingkan dengan instrumen pengkajian

lain (Richarson, 2011).

Instrumen ESAS dibuat untuk membantu dalam melakukan pengkajian yang

lebih lengkap meliputi keluhan; nyeri, kelelahan, nausea, depresi, cemas,

Analisis asuhan…., Aries Asmorohadi, FIK UI, 2014

Page 84: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20391123-SP-Aries...Spesialis Keperawatan (Sp.Kep) Medikal Bedah Peminatan Onkologi ARIES ASMOROHADI

66

Universitas Indonesia

mengantuk (drowsines), nafsu makan, mood (perasaan saat ini), dan sesak.

Pencatatan dilakuan dengan mengisi atau melingkari salah satu angka yang

sudah disiapkan mulai dari angka 0 sampai 10. Tingkat keparahan gejala

pada waktu pengkajian dari tiap gejala bertingkat muali dengan 0 berarti

gejala tidak ada samapai angka 10 yang berarti tingkat keparahan gejala

yang paling buruk. Inatrumen Esas ini diisi oleh pasien, caregiver

keluarganya. Oleh karena itu, pasien seharusnya diajarkan bagaimana

mengisi instrumen ESAS (Carjaval, 2011).

3.4.2 Analisis Situasi

Alasan pasien datang unit perawatan paliatif karena adanya keluhan-keluhan

yang mengganggu dan menyusahkan. Kondisi perkembangan penyakit

kanker yang terus meningkat stadiumnya akan menambah keluhan yang

dirasakannya. Keadaan seperti ini akan memperburuk dan menurunkan

kualitas hidupnya. Penatalasanaan gejala yang masih awal akan

meringankan keluhan yang dirasakan oleh pasien. Usaha untuk

mendapatkan gejala yang masih awal diperlukan instrumen penilaian yang

dapat mencakup semua keluhan yang dirasakan pasien. Pengembangan

instumen untuk menilai dan memonitor semua keluhan yang dirasakan oleh

pasien telah dikembangkan oleh Bruera pada tahun 1991. Beliaunya

mengembangkan Edmonton Symptom Assessment System (ESAS) dalam

lembar pengkajian yang valid dan reliabel yang mampu mengkaji dan

menggali 9 atau lebih gejala umum yang dialami oleh pasien kanker. ESAS

adalah suatu instrumen kunci pengkajian dalam proyek integrasi perawatan

paliatif (Richardson, 2011; Lucey, 2012).

Sistem pendokumentasian yang lengkap dan akurat akan memberikan suatu

sistem informasi yang jelas dalam proses keperawatan. Pendokumentasian

pengkajian gejala pada pasien paliatif yang mengacu pada ESAS ini dapat

dijadikan suatu bukti tertulis yang akurat. Diagnosa keperawatan akan

ditegakkan dengan adanya gejala ataupun tanda yang sangat dirasakan oleh

pasien. Keparahan gejala–gejala yang dirasakan oleh pasien dapat dilihat

melalui pengkajian ESAS. Program pengembangan melalui proyek inovasi

Analisis asuhan…., Aries Asmorohadi, FIK UI, 2014

Page 85: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20391123-SP-Aries...Spesialis Keperawatan (Sp.Kep) Medikal Bedah Peminatan Onkologi ARIES ASMOROHADI

67

Universitas Indonesia

ini kelompok prakti residensi memilih penerapan pengkajian ESAS pada

pasien kanker di Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta. Rumah sakit

Kanker Dharmais merupakan rumah sakit kanker rujukan nasional, yang

memberikan pelayanan kanker dalam bidangnya sebagai pusat unggulan

layanan kanker yang bersifat holistik dan terpadu bagi pasien anak dan

dewasa, serta memberikan pelayanan paliatif.

Berkaitan dengan pengembangan format pengkajian yang berfokus pada

penerapan pengkajian ESAS, maka dibutuhkan suatu perencanaan stategis

dengan menggunakan analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opprtunities,

Threats). Pengunaan analisa SWOT ini dapat membantu mempermudah

langkah dalam penerapan pengkajian ESAS dan dapat menjadi panduan

dalam pengembangan format pengkajian. Adapun analisa SWOT yang

dilakukan di Ruang Teratai Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta (RSKD)

adalah sebagai berikut;

3.4.2.1 Strenght

Kekuatan yang dimiliki oleh RSKD dalam penerapan pengkajian ESAS

antara lain RSKD merupakan rumah sakit pusat kanker nasional yang

menjadi pusat rujukan untuk pengobatan kanker dari seluruh Indonesia.

Adanya forum grup interes pada masing-masing pemintan di bidang

keperawatan. Pendidikan perawat di ruang terapai minimal DIII

Keperawatan dan Ners serta telah mengikuti pelatihan dasar sebagai

perawat onkologi. Terbukanya kesempatan untuk pendidikan lanjut ners

dan spesialis untuk perawat yang disesuaikan dengan jalur jenjang karir

perawat. Adanya sistem evaluasi jenjang perawat karir I, II, III, dan IV.

Jenjang perawat ini memberikan batasan kewenangan dalam

menjalankan tugas sehari-hari sebagai perawat. Adanya dukungan dari

semua perawat, kepala ruang dan manajemen penentu kebijakan untuk

mengembangkan asuhan keperawatan yang bermutu dan berkualitas.

Pasien di ruang teratai merupakan pasien yang mendapat jaminan

kesehatan oleh pemerintah, sehingga selama perawatan dan pengobatan

pasien tidak dipungut biaya. Fasilitas ruang tidur yang luas dengan kamar

Analisis asuhan…., Aries Asmorohadi, FIK UI, 2014

Page 86: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20391123-SP-Aries...Spesialis Keperawatan (Sp.Kep) Medikal Bedah Peminatan Onkologi ARIES ASMOROHADI

68

Universitas Indonesia

mandi serta ruangan yang bar AC memberikan kenyamanan pasien.

Selain itu juga tersedia ruang diskusi, konsultasi, ruang obat, ruang

perawatan.

3.4.2.2 Weaknesses

Kelemahan dalam pendokumentasian gejala-gejala yang dirasakan dan

dikeluhkan oleh pasien belum memiliki format yang baku, sehingga

dalam pencatatan keluhan pasien kadang tidak memberikan suatu

informasi yang lengkap. Monitoring gejala tidak dituliskan secara terus-

menerus dalam catatan keperawatan secara khusus. Format yang

disiapkan masih banyak mengacu pada data-data objektif. Banyaknya

format-format pengkajian yang dituntut untuk memenuhi standar sesuai

JCI (joint comission International), sehingga perlu waktu dan tenaga

yang cukup untuk melengkapi format yang harus dilengkapi oleh

perawat. Banyaknya tenaga perawat yang baru (fresh graduate) yang

masih belum berpengalaman dalam merawat pasien kanker atau pasien

paliative, sehingga dalam pelaksanaannya masih banyak pendampingan

yang dilakukan dalam menjalani tugasnya.

3.4.2.3 Opportunities

RSKD merupakan rumah sakit dengan standar akreditasi penuh tingkat

lengkap dengan 16 pelayanan, saat ini terus melakukan pembenahan

untuk menyongsong akreditasi rumah sakit tingkat paripurna dan

akreditasi JCI. RSKD juga merupakan rumah sakit pusat pendidikan dan

pelatihan kanker nasional yang memberikan kesempatan untuk

melakukan pengembangan keperawatan onkologi melalui pelatihan yang

berkelanjutan serta penelitian-penelitian yang terkait dengan penyakit

kanker. Peningkatan pendidikan melalui bidang diklat ini dirasakan oleh

seluruh karyawan pada khususnya dan perawat onkologi di Indonesia.

Salah satu bidang garapan dari diklat adalah penerapan evidence base

nursing yang dapat dijadikan acuan dan pedoman dalam meningkatkan

mutu pelayanan pasien kanker.

Analisis asuhan…., Aries Asmorohadi, FIK UI, 2014

Page 87: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20391123-SP-Aries...Spesialis Keperawatan (Sp.Kep) Medikal Bedah Peminatan Onkologi ARIES ASMOROHADI

69

Universitas Indonesia

3.4.2.4 Threats

Tuntutan yang tinggi terhadap pelayanan keperawatan oleh masyarakat

merupakan konsukuensi dari perkembangan di era global. Berdirinya

rumah sakit khusus kanker yang mulai muncul merupakan akibat dari

kebutuhan akan pelayanan khusus kanker diperlukan oleh masyarakat.

Penawaran terhadap pelayanan dalam perawatan kanker baik dari luar

negeri atau didalam negeri mencerminkan adanya ancaman akan adanya

persaingan dalam memberikan pelayanan kanker. Tuntutan pelayanan

yang bermutu, berkualitas dan profesional harus tetap dipertahankan

untuk dapat bersaing di era global. Pemenuhan standar yang dituntut

JCI menjadi jawaban untuk tetap eksis di saat ini. Kelengkapan dalam

pengkajian keperawatan merupakan salah satu elemen penting yang

harus dilengkapi untuk menuju standar JCI.

Berdasarkan hasil analisa situasi berdasarkan pendekatan SWOT, maka

dapat disimpulkan bahwa inovasi pengembangan pengkajian ESAS dapat

dimasukkan dalam format pengkajian yang sudah dikembangkan di

RSKD sesuai format yang menerapkan standar JCI. Pengembangan

pengkajian ESAS ini disesuaikan dengan format pengkajian rawat inap

yang ada. Penerapan item pengakajian ESAS seperti nyeri, kelelahan,

nausea, depresi, cemas, mengantuk (drowsines), nafsu makan, mood

(perasaan saat ini), dan sesak dimasukkan dalam bentuk skala yang

berupa angka 0 sampai 10. skala 0 pasien tidak mengeluh adanya gejala

yang dirasakan, sedangkan pasien menunjukkan 10 artinya pasien

mengeluh adanya gejala yang sangat parah yang dia rasakan.

Tujuan dari program inovasi ini mampu meningkatkan di bidang

pengkajian onkologi dengan menerapkan pengakajian ESAS pada pasien

kanker. Manfaat hasil penerapan inovasi ini dapat bermanfaat bagi

pasien dalam menggali dan menilai kondisi dirinya sesuai dengan item

dalam pengkajian ESAS, sehingga mendapat intervensi yang tepat sesuai

dengan gejala yang dirasakan dan hasil pengkajian ini perawat

Analisis asuhan…., Aries Asmorohadi, FIK UI, 2014

Page 88: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20391123-SP-Aries...Spesialis Keperawatan (Sp.Kep) Medikal Bedah Peminatan Onkologi ARIES ASMOROHADI

70

Universitas Indonesia

mendapatkan data yang akurat. Penerapan ini akan membantu

terwujudnya pelayanan yang dibutuhkan pasien selama mendapat

perawatan. Peningkatan kepuasan pasien akan tercapai dengan tergali dan

terkelolanya keluhan yang paling mendasar yang dirasakan oleh pasien.

3.4.3 Kegiatan Inovasi

Kegiatan proyek inovasi ini dimulai bulan April-Mei 2014. Kegiatannya

meliputi tahap persiapan, pelaksanaan dan evaluasi. Rangkaian kegiatan

secara umum dimulai dengan menidenfifikasi permasalahan yang ada di

ruangan perawatan, menentukan jenis kegiatan inovasi yang akan

dilakukan, menyusun proposal proyek inovasi, melakukan konsultasi

proposal dengan pembimbing akademik dari Universitas Indonesia dan

pembimbing klinik dari RSKD. Sosialisasi dengan mempresentasikan di

bidang perawatan.

3.4.3.1 Persiapan

Tahap pertama adalah melakukan analisa kebutuhan ruangan yang akan

dilakukan inovasi sesuai dengan analisa SWOT. Persiapan selanjutnya

adalah melakukan identifikasi jenis kebutuhan yang ada di unit perawatan

RSKD. Setelah itu kelompok praktik residensi melaporkan hasil

identifikasi tersebut serta berkonsultasi dengan bidang keperawatan, dan

pembimbing klinik dan pembimbing akademik untuk menentukan jenis

inovasi yang akan dilakukan. Setelah menerima masukan tentang proyek

inovasi yang akan dikembangkan, kelompok menyusun proposal. Inovasi

yang disetujui untuk dilaksanakan adalah penerapan pengkajian ESAS

yang dimasukkan dalam format pengkajian rawat inap.

Instrumen yang digunakan dalam pengkajian ESAS mengacu pada

isntrumen yang telah dikembangkan oleh Bruera (1991). Pengembangan

yang dilakukan kelompok adalah memasukkan item ESAS ke dalam

pengkajian awal ketika pasien masuk ke unit rawat inap. Pola pengkajian

nutrisi ditambahkan item ESAS mual, tidak nafsu makan. Pengkajian

Analisis asuhan…., Aries Asmorohadi, FIK UI, 2014

Page 89: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20391123-SP-Aries...Spesialis Keperawatan (Sp.Kep) Medikal Bedah Peminatan Onkologi ARIES ASMOROHADI

71

Universitas Indonesia

sirkulasi ditambahkan item ESAS sesak. Pengkajian pola aktifitas

ditambahkan item ESAS kelelahan, mengantuk. ESAS nyeri ditambahkan

di pengkajian pola kenyamanan, sedangkan ESAS cemas, depresi dan

suasana hati dimasukkan dalam pengkajian psikososial.

Setelah memperoleh persetujuan, kemudian kelompok praktikan residensi

melakukan sosialisasi denga mempresentasikan proposal yang dilakukan

pada bulan April 2014 dihadiri oleh bidang keperawatan, kepala ruang,

clinical case manager, komite perawan dan staf perawatan. Materi

sosialisasi yang diberikan meliputi analisis proyek inovasi, tujuan

dilakukannya inovasi dan cara menggunakan format pengkajian ESAS,

manfaat pengkajian ESAS, format pengkajian ESAS terpadu dengan

pengkajian rawat inap dan jadual pelaksanaan proyek inovasi. Pada

sosialisasi ini kelompok banyak menerima masukan serta revisi untuk

penyusunan format pengkajian ESAS dan diperlukan adanya pedoman

atau petunjuk operasional cara pengisian format pengkajian secara detail.

Hasil revisi kemudian kita konsultasikan kembali kepada pembimbing

akademik dan pembimbing klinik. Setelah format pengkajian ini disetujui

pembimbing, maka kelompok melakukan sosialisasi kembali dengan

perawat primer dan perawat pelaksana di ruang Teratai RSKD.

3.4.3.2 Pelaksanaan

Setelah memperbaiki format pengkajian, maka kelompok praktikan

residensi melakukan uji coba penggunaan format pengkajian yang

dilakukan pada 19 - 23 April 2014. Uji coba dilakukan oleh praktikan

residensi yang dibagi menjadi 2 kelompok kecil yang membawahi kamar

602 dan kamar 610, dengan target pasien yang terkaji masing-masing

ruang sebanyak 6 orang. Sebelumnya setiap selesai timbang terima

kelompok meminta waktu kepada semua perawat yang terlibat di ruang

teratai untuk mengikuti sosialisasi tentang format pengkajian termasuk

petunjuk teknis cara pengisian format pengkajian.

Analisis asuhan…., Aries Asmorohadi, FIK UI, 2014

Page 90: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20391123-SP-Aries...Spesialis Keperawatan (Sp.Kep) Medikal Bedah Peminatan Onkologi ARIES ASMOROHADI

72

Universitas Indonesia

Pengkajian dilakukan rata-rata 15-20 menit tiap pasien. Minggu keempat

April 2014 implementasi pengkajian keparawatan untuk rawat inap

tersebut penulis lakukan bersama dengan perawat ruangan. Setiap pasien

baru masuk di Ruang Teratai RSKD, dilakukan pengkajian dengan format

yang baru. Selesai melakukan pengkajian dengan format tersebut praktikan

residen dan perawat melakukan diskusi terkait lamanya pengkajian dan

kesulitan yang dalam mengisi atau mendapatkan data. Awalnya pengkajian

ESAS ini mengalami kesulitan, namun pada akhirnya dirakan mudah oleh

perawat ataupun pasien.

Khusus dalam penerapan dalam pengkajian ESAS pertama kali pasien

dijelaskan dahulu tentang maksud dan tujuan pengkajian ESAS, kemudian

pasien didampingi dalam menentukan skore yang dipilih seperti 0 berarti

tidak ada gangguan atau masalah, 1-3 merasakan masalah yang ringan, 4-6

merasakan masalah sedang, dan 7-10 merasakan masalah berat. Untuk

mengantisipasi subjektifitas pasien dalam pengkajian ini, sebelumnya

dalam edukasi pasien dijelaskan batasan-batasannya sehingga apa yang

dikeluhkan pasien berupa skor tertentu hasilnya akurat dan tidak bias.

Batasan yang dijelaskan untuk masalah ringan pasien masih mampu

melakukan aktiftas kegiatan sehari-hari dengan baik dan mandiri, sehingga

ketika mengeluh nyeri dengan skor 3 pasien masih mampu untuk

memenuhi kebutuhannya sendiri. Batasan sedang antara 4-6 adalah

keluhan yang dirasakan pasien sudah menggangu aktifitas kegiatan sehari-

hari, pasien sudah tidak mampu lagi bekerja dan beraktifitas seperti biasa,

kebutuhan sehari-hari dibantu sebagian. Batasan masalah yang berat 7-10,

pasien hanya melakukan aktifitas di tempat tidur, semua akatiftasnya

memerlukan bantuan. Penjelasan ini membantu pasien untuk melihat

keluhan dirinya sesuai kenyataan yang dirasakannya, sehingga keluhan

yang disampaikan merupakan bentuk keadaan pasien saat ini.

Adapun gambaran pasien yang dilakukan pengkajian ESAS terdiri dari 12

pasien dengan jumlah pasien laki-laki 6 dan perempuan 6 pasien. Keenam

Analisis asuhan…., Aries Asmorohadi, FIK UI, 2014

Page 91: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20391123-SP-Aries...Spesialis Keperawatan (Sp.Kep) Medikal Bedah Peminatan Onkologi ARIES ASMOROHADI

73

Universitas Indonesia

pasien perempuan yang dilakukan pengkajian ESAS adalah Ny. N dengan

diagnosa kanker payudara stadium IIIb, Ny. W dengan kanker payudara

stadium IIa, Ny M dengan kanker ovarium, Ny. A dengan kanker cervik,

Ny. F dengan LMNH, Ny. H dengan kanker payudara. Sedangkan keenam

pasien laki-laki adalah Tn. D dengan kanker kolon, Tn. J dengan sarkoma

tulang, Tn. Mn dengan KNF, Tn. Ar dengan MDS RAEB, Tn. S dengan

tumor paru, dan Tn. MM dengan LMNH.

Hasil pengkajian dari 12 pasien dengan keluhan nyeri yang dinilai ESAS

nyeri sebanyak 7 pasien, keluhan cemas sebanyak 6 pasien keluhan nafsu

makan sebanyak 4 pasien, sesak 2 pasien, mengantuk 1 pasien. Pengkajian

dilakukan sendiri oleh pasien kecuali Ny. N yang mengalami penurunan

kesadaran. Pengisian grafik ESAS pada pelaksanaan pengkajian ini tidak

dilakukan oleh pasien karena waktu aplikasi penerapan ini dilakukan

selama dua hari.

3.4.3.3 Evaluasi

Evaluasi dilakukan terhadap 12 pendokumentasian pengkajian rawat inap

yang dilakukan oleh kelompok praktikan residensi. Hasil evaluasi

didapatkan data bahwa semua komponen atau item dapat diisi dengan

lengkap. Pengisian pengkajian ESAS juga dapat dimengerti pasien setelah

diberikan penjelasan. Pasien tidak lagi mengalami kebingungan dalam

menentukan skor ringan, sedang, dan berat dalam bentuk angka.

Evaluasi untuk item-item pada format pengkajian rawat inap diperlukan

pedoman yang lebih detail seperti pada pengkajian data dasar unutuk

pengkajian distres yang merupakan bagian dari tanda-tanda vital ke-6,

mungkin perlu disosialisasikan dan dijelaskan pada perawat, oleh karena

untuk istilah distres masih belum familiar, beberapa menganggap sama

dengan stres yang menganonimkan dengan masalah kejiwaan. Padahal

maksud distres disini adalah masalah psikologis yang dirasakan, dimana

cemas, depresi termasuk didalamnya.

Analisis asuhan…., Aries Asmorohadi, FIK UI, 2014

Page 92: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20391123-SP-Aries...Spesialis Keperawatan (Sp.Kep) Medikal Bedah Peminatan Onkologi ARIES ASMOROHADI

74

Universitas Indonesia

Masukan form pada pengkajian riwayat kesehatan, kolom genogram

sebaiknya dikosongkan sehingga perawat dapat menggambarkan

genogram sendiri. Sementara form saat ini masih terdapat genogram.

Selain itu dalam pengakajian nutrisi, instrumen seharusnya mencantumkan

sumbernya sehingga seandainya terdapat item yang kurang dapat

dilengkapi. untuk menentukan apakah diperlukan pengkajian nutrisi lanjut

oleh ahli gisi. Format pengkajian luka pada format pengkajian, sedangkan

pengkajian luka secara tersendiri sudah disiapkan sehingga dimungkinkan

akan terjadi duplikasi dalam pengkajian. Struktur pada item pengkajian

eliminasi sebaiknya dikelompokkan sendiri-sendiri yaitu kelompok

eliminasi uri dan kelompok eliminasi alvi. Pada pengkajian komunikasi

dan pendidikan, informasi yang dibutuhkan dan kebutuhan pembelajaran

hampir tumpang tindih. Saran, pada psikologis cukup dengan pertanyaan

terbuka untuk menggali kemungkinan masalah psikis yang ditimbulkan

oleh informasi yang kurang dan pada kebutuhan pendidikanlah baru

dimunuculkan topik yang diinginkan pasien.

Selama proses pelaksanaan pengkajian rawat inap dengan item ESAS

keterlibatan perawat ruangan terbatas, namun dalam kegiatan sosialisasi

tentang pengkajian tersebut, semua berperan dan aktif dalam diskusi

tentang pengkajian ESAS. Keterbatasan para perawat ini dimungkinkan

karena adanya audit interna dalam persiapan akreditasi sehingga secara

administrasi para perawat dituntut untuk melengkapi semua catatan medik

sesuai dengan standar. Berdasarkan hasil diskusi para perawat sudah

mengetahui dan mengerti tentang pengkajian ESAS dan cara pengisian

format pengkajian ESAS yang akan diterapkan di ruangannya. Evaluasi

untuk pengkajian yang semula pengkajian ditujukan pada pasien baru

masuk, namun oleh karena keterbatasan waktu, pasien yang diambil masih

dalam rentang seminggu masuk rumah sakit dan difokuskan pada 2 kamar

rawat inap yaitu kamar 602 untuk pria dan kamar 610 untuk wanita.

Analisis asuhan…., Aries Asmorohadi, FIK UI, 2014

Page 93: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20391123-SP-Aries...Spesialis Keperawatan (Sp.Kep) Medikal Bedah Peminatan Onkologi ARIES ASMOROHADI

75

Universitas Indonesia

BAB 4

PEMBAHASAN

Bab 3 berisi tentang pembahasan kasus kelolaan dengan penerapan teori peaceful end of life

pada asuhan keperawatan pada kanker kolon, pembahasan hasil penerapan evidence base

nursing serta pembahasan hasil proyek inovasi keperawatan yang dilakukan di ruang teratai

Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta.

4.1 Asuhan Keperawatan pada Kanker Kolon dengan Pendekatan Teori Peaceful End

of Life

Tn. S merupakan seorang karyawan yang kesehariannya bekerja di dealer motor. Sejak

usia 12 tahun Tn. S sudah mulai merokok dan menyukai makanan instan seperti mie. Tn.

S mulai didiagnosa kanker kolon sejak bulan Oktober 2012. Sebelumnya Tn.S telah

mendapat perawatan di swasta di Jakarta serta dilakukan tindakan operasi laparotomi

dengan kolostomi. Hasil pemeriksaan patologi anatomi (PA) pasien terdiagnosa kanker

kolon stadium IIIb. Pasien pernah mendapat kemoterapi sampai terjadi luka ekstravasasi

akibat pemberian kemoterapi daerah pada mata kaki kiri, namun saat ini hanya terlihat

bekas lukanya. Tn. S tidak tahu berapa kali diberikan kemoterapi. Empat bulan kemudian

sekitar bulan Pebruari 2013 pasien dirujuk ke RSKD Jakarta. Pasien di RSKD diberikan

kemoterapi selama 6 kali dan 1 kali remisi. Pada tanggal 20 pebruari 2014 pasien

dilakukan operasi laparotomi untuk penutupan kolostomi.

Berdasarkan hasil pengkajian riwayat kesehatan keluarga Tn. S tidak ada yang menderita

penyakit kanker, demikian juga keluarga dari ibu dan bapak pasien tidak ada yang

menderita penyakit kanker kolon. Salah satu faktor predisposisi dari penyakit kanker

adalah faktor genetik. Pengaruh genetik yang berasal dari sindrom karsinoma poliposis

dapat menjadi predisposisi genetik timbulnya penyakit kanker. Terdapat pengaruh dari

sejumlah sidroma genetik menurut hukum mandel dan kecenderungan terjadi pada tumor

jinak dan ganas. Garis keturunan pertama (first degree relatives) dari pasien yang

menderita karsinoma kolorektal mempunyai risiko tiga kali lipat lebih besar (Kamp,

2004; Sjamsuhidayat, 2006). Melihat hasil pengkajian pada Tn. S sangat dimungkinkan

tidak disebabkan oleh faktor genetik.

75

Analisis asuhan…., Aries Asmorohadi, FIK UI, 2014

Page 94: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20391123-SP-Aries...Spesialis Keperawatan (Sp.Kep) Medikal Bedah Peminatan Onkologi ARIES ASMOROHADI

76

Universitas Indonesia

Hasil anamnesa pasien memiliki riwayat merokok 1 bungkus tiap hari dan suka

mengkosumsi mie instan sejak duduk di SMP. Respon tubuh terhadap tembakau pada

rokok dapat memicu adanya mutasi P53. Protein dengan berat 53 dalton atau P53

merupakan tumor suppressor genes yang berfungsi untuk menghambat proliferasi sel,

berhentinya aktifitas P53 akan memicu terjadi kanker (Evelyn, 2013). Hasil penelitian

Pfeifer (2002), menemukan adanya mutasi P53 yang lebih tinggi pada perokok

dibandingkan dengan yang tidak merokok. Adanya mutasi P53 akan menyebabkan

perubahan peran dari P53 dalam mengendalikan pertumbuhan sel kanker. Pengaruh

makanan seperti mie instan dimungkinkan dapat menjadi salah satu resiko penyebab

kanker. Permukaan mie instan dilapisi oleh lilin sehingga tidak pernah lengket satu

dengan yang lainnya. Tubuh membutuhkan waktu dua hari untuk mencerna zat ini. Efek

zat lilin yang terus menumpuk di dalam kolon, akibat dari kosumsi yang terus menerus

akan menyebabkan penumpukan zat lilin pada daerah kolon yang pada akhirnya dapat

memicu terjadi kanker kolon.

Tingginya kosumsi protein hewani, lemak dan rendahnya kosumsi makanan rendah serat

merupakan faktor insiden yang tinggi terjadinya kanker kolon Pengaruh lingkungan

khususnya diet mempunyai peranan penting dan dapat menjadikan penyebab terjadinya

kanker kolon dan rektum (Desen, 2011). Masukan makanan tinggi lemak akan

merangsang lebih banyak sekresi empedu, hasil uraian asam empedu yang banyak dan

aktifitas bakteri anaerob dalam usus meningkat sehingga karsinogen sebagai pemicu

karsinogenesis dalam usus bertambah dan mengarah timbulnya kanker kolon (Price &

Wilson, 2006; Black & Hawks, 2009: Desen, 2011). Pengolahan dengan suhu tinggi

hingga mencapai 150 celcius dan makanan berwarna terlalu kecoklatan semakin

meningkatkan risiko karena terbentuknya mutagenic heterocyclic amines (Kizil, 2009).

Adenomatus polip atau adenoma merupakan proses yang mengawali terjadinya kanker

kolorektal, lebih dari 95% kanker kolorektal disebabkan oleh adenomas. Adenomas

terdiri dari tiga jenis yaitu; tubular, tubulovillous dan villous. Jenis villous yang

mempunyai resiko tinggi terjadinya kanker. Polip tumbuh secara pelan-pelan sekitar 5-10

tahun atau lebih untuk berubah menjadi maligna atau keganasan. Polip yang mengalami

keganasan akan terjadi peningkatan ukuran dalam lumen dan selanjutnya akan

menyerang dan merusak dinding kolon. Tumor dalam kolon yang cenderung terus

Analisis asuhan…., Aries Asmorohadi, FIK UI, 2014

Page 95: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20391123-SP-Aries...Spesialis Keperawatan (Sp.Kep) Medikal Bedah Peminatan Onkologi ARIES ASMOROHADI

77

Universitas Indonesia

membesar dapat menyebabkan ulserasi, infeksi sekunder dan nekrosis. Umumnya ini

terjadi pada belahan kanan kolon dan ampula rekti (Black & Hawks, 2009).

Karakteristik tipe ulseratif adalah massa terdapat tukak yang dalam dan bentuk luar

mirip kawah gunung merapi, tepi kokoh dan keras menonjol, dasar tidak rata, nekrosis,

derajat keganasan tinggi, metastase limfogen lebih awal, dibawah mikroskop sebagai

adenokarsinoma diferensiasi buruk. Tipe kedua yaitu infiltrasi, tumor menginfiltrasi

lapisan dinding usus secara difus, sehingga dinding usus setempat menebal, tepi tampak

dari luar sering kali tidak jelas terdapat tukak atau tonjolan. Tumor sering mengenai

sekeliling saluran usus disertai dengan hiperplasia abnormal jaringan ikat, lingkaran usus

menyusut, permukaan serosa sering tampak cincin kontriksi yang memudahkan

terjadinya ileus. Pemeriksaan mikroskopis tampak sebagai adenokarsinoma berdeferensi

sangat buruk (Desen, 2011).

Berdasarkan hasil pemeriksaan jenis kanker pada Tn. S adalah adenokarsinoma kolon

dengan stadium IV. Tumor pada Tn. S sudah langsung meninvasi organ atau struktur lain

atau menembus pars veseralis peritonium, dan telah terjadi penyebaran kelenjar limfe

regional lebih dari 4 nodul serta sudah tejadi metastase jauh ke organ gaster.

4.1.1 Aplikasi Teori Peaceful End of Life

Pengkajian keperawatan yang dilakukan pada Tn. S ini menggunakan pendekatan teori

peaceful end of life. Pendekatan teori ini sangat tepat diterapkan pada pasien paliatif

dan saat ini Tn. S sudah didiagnosis kanker dengan stadium lanjut atau IV, sehingga

pengobatan ataupun terapi yang diberikan kepada pasien bersifat paliatif. Pengkajian

dengan pendekatan teori ini mampu mengkaji dan mengekplorasi secara lebih dalam

akan kondisi yang sangat dirasakan oleh pasien. Pendekatan pengkajian ini dilakukan

secara aktif dengan penuh kasih sayang, menghibur, mendukung dari suatu kondisi

yang mengancam kehidupannya, sehingga pasien memperoleh kenyamanan saat

pengkajian dilakukan. Pelaksanaan pengkajian ini harus dilandasi kepercayaan dan

keakraban perawat dengan pasien sehingga masalah-masalah sifatnya pribadi dapat

digali lebih jauh (Ciplaskey, 2014).

Teori peaceful end of life memberikan arah pengkajian yang mengaitkan dengan

keinginan dan harapan akan kedamaian, kenyamanan, terbebas dari rasa nyeri,

Analisis asuhan…., Aries Asmorohadi, FIK UI, 2014

Page 96: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20391123-SP-Aries...Spesialis Keperawatan (Sp.Kep) Medikal Bedah Peminatan Onkologi ARIES ASMOROHADI

78

Universitas Indonesia

bermartabat dan hubungan kedekatan dengan keluarga pasien. Aspek-aspek yang

menjadi keinginan pasien ini dapat diinterpretasikan dalam menggali data-data yang

menjadikan dasar intervensi yang akan dilakukan pada Tn. S ini. Kontribusi besar dari

pengembangan teori ini adalah terpenuhinya akhir hidup yang damai pada pasien yang

menderita sakit parah (Ruland & Moore, 1998).

Berdasarkan data-data hasil pengkajian secara umum dan pengkajian dengan

pendekatan teori peaceful end of life, maka muncul masalah-masalah pada Tn. S

diantaranya; nyeri, ketidakseimbangan kebutuhan nutrisi, kecemasan, hambatan

mobilitas fisik dan masalah kolaboratif yaitu pembentukan fistula.

4.1.2 Nyeri

Hasil pengkajian yang menjadi keluhan yang paling dirasakan oleh Tn. S adalah nyeri.

Nyeri menjalar keseluruh kuadran di abdomen. Rasa nyeri yang dialami Tn.S

merupakan suatu bentuk pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan

yang diakibatkan oleh adanya kerusakan jaringan (Rasjidi, 2010). Mekanisme nyeri

dimulai dengan adanya kerusakan jaringan yang diakibatkan oleh perkembangan sel

kanker yang terus berkembang akan memicu pelepasan zat-zat kimia seperti

prostaglandin E, bradikinin, serotinin dan histamin. Zat kimia tersebut akan

merangsang reseptor nyeri dan mentransmisikan medula spinalis dan selanjutnya

menuju talamus, kemudian di kortek serebri nyeri tersebut dipersepsikan (Petel, 2010).

Pengalaman nyeri kanker yang dialami oleh Tn. S merupakan suatu ancaman besar bagi

kualitas hidupnya. Prioritas tujuannya adalah menurunkan nyeri akibat kanker tersebut

(Paice, 2011).

Nyeri dalam teori peaceful end of life merupakan gejala yang mendapatkan prioritas

intervensi yang tepat. Keluhan yang dirasakan oleh Tn. S dengan skala nyeri 6 akan

mengganggu kenyamanan pasien. Keadaan yang tidak menyenangkan baik perasaan

emosional atau sensori yang mempunyai resiko terjadinya kerusakan jaringan (Ruland

& Moore, 1998). Tujuan untuk menciptakan suasana yang tenang akan sulit dilakukan

jika keluhan nyeri masih dirasakan oleh pasien. Perasaan nyeri Tn.S akan akan

mempengaruhi aktifitas kegiatan sehari-hari (Kozier & Erb, 2009). Alur lima konsep

dalam teori peaceful end of life menekankan konsep nyeri dan nyaman dalam

penatalaksanaan nyeri. Perasaan nyaman dilakukan dengan tindakan yang dapat

Analisis asuhan…., Aries Asmorohadi, FIK UI, 2014

Page 97: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20391123-SP-Aries...Spesialis Keperawatan (Sp.Kep) Medikal Bedah Peminatan Onkologi ARIES ASMOROHADI

79

Universitas Indonesia

membebaskan rasa nyeri dan terus memonitor ketidaknyamanan dengan memfasilitasi

pasien untuk relaksasi untuk mencapai kepuasan hati. Akhir dari alur konsep nyaman

bertujuan untuk mencegah komplikasi masalah yang dimungkinkan muncul (Alligood

& Tomey, 2010).

Intervensi keperawatan yang dilakukan untuk mengatasi nyeri menurut NIC adalah

dengan pain management. Tindakan awalnya adalah dengan mengkaji kembali keluhan

nyeri. Hal ini dilakukan untuk menghindari persepsi yang berbeda mengenai nyeri.

Penatalaksanaan nyeri akan tepat apabila penilaian atau pengkajian nyeri dilakukan

secara komprehensif yang meliputi aspek psikologis, sosial dan spiritual sebagai dasar

dalam melakukan intervensi multidisiplin. Bidang perawatan paliatif dalam

penataksanaan nyeri sangat menekankan pada gejala yang dirasakan oleh pasien seperti

nyeri, yang merupakan bagian integral dari perawatan nyeri (Paice, 2011). National

comprehensive cancer network (NCCN) di Amerika Serikat sangat menekankan

pentingnya pengkajian nyeri secara komprehensif yang meliputi; pengalaman nyeri

(evaluasi intensitas, kualitas, onset, durasi, tindakan yang dapat meningkatkan rasa

nyeri), psikososial, riwayat penggunaan obat nyeri, latihan fisik, laboratorium dan foto

serta pengkajian penyebab nyeri.

Hubungan lima konsep utama teori peaceful end of life menempatkan konsep nyeri

sebagai pilar pertama yang harus dilakukan suatu intervensi yang akurat. Monitoring

dan pemberian penghilang nyeri merupakan dua tindakan yang harus diberikan kepada

pasien. Penerapan intervensi farmakologis dan non farmakologis pada struktur teori

peaceful end of life sejalan dengan intervensi yang dilakukan dalam pain managemen

yang dirumuskan oleh NIC (Alligood & Tomey, 2010). Pengelolaan pemberian terapi

farmakologi dan non farmakologis harus dilakukan dengan sinergis sehingga

efektifitasnya dapat segera dirasakan pada pasien. Pembrian tramadol pada Tn. S akan

lebih merasa nyaman dengan melakukan tindakan distraksi dan relaksasi sebagai terapi

non farmakologi.

Tindakan relaksasi dan distraksi mampu mengurangi nyeri kronis atau akut. Kesadaran

dalam melakukan teknik relaksasi dan distraksi akan menghasilkan perbaikan secara

psikologis dan fisik (Dunford, 2010). Relaksasi bertujuan untuk menenangkan pasien

secara emosional sehingga sekresi adrenalin akan terhambat dan sebaliknya sekresi

Analisis asuhan…., Aries Asmorohadi, FIK UI, 2014

Page 98: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20391123-SP-Aries...Spesialis Keperawatan (Sp.Kep) Medikal Bedah Peminatan Onkologi ARIES ASMOROHADI

80

Universitas Indonesia

kortisol akan meningkat sehingga efek nyeri menjadi berkurang. Persepsi individu

menentukan kemampuan dalam mengontrol nyerinya. Tingkatan nyeri tidak hanya

ditentukan berdasarkan aspek fisiologis, namun aspek psikologis mempunyai peran

penting karena sifat nyeri dikatakan secara subjektif. Gate control pain theory nyeri

menjelaskan bahwa persepsi individu menentukan kemampuan mengontrol nyeri

berdasarkan komponen kognitif, sensori dan emosional (DeLaune & Ladner, 2002).

Pemberian analgetik sesuai dengan indikasi pada Tn. S adalah tramodol 100 mg melalui

intravena. Obat ini digunakan untuk menurunkan nyeri sedang sampai berat dengan

cara menggabungkan opioid dan monoaminogerically yang menghubungkan dengan

mekanisme anti-nosiseptif. Efek samping terhadap depresi saraf pusat relatif kurang

dibandingkan jenis norkotik (Shah, 2010). Mekanisme kerja dari obat analgetik ini

mempunyai dua jalur mekanisme yaitu menghambat reuptake serotinin dan

norepineprin yang mempunyai peran dalam termoregulasi. Jalur yang kedua adalah

dengan afinitas untuk reseptor opiod (Trecova, 2004).

Pemberian terapi non farmakologi pada Tn.S diberikan setelah terapi farmakologi.

Nyeri skala 6 pada Tn. S yang dikeluhkan secara fisiologi terjadi kerusakan jaringan

akibat infeksi dan kanker, sehingga pemberian analgetik tramadol akan mengurangi

nyeri yang disebabkan karena adanya kerusakan jaringan akibat infeksi dan

perkembangan sel kankernya. Keadaan seperti ini akan akan belangsung lama dan terus

dirasakan oleh Tn.S. Nyeri kronik ini perlu intervensi yang komprehensif dari tim yang

menangani Tn.S. Terapi non farmakologi secara umum mampu meningkatkan perasaan

nyaman pada pasien (Dunford, 2010). Pemberian terapi farmakologi dan non

farmakologi akan saling menguatkan dampak dalam menurunkan nyeri.

4.1.3 Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan

Pengkajian nutrisi pada pasien kanker merupakan bagian terpenting karena

terpenuhinya nutrisi pada Tn. S akan memperbaiki masalah lainnya. Data subjektif

yang didukung oleh hasil pengkajian ESAS menunjukkan ESAS mual 6, skor ESAS

tidak nafsu makan 6. Keadaan seperti ini memberikan dampak yang terhadap

pemenuhan kebutuhan nutrisi (Rasjidi, 2010). Asupan nutrisi Tn. S yang kurang

disebabkan oleh karena sifat dari penyakit kanker yang termasuk dalam penyakit

metabolik. Aktifitas sel kanker berkompetisi dengan kebutuhan metabolisme tubuh,

Analisis asuhan…., Aries Asmorohadi, FIK UI, 2014

Page 99: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20391123-SP-Aries...Spesialis Keperawatan (Sp.Kep) Medikal Bedah Peminatan Onkologi ARIES ASMOROHADI

81

Universitas Indonesia

sehingga manifestasinya terjadi penurunan berat badan, selain itu dampak dari nyeri

dan kecemasan akan kondisi kesehatannya dapat memicu penurunan nafsu makan.

Pengkajian nutrisi Tn.S harus dilakukan dengan cermat dan tepat sesuai kebutuhan.

Menurut perhitungan kebutuhan metabolit basal dari Harris & Benedict, dalam Rasjidi

(2010) bahwa kebutuhan nutrisi pada pasien kanker untuk laki-laki seperti pada Tn. S

adalah 66.4730+(13.751 x 48)+(5.0033 x 164) – (6.7550 x 33) = 1324, 124. BMR

(basal metabolic requerement) adalah kebutuhan energi minimal yang dibutuhkan

tubuh untuk menjalankan proses tubuh yang vital. Jadi kebutuhan untuk Tn. S adalah

1.325 kalori.

Kekurangan nutrisi pada Tn.S diantaranya diakibatkan oleh rasa mual, dan muntah.

Keluhan mual dirasakan mengganggu kenyamanan pasien. Menurut Ruland & Moore,

(1998), perasaan nyaman diartikan sebagai kondisi yang terbebas dari

ketidaknyamanan, kemudahan, kepuasan kedamaian dan apapun yang membuat hidup

lebih mudah dan menyenangkan. Berdasarkan teori peaceful end of life, konsep nyaman

pada alur hubungan lima konsep ditunjukkan bahwa tujuan akhir yang ingin dicapai

setelah mendapatkan perawatan dan pengobatan adalah pencegahan komplikasi

(Alligood & Tomey, 2010). Penatalaksanan mual dan muntah akan berdampak pada

penurunan nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh. Malnutrisi akan terjadi dengan adanya

asupan nutrisi yang tidak adekuat akibat muntah dan mual. Pencegahan kompliksi yang

dijelaskan dalam teori peaceful end of life ditujukan untuk melakukan tindakan

pemenuhan nutrisi yang adekuat.

Intervensi yang diberikan pada Tn. S adalah melakukan pengkajian kebutuhan nutrisi

secara yang lengkap dan tepat, memonitor makanan dan cairan yang masuk dan

menghitung intake kalori, melakukan kolaborasi dengan diet terkait kebutuhan kalori

dan jenis nutrisi yang dibutuhkan pasien, memilihkan nutrisi tambahan yang tepat,

memberikan pasien nutrisi tinggi protein dan kalori, memonitor kadar albumin,

hemoglobin dan hematokrit. Saat ini pasien menerima terapi amiparen 1000cc per 24

jam dan NaCl 0,9% 1000cc tiap 24 jam. Tujuan pemberian nutrisi parenteral adalah

untuk menyediakan kalori non protein dan protein yang cukup untuk mencegah

katabolisme lebih lanjut dan mempromosikan protein. Nutrisi parenteral terbukti baik

untuk pasien sakit non kritis yang mengalami malnutrisi. Pemberian nutrisi parenteral

dapat mendukung sebagian kebutuhan kalori pada Tn. S karena nutrisi parenteral

Analisis asuhan…., Aries Asmorohadi, FIK UI, 2014

Page 100: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20391123-SP-Aries...Spesialis Keperawatan (Sp.Kep) Medikal Bedah Peminatan Onkologi ARIES ASMOROHADI

82

Universitas Indonesia

langsung masuk kedalam sirkulasi pembuluh darah pasien, sedangkan nutrisi per oral

pada TN. S sebagian akan keluar melalui fistula sehingga pemberian nutrisi pada TN. S

melalui oral tidak dapat masuk terserap secara optimal. Adapun tujuannya pemberian

nutrisi adalah untuk meningkatkan penyembuhan luka, memperkuat fungsi kekebalan

tubuh, mempengaruhi homeostatis asam-basa mineral dan meminimalisasikan

kehilangan nitrogen obligat dalam kondisi katabolik paska injuri.

Pasien dengan stres ringan sampai sedang membutuhkan 25-35 Kkal/kg, kebutuhan

protein untuk menjaga keseimbangan nitrogen positif dibutuhkan sekitar 1,5- 2 gram

protein/kg berat badan ideal. Kalori non protein dapat diberikan melalui karbohidrat

dan lemak, dengan glukosa sebagai sumber energi yang utama. Minimal organ tubuh

memerlukan 100-150 g/hari, maksimal pemberian infus dektrosa 5 mg/kg/menit.

Kebutuhan lemak 0,5-1,0 g/kg/hari, maksimal 2,5 g/kg/hari (Rasjidi, 2010).

Pemberian terapi amiparen pada Tn. S akan memberikan kecukupan untuk pemenuhan

kebutuhan protein 200 gram, sedangkan kebutuhan protein pasien adalah 1,5 x 164 =

246 gram. Pemberian nutrisi secara parenteral merupakan suatu solusi karena

kemampuan pasien untuk menerima makanan melalui oral tidak dapat dilakukan.

Pasien sehari hanya mampu minum 300 ml per hari. Hal ini dimungkinkan karena

adanya perluasan massa tumor yang sudah mencapai gaster. Untuk memenuhi

kebutuhan nutrisi pasien diberikan tambahan terapi nutrisi parenteral berupa clinimix.

Clinimix memiliki kandungan protein 9 gram dan 200 gram glukosa, dan elektrolit,

total kalori mencapai 510 kk dan nonprotein kalori mencapai 400 kk serta kabohidra

dan protein mencapai 4 kk/gram. Kebutuhan Tn. S mencapai 1.324 kk, sedangkan

nutrisi parental yang diberikan baru mencapai 510kk + 400kk + 261 =1.171 kk.

Berdasarkan perhitungan nutrisi pada Tn. S akan mengalami ketidakseimbangan nutrisi

jika tidak ditambah dengan asupan nutrisi lewat oral. Saat evaluasi pasien sudah

mampu menerima asupan nutrisi cair 50 ml tiap 6 jam. 1 ml nutrisi peroral mengandung

1 kalori, apabila terserap semua maka akan mendapatkan 300 kalori sehingga

kebutuhan 1.325 kalori pada Tn. S akan terpenuhi. Asupan nutrisi oral ini diharapkan

mampu memenuhi kekurangan dari nutrisi yang dibutuhkan oleh Tn. S.

Secara patofisiologi sel kanker banyak membutuhkan protein, karbohidrat dan lemak

untuk terus tumbuh dan bekembang, begitu juga organ tubuh yang sehat lainnya juga

Analisis asuhan…., Aries Asmorohadi, FIK UI, 2014

Page 101: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20391123-SP-Aries...Spesialis Keperawatan (Sp.Kep) Medikal Bedah Peminatan Onkologi ARIES ASMOROHADI

83

Universitas Indonesia

membutuhkan nutrisi untuk memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh. Fenomena

kebutuhan nutrisi pada Tn. S menggambarkan kondisi yang sangat membutuhkan

banyak nutrisi untuk metabolisme tubuhnya, namun sejalan dengan pemberian nutrisi

yang tinggi akan menyebabkan sel kanker tumbuh lebih cepat. Berdasarkan penelitian

Nilsson, (2013) tentang low carbohydrate, high protein diet score risk of incident

cancer: a prospective cohort study memberikan informasi bahwa pemberian rendah

karbohidrat dan tinggi protein mempunyai hubungan terhadap kejadian kanker. Diet

tinggi protein daging akan meningkatkan resiko kanker pada usia 50-65 tahun. Diet

tinggi protein akan meningkatkan resiko kanker empat kali lipat, dikaitkan dengan

resiko merokok (Gollipour, 2014).

4.1.4 Pembentukan Fistula

Manajemen luka enterocutaneus fistula (ECF) merupakan salah satu tantangan yang

terbesar pada pasien bedah dan memberikan masalah yang sangat komplek bagi tim

medis. Manajemen ECF memerlukan pendekatan multidisiplin untuk memfasilitasi

perawatan pasien dan penyembuhan fistula. Pelayanan medis, bedah, gisi dan perawat

ETN (enterostomal theraphy nursing) harus sering terlibat dengan masing-masing

perannya sendiri. Difinisi fistula enterokutaneus adalah kondisi yang tidak normal,

dimana terdapat lubang yang menghubungkan dua struktur tubuh, sehingga

memungkinkan cairan yang ada di rongga peritonium keluar melalui lubang atau fistula

yang ada di permukaan kulit abdomen. Hal ini dapat terjadi karena infeksi pada luka

jahitan post operasi gastrointestinal. Fistula dapat diklasifikasikan menurut jenis cairan

dan volume yang keluar dari fistul. Pemahaman tentang prinsip-prinsip perawatan luka

dan teknik serta bahan yang tersedia sangat penting untuk meningkatkan kenyamanan

pasien dengan fistula ini. Manajemen perawatan luka merupakan elemen penting dalam

perawatan secara keseluruhan dalam penyembuhan fistula (Heodema & Suryadevara,

2010).

ECF lebih dari 80% terjadi karena komplikasi pembedahan perut dengan insiden 0,8% -

2%. Sebagaian karena penatalaksanaan setelah operasi kanker usus dengan kondisi gizi

buruk dan sepsis. Fistula dapat berkembang sebagai akibat kerusakan pada

anastomosis, cidera yang tidak dikenal di usus selama operasi, sedangkan fistula

spontan dapat dikaitkan dengan penyakit divertikulosis, ulesertive yang berlubang dan

usu iskhemik. Aspek yang harus diperhatikan adalah perlindungan kulit, kuantitas

Analisis asuhan…., Aries Asmorohadi, FIK UI, 2014

Page 102: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20391123-SP-Aries...Spesialis Keperawatan (Sp.Kep) Medikal Bedah Peminatan Onkologi ARIES ASMOROHADI

84

Universitas Indonesia

drainage, kemampuan menampung drainage sehingga kulit sekitar tidak terjadi iritasi

atau korosif akibat dari cairan atau drainage yang tidak tertampung dengan baik.

Tujuan dari perawatan fistula adalah perlindungan kulit, kenyamanan pasien sewaktu

mobilisasi, kemampuan menampung drainage dan bau, pengukuran volume jumlah

cairan, hemat biaya (Heodema & Suryadevara, 2010).

Berdasarkan hasil pengkajian pada Tn.S, cairan fistula yang keluar berwarna kehijauan

dengan bau serta cairan pus disekitar jahitan yang tidak menyatu. Nilai lekosit

mencapai 18,8 ribu, mengindikasikan adanya infeksi. Infeksi akan memperlama fase

inflamasi penyembuhan luka karena sel akan dihancurkan bakteri dan akan

menghambat kemampuan fibroblas untuk memproduksi kolagen. Aktifitas yang

dilakukan diharapkan akan dapat mencegah terjadinya infeksi sistemik yang beresiko

terhadap terjadinya sepsis. Terapi antibiotik sistemik merupakan terapi untuk infeksi

pada luka (Dealey, 2005).

Faktor yang menghambat penyembuhan luka Tn.S yang harus diperhatikan adalah

faktor nutrisi seperti kadar hemoglobin yang dibawah normal akan mempengaruhi

perfusi jaringan perifer termasuk pada daerah luka. Protein, karbohidrat dibutuhkan

untuk memenuhi suplai energi karena penghancuran jaringan akan menghasilkan

keseimbangan nitrogen yang negatif Keseimbangan nitrogen yang negatif akan

mengakibatkan gangguan imunitas yang beresiko menjadi infeksi. Karbohidrat

berkontribusi sebagai sumber energi untuk meningkatkan fungsi lekosit, makrofag, dan

fibroblas. Protein berperan sebagai respon imun fagositosit, angiogenesis, fibroblas,

proliferasi, sintesis kolagen dan remodelling luka.Vitamin C akan memberikan efek

pada sintesis kolagen, fungsi neutrofil, migrasi makrofag dan respon imun. Sedangkan

Zinc berguna untuk proliferasi sel, meningkatkan epitelisasi, dan meningkatkan

kekuatan kolagen (Dealey, 2005; Carville, 2007).

Konsep nyaman pada teori peceful end of life menjelaskan akan usaha dalam mencapai

kenyamanan dan pasien merasakan kenyamanan akan kondisinya sekarang. Adanya

fistula membuat pasien merasa terganggu dengan keadaannya sendiri. Fistula yang

terjadi pada Tn. S merupakan akibat pembedahan, infeksi, cidera atau peradangan

(Carville, 2005). Kerusakan dan infeksi ini akan menyebabkan komplikasi. Kerusakan

kolon secara langsung akan menyebabkan gangguan pada fungsi kolon dalam sistem

Analisis asuhan…., Aries Asmorohadi, FIK UI, 2014

Page 103: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20391123-SP-Aries...Spesialis Keperawatan (Sp.Kep) Medikal Bedah Peminatan Onkologi ARIES ASMOROHADI

85

Universitas Indonesia

pencernaan. Komplikasi yang paling ditakuti karena adanya fistula adalah tingkat

morbiditas dan motalitas yang sangat tinggi (William, 2010). Intervensi keperawatan

yang akan dilakukan dengan pendekatan teori peceful end of life adalah manajemen

fistula merupakan suatu strategi yang dilakukan untuk memastikan pasien dalam

kondisi nyaman, terpenuhi kebutuhan cairan eletrolit, pemenuhan nutrisi yang adekuat,

menjaga integritas kulit sekitar fistula, mengelola eksudat dan bau serta mencegah

terjadinya infeksi (Carville, 2005).

4.1.5 Risiko Ketidakseimbangan Volume Cairan

Kebutuhan cairan tergantung pada kebutuhan cairan dasar, kehilangan dan defisit.

Status cairan bersifat dinamis dan harus dimonitor secara konstan dengan pemeriksaan

fisik dan harian yang akurat. Rata-rata kebutuhan cairan berfariasi antara 1.250-3000

ml/hari, tergantung pada habitus tubuh. Pasien semi stres rata-rata membutuhkan

sekitar 35 ml/kg/hari. Keadaan abnormalitas cairan pada pasien kanker dapat

disebabkan oleh proses penyakit dan terapi seperti pembedahan, terapi radiasi dan

kemoterapi (Rasjidi, 2010).

Pengkajian yang mendasari adanya ketidakseimbangan volume cairan adalah balance

cairan yang masih belum seimbang. Hasil pengkajian pada Tn. S untuk perhitungan

hasil dari balance cairan -620. Adanya kehilangan cairan pada kasus ini salah satunya

karena keluarnya cairan usus melalui fistula. Banyak kasus pada pasien penyakit

terminal mengalami kekurangan asupan cairan oral sebelum terjadinya kematian.

Penyebab yang paling sering adalah anoreksi, mual, muntah, obstruksi usus, disfagia,

cepat kenyang, gangguan kognitif dan depresi. Tingkat hidrasi yang cukup jauh lebih

rendah pada pasien kanker dibandingkan dengan orang dewasa normal. Petugas

kesehatan harus memonitor dan menilai kebutuhan hidrasi pada pasien kanker melalui

kebiasaan diri pasien, pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium sebelum

mempertimbangkan keuntungan dan kerugian pemberian hidrasi cairan. Rute subcutan

merupakan alternatif yang sangat baik karena sederhana, biaya rendah dan kelayakan

untuk dilakukan dirumah pasien (Dalal, 2004).

Jumlah rat-rata cairan tubuh yang hilang dan dikosumsi tiap harinya pada orang yang

sehat adalah sekitar 2.500 ml. Mempertahankan proporsi cairan intraselular dan

ekstraseluler sangat penting untuk menjaga funsi tubuh tetap baik. Sekitar 90% dari

Analisis asuhan…., Aries Asmorohadi, FIK UI, 2014

Page 104: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20391123-SP-Aries...Spesialis Keperawatan (Sp.Kep) Medikal Bedah Peminatan Onkologi ARIES ASMOROHADI

86

Universitas Indonesia

asupan air tubuh disuplai lewat gastrointestinal, sedangkan sisanya 10% diproduksi

secara internal. Cara yang sangat penting untuk melihat cairan tubuh hilang melalui

ginjal dengan urin yang dikeluarkan. Mekanisme hormon dikendalikan untuk menjaga

keseimbangan cairan tubuh dengan mengendalikan laju air dan elektrolit dalam urin

(Dalal, 2004).

Pemeriksaan fisik sendiri memiliki sensifitas yang rendah dalam menentukan

kebutuhan cairan pada pasien kanker. Tanda-tanda klasik dari defisit cairan seperti

membran mukosa kering, turgor kulut menurun, mata cekung, kurangnya kelembaban

aksila, hipotensi postural dan takikardi kurang dapat diandalkan pada pasien kanker

dengan stadium lanjut, karena tanda-tanda ini juga hadir pada pasien yang bukan karena

kehabisan cairan (Dalal, 2004).

Pencegahan komplikasi dari alur konsep nyaman pada teori peaceful end of life

menjadikan dasar pemenuhan kebutuhan cairan tubuh. Pencegahan monitoring

pembebasan ketidaknyamanan fisik dapat diimplementasikan dengan memberikan

tindakan fluid management yang mempunyai tujuan yang sama dalam mengelola dan

mencukupi kebutuhan cairan tubuh. Gejala yang ketidaknyamanan akan muncul dengan

disertai tanda fisik dari kekurangan cairan. Kelembaban mukosa mulut yang kering,

nadi kecil dan cepat dan tekanan darah orthostatik terjadi merupakan bentuk gejala

yang akan mengganggu kenyamanan.

4.1.6 Ansietas

Cemas merupakan perasaan gelisah dari ketidaknyamanan atau rasa takut berhubungan

dengan perasaan keprihatinan karena adanya ancaman dari bahaya. Kecemasan klien

akan terus berkembang karena kesembuhannya berjalan lambat. Rasa sakit yang terus

menerus dirasakan oleh klien akan menambah dan meningkatkan rasa gelisah klien.

Pengkajian harus bepusat pada pasien untuk memberiakan bantuan penuh pada pasien,

identifikasi harapan dari pasien, partisipasi pasien dalam perawatan dan keterlibatan

keluarga selama perawatan. Pengkajian khusus terkait etnik, budaya, latar belakang

akan berdampak pada proses keperawatan dalam merencanakan tindakan yang tepat

(Halter, 2012). Pendekatan teori peaceful end of life terkait pengkajian yang spesifik

pada pasien dengan sakit parah seperti Tn. S adalah menggali perasaan damai.

Analisis asuhan…., Aries Asmorohadi, FIK UI, 2014

Page 105: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20391123-SP-Aries...Spesialis Keperawatan (Sp.Kep) Medikal Bedah Peminatan Onkologi ARIES ASMOROHADI

87

Universitas Indonesia

Kedamaian pada teori ini merupakan suatu perasaan tenang, harmoni, dan kepuasan.

Bebas dari ketakutan, kekawatiran dan kecemasan (Ruland & Moore, 1998).

Pengkajian kecemasan pada kasus kelolaan ini juga dikuatkan dengan adanya

pengkajian ESAS yang memberikan gambaran secara jelas tingkat keparahan dari

kecemasannya. Skor ESAS pada Tn. S adalah 5 yang artinya pasien merasa adanya

kekawatiran pada tingkat menengah. Tingkatan ringan, sedang, dan berat di

kelompokkan dengan melihat kondisi pasien itu sendiri. Tingkatan cemas ringan akan

disampaikan pasien dengan batasan kecemasan tersebut belum mengganggu aktifitas

kerja sehari-hari pasien, sedangkan cemas sedang sudah mulai mengganggu aktifitas

kerja pasien sehingga pasien harus beristirahat. Pada kecemasan berat, pasien sudah

tidak dapat melakukan aktifitas sama sekali.

Pendekatan teori peaceful end of life pada masalah cemas yang dirasakan oleh Tn. S

adalah memasukkan kedalam konsep damai. Damai pada teori ini adalah perasaan

tenang, harmoni, dan kepuasan. Bebas dari ketakutan, kekawatiran dan kecemasan.

Perasaan tenang berawal dari kepuasan atas apa yang ingin dicapai dalam

kehidupannya (Ruland & Moore, 1998). Tujuan hidup yang tidak rasional dilakukan

pada saat sakit seperti ini akan menimbulkan perasaan kecewa terhadap dirinya sendiri.

Sering bertanya tentang sakitnya apakah bisa sembuh dan terlihat bingung apa yang

harus dilakukan merupakan gejala dari perasaan jauh dari kedamaian. Menurut

Alligood & Tomey, (2010) konsep damai dapat dicapai dengan terus memberikan

dukungan emosional kepada pasien, memonitor pasien akan kebutuhan obat anti cemas,

berusaha membangkitkan kepercayaan diri pasien.

Kondisi Tn. S yang telah menjalani perawatan yang lama dan penurunan kondisi seperti

sekarang ini merupakan permasalahan yang dirasakan oleh pasien, hal ini terlihat

dengan sering menanyakan apakah saya akan sembuh. Teori peaceful end of life ini

memberikan perhatian yang besar akan permasalahan seperti ini. Fokus pada intervensi

yang ditujukan untuk memberikan suasan tenang, selaras dan harmoni seperti harapan

pasien untuk mencapai kepuasan yang realistis (Ruland & Moore, 1998). Awal mula

dari munculnya teori ini adalah memberikan sesuatu yang berarti kepada pasien yang

sakit parah. Menjaga keberadaan pasien dengan selalu menghargai pasien dan

menciptakan suasana kekeluargaan selama perawatan dengan melibatkan orang-orang

Analisis asuhan…., Aries Asmorohadi, FIK UI, 2014

Page 106: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20391123-SP-Aries...Spesialis Keperawatan (Sp.Kep) Medikal Bedah Peminatan Onkologi ARIES ASMOROHADI

88

Universitas Indonesia

yang terdekat kepada pasien akan memberikan menghilangkan kekawatiran pasien akan

dirinya nanti.

Intervensi yang dilakukan pada Tn. S adalah anxiety reduction. Tindakan ini mengacu

pada standar NIC dengan melakukan pendekatan yang dapat menentramkan perasaan

pasien, menjelaskan semua prosedur yang akan dilakukan, memberikan informasi yang

nyata tentang diagnosis dan pengobatannya. Reduksi kecemasan adalah

meminimalisasikan rasa gelisah, tidak nyaman, rasa takut dan kawatir terhadap sumber-

sumber yang dianggap membahayakan dirinya. Ancaman terhadap ketidaksembuhan

pasien harus didiskusikan kembali akan makna sembuh bagi pasien. Kesembuhan yang

harus disepakati adalah terbebas dari keluhan-keluhan yang menjadi alasan pasien

dirawat dirumah sakit, dapat melakukan aktifitas sehari-hari tanpa adanya keluhan.

Kondisi Tn. S yang saat ini masih merasa nyeri, lemah, luka yang belum menutup

merupakan target perawatan yang harus segera mendapat intervensi yang tepat.

Berdasarkan penelitian Lorenzo, (2004) menunjukkan bahwa penyediaan sumber

informasi yang dibutuhkan pasien memiliki efek yang positif dalam mengurangi

kecemasan dan depresi tinggi. Pemberian informasi dan komunikasi yang tepat dalam

melakukan intervensi akan meningkatkan ketenangan pasien. Penggunaan media seperti

buku, kaset, vidio ataupun sumber-sumber informasi lain dapat meningkatkan kualitas

hidup mereka.

Pasien akan dapat mengambil manfaat intervensi keperawatan yang mendukung

terhadap pemenuhan kebutuhan spiritual pasien (Narayanasami, 2003). Memotivasi

pasien untuk menggunakan koping mekanisme yang positif dengan mendekatkan dan

memasrahkan diri dengan banyak berdoa, berzikir dan sholat membantu pasien lebih

tenang dan merasa damai. Hasil peneltian Bussing, (2010) menunjukan bahwa

kebutuhan spiritual secara konseptual berbeda dengan kepuasan hidup. Kebutuhan

spiritual dapat diartikan sebagai kerinduan pasien untuk kesejahteraan akan rohaninya.

Hasil pengamatan yang dilakukan oleh penulis, penggunaan mekanisme koping pada

Tn. S dengan pendekatan spiritual dirasakan sangat membantu pasien menjadi lebih

tenang dan berfikir positif dalam menghadapi penyakitnya.

Terapi relaksasi sangat efektif dalam mengatasi peningkatan depresi, kecemasan, dan

stres. Tindakan ini direkomendasikan sebagai salah satu intervensi keperawatan pada

Analisis asuhan…., Aries Asmorohadi, FIK UI, 2014

Page 107: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20391123-SP-Aries...Spesialis Keperawatan (Sp.Kep) Medikal Bedah Peminatan Onkologi ARIES ASMOROHADI

89

Universitas Indonesia

pasien dengan kanker (Khasani, 2012). Tindakan nafas dalam dilakukan pasien ketika

ketika timbul perasaan kurang nyaman sehingga pasien dapat beradaptasi dengan

kecemasannya dengan skor ESAS 2. Hal ini ditunjukkan dengan wajah yang lebih rilek

dan tenang. Pernafasan dan relaksasi yang dilakukan sendiri dapat memainkan peranan

penting dalam meningkatkan kualitas hidup pasien kanker (Dhillon, 2009). Penerapan

teknik relaksasi ini menjadi tindakan yang padat dilakukan pasien ketika merasa tidak

nyaman, sehingga adanya peningkatan kecemasan tidak berlanjut kedalam tingkatan

yang lebih berat.

Komunikasi terapeutik yang dilakukan perawat di ruangan Teratai RSKD Jakarta

mampu memberikan kontribusi yang baik kepada pasien. Menjelaskan prosedur

sebelum melakukan tindakan, selalu membantu kebutuhan pasien, dan terus memberi

dukungan kepada pasien serta melibatkan peranan keluarga menjadikan terapi yang

efektif pada pasien. Kecemasan pasien tidak berlangsung lama karena efektifas

tindakan yang dilakukan secara profesional oleh perawat.

Tujuan hidup Tn. S sekarang harus melihat kondisi saat ini, sehingga tujuan yang

positif yang berasal dari suatu keinginan dapat terpenuhi oleh pasien. Pendekatan

spiritual dalam merumuskan tujuan hidup akan lebih terasa bermakna dalam kehidupan

yang akan dijalani selanjutnya, sehingga mendapatkan manfaat dan kepuasan secara

spiritual. Kepuasan merupakan bentuk perasaan sukses akan keberhasilan mencapai

tujuan yang ditentukannya. Kehidupan yang harmoni dan selaras dengan tercapainya

tujuan hidup menjadi salah satu keinginan yang harus direncanakan oleh pasien.

Pendekatan psikososial dan spiritual akan lebih berperan dalam menciptakan

keharmonian diri pasien (Ruland & Moore, 1998).

4.1.7 Hambatan Mobilitas Fisik

Kelelahan dari hasil pengkajian ESAS 7 dan ECOG: 4 menunjukkan adanya gangguan

yang membuat Tn. S tidak dapat melakukan aktifitasnya secara mandiri. ESAS

merupakan hasil pengkajian yang sifatnya subjektif dari perasaan pasien mengenai

kondisi kelelahan atau ketidakmampuan untuk melakukan aktifitasnya. Hambatan

mobilitas fisik pada Tn. S banyak dipengaruhi oleh kondisi kelemahan akibat nyeri dan

asupan nutrisi yang tidak adekuat.

Analisis asuhan…., Aries Asmorohadi, FIK UI, 2014

Page 108: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20391123-SP-Aries...Spesialis Keperawatan (Sp.Kep) Medikal Bedah Peminatan Onkologi ARIES ASMOROHADI

90

Universitas Indonesia

Difinisi mobilisasi dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk bergerak

bebas, sedangkan imobilisasi adalah ketidakmampuan sesorang untuk bergerak bebas.

Menurut Wilkinson (2012), hambatan mobilitas fisik adalah keterbatasan pasien dalam

melakukan pergerakan secara mandiri yang terarah pada tubuh untuk melakukan

pergerakan atau aktifitas. Intervensi yang dilakukan adalah melakukan ambulasi sesuai

kebutuhan, mengajarkan pada pasien dan keluarga tentang teknik ambulasi, melatih

pasien dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari secara mandiri, mendampingi dan

membantu pasien saat mobilisasi dan membantu pemenuhan kebutuhan sehari-hari.

Hubungan antara lima konsep utama teori peaceful end of life memberikan acuan yang

jelas kepada perawat dalam menerapkan konsep intervensi damai. Memberikan

panduan praktis dan memberikan bantuan fisik merupakan intervensi yang dapat

dilaksanakan dalam mengelola pasien kanker dengan pendekatan teori ini (Alligood &

Tomey, 2010). Intervensi dalam konsep teori peaceful end of life juga menekankan

adanya pencegahan komplikasi pada Tn. S. Tidak adanya mobilisasi dalam waktu yang

yang lama akan menyebabkan kekuatan otot menjadi melemah dan jika tidak dilakukan

ROM persendian pasien dapat mengalami kekakuan. Memberikan penjelasan akan

pentingnya latihan dan dukungan yang positif pada Tn.S akan menghindarkan dampak

komplikasi kontraktur sendi ataupun atropi otot ekstremitas.

Tindakan dimulai dari melakukan observasi kemampuan aktifitas pasien dengan

melihat respon dari peningkatan aktifitas yang dilakukan secara bertahap dengan tetap

berkolaborasi dengan fisioterapi. Manajemen energi terdiri dari mengkaji pemenuhan

kebutuhan oksigenasi, cairan, elektrolit, nutrisi, istirahat dan tidur. Tindakan

manajemen ini perlu dilakukan untuk mengetahui energi yang ada mampu memenuhi

aktifitas yang direncanakan, karena peningkatan aktifitas memerlukan energi yang

adekuat. Kekurangan energi akan memperberat kondisi pasien. manajemen energi

membutuhkan outcome yang positif pada individu dengan kesulitan aktifitas sehari-hari

pada pasien kanker (Ackley, 2006).

Intevensi keperawatan yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan otot pasien

dengan melakukan latihan ROM (range of motion). Latihan ini dilakukan secara

bertahap dengan terus melakukan observasi dan melihat respon pasien, sehingga pasien

tidak mengalami kelelahan yang parah ketika melakukan latihan. Latihan yang

Analisis asuhan…., Aries Asmorohadi, FIK UI, 2014

Page 109: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20391123-SP-Aries...Spesialis Keperawatan (Sp.Kep) Medikal Bedah Peminatan Onkologi ARIES ASMOROHADI

91

Universitas Indonesia

memungkinkan dilakukan adalah latihan isotonik dengan mempertimbangkan kondisi

pasien. latihan isometrik dilakukan untuk ektremitas dan sendi-sendi dengan metode

aktif. ROM pasif dan aktif dapat mencegah kelemahan otot. Mobilisasi yang dilakukan

bertujuan untuk mengekspresikan emosi dengan gerakan nonverbal untuk pertahanan

dan pemenuhan kebutuhan dasar serta aktifitas sehari-hari. Mobilisasi fisik secara

optimal akan mempertahankan fungsi sistem otot, saraf dan skeletal tetap berfungsi

dengan baik. Mobilisasi akan memberikan manfaat yaitu dapat menstimulasi sirkulasi

perifer dan mengembalikan fungsi normal organ (Smeltzer & Bare, 2008).

Analisis dari tindakan yang telah dilakukan untuk mengatasi masalah hambatan

mobilitas pada Tn. S berjalan dengan baik. Dorongan dan keinginan yang kuat pada

diri pasien untuk dapat beraktifitas secara mandiri menjadikan program mobilasi dapat

dilakukan dengan baik. Latihan pada Tn. S mulai dari miring kanan dan kiri, duduk

berdiri dan pada akhirnya mampu melakukan kegiatan personal hygiene secara

mandiri. Peran serta keluarga dalam memandirikan pasien juga memberikan dampak

tersendiri terhadap pasien.

4.2 Aplikasi Teori Peaceful End of Life Pada 30 Kasus Kelolaan

Praktik residensi keperawatan medikal bedah ini dilakukan selama dua semester dengan

muatan 20 SKS untuk menyelesaikan program spesialis keperawatan. Program residensi

untuk keperawatan medikal bedah peminatan onkologi dilaksanakan di Rumah Sakit

Kanker Dharmais Jakarta. Kompetensi ners spesialis keperawatan medikal bedah

peminatan onkologi mengharuskan residennya untuk mengelola asuhan keperawatan

lanjut pada kasus-kasus onkologi. Adapun target kasus yang dilaporkan pada praktik

residensi onkologi di Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta sebanyak 30 kasus kelolaan.

4.2.1 Jenis Kanker pada Kasus Kelolaan

Tigapuluh kasus kanker yang dikelola selama melaksanakan praktik residensi di Rumah

Sakit Kanker Dharmais Jakarta terdiri dari delapan kasus kanker kolorektal, dua kasus

kanker ovarium, empat kasus kanker KNF, empat kanker payudara, empat kasus kanker

paru, satu kasus kanker servik, tiga kasus LNH, satu karsinoma ginjal, satu kasus

oateosarkoma tibia, satu kasus tumor otak dan satu kasus AML. Kasus yang paling

banyak dikelola oleh penulis adalah kanker kolon dan rektum. Berdasarkan data dari

Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta tahun 2013 urutan teratas dimulai dengan kasus

Analisis asuhan…., Aries Asmorohadi, FIK UI, 2014

Page 110: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20391123-SP-Aries...Spesialis Keperawatan (Sp.Kep) Medikal Bedah Peminatan Onkologi ARIES ASMOROHADI

92

Universitas Indonesia

kanker payudara, kaker servik, kanker tiroid, kanker kolon, kanker KNF, kanker

ovarium, kanker rekti, kanker hepatoma, tumor soft tissue, AML, LMNH, kanker

endometrium dan kanker buli-buli.

Kasus kanker kolon dan rektum yang penulis kelola karena sebagian besar pasien yang

menderita kanker kolon dan rektum disertai tindakan kolostomi ataupun ileostomi.

Tindakan kolostomi dan ileostomi memerlukan suatu intervensi keperawatan yang

khusus dalam pengelolaannya. Edukasi perawatan kolostomi dan ileostomi, penulis

lakukan dengan penerapan EBN. Penulis melakukan penerapan edukasi tentang

perawatan kolostomi dengan menggunakan audiovisual. Edukasi dengan mengunakan

audovisual ini dapat mempermudah penerimaan pasien dalam merawat kolostomi atau

ileostominya.

4.2.2 Masalah Pada Pasien Kelolaan

Masalah yang muncul pada 30 kasus kelolaan adalah nyeri, ketidakseimbangan nutrisi

kurang dari kebutuhan, hambatan mobilitas fisik, resiko infeksi, gangguan integritas

kulit, kecemasan, gangguan ketidakseimbangan cairan, bersihan jalan nafas tidak

efektif dan kurang pengetahuan terhadap prosedur tindakan. Penelitian Joaquin (2012),

tentang Differnces between Cancer Patient’ Symptoms Reported Themselves and in

Medical Records menyebutkan bahwa gejala yang paling sering dikeluhkan pada pasien

kanker adalah kelelahan, gangguan tidur, nyeri, anoreksia, mual, muntah, sesak,

kanstipasi dan diare. Masalah-masalah yang dikeluhkan pasien kanker sangat

diperhatikan dalam pengkajian. Data tentang keluhan secara subjektif yang dirasakan

oleh pasien dapat digali dengan pengkajian ESAS. Pengkajian gejala yang adekuat

seperti ESAS sangat penting perannya karena memberikan informasi akurat kepada

petugas kesehatan. Pengelolaan gejala yang dirasakan pasien yang dilakukan dengan

cepat dan akurat akan mempertahankan quality of life. Instrumen ESAS dibuat untuk

membantu dalam melakukan pengkajian yang lebih lengkap meliputi keluhan; nyeri,

kelelahan, nausea, depresi, cemas, mengantuk (drowsines), nafsu makan, mood

(perasaan saat ini), dan sesak (Carjaval, 2011).

Keluhan nyeri merupakan keluhan yang hampir dirasakan oleh pasien kanker. Ada

duapuluh empat dari tigapuluh pasien kelolaan yang mengeluh adanya nyeri. Tingakat

nyeri yang dirasakan oleh pasien sangat berfariasi, namun skala nyeri sedang dan berat

Analisis asuhan…., Aries Asmorohadi, FIK UI, 2014

Page 111: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20391123-SP-Aries...Spesialis Keperawatan (Sp.Kep) Medikal Bedah Peminatan Onkologi ARIES ASMOROHADI

93

Universitas Indonesia

yang lebih banyak muncul pada kasus kelolaan. Nyeri yang timbul pada pasien kanker

merupakan manifestasi dari kerusakan jaringan akibat dari pertumbuhan sel kanker.

Berdasrkan data, insiden nyeri pada pasien kanker sekitar 38-65%, sedangkan pada

kanker stadium lanjut dapat mencapai 74%. Nyeri pada pasien kanker merupakan suatu

fenomena subjektif yang dihubungkan karena dampak fisik atau non fisik. Faktor fisik

berasal dari tubuhnya sendiri akibat dari terapi, tindakan penatalaksanakan yang

diberikan kepada pasien. Nyeri yang ditumbulkan akibat pertumbuhan sel tumor

mencapai 70%. Mekanisme nyeri dimulai dari infiltrasi tumor ke jaringan, ulserasi

jaringan, penekanan intrakranial, dan infiltrasi ke jaringan saraf dan organ yang terkena

(Rasjidi, 2010).

Terapi untuk nyeri kanker seharusnya bersifat komprehensif yang meliputi aspek fisik,

psikologis, sosial dan spiritual. Fenomena masih ditemukannya keluhan nyeri pada

pasien yang sedang menjalani perawatan. Meskipun panduan penatalaksanaan nyeri

sudah banyak dipublikasikan namun tetap saja masih terdapat halangan terkait pasien

dan tenaga kesehatan. Pertimbangan akan efek samping yang minimal dengan

pemberian anti nyeri untuk menurunkan nyeri pasien. Pengetahuan tentang konsep

dasar untuk mengontrol nyeri pada pasien kanker adalah mulai dari kemampuan

berkomunikasi, perencanaan program, dan kepercayaan antara pasien dan tenaga

kesehatan (Rasjidi, 2010).

Nutrisi merupakan bagian yang terpenting dalam proses penyembuhan kanker. Jumlah

asupan protein, karbohidrat, lemak, mineral dan vitamin memegang peranan penting

terhadap metabolisme tubuh. Asupan nutrisi dan buah-buahan sering dikaitkan dengan

penurunan resiko kanker. Adanya antioksidan yang terdapat pada nutrisi dilaporkan

dapat menurunkan kanker, namun penigkatan berat badan dan perilaku perokok

mempunyai resiko yang besar terjadinya kanker (Boyle, 2008). Merujuk diet yang

disarankan oleh World Cancer Fund (WCRF) dan American Institute for Cancer

Research (AICR) yang merekomendasikan diet, aktifitas dan manajemen berat badan

untuk pencegahan secara komprehensif dilaporkan mampu meningkatkan usia harapan

hidup pada pasien kanker (Vergenaud, 2013)

Penurunan berat badan dan disertai dengan penurunan nilai albumin, hemoglobin

merupakan hasil dari menejemen nutrisi yang tidak adekuat. Kondisi nutrisi pasien

Analisis asuhan…., Aries Asmorohadi, FIK UI, 2014

Page 112: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20391123-SP-Aries...Spesialis Keperawatan (Sp.Kep) Medikal Bedah Peminatan Onkologi ARIES ASMOROHADI

94

Universitas Indonesia

diperburuk dengan adanya keluhan mual, muntah, dan tidak nafsu makan pasien saat

menjalani perawatan. Asupan nutrisi oral yang kurang baik akan menyebabkan

penurunan kondisi tubuh dari pasien kanker. Prioritas dalam perawatan pasien dengan

penyakit kanker salah satunya adalah kecukapan gisi. Terpenuhinya gisi akan

meningkatkan kemampuan tubuh dalam menerima terapi atau tindakan yang akan

dilakukan.

4.2.3 Penerapan Teori Peaceful End of Life Pada Kasus Kelolaan

Alasan pendekatan teori peaceful end of life ini penulis aplikasikan pada tigapuluh

kasus keloaan karena rata-rata pasien kelolaan merupakan pasien paliatif atau stadium

lanjut. Kondisi keparahan pada stadium lanjut akan banyak memunculkan masalah

masalah yang bersifat komplek. Keperawatan paliatif merupakan bagian penting

dalam perawatan pasien kanker. Perawatan paliatif adalah suatu pendekatan yang

bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien dan keluarga dalam menghadapi

masalah terkait dengan penyakit yang mengancam nyawa melalui pencegahan dan

mengurangi penderitaan. Tindakan pencegahan diantaranya dengan cara

mengidentifikasi dini, pemeriksaan yang baik, terapi rasa sakit, dan menyelesaikan

masalah psikososial, dan spiritual (Rasjdi, 2010).

Pendekatan teori peaceful end of life sangat tepat diterapkan pada pasien dalam kasus

kelolaan. Teori ini mampu memberikan kontribusi dalam peningkatan pengetahuan

terutama tentang intervensi yang dapat dilakukan oleh perawat dalam menciptakan

atau membantu pasien dalam mencapai akhir hidup yang damai. Akhir kehidupan

yang damai menjadi harapan baru untuk pasien terminal atau paliatif. Keterbukaan

untuk melihat kenyataan yang sebenarnya melalui diskusi yang positif akan

memberikan kesadaran untuk bertindak secara rasional (Ruland & Moore, 1998).

Penerapan teori ini dapat memberikan inspirasi atau ide baru perawat dalam

menjalankan tugasnya dalam merawat pasien paliatif. Perasaan damai, nyaman,

dihargai, dan adanya kedekatan dengan keluarga serta terbebas dari rasa sakit

merupakan impian yang ingin dicapai pasien paliatif.

Kondisi sakit yang parah pada pasien akan menempatkan keluarga sebagai bagian

yang penting. Keterlibatan keluarga dalam perawatan menjadi bagian yang harus

diutamakan selain mengelola keluhan pasien. Proses asuhan keperawatan pada pasien

Analisis asuhan…., Aries Asmorohadi, FIK UI, 2014

Page 113: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20391123-SP-Aries...Spesialis Keperawatan (Sp.Kep) Medikal Bedah Peminatan Onkologi ARIES ASMOROHADI

95

Universitas Indonesia

paliatif akan menempatkan intervensi keperawatan yang sesuai dengan tujuan yang

ingin dicapai oleh pasien. Pengkajian yang dilakukan diharapkan mencakup masalah

rasa nyeri, merasakan adanya ketidaknyamanan, perasaan tidak bermartabat dan

dihormati, tidak merasakan adanya kedamaian, dan merasakan tidak adanya

kedekatan dengan orang yang bermakna (Alligood & Tomey, 2010).

Hampir semua pasien kelolaan melaporkan adanya keluhan yang dirasakan secara

umum meliputi masalah rasa nyeri, merasakan adanya ketidaknyamanan, perasaan

tidak bermartabat dan dihormati, tidak merasakan adanya kedamaian, dan merasakan

tidak adanya kedekatan dengan orang yang bermakna. Fokus pada pengkajian dengan

pendekatan teori peaceful end of life adalah menciptakan kenyamanan, kedamaian

dengan melibatkan keluarga (Alligood & Tomey, 2010). Seringkali prioritas pasien

dalam perawatan adalah kualitas hidup dan bukan kesembuhan dari penyakitnya.

Pasien lebih cenderung untuk memilih hidup yang singkat, namun bahagia daripada

hidup yang lama tapi penuh dengan keterbatasan dan ketergantungan (Rasjidi, 2010).

4.2.4 Faktor Resiko Kanker pada Kasus Kelolaan

Analisis 30 kasus kelolaan dalam pengkajian faktor resiko pada pasien kanker,

sebagian besar adalah disebabkan pola gaya hidup yang salah seperti pada kasus

kanker kolon dan kanker paru. Faktor-faktor yang berperan antara lain; hereditas, diet,

penyakit kolon nonkarsinoma, dan lainnya seperti defisiensi molibdenum, kosumsi

aspirin atau NSAID yang terus menerus akan memicu terjadi kanker (Price & Wilson,

2006; Black & Hawks, 2009; Desen, 2011). Pola gaya hidup saat ini yang identik

dengan kosumsi zat karsinogenik seperti pengawet, makanan cepat saji, merokok dan

pola serta diet yang tinggi lemak akan meningkatnya insiden kanker kolorektal.

Pengaruh lingkungan khususnya diet mempunyai peranan penting dan dapat

menjadikan penyebab terjadinya kanker kolon dan rektum. Tingginya kosumsi protein

hewani, lemak dan rendahnya kosumsi makanan rendah serat merupakan faktor

insiden yang tinggi terjadinya kanker kolon (Desen, 2011).

4.3 Edukasi Perawatan Kolostomi dengan Audovisial Sebagai Evidence Based Nursing

Stoma merupakan suatu lubang yang ada di dinding perut hasil dari tindakan operasi

yang dilakukan oleh dokter yang bertujuan untuk mengeluarkan feses. Pembuatan stoma

bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien, meskipun kondisi ini dapat

Analisis asuhan…., Aries Asmorohadi, FIK UI, 2014

Page 114: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20391123-SP-Aries...Spesialis Keperawatan (Sp.Kep) Medikal Bedah Peminatan Onkologi ARIES ASMOROHADI

96

Universitas Indonesia

mempengaruhi pasien secara individu karena pasien akan lama hidup dengan stoma.

Kondisi kehidupan pasien dengan stomanya sampai bertahun-tahun dan bisa selamanya

hidup dengan stoma. Edukasi perawatan stoma yang dilakukan oleh perawat diharapkan

akan meningkatkan kualitas hidup dari pasien (Danielsen, 2013).

Pasien dengan stoma menghadapi isu, anggapan tabu akan tindakan seperti ini

menyebabkan pasien malu dan tertekan. Proses rehabiltitasi dengan memberikan

informasi, pendidikan, dorongan dan konseling akan meningkatkan kualitas hidup

mereka menjadi meningkat (Diament, 2009). Upaya dalam meningkatkan pengetahuan

diantaranya dengan memberikan informasi melalui edukasi yang jelas dan tersetruktur

sesuai dengan kebutuhan pasien. Penerapan eveidence base practice tentang perawatan

sangat dibutuhkan oleh pasien.

Edukasi merupakan salah satu tindakan yang penting dalam asuhan keperawatan

Pembentukan kolostomi merupakan suatu tindakan yang biasa dilakukan setalah

dilakukan operasi kolorektal. Sebelum dilakukan tindakan pembentukan kolostomi

dilakukan suatu tindakan konseling atau edukasi tentang stoma, terutama perawatan

kolostomi yang bertujuan untuk mempercepat kemandirian pasien dalam merawat

kolostominya setelah operasi dan untuk mempercepat rawat lama tinggal dirumah sakit.

Perbandingan antara pasien yang diberikan konseling dan edukasi sebelum operasi

dengan yang tidak diberikan edukasi dan konseling terjadi perbedaan dalam masa rawat

dirumah sakit. Bedasarkan hasil penelitian dari Younis, J., Salemo, G, Fanto, D.,

Hdjipavlou M., Chellar D., Trickett, J.P. (2011), yang berjudul focused preoperative

patient stoma education, prior to ileostomi formation after anterior resection,

contributes to areduction in delayed discharge within the enhanced recovery programme

meneliti 120 pasien yang dilakukan ileostomi dengan tidak dilakukan konseling

menunjukan bahwa masa perawatan rata-rata mencapai 14 hari dengan rentang waktu 7-

25 hari, sedangkan pasien yang dilakukan konseling dan edukasi rata-rata masa

perawatan dirumah sakitnya 8 hari dengan rentang 3–17 hari. Penelitian ini juga

didukung oleh penelitian Danielsen dan Rosenberg, (2014) tentang health related of life

may increase when patient with a stoma attend patient education menunjukkan bahwa

edukasi yang tepat sebelum operasi dapat mengurangi waktu perawatan dengan

mempercepat kemahiran dalam perawatan stoma selain itu juga membantu meningkatkan

pengetahuan pasien tentang stoma.

Analisis asuhan…., Aries Asmorohadi, FIK UI, 2014

Page 115: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20391123-SP-Aries...Spesialis Keperawatan (Sp.Kep) Medikal Bedah Peminatan Onkologi ARIES ASMOROHADI

97

Universitas Indonesia

Hasil penerapan EBN tentang perawatan kolostomi dengan audovisual sebelum operasi

yang penulis lakukan di Rumah Sakit Kanker Dharmais menunjukkan bahwa setelah

dilakukan edukasi pasien dan keluarga merasa lebih siap menghadapi tindakan yang akan

dilakukan. Pengetahuan pasien yang hanya tahu tentang stoma berdasarkan penjelasan

saja menjadi lebih jelas dengan melihat langsung melalui edukasi perawatan stoma

dengan audovisual. Kejelasan penjelasan dalam edukasi merupakan salah satu tujuan

utama seorang edukator dalam melakukan tindakannya. Edukasi dan konseling tentang

perawatan stoma merupakan tindakan yang sangat penting yang dilakukan oleh perawat,

karena tanpa adanya informasi yang jelas dan benar pasien akan mencari informasi pada

sumber-sumber informasi yang tidak jelas. Edukasi sebelum dan sesudah operasi

menunjukkan secara signifikan dapat meningkatkan ketrampilan pasien dalam mengelola

stoma dan secara psikologis pasien dapat menerima keberadaan stoma pada dirinya.

Kemampuan pasien dalam ketrampilan perawatan stoma akan mempercepat masa rawat

dirumah sakit, sehingga tingkat keberhasilan dalam program rehabilitasi berjalan sukses

(O Cannor, 2005).

Selama dilakukan edukasi dengan menggunakan audovisual, pasien merasakan yang

dampak yang positif. Penelitian yang dilakukan oleh Anaraki, F., Vafaie, M., Behboo, R,

Maghsoodi, N., Esmaeilpour, S, Safaee, A, dengan Qualty of Life Outcome in Patients

With Stoma menunjukkan bahwa edukasi sangat penting bagi pasien dan keluarga

mampu meningkatkan kualitas hidup pasien dengan stoma. Penelitian ini menemukan

bahwa hidup dengan stoma mempengaruhi aspek keseluruhan kualitas hidup, sehingga

diperlukan edukasi dan konseling untuk meningkatkan kualitas hidupnya.

Edukasi yang dilakukan pada penerapan EBN ini, penulis juga mendiskusikan tentang

aktifitas yang boleh dilakukan, diet, alasan dibuatkan stoma, bagaimana menjalankan

ibadah dan jenis stoma serta apa yang dikeluarkan oleh stoma. Pasien dimungkinkan

akan merasa kawatir tentang efek stoma pada kehidupan mereka selanjutnya.

Kemampuan untuk bekerja dan beraktifiatas akan menjadi masalah yang akan dihadapi

pasien kedepan, namun dengan penjelasan yang dilakukan selama edukasi perawatan

stoma pasien dapat mengerti dan merasa lebih baik. Audovisual yang digunakan oleh

penulis untuk edukasi ini diambil dari edukasi perawatan stoma yang dibuat oleh dunsac

Analisis asuhan…., Aries Asmorohadi, FIK UI, 2014

Page 116: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20391123-SP-Aries...Spesialis Keperawatan (Sp.Kep) Medikal Bedah Peminatan Onkologi ARIES ASMOROHADI

98

Universitas Indonesia

salah satu produsen kantung stoma. Gambaran pada audovisual ini menggunakan pasien

stoma yang secara sederhana dan mandiri melakukan perawatan stoma.

Tujuan edukasi perawatan stoma adalah untuk mengajarkan pasien tentang perawatan

stoma sehingga pasien secara mandiri dapat melakukan perawatan stoma. Kemandirian

pasien ini diharapkan akan mempercepat masa rawat dan ketergantungan pasien dengan

perawat stoma. Pada pelaksaan penerapan edukasi perawatan dengan audovisual ini,

penulis menemukan adanya dampak yang sangat penting dari sekedar kemampuan

ketrampilan merawat stoma yaitu adanya empowering pasien setelah melihat vidio

perawatan stoma. Vidio perawatan ini memberikan inspirasi akan kondisi pasien

selanjutnya. Gambaran perawatan stoma yang sederhana dan mudah mampu memotivasi

pasien, bahwa setelah operasi akan mampu melakukan perawatan secara mandiri seperti

apa yang dilihat dalam vidio perawatan stoma. Penelitian Metcalf (1999), tentang stoma

care empowering patient through teaching practical skill menunjukkan bahwa dalam

proses edukasi perawatan stoma yang dilakukan oleh perawat spesialis akan mampu

membantu adaptasi pasien dengan meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan. Hal ini

memperkuat hasil penerapan EBN tentang perawatan kolostomi yang penulis lakukan,

bahwa edukasi yang dilakukan juga berdampak pada keinginan dan dorongan yang besar

untuk melakukan perawatan secara mandiri.

Pelaksaanaan edukasi dengan menggunakan vidio melalui smartphone atau laptop yang

penulis lakukan dapat menghasilkan penerimaan yang dirasakan mudah oleh pasien.

Setiap evaluasi yang dilakukan setelah pasien melihat edukasi dengan audiovisual ini

pasien berespon positif dengan mengatakan mudah untuk melakukan perawatan stoma.

Keinginan yang kuat dari pasien juga terlihat dengan meminta vidio perawatan stoma

kepada penulis. Durasi edukasi perawatan stoma ini sekitar 3 menit, sehingga sangat

efektif dan efisien dilakukan oleh perawat. Pelaksanaan edukasi perawatan stoma dengan

audovisual ini tidak membutuhkan waktu yang lama dan yang lebih utama adalah pasien

dapat lebih mengerti dan jelas dengan gambaran cara perawatan stoma dengan mudah.

Selama melakukan edukasi perawatan kolostomi yang dilakukan sebelum operasi, pasien

sangat kooperatif dan mampu mengikuti edukasi yang penulis lakukan. Pasien

mengatakan akan dilakukan kolostomi dan sudah diberikan penjelasan tentang

kolostomi. Pasien mengetahui kolostomi itu membuat lubang didinding perut sebagai

Analisis asuhan…., Aries Asmorohadi, FIK UI, 2014

Page 117: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20391123-SP-Aries...Spesialis Keperawatan (Sp.Kep) Medikal Bedah Peminatan Onkologi ARIES ASMOROHADI

99

Universitas Indonesia

pengganti dubur, namun pasien tidak bisa membayangkan bagiamana keadaan seperti itu.

Setelah melihat vidio perawatan stoma yang penulis berikan pasien merasa lebih tahu

kedapan kondisi dirinya akan seperti itu. Penjelasan yang sering dilakukan sampai saat

ini belum banyak menggunakan alat seperti audovisual. Pengamatan penulis rata-rata

teknologi smartphone telah dimiliki oleh perawat dan pasien yang ada di Rumah Sakit

Kanker Dharmais. Penggunaan Smartphone ini dapat mempermudah perawat dalam

melakukan tindakan perawatan yang salah satunya untuk edukasi.

Penerapan edukasi dengan audovisual ini merupakan hasil dari penelitian Sanjay

Chaudhri, M.S., F.R.C.S., Lesley Brown, R.G.N., Imran Hassan, M.D., Alan F. Horgan,

M.D., F.R.C.S.(Gen) dengan judul Preoperative Intensive, Community-Based vs.

Traditional Stoma Education yang dilakukan pada tahun 2005. Hasil penelitian ini

menunjukkan kemandirian pasien lebih cepat, lama rawat pasien lebih singkat, cost-

efffectiveness pada kelompok intervensi dapat menghemat $ 2.104 setiap pasiennya serta

nilai rata-rata tingkat kecemasan dan depresi pada kelompok intervensi lebih rendah dari

kelompok kontol. Hasil penelitian ini masih relevan untuk diaplikasikan oleh klinisi

dalam melakukan pendidikan kesehatan tentang perawatan kolostomi dan ileostomi

dengan menggunakan media audovisual. Penggunaan media audiovisual dapat

memberikan gambaran yang lebih jelas kepada pasien dan keluarga. Penerapan hasil

penelitian ini sangat memungkinkan untuk diaplikasikan di rumah sakit. Penggunaan

smartphone dapat mempermudah dalam pelaksanaa pendidikan kesehatan menggunakan

audovisual.

Berdasarkan hasil evaluasi dari pelaksanaan kegiatan evidence based nursing tentang

perawatan kolostomi ini dapat diaplikasikan sebagai salah satu program edukasi untuk

promosi kesehatan pasien. Alasan penerapan edukasi perawatan kolostomi dengan

audiovisual ini dapat diaplikasi adalah waktu atau durasi film yang hanya 3 menit. Waktu

yang singkat ini memberikan kesempatan perawat yang sibuk dapat melakukan edukasi.

Singkatnya film ini tidak mengurangi isi yang harus disampaikan kepada pasien untuk

meniru perawatan kolostomi. Gambaran perawatan kolostomi yang sederhana dan praktis

yang ditunjukkan dalam film perawatan kolostomi juga memberikan keyakinan pada

pasien akan kemampuannya merawat kolostominya nanti setelah dioperasi. Media

audiovisual sebagai alat saat ini mudah didapatkan. Penggunaan smartphone oleh

Analisis asuhan…., Aries Asmorohadi, FIK UI, 2014

Page 118: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20391123-SP-Aries...Spesialis Keperawatan (Sp.Kep) Medikal Bedah Peminatan Onkologi ARIES ASMOROHADI

100

Universitas Indonesia

perawat dan pasien memberikan kemudahan akan pelaksanaan edukasi dengan

kolostomi.

Kesimpulan dari evidence based nursing tentang perawatan kolostomi ini bahwa edukasi

dengan media audiovisual dapat di aplikasikan di RSKD Jakarta. Pengembangan edukasi

dengan audiovisual ke depat dapat dikembangkan dengan memanfaatkan fasilitas TV

kabel yang ada di RSKD. Ketersediaan fasilitas untuk mengakses film-film yang berisi

tentang edukasi baik sebagai promosi kesehatan ataupun memberikan informasi tentang

pencegahan, pengobatan, atau rehabilitatif, sehingga tayangan televisi yang ada dirumah

sakit dapat memberikan pengetahuan bagi pasien dan keluarga.

Peningkatan ketrampilan dan pengetahuan pasien tentang kolostomi merupakan salah

satu bagian yang bertujuan memandirikan pasien dan keluarga dalam merawat dirinya.

Memberikan panduan yang praktis merupakan suatu langkah yang juga dirumuskan

dalam penerapan teori peaceful end of life. Panduan praktis ini diharapkan mampu

membangkitkan kepercayaan pasien dalam merawat dirinya. Akhir dari tindakan ini

adalah kepuasan pasien akan dirinya sehingga perasaan bermartabat, dihormati, dan

kedamaian dapat dicapai. Elemen damai dan bermartabat termasuk dalam konsep yang

ada dalam teori peaceful end of life. Konsep ini memberikan panduan kepada perawat

dan pasien untuk mengfokuskan tindakan keperawatan yang bertujuan untuk mencapai

suatu kedamaian (Ruland & Moore, 1998).

Konsep teori peaceful end of life sangat relevan diterapkan pada pasien yang sakit parah

atau dalam kategori terminal seperti pasien kanker dengan kolostomi. Penderitaan yang

dirasakan pasien akan penyakitnya terus ditambah dengan adanya kolostomi di perunya

akan semakin menambah beban yang harus dirasakan terus-menerus oleh pasien. Kondisi

seperti ini perlu mendapatkan perhatian yang khusus sehingga tidak terjadi koping yang

maladaptif. Pendekatan teori peaceful end of life memberikan suatu solusi dalam

pengelolaan pasien dengan sakit kanker. Struktur teori peaceful end of life menempatkan

sistem kekeluargaan sebagai bagian utama dari pasien yang sakit terminal. Pasien akan

menerima perawatan secara profesional di rumah sakit. Proses asuhan keperawatan akan

menetapkan dan merancang intervensi keperawatan sangat mempertimbangkan tujuan-

tujuan yang ingin dicapai oleh pasien, diantaranya; bebas dari rasa nyeri, merasakan

Analisis asuhan…., Aries Asmorohadi, FIK UI, 2014

Page 119: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20391123-SP-Aries...Spesialis Keperawatan (Sp.Kep) Medikal Bedah Peminatan Onkologi ARIES ASMOROHADI

101

Universitas Indonesia

kenyamanan, perasaan bermartabat dan dihormati, merasakan kedamaian, dan merasakan

adanya kedekatan dengan orang yang bermakna (Ruland & Moore, 1998).

4.3 Analisis Pengkajian ESAS

Pengkajian menurut America Nurses Association merupakan suatu tindakan yang

dinamis dan sistematis untuk mengumpukan dan mencari serta menganalis data pasien.

Ini merupakan langkah pertama dalam memberikan asuhan keperawatan. Penilaian tidak

hanya meliputi data fisiologis saja, namun psikologis, sosial, busaya, kultural, dan gaya

hidup. Perawat dalam melakukan penilaian tidak hanya mencari penyebab fisik dan

manifestasi dari rasa sakit, namun respon ketidakmampuan dari pasien yang berada

ditempat tidur, penolakan untuk makan, dijauhkan dari keluarga, kemarahan yang

ditujukan ke arah pelayanan di rumah sakit, takut dan pengelolaan nyeri yang tidak

adekut. Ini semua merupakan aspek-aspek yang harus dikaji lebih dalam (ANA, 2014).

Pengkajian yang digunakan untuk menggali data subjektif yang lebih spesifik dapat

dilakukan dengan menggunkan instrumen ESAS. Instrumen pengkajian ESAS mampu

menggali data subjektif dengan akurat. Praktik residensi yang penulis lakukan dalam

rangka praktik inovasi ini penulis dan kelompok praktikan di Rumah Sakit Kanker

Dharmais mengembangkan pengkajian spesifik yang terjadi di area onkologi adalah

pengkajian pasien paliatif. Pengkajian ESAS dapat dijadikan acuan dalam pengkajian

palitif untuk memonitor perkembangan keluhan pasien secara sistematis dan dinamis

dalam pengelolaan asuhan keperawatan.

Keluhan-keluhan yang dirasakan pasien paliatif merupakan suatu respon pasien yang

harus ditindaklanjuti untuk mendapat perawatan yang cepat dan tepat. Setiap respon dari

keluhan pasien pada pengkajian ESAS ini tercatat secara sistematis dengan

menggunakan grafik yang mampu memberikan informasi secara kontinyu dari hari

kehari. Pentingnya observasi dan monitoring karena dapat digunakan sebagai salah satu

landasan akan tindakan yang harus diberikan kepada pasien. Pasien paliatif terutuma

pasien kanker memiliki kekhususan gejala dan penatalaksanaan gejala secara intensif

karena pada dasarnya penyakit yang diderita tidak dimungkinkan untuk disembuhkan

secara medis. Oleh karena itu penatalaksanaan difokuskan untuk mengatasi keluhan-

keluhan yang dirasakan. Adanya data yang akurat akan keluhan yang dirasakan pasien

akan mampu memberikan dampak yang positif atau terjadinya peningkatan kualitas

Analisis asuhan…., Aries Asmorohadi, FIK UI, 2014

Page 120: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20391123-SP-Aries...Spesialis Keperawatan (Sp.Kep) Medikal Bedah Peminatan Onkologi ARIES ASMOROHADI

102

Universitas Indonesia

hidup. Hidup tidak terus menderita dengan keluhan-keluhan yang tidak tertangani

dengan baik.

Berdasarkan penelitian Joaqium, A., Custodiol, S., Oliveira, A., Pimentel, F.L. yang

berjudul differnces between cancer patient’ symptoms reported themselves and in

medical records pada tahun 2012 menyatakan bahwa keluhan yang paling sering

dirasakan oleh pasien dengan penyakit kanker adalah kelelahan, nyeri, insomnia, mual,

muntah, dyspnea, konstipasi dan diare. Penemuan ini sejalan dengan hasil penelitian dari

Bruera pada tahun 1991. Beliaunya mengembangkan Edmonton Symptom Assessment

System (ESAS) dalam lembar pengkajian yang valid dan reliabel yang mampu mengkaji

dan menggali 9 atau lebih gejala umum yang dialami oleh pasien kanker. ESAS adalah

suatu instrumen kunci pengkajian dalam proyek integrasi perawatan paliatif (Richardson,

2011; Lucey, 2012). ESAS dikembangkan untuk menilai gejala sehari-hari yang

dirasakan oleh pasien kanker (Carjaval, 2011).

Pengkajian ESAS menganggap keparahan pasien paliatif dapat dilihat dengan kehadiran

sembilan gejala umum yang meliputi keluhan; nyeri, kelelahan, nausea, depresi, cemas,

mengantuk (drowsines), nafsu makan, mood (perasaan saat ini), dan sesak. Keluhan

gejala ini digunakan sebagai instrumen evalusai dalam penilaian kulaitas hidup dari

pasien paliatif. Penilaian dalam ESAS ini dilakukan dengan melakukan penilaian skor

dari angka 0 yang berarti tidak ada gejala sampai angka 10 yang berarti gejala dirasakan

sangat parah. Hasil penilaian ESAS yang tinggi menunjukkan tingkat keparahan yang

besar. Bersarkan hasil penelitian Moro, (2005) yang berjudul edmonton symptom

assessment scale: italian validation in two palliative care setting melakukan validasi

tentang ESAS yang pada akhir kesimpulan menagatakan bahwa ESAS dianggap

instrumen pengkajian yang valid, layak dan dapat diandalkan untuk pengakajian atau

penilaian gejala fisik yang dilakukan secara rutin.

Proses penerapan teori peaceful end of life dimulai dengan melakukan suatu pengkajian

yang komprehensif. Pengembangan pengkajian pada konsep perawatan paliatif sangat

memperhatikan masalah-masalah yang dirasakan oleh pasien. Gangguan akan sangat

dirasakan oleh pasien manakala penganganan dan pengelolaan akan masalahnya tidak

diatasi dengan baik. Kepuasan, kedamaian dan harmonisasi kehidupan yang ditawarkan

oleh teori peaceful end of life diperlukan suatu pengkajian yang sistematis dan terukur.

Analisis asuhan…., Aries Asmorohadi, FIK UI, 2014

Page 121: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20391123-SP-Aries...Spesialis Keperawatan (Sp.Kep) Medikal Bedah Peminatan Onkologi ARIES ASMOROHADI

103

Universitas Indonesia

Pengkajian ESAS dikembangkan pada area yang menempatkan pada keluhan yang

dirasakan oleh pasien. Kondisi pasien yang tidak memungkingkan disembuhkan

penyakinya diharapkan tidak lagi merasakan keluhan-keluhan yang mengganggu akhir

kehidupannya.

Keluhan-keluhan yang bersifat subjektif ini dapat disajikan dalam bentuk grafik sehingga

perkembangan, penurunan dan peningkatan keluhan dapat termonitor. Pengkajian ESAS

mampu menyajikan keluhan yang biasa dirasakan oleh pasien paliatif. Hilangnya

keluhan pasien akan membuat kedamaian dan kepuasan dalam menjalani perawatan.

Konsep kedamaian merupakan salah satu bagian dalam teori peaceful end of life yang

mengedepankan perasaan tenang, harmoni, dan kepuasan. Bebas dari ketakutan,

kekawatiran dan kecemasan (Ruland & Moree, 1998).

Pengkajian ESAS dapat diterapkan dalam teori peaceful end of life dengan memasukkan

item pengkajian ESAS ke dalam lima konsep yang ada dalam teori peaceful end of life.

Konsep nyeri akan diperkuat oleh hasil pengkajian nyeri. Konsep nyaman akan lebih

lengkap dengan masuknya keluhan yang mengganggu kenyamanan seperti ESAS mual,

muntah, penurunan nafsu makan, kelelahan. Konsep damai juga dilengkapi dengan

ESAS depresi, ESAS cemas, ESAS perasaan suasana hati. Pengkajian ESAS ini

melengkapi dan memperkuat pengkajian dengan menerapkan teori peaceful end of life.

Aplikasi dalam asuhan keperawatan dengan pendekatan teori peaceful end of life dan

penerapan pengkajian ESAS semakin meningkatkan kualitas dari asuhan keperawatan

terutama dalam proses pengkajian dan evaluasi. Alasan yang mendasari kedekatan

pengkajian ESAS dan teori peaceful end of life ini adalah kesamaan kondisi pasien

dengan penyakit terminal atau sakit yang parah yang membutuhkan perawatan paliatif.

Analisis asuhan…., Aries Asmorohadi, FIK UI, 2014

Page 122: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20391123-SP-Aries...Spesialis Keperawatan (Sp.Kep) Medikal Bedah Peminatan Onkologi ARIES ASMOROHADI

104

Universitas Indonesia

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab 5 ini berisi kesimpulan dari uraian yang terkait dengan asuhan keperawatan dengan

pendekatan teori peaceful end of life, penerapan EBN dan aplikasi proyek inovasi pengkajian

ESAS yang dilakukan di Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta.

5.1 Kesimpulan

Penerapan lima konsep teori peaceful end of life dalam pengelolaan asuhan keperawatan

dapat dijadikan kerangkan kerja dalam mencapai tujuan yang ingin dicapai oleh pasien

dengan kanker yaitu mencapai kehidupan yang damai. Pendekatan lima konsep ini

meliputi; tidak nyeri, nyaman, dihargai, damai dan kedekatan. Fokus teori peaceful end

of life bukan pada kematian, namun lebih mengarah pada pencapaian kehidupan yang

damai, berarti bagi keluarga dan orang lain diakhir kehidupannya. Teori peaceful end of

life sangat tepat diterapkan pada pengelolaan asuhan keperawatan pada pasien kanker

karena teori ini dengan lima konsepnya mampu menilai secara spesifik kondisi pasien

dengan penyakit kanker.

Edukasi perawatan kolostomi merupakan bagian yang terpenting dalam asuhan

keperawatan yang diberikan oleh perawat profesional kepada pasiennya untuk membantu

meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan pasien. Metode edukasi yang disajikan

dengan audovisual lebih mudah diterima pasien serta mampu memberikan suatu

dorongan yang positif kepada pasien. Edukasi perawatan kolostomi dengan audovisual

mampu memotivasi pasien, bahwa setelah operasi pasien merasa mampu untuk

melakukan perawatan secara mandiri seperti apa yang dilihat dalam vidio perawatan

kolostomi.

Penggunaan pengkajian ESAS dalam pengelolaan pasien kanker mampu menggali data

subjektif dan yang lebih spesifik. Pengkajian ESAS ini mencatat secara sistematis

dengan menggunakan grafik yang mampu memberikan informasi secara kontinyu dari

hari kehari. Pengkajian ESAS menganggap keparahan pasien kanker atau paliatif dapat

dilihat dengan kehadiran sembilan gejala umum yang meliputi keluhan; nyeri,

kelelahan, nausea, depresi, cemas, mengantuk (drowsines), nafsu makan, mood (perasaan

saat ini), dan sesak. Pengkajian ESAS merupakan instrumen pengkajian yang valid,

104

Analisis asuhan…., Aries Asmorohadi, FIK UI, 2014

Page 123: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20391123-SP-Aries...Spesialis Keperawatan (Sp.Kep) Medikal Bedah Peminatan Onkologi ARIES ASMOROHADI

105

Universitas Indonesia

layak dan dapat diandalkan untuk pengakajian atau penilaian gejala fisik yang dilakukan

secara rutin.

5.2 Saran

5.2.1 Bagi Pelayanan Keperawatan

Penerapan teori peaceful end of life harus terus menerus dilakukan kajian dan

pengembangan oleh perawat terutama yang berada di lapangan. Kemanfaatan yang

dirasakan pasien dengan pendekatan teori ini merupakan tantangan perawat untuk terus

memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas dan bermutu. Pengembangan teori

peaceful end of life pada pasien kanker mampu memberikan arah dalam praktik

keperawatan profesional yang selanjutnya akan memberikan hasil yang lebih optimal.

5.2.2 Bagi Institusi Pendidikan Keperawatan

Penelitian dan kajian tentang teori peaceful end of life pada pasien kanker, sakit yang

parah atau paliatif harus terus digali lebih dalam untuk meningkatkan mutu asuhan

keperawatan. Penerapan dan pengembangan teori ini merupakan suatu tugas yang harus

dilakukan oleh dosen, perawat, ataupun mahasiswa untuk memberikan suatu palayanan

yang terbaik pada pasien kanker.

Analisis asuhan…., Aries Asmorohadi, FIK UI, 2014

Page 124: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20391123-SP-Aries...Spesialis Keperawatan (Sp.Kep) Medikal Bedah Peminatan Onkologi ARIES ASMOROHADI

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah., Murdani. (2006). Tumor kolorektal. Dalam : Buku Ajar Ilmu Penyakit

Dalam. Pusat penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK UI. Jakarta.

Ackley, J.B., Ladwig, B.G., Swan, B.A., Tucker, S.J. (2006). Evidence Based

Nursing Guidline Medical Surgical Intervention. St. Louis: Mosby Elvesier.

Alberta Health Services & Convenan Health. (2010). Edmonton Symptom

Assessment System. Edmonton Symptom Assessment System (ESAS-r).doc

America Nursis Association. (2014). Nursing Process. Diakses dalam

www.nursingworld.org

American Cancer Society. (2011). Colorectal Cancer Detailed Guide. Diakses

dalam www.nice.org.uk

Anaraki, F., Vafaie, M., Behboo, R, Maghsoodi, N., Esmaeilpour, S., Safaee, A.

(2012). Qualty of Life Outcome in Patients With Stoma. Indian Journal

paliative Care. Vol 18. Issue 3. Page 176-180.

Black, J.M., Hawks, J.H. (2009). Medical Surgical Nursing. Ed 8. Sauder

Elsevier.

Bussing, A., Balzt, H.J., Heusse, P. (2010). Spiritual Need of Patients with

Chronic Pain Disease and Cancer Validation of the Spiritual Need

Questionaire. European Journal Medical research. Vol. 15. Page. 266-273.

Bulechek, G.M., Butcher, H.K., Dochtermen, J.Mc.C. (2004). Nursing

Intervention Classification (NIC). 5ed. Mosby Elsevier. United Stated of

America.

Boyle., Boffetta., Autier. (2008). Diet, Nutrition And Cancer. Annals of Oncology.

Vol 9. Issue 10. Page 1665-1667

Carvajal, A., Centeno, C., Watson, R., Bruera. (2011). A Comprehensive Study of

Psychometric Properties of The Edmonton Sysmptom Assessment System

(ESAS) in Spanish Advanted Cancer Patiens. European Journal Of Cancer.

Page 1863-1872. Elvesier.

Carville, K. (2007). Wound Care Manual. 5edition. Silver Chain Foundation.

Australia.

Chaudhri, S., M.S., F.R.C.S., Lesley Brown, R.G.N., Imran Hassan, M.D., Alan

F. Horgan, M.D., F.R.C.S.(Gen). (2005). Preoperative Intensive,

Community-Based vs. Traditional Stoma Education: A Randomized,

Analisis asuhan…., Aries Asmorohadi, FIK UI, 2014

Page 125: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20391123-SP-Aries...Spesialis Keperawatan (Sp.Kep) Medikal Bedah Peminatan Onkologi ARIES ASMOROHADI

Controlled Trial. The American Society of Colon and Rectum Surgeon.

Texas.

Ciplaskey, L.M. (2014). End of Life: Are Nurse Educationally Prepared. RN

Journal. Times Publising. rnjournal.com/journal

Dalal, S., Bruera, E. (2004). Dehydration in Cancer Patients: To Traet or Not To

Treat. The Journal of suportif Oncology. Vol. 2. No.6: 467-486.

Danielsen, A.,K., Rosenberg, J. (2014). Health Related of life may increase when

patient with a stoma attend patient education Case Control study. www

plosone.org. Vol 1. Issue 3. 1-6.

Danielsen, A.K (2013). Dealey, C. (2005). The Care of Wound. 3rd

edition.

London: Blacwell Publishing.

Corwin, E., J., (2009). Patofisiologi: Buku Saku. EGC. Jakarta.

Depkes. (2006). Gaya hidup penyebab kolorektol. (Online). Diakses dalam

http://www.depkes.go.id

Desen Wan, (2011). Onkologi Klinik. Ed.2. Balai Penerbit FKUI. Jakarta.

DeLaune, S.C & Ladner, P.K. (2002). Fundamental of Nursing: Standart and

Practice. 2th

ed. New York. Delmar Thomson Inc.

Dhillon, W., Noor, N.A., Gill, A., Gupta, N., DeBari, V., Maroules, M., (2009).

Impact of Deep Breating and Relaxation on Health Related Quality of Life

in Breast Cancer Patiens Receiving Chemotherapy. The Journal of Cancer

Research. Vol.69 Issue 24.

Diament, R.H. (2009). Clinical Nurse Specialist Stoma Care. Royal Collage of

Nursing. Safron House Published.

Dunford, E., Thompson, M. (2010). Relaxation and Mindfulness in Pain: A

Review. British Journal of Pain. Vol.4 No.1. 18-22

Evelyn, Dr, Sp.PA. (2013). Replikasi Sel. Disampaikan dalam pelatihan

kemoterapi di Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta

Golipour, B (2014). Diet High in Meat Proteins Raises cancer Risk for Middle

Age People. Scientific American. www.scientificamerican.com

Half, E., Bercovich, D., Rozen, P. (2009) Familial Adenomatous Polyposis.

Orphanet Journal OF Rare Diseases. Vol 4. No 22.

Halter, M.J.,(2010). Foundation of Psyichiatric Mental Health Nursing: A

Clinical Approach. 7ed. Elsevier Saunder Inc.

Analisis asuhan…., Aries Asmorohadi, FIK UI, 2014

Page 126: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20391123-SP-Aries...Spesialis Keperawatan (Sp.Kep) Medikal Bedah Peminatan Onkologi ARIES ASMOROHADI

Healthcare Improvement Scotland. (2011). Sign 126. Diagnosis and Management

of Colorectal Cancer. A national Clinical Guidline. www.sign.ac.uk

HPEQ. (2012). Standar Kompetensi Perawat. PPNI, AIPNI, AIPDikTI. Jakarta.

http://hpeq.dikti.go.id

Hoedema, R., Suryadevara. (2010). Enterostomal Therapy and Wound Care of

Enterocutaneus Fistula Patient. Clinics and Colon Rectal surgery. Vol. 3.

No. 23: 161-168

Jones, J., Muzio, B. (2005). ECOG Performent Status. radiopaedia.org

Joaqium, A., Custodiol, S., Oliveira, A., Pimentel, F.L. (2012). Differnces

between Cancer Patient’ Symptoms Reported Themselves and in Medical

Records. Cancer and Clinical Oncology. Vol 1. No.1. www.ccsenet.org

Kamp, Z, Trilwell, C, Saiber, O., Silver, A., Tolinson I, (2004). An Update on The

Genetic of Colorectal Cancer. Human Molecular Genetic. Vol. 13. Issue 2.

Kanker Kolorektal. Rumah sakit Kanker Dharmais. www.dharmais.co.id

Kashani, F., Babaee, S., Bahrami, M., Valiani, M. (2012). The efects of

Relaxation on Reducing depression, Anxiety and Stress in Women who

Underent mastectomy for Breast Cancer. Iranian Journal Nursing and

Midwifery Risearch. Vol.17. No.1: 30-33

Kizil, M., Fatih, O., Besler H.J. (2011). A Review the Formation of Carcinogenic

Heterocyclic Aromatic Amines. Food processing and Technlogy. Vol. 2.

Issue 5.

Kozier, B., Erb, G., Snyder S., Berman, A. (2009). Buku Ajar Praktik

Keperawatan Klinis. Ed.5. EGC. Jakarta

Lucey, M., Conroy, M., Ryan. (2012). Exploring the Chalenges of Implementing

the Edmonton Symptom Scale In A Specialist Paliative Care Unit. Journal

Paliative Care And Medicene.

Lukosius, B.D., DiCenco, A. (2004). A framework for the Introduction and

Evaluation of Advanced Practice Nursing roles. Advant Practice Nursing

Rules. Blackwell Published Ltd.

Lyon C.C., Smith A.J., Griffiths CE, Beck M.H. (2000). The Spectrum of Skin

Disorders in Abdominal Stoma Patients. The British Journal Of

Dermatology. Vol. 143 (6), pp. 1248-60.

Lorenzo, F., Ballatori, E., DiCostanzo, F., Giacolano, A., Ruggeri, B., Tirelli, U.

(2004). Improving information to Italian Cancer Patient: Result of a

Randomized Study. Annals of Oncology. Vol. 15 No. 5: 721-725.

Analisis asuhan…., Aries Asmorohadi, FIK UI, 2014

Page 127: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20391123-SP-Aries...Spesialis Keperawatan (Sp.Kep) Medikal Bedah Peminatan Onkologi ARIES ASMOROHADI

Melnyk., Fineout, O., (2005). Evidence Base Practice in Nursing & Healthcare.

Lippincott William & Wlikins

Metcalf, C. (1999). Stoma Care Empowering Patient Through Teaching Practical

Skill. Bristish Journal of Nursing. Vol. 8 Issue 9. Page 593.

Muwarni. (2009). Keterampilan Dasar Praktek Klinik Lapangan. Yogyakarta:

Fitramaya.

Moro, C. et. Al. (2005). Edmonton symptom assessment scale: Italian validation

in two palliative care settings. Support Care Cancer. Vol 14: 30–37

Myers, Celia. (1996). Stoma care nursing a patient-centred approach. London:

Arnold.

Narayanasamy, A. (2003). Spiritual coping Mechanisms in Chronically Patients.

PubMed.Gov. Vol. 8. No.11: 1461-1470.

Nilsson, L.M., Winkvist, A., Johansson, I., Lindhl, B., Hallmans, G., Lenner, P.,

Guelpen, B.V. (2013). Low Carbohydrate, High Protein Diet Score Risk Of

Incident Cancer: A Prospective Cohort Study. Nutrition Journal. Vol 12.

Issue 58.

O, Cannor, G. (2005). Teaching Stoma: management skill the important of self

care. British Journal of Nursing. Vol 14. Issue 6. Page 320

Oncology Nursing Society (ONS). 2013. Oncology Nurse Novigator Core

Competencies. 125 Enterprise Drive Pittsburgh, PA 15275. 412-859-6100.

www.ons.org. https://www.ons.org

Palupi, N.W., MKM., DR. (2013). Kebijakan Pengendalian Kanker di Indonesia.

Subdit Kanker Kemenkes RI. Disampaikan dalam workshop deteksi dini

kanker di RS. Dharmais.

Paice, J.A., Ferrell, B. (2011). The Managemen of Cancer Pain. Cancer Journal of

Clinician. Vol 61. Issue 3. 157-182.

Petel.B.P ., Kofp A. (2010). Guide of Pain Mangement in Low Resource Setting.

International Association For the Study of Pain.

Peterson, S.J. ( 2004 ). Middle range theories aplication to nursing research.

Philadelphia : Lippincot, Williams & Wilkins.

Piccinellil M, Brazzale R, and Saracco, C. (2009). Assessment of the prevalence

and perception of skin problems in patients with permanent stoma. Journal

Article Country of Publication: Nursing, 2009 Oct-Dec. Vol. 28

Analisis asuhan…., Aries Asmorohadi, FIK UI, 2014

Page 128: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20391123-SP-Aries...Spesialis Keperawatan (Sp.Kep) Medikal Bedah Peminatan Onkologi ARIES ASMOROHADI

Pfeifer, G.P., Denissenko, M.F., Olivier M., Tretyakova, N., Hecht, S.S., Hainaut,

P. (2002). Tobacco Smoke Carcinogens, DNA Dame And P53 Mutation In

Smoking Associated Cancer. Oncogene Journal. Vol. 21. Number 48. Page

7435-7451

Potter, P.A., & Perry, A.G. (2006) Buku ajar fundamental keperawatan : Konsep,

proses dan praktik (Edisi 4, Vol 2). (Yasmin, dkk, Alih Bahasa). Jakarta :

EGC

Price S. A., Wilson L.M., (2006). Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses

Penyakit. EGC. Jakarta.

Quinn, A (2008). Expanding The Role Of The Oncology Nurse. Biomedical

Imaging and Intervention Journal. University of Pittsburgh Cancer Centers,

Radiation Oncology, Pittsburgh, Pennsylvania, United States.

Richardson BSc* and G.W. Jones MSc MD*† (2009) A review of the reliability

and validity of the Edmonton Symptom Assessment System. Cancer

Rehabilitation and Survivorship. Volume 16. Number 1.

Ruland, CM., Moore SM. (1998). Theory construction based on standards of care:

a proposed theory of the peaceful end of life. MIDLINE. Vol. 46(4):169-75

Robbins. (2005). Pathologic Basis of Disease.7th Edition. International Edition.

Pennsylvania: Elsevier.

Robinson, K.L., Liu, T., Vandrovcova, J., et al. (2006). Lynch Syndrome.

Hereditary Nonpolyposis Colorectal Cancer. Diagnostics. Journal of the

National Cancer Institute. Vol 99. Issue 4.

Sanjay Chaudhri, M.S., F.R.C.S., Lesley Brown, R.G.N., Imran Hassan, M.D.,

Alan F. Horgan, M.D., F.R.C.S.(Gen). (2005). Preoperative Intensive,

Community-Based vs. Traditional Stoma Education: A Randomized,

Controlled Trial. The American Society of Colon and Rectum Surgeon.

Texas.

Siegel Rabecca, MPH., DeSantis Carol, MPH., Jemal Ahmedin, PhD. (2014).

Colorectal Cancer Statistic. A Cancer Journal For Clinicians. Vol 64. Issue

2. Pages 104-117.

Sjamsuhidayat, Karnadihardja, W., Rudiman, R., Lukman, K., Ruchiyat, Y.,

Prabani, C. (2006). Panduan Pengelolaan Adenokarsinoma Kolorektal. PT.

Roche Indonesia.

Shah, I., Zaeem, K., Ibrahim, M.W., Hussain I., Hassan, A. (2010). Commpation

of Analgesic Efficacy Tramadol Hydroclhoride With Diclofenac Sodium in

Dento –Alveolar Surgery. Pakistan Oral End Dental Journal. Vol.28. No.2.

241-244.

Analisis asuhan…., Aries Asmorohadi, FIK UI, 2014

Page 129: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20391123-SP-Aries...Spesialis Keperawatan (Sp.Kep) Medikal Bedah Peminatan Onkologi ARIES ASMOROHADI

Smeltzer, S.C & Bare, B.G. (2008). Textbook of medical surgical nursing.

Philadelphia : Lippincot Williams & Wilkins.

Smith AJ, Griffiths CE, and Beck MH, The Spectrum of Skin Disorders in

Abdominal Stoma Patients. The British Journal Of Dermatology. Vol. 143.

Page 1248-60.

Trecova, N., Bunatin, A., Jovorovsky, A.,(2004). Tramadol Hydroclhoride for

treatment of shivering after cardiac surgery. European Journal of

Anaesthesiology. Vol. 21. Issue 17

Vergenoud, A.C et, al. (2013). Adherence To The Word Cancer Research

Fund/American Institute for Cancer Research Guidlines and Risk of Death

in Europe: Results From The European Prospective Investigation into

Nutrition And Cancer Cohort Study. American Society of Nutrition. Vol. 98.

Page 506-507.

WHO. (2006). The Impact of Cancer, (Online). Diakses dalam

http://www.who.int

WHO. (1997). Conquering Saffering and Riching Humanity. Diakses dalam

http://www.who.int

Williams, L., Zolfaghari, S., Boushey, R.P. (2010). Complication of

Enterocutaneous Fistulas and Trheir Management. Clinics in Colon and

Rectal Surgery. Vo. 23. No. 3. Page 209-220.

Wilkinson J.M., Ahern N.R. (2012). Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Edisi 9.

EGC. Jakarta

Yeatman, T.J. (2001). Colon Cancer. Encyclopedia of Life Science. MacMilan

Published Ltd. www.els.net.

Yondell Masten. (2007). Nursing Theory Peaceful End of Life-Cornelia Ruland

and Shirley Moore Nursing 5330 Theories and Therapies Texas Tech

University Health Sciences Center School of Nursing.

Younis, J., Salemo, G, Fanto, D., Hdjipavlou M., Chellar D., Trickett, J.P. (2011).

Focused Preoperative Patient Stoma Education, Prior To Ileostomi

Formation After Anterior Resection, Contributes To Areduction In Delayed

Discharge Within The Enhanced Recovery Programme. Int J Colorectal.

Vol. 27. Page 43-47.

Analisis asuhan…., Aries Asmorohadi, FIK UI, 2014

Page 130: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20391123-SP-Aries...Spesialis Keperawatan (Sp.Kep) Medikal Bedah Peminatan Onkologi ARIES ASMOROHADI

1

PENGKAJIAN AWAL KEPERAWATAN RAWAT INAP

Ruang : ……………… Tgl. MRS : .............. Tgl. Pengkajian: ……………Pukul : ...........

DA

TA

D

AS

AR

Alasan kunjungan: □ Kemotherapi □ PKU □ Operasi □ Radiasi □ Kemoth-Radiasi Keluhan Utama : …………………………… Lama Keluhan: ……………….....…………..... Upaya yang telah dilakukan:……....……....... Diagnosis Medis: …………........................... Kesadaran: □ CM □ Apatis □ Delirium □ Somnolen □ Soporocoma □ Coma TTV: TD……..mmHg, N…..X/mnt, S…...◦C,

P.....X/ mnt, Nyeri: □ Ya □Tidak Distres: □ Ya □Tidak

Gol Darah: ......Rh:.......

NU

TR

ISI

Keluhan : .................................................

Skala mual* 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Skala nafsu makan* 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Kebiasaan Asupan nutrisi:

□ Oral □ NGT □ Parenteral □Gastrostomi □ Yeyunustomi

Pola makan: □ Teratur (3X/ hari) □ Tidak Teratur,… porsi/ hari Jenis makanan dan minuman - Disukai: ………….................................. - Tidak disukai : ..…………………………. Diet: ………………………............….........

1. Apakah mengalami Penurunan BB yang tidak diinginkan dalam 3 bulan terakhir

a. Tidak ada penurunan berat badan

0

b. Tidak yakin/Tidak tahu 2 2. penurunan berat badan dalam 3

bulan terakhir a. 1 - 5 kg 1 b. 6 - 10 kg 2 c. 11 - 15 kg 3 d. > 15 kg 4

3. Apakah asupan makan berkurang karena tidak nafsu makan

a. Tidak 0 b. Ya 1

Total Skor ... Ket: Skor > 2 dilakukan pengkajian oleh gizi Perubahan Gastro Intestinal

a. Mulut : □ Normal □ Benjolan □ Stomatitis □ Bau

□ Hipersalivasi □ Hiposaliva b. Gigi : □ Lengkap □ Tdk lengkap

□ Caries □ .................. c. Lidah : □ Bersih □ Benjolan

□ Kotor □ ................... d. Esoephagus :

Reflek Menelan : □ Ada □ Tdk ada e. Tenggorokan : □ Normal □ Merah

□ Dysphagia

RIW

AY

AT

K

ES

EH

AT

AN

Penyakit yang pernah dialami : ……………………............................................ □ Tidak dirawat □ Di Rawat, tgl/ bln/ tahun : ........……........... □ Operasi …................................................. tgl/ bln/ tahun : ............. □ Radiasi :.................................................... Alergi: □ Ya □ Tidak □ Obat, ....................... □ makanan □ Lain- lain …………........................... Reaksi Alergi: ……………............................... Tindakan: ...………………………………......... Riwayat Transfusi Darah: □ Tidak □ Ya, Reaksi alergi : □ Tidak □ Ya,jelaskan....................... Kebiasaan: □ Merokok : □ Tidak □ Ya , berapa bungkus…....../ hr, lamanya ..........… □ Minum Alkohol : □ Tidak □ Ya, berapa botol …............./ hr, lama.........…

□ Obat- Obatan: □ Tidak □ Ya nama obat ……………............................... □ Lain- lain : ………………….................... Genogram

Nama : No. MR : Tanggal Lahir : (Mohon diisi atau tempelkan stiker jika ada)

)

PENGKAJIAN

Lampiran : 1

Analisis asuhan…., Aries Asmorohadi, FIK UI, 2014

Page 131: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20391123-SP-Aries...Spesialis Keperawatan (Sp.Kep) Medikal Bedah Peminatan Onkologi ARIES ASMOROHADI

2

NU

TR

ISI

f. Abdomen : Inspeksi : □ Luka □ Stoma

□ Fistula □ Ascites Auskultasi : Bising Usus:............ kali/mnt Perkusi : □ Tymphani □ dullnes Palpasi : □ Distensi □ Tumor Lainnya :.................................................

Penyakit : □ DM yang tidak terkontrol □ Lainnya : .................................

Pemeriksaan Penunjang (Laboratorium/ Radiologi ) : ........................................................................

AK

TIF

ITA

S /

IS

TIR

AH

AT

Pengkajian Sistem Muskuloskletal

Mobilisasi : □ Tidak ada kesulitan □ Ada kesulitan : □ Paralysis □ Deformitas □ Penurunan kekuatan □ Gg.keseimbangan □ROM □ Riwayat Fraktur □ Kongenital

Lokasi Aktivitas dan mobilisasi (Lampirkan Formulir Pengkajian Status Fungsional Barthel Index)

□ Mandiri □ Perlu bantuan, sebutkan ..............

□ Ketergantungan Total (jika ketergantungan total kolaborasi dengan DPJP)

Pemeriksaan Penunjang (Radiologi ) :............ ..............................................................................

EL

IMIN

AS

I Keluhan : ……………….……………….. Kebiasaan a. Frekuensi Buang Air Besar : …….... X/ hari b. Frekuensi Buang Air Kecil : …….... X/ hari Pengkajian eliminasi a. Feses :

- Warna : □ Kuning □ Hitam/ Melena □ Dempul □ Merah □ Berlendir

- Konsistensi : □ Lunak □ Encer □ Keras □ Berbusa □ skibal

- Cara Pengeluaran : □ normal □ Colostomy □ Ileustomy (Lampirkan Pengkajian Stoma)

b. Urine : □ Normal □ Abnormal: □ Dysuria □ Polyuria (> 1500 cc/ 24 jam) □ Oliguri (< 400 cc/ 24 jam ) □ Retensi □ Anuria □ Inkontinensia - Warna : □ Kuning □ Seperti Teh

□ Merah □ Keruh - Cara Pengeluaran : □ Kondom cateter □ Chateter urine ukuran........... □ Nefrostomy □ Urostomy □ Cystostomi

(Lampirkan Pengkajian Stoma) Pemeriksaan Penunjang ( Laboratorium/ Radiologi ) : ................................................... .........................................................................

SIR

KU

LA

SI

Keluhan : ………………………………… Skala sesak* 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Pengkajian sirkulasi a. Hidung: □ Normal □ Benjolan □ Polip

□ Epistaksis □ Luka □ Pernapasan Cuping hidun Warna Sekret : □ Kuning □ Merah □ Hijau b. Dada : □ Normal □ Benjolan/ Tumor □ Luka □ Krepitasi sub kutis

□ Pelebaran Vena Kolateral □ Retraksi dada

c. Jantung Irama Nadi : □ Teratur □ Tidak Teratur

d. Paru : □ Vesikuler □ Ronkhi ka/ki □ Wheezing

ka/ki □ Tachypneu □ Bradypneu □ Dyspneu □ Lain-lain :....................................................

e. Perdarahan: Lokasi...................... Jumlah : …………cc f. Turgor : □ Baik □ Buruk g. Oedema: □ Ekstremitas Atas : □ Tidak □ Ya, lokasi......................... h. Lympha edema : □ Tidak □ Ya

Lokasi : ................................................... i. Perifer: capilary refill :□ < 3 dtk □ > 3 dtk Pemeriksaan Penunjang ( Laboratorium/

Radiologi ) .............................................................................

...............................................................................

AT

IVIT

AS

/ I

ST

IRA

HA

T

Keluhan : ..............................................

Skala perasaan mengantuk * :

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Skala kelemahan*:

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Kebiasaan: a. Mandi :........ x/ hari

b. Cuci Rambut : ........ x/ mg c. Sikat gigi : ........ x/ hari d. Tidur : ..... jam/ hari

Analisis asuhan…., Aries Asmorohadi, FIK UI, 2014

Page 132: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20391123-SP-Aries...Spesialis Keperawatan (Sp.Kep) Medikal Bedah Peminatan Onkologi ARIES ASMOROHADI

3

K

EN

YA

MA

NA

N Keluhan:…………………

Skala Nyeri* 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

durasi ………………….... frekuensi ………………… karakteristik………..……. Luka □ Tidak □ Ya (Lampirkan Formulir pengkajian luka) □Bau □ Nyeri □ Mudah Berdarah

Eksudat : □ Banyak □ Sedikit Warna : □ Merah □ Kuning □ Hitam Integritas Kulit: □ Petechie □ Hematoma □ Pruritus □ Urtikaria Dekubitus: □ Tidak □ Ya, Lokasi : ........... Warna : □ Merah □ Kuning □ Hitam Grade : □ I □ II □ III □ IV Tanda-tanda Infeksi : □ Tumor □ Dolor □ Kalor □ Rubor □ Fungsiolesa Pemeriksaan Penunjang (Lab/Radiologi ) : ..........................................................................................................................................

SE

KS

UA

L/R

EP

RO

DU

KS

I SE

KSU

AL/R

EPR

OD

UK

SI Riwayat Reproduksi

Keluhan :…………………………………………. Usia haid pertama: ........... tahun Pernikahan ke :........................................... G ...... P….... A ..... Jumlah Anak : .......... Tanggal haid terakhir : ........................ Pola seksualitas : □ Tidak terganggu □ Terganggu Pemeriksaan cervix terakhir/Pap Smear : □ Tidak □Ya, Kapan ................... Pemeriksaan Fisik: - ♀ Genetalia : □ Keputihan □ Benjolan □ Luka □ Odema □ Prolaps □ Bau □ Lain-lain : ............................. - Pemeriksaan SADARI : □ Ya, …… x/bulan

□ Tidak - ♂ a.Penis: □ Benjolan □ Luka □ Oedema □ Nyeri □ Sekret : □ Kuning □ Merah □ Bau b. Skrotum : □ Membesar □ Hernia Penggunaan alat kontrasepsi:□Tidak □ Ya, Jenis : ........................................ Pemeriksaan Penunjang (Lab/Diagnostik): Mammografi □Tidak □ Ya, kapan…………………… Lainnya: ……………………………………………

PS

IKO

SO

SIA

L

Suasana hati * 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Cemas* 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Depresi * 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Pertahanan/Koping: a. Pengambilan Keputusan : □ Sendiri □ Dibantu, siapa?.................... b. Cara untuk mengatasi kecemasan: □ Sendiri □ Dibantu, siapa? ................... Mekanisme Koping yang digunakan: □ Konstruktif □ Destruktif Sistem Nilai Kepercayaan: Agama/ Kepercayaan : □ Tidak penting □ Penting, jelaskan ................ Adakah Program pengobatan bertentangan dengan keyakinan : □Tidak □ Ya, Jelaskan ................ Respon terhadap penyakit : □ Mengingkar □ Marah □ Tawar menawar □ Depresi □ Menerima Informasi yang dibutuhkan: □ Penyakit yang diderita □Tindakan pemeriksaan □Tindakan/pengobatan/perawatan yang

diberikan □ Perencanaan diet □ Perubahan aktifitas sehari-hari □ Perawatan di rumah Dukungan keluarga: □ Ya □ Tidak

KE

SE

LA

MA

TA

N &

PR

OT

EK

SI Status mental :□ Orientasi

□ Disorientasi : □ Orang □ Waktu □ Tempat □ Kejang : tipe & frekuensi : .............................. □ Lain-lain, jelaskan: ......................................... Gangguan Panca Indra: Penglihatan: □ Tidak □ Ya, jelaskan …………… Pendengaran : □ Tidak □ Ya, jelaskan ………….. Pengecapan: □ Tidak □ Ya, jelaskan …………….. Penghidu: □ Tidak □ Ya, jelaskan ………………. Perabaan: □ Tidak □ Ya, jelaskan ……………… Pengkajian Restrain : □ Tidak ada masalah □ Ada masalah Pernah menggunakan restrain sebelumnya □ Tidak □ Ya .................................. □ Kondisi saat ini beresiko tinggi….................. □ Diskusi dengan keluarga dan pasien mengenai kebijakan penggunaan restrain Skrening Resiko Cedera/ Jatuh : □ Tidak Beresiko □ Resiko Rendah □ Resiko Tinggi ( lampirkan Formulir Penilaian Resiko Cedera/ Jatuh sesuai usia ) Pemeriksaan Penunjang ( Laboratorium/ Radiologi ) : .........................................................................................................................................

Analisis asuhan…., Aries Asmorohadi, FIK UI, 2014

Page 133: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20391123-SP-Aries...Spesialis Keperawatan (Sp.Kep) Medikal Bedah Peminatan Onkologi ARIES ASMOROHADI

4

KE

BU

TU

HA

N

KO

KO

MU

NIK

AS

I/P

EN

DID

IKA

N

&

PE

NG

AJA

RA

N Bahasa sehari-hari:

□Indonesia □Daerah,sebutkan: ................. □ Inggris □ Lain-lain,sebutkan: ................ □ Bahasa isyarat Perlu penerjemah: □ Tidak □Ya, bahasa ............................ Hambatan belajar : □Bahasa □Pendengaran □ Hilang Memori □ Kognitif □Penglihatan □ Lain-lain jelaskan : ……………………………. Cara belajar yang disukai: □ Menulis □ Audio-visual/gambar □ Demonstrasi □ Diskusi Kebutuhan pembelajaran pasien (pilih topik pembelajaran): □ Diagnosa & Manajemen □ Obat-obatan

□ Perawatan luka □ Kemoterapi □ Manajemen Nyeri

□ Diet & nutrisi □ Radiasi □ Operasi □ Rehabilitasi □ Lain-lainnya: .................................

MA

SA

LA

H K

EP

ER

AW

AT

AN

YA

NG

MU

NC

UL

Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas* Ketidakefektifan pola napas Gangguan Pertukaran Gas Gangguan perfusi jaringan Resiko Aspirasi Penurunan Curah Jantung Intoleransi Aktivitas Nyeri Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dan

Kebutuhan Ketidakseimbangan Nutrisi: Lebih dari

Kebutuhan Mual Kekurangan Volume Cairan Kelebihan Volume Cairan Diare Retensi Urin Perubahan Eliminasi Urin Konstipasi Kerusakan membran mukosa oral Ketidakefektifan pengaturan suhu

tubuh (Thermoregulasi) Gangguan Pola Tidur Resiko Infeksi Kurangnya perawatan diri Kerusakan integritas kulit Resiko Cedera Resiko perdarahan Kurangnya pengetahuan Disfungsi Seksual Psikoseksual Cemas Ketidakefektifan Koping Gangguan Citra Tubuh Konflik Peran Lainnya......................................

Ket: *skor Edmonton Symptom Assessment System. ESAS ringan <3, ESAS sedang 4-6, ESAS berat >7. Intervensi sesuai dengan algoritma ESAS. **diagnose keperawatan berdasarkan ESAS Jakarta, .......................................... Perawat PN/Katim (__________________________) Tanda Tangan dan Nama Jelas

Analisis asuhan…., Aries Asmorohadi, FIK UI, 2014

Page 134: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20391123-SP-Aries...Spesialis Keperawatan (Sp.Kep) Medikal Bedah Peminatan Onkologi ARIES ASMOROHADI

Grafik ESAS

Tanggal

Nyeri

Lelah

Mual

Mengantuk

Nafsu Makan

Nafas sesak

Mood/Perasaan

Cemas

Depresi

Lain-lain

Diisi oleh:

P= Pasien

K= Keluarga/relasi

B= Bantuan k/r

P= Perawat

Lampiran: 2

Analisis asuhan…., Aries Asmorohadi, FIK UI, 2014

Page 135: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20391123-SP-Aries...Spesialis Keperawatan (Sp.Kep) Medikal Bedah Peminatan Onkologi ARIES ASMOROHADI

PETUNJUK PENGISIAN ESAS

Pasien melingkari nomer yang mengindikasikan gejala mana yang bisa diwakili

dengan nilai. Petunjuk masing-masing item:

1. Nyeri

Gambaran nyeri yang dirasakan bisa merujuk ke visual berikut:

Dilembaran ESAS diisi:

Tidak nyeri 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Nyeri sangat hebat

Nomer yang dilingkari kemudian dicatat kedalam catatan keperawatan

(misalnya catatan perkembangan) atau formulir ESAS dicatat. Cth: Skor nyeri

6. Jika pasien dalam nyeri, mereka seharusnya menandai diagram tubuh yang

menandai lokasi sakit. Ini dilakukan tiap kunjungan, tidak perlu dilakukan

harian, namun perubahan dapat dicatat.

2. Lelah

Lelah ringan (skor 0-3): pasien masih bisa melakukan aktivitas seperti

biasa,

Lelah sedang (skor 4-6): lelah mulai mengganggu aktivitas

Lelah berat (skor 7-10): berat dan tidak mampu melakukan aktivitas,

diikuti dengan nafas pendek, nyeri dada, jantung berdebar

3. Mengantuk

Gangguan tidur ringan (skor 0-3): Gangguan tidur yang tidak mengganggu

aktifitas harian, mampu melakukan melakukan aktifitas sesuai keinginan

(sept. tugas harian, kerja, kehidupan sosial dan lain)

Gangguan tidur sedang (skor 4-6) : Sulit tidur dimalam hari/ kembali tidur

setelah terbangun (perlu >30menit untuk tidur lagi, terbangun > 30menit),

Sering terbangun di tengah malam, Tidur terasa ringan, terpotong2, tidak

segar (kualitas tidur jelek), mengantuk dan energi kurang dalam

beraktifitas, gangguan terjadi lebih dari 3 kali seminggu

Tidak : Ringan : Sedang : Berat

Lampiran: 3

Analisis asuhan…., Aries Asmorohadi, FIK UI, 2014

Page 136: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20391123-SP-Aries...Spesialis Keperawatan (Sp.Kep) Medikal Bedah Peminatan Onkologi ARIES ASMOROHADI

Gangguan tidur berat (skor 7-10) : Gejala insomnia > 3 malam/minggu

dalam 1 bulan terakhir, gangguan aktifitas harian, gangguan fungsi

psikologis, harapan yang negatif terhadap tidur (mis. takut mati, mimpi

buruk, dll), sangat mudah terbangun dan terjaga dengan cepat saat tidur di

tempat tidur.

4. Mual

• Mual ringan (skor 0-3): pasien mengeluh perut terasa mual dan belum

berselera untuk makan.

• Mual sedang (skor 4-6): pasien mengalami tidak nafsu makan, tidak

menghabiskan porsi makanannya, ada keinginan ingin muntah saat makan

dan kepala terasa pusing

• Mual berat (skor 7-10) :Muntah setiap kali makan dan minum, nyeri

abdomen, kepala nyeri, dehidrasi dan badan terasa lemah

5. Nafsu makan

Hilang nafsu makan ringan (skor 0-3): Kehilangan BB < 5% selama 6 bln,

pengobatan untuk anoreksia dan/atau kehilangan BB, tidak ada data

subjektif terkait dehidrasi

Hilang nafsu makan sedang (skor 4-6): BB hilang >5% 6 bln terakhir,

sedang pengobatan tumor, adanya tanda peradangan (panas, bengkak,

nyeri, disfungsi, kemerahan)

Hilang nafsu makan berat (skor 7-10): badan kurus ekstrim, massa otot

minim, Penyakit lanjut, kehilangan masa otot yang cepat dengan

kerusakan fungsi.

6. Nafas

• sesak ringan (skor 0-3): pasien biasanya dapat duduk dan berbaring

dengan tenang masih dapat melakukan aktifitas ringan,saat terasa sesak

pasien tidak cemas/ cemas ringan, saat dibservasi pernafasan tidak terlihat

sesak dan tidak ada tanda cyanosis

• sesak sedang (skor 4-6): aktifitas hanya dapat dilakukan di tempat tidur ,

sasak nafas terasa menetap dan terasa parah apabila melakukan aktifitas

yang lebih berat, tidak ada cyanosis

Analisis asuhan…., Aries Asmorohadi, FIK UI, 2014

Page 137: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20391123-SP-Aries...Spesialis Keperawatan (Sp.Kep) Medikal Bedah Peminatan Onkologi ARIES ASMOROHADI

• sesak berat (skor 7-10): nafas terasa sering sesak, makin parah dari hari ke

hari, pasien merasa cemas, ketika bangun tidur nafas tersa sesak, pada

pengkajian fisik : terdapat cyanosis, onset of confusion dan sering adanya

orthopnea.

7. Depresi

• Depresi ringan (skor 0-3): pasien tidak terlalu mempunyai gejala depresi,

berlangsung sekitar 2 minggu, masih mampu menghadapi kesulitan dan

melakukan berbagai aktifitas, ADL

• Depresi sedang (skor 4-6): pasien tidak terlalu mempunyai gejala depresi,

berlangsung lebih dari 2 minggu, masih mampu menghadapi kesulitan,

mulai terganggu dalam melakukan aktifitas, ADL tidak bisa dilakukan

secara mandiri.

• Depresi berat (skor 7-10): pasien mengalami kesedihan , suasana hati

yang tidak baik, kehilangan kebahagian, pasien merasa bersalah / tidak

berguna, insomnia/ hipersomnia, BB turun / naik, merasa kelelahan yang

sangat dan tidak dapat melakukan ADL secara mandiri.

8. Cemas

• Cemas ringan (skor 0-3): terdapat kekhwatiran tentang penyakit, merasa

sedih akan kehilangan kesehatannya, kurang tidur dan kurang nafsu makan

dan berangsur – angsur pulih selama beberapa minggu.

• Cemas sedang (skor 4-6): pasien menunjukan respon maladaptive (tidak

sesuai dengan stress) , gangguan fungsi biasa, kurang mampu

mengendalikan kecemasannya tanpa intervensi, adanya sifat gangguan

kecemasan seperti : mudah panic, gangguan stress pasca trauma, gangguan

obsesif convulsive dan fobia.

• Cemas berat (skor 7-10): tidak mampu mrngontrol kecemasan tentang

beberapa hal yang paling menyedihkan, mengalami ketidaknyamanan dan

kecemasan yang berlebihan, tidak mampu melakukan ADL secara mandiri.

Analisis asuhan…., Aries Asmorohadi, FIK UI, 2014

Page 138: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20391123-SP-Aries...Spesialis Keperawatan (Sp.Kep) Medikal Bedah Peminatan Onkologi ARIES ASMOROHADI

9. Perasaan baik

Perasaan hati pasien saat ini atau mood yang dirasakan. Perasaan sedih,

gelisah, bingung atau perasaan jenuh, bosan yang membuat pasien tidak

merasa tenang dan bahagia.

10. Lain lain

a. Konstipasi

• Konstipasi ringan (0 -3) BAB 3 hari sekali, perut terasa begah

• Konstipasi Sedang (4 – 6) BAB > 3 hari sekali ,haruss mengejan,

teraba massa di daerah bawah perut sebelah kiri.

• Konstipasi Berat (7 – 10) BAB > 7 hari , karateristik feses : keras,

mengejan

b. Diare

• Diare ringan (0 -3) BAB > dari 3 x,perut terasa mulas tidak ada

keluhan mual

Analisis asuhan…., Aries Asmorohadi, FIK UI, 2014

Page 139: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20391123-SP-Aries...Spesialis Keperawatan (Sp.Kep) Medikal Bedah Peminatan Onkologi ARIES ASMOROHADI

• Diare sedang (4 – 6) BAB > 5 x, perut terasa melilit dan mual/

nyeri perut , tidak nafsu makan,dan demam ringan

• Diare berat (7 – 10) BAB > 10x, perut terasa nyeri , mual hebat,

muntah ,tidak bisa makan,dehidrasi , demam dan rejadi penurunan

berat bandan.

c. Mucositis

• Mucositis ringan (0 – 3) tidak ada tanda peradangan/ Ada

eritema

• Mucositis sedang (4 – 6) Eritema yang sangat jelas, ada sensasi

nyeri ringan

disertai pembentukan fibrin dan pseudomembran, Ulserasi, ada

sensasi nyeri sedang dan perdarahan ringan

• Mucositis Berat (7 – 10) Ulserasi berat, nyeri berat perdarahan

spontan dan nekrosis jaringan (mengancam jiwa)

Analisis asuhan…., Aries Asmorohadi, FIK UI, 2014

Page 140: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20391123-SP-Aries...Spesialis Keperawatan (Sp.Kep) Medikal Bedah Peminatan Onkologi ARIES ASMOROHADI

Lampiran 4

FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : ......................................

Umur : ......................................

Jenis Kelamin : .....................................

Menyatakan setuju menjadi responden penelitian Evidence Based Nursing yang

dilakukan oleh mahasiswa Program Spesialis Keperawatan Medikal Bedah

Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia dengan judul “Efektifitas

Edukasi Perawatan Kolostomi Pre dan Post Operasi dengan menggunakan media

Audiovisual ”.

Saya memahami bahwa penelitian ini tidak akan berakibat negatif terhadap diri

saya, oleh karena itu saya dengan sukarela tanpa paksaan dari pihak manapun

menyatakan bersedia untuk menjadi responden dalam penelitian ini.

Jakarta, ................... 2014

Responden

(...........................................)

Analisis asuhan…., Aries Asmorohadi, FIK UI, 2014

Page 141: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20391123-SP-Aries...Spesialis Keperawatan (Sp.Kep) Medikal Bedah Peminatan Onkologi ARIES ASMOROHADI

RESUME KEPERAWATAN

PENDEKATAN PEACEFUL END OF LIFE THEORY PADA KASUS KELOLAAN KLIEN DENGAN KANKER

No Diskripsi Kasus Pengkajian Konsep” Peaceful end iof life theory”, Diagnosa Keperawatan, Tujuan, Intervensi Keperawatan dan

evaluasi

1. Sdr. S, 38 tahun, Agama Islam

Status: belum menikah.

Diagnosa medis kanker kolon stadium

IV, pemeriksaan

PA tahun 2012: adanya karsinoma colon.

Riwayat post kemoterapi pada tahun

2013 dan post laparotomi dengan

kolostomi.

ECOG:4

- Bebas nyeri: Keluhan nyeri pada bekas luka laporatomi yang mengalami kebocoran, nyeri menjalar ke seluruh

abdomen, nyeri bertambah saat bergerak atau dilakukan perawatan luka, kualitas nyeri seperti diiris-iris, skala

nyeri 6 dengan skor ESAS: 6.

- Nyaman: perasaan tidak nyaman dengan melakukan aktifitas ditempat tidur dengan skor ESAS 8, merasakan,

mual skor ESAS 5, muntah skor ESAS 6, perasaan mengantu skor ESAS 0, perasaan lemah skor ESAS 7,

pergerakan terhambat karena nyeri dan luka operasi laparotomi dengan fistula yang terpasang kantung kolostomi,

keluar cairan hijau pada drain dan fistula, produksi cairan dari drain 600cc, bau ++, terdapat pus.

- Bermartabat dan dihormati: Klien menyatakan tidak bisa bekerja dan berkumpul lagi dengan temen-temannya.

- Damai: Klien bertanya-tanya dengan perkembangan sakitnya terutama dengan adanya cairan yang keluar dari

bekas jahitan laparotomi, kecemasan skor ESAS 4

- Kedekatan dengan orang yang bermakna: Klien bersyukur ibunya selalu merawat dan menjaga dirinya selama

dirumah sakit, namun sekarang temen-temannya jarang yang menjenguknya.

- Diagnosa keperawatan: 1. nyeri kronis, 2. Nutrisi kurang dari kebutuhan, 3. Gangguan integritas kulit, 4.

Hambatan mobilitas fisik, 5. kecemasan

- Tujuan (NOC) : 1. Pain level (2102), 2. Food and fluid intake (1008), 3. Woundcare management (6550), 4.

Energy managemen (0002), 5. Anxiety self control (1402)

- Intervensi: 1. Pain manajemen (1400), 2. Management nutrition (1100),3. Protection and woundcare

management (3440), 4. Energy management (0180), 5. Anxiety reduction (5820)

- Evaluasi: Pasien Mengatakan nyerinya masih dirasakan ESAS nyeri 3, Terapi nutrisi dan cairan lewat

parenteral, ESAS mual 3, aktifitas dilakukan tanpa bantuan penuh dari perawat ESAS kelemahan 3, Iritasi

sekitar luka tidak ada, pus -, Cairan fistula masih produktif 450cc, Klien merasa lebih tenang dan menerima

keadaanya sekarang

2. Tn. S, 71 tahun, Agama Islam,

Status: menikah

Diagnosa medis kanker recti dengan

kolostomi.

pemeriksaan abdomen tiga posisi

19/2/2014: delatasi usus halus tampak

- Bebas nyeri: Keluhan nyeri, nyeri menjalar ke seluruh abdomen, nyeri semakin bertambah saat menggerakkan

badan, kualitas nyeri seperti diiris-iris, skala nyeri 8 dengan skor ESAS: 8.

- Nyaman: perasaan tidak nyaman dan semua aktifitas dilakukan ditempat tidur dengan skor ESAS 9, merasakan,

mual skor ESAS 7, terpasang NGT produksi hijau, luka operasi laparotomi bengkak dan mengeluarkan pus pada

jahitan 3,4 atas, terpasang kolostomi pada kwadran 1 produksi cairan 850cc, bau feses.

- Bermartabat dan dihormati: Klien merasa ditinggalkan oleh orang-orang disekitarnya walaupun istrinya selalu

Lampiran:5

Analisis asuhan…., Aries Asmorohadi, FIK UI, 2014

Page 142: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20391123-SP-Aries...Spesialis Keperawatan (Sp.Kep) Medikal Bedah Peminatan Onkologi ARIES ASMOROHADI

gambaran ileus obstruksi .

ECOG:4

mendampingi selama dirawat.

- Damai: Klien merasa gelisah karena sakitnya tidak kunjung membaik, klien bertanya-tanya dengan

perkembangan sakitnya, kecemasan skor ESAS 7

- Kedekatan dengan orang yang bermakna: Klien selalu didampingi oleh istrinya, anak-anak jarang menjenguk

, kadang klien merasa ditinggalkan oleh dokternya karena dokter tidak visite

- Diagnosa keperawatan: 1. nyeri kronis, 2. Nutrisi kurang dari kebutuhan, 3. Risk control: Infection proses, 4.

kecemasan

- Tujuan (NOC) : 1. Pain level (2102), 2. Management nutrisi (1100), 3 Protection and woundcare management

(3440),. 4. Anxiety self control (1402)

- Intervensi: 1. Pain manajemen (1400), 2. Management nutrition (1100) , 3. Woundcare management (6550), 4.

Anxiety reduction (5820)

Evaluasi: tidak terjadi infeksi luka, luka menutup dan kecemasan klien menurun serta dukungan keluarga dan

anak-anak, ESAS cemas 2, nyeri masih dirasakan sehingga mengganggu mobilitas klien ESAS 5, mual masih

dirasakan oleh pasien ESAS mual 5,

3 Ny. W, 42 tahun, Agama Islam

Status: menikah

Diagnosa medis kanker ovarium dengan

ilues obstruksi, pemeriksaan MSCT

26/2/2014: Massa ovarium dengan

perlekatan pada buli-buli dan

rektosigmoid disertai fokal stenosis 5cm

dengan obstruksi. Tidak ada kelainan

pada organ intaabdominal pelvik dan

lainnya.

ECOG:3

- Bebas nyeri: Keluhan nyeri dan tidak bisa buang air besar, nyeri menjalar sampai abdomen, nyeri semakin

bertambah saat menggerakkan badan, kualitas nyeri seperti tertusuk-tusuk, skala nyeri 5 dengan skor ESAS: 5.

- Nyaman: perasaan tidak nyaman karena tidak bisa buang air besar selama 2 minggu, massa di kwadaran IV

teraba keras, sebagian aktifitas dilakukan ditempat tidur dengan skor ESAS 6, terpasang NGT produksi hijau,

- Bermartabat dan dihormati: Klien merasa tetap mendapat dukungan dan pengakuan dari suami dan teman

serta saudaranya.

- Damai: Klien siap untuk dilakukan operasi karena ingin semua keluahnnya hilang

- Kedekatan dengan orang yang bermakna: Klien merasa didukung oleh suami da anaknya. Teman-teman dan

saudaranya mendukung selama dirawat di rumah sakit.

- Diagnosa keperawatan: 1. nyeri kronis, 2. Kurang pengetahuan akan prosedur tindakan,

- Tujuan (NOC) : 1. Pain level (2102), 2. Knowledge; stoma care.

- Intervensi: 1. Pain manajemen (1400), 2. Teaching; stomacare,

- Evaluasi: Pasien mengatakan nyerinya sudah berkurang, ESAS 2, pasien sudah mampu membantu dalam

mengganti kolostomi,.

4. Tn. S, 42 tahun, Agama Islam

Status: menikah,

Diagnosa medis karsinoma nasofaring

stadium IV. Riwayat merokok lebih

dari 15 tahun, sehari 2-3 bungkus.

Riwayat radasi 6 kali tahun 2013.

- Bebas nyeri: Keluhan nyeri pada benjolan di leher, kualitas nyeri seperti tertusuk-tusuk, menit hilang dan

timbul, skala nyeri 4, dengan skor ESAS: 4.

- Bebas nyeri: Keluhan nyeri pada benjolan di leher, nyeri hilang dan timbul, skala nyeri 3, dengan skor ESAS:

3.

- Nyaman: Rasa mual dengan skor ESAS 6, nafsu makan menurun skor ESAS 5, muntah skor ESAS 2, perasaan

lemah skor ESAS 2,

Analisis asuhan…., Aries Asmorohadi, FIK UI, 2014

Page 143: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20391123-SP-Aries...Spesialis Keperawatan (Sp.Kep) Medikal Bedah Peminatan Onkologi ARIES ASMOROHADI

Sekarang tindakan kemoterapi cysplatin

dan 5FU siklus 5.

ECOG:2

- Bermartabat dan dihormati: Klien kadang merasa bersalah karena tidak bisa bekerja lagi. Sekarang klien

tergantung dengan istrinya

- Damai: Klien merasa sedih dan membutuhkan dukungan dari keluarganya. Kadang klien merasa cemas akan

sakitnya yang tidak kunjung membaik dengan skor ESAS 4.

- Kedekatan dengan orang yang bermakna: Klien dekat dengan istri, namun sekarang klien jarang ketemu

anaknya yang masih kecil. Teman-teman dan saudaranya mendukung selama dirawat di rumah sakit.

- Diagnosa keperawatan: 1. Risk kontrol nutrisi, 2, kurang pengetahuan akan prosedur dan treatmen, 3.

Kecemasan.

- Tujuan (NOC) : 1. Managemen nutrisi (1100), 2. Knowledge prosedure, 3. Anxiety self control (1402). ,

Intervensi: 1. Manajement nutrisi (1400), 2. Teaching; treatment, 3 Anxiety reduction (5820).

- Evaluasi: Pasien sudah tidak mengalami kecemasan ESAS 2, keluhan mual masih ESAS 3 muntah sudah

berkurang ESAS 1,Klien merasa sudah tidak lagi muntah tiap makan, porsi makan habis setengah, klien tetap

semangat menjalani pengobatan setelah dijelaskan tentang tindakan yang akan dilakukan.

5. Tn. B, 32 tahun, Agama Islam,

Status: menikah

Diagnosa medis KNF stadium IVb.

Riwayat merokok lebih dari 15 tahun,

sehari lebih 2 bungkus riwayat kerja

malam. Hasil biopsi: karsinoma

nasofaring, tidak berdeferensiasi.

Sekarang tindakan terapi radiasi ke 4.

ECOG:2

- Bebas nyeri: Keluhan nyeri pada daerah di leher, nyeri dirasakan saat malam hari, skala nyeri 3, dengan skor

ESAS: 3.

- Nyaman: Rasa mual dengan skor ESAS 7, nafsu makan menurun skor ESAS 6, muntah skor ESAS 5, perasaan

mengantu skor ESAS 0, perasaan lemah skor ESAS 3,

- Bermartabat dan dihormati: Klien kadang merasa bersalah karena tidak bisa bekerja lagi, namun klien merasa

tetap mendapat dukungan dan pengakuan dari istri dan keluarganya.

- Damai: Klien merasa sedih karena saat ini tergantung pada istri dan keluarganya serta petugas kesehatan, kadang

klien merasa cemas akan sakitnya yang tidak kunjung membaik dengan skor ESAS 5.

- Kedekatan dengan orang yang bermakna: Klien dekat dengan istri dan anaknya. Teman-teman dan

saudaranya mendukung selama dirawat di rumah sakit.

- Diagnosa keperawatan: 1. Risk kontrol nutrisi, 2. nyeri kronis, 3. Kecemasan.

- Tujuan (NOC) : 1. Managemen nutrisi (1100), 2. Manajemen pain, 3. Anxiety self control (1402).

- Intervensi: 1.Management nutrisi (1400), 2. Pain manajemen, 3 Anxiety reduction (5820).

- Evaluasi: Pasien masih kurang nafsu makan. ESAS 4, ESASmuntah 3, porsi makan tidak habis setengahnya,

klien mampu melakukan relaksasi ketika nyeri dan kecemasan sudah berkurang, ESAS cemas 2, ESAS nyeri 3.

6 Tn. S, 39 tahun, Agama Islam

Status: belum menikah

Diagnosa medis kanker kolon. Riwayat 6

hari yang lalu post kemoterapi. Terapi

Cysplatin dan 5FU siklus ke 5, Saat ini

klien sedang perbaikan keadaan umum.

- Bebas nyeri: Keluhan nyeri (-)

- Nyaman: perasaan tidak nyaman dan semua aktifitas dilakukan ditempat tidur dengan skor ESAS 7, merasakan,

rasa mual dengan skor ESAS 7, nafsu makan menurun skor ESAS 8, muntah skor ESAS 6, perasaan mengantu

skor ESAS 0, perasaan lemah skor ESAS 3 perasaan mengantuk skor ESAS 0, perasaan lemah skor ESAS 7,.

- Bermartabat dan dihormati: Klien selama dirawat ditunggu oleh orang tua dan adik-adiknya. Klien merasa

sedih karena merepotkan keluarganya.

Analisis asuhan…., Aries Asmorohadi, FIK UI, 2014

Page 144: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20391123-SP-Aries...Spesialis Keperawatan (Sp.Kep) Medikal Bedah Peminatan Onkologi ARIES ASMOROHADI

ECOG:3

- Damai: Klien merasa sedih setiap kali diberikan kemoterapi sering mengalami drop. Seperti biasa alasan dirawat

disini karena tidak bisa makan dan muntah terus. Skor kecemasan ESAS 5

- Kedekatan dengan orang yang bermakna: Klien selalu didampingi oleh saudaranya dan orang tuanya

- Diagnosa keperawatan: 1. Nutrisi kurang dari kebutuhan, 2. Hambatan mobilitas fisik, 3. Kecemasan

- Tujuan (NOC) : 1. Management nutrisi (1100), 4. Energy managemen (0002), 3. Anxiety self control (1402)

- Intervensi: 1. Management nutrition (1100) , 2. Energy management (0180), 3. Anxiety reduction (5820)

Evaluasi: mual muntah mulai berkurang, makan sudah habis setengah, ESAS Mual 4, ESAS muntah 2, klien

merasa tidak nafsu makan , klien sudah bisa makan setengah porsi, aktifitas sudah mulai mandiri ESAS

kelemahan 3, ECOG 2. Klien tidak lag merasa cemas. ESAS cemas 0.

7. Tn. J, 39 tahun, Agama Kristen

Status: menikah

Diagnosa medis KNF stadium III.

Riwayat merokok lebih dari 13 tahun,

sehari habis lebih 2 bungkus, riwayat

suka makan ikan asin. Hasil biopsi:

karsinoma nasofaring tidak berkeratin

dan tidak berdeferensiasi. Sekarang

program terapi kemoterapi

ECOG:1

- Bebas nyeri: Keluhan nyeri menjalar sekitar leher, nyeri semakin bertambah saat menggerakkan leher, kualitas

nyeri seperti tertusuk-tusuk, skala nyeri 5 dengan skor ESAS: 5.

- Nyaman: perasaan tidak nyaman pada daerah leher, aktifitas mandiri. perasaan mengantu skor ESAS 0,

- Bermartabat dan dihormati: Klien selalu mendapat dukungan dan pengakuan dari istri dan teman serta

saudaranya.

- Damai: Klien siap untuk dilakukan kemoterapi, namun klien cemas akan efek dari tindakan kemoterapi,

sementara klien sedih dengan diagnosa kanker yang dideritanya, kecemasan skor ESAS 4

- Kedekatan dengan orang yang bermakna: Klien merasa didukung oleh istri dan anaknya. Orang tua juga

selalu memberikan dorongan untuk berobat.

- Diagnosa keperawatan: 1. nyeri kronis, 2. Kurang pengetahuan akan prosedur tindakan, 3. Kecemasan.

- Tujuan (NOC) : 1. Pain level (2102), 2. Knowledge; prosedur and treatement, 3. Anxiety self control (1402).

- Intervensi: 1. Pain manajemen (1400), 2. Teaching; kemoterapi, 3 Anxiety reduction (5820).

- Evaluasi: Klien merasa lebih siap untuk mendapat terapi kemoterapi yang telah diprogramkan dan sudah tidak

mengalami kecemasan, ESAS cemas 1, ESAS 2 dan klien mampu mengontrol nyerinya.

8. Ny. R, 42 tahun, Agama islam

Status: menikah

Diagnosa medis Ca. Mammae bilateral

stadium IIIb. Hasil biopsi:

Limfadenopati inguinal kanan dicurigai

limpoma dengan limfomatosis payudara

kanan kiri. Tak tampak limfadenopati

paraaorta , para iliakal. Tak tampak

kelainan pada organ intraabdominal dan

pelvic. Sekarang program terapi

kemoterapi

- Bebas nyeri: Keluhan nyeri, nyeri menjalar ke seluruh dada, punggung dan leher, nyeri semakin bertambah saat

dilakukan perawatan luka, kualitas nyeri seperti diiris-iris, skala nyeri 7 dengan skor ESAS: 7.

- Nyaman: perasaan tidak nyaman karena terdapat luka pada mammae kanan dengan luas 13x16cm, bau dan

eksudat banyak. Rasa mual dengan skor ESAS 5, nafsu makan menurun skor ESAS 6, muntah skor ESAS 5

- Bermartabat dan dihormati: Klien merasa ditinggalkan oleh orang-orang disekitarnya walaupun suaminya

selalu mendampingi selama dirawat.

- Damai: Klien merasa gelisah karena sakitnya tidak kunjung membaik, ESAS 6, klien bertanya-tanya dengan

perkembangan sakitnya, kecemasan skor ESAS 7

- Kedekatan dengan orang yang bermakna: Klien selalu didampingi oleh suamia, namun anak-anak jarang

menjenguk.

- Diagnosa keperawatan: 1. nyeri kronis, 2. Nutrisi kurang dari kebutuhan, 3. Risk control: Infection proses, 4.

Analisis asuhan…., Aries Asmorohadi, FIK UI, 2014

Page 145: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20391123-SP-Aries...Spesialis Keperawatan (Sp.Kep) Medikal Bedah Peminatan Onkologi ARIES ASMOROHADI

ECOG:2

kecemasan

- Tujuan (NOC) : 1. Pain level (2102), 2. Management nutrisi (1100), 3. Woundcare management (6550), 4.

Anxiety self control (1402)

- Intervensi: 1. Pain manajemen (1400), 2. Management nutrition (1100) , 3. Protection and woundcare

management (3440), 5. Anxiety reduction (5820)

Evaluasi: Kecemasan klien menurun serta dukungan keluarga dan anak-anak, ESAS cemas 4, nyeri masih

dirasakan sehingga mengganggu mobilitas klien ESAS nyeri 4, namun nafsu makan klien bulum meningkat,

porsi habis setengah, ESAS mual 4, warna dasar luka merah, eksudat banyak, pus -.

9. Tn. A, 52 tahun, Agama islam

Status: menikah

Diagnosa medis Ca. Paru stadium IVb,

tidak ada riwayat merokok sebelumnya.

pemeriksaan FOB (Fiber Optic

Bronchoscopy) dengan hasil kanker paru

ekstra laminar posterior

ECOG:2

- Bebas nyeri: Keluhan nyeri pada dada menjalar sekitar leher, nyeri semakin bertambah saat batuk, kualitas

nyeri seperti tertusuk-tusuk, skala nyeri 5 dengan skor ESAS: 5.

- Nyaman: perasaan tidak nyaman sesak dengan nilai ESAS 6, sputum +, respiratori rate 26x/menit, batuk +.

- Bermartabat dan dihormati: Klien sebelumnnya masih bekerja sebagai sopir saat ini klien merasa tidak bisa

berperan dalam mencari nafkah.

- Damai: Klien merasa cemas ketika merasa sesak dan nyeri pada bagian, sementara klien bingung dengan

diagnosa kanker yang dideritanya, kecemasan skor ESAS 5

- Kedekatan dengan orang yang bermakna: Klien merasa didukung oleh istri dan anaknya. Orang tua juga

selalu memberikan dorongan untuk berobat.

- Diagnosa keperawatan: 1. Bersihan jalan nafas tidak efektif, 2. Nyeri kronis, Kurang pengetahuan akan

prosedur tindakan, 3. Kecemasan.

- Tujuan (NOC) : 1 Respiratory status. Airway patency (0410),. 2. Pain level (2102), 3. Knowledge; prosedur and

treatement, 4. Anxiety self control (1402).

- Intervensi: 1. Airway management, 2. Pain manajemen (1400), 3. Teaching; kemoterapi, 4 Anxiety reduction

(5820).

- Evaluasi: Keluhan sesak sudah tidak dirasakan lagi, ESAS sesak 2, klien merasa lebih siap untuk mendapat

terapi kemoterapi yang telah diprogramkan dan sudah tidak mengalami kecemasan , ESAS cemas 3, klien

mampu mengontrol nyerinya, ESAS nyeri 2.

10. Ny. S, 52 tahun, Agama islam

Status: menikah

Diagnosa medis Ca. Mammae dextra

post mastektomi radikal. Sekarang

program terapi kemoterapi

ECOG:2

- Bebas nyeri: Keluhan nyeri, post operasi mastektomi, nyeri menjalar ke seluruh dada, nyeri semakin bertambah

saat dilakukan perawatan luka, kualitas nyeri seperti diiris-iris, skala nyeri 6 ESAS: 6.

- Nyaman: perasaan tidak nyaman karena terdapat luka pada mammae kanan dengan luas 14x12cm, bau dan

eksudat banyak. Rasa mual dengan skor ESAS 5, nafsu makan menurun skor ESAS 6, muntah, ESAS 5

- Bermartabat dan dihormati: Klien merasa berbau seakan ditinggalkan oleh orang-orang disekitarnya. Suami

dan anak klien selalu mendukung dalam pengobatan

- Damai: Klien merasa gelisah karena sakitnya tidak kunjung membaik, klien bertanya-tanya dengan

perkembangan sakitnya, kecemasan skor ESAS 5

Analisis asuhan…., Aries Asmorohadi, FIK UI, 2014

Page 146: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20391123-SP-Aries...Spesialis Keperawatan (Sp.Kep) Medikal Bedah Peminatan Onkologi ARIES ASMOROHADI

- Kedekatan dengan orang yang bermakna: Klien selalu didampingi oleh suamia, namun anak-anak jarang

menjenguk.

- Diagnosa keperawatan: 1. nyeri kronis, 2. Nutrisi kurang dari kebutuhan, 3. Risk control: Infection proses, 4.

kecemasan

- Tujuan (NOC) : 1. Pain level (2102), 2. Management nutrisi (1100), 3. Woundcare management (6550), 4.

Anxiety self control (1402)

- Intervensi: 1. Pain manajemen (1400), 2. Management nutrition (1100) , 3. Protection and woundcare

management (3440), 5. Anxiety reduction (5820)

Evaluasi: Nyeri sudah berkurang, nyeri timbul saat dilakukan perawatan luka ESAS 4, warna dasar luka kuning,

eksudat banyak, pus, nafsu makan klien menurun ESAS 4, porsi makan tidak habis setengah,, ESAS mual 3,

ESAS muntah 2

11. Tn. E, 52 tahun, Agama islam

Status: menikah

Diagnosa medis Adenokarsinoma Paru

stadium IVb metastase ke tulang

belakang. Riwayat merokok lebih dari 15

tahun. Sehari lebih dari 1bungkus.

Saat ini sedang perbaikan keadaan umum

ECOG:3

- Bebas nyeri: Keluhan nyeri pada dada tulang belakan, kualitas nyeri seperti tertusuk-tusuk, skala nyeri 7 dengan

skor ESAS: 7.

- Nyaman: perasaan tidak nyaman untuk aktifitas. Rasa mual dengan skor ESAS 5, nafsu makan menurun skor

ESAS 6, muntah skor ESAS 3

- Bermartabat dan dihormati: Klien sebelumnnya masih bekerja sebagai satpam saat ini klien merasa tidak bisa

berperan dalam mencari nafkah.

- Damai: Klien merasa cemas ketika merasa sesak dan nyeri pada bagian, sementara klien bingung dengan

diagnosa kanker yang dideritanya, kecemasan skor ESAS 5

- Kedekatan dengan orang yang bermakna: Klien merasa didukung oleh istri dan anaknya. Orang tua juga

selalu memberikan dorongan untuk berobat.

- Diagnosa keperawatan: 1. nyeri kronis, 2. Nutrisi kurang dari kebutuhan, 3. kecemasan

- Tujuan (NOC) : 1. Pain level (2102), 2. Management nutrisi (1100), 3. Anxiety self control (1402)

- Intervensi: 1. Pain manajemen (1400), 2. Management nutrition (1100) , 3. Anxiety reduction (5820)

- Evaluasi: Kliem mampu beradaptasi dengan nyeri dengan menggun akan analgetik dan relaksasi, ESAS nyeri 4,

dan kecemasan klien menurun serta dukungan keluarga dan anak-anak, nyeri masih dirasakan sehingga masih

mengganggu mobilitas klien, ESAS cemas 2. Klienmasih merasa mual, ESAS mual 3, nafsu makan masih

belum ada, ESAS 3, namun pasien sudah dapat menghabiskan setengah porsi yang disediakan.

12. Tn. Tj, 64 tahun, Agama kristen

Status: menikah

Diagnosa medis kanker recti dan

hidronefrosis sinistra dengan kolostomi,

pemeriksaan USG polos terdapat lesi

metastasis pada hepar, hidronefrosis kiri,

- Bebas nyeri: Keluhan nyeri, nyeri pada bagian perut. nyeri semakin bertambah saat menggerakkan badan,

kualitas nyeri seperti diiris-iris, skala nyeri 8 dengan skor ESAS: 8.

- Nyaman: perasaan tidak nyaman dan semua aktifitas dibantu oleh keluarga dan perawat dan sebagian waktunya

ditempat tidur dengan skor ESAS 8, , terpasang NGT produksi +, perasaan lemah dan tidak berdaya skor ESAS

8, terdapat luka bekas operasi laparotomi , terpasang kolostomi pada kwadran 1 produksi cairan 850cc, bau

feses.

Analisis asuhan…., Aries Asmorohadi, FIK UI, 2014

Page 147: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20391123-SP-Aries...Spesialis Keperawatan (Sp.Kep) Medikal Bedah Peminatan Onkologi ARIES ASMOROHADI

massa pada regio rectum, tak tampak

kelainan pada organ intraabdominal

pelviks dan lainnya.

ECOG:4

- Bermartabat dan dihormati: Klien merasa ditinggalkan oleh orang-orang disekitarnya walaupun istrinya selalu

mendampingi selama dirawat.

- Damai: Klien merasa gelisah karena sakitnya tidak kunjung membaik, klien bertanya-tanya dengan

perkembangan sakitnya, kecemasan skor ESAS 7

- Kedekatan dengan orang yang bermakna: Klien selalu didampingi oleh istrinya dan anak-anak menjenguk.

- Diagnosa keperawatan: 1. nyeri kronis, 2. Nutrisi kurang dari kebutuhan, 3.. Hambatan mobilitas fisik, 4.

kecemasan

- Tujuan (NOC) : 1. Pain level (2102), 2. Management nutrisi (1100), 3. Energy managemen (0002), 4. Anxiety

self control (1402)

- Intervensi: 1. Pain manajemen (1400), 2. Management nutrition (1100) , 3. Energy management (0180), 6.

Anxiety reduction (5820)

Evaluasi: Kecemasan klien menurun, ESAS 3, nyeri masih dirasakan sehingga mengganggu mobilitas klien

ESAS nyeri 4, kebutuhan nutrisi klien dipenuhi melalui parenteral dengan climinix dan evelip, ESAS mual 5,

ESAS muntah 2, aktifitas pasien masih dibantu untuk memenuhi kebutuhan dirinya, ESAS kelelahan 5.

13. Ny. S, 40 tahun, Agama Katolik

Status: menikah

Tahun 2012 Ca. Cervik stadium II

Diagnosa medis kanker cervik dan

obstruksi usus, pemeriksaan polos

abdomen: tampak distensi udara traktus

intestinalis. Tidak tampak udara

rektosigmoid. Kesan obstruksi letak

tinggi.

Riwayat sinar 25x dan kemoterapi 5 kali

Rencana laparotomi dan kolostomi

ECOG:2

- Bebas nyeri: Keluhan nyeri perut terasa melilit, 2minggu ini, nyeri hilang timbul, skala nyeri 5 dengan skor

ESAS: 5.

- Nyaman: perasaan tidak nyaman karena tidak bisa buang air besar selama 1 minggu, dan Jika diberi dulcolac

keluar cairan lendir sedikit. Sudah 3 hari mual, muntah dengan skor ESAS 6, perasaan lemah skor ESAS 3.

- Bermartabat dan dihormati: Klien merasa tetap mendapat dukungan dan pengakuan dari suami dan teman

serta saudaranya.

- Damai: Klien siap untuk dilakukan operasi karena ingin semua keluahnnya hilang, namun klien tidak tahun

tentang tindakan kolostomi, , kecemasan skor ESAS 4

- Kedekatan dengan orang yang bermakna: Klien merasa didukung oleh suami da anaknya. Teman-teman dan

saudaranya mendukung selama dirawat di rumah sakit.

- Diagnosa keperawatan: 1. nyeri kronis, 2. Kurang pengetahuan akan prosedur tindakan, ,

- Tujuan (NOC) : 1. Pain level (2102), 2. Knowledge; prosedur stoma care

- Intervensi: 1. Pain manajemen (1400), 2. Teaching; stomacare

- Evaluasi: Klien tidak mengalami kecemasan karena sudah mendapat penjelasan tentang tindakan kolostomi ,

ESAS cemas 2. Klien mampu mengontrol nyerinya dengan relaksasi, ESAS nyeri 2.

14 Ny. M, 55 tahun, Agama islam, MRS

2/4/2014, Status: menikah, lama rawat 6

hari

Diagnosa medis kista ovari, post operasi

laparotmi dan Foto polos abdomen:

- Bebas nyeri: Keluhan nyeri pada bekas luka laporatomi, nyeri menjalar ke seluruh abdomen, nyeri bertambah

saat bergerak atau dilakukan perawatan luka, kualitas nyeri seperti diiris-iris, skala nyeri 7 dengan skor ESAS: 7.

- Nyaman: perasaan tidak nyaman dengan melakukan aktifitas ditempat tidur dengan skor ESAS 8, produksi,

perasaan lemah skor ESAS 7, terpasang kantung kolostomi, keluar cairan 650cc, produksi cairan dari drain

150cc dan kantung.

Analisis asuhan…., Aries Asmorohadi, FIK UI, 2014

Page 148: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20391123-SP-Aries...Spesialis Keperawatan (Sp.Kep) Medikal Bedah Peminatan Onkologi ARIES ASMOROHADI

tidak tampak kelainan pada polos

abdomen.

Kemoterapi 5 kali

ECOG:4

- Bermartabat dan dihormati: Klien merasa setelah sakit tidak ada yang memperhatikan, klien merasa

ditinggalkan oleh anak dan keluarganya dimana keluarga tidak mau dilibatkan dalam perawatan.

- Damai: Klien bertanya-tanya dengan perkembangan sakitnya, klien merasa bosan karena penyakitnya ini

kecemasan skor ESAS 7

- Kedekatan dengan orang yang bermakna: Klien kurang berkomunikasi dengan keluarga dan anaknya selama

sakit. Klien banyak berdiam diri selama perawatan.

- Diagnosa keperawatan: 1. nyeri kronis, 2. Nutrisi kurang dari kebutuhan, 3..Hambatan mobilitas fisik, 6.

kecemasan

- Tujuan (NOC) : 1. Pain level (2102), 2.. Energy managemen (0002), 6. Anxiety self control (1402)

- Intervensi: 1. Pain manajemen (1400), 2. Management nutrition (1100),3. Interaksi sosial , 4. Protection and

woundcare management (3440), 5. Energy management (0180), 6. Anxiety reduction (5820)

Evaluasi: Klien mulai dapat melakukan tanpa bantuan penuh dari perawat, ESAS kelelahan 5, nutrisi parental

ditambah climinix, nyeri masih dirasakan pasien, nyeri ESAS 4, terapi analgetik dan relaksasi sudah dapat

dilakukan sendiri pasien, klien terlihat lebih tenang dan merasa lebih baik sekarang, ESAS cemas 2

15 Ny. T, 65 tahun, Agama islam

Status: menikah

Diagnosa medis LNH.

Kemoterapi 6 kali

ECOG:4

- Bebas nyeri: Keluhan nyeri, nyeri pada bagian perut. nyeri semakin bertambah saat menggerakkan badan,

kualitas nyeri seperti diiris-iris, skala nyeri 8 dengan skor ESAS: 8.

- Nyaman: perasaan tidak nyaman dan semua aktifitas dibantu oleh keluarga dan perawat dan sebagian waktunya

ditempat tidur dengan skor ESAS 8, , terpasang NGT produksi +, perasaan lemah dan tidak berdaya skor ESAS

8, terdapat luka bekas operasi laparotomi , terpasang kolostomi pada kwadran 1 produksi cairan 850cc, bau

feses.

- Bermartabat dan dihormati: Klien merasa ditinggalkan oleh orang-orang disekitarnya walaupun istrinya selalu

mendampingi selama dirawat.

- Damai: Klien merasa gelisah karena sakitnya tidak kunjung membaik, klien bertanya-tanya dengan

perkembangan sakitnya, kecemasan skor ESAS 7

- Kedekatan dengan orang yang bermakna: Klien selalu didampingi oleh istrinya dan anak-anak menjenguk.

- Diagnosa keperawatan: 1. nyeri kronis, 2. Nutrisi kurang dari kebutuhan, 3.. kecemasan

- Tujuan (NOC) : 1. Pain level (2102), 2. Management nutrisi (1100), 3. Anxiety self control (1402)

- Intervensi: 1. Pain manajemen (1400), 2. Management nutrition (1100) , 3. Anxiety reduction (5820)

Evaluasi: kecemasan klien menurun serta dukungan keluarga, ESAS cemas 2, nyeri masih dirasakan sehingga

mengganggu mobilitas klien, ESAS nyeri 4, klien merasa mualnya sudah berkurang, namun belum bisa

menghabiskan porsi makan yang disediakan., ESAS mual 2, ESAS muntah 2.

16 Sdr. M, 37 tahun, Agama islam

Status: belum menikah

Diagnosa medis karsinomaginjal

- Bebas nyeri: Keluhan nyeri tidak ada.

- Nyaman: perasaan tidak nyaman karena semua aktifitas dibantu oleh keluarga dan perawat, klien mengalami

kelumpuhan pada ektremitas bawah. perasaan lemah dan tidak berdaya skor ESAS 8.

Analisis asuhan…., Aries Asmorohadi, FIK UI, 2014

Page 149: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20391123-SP-Aries...Spesialis Keperawatan (Sp.Kep) Medikal Bedah Peminatan Onkologi ARIES ASMOROHADI

metastase saraf tulang belakang. Hasil

pemeriksaan mikroskopik: karsinoma

ginjal jenis sel jernih invasi vertebra.

ECOG:4

- Bermartabat dan dihormati: Klien merasa sudah tenang dan banyak beribadah. Selama dirumah sakit klien

ditemani sauadar dan orang tuanya.

- Damai: Sekarang klien sudah merasa damai dan menerima kondisinya klien sekarang banyak melakukan

kegiatan ibadah.

- Kedekatan dengan orang yang bermakna: Klien selalu didampingi oleh saudara dan orang tua dengan temen-

temen y menjenguk.

- Diagnosa keperawatan: Hambatan mobilitas fisik.

- Tujuan (NOC) : 1.Energy managemen (0002).

- Intervensi: 1. Energy management (0180).

- Evaluasi: Klien terlihat tenang dan melakukan aktifitas di tempat tidur, aktifiats dibantu oleh keluarga dan

perawat. ESAS kelemahan 5.

17 Tn. Z, 57 tahun, Agama Islam

Status: menikah

Diagnosa medis kanker rectosigmoid.

Hasil MRI: massa pada rectosigmoid,

perisigmoid menyebabkan ileus

obstruksi, limfadenopati peri rektal.

Gambaran metastase pada paru, efusi

pleura halus, dan tidak tampak kelainan

intraabdomen dan pelviks, sedang foto

thorak curiga adanya lesi metastase.

ECOG:3

- Bebas nyeri: Keluhan nyeri dengan perut membesar, nyeri hilang timbul, skala nyeri 5 dengan skor ESAS: 5.

- Nyaman: perasaan tidak nyaman karena tidak bisa buang air besar selama 3 hari, perut terasa tidak nyaman, .

Sudah 3 hari mual dengan skor ESAS 6, perasaan lemah skor ESAS 3.

- Bermartabat dan dihormati: Klien merasa tetap mendapat dukungan dan pengakuan dari istri, anak dan

keluarga besar.

- Damai: Klien siap untuk dilakukan operasi karena ingin semua keluhannya hilang, namun klien tidak tahun

tentang tindakan kolostomi, , kecemasan skor ESAS 4

- Kedekatan dengan orang yang bermakna: Klien merasa didukung oleh istri dan anaknya. Teman-teman dan

saudaranya mendukung selama dirawat di rumah sakit.

- Diagnosa keperawatan: 1. nyeri kronis, 2. Kurang pengetahuan akan prosedur tindakan, 3. kecemasan,

- Tujuan (NOC) : 1. Pain level (2102), 2. Knowledge; prosedur stoma care, 3. Anxiety self control (1402).

- Intervensi: 1. Pain manajemen (1400), 2. Teaching; stomacare, 3 Anxiety reduction (5820).

Evaluasi: Klien sudah tidak mengalami kecemasan karena sudah mendapat penjelasan tentang tindakan

kolostomi, ESAS cemas 2, klien dapat mampu mengontrol nyerinya, ESAS nyeri 2. Klien merasa sudah siap

dilakukan operasi dan kolostomi

18. Tn. T, 57 tahun, Agama kristen

Status: menikah

Diagnosa medis KNF stadium Ivb

metastase paru sinistra. Riwayat

merokok lebih dari 20 tahun. Dahulu

Sehari lebih dari 2 bungkus.

Saat ini sedang menjalani terapi

kemoterapi.

- Bebas nyeri: Keluhan nyeri kepala berputar-putar, skala nyeri 6 dengan skor ESAS: 6.

- Nyaman: perasaan tidak nyaman untuk aktifitas saat sakit kepala, rasa mual dengan skor ESAS 6, nafsu makan

menurun skor ESAS 5, muntah skor ESAS 3

- Bermartabat dan dihormati: Klien sedih karena saat ini masih menanggung anak dan istrinya, sedangkan

istrinya juga tidak mempunyai pekerjaan tetap..

- Damai: Klien merasa cemas ketika sakitnya kambuh dan harus dirawat dengan waktu yang lama, sementara

klien bingung dengan diagnosa kanker yang dideritanya, kecemasan skor ESAS 5

- Kedekatan dengan orang yang bermakna: Klien merasa didukung oleh istri dan anaknya. Kelauarga

Analisis asuhan…., Aries Asmorohadi, FIK UI, 2014

Page 150: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20391123-SP-Aries...Spesialis Keperawatan (Sp.Kep) Medikal Bedah Peminatan Onkologi ARIES ASMOROHADI

ECOG:2

mendorong untuk pengobatan kemoterapi

- Diagnosa keperawatan: 1. nyeri kronis, 2. Kurang pengetahuan akan prosedur tindakan, 3. Kecemasan.

- Tujuan (NOC) : 1. Pain level (2102), 2. Knowledge; prosedur and treatement, 3. Anxiety self control (1402).

- Intervensi: 1. Pain manajemen (1400), 2. Teaching; kemoterapi, 3 Anxiety reduction (5820).

- Evaluasi: klien merasa lebih siap dalam program terapi kemoterapi yang dan sudah tidak mengalami kecemasan

serta mampu mengontrol nyerinya, ESAS nyeri 2, ESAS cemas 1.

19. Tn. A, 63 tahun, Agama

Status: menikah

Diagnosa medis kanker kolon dengan

kolostomi. Saat ini pasien sedang

menjalani kemoterapi.

ECOG:1

- Bebas nyeri: Keluhan nyeri, nyeri (-)

- Nyaman: Klien merasa nyaman dan dapat semua aktifitas melakukan aktifitasnya sendiri termasuk mengganti

kantung stoma.

- Bermartabat dan dihormati: Klien merasa tetap beraktifitas dan berkumpul dan bermasyarakat dengan

tetangga.

- Damai: Selama ini klien datang sendiri untuk program kemoterapi yang dijalananinya selama 4 siklus. Klien

hanya mengeluh rambutnyya rontok. Klien tidak merasa takut ataupun cemas dengan terapi kemo yang merasa

gelisah karena sakitnya tidak kunjung membaik, klien bertanya-ta dijalaninya

- Kedekatan dengan orang yang bermakna: Klien sudah ditinggal mati istrinya, sekarang tinggal sendiri

dirumah dekat rumah anak dan keluarganya..

- Diagnosa keperawatan: wellness

- Tujuan (NOC) : Mempertahankan kualitas hidupnya

- Intervensi: Melakukan kegiatan yang dapat memotivasi hidupnya

- Evaluasi: Setelah dirawat selama 3 hari klien dibolehkan pulang.

20. Tn. H, 47 tahun, agama islam

Status menikah

Diagnosa medis Adenokarsinoma paru

stadium IV,

Riwayat merokok tiap hari 1-2 bungkus.

ECOG: 3

- Bebas nyeri: Keluhan nyeri pada dada semakin bertambah, nyeri semakin terasa berat saat batu-batuk, nyeri

seakan diremas-remas, skor ESAS 5, nyeri hilang timbul.

- Nyaman: Klien merasa tidak nyaman dengan adanya sesak denga n skor ESAS 6, batuk+, dan sputum ++, RR

26x/menit.

- Bermartabat dan dihormati: Klien merasa senang karena dalam beraktifitas dibantu keluarga..

- Damai: Klien kadang merasa cemas dengan skor 5 ketika sesak dan nyeri datang.

- Kedekatan dengan orang yang bermakna: Klien merasa dekat dengan istri dan anaknya, saat sakit mereka

semua mensupot kesembuhannya

- Diagnosa keperawatan: 1. nyeri kronis, 2. Tidak efektifnya jalan nafas, 4. kecemasan

- Tujuan (NOC) : 1. Pain level (2102), 2 airway management,34. Anxiety self control (1402)

- Intervensi: 1. Pain manajemen (1400), 2. Management airwat, 3. Anxiety reduction (5820)

- Evaluasi: klien sudah tidak merasa sesak, ESAS 3., kliem mampu beradaptasi dengan nyeri dengan

menggunakan analgetik dan relaksasi, ESAS nyeri 2, dan kecemasan klien menurun, ESAS cemas 2.

21 Ny. C, 39 tahun, Agama islam - Bebas nyeri: Pasien mengeluh nyeri pada bagian dada dan menjalar ke sekitar punggung. Kualitas nyeri yang

Analisis asuhan…., Aries Asmorohadi, FIK UI, 2014

Page 151: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20391123-SP-Aries...Spesialis Keperawatan (Sp.Kep) Medikal Bedah Peminatan Onkologi ARIES ASMOROHADI

Status: menikah

Diagnosa medis ca. mammae.

MSCT Scan kepala

Kesan: Lesi metastase pada Os. Vertex.

Tidak tampak kelainan hemisfer kiri

Foto thorax Kesan: Progresifitas lesi

metastase paru Mamografi Maligna

multisentris pada kwadran payudara

kanan dan limfadenopati kanan dan kiri. ECOG:2

dirasakan seperti ditusuk dengan durasi hilang timbul lebih dari 15 menit, nyeri akan dirasakan jika dilakukan

perawatan luka, intensitas nyeri sedang dengan skala 4 nyeri berkurang jika diistirahatkan. Perilaku dengan

ekspresi menahan nyeri terlihat ketika nyeri itu timbul skor ESAS: 6.

- Nyaman: Rasa tidak nyaman dirasakan oleh karena adanya luka pada payudaranya, cairan yang keluar sangat

banyak mengganggu pasien karena haru sering mengganti bajunya. Luka ca. Payudara kiri, warna dasar luka

kuning, Bau +,ukuran luka 15x 19 cm, ESAS mual 5, ESAS menurunya nafsu makan 6

- Bermartabat dan dihormati: Pasien berharap memperoleh pelayanan terbaik untuk pemulihan fisiknya. Pasien

sementara mendapat biasa dari jamkesda provinsi Bengkulu. Pasien tetap ingin dihargai dalam perannya sebagai

ibu walaupun sekarang tidak bisa menjalankan tugas sebagai ibu bagi 3 anaknya

- Damai: Pasien merasa optimis dengan kondisi kesehatannya serta proses terapi yang akan dilanjutkan. Klien

meminta dukungan keluarga dalam menjalani pengobatan di rumah sakit. Pasien juga minta dukungan perawat

untuk memberikan perawatan yang terbaik bagi dirinya.

- Kedekatan dengan orang yang bermakna: Pasien merasa sangat senang suami karena mendapat dukungan

yang luar biasa dari suaminya serta anak-anaknya yang sering kontak telpon jika rindu pada anak-anaknya.

Dukungan temen-temen diruangan yang telah memberikan kedekanan seperti saudara.

- Diagnosa keperawatan: 1. nyeri kronis, 2. Nutrisi kurang dari kebutuhan, 3. Risk control: Infection

- Tujuan (NOC) : 1. Pain level (2102), 2. Management nutrisi (1100), 3. Protection and woundcare management

(3440)

- Intervensi: 1. Pain manajemen (1400), 2. Management nutrition (1100) , 3. Woundcare management (6550)

- Evaluasi: klien mampu beradaptasi dengan nyerinya dengan terapi analgetik dan relaksasi, ESAS nyeri 4, warna

dasar luka merah 50%, kuning 50%, eksudat banyak, pus, ESAS mual 3, klien mulai makan sedikit-sedikit, pori

makan habis setengah.

22. Tn. N, 48 tahun, Agama islam

Status: menikah

Diagnosa medis Adenakarsinoma rekti

CT Scan dengan hasil multi fokal massa

masenterial dan acites dengan tanda

pnemotosis (intestinalis) cenderung

komplek terjadinya proses

infeksi(peritonitis TB) dan tidak tampak

kelainan organ intra abdominal, pelvis

dan lainnya.

PA dengan hasil adenosarkoma

defferensiasi buruk.

- Bebas Nyeri: Pasien mengeluh nyeri pada bagian abdomen dan menjalar ke sekitar iliustomy. Kualitas nyeri

yang dirasakan seperti ditusuk dengan durasi hilang timbul lebih dari 15 menit, nyeri akan dirasakan jika

menggerakkan tubuhnya untuk miring atau duduk, intensitas nyeri sedang dengan skala 6 nyeri berkurang jika

diistirahatkan. Perilaku dengan ekspresi menahan nyeri terlihat ketika nyeri itu timbul ESAS:6

- Rasa nyaman: Rasa tidak nyaman dirasakan oleh karena adanya ileustomi, pasien belum terbiasanya dengan

adanya kantung tempat fese yang menempel di dinding perutnya. Saat pengkajian dilakukan pasien dan keluarga

belum dijarkan cara mengganti kantung stoma. Pasien dan keluarga masih bertanya apakah nanti stomanya bisa

ditutup kembali.

- Rasa bermartabat dan dihargai : Pasien berharap memperoleh pelayanan terbaik untuk pemulihan fisiknya.

Pasien sementara dibantu perusahaannya, namun kedepan dimungkinkan pasien tidak dapat menjalani pekerjaan

diperusahaannya karena kesehatannya, namun pasien tetap ingin dihargai dalam perannya sebagai kepala

keluarga walaupun sekarang istrinya yang bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. ESAS mual:5, ESAS

Analisis asuhan…., Aries Asmorohadi, FIK UI, 2014

Page 152: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20391123-SP-Aries...Spesialis Keperawatan (Sp.Kep) Medikal Bedah Peminatan Onkologi ARIES ASMOROHADI

Riwayat kemoterapi TFL 3 x progresif

dan kemoterapi xelox 5x. Post operasi

laparatomi adeno dan reseksi ileum

dengan ileustomi

ECOG:3

nafsu makan menurun 6, ESAS lelah 5

- Damai: Pasien merasa optimis dengan kondisi kesehatannya serta proses terapi yang akan dilanjutkan. Klien

meminta dukungan keluarga dalam menjalani pengobatan di rumah sakit. Pasien juga minta dukungan perawat

untuk memberikan perawatan yang terbaik bagi dirinya.

- Kedekatan dengan orang yang bermakna: Pasien merasa sangat senang istri, kakak dan saudara memberi

dukungan yang cukup baik. Hal ini terlihat selama di rumah sakit selalu ditunggu secara bergantian oleh saudara-

saudaranya.

- Diagnosa keperawatan: 1. nyeri kronis, 2. Nutrisi kurang dari kebutuhan, 3. Gangguan integritas kulit, 4.

Hambatan mobilitas fisik.

- Tujuan (NOC) : 1. Pain level (2102), 2. Food and fluid intake (1008), 3. Woundcare management (6550), 4.

Energy managemen (0002),

- Intervensi: 1. Pain manajemen (1400), 2. Management nutrition (1100),3. Protection and woundcare

management (3440), 4. Energy management (0180)

Evaluasi: nyeri klien sudah berkurang, dan mulai dapat melakukan tanpa bantuan penuh dari perawat, masalah

nutrisi dan integritas jaringan masih memerlukan intervensi keperawatan

23. Tn. D, 35 tahun

Status: menikah

Diagnosa medis Adenokarsinoma rekti

CT scan abdomen: tumor rektum

menginfiltrasi perirektal, disertai KGB

periiliaka dan aorta.

PA: adenokarsinoma diferensiasi buruk

Post laparotomi dan kolostomi

ECOG:3

- Nyeri: Pasien mengeluh nyeri pada bagian abdomen dan menjalar ke sekitar kolostomy. Kualitas nyeri yang

dirasakan seperti nyeri di seluruh perutnya seperti berdenyut, hilang timbul dengan durasi hilang timbul lebih

dari 15 menit, nyeri akan dirasakan jika menggerakkan tubuhnya untuk miring atau duduk, intensitas nyeri

sedang dengan skala 6 nyeri berkurang jika diistirahatkan. Perilaku dengan ekspresi menahan nyeri terlihat ketika

nyeri itu timbul. Pasien kadang meringis sambil memegangi perutnya.

- Rasa nyaman : Klien mengatakan nyeri di seluruh perutnya seperti berdenyut, hilang timbul, ESAS nyeri:6,

ESAS mual :4, Terdapat stoma di samping kanan dan kiri umbilikus, tedapat luka operasi diarea umbilikal. Saat

pengkajian dilakukan pasien dan keluarga belum dijarkan cara mengganti kantung stoma.

- Rasa bermartabat dan dihargai: Pasien berharap memperoleh pelayanan terbaik untuk pemulihan fisiknya.

Pasien merupakan pasien jamkesmas. Sebelum sakit pasien bekerja sebagai kuli bangunan, namun kedepan

dimungkinkan pasien tidak dapat menjalani pekerjaan diperusahaannya karena kesehatannya, namun pasien tetap

ingin dihargai dalam perannya sebagai kepala keluarga walaupun sekarang istrinya yang bekerja untuk

memenuhi kebutuhan keluarganya. Aktifitas sehari-hari sebagian di bantu, berpakaian, toileting, dan mandi.

- Kedamaian : Pasien merasa optimis dengan kondisi kesehatannya serta proses terapi yang akan dilanjutkan.

Klien meminta dukungan keluarga dalam menjalani pengobatan di rumah sakit. Pasien juga minta dukungan

perawat untuk memberikan perawatan yang terbaik bagi dirinya.

- Kedekatan dengan orang yang bermakna: Pasien merasa sangat senang istri, kakak dan saudara memberi

dukungan yang cukup baik. Hal ini terlihat selama di rumah sakit selalu ditunggu secara bergantian oleh saudara-

saudaranya.

Analisis asuhan…., Aries Asmorohadi, FIK UI, 2014

Page 153: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20391123-SP-Aries...Spesialis Keperawatan (Sp.Kep) Medikal Bedah Peminatan Onkologi ARIES ASMOROHADI

- Diagnosa keperawatan: 1. Nyeri kronis, 2. Nutrisi kurang dari kebutuhan, 3Gangguan integritas kulit, 4.

Hambatan mobilitas fisik,

- Tujuan (NOC) : 1. Pain level (2102), 2. Food and fluid intake (1008), 3. Woundcare management (6550),

- Intervensi: 1. Pain manajemen (1400), 2. Management nutrition (1100),3Protection and woundcare management

(3440)

- Evaluasi: Klien luka tidak mengalami infeksi, nutrisi diganti lewat oral, ESAS mual 2, diet habis separuh. dan

nyerinya sudah berkurang, ESAS nyeri 3.

24 Ny. K, 46 tahun, Agama islam

Status: menikah

Diagnosa medis Ca. Mammae bilateral

USG: adanya solid maligna bilateral

multisentris pada sublateral kiri

MSCT Scan kepala Kesan: Lesi

metastase pada os. Vertex. Tidak tampak

kelainan hemisfer kiri. Mamografi

Kesan: Maligna multisentris pada

kwadran payudara kanan dan

limfadenopati kanan dan kiri

ECOG:3

- Nyeri: Pasien mengeluh nyeri pada bagian dada dan menjalar ke sekitar punggung. Kualitas nyeri yang dirasakan

seperti ditusuk dengan durasi hilang timbul lebih dari 15 menit, nyeri akan dirasakan jika dilakukan perawatan

luka, intensitas nyeri sedang dengan skala 4 nyeri berkurang jika diistirahatkan. Perilaku dengan ekspresi

menahan nyeri terlihat ketika nyeri itu timbul. Skor nyeri ESAS:4

- Rasa nyaman: Rasa tidak nyaman dirasakan oleh karena adanya luka pada payudaranya, cairan yang keluar

sangat banyak mengganggu pasien karena haru sering mengganti bajunya. Luka ca. Payudara kiri, warna dasar

luka kuning, Bau +,ukuran luka 15x 19 cm, ESAS mual:5, ESAS tidak nafsu makan:6, ESAS muntah 2.

- Rasa bermartabat dan dihargai: Pasien berharap memperoleh pelayanan terbaik untuk pemulihan fisiknya.

Pasien sementara mendapat biasa dari jamkesda provinsi Bengkulu. Pasien tetap ingin dihargai dalam perannya

sebagai ibu walaupun sekarang tidak bisa menjalankan tugas sebagai ibu bagi 3 anaknya.

- Kedamaian: Pasien merasa optimis dengan kondisi kesehatannya serta proses terapi yang akan dilanjutkan.

Klien meminta dukungan keluarga dalam menjalani pengobatan di rumah sakit. Pasien juga minta dukungan

perawat untuk memberikan perawatan yang terbaik bagi dirinya. Pasien dan keluarga masih bertanya apakah

kapan lukanya bisa sembuh

- Kedekatan dengan orang yang bermakna: Pasien merasa sangat senang suami karena mendapat dukungan

yang luar biasa dari suaminya serta anak-anaknya yang sering kontak telpon jika rindu pada anak-anaknya.

Dukungan temen-temen diruangan yang telah memberikan kedekanan seperti saudara.

- Diagnosa keperawatan: 1. Nyeri kronis, 2. Nutrisi kurang dari kebutuhan, 3. Gangguan integritas kulit.

- Tujuan (NOC) : 1. Pain level (2102), 2. Food and fluid intake (1008), 3. Woundcare management (6550),

- Intervensi: 1. Pain manajemen (1400), 2. Management nutrition (1100),3. Protection and woundcare

management (3440),

- Evaluasi: klien bisa melakukan relaksasi dan distraksi ketika nyeriya muncul, ESAS nyeri 3, keluhan mual

muntah sudah menurun, ESAS mual 2, makan sudah habis separuh porsi, namun luka masih mengeluarkan

eksudat yang banyak tapi sudah tidak berbau.

25 Sdr. G, 32 tahun, Agama Islam

Status belum menikah

Diagnosa medis Osteosarkoma tibia

- Nyeri: Pasien mengeluh nyeri pada bagian kaki kanan menjalar sampai femur, Kualitas nyeri yang dirasakan

seperti ditusuk dengan durasi hilang timbul lebih dari 5 menit, nyeri akan dirasakan jika dilakukan perawatan

luka, intensitas nyeri sedang dengan skala 4 nyeri berkurang jika diistirahatkan. Perilaku dengan ekspresi

Analisis asuhan…., Aries Asmorohadi, FIK UI, 2014

Page 154: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20391123-SP-Aries...Spesialis Keperawatan (Sp.Kep) Medikal Bedah Peminatan Onkologi ARIES ASMOROHADI

dextra. Post amputasi, Riwayat trauma

ketika bermain bola dan saat ini terapi

kemoterapi

ECOG:3

menahan nyeri terlihat ketika nyeri itu timbul. Skor nyeri ESAS:4

- Rasa nyaman: Rasa tidak nyaman dirasakan oleh karena adanya luka post operasi, luka kering, eksudat sedikit,

ESAS mual:5, ESAS tidak nafsu makan:6, ESAS muntah 2.

- Rasa bermartabat dan dihargai: Pasien berharap cepat sembuh dan pulang ke rumahnya. Pasien sementara

mendapat biasa dari jamkesda provinsi Bengkulu.

- Kedamaian: Pasien merasa optimis dengan kondisi kesehatannya serta proses terapi yang akan dilanjutkan.

Klien meminta dukungan keluarga dalam menjalani pengobatan di rumah sakit. Pasien juga minta dukungan

perawat untuk memberikan perawatan yang terbaik bagi dirinya.

- Kedekatan dengan orang yang bermakna: Pasien merasa tenang karena orang tuanya selalu mendukung.

Dukungan temen-temen diruangan yang telah memberikan kedekatan seperti saudara.

- Diagnosa keperawatan: 1. Nyeri kronis, 2. Nutrisi kurang dari kebutuhan, 3. Gangguan integritas kulit.

- Tujuan (NOC) : 1. Pain level (2102), 2. Food and fluid intake (1008), 3. Woundcare management (6550),

- Intervensi: 1. Pain manajemen (1400), 2. Management nutrition (1100),3. Protection and woundcare

management (3440),

- Evaluasi: Nutrisi parental sudah digantikan oleh oral, ESAS mual 3, mual muntah sudah berkurang, bisa

melakukan relaksasi dan distraksi ketika nyeriya muncul. Luka operasi sudah dilakukan heating up, tidak ada

tanda infeksi.

26. Tn. K, 35 tahun, Agama Islam

Status menikah

Diagnosa medis LNH

Saat ini sedang menjalani kemoterapi

vincristin dan endotoxel

ECOG: 2

- Nyeri: Pasien mengeluh nyeri pada bagian mulut, menjalar ke seluruh kepala, kualitas nyeri yang dirasakan

seperti ditusuk dengan durasi hilang timbul lebih dari 5 menit, intensitas nyeri sedang dengan skala 6 nyeri

berkurang jika diistirahatkan. Perilaku dengan ekspresi menahan nyeri terlihat ketika nyeri itu timbul. Skor nyeri

ESAS:6

- Rasa nyaman: Rasa tidak nyaman dirasakan oleh karena adanya ESAS mual:5, ESAS tidak nafsu makan:6,

ESAS muntah 4, sudah satu minggu klien tidak nafsu makan, makan habis seperempat porsi..

- Rasa bermartabat dan dihargai: Klien saat ini yang menanggung kebutuhan rumah sakit, kondisi sakit seperti

ini menyebabkan klien tidak bisa lagi memberikan nafkah ke istri dan anaknya, walaupun untuk keperluan saat

ini didukung oleh keluarga.

- Kedamaian: Pasien merasa cemas sakitnya akan kambuh lagi dan harus menjalani perawatan di rumah sakit.

ESAS cemas 6.

- Kedekatan dengan orang yang bermakna: Klien merasa senang karena istri dan orang tuanya selalu

mendukung.

- Diagnosa keperawatan: 1. Nyeri kronis, 2. Nutrisi kurang dari kebutuhan, 3. kecamasan

- Tujuan (NOC) : 1. Pain level (2102), 2. Food and fluid intake (1008), 3 Anxiety self control (1402)

- Intervensi: 1. Pain manajemen (1400), 2. Management nutrition (1100),3. Anxiety reduction (5820).

- Evaluasi: Nyeri sudah dalam skala 3, mual muntah sudah berkurang dan sudah mampu menghabiskan separuh

Analisis asuhan…., Aries Asmorohadi, FIK UI, 2014

Page 155: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20391123-SP-Aries...Spesialis Keperawatan (Sp.Kep) Medikal Bedah Peminatan Onkologi ARIES ASMOROHADI

porsi, ESAS mual 1, pasien mengatakan sudah lebih siap dan tenang menghadapi sakitnya.

27. Tn. W, 33 tahun, Agama Islam

Status belum menikah

Diagnosa medis tumor otak massa pada

scalp parietal

Post kraniotomi

ECOG: 4

- Nyeri: Pasien mengeluh sakit pada. Kualitas nyeri yang dirasakan seperti nyeri di seluruh kepala seperti

berdenyut, hilang timbul dengan durasi hilang timbul lebih dari 10 menit, nyeri akan dirasakan jika

menggerakkan tubuhnya untuk miring atau duduk, intensitas nyeri sedang dengan skala 6 nyeri berkurang jika

diistirahatkan. Perilaku dengan ekspresi menahan nyeri terlihat ketika nyeri itu timbul. Pasien kadang meringis

sambil memegangi kepalanya.

- Rasa nyaman : keluhan mual dan muntah tidak dirasakan hanya rasa sakit pada kepala yang membuat klien

merasa terganggu, terdapat luka post operasi kraniotomi hari ke 6, luka tidak ada tanda peradangan dan bau,

balutan stabil

- Rasa bermartabat dan dihargai: Klien berharap sakitnya cepat sembuh dengan mendapat pelayanan terbaik

untuk pemulihan fisiknya. Sebelum sakit pasien bekerja sebagai sopir, namun kedepan dimungkinkan klien tidak

dapat menjalani pekerjaannya karena kesehatannya, namun pasien tetap ingin dihargai dalam perannya sebagai

kepala keluarga walaupun sekarang istrinya yang bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Aktifitas

sehari-hari sebagian di bantu, berpakaian, toileting, dan mandi. Pasien mengatakan bingung apa yang harus

dilakukan jika masih sakit seperti sekarang.

- Kedamaian : Pasien merasa yakin dan percaya semuanya akan menjadi lebih baik. Keluarga dan saudaranya

semuanya memberi dukungan selama sakit ini.

- Kedekatan dengan orang yang bermakna: Pasien merasa sangat senang istri, kakak dan saudara memberi

dukungan yang cukup baik. Hal ini terlihat selama di rumah sakit selalu ditunggu secara bergantian oleh saudara-

saudaranya. - Diagnosa keperawatan: 1. Nyeri kronis, 2. Gangguan integritas kulit, 3. Hambatan mobilitas fisik,

- Tujuan (NOC) : 1. Pain level (2102), 2. Woundcare management (6550), 4. Energy managemen (0002),

- Intervensi: 1. Pain manajemen (1400), 2. Protection and woundcare management (3440), 3. Energy management

(0180),

- Evaluasi: klien mengatakan sudah mulai bisa mengatasi nyerinya, ESAS 3, luka post sudah diheating up, tidak

ada tanda peradangan dan mobilisasi duduk, toileting masih dibantu oleh keluarga dan perawat.

28 Sdr. N, usia 21 tahun, Agama Islam,

Status belum menikah

Diagnosa medis acute miolomonoblastik

leukomia. Hiperlekosit 387.000

ECOG:3

- Nyeri: Pasien mengeluh nyeri seluruh tubuh, klien terlihat gelisah, Kualitas nyeri yang dirasakan sakit seluruh

badannya, durasi nyeri lebih dari 15 menit, intensitas nyeri sedang dengan skala 7 nyeri tidak berkurang jika

diistirahatkan. Perilaku dengan ekspresi menahan nyeri terlihat ketika nyeri itu timbul. Skor nyeri ESAS:7

- Rasa nyaman: Rasa tidak nyaman dirasakan oleh karena adanya ESAS mual:3, ESAS tidak nafsu makan:6,

ESAS muntah 4, sudah satu minggu klien tidak nafsu makan, makan habis seperempat porsi. Terdapat mukositis

di rongga mulut, pasien terpasang kateter.

- Rasa bermartabat dan dihargai: Klien saat ini tidak bisa meneruskan sekolahnya, komunikasi dengan temen-

temen masih terjalin dengan baik.

Analisis asuhan…., Aries Asmorohadi, FIK UI, 2014

Page 156: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20391123-SP-Aries...Spesialis Keperawatan (Sp.Kep) Medikal Bedah Peminatan Onkologi ARIES ASMOROHADI

- Kedamaian: Klien kadang merasa stress karena sakitnya tidak kunjung membaik. Kecemasan akan sakitnya

kambuh lagi dan harus menjalani perawatan di rumah sakit, sering mengganggu pikirannya. ESAS cemas 6.

- Kedekatan dengan orang yang bermakna: Klien merasa senang selama ini orang tuanya selalu mendukung.

- Diagnosa keperawatan: 1. Nyeri kronis, 2. Nutrisi kurang dari kebutuhan, 3. kecamasan

- Tujuan (NOC) : 1. Pain level (2102), 2. Food and fluid intake (1008), 3 Anxiety self control (1402)

- Intervensi: 1. Pain manajemen (1400), 2. Management nutrition (1100),3. Anxiety reduction (5820).

- Evaluasi: Klien mulai menerima dan pasrah menghadapi sakitnya, ESAS cemas 2, klien terlihat lebih tenang

dengan nyeri sudah dalam skala 3, ESAS mual 2, sudah berkurang dan sudah mampu menghabiskan separuh

porsi.

29 Tn. B, 52 tahun, Agama Islam

Status menikah

Diagnosa medis Adenokarsinoma paru

stadium IVa, Riwayat merokok lebih dari

15 tahun dengan menghabiskan 1-2

bungkus tiap hari. Saat ini sedang

menjalani terapi kemoterapi

ECOG:3

- Nyeri: Pasien mengeluh sakit pada daerah dada seperti diremas-remas. Nyeri hilang timbul dengan durasi hilang

timbul lebih dari 10 menit. intensitas nyeri sedang dengan skala 5 nyeri berkurang jika diistirahatkan. Perilaku

dengan ekspresi menahan nyeri terlihat ketika nyeri itu timbul.

- Rasa nyaman : keluhan sesak kadang menganggu kenyamanannya ESAS sesak 5, ESAS mual: 3 dan penurunan

nafsu makan dengan ESAS 5 serta skor ESAS lelah 7.

- Rasa bermartabat dan dihargai: Klien kadang merasa kekepian karena sauadar belum ada yang

mengunjunginya, namun klien tetap berharap sakitnya cepat sembuh dan menjalani aktifias seperti biasanya.

dengan mendapat pelayanan terbaik untuk pemulihan fisiknya. Aktifitas sehari-hari sebagian di bantu,

berpakaian, toileting, dan mandi. Pasien mengatakan bingung apa yang harus dilakukan jika masih sakit seperti

sekarang.

- Kedamaian : Klien merasa cemas karena baru pertama menjalani terapi kemoterapi, skor cemas ESAS 5.

Klien juga merasa kurang diperhatikan oleh sauadara dan keluarganya sehingga klien banyak berdiam diri.

- Kedekatan dengan orang yang bermakna: Klien merasa sedih ketikan sakit saudara dan keluarganya tidak

mendukung, namun klien tetap bersyukur istrinya selalu mendampingi selama sakit.

- Diagnosa keperawatan: 1. Nyeri kronis, 2. Nutrisi kurang dari kebutuhan, 3. Kecemasan

- Tujuan (NOC) : 1. Pain level (2102), 2. Food and fluid intake (1008), 3. Anxiety self control (1402)

- Intervensi: 1. Pain manajemen (1400), 2. Management nutrition (1100),3. Anxiety reduction (5820)

- Evaluasi: Klien sudah mulai meningkat nafsu makannya dengan menghabiskan setengah porsi makan, nyeri

masih dirasakan tapi klien sudah mampu mengatasi dengan menenangkan diri dengan relaksasi sedangkan

kecemasan klien sudah menurun pada skor ESAS 3.

30. Ny. S, 51 tahun, Agama Islam

Status menikah

Diagnosa medis Limfoma Non

Hodgking. Saat ini sedang menjalani

terapi kemoterapi

- Nyeri: Pasien mengeluh nyeri tidak dirasakan.

- Rasa nyaman : Klien mengeluh mulut terasa pahit dan nafsu makan menurun dengan skor ESAS: 5, ESAS

mual: 3 dan muntah, sehingga seperempat porsi aja tidak habis. Klien merasa badannya lemah dan tidak kuat

untuk beraktifitas dengan skor ESAS lelah 6.

- Rasa bermartabat dan dihargai: Klien selama sakit ditemani oleh suaminya dan saudaranya. Klien

Analisis asuhan…., Aries Asmorohadi, FIK UI, 2014

Page 157: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20391123-SP-Aries...Spesialis Keperawatan (Sp.Kep) Medikal Bedah Peminatan Onkologi ARIES ASMOROHADI

ECOG:3 merupakan ibu rumah tangga dengan 3 orang anak yang sudah besar sehingga tidak menggantungkan lagi

dirinya.

- Kedamaian : Klien merasa tenang karena keluarga dekat juga terus mendampingi selama pengobatan.

- Kedekatan dengan orang yang bermakna: Komunikasi klien dengan suami, anak dan keluarga dekatnya

sangat baik, selama sakit mereka selalu mengunjungi bergantian sehingga klien tidak merasa kesepian..

- Diagnosa keperawatan: 1. Nutrisi kurang dari kebutuhan, 3. Hambatan mobilitas fisik

- Tujuan (NOC) : 1. Food and fluid intake (1008), Energy managemen (0002)

- Intervensi: 1. Management nutrition (1100), 2. Energy managemen (0180)

Evaluasi: Klien sudah mulai merasakan nafsu makannya, posrsi setengah sudah dihabiskan , Esas mual 1, dan

mobilisasi ke kamar mandi sudah mulai dilakukan dengan bantuan minimal, ESAS kelelahan 3.

Analisis asuhan…., Aries Asmorohadi, FIK UI, 2014

Page 158: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20391123-SP-Aries...Spesialis Keperawatan (Sp.Kep) Medikal Bedah Peminatan Onkologi ARIES ASMOROHADI

FORMAT PENILAIAN PERAWATAN KOLOSTOMI

NAMA : .........................................

DIAGNOSA : ..........................................

TANGGAL : ...........................................

EDUKASI

KE-

TUJUAN TERCAPAI TIDAK

TERCAPAI

EVALUASI

1 Kompeten dalam perawatan stoma

2 Pasien melihat stoma

Pasien berpartifipasi dalam pengosongan stoma

Pasien menyiapkan kontong stoma

3 Pasien mengosongkan kantong stoma

Pasien mengganti kantung stoma

Pasien membersihkan dan mengeringkan sekitar kulit

Pasien menyiapkan kantung stoma

4 Pasien mampu mengganti kantung stoma

5 Pasien mampu mengganti secara mandiri

Discharge planing

Lampiran: 6

Analisis asuhan…., Aries Asmorohadi, FIK UI, 2014

Page 159: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20391123-SP-Aries...Spesialis Keperawatan (Sp.Kep) Medikal Bedah Peminatan Onkologi ARIES ASMOROHADI

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Keterangan Perorangan

Nama Ns. Aries Asmorohadi, S.Kep., M.Kep

NIP 197603302005011004

Tempat, Tanggal, Lahir Batang, 30 Maret 1976

Jenis Kelamin Laki-laki

Hp 081325881206

Email [email protected]

B. Kualifikasi Akademik

Jenjang Akademik Tahun Lulus

1. DIII Keperawatan Poltekes Semarang 1997

2. Program Studi Ilmu keperawatan Universitas Airlangga Surabaya 2003

3. Program Profesi Ners Universitas Airlangga Surabaya 2004

4. S2 Keperawatan Universitas Indonesia 2013

C. Pelatihan

1. Pelatihan Keperawatan Pasien dengan Kemoterapi 2013

2. Pelatihan Paliatif Care 2013

3. Workshop Deteksi Dini Kanker Payudara 2013

4. Pelatihan Item Development DIII Keperawatan 2013

5. Pelatihan Applied Approach (AA) 2011

6. Autralian Leadership Program Quinsland University of Technology 2011

7. Basic Standart Operation Room Nursing (BSORN) 2011

8. Enterostomal Therapy Nurse Program (ETN) 2009

9. Pelatihan Pekerti 2005

D. Pengabdian Masyarakat

1. Pembicara Pelatihan Woundcare di Padang 2014

2. Pembicara Pelatihan Woundcare di Batam 2014

3. Pembicara Pelatihan Woundcare di Malang 2014

4. Pembicara Pelatihan Woundcare di Surabaya 2014

5. Pembicara Pelatihan Woundcare di Madiun 2014

6. Pembicara Pelatihan Woundcare di Magelang 2014

7. Pembicara Pelatihan Woundcare di Madura 2014

8. Pembicara Seminar EBN Woundcare Surakarta 2014

9. Pembicara Seminar EBN Woundcare Semarang 2013

10. Pembicara KBK DIII Keperawatan di Akper Ponorogo 2012

11. Pembicara Seminar Luka Bakar di Purwokerto 2012

12. Pembicara KBK DIII Keperawatan di Akper Madiun 2011

E. Riwayat Pekerkerjaan

1. Perawat di Rumah Sakit Islam Surakarta 1998-2004

2. Dosen Akper 17 Karanganyar, Surakarta 2004

3. Akademi Keperawatan Pemprov. Jawa Tengah 2005- Sekarang

F. Riwayat Organisasi

1. Pengurus PPNI Provinsi Jawa Tengah 2011-2015

2. Pengurus Himpunan Perawat Medikal Bedah Prov. Jawa Tengah 2012 -2016

3. Anggota Himpunan Perawat Onkologi Indonesia 2014- Sekarang

Lampiran 7

Analisis asuhan…., Aries Asmorohadi, FIK UI, 2014

Page 160: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20391123-SP-Aries...Spesialis Keperawatan (Sp.Kep) Medikal Bedah Peminatan Onkologi ARIES ASMOROHADI

[Type text]

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA Tn. S DENGAN KANKER KOLON

A. Pengkajian

- Nama : Sdr. S

- Umur : 33 tahun

- Jenis kelamin : Laki-laki

- Agama : Islam

- Suku : Jawa

- Tanggal MRS : 28 Januari 2014

- Pekerjaan : Karyawan

- Tanggal Pengkajian : 26 Pebruari 2014

- No Register : 317406300

- Diagnosa Medis : Kanker Kolon

Penanggung Jawab

- Nama : Ny. S

- Umur : 61 Tahun

- Pekerjaan : Swasta

- Hubungan dengan Klien : Ibu

1. Keluhan Utama

Klien mengatakan nyeri

2. Riwayat Penyakit Sekarang

Sejak bulan Oktober 2012 klien mengeluh nyeri pada perutnya dan

mendapat perawatan di Rumah Sakit Pasar Rebo di Jakarta serta dilakukan

tindakan operasi laparotomi dengan kolostomi. Hasil Patologi Anatomi

(PA) klien terdiagnosa kanker kolon stadium IIIb. Klien sempat mendapat

kemoterapi dan pada daerah mata kaki kiri terdapat luka ekstravasasi dari

pemberian kemoterapi. Empat bulan kemudian klien dirujuk ke RSK

Darmais. Klien di RSK Darmais diberikan kemoterapi selama 6 kali dan 1

kali remisi. Pada tanggal 20 pebruari 2014 pasien dilakukan operasi

laparotomi untuk penutupan kolostomi. Satu minggu setelah itu klien tidak

bisa buang air besar dan klien juga sudah diberikan dulcolac dan microlac,

Lampiran : 8

Analisis asuhan…., Aries Asmorohadi, FIK UI, 2014

Page 161: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20391123-SP-Aries...Spesialis Keperawatan (Sp.Kep) Medikal Bedah Peminatan Onkologi ARIES ASMOROHADI

[Type text]

namun tetap tidak ada perubahan. Pada saat dilakukan pengkajian klien

mengeluh bagian bekas jahitan laparotomi di perutnya perutnya terasa

nyeri seperti berdenyut, hilang timbul skala 6, klien meringis saat menahan

nyerinya ketika merubah posisi setengah duduk. Pada perut bagian

kwadran 3 terpasang selang klem terbuka dengan produksi cairan yang

berwarna kehijauan dengan konsistensi cair. Terdapat luka jahitan stapler

laparotomi mulai dari daerah gaster sampai dibawah umbilikus dengan

panjang luka ± 10 cm, dari jahitan yang sepertiga atas dan tengah keluar

cairan yang berwarna hijau. Produksi drain 900cc warna kehijauan,

produksi cairan dari fistula 450 cc. Produksi urine 750cc. Auskultasi:

bising usus 3kali/mnt, teraba distensi, di sebelah kwadaran kanan atas

teraba keras dan balance cairan -620 cc. Klien sebenarnya tidak ada

gangguan dalam beraktivitas, akan tetapi klien merasa badannya lemah

yang menjadikan klien kurang beraktivitas. Pengkuran kekuatan otot:

55555 55555

55555 55555

Keterangan:

Semua ekstremitas dalam keadaan normal

Klien tidak mengalami gangguan dalam pemenuhan kebutuhan dan pola

tidur. pada aktivitas dan istirahat tidak ditemukan gangguan. persepsi

pasien menunjukkan bahwa dia mampu beraktifitas secara normal, akan

tetapi klien merasakan lemah dan seakan tidak ada energy. Keluarga

memberi dukungan dan membantu dalam mobilisasi dan kebutuhan

istirahat klien.

Hasil observasi TTV: TD 110/80 mmHg, nadi 96 x/mnt, RR 22 x/mnt, Suhu

37,2oC. bunyi jantung S1 dan S2 tunggal, murmur (-), gallop (-). Capillary

Refill < 3 detik, akral hangat, wheezing (-), ronchi (-), batuk (-), vocal

fremitus simetris paru kanan-kiri, gerakan paru simetris, retraksi suprasternal

tidak ada.

3. Riwayat Penyakit Dahulu

Klien tidak memiliki riwayat alergi, asma ataupun diabetes militus.

4. Riwayat Penyakit Keluarga

Analisis asuhan…., Aries Asmorohadi, FIK UI, 2014

Page 162: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20391123-SP-Aries...Spesialis Keperawatan (Sp.Kep) Medikal Bedah Peminatan Onkologi ARIES ASMOROHADI

[Type text]

Klien mengatakan dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit seperti

ini. keluarga tidak ada yang menderita penyakit seperti klien ataupun penyakit

kanker yang lain, demikian juga keluarga dari ibu pasien juga tidak ada yang

menderita penyakit pasien. Hasil anamesa untuk keluarga nenek dan kakek

pasien tidak diketahui karena sudah meninggal.

a. Pemeriksaaan Laboratorium

Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal

Lab tanggal 25-2-2014

Hematologi

Hb

Leukosit

Trombosit

Eritrosit

Hematokrit

Elektrolit dan Gas

Darah

Natrium (Na+)

Kalium (K+)

Klorida (Cl-)

ProteinTotal

Albumin

Globulin

Ureum

Kreatinin

10,9 L

18,31

398

4.98

42,7 L

137

3,5

98,1

5,6

2,6

3,0

38

0,47

g/dL

103/μL

103/μL

106/μL

%

mmol/L

mmol/L

mmol/L

g/dl

g/dl

g/dl

mg/dL

mg/dL

12.0 – 16.0

5.0 – 10.0

150 – 440

4.00 – 5.00

37 – 43

137 – 150

3.5 – 5.3

99 – 111

15 – 39

< 1.4

1. Pemeriksaan Penunjang

Therapy Medis

Monitor Harian Pemberian Obat

TGL Nama Obat Dosis Cara Pemberian

25/2/14 Parasetamol 3x1 Oral

Tramadol 1x1 IV

Analisis asuhan…., Aries Asmorohadi, FIK UI, 2014

Page 163: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20391123-SP-Aries...Spesialis Keperawatan (Sp.Kep) Medikal Bedah Peminatan Onkologi ARIES ASMOROHADI

[Type text]

Pengkajian Peaceful End Life Thoery

1. Nyeri

Pasien mengeluh nyeri pada bagian abdomen dan menjalar ke sekitarnya.

kualitas nyeri yang dirasakan seperti nyeri di seluruh perutnya seperti

berdenyut, hilang timbul dengan durasi hilang timbul lebih dari 15 menit,

nyeri akan dirasakan saat dilakukan perawatan luka dan saat

menggerakkan tubuhnya untuk miring atau duduk, intensitas nyeri sedang

dengan skala 6 nyeri berkurang jika diistirahatkan. Perilaku dengan

ekspresi menahan nyeri terlihat ketika nyeri itu timbul. Pasien kadang

meringis sambil memegangi perutnya. Pemberian obat dirasakan oleh

pasien, namun beberapa saat saja, nyeri akan timbul kembali ketika

menggerakkan badannya. Nilai skor ESAS 6.

2. Rasa nyaman

Berdasarkan pengkajian terbebas dari rasa kenyamanan pasien berasal

dari adanya nyeri, adanya luka operasi diarea umbilikal yang terus

mengeluarkan cairan yang berbau. Ketidakmampuan dalam merawat diri

pasien dapat dikaji dengan nilai skore ECOG performance 4, semua

aktifitas dibantu oleh perawat dan keluarga. Kepuasan tentang kedamaian

yang sampai saat ini pasien merasa bosan dengan kondisi sakit yang tidak

sembuh-sembuh. Pengkajian perasaan nyaman dikaji dengan instrumen

ESAS diantaranya adalah skor ESAS kelelahan 7. Aktifitas sehari-hari

sebagian di bantu, berpakaian, toileting, dan mandi. skor ESAS mual 6,

skor ESAS tidak nafsu makan 6. Setiap kali cairan masuk sering

dimuntahkan lagi. Cairan masuk melalui oral 100cc.

Amiparen 12 jam IV

Infus Nacl 0.9 % 12 jam IV

Cefotaxim 12 jam IV

Analisis asuhan…., Aries Asmorohadi, FIK UI, 2014

Page 164: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20391123-SP-Aries...Spesialis Keperawatan (Sp.Kep) Medikal Bedah Peminatan Onkologi ARIES ASMOROHADI

[Type text]

3. Rasa bermartabat dan dihargai

Pasien merasa saat merasa senang karena masih merasa diakui sebagai

orang yang bermartabat. Hal ini terlihat selama dirawat temen-temennya

juga banyak yang menjenguk ke rumah sakit dan selama sakit ibunya

selalu menungguinya. Saudaranya juga banyak memberikan dukungan

materiil dan non materiil selama pasien dirawat. Pasien berharap

memperoleh pelayanan terbaik untuk pemulihan fisiknya. Pasien saat ini

merupakan pasien jamkesmas, pasien tidak merasa malu sebagai pasien

jamkesmas justru sebaliknya pasien merasa bersyukur karena biaya

pengobatannya dapat ditanggung oleh pemerintah. Pasien mengaku

sampai saat ini merasa tetap dihargai dan dihormati oleh masyarakat

karena pasien tidak pernah terlibat dengan masalah-masalah atau kasus

yang sifatnya negatif dimasyarakat. Sebelum sakit pasien bekerja sebagai

karyawan, namun kedepan dimungkinkan pasien tidak dapat menjalani

pekerjaan diperusahaannya karena kesehatannya, namun pasien tetap

mempunyai nilai-nilai integritas. Pasien meminta dukungan keluarga

dalam menjalani pengobatan di rumah sakit. Pasien juga minta dukungan

perawat untuk memberikan perawatan yang terbaik bagi dirinya.

4. Kedamaian

Pasien merasa takut, kawatir dan cemas dengan kondisi kesehatannya.

Pasien tidak bisa membayangkan akan menderita sakit seperti ini karena

sebelumnya pasien sehat dan tidak ada keluhan sakit yang parah. Pasien

kadang merasa pesimis dengan kondisi kesehatannya serta proses terapi

yang akan dilanjutkan. Pasien kadang merasa tenang ketika sedang

menjalankan sholat, dan berzikir kepada Alloh. Saat ini pasien sering

mendekatkan diri dan berdoa untuk dirinya. skor ESAS cemas 5, dan

pasien juga masih sering bertanya tentang sakitnya apa bisa sembuh dan

pasien mengatakan bingung apa yang harus dilakukan jika masih sakit

seperti sekarang.

Analisis asuhan…., Aries Asmorohadi, FIK UI, 2014

Page 165: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20391123-SP-Aries...Spesialis Keperawatan (Sp.Kep) Medikal Bedah Peminatan Onkologi ARIES ASMOROHADI

[Type text]

5. Kedekatan dengan orang yang bermakna

Pasien merasa dekat sangat senang ibunya memberi dukungan yang

sangat baik. Hal ini terlihat selama di rumah sakit selalu ditunggu oleh

ibunya dan pemenuhan kebutuhannya selalu dibantu oleh ibunya.

A. ANALISA DATA

No Data Fokus Problem Etilogi TTD

2.

nyeri pada bagian abdomen dan

menjalar ke sekitarnya. Kualitas nyeri

yang dirasakan seperti nyeri di seluruh

perutnya seperti berdenyut, hilang

timbul dengan durasi hilang timbul

lebih dari 15 menit. Nyeri akan

dirasakan saat dilakukan perawatan

luka dan saat menggerakkan tubuhnya

untuk miring atau duduk. Intensitas

nyeri sedang dengan skala 6 nyeri

berkurang jika diistirahatkan. Perilaku

dengan ekspresi menahan nyeri terlihat

ketika nyeri itu timbul. Skor ESAS 6.

setiap kali cairan masuk sering

dimuntahkan lagi, intake cairan

parenteral 2000cc, per oral 100cc dan

output produksi cairan drain 900cc,

pada kantung stoma 450cc, urin

750cc dan IWL 720cc. Balance cairan

-620cc

Nyeri kronik

Resiko

ketidakseimba

ngan volume

cairan

agen cidera:

tumor rektum

yang

mengifiltrasi

jaringan dan

organ sekitar

asupan cairan

yang tidak

adekuat

sekunder akibat

kanker kolon

Aries

Aries

3. infeksi

terdapat luka jahitan stapler

laparotomi mulai dari daerah gaster

sampai dibawah umbilikus dengan

panjang luka ± 10 cm, dari jahitan

yang sepertiga atas dan tengah keluar

cairan yang berwarna hijau sejumlah

450cc, dan pus, terjadi iritasi dan

kemerahan sekitar luka, lekosit 18,8

x 103.

Pembentukan

Fistula

keterlambatan

pemulihan

paska bedah

akibat infeksi

Aries

4 DS: klien mengatakan mual, perut

kembung dan sebah

DO :

- Klien makan cair 150 cc

- BB: 55 kg, TB: 166 cm (kurus)

- Hb: 10.9 gr % (turun), albumin 2.6

g/dl

Ketidakseimb

angan nutrisi

kurang dari

kebutuhan

tubuh

Faktor

bilogis:ketidak

mampuan

mengabsorsi

nutrien

Aries

Analisis asuhan…., Aries Asmorohadi, FIK UI, 2014

Page 166: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20391123-SP-Aries...Spesialis Keperawatan (Sp.Kep) Medikal Bedah Peminatan Onkologi ARIES ASMOROHADI

[Type text]

- Klien terlihat massa otot menurun,

rambut kasar, kulit kering, lemah

5 DS: klien merasakan keadaan yang

lelah dan merasa khawatir dengan

kondisi kolostomi

DO:

Hambatan

mobilitas fisik

kelemahan Aries

6 Klien merasa takut dan cemas dengan

kondisi kesehatannya. Klien tidak bisa

membayangkan akan seperti ini karena

sebelumnya klien sehat dan tidak ada

keluhan

Ansietas Adanya

ancaman dan

perubahan

status kesehatan

Aries

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN UTAMA

1. Nyeri kronik berhubungan dengan agen cidera: tumor rektum yang

mengifiltrasi jaringan dan organ sekitar

2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan ketidakmampuan mengabsorsi nutrien

3. Pembentukan fistula berhubungan dengan keterlambatan pemulihan paska

bedah akibat infeksi

4. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan

asupan cairan yang tidak adekuat sekunder akibat kanker kolon

5. Ansietas berhubungan dengan adanya ancaman perubahan status

kesehatan.

6. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan kelemahan. Data yang

mendukung: klien merasakan keadaan yang lelah dan merasa khawatir

dengan kondisi kolostomi

Analisis asuhan…., Aries Asmorohadi, FIK UI, 2014

Page 167: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20391123-SP-Aries...Spesialis Keperawatan (Sp.Kep) Medikal Bedah Peminatan Onkologi ARIES ASMOROHADI

[Type text]

C. Intervensi Keperawatan

RENCANA KEPERAWATAN

NAMA : Sdr. S

RUANG : Ruang Teratai

TGL NO

DX

TUJUAN DAN

KH (NOC)

INTERVEN

SI

(NIC)

KODE

NIC

RENCANA TINDAKAN

OPERASIONAL TTD

26/2/

2014

1 NOC :

Setelah menjalani perawatan

diharapkan nyeri berkurang

Kriteria Hasil :

1. Mampu mengontrol nyeri

(tahu penyebab nyeri,

mampu menggunakan

tehnik nonfarmakologi

(relaksasi dan distraksi)

untuk mengurangi nyeri,

mencari bantuan)

2. Melaporkan bahwa nyeri

berkurang dengan

menggunakan manajemen

nyeri

3. Mampu mengenali nyeri

(skala, intensitas, frekuensi

dan tanda nyeri)

Pain

management

1400

1. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif

termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,

kualitas dan faktor presipitasi

2. Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan

3. Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman nyeri pasien

4. Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi

nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan dan

kebisingan

5. Kurangi faktor presipitasi nyeri

6. Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan

intervensi

7. Kolaborasi dalam pemberian analgetik

8. Evaluasi keefektifan kontrol nyeri

9. Tingkatkan istirahat

10. Ajarkan tentang teknik non farmakologi : distraksi

dan relakssai nafas dalam saat nyeri

Aries

Analisis asuhan…., Aries Asmorohadi, FIK UI, 2014

Page 168: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20391123-SP-Aries...Spesialis Keperawatan (Sp.Kep) Medikal Bedah Peminatan Onkologi ARIES ASMOROHADI

[Type text]

TGL NO

DX

TUJUAN DAN

KH (NOC)

INTERVEN

SI

(NIC)

KODE

NIC

RENCANA TINDAKAN

OPERASIONAL TTD

4. Menyatakan rasa nyaman

setelah nyeri berkurang

5. Tanda vital dalam rentang

normal

26/2/

2014

2 Nutritional status

Selama dilakukan perawatan

selama 2 minggu, diharapkan

status nutrisi pasien meningkat

dengan criteria hasil:

1. Berat badan dalam rentang

normal

2. Tidak ada tanda-tanda

malnutrisi

3. Intake nutrisi adekuat

4. Alb meningkat 2,8-3,2 dan

Hb meningkat 12

5. Intake cairan adekuat

Nutrition

managemen

t

Nutrition

therapy

1100

1120

1. Kaji intake nutrisi klien

2. Monitor BB, TB, dan IMT klien setiap 1 minngu

3. Monitor pengeluaran residu via NGT dan

kolostomi

4. Sajikan makanan dalam kondisi hangat

5. Anjurkan klien untuk melakukan perawatan mulut

setiap hari

6. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan

jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan klien.

7. Berikan terapi metoclopamine 3x10 mg

8. Kolaborasikan untuk pemberian nutrisi parenteral.

9. Kaji adanya alergi makanan

10. Berikan makanan yang terpilih (sudah

dikonsultasikan dengan ahli gizi)

11. Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori.

12. Kaji kemampuan klien untuk mendapatkan nutrisi

yang dibutuhkan.

13. Bantu klien dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi

14. Monitor turgor kulit.

15. Monitor mual dan muntah.

Aries

Analisis asuhan…., Aries Asmorohadi, FIK UI, 2014

Page 169: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20391123-SP-Aries...Spesialis Keperawatan (Sp.Kep) Medikal Bedah Peminatan Onkologi ARIES ASMOROHADI

[Type text]

TGL NO

DX

TUJUAN DAN

KH (NOC)

INTERVEN

SI

(NIC)

KODE

NIC

RENCANA TINDAKAN

OPERASIONAL TTD

16. Monitor kadar albumin, total protein, Hb dan

kadar hematokrit.

17. Kaji makanan kesukaan.

18. Monitor adanya pucat, kemerahan dan kekeringan

jaringan konjungtiva.

19. Monitor kalori dan intake nutrisi.

26/2/

2014

3 Setelah dilakukan tindakan

keperawatan diharapkan

terjadi keseimbangan cairan

dan elektrolit cairan dengan

kriteria hasil:

1. Mempertahankan urine

output sesuai dengan usia

dan BB, BJ urine normal,

2. Tidak ada tanda tanda

dehidrasi, Elastisitas turgor

kulit baik, membran

mukosa lembab, tidak ada

rasa haus yang berlebihan

3. Elektrolit, Hb, Hmt dalam

batas normal

4. pH urin dalam batas normal

5. Intake oral dan intravena

Fluid/electroli

t management

Fluid

monitoring

2080

4130

1. Pertahankan catatan intake dan output yang akurat

2. Monitor status hidrasi ( kelembaban membran mukosa,

nadi adekuat, tekanan darah ortostatik ), jika diperlukan

3. Monitor hasil lab yang sesuai :BUN , Hmt , osmolalitas

urin, albumin, total protein )

4. Monitor vital sign setiap 2 jam

5. Kolaborasi pemberian cairan IV

6. Berikan cairan via oral pada kondisi hangat

7. Berikan penggantian nasogatrik sesuai output

8. Dorong keluarga untuk membantu pasien makan

9. Kolaborasi dokter jika tanda cairan berkurang muncul

10. Monitor haluaran urin melalui kateter

11. Monitor balance setiap 8 jam

12. Kolaborasikan untuk koreksi elektrolit.

Aries

Analisis asuhan…., Aries Asmorohadi, FIK UI, 2014

Page 170: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20391123-SP-Aries...Spesialis Keperawatan (Sp.Kep) Medikal Bedah Peminatan Onkologi ARIES ASMOROHADI

[Type text]

TGL NO

DX

TUJUAN DAN

KH (NOC)

INTERVEN

SI

(NIC)

KODE

NIC

RENCANA TINDAKAN

OPERASIONAL TTD

adekuat

26/20

14

4 Setelah dilakukan tindakan

keperawatan terjadi perbaikan

integritas kulit dengan kriteria;

1. Lecosit dalam batas

normal

2. Suhu tubuh dalam

batas normal

3. Pengetahuan dan

kemampuan

manajemen luka klien

meningkat

4. Tidak terjadi infeksi

5. Tidak ada tanda-tanda

perluasan luka dan

nekrotik jaringan

6. Fungsi neurovaskuler

di sekitar luka baik

7. Tidak terjadi iritasi

Woundcare

: Closed

drainage

3662 1. Observasi tanda-tanda infeksi dan inflamasi:

peningkatan suhu tubuh, peningkatan leukosit.

2. Jaga teknik aseptik untuk prosedur invasif,

(pemasangan infus, pemberian obat, dll)

3. Cegah infeksi silang atau infeksi nosokomial

(menggunakan alat pelindung diri setiap kontak

dengan klien, cuci tangan sebelum dan sesudah

kontak dengan klien)

4. Berikan antibiotik sesuai program

5. Monitor status imunitas

6. Kolaborasi dalam perawatan luka pasien

7. Diskusikan dengan klien dan keluarga tanda-tanda

infeksi

8. Kaji karateristik luka: lokasi, luas, warna dasar luka,

drainase, adanya bau.

9. Lakukan perawatan luka (kolostomi).

10. Gunakan metode yang tepat dalam mengganti

kantong kolostomi

11. Gunakan teknik steril saat merawat luka.

12. Berikan informasi penyebab perluasan luka

13. Berikan informasi tentang iritasi luka

Aries

Analisis asuhan…., Aries Asmorohadi, FIK UI, 2014

Page 171: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20391123-SP-Aries...Spesialis Keperawatan (Sp.Kep) Medikal Bedah Peminatan Onkologi ARIES ASMOROHADI

[Type text]

TGL NO

DX

TUJUAN DAN

KH (NOC)

INTERVEN

SI

(NIC)

KODE

NIC

RENCANA TINDAKAN

OPERASIONAL TTD

14. Berikan informasi tentang pemasangan atau

penggantian kantong kolostomi dengan benar

26/2/

2014

5 Setelah tindakan keperawatan

diharapkan kelelahan

berkurang

Kriteria Hasil :

Peningkatan energi dan

merasa lebih baik

1. Menjelaskan penggunaan

energi untuk mengatasi

kelelahan

2. Istirahat dan aktifitas

seimbang

3. Toleransi terhadap aktivitas

sehari-hari

Energy

Management

002 1. Observasi adanya pembatasan klien dalam melakukan

aktivitas

2. Dorong untuk mengungkapkan perasaan terhadap

keterbatasan

3. Kaji adanya factor yang menyebabkan kelelahan

4. Monitor nutrisi dan sumber energi yang adekuat

5. Monitor klien akan adanya kelelahan fisik dan emosi

secara berlebihan

6. Monitor respon kardivaskuler terhadap aktivitas

7. Monitor pola tidur dan lamanya tidur/istirahat klien

8. Kolaborasi dalam pemberian diet pasien

9. Berikan informasi tentang kebutuhan energi dari

nutrisi untuk mengurangi kelelahan

10.Berikan informasi tentang latihan rentang gerak pasien

(aktivitas di tempat tidur dan diluar tempat tidur)

Aries

26/2/

2-14

6 Setelah dilakukan tindakan

keperawatan diharapkan tidak

terjadi kecemasan dengan

kriteria hasil:

1. Mampu mengontrol respon

Anxiety

reduction

1402 1. Gali harapan klien tentang penyakitnya

2. Jelaskan semua prosedur, termasuk sensasi yang

dirasakan selama pelaksanaan tindakan

3. Dorong kearah untuk menghindari situasi stress

4. Berikan informasi yang terfokus pada diagnosis,

treatment dan prognosis

Aries

Analisis asuhan…., Aries Asmorohadi, FIK UI, 2014

Page 172: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20391123-SP-Aries...Spesialis Keperawatan (Sp.Kep) Medikal Bedah Peminatan Onkologi ARIES ASMOROHADI

[Type text]

TGL NO

DX

TUJUAN DAN

KH (NOC)

INTERVEN

SI

(NIC)

KODE

NIC

RENCANA TINDAKAN

OPERASIONAL TTD

kecemasan

2. Mampu mencari informasi

untuk menurunkan

kecemasan

3. Mampu merencanakan

stategi koping untuk

mengatasi cemas

5. Jadi pendengar yang baik

6. Bantu pasien dalam mengidentifikasi situasi dan

faktor pencetus ansietas

7. Bantu klien dalam mengambil keputusan

8. Kolaborasi dalam pemberian obat anti ansietas

Analisis asuhan…., Aries Asmorohadi, FIK UI, 2014

Page 173: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20391123-SP-Aries...Spesialis Keperawatan (Sp.Kep) Medikal Bedah Peminatan Onkologi ARIES ASMOROHADI

[Type text]

CATATAN PERKEMBANGAN

TANGGA

L

NO

DIAGNOSA

IMPLEMENTASI EVALUASI PARAF

27/2/

2014

1 1. Melakukan pengkajian nyeri

secara komprehensif termasuk

lokasi, karakteristik, durasi,

frekuensi, kualitas dan faktor

presipitasi

2. mengobservasi reaksi nonverbal

dari ketidaknyamanan

3. menggunakan teknik komunikasi

terapeutik untuk mengetahui

pengalaman nyeri pasien

4. Mengatur dan mengontrol

lingkungan yang dapat

mempengaruhi nyeri seperti suhu

ruangan, pencahayaan dan

kebisingan

5. Menganjurkan untuk mengurangi

faktor presipitasi nyeri

6. Memberikan tramadol 30mg

7. Menganjurkan untuk banyak

istirahat

8. Mengajarkan tentang teknik non

farmakologi : distraksi dan

relakssai nafas dalam saat nyeri

9. Mengevaluasi keefektifan kontrol

nyeri

S: Pasien

mengatakan

nyeri

O: Skala nyeri 5

A: Masalah Nyeri

belum teratasi

P: Lanjutkan

relaksasi dan

pemberian

analgetik

Aries

27/2/2014 2 1. Mengkaji intake nutrisi klien

2. Memonitor pengeluaran residu

via NGT dan kolostomi

3. Menganjurkan klien untuk

melakukan perawatan mulut

setiap hari

4. Melakukan kolaborasi dengan

ahli gizi untuk menentukan

jumlah kalori dan nutrisi yang

dibutuhkan klien.

5. Memberikan terapi

metoclopamine 3x10 mg

6. Melakukan kolaborasikan untuk

pemberian nutrisi parenteral.

7. Memberikan makanan yang

terpilih (sudah dikonsultasikan

dengan ahli gizi)

8. Memonitor jumlah nutrisi dan

kandungan kalori.

S: Klien

Mengatakan

bahwa belum ada

nafsu makan,

klien merasakan

nyeri dan mual

O: mual (+),

muntah (+), klien

terbaring di

tempat tidur,

pusing (-)

A: Masalah

belum teratasi

P: Intervensi

dilanjutkan

Aries

Analisis asuhan…., Aries Asmorohadi, FIK UI, 2014

Page 174: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20391123-SP-Aries...Spesialis Keperawatan (Sp.Kep) Medikal Bedah Peminatan Onkologi ARIES ASMOROHADI

[Type text]

9. Mengkaji kemampuan klien

untuk mendapatkan nutrisi yang

dibutuhkan.

10. membantu klien dalam

pemenuhan kebutuhan nutrisi

11. Memonitor turgor kulit.

12. Memonitor mual dan muntah.

13. Mengkaji makanan kesukaan.

14. Memonitor adanya pucat,

kemerahan dan kekeringan

jaringan konjungtiva.

15. Memonitor kalori dan intake

nutrisi.

27/2/2014 3 1. Mencatat intake dan output yang

akurat

2. Memonitor status hidrasi

kelembaban membran mukosa,

nadi adekuat, tekanan darah

ortostatik

3. Memonitor hasil lab yang

sesuai :BUN , Hmt , osmolalitas

urin, albumin, total protein

4. Memonitor vital sign setiap 8

jam

5. Menghitung kebutuhan cairan

yang melalui IV

6. memberikan cairan via oral pada

kondisi hangat 50cc

7. Mendorong keluarga untuk aktif

membantu pasien makan

8. Memonitor haluaran urin

melalui kateter

9. Memonitor balance setiap 24

jam

10. Mengkolaborasikan untuk

koreksi elektrolit.

S: klien

mengatakan

perut nyeri

O: Kulit kering,

mukosa bibir

kering, turgor

kurang elastis

Tekanan darah

110/80mmHg

Balance

cairan -350cc

A: Masalah cairan

belum

teratasi

P: Lanjutkan

intervensi

Aries

27/2/2014 4 1. Observasi tanda-tanda infeksi dan

inflamasi: peningkatan suhu

tubuh, peningkatan leukosit.

2. Jaga teknik aseptik untuk

prosedur invasif, (pemasangan

infus, pemberian obat, dll)

3. Cegah infeksi silang atau infeksi

nosokomial (menggunakan alat

pelindung diri setiap kontak

dengan klien, cuci tangan

sebelum dan sesudah kontak

dengan klien)

S: Pasien

mengatakan

nyeri pada luka

saat dilakukan

perawatan luka

O: Luka

laparotomi,

berbau ++,

TD:110/70mm

Hg Suhu:

37,2C

Nadi:96x/Mnt

Aries

Analisis asuhan…., Aries Asmorohadi, FIK UI, 2014

Page 175: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20391123-SP-Aries...Spesialis Keperawatan (Sp.Kep) Medikal Bedah Peminatan Onkologi ARIES ASMOROHADI

[Type text]

4. Berikan antibiotik sesuai

program

5. Monitor status imunitas

6. Kolaborasi dalam perawatan luka

pasien

A: Masalah

belum teratasi

P: Lanjutkan

intervensi

27/2/2014 5 1. Mendiskusikan adanya

pembatasan klien dalam

melakukan aktivitas

2. Mendorong klien untuk

mengungkapkan perasaan

terhadap keterbatasan

3. Mengkaji adanya faktor yang

menyebabkan kelelahan

4. Memonitor nutrisi dan sumber

energi yang adekuat

5. Mengkaji klien akan adanya

kelelahan fisik dan emosi secara

berlebihan

6. Memonitor respon kardivaskuler

terhadap aktivitas

7. Memonitor pola tidur dan

lamanya tidur/istirahat klien

8. Memberikan informasi tentang

kebutuhan energi dari nutrisi

untuk mengurangi kelelahan

10.Memberikan informasi tentang

latihan rentang gerak pasien

(aktivitas di tempat tidur dan

diluar tempat tidur)

S: Klien

mengatakan

masih lemas

O: Klien terlihat

takut ketika

mau duduk.

A: masalah belum

teratasi

P: Intervensi

dilanjutkan

28/2/2014 6 1. Menggali harapan klien tentang

penyakitnya

2. Menjelaskan semua prosedur,

termasuk sensasi yang dirasakan

selama pelaksanaan tindakan

3. Mendorong komunikasi kearah

untuk menghindari situasi stress

4. Memberikan informasi yang

terfokus pada diagnosis,

treatment dan prognosis

5. Menjadi pendengar yang baik

6. membantu pasien dalam

mengidentifikasi situasi dan

faktor pencetus ansietas

7. Membantu klien dalam

mengambil keputusan

S: Klien

mencemaskan

penyakitnya dan

pengen cepat

pulang

O: Klien tampak

gelisah, ekspresi

wajah sedih

A: Masalah

belum teratasi

P: Intervensi

dilanjutkan

Analisis asuhan…., Aries Asmorohadi, FIK UI, 2014

Page 176: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20391123-SP-Aries...Spesialis Keperawatan (Sp.Kep) Medikal Bedah Peminatan Onkologi ARIES ASMOROHADI

[Type text]

Analisis asuhan…., Aries Asmorohadi, FIK UI, 2014

Page 177: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20391123-SP-Aries...Spesialis Keperawatan (Sp.Kep) Medikal Bedah Peminatan Onkologi ARIES ASMOROHADI

[Type text]

Catatan Perkembangan

Diagnosa

Keperawatan

Evaluasi (SOAP)

28/2/2014

Evaluasi (SOAP)

3/3/2014

Evaluasi (SOAP)

4/3/2014

Evaluasi (SOAP)

5/3/2014

Diagnosa 1 S: Pasien mengatakan nyerinya

berkurang dengan melakukan

relaksasi ketika nyerinya

timbul

O: Skala nyeri 5, Tekanan darah

110/60, Nadi 88x/menit

A: Masalah Nyeri belum teratasi

P: Lanjutkan relaksasi dan

pemberian tramadol

S: Klien mengatakan

masih merasakan nyeri

pada saat duduk

O: Skala nyeri 4

A: Masalah Nyeri belum

teratasi, 100/60, Nadi

80x/menit

P: Lanjutkan relaksasi dan

pemberian tramadol

S: Klien mengatakan

masih merasakan nyeri

sudah berkurang pada saat

duduk

O: Skala nyeri 3

A: Masalah Nyeri belum

teratasi, 110/60, Nadi

80x/menit

P: Lanjutkan relaksasi

S: Klien mengatakan sudah

dapat mengatasi nyeri dengan

relaksasi. Nyeri terasa saat

dilakukan perawatan luka

O: Skala nyeri 3

A: Masalah Nyeri belum teratasi

110/60, Nadi 80x/menit

P: Lanjutkan relaksasi

Diagnosa 2 S: Klien Mengatakan bahwa

belum ada nafsu makan,

klien mengatakan setiap

dimasukin minuman

sebentar kemudian

dimuntahkan

O: mual (+), muntah (+), klien

terbaring di tempat tidur,

terlihat lemas

A: Masalah belum teratasi

P: Intervensi dilanjutkan

S: Klien Mengatakan

masih tidak nafsu

makan

O: mual (+), muntah (+),

klien terbaring di

tempat tidur, terlihat

lemas, dan terlihat

pucat

A: Masalah belum teratasi

P: Intervensi dilanjutkan

S: Klien mengatakan

terasa penuh

O: mual (+), muntah (+),

klien terbaring di

tempat tidur, terlihat

lemas, dan terlihat

pucat

A: Masalah belum teratasi

P: Intervensi dilanjutkan

S: Klien Mengatakan sudah

cairan susu bisa masuk

50cc

O: mual (+), muntah (+), klien

terlihat lemas,

A: Masalah belum teratasi

P: Intervensi dilanjutkan dan

ditambahkan terapi nutrisi

parenteral amiparent 500cc/12

jam

Diagnosa 3 S: klien mengatakan lemas

O: Kulit kering, mukosa bibir

kering, turgor kurang elastis

Tekanan darah 110/60mmHg,

Balance cairan -350cc, Urine

1400cc

A: Masalah cairan belum teratasi

P: Lanjutkan intervensi

S: klien mengatakan masih

terasa lemas

O: Kulit kering, mukosa

bibir kering, turgor

kurang elastis

Tekanan darah

100/60mmHg, Balance

cairan -550cc, Urine

S: klien mengatakan masih

terasa lemas

O: Kulit kering, mukosa

bibir kurang lembab,

turgor kurang elastis

Tekanan darah

110/60mmHg, Balance

cairan -250cc, Urine

S: klien mengatakan masih

terasa lemas

O: Kulit kering, mukosa bibir

kurang lembab, turgor

kurang elastis

Tekanan darah 10/60mmHg,

Balance cairan +350cc,

Urine 1250cc

Analisis asuhan…., Aries Asmorohadi, FIK UI, 2014

Page 178: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20391123-SP-Aries...Spesialis Keperawatan (Sp.Kep) Medikal Bedah Peminatan Onkologi ARIES ASMOROHADI

[Type text]

Diagnosa

Keperawatan

Evaluasi (SOAP)

28/2/2014

Evaluasi (SOAP)

3/3/2014

Evaluasi (SOAP)

4/3/2014

Evaluasi (SOAP)

5/3/2014

1250cc

A: Masalah cairan belum

teratasi

P: Lanjutkan intervensi

1550cc

A: Masalah cairan belum

teratasi

P: Lanjutkan intervensi

A: Masalah cairan belum

teratasi

P: Lanjutkan intervensi

Diagnosa 4 S: Pasien mengatakan nyeri pada

luka saat dilakukan perawatan

luka

O: Luka laparotomi, berbau ++,

pus, eksudat bercampur

dengan cairan usus. Suhu:

37,2C Nadi:96x/Mnt

A: Masalah belum teratasi

P: Lanjutkan intervensi

S: Pasien mengatakan

nyeri pada luka saat

dilakukan perawatan

luka

O: Terpasang 2 stomabag

pada sepertiga atas dan

tengah luka laparotomi,

pus, eksudat bercampur

dengan cairan usus,

warna hijau, berbau ++,.

Suhu: 38,2C

Nadi:96x/Mnt

A: Masalah belum teratasi

P: Lanjutkan intervensi

S: Pasien mengatakan

tidak nyaman dengan

adanya luka di perut

O: Terpasang 2 stomabag

pada sepertiga atas dan

tengah luka laparotomi,

pus, eksudat bercampur

dengan cairan usus,

warna hijau, berbau ++,.

Suhu: 37,6C

Nadi:96x/Mnt

A: Masalah belum teratasi

P: Lanjutkan intervensi

S: Pasien mengatakan tidak

nyaman dengan adanya luka

di perut

O: Terpasang 2 stomabag pada

sepertiga atas dan tengah luka

laparotomi, pus, eksudat

bercampur dengan cairan

usus, warna hijau, jumlah

cairan 450cc, berbau ++,.

Suhu: 37,4C Nadi:96x/Mnt

A: Masalah belum teratasi

P: Lanjutkan intervensi

Diagnosa 5 S: Klien mengatakan masih

lemas

O: Klien terlihat takut ketika

mau duduk.

A: masalah belum teratasi

P: Intervensi dilanjutkan

S: Klien mengatakan

masih lemas

O: Klien mulai mau duduk

bersandar dengan

bantal.

A: masalah belum teratasi

P: Intervensi dilanjutkan

S: Klien mengatakan ingin

cepat bisa duduk dan

berdiri

O: Klien mulai mau duduk

bersandar dengan

bantal.

A: masalah belum teratasi

P: Intervensi dilanjutkan

S: Klien mengatakan sudah

mampu untuk duduk sendiri

O: Klien mulai duduk tanpa

bersandar dengan bantal.

A: masalah belum teratasi

P: Intervensi dilanjutkan

Diagnosa 6 S: Klien mencemaskan

penyakitnya dan pengen cepat

pulang

S: Klien mengatakan sedih

klo melihat kondisi

lukanya yang

S: Klien mengatakan

pasrah dan terus berdoa

untuk kesembuhannya

S: Klien mengatakan pasrah dan

terus berdoa untuk

kesembuhannya dan selalu

Analisis asuhan…., Aries Asmorohadi, FIK UI, 2014

Page 179: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20391123-SP-Aries...Spesialis Keperawatan (Sp.Kep) Medikal Bedah Peminatan Onkologi ARIES ASMOROHADI

[Type text]

Diagnosa

Keperawatan

Evaluasi (SOAP)

28/2/2014

Evaluasi (SOAP)

3/3/2014

Evaluasi (SOAP)

4/3/2014

Evaluasi (SOAP)

5/3/2014

O: Klien tampak gelisah,

ekspresi wajah sedih

A: Masalah belum teratasi

P: Intervensi dilanjutkan

mengeluarkan cairan terus

O: Klien tampak gelisah,

ekspresi wajah sedih

A: Masalah belum teratasi

P: Intervensi dilanjutkan

O: Klien terlihat tenang,

ekspresi wajah sedih

A: Masalah belum teratasi

P: Intervensi dilanjutkan

beribadah untuk mendekatkan

dirinya

O: Klien terlihat tenang,

ekspresi wajah rileks

A: Masalah teratasi

P: Intervensi dipertahankan

Catatan Perkembangan

Diagnosa

Keperawatan

Evaluasi (SOAP)

6/3/2014

Evaluasi (SOAP)

7/3/2014

Evaluasi (SOAP)

10/3/2014

Evaluasi (SOAP)

11/3/2014

Diagnosa 1 S: Klien mengatakan sudah

dapat mengatasi nyeri dengan

relaksasi. Nyeri terasa saat

dilakukan perawatan luka

O: Skala nyeri, tekanan darah

110/60, Nadi 80x/menit

A: Masalah Nyeri belum teratasi

P: Lanjutkan relaksasi

S: Klien mengatakan

sekarang sudah mampu

mengatasi nyeri dengan

relaksasi dan berusaha

tenang. Nyeri terasa saat

dilakukan perawatan luka

O: Skala nyeri 3

A: Masalah Nyeri belum

P: Lanjutkan relaksasi

S: Klien terlihat lebih

tenang. Nyeri kadang

masih terasa jika

melakukan gerakan-

gerakan dan terasa saat

dilakukan perawatan luka

O: Skala nyeri 3

A: Masalah Nyeri belum

P: Lanjutkan relaksasi

S: Klien terlihat lebih tenang.

Nyeri kadang masih terasa jika

melakukan gerakan-gerakan dan

terasa saat dilakukan perawatan

luka

O: Skala nyeri 3

A: Masalah Nyeri belum

P: Lanjutkan relaksasi

Diagnosa 2 S: Klien Mengatakan sudah

cairan susu bisa masuk 50cc

O: mual (+), muntah (+), klien

terlihat lemas,

A: Masalah belum teratasi

P: Intervensi dilanjutkan dan

ditambahkan terapi nutrisi

parenteral amiparent 500cc/12

S: Klien Mengatakan

sudah cairan susu

bisa masuk 100cc

O: mual (+), muntah

kadang-kadang, klien

terlihat lemas,

A: Masalah belum teratasi

P: Intervensi dilanjutkan

S: Klien Mengatakan

sudah cairan susu

bisa masuk 100cc

O: mual (-), muntah

kadang-kadang, turgor

baik,

A: Masalah belum teratasi

P: Intervensi dilanjutkan

S: Klien Mengatakan sudah

cairan susu bisa masuk

100cc

O: mual (-), muntah kadang-

kadang, turgor baik

P: Intervensi dilanjutkan dan

ditambahkan terapi nutrisi

parenteral amiparent 500cc/12

Analisis asuhan…., Aries Asmorohadi, FIK UI, 2014

Page 180: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20391123-SP-Aries...Spesialis Keperawatan (Sp.Kep) Medikal Bedah Peminatan Onkologi ARIES ASMOROHADI

[Type text]

Diagnosa

Keperawatan

Evaluasi (SOAP)

6/3/2014

Evaluasi (SOAP)

7/3/2014

Evaluasi (SOAP)

10/3/2014

Evaluasi (SOAP)

11/3/2014

jam dan ditambahkan terapi

nutrisi parenteral

amiparent 500cc/12 jam

dan ditambahkan terapi

nutrisi parenteral

amiparent 500cc/12 jam

jam

Diagnosa 3 S: klien mengatakan masih terasa

lemas

O: Kulit kering, mukosa bibir

kurang lembab, turgor kurang

elastis

Tekanan darah 110/60mmHg,

Balance cairan -450cc, Urine

1400cc cairan dari drain

pada kwadran 3: 900cc

A: Masalah cairan belum teratasi

P: Lanjutkan intervensi

S: klien mengatakan masih

terasa lemas

O: Kulit kering, mukosa

bibir kurang lembab,

turgor elastis

Tekanan darah

110/60mmHg, Balance

cairan -350cc, Urine

1550cc cairan dari

drain pada kwadran 3:

900cc

A: Masalah cairan belum

teratasi

P: Lanjutkan intervensi

S: klien mengatakan sudah

lumayan baik

O: Kulit kering, mukosa

bibir kurang lembab,

turgor elastis

Tekanan darah

110/60mmHg, Balance

cairan -150cc, Urine

1600cc cairan dari

drain pada kwadran 3:

900cc

A: Masalah cairan belum

teratasi

P: Lanjutkan intervensi

S: klien mengatakan sudah

terasa segar

O: Kulit lembab, mukosa bibir

lembab, turgor elastis

Tekanan darah

110/60mmHg, Balance

cairan -200cc, Urine 1250cc,

jumlah cairan dari drain pada

kwadran 3: 900cc

A: Masalah cairan belum

teratasi

P: Lanjutkan intervensi

Diagnosa 4 S: Pasien mengatakan tidak

nyaman dengan adanya luka

di perut

O: Terpasang 2 stomabag pada

sepertiga atas dan tengah luka

laparotomi, pus sedang,

eksudat bercampur dengan

cairan usus, warna hijau,

jumlah cairan 500cc, berbau

++,. Suhu: 36,4C

Nadi:96x/Mnt

A: Masalah belum teratasi

S: Pasien mengatakan

tidak nyaman dengan

adanya luka di perut

O: Terpasang 2 stomabag

pada sepertiga atas dan

tengah luka laparotomi,

pus sedang, eksudat

bercampur dengan

cairan usus, warna hijau,

jumlah cairan 450cc,

berbau ++,. Suhu: 36,8C

Nadi:96x/Mnt

S: Pasien mengatakan

tidak nyaman dengan

adanya luka di perut

O: Terpasang 2 stomabag

pada sepertiga atas dan

tengah luka laparotomi,

pus sedang, eksudat

bercampur dengan

cairan usus, warna hijau,

jumlah cairan 400cc,

berbau ++,. Suhu: 37,4C

Nadi:96x/Mnt

S: Pasien mengatakan tidak

nyaman dengan adanya luka

di perut

O: Terpasang 2 stomabag pada

sepertiga atas dan tengah luka

laparotomi, pus sedang,

eksudat bercampur dengan

cairan usus, warna hijau,

jumlah cairan 350cc, berbau

+,. Suhu: 36,7C Nadi:96x/Mnt

A: Masalah belum teratasi

P: Lanjutkan intervensi

Analisis asuhan…., Aries Asmorohadi, FIK UI, 2014

Page 181: ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20391123-SP-Aries...Spesialis Keperawatan (Sp.Kep) Medikal Bedah Peminatan Onkologi ARIES ASMOROHADI

[Type text]

Diagnosa

Keperawatan

Evaluasi (SOAP)

6/3/2014

Evaluasi (SOAP)

7/3/2014

Evaluasi (SOAP)

10/3/2014

Evaluasi (SOAP)

11/3/2014

P: Lanjutkan intervensi A: Masalah belum teratasi

P: Lanjutkan intervensi

A: Masalah belum teratasi

P: Lanjutkan intervensi

Diagnosa 5 S: Klien mengatakan sudah

mampu untuk duduk sendiri

O: Klien mulai duduk tanpa

bersandar dengan bantal.

A: masalah belum teratasi

P: Intervensi dilanjutkan

S: Klien mengatakan

sudah mulai latihan

berdiri, namun masih

gemetar

O: klien terlihat lebih

semangat untuk latihan

mobilisasi.

A: masalah belum teratasi

P: Intervensi dilanjutkan

S: Klien mengatakan

sudah mulai latihan

berdiri dibantu dengan

ibunya

O: klien terlihat lebih

semangat untuk latihan

mobilisasi.

A: masalah belum teratasi

P: Intervensi dilanjutkan

S: Klien mengatakan sudah

mulai latihan berdiri dibantu

dengan ibunya

O: klien terlihat lebih semangat

untuk latihan mobilisasi.

A: masalah belum teratasi

P: Intervensi dilanjutkan

Analisis asuhan…., Aries Asmorohadi, FIK UI, 2014