36
ANALISIS BAHAYA Isa Ma’rufi Bagian Kesehatan Lingkungan dan Kesehatan Keselamatan Kerja Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Jember

ANALISIS BAHAYA

Embed Size (px)

DESCRIPTION

higiene industri

Citation preview

Page 1: ANALISIS BAHAYA

ANALISIS BAHAYA

Isa Ma’rufi

Bagian Kesehatan Lingkungan dan Kesehatan Keselamatan KerjaFakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Jember

Page 2: ANALISIS BAHAYA

bahaya

• suatu keadaan/situasi yang dapat menyebabkan cedera atau kematian pada manusia, serta kerusakan pada alat atau lingkungan.

• merupakan potensi dari rangkaian sebuah kejadian untuk muncul dan menimbulkan kerusakan atau kerugian.

Page 3: ANALISIS BAHAYA

JENIS BAHAYA

1. Bahaya Tubuh Pekerja (Somatic Hazard)2. Bahaya Perilaku (Behavioral Hazard)3. Bahaya Lingkungan Kerja (Environmental

Hazard)

Page 4: ANALISIS BAHAYA

Bahaya Tubuh pekerja

• Berasal dari tubuh pekerja• Kapasitas kerja• Status kesehatan• Status gizi

Page 5: ANALISIS BAHAYA

Bahaya Perilaku

• Mode rambut panjang• Kebiasaan menggunaakan telepon genggam• Kebiasaan merokok• Tidak memakai APD• dll

Page 6: ANALISIS BAHAYA

Bahaya Lingkungan Kerja

• Mekanik• Fisik• Kimia• Biologi• Ergonomi

Page 7: ANALISIS BAHAYA

Analisis bahaya

• adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk melakukan pengukuran, menentukan jenis bahaya dari setiap tahapan kegiatan dan menentukan tingkat bahaya sebagai upaya pencegahan dan pengendalian bahaya.

Page 8: ANALISIS BAHAYA

Analisis bahaya

• suatu alat (tools) yang digunakan untuk menilai tingkat bahaya, menduga prakiraan bahaya dan menetapkan ukuran yang tepat dalam pengawasan, pemantauan dengan menitikberatkan pada pencegahan dan pengendalian bahaya lingkungan kerja.

Page 9: ANALISIS BAHAYA

Teknik Pengambilan Sampel Lingkungan Kerja

Page 10: ANALISIS BAHAYA

Teknik Pengambilan Sampel Lingkungan Kerja

1. Sampel tenaga kerja2. Sampel Udara (bhn kimia di udara, debu)3. Sampel kebisingan4. Sampel Penerangan5. Sampel Iklim Kerja6. Sampel getaran

Page 11: ANALISIS BAHAYA

1. Penentuan sampel tenaga kerja

Sampel tenaga kerja (ideal):

1. Sampel tenaga kerja yang tidak terpajan;2. Sampel tenaga kerja yang terpajan tetapi

masih di bawah dari NAB;3. Sampel tenaga kerja yang terpajan

sama/lebih dari NAB (Risiko maksimum).

Page 12: ANALISIS BAHAYA

Memilih tenaga kerja yang berisiko maksimum• Pengamatan• Memilih TK yg paling dekat dg sumber• Pemilihan sampel secara acak (random)

– Simple random sampling– Sistimatic random sampling– Cluster random sampling– Strutified random sampling– Multistage random sampling

Page 13: ANALISIS BAHAYA

Sampel Tenaga Kerja(NIOSH Occupational Exposure Sampling Strategy Manual)

Jumlah/Ukuran Kelompok (N) Jumlah sampel yg dibutuhkan)

89

1011-1213-1415-1718-2021-2425-2930-3738-49

50

789

101112131415161718

Page 14: ANALISIS BAHAYA

2. Penentuan sampel udara

a. Sampel perorangan– Alat dipakai langsung (dikenakan) tenaga kerja

sampel)– Alat: personal sampler

b. Pengambilan sampel udara di daerah pernafasan Alat tidak dipakai tenaga kerja, ttp diukur oleh org

lain.c. Pengambilan sampel lingkungan

Page 15: ANALISIS BAHAYA

c. Pengambilan sampel lingkungan• Pengambilan sampel udara pd lokasi tempat kerja• Ada dua cara: Cara A & Cara B• Cara A: untuk mengetahui rata-rata berbahaya,

dilakukan tiap tahapan kerja (jam 08.00-12.00, 12.00-13.00, 13.00-17.00).

• Cara B: pengkuran 1 sampel dg periode waktu 8 jam, pengkuran pajanan scr berurutan dg periode waktu penuh, pengukuran pajanan scr berurutan dg periode paruh penuh, pengukuran pajanan sesaat secara acak.

Page 16: ANALISIS BAHAYA

Sumber Emisi UdaraSumber Emisi UdaraJenis Emisi Sumber Bergerak atau Jenis Emisi Sumber Bergerak atau Tidak BergerakTidak BergerakLokasi Sumber Emisi UdaraLokasi Sumber Emisi UdaraMawar AnginMawar AnginArah Angin DominanArah Angin DominanLokasi Lokasi pekerjapekerjaKondisi IklimKondisi IklimKondisi TopografiKondisi Topografi

Sumber Emisi UdaraSumber Emisi UdaraJenis Emisi Sumber Bergerak atau Jenis Emisi Sumber Bergerak atau Tidak BergerakTidak BergerakLokasi Sumber Emisi UdaraLokasi Sumber Emisi UdaraMawar AnginMawar AnginArah Angin DominanArah Angin DominanLokasi Lokasi pekerjapekerjaKondisi IklimKondisi IklimKondisi TopografiKondisi Topografi

Page 17: ANALISIS BAHAYA

Metode Pengumpulan dan Analisis Data Kualitas Udara dan Kebisingan

No Parameter MetodeSampling

Metode Analisis

Peralatan

A. Kualitas Udara

1 Sulfur Dioksida (SO2)

Impinger Pararosanilin, NDIR

Spectrofotometer

2 Karbon Monoksida (CO)

In Situ NDIR NDIR Analyser

3 Oksida Nitrogen (NOx)

Impinger Saltzman, NDIR

Spectrofotometer

4 PM10 (Partikel < 10)

Gravimetrik Hi-Vol

5 TSP (debu) Gravimetrik Hi-Vol

B. Kebisingan In Situ Kepmen LH 48 Th 1999

Sound Level Meter

Page 18: ANALISIS BAHAYA

Nasal Ranger Field Olfactormeter Calibration Orifice set

PENGUKURAN KEBAUAN

Page 19: ANALISIS BAHAYA

IMPINGER

Page 20: ANALISIS BAHAYA
Page 21: ANALISIS BAHAYA
Page 22: ANALISIS BAHAYA

3. Kebisinganalat: sound level meter

Pengambilan sampel: Lokasi: 1. sumber, 2. tenaga kerja (paling bising), 3.

sedang, 4. normal.• Cara sederhana

– Dilakukan oleh dua orang, dibaca setiap 5 detik selama 10 menit. Org pertama mencatat, org kedua mengamati waktu.

• Cara langsung– Dengan sebuah integrating sound level meter yang

mempunyai fasilitas pengukuran LTM5, yaitu Leq dengan waktu ukur setiap 5 detik, dilakukan pengukuran selama 10 (sepuluh) menit

Page 23: ANALISIS BAHAYA

Waktu pengambilan :

• L1diambil pada jam 07.00 mewakili jam 06.00 – 09.00

• L 2diambil pada jam 10.00 mewakili jam 09.00 – 14.00

• L 3diambil pada jam 15.00 mewakili jam 14.00 – 17.00

• L 4diambil pada jam 20.00 mewakili jam 17.00 – 22.00

• L 5diambil pada jam 23.00 mewakili jam 22.00 – 24.00

• L 6diambil pada jam 01.00 mewakili jam 24.00 – 03.00

• L 7 diambil pada jam 04.00 mewakili jam 03.00 – 06.00

Page 24: ANALISIS BAHAYA

4. Penerangan• Alat: luxmeter• Menentukan daerah yang dijadikan lokasi

pekerjaan untuk dijadikan titik sampel, lokasi pekerja.

• Dilakukan setiap 5 m dr titik sampel pertama atau berdasarkan bear ruangan (10m2= 1m, 10-100=3m, >100=6).

• Tinggi pengukuran 1 m dr lantai.• Operator tdk boleh menimbulkan bayangan.• Menghadap pencahayaan, tdk membelakangi.

Page 25: ANALISIS BAHAYA

luxmeter

Page 26: ANALISIS BAHAYA

5. IKLIM KERJA

• hasil perpaduan antara suhu, kelembaban, kecepatan gerakan udara dan panas radiasi.

• Untuk mengetahui rata-rata iklim kerja tiap tahap, dilakukan tiap tahapan kerja (jam 08.00-12.00, 12.00-13.00, 13.00-17.00).

• dilakukan minimla 3 titik pada setiap tahapan kerja.

• Lokasi utama adalah tempat tenaga kerja terpapar langsung dg sumber bahaya.

Page 27: ANALISIS BAHAYA

Peralatan Pengukuran

• Thermometer• Thermometer Kata• Psychrometer• Anemotherm (kecepatan angin)• Globe Thermometer (radiasi)• Sling Psychrometer (ISBB)• Arsmann Psychrometer (ISBB)

Page 28: ANALISIS BAHAYA

QUESTEMP

Page 29: ANALISIS BAHAYA
Page 30: ANALISIS BAHAYA

6. GETARAN

• alat : vibration meter • Pengukuran dilakukan pada tenaga kerja.• Pengukuran getaran dilakukan pada suatu

mesin yang mempunyai level getaran cukup tinggi.

• Pengukuran bisa dilakukan secara rutin, referensi, atau sebelum & sesudah perbaikan.

Page 31: ANALISIS BAHAYA

vibration meter atau vibration analyzer

Page 32: ANALISIS BAHAYA

TEKNIK ANALISIS

Page 33: ANALISIS BAHAYA

TEKNIK ANALISIS• SNI 19 0232 2005 NAB udara di tempat kerja.• SNI 16-7063-2004 NAB iklim kerja.• PERATURAN MENTERI PERBURUHAN NO.7

TAHUN 1964 Tentang SYARAT KESEHATAN, KEBERSIHAN SERTA PENERANGAN DALAM TEMPAT KERJA.

• PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI NOMOR PER.13/MEN/X/2011 TAHUN 2011 TENTANG NILAI AMBANG BATAS FAKTOR FISIKA DAN FAKTOR KIMIA DI TEMPAT KERJA

Page 34: ANALISIS BAHAYA

Metode analisis

• Kualitatif (Expert Opinion, Concencus, delphy)• Semikuantitatif (nilai ordinal)• Kuantitatif (nilai rasio hasil penghitungan,

pengukuran)

Page 35: ANALISIS BAHAYA

Teknik Analisis Bahaya

• Hazard assessment• Workplace inspections• Inspections• HAZOP (hazard and operability studies)

Page 36: ANALISIS BAHAYA

TERIMA KASIH