Upload
truongbao
View
222
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
ANALISIS BAKTERI COLIFORM DALAM PRODUK ES BATU
KEMASAN DARI 5 USAHA MIKRO DENGAN METODE MOST
PROBABLE NUMBER (MPN) DI KECAMATAN DANUREJAN,
YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)
Program Studi Farmasi
Oleh :
Adityawarman
NIM : 088114041
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2012
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
ANALISIS BAKTERI COLIFORM DALAM PRODUK ES BATU
KEMASAN DARI 5 USAHA MIKRO DENGAN METODE MOST
PROBABLE NUMBER (MPN) DI KECAMATAN DANUREJAN,
YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)
Program Studi Farmasi
Oleh :
Adityawarman
NIM : 088114041
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2012
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
ANALISIS BAKTERI COLIFORM DALAM PRODUK ES BATU
KEMASAN DARI 5 USAHA MIKRO DENGAN METODE MOST
PROBABLE NUMBER (MPN) DI KECAMATAN DANUREJAN,
YOGYAKARTA
Skripsi yang diajukan oleh :
Adityawarman
NIM : 088114041
telah disetujui oleh :
Pembimbing
Yohanes Dwiatmaka, M.Si. tanggal 12 Juni 2012
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Ku yakini dan ku lakukan…….
Semua kehidupan, dinamika kehidupan, dan seluruh isi alam semesta telah
Tuhan karuniakan kepadaku…
Setiap detak jantungku, setiap tarikan nafasku, dan setiap kilatan
pikiranku, semua adalah kehendaknya… Betapa besarnya KaruniaMu..
Maafkanlah hamba yang masih “buta”akan hal itu….
Skripsi ini pun adalah kehendak Nya….
Kesempurnaan hanya milik Dia..
“Janganlah berbuat jahat,
Tambahlah kebajikan,
Dan sucikanlah pikiran,
Ini adalah inti ajaran para Buddha”
sadhu…sadhu…sadhu….
Semoga semua makhluk berbahagia……
Annumodana untuk :
Terimakasih Yang Maha Kuasa atas segalanya….
Terimakasih Bapak, Ibu dan keluargaku…..
Terimakasih dia yang selalu di hatiku…..
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PRAKATA
Puji dan syukur penulis kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkah dan
karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-
baiknya untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S.Farm) pada Program Studi
Farmasi, Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Dalam proses penyusunan skripsi ini penulis telah banyak memperoleh
berbagai bantuan berupa doa, bimbingan, materi, dorongan semangat, ujian, dan
segala hal yang membawa pada terselesaikannya karya tulis ini.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak Ipang Djunarko, M.Sc.,Apt selaku Dekan Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma.
2. Bapak Yohanes Dwiatmaka, M.Si selaku Dosen Pembimbing atas
kebijaksanaan, perhatian, dan kesabarannya dalam membimbing
penyusunan skripsi ini.
3. Bapak Prof. Dr. C. J. Soegihardjo, Apt. dan Ibu Agustina Setiawati, M.Sc.,
Apt. selaku Dosen Penguji yang telah meluangkan waktu, kritik, saran dan
pemikiran keilmuannya untuk menguji penulis dalam ujian skripsi.
4. Ibu Maria Dwi Jumpowati S.Si., yang telah memberikan bantuan bimbingan
secara moril, dan kesabaran dalam membantu proses penyelesaian skripsi
ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
5. Ibu CM. Ratna Rini Nastiti, M.Pharm., Apt selaku Ketua Program Studi
Farmasi sekaligus Ketua Tim Panitia Skripsi Fakultas Farmasi Universitas
Sanata Dharma.
6. Ibu Septi Widyastuti, S.Si., M.Kes , Ibu Retno, Ibu Evina, Ibu Darwani, Ibu
Siti, Bapak Jumakir, Bapak Andi, Bapak Sigit dan segenap anggota Balai
Laborarorium Kesehatan Yogyakarta. yang telah membimbing penulis
dalam penelitian laboratorium .
7. Teman-teman Bojoner’s dan FKK A 2008 (Christina Putranti R.W, Perthy
Melati K, Primaboti N, Eureka Gracia L, Wiria Sende P, Kartika Sari S, dan
Ellen Naomi N.S) yang senantiasa setia dalam mendampingi seluruh
kegiatan penulisan skripsi ini.
8. Seluruh Civitas Akademika Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma
yang selalu memberikan kondisi yang mendukung untuk pengerjaan skripsi
ini.
9. Seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah
mendukung penulisan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu, segala kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi
sempurnanya skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat dan memberi informasi
bagi pembaca.
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL …………………………………………………… i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ……………………….. ii
HALAMAN PENGESAHAN ………………………………………….. iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ………………………………………... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ………………………………... v
PRAKATA ……………………………………………………………... vi
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ........................................... viii
DAFTAR ISI …………………………………………………………… ix
DAFTAR TABEL ……………………………………………………… xiii
DAFTAR GAMBAR …………………………………………………… xiv
DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………… xv
INTISARI ………………………………………………………………. xvi
ABSTRACT ……………………………………………………………... xvii
BAB I PENGANTAR ……………………………………………....... 1
A. Latar Belakang …………………..………………………………. 1
1. Permasalahan ………………………………………….…...… 4
2. Keaslian penelitian ………………………………………… 5
3. Manfaat penelitian ………………………………………...…. 5
B. Tujuan Penelitian ……………………..………………………….. 6
BAB II PENELAAHAN PUSTAKA ………………………………….. 7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
A. Es Batu dan Baku Mutu Air Minum …………………………..… 7
B. Bakteri Coliform ………………………………………………… 10
C. Escherichia coli Sebagai Indikator Pencemaran Air ……………. 11
D. Media Selektif dan Media Diferensial E.coli …………………… 12
E. Uji Identifikasi E.coli ……………………………………………. 14
F. Uji Angka Bakteri Coliform (E.coli) Menggunakan Metode Most
Probable Number (MPN) ………………………………………... 18
G. Landasan Teori ………………………………………………....... 20
H. Hipotesis ……………………………………………………….... 22
BAB III METODE PENELITIAN ....................................................... 23
A. Jenis dan Rancangan Penelitian …………………………………. 23
B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional …………………… 23
C. Bahan dan Alat Penelitian ……………………………………….. 26
D. Tata Cara Penelitian ……………………………………………... 27
1. Pengumpulan sampel ………………………………………….. 27
2. Homogenisasi dan pengenceran sampel ………………….…… 27
3. Pembuatan media ……………………………………………... 28
4. Uji Bakteri Coliform (IKM/5.4.2/2009/BLK-Y) ……………... 30
a. Uji pendugaan bakteri Coliform (Presumptive test) ……..….. 30
b. Uji penegasan bakteri Coliform (Confirmative test) …….….. 30
c. Uji konfirmasi Coliform fekal dan Escherichia coli ............... 31
d. Uji identifikasi Eschericia coli ............................................... 31
E. Analisa Hasil ................................................................................... 32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ………………………………. 33
A. Pengumpulan Sampel ……………………….…………………… 34
B. Homogenisasi dan Pengenceran Sampel ………….…………...… 34
C. Uji Bakteri Coliform (IKM/5.4.2/2009/BLK-Y) ….……………... 36
1. Uji pendugaan bakteri Coliform (Presumptive test) …….…….. 38
2. Uji penegasan bakteri Coliform (Confirmative test) …..………. 44
3. Uji konfirmasi Coliform fekal dan Escherichia coli ................... 48
4. Uji identifikasi Eschericia coli ………………………….…….. 52
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ……………………………….. 72
A. Kesimpulan ……………………………………………......….. 72
B. Saran ………………………………………………………....….. 72
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………. 73
LAMPIRAN …………………………………………………………… 77
BIOGRAFI PENULIS ………………………………………………… 84
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel I. Parameter Mikrobiologi Bahan Baku Air Untuk
Keperluan Minum Berdasarkan PerMenKes RI No.
416/MenKes/Per/IX/1990 …………………….…….…… 8
Tabel II. Sifat-sifat Bakteri Coliform dengan Uji Biokimia
(American Public Health Association, 2005) ………...… 18
Tabel III. Hasil Uji Pendugaan Coliform dengan Media Lactose
Triphtose Broth pada suhu 36o
C±1oC waktu inkubasi 48
jam ….................................................................................. 39
Tabel IV. Hasil Uji Penegasan dan Angka MPN Bakteri Coliform
dengan Media BGLB waktu inkubasi 24 jam pada suhu
36o
C±1oC ………………………………………………... 45
Tabel V. Hasil Uji Konfirmasi dan Angka MPN Bakteri Coliform
Fekal dengan Media ECB waktu inkubasi 48 jam pada
suhu 44-45oC …………………………………………….. 49
Tabel VI. Hasil Uji Biokimia E. coli Sampel Es Batu I dan II …… 68
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Uji pendugaan pada media LTB sampel I inkubasi
48 jam pada suhu 360
C±10C ……...……………… 41
Gambar 2. Uji pendugaan pada media LTB sampel II inkubasi
48 jam pada suhu 360
C±10C ……………………... 41
Gambar 3. Uji pendugaan pada media LTB sampel III inkubasi
48 jam pada suhu 360
C±10C ………………..…… 42
Gambar 4. Uji pendugaan pada media LTB sampel IV
inkubasi 48 jam pada suhu 360
C±10C …………… 42
Gambar 5. Uji pendugaan pada media LTB sampel V inkubasi
48 jam pada suhu 360
C±10C ……………………...
43
Gambar 6. Hasil uji konfirmasi bakteri Coliform sampel I
konsentrasi 10-1
dengan media BGLB inkubasi 24
jam pada suhu 360
C±10 C …………….................... 46
Gambar 7. Hasil uji konfirmasi Coliform fekal dengan media
ECB inkubasi 48 jam pada suhu 44-450C ………… 51
Gambar 8. Hasil penanaman sampel es batu I dan II pada
media Mac Conkey Agar inkubasi 48 jam pada
suhu 44-450C ……………………………………...
53
Gambar 9. Hasil pengujian H2S sampel es batu I pada uji
identifikasi E.coli ………………………………… 57
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
Gambar 10. Hasil pengujian H2S sampel es batu II pada uji
identifikasi E.coli ………………………………… 58
Gambar 11. Reaksi pembentukan Indol oleh bakteri E.coli (Lay,
1994) ……………………………………………… 60
Gambar 12. Hasil pengujian Indol pada uji identifikasi E.coli
pada sampel es batu I …………………………….. 60
Gambar 13. Hasil pengujian Indol pada uji identifikasi E.coli
pada sampel es batu II ……………………………. 61
Gambar 14. Hasil pengujian motilitas sampel I pada uji
identifikasi E.coli ………………………………… 62
Gambar 15. Hasil pengujian motilitas sampel II pada uji
identifikasi E.coli ………………………………… 62
Gambar 16. Hasil uji fermentasi larutan gula-gula pada sampel
I, kontrol positif, dan kontrol negatif …………….. 64
Gambar 17. Hasil uji fermentasi larutan gula-gula pada sampel
II, kontrol positif, dan kontrol negatif ……………. 65
Gambar 18. Reaksi pembentukan sitrat oleh bakteri E.coli
(Cohen, 2011) …………………………………….. 66
Gambar 19. Hasil uji sitrat pada sampel I, kontrol positif, dan
kontrol negatif …………………………………….
66
Gambar 20. Hasil uji sitrat pada sampel II, kontrol positif, dan
kontrol negatif …………………………………….
67
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Tabel Most Probable Number (MPN) Deret 3 Tabung
(Standar Nasional Indonesia No.01-3839-1995) …………. 77
Lampiran 2. Baku Mutu Es Batu Berdasarkan Standar Nasional
Indonesia 01-3839-1995 ………………………………….. 78
Lampiran 3. Hasil Uji Konfirmasi Coliform dengan media Brilliant
Green Lactose Bile Broth 2% Es Batu Sampel II dan III
Inkubasi 48 Jam Pada Suhu 36o±1
oC …………………… 81
Lampiran 4. Hasil Uji Most Probable Number dan Identifikasi
Eschericia coli pada Sampel Es Batu Kemasan di
Kecamatan Danurejan Yogyakarta ……………………….. 82
Lampiran 5. Surat ijin melakukan penelitian di Balai Laboratorium
Kesehatan Yogyakarta ……………………………………. 83
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
INTISARI
Es batu merupakan air yang dibekukan dan sering digunakan dalam
berbagai produk minuman. Banyaknya produsen es batu, contohnya di Kecamatan
Danurejan, Yogyakarta seringkali tidak diiringi dengan kesadaran terhadap
kualitasnya, seperti tingginya kandungan bakteri Coliform dan Eschericia coli
sebagai indikator polusi kotoran dalam produk tersebut. Coliform merupakan
bakteri fakultatif yang memfermentasi laktosa dengan menghasilkan asam dan gas
dalam waktu 48 jam pada suhu 37oC yang menyebabkan infeksi saluran kemih,
gastroenteritis, meningitis, dan peritonitis. Infeksi tersebut terjadi karena es batu
berbahan dasar air yang terkontaminasi oleh feses dan pengolahan yang tidak
tepat.
Menurut Standar Nasional Indonesia No.01-3839-1995, es batu harus
memenuhi syarat-syarat air minum sesuai PerMenKes RI No.
416/MenKes/Per/IX/1990 yaitu syarat mutu secara mikrobiologi total Coliform
tidak melebihi 0 bakteri/100ml dan Coliform fekal tidak melebihi 0 bakteri/100ml.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah bakteri Coliform dan
Coliform fekal, temasuk E.coli, pada es batu dari lima usaha mikro es batu di
Kecamatan Danurejan, Yogyakarta sebagai daerah penghasil es batu terbesar di
Yogyakarta. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif komparatif. Sampel uji
berupa es batu yang dicairkan. Data penelitian dibandingkan dengan daftar Most
Probable Number (Standar Nasional Indonesia, 1992) dan dihitung jumlah
bakterinya. Pengujian dilakukan dengan menggunakan media selektif dan
diferensial sebagai uji presumtif dan konfirmatif untuk bakteri Coliform dan
E.coli yang diperkuat dengan uji Sulfur Indol Motility, uji fermentasi gula-gula
dan uji sitrat sebagai tahap penegasan untuk memastikan adanya bakteri E. coli.
Hasil penelitian menunjukkan jumlah bakteri Coliform, Coliform fekal,
dan E.coli pada sampel es batu I, II, dan III dari 5 sampel es batu di Kecamatan
Danurejan Yogyakarta melebihi 0 bakteri/100ml sehingga secara mikrobiologis
tidak memenuhi Standar Nasional Indonesia No.01-3839-1995 yang diacu dari
PerMenKes RI No. 416/MenKes/Per/IX/1990.
Kata kunci : es batu, Coliform, Coliform fekal, E.coli, lima usaha mikro
Kecamatan Danurejan, Most Probable Number (MPN)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
ABSTRACT
Ice cube is a frozen water that used in many drinking product. Some
producers in Danurejan, Yogyakarta don’t understand about the handling method
to make it, such as contamination of Coliform and Eschericia coli bacteria. This
bacteria used ice cube fecal indicator. Coliform is a facultative bacteria which can
produce some acid and gas of lactose fermentation at 37oC during 48 hours
incubation. It causes infection, gastroenteritis, meningitis, and peritonitis. In
human it is caused by water material contamination of fecal materials and
uncorrect handling methods.
According Standar Nasional Indonesia No.01-3839-1995, ice cube must be
complied with microbiology standard quality of drinking water by PerMenKes RI
No. 416/Men.Kes/Per/IX/1990 that 0 bacteria / 100 ml sampel of Coliform and
fecal Coliform.
This research was purposed to count Coliform and fecal Coliform,
including E.coli bacteria in five ice cube samples of micro producers in
Danurejan, Yogyakarta which be the biggest producer’s region of ice cube in
Yogyakarta. This were a descriptive comparative research. The samples were
melted ice cubes. Research data should be compared to Most Probable Number
table (Badan Standar Nasional, 1992) to count the bacteria. This test used
selective and differential media for presumptive and confirmative test to know
Coliform and fecal Coliform then supported by Sulfur Indol Motility (SIM), sugar
fermentation and citrate test to confirm E.coli contamination.
The result showed that total Coliform, Coliform fecal, and E.coli bacteria
on sampel I, II, III of 5 ice cube samples from Danurejan region Yogyakarta more
than 0 bacteria/ 100ml so this samples didn’t comply with ice cube
microbiological quality of Standar Nasional Indonesia No.01-3839-1995 on the
basic of PerMenKes RI No. 416/Men.Kes/Per/IX/1990.
Key words : ice cube. Coliform, fecal Coliform, E.coli, five micro producers in
Danurejan, Most Probable Number (MPN)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENGANTAR
A. Latar Belakang
Es batu adalah massa padat hasil pembekuan air minum yang merupakan
bahan yang biasanya ditambahkan dalam minuman yang sering kita konsumsi
setiap hari. Penggunaan es dalam minuman merupakan hal yang sangat umum
ditemui. Beberapa jenis minuman penggunaan es tidak dapat digantikan dengan
menyimpan minuman tersebut dalam lemari pendingin (Primasentra, 2010).
Proses pembuatan dan pendistribusian es batu yang tidak sehat, seperti
halnya produsen yang menjual es batu berbahan air mentah tanpa dimasak atau
tidak diolah dengan tepat menyebabkan terjadinya pertumbuhan bakteri yang
dapat mengganggu kesehatan konsumen (Primasentra, 2010). Menurut Suriawiria
(1995), air yang digunakan sebagai bahan es batu harus bebas dari mikrobia
penyebab penyakit atau mikrobia patogen. Kehadiran bakteri Coliform sangat
tidak diharapkan, baik dari segi estetika, sanitasi, maupun kesehatan.
Coliform merupakan bakteri heterogen dari famili Enterobacteriaceae
yang digunakan sebagai indikator adanya polusi kotoran dan kondisi yang
tidak baik terhadap bahan pangan. Coliform merupakan suatu kelompok bakteri
berbentuk batang, gram negatif, tidak membentuk spora, aerobik dan anaerobik
fakultatif yang memfermentasi laktosa dengan menghasilkan asam dan gas
dalam waktu 48 jam pada suhu 35 – 37oC. Bakteri Coliform dalam es batu pada
perlakuan tanpa pemanasan dengan suhu penyimpanan 0 oC hari ke 0 dapat terjadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
pertumbuhan bakteri Coliform sebesar 8x10 koloni/g dan pertumbuhan terus
meningkat sampai hari ke-10 sebesar 2x108 koloni/g (Arrannilewa, Salawu,
Sorungbe, dan Olasalawu, 2005).
Bakteri Coliform dapat dibedakan menjadi 2 tipe yaitu Coliform fekal,
misalnya Escherichia coli, dan Coliform nonfekal, misalnya Enterobacter
aerogenes. E. coli merupakan bakteri yang berasal dari kotoran hewan atau
manusia, sedangkan E. aerogenes biasanya ditemukan pada hewan atau tanaman
yang telah mati. Bakteri Coliform tersebut dapat menyebabkan gangguan
kesehatan pada manusia (Fardiaz, 1993). Menurut Brooker (2008), beberapa
kelompok bakteri Coliform bersifat patogen pada manusia, menyebabkan infeksi
saluran kemih, gastroenteritis, meningitis, peritonitis, dan infeksi luka. Infeksi ini
terjadi karena air yang terkontaminasi oleh feses dan produk lain yang berkaitan
dengan produk berbahan air yang menjadi sumber kontaminasi feses.
Menurut Standar Nasional Indonesia 01-3839-1995 (Badan Standarisasi
Nasional Indonesia, 1995), es batu harus memenuhi syarat-syarat air minum
sesuai PerMenKes RI No. 416/MenKes/Per/IX/1990 yaitu : syarat mutu secara
fisika meliputi bau, jumlah zat padat terlarut, kekeruhan, rasa, suhu dan warna;
secara kimia anorganik meliputi Hg, Al, As, Ba, Fe, F, Cd, kesadahan, Cl, Cr, Mn,
Na, nitrat, nitrit, Ag, pH, Se, Zn, CN, sulfat, sulfida, Cu, Pb; secara kimia organik
meliputi aldrin dan dieldrin, benzen, benzo [a] piren, klordan, CHCl3, 2.4-D,
DDT, deterjen, 1.2-dikloroetana, heptaklor dan heptaklor epoksida,
heksaklorobenzen, gamma-HCH, metoksiklor, pentaklorofenol, pestisida total,
2.4.6-triklorofenol, zat organik KMnO4; secara mikrobiologis meliputi Coliform
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
fekal, total Coliform ; secara radioaktivitas meliputi aktivitas sinar alfa dan beta.
Persyaratan mutu air minum secara mikrobiologis adalah total Coliform tidak
melebihi 0 bakteri/100ml dan Coliform fekal tidak melebihi 0 bakteri/100ml. Jika
jumlah bakteri Coliform dan Coliform fekal lebih dari standar yang ditetapkan,
maka es batu tersebut tidak memiliki jaminan kualitas mikrobiologis dan
keamanan untuk dikonsumsi yang dapat menimbulkan masalah kesehatan.
Berbagai standar, baku mutu dan undang-undang yang mengatur tentang
kualitas air untuk konsumsi masyarakat ditujukan untuk melindungi masyarakat
dari kemungkinan terinfeksi, terkontaminasi bakteri dan bahan-bahan berbahaya
yang terkandung di dalam air. Hal ini disebabkan banyaknya bakteri dan
kontaminasi lain yang dapat mengakibatkan infeksi serius pada manusia dan
hewan, bahkan menyebabkan kematian. Salah satu usaha untuk mencegah kondisi
tersebut adalah dengan melakukan uji mutu es batu secara mikrobiologis (Slamet,
1994).
Metode yang umum digunakan untuk menghitung bakteri total Coliform
dan Coliform fekal dalam sampel air adalah dengan perhitungan Most Probable
Number (MPN). Metode ini bertujuan untuk menghitung jumlah mikroba yang
hidup saja dan dilakukan juga pengenceran berulang. Hasil uji MPN dapat
digunakan untuk menentukan kemungkinan besar jumlah mikroba yang terdapat
dalam suspensi sampel air dengan kepercayaan 95%.
Metode MPN juga mudah dan cepat untuk dilakukan, sehingga dapat
digunakan untuk menghitung jumlah bakteri Coliform pada air kemasan sesuai
SNI (Standar Nasional Indonesia). Hasil penelitian yang diperoleh kemudian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
dibandingkan dengan daftar Most Probable Number dan dihitung jumlah
bakterinya. Jumlah bakteri yang diperoleh merupakan nilai pendekatan yang tidak
menyatakan jumlah bakteri yang sebenarnya (Nuria, Rosyid, dan Sumantri 2009).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui total Coliform dan Coliform
fekal yang terdapat di dalam es batu kemasan produksi industri mikro yang
diproduksi di Kecamatan Danurejan. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan
Danurejan yang merupakan salah satu daerah binaan Dinas Perindustrian
Perdagangan Koperasi dan Pertanian Kota Yogyakarta yang didominasi oleh
usaha kecil dan mikro, termasuk produksi es batu. Produsen es batu skala usaha
mikro perlu memperoleh edukasi tentang kualitas es batu yang sering digunakan
untuk minuman terutama dari segi mikrobiologis untuk melindungi masyarakat
dari resiko terinfeksi dan terkontaminasi oleh bakteri patogen, terutama bakteri
Coliform.
1. Permasalahan
a. Berapa kandungan bakteri total Coliform dan Coliform fekal
berdasarkan metode Most Probable Number (MPN) pada es batu kemasan dari
lima usaha mikro es batu di Kecamatan Danurejan, Yogyakarta?
b. Apakah kualitas es batu yang diproduksi oleh lima usaha mikro es batu
kemasan di Kecamatan Danurejan, Yogyakarta dilihat dari segi mikrobiologinya
sesuai dengan persyaratan Standar Nasional Indonesia 01-3839-1995 berdasarkan
PerMenKes RI No. 416/MenKes/Per/IX/1990 yaitu total Coliform tidak melebihi
0 bakteri/100ml dan Coliform fekal tidak melebihi 0 bakteri/100ml ?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
2. Keaslian penelitian
Penelitian tentang cemaran bakteri Coliform pada es batu dari lima
usaha mikro es batu kemasan di Kecamatan Danurejan, Yogyakarta belum
pernah dilakukan sebelumnya.
Beberapa penelitian yang mirip dengan penelitian ini, di antaranya :
Analisa Kualitatif Bakteri Coliform pada Depo Air minum Isi Ulang di Kota
Singaraja Bali (Widiyanti dan Ristiati, 2004), Total Coliform dan Identifikasi
Jenis Bakteri Laktosa Fermenter Cepat pada Es Batu Balok yang dijual di
jalan Wonodri Baru Semarang (Prastiwi, 2006), Analisa Kandungan Bakteri
Coliform pada 5 Sumber Air yang Berada di Desa Jabung, Kecamatan
Gantiwarno, Klaten (Eliandra, 2008). Dari beberapa penelitian tersebut
diperoleh hasil yang menunjukkan adanya kandungan bakteri Coliform dalam
setiap sampelnya. Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini terletak
pada lokasi sampling, dan jenis sampel yang digunakan.
3. Manfaat penelitian
a. Manfaat teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi ilmu
pengetahuan tentang pengujian kualitas es batu sesuai baku mutu Standar
Nasional Indonesia 01-3839-1995 di Kecamatan Danurejan, Yogyakarta.
Hasil dan pengujian ini sehingga dapat digunakan sebagai jaminan keamanan
dan kualitas es batu dari aspek mikrobiologis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
b. Manfaat praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan pada
masyarakat tentang keamanan dan kualitas es batu yang sehat dan layak
dikonsumsi dari segi mikrobiologis berdasarkan persyaratan Standar
Nasional Indonesia (SNI) 01-3839-1995 dan PerMenKes RI No.
416/MenKes/Per/IX/1990.
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Mengetahui kandungan bakteri total Coliform dan Coliform fekal
berdasarkan metode Most Probable Number (MPN) pada es batu kemasan dari
lima usaha mikro es batu di Kecamatan Danurejan, Yogyakarta, sehingga
diharapkan dapat digunakan konsumen sebagai jaminan kualitas dan keamanan
produk es batu dari segi mikrobiologis.
2. Tujuan khusus
Mengetahui sesuai tidaknya kandungan bakteri total Coliform dan
Coliform fekal pada es batu kemasan yang diproduksi oleh lima usaha mikro es
batu di Kecamatan Danurejan, Yogyakarta dilihat dari segi mikrobiologisnya
sesuai Standar Nasional Indonesia 01-3839-1995 berdasarkan PerMenKes RI
No. 416/MenKes/Per/IX/1990, yaitu total Coliform tidak melebihi 0
bakteri/100ml dan Coliform fekal tidak melebihi 0 bakteri/100ml sampel.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
BAB II
PENELAAHAN PUSTAKA
A. Es Batu dan Baku Mutu Air Minum
Es adalah air yang membeku atau dibekukan untuk berbagai keperluan.
Pembekuan ini terjadi bila air didinginkan di bawah 0oC (273.15
oK, 32
oF) pada
tekanan atmosfer standar. Es batu dapat terbentuk pada suhu yang lebih tinggi
dengan tekanan yang lebih tinggi juga, dan air akan tetap sebagai cairan atau gas
sampai -30 oC pada tekanan yang lebih rendah (DepKes RI, 1995).
Proses pembuatan es batu memerlukan tindakan higienis sanitasi yang
merupakan bagian dari kesehatan lingkungan. Kualitas tindakan higienis sanitasi
menjadi titik kritis keamanan produk tersebut dalam hal kesehatan, terutama segi
mikrobiologis. Tindakan higienis sanitasi dapat digunakan sebagai jaminan
keamanan dan kualitas produk es batu (DepKes RI, 2004).
Kualitas bahan baku air menjadi kunci utama pembuatan es batu yang
higienis. Bahan baku air yang mentah merupakan media yang dapat menjadi
tempat hidup berbagai jenis bakteri atau fungi. Air sejak ke luar dari mata air, dan
sumur sudah mengandung mikroba, khususnya bakteri atau mikroalgae. Pada air
yang kotor atau sudah tercemar, misal air sungai, air kolam, air danau dan
sumber-sumber lainnya, didapati mikroba seperti pada air jernih, juga kelompok
mikroba lainnya yang tergolong penyebab penyakit, penghasil toksin, penyebab
korosi, penyebab deteriorasi, penyebab pencemaran ini adalah bakteri Escherichia
coli (Widiyanti dan Ristiyanti, 2004).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam rangka menjaga kualitas es batu
untuk dikonsumsi sebagai bahan tambahan dalam minuman dari pihak produsen
hendaknya memperhatikan mutu air yang digunakan sebagai bahan baku
pembuatan es, serta perlu mengadakan perbaikan terhadap penerapan sanitasi dan
higienitas dalam penanganan es batu dari pihak distributor dan pedagang
minuman. Distributor harus menggunakan kemasan yang sesuai untuk es batu
dalam proses distribusinya, baik dari segi keamanan maupun dari segi ekonomis,
serta mengirimkan es batu sesuai kebutuhan konsumen, misalnya hanya
memberikan es batu balok untuk digunakan sebagai bahan pengawet ikan, buah,
atau untuk mendinginkan produk minuman dalam kemasan sehingga es balok
tidak tercampur dalam produk minuman, dan dari pihak konsumen harus
memastikan asal es yang akan dikonsumsi. Sistem pengolahan, pendistribusian,
dan penyimpanan es batu yang baik dan terjaga dapat menjadikan es tersebut
aman dikonsumsi (DepKes RI, 2004).
Tabel I. Parameter mikrobiologis bahan baku air untuk keperluan minum
(PerMenKes RI No. 416/MenKes/Per/IX/1990)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
Proses standar yang digunakan dalam pembuatan es batu untuk tambahan
dalam minuman adalah dengan perebusan bahan baku air pada suhu 100oC
dengan proses pengolahan, penyimpanan, dan distribusi secara higienis (DepKes
RI, 1995). Berdasarkan hasil survey yang dilakukan peneliti kepada 15 produsen
dengan metode wawancara pada bulan Januari tahun 2012, diperoleh informasi
bahwa para produsen mikro es batu kemasan di Kecamatan Danurejan,
Yogyakarta tidak mengetahui proses standar pembuatan es batu sebagai tambahan
dalam minuman. Para produsen tersebut tidak mengetahui faktor-faktor yang
perlu diperhatikan dalam pembuatan es batu kemasan sebagai tambahan dalam
minuman sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) tentang kualitas es batu
untuk tambahan dalam minuman. Para produsen tersebut hanya mengetahui
bahwa pembuatan es batu untuk konsumsi dikategorikan baik jika bahan airnya
sudah direbus hingga mendidih, sedangkan proses lainnya tidak diketahui.
Hasil survey tersebut tidak menunjukkan adanya laporan tentang adanya
kasus penyakit akibat mengkonsumsi es batu di daerah tersebut. Tidak adanya
laporan kasus penyakit akibat mengkonsumsi es batu di daerah tersebut tidak
menjamin bahwa es batu yang diproduksi telah memenuhi kualitas yang baik.
Sebagai langkah preventif perlu dilakukan pembuktian sesuai tidaknya kualitas
dan keamanan es batu di daerah tersebut berdasarkan Standar Nasional Indonesia
(SNI) tentang produk es batu kemasan secara mikrobiologis mengingat kawasan
tersebut merupakan pusat produsen es batu di Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
B. Bakteri Coliform
Bakteri Coliform adalah mikroba aerob dan fakultatif anaerob yang
termasuk gram negatif dan berbentuk batang. Bakteri Coliform tidak membentuk
spora dan dapat memfermentasi laktosa. Bakteri Coliform dapat membentuk
asam pada suhu 35-37oC selama 48 jam (Chandra, 2007).
Kelompok bakteri Coliform memiliki beberapa karakter khusus, yaitu
bakteri Coliform mampu menguraikan asam amino menjadi indol tetapi tidak
menghasilkan residu sulfur, yang dideteksi melalui penambahan reagen Kovacs
dan memiliki motilitas pada media atau habitat alaminya karena adanya flagel.
Bakteri Coliform juga mampu menguraikan beberapa jenis gula dalam proses
fermentasinya (glukosa, laktosa, manitol, maltosa, dan sukrosa) menjadi asam
laktat, asam cuka, CO2 dan asam tertentu lainnya tergantung dari spesies
bakterinya. Sumber karbon yang digunakan bakteri Coliform sebagai sumber
energi adalah asetat. Karakteristik bakteri Coliform ini digunakan sebagai dasar
pada tahap identifikasi bakteri Coliform, khususnya bakteri E.coli (Holt, Krieg,
Sneath, Stanley, dan Williams, 2000).
Mikroba aerob yang termasuk gram negatif ini dapat menggunakan
oksigen sebagai penerima elektron terminal. Bakteri ini mampu tumbuh dalam
keadaan rendah oksigen (21% oksigen), kecuali bakteri mikrofilik. Beberapa di
antaranya dapat menyediakan molekul nitrogen. Beberapa genus yang termasuk
dalam kelompok bakteri ini adalah : Acetobacter, Aquaspirillum, Pseudomonas,
Rhizobacter, Rhizobium, dan Rhizomonas, sedangkan pada mikroba fakultatif
anaerob, karakteristiknya sedikit berbeda. Sel-selnya memiliki diameter 0,1-1,5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
µm. Bakteri Coliform umumnya berbentuk batang lurus, kecuali Vibrio yang
berbentuk berliku-liku atau sel vibrioid, dapat ditemukan di lingkungan sekitar
atau pada hewan atau tanaman sebagai inangnya. Kebanyakan dari spesies ini
bersifat patogen pada manusia dan hewan. Kelompok ini terdiri dari empat famili,
yaitu Enterobacteriaceae (contoh : Citrobacter, Escherichia, Enterobacter,
Klebsiella, Proteus, Salmonella, Shigella, dan Yersinia), Vibrionaceae (contoh :
Earomonas, Photobacterium, Plesiomonas, Vibrio), Pasteurellaceae (contoh:
Actinobacillus, Haemophilus, Pasteurella) dan famili lain (contoh :
Cardiobacterium, Chromobacterium, Einekella, Streptobacillus) (Bonang dan
Koeswardono, 1982).
Coliform fekal adalah anggota dari total Coliform yang mampu
memfermentasikan laktosa pada suhu 44,5oC. Sekitar 97% dari total kandungan
bakteri Coliform fekal terdiri atas Escherichia dan beberapa spesies Klebsiella.
Bakteri Coliform fekal ini juga banyak ditemukan dalam fekal hewan, sehingga
untuk mengetahui adanya pencemaran fekal hewan lebih sesuai digunakan bakteri
Coliform fekal (Chandra, 2007).
C. Escherichia coli Sebagai Indikator Pencemaran Air
Escherichia coli adalah salah satu bakteri Coliform total yang ditemukan
dalam fekal manusia sebagai mikrobiota normal pencernaan. Pada habitat
alamiah, E.coli mampu memfermentasikan laktosa secara optimal pada suhu
44,5oC, sedangkan jika berada dalam saluran pencernaan E.coli mampu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
memfermentasikan laktosa pada kisaran suhu normal tubuh, yaitu 35-37oC
(Chandra, 2007).
Mikrobia yang paling umum digunakan sebagai petunjuk atau indikator
adanya pencemaran feses dalam air adalah Escherichia coli, serta bakteri dari
kelompok Coliform. Bakteri E.coli merupakan spesies dengan habitat dalam
saluran pencernaan dan non saluran pencernaan, seperti tanah dan air. Bakteri dari
jenis tersebut selalu terdapat di dalam kotoran manusia, sedangkan bakteri
patogen penyebab penyakit tidak selalu ditemukan. Sumber air yang mengalami
kontak dengan kotoran manusia atau hewan dipastikan sumber air tersebut telah
tercemar oleh bakteri E.coli. Mikrobia dari kelompok Coliform secara
keseluruhan tidak umum hidup atau terdapat di dalam air sehingga keberadaanya
dapat dianggap sebagai petunjuk terjadinya cemaran kotoran dalam arti luas, baik
dari kotoran hewan atau manusia (Purnawijayanti, 2001).
D. Media Selektif dan Diferensial E. coli
Media adalah bahan atau substrat yang digunakan untuk menumbuhkan
dan mengembangkan mikroba, yang terdiri dari nutrisi atau zat-zat makanan.
Media yang digunakan untuk pertumbuhan mikroba harus mengandung unsur-
unsur yang diperlukan untuk pertumbuhan mikroba, yaitu sumber energi, sumber
nitrogen, dan juga ion organik esensial dan kebutuhan yang khusus, seperti
vitamin dan asam amino. Media harus mempunyai tekanan osmosa, tekanan
permukaan, dan mempunyai pH yang sesuai dengan kebutuhan mikroba
(Hadioetomo,1985).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Bakteri dapat dibiakkan dalam media bebas sel, yaitu media
pertumbuhan bakteri yang bebas dari segala bentuk kontaminasi sel-sel hidup
yang tidak diharapkan. Media dalam bentuk padat seringkali digunakan
dibandingkan dengan bentuk cair. Pengujian untuk identifikasi bakteri patogen
spesifik, di mana terdapat beberapa bakteri lain, maka substansi media yang
digunakan menghambat pertumbuhan bakteri lain dan tidak mempengaruhi
pertumbuhan bakteri patogen yang diinginkan (media selektif). Media selektif
akan mendukung tumbuhnya jenis spesimen bakteri patogen yang dipilih sesuai
dengan kecocokan, dan ketersediaan substansi-substansi pendukung kelangsungan
hidup bakteri tersebut (Underwood, 1999).
Media selektif adalah media yang berisi bahan tambahan tertentu yang
memperbanyak kehadiran mikroba yang diinginkan dengan menghambat
pertumbuhan mikroba yang tidak diinginkan. Beberapa media pertumbuhan
bakteri Coliform dan E. coli yang tergolong media selektif adalah : media Lactose
Broth (LB) mengandung laktosa dan hanya bakteri yang mampu
memfermentasikan laktosa seperti Coliform yang dapat tumbuh, ditandai dengan
terbentuknya gas pada tabung Durham. Media Brilliant Green Lactose Bile Broth
(BGLB) adalah media yang mengandung laktosa yang hanya mampu
difermentasikan oleh bakteri Coliform fekal dan total Coliform, namun tidak
menimbulkan gas. Media E. coli Broth (ECB) adalah media yang memfasilitasi
bakteri Coliform dan E. coli untuk memfermentasikan laktosa, sedangkan bakteri
lain akan dihambat oleh garam empedu (bile). Hasil positif ditandai dengan
terbentuknya gas (Hadioetomo,1985).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Menurut Hadioetomo (1985), media diferensial adalah media yang
membantu dalam perkiraan identifikasi organisme berdasarkan penampakan
pertumbuhannya di media. Beberapa media pertumbuhan diferensial E. coli
adalah sebagai berikut. Media Sulfur Indol Motility (adanya bakteri E.coli ditandai
dengan tidak terbentuknya sulfur, terjadi pembentukan indol dan adanya motilitas
bakteri), media Triphtose Broth (adanya bakteri E.coli ditandai dengan adanya
pembentukan gas), media Mac Conkey Agar (adanya bakteri E.coli ditandai
dengan penampakan morfologi koloni berbentuk kepingan sedikit cembung
dengan ukuran sedang, berwarna merah bata, dan sebaran koloni smooth) dan
media Simmons Citrate Agar (bakteri E.coli tidak menggunakan sitrat sebagai
sumber karbon tetapi asetat) (Holt, Krieg, Sneath, Stanley, dan Williams, 2000).
E. Uji Identifikasi E.coli
Uji ini merupakan serangkaian uji identifikasi bakteri E.coli berdasarkan
karakteristik khusus bakteri E.coli. Uji identifikasi dilakukan dengan
menggunakan beberapa reagen dan media khusus, yaitu uji Sulfur Indol Motility
(SIM), uji fermentasi gula-gula (glukosa, laktosa, manitol, maltosa, sukrosa) dan
uji sitrat 2 %. Hasil uji identifikasi dibandingkan dengan karakteristik E.coli
berdasarkan Holt., dkk (2000).
1. Uji Sulfur Indol Motility (SIM)
Uji ini merupakan paket pengujian identifikasi E.coli yang terdiri dari
tiga parameter pengamatan, yaitu uji pembentukan sulfur (H2S), uji pembentukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Indol dari hasil peruraian asam amino, dan pengamatan pergerakan pertumbuhan
bakteri dalam media tabung. Media yang digunakan untuk tiga pengujian tersebut
adalah satu media yang memiliki komposisi : Pancreatic Digest of Casein, Peptic
Digest of Animal Tissue, Ferrous Ammonium Sulfate, Sodium Thiosulfate, dan
Nutrient Agar. Komposisi media SIM tersebut memungkinkan untuk dilakukan
tiga pengujian sekaligus dalam satu media. Pada uji Indol perlu ditambahkan
reagen Kovacs, sedangkan kandungan Ferrous Ammonium Sulfate dan Sodium
Thiosulfate digunakan untuk uji H2S dan kandungan Nutrient Agar (NA)
digunakan untuk uji motilitas (Finegold dan Baron, 1996).
Menurut Nugraheni (2010), uji sulfur digunakan untuk mengetahui
kemampuan bakteri menguraikan asam amino menjadi unsur sulfur. H2S
diproduksi oleh beberapa jenis mikroba melalui pemecahan asam amino yang
mengandung unsur belerang (S) seperti lisin dan metionin. H2S dapat diproduksi
melalui reduksi senyawa-senyawa belerang anorganik, misalnya : tiosulfat, sulfit
atau sulfat. Hasil peruraian H2S dapat diamati dengan menambahkan garam-
garam logam berat ke dalam medium. Uji ini dikatakan positif apabila H2S
bereaksi dengan senyawa-senyawa ini ditandai dengan terbentuknya logam sulfit
yang berwarna hitam. Hasil negatif dinyatakan jika tidak terbentuk logam sulfit
yang berwarna hitam karena bakteri yang berada dalam medium tersebut tidak
dapat menghidrolisis logam-logam berat yang terkandung dalam medium.
Menurut Holt, dkk. (2000), bakteri E.coli tidak menghasilkan residu sulfur dalam
proses penguraian asam amino.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Uji indol digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya indol dari peruraian
triptofan oleh bakteri Coliform. Reaksi positif ditandai dengan warna merah muda
di permukaan media setelah penambahan reagen Kovacs. Uji indol dilakukan
setelah pengamatan motilitas agar tidak mengganggu pengamatan motilitas pada
media uji (Universitas Gadjah Mada, 1993).
Uji motilitas merupakan metode yang digunakan untuk mengidentifikasi
E.coli terhadap bakteri lainnya berdasarkan penyebaran koloni karena adanya
kemampuan motilitas bakteri E.coli dalam media Sulfur Indol Motility (SIM).
Adanya kandungan NA semisolid dalam media SIM memungkinkan bakteri yang
memiliki flagel melakukan pergerakan dalam media tersebut. Uji tersebut
berkaitan dengan karakteristik E.coli yang memiliki flagel pada seluruh badan
bakteri (peritrich), sebagai alat untuk bergerak di dalam habitatnya. Jika dalam
media terdapat pertumbuhan bakteri yang menyebar, maka dinyatakan bahwa
bakteri yang diidentifikasi tersebut tergolong sebagai Enterobacteriaceae,
termasuk E.coli (Holt, dkk. 2000).
2. Uji fermentasi larutan gula-gula (glukosa, laktosa, manitol, maltosa, dan
sukrosa)
Kemampuan memfermentasikan berbagai karbohidrat dan produk
fermentasi yang dihasilkan merupakan ciri yang sangat berguna dalam identifikasi
mikroba. Glukosa merupakan senyawa yang paling sering digunakan oleh
mikroba dalam proses fermentasi. Fermentasi merupakan proses oksidasi biologi
dalam keadaan anaerob di mana yang bertindak sebagai substrat adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
karbohidrat. Hasil dari fermentasi ini berbeda-beda bergantung pada jenis
bakterinya, misalnya asam laktat, asam cuka, CO2 dan asam tertentu lainnya. Uji
fermentasi karbohidrat, yang akan dilihat adalah pembentukan asam yang akan
terlihat dari perubahan warna medium menjadi kuning dan pembentukan gas yang
terlihat dari adanya gas dalam tabung Durham (Nugraheni, 2010).
Tujuan dari uji ini adalah untuk mengetahui kemampuan bakteri dalam
menguraikan gula-gula spesifik yang mencerminkan sifat bakteri tersebut
sehingga dapat digunakan sebagai salah satu cara identifikasi bakteri (Nugraheni,
2010). Menurut Holt, dkk. (2000), bakteri E.coli mampu memfermentasikan gula-
gula spesifik yaitu glukosa, laktosa, maltosa, manitol, dan Sukrosa. Karakteristik
kemampuan E.coli memfermentasikan gula-gula spesifik tersebut digunakan
sebagai dasar dalam uji identifikasi E.coli.
3. Uji sitrat 2%
Menurut Lay (1994), uji sitrat bertujuan untuk mengetahui penggunaan
sitrat sebagai satu-satunya sumber karbon dan energi oleh bakteri terutama bakteri
gram negatif golongan Enterobacteriaceae. Uji ini menggunakan media Simmon’s
Citrate Agar yang merupakan medium sintetik dengan Na sitrat sebagai satu-
satunya sumber karbon, NH4 sebagai sumber N dan Brom Thymol Blue sebagai
indikator pH. Jika bakteri mampu menggunakan sitrat, maka asam akan
dihilangkan dari medium biakan, sehingga menyebabkan peningkatan pH dan
mengubah warna medium dari hijau menjadi biru. E.coli tidak menggunakan sitrat
sebagai sumber karbon tetapi menggunakan asetat. Menurut Finegold dan Baron
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
(1996), kandungan sitrat dalam media yang digunakan adalah 2% yang
merupakan jumlah optimal dalam satu kali pengujian.
Hasil dari pengujian biokimia untuk identifikasi bakteri E.coli dicocokkan
dengan tabel berdasarkan American Public Health Association (2005), adalah
sebagai berikut.
Tabel II. Sifat-sifat biokimia bakteri Coliform dengan uji biokimia
(American Public Health Association, 2005)
Mikroba Glu Lac Man Mal Suc H2S Ind Mot Cit
E.coli tipe I + gas - + + - - + - -
E.coli tipe II + gas + + + +/- - + +/- -
Keterangan :
F. Uji Angka Bakteri Coliform (E.coli) Menggunakan Metode Most Probable
Number (MPN)
Metode pengujian yang digunakan adalah metode Most Probable Number
(MPN) atau Jumlah Perkiraan Terbatas (JPT). Metode ini merupakan metode
standar World Health Organization (1996) dalam identifikasi Coliform di air,
susu, dan makanan tertentu. Metode MPN terdiri dari tiga tahap, yaitu uji
pendugaan (presumptive test), uji konfirmasi (confirmative test) dan uji
kelengkapan (completed test) jika diperlukan. Pada uji tahap pertama, keberadaan
Coliform masih dalam tingkat probabilitas rendah, atau dugaan. Uji ini
mendeteksi sifat fermentatif Coliform dalam sampel. Beberapa jenis bakteri selain
Glu (glukosa), Lac (Laktosa), Man (Manitol), Mal (Maltosa), Suc (Sucrosa), H2S (sulfur).
+ gas : membentuk gas pada tabung Durham
- gas : tidak membentuk gas pada tabung Durham
+/- : dapat bereaksi positif atau negatif
+ : bereaksi positif
- : bereaksi negative
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Coliform, juga memiliki sifat fermentatif, maka diperlukan uji konfirmasi untuk
menguji kembali kebenaran adanya Coliform dengan bantuan medium selektif
diferensial. Uji kelengkapan bertujuan meyakinkan hasil tes uji konfirmasi dengan
mendeteksi sifat fermentatif dan pengamatan mikroskop terhadap ciri-ciri
Coliform yaitu: berbentuk batang, gram negatif, dan tidak berspora (World Health
Organization, 1996).
Hasil dari uji angka bakteri Coliform dengan metode MPN adalah nilai
MPN. Nilai MPN adalah perkiraan jumlah unit tumbuh (growth unit) atau unit
pembentuk-koloni (colony-forming unit) dalam sampel. Pada umumnya nilai
MPN juga diartikan sebagai perkiraan jumlah individu bakteri. Satuan yang
digunakan umumnya per 100 ml atau per g, pada penelitian ini digunakan satuan
per 100 ml karena sampel yang digunakan berupa cairan. Jika terdapat nilai MPN
10 dalam sebuah sampel air, artinya dalam sampel air tersebut diperkirakan
setidaknya mengandung 10 Coliform pada setiap 100 mL atau setiap gramnya.
Makin kecil nilai MPN, maka air tersebut makin tinggi kualitasnya, dan makin
layak untuk dikonsumsi. Metode MPN memiliki limit kepercayaan 95% sehingga
pada setiap nilai MPN, terdapat jangkauan nilai MPN terendah dan nilai MPN
tertinggi (Institut Teknologi Bandung, 2011).
Uji MPN merupakan perkiraan atau pendekatan konsentrasi bakteri
secara statistik dan bukan menunjukkan konsentrasi yang sebenarnya. Metode ini
mengamati bakteri dengan variabel suhu dan waktu tertentu di mana menunjukkan
hasil positif bila terbentuk gas dalam tabung Durham. Hasil pengujian MPN
dikonversi memberikan data berupa kombinasi tabung positif yang dikonversi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
menggunakan tabel MPN menjadi data jumlah bakteri uji (Hadyana dan
Qodratilah, 2002).
Uji MPN tersebut dilakukan dalam empat tahap, yaitu uji pendugaan
(presumptive test), uji konfirmatif (confirmative test) pada medium selektif, uji
pelengkap dengan medium Lactose Broth (LB), serta uji identifikasi dengan
melakukan pengujian Sulfur Indol Motility (SIM), uji sitrat 2%, dan uji fermentasi
larutan gula-gula untuk dapat menyimpulkan keberadaan E. coli dalam sampel
air atau makanan (Dwiari, 2008). Perhitungan jumlah bakteri untuk tiap 100 ml
sampel berdasarkan jumlah tabung positif dari 3 seri pengenceran dan faktor
pengencerannya dicocokkan dengan tabel Most Probable Number (MPN) Standar
Nasional Indonesia (Badan Standar Nasional, 1992).
G. Landasan Teori
Es batu merupakan salah satu bahan pangan yang berasal dari pembekuan
air yang ditujukan sebagai bahan tambahan dalam minuman yang semakin lama
tingkat konsumsinya semakin meningkat. Peningkatan kebutuhan es batu tersebut
diiringi dengan banyaknya produsen pembuat es batu namun tidak didukung
dengan pengetahuan mengenai persyaratan baku mutu dan prosedur pembuatan es
batu yang baik, terutama dari segi mikrobiologis.
Secara mikrobiologis es batu dapat terkontaminasi bakteri-bakteri
pathogen, dari bahan dasar pembuatannya saat proses pengolahan dan
penyimpanannya. Bakteri yang umum digunakan sebagai indikator kualitas es
batu adalah Coliform, dan Coliform fekal termasuk E.coli. Menurut World Health
Organization (1996), bakteri tersebut dapat menyebabkan infeksi saluran kemih,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
gastroenteritis, meningitis, dan peritonitis. Infeksi tersebut terjadi karena es batu
berbahan dasar air yang terkontaminasi oleh feses dan sistem pengolahan yang
tidak tepat.
Salah satu cara untuk mengetahui kandungan bakteri Coliform dan E. coli
pada sampel es batu adalah menggunakan uji pendugaan dan penegasan dengan
media-media selektif di antaranya Lactosa Broth, media Brilliant Green Lactose
Bile Broth, dan E. coli Broth dilanjutkan dengan uji konfirmasi melalui pengujian
Sulfur Indol Motility, uji sitrat 2% dan uji fermentasi larutan gula-gula untuk
identifikasi ada tidaknya bakteri E.coli. Jumlah bakteri Coliform dan E.coli dari
tiap tiga tabung pengenceran dikonversi menggunakan tabel Most Probable
Number (MPN) untuk mendapatkan prediksi jumlah bakteri dalam 100 ml sampel
(BPOM Republik Indonesia, 2008).
Sampel es batu diambil dari lima produsen es batu skala mikro di
Kecamatan Danurejan yang merupakan pusat produsen es batu di Yogyakarta.
Hasil survey peneliti pada bulan Januari 2012, menunjukkan bahwa sebagian
besar produsen tersebut tidak mengetahui persyaratan baku mutu dan prosedur
pembuatan es batu yang baik, terutama dari segi mikrobiologis. Walaupun tidak
diperoleh laporan tentang adanya kasus penyakit akibat mengkonsumsi es batu di
daerah tersebut, namun sebagai langkah preventif perlu dilakukan pembuktian
sesuai tidaknya kualitas es batu di daerah secara mikrobiologi mengingat kawasan
tersebut merupakan pusat produsen yang memproduksi es batu di Yogyakarta.
Oleh karena itu, diperlukan suatu analisa kandungan bakteri tersebut di
dalam es batu untuk diketahui tingkat kesesuaiannya dengan Standar Nasional
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Indonesia No. 01-3839-1995 bahwa es batu harus memenuhi syarat-syarat air
minum sesuai PerMenKes RI No.416/MenKes/Per/IX/1990, yaitu syarat mutu
secara mikrobiologis : total Coliform tidak melebihi 0 bakteri/100ml dan Coliform
fekal tidak melebihi 0 bakteri/100ml. Analisa ini secara jangka panjang ditujukan
untuk menjamin kualitas es batu kemasan untuk bahan minuman sehingga aman
dikonsumsi oleh masyarakat.
H. Hipotesis
Produk es batu kemasan lima usaha mikro es batu di Kecamatan
Danurejan, Yogyakarta tidak sesuai dengan persyaratan mikrobiologis Standar
Nasional Indonesia 01-3839-1995 berdasarkan PerMenkes RI No.
416/MenKes/Per/IX/1990 yaitu total Coliform melebihi 0 bakteri/100ml sampel
dan Coliform fekal melebihi 0 bakteri/100ml sampel.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental dengan analisis
deskriptif-komparatif, karena tidak memberikan perlakuan terhadap subjek uji.
Data yang diperoleh berupa prediksi jumlah bakteri Coliform ,Coliform fekal dan
Escherichia coli dalam 100 ml sampel yang dibandingkan dengan Standar
Nasional Indonesia 01-3839-1995 yang didasarkan dari PerMenKes RI No.
416/MenKes/Per/IX/1990. Sampel uji berupa sampel es batu yang dicairkan dari
lima usaha mikro di Kecamatan Danurejan, Yogyakarta. Penelitian laboratorium
dilaksanakan di Balai Laboratorium Kesehatan Yogyakarta.
B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
1. Variabel penelitian
a. Variabel bebas : produk es batu kemasan dari lima usaha mikro
di Kecamatan Danurejan, Yogyakarta.
b. Variabel tergantung : jumlah bakteri Coliform, jumlah Coliform
fekal, dan identitas E.coli.
c. Variabel pengacau :
1) Terkendali : jenis es batu (es batu kemasan sebagai bahan
tambahan minuman), media (media selektif dan differensial dari
bakteri Coliform), volume sampel (0,01 ml, 0,1 ml, dan 1 ml),
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
suhu dan waktu inkubasi (media LB, BGLB, dan LTB 35-37oC
selama 48 jam, media ECB 44oC selama 48 jam), asal sampel es
batu (Kecamatan Danurejan).
2) Tak terkendali : kualitas media yang digunakan, akurasi peralatan
dalam pengaturan suhu, akurasi peralatan dalam pengambilan
volume sampel.
2. Definisi Operasional
a. Es batu kemasan adalah air yang dibekukan dalam suatu wadah
berupa plastik dengan ukuran 1 kg. Pembekuan dilakukan pada suhu
0 oC (273,15
oK, 32
oF) sebagai salah satu bahan konsumsi
minuman. Es batu kemasan yang digunakan diperoleh dari lima
usaha mikro di Kecamatan Danurejan, Yogyakarta.
b. Coliform adalah bakteri aerob dan fakultatif anaerob yang termasuk
gram negatif dan berbentuk batang, dapat memfermentasi laktosa
dan membentuk asam yang dimungkinkan terdapat dalam es batu.
Bakteri Coliform digunakan sebagai indikator pencemaran es batu.
c. Coliform fekal adalah anggota dari bakteri Coliform total yang
memiliki habitat alami di saluran pencernaan dan mampu
memfermentasikan laktosa pada suhu 44,50 oC. Coliform fekal
terdiri dari Escherichia dan beberapa spesies Klebsiella yang
dimungkinkan terdapat dalam es batu. Adanya bakteri Coliform
fekal dalam es batu mengindikasikan bahwa es batu tersebut telah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
mengalami kontak dengan feses baik secara langsung atau tidak
langsung.
d. Escherichia coli adalah salah satu bakteri Coliform fekal dengan
kemampuan memfermentasikan laktosa suhu 44,5oC yang
dimungkinkan terdapat dalam es batu. E.coli merupakan bakteri
gram negatif dengan bentuk seperti kapsul berukuran 1,1 – 1,5 x 2,0
– 6,0 µm. E.coli menunjukkan hasil positif pada uji Indol, hasil
negatif pada uji H2S, hasil negatif pada uji sitrat, hasil positif pada
uji fermentasi gula-gula dan hasil positif atau negatif pada uji
motilitas.
e. MPN (Most Probable Number) adalah metode penentuan jumlah
bakteri Coliform dan Coliform fekal yang mungkin ada di dalam
sampel es batu yang diambil dari lima usaha mikro di Kecamatan
Danurejan, Yogyakarta.
f. Kualitas mikrobiologis es batu adalah kelayakan es batu dari segi
mikrobiologis dengan ketentuan kandungan total Coliform sebesar 0
bakteri/100ml dan Coliform fekal sebesar 0 bakteri/100ml
berdasarkan Standar Nasional Indonesia 01-3839-1995 dan
PerMenKes RI No. 416/MenKes/Per/IX/1990.
g. Media selektif adalah media biakan yang mengandung paling sedikit
satu bahan yang menghambat perkembangbiakan mikroba selain
bakteri Coliform total, Coliform fekal, dan E. coli, sehingga media
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
tersebut hanya dapat ditumbuhi bakteri Coliform total, Coliform
fekal, dan E. coli saja.
h. Media diferensial adalah media yang dibuat untuk membedakan
masing-masing bakteri yaitu bakteri Coliform total, Coliform fekal,
dan E. coli terhadap bakteri lain. Pembedaan dilakukan dengan
pengamatan perubahan media biakan atau penampilan koloni pada
media Mac Conkey Agar.
C. Bahan dan Alat Penelitian
1. Bahan penelitian
Sampel yang diuji adalah produk es batu kemasan dari lima usaha
mikro di Kecamatan Danurejan, Yogyakarta yang diambil secara acak pada
bulan Januari 2012. Bahan untuk uji MPN adalah Lauryl Triphtose Broth,
Brilliant Green Lactose Bile Broth 2%, E. coli (EC) Broth, dan NaCl fisiologis
0,85%. Untuk uji identifikasi E.coli adalah media Mac Conkey Agar, media
Sulfur Indol Motility (SIM), larutan gula-gula (glukosa, laktosa, manitol,
maltosa, sukrosa), dan media sitrat 2%. Kontrol positif adalah biakan murni
E.coli ATCC 25922 dan kontrol negatif adalah biakan murni Staphylococcus
aureus ATCC 25923 serta kontrol media pengujian.
2. Alat penelitian
Autoklaf ( KT-40 ALP), inkubator Heraeus, neraca analitik (Mettler AE
200), oven (WTB binder), mikroskop dan alat-alat gelas seperti cawan petri,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
tabung reaksi dilengkapi tabung Durham, pipet ukur, pengaduk kaca, beker
gelas, objek gelas, gelas arloji, gelas ukur, Erlenmeyer, dan labu ukur.
D. Tata Cara Penelitian
1. Pengumpulan sampel
Penelitian dilakukan dengan mengambil lima sampel es batu dari lima
produsen es batu skala mikro secara acak di Kecamatan Danurejan,
Yogyakarta yang dianggap mewakili seluruh daerah produksi es batu di
Kecamatan Danurejan. Dari setiap produsen tersebut diambil masing-masing
satu kemasan es batu dalam plastik 1 kg sebagai sampel. Sampel diambil
langsung dari produsen sebanyak satu kali tanpa replikasi pengambilan
sampel. Replikasi sampel dilakukan dengan metode pengenceran sebanyak
tiga kali pada saat pengujian di laboratorium.
Pengambilan sampel dilakukan dengan memilih lima objek uji dari lima
produsen es batu secara acak. Sampel disimpan dengan wadah plastik yang
sudah disterilkan dengan alkohol 70% . Sampel yang diperoleh harus segera
diuji agar tidak terkontaminasi pada saat penyimpanan.
2. Homogenisasi dan pengenceran sampel
Perlakuan sampel dilakukan secara aseptis. Bahan pangan termasuk es
batu dalam bentuk beku dipecahkan dengan peralatan tumpul kemudian
ditimbang 25 g atau dicairkan pada suhu kamar sebanyak 25 ml dan
ditambahkan 225 ml larutan pengencer NaCl 0,85%. NaCl 0,85% digunakan
sebagai larutan pengencer karena memiliki karakteristik pH yang sesuai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
dengan pH fisiologis saluran pencernaan yang merupakan habitat alami E.coli.
Campuran tersebut dihomogenkan dan didiamkan selama 15 menit dalam
wadah yang sudah disterilkan pada suhu kamar dalam kondisi aseptis.
Perlakuan tersebut dilakukan pada seluruh sampel sehingga diperoleh lima
stok sampel. Setiap stok sampel tersebut diencerkan dan direplikasi sebanyak
tiga kali hingga diperoleh konsentrasi sampel sebesar 10-1
, 10-2
, dan 10-3
.
Setiap konsentrasi sampel diambil 1 ml dan diencerkan dengan 9 ml NaCl
0,85% (DepKes RI, 1992).
3. Pembuatan media
a. Lauryl Triphtose Broth (LTB)
Sebanyak 35,6 g serbuk Lauryl Triphtose Broth dilarutkan
dalam 1 liter aquadest ke dalam labu ukur dan dimasukkan ke dalam
tabung reaksi berisi tabung Durham sebanyak masing-masing 10
ml.Kemudian disterilisasi dengan autoklaf pada suhu 121o C selama 15
menit. Didinginkan segera sampai suhu 25o C.
b. Brilliant Green Lactose Bile Broth 2% (BGLB 2%)
Sebanyak 40 g BGLB 2% dimasukkan dalam 1 liter aquadest,
dilarutkan tanpa pemanasan, dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi
sebanyak 10 ml yang telah dilengkapi tabung Durham. Setelah itu
disterilisasi dengan autoklaf pada suhu 100o C selama 30 menit.
Didinginkam segera sampai suhu 250 C.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
c. Escherichia coli (EC) Broth
Sebanyak 37 g EC Broth dimasukkan dalam 1 liter aquadest,
dilarutkan tanpa pemanasan, dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi
sebanyak 10 ml yang telah dilengkapi tabung Durham. Setelah itu
disterilisasi dengan autoklaf pada suhu 121o C selama 15 menit dengan
didinginkan segera sampai suhu 25 oC.
d. Mac Conkey Agar (MCA)
Sebanyak 3,6 g Mac Conkey Agar dimasukkan dalam 100 ml
aquadest, dan dilarutkan dengan pemanasan. Dimasukkan ke dalam
tabung reaksi sebanyak 10 ml. Disterilisasi dengan autoklaf pada suhu
121o C selama 15 menit. Setelah suhunya mencapai kira-kira 60-70
o C,
dipindahkan bahan dari tabung reaksi ke cawan petri.
e. Nutrient Agar (NA) miring
Sebanyak 1,4 g NA dimasukkan dalam 50 ml aquadest, lalu
dilarutkan dengan pemanasan. Dimasukkan dalam tabung reaksi dan
disterilisasi dengan autoklaf pada suhu 121o C selama 15 menit dan
didinginkan segera dengan posisi tabung reaksi yang dimiringkan.
f. NaCl fisiologis 0,85%
Sebanyak 17 g NaCl dilarutkan dalam aquadest sebanyak 2
liter di dalam labu ukur dan dinetralkan hingga pH = 7 dengan
penambahan NaOH ± 5-10 tetes. Kemudian disterilisasi menggunakan
autoklaf dengan suhu 121o C selama 15 menit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
g. Simmons Citrate Agar
Sebanyak 2,3 g Simmons Citrate Agar dalam 100 ml aquadest,
lalu dlarutkan dengan pemanasan. Dimasukkan ke dalam tabung reaksi
dan disterilkan dengan autoklaf pada suhu 121o C selama 15 menit dan
kemudian didinginkan.
4. Uji bakteri coliform (IKM/5.4.2/2009/BLK-Y)
a. Uji Pendugaan Bakteri Coliform (Presumptive test)
Dipipet 1 ml pengenceran sampel 10-1
, 10-2
, 10-3
ke dalam
masing-masing 3 tabung sebagai replikasi yang berisi 9 ml Lauryl
Triphtose Broth yang di dalamnya terdapat tabung Durham terbalik.
Semua tabung tersebut disimpan dalam inkubator pada suhu 36oC±1
oC
selama 24 dan 48 jam. Setelah 24 jam dicatat jumlah tabung yang
membentuk gas pada masing-masing pengenceran dan disimpan kembali
tabung yang tidak menghasilkan gas dalam inkubator selama 24 jam pada
suhu 36oC±1
oC, kemudian dicatat kembali tabung yang menghasilkan
gas. Adanya gas pada tabung Durham mengindikasikan adanya bakteri
Coliform.
b. Uji Penegasan Bakteri Coliform (Confirmative test)
Dipindahkan 1 sengkelit dari tiap tabung yang membentuk gas
pada media Lauryl Triphtose Broth ke dalam tabung yang berisi 10 ml
BGLB 2%. Tabung tersebut dimasukkan ke dalam inkubator pada suhu
36oC ± 1
oC selama 24-48 jam. Adanya gas pada tabung BGLB
memperkuat adanya bakteri Coliform dalam sampel. Tabung yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
membentuk gas dicatat dan dibandingkan dengan tabel MPN (Badan
Standarisasi Nasional Indonesia, 1995) (lampiran 1).
c. Uji Konfirmasi Coliform fekal dan Escherichia coli
Biakan dari tabung yang menunjukkan uji penegasan positif
dipindahkan 1 sengkelit ke dalam tabung reaksi berisi 10 ml EC Broth
yang telah dilengkapi dengan tabung Durham terbalik. Seluruh tabung
diinkubasi pada suhu 44-45oC selama 24-48 jam. Dilakukan pengamatan
terhadap pembentukan gas. Dari biakan EC Broth yang positif, masing-
masing diinokulasikan pada petri berisi media Mac Conkey Agar (MCA),
diamati morfologi koloni spesifik yang tumbuh. Menurut Holt et al.
(2000), koloni spesifik E.coli pada media MCA memiliki karakteristik
ukuran koloni sedang, warna merah bata atau merah tua, sebaran koloni
yang tipis seperti awan (smooth), dan berbentuk kepingan sedikit
cembung.
d. Uji Identifikasi Escherichia coli
Dipilih koloni spesifik yang tumbuh pada media Mac Conkey
Agar, diinokulasikan pada media NA miring. Dilanjutkan uji biokimia
melaui pengujian Sulfur Indol Motility (SIM), uji fermentasi gula-gula
(glukosa, laktosa, manitol, maltosa, sukrosa), dan uji sitrat 2%.
Diinkubasikan pada suhu 35-37o C selama 24 jam untuk mengetahui ada
tidaknya bakteri E.coli. Hasil positif uji identifikasi E.coli berdasarkan
APHA (2005) disajikan pada Tabel II.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
E. Analisis Hasil
Data yang diperoleh berupa hasil reaksi pembentukan gas pada uji
pendugaan dan uji konfirmasi pada tabung Durham terbalik. Timbulnya gas
menunjukkan adanya cemaran Coliform dan Coliform fekal. Kombinasi jumlah
tabung positif gas dicocokkan dengan tabel MPN deret 3 tabung (Badan
Standarisasi Nasional Indonesia, 1995) (lampiran 1). Kombinasi tersebut
menunjukkan indeks MPN yang menyatakan jumlah bakteri Coliform dan
Coliform fekal dalam 100 ml sampel.
Data yang diperoleh dari uji biokimia berupa reaksi-reaksi terhadap reagen
dan media pertumbuhan E.coli. Hasil reaksi biokimia dicocokkan dengan tabel
reaksi uji biokimia E.coli berdasarkan APHA (2005) untuk mengetahui hasil uji
biokimia (Tabel II).
Hasil uji cemaran bakteri Coliform, Coliform fekal dan identifikasi E.coli
yang diperoleh kemudian dianalisis secara deskriptif komparatif berdasarkan
Standar Nasional Indonesia 01-3839-1995 dan PerMenKes RI No.
416/MenKes/Per/IX/1990. Jika kandungan total Coliform dan Coliform fekal
melebihi 0 bakteri/100ml, maka sampel es batu dinyatakan tidak memenuhi
persyaratan es batu berdasarkan Standar Nasional Indonesia 01-3839-1995 dan
PerMenKes RI No. 416/MenKes/Per/IX/1990.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Es batu merupakan salah satu komoditas bahan pangan yang sudah sangat
umum digunakan dalam kehidupan sehari-hari terutama sebagai bahan tambahan
dalam berbagai jenis minuman. Tingginya tingkat produksi dan konsumsi es batu
oleh masyarakat harus diikuti dengan terjaminnya kualitas es batu dari segi
kesehatan untuk menjamin keamanan konsumen. Jaminan kualitas es batu yang
paling pokok adalah jaminan secara mikrobiologis.
Berdasarkan hasil survey peneliti pada bulan Januari 2012 pada produsen
es batu skala mikro di Kecamatan Danurejan Yogyakarta, ditemukan fakta bahwa
Kecamatan Danurejan adalah daerah produksi es batu skala mikro terbesar di
Yogyakarta. Jumlah produsen skala mikro di daerah tersebut mencapai 49
produsen yang tersebar secara merata di Kecamatan Danurejan.
Es batu yang dihasilkan oleh produsen di daerah tersebut ditujukan sebagai
bahan tambahan dalam minuman. Menurut kelima produsen es batu di Kecamatan
Danurejan Yogyakarta, bahan baku air yang digunakan dalam pembuatan es batu
tersebut diperoleh dari air sumur yang telah melalui proses perebusan hingga
mendidih. Pemasakan bahan baku air sudah dianggap memenuhi kualitas es batu
yang sehat menurut para produsen es batu di daerah tersebut. Padahal, menurut
Standar Nasional Indonesia 01-3839-1995 kualitas es batu secara mikrobiologis
tidak dapat terpenuhi hanya dengan memasak bahan air sampai mendidih, tetapi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
juga harus memperhatikan faktor-faktor lain. Faktor-faktor tersebut adalah
higienitas dalam proses pembuatan, penyimpanan, dan pendistribusian es batu.
A. Pengumpulan Sampel
Menurut Gay dan Diehl (1992), analisis pada penelitian deskriptif dapat
menggunakan jumlah sampel sebanyak 10% dari total populasi. Oleh karena itu,
peneliti menggunakan 5 sampel dari 49 total populasi produk es batu di
Kecamatan Danurejan. Sampel tersebut dipilih dengan metode acak tanpa
mempertimbangkan proses pembuatan, distribusi, dan penyimpananya agar
diperoleh sampel yang benar-benar dapat menjadi representatif dari populasi.
B. Homogenisasi dan Pengenceran Sampel
Homogenisasi sampel dilakukan untuk menjamin bahwa bakteri Coliform
yang terdapat dalam sampel es batu dapat terdistribusi secara merata dalam setiap
pengambilan cuplikan sampel. Hal ini perlu dilakukan karena sampel telah
mengalami proses pembekuan yang dapat melemahkan kehidupan bakteri dan
akibat proses pemadatan saat pembekuan menyebabkan kemampuan hidup bakteri
menjadi berkurang.
Pengenceran sampel dilakukan sebagai tahap pokok dalam pengujian
menggunakan metode Most Probable Number (MPN). Uji MPN deret tiga tabung
membutuhkan tiga konsentrasi berbeda dari setiap sampel yaitu 10-1
, 10-2
, 10-3
untuk dapat dibandingkan dengan tabel MPN berdasarkan Badan Standarisasi
Nasional Indonesia (1995). Pada tahap pengenceran ini setiap konsentrasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
direplikasi sebanyak tiga kali sebagai pembanding antar hasil dari setiap
konsentrasi sampel untuk memperoleh hasil yang valid.
Metode pengenceran dilakukan dengan prinsip deret pengenceran tiga
tabung. Metode ini digunakan karena merupakan metode baku dalam pengujian
bakteri Coliform, Coliform fekal, dan Escherichia coli. Metode pengenceran deret
tiga tabung lebih mudah dilakukan dan telah memenuhi standar prosedur
pengujian bakteri Coliform dalam sampel es batu berdasarkan Standar Nasional
Indonesia 01-3839-1995 untuk pengujian mikrobiologis sampel es batu.
Larutan pengencer yang digunakan adalah NaCl 0,85% (NaCl fisiologis)
yang memiliki pH = 7 yang sesuai dengan pH saluran pencernaan manusia,
diharapkan dengan kondisi yang sesuai dengan habitat alami tersebut bakteri
E.coli dapat tumbuh dengan baik. Menurut Macfaddin (1990), larutan NaCl
0,85% merupakan larutan fisiologis yang dapat menggiatkan kembali daya hidup
bakteri E.coli setelah mengalami berbagai proses pengolahan pembuatan bahan
pangan, termasuk akibat proses pembekuan air sebagai bahan baku pada
pembuatan es batu.
Es batu yang digunakan dalam penelitian ini adalah es batu yang dikemas
dalam wadah plastik berkapasitas 1 kg yang telah sepenuhnya membeku. Sampel
es batu dalam kemasan plastik 1 kg dipilih karena merupakan jenis es batu
kemasan yang paling banyak diproduksi oleh produsen es batu skala mikro di
Kecamatan Danurejan Yogyakarta. Lima sampel yang diperoleh tidak
menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan pada warna es batu dan tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
terdapat partikel-partikel pengotor yang dapat diamati secara langsung tanpa
bantuan alat.
C. Uji Bakteri Coliform (IKM/5.4.2/2009/BLK-Y)
Analisa bakteriologi air adalah suatu pengujian untuk mengetahui
kandungan bakteri dan identifikasi jenis bakteri dalam suatu sampel air, baik
berupa air minum, air sumur, dan sampel lain yang mengandung air. Analisa ini
bertujuan untuk menggambarkan kualitas es batu dari segi mikrobiologis. Hasil
analisa ini digunakan sebagai parameter kesesuaian kualitas es batu dengan baku
mutu yang ditetapkan dalam Standar Nasional Indonesia 01-3839-1995 yang
berguna untuk menjamin kelayakan es batu tersebut sebagai bahan pangan untuk
dikonsumsi masyarakat (DepKes RI, 1995).
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Most Probable
Number (MPN) sesuai dengan standar prosedur IKM/5.4.2/2009/BLK-Y Balai
Laboratorium Kesehatan Yogyakarta. Bakteri yang diteliti pada penelitian ini
adalah golongan bakteri Coliform termasuk Coliform fekal, dan Escherichia coli.
Metode ini digunakan karena merupakan metode baku dalam uji cemaran bakteri
Coliform, Coliform fekal, dan E.coli dalam berbagai macam sampel termasuk es
batu. Selain itu, metode ini dapat menunjukkan perkiraan atau prediksi jumlah
bakteri dalam setiap 100 ml sampel es batu dengan cepat (BPOM RI, 2008).
Metode Most Probable Number didasarkan pada tiga deret tabung dengan
konsentrasi 10-1
, 10-2
, dan 10-3
melalui tahap uji pendugaan, dan uji konfirmasi.
Uji pendugaan merupakan tahap perkiraan awal (screening) kemungkinan adanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
bakteri Coliform dengan media LTB (Lauryl Triphtose Broth) dan BGLB
(Brilliant Green Lactose Bile Broth 2%), untuk uji Coliform fekal digunakan
media ECB (Escherichia coli Broth) dan untuk uji identifikasi E.coli dilakukan
dengan uji Sulfur Indol Motility (SIM), uji fermentasi gula-gula (glukosa, laktosa,
manitol, maltosa, sukrosa), dan uji sitrat 2% (Soemarmo, 2000).
Media yang digunakan tersebut termasuk media differensial yaitu media
yang digunakan untuk membantu dalam perkiraan identifikasi organisme
berdasarkan pertumbuhannya di media. Media differensial mengandung indikator
yang dapat memberikan reaksi positif jika terdapat mikroba yang sesuai dengan
karakteristik indikator. Karakteristik indikator tersebut dapat meliputi hasil
metabolisme atau karakteristik organisme (Hadioetomo, 1985).
Cara menghitung jumlah bakteri dengan metode MPN didasarkan pada
kombinasi tiga konsentrasi sampel deret tiga tabung yang memberikan reaksi
positif. Reaksi positif ditandai dengan adanya pembentukan gas pada tabung
Durham yang diletakkan di dalam tabung reaksi berisi media yang sesuai. Sebagai
contoh, uji Coliform sampel I pada konsentrasi 10-1
diperoleh hasil 2 tabung
positif , 10-1
diperoleh hasil negatif, dan 10-3
diperoleh hasil negatif (2-0-0). Dari
kombinasi tersebut dicatat dan dicocokkan dengan tabel MPN berdasarkan Badan
Standarisasi Nasional Indonesia (1995) dan ditemukan nilai MPN 10 berarti dalam
setiap 100 ml sampel es batu I diperkirakan terdapat 10 bakteri Coliform
(lampiran 1).
Setelah uji MPN selesai dilaksanakan maka dilanjutkan dengan pengujian
biokimia untuk identifikasi bakteri E.coli dalam sampel dengan pengujian Sulfur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Indol Motility (SIM), uji fermentasi larutan gula-gula (glukosa, laktosa, manitol,
maltosa, sukrosa) dan uji sitrat 2%.
Uji identifikasi E.coli sebagai bakteri indikator perlu dilakukan untuk
mengetahui ada tidaknya kontaminasi feses pada es batu. Menurut Badan
Pengawasan Obat dan Makanan Republik Indonesia (2008), tidak semua golongan
bakteri Coliform memiliki hábitat alamiah di dalam saluran pencernaan. Hanya
bakteri E.coli yang memiliki habitat alamiah dalam saluran pencernaan manusia
dan hewan. Metode MPN hanya dapat digunakan untuk pengujian Coliform total
dan Coliform fekal tetapi tidak dapat digunakan untuk identifikasi E.coli.
Es batu yang terbukti mengandung E.coli memberikan makna bahwa es
batu tersebut telah terkontaminasi oleh feses baik secara langsung atau tidak
langsung. Kontaminasi secara langsung dapat terjadi jika proses pembuatan es
batu tidak higienis, baik dari segi sumber daya manusianya atau lingkungannya.
Kontaminasi secara tidak langsung dapat mencemari es batu, misalnya sumber air
yang digunakan berdekatan dengan tempat penampungan feses dan terjadi
rembesan dari penampungan tersebut ke dalam sumber air. Jumlah kontaminasi
yang melebihi batas standar pada bahan pangan (es batu) dapat menimbulkan
berbagai masalah kesehatan. Menurut Brooker (2008), masalah kesehatan
tersebut terkait dengan adanya infeksi bakteri Coliform dan E.coli yang
menimbulkan beberapa penyakit seperti infeksi saluran kemih, gastroenteritis,
meningitis, peritonitis, dan infeksi luka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
1. Uji pendugaan bakteri coliform (Presumptive test)
Uji ini merupakan langkah awal penelitian yang bertujuan untuk
mengetahui adanya dugaan keberadaan bakteri Coliform dalam sampel es batu.
Media yang digunakan adalah Lauryl Triphtose Broth (LTB), yaitu media cair
yang mengandung laktosa yang merupakan salah satu bahan yang dapat
diuraikan oleh bakteri Coliform. Laktosa yang telah terurai dapat diamati dengan
terbentuknya gas pada tabung Durham yang diletakkan di dalam tabung reaksi.
Uji pendugaan ini belum dapat digunakan sebagai acuan pasti ada tidaknya
bakteri Coliform karena media LTB yang digunakan bukan merupakan media
selektif untuk pertumbuhan Coliform saja tetapi cenderung sebagai media
pengkayaan bakteri golongan Enterobacteriaceae (Universitas Gadjah Mada,
1993).
Pada penelitian yang dilakukan diperoleh hasil bahwa sampel I, II dan III
pada tiga konsentrasi pengenceran membentuk gas, sedangkan sampel IV dan V
tidak membentuk gas (Tabel III).
Tabel III. Hasil Uji Pendugaan Coliform dengan Media LTB pada suhu
36oC±1
oC waktu inkubasi 48 jam
Keterangan :
+ + + : terbentuk gas pada setiap replikasi
- + - : terbentuk gas pada replikasi kedua
- - - : tidak terbentuk gas
- - + : terbentuk gas pada replikasi ketiga
+ + - : terbentuk gas pada replikasi pertama dan kedua
Sampel es
batu
Konsentrasi sampel es batu deret
3 tabung yang membentuk gas
10-1
10-2
10-3
I + + + - - + - - -
II + + + + + - - - -
III - + - - - - - - -
IV - - - - - - - - -
V - - - - - - - - -
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Dari tabel III dapat dinyatakan bahwa sampel I, II, dan III mengandung
bakteri Coliform sedangkan sampel IV dan V tidak mengandung bakteri Coliform.
Keberagaman jumlah tabung yang positif dari sampel I, II, dan III menunjukkan
bahwa jumlah bakteri Coliform dalam setiap sampel tidak sama dan semakin
banyak tabung yang positif pada konsentrasi yang lebih kecil menunjukkan
kandungan jumlah bakteri Coliform yang lebih besar. Urutan jumlah tabung
positif paling banyak adalah sampel II yang menghasilkan 3 tabung positif pada
konsentrasi 10-1
dan 2 tabung positif pada konsentrasi 10-2
, diikuti sampel I yang
menghasilkan 3 tabung positif pada konsentrasi 10-1
dan 1 tabung positif pada
konsentrasi 10-2
, dan sampel III hanya menghasilkan 1 tabung positif pada
konsentrasi 10-1
. Jadi dari ke tiga tabung yang menunjukkan hasil positif sampel
II menunjukkan jumlah bakteri Coliform yang paling banyak diikuti oleh sampel I
dan sampel III.
Dari 5 sampel tabung reaksi berisi LTB dengan tabung Durham yang telah
diinkubasi selama 48 jam pada suhu 36o
C±1oC, hanya sampel I , II dan III yang
menunjukkan adanya pembentukan gas, sedangkan tabung sampel IV, dan V tidak
menunjukkan adanya pembentukan gas. Gas yang terbentuk pada sampel I, II dan
III tidak sama pada setiap konsentrasi, tetapi hampir seluruh bagian tabung
Durham terpenuhi oleh gas. Hasil positif adanya bakteri Coliform ditunjukkan
dengan adanya gas dan hasil negatif ditunjukkan dengan tidak terbentuknya gas
(Gambar 1,2,3,4 dan 5).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Gambar 1. Hasil uji pendugaan pada media LTB sampel I inkubasi 48 jam
pada suhu 36o C±1
oC
Keterangan :
Hasil positif : terbentuk gas pada tabung Durham
Hasil negatif : tidak terbentuk gas pada tabung Durham
A : Sampel I konsentrasi 10-1
(3 tabung membentuk gas)
B : Sampel I konsentrasi 10-2
(1 tabung membentuk gas)
C : Sampel I konsentrasi 10-3
(tidak membentuk gas)
M: Kontrol media (tidak membentuk gas)
Gambar 2. Hasil uji pendugaan pada media LTB sampel II inkubasi 48 jam
pada suhu 36o C±1
oC
Keterangan :
Hasil positif : terbentuk gas pada tabung Durham
Hasil negatif : tidak terbentuk gas pada tabung Durham
A : Sampel II konsentrasi 10-1
(3 tabung membentuk gas)
B : Sampel II konsentrasi 10-2
(2 tabung membentuk gas)
C : Sampel II konsentrasi 10-3
(tidak membentuk gas)
M: Kontrol media (tidak membentuk gas)
A B C
A B C
M
M
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Gambar 3. Hasil uji pendugaan pada media LTB sampel III inkubasi 48 jam
pada suhu 36o C±1
oC
Keterangan :
Hasil positif : terbentuk gas pada tabung Durham
Hasil negatif : tidak terbentuk gas pada tabung Durham
A : Sampel III konsentrasi 10-1
(1 tabung membentuk gas)
B : Sampel III konsentrasi 10-2
(tidak membentuk gas)
C : Sampel III konsentrasi 10-3
(tidak membentuk gas)
M: Kontrol media (tidak membentuk gas)
Gambar 4. Uji pendugaan pada media LTB sampel IV inkubasi 48 jam
pada suhu 36o C±1
oC
Keterangan :
Hasil negatif : tidak terbentuk gas pada tabung Durham
A : Sampel IV konsentrasi 10-1
(tidak membentuk gas)
B : Sampel IV konsentrasi 10-2
(tidak membentuk gas)
C : Sampel IV konsentrasi 10-3
(tidak membentuk gas)
M: Kontrol media (tidak membentuk gas)
A B C
A B C
M
M
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Gambar 5. Uji pendugaan pada media LTB sampel V inkubasi 48 jam
pada suhu 36o C±1
oC
Keterangan :
Hasil negatif : tidak terbentuk gas pada tabung Durham
A : Sampel V konsentrasi 10-1
(tidak membentuk gas)
B : Sampel V konsentrasi 10-2
(tidak membentuk gas)
C : Sampel V konsentrasi 10-3
(tidak membentuk gas)
M : Kontrol media (tidak membentuk gas)
Bakteri golongan Coliform terdiri dari bakteri jenis aerob, yaitu bakteri
yang membutuhkan oksigen untuk proses metabolisme dan fakultatif anaerob
yaitu bakteri yang proses metabolismenya dapat berlangsung dengan adanya
oksigen maupun tanpa oksigen. Pembentukan gas pada tabung Durham oleh
bakteri Coliform terjadi karena adanya peruraian dari laktosa yang merupakan
polimer polisakarida rantai panjang yang perlu diuraikan dahulu sebelum masuk
ke dalam sel bakteri. Laktosa dipecah menjadi galaktosa dan glukosa dengan
bantuan enzim β-galaktosidase yang kemudian ditranspor masuk ke dalam sel
melalui proses transpor aktif. Pada mikroba aerob glukosa akan diproses melalui
jalur glikolisis yang menghasilkan asam piruvat. Asam piruvat yang dihasilkan
diproses kembali melalui Siklus Krebs yang menghasilkan asam-asam campuran
A B C M
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
dan residu berupa gas CO2, sedangkan pada bakteri fakultatif anaerob, glukosa
akan dimetabolisme menghasilkan asam-asam campuran dan gas O2. Asam-asam
yang terbentuk dari proses metabolisme bakteri aerob dan fakultatif anaerob
umumnya berupa asam suksinat dan fumarat (Atlas, 1997).
Hasil sampel positif dilanjutkan dengan uji konfirmasi untuk memastikan
keberadaan bakteri Coliform dalam sampel es batu. Media yang digunakan adalah
media BGLB (Brilliant Green Lactose Bile Broth 2%). Uji penegasan dilakukan
pada seluruh sampel baik yang memberikan reaksi positif atau negative.
2. Uji penegasan bakteri coliform (Confirmative test)
Uji konfirmasi ini bertujuan untuk menguatkan dugaan adanya bakteri
Coliform dalam sampel es batu. Uji ini merupakan tahap penyeleksian
pertumbuhan bakteri Coliform terhadap bakteri lain dengan menggunakan media
selektif bakteri Coliform yaitu BGLB (Brilliant Green Lactose Bile Broth 2%).
Media ini merupakan media cair berwarna hijau yang mengandung laktosa
empedu berwarna hijau dan hanya bakteri yang dapat menfermentasikan laktosa
yang dapat bertahan hidup pada media ini yaitu bakteri Coliform (Universitas
Gadjah Mada, 1993).
Dari hasil uji penegasan, bakteri Coliform, sampel I, II, dan III
membentuk gas pada tabung Durham, sedangkan sampel IV dan V tidak
membentuk gas. Hasil uji konfrimasi dengan media BGLB (Brilliant Green
Lactose Bile Broth 2%) tersaji dalam tabel IV dan gambar 6.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Tabel IV. Hasil uji penegasan dan angka MPN bakteri Coliform dengan media
BGLB waktu inkubasi 24 jam pada suhu 36o C±1
oC
Sampel Es
Batu
Konsentrasi sampel deret 3
tabung yang membentuk gas Jumlah
kombinasi
tabung positif
MPN
Coliform
per 100 ml 10-1
10-2
10-3
I + + + - - + - - - 3-1-0 4.300
II + + + + + - - - - 3-2-0 9.300
III - + - - - - - - - 1-0-0 400
IV - - - - - - - - - 0-0-0 0
V - - - - - - - - - 0-0-0 0
Kontrol positif membentuk gas pada tabung Durham
Kontrol negatif tidak membentuk gas pada tabung Durham
Kontrol media tidak membentuk gas pada tabung Durham Keterangan :
Kontrol positif : biakan murni E.coli ATCC 25922
Kontrol negatif : biakan murni Staphyllococcus aureus ATCC 25923
+ + + : terbentuk gas pada setiap replikasi
- + - : terbentuk gas pada replikasi kedua
- - - : tidak terbentuk gas pada semua replikasi
- - + : terbentuk gas pada replikasi ketiga
+ + - : terbentuk gas pada replikasi pertama dan kedua
Hasil uji penegasan pada tabel IV menunjukkan bahwa jumlah tabung
positif dari setiap replikasi sampel pada 3 deret pengenceran berbeda-beda. Hal ini
menunjukkan bahwa jumlah bakteri Coliform pada setiap sampel juga berbeda-
beda. Perbedaan jumlah tabung positif antara sampel I, II terhadap sampel III
yang signifikan diduga terjadi karena konsentrasi jumlah bakteri Coliform pada
sampel III sangat kecil. Hal ini dibuktikan dengan terbentuknya tabung positif
sampel III pada konsentrasi paling besar yaitu 10-1
sedangkan pada konsentrasi
10-2
dan 10-3
tidak terbentuk gas. Jumlah bakteri Coliform terbanyak terdapat pada
sampel II, diikuti sampel I dan sampel III. Sampel es batu IV dan V yang tidak
menunjukkan pembentukan gas dimungkinkan karena sumber air, proses
pengolahan, dan pengemasannya sudah memenuhi kualitas kontrol yang sesuai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
sehingga bakteri Coliform tidak dapat tumbuh. Tabung Durham dalam tabung
reaksi yang terdapat gas mengindikasikan adanya bakteri Coliform, sedangkan
pada tabung yang tidak terdapat gas dinyatakan tidak mengandung bakteri
Coliform (Gambar 6).
Gambar 6. Hasil uji konfirmasi bakteri Coliform sampel I konsentrasi 10-1
dengan
media BGLB inkubasi 24 jam pada suhu 36o C±1
oC
Keterangan gambar :
+ : Kontrol positif membentuk gas (biakan murni bakteri E.coli ATCC 25922)
- : Kontrol negatif tidak membentuk gas (biakan murni bakteri
Staphyllococcus aureus ATCC 25923)
A : Sampel I konsentrasi 10-1
(membentuk gas)
B : Sampel I konsentrasi 10-2
(membentuk gas)
C : Sampel I konsentrasi 10-3
(membentuk gas)
M : Kontrol media (tidak membentuk gas)
Berdasarkan metode dari (IKM/5.4.2/2009/BLK-Y) untuk menjamin
bahwa gas yang terbentuk dihasilkan oleh bakteri Coliform, maka digunakan
kontrol positif berupa biakan murni E. coli dan kontrol negatif dari biakan murni
Staphyllococcus aureus ATCC 25923 serta kontrol media untuk mengetahui ada
tidaknya kontaminasi pada media yang menyebabkan hasil pengujian menjadi
bias. E.coli ATCC 25922 digunakan sebagai kontrol positif karena merupakan
- C B A + M
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
bakteri gram negatif golongan Coliform yang mampu memfermentasikan laktosa
dan menghasilkan asam-asam tertentu dan gas. S.aureus digunakan sebagai
kontrol negatif karena bakteri ini termasuk bakteri gram positif yang dapat
digunakan sebagai pembanding dalam uji identifikasi (Universitas Gadjah Mada,
1993).
Urutan jumlah bakteri Coliform pada media BGLB ini berkorelasi dengan
jumlah tabung positif pada uji pendugaan dengan media LTB. Hasil yang
berkorelasi tersebut dapat digunakan untuk menyatakan bahwa metode yang
dilakukan berhasil sebagai uji penegasan adanya cemaran bakteri Coliform pada
sampel es batu I, II, dan III (lampiran 3).
Berdasarkan hasil perhitungan angka bakteri Coliform dengan metode
MPN (Tabel IV) diperoleh hasil sampel I terdapat 4.300 Coliform /100ml, sampel
II terdapat 9.300 Coliform /100ml, dan sampel III terdapat 400 Coliform /100ml,
sedangkan sampel IV dan V tidak mengandung bakteri Coliform. Jumlah bakteri
Coliform pada sampel es batu I, II, dan III tersebut dinyatakan tidak memenuhi
syarat kualitas mikrobiologi es batu sesuai Standar Nasional Indonesia 01-3839-
1995 dan PerMenKes RI No. 416/MenKes/Per/IX/1990 yang menyatakan baku
mutu es batu total Coliform tidak melebihi 0 bakteri/100ml, sedangkan sampel IV
dan V secara mikrobiologis memenuhi syarat kualitas es batu berdasarkan baku
mutu tersebut.
Laktosa pada media BGLB hanya dapat difermentasikan oleh bakteri
Coliform menjadi asam suksinat dan dan fumarat diikuti pembentukan O2 oleh
bakteri Coliform fakultatif anaerob dan CO2 oleh bakteri Coliform aerob.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Pembentukan gas O2 dan CO2 tersebut dijadikan parameter ada tidaknya bakteri
Coliform dalam sampel es batu (Atlas, 1997).
3. Uji konfirmasi coliform fekal dan Escherichia coli
Uji ini bertujuan untuk membuktikan dan mengkonfirmasi ada tidaknya
bakteri Coliform fekal dan E.coli dalam sampel es batu yang diteliti. Media
Escherichia coli Broth (ECB) merupakan media cair berwarna kuning jernih.
Media ini mengandung laktosa yang hanya dapat diuraikan oleh bakteri yang
mampu memfermentasikan laktosa menjadi asam-asam tertentu dan residu,
berupa gas baik CO2 atau O2. Pembentukan gas inilah yang dijadikan sebagai
parameter untuk mengetahui ada tidaknya bakteri Coliform fekal dan E.coli
(DepKes RI, 2004).
Metode uji konfirmasi Coliform fekal merupakan metode pemeriksaan
yang menunjukkan adanya E.coli atau spesies lain yang sangat dekat dengan
E.coli . Metode ini dapat menunjukkan adanya E.coli secara cepat tanpa harus
mengisolasi biakan dan melakukan tes IMVIC (Indol-Methyl Red-Voges
Proskaeur-Citrate). Sebagian besar bakteri golongan Coliform fekal terdiri dari
E.coli tipe I dan tipe II yang merupakan petunjuk penting adanya kontaminasi
dari material fekal (BPOM RI, 2008).
Pada tahap uji ini sampel dalam media ECB diinkubasi selama 48 jam
pada suhu 44oC. Pada suhu 44
oC bakteri golongan Coliform tidak dapat
tumbuh secara optimal, tetapi sangat baik untuk pertumbuhan bakteri Coliform
fekal dan E. coli. Variabel suhu inkubasi tersebut merupakan penyeleksian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Coliform fekal dan E. coli terhadap bakteri-bakteri Coliform yang lain
(Soemarmo, 2000). Berdasarkan hasil pengujian diperoleh hasil yang tersaji
pada Tabel.V berikut.
Tabel V. Hasil uji konfirmasi dan angka MPN bakteri Coliform fekal
dengan media ECB waktu inkubasi 48 jam pada suhu 44-45oC
Sampel Es Batu
Konsentrasi sampel deret 3
tabung yang membentuk gas Jumlah
kombinasi
tabung positif
MPN Coliform
fekal per 100 ml 10
-1 10
-2 10
-3
I + + + - - - - - - 3-0-0 2.300
II + + + + + - - - - 3-2-0 4.300
III - - - - - - - - - 0-0-0 0
IV - - - - - - - - - 0-0-0 0
V - - - - - - - - - 0-0-0 0
Kontrol positif membentuk gas pada tabung Durham
Kontrol negatif tidak membentuk gas pada tabung Durham
Kontrol media tidak membentuk gas pada tabung Durham Keterangan :
Kontrol positif : biakan murni E.coli ATCC 25922
Kontrol negatif : biakan murni Staphyllococcus aureus ATCC 25923
+ + + : terbentuk gas pada setiap replikasi
- - - : tidak terbentuk gas pada semua replikasi
+ + - : terbentuk gas pada replikasi pertama dan kedua
Dari Tabel V dapat dilihat bahwa hanya sampel I dan II yang positif
terdapat bakteri Coliform fekal dan E coli, sedangkan sampel III, IV, dan V
negatif. Terdapat perbedaan hasil antara uji konfirmasi Coliform dengan uji
konfirmasi Coliform fekal yang dibuktikan dengan perbedaan jumlah sampel
positif. Pada uji konfirmasi dengan media BGLB (Tabel IV) terdapat 3 sampel
positif yaitu sampel I, II, dan III, sedangkan uji konfirmasi dengan ECB hanya
terdapat 2 sampel positif, yaitu sampel I dan II saja (Gambar 7). Hasil ini
memperkuat bukti bahwa bakteri pada sampel III pada uji konfirmasi BGLB
bukan merupakan Coliform fekal atau E.coli. Hal ini menunjukkan bahwa media
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
ECB pada suhu inkubasi 44oC selama 48 jam terbukti selektif terhadap Coliform
fekal dan E. coli saja.
Hasil MPN jumlah bakteri Coliform fekal dan E.coli (Tabel V)
menunjukkan bahwa sampel I es batu mengandung 2.300 Coliform fekal/100 ml
dan sampel II mengandung 4.300 Coliform fekal/100 ml, sedangkan sampel III,
IV, dan V tidak mengandung Coliform fekal atau E.coli. Maka dapat dinyatakan
bahwa sampel es batu I dan II tidak sesuai dengan baku mutu es batu secara
mikrobiologis berdasarkan Standar Nasional Indonesia 01-3839-1995 dan
PerMenKes RI No. 416/MenKes/Per/IX/1990 yang menyatakan baku mutu es
batu Coliform fekal dan E. coli tidak melebihi 0 bakteri/100 ml. Secara
mikrobiologis sampel III, IV, dan V memenuhi baku mutu tersebut karena tidak
mengandung bakteri Coliform fekal dan E. coli.
Dalam uji konfirmasi dengan ECB ini digunakan kontrol positif berupa
biakan murni E.coli ATCC 25922 dan kontrol negatif berupa biakan murni
S.aureus ATCC 25923, serta kontrol media untuk meminimalisir terjadinya hasil
pengujian yang bias karena media uji yang terkontaminasi. Kontrol positif akan
membentuk gas, sedangkan kontrol negatif tidak mampu membentuk gas.
Kontrol media yang digunakan merupakan seluruh media yang digunakan dalam
penelitian ini tanpa sampel yang diperlakukan secara sama seperti perlakuan
terhadap media untuk pengujian sampel uji. Kontrol media seharusnya tidak
menunjukkan adanya pertumbuhan bakteri. Tujuan dari pembuatan kontrol ini
adalah untuk memastikan bahwa gelembung yang terbentuk dari sampel adalah
gelembung dari bakteri Coliform dan E.coli bukan dari bakteri lain (Gambar 7).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Gambar 7. Hasil uji konfirmasi Coliform fekal dengan media ECB inkubasi 48 jam
pada suhu 44-45oC
Keterangan gambar :
Hasil positif : terbentuknya gas pada tabung Durham
+ : Kontrol positif dengan biakan murni E.coli ATCC 25922
- : Kontrol negatif dengan biakan murni S. aureus ATCC 25923
A : Sampel es batu I membentuk gas
B : Sampel es batu II membentuk gas
C : Sampel es batu III tidak membentuk gas
M : Kontrol media tidak membentuk gas
Bakteri golongan Coliform termasuk Coliform fekal dan E.coli merupakan
bakteri jenis aerob yaitu bakteri yang membutuhkan oksigen untuk proses
metabolisme dan fakultatif anaerob yaitu bakteri yang menggunakan oksigen
maupun tidak menggunakan oksigen dalam proses metabolismenya. Pembentukan
gas pada tabung Durham oleh bakteri Coliform fekal dan E.coli terjadi karena
adanya peruraian laktosa yang merupakan polimer polisakarida rantai panjang
yang perlu diuraikan dahulu sebelum dapat ditranspor ke dalam sel bakteri.
Laktosa dipecah menjadi galaktosa dan glukosa dengan bantuan enzim β-
galaktosidase yang kemudian dibawa masuk ke dalam sel melalui proses transpor
aktif. Pada mikroba aerob glukosa akan diproses melalui jalur glikolisis yang
menghasilkan asam piruvat. Asam piruvat yang dihasilkan diproses kembali
melalui Siklus Krebs yang menghasilkan asam-asam campuran dan residu berupa
C B A + - M
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
gas CO2, sedangkan pada bakteri fakultatif anaerob, glukosa akan dimetabolisme
dan menghasilkan asam-asam campuran dan gas O2. Asam-asam yang terbentuk
dari proses metabolisme bakteri aerob dan fakultatif anaerob umumnya berupa
asam suksinat dan fumarat (Atlas, 1997).
Hasil uji konfirmasi dilanjutkan dengan uji identifikasi pada media Mac
Conkey Agar dan uji biokimia. Uji identifikasi dan uji biokimia digunakan untuk
memastikan kebenaran adanya bakteri E.coli dari tabung positif dari uji
konfirmasi dengan media ECB.
4. Uji identifikasi Eschericia coli
Pengujian ini hanya dilakukan pada sampel yang menunjukkan reaksi
positif pada uji konfirmasi bakteri Coliform fekal dan E.coli saja, maka hanya
sampel I dan II yang akan digunakan. Hal ini dilakukan karena pada tahap
sebelumnya telah digunakan media ECB yang merupakan media selektif
pertumbuhan bakteri Coliform fekal meliputi E. coli, Klebsiella dan Enterobacter
spp yang mampu memfermentasikan laktosa (Todar, 1998).
Tujuan dari uji identifikasi E.coli adalah untuk mengisolasi dan
mengidentifikasi apakah dalam sampel es batu I dan II terdapat bakteri E.coli.
Media yang digunakan pada uji ini adalah Mac Conkey Agar (MCA). Media Mac
Conkey Agar adalah media agar berwarna merah muda yang dipadatkan pada
cawan petri. Warna merah muda media Mac Conkey Agar disebabkan oleh
komposisi bahan penyusunnya terutama neutral red bile salt yang berwarna
merah. Media ini mempunyai kemampuan untuk memilah bakteri enterik gram
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
negatif yang memfermentasi laktosa, karena media ini mengandung laktosa,
crystal violet dan neutral red bile salt (Fardiaz, 1993).
Crystal violet dan bile salt berfungsi sebagai inhibitor bakteri gram positif
dan beberapa bakteri gram negatif. Bakteri penghasil asam kuat seperti
Escherichia, Klebsiella, dan Enterobacter memperlihatkan koloni berwarna
merah bata, sedangkan bakteri yang tidak memfermentasi laktosa seperti
Salmonella, Proteus, dan Edwardsiella memperlihatkan koloni tidak berwarna
merah bata (Adams dan Moss, 2008).
Gambar 8. Hasil penanaman sampel es batu I dan II pada media Mac Conkey Agar
inkubasi 48 jam pada suhu 35oC
Keterangan :
+ : Kontrol positif biakan murni E.coli ATCC 25922 (koloni E. coli ditunjukkan
dengan panah hijau)
A : Sampel I menunjukkan pertumbuhan koloni E.coli berwarna merah bata
(ditunjukkan dengan panah hijau)
B : Sampel II menunjukkan pertumbuhan koloni E.coli berwarna merah bata
(ditunjukkan dengan panah hijau) dan koloni Klebsiella (ditunjukkan dengan
panah hitam)
M : Kontrol media tidak menunjukkan adanya pertumbuhan koloni bakteri
B A
+ M
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Kemampuan E. coli memfermentasi laktosa menyebabkan penurunan pH,
sehingga mempermudah absorpsi neutral red untuk mengubah koloni menjadi
merah bata dan mengendapkan empedu (bile). Koloni lain misalnya (S.aureus;
Pseudomonas.aeruginosa dan Salmonella), bila tumbuh tidak akan menimbulkan
warna merah bata karena tidak mampu memfermentasi laktosa. Mikroba lain
yang dapat tumbuh pada media ini antara lain Enterobacter; Proteus;
Salmonella; Shigella, Aerobacter; Klebsiella, dan Enterococcus (Fardiaz, 1993).
Satu sengkelit sampel positif dari media ECB ditanam pada MCA secara
streak plate dan diinkubasi pada suhu 35oC selama 24 jam. Isolasi E.coli pada
media ini dinyatakan positif jika terbentuk koloni berwarna merah bata (Gambar
8). Berdasarkan Soemarmo (2008), untuk memastikan bahwa koloni yang
tumbuh adalah E. coli maka dilakukan uji yang sama pada kontrol positif dari
biakan murni E. coli.
Pada uji ini diperoleh hasil sampel I dan II memiliki karakteristik yang
mirip dengan kontrol positif, yaitu koloni menyebar berwarna merah bata.
Jumlah sebaran koloni merah bata pada sampel I lebih sedikit daripada sampel
II. Hal ini dikarenakan pada uji konfirmasi E.coli menggunakan media ECB
sampel I memang memiliki jumlah bakteri yang lebih sedikit jika dibandingkan
dengan sampel II.
Sampel I dan II menunjukkan perbedaan keragaman bakteri yang
tumbuh. Sampel I hanya ditumbuhi bakteri E.coli saja, sedangkan sampel II
ditumbuhi E.coli dan bakteri Coliform fekal lainnya yang diduga adalah
Klebsiella (Gambar 8). Pertumbuhan bakteri Coliform fekal tersebut dikarenakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
media ECB dan MCA yang digunakan dapat ditumbuhi Coliform fekal lain
termasuk Klebsiella (Effendi, 2007).
Salah satu cara membedakan bakteri E. coli terhadap bakteri Coliform
fekal lainnya didasarkan pada pengamatan ciri-ciri morfologi koloninya. Ciri-ciri
morfologi koloni E.coli pada media MCA adalah ukuran koloni sedang, warna
merah bata atau merah tua, sebaran koloni yang tipis seperti awan (smooth),
dan berbentuk kepingan sedikit cembung. Ciri-ciri morfologi koloni Klebsiella
pada media MCA adalah ukuran koloni yang besar-besar, smooth, mucoid,
cembung, berwarna merah bata sampai merah muda, jika koloni diambil dengan
ose kelihatan elastis seperti tali/ benang (Holt, dkk, 2000). Berdasarkan ciri-ciri
morfologi tersebut dapat dipastikan bahwa pada uji identifikasi E. coli ditemukan
juga adanya bakteri Coliform lain yaitu Klebsiella. Hal ini diperkuat dengan
kesesuaian penampakan morfologi dari koloni Klebsiella tersebut.
Uji identifikasi bakteri E.coli adalah suatu metode untuk mengetahui ada
tidaknya bakteri E.coli dalam sampel yang merupakan lanjutan dari uji
konfirmasi bakteri Coliform fekal dengan media ECB. Bakteri Coliform fekal,
misalnya, Escherichia coli, merupakan bakteri yang berasal dari kotoran hewan
atau manusia, sedangkan Enterobacter aerogenes biasanya ditemukan pada
hewan atau tanam-tanaman yang telah mati. Maka uji identifikasi ini hanya dapat
dilakukan jika sampel yang diteliti memiliki hasil positif Coliform fekal dan
sampel I, II telah memenuhi persyaratan untuk dilanjutkan uji identifikasi E.coli
(Fardiaz, 1993).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Uji ini dilakukan dengan mengambil satu sengkelit biakan bakteri
sampel I dan II dari media MCA yang sesuai dengan morfologi koloni bakteri
E.coli berdasarkan Holt,dkk (2000). Biakan tersebut kemudian diuji dengan
pengujian Sulfur Indol Motility (SIM), uji fermentasi larutan gula-gula (glukosa,
laktosa, manitol, maltosa, sukrosa), dan uji sitrat 2%. Kontrol positif dengan
biakan murni E.coli ATCC 25922 dan kontrol negatif dengan biakan murni S.
aureus ATCC 25923 digunakan sebagai pembanding sampel.
Uji Sulfur Indol Motility (SIM) merupakan uji identifikasi E.coli
menggunakan tiga indikator, yaitu sulfur, indol, dan pengamatan motilitas bakteri.
Pengujian ini digunakan untuk mengetahui karakteristik bakteri E.coli. Media
SIM mengandung Pancreatic Digest of Casein, Peptic Digest of Animal Tissue,
Ferrous Ammonium Sulfate, Sodium Thiosulfate, dan Nutrient Agar. Komposisi
media SIM tersebut memungkinkan untuk dilakukan tiga pengujian sekaligus
dalam satu media. Untuk uji indol perlu ditambahkan reagen Kovacs, sedangkan
kandungan Ferrous Ammonium Sulfate dan Sodium Thiosulfate digunakan untuk
uji H2S dan kandungan Nutrient Agar (NA) digunakan untuk uji motilitas
(Finegold dan Baron, 1996).
Uji Sulfur Indol Motility dilakukan pada media yang sama dengan
penambahan reagen dan pengamatan yang berbeda. Media yang digunakan adalah
media Sulfur Indol Motility (SIM). Pengamatan uji sulfur dilakukan dengan
adanya asam amino pada media, pengamatan uji indol dilakukan dengan
penambahan reagen Kovacs, dan uji motilitas diamati penyebaran koloni dalam
media pengujian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Uji sulfur atau H2S digunakan untuk mengetahui kemampuan bakteri
menguraikan asam amino menjadi unsur sulfur H2S diproduksi oleh beberapa
jenis mikroba melalui pemecahan asam amino yang mengandung unsur belerang
(S), seperti lisin dan metionin. H2S dapat diproduksi melalui reduksi senyawa-
senyawa belerang anorganik, misalnya : tiosulfat, sulfit atau sulfat. Adanya H2S
dapat diamati dengan menambahkan garam-garam logam berat ke dalam medium.
Hasil uji dinyatakan positif jika H2S bereaksi dengan senyawa-senyawa ini
ditandai dengan terbentuknya logam sulfit yang berwarna hitam. Hasil uji
dinyatakan negatif jika tidak terbentuk logam sulfit yang berwarna hitam karena
bakteri yang berada dalam medium tersebut tidak dapat menghidrolisis logam-
logam berat yang terkandung dalam medium (Wijayanti, 2009).
Gambar 9. Hasil pengujian H2S sampel es batu I pada uji identifikasi E.coli
Keterangan :
+ : kontrol positif biakan murni E.coli ATCC 25922 (tidak terbentuk warna
hitam logam sulfit)
A : sampel es batu I (tidak terbentuk warna hitam logam sulfit)
- : kontrol negatif biakan murni S. aureus ATCC 25923 (tidak terbentuk warna
hitam logam sulfit)
M : kontrol media tidak menunjukkan pembentukan logam sulfit
+ A - M
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Gambar 10. Hasil pengujian H2S sampel es batu II pada uji identifikasi E.coli
Keterangan :
+ : kontrol positif biakan murni E.coli ATCC 25922 (tidak terbentuk warna
hitam logam sulfit)
B : sampel es batu II (tidak terbentuk warna hitam logam sulfit)
- : kontrol negatif biakan murni S. aureus ATCC 25923 (tidak terbentuk warna
hitam logam sulfit)
M : kontrol media tidak menunjukkan pembentukan logam sulfit
Hasil penelitian sampel I dan II tidak menunjukkan pembentukan sulfur.
Hasil ini tidak dapat digunakan sebagai acuan untuk menyatakan bahwa bakteri
uji adalah E.coli (Gambar 9 dan 10). Hasil dari uji ini dilanjutkan dengan
pengamatan dengan uji Indol dan pengamatan motilitas bakteri. Uji lanjutan
tersebut dilakukan untuk memperkuat pernyataan bahwa identitas bakteri uji
adalah benar E.coli.
Jika bakteri uji mampu menghasilkan sulfur maka sulfur tersebut akan
berinteraksi dengan Ferrous Ammonium Sulfate yang kemudian akan berinteraksi
dengan Sodium Thiosulfate membentuk kompleks Ferrous Thiosulfate berupa
logam berwarna hitam pada permukaan media SIM. Reaksi pembentukan
kompleks Ferrous Thiosulfate dijadikan sebagai indikator kemampuan bakteri
untuk menghasilkan sulfur dalam proses metabolismenya (Finegold dan Baron,
1996).
+ B - M
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Bakteri E.coli memiliki karakteristik mampu membentuk sulfur dan ada
yang tidak. Variasi tersebut menyebabkan hasil uji ini tidak menggambarkan
kesimpulan identitas bakteri. Hasil uji ini dilanjutkan dengan uji indol dan
motilitas bakteri dapat untuk memastikan bahwa bakteri uji adalah E.coli
(Wijayanti, 2009).
Uji indol menggunakan media Sulfur Indol Motility (SIM) dan
penambahan reagen Kovacs. Reagen Kovacs mengandung amil alkohol sehingga
dengan adanya indol dapat menyebabkan amil alkohol berubah warna menjadi
merah tua. Hasil uji ini dinyatakan positif apabila membentuk warna merah pada
permukaan medium. Bakteri E. coli dapat memecah asam amino triptofan karena
memiliki enzim triptofanase untuk memecahkan asam amino triptofan dan
amonia sebagai sumber energi (Fardiaz, 1993).
Asam amino merupakan komponen protein yang umum terdapat dalam
bakteri akibat penguraian protein sebagai sumber energi bakteri. E.coli merupakan
bakteri yang mampu menguraikan triptofan sebagai sumber karbon. E.coli
memiliki enzim triptofanase yang mampu mengkatalis peruraian gugus indol
dari triptofan. Pembentukan indol oleh E.coli dapat diketahui dengan
menumbuhkan bakteri pada media yang kaya dengan triptofan. Penumpukan indol
dalam media dapat diketahui dengan penambahan reagen Kovacs yang
mengandung para-dimetil aminobenzaldehide. Reagen pada media Sulfur Indol
Motility (SIM) khususnya kandungan triptofan akan berinteraksi dengan indol
membentuk warna merah pada permukaan medium yang tidak larut pada air
(Gambar 11).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Gambar 11. Reaksi pembentukan Indol oleh bakteri E.coli (Lay, 1994)
Hasil uji indol menunjukkan bahwa sampel I dan II memberikan hasil
positif karena terjadi pembentukan warna merah pada permukaan medium setelah
ditetesi larutan Kovacs. Sehingga dapat dinyatakan bahwa sampel I dan II
bereaksi positif terhadap Indol yang berarti bakteri tersebut mampu
menghasilkan indol dari peruraian asam amino triptofan (Gambar 12 dan 13).
Gambar 12. Hasil pengujian Indol pada uji identifikasi E.coli pada sampel es
batu I
Keterangan gambar:
+ : kontrol positif (biakan murni E.coli ATCC 25922) terbentuk warna
merah (ditunjukkan dengan tanda panah)
- : kontrol negatif (biakan murni S. aureus ATCC 25923) tidak terbentuk
warna merah
A : sampel es batu I terbentuk warna merah (ditunjukkan dengan tanda
panah)
M : kontrol media tidak terjadi pembentukan warna merah
+ A - M
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Gambar 13. Hasil pengujian Indol pada uji identifikasi E.coli pada sampel es
batu II
Keterangan gambar:
+ : kontrol positif (biakan murni E.coli ATCC 25922) terbentuk warna merah
(ditunjukkan dengan tanda panah)
- : kontrol negatif (biakan murni S. aureus ATCC 25923) tidak terbentuk
warna merah
B : sampel es batu II terbentuk warna merah (ditunjukkan dengan tanda
panah)
M : kontrol media tidak terjadi pembentukan warna merah
Uji motilitas merupakan metode yang digunakan untuk mengidentifikasi
E.coli terhadap bakteri lainnya berdasarkan penyebaran koloni bakteri dalam
media. Uji motilitas juga dilakukan dengan media Sulfur Indol Motility (SIM).
E.coli merupakan bakteri yang memiliki flagel tipe peritrich (flagel berada di
seluruh bagian badan bakteri) untuk melakukan motilitas dalam medium
hidupnya. Kemampuan E.coli untuk dapat bergerak di dalam medium berfungsi
untuk menjangkau bahan nutirisi dan kondisi ideal yang dibutuhkan untuk
mempertahankan hidupnya, namun tidak semua jenis bakteri E.coli melakukan
pergerakan dalam mediumnya. Jika dalam media terdapat pertumbuhan bakteri
yang menyebar maka dinyatakan bahwa bakteri yang diuji tersebut tergolong
sebagai Enterobacter, termasuk E.coli (Soemarmo, 2000).
+ B - M
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Gambar 14. Hasil pengujian motilitas sampel I pada uji identifikasi E.coli
Keterangan gambar:
+ : kontrol positif (biakan murni E.coli ATCC 25922) terbentuk pernyebaran
koloni pada daerah inokulasi (ditunjukkan dengan tanda panah)
- : kontrol negatif (biakan murni S. aureus ATCC 25923) tidak terbentuk
pernyebaran koloni pada daerah inokulasi (ditunjukkan dengan tanda
panah)
A : sampel es batu I terbentuk penyebaran koloni bakteri pada daerah
inokulasi (ditunjukkan dengan tanda panah)
M : kontrol media tidak menunjukkan penyebaran bakteri
Gambar 15. Hasil pengujian motilitas sampel II pada uji identifikasi E.coli
Keterangan gambar:
+ : kontrol positif (biakan murni E.coli ATCC 25922) terbentuk
pernyebaran koloni pada daerah inokulasi (ditunjukkan dengan tanda
panah)
- : kontrol negatif (biakan murni S.aureus ATCC 25923) tidak terbentuk
pernyebaran koloni pada daerah inokulasi (ditunjukkan dengan tanda
panah)
B : sampel es batu II terbentuk penyebaran koloni bakteri pada daerah
inokulasi (ditunjukkan dengan tanda panah)
M : kontrol media tidak menunjukkan penyebaran bakteri
+ A -
+ B -
M
M
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Hasil uji motilitas menunjukkan adanya penyebaran bakteri pada media.
Bakteri ditanam dengan menggunakan ose secara tegak lurus pada media SIM
hingga menyentuh dasar tabung (Gambar 14 dan 15). Media Sulfur Indol Motiity
(SIM) mengandung NA dengan tingkat kepadatan yang rendah (semisolid)
sehingga memudahkan bakteri uji untuk menyebar dalam media tersebut.
Pertumbuhan bakteri uji yang menyebar di sekitar lokasi penanaman menandakan
kemungkinan besar bakteri uji tersebut adalah E.coli.
Kemampuan memfermentasikan berbagai karbohidrat dan produk
fermentasi yang dihasilkan merupakan ciri yang sangat berguna dalam identifikasi
mikroba. Glukosa merupakan senyawa yang paling sering digunakan oleh
mikroba dalam proses fermentasi. Fermentasi merupakan proses oksidasi biologi
dalam keadaan anaerob dengan karbohidrat sebagai substratnya. Hasil dari
fermentasi ini spesifik tergantung pada kemampuan bakterinya. Setiap bakteri
memiliki kemampuan memfermentasikan gula-gula tertentu saja. Uji fermentasi
karbohidrat didasarkan pada pembentukan asam yang akan terlihat dari perubahan
warna medium menjadi kuning dan pembentukan gas yang terlihat dari adanya
gas dalam tabung Durham (Wijayanti, 2009).
Berdasarkan Holt, dkk (2000), E.coli adalah bakteri yang mampu
menguraikan gula-gula spesifik seperti glukosa, laktosa, manitol, maltosa,
maltosa dan sukrosa sebelum dapat ditranspor ke dalam sel. Uji larutan gula-
gula ini terdiri dari beberapa jenis gula di antaranya glukosa, laktosa, manitol,
maltosa, dan sukrosa. Tujuan dari uji ini adalah untuk mengetahui kemampuan
bakteri dalam menguraikan gula-gula spesifik yang mencerminkan sifat bakteri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
tersebut sehingga dapat digunakan sebagai salah satu cara identifikasi bakteri
(Soemarmo, 2000).
Peruraian gula dideteksi dengan bantuan indikator Phenol red. Indikator
ini berwarna merah dan akan berubah warna menjadi kuning jika terjadi
penurunan pH menjadi lebih asam. Proses peruraian gula oleh bakteri
menghasilkan asam piruvat dan asam laktat yang akan menurunkan pH.
Penurunan pH tersebut menyebabkan suasana medium menjadi lebih asam
sehingga warna indikator akan berubah menjadi kuning. Karakteristik E.coli yang
dapat menghasilkan asam-asam tersebut digunakan sebagai kunci identifikasi
E.coli (Soemarmo, 2000).
Gambar 16. Hasil uji fermentasi larutan gula-gula pada sampel I, kontrol positif, kontrol
media dan kontrol negatif
Keterangan :
Larutan gula-gula : 1 (Glukosa), 2 (Laktosa), 3 (Manitol), 4 ( Maltosa), 5 (Sukrosa)
+ : kontrol positif (biakan murni E.coli ATCC 25922) terjadi perubahan warna dari
merah menjadi kuning
- : kontrol negatif (biakan murni S. aureus ATCC 25923) terjadi perubahan warna dari
merah menjadi kuning
A : sampel es batu I terjadi perubahan warna dari merah menjadi kuning
M : kontrol media tidak terjadi perubahan warna dari merah menjadi kuning
A
+ A
- M
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Gambar 17. Hasil uji fermentasi larutan gula-gula pada sampel II, kontrol positif, kontrol
media dan kontrol negatif
Keterangan :
Larutan gula-gula : 1 (Glukosa), 2 (Laktosa), 3 (Manitol), 4 ( Maltosa), 5 (Sukrosa)
+ : kontrol positif (biakan murni E.coli ATCC 25922) terjadi perubahan warna dari
merah menjadi kuning
- : kontrol negatif (biakan murni S. aureus ATCC 25923) terjadi perubahan warna dari
merah menjadi kuning
B : sampel es batu II terjadi perubahan warna dari merah menjadi kuning
M : kontrol media tidak terjadi perubahan warna dari merah menjadi kuning
Hasil uji fermentasi gula-gula pada (Gambar 16 dan 17), menunjukkan
bahwa sampel I dan II menghasilkan perubahan warna indikator dari merah
menjadi kuning. Perubahan warna indikator tersebut menandakan bakteri uji
mampu menguraikan gula-gula. Hasil uji ini dilanjutkan dengan uji sitrat untuk
melengkapi data identitas bakteri uji.
Uji sitrat bertujuan untuk mengetahui penggunaan sitrat sebagai satu-
satunya sumber karbon dan energi oleh bakteri. Media yang digunakan adalah
Simmon’s Citrate Agar yang merupakan medium sintetik dengan Na sitrat
sebagai satu-satunya sumber karbon, NH4 sebagai sumber N dan Brom Thymol
Blue sebagai indikator pH. Mikroba yang menggunakan sitrat akan
-
+ B
M
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
menghilangkan asam dari medium biakan, sehingga terjadi peningkatan pH dan
mengubah warna medium dari hijau menjadi biru (Lay, 1994). Menurut Finegold
dan Baron (1996), kandungan sitrat dalam media yang digunakan adalah 2% yang
merupakan jumlah optimal dalam satu kali pengujian.
Oksaloasetat + asetil-CoA + H2O Sitrat + CoA + H+
Gambar 18. Reaksi pembentukan sitrat oleh bakteri E.coli (Cohen, 2011)
Pertumbuhan bakteri yang menggunakan sitrat sebagai sumber karbon
dilihat dari timbulnya kekeruhan dan perubahan warna media. Bakteri E. coli
dapat menggunakan asetat sebagai sumber karbon, tetapi tidak dapat
menggunakan sitrat. Hasil uji positif ditunjukkan dengan perubahan warna media
dari hijau menjadi biru, sedangkan hasil uji negatif ditunjukkan dengan tidak
adanya pertumbuhan dan media tetap berwarna hijau (Supardi dan Sukamto,
1999).
Gambar 19. Hasil uji sitrat pada sampel I, kontrol positif, kontrol media dan kontrol negatif
Keterangan :
+ : kontrol positif (biakan murni E.coli ATCC 25922) tidak terjadi perubahan warna dari
hijau menjadi biru
- : kontrol negatif (biakan murni Staphylococcus aureus ATCC 25923) tidak terjadi
perubahan warna dari hijau menjadi biru
A : sampel es batu I tidak terjadi perubahan warna dari hijau menjadi biru
M : kontrol media tidak terjadi perubahan warna dari hijau menjadi biru
+ - A M
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Gambar 20. Hasil uji sitrat pada sampel II, kontrol positif, kontrol media dan kontrol
negatif
Keterangan :
+ : kontrol positif (biakan murni E.coli ATCC 25922) tidak terjadi perubahan warna dari
hijau menjadi biru
- : kontrol negatif (biakan murni Staphylococcus aureus ATCC 25923) tidak terjadi
perubahan warna dari hijau menjadi biru
B : sampel es batu II tidak terjadi perubahan warna dari hijau menjadi biru
M : kontrol media tidak terjadi perubahan warna dari hijau menjadi biru
Uji sitrat terkait dengan kemampuan bakteri menghasilkan asam piruvat
dan CO2 dalam proses metabolismenya. Asam piruvat dan CO2 akan berinteraksi
dengan Na sitrat menjadi Na karbonat. Pembentukan Na karbonat menyebabkan
pH media menjadi lebih basa yang menyebabkan indikator Brom Thymol Blue
berubah warna dari hijau menjadi biru yang dapat diamati pada media SIM
(Lennette, 1995).
Hasil uji sitrat menunjukkan bahwa tidak terjadi perubahan warna dan
tidak terbentuk kekeruhan media uji pada sampel I dan II yang berarti bakteri uji
tidak menghilangkan asam-asam dalam medium uji dan tidak mampu tumbuh.
Hasil tersebut mengindikasikan bahwa bakteri uji tidak menggunakan sitrat
sebagai sumber karbon dan energi (Gambar 19 dan 20).
+ - B M
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Dari berbagai pengujian dengan pereaksi biokimia diperoleh rangkuman
hasil seperti pada (tabel VI).
Tabel VI. Hasil uji biokimia E. coli sampel I dan II
Mikroba Glu Lac Man Mal Suc H2S Ind Mot Cit
E.coli tipe I + gas - + + - - + - -
E.coli tipe II + gas + + + +/- - + +/- -
Sampel I + gas + + + + - + + -
Sampel II + gas + + + + - + + -
Keterangan tabel : Glu (Glukosa), Lac (Lactosa), Man (Manitol), Mal (Maltosa), Suc
(Sucrosa), H2S (Uji sulfur), Ind (Indol), Mot (Motilitas), Cit (Citrate), + (positif),
- (negatif), +/- (dapat positif atau negatif)
Berdasarkan persyaratan Standar Nasional Indonesia 01-3839-1995 dan
PerMenKes RI No. 416/MenKes/Per/IX/1990 tentang kualitas es batu dinyatakan
bahwa jumlah total Coliform tidak melebihi 0 bakteri/100ml dan Coliform fekal
tidak melebihi 0 bakteri/100ml. Hasil penelitian es batu produksi skala mikro di
Kecamatan Danurejan Yogyakarta tidak seluruhnya memenuhi
persyaratan.Variasi hasil tersebut tidak lepas dari beragamnya cara pembuatan es
batu yang dilakukan.
Rangkaian pengujian sampel es batu kemasan hasil produksi skala mikro
di Kecamatan Danurejan dari total 49 populasi menunjukkan hasil bahwa
sampel I, II, dan III berdasarkan metode MPN mengandung bakteri golongan
Coliform masing-masing sebanyak 4.300 bakteri/100ml, 9.300 bakteri/100ml,
dan 400 bakteri/100ml. Hasil uji konfirmasi bakteri Coliform fekal berdasarkan
metode MPN diperoleh hasil sampel I dan II positif mengandung cemaran
Coliform fekal sebanyak masing-masing 2.300 bakteri/100ml dan 4.300
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
bakteri/100ml. Sedangkan pada identifikasi E.coli diperoleh hasil sampel I dan
II positif mengandung cemaran E.coli. Sampel IV dan V tidak menunjukkan
adanya kandungan bakteri Coliform, Coliform fekal atau E.coli.
Hasil pengujian tersebut tersebut menunjukkan bahwa kualitas beberapa
es batu produksi skala mikro di Kecamatan Danurejan Yogyakarta tidak
memenuhi persyaratan baku mutu mikrobiologis es batu berdasarkan Standar
Nasional Indonesia 01-3839-1995 dan PerMenKes RI No.
416/MenKes/Per/IX/1990. Kesimpulan ini diperoleh karena tiga sampel es batu
mengandung total Coliform melebihi 0 bakteri/100ml dan Coliform fekal
melebihi 0 bakteri/100ml.
Tingginya cemaran bakteri Coliform, Coliform fekal, dan E.coli dapat
menyebabkan timbulnya beberapa penyakit di antaranya diare, infeksi saluran
pencernaan, infeksi saluran kemih, gastroenteritis, meningitis, peritonitis, dan
infeksi luka. Berbagai infeksi tersebut dapat merugikan konsumen yang
mengkonsumsi es batu dari daerah tersebut. Potensi resiko tersebut perlu dicegah
dengan melakukan edukasi yang dapat meningkatkan pengetahuan para produsen
dalam proses pembuatan es batu sehingga produk yang dihasilkan memenuhi baku
mutu kesehatan yang ditetapkan.
Bakteri Coliform memiliki habitat alami di lingkungan alam, kecuali
E.coli yang habitat alaminya berada di saluran pencernaan. Menurut World Health
Organization (2004), adanya kandungan bakteri Coliform dan E.coli pada sampel
es batu dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu kondisi lingkungan yang
mempengaruhi kualitas sumber air yang digunakan untuk pembuatan es batu dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
higienitas proses pengolahan, pendistribusian, serta penyimpanan es batu terkait
dengan sumber daya manusianya.
Jumlah bakteri Coliform sumber air yang layak digunakan untuk produk
pangan adalah 0 bakteri/ml, maka seharusnya bahan air pada es batu juga harus
bebas dari bakteri Coliform. Sumber air yang sudah tidak sesuai dengan standar
kualitas mikrobiologis tersebut menyebabkan bahan air tersebut tidak layak
diproses menjadi es batu untuk kebutuhan pangan (World Health Organization,
2004). Proses pencemaran pada sumber air tersebut dapat terjadi akibat
lingkungan sekitar sumber air yang kurang sehat. Salah satu contohnya adalah
terlalu dekatnya tempat pembuangan feses/septic tank atau sumber pencemar lain
dengan lokasi sumber air. Bakteri Coliform dan E.coli dalam air dari septic tank
dapat meresap melalui pori-pori tanah menuju sumber air.
Proses pembuatan es batu juga menjadi faktor resiko tercemarnya bahan
pangan tersebut. Proses pembuatan es batu menurut World Health Organization
(2004) adalah terjaminnya kualitas sumber air yang akan digunakan, alat dan
sarana yang digunakan harus terjamin sterilitasnya (perawatan lemari es sesuai
dengan pedoman perawatan pabrik lemari es), selama proses pembuatan tidak
boleh ada kontak langsung tangan/bagian tubuh pembuat es batu dengan bahan
air, proses pendistribusian dan penyimpanannya selalu diawali dengan
membersihkan container es dengan bersih, dan jangan menyimpan barang selain
es batu di lemari es yang digunakan.
Berbagai prosedur pembuatan es batu yang higienis tersebut umumnya
kurang diperhatikan oleh produsen es batu terutama produsen skala mikro.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Langkah-langkah tersebut sering tidak dihiraukan dengan alasan membutuhkan
waktu yang lama dan proses yang rumit. Selain itu, pertimbangan untung rugi
menjadi faktor penentu produsen es batu melaksanakan prosedur standar
pembuatan es batu. Sumber bahan baku air yang sudah memenuhi standar mutu
mikrobiologis tidak menjamin bahwa es batu yang diproduksi benar-benar aman,
jika prosedur pembuatan es batu tidak dilaksanakan dengan tepat.
Edukasi kepada para produsen sangat diperlukan terkait dengan hasil
wawancara peneliti kepada produsen yang seluruhnya tidak mengetahui standar
pembuatan es batu yang sehat. Para produsen hanya mengetahui bahwa es batu
yang sehat dibuat dengan cara memasak bahan dasarnya saja, yaitu air. Menurut
DepKes RI (2004), perlu adanya pengawasan lain yang meliputi kualitas bahan
dasar air, kualitas higienitas pengolahan, pengemasan, pendistribusian, dan
penyimpanan untuk menjamin kualitas keamanan produk es batu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Jumlah bakteri total Coliform dan Coliform fekal pada es batu kemasan dari
lima usaha mikro es batu di Kecamatan Danurejan Yogyakarta pada sampel I
adalah 4.300 Coliform /100ml, sampel II adalah 9.300 Coliform /100ml,
sampel III adalah 400 Coliform /100ml, sampel IV dan sampel V adalah 0
Coliform /100ml. Jumlah bakteri Coliform fekal pada sampel I adalah 2.300
Coliform /100ml, sampel II adalah 4.300 Coliform /100ml, sampel III, sampel
IV, dan sampel V adalah 0 Coliform /100ml.
2. Berdasarkan persyaratan Standar Nasional Indonesia 01-3839-1995 dan
PerMenKes RI No. 416/Men.Kes/Per/IX/1990 tentang kualitas es batu, sampel
I, II, dan III tidak memenuhi persyaratan mikrobiologis karena jumlah total
Coliform dan Coliform fekal lebih dari 0 bakteri/100 ml.
B. Saran
1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut pada es batu kemasan di Kecamatan
Danurejan Yogyakarta, meliputi pengujian parameter kimia, fisika, dan
radioaktif untuk melengkapi data dari penelitian ini.
2. Perlu dilakukan suatu usaha edukasi dan pembinaan kepada produsen es batu
skala mikro di Kecamatan Danurejan tentang cara pembuatan, pengemasan,
pendistribusian, dan penyimpanan es batu sesuai dengan Standar Nasional
Indonesia demi menjamin kualitas produk dan kesehatan masyarakat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
DAFTAR PUSTAKA
Adams, G. K, dan Moss, T., 2008, Enteroaggregative Escherichia coli associated
with a food borne out break of gastroenteritis. Journal of Medical
Microbiology,57:1141-6.
American Public Health Association, 2005, Standard methods for the examination
of water and wastewater, 16th
ed, APHA Inc. Washington D.C
1268pp, 23-30
Atlas, M. R., 1997, Principles of Microbiology 2nd
ed, Wm. C. Brown Publisher,
lowa, 98-99, 152-157.
Arrannilewa, S.T., Salawu, S.O., Sorungbe, A.A., dan Olasalawu, B.B. 2005.
Effect of Frozen Period on the Chemical, Microbiological and
Sensory Quality of Frozen Tilapia Fish (Sarotherodun galiaenus). J.
of Biotechnology: Vol. 4(8):852-855
Badan Pengawasan Obat dan Makanan Republik Indonesia, 2008, Pengujian
Mikrobiologi Pangan, Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan
Makanan, Jakarta, ISSN 1829-9334, Vol. 9(2) : 5-9
Badan Standarisasi Nasional Indonesia, 1992, tentang Standar Definisi, Syarat
Mutu, Pengambilan Contoh, Cara Uji, Syarat Penandaan, dan Cara
Pengemasan Air, Jakarta, 3-6
Badan Standarisasi Nasional Indonesia, 1995, tentang Standar Definisi, Syarat
Mutu, Pengambilan Contoh, Cara Uji, Syarat Penandaan, dan Cara
Pengemasan Es Batu, Jakarta, 2-3
Bonang, G., dan Koeswardono, E.S., 1982, Mikrobiologi Kedokteran untuk
Laboratorium dan Klinik, Penerbit PT Gramedia, Jakarta, 9-12
Brooker, C., 2008, Ensiklopedia Keperawatan, Penerbit Buku Kedokteran EGC,
Jakarta, 214, 215, 219
Chandra, B., 2007, Pengantar Kesehatan Lingkungan, Penerbit Buku Kedokteran
EGC, Jakarta, 40-42,62
Cohen, G.N., 2011, Microbial Biochemistry 2nd
ed, Springer Dordrecht
Heidelberg London, New York, 83
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1992, Tentang Syarat-syarat dan
Pengawasan Kualitas Air, Jakarta, 9-17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1995, SNI 01-3839-1995 tentang
Standar Definisi, Syarat Mutu, Pengambilan Contoh, Cara Uji,
Syarat Penandaan, dan Cara Pengemasan Es Batu, Jakarta, 6-10
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2000, Peran Pemerintah Daerah
dalam Pembangunan Kesehatan, Jakarta, 10
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2004, Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor : 416/MEN.KES/PER/IX/1990, Tentang Syarat-syarat dan
Pengawasan Kualitas Air, Jakarta, 12
Dwiari, S.R., 2008, Teknologi Hasil Pangan, Departemen Pendidikan Indonesia,
Jakarta, 198
Effendi, H., 2007, Telaah Kualitas Air, Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan
Lingkungan Perairan, Penerbit Kanisius, Yogyakarta, 14-15,20, 22-
23
Eliandra, W., 2008, Analisa Kandungan Bakteri Coliform pada 5 Sumber Air
yang Berada di Desa Jabung, Kecamatan Gantiwarno, Klaten,
Skripsi, 37-56, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta
Fardiaz, S., 1993, Analisis Mikrobiologi Pangan, PAU, Institut Pertanian Bogor,
Bandung, 557,559, 608
Finegold, S.M, dan E.J. Baron, 1996, Bailey and Scott’s Diagnostic Microbiology
7th
ed, CV Mostby, Saint Louis, 110-113
Gay, L.r., dan Diehl P.L., 1992, Research Methods for Business and Management,
Macmillan Coll Div, New York, 67-99
Hadioetomo, R.S., 1985, Mikrobiologi Dasar dan Praktek-teknik dan Prosedur
Dasar Dalam Laboratorium, 42-46, Gramedia, Jakarta
Hadyana A. P. dan Qodratillah, M.T., 2002, Kamus Kimia, Pusat Bahasa
Departemen Pendidikan Nasional, Balai Pustaka, Jakarta,119
Holt. J.G., Krieg.N.R., Sneath.P.H.A., Staley.J.T., dan Williams.S.T., 2000,
Bergey’s Manual of Determinative Bacteriology, 9th
ed, William and
Wilkins, Baltiore, Maryland, USA, 175-181, 209-210, 532-536, 544-
551
Institut Teknologi Bandung, 2011, Ada Coliform di Water Tab ITB?,
http://www.itb.ac.id/news/557.xhtml, diakses tanggal 6 September
2011.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Lay, B.W., 1994, Analisis Mikroba di Laboratorium, Ed. I, PT Raja Grafindo
Persada, Jakarta, 15-22
Lennette, E. H., 1995, Manual of Clinical Microbiology, 4th
ed., American Society
for Microbiology, Washington, D. C., 223-230
Macfaddin, J.F., 1990, Biochemical Test for Identification of Medical Bacteria 2nd
ed, Williams and Wilkins, Baltimore, 203-209
Nugraheni, R., 2010, Pengujian Mikrobiologi Balai Besar Pengawasan Obat dan
Makanan Yogyakarta, Universitas Sebelas Maret, Surakarta, 44
Nuria, Cut. M, Rosyid A, dan Sumantri. 2009. Uji Kandungan Bakteri Esherichia
coli pada Air Minum Isi Ulang dari Depot Air Minum Isi Ulang di
Kabupaten Rembang. Mediagro Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Vol. 5.
No. 2, 27-35
Prastiwi, A., 2006, Jenis Bakteri Laktosa Fermenter Cepat pada Es Batu Balok
yang Dijual di Jalan Wonodri Baru Semarang, Tesis, 47, Universitas
Muhammadiyah Semarang, Semarang, 34
Primasentra, A., 2010, Usaha Untuk Ibu Rumah Tangga, Modal 1 juta,Percetakan
Galang Press, Yogyakarta, 45-47
Purnawijayanti, A. H, 2001, Sanitasi, Higiene, dan Keselamatan Kerja Dalam
Pengolahan Makanan, Percetakan Kanisius, Yogyakarta, 51-59.
Slamet, J.S., 1994, Kesehatan Lingkungan, Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta, 3-4
Todar,K, 1998. Analytical Method of Bacteriology at UW-Madison,
http://www.bact.wisc.edu/Bact330/lecturestaph, diakses tanggal 11
Januari 2012
Soemarmo, 2000, Analisis dan Pengujian Mikrobiologi, Akademi Analisis
Depertemen Kesehatan Indonesia, Yogyakrta, 45-67
Supardi dan Sukamto, 1999, Mikroorganisme Penyebab Penyakit Menular.
dalam : Mikrobiologi dalam Pengolahan dan Keamanan Pangan,
Edisi Pertama, Yayasan Adikarya IKAPI dengan The Ford
Foundation, 157-173
Suriawiria, U., 1995, Pengantar Mikrobiologi Umum, Penerbit Angkasa,
Bandung, 34-49
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Underwood, J.C.E, 1999, Patologi Umum dan Sistematik, Edisi II, Penerbit Buku
Kedokteran EGC, Jakarta, 442-447
Universitas Gadjah Mada, 1993, Dasar-dasar Pemeriksaan Mikrobiologi,
Fakultas Kedokteran Bagian Mikrobiologi, Yogyakarta, 15-25, 27-
54,127-134
Widiyanti, N.L.P.M., dan Ristianti, N.P., 2004, Analisa Kualitatif Bakteri
Coliform pada Depo Air Isi Ulang di Kota Singaraja Bali, Penelitian
dan Pengembangan Departemen Kesehatan Indonesia, Jurnal
Ekologi Kesehatan Vol.3. No 1, 64-70
World Health Organization, 1996, Guidelines for Drinking-water Quality, Vol. 1.,
Geneva, 4-19
World Health Organization, 2004, Guidelines for Drinking-water Quality, 2nd
ed ,
vol. 2, Health Criteria and Other Supporting Information, Geneva,
229-230
Wijayanti, S., 2009, Identifikasi dan Pemeriksaan Jumlah Total Bakteri Susu Sapi
Segar dari Koperasi Unit Desa di Kabupaten Boyolali, Tesis, 21-
22, Universitas Muhammadiyah Semarang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Lampiran 1. Tabel Most Probable Number (MPN) Deret 3 Tabung (Badan Standar
Nasional Indonesia No.01-3839-1995)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Lampiran 2. Baku Mutu Es Batu Berdasarkan Standar Nasional Indonesia 01-3839-
1995
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Lampiran 3. Hasil Uji Konfirmasi Coliform dengan media Brilliant Green Lactose
Bile Broth 2% es batu sampel II dan III inkubasi 48 jam pada suhu 36o±1
oC
Sampel II
Keterangan gambar :
Hasil positif ditunjukkan dengan adanya pembentukan gas pada tabung Durham
A : konsentrasi sampel II es batu 10-1
B : konsentrasi sampel II es batu 10-2
C : konsentrasi sampel II es batu 10-3
Sampel III
Hasil uji konfirmasi bakteri coliform sampel III dengan media BGLB
Keterangan gambar :
Hasil positif ditunjukkan dengan adanya pembentukan gas pada tabung Durham
A : konsentrasi sampel III es batu 10-1
B : konsentrasi sampel III es batu 10-2
C : konsentrasi sampel III es batu 10-3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Lampiran 4. Hasil Uji Most Probable Number dan Identifikasi Eschericia coli pada
Sampel Es Batu kemasan di Kecamatan Danurejan Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Lampiran 5. Surat ijin melakukan penelitian di Balai Laboratorium Kesehatan
Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
BIOGRAFI PENULIS
Penulis skripsi yang berjudul “Analisa Bakteri
Coliform dalam Produk Es batu Kemasan dari 5 Usaha
Mikro dengan Metode Most Probable Number (MPN) di
Kecamatan Danurejan, Yogyakarta” memiliki nama
lengkap Adityawarman. Penulis dilahirkan di Yogyakarta, 8
Juni 1990 atas karunia Tuhan Yang Maha Esa sebagai putra pertama dari dua
bersaudara dari pasangan Bambang Santoso dan Sri Sukarsih. Pendidikan formal
yang telah ditempuh penulis yaitu di Taman kanak-kanak Kanisius Karitas pada
tahun 1994-1996, dilanjutkan sekolah tingkat dasar di SD Kanisius Karitas pada
tahun 1996-2002, pendidikan tingkat menengah pertama di SMP Negeri II Mlati
tahun 2002-2005, pendidikan tingkat menengah di SMA Negeri I Sleman tahun
2005-2008. Penulis kemudian melanjutkan pendidikan tingkat perguruan tinggi di
Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma dari tahun 2008-2012. Selama masa
pendidikan penulis pernah menjadi pelajar teladan tingkat SMP tahun 2004 dan
peraih medali emas Pekan Ilmiah Nasional tahun 2011 dan aktif dalam kegiatan
masyarakat, keagamaan, dan kepanitiaan baik disekolah maupun kampus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI