Upload
hoangthuan
View
231
Download
12
Embed Size (px)
Citation preview
ANALISIS BAURAN PEMASARAN PEMBIAYAAN KPR IB PADA
BPRS AL SALAAM
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Persyaratan Meraih Gelar Sarjana Ekonomi (S.E.)
Disusun oleh :
NAILA RAHMA
NIM. 1112046100157
JURUSAN PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULAH
JAKARTA
2016 M/ 1438 H
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Data Pribadi
1. Nama : Naila Rahma
2. Tempat Tanggal Lahir: Brebes, 1 Mei 1993
3. Alamat : Jl. Sumatra No. 9 H2 Sek. 14-4 Nusaloka BSD
Serpong Tangerang Selatan Banten
4. Agama : Islam
5. Nama Ayah : Drs. M. Yazid Thoyib
6. Nama Ibu : Nurjanah Siregar
7. Nomor Hp : 08567008864
8. Email : [email protected]
B. Pendidikan Formal
1. 1999-2005 : SDN 02 Jurang Mangu Timur
2. 2005-2008 : MTS Daarul Muttaqien
3. 2009-2012 : SMAN 4 Kota Tangerang Selatan
4. 2012-2016 : S1 Ekonomi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
C. Pendidikan Non Formal
1. 2015- Sekarang : KAHFI BBC Public Speaking Motivator School
D. Pengalaman Organisasi
1. 2007-2008 : Anggota KOPASUS (Kelompok Pramuka Khusus)
2. 2009-2011 : Anggota Rohis SMAN 4 Kota Tangerang Selatan
3. 2010-2011 : Ketua OSIS SMAN 4 Kota Tangerang Selatan
4. 2012 : Anggota LK1 HMI (Himpunan Mahasiswa Islam)
5. 2012-2015 : Anggota Muda Teater Syahid UIN Jakarta
6. 2012-2013 : Kadiv. Bidang Kemahasiswaan HMPS Muamalat
7. 2013-2014 : Sekretaris General HMPS Muamalat
8. 2014-2015 : Kadiv. Seni dan Budaya DEMA FSH UIN Jakarta
vi
ABSTRACT
Naila Rahma, student ID: 1112046100157, Analysis of Marketing Mix Costing
KPR iB in BPRS Al Salaam, undergraduate program (S-1), Sharia Banking
Program, Faculty of Economics and Business, State Islamic Syarif Hidayatullah
University Jakarta 2016, xi + 100 pages + 10 attachments.
This research aims to determine the mechanism of KPR iB costing in Al
Salaam and the marketing mix which have done by BPRS AL Salaam for knowing
the strength, Weakness, Opportunities, and Threat as well as knowing the strategy
overview to increase the product of KPR iB costing BPRS Al Salaam. This
research utilizes the qualitative method which the result of the case study is
descriptive information. The technique of data sampling, the writer did the direct
visit to BPR Al Salaam office doing the personal interview with Mr.Ahmad
Muzakki as a supervisor of Invention product and Business Non-Vehicle BPRS Al
Salaam. Then, this interview also provided with documentation. To sum up, the
analysis that has done by BPRS Al Salaam has a good opportunity to develop a
costing product of KPR iB BPRS Al Salaam in the future because BPRS AL
Salaam is one of the pioneers Sharia Rural Bank which can support KPR iB
costing.
Keywords : Strategy, Marketing Mix, Sharia KPR, SWOT Analysis
Supervisor : Yuke Rachmawati, M.A
References : 1996 to 2015
vii
ABSTRAK
Naila Rahma, NIM: 1112046100157, Analisis Bauran Pemasaran
Pembiayaan KPR iB Pada BPRS AL Salaam, Strata Satu (S1), Jurusan Perbankan
Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2016, xi
+ 100 halaman + 10 halaman lampiran
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui mekanisme pembiayaan KPR
iB BPRS Al Salaam serta Bauran Pemasaran (Marketing Mix) yang dilakukan
oleh BPRS Al Salaam yang kemudian untuk mengetahui hasil analisa Kekuatan
(Strenghts), Kelemahan (Weaknesses), Peluang (Opportunities), dan Tantangan
(Threat) serta gambaran strateginya sehingga dapat diaplikasikan untuk
peningkatan produk pembiayaan KPR iB BPRS Al Salaam. Penelitian ini
menggunakan metode kualitatif, yaitu studi kasus yang menghasilkan data-data
deskriptif yang dituangkan dalam kata-kata. Teknik pengumpulan data pada
penelitian ini penulis melakukan kunjungan langsung ke BPRS Al Salaam kantor
Cinere untuk melakukan wawancara pribadi dengan Supervisor bagian
Pengembangan Produk dan Bisnis Non Motor BPRS Al Salaam Bapak Ahmad
Muzakki dan dilengkapi dengan data dokumentasi. Kesimpulan dari analisis yang
dilakukan adalah BPRS Al Salaam memiliki peluang yang tinggi dalam
mengembangkan produk pembiayaan KPR iB BPRS Al Salaam kedepannya,
karena BPRS Al Salaam merupakan salah satu pelopor Bank Perkreditan Rakyat
Syariah yang mampu memberikan pembiayaan KPR iB.
Kata kunci : Strategi, Bauran Pemasaran, KPR Syariah, Analisis SWOT
Pembimbing : Yuke Rachmawati, M.A
Daftar Pustaka : Tahun 1996 s.d. 2015
viii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Semesta Alam, yang
senantiasa melimpahkan curahan rahmat dan kasih sayangnya yang tiada hentinya
kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan sebagai pemenuhan
persyaratan untuk mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Syariah pada Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Shalawat serta salam tidak lupa penulis haturkan kepada junjungan kita
Nabi Besar Muhammad SAW, beserta keluargam sahabat serta umat-umatnya
yang insya Allah kita termasuk didalamnya.
Selama proses penulisan skripsi ini penulis sangat menyadari bahwa dalam
proses tersebut tidaklah lepas dari segala bantuan, bimbingan dan motivasi dari
berbagai pihak, oleh karenanya pada kesempatan ini penulis menyampaikan
ucapan terimakasi kepada yang terhormat:
1. Bapak Dr. Asep Saepudin Jahar, M.A, selaku Dekan Fakultas Syariah dan
Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Dr. Arief Mufraini. LC.,M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak A.M. Hasan Ali, M.A, dan Bapak Abdurrauf, Lc.,M.A, selaku
Ketua dan Sekretaris Program Studi Muamalat Fakultas Syariah dan
Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak Adhitya Ginanjar, S.E.,M.Si, dan Ibu Fitri Damayanti, S.E.,M.Si,
selaku Ketua dan Sekretaris Jurusan Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi
dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Ibu Yuke Rahmawati, MA, atas kesediannya memberikan waktu kepada
penulis untuk membimbing dan mengarahkan dengan penuh perhatian dan
kesabaran, sekaligus sebagai Penasehat Akademik yang telah memberikan
motivasi dalam menuntut ilmu selama bangku kuliah.
6. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Syariah dan Hukum Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, yang dengan penuh kesabaran
ix
dan keikhlasan untuk memberikan ilmunya kepada penulis selama bangku
kuliah
7. Bapak Ahmad Muzakki selaku bagian Kepala Divisi Pembiayaan dan
Pengembangan Produk BPRS AL Salaam Cinere yang telah memberikan
waktu dan kesempatan dalam memberikan data penelitian skripsi.
8. Bapak Fahmi dan Bapak Iqbal selaku staff BPRS AL Salaam Cinere yang
telah membantu kelancaran dalam observasi penelitian.
9. Kepala Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Syariah dan
Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
memberikan fasilitas untuk mengadakan studi kepustakaan.
10. Kedua orang tuaku tercinta. Bapak K.H. Drs. Yazid Thoyib dan Nurjannah
Siregar, yang merupakan motivasi terbesar dalam hidup saya. Terimakasih
atas setiap do’anya, setiap nasihat dan dukungannya.
11. Untuk orang-orang terdekatku, sahabat yang sudah menjadi saudaraku
bosqu Farah Lisani, Moena Azizah, Wanda Kurniandy, Ceisa Shadrina P,
Syarah Mahbubah, dan Aditya Rachman yang selalu menemani masa
kuliah, teman-teman seperjuangan Jurusan Perbankan Syariah 2012 (D)
kloter terakhir di FSH, teman-teman Teater Syahid, SEMA FSH, DEMA
FSH dan HMPS Muamalat, KKN BLOSSOM, untuk teman yang selalu
bersinergy Andri, Benny, Mutiara, serta KAHFI BBC Motivator School,
terimakasih Om Tubagus Wahyudi yang selalu memberikan wejangan.
Terimakasih atas dukungan, semangat dan keceriaan yang telah kalian
berikan sehingga membuat penulis yakin dan percaya diri untuk tidak
berhenti dan selalu berusaha untuk melakukan yang terbaik.
12. Seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, namun telah
memberikan kontribusi yang cukup besar sehingga penulis dapat lulus
menjalani perkuliahaan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta hingga akhir.
Akhirnya semoga Allah SWT memberikan karunia, limpahan
rahmat dan hidayatnya atas semua kebaikan yang telah diberikan kepada
x
penulis, dan penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan
manfaat bagi pembaca dan pihak-pihak yang memerlukan.
Tangerang Selatan, 6 November 2016
6 Shafar 1438 H
xi
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI.................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ........................................................... iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ................................... iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................................... v
ABSTRACK .............................................................................................................. vi
ABSTRAK ................................................................................................................. vii
KATA PENGANTAR ............................................................................................... viii
DAFTAR ISI .............................................................................................................. x
DAFTAR TABEL ...................................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. xiii
BAB 1: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................... 8
C. Batasan dan Rumusan Masalah ................................................... 9
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................... 9
E. Kerangka Pemikiran .................................................................... 10
F. Sistematika Penulisan .................................................................. 11
BAB II: TINJAUAN TEORITIS
A. Strategi Pemasaran ...................................................................... 12
1. Pengertian Strategi Pemasaran ............................................. 12
2. Konsep Pemasaran ............................................................... 17
3. Tujuan Pemasaran ................................................................ 21
B. Bauran Pemasaran ........................................................................ 21
xii
C. Pembiayaan Perbankan Syariah Syariah ...................................... 34
D. Pembiayaan KPR Syariah ............................................................ 45
E. Studi Terdahulu ............................................................................ 47
BAB III: METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ............................................................................ 52
B. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................... 52
C. Jenis Data .................................................................................... 53
D. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 53
E. Teknik Analisa Data .................................................................... 55
BAB IV: ANALISIS BAURAN PEMASARAN PEMBIAYAAN KPR iB
BPRS AL SALAAM
A. Gambaran Umum BPRS AL Salaam ............................................. 59
B. Bauran Pemasaran Pembiayaan KPR iB BPRS Al Salaam ........... 64
C. Analisis SWOT Bauran Pemasaran Pembiayaan KPR iB BPRS
Al Salaam ...................................................................................... 84
BAB V: PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................... 97
B. Saran.......................................................................................... 99
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Matrik Analisis SWOT .............................................................................. 54
Tabel 4.1 Contoh Perhitungan Flat KPR iB BPRS AL Salaam ................................. 65
Tabel 4.2 Realisasi Pembiayaan KPR iB BPRS AL Salaam ................................... 81
Tabel 4.3 Matrik Analisis SWOT Bauran Pemasaran BPRS AL Salaam ................. 89
Tabel 4.4 Aspek Analisis SWOT ............................................................................... 91
xiv
DATAR GAMBAR
Gambar 2.1 Skema Murabahah .................................................................................. 42
Gambar 3.1 Diagram Posisi Perusahaan .................................................................... 56
Gambar 4.1 Prosentase Target Pembiayaan BPRS AL Salaam ................................. 59
Gambar 4.2 Mekanisme Murabahah BPRS Al Salaam ............................................. 75
Gambar 4.3 Modal BPRS AL Salaam Tahun 2011-2015 .......................................... 80
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam dunia perbankan di Indonesia saat ini, perbankan syariah sudah
tidak lagi dianggap sebagai tamu asing. Hal ini disebabkan kinerja dan distribusi
perbankan syariah terhadap perkembangan industri perbankan di Indonesia selama
10 tahun terakhir. Kinerja ini semakin nyata ketika badai krisis ekonomi melanda
Indonesia, ketika perbankan konvensional banyak yang terpuruk, perbankan
syariah relatif dapat bertahan bahkan menunjukan perkembangannya, data
menunjukan bahwa pada akhir 1996, jumlah keseluruhan kantor pusat, kantor
cabang, kantor capem, maupun kantor kas, yaitu 41 kantor. Bulan Januari 2003
jumlahnya telah menjadi 116 kantor.1 Dalam perkembangan perbankan syariah
selama ini sampai pada tahun 2016 menunjukan jumlah bank syariah di Indonesia
berjumlah 199 bank syariah yang terdiri dari 12 Bank Umum Syariah (BUS), 22
Unit Usaha Syariah (UUS), dan 165 Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS).2
Sebagaimana telah diketahui bahwa bank adalah sebuah lembaga
intermediasi keuangan. Perbankan adalah suatu lembaga yang melaksanakan tiga
fungsi utama, yaitu menerima simpanan uang, meminjamkan uang, dan jasa
pengiriman uang, didalam sejarah perekonomian kaum muslimin, fungsi-fungsi
bank telah dikenal sejak zaman Rasulullah SAW. Fungsi-fungsi tersebut adalah
1 Imam Hilman dkk, Perbankan Syariah Masa Depan, (Jakarta, Senayan Abadi
Publising, 2003), hal. 3-4 2 www.bi.go.id
2
menerima titipan harta, meminjamkan uang untuk keperluan konsumsi dan untuk
keperluan bisnis, serta melakukan pengiriman uang.3
Perlunya lembaga yang dapat menjadi mediator antar pemilik kelebihan
dana dan pihak yang memerlukan dana merupakan salah satu solusi dalam
memecahkan masalah perekonomian rakyat tersebut. Dana ini yang akan
digunakan untuk mengaktifkan sektor rill atau ekonomi rakyat. Lembaga ekonomi
yang dapat menjadi mediator kebutuhan dana bagi rakyat yang ingin
mengembangkan sektor rill adalah lembaga keuangan mikro, salah satu lembaga
keuangan mikro syariah hadir dalam bentuk Bank Perkreditan Rakyat Syariah
(BPRS).
Di Indonesia, sejak dikeluarkannya UU Perbankan dan Undang-Undang
No.23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan UU
No. 3 Tahun 2004 yang mengakomodasi perbankan syariah, maka sejak tahun
1998 perbankan syariah nasional berkembang cukup pesat, baik aset maupun
kegiatan usahanya.4 Dasar hukum utama bagi operasional perbankan syariah pada
saat ini adalah UU Perbankan, UU Perbankan Syariah, Peraturan-Peraturan Bank
Indonesia (PBI) tentang Perbankan Syariah, antara lain PBI No.11/3/PBI/2009
tentang Bank Umum Syariah dan PBI No. 11/23/PBI/2009 tentang Bank
Perkreditan Rakyat Berdasarkan Prinsip Syariah serta Surat Edaran Bank
Indonesia (SEBI) yang terkait, yaitu masing-masing No. 11/9/DPbS tanggal 7
3 Biro Perbankan Syariah Bank Indonesia, Islam dan Perbankan Syariah,
(Jakarta: Karim Business Consulting, 2001), h.1 4 Wangsawidjaja, Dr.A., Pembiayaan Bank Syariah, ( Jakart: PT Gramedia
Pustaka), h. 10
3
April 2009 Perihal Bank Umum Syariah dan No. 11/34/DPbS tanggal 23
Desember 2009 Perihal Bank Pembiayaan Rakyat Syariah.5
Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/23/PBI/2009 Tentang Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah sebagaimana yang dimaksud dalam UndangUndang
Nomor 21 Tahun 2008 menetapkan BPRS adalah Bank Pembiayaan Rakyat
Syariah.6 Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) adalah bank yang
melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan Prinsip Syariah yang dalam
kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.7
Berdirinya BPRS dilatarbelakangi oleh kondisi ekonomi Indonesia yang
tengah mengalami restrukturisasi ekonomi, restrukturisasi perekonomian di
Indonesia itu terwujud dalam berbagai kebijakan baik di bidang keuangan,
moneter termasuk dalam bidang perbankan. Selain itu, berdirinya BPRS
dilatarbelakangi oleh adanya peluang bagi pengembang bank Islam dalam
Undang-undang (UU) Perbankan yang membolehkan menggunakan prinsip bagi
hasil.8
Salah satu fungsi utama bank syariah adalah menyalurkan dana.
Penyaluran dana yang dilakukan bank syariah adalah pemberian pembiayaan
kepada debitur yang membutuhkan, baik untuk modal usaha maupun untuk
konsumsi. Praktik pembiayaan yang sebenarnya dijalankan oleh lembaga
5 Ibid., h. 19
6 Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/23/PBI/2009 Tentang Bank Pembiayaan
Rakyat 7 Undang-undang Republik Indoneisa NO. 21 tahun 2008 Tentang Perbankan
Syariah 8 H.A. Djazuli, Yadi Janwari, Lembaga-lembaga Perekonomian Umat (LPU),
(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002) hal. 108
4
keuangan Islam adalah pembiayaan dengan sistem bagi hasil. Praktik bagi hasil
ini terkemas dalam dua jenis pembiayaan, yaitu pembiayaan mudharabah dan
pembiayaan musyarakah. Jenis pembiayaan lainnya adalah terkemas dalam
pembiayaan berakas atau sistem jual beli, yaitu pembiayaan murabahah, bai as-
salam, dan bai isthisna, dan juga terdapat sistem sewa dengan akad ijarah9.
Melihat pertumbuhan penduduk di Indonesia yang tinggi berbanding lurus
dengan peningkatan kebutuhan tempat tinggal, bank sebagai pihak yang mampu
menyalurkan dana melihat potensi kebutuhan akan tempat tinggal membuat bank-
bank syariah mengeluarkan produk dengan berbagai akad dalam sistem pembelian
Kredit Pemilikan Rumah (KPR) sebagai tingkat konsumtif yang tinggi. Kredit
Pemilikan Rumah atau biasa disebut KPR merupakan salah satu langkah bank
untuk memberikan kemudahan kepada masyarakat untuk dapat membeli rumah
dengan cara cicilan.10
Bahkan bank bekerjasama dengan pemerintah dalam
memberikan pembiayaan KPR bersubsidi yang ditujukan kepada masyarakat
menengah kebawah agar dapat memiliki rumah sendiri.
KPR merupakan perwujudan dari peranan bank sebagai intermediary, dan
peranan sebagai intermediary ini tidak hanya ada pada bank konvensional,
melainkan juga terdapat pada bank syariah. Bedanya, bank syariah dalam
melakukan kegiatan usahanya tidak berdasarkan bunga (interest free).11
KPR
tergolong dalam jenis kredit konsumsi, yaitu kredit jangka pendek atau panjang
9 Muhamad, DRS, M.Ag, Manajemen Bank Syariah, (Yogyakarta:2002), h.259
10 Hermansyah, Hukum Perbankan Nasional Indonesia, Ed. Rev. Cet. 6, (Jakarta:
Kencana, 2011) h. 61 11
Sutan Remy Sjahdaini, Perbankan Islam dan Kedudukannya dalam tata Hukum
Perbankan Indonesia, (Jakarta: Pustaka Utama Grafiti, 1999), h. 4
5
yang diberikan kepada debitur untuk membiayai barang-barang kebutuhan atau
konsumsi dalam skala kebutuhan rumah tangga yang pelunasannya dari
penghasilan bulanan nasabah bulanan nasabah debitur yang bersangkutan.12
Banyak cara yang dapat ditempuh oleh masyarakat dalam memenuhi
kebutuhan pokok mereka dalam hal perumahan. Disinilah bank muncul
menjembatani kepentingan pembeli dan menjual rumah dengan menawarkan
fasilitas kredit pemilikan rumah.13
Dengan maraknya produk pembiayaan KPR,
tidak hanya bank konvensional saja yang mengeluarkan produk tersebut namun
bank syariah juga mulai mengeluarkan produk pembiayaan rumah hunian yang
berlandaskan syariah. Dalam mengeluarkan produk pembiayaan hunian syariah
bank syariah menawarkan berbagai produk-produk pembiayaan KPR dengan
mekanisme yang berbeda-beda sesuai kebutuhan nasabah. Hal ini bertujuan untuk
memudahkan dan meringankan nasabah dalam menentukan rumah sesuai
kemampuan finansialnya. Kemudahan yang diberikan bank dalam memenuhi
salah satu kebutuhan primer manusia ini mendapatkan respon positif dari
masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan peningkatan yang signifikan terhadap
pembiayaan KPR baik di Bank Konvensional maupun Bank Syariah. Akibat suku
bunga yang naik pada tahun 2014 suku bunga kredit korporasi dan kredit
konsumsi KPR naik masing-masing menjadi 10,4% dan 8,8%. Kredit ritel, kredit
mikro dan kredit konsumsi non-KPR juga mengalami kenaikan menjadi 10,7%,
12
Helmi Haris, Pembiayaan Kepemilikan Rumah, (Sebuah Inovasi Pembiayaan
Perbankan Syariah), (La Riba,2007), Vol.1 13
Cara Mudah Memahami dan Memilih KPR, artikel diakses 3 Oktober 2016/
www.housing-estate.com
6
9,7% dan 9,6% pada triwulan I-2014.14
Namun permintaan KPR mengalami
perlambatan pada tahun 2015 hal ini tercermin dari Indeks Harga Properti
Residensial yang tumbuh sebesar 1,44% (qtq) atau 6,27% (yoy). Lebih rendah
dari pertumbuhan triwulan sebelumnya yang tercatat 1,54% (qtq) atau 6,29%
(yoy). Perlambatan terjadi pada semua tipe rumah.15
Pertumbuhan dalam sektor properti juga akan terus naik, hal ini sejalan
dengan rencana pemerintah yang siap menggelontorkan dana hingga Rp 313
Triliun untuk infrastruktur, dalam peluang inilah percepatan pembangunan
infrastruktur perbankan memiliki peluang besar dalam penyaluran kredit
konstruksi.16
Peluang pembiayaan properti bagi perbankan tidak hanya dipicu oleh
rencana pembangunan infrastruktur, tetapi juga pembiayaan perumahan terutama
pada segmen kalangan menengah ke bawah.
Sektor pembiayaan perbankan yang umunya masuk ke bpada level
menengah keatas mulai merambah pada level menengah kebawah, hal ini
membuat lembaga keuangan syariah yang berada pada level menengah kebawah
berusaha membuat pengembangan dalam produk pembiayaannya.
Sejalan dengan pertumbuhan pembangunan infrastruktur tersebut, BPRS
Al Salaam Cinere mulai merambah segmen baru dalam produk pembiayaan
pembangunan rumah BPRS Al Salaam merupakan Lembaga Keuangan Mikro
14
Bank Indonesia, Statistik Perbankan Syariah, h. 5 15
Bank Indonesia, Hasil Survei Harga Properti Residensial (SHPR)-Primer 2015:
Pertumbuhan Harga Properti Residensial Melambat 16
http://infobanknews.com/menilik-potensi-kredit-properti-di-2016/ diakses 2
Oktober pukul 22:58
7
Syariah (LKMS) yang berada di Jl. Cinere Raya Blok A No. 42, Limo Depok.
BPRS AL Salaam melayani jasa keuangan berupa simpanan dan pembiayaan yang
berdasarkan prinsip syariah. Sumber dana yang dikelola BPRS Al Salaam
berasala dari dana sendiri serta dana pihak ketiga. Salah satu fasilitas dari BPRS
Al Salaam adalah Pembiayaan. Pembiayaan yang dikeluarkan oleh BPR AL
Salaam cukup beragam salah satunya yaitu Pembiayaan Kredit Kepemilikan
Rumah (KPR) iB.17
Dalam strategi pemasaran terdapat istilah Bauran Pemasaran (Marketing
Mix). Bauran pemasaran merupkan cara dimana pengusaha dapat mempengaruhi
konsumennya yang memerlukan perencanaan dan pengawasan yang matang serta
perlu dilakukan tindakan-tindakan konkret.18
Untuk keperluan tersebut pengusaha
dapat melakukan tindakan-tindakan yang terdiri dari 4 macam, yaitu tindakan
mengenai produk (product), harga (price), distribusi atau penempatan produk
(place), dan promosi (promotion).19
Hal ini menjadi menarik untuk mengetahui bagaimana penerapan
manajemen pemasaran, khususnya mengenai bauran pemasaran tersebut ke dalam
sebuah pembiayaan KPR iB BPRS AL Salaam Cinere yang tentunya akan
memberi manfaat terhadap BPRS Al Salaam sebagai masukan dari strategi
pemasarannya.
17
www. BPRS Al-Salam.co.id 18
Drs. H. Indriyono Gitosudarmo, M. Com. (Hons), Manajemen Strategis,
(Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta, 2001) hal. 203 19
Ibid.
8
Dengan memahami bahwa suatu pembiayaan terutama pada produk yang
baru akan dikembangkan menjadi salah satu yang urgensi untuk diketahui dalam
bauran pemasaran, maka penulis menjadi tertarik untuk menganalisis mengenai
upaya BPRS Al Salaam Cinere untuk dapat mengembangkan produk KPR iB nya.
Oleh karena itu, penulis bermaksud untuk mengadakan penelitian di BPRS AL
Salaam Cinere mengenai bauran pemasaran yang merupakan bagian dari strategi
pemasaran yang penerapannya dapat dilakukan pada lembaga apapun untuk
menghasilkan produk yang baik berupa barang ataupun jasa. Seperti halnya BPRS
Al Salaam Cinere yang memberikan Pembiayaan KPR iB kepada nasabahnya.
Atas dasar pertimbangan diatas, penulis tertarik untuk mengambil judul
penelitian “ANALISIS BAURAN PEMASARAN PEMBIAYAAN KPR iB
PADA BPRS AL SALAAM”
B. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah diperlukan untuk memaparkan permasalahan yang
ada pada objek yang akan diteliti sebelum dibuat pembatasan dan perumusannya,
antara lain :
1. Mekanisme produk pembiayaan KPR iB
2. Produk Kredit Pemilikan Rumah berbasis syariah
3. Tingkat konsumsi masyarakat terhadap hunian KPR iB
4. Nasabah yang mengajukan pembiayaan memiliki latarbelakang yang
variatif
5. Perlunya manajemen pemasaran dalam pembiayaan KPR iB
6. Upaya memaksimalkan pembiayaan KPR iB
9
C. Pembatasan dan Rumusan Masalah
1. Batasan Masalah
Pada penelitian skripsi ini, penulis akan membatasi pada seputar strategi
berkenaan dengan bauran pemasaran pembiayaan KPR iB BPRS Al Salaam
Cinere. Penulis juga akan akan membahas mengenai implementasi dari bauran
pemasaran pembiayaan KPR iB BPRS Al Salaam Cinere.
2. Perumusan Masalah
a. Bagaimana bauran pemasaran pembiayaan KPR iB BPRS AL
Salaam Cinere ?
b. Bagaimana implementasi bauran pemasaran pembiayaan KPR iB
BPRS Al Salaam Cinere?
c. Bagaimana analisis SWOT bauran pemasaran KPR iB BPRS AL
Salaam?
D. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai penulis dari penelitian ini adalah:
1. Menjelaskan cara dan prosedur yang diterapkan dalam produk
pembiayaan KPR iB BPRS AL Salaam Cinere.
2. Menjelaskan pola bauran pemasaran pembiayaan KPR iB BPRS AL
Salaam Cinere.
3. Menjelaskan analisis SWOT bauran pemasaran KPR iB BPRS AL
Salaam Cinere.
10
Adapun manfaat yang bisa didapat dari penelitian ini diantaranya adalah:
a. Akademisi, baik mahasiswa maupun dosen, penelitian ini sangat
bermanfaat untuk menambah khazanah sebagai wujud kontribusi
positif dan dedikasi yang dapat penulis berikan terhadap
perkembangan ilmu pengetahuan.
b. Praktisi, untuk menambah literatur strategi bauran pemasaran
pembiayaan KPR iB sehingga dapat dikaji sebaik mungkin.
c. Masyarakat, untuk menambah wawasan dan pengetahuan
tentang strategi bauran pemasaran pembiayaan KPR iB
BPRS Al Salaam.
E. Kerangka Pemikiran
PEMBIAYAAN KPR IB
BPRS AL SALAAM
CINERE
PRODUCT
PRICE
PLACE
PROMOTION ANALISIS
S.W.O.T.
PEOPLE
PHYSICAL
EVIDENCE
PROCESSES
11
F. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan pembahasan dan dijadikan sebagai acuan maka
penulis membaginya dalam beberapa bab meliputi :
Dalam BAB I berisikan tentang PENDAHULUAN : Latar Belakang
Masalah, Identifikasi Masalah, Batasan dan Perumusan Masalah, Tujuan Dan
Manfaat Penelitian, Kerangka Pemikiran, dan Sistematika Penulisan.
Dalam BAB II penulis menjelaskan tentang TINJAUAN TEORITIS : pada
bab ini diuraikan tentang Pemasaran (Pengertian Strategi Pemasaran, Konsep
Pemasaran, Tujuan Pemasaran), Bauran Pemasaran, Pembiayaan Perbankan
Syariah, Pembiayaan KPR Syariah, Studi Terdahulu
Dalam BAB III penulis menggambarkan umum tentang METODOLOGI
PENELITIAN : pada bab ini dikemukakan Jenis penelitian, Tempat dan Waktu
Penelitian, Jenis Data, Teknik Pengumpulan Data, Teknik Analisa Data.
Dalam BAB IV penulis menjelaskan tentang HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN : pada bab ini akan diuraikan tentang gambaran umum objek
penelitian, Bauran Pemasaran Pembiayaan KPR iB BPRS Al Salaam, dan Hasil
Analisis SWOT Bauran Pemasaran Pembiayaan KPR iB BPRS AL Salaam
Dalam BAB V yang merupakan PENUTUP dari penulisan berisikan intisari
atau kesimpulan dari seluruh bahasan masalah yang menjadi fokus penelitian,
penulis juga menyampaikan saran-saran yang diperlukan.
12
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Strategi Pemasaran
1. Pengertian Strategi Pemasaran
Kata strategi berasal dari bahasa Yunani, yaitu Strategos yang diambil dari
kata yang berarti militer dan Ag yang berarti memimpin. Pada konteks awalnya,
strategi diarttikan sebagai generalship atau sesuatu yang dilakukan oleh para
jenderal dalam membuat rencana untuk menaklukan musuh dan memenangkan
perang.20
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) disebutkan bahwa istilah
strategi adalah “suatu ilmu untuk menggunkan sumber daya-sumber daya untuk
melaksanakan kebijakan tertentu.21
Strategi juga dapat didefinisikan sebagai suatu rencana yang akan dilakukan
untuk mencapai tujuan perusahaan dengan memperlihatkan sumber daya
perusahaan dan lingkungan yang dihadapinya.22
Dengan kata lain strategi yaitu
sebuah rencana yang dilakukan untuk mencapai misi perusahaan.23
Strategi pemasaran merupakan strategi untuk melayani pasar atau segmen
pasar yang di jadikan target oleh perusahaan. Definisi strategi pemasaran adalah
20
Setiawan Hari Purnomo dan Zulkiefli Mansyah, Manajemen Strategi, Sebuah
Konsep Pengantar, (Jakarta:LPPEE UI, 1999). hal.8 21
Tim Penyusunan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, Kamus Besar
Bahasa Indonesia,(Jakarta:Balai Pusatka,1997), hal. 199 22
Sukristono, Perencanaan Strategi Bank, (Jakarta: Institut Bankir Indonesia,
1992), h. 336-337 23
Barry Render dan Jay Heizer, Prinsip-prinsip Manajemen Operasi
(Jakarta:Salemba Empat, 2001), hal. 28
13
sebagai berikut:“strategi pemasaran adalah logika pemasaran yang digunakan oleh
perusahaan dengan harapan agar unit bisnis dapat mencapai tujuan perusahaan.24
Menurut Radiosunu, strategi pemasaran didasarkan atas lima konsep strategi
berikut25
:
a. Market Segmenting
Tiap pasar terdiri dari bermacam-macam pembeli yang mempunyai
kebutuhan, kebiasaan membeli dan reaksi yang berbeda-beda. Perusahaan tak
mungkin dapat memenuhi kebutuhan semua pembeli. Karena itu perusahaan harus
mengkelompok kelompokkan pasar yang bersifat heterogen ke dalam satuan–
satuan pasar yang bersifat homogen.
b. Market positioning
Perusahaan tak mungkin dapat menguasai pasar keseluruhan. Maka prinsip
strategi pemasaran kedua adalah memilih pola spesifik pemusatan pasar yang
akan memberikan kesempatan maksimum kepada perusahaan untuk mendapatkan
kedudukan yang kuat. Dengan kata lain perusahaan harus memilih segmen pasar
yang dapat menghasilkan penjualan dan laba yang paling besar.
c. Targeting
Strategi memasuki segmen pasar yang dijadikan sasaran penjualan.
24
Philip Kotler, Manajemen Pemasaran,: Analisis Perencanaan, Implementasi,
dan Kontrol, (Jakarta:PT. Prehallindo,2001), hal. 76 25
Radiosunu, Manajemen Pemasaran : Suatu Pendekatan Analisis Edisi 2,
(Yogyakarta:BPFE,2001), hal. 27
14
d. Marketing Mix. Strategy
Kumpulan variabel-variabel yang dapat digunakan perusahaan untuk
mempengaruhi tanggapan konsumen. Variabel-variabel yang dapat
mempengaruhi pembeli adalah variabelvariabel yang berhubungan dengan
product, place, promotion dan price (4P).
e. Timing Strategy
Penentuan saat yang tepat dalam memasarkan produk merupakan hal yang
peru diperhatikan. Meskipun perusahaan melihat adanya kesempatan baik.
Terlebih dulu harus dilakukan persiapan baik produksi.
Secara Etimologi pemasran berasal dari kata pasar yang dalam konteks
tradisional diartikan dengan “tempat orang berjual beli”.26
Pemasaran dalam
kamus manajemen pemasaran diartikan sebagai “kegiatan utama suatu perusahaan
untuk memperkenalkan produk yang dihasilkannya melalui promosi dan iklan
sehingga calon pembeli tertarik untuk membeli produk yang bersangkutan”.27
Selanjutnya pemasaran juga dapat dikatan sebagai suatu usahan untuk
menyediakan dan menyampaikan barang dan jasa yang tepat kepada orang-orang
yang tepat dengan promosi dan komunikasi yang tepat.28
26
Kasmir, Pemasaran Bank, (Jakarta:Kencana,2010), hal. 51 27
B.N. Marbun, Kamus Manajemen, (Jakarta:Pustaka Sinar Harian, 2003), hal.
215 28
Sofjan Asauri, Manajemen Pemsaran, (Jakarta:Raja Gfrafindo Persada, 2004),
hal. 5
15
Pemasaran adalah sebuah sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis
yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan
mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan baik kepada
pembeli yang ada maupun pembeli potensial.29
Philip Kotler juga mendefinisikan pemasaran sebagai suatu proses dan
manajerial yang didalamnya individu dan kelompok untuk mendapatkan apa yang
mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan, penawaran, dan pertukaran
produk dan lainnya.30
Bersama Keller, Kotler yang tergabung dalam America
Marketing Association berpendapat bahwa pemasaran “Marketing is an
organization function and a set processes for creating communicating, and
delivering value to customers and for managing customer relationship in ways
that benefit the organization and it stakeholders”31
Pemasaran adalah sebuah awal dari diterimanya produk oleh konsumen,
sehingga aspek ini patut diperhatikan dan diberi solusi yang optimal. Jika berpijak
pada tujuan untuk peningkatan konsumen layanan bank syariah yang beberapa
pihak mengatakan masih kurang optimal, maka aspek pemasaran tidak bisa
diabaikan begitu saja. Tentu saja dengan asumsi bahwa pengelolaan atau
29
Muhammad Aziz Hakim dkk, Dasar dan Strategi Pemasaran Syariah
(Jkaarta:Reinaisan, 2005), hal.12 30
Philip Kotler, Manajemen Pemasaran: Analisa Perencanaan, Implementasi
dan Pengendalian, (Jakarta: Erlangga, 1996), hal. 4 31
Kotler, Philip, dan Kevin Lane Keller. Manajemen Pemasaran Jilid 2, edisi
Ketiga Belas, Terjemahan Bob Sabran, MM. (Jakarta: Penerbit Erlangga. 2009), hal. 5
16
manjemen internal sebuah bank syariah khususnya berkaitan dengan produk yang
berbasis syariah.32
Strategi Pemasaran adalah suatu cara yang digunakan untuk membantu
kita membuat dan menjual barang dan jasa yang sesuai dengan kondisi
perusahaan dan psar target dan selera konsumen yang dituju.33
M. Nur Rianto juga menjelaskan tentang strategi pemasaran yang
didefinisikan sebagai serangkaian tujuan dan sasaran, kebijakan serta aturan yang
memberi arah kepada usaha-usaha pemasran dari waktu ke waktu pada masing
masing tingkatan serta lokasinya.34
Strategi pemasaran adalah pengambilan keputusan-keputusan tentang
biaya pemasaran, bauran pemasaran, alokasi pemasaran dalam hubungan dengan
keadaan lingkungan yang diharapkan dan kondisi persaingan. Dalam strategi
pemasaran, ada tiga faktor utama yang menyebabkan terjadinya perubahan
strategi dalam startegi pemasaran, yaitu :35
a. Daur Hidup Produk
Strategi harus disesuaikan dengan daur hidup, yaitu tahap perkenalan, tahap
pertumbuhan, tahap kedewasaan dan tahap kemunduran.
32
Rida Faiqoh, Analisis Strategi Pemasaran KPRS di Bank Muamalat Cabang
Kudus, (Iqtishadia, 2013) vol.2 33
Suharyadi, dkk. Kewirausahaan Membangun Sukses Sejak Usia Muda,
(Jakarta:Salemba Empat, 2007), hal.19 34
M.Nur Rianto AL-Arif, Dasar-dasar Pemsaran Bank Syariah,
(Bandung:Alfabeta,2010), hal.5 35
Artikel Pengertian Konsep Definisi Pemasaran,
www.majidbsz.wordpress.com/diaksis 4 Oktober 2016 pukul 9:53
17
b. Posisi Persaingan Perusahaan di Pasar
Strategi pemasaran harus disesuaikan dengan posisi dalam persaingan,
apakah memimpin, menantang, mengikuti atau hanya mengambil sebagian kecil
dari pasar.
c. Situasi Ekonomi
Strategi pemasaran harus disesuaikan dengan situasi ekonomi dan
pandangan ke depan, apakah ekonomi berada dalam situasi makmur atau inflasi
tinggi.
Dari pengertian strategi pemsaran yang telah dipaparkan dapat
disimpulkan bahwa strategi pemasaran adalah sebuah alat untuk mencapai tujuan
dan sasaran yang dirancang oleh suatu perusahaan agar produk yang
diciptakannya dapat diterima dan sebagai arahan perusahaan agar productnya
dapat bersaing di pangsa pasar dengan mempertimbangankan situasi ekonomi,
produk, dan posisi persaingan perusahaan tersebut.
2. Konsep Pemasaran
Menurut kotler, pemasaran (marketing) merupakan hal yang sangat
mendasar sehingga tidak dapat dilakukan sebagai fungsi yang terpisah. Pemsaran
sebenarnya lebih dari sekedar mendistribusikan barang dari produsen ke
18
konsumen. Proses pemasaran telah terjadi dan dimulai jauh sebelum barang-
barang diproduksi.36
Menurut Kotler dan Keller, pada dasarnya kegiatan pemasaran mencakup
konsep produksi, konsep produk, konsep penjualan konsep pemasaran dan konsep
pemasaran holistik.37
a. Konsep produksi
Konsep ini berorientasi pada proses produksi atau operasi. Produsen
meyakini konsumen hanya akan membeli produk-produk yang murah dan mudah
diperoleh. Para manajer mengansumsikan bahwa konsumen terutama tertarik pada
ketersediaan produk dan harga yang rendah. Orientasi ini berguna ketika
perusahaan ingin memperluas pasar.
b. Konsep Produk
Dalam konsep ini pemasar beranggapan bahwa konsumen lebih
menghendaki produk-produk yang memiliki kualitas, kinerja, fitur atau
penampilan superior. Para manajer organisasi memusatkan perhatian untuk
menghasilkan produk yang unggul dan memperbaiki mutunya dari waktu ke
waktu.
c. Konsep Penjualan
Konsep ini berorientasi pada tingkat penjualan, dimana pemasar
beranggapan bahwa konsumen harus dipengaruhi agar penjualan dapat meningkat.
36
Philip Kotler, Manajemen Pemasaran, (PT. Prenhallindo, Jakarta,2000), hal. 3 37
Kotler, Philip, dan Kevin Lane Keller. Manajemen Pemasaran Jilid 2, edisi
Ketiga Belas, Terjemahan Bob Sabran, MM. (Jakarta: Penerbit Erlangga. 2009), hal. 27
19
Konsep ini mengansumsikan bahwa konsumen umumnya menunjukkan
keengganan atau penolakan untuk membeli sehingga harus dibujuk supaya
membeli.
d. Konsep Pemasaran
Konsep pemasaran berorientasi pada pelanggan dengan anggapan bahwa
konsumen hanya akan bersedia membeli produk-produk yang mampu memenuhi
kebutuhan dan keinginannya serta memberikan kepuasan. Konsep pemasaran
terdiri atas empat pilar yakni: pasar sasaran, kebutuhan pelanggan, pemasaran
terpadu atau terintagrasi dan berkemampuan menghasilkan laba.
e. Konsep Pemasaran Holistik
Konsep pemasaran holistik merupakan suatu pendekatan terhadap suatu
pemasaran yang mencoba mengakui dan mendamaikan lingkup dan kompleksitas
kegiatan pemasaran. Pemasaran holistik mengakui bahwa segala sesuatu bisa
terjadi pada pemasaran dan pemasaran perspektif yang luas dan terpadu sering
dibutuhkan empat komponen dari pemasaran holistik yaitu relationship
marketing, integrated marketing, internal marketing dan social responsibility
marketing.
1) Relationship Marketing, mempunyai tujuan membangun hubungan
jangka panjang yang saling memuaskan dengan pihak-pihak yang
memiliki kepentingan utama (pelanggan, pemasok dan distributor) dalam
rangka mendapatkan serta mempertahankan prefensi dan kelangsungan
bisnis jangka panjang.
20
2) Internal Marketing, tugas pemasaran internal ialah merekrut, melatih dan
memotivasi karyawan yang mampu untuk melayani pelanggan dengan
baik. Pemasaran internal berlangsung pada dua tingkatan, yang pertama
berfungsi sebagai pemasaran sales force, advertising, layanan pelanggan
manajemen produk, riset pemasaran. Yang kedua pemasaran berlangsung
oleh departemen lain, departemen tersebut memerlukan pemikiran
pemasaran yang berfikir pelanggan, dimana dapat menembus
keseluruhan perusahaan.
3) Social Responsibility Marketing, konsep pemasaran masyarakat yang
menuntut para pemasar untuk memasukkan pertimbangan sosial dan etis
ke praktik pemasaran mereka. Para pemasar harus menyeimbangkan dan
mengatur-atur kriteria yang sering bertentangan dengan laba perusahaan,
pemuasan keinginan konsumen dan kepentingan publik.
4) Integrated Marketing, lebih merencanakan kegiatan pemasaran dan
merakit program pemasaran yang sepenuhnya terpadu untuk
menciptakan, mengkomunikasikan dan memberikan nilai bagi konsumen.
Dengan kata lain, rancangan dan penerapan dari suatu aktivitas
pemasaran adalah dengan melakukan bisnis secara menyeluruh dalam
manajemen permintaan, manajemen sumber daya dan manajemen
jaringan.
21
3. Tujuan Pemasaran
Tujuan dari pemasaran adalah untuk menarik perhatian dan membuat bunga.
Pemasaran dapat menciptakan citra merek, untuk mengubah citra itu dan
membuat orang tertarik pada apa yang dijual. Pemasaran produk atau jasa belum
pernah dilakukan terutama dengan billboard dan iklan cetak dan sekarang
umumnya dilakukan secara online dan melalui media sosial. Upaya pemasaran,
pendekatan dan pesan terus tumbuh. Sebaliknya mengubah produk yang
diciptakan untuk bersaing dengan perubahan zaman dan selera, perusahaan dapat
mengubah pemasaran untuk membuat produk tampak seolah-olah tidak ada.38
B. Bauran Pemasaran
Bauran pemasaran (Marketing mix) adalah kumpulan alat pemasaran taktis
terkendali yang dipadukan perusahaan untuk menghasilkan respons yang
diinginkannya di pasar sasaran.39
Definisi menurut Basu Swastha, Marketing Mix adalah “kombinasi dari
empat variabel atas kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran
perusahaan yaitu produk, struktur harga, kegiatan promosi, dan sistem
distribusi”.40
38
http://www.gurupendidikan.com/tujuan-strategi-dan-6-pengertian-pemasaran-
menurut-para-ahli/ diakses 5 Oktober 2016 pkl. 23:41 39
Kotler, Philip; Armstrong, Garry, Prinsip-prinsip Pemasaran, Jilid 1,(Erlangga,
Jakarta,2008), hal. 62 40
Basu Swastha, Manajemen Pemasaran. Edisi Kedelapan. Cetakan Kedelapan,
(Jakarta: Penerbit Liberty, 2007), hal. 42
22
Pengertian bauran pemasaran menurut Kotler dan Keller, yang diterjemahkan
oleh Benyamin Molan adalah “Bauran pemasaran adalah perangkat alat
pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mengejar tujuan perusahaannya”.41
Strategi pemasran untuk perbankan syariah berdasarkan konsep bauran
pemasraan (marketing mix) adalah hal menarik untuk mempercepat
pengembangan perbankan di Indonesia.42
Bauran pemasaran juga sebagai
perbaduan seperangkat alat pemasaran yang sifatnya dapat dikendalikan oleh
perusahaan sebagai bagian dalam upaya mencapai tujuan pada pasar sasaran.43
Hal ini seperti yang disampaikan oleh Kotler adalah “Marketing mix is the set
of marketing tools that the firm uses to pursue it’s marketing objectives in the
target market”. Bauran pemasaran merupakan sekumpulan alat pemasaran
(marketing mix) tersebut digunakan oleh perusahaan untuk mencapai tujuan
pemasarannya dalam pasar sasaran.44
Sedangkan menurut Mc Carthy dalam Kotler (2007:17) mengklarifikasi alat
pemasaran itu menjadi 4 kelompok yang disebut dengan 4P dalam pemasaran
yaitu: produk (product), harga (price), tempat (place), dan promosi (promotion).
41
Kotler dan Keller, Manajemen Pemasaran, Edisi 12, Jilid 1, (PT.Indeks,
Jakarta) 42
Gita Danupranata, Buku Ajar Manajemen Perbankan Syariah,
(Jakarta:Salemba Empat, 2013), hal. 40 43
M. Nur Rianto Al-Arif, Dasar-dasar Pemasara Bank Syariah,
(Bandung:Alfabeta, 2010), hal. 40 44
Kotler, Philip dan gary Armstrong, Dasar-dasar Pemasaran, Jilid 1, Edisi
Kesembilan, (Jakarta, PT. Indeks Gramedia, 2003), hal. 15
23
Sumber: Philip Kotler, Manajemen Pemasaran 2008
Bauran pemasaran terdiri dari semua hal yang dapat dilakukan perusahaan
untuk mempengaruhi permintaan produknya. Berbagai kemungkinan ini dapat
dikelompokan menjadi empat kelompok variabel yang disebut 4P.45
1. Produk (Product)
Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke suatu pasar untuk
memenuhi kebutuhan. Produk-produk yang dipasarkan meliputi barang fisik, jasa,
orang, tempat, organisasi dan gagasan.46
a. Lima Tingkatan Produk
45
Kotler, Philip dan Armstrong Gary,. Prinsip-Prinsip Pemasaran Jilid 1
Edisi12, (Erlangga, Jakarta.2008), hal. 62-62 46
Philip Kotler, Manajemen Pemasaran, Jilid 1, Edisi Milenium,
(Jakarta:Prehallindo, 2002), hal. 52
PRODUK
Ragam, kualitas,
desain, fitur, nama
merek, kemasan,
layanan
PROMOSI
Iklan, penjualan
pribadi, promosi
penjualan,
hubungan
masyarakat
Pelanggan/sasaran
Positioning yang
diharapkan
HARGA
Daftar harga, diskon,
potongan harga,
periode pembayaran,
persyaratan kredit
TEMPAT
Saluran, cakupan,
pemilahan, lokasi,
persediaan,
transportasi, logistik
24
Dalam merencanakan penawaran atau produk, pemasar perlu memahami
lima tingkatan produk yaitu :
1) Produk utama yaitu manfaat yang sebenarnya dibutuhkan atau akan
dikonsumsi oleh pelanggan dari setiap produk.
2) Produk generik yaitu produk dasar yang mampu memenuhi fungsi
produk yang paling dasar.
3) Produk harapan yaitu produk formal yang ditawarkan dengan berbagai
atribut dan kondisinya secara formal diharapkan dan disepakati untuk
dibeli.
4) Produk pelengkap yaitu berbagai artibut produk yang dilengkapi atau
ditambahi berbagai manfaat dan layanan, sehingga dapat memberikan
tambahan kepuasan dan dapat dibedakan dengan produk pesaing.
5) Produk potensial yaitu segala macam tambahan dan perubahan yang
mungkin dikembangkan untuk suatu produk dimasa mendatang. b.
Atribut Produk 13 Atribut produk adalah unsur-unsur produk yang
dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan dasar pengambilan
keputusan pembelian, atribut produk meliputi :
a. Merek
b. Kemasan
c. Pemberian label
d. Layanan pelengkap
e. Jaminan
25
b. Klasifikasi Produk
Menurut kotler produk dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kelompok
yaitu :47
1) Berdasarkan wujudnya, produk dapat diklasifikasikan ke dalam 2
kelompok utama :
a. Barang merupakan produk yang berwujud fisik, sehingga bisa
dilihat, diraba atau disentuh, dirasa, dipegang , disimpan,
dipindahkan dan perlakuan fisik lainnya.
b. Jasa merupakan aktivitas, manfaat atau kepuasan yang ditawarkan
untuk dijual (dikonsumsi pihak lain)
2) Berdasarkan aspek daya tahannya produk dapat dikelompokkan
menjadi 2 yaitu :
a) Barang tidak tahan lama adalah barang berwujud yang biasanya
habis dikonsumsi dalam satu atau beberapa pemakaian.
b) Barang tahan lama adalah barang berwujud yang biasanya bisa
bertahan lama dengan banyak pemakaian.
3) Berdasarkan Tujuan Konsumsi
Dapat diklasifikasikan menjadi 2 yaitu :
47
Philip Kotler, Manajemen Pemasaran, Jilid 1, Edisi Milenium,
(Jakarta,Prehallindo, 2002), hal. 451
26
a) Barang konsumsi merupakan suatu produk yang langsung dapat
dikonsumsi tanpa melalui pemrosesan lebih lanjut untuk
memperoleh manfaat dari produk tersebut.
b) Barang industri merupakan suatu jenis produk yang masih
memerlukan pemrosesan lebih lanjut untuk mendapatkan suatu
manfaat tertentu.
c. Atribut Produk
Menurut Kotler dan Amstrong, atribut produk adalah pengembangan suatu
produk atau jasa melibatkan penentuan manfaat yang akan diberikan.48
atribut
produk adalah karakteristik yang melengkapi fungsi dasar produk. Unsur - unsur
atribut produk:49
1) Kualitas produk
Bila suatu produk telah dapat menjalankan fungsi - fungsi dapat dikatakan
sebagai produk yang memiliki kulitas yang baik.
2) Fitur produk
Sebuah produk ditawarkan dengan beraneka macam fitur. Perusahaan dapat
menciptakan model dengan tingkat yang lebih tinggi dengan menambah beberapa
fitur.
3) Desain produk
48
Philip Kotler, Manajemen Pemasaran: Analisis, Perencanaan, implementasi
dan Kontrol, Edisi Sebelas. Alih Bahasa, Hendra Teguh. (Jakarta: Penerbit
PT.Prenhallindo., 2004), hal. 347 49
Ibid,. Hal. 329
27
Menurut Kotler dan Amstrong cara lain untuk menambah nilai konsumen
adalah melalui desain atau rancangan produk yang berbeda dari yang lain.
2. Harga (Price)
Harga adalah jumlah yang (ditambah beberapa barang kalau mungkin) yang
dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang beserta
pelayanannya.50
Harga merupakan salah satu bagian yang sangat penting dalam pemasaran
suatu produk karena harga adalah satu dari empat bauran pemasaran yaitu
product, price, place, promotion. Harga merupakan salah satu penentu
keberhasilan suatu perusahaan karena harga menentukan seberapa besar
keuntungan yang akan diperoleh perusahaan dari penjualan produknya baik
berupa barang atau jasa.
a. Jenis Penetapan Harga
Penetapan harga fleksibel adalah kelenturan atas kesediaan untuk memotong
harga demi mempertahankan bagian pasar.
1) Penetapan harga diferensial adalah perhitungan harga pokok untuk
sejenis produk yang diperhitungkan atas dasar biaya-biaya yang
berbeda
50
Basu Swastha. Manajemen Pemasaran. Edisi Kedua. Cetakan Kedelapan,
(Jakarta: Penerbit Liberty, 2002), hal. 147
28
2) Penetapan harga mark–up adalah dengan menetapkan harga jual
dilakukan dengan cara menambah suatu persentase tertentu dari total
biaya variabel atau harga beli dari seorang pedagang.
3) Penetapan harga cost plus adalah penetapan harga jual dengan cara
menambah persentase tertentu dari total biaya.
b. Tujuan Penetapan Harga
1) Mendapatkan keuntungan sebesar–besarnya dengan menetapkan
harga yang kompetitif maka perusahaan akan mendapat keuntungan
yang optimal
2) Mempertahankan perusahaan. Dari marjin keuntungan yang di dapat
perusahaan akan digunakan untuk biaya operasional perusahaan.
3) Mengelola Return On Investment (ROI), Perusahaan pasti
menginginkan balik modal dari investasi yang ditanam pada
perusahaan sehingga penetapan harga yang tepat akan mempercepat
tercapainya modal kembali / roi.
4) Menguasai pangsa pasar
Dengan menetapkan harga rendah dibandingkan produk pesaing,
dapat mengalihkan perhatian konsumen dari produk kompetitor yang
ada di pasaran.
5) Mempertahankan status quo
Ketika per usahaan memiliki pasar tersendiri, maka perlu adanya
pengaturan harga yang tepat agar dapat tetap mempertahankan
pangsa pasar yang ada.
29
3. Tempat (Place)
Tempat adalah kegiatan perusahaan yang membuat produk tersedia bagi
sasaran. Tempat merupakan saluran distribusi yaitu serangkaian organisasi yang
saling tergantung yang saling terlihat dalam proses untuk menjadikan produk atau
jasa siap untuk digunakan atau dikonsumsi. Lokasi berarti berhubungan dengan di
mana perusahaan harus bermarkas dan melakukan operasi. Dalan hal ini ada tiga
jenis interaksi yang mempengaruhi lokasi yaitu :51
a. Konsumen mendatangi perusahaan apabila keadaannya seperti ini maka
lokasi menjadi sangat penting. Perusahaan sebaiknya memilih tempat
dekat dengan konsumen sehingga mudah dijangkau, dengan kata lain
harus strategis.
b. Perusahaan mendatangi konsumen merupakan lokasi yang tidak terlalu
penting, tetapi yang harus diperhatikan adalah penyampaian jasa harus
tetap berkualitas.
c. Perusahaan (pemberi jasa) dan konsumen tidak bertemu secara langsung
merupakan service provider dan konsumen berinteraksi melalui sarana
tertentu seperti telepon, komputer atu surat. Dalam hal ini lokasi menjadi
sangat tidak penting selama komunikasi antara kedua pihak dapat
terlaksana.
Baik lokasi maupun saluran pemilihannya sangat bergantung pada kriteria
pasar dan sifat dari jasa itu sendiri. Misalnya dalam jasa pengiriman barang, bila
51
Philip Kotler, Manajemen Pemasaran Jilid I dan II, Edisi kesebelas,
(Jakarta:PT. Indeks Gramedia), 2006, hal. 63
30
pasar mengingikan pengiriman yang cepat dan tepat waktu serta sifat barang yang
tidak tahan lama, maka lokasi yang dipilih harus strategi dan channel sebaiknya
direct sales supaya dapat terkontrol.
4. Promosi (Promotion)
Promosi adalah merupakan kegiatan yang ditujukan untuk mempengaruhi
konsumen agar mereka dapat menjadi kenal akan produk yang ditawarkan oleh
perusahaan kepada mereka dan kemudian mereka menjadi senang lalu membeli
produk tersebut.52
Sebaik apapun mutu sebuah produk, semenarik apapun bentuk rupanya atau
sebesar apapun manfaatnya, jika tidak ada orang yang mengetahui tentang
keberadaannya, maka mustahil produk tersebut dibeli. Produk yang sudah bagus
dengan harga yang sudah bagus itu tidak dapat dikenal oleh konsumen maka
produk tersebut tidak akan berhasil di pasar. Sarana dan Prasarana yang
dibutuhkan secara efektif agar informasi mengenai hadirnya sebuah produk, dapat
sampai kepada masyarakat atau konsumen. Upaya untuk mengenalkan produk itu
kepada konsumen merupakan awal dari kegiatan promosi.53
Promosi merupakan paduan spesifik iklan, promosi penjualan, hubungan
masyarakat, penjualan personal, dan sarana pemasaran langsung yang digunakan
52
H. Indriyo Gitosudarmo Indriyo, Manajemen Pemasaran, Edisi II BPFE,
(Yogyakarta: Erlangga, 2000), hal. 237 53
Ibid.,
31
perusahaan untuk mengomunikasikan nilai pelanggan secara persuasif dan
membangun hubungan pelanggan.54
Definisi lima sarana promosi utama Kotler dan Amstrong adalah sebagai
berikut:55
a. Periklanan (advertising)
Semua bentuk terbayar presentasi nonpribadi dan promosi ide, barang,
atau jasa dengan sponsor tertentu.
1) Promosi penjualan (sales promotion)
Insentif jangka pendek untuk mendorong pembelian atau penjualan
produk atau jasa.
2) Hubungan masyarakat (public relation)
Membangun hubungan baik dengan berbagai kalangan untuk
mendapatkan publisitas yang diinginkan, membangun citra perusahaan
yang baik, dan menangani atau menanggapi rumor, berita, dan kejadian
tidak menyenangkan.
3) Penjualan personal (personal selling)
Presentasi pribadi oleh wiraniaga perusahaan untuk tujuan
menghasilkan penjualan dan membangun hubungan pelanggan.
54
Kotler, Philip; Armstrong, Garry, Prinsip-prinsip Pemasaran, Jilid 1,
(Erlangga, Jakarta, 2008), hal. 116 55
Ibid., hal. 117
32
4) Pemasaran langsung (direct marketing)
Hubungan langsung dengan konsumen individual yang ditargetkan
secara cermat untuk memperoleh respons segera dan membangun
hubungan pelanggan yang langgeng. Bauran promosi ini digunakan
untuk mengkomunikasikan kegiatan perusahaan kepada konsumen.
Komunikasi yang efektif akan mengubah tingkah laku konsumen dan
akan memperkuat tingkah laku yang telah diubah sebelumnya.
b. Tujuan Promosi
Telah dijelaskan bahwa promosi merupakan kegiatan untuk mengenalkan
suatu produk kepada masyarakat atau konsumen. Dalam pratiknya dapat
dilakukan dengan mendasarkan pada tujuan sebagai berikut :
1) Membujuk (persuasi)
Salah satu tujuan utama dari promosi adalah membujuk dengan
memberikan respon positif terhadap penawaran yang dilakukan yang
akhirnya melakukan tindakan pembelian.
2) Memberitahu (informasi)
Promosi adalah media komunikasi yang efektif bagi perusahaan untuk
menyampaikan informasi pada konsumen.
3) Mengingatkan Promosi digunakan untuk mengingatkan kembali pada
kosumen bahwa produk itu masih ada di pasar.
33
Kotler dan Amstrong juga menambahkan dalam pemasaran jasa memiliki
beberapa alat pemasaran tambahan seperti people (manusia), physical evidence
(fasilitas fisik), dan process (proses), sehingga dikenal dengan istilah 7P maka
dapat disimpulkan bauran pemasaran jasa itu product, price, place, promotion,
people, physical evidence, and process.56
5. Manusia (people)
Manusia adalah semua pelaku yang memainkan peranan penting dalam
penyajian jasa sehingga dapat mempengaruhi persepsi pembeli. Elemen dari
manusia adalah pegawai perusahaan, konsumen, dan konsumen lain. Semua sikap
dan tindakan karyawan memiliki pengaruh terhadap keberhasilan penyampaian
jasa.57
6. Sarana Fisik (Physical Evidence)
Sarana fisik merupakan hal nyata yang turut mempengaruhi keputusan
konsumen untuk membeli dan menggunakan produk atau jasa yang ditawarkan.
Unsur yang termasuk dalam sarana fisik antara lain lingkungan atau bangunan
fisik, peralatan, perlengkapan, logo, warna dan barang-barang lainnya.58
7. Proses (process)
Proses adalah semua prosedural aktua;, mekanisme, dan aliran aktivitas
yang digunakan untuk menyampaikan produk dan jasa. Proses dalam jasa
56
Kotler dan Amstrong, Prinsip-Prinsip Pemasaran edisi 13, jilid 1.
(Jakarta:Erlangga, 2012), hal. 62 57
Ibid., 58
Ibid.,
34
merupakan faktor utama dalam bauran pemasaran jasa seperti pelanggan jasa akan
senang merasakan sistem penyerahan jasa sebagai bagian jasa itu sendiri.59
Berdasarkan penjelasan tersebut mengenai bauran pemasaran, maka dapat
disimpulkan bahwa bauran pemasaran memiliki elemen-elemen yang sangat
berpengaruh dalam penjualan karena lemen tersebut dapat mempengaruhi minat
konsumen dalam melkaukan keputusan pembelian.
C. Pembiayaan Perbankan Syariah
1. Pengertian Pembiayaan
Pada prinsipnya, Bank Syariah sama dengan Perbankan Konvensional,
yaitu sebagai instrumen intermediasi yang menerima dana dari orang-orang yang
surplus dana (dalam bentuk penghimpunan dana) dan menyalurkannya kepada
pihak yang membutuhkan (dalam bentuk produk pelemparan dana). Sehingga
produk-produk yang disediakan oleh bank-bank konvensional, baik itu produk
penghimpunan dana (funding) maupun produk pembiayaan (financing), pada
dasarnya dapat pula disediakan oleh Bank-bank Syariah.
Pembiayaan yang dilakukan bank sering disebut kredit. Kredit merupakan
suatu kalimat yang diambil dari bahasa Latin yaitu Kreditum yang berarti
kepercayaan akan kebenaran atau Crede yang berarti saya percaya. Dalam bahasa
Yunani kredit adalah Credere yang berarti kepercayaan. Kepercayaan ini
berdasarkan atas sebuah perjanjian bank yang dilakukan secara sah di depan
pejabat kredit yang berwenang (secara notarial) maupun dilakukan tanpa
59
Ibid.,
35
ketentuan hukum yang kuat (dibawah tangan). Adakalanya kredit dinyatakan
hanya sebagai janji untuk membayar uang atau sebagai izin menggunakan dana
prang lain.60
Pembiayaan menurut Antonio adalah pemberian fasilitas penyediaan dana
untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang merupakan deficit unit (kekurangan
dana).61
Selanjutnya menurut Undang-Undang No. 10 Tahun 1998
mengemukakan bahwa pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang
dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara Bank
dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan
uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi
hasil.62
Dalam hal ini peraturan pemerintah tentang Perbankan Syariah telah
disempurnakan dalam Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 bahwa Pembiayaan
adalah penyediaan dana atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berupa:
a. Transaksi bagi hasil dalam bentuk Mudharabah dan Musyarakah
b. Transaksi sewa-menyewa dalam bentuk Ijarah Muntahiya Bit Tamlik
c. Transaksi dalam bentuk piutang Murabahah, Salam, dan Istishna
d. Transaksi pinjam meminjam dalam bentuk piutang Qardh, dan
e. Transaksi sewa-menyewa jasa dalam bentuk Ijarah untuk transaksi
Multijasa
60
Pandia Frianto. Dkk, Lembaga keuangan, (Jakarta, PT. Rineka Cipta, 2005),
cet. I, h. 194 61
Muhammad Syafi‟i Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik, (Jakarta:
Gema Insani, 2001) h. 160 62
Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan
36
Berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara Bank Syariah dan atau
UUS dan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai dan atau diberi fasilitas
dana untuk mengembalikan dana tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan
imbalan ujrah, tanpa imbalan, atau bagi hasil.63
Dalam istilah teknisnya pada perbankan syariah pembiayaan disebut
sebagai aktiva produktif. Sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia aktiva
produktif adalah penamaan dana Bank Syariah baik dalam rupiah maupun valuta
asing dalam bentuk pembiayaan, piutang, qardh, surat berharga syariah,
penempatan, penyertaan modal, penyertaan modal sementara, komitmen dan
kontijensi pada rekening administratif serta Sertifikat Wadi‟ah Bank Indonesia
(Peraturan Bank Indonesia No. 4/7/PBI/2003 tanggal 19 Mei 2003).64
Dengan
kata lain Muhammad mengungkapkan bahwa pembiayaan atau dengan kata lain
financing adalah pendaan yang diberikan oleh suatu pihak kepada pihak lain
untuk mendukung investasi yang telah direncanakan.65
2. Pembiayaan Murabahah
a. Pengertian Murabahah
Secara etimologis, murabahah berasal dari kata al-ribha atau al-rabh yang
memiliki arti kelebihan pertambahan perdagangan. Dengan kata lain, al-ribh
63
Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah 64
Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah: Dari Teori ke Praktik,
(jakarta: Gema Insani Press, 2001) h. 17 65
Ibid.
37
tersebut dapat diartikan sebagai keuntungan “keutungan, laba, faedah”.66
Sedangkan menurut istilah murabahah adalah salah satu bentuk jua beli barang
pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati. Dalam pengertian
lain murabahah adalah transaksi penjualan barang dengan menyatakan harga
perolehan dan keuntungan (margin) yang disepakati oleh penjual dan pembeli.
Pembayaran atas akad jual beli murabahah dapat dilakukan secara tunai maupun
kredit. Hal inilah yang membedakan murabahah dengan jual beli lainnya adalah
penjual harus memberitahukan kepada pembeli harga barang pokok yang
dijualnya serta jumlah keuntungan yang diperoleh. Bai‟ al-Murabahah adalah jual
beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati, dalam
bai‟ al-murabahah penjual harus member tahu harga produk yang ia beli dan
menentukan suatu tingkat keuntungan sebagai tambahannya. Murabahah adalah
perjanjian jualbeli antara bank dengan nasabah. Bank syariah membeli barang
yang diperlukan nasabah kemudian menjualnya kepada nasabah yang
bersangkutan sebesar harga perolehan ditambah dengan margin keuntungan yang
disepakati antara bank syariah dan nasabah.67
b. Landasan Syariah Murabahah
1) Al-Qur‟an
66
Ahmad Warson Munawwir, Al-Munawwir, Kamus Arab-Indonesia, (Surabaya:
Pustala Progressif, 1997), h. 463 67
Muhammad Syafi‟i Antonio, Bank Syariah dari Teori Ke Praktik.
(Jakarta:Gema Insani Press, 2001), h. 101
38
“ Orang-orang yang Makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan
seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit
gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata
(berpendapat), Sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, Padahal Allah telah
menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. orang-orang yang telah sampai
kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba),
Maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan
urusannya (terserah) kepada Allah. orang yang kembali (mengambil riba), Maka
orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.” (Q.S.
Al-Baqoroh 275)
2) Hadist
Hadist Nabi riwayat Ibnu Majah Shuhaib:
“ Nabi bersabda, ada tiga hal yang mengandung berkah: jual beli secara
tunai, muqaradhah (mudharabah). Dan mencampur gandum dengan jewawut
untuk keperluan rumah tangga, bukan untuk dijual.” (H.R. Ibnu Majah dari
Suhaib).68
68
Fatwa DSN-MUI No. 04/DSN-MUI/IV/2000
39
3) Fatwa DSN MUI
Pembiayaan murabahah telah diatur dalam Fatwa DSN
No.04/DSNMUI/IV/2000. Dalam fatwa tersebut disebutkan ketentuan umum
mengenai murabahah, yaitu sebagai berikut:
a) Bank dan Nasabah harus melakukan akad murabahah yang bebas riba.
b) Barang yang diperjual belikan tidak diharamkan oleh syariah Islam.
c) Bank membiayai sebagian atau seluruh harga pembelian barang yang telah
disepakati kualifikasinya.
d) Bank membeli barang yang diperlukan nasabah atas nama bank sendiri,
dan pembelian ini harus sah dan bebas riba.
e) Bank harus menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan pembelian,
misalnya jika pembelian dilakukan secara utang.
f) Bank kemudian menjual barang tersebut kepada nasabah (pemesan)
dengan harga jual senilai harga plus keuntungannya. Dalam kaitan ini
bank harus memberitahu secara jujur harga pokok barang kepada nasabah
berikut biaya yang diperlukan.
g) Nasa bah membayar harga barang yang telah disepakati tersebut pada
jangka waktu tertentu yang telah disepakati.
h) Untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan atau kerusakan akad tersebut,
pihak bank dapat mengadakan perjanjian khusus dengan nasabah.
40
i) Jika bank hendak mewakilkan kepada nasabah untuk membeli barang
kepada pihak ketiga, akad jual beli murabahah harus dilakukan setelah
barang, secara prinsip menjadi milik bank.69
Aturan yang dikenakan kepada nasabah dalam murabahah ini dalam fatwa
adalah sebagai berikut:
a) Nasabah mengajukan permohonan dan perjanjian pembelian suatu barang
atau aset kepada bank.
b) Jika bank menerima permohonan tersebut ia harus membeli terlebih
dahulu aset yang dipesannya secara sah dengan pedagang.
c) Bank kemudian menawarkan aset tersebut kepada nasabah dan nasabah
harus menerima (membeli)-nya sesuai dengan perjanjian yang telah
disepakatinnya, karena secara hukum perjanjian tersebut mengikat,
kemudian kedua belah pihak harus membuat kontrak jual beli.
d) Dalam jual beli ini bank dibolehkan meminta nasabah untuk membayar
uang muka saat menandatangani kesepakatan awal pemesanan.
e) Jika nasabah kemudian menolak membeli barang tersebut, biaya riil bank
harus dibayar dari uang muka tersebut.
f) Jika nilai uang muka kurang dari kerugian yang harus ditanggung oleh
bank, bank dapat meminta kembali sisa kerugiannya kepada nasabah.
g) Jika uang muka memakai kontrak, urbun sebagai alternatif dari uang
muka, maka:
69
Wirdianingsih, Bank dan Asuransi Islam di Indonesia, (Jakarta:Kencana,
2005), h. 106-107
41
i. Jika nasabah memutuskan untuk membeli barang tersebut, ia tinggal
membayar sisa harga, atau
ii. Jika nasabah batal membeli, uang muka menjadi milik bank maksimal
sebesar kerugian yang ditanggung oleh bank akibat pembatalan
tersebut, dan jika uang muka tidak mencukupi, nasabah wajib melunasi
kekurangannya.70
4) Syarat dan Rukun Murabahah
a. Syarat
1) Syarat ijab qabul
a) Orang yang mengucapkan Balig dan berakal.
b) Qabul sesuai ijab. Maksudnya harga yang diucakan sesuai yang
disetujui dan diinginkan pembeli, apabila ijab dan qabul tidak sesuai
maka jual beli tidak sah.
c) Ijab qabul dilakukan dalam satu majelis
2) Syarat orang berakad
a) Berakal
3) Syarat barang yang diperjual belikan (Ma‟qud „alaih)
a) Barangnya tidak gharar.
b) Ada nilai manfaat.
c) Ada hak kepemilikan.
d) Diserahkan saat akad berlangsung atau waktu yang disepakati.
b. Rukun
70
Ibid., h. 107-108
42
1) Ijab kabul (shighat)
2) Penjual dan pembeli (al-muta‟aqidain)
3) Objek akad1171
5) Skema Pembiayaan Murabahah
Akad murabahah digunakan oleh bank untuk memfasilitasi nasabah
melakukan pembelian dalam rangka memenuhi kebutuhan akan barang konsumsi
seperti rumah, kendaraan / alat transportasi, alat-alat rumah tangga dan sejenisnya
(tidak termasuk renovasi atau proses membangun), pengadaan barang dagangan,
bahan baku atau bahan pembantu produksi, serta barang modal seperti pabrik,
mesin dan sejenisnya serta barang lainnya yang tidak bertentangan dengan syariah
dan disetujui bank. Skema ini paling banyak digunakan karena sederhana dan
tidak terlalu asing bagi yang sudah biasa bertransaksi dengan dunia perbankan
pada umumnya.
Gambar 2.1
Skema Murabahah72
2. Akad Jual Beli
6. Bayar
3. Beli Barang 4. Kirim
71
Ibid., h. 95 72
Wiroso, Jual Beli Murabahah, (Yogyakarta: UII Press, 2005), h. 37
BANK
SUPLIER
PENJUAL
NASABAH
1. Negosiasi
&Persyaratan 5. Terima Barang
&Dokumen dari bank
43
1) Bank dan nasabah melakukan negosiasi dan persyaratan tentang pembiayaan
murabahah yang akan dilakukan.
2) Bank dan nasabah melakukan akad pembiayaan jual beli atas suatu barang,
dalam akad ini bank bertindak sebagai penjual dan nasabah berlaku sebagai
pembeli.
3) Bank melakukan pembelian barang yang diinginkan nasabah dari suplier atau
penjual dan dibayar secara tunai.
4) Barang yang telah dibeli bank dikirim oleh suplier kepada nasabah.
5) Nasabah menerima barang yang dibeli.
6) Atas barang yang dibelinya, nasabah membayar kewajiban kepada bank
secara angsuran selama jangka waktu tertentu.
3. Tujuan dan Fungsi Pembiayaan Syariah
Tujuan pembiayaan berdasarkan prinsip syariah adalah untuk meningkatkan
kesempatan kerja dan kesejahteraan ekonomi sesuai dengan nilai-nilai Islam.
Pembiayaan tersebut harus dapat dinikmati oleh sebanyak-banyaknya pengusaha
yang bergerak dibidang industri, pertanian, dan perdagangan untuk menunjang
kesempatan kerja dan menunjang produksi dan distribusi barang-barang dan jasa-
jasa dalam rangka memenuhi kebutuhan dalam negri maupun ekspor.73
Sedangkan
73
Ayus Ahmad Yusuf dan Abdul Aziz, Manajemen Operasional Bank Syariah,
(Cirebon: STAIN Press, 2009) h. 68
44
menurut Kasmir (2014) tujuan dari fasilitas kredit atau pembiayaan adalah sebagai
berikut74
:
a. Mencari keuntungan yaitu untuk memperoleh dari pemberian kredit
tersebut, hasil tersebut terutama dalam bentuk bunga yang diterima oleh
bank sebagai balas jasa dan biaya administrasi kredit yang dibebankan
kepada nasabah.
b. Membantu usaha nasabah yang memerlukan dana, baik dana investasi
maupun untuk modal kerja.
c. Membantu pemerintah bagi pemerintah semakin banyak pembiayaan yang
disalurkan oleh pihak perbankan, maka semakin baik, mengingat semakin
banyak kredit berarti adanya peningkatan pembangunan di berbagai sektor.
Disamping memiliki tujuan diatas, pemberian fasilitas kredit atau
pembiayaan memiliki fungsi sebagai berikut:
a. Untuk meningkatkan daya guna uang
para penabung menyimpan uangnya di bank dalam bentuk giro, tabungan
dan deposito. Uang tersebut dalam presentase tertentu ditingkatkan
kegunaannya oleh bank guna suatu usaha peningkatan produktivitas.
b. Untuk meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang
Melalui pembiayaan, peredaran uang kartal maupun giral akan lebih
berkembang oleh karena pembiayaan menciptakan suatu kegairahan
74
Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, (Jakarta: Rajagrafindo
Persada, 2014) h. 88-90
45
berusaha sehingga pengunaan uang akan bertambah baik kualitatif apalagi
secara kuantitatif.
c. Untuk meningkatkan daya guna barang
Produsen dengan bantuan pembiayaan dapat memindahkan barang dari
suatu tempat yang kegunaannya kurang ke tempat yang lebih bermanfaat.
d. Sebagai alat stabilitas ekonomi
Dalam ekonomi yang kurang sehat langkah-langkah stabilisasi pada
dasarnya diarahkan pada usaha-usaha yang produktif.
e. Untuk meningkatkan kegairahan berusaha
Produsen yang membutuhkan pembiayaan akan diatasi melalui bank
sehingga setiap usaha untuk peningkatan produktivitas masyarakat tidak
perlu khawatir kekurangan modal.
f. Sebagai jembatan untuk meningkatkan pendapatan nasional
Pembiayaan yang disalurkan untuk merangsang pertambahan kegiatan
ekspor akan menghasilkan pertambahan devisa negara.
D. Pembiayaan KPR Syariah
1. Pengertian Pembiayaan KPR Syariah
Salah satu produk pembiayaan yang telah dikembangkan oleh bank
syariah adalah pembiayaan rumah, atau yang sering dikenal dengan istilah KPR
syariah. Pembiayaan Kepemilikan Rumah kepada perorangan untuk memenuhi
sebagian atau keseluruhan kebutuhan akan rumah (tempat tinggal) dengan
mengunakan prinsip jual beli (Murabahah) dimana pembayarannya secara
46
angsuran dengan jumlah angsuran yang telah ditetapkan di muka dan dibayar
setiap bulan. Harga jualnya biasanya sudah ditambah dengan margin keuntungan
yang disepakati antara bank syariah dan pembeli.75
Menurut Hardjono, KPR atau Kredit Pemilikan Rumah merupakan salah
satu jenis pelayanan kredit yang diberikan oleh bank kepada para nasabah yang
menginginkan pinjaman khusus untuk memenuhi kebutuhan dalam pembangunan
rumah atau renovasi rumah.76
Produk pembiayaan KPR yang digunakan dalam perbankan syariah
memiliki berbagai macam perbedaan dengan KPR (Kredit Kepemilikan Rumah)
di perbankan konvensional. Hal ini merupakan implikasi dari perbedaan prinsipal
yang diterapkan perbankan syariah dan perbankan konvensonal, yaitu konsep bagi
hasil dan kerugian (profit and loss sharing) sebagai pengganti sistem bunga
perbankan konvensional. Dalam produk pembiayaan kepemilikan rumah ini,
terdapat perbedaan antara perbankan syariah dengan perbankan konvensional,
diantaranya adalah : pemberlakuan sistem kredit dan sistem mark up, kebolehan
dan ketidakbolehan tawar menawar (bergaining position) antara nasabah dengan
bank, prosedur pembiayaan dan lain sebagainya.77
Dari segi pengistilahan, untuk produk pembiayaan pemilikan rumah, perlu
dipikirkan suatu bentuk pengistilahan yang relevan. Karena itu istilah KPR
75
https://affgani.wordpress.com/ekonomi-islam/pembiayaan-bank-syariah-kpr-
syariah/ diakses tgl 28-7-2016 pkl 12.28 76
Suzana Hardjono, Mudah Memiliki Rumah Idaman Lewat KPR, (PT.
Galangpress Media Utama, Yogyakarta 2008) h.25 77
Helmi Haris, Jurnal Pembiayaan Kepemilikan Rumah (sebuah Inovasi
Pembiayaan Perbankan Syariah) 2007
47
cenderung memunculkan asumsi terjadinya kredit, padahal dalam perbankan
syariah tidak menggunakan sistem kredit. Untuk menghindari hal itu (tetap
menggunakan istilah KPR).78
2. Dasar Hukum Kredit Kepemilikan Rumah
a. Fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) Nomor 04/DSN-MUI/VI/2000,
tanggal 1 April 2000, tentang Murabahah.
b. Fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) Nomor 13/DSN-MUI/IX/2000,
tanggal 16 September 2000, tentang Uang Muka dalam Murabahah.
c. Fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) Nomor 21/DSN-MUI/X/2001,
tanggal 17 Oktober 2000, tentang Pedoman Umum Asuransi Syariah.
d. Peraturan Direksi Nomor 17/PD/DPKK/2001, tanggal 19 Desember
2000, perihal Pedoman Kebijakan Perkreditan Bank.
e. Peraturan Direksi Nomor 17/PD/DSYA/2005, tanggal 14 Februari 2005,
tentang Kegiatan Usaha Berdasarkan Prinsip Syariah.
f. Surat Edaran Direksi Nomor 34/DIR/DPKK/2004, tanggal 28 Oktober
2004, perihal Petunjuk Pelaksanaan Administrasi Dokumen Kredit dan.
E. Studi Terdahulu
1. Analisis Produk Pembiayaan Kepemilikan Rumah BNI IB GRIYA (Studi
Pada PT. Bank BNI Syariah Cabang Syariah Jakarta Selatan), Skripsi
Ahmad Syukri, FSH, UIN Jakarta, 2010. Penelitian ini adalah penelitian
empiris yang berttujuan untuk mengetahui praktik mekanisme pembiayan
78
Ibid.
48
KPR IB GRIYA pada Bank BNI Syariah dan mengetahui hasil analisa
kekuatan (strength), kelemahan (weakness), peluang (opportunity) dan
tantangan (threat) serta ancangan strateginya sehingga dapat diaplikasikan
untuk peningkatan pembiayaan produk KPR BNI iB Griya. Pada penelitian
yang menggunakan analisis SWOT ini pada Produk KPR BNI iB Griya
membandingkan antara faktor eksternal peluang (opportunities) yaitu
fatwa MUI bahwa “Bunga Bank Haram”, bisnis properti yang diprediksi
akan terus membaik, dan promosi melalui media elektronik, Ancaman
(Threat) seperti banyaknya pesaing, dan kurangnya pengetahuan
masyarakat akan produk KPR yang berbasis Syariah, kekuatan (strengths)
dengan memiliki brand yang cukup familiar, pembiayaan yang terhindar
dari sifat ribawi, serta proses persetujuan yang mudah dan cepat, uang
muka ringan, Kelemahan (weaknesses) seperti kurangnya promosi kepada
masyarakat, jaringan kantor yang terbatas, kurangnya pemahaman SDM
yang profesional dalam bidangnya.
2. Skripsi Strategi Pemasaran Pembiayaan KPR Syariah Bersubsidi Bagi
Masyarakat Berpenghasilan Rendah di BTN Syariah (Studi Kasus pada
BTN Syariah Cabang Tangerang) oleh Muhammad Arif Aditya. Penelitian
ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif
menggunakan data primer dan data sekunder yang diambil melalui dua
teknik pengumpulan data, yaitu studi lapangan dengan dokumentasi,
wawancara, dan studi kepustkanaan dengan cara penulisan analisis
deskriptif. Hasil penelitian pada BTN Syariah Cabang Tangerang dalam
49
memasarkan produk pembiayaan KPR BTN Sejahtera Tapak iB
menggunakan strategi marketing mix (bauran pemasaran), yang terdiri dari
4p, yaitu strategi produk (product), harga (price), lokasi (place), promosi
(promotion). Realisasi pembiayaan KPR BTN Sejahtera Tapak iB pada
tahun 2011 sebesar Rp 9.845.379.679, tahun 2012 sebesar Rp
3.726.700.000, dan tahun 2013 sebesar Rp 2.668.700.000. perkembangan
KPR BTN Sejahtera Tapak iB cenderung turun dari tahun ke tahun,
dikarenakan terdapat kendala utama, yaitu keterbatas stok perumahan
bersubsidi yang dimiliki oleh pengembang di wilayah Tangerang.
3. Jurnal Pembiayaan Kepemilikan Rumah (Sebuah Inovasi Pembiayaan
Perbankan Syariah) Vol. 1, No. 1, Juli 2007 oleh Helmi Haris. Penelitian
ini termasuk dalam penelitian kualitatif yang menjabarkan tentang lahirnya
sebuah produk pembiayaan bank pada Perbankan Syariah. Helmi
menjelaskan berbagai macam akad serta praktiknya dalam menjalankan
produk pembiayaan bank tersebut, yakni pembiayaan konsumtif dalam
bentuk Kredit Kepemilikan Rumah (KPR).
4. Jurnal Analisis Pemberian Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dalam
mengurangi Non Performing Loan (Studi pada PT. Bank Central Asia Tbk.
Cabang Kediri oleh Nur Suci Atmawati, Muhammad Saifi, Dwiatmanto.
Universitas Brawijaya Malang. Penelitian yang menggunakan sumber data
primer dan sumber data sekunder, dengan data dari hasil wawancara
dengan karyawan. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi,
wawancara, dan dokumentasi. Hasil dari penelitian diketahui bahwa sistem
50
pemberian kredit sudah cukup baik dengan melihat hasil NPL, namun
masih kurangnya dokumen-dokumen yang digunakan untuk memperjelas
dalam penginformasian sistem pemberian kredit pemilikan rumah (KPR).
Dan dan ada ketidaksesuaian antara karyawan dalam pelaksanaan tugas
dan tanggung jawabnya.
5. Jurnal Strategi Pemasaran Produk Pembiayaan Murabahah Pada Bank X
Syariah Cabang Tangerang Selatan oleh Fatimah dan Elisabeth Yansye
Metekohy Politeknik Negeri Jakarta. Penelitian ini dirancang untuk
menemukan strategi pemasaran produk pembiayaan murabahah yang
paling tepat sehingga mampu memenangi persaingan. Dengan
menggunakan analisisi SWOT dengan matriks IFAS dan EFAS dapat
diidentifikasikan faktor-faktor penting yang menjadi peluang, ancaman,
kekuatan dan kelemahan dari produk pembiayaan murabahah. Dari hasil
analisis didapat strategi pertumbuhan atau growth strategy . Staregi ini
dipilih karena hasil perhitungan berada pada kuadran l dimana total
weighted score peluang-ancaman sebesar 3.21 sedangkan total weighted
score kekuatan-kelemahan sebesar Posisi pada kuadran ini sangat
menguntungkan dan dapat dipasarkan secara maksimal dengan
menerapkan kebijakan bauran pemasaran seperti kebijakan produk,
kebijakan harga, kebijakan tempat dan kebijakan promosi yang
mendukung pertumbuhan yang agresif dari produk pembiayaan
murabahah.
51
6. Jurnal Marketing Mix dan Religi Terhadap Minat Masyarakat oleh
Sulaiman. Penelitian ini dimaksudkan untuk memberikan informasi
tentang seberapa jauh minat atau ketertarikan nasabah terhadap perbankan
syariah, utamanya Bank BNI Syariah Cabang Malang dengan cara
mengamati perilaku. Terdapat lima faktor yang mempengaruhi minat
masyarakat, yaitu: product, price, place, dan promotion yang disebut
sebagai 4 P atau marketing mix dan satu faktor khusus dalam hal ini
adalah religi.
7. Jurnal Analisis Strategi Pemasaran KPRS di Bank Muamalat Cabang
Kudus oleh Rida Faiqoh. Tujuan penulisan ini adalah menganalisis
bagaimana strategi pemasaran KPR Syariah yang dilakukan oleh Bank
Muamalat Cabang Kudus dan kendala yang dihadapi. Tulisan ini
menggunakan metode deskriptif analisis dengan menggunakan data primer
dan data sekunder yang diambil melalui wawancara, observasi, dan
dokumentasi. Hasil analisis menunjukkan bahwa Bank Muamalat
memberikan informasi di berbagai media massa baik cetak (surat kabar
harian dan majalah) maupun elektronik (radio dan televisi). Bank
Muamalat juga melakukan penempatan iklan pada media luar ruang
(billboard) yang dianggap cukup efektif dalam proses sosialisasi.
52
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini penulis melakukan penelitian dengan metode kualitatif.
Penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif bertujuan menggali atau
membangun satu proposi atau menjelaskan makna dibalik realita. Peneliti berpijak
dari realita atau peristiwa yang berlangsung di lapangan.79
Dalam metode penelitian kualitatif akan menggunakan prosedur penelitian
yang menghasilkan data berupa deskriptif dari ucapan atau tulisan dan perilaku
objek itu sendiri.80
Penelitian kualitatif lebih menekankan pada data yang berupa
kata atau gambar dan tidak menekankan pada angka, selain itu penelitian ini lebih
menekankan pada proses dari produk atau outcome.81
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian Analisis Bauran Pemasaran Pembiayaan KPR iB Pada Badan
Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) Al-Salaam yang berlokasi di Jl. Cinere Raya
Blok A No. 42 Cinere Depok. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Oktober
2016
79
Burhan Bungin, Metode Penelitian Kualitatif, (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2004), h. 82 80
Robert Bogdan dan Steven J. Taylor, Pengantar Metodologi Penelitian
Kualitatif. Penerjemah Arief Furchan, cet. Ke-1, (Surabaya: Usana Offset Printing, 1992),
h. 21 81
Drs. Husein Umar, Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis,
(Jakarta:Rajawali Press cet ke-2, 2007), h. 13
53
C. Jenis Data
1. Data Primer
Data primer adalah data yang langsung yang memberikan data kepada
pengumpul data. Yang mana data tersebut bisa berasal dari data observasi dan
wawancara.82
hasil wawancara diberikan oleh pihak BPRS Al Salaam Cinere yang
bersangkutan, hal ini dilakukan untuk memastikan keakuratan data yang
diperoleh.
2. Data Sekunder
Data Sekunder merupakan data yang diperoleh dari literatur-literatur
kepustakaan yang berkaitan dengan materi yang akan dibahas, baik itu berupa
buku-buku, jurnal, surat kabar, atau dari sumber lain yang mendukung penelitian
ini.
D. Teknik Pengumpulan Data
1. Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Ada beberapa metode pengumpulan data yang dikenal dalam penelitian
kualitatif, walaupun demikian bisa dikatakan bahwa metode yang paling pokok
adalah pengamatan atau observasi dan wawancara mendalam atau in-depth
interview.83
82
Lexy J. Moleong, Metodelogi Penelitian Kualitatif, cet. 29, (Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2011), h. 157 83
Bagong Suyanto, Metode Penelitian Sosial, (Jakarta:Kencana, 2011), h. 56
54
Dalam riset kepustakaan ini penulis membaca, dan mempelajari segala
bentuk tulisan baik buku, artikel, majalah, Koran, dan informasi tertulis lainnya
yang berhubungan dengan penelitian ini.
2. Penelitian Lapangan (Field Researh)
Adapun penelitian lapangan yang dilakukan penulis yaitu dengan cara
melakukan observasi ke tempat penelitian dan melakukan wawancara dengan
narasumber, sehingga penulis mendapat informasi langsung mengenai manajemen
operasional yang diterapkan pada bisnis syariah tersebut.
a. Wawancara
Wawancara merupakan bentuk komunikasi antara dua orang dengan satu
orang sebagai penyedia informasi dan satu orang lainnya yang mengajukan
pertanyaan-pertanyaan dengan berdasarkan tujuan tertentu.84
b. Dokumenter
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu yang berbentuk
lisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Jadi yang dimaksud
dengan studi documenter yaitu salah satu metode pengumpulan data yang
digunakan dalam metodelogi penelitian sosial untuk menelusuri data historis.85
84
Deddy Mulyana, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya), h. 180 85
Sugiono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung:ALFABETA,2005), Hal.
27
55
E. Teknik Analisa Data
Adapun teknik pengolahan data pada penelitian ini dengan menggunakan
metode deskriptif kualitatif. Yaitu data yang dikumpulkan berupa gambar, kata-
kata dan bukan angka.86
Analisa data dalam penelitian kualitatif adalah proses mengatur urutan
data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori dan uraian dasar.
Definisi tersebut memberikan gambaran tentang betapa pentingnya kedudukan
analisis data dilihat dari segi tujuan penelitian. Prinsip pokok penelitian kualitatif
adalah menemukan teori dari data.87
Pada penelitian ini digunakan salah satu alat analisa yaitu metode SWOT
(Strenght, Weakness, Opportunity, Threats). SWOT adalah suatu bentuk analisis
didalam manajemen perusahaan atau didalam organisasi yang secara sistematis
dapat membantu dalam usaha penyusunan suatu rencana yang matang untuk
mencapai tujuan, baik itu tujuan jangka pendek maupun jangka panjang.
Analisis SWOT adalah identifikas berbagai faktor secara sistematis untuk
merumuskan strategi berdasarkan logika yang dapat memaksimalkan kekuatan
(strenght) dan peluang (opportunity) dan secara bersamaan dapat meminimalkan
kelemahan (weakness) dan ancaman (threath) jadi, analisis SWOT
86
Basrowi dan Suwandi, Memahami Penelitian Kualitatif, (Jakarta:Rineka Cipta,
2008), h. 28 87
Lexy J. Moleong, Metodelogi Penelitian Kualitatif, cet. 29, (Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2011), h. 103
56
membandingkan antara faktor external peluang dan ancaman dengan faktor
internal kekuatan dan kelemahan.88
Teknik analisis SWOT atau yang dikenal dengan (kekuatan, kelemahan,
peluang, dan ancaman) pada dasarnya merupakan satu teknik untuk mengenali
berbagai kondisi yang berbasis bagi perencanaan strategi. Setelah mengenaali isu
permasalahan yang dihadapi secara teoritis perlu dibangun kesepakatan antar
stakeholder mengenail apa yang diinginkan kedepan terhadap is tersebut,
komponen atau elemen apa yang diperlukan untuk lebih ditingkatkan, dikurangi
atau justru diganti, memerlukan proses analisis yang banyak didasarkan pada peta
kondisi SWOT dari isu tersebut.89
Gambar 3.1
Diagram Posisi Perusahaan
88
Freddy Rangkuti, Analisis SWOT teknik membedah kasus bisnis, (Jakarta:PT.
Gramedia Pustaka Utama, 2008), h. 19 89
Ibid.,
Peluang
Kuadran III Kuadran I
Kuadran IV Kuadran II
Ancaman
57
Tabel 3.1
Matrik Analisis SWOT90
IFAS
EFAS
● Strengths (S)
o Tentukan
faktor-faktor
kekuatan
internal
● Weaknessses (W)
o Tentukan
faktor-faktor
kelemahan
internal
●Opportunities (O)
o Tentukan
faktor-faktor
peluang
eksternal
● Strategi S-O
o Ciptakan
strategi yang
menggunakan
kekuatan untuk
memanfaatkan
peluang
(Agresif)
● Strategi W-O
o Ciptakan
strategi yang
meminimalkan
kelemahan
untuk
memanfaatkan
peluang
(Turn Around)
●Threats (T)
o Tentukan
faktor-faktor
ancaman
eksternal
● Strategi S-T
o Ciptakan
strategi yang
menggunakan
kekuatan untuk
mengatasi
ancaman
(Diversivikasi)
● strategi W-T
o Ciptakan
strategi
meminimalkan
kelemahan dan
menghindari
ancaman
(Defensif)
Sumber : Freddi Rangkuti, Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis, 2008
90
Ibid.,
58
1. Strategi SO (Strengths Opportunities) = Kuadran 191
Strategi SO merupakan strategi yang dibuat berdasarkan jalan pemikiran
objek, yaitu dengan menggunakan seluruh kekuatan untuk merebut dan
memanfaatkan peluang sebesar-besarnya.
2. Strategi ST (Strenghts Threats) = Kuadran 2
Strategi ST merupakan strategi yang menggunakan kekuatan yang dimilki
objek untuk mengatasi ancaman.
3. Strategi WO (Weaknesses Opportunities) = Kuadran 3
Strategi WO ini ditetapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada
dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada.
4. Strategi WT (Weaknesses Threats) = Kuadran 4
Strategi WT didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha
meminimalkan kelemahan-kelemahan yang ada serta menghndari
ancaman.
91
Freddy Rangkuty, Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis, h. 51
59
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum BPRS Al Salaam
1. Sejarah Singkat Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) Al Salaam.92
PT BPR Amal Salman yang lebih dikenal dengan nama BPR Al Salaam,
didirikan pada tanggal 19 Oktober 1991. Pendiriannya diprakarsai oleh para
alumni Institut Teknologi Bandung (ITB) yang aktif di Masjid Salman pada saat
masih menjadi sebagai mahasiswa. Kebersamaan selama menimba ilmu di
perguruan tinggi telah mendorong para alumni ini untuk melanjutkan kegiatan
amalnya seperti yang telah dilakukan dahulu di Salman ITB dengan membentuk
lembaga yang bergerak di bidang sosial dengan nama Yayasan Amal Salman.
Salah satu bentuk kegiatan yang ditujukan untuk membantu perekonomian
masyarakat adalah dengan mendirikan sebuah lembaga keuangan berbentuk Bank
Perkreditan Rakyat (BPR) dengan nama BPR Al Salaam.
Pendirian BPR Al Salaam juga dimaksudkan untuk turut serta dalam
pelayanan lembaga keuangan bagi masyarakat ekonomi menengah ke bawah,
dengan corak khusus yaitu pelayanan perbankan dengan nafas keislaman.
Berbeda dari badan usaha swasta pada umumnya BPR Al Salaam
merupakan usaha yang berlandaskan kebersamaan (Solidarity Corporate) yang
tetap menjunjung tinggi profesionalisme. BPR Al Salaam hadir untuk
92
Artikel Sejarah BPRS Al Salaam,
http://bprsalsalaam.co.id/main/profile/tentang-al-salaam/sejarah-2, diakses pada
27 Oktober 2016
60
memberikan pelayanan “retail banking” bagi kemajuan bersama sesuai dengan
motto “Maju Dalam Kebersamaan”.
Jumlah modal yang disetor pada awal berdiri tahun 1991, sebesar Rp.
69.800.000 dengan jumlah pemegang saham sebanyak 40 orang. Dan pada tahun
2015 modal berjalan mencapai sebanyak Rp 11. 848.180.000 dengan 161
pemegang saham.
2. Visi, Misi, Motto dan Tujuan BPRS Al Salaam93
a. Visi BPRS Al Salaam: “Menjadi Bank Perkreditan Rakyat Syariah
Terbaik di Indonesia”
b. Misi BPRS Al Salaam: “Menjadi lembaga keuangan yang
menghasilkan produk jasa perbankan terbaik bagi nasabah dan
menciptakan kondisi yang kondusif bagi pemerataan pembangunan
perekonomian sektoral dengan orientasi pengembangan usaha kecil
dan menengah menuju kesejahteraan bagi stake holder”.
c. Motto BPRS Al Salaam: “Maju Dalam Kebersamaan”
d. Tujuan BPRS Al Salaam:
1) Dengan profesionalisme tinggi berusaha memberikan pelayanan
kepada nasabah melalui penyediaan jasa keuangan yang optimal
dalam hal kualitas, kenyamanan, keamanan, dan keuntungan dalam
hal berinvestasi.
93
Visi misi BPRS Al Salaam,
http://bprsalsalaam.co.id/main/profile/tentang-al-salaam/sejarah-2, diakses pada
27 Oktober 2016
61
2) Memberikan tingkat kesejahteraan yang baik bagi seluruh
karyawan
3) Memberikan hasil yang terbaik bagi stake holder
3. Produk-Produk BPRS Al Salaam:
a. Produk Penghimpunan Dana
1) Tabungan iB Amanah
2) Tabernas Platinum
3) Depostio Syariah Rakyat (DSR) Maxima
b. Produk Pembiayaan
1) Pembiayaan Al Salaam Syariah
2) Pembiayaan Kepemilikan Sepeda Motor (PKSM)
3) Pembiayaan Syariah Kepemilikan Kendaraan Bermotor (PSKKB)
4) Pembiayaan Syariah KPR iB
5) Pembiayaan Syariah Modal Usaha (PSMU)
6) Pembiayaan Sahabat AL Salaam (PSA iB)
7) Pembiayaan Syariah KTR
62
Gambar 4.1
Presentase Target Pembiayaan BPRS AL Salaam
Sumber : BPRS Al Salaam Cinere
Dalam melakukan pembiayaan BPRS Al Salam fokus terhadap
pembiayaan Motor, yakni pembiayaan motor dapat mendominasi sebanyak 55%.
Dalam hal ini pemberian pembiayaan motor dapat diberikan kepada nasabah
dengan pembiayaan jangka pendek sehingga perputaran modal akan cepat
dilakukan. Sedangkan pembiayaan non motor yang kategorinya dibagi kedalam
beberapa pembiayaan, seperti pembiayaan syariah modal usaha (PSMU),
pembiayaan multiguna AL Salaam Syariah (PAS), pembiayaan mikro seperti
pembiayaan sahabat Al Salaam iB dan pembiayaan kelompok tanggung renteng
memiliki porsi sebanyak 40%. Dan sebagai pengembangan produk BPRS Al
Salaam mengeluarkan produk pembiayaan KPR iB BPRS Al Salaam sebanyak
5%.94
94
Hasil Wawancara Ahmad Muzakki Supervisor Bagian Pengembangan Produk
dan Bisnis Non Motor berlandaskan Annual Report BPRS AL Salaam, 27 Oktober 2016
55% 40%
5%
Presentase Target Pembiayaan BPRS Al Salaam
Pembiayaan Motor
pembiayaan non motor
Pembiayaan KPR iB
63
4. Struktur Organisasi BPRS AL Salaam
Dewan Komisaris : Mulya Soepardi
B Munir Sjamsoedin
Direksi : Ichwanda Munir Syamsudin
Azwar
Dewan Pengawas Syariah : Mohammad Yahya
Mohamad Akhmadi
B. Bauran Pemasaran Pembiayaan KPR iB BPRS Al Salaam
Pemasaran adalah suaru sistem dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk
merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang-
barang yang dapat memuaskan keinginan dan jasa baik kepada konsumen aat ini
maupun konsumen potensial. Pemasaran mempunyai peranan yang sangat
menentukan karena pemasaran mempunya kedudukan sebagai perantara antara
produsen dan konsumen.
Seperti kebanyakan perusahaan pada umumnya yang menawarkan produk
dan jasa, BPRS AL Salaam Cinere juga memiliki strategi untuk mengembangkan
dan memasarkan produk-produknya. Strategi ini nantinya akan membawa dampak
positif bagi perusahan maupun masyarakat selaku nasabah, dengan menjaga
tingkat kepuasan nasabah atau produk-produk yang ditawarkan BPRS Al Salaam,
64
khususnya produk KPR yang merupakan wujud dari visi misi BPRS AL Salaam,
yaitu menjadi bank perkreditan rakyat syariah terbaik di Indonesia.
KPR iB BPRS Al Salaam adalah sebuah pengembangan produk
pembiayaan yang lebih mengutamakan kesejahteraan masyarakat. BPRS Al
Salaam selalu memberikan perhatian lebih terhadap kepentingan masyarakat atas
apa yang mereka butuhkan. Maka lahirlah produk pembiayaan Kepemilikan
Rumah berbasis syariah KPR iB BPRS Al Salaam.
1. Bauran Pemasaran (Marketing Mix) Pembiayaan KPR iB BPRS Al Salaam
Dalam memasarkan suatu produk tertentu tidak terlepas dari strategi
pemasaran perusahaan tersebut. Bank BPRS Al Salaam dalam memberikan jasa
pelayanan dan kepercayaan akan membutuhkan strategi dalam memasarkan
produknya, karena masalah kualitas pelayanan dan kepercayaan menjadi faktor
utama dalam menentukan keberhasilan perusahaan tersebut. Selain itu juga bentuk
pelayanan merupakan bentuk penilaian konsumen terhadap tingkat layanan yang
diterima.95
Menurut Philip Kotler “Marketing Mix adalah sebagi perangkat variabel
variabel pemasaran terkontrol yang digabungkan perusahaan untuk menghasilkan
tanggapan yang diinginkan dalam pasar sasaran.”96
Elemen-elemen yang ada
dalam marketing mix adalah product (produk), price (harga), place (tempat), dan
95
Philip Kotler dan Gary Amstrong, Dasar-dasar Pemasaran Penerjemah
Alexander Dono, (Jakarta: PT. Indeks, 2004), h. 7 96
Ibid.,
65
promotion (promosi), selanjutnya Philip Kotler juga menambahkan people
(manusia), physical evidence (sarana fisik), dan process (proses).
Berikut bauran pemasaran KPR iB BPRS Al Salaam:97
a. Produk (Product)
Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk
mendapat perhatian, dimiliki, digunakan atua dikonsumsi, yang meliputi barang
secara fisik, jasa, kepribadian, tempat, organisasi dan gagasan atau buah pikiran.98
Dapat disimpulkan pula bahwa produk adalah sesuatu uang memberikan manfaat
baik dalam hal memenuhi kebutuhan sehari-hari atau sesuatu yang ingin dimiliki
oleh konsumen.99
BPRS Al Salaam hadir sebagai bentuk upaya pemberian pelayanan dan
produk-produk terbaik kepada nasabah maupun calon nasabah dengan
meningkatkan kualitas dan pelayanan, sehingga nasabah tetap menaruh
kepercayaan kepada pihak BPRS Al Salaam atas produk pembiayaan dan
pendanaan yang menjadi andalan BPRS Al Salaam.
Sebagai Bank Perkreditan Rakyat Syariah BPRS Al Salaam dalam
pembiayaannya mengembangkan produk baru yakni KPR iB BPRS Al Salaam.
Animo masyarakat akan kebutuhan rumah yang tinggi menjadi dasar pemikiran
lahirya produk tersebut sebagai bentuk perhatian BPRS Al Salaam terhadap
97
Hasil wawancara dengan Bapak Ahmad Muzakki Kadiv. Pembiayaan BPRS
AL Salaam 27 Oktober 2016 98
Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran (Dasar, Konsep &Strategi), h. 200 99
Kasmir, Pemasaran Bank, h. 123
66
masyarakat yang menginginkan pembiayaan rumah. Pada pembiayaan KPR iB
BPRS Al Salaam dapat diajukan oleh nasabah lama maupun nasabah baru.100
Pembiayaan KPR iB BPRS Al Salaam lebih mngutamakan nasabah dengan
pengajuan KPR ke-1, yang artinya kebutuhan akan rumahnya labih tinggi dari
pada kebutuhan KPR ke-2 atau seterusnya. Hal ini bertujuan untuk
mensejahterakan nasabah BPRS Al Salaam dalam memenuhi keinginan yang
paling urgensi.
Pembiayaan KPR iB BPRS AL Salaam adalah pembiayaan berjangka
pendek yakni pengajuan antara 0- 10 tahun cicilan, hal ini sangat berbeda dengan
bank-bank syariah lainnya yang menggunakan jangka panjang yakni antara 15-20
tahun. Hal ini dikarenakan modal yang sangat terbatas sehingga perputaran akan
peminjaman pembiayaanpun harus dipercepat. Margin yang ditetapkan oleh
BPRS Al Salaam flat pertahun sebanyak 14,80% selama 10 tahun.
Produk pembiyaan KPR iB BPRS Al Salaam dikelola dengan prinsip
syariah yang berlaku dengan menggunakan akad Murabahah. Akad murabahah
digunakan sebagai akad jual-beli rumah yang dalam hal ini BPRS Al Salaam
sebagai penjual dan nasabah sebagai pembeli. Nasabah akan menunjuk atas rumah
pilihannya sendiri yang kemudian diajukan kepada BPRS Al Salaam dalam
pembiayaan KPR iB yang selanjutnya akan diproses secara administratif.
100
Hasil Wawancara Ahmad Muzakki Supervisor Bagian Pengembangan Produk
dan Bisnis Non Motor berlandaskan Annual Report BPRS AL Salaam, 27 Oktober 2016
67
b. Harga (price)
Penentuan harga merupkan salah satu aspek penting dalam kegiatan
pemasaran. Harga menjadi sangat penting untuk diperhatikan, mengingat harga
sangat menentukan laku atau tidaknya produk dan jasa perbankan. 101
Variabel harga merupakan komponen pemasaran yang langsung
mempengaruhi persepsi konsumen, permintaan dan penawaran serta berujung
pada pencapaian sasaran profit perusahaan. Beberapa prinsip yang harus dihindari
dalam menentukan harga adalah: maisir (tindakan yang bersifat spekulatif atau
mengandungunsur perjudian), tatfif (mengubah harga tanpa mengubah kualitas
atau kuantitas produk), riba (bunga), ihtikar ( penimbunan barang dengan tujuan
menciptakan kelangkaan produk untuk meningkatkan harga.102
Dalam penentuan harga BPRS Al Salaam memberikan kesempatan kepada
nasabah untuk memilih rumah yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan
bayar nasabah. Pemberian pembiayaan KPR iB BPRS AL Salaam
mengalokasikan modal sebesar Rp. 4.000.000.000. dan dalam record terakhir
paling besar BPRS AL Salaam memberikan pembiayaan sebesar Rp.
2.500.000.000 untuk pembiayaan KPR iB BPRS AL Salaam. Dalam penentuan
DP tergantung pada posisi atau letak dari rumah yang diajukan, jika rumah
101
Kasmir, Pemasaran Bank, h. 135 102
Jurnal Rida Faiqoh, Analisis Strategi Pemasaran KPRS di Bank Muamalat
Cabang Kudus, Iqtishadina Vol. 6, No. 2, 2013
68
tersebut marketable dan bisa dikatakan memiliki akses yang mudah maka DP
mencapai 20% dari harga yang diajukan.103
Contoh perhitungan pengajuan dengan harga Rp 500.000.000104
Parameter Pembiayaan
Harga Jual Rumah Rp 500.000.000
Total DP Rp 125.000.000
Ringkasan Pembiayaan
DP murni Rp 113.200.000
Plafond KPR Rp 375.000.000
Angsuran/ bulan Rp 8.784.729
Tenor 84 Bulan
Margin 13,83 %
Detail Pembayaran Pertama
Uang Muka Rp 113.200.000
Biaya Asuransi Rp 6.300.000
Biaya Administrasi Rp 4.000.000
Biaya APHT (Akte Pemberian Hak
Tanggungan )
Rp 1.500.000
Total DP Rp 125.000.000
103
Hasil Wawancara Ahmad Muzakki Supervisor Bagian Pengembangan Produk
dan Bisnis Non Motor berlandaskan Annual Report BPRS AL Salaam, 27 Oktober 2016 104
Berdasarkan perhitungan bagian marketing Pembiayaan BPRS AL Salaam
69
Tabel 4.1
Contoh perhitungan Flat KPR iB BPRS Al Salaam
Type
56/96
Angsuran Perbulan
Pembiayaan Kepemilikan Rumah
Besar
Pembiayaan
Uang
Muka
48 96 120
Rp 210.000.000 Rp 70.000.000 Rp 4.410.851 Rp 3.110.391 Rp 2.893.756
Rp 190.000.000 Rp 55.000.000 Rp 4.253.321 Rp 2.999.306 Rp 2.790.408
Rp 170.000.000 Rp 45.000.000 Rp 3.938.260 Rp 2.777.135 Rp 2.583.711
c. Tempat (place)
Berbagai kegiatan perusahaan untuk membuat produk yang dihasilkan atau
dijual terjangkau dan tersedia bagi pasar sasaran. Tempat meliputi antara lain
channels, coverage, assortments, locations, inventory, dan tansport. Produk tidak
banyak artinya bagi pelanggan apabila tidak tersedia pada saat dan tempat ia
diinginkan. Produk mencapai pelanggan melalui saluran distribusi (distribution
channel). Saluran distribusi adalah rangkaian perusahaan atau individu manapun
yang ikut serta dalam arus barang dan jasa dari produsen kepada pemakai akhir
atau pelanggan.105
Pemilihan lokasi sangatlah penting, karena apabila salah dalam
memilih suatu lokasi, maka hanya akan menambah biaya operasional yang rutin
dikeluarkan. Dengan menentukan lokasi yang tepat, bank dapat mengembangkan
usahanya dan memasarkan produk-produk unggulan pada bank tersebut.
105
E. Jerome. Mc Carthy& Wiliam D. Perreault, Dasar-dasar pemasaran,
(Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama, 1996), terjemahan indonesia, hal. 35
70
Dalam pemilihan lokasi, pelaksanaan pembiayaan KPR iB BPRS Al Salaam
bertempat di Kantor Pelayanan BPRS AL Salaam yang terdapat 10 Kantor cabang
diantaranya Cabang Cinere, Depok, Jakarta Selatan, Bogor, Cibinong, BSD,
Bandung, Ciputat, Pondok Gede, Cileungsi dalam hal ini kantor pusat berada di Jl.
Cinere Raya Blok A No. 42 Cinere Depok. Lokasi kantor yang sangat strategis
merupakan suatu nilai tambah BPRS AL Salaam dalam memberikan layanan
fasilitas kepada nasabah. Lokasi yang berada di area ruko dan perkantoran yang
dekat dengan akses jalan raya sehingga memudahkan untuk mobilitas transaksi
nasabah. Selain itu posisi kantor yang tidak terlalu jauh dengan area perumahan
penduduk menjadi daya tarik sekaligus juga dapat menjadi sarana promosi yang
baik. Dalam melayani nasabah BPRS Al Salaam menyediakan fasilitas kantor
yang nyaman sebagai tempat transaksi nasabah. Kondisi kantor yang bersih
dengan ruangan ber-ac dan juga tata letak furniture yang tepat membuat suasana
nyaman.
d. Promosi (promotion)
Promosi merupakan kegiatan yang ditujukan untuk mempengaruhi
konsumen agar mereka dapat menjadi kenal akan produk yang ditawarkan oleh
perusahaan kepada mereka yang kemudian mereka menjadi tertarik lalu membeli
produk tersebut.106
Dalam melakukan promosi setiap bank berusaha untuk
mempromosikan seluruh produk dan jasa yang dimilikinya baik langsung maupun
tidak langsung. Agar produk tersebut laku dijual ke masyarakat atau nasabah,
106
Jurnal Rifda Faiqoh, Analisis Strategi Pemasaran KPRS di Bank Muamalat
Cabang Kudus, Iqtishodina, 2013
71
maka masyarakat perlu tahu kehadiran produk tersebut berikut manfaat, harga dan
dimana dapat diperoleh serta kelebihan produk dibandingkan dengan produk
pesaing. Cara untuk memberitahukan kepada masyarakat adalah melalui kegiatan
promosi, artinya keputusan terakhir bank harus mempromosikan produk tersebut
seluas mungkin kepada nasabah.107
Salah satu tujuan promosi bank adalah
menginformasikan segala jenis produk yang ditawarkan dan berusaha menarik
calon nasabah baru. Kemudian promosi juga berfungsi mengingatkan nasabah
akan produk, promosi juga mempengaruhi nasabah untuk membeli da akhirnya
promosi juga akan meningkatkan citra bank di mata nasabah.108
Adapun alat-alat
yang dipergunakan untuk mempromosikan produknya pengusaha dapat memilih
beberapa cara, yaitu: advertensi, promosi penjualan, personal selling,
publisitas.109
Dalam melakukan promosi KPR iB BPRS AL Salaam menggunakan
beberapa sarana promosi dalam memasarkan produk yaitu melalui sarana:
a. Periklanan (advertising)
Sarana periklanan (advertising) yang digunakan BPRS AL Salaam melalui
brosur dan pemasangan iklan pada media cetak koran Republika pada 30 Oktober
2012, promosi juga di laukan pada web BPRS Al Salaam dengan media internet
www.bprsalsalaam.co.id. Sarana yang dipilih BPRS Al Salaam tidak
mengeluarkan biaya yang begitu besar namun cukup efektif.
107
Kasmir, Pemasaran Bank, h. 155 108
M. Nur Rianto Al Arif, Dasar-Dasar Pemasaran Bank Syariah, H. 169-170 109
Jurnal Rifda Faiqoh, Analisis Strategi Pemasaran KPRS di Bank Muamalat
Cabang Kudus, Iqtishodina, 2013
72
b. Promosi Penjualan (sales promotion)
BPRS AL Salaam menggunakan sarana promosi penjualan untuk
meningkatkan jumlah nasabah yang menggunakan produk pembiayaan KPR iB
BPRS Al Salaam. Promosi Penjualan yang digunakan BPRS AL Salaam meliputi
hadiah langsung yang dapat berupa marchandise, potongan harga (discount), cash
back. Selain itu, pembiayaan dengan jangka 0-10 tahun merupakan suatu
kelebihan yang dapa menjadi keuntungan tersendiri bagi nasabah yang ingin cepat
menyelesaikan pembiayaannya.
c. Penjualan pribadi (personal selling)
Penjualan pribadi merupakan sarana yang paling sering digunakan oleh
BPRS AL Salaam untuk mempromosikan produk pembiayaan KPR iB BPRS Al
Salaam. penjualan pribadi ini dilakukan langsung oleh pihak BPRS AL Salaam
yang dilakukan secara face to face kepada nasabah dan juga dapat dilakukan
secara online dengan Costumer Service melalui web bank, hal ini dianggap paling
efektif dilakukan, karena informasi yang diberikan cepat mengena dan terserap
oleh nasabah. Selain dari pihak BPRS AL Salaam secara langsung, nasabah yang
sudah memiliki ikatan emosional terhadap BPRS AL Salaam pasti akan
merekomendasikan pembiayaan KPR iB BPRS Al Salaam kepada nasabah
lainnya, hal ini lebih mnguntungkan dikarenakan tingkat kepercayaan nasabah
yang akan dibagikan kepada nasabah yang lain. Dalam strategi penjualan pribadi
ini juga banyak memiliki kelebihan, diantara dapat lebih aktif dan antusias dalam
menanyakan produk tersebut, pihak BPRS AL Salaam pun akan mudah
mempengaruhi nasabah melalui argumentasi yang logis dengan mengemukakan
73
kelebihan-kelebihan produk pembiayaan KPR iB BPRS Al Salaam, dan juga
pihak BPRS AL Salaam pun akan mengetahui kemauan dari nasabah tersebut, dan
megetahui kelemahan-kelemahan secara langsung dari nasabah sehingga pihak
BPRS AL Salaam dapat meningkatkan kualitas dalam pelayanan yang diberikan
dari produk pembiayaan KPR iB BPRS AL Salaam.
e. Manusia (people)
Manusia atau orang adalah semua pelaku yang memainkan peranan penting
dalam penyajian jasa sehingga dapat mempengaruhi persepsi pembeli. Elemen
dari orang adalah pegawai perusahaan, konsumen, dan konsumen lain. Semua
sikap dan tindakan karyawan, cara berpakaian karyawan dan penampilan
karyawan memiliki pengaruh terhadap keberhasilan penyampaian jasa.110
Dalam melayani nasabah BPRS Al Salaam memiliki orang-orang atau
karyawan yang mempunyai kompeten dalam bidangnya masing-masing, hal ini
terlihat jelas dengan produktifitas pelayanan yang cukup baik. Selain itu,
karyawan yang bekerja selalu memberikan tanggapan yang baik dalam bentuk
sopan santun kepada nasabah. Karyawan BPRS AL Salaam yang memiliki
penampilan dan tingkah laku yang baik membawa respon positif untuk nasabah.
Tidak hanya detail terhadap kualitas karyawannya BPRS AL Salaam juga
banyak melakukan cara dalam memahami dan mengenali nasabahnya. Setelah
nasabah memutuskan untuk melakukan pembiayaan pihak BPRS Al Salaam akan
melakukan verifikasi latar belakang nasabah tersebut. BPRS AL Salaam
110
Philip Kotler dan Gary Amstrong, Prinsip-prinsip Pemasaran edisi 13,
(Jakarta: Erlangga, 2012), h. 62
74
menggunakan prinsip analisis pembiayaan dalam mengetahui latar belakang
nasabah tersebut. Secara umum prinsip analisis pembiayaan didasarkan pada
rumus 5C.
1) Character (Karakter)
Bank yakin bahwa sifat atau watak dari orang-orang yang akan diberikan
pembiayaan benar-benar dapat dipercaya. Dapat terlihat dari latar
belakang pekerjaan maupun yang bersifat pribadi, seperti cara hidup
maupun gaya hidup yang dianutnya, keadaan keluarga dan hobi.
2) Capacity (Kapasitas atau Kemampuan)
Bank akan menilai sampai sejauh mana hasil usaha yang diperoleh bisa
melunasi kewajibannya tepat pada waktu sesuai dengan perjanjian.
3) Capital (Modal)
Biasanya bank tidak bersedia untuk membiayai suatu usaha 100%,
artinya setiap nasabah yang mengajukan pembiayaan harus pula
menyediakan dana dari sumber lain atau modal sendiri.
4) Collateral (Jaminan)
Nasabah yang akan mengajukan pembiayaan harus memberikan jaminan
sebagai ikatan kepercayaan dalam pemberian pembiayaan, sekaligus
untuk mengurangi rsiko pemberian pembiayaan.
Dalam hal ini BPRS AL Salaam menerima jaminan yang sudah SHM
(Sertifikat Hak Milik) atau SHGB (Sertifikat Hak Guna Bangunan).
5) Condition (Kondisi)
75
Dalam menilai pembiayaan hendaknya juga dinilai kondisi ekonomi
sekarang dan untuk masa depan sesuai sektor masing-masing.111
Selain melihat 5C prinsip analisis pembiayaan selanjutnya BPRS Al Salaam
akan melihat pada track record transaksi nasabah, yakni dengan menggunakan BI
Checking atau Sistem Informasi Debitur (SID). BI Checking adalah laporan yang
dikeluarkan oleh Bank Indonesia yang berisi riwayat kredit/pinjaman seorang
nasabah kepada bank atau lemabaga leuangan non bank. Riwayat kredit yang
bagus atau buruk seorang nasabah terdata dalam BI Checking pada sistem
Informasi Debitur (SID) Bank Indonesia.112
f. Sarana Fisik (Physical Evidence)
Sarana fisik merupakan hal nyata yang turut mempengaruhi keputusan
konsumen untuk membeli dan menggunakan produk atau jasa yang ditawarkan.
Unsur yang termasuk dalam sarana fisik antara lain lingkungan atau bangunan
fisik, peralatan, perlengkapan, logo, warna dan barang-barang lainnya.113
BPRS Al Salaam sangat memperhitungkan sarana fisik sebagai tempat
terjadinya transaksi nasabah. Sarana fisik berupa bangunan yang nyaman telah
diberikan BPRS Al Salaam, bangunan atau kantor yang tersedia tidak terlalu besar
namun cukup baik dan nyaman untuk para nasabah. Selain itu, kantor yang di
desain secara rapi dengan nuansa serba biru tua menambah karakteristik bank, tata
111
Rivai dan Veithzal, Islamic Financial Management, (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2008), h. 353 112
Artikel BI Checking, http://www.rumah-citraindah.com/2014/06/apa-itu-bi-
checking.html, diakses 28 Oktober 2016 113
Philip Kotler dan Gary Amstrong, Prinsip-prinsip Pemasaran edisi 13,
(Jakarta: Erlangga, 2012), h. 62
76
ruangkantor yang meliputi ruang tamu, ruang costumer service, ruang pembiayaan
terletak di lantai 1, sedangkan di lantai 2 terdapat back office. Sarana yang
diberikan BPRS Al Salaam sudah cukup membuat nasabah nyaman dalam
bertransaksi, terlihat dari nasabah yang selalu setia melakukan pembiayaan di
BPRS AL Salaam.
g. Proses (Process)
Proses adalah semua prosedur aktual, mekanisme, dan aliran aktivitas yang
digunakan untuk menyampaikan jasa. Elemen proses ini memiliki arti sesuatu
untuk menyampaikan jasa. Proses dalam jasa merupakan faktor utama dalam
bauran pemasaran jasa seperti pelanggan jasa akan senang merasakan sistem
penyerahan jasa sebagai bagian jasa itu sendiri.
a. Tahap Pengajuan Pembiayaan KPR iB BPRS AL Salaam
1) Nasabah mendatangi kantor BPRS Al Salaam pusat atau cabang
terdekat untuk mengetahui informasi lebih lanjut tentang KPR iB
BPRS Al Salaam
2) Nasabah melengkapi data dan persyaratan serta ketentuan dari BPRS
Al Salaam
3) Nasabah menginformasikan tentang rumah KPR iB yang ia inginkan
kepada BPRS AL Salaam
4) Setelah pihak bank melakukan verifikasi maka nasabah berhak
mendapatkan pembiayaan KPR iB BPRS Al Salaam
b. Alur dan Mekanisme Pembiayaan KPR iB BPRS Al Salaam
77
Dalam proses administrasi ada beberapa tahapan yang harus diikuti
oleh calon nasabah yang ingin mengajukan pembiayaan KPR iB BPRS Al
Salaam.114
1) Mengisi formulir permohonan pembiayaan dan disertai informasi
dan kelengkapan rumah yang diinginkan untuk dijadikan KPR
2) Melampirkan dokumen kelengkapan KPR dan surat pernyataan
3) Verifikasi calon nasabah melalui BI Checking
4) Wawancara awal calon nasabah
5) Analisa kelayakan nasabah
6) pengadministrasian
7) Appraisal (analisa harga pasar dari agunan)
8) Peninjauan rumah yang akan dijadikan KPR
9) Persetujuan pembiayaan oleh pihak pembiayaan
10) Akad pembiayaan
11) Penentuan target (dead line) pembiayaan
12) Serah terima rumah
13) Nasabah wajib membayarkan cicilan sesuai deadline hingga selesai
dan menerima dokumen akhir
c. Mekanisme Realisasi Pembiayaan KPR iB BPRS Al Salam akad Murabahah
114
Hasil wawancara Ahmad Muzakki Kadiv. Pembiayaan BPRS Al Salaam
Cinere 27 Oktober 2010
78
Gambar 4.2
Mekanisme Murabahah BPRS Al Salaam
Yang paling utama adalah nasabah melakukan pengajuan terkait
pembiayaan KPR iB selanjutnya nasabah harus memenuhi persyaratan yang
diberikan oleh BPRS AL Salaam, setelah persyaratan dipenuhi selanjutnya
nasabah dengan BPRS Al Salaam melakukan akad Murabahah dimana dalam
akad terdapat persetujuan yang dilakukan antara BPRS AL Salaam dengan
nasabah, hal ini terkait angsuran dan model pembayaran serta penentuan margin
sebagai bentuk keuntungan bagi BPRS AL Salaam. Dikarenakan menggunakan
Syarat dan ketentuan
Akad jual beli bank dengan nasabah
Bank membeli
barang dari pemasok
Pemasok menyerahkan rumah kepada
bank
Bank menyerahkan rumah kepada
nasabah
Nasabah mencicil
pembiayaan
BPRS
Al Salaam
Nasabah mengajukan pembiayaan
79
akad Murabahah, maka BPRS AL Salaam membeli terlebih dahulu KPR yang
diajukan oleh nasabah. Selanjutnya pihak bank akan memberikan rumah tersebut
kepada nasabah. Pada akhirnya nasabah akan mecicil pembayaran setiap bulannya
dengan nominal yang telah disepakati diawal.
d. Dokumen Persyaratan Pengajuan KPR iB BPRS Al Salaam
Berikut persyaratan dokumen yang dibutuhkan untuk mengajukan
pembiayaan KPR iB BPRS Al Salaam:115
1) Persyaratan pemohonan bagi pegawai:116
a) Surat permohonan pengajuan pembiayaan KPR iB (asli)
b) Fotocopy KTP pemohon
c) Fotocopy sumai/istri
d) Fotocopy kartu keluarga
e) Fotocopy akte nikah/cerai
f) Fotocopy slip gaji 3 bulan terakhir atau surat keterangan penghasilan
(asli)
g) Fotocopy keterangan domisili
h) Bukti rekening koran 3 bulan terakhir
i) fotocopy sertifikat (SHM) rumah yang akan dibeli
j) fotocopy SPPT PBB
jika rumah bekas harus melengkapi:
k) fotocopy KTP penjual
115
Artikel KPR iB www.bprsalsalaam.co.id, diakses 28 Oktober 2016 116
Persyaratan lainnya terlampir
80
l) fotocopy KTP suami/istri penjual
m) fotocopy kartu keluarga penjual
n) fotocopy akte nikah/cerai penjual
e. Kriteria Nasabah Pembiayaan117
1) Nasabah haruslah Warga Negara Indonesia (WNI) yang memiliki
sumber penghasilan untuk pembiayaan atau badan usaha.
2) Memiliki sumber pengembalian pembiayaan.
3) Slip gaji atau surat keterangan gaji atau laporan keuangan usaha (jika
wiraswasta).
4) Bersedia membayar uang muka sebesar 20 % dari harga pasa
penilaian bank.
Melalui strategi bauran pemasaran BPRS Al Salaam dalam mempromosikan
produk pembiayaan KPR iB BPRS Al Salaam sudah sangat baik, yang mana
produk KPR iB BPRS Al Salaam merupakan pengembangan produk dalam
rangka mengabulkan permintaan nasabah dalam hal pembiayaan kepemilikan
rumah sebagai bentuk pelayanan jasa bank. Melalui bauran pemasaran ini BPRS
Al Salaam dapat melihat dan memetakan item-item produk pembiayaan KPR iB
sehingga dapat merincikan kelebihan dan kekurangan dari produk pembiayaan
KPR iB tersebut. Dengan begitu BPRS Al Salaam akan mudah melakukan
penilaian dan meninjau kembali strategi yang akan dilakukan.
117
Artikel KPR iB www.bprsalsalaam.co.id, diakses 28 Oktober 2016
81
2. Pembiayaan KPR iB BPRS AL Salaam
Maraknya pemberian pembiayaan pada sektor properi, banyak bank-bank
syariah yang menawarkan pembiayaan KPR Syariah melalui berbagai strategi.
Sebagai lembaga yang ingin menampung segala kebutuhan masyarakat BPRS AL
Salaam membuat terobosan baru pada bank perkreditan rakyat syariah, pemberian
pembiayaan KPR merupakan suatu hal yang sulit dilakukan oleh lembaga
keuangan kecil, namun BPRS Al Salaam sesuai dengan mottonya mampu
“Mewujudkan Permintaan Nasabah dengan Mengembangkan Produk” baru KPR
iB BPRS AL Salaam.
Awal diluncurkannya produk pembiayaan KPR iB berlandaskan pada
keinginan masyarakat akan kemudahan memilki rumah tanpa harus membeli
secara langsung. Pada bulan Mei tahun 2012 yang peraturannya direvisi kembali
oleh BPRS Al Salaam pada Oktober tahun 2015. BPRS Al Salaam meresmikan
peluncurkan pembiayaan KPR iB yang tentu saja berlandaskan Undang-undang
No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah dan Fatwa DSN MUI Nomor
4/DSN-MUI/IV/2000 tentang Murabahah.118
Dalam pelaksanaannya BPRS AL Salaam sangat hati-hati dalam
merealisasikannya. Pasalnya, lembaga keuangan yang berskala menengah
kebawah ini akan mengevaluasi setiap nasabah yang akan mengajukan
pembiayaan KPR. Memiliki modal yang tidak terlalu besar yang tidak bisa
118
Hasil Wawancara Ahmad Muzakki Supervisor Bagian Pengembangan Produk
dan Bisnis Non Motor berlandaskan Annual Report BPRS AL Salaam, 27 Oktober 2016
82
disamakan dengan bank-bank syariah nasional lainnya sangat mempengaruhi
jumlah nasabah yang berhak mendapatkan pembiayaan.
Pada laporan keuangan BPRS AL Salaam tercatat bahwa modal awal untuk
membuat BPRS Al Salaam memiliki Rp 69.800.000 dengan 40 pemegang saham
dengan lambat laun kini modal berjalan BPRS AL Salaam sebanyak Rp
11.848.180.000 dengan 161 pemegang saham.119
Gambar 4.3
Modal BPRS AL Salaam Tahun 2011-2015
Sumber : Annual Report BPRS AL Salaam
Berdasarkan grafik pertumbuhan modal yang dikelola oleh BPRS Al
Salaam memiliki pertumbuhan yang bagus. Setiap tahun BPRS Al Salaam
memiliki modal yang berangsur naik, pada tahun 2011 modal yang disetor Rp
119
Artikel http://bprsalsalaam.co.id/main/profile/tentang-al-salaam/sejarah-2,
diakses 29 Oktober 2016
6.6
8.2
11.2 11.2 11.8
0
2
4
6
8
10
12
14
2011 2012 2013 2014 2015
skal
a m
iliar
pertumbuhan modal
83
6.667.670.000, tahun 2012 berjumlah Rp 8.282.940.000, 2013 berjumlah RP
11.283.990.000, tahun 2014 berjumlah Rp 11.283.990.000, tahun 2015 Rp
11.848.180.000. Perkembangan jumlah modal yang dimiliki oleh BPRS AL
Salaam merupakan sebuah keyakinan bahwa BPRS AL Salaam tepat dalam
mengambil langkah untuk mengembangkan produk KPR iB.120
Tabel 4.2
Realisasi Pembiayaan KPR iB BPRS Al Salaam
Tahun Jumlah Nasabah Jumlah Pembiayaan
2012 18 Rp 3. 596.990.475
2013 10 Rp 1.496.026.702
2014 1 Rp 187.500.000
2015 8 Rp 1.482.989.686
TOTAL 37 Rp 6.763.506.863
Sumber: BPRS AL Salaam Cinere
Dari data diatas dapat diketahui bahwa jumlah nasabah pembiayaan KPR
iB BPRS AL Salaam dari periode tahun 2012 sampai tahun 2015 mengalami
fluktuaktif. Berdaarkan data laporan pembiayaan KPR iB BPRS telah merealisasi
sebanyak 37 nasabah dengan total pembiayaan Rp 6.763.506.863. BPRS AL
Salaam hanya menyediakan porsi 5% dari target pembiayaan dengan maksimal
pembiayaan sebesar Rp 4 M, dengan melihat jumlah pembiayaan nasabah yang
mengajukan relatif memilih perumahan yang murah. Nasabah yang tidak banyak
bukanlah menjadi target utama dari realisasi pembiayaan KPR iB BPRS AL
120
Annual Report BPRS AL Salaam
84
Salaam namun BPRS AL Salaam hadir sebagai wadah yang mampu mewujudkan
masyarakat lapisan menengah ke bawah.121
C. Analisis SWOT Bauran Pemasaran Pembiayaan KPR iB BPRS Al Salaam
1. Analisis SWOT
a. Kekuatan (Strengthts)
1) Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) Al Salaam merupakan
lembaga keuangan syariah yang menggunakan pola operasionalnya
mengikuti prinsip-prinsip syariah ataupun muamalah Islam.
Berdasarkan Undang-undang No. 10 tahun 1998 tentang Perbankan
disebutkan bahwa BPRS adalah bank yang melaksanakan kegiatan
usaha berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Menurut Surat
Keputusan Direktur Bank Indonesia No. 32/36/KEP/DIR/1999 tentang
Bank Perkreditan Rakyat Berdasarkan Prinsip Syariah sebagai
penyedia pembiayaan dan penempatan dana berdasarkan prinsip
syariah.
2) BPRS Al Salam memberikan rasa tentram dan kesejahteraan dengan
memberikan pembiayaan yang bebas dari riba, maysir, dan ghoror.
Transaksi yang mengandung ribawi merupakan hal yang dilarang
dalam prinsip syariah. Hal ini bertentangan dalam Al-Qur‟an “hai
orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan
121
Annual Report BPRS AL Salaam
85
tinggalkanlah sisa riba (yang belum dipungut), jika kamu orang yang
beriman.” (Q.S. Al-Baqoroh 278).
3) Pelayanan yang baik
Dalam melakukan pelayanan jasa bank, BPRS Al Salaam memiliki
karyawan yang berakhlak, sopan dan santun kepada nasabah. Dimana
karyawan akan menjelaskan secara baik dan terperinci produk
pembiayaan KPR iB BPRS AL Salaam serta memberikan pelayanan
yang cepat dalam penanganan permintaan nasabah. Ini dapat
tergambar ketika bertatap muka langsung dengan karyawan atau
menanyakan lewat telpon, maupun lewat online internet.
4) Biaya angsuran flat
Dalam pemberian pembiayaan KPR iB BPRS Al Salaam
menggunakan sistem flat sampai pembayaran lunas. Dengan angsuran
yang tetap akan memudahkan nasabah dalam melakukan
pembayaran, karena nasabah tidak akan menghitung-hitung lagi
berapa jumlah cicilan yang harus dibayarkan yang mana hal ini
dipengaruhi oleh tingkat suku bunga pasar yang biasa dilakukan oleh
bank konvensional.
5) Uang muka ringan
Calon nasabah yang ingin melakukan pembiayaan KPR iB BPRS Al
Salaam tidak perlu menabung untuk uang muka yang besar. Uang
muka dapat dikondisikan dengan rumah yang akan diajukan oleh
calon nasabah tersebut. Faktor kondisi dan lingkungan dapat
86
mempengaruhi jumlah uang muka. Jika posisi rumah marketable uang
muka akan dikenakan sebesar 20% dari total penjualan.
6) Memilih rumah sesuai yang diinginkan
Calon nasabah pembiayaan KPR iB BPRS AL Salaam dapat
menentukn rumah mana yang akan dijadikan KPR iB BPRS Al
Salaam. Hal ini lebih menguntungkan calon nasabah karena bebas
memilih lokasi dan kondisi rumah yang akan dibeli.
7) Memiliki emosional yang kuat dengan nasabah
BPRS AL Salaam dalam melakukan pelayanan selalu mengutamakan
keinginan nasabah, ini berdampak pada tingkat kepercayaan nasabah
pada BPRS AL Salaam. Sehingga tidak ada lagi rasa keraguan dalam
melakukan transaksi, dikarenakan nasabah selalu merasa aman,
nyaman dan sejahtera dalam melakukan transaksi
b. Kelemahan (Weaknesses)
1) Jangka waktu pembiayaan yang pendek
Dalam realisasi pembiayaan KPR iB BPRS AL Salaam pihak bank
hanya menyediakan waktu antara 0-10 tahun. Pembiayaan dengan
jangka pendek dilakukan BPRS Al Salaam dikarenakan ingin lebih
cepat memutar modal tersebut. Pembiayaan dengan jangka pendek
relatif memiliki angsuran yang besar.
2) Kurangnya promosi kepada masyarakat
Dalam mencapai target pemasaran BPRS Al Salaam hanya
menggunakan media promosi iklan berupa brosur, iklan koran, dan
87
web. Promosi dengan menggunakan strategi personal selling dengan
memberi tahu nasabah secara face to face dirasa kurang efektif.
3) Jaringan kantor yang terbatas
Semenjak berdirinya BPRS AL Salaam pada tahun 1991 hingga saat
ini terdapat 13 kantor cabang, yakni daerah Cinere, Depok, Bandung,
Jakarta Selatan, BSD, Bogor, Cibinong, Ciputat, Cileungsi, Pondok
Gede, Citayam, Komplek Masjid Salman ITB, Ciawi.
4) Modal yang terbatas
Dalam merealisasi pembiayaan KPR iB BPRS AL Salaam tidak
semuanya akan dikabulkan. BPRS AL Salaam akan mengevaluasi dari
berbagai aspek terutama harga. Maksimal pemberian pembiayaan
KPR iB BPRS Al Salaam sebesar Rp 4 Miliar.
c. Peluang (Opportunities)
1) Pertumbuhan Penduduk
Dengan bertambahnya jumlah penduduk yang tinggi maka kebutuhan
akan memiliki rumahpun akan tinggi. Rumah merupakan kebutuhan
primer sehingga ini menjadi peluang yang cukup bagus untuk
memasarkan produk KPR iB BPRS AL Salaam tersebut. Terlebih
Indonesia di Dominasi oleh masyarakat Islam yang tentu saja akan
lebih tertarik menggunakan sistem ekonomi syariah
2) Mengikuti pameran KPR
88
Mengikuti event-event yang diselenggarakan merupakan salah satu
strategi promosi yang efektif dalam memasarkan KPR iB BPRS AL
Salaam kepada masyarakat.
3) Pemerintah yang mendukung
Dalam mengatur sistem perbankan di Indonesia, pemerintah telah
mencantumkan dalam undang-undang No. 21 Tahun 2008 tentang
Perbankan Syariah dalam mengatur pelaksanaan kegiataan lembaga
keuangan syariah. Pemerintah juga mengeluarkan Fatwa DSN MUI
No. 04/DSN-MUI/IV/2000 tentang Murabahah.
4) KPR iB merupakan produk pengembangan
Dalam melaksanakaan pembiayaan KPR iB baru sedikit BPRS yang
mampu merealisasikannya, salah satunya BPRS Al Salaam. Walaupun
bukan produk pembiayaan unggulan. Namun ini menjadi peluang
dikarenakan belum ada lagi BPRS yang mampu merealisasi
pembiayaan KPR dengan modal yang cukup besar.
5) Bisnis properti yang menjanjikan
Bisnis properti merupakan langkah yang tepat dalam mengembangkan
produk. Peluang yang besar ini terlihat dari kebutuhan masyarakat
yang cukup tinggi. Data Real Estate Indonesia (REI) pada tahun 2015
kebutuhan perumahan rakyat yang belum terpenuhi mencapa angka 15
juta unit, sedangkan para pengembang hanya mampu menyediakan tak
89
kurang dari 150 ribu unti pertahunnya.122
Pada tahun 2016 diharapkan
menjadi peluang yang besar bagi penyedia pembiayaan KPR iB
terutama BPRS AL Salaam dalam menyediakan pembiayaan yang flat
yang tidak terpengauh oleh kenaikan suku bunga.
d. Ancaman (Threats)
1) Tingkat persaingan yang tinggi
KPR iB pada BPRS Al Salaam merupakan sebuah pengembangan
produk baru dalam memenuhi kebutuhan masyarakat. Sebelumnya
telah dilakukan pembiayaan KPR oleh bank-bank nasional baik bank
konvensional maupun bank syariah lainnya yang memiliki strategi
promosi yang lebih tinggi. Sebagai Bank Perkreditan Rakyat Syariah
BPRS Al Salaam harus lebih kerja keras untuk mencapai hasil yang
maksimal.
2) Ketidakcukupan modal
Sebagai bank yang memiliki skala modal yang tidak terlalu besar
merupakan sebuah ancaman kemampuan bagi BPRS AL Salaam
dalam merealisasi pembiayaan KPR iB, dikarenakan pembiayaan KPR
membutuhkan jangka waktu yang lebih lama dibandingkan
pembiayaan lainnya. Sehingga BPRS Al Salaam membatasi angka
atau nominal untuk pembiayaan KPR iB tersebut.
3) Kurangnya pemahaman masyarakat tentang KPR berbasis syariah
122
Artikel bisnis properti, http://dakkeraton.co.id/inilah-peluang-dan-prospek-
bisnis-properti-2015/ diakses 29 oktober 2016
90
BPRS Al Salaam membutuhkan waktu dan kerja keras yang ekstra
untuk mensosialisasikan produk KPR iB nya. Pemahaman masyarakat
beranggapan bahwa selama ini menabung atau melakukan
pembiayaan di bank konvensional relatif cepat, namun jika
dipertimbangkan dalam melakukan transaksi pada bank syariah
nasabah akan lebih untung karena berlandaskan syariat agama Islam
dan lebih mengutamakan kesejahteraan, keuntungan ini juga dirasakan
dalam pengambilan pembiayaan jangka panjang yang memiliki
angsuran tetap sampai akhir pembayaran pada bank syariah.
Sedangkan bank konvensional menggunakan tolak ukur tingkat suku
bunga dalam melakukan pembiayaan, sehingga angsuranpun akan
berubah mengikuti tingkat suku bunga.
91
2. Strategi Peningkatan Pembiayaan KPR iB BPRS Al Salaam
Tabel. 4.3
Matrik Analisis SWOT Bauran Pemasaran BPRS AL Salaam
IFAS STRENGHTS
(KEKUATAN)
WEAKNESSES
(KELEMAHAN)
a. BPRS Al Salaam
menggunakan pola
operasional sesuai
syariah
b. Memberikan rasa
tentram dan
kesejahteraan
dengan pembiayaan
bebas riba, maysir,
dan ghoror
c. Pelayanan yang baik
d. Produk yang sesuai
syariah
e. Biaya angsuran flat
f. Uang muka ringan
g. Memilih rumah
sesuai keinginan
h. Memiliki emosional
yang kuat dengan
nasabah
a. Jangka waktu
pembiayaan yang
pendek
b. kurangnya promosi
kepada masyarakat
c. jaringan kantor
yang terbatas
d. modal yang
terbatas
OPPORTUNITIES
(PELUANG)
S – O W – O
a. Pertumbuhan
penduduk
b. Mayoritas
masyarakat
beragama ISlam
c. Ikut pameran KPR
d. Pemerintah yang
mendukung
e. KPR iB merupakan
produk
pengembangan
f. Bisnis properti yang
menjanjikan
a. Mejaga dan
menambah tingkat
kepercayaan
masyarakat
b. Membuat brand
image yang kuat di
mata masyarakat
dengan
memanfaatkan
pameran KPR
c. Melakukan
peningkatan strategi
promosi melalui
a. Memperluas
jaringan kantor agar
memperluas
jaringan pemasaran
b. Dengan mengikuti
pameran atau event
EFAS
92
baliho dan media
cetak secara besar-
besaran
d. BPRS AL Salaam
sebagai pelopor
pembiayaan KPR iB
dapat menjadi
contoh BPRS
lainnya
properti
c. strategi pemasaran
akan tepat jika modal
disalurkan pada
nasabah dengan
pembiayaan
menengah kebawah
d. dengan melakukan
pembiayaan jangka
pendek modal akan
terus berputar dengan
cepat
THREATHS
(ANCAMAN)
S – T W – T
a. Tingkat persaingan
yang tinggi
b. Ketidakcukupan
modal
c. kurangnya
pemahaman
masyarakat tentang
KPR syariah
a. Dengan memiliki
tingkatan emosional
yang baik kepada
nasabah akan
memudahkan strategi
promosi KPR iB
b. Pelayanan yang baik
membuat rasa nyaman
dan nasabah yang
tidak memiliki
pengetahuan tentang
sistem syariah akan
lebih menguntungkan
c. Meningkatkan
sosialisasi dengan
berpartisipasi dalam
pemberian seminar,
loka karya, dan
workshop perbankan
syariah
a. Mengoptimalisasi
strategi pemasaran
dalam menghadapi
pesaing
b. Memberikan
promosi-promosi
atau cara yang
menarik dalam
mensosialisasikan
produk KPR
93
Melalui mekanismen koleksi data akan menghasilkan beberapa temuan
atau identifikasi yang berupa daftar panjang di tiap aspek SWOT yang ada,
dengan kedalaman informasi yang berbeda-beda, maka daftar panjang tersebut
perlu disusun persepsi yang sama diantara stakeholder, yakni dengan cara
menyusun bobot tiap temuan di masing-masing aspek SWOT, seperti tabel beikut:
Tabel. 4.4
Aspek Analisis SWOT
No Aspek
SWOT
Hasil Identifikasi Bobot
A B C
1 Kekuatan a. BPRS Al Salaam
menggunakan pola
operasional sesuai
syariah
b. Memberikan rasa
tentram dan
kesejahteraan dengan
pembiayaan bebas riba,
maysir, dan ghoror
c. Pelayanan yang baik
d. Produk yang sesuai
syariah
e. Biaya angsuran flat
f. Uang muka ringan
g. Memilih rumah sesuai
keingina
h. Memiliki emosional
yang kuat dengan
nasabah
√
√
√
√
√
√
√
√
2 Kelemahan a. Jangka waktu
pembiayaan pendek
b. kurangnya promosi
kepada masyarakat
c. jaringan kantor yang
terbatas
d. modal yang terbatas
√
√
√
√
3 Peluang a. Pertumbuhan penduduk
b. Masyarakat mayoritas
√
√
94
beragama Islam
c. Ikut pameran KPR
d. Pemerintah yang
mendukung
e. KPR iB merupakan
produk pengembangan
f. Bisnis properti yang
menjanjikan
√
√
√
√
4 Ancaman a. Tingkat persaingan yang
tinggi
b. Ketidakcukupan modal
c. kurangnya pemahaman
masyarakat tentang KPR
syariah
√
√
√
Keterangan :
Kategori A adalah termasuk kedalam identifikasi yang nyata,
signifikan dan sangat berpengaruh, kategori B merupakan asumsi dari luar
yang positif, kategori C merupakan hal yang harus di evaluasi kembali.123
Setelah diketahui hasil analisis dari pemasukan data berdasarkan klasifikasi
dan pembobotan jika ditarik menurut kolom dan lajur dari matrik SWOT di atas
maka dapat digambarkan strategi yang akan digunakan dalam peningkatan
pembiaaan BPRS AL Salaam berupa:
1. Strategi Strenght Opportunity (S - O)
Strategi yang mengutamakan dan memanfaatkan peluang yang ada. Strategi
ini digunakan untuk mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif seperti:
a. Strategi Strenght Threat (Mejaga dan menambah tingkat kepercayaan
masyarakat
123
Freddy Rangkuti, Analisis SWOT teknik membedah kasus bisnis, (Jakarta:PT.
Gramedia Pustaka Utama, 2008), h. 19
95
b. Membuat brand image yang kuat di mata masyarakat dengan memanfaatkan
pameran KPR
c. Melakukan peningkatan strategi promosi melalui baliho dan media cetak
secara besar-besaran
d. BPRS AL Salaam sebagai pelopor pembiayaan KPR iB dapat menjadi contoh
BPRS lainnya
2. Strategi Strenght Threat (S-T)
a. Dengan memiliki tingkatan emosional yang baik kepada nasabah akan
memudahkan strategi promosi KPR iB
b. Pelayanan yang baik membuat rasa nyaman dan nasabah yang tidak memiliki
pengetahuan tentang sistem syariah akan lebih menguntungkan
c. Meningkatkan sosialisasi dengan berpartisipasi dalam pemberian seminar,
loka karya, dan workshop perbankan syariah
3. Strategi Weakness Opportunity (W-O)
Strategi yang meminimalkan kelemahan intern dengan memanfaatkan
peluang yang kuat untuk memperbaiki kondisi intern tersebut seperti:
a. Memperluas jaringan kantor agar memperluas jaringan pemasaran
b. Dengan mengikuti pameran atau event properti
c. Strategi pemasaran akan tepat jika modal disalurkan pada nasabah dengan
pembiayaan menengah kebawah
96
d. Dengan melakukan pembiayaan jangka pendek modal akan terus berputar
dengan cepat
4. Strategi Weakness Threat (W-T)
Strategi yang meminimalkan kelemahan intern untuk dapat bertahan
(defensif) dalam menghadapi tantangan seperti:
a. Mengoptimalisasi strategi pemasaran dalam menghadapi pesaing
b. Memberikan promosi-promosi atau cara yang menarik dalam
mensosialisasikan produk KPR
Dengan menggunakan analisis SWOT yang memetakan antara Strength,
Opportunities, Weekness, dan Threat pada bauran pemasaran KPR iB BPRS AL
Salaam bahwa KPR iB BPRS AL Salaam sangat memiliki peluang yang besar
ditengah-tengah masyarakat karena memiliki Strength dan Opportunities yang
lebih dominan jika dibandingankan dengan Weekness dan Threat. BPRS AL
Salaam selalu menggunakan langkah yang lebih menguntungkan masyarakat
sebagai pelopor KPR iB pada BPRS.
97
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. BPRS Al Salaam mencoba mewujudkan keinginan nasabah dengan
melakukan pengembangan produk pembiayaan KPR iB BPRS AL Salaam.
Dengan mengacu pada Fatwa DSN MUI Nomor 4/DSN-MUI/IV/2000
tentang Murabahah, KPR iB BPRS AL Salaam mulai di pasarkan.
Pembelian KPR iB mengembalikan kembali kepada nasabah rumah mana
yang mereka inginkan untuk dijadikan KPR. Proses permohonan realisasi
pembiayaan cepat dengan menggunakan akad Murabahah. Realisasi
pembiayaan saat ini BPRS AL Salaam hanya mencakup 5% dari total
pembiayaan dengan maksimal pengajuan pembiayaan sebesar Rp 4 Miliar.
2. Dalam melakukan strategi pemasaran BPRS AL Salaam dengan
menggunakan Bauran Pemasaran (Marketing Mix) 7P yang terdiri dari
strategi produk (product), strategi harga (price), strategi penentuan lokasi
(place), strategi promosi (promotion), strategi manusia (people), strategi
sarana fisik (physical evidence), dan proses (processes). Dalam kaitan
product, BPRS AL Salaam mencoba mengembangkan produk pembiayaan
baru berupa pembiayaan KPR iB dengan menggunakan modal yang relatif
kecil. Price, penentuan harga dengan ketentuan DP 20% dan margin 14%.
Place, lokasi kantor cukup strategis. Promotion, strategi pemasaran
promosi yang dilakukan BPRS AL Salaam menggunakan promosi iklan
lewat brosur, koran, web internet, personal selling, sales promotion.
98
People, karyawan melayani dengan baik, calon nasabah yang ingin
mengajukan pembiayaan KPR iB BPRS Al Salaam harus memenuhi
kriteria 5 C dengan lolos wawancra dan BI Checking. Physical Evidence,
kenyamanan sarana kantor yang diberikan cukup baik. Processes, calon
nasabah harus melakukan proses urutan dalam mengambil pembiayaan
KPR iB mulai dari datang ke kantor BPRS AL Salaam terdekat hingga
pemenuhan administrasi dan akhirnya memiliki rumah KPR yang akan
diangsur sesuai akad.
3. Analisa SWOT mengarahkan analisa strategi dengan cara memfokuskan
perhatian kepada kekuatan (strength), kelemahan (weakness), peluang
(opportunities), dan ancaman (threat) yang merupakan hal kritis bagi
keberhasilan perusahaan dengan melakukan identifikasi secara hati-hati
pada faktor keberhasilan kritik (critical success factors), sedangkan
Analisa SWOT Produk Pembiayaan KPR iB BPRS Al Salaam
membandingkan antara faktor eksternal Peluang (opportunities) yaitu
Pertumbuhan penduduk, Ikut pameran KPR, Pemerintah yang mendukung,
KPR iB merupakan produk pengembangan, Bisnis properti yang
menjanjikan dan Ancaman (threathts) seperti tingkat persaingan yang
tinggi, ketidakcukupan modal, kurangnya pemahaman masyarakat tentang
KPR syariah, dengan Faktor Internal Kekuatan (Strenghts) seperti BPRS
Al Salaam menggunakan pola operasional sesuai syariah, memberikan rasa
tentram dan kesejahteraan dengan pembiayaan bebas riba, maysir, dan
ghoror, pelayanan yang baik, produk yang sesuai syariah, biaya angsuran
99
flat, uang muka ringan, memilih rumah sesuai keingina, memiliki
emosional yang kuat dengan nasabah, dan Kelemahan (Weaknesses)
seperti Jangka waktu pembiayaan pendek, kurangnya promosi kepada
masyarakat, jaringan kantor yang terbatas, modal yang terbatas.
B. SARAN
Berdasarkan pengamatan penulis mengenail strategi pemasaran KPR iB
BPRS Al Salaam yang ditrapkan oleh BPRS AL Salaam, maka adapun saran yang
ingin penulis sampaikan adalah sebagai berikut :
1. Product : dengan melakukan pengembangan produk pembiayaan
diharapkan KPR iB BPRS Al Salaam akan terus menambah persentase
target pemasaran. Dengan begitu BPRS AL Salaam akan menjadi pelopor
KPR pada BPRS yang baik. Price : harga pembiayaan yang murah
merupakan daya tarik bagi nasabah yang ingin melakukan pembiayaan
KPR iB, namun perlu adanya daya tarik dari segi promosi harga seperti
potongan harga atau cash back untuk menarik nasabah. Place: kantor
pelayanan nasabah aksen tertentu agar terlihat dari segi arah manapun
lokasinya. Promotion:BPRS AL Salaam perlu meningkatkan sarana
promosi untuk meningkatkan daya tarik masyarakat untuk melakukan
pembiayaan KPR iB BPRS AL Salaam, promosi dapat dilakukan dengan
memasang iklan dikoran secara terus-menerus, pemasangan baliho
dibeberapa titik lokasi yang strategis. People: dengan melakukan pelatihan
lebih mendalam kepada karyawan terkait produl-produk syariah, kualitas
pelayanan akan semakin bagus. Physical Evidence: perlu adanya dekorasi
100
ulang bangunan dan memberikan sentuhan seni pada kantor yang akan
menambah kenyamanan. Process: proses yang dapat dilakukan secara
online maupun didampingi secara langsung dikantor menambah kualitas
pelayanan bank.
2. Peneliti menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan, maka
diharapkan untuk peneliti selanjutnya dapat melanjutkan penelitian ini
dengan mengukur dari segi aspek yang berbeda dan metodelogi yang
berbeda.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qurannul Karim dan Hadist
Al-Arif, M. Nur Rianto. Dasar-dasar Pemasaran Bank Syariah, Bandung:
Alfabeta, 2010
Antonio, Muhammad Syafi’i, Bank Syariah dari Teori ke Praktik, Jakarta: Gema
Insani, 2001
Arifin, Zainul. Dasar- dasar Manajemen Bank Syariah, Jakarta: Pustaka Alfabet,
2006
Artikel BI Checking, http://www.rumah-citraindah.com/2014/06/apa-itu-bi-
checking.html, diakses 28 Oktober 2016
Artikel bisnis properti, http://dakkeraton.co.id/inilah-peluang-dan-prospek-bisnis-
properti-2015/ diakses 29 oktober 2016
Artikel KPR SYariah,https://affgani.wordpress.com/ekonomi-islam/pembiayaan-
bank-syariah-kpr-syariah/ diakses tgl 28-7-2016 pkl 12.28
Asauri, Sofjan, Manajemen Pemasaran, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004
Aziz Hakim, Muhamad dkk, Dasar dan Strategi Pemasaran Syariah,
Jakarta:Renaisan, 2005
Bank Indonesia, Hasil Survei Harga Properti Residensial (SHPR)-Primer 2015:
Pertumbuhan Harga Properti Residensial Melambat
Biro Perbankan Syariah Bank Indonesia, Islam dan Perbankan Syariah, Jakarta:
Karim Business Consulting, 2001
Bungin, Burhan. Metode Penelitian Kualitatif, Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2004
E. Jerome. Mc. Carthy & Willian D Perreault, Dasar-dasar Pemasaran, Jakarta :
PT. Gelora Aksara Pratama, 1996
Faiqoh, Rida. Analisis Strategi Pemasaran KPRS di Bank Muamalat Cabang
Kudus, Jurnal Iqtishadina, 2013
Frianto, Pandia. Dkk, Lembaga Keuangan, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2005
Hardjono, Suzana, Mudah Memiliki Rumah Idaman Lewat KPR, Yogyakarta: PT.
Galangpress Media Utama, 2008
Hasil Wawancara Ahmad Muzakki Kadiv Pembiayaan BPRS Al Salaam
Helmi Haris, Pembiayaan Kepemilikan Rumah (Sebuah Inovasi Pembiayaan
Perbankan Syariah, Jurnal La Riba, 2007
Imam Hilman dkk, Perbankan Syariah Masa Depan, Jakarta: Senayan Abadi
Publishing, 2003
Karim, Adiwarman, Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan,
Jakarta:Rajagrafindo Persada, 2013
Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Jakarta: Rajagrafindo Persada,
2014
Kasmir, Pemasaran bank, Jakarta:Kencana, 2010
Kotler, Philip dan gary Amstrong, Prinsip-prinsip Pemasaran, Jakarta: Erlangga,
2012
Kotler, Philip dan Keller, Manajemen Pemasaran, Jakarta: PT. Indeks
Kotler, Philip, Amstrong Garry, Prinsip-prinsip Pemasaran, Jakarta: Erlangga,
2008
Kotler, Philip, Manajemen Pemasaran: Analisis Perencanaan, Implementasi, dan
Kontrol, Jakarta: PT. Prehallindo, 2001
Lexy J. Maleong, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja Rosda
Karya, 2000
Marbun, B.N., Kamus Manajemen, Jakarta: Pustaka Sinar Harian, 2003
Muhamad, DRS, M.Ag., Manajemen Bank Syariah, Yogyakarta, 2002
Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah: Dari Teori ke Praktik,
(Jakarta: Gema Insan Press), 2001
Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/23/PBI/2009 Tentang Bank Pembiayaan
Rakyat
Rangkuti, Freddy, Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis, Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama, 2008
Rivai dan Veitzhal, Islamic Financial Management, Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2008
Suyanto, Bagong. Metode Penelitian Sosial, Jakarta: Kencana, 2011
Swastha, Basu, Manajemen Pemasaran, Jakarta: Penerbit Liberty, 2007
Tjiptono, Fandy. Pemasaran Jasa, Malang: Bayumedia Publising, 2005
Umar, Drs. Husein. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, Jakarta:
Rajawali Press, 2007
Undang-undang Republik Indonesia No. 21 tahun 2008 tentang Perbankan
Syariah
Wangsawidjaja, Dr.A., Pembiayaan bank Syariah, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka,
2012
Wiroso, Jual Beli Murabahah, Yogyakarta: UII Press, 2005
www.bi.go.id
www.bprsalsalaam.co.id
Yusuf, Ayus Muhamad dan Abdul Aziz, Manajemen Operasional Bank Syariah,
Cirebon: STAIN Press, 2009
Hasil Wawancara Penelitian Skripsi Analisis Bauran Pemasaran Pembiayaan KPR iB
BPRS AL Salaam
Narasumber : Bapak Ahmad Muzakki Selaku Supervisor Pengembangan Produk
dan Bisnis Non Motor
Waktu : Kamis, 27 Oktober 2016
Pukul : 10.30-11.15 WIB
1. Tanya : Bagaimana awal mula lahirnya produk KPR iB BPRS AL Salaam?
Jawab : Proporsi pembiayaan BPRS Al Salaam terdiri dari beberapa produk. Produk
terdiri dari motor, mobil, non motor juga KPR. Contoh produk motor BPRS AL
Salaam memiliki target, sekian persen dari target, mobil sekian target, proporsi target
sedangkan untuk KPR iB hanya 5% proporsinya, tidak ada keutamaan dalam
memenuhi target untuk pembiayaan KPR karna target hanya 5% dari proporsi
targetnya. Target yang paling besar itu non motor. Motor sebanyak 40%, non motor
55%, dan sisanya 5% dialokasikan untuk KPR.
Sebagai tanggapan dari permintaan nasabah maka kami mengembangkan produk
berupa pembiayaan KPR. KPR berdiri pada bulan Mei tahun 2012 dan dilakukan
revisi pada bulan Oktober tahun 2015. Jika melihat sejarahnya “BPR tidak boleh
menolak dari permintaan masyarakat, karena mungkin nasabah kita ada yang ngajuin
pembiayaan KPR 1 atau 2 bahkan 3. Sehingga manajemen melihat prospektif KPR ini
di pasar kita. Tetapi setelah jalannya waktu BPR dan bank beda dari modalnya. BPR
modalnya kecil, dengan modal yang kecil kita harus memutar modal kita dengan
cepat. Makanya kita tidak bisa memberikan suatu tenor jangka waktu yang panjang
untuk KPR.
2. Tanya : Apa istilah yang diberikan untuk KPR BPRS AL Salaam?
Jawab : BPRS AL Salaam tidak mengkhususkan nama hanya saja setiap produk
akhirannya diberi nama BPRS Al Salaam, dan untuk KPR bisa dikatakan KPR iB
BPRS Al Salaam
3. Tanya : Apa dasar hukum produk pembiayaan KPR iB BPRS Al Salaam?
Jawab : merujuk dari UUD No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, fatwa
MUI nya pakai fatwa Murabahah.
4. Tanya : Kriteria nasabah yang seperti apa yang berhak mengajukan pembiayaan kpr
ib ?
Jawab : kriteria nasabah lama dan baru. Secara analisa karyawan/usaha. Secara
kepemilikan lebih fokus pada kepemilikan rumah pertama. Selain itu nasabah juga
harus melewati analisis 5C dan BI Checking
5. Tanya : Apasajakah persyaratan dalam pengajuan pembiayaan sampai terealisasi
pembiayaan kpr ib bprs al salaam?
Jawab : selain mengikuti mekanisme alur pembiayaan, calon nasabah juga harus
memenuhi administrasi, dan juga memiliki SHM/SHGB sebagai agunan
6. Tanya : Bagaimana alur mekanismen lengkap pengajuan KPR iB BPRS Al Salaam?
Jawab : yang pertama harus dilakukan calon nasabaha adalah datang langsung ke
kantor kami, kemudian harus melampirkan beberapa dokumen pribadi, serta dokumen
pendukung yang diserahkan kepada kami, setelah itu kami akan proses lebih lanjut
apakah pembiayaan akan kami tindak lanjut atau kami tolak. Calon nasabah hanya
membutuhkan 10 hari kerja sampai pembiayaan terealisasi.
7. Tanya : Apa keunggulan dari produk pembiayaan KPR iB BPRS Al Salam?
Jawab : kami tidak memiliki keunggulan atau tekhnik pemasaran yang besar-besaran
seperti bank bank nasional lainnya, yang kami lakukan hanyalah menjalankan
transaksi yang sesuai syariat agama Islam dan terhindar dari riba sehingga dapat
mensejahterakan masyarakat.
8. Tanya : Apa yang menjadi kelemahan dalam produk KPR iB ini yang harus
dibenahi?
Jawab : membicarakan kelemahan tentu saja kami banyak, terutama produk ini
memang bukanlah target utama kami sehingga tidak ada yang spesial dalam
pemasarannya. Strategi pemasaran atau promosi yang kami lakukan juga tidak terlalu
besar-besaran, saingan yang banyak, juga harga penjualan yang menjadi perhitungan
dalam merealisasi pembiayaan ini karena kami harus cepat memutar modal kami dan
harga yang kami tetapkan lebih mahal dari bank-bank lainnya.
9. Tanya : Bagaimana perkembangan pembiayaan KPR iB BPRS Al Salaam selama ini?
Jika dikaitkan dengan pembiayaan keseluruhan bagaimana tingkatannya?
Jawab : selama ini BPRS Al Salaam merujuk pada OJK yang memperbolehkan
pembiayaan dengan maksimal 4 M, namun sampai saat ini pembiayaan terbesar yang
pernah kami realisasi sebesar 2,5 M. Standardnya sekitar 600 juta. Target penjualan
kami adalah nasabah kalangan menengah kebawah. Selama ini dari target 5% nasabah
kurang dari 10. Karena kami tidak sembarangan dalam memberikan pembiayaan
KPR.
10. Tanya : Bagaimana bauran pemasaran dalam hal ini strategi pemenuhan target pasar
BPRS Al Salam dalam pengembangan produk pembiayan KPR BPRS Al Salam? Jika
dilihat dari segi produk, harga, tempat, promosi?
Jawab : kalo produk kita sama saja dengan bank syariah lainnya tapi kami lebih
mementingkan kebutuhan calon nasabah, kalo nasabah sedang melakukan
pembiayaan kpr pasti kami menolak karna kami hanya merealisasi yang pertama,
produk KPR kami menggunakan akad murabahah. Dari segi harga masih terbilang
mahal dengan margin 14% dengan jangka waktu maksimal dari kami 10 tahun dengan
dp 20%. Soal tempat atau rumah KPR itu terserah dari nasabah maunya dimana, tapi
kalo tempatnya marketable pasti kami akan menaikan harga dari pada tempat yang
non marketable. Promosi kami pernah mengiklankan KPR di koran republika ada juga
brosur, tapi yang paling kuat adalah personal selling yang langsung ke nasabah.
Kriterina nasabah harus jelas dan mengikuti aturan 5C dan harus diketahui track
record pembiayaannya.
11. Tanya : Adakah peluang lain yang dilakukan oleh BPRS Al Salam dalam
memasarkan produk pembiayaan KPR iB tersebut?
Jawab : BPRS AL Salaam tidak gencar dalam melakukan targeting pada pembiayaan
KPR, biasa aja karna kami konsen kepada pembiayaan jangka pendek seperti motor
atau mobil. Jadi kami hanya meningkatkan kepercayaan nasabah kepada kami, saya
rasa itu akan menjadi peluang bagi kami untuk terus memberikan pembiayaan.
12. Tanya : Kendala apasaja yang dihadapi BPRS Al Salam dalam pemasaran produk
pembiayaan kpr ib tersebut?
Jawab : dari sisi harga, pemasaran, dan juga persaingan dengan bank-bank yang
menyalurkan pembiayaan KPR iB
13. Tanya : Dalam proses sosialisasi apakah BPRS Al Salam menjalin kerjasama dengan
pihak lain?
Jawab : BPRS AL Salaam tidak menjalin kerjasama dengan pihak manapun atau
developher rumah
Cinere, 27 Oktober 2016
Supervisor Pengembangan Produk
dan Bisnis Non Motor
( Ahmad Muzakki )
KEMEI{TERIAN AGAMAUNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTAFAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
Jln. lr. H. Juanda No. 95 Ciputat Jakarta '15412 lndonesiaTel p. (62-2 1 ) 7 47 1 1 s37, 7 401 925 F ax. (62-21 ) 7 49 I 821Website : www.uinjkt.ac.id E-mail : [email protected]
Nomor :Un.0L/F4/PP.00.9/ 3 el /201.6Lamp :1 (satu) Berkas ProposalHal : Mohon Kesediaan meniadi Pembimbing Skripsi
Jakarta, 14 Maret 2016 M6 Jumadil Akhir 1437 H
Yang TerhormatYuke Rahmawati, MADosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN Jakarta
A s s al amu aI aikum u ar ahm a tull ah u ab ar akatuh
Pimpinan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah ]akarta mengharapkan
kesediaan Saudara untuk menjadi pembimbing skripsi mahasiswa:
NamaNIMProdi/Konsentrasi
|udul Skripsi
Naila Rahma1112046100157
Muamalat/ Perbankan SyariahAnalisis Risiko ProdukPembiayaan KPR iB Dalam Akad IMBT
Beberapa hal yang dapat dipertimbangkanadalah sebagai berikutl. Topik bahasan dan out line dimana perlu dapat diadakan perubahan dan penyempurnaan
2. Teknik penulisan supaya merujuk kepada buku "Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas
Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta"
Demikianlah atas kesediaan saudara kami ucapkan terima kasih.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh t*i
Studi Muamalat (Ekonomi Islam)
2012005011005r-'
Disampaikan dengan hormat kepada:1. Kasubag Akademik & Kemahasiswaan Fakultas Syariah dan Hukum2. Sekretaris Program Studi Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum3. Arsip