78
1 Analisis beberapa faktor keahlian dan independensi auditor yang mempengaruhi kualitas audit Oleh : Nurhayati F.O399O6O BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berkembangnya dunia usaha di Indonesia menuntut berkembangnya pula bidang-bidang lain yang terkait didalamnya. Tumbuhnya perusahaan- perusahaan dengan berbagai jenis skala dari skala kecil, menengah, sampai yang besar ternyata semakin memacu pertumbuhan perekonomian negara kita. Disinilah timbul banyak peluang bagi para pelaku ekonomi sehubungan dengan banyaknya jenis jasa yang dibutuhkan seiring pesatnya dunia usaha. Profesi akuntan sebagai salah satu profesi jasa menduduki suatu posisi penting dalam era ini, sejumlah kegiatan usaha akan membutuhkan banyak tenaga akuntan dalam hubungannya dengan laporan keuangan perusahaan. Dan dalam tanggung jawabnya, seorang akuntan berkepentingan bukan hanya pada manajemen perusahaan tetapi juga pada pihak lain seperti para investor,

Analisis beberapa faktor keahlian dan independensi auditor .../Analisis... · Bab ini akan menguraikan tentang latar belakang, ... manfaat penelitian dalam penelitian ini, serta sistematika

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Analisis beberapa faktor keahlian dan independensi auditor .../Analisis... · Bab ini akan menguraikan tentang latar belakang, ... manfaat penelitian dalam penelitian ini, serta sistematika

1

Analisis beberapa faktor keahlian dan independensi

auditor yang mempengaruhi kualitas audit

Oleh :

Nurhayati

F.O399O6O

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Berkembangnya dunia usaha di Indonesia menuntut berkembangnya

pula bidang-bidang lain yang terkait didalamnya. Tumbuhnya perusahaan-

perusahaan dengan berbagai jenis skala dari skala kecil, menengah, sampai

yang besar ternyata semakin memacu pertumbuhan perekonomian negara kita.

Disinilah timbul banyak peluang bagi para pelaku ekonomi sehubungan dengan

banyaknya jenis jasa yang dibutuhkan seiring pesatnya dunia usaha.

Profesi akuntan sebagai salah satu profesi jasa menduduki suatu posisi

penting dalam era ini, sejumlah kegiatan usaha akan membutuhkan banyak

tenaga akuntan dalam hubungannya dengan laporan keuangan perusahaan.

Dan dalam tanggung jawabnya, seorang akuntan berkepentingan bukan hanya

pada manajemen perusahaan tetapi juga pada pihak lain seperti para investor,

Page 2: Analisis beberapa faktor keahlian dan independensi auditor .../Analisis... · Bab ini akan menguraikan tentang latar belakang, ... manfaat penelitian dalam penelitian ini, serta sistematika

2

kreditur, pemerintah dan juga masyarakat luas. Akibat dari banyaknya pihak

yang terkait dengan banyak kepentingan yang beragam didalamnya

menyebabkan profesi akuntan tumbuh dengan pesatnya.

Kualitas layanan yang diberikan menjadi sebuah faktor yang diandalkan

dalam pemberian sebuah jasa, tidak terkecuali bagi akuntan publik. Kualitas

jasa sangat penting untuk meyakinkan bahwa profesi bertanggung jawab

kepada klien, masyarakat umum dan aturan-aturan. Dan dalam pemberian

jasanya seperti jasa assurance, jasa atestasi dan jasa nonassurance seorang

akuntan publik wajib untuk mempertahankan kepercayaan yang telah mereka

dapatkan dari klien dan pihak ketiga dengan memberikan jasa audit yang

berkualitas.

Didalam melaksanakan tugas pengauditan dan tercapainya tujuan audit,

auditor dituntut memiliki keahlian yang cukup, seperti disebutkan dalam SPAP

(IAI 2001:210.3) bahwa, “dalam melaksanakan audit, untuk sampai pada suatu

pendapat, auditor harus senantiasa bertindak sebagai seorang ahli dalam bidang

akuntansi keuangan, sistem akuntansi, dan bidang pengauditan dan untuk dapat

mempertahankan kepercayaan dari klien dan dari para pemakai laporan

keuangan auditan lainnya maka auditor dituntut menjadi seorang ahli.”

Tujuan audit yang dijalankan auditor yaitu mampu memberikan laporan

audit yang berkualitas. Dilihat dari definisinya memang tidak ada definisi

yang pasti mengenai kualitas audit. Tidak adanya definisi yang pasti ini

disebabkan tidak adanya pemahaman umum mengenai faktor penyusun

kualitas audit. Walaupun demikian, para peneliti mempunyai kesamaan

Page 3: Analisis beberapa faktor keahlian dan independensi auditor .../Analisis... · Bab ini akan menguraikan tentang latar belakang, ... manfaat penelitian dalam penelitian ini, serta sistematika

3

pendapat mengenai pengukuran kualitas audit. Pengukuran kualitas audit

tersebut membutuhkan kombinasi antara ukuran hasil dan proses. Pengukuran

hasil lebih banyak digunakan karena pengukuran proses tidak banyak

diobservasi secara langsung, sedangkan pengukuran hasil biasanya

menggunakan firma audit besar (Sutton, 1993 dalam Alia Ariesanti, 2001).

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh De Angelo (1981)

mendefinisikan kualitas audit sebagai probabilitas bahwa auditor akan

menemukan dan melaporkan pelanggaran pada sistem akuntansi klien (dalam

Deis dan Giroux, 1992). Dijelaskan bahwa probabilitas untuk menemukan

pelanggaran tergantung pada keahlian auditor, dan independensi auditor

menjadi faktor penentu jika pelanggaran pada laporan keuangan akan

terungkapkan. Dari penelitian tersebut, bertujuan untuk mencari faktor-faktor

yang mempengaruhi kualitas audit yaitu faktor kemampuan teknis/keahlian dan

faktor independensi auditor, dan dari hasil penelitian tersebut ternyata kedua

faktor yaitu keahlian dan independensi merupakan faktor yang berpengaruh

terhadap kualitas audit dan merupakan sebuah komponen yang tidak dapat

dipisahkan dalam penentuan kualitas audit.

Penelitian selanjutnya yang dilakukan oleh Alia Ariesanti (2001) dalam

tesisnya, mencoba mengembangkan penelitian De Angelo (dalam Deis dan

Giroux, 1992), yaitu dengan menjabarkan faktor keahlian dan independensi

kedalam beberapa bagian. Komponen keahlian dijabarkan kedalam komponen

pengalaman dan pengetahuan. Independensi dijabarkan menjadi komponen

lama ikatan dengan klien, tekanan dari klien dan telaah dari rekan auditor

Page 4: Analisis beberapa faktor keahlian dan independensi auditor .../Analisis... · Bab ini akan menguraikan tentang latar belakang, ... manfaat penelitian dalam penelitian ini, serta sistematika

4

(Pany dan Reckers, 1980 dan Fogarty, 1996). Pada penelitian ini ingin melihat

apakah komponen-komponen dari keahlian dan independensi juga

berpengaruh terhadap penentuan kualitas audit.

Kesimpulan yang didapat dari penelitian Alia Ariesanti (2001), ternyata

komponen pengalaman tidak berpengaruh positif terhadap faktor keahlian

sebagai penentu kualitas audit, sedangkan komponen lainnya yaitu

pengetahuan, lama ikatan dengan klien, tekanan dari klien dan telaah dari

rekan auditor berpengaruh positif terhadap faktor keahlian dan independensi

sebagai faktor penentu kualitas audit.

Pada penelitian kali ini, peneliti menterjemahkan kualitas audit

sebagai standar yang berkenaan dengan kriteria atau ukuran mutu pelaksanaan

serta dikaitkan dengan tujuan yang hendak dicapai dengan menggunakan

prosedur yang bersangkutan (SPAP, IAI:2001). Dalam SPAP dijelaskan

bahwa kriteria atau ukuran mutu mencakup mutu profesional auditor dan mutu

pelaksanaan audit. Mutu profesional auditor seperti yang diatur oleh standar

umum auditing meliputi (1)keahlian dan pelatihan teknis auditor,

(2)independensi auditor, (3)penggunaan kemahiran profesional auditor dengan

cermat dan seksama. Sedangkan kriteria mutu pelaksanaan meliputi sembilan

item, yaitu: independensi, penugasan personil untuk melaksanakan perjanjian,

konsultasi, supervisi, pengangkatan, pengembangan profesi, promosi,

penerimaan dan kelangsungan kerja sama dengan klien, dan inspeksi.

Berdasarkan pada definisi yang diambil dari SPAP (IAI:2001), dapat

disimpulkan bahwa kualitas audit terdiri dari dua yaitu kualitas auditor dan

kualitas hasil audit. Dalam penelitian kali ini kualitas audit yang dimaksudkan

Page 5: Analisis beberapa faktor keahlian dan independensi auditor .../Analisis... · Bab ini akan menguraikan tentang latar belakang, ... manfaat penelitian dalam penelitian ini, serta sistematika

5

adalah mutu profesional auditor atau kualitas pribadi auditor, untuk selanjutnya

mutu profesional auditor atau kualitas auditor disebut sebagai kualitas audit.

Berdasarkan pada penelitian-penelitian tersebut, maka peneliti membuat

sebuah kesimpulan, bahwa indikator kualitas audit yaitu keahlian dan

independensi yang dimiliki auditor, dimana antara keahlian dengan

independensi auditor tidak dapat dipisahkan dan merupakan suatu variabel

kualitas auditor.

Berpedoman pada penelitian Murtanto (1998) yang berjudul

“Identifikasi karakteristik-karakteristik keahlian Audit”, faktor-faktor

indikator keahlian dijabarkan kedalam lima kategori, yaitu: komponen

pengetahuan, ciri-ciri psikologis, kemampuan berfikir, strategi penentuan

keputusan dan analisis tugas, sebagai komponen yang digunakan peneliti

untuk menentukan faktor yang berpengaruh terhadap keahlian. Sedangkan

faktor-faktor independensi dijabarkan menjadi komponen lama ikatan dengan

klien, tekanan dari klien dan telaah dari rekan auditor ( Pany dan Reckers,

1980 dan Fogarty, 1996 ). Kemudian pada penelitian kali ini. Kedelapan

faktor tersebut akan dicari apakah ada pengaruhnya terhadap kualitas audit

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan diatas, maka

peneliti mengemukakan permasalahan pokok yang perlu dikaji yaitu :

1. Apakah ada pengaruh dari masing-masing faktor keahlian dan

independensi auditor, yaitu: komponen pengetahuan, ciri-ciri psikologis,

kemampuan berfikir, strategi penentuan keputusan, analisis tugas, lama

Page 6: Analisis beberapa faktor keahlian dan independensi auditor .../Analisis... · Bab ini akan menguraikan tentang latar belakang, ... manfaat penelitian dalam penelitian ini, serta sistematika

6

ikatan dengan klien, tekanan dari klien dan telaah dari rekan auditor

terhadap kualitas audit ?

2. Apakah ada pengaruh secara bersama-sama faktor-faktor keahlian dan

independensi auditor yang meliputi dari: komponen pengetahuan, ciri-ciri

psikologis, kemampuan berfikir, strategi penentuan keputusan, analisis

tugas, lama ikatan dengan klien, tekanan dari klien dan telaah dari rekan

auditor terhadap kualitas audit ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui :

1. Mengetahui pengaruh dari masing-masing faktor keahlian dan

independensi auditor, yaitu: komponen pengetahuan, ciri-ciri psikologis,

kemampuan berfikir, strategi penentuan keputusan, analisis tugas, lama

ikatan dengan klien, tekanan dari klien dan telaah dari rekan auditor

terhadap kualitas audit.

2. Mengetahui pengaruh secara bersama-sama faktor-faktor keahlian dan

independensi auditor yang meliputi: komponen pengetahuan, ciri-ciri

psikologis, kemampuan berfikir, strategi penentuan keputusan, analisis

tugas, lama ikatan dengan klien, tekanan dari klien dan telaah dari rekan

auditor terhadap kualitas audit.

D. Manfaat Penelitian

Diharapkan penelitian ini dapat berguna untuk :

1. Memberikan bukti empiris mengenai beberapa faktor keahlian dan

independensi auditor yang berpengaruh kualitas audit.

Page 7: Analisis beberapa faktor keahlian dan independensi auditor .../Analisis... · Bab ini akan menguraikan tentang latar belakang, ... manfaat penelitian dalam penelitian ini, serta sistematika

7

2. Memberi bukti empiris sebagai bahan masukan bagi pihak-pihak yang

terkait, sehingga dapat meningkatkan kualitas yang dilakukan.

3. Menambah literatur dan acuan bagi penelitian bidang auditing, terutama

yang ingin melakukan penelitian lanjutan mengenai kualitas audit.

D. Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini akan menguraikan tentang latar belakang, tujuan penelitian,

perumusan masalah, manfaat penelitian dalam penelitian ini, serta sistematika

penulisan skripsi.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab II merupakan landasan teori yang digunakan sebagai landasan

dalam melakukan penelitian.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab III merupakan bagian yang membicarakan mengenai metodologi

penelitian yang akan mengungkap mengenai sejauh mana ruang lingkup

penelitian, variabel penelitian, sumber data, instrumen penelitian, teknik

analisis data, teknik pengujian data dan alat-alat statistik yang akan digunakan

di dalam penelitian ini.

BAB IV ANALISIS DATA

Bab IV merupakan bagian dari analisis data yang diperoleh dengan

menggunakan alat uji yang sudah disebutkan pada bab sebelumnya.

Page 8: Analisis beberapa faktor keahlian dan independensi auditor .../Analisis... · Bab ini akan menguraikan tentang latar belakang, ... manfaat penelitian dalam penelitian ini, serta sistematika

8

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab V berisi kesimpulan yang diperoleh dari hasil analisis data yang

dilakukan serta sejumlah saran yang perlu dicermati untuk penelitian

selanjutnya.

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Definisi Kualitas

Kualitas memiliki banyak definisi untuk hal yang berbeda, dan bagi

orang yang berbeda. Definisi kualitas menurut para ahli :

1. Menurut Juran (dalam Schonberger dan Knod, 1997), kualitas adalah

fitness for use/kesesuaian penggunaan. Juran memperkenalkan quality

trilogy yang terdiri dari:

a. Quality Planning/ Perencanaan Kualitas

Perencanaan Kualitas merupakan proses untuk merencanakan

kualitas sesuai dengan tujuan. Pada proses ini pelanggan

diidentifikasikan dan produk yang sesuai dengan kebutuhan

pelanggan dikembangkan.

b. Quality Control/ Kontrol Kualitas

Kontrol Kualitas merupakan proses mencapai tujuan selama

operasi.

Kontrol kualitas melalui lima tahap:

Page 9: Analisis beberapa faktor keahlian dan independensi auditor .../Analisis... · Bab ini akan menguraikan tentang latar belakang, ... manfaat penelitian dalam penelitian ini, serta sistematika

9

1). Menentukan apa yang seharusnya dikontrol

2). Menentukan unit-unit pengukuran

3). Mendapatkan standar kinerja

4). Mengukur kinerja

5). Evaluasi dengan membandingkan antara kinerja sebenarnya

dengan standar kinerja.

c. Quality Improvement/Perbaikan Kualitas, untuk mencapai tingkat

kinerja yang lebih tinggi.

2. Crosby (1979) mendefinisikan kualitas sebagai kesesuaian dengan

persyaratan. Ia melakukan pendekatan pada transformasi budaya

kualitas. Setiap orang yang ada dalam organisasi dengan persyaratan

individual. Proses ini berlangsung secara top down. Konsep zero

defect/tingkat kesalahan nol merupakan tujuan dari kualitas konsep ini,

yang mengarahkan pada tingkat kesalahan produk sekecil mungkin,

bahkan sampai tidak terdapat kesalahan.

3. Kamus Besar Bahasa Indonesia (1991) mendefinisikan kualitas sebagai

mutu, keseluruhan dari semua atribut dan karakteristik dari sebuah

produk atau jasa, seperti yang dibutuhkan dan diharapkan.

4. Menurut Mulyadi (1998) kualitas adalah sesuatu standar yang ditetapkan

oleh organisasi profesi dan wajib dipatuhi oleh setiap anggota profesi

agar terdapat suatu keseragaman dalam hal jasa yang dihasilkan profesi,

dan untuk memperoleh kepercayaan masyarakat terhadap jasa yang

diserahkan oleh profesi.

5. Kottler (1997) mendefinisikan kualitas sebagi keseluruhan ciri dan

karakteristik produk atau jasa yang mendukung kemampuan untuk

memuaskan kebutuhan. Definisi ini menekankan pada fokus pelanggan.

Page 10: Analisis beberapa faktor keahlian dan independensi auditor .../Analisis... · Bab ini akan menguraikan tentang latar belakang, ... manfaat penelitian dalam penelitian ini, serta sistematika

10

Beberapa definisi kualitas menurut para ahli tersebut pada dasarnya

mempunyai esensi yang sama terhadap pengertian kualitas itu sendiri.

Penulis menyimpulkan bahwa yang dimaksud dengan kualitas adalah sesuatu

yang menyangkut tingkat kesesuaian dengan persyaratan, sebagaimana yang

diungkapkan oleh Crosby (1979). Persyaratan di sini adalah persyaratan

pelanggan dan bukan persyaratan perusahaan. Hal ini disebabkan karena

tujuan perusahaan adalah untuk memenuhi kebutuhan pelanggan demi

mencapai kepuasan pelanggan.

B. Kualitas Audit

Setiap pelaksanaan audit harus mempunyai suatu standar kualitas yang

tinggi. Standar kualitas yang tinggi bisa dicapai dengan perencanaan yang

tepat, pengendalian, dan perekaman terhadap pekerjaan yang telah

dilaksanakan. Audit yang mempunyai standar kualitas yang tinggi mungkin

bisa lebih baik dalam penggunaan sumber-sumber dan lebih efektif dalam

audit.

Pemenuhan kualitas audit tentu tidak begitu mengesampingkan

efisiensi dan efektifitas audit. Efisiensi suatu audit menurut Whitaker dan

Western (1985) diukur dengan rasio manfaat pekerjaan yang dilaksanakan

terhadap sumber daya yang disediakan dan efektifitas suatu audit merupakan

suatu ukuran dari manfaat pekerjaan yang dilaksanakan untuk mencapai

tujuan.

Berbicara kualitas, tentu tidak terlepas dari adanya aturan atau standar

yang menjadi dasar pemenuhan kualitas. Kualitas audit tentu saja mengacu

pada standar yang berkenaan dengan kriteria atau ukuran mutu audit serta

dikaitkan dengan tujuan yang hendak dicapai dengan menggunakan prosedur

yang bersangkutan. Dalam SPAP (Standar Profesional Akuntan Publik)

Page 11: Analisis beberapa faktor keahlian dan independensi auditor .../Analisis... · Bab ini akan menguraikan tentang latar belakang, ... manfaat penelitian dalam penelitian ini, serta sistematika

11

merupakan standar akuntansi di Indonesia yang digunakan sebagai

pengendali mutu kualitas audit.

Dalam SPAP yang dikeluarkan IAI tahun 2001 menyatakan bahwa

kriteria atau ukuran mutu mencakup profesional auditor. Kriteria mutu

profesional auditor seperti yang diatur dalam Standar Umum auditing (SPAP:

IAI, 2001) meliputi:

a. Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian

dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor.

b. Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi

dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor.

c. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib

menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama.

Disamping indikator kualitas audit yang sudah ditetapkan dalam

standar umum oleh IAI (SPAP: IAI, 2001), seorang auditor juga harus

memiliki kompetensi lain dibidang audit (Salamun, dalam Islahuddin dan

Soesi, 2002), yang ditunjukkan melalui:

1. pemahaman terhadap standar profesional akuntan publik (SPAP),

2. pemahaman terhadap audit dalam lingkungan proses data elektronik

(PDE),

3. pemahaman terhadap aturan-aturan disclosure Bapepam,

4. pemahaman terhadap transaksi-transaksi keuangan seprti merger,

akuisisi, franchise, leasing, derivatif, dan

5. pemahaman terhadap bahasa inggris.

Selain itu, menurut Salamun masih ada tujuh sifat yang harus ada atau

harus selalu ada melekat dalam diri para akuntan selain kompetensi yang

bersifat teknikal di atas, antara lain:

1. betul-betul menghayati profesionalismenya sebagai etos kerja,

Page 12: Analisis beberapa faktor keahlian dan independensi auditor .../Analisis... · Bab ini akan menguraikan tentang latar belakang, ... manfaat penelitian dalam penelitian ini, serta sistematika

12

2. berwawasan luas dan bervisi tajam ke depan,

3. berwawasan luas dan berorientasi internasional dan multikultural,

4. berkarakter secara entrepreneur atau berwirausaha,

5. mempunyai kemampuan teknis tertentu (spesial),

6. mempunyai kepekaan atas tanggung jawab sosial kemasyarakatan,

7. berorientasi outward looking.

C. Keahlian Auditor

Profesi akuntan publik adalah salah satu dari bermacam profesi yang

ada di Indonesia. Suatu profesi yang dituntut memiliki kecakapan, dan

keahlian khusus. Sampai saat ini belum ada definisi operasional yang tepat

untuk menguraikan pengertian keahlian. Ahli didefinisikan sebagai orang

yang dengan keterampilannya mengerjakan pekerjaan secara mudah, cepat,

intuisi, dan sangat jarang atau tidak pernah membuat kesalahan (Trotter,

1986). Hayes-Roth, dkk (1983) mendefinisikan keahlian sebagai keberadaan

dari pengetahuan tentang suatu lingkungan tertentu, pemahaman terhadap

masalah yang timbul dalam lingkungan tersebut, dan keterampilan untuk

memecahkan masalah tersebut.

Dalam beberapa studi auditing juga belum terdapat kesepakatan dalam

mendefinisikan keahlian dan masih sering menggunakan variabel pengalaman

sebagai pengganti (surrogate) keahlian. Bagaimanapun juga variabel

pengalaman saja tidak memadai bagi seseorang untuk membuat

pertimbangan-pertimbangan keputusan yang lebih baik dan menjadi seorang

ahli, karena pada dasarnya manusia memiliki sejumlah unsur lain disamping

unsur pengalaman (Brehmer, 1980, Waller dan Felix, 1984). Pengertian

keahlian menurut Bedard (1989) adalah seseorang yang memiliki

Page 13: Analisis beberapa faktor keahlian dan independensi auditor .../Analisis... · Bab ini akan menguraikan tentang latar belakang, ... manfaat penelitian dalam penelitian ini, serta sistematika

13

pengetahuan dan keterampilan prosedural yang luas yang ditunjukkan dalam

pengalaman audit. Beberapa penulis selanjutnya telah memasukkan unsur

kemampuan, pengetahuan, dan pengalaman kedalam penelitian mereka

(Bonner dan Lewis, 1990, Libby dan Luft, 1993).

Dalam definisi yang berbeda Dreyfus dan Dreyfus (1986) menyatakan

bahwa keahlian seseorang merupakan suatu gerakan yang terus menerus yang

berupa proses pembelajaran dari “mengetahui sesuatu” menjadi ‘mengetahui

bagaimana”. Secara spesifik Dreyfus membedah proses memperoleh keahlian

menjadi lima tahap, yaitu :

a. Novice, yaitu tahapan pengenalan terhadap kenyataan dan membuat

judgement berdasarkan aturan-aturan yang tersedia, keahlian pada tahap

pertama ini biasanya dimiliki oleh staf audit pemula yang baru lulus

universitas.

b. Advanced beginner, pada tahap ini auditor sangat bergantung pada aturan

dan tidak mempunyai cukup kemampuan untuk merasionalkan segala

tindakan audit. Namun demikian auditor pada tahapan ini mulai dapat

membedakan aturan yang sesuai dengan suatu tindakan.

c. Competence, auditor sudah cukup berpengalaman untuk menghadapi

situasi yang kompleks. Tindakan yang diambil disesuaikan dengan tujuan

yang ada dalam pikirannya dan kurang sadar terhadap pemilihan,

penerapan dan prosedur aturan audit.

d. Profrency, tahap ini segala sesuatu menjadi rutin, sehingga dalam bekerja

auditor cenderung bergantung pada pengalaman yang lalu, intuisi mulai

digunakan. Akhirnya pemikiran audit akan terus berjalan sehingga

diperoleh elemen analisis yang substansial.

e. Expertise, auditor mengetahui sesuatu karena kematangan dan

pengalamannya terhadap praktek yang ada. Auditor sudah dapat membuat

Page 14: Analisis beberapa faktor keahlian dan independensi auditor .../Analisis... · Bab ini akan menguraikan tentang latar belakang, ... manfaat penelitian dalam penelitian ini, serta sistematika

14

keputusan atau menyelesaikan suatu permasalahan. Dengan demikian

segala tindakan auditor pada tahap ini sangat rasional dan mereka

bergantung intuisinya bukan pada aturan-aturan yang ada.

Berdasarkan pada definisi-definisi yang telah diuraikan para ahli,

peneliti mengambil kesimpulan dengan berlandaskan pada penelitian yang

dilakukan oleh Abdolmohammadi (1992), dan diteliti kembali oleh Murtanto

(1998) dalam tesisnya yang berjudul “Identifikasi karakteristik-karakteristik

keahlian audit” yang memberikan sebuah wacana baru, bahwasanya keahlian

audit tidak semata-mata diperoleh dari ilmu pengetahuan dan pengalaman

saja melainkan dari atribut penting lain yang menunjang keahlian audit. Dari

hasil penelitian tersebut diambil kesimpulan bahwa terdapat lima kategori,

yaitu: komponen pengetahuan, ciri-ciri psikologis, kemampuan berfikir,

strategi penentuan keputusan dan analisis tugas sebagai komponen yang

mewakili keahlian audit.

- Pengetahuan

Dalam beberapa literatur, pengetahuan sering diidentikan dengan

pengalaman. Tetapi pengalaman tidak dapat berdiri sendiri untuk

menjadikan seorang dikatakan berpengetahuan, karena pada dasarnya

untuk mendapatkan pengetahuan pendidikan formallah yang harus

ditempuh.

Komponen pengetahuan dalam definisi Ashton (1991) adalah hal yang

diperoleh melalui pengalaman langsung dengan kerja selama bertahun-

tahun (pertimbangan yang dibuat masa lalu dan umpan balik terhadap

kinerja) dan pengalaman tidak langsung (pendidikan formal dan termasuk

didalamnya pelatihan-pelatihan yang sering diikuti oleh auditor). Struktur

pengetahuan akan memberikan suatu petunjuk bagi proses pertimbangan

dan respon terhadap situasi yang timbul dalam proses audit termasuk

Page 15: Analisis beberapa faktor keahlian dan independensi auditor .../Analisis... · Bab ini akan menguraikan tentang latar belakang, ... manfaat penelitian dalam penelitian ini, serta sistematika

15

didalamnya adalah kualitas audit yang dihasilkan (Gibbins, 1984 dalam

Murtanto, 1999).

Choo dan Trotman (1991) mengungkapkan bahwa auditor yang

berpengalaman mampu menemukan lebih banyak item-item yang tidak

umum (typical) dibanding dengan auditor yang kurang berpengalaman.

Penelitian yang dilakukan oleh Tubbs (1992) memberikan pernyataan

bahwa efek pengalaman terhadap kesuksesan pelaksanaan audit. Hasilnya

menunjukkan bahwa semakin banyak pengalaman yang dimiliki, semakin

banyak kesalahan yang dapat ditemukan, sehingga akan menguntungkan

terhadap pendapat audit yang diberikan. Tetapi keahlian yang dimiliki

hanya dengan pengalaman saja hanya akan membantu pada keputusan

yang sifatnya kompleks dan bukan untuk keputusan yang sifatnya rutin

atau terstruktur, sehingga faktor pendidikan tidak dapat dilepaskan begitu

saja (Abdolmohammadi, 1992).

- Ciri-Ciri Psikologis

Merupakan Self-Presentation-Image attributes of experts yaitu

karakteristik yang berhubungan dengan kepribadian seorang ahli seperti

kemampuan dalam komunikasi, tanggung jawab, bekerja sama dan

kepercayaan pada keahlian merupakan komponen ciri-ciri psikologis.

Ciri-ciri psikologis merupakan karakteristik yang dibutuhkan untuk

meningkatkan dan memelihara kepercayaan publik pada suatu keahlian

yang dimiliki auditor. Gibbin dan Larocque’s (1990) menunjukkan bahwa

pentingnya kepercayaan, komunikasi dan kemampuan untuk bekerja sama

bagi keahlian audit dalam berinteraksi dengan klien. Terlepas bahwa ciri-

ciri psikologis berhubungan erat dengan pribadi auditor, hal tersebut akan

tercermin dalam kualitas jasa yang dihasilkan apakah dapat memberikan

kepuasan seperti yang diinginkan klien.

Page 16: Analisis beberapa faktor keahlian dan independensi auditor .../Analisis... · Bab ini akan menguraikan tentang latar belakang, ... manfaat penelitian dalam penelitian ini, serta sistematika

16

- Kemampuan Berfikir

Merupakan kemampuan untuk mengakumulasi dan mengolah

informasi. Beberapa karakteristik yang dapat dimasukkan sebagai unsur

kemampuan berfikir, misalnya kemampuan beradaptasi pada situasi yang

baru dan ambigu (Shanteu, 1988), perhatian terhadap fakta-fakta yang

relevan dan kemampuan untuk mengabaikan fakta yang tidak relevan

merupakan suatu kemampuan yang efektif dalam memperoleh dan

memproses jenis-jenis informasi tertentu.

Disamping itu juga kemampuan auditor dalam mencari informasi

yang berkenaan dengan pemeriksaan klien, sekalipun informasi tersebut

dirahasiakan seorang auditor harus mampu mencari celah-celah untuk

mendapatkannya. Dalam uapaya memberikan laporan/pendapat yang

sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.

- Strategi Penentuan Keputusan

Baik secara formal maupun informal akan membantu dalam membuat

keputusan yang sistematis dan membantu keahlian dalam mengatasi

keterbatasan manusia (Shanteu, 1989). Para profesional auditing sangat

berkepentingan dalam mengembangkan dan menggunakan strategi

penentuan keputusan dalam membuat keputusan secara umum dan, sistem

keahlian khususnya (Abdolmohammadi, 1987).

Auditor perlu untuk selalu mempertimbangkan penggunaan teknik-

teknik atau strategi yang berbeda-beda pada setiap pelaksaan audit. Kent

et.al (dalam Nung Harjanto, 1999) menyatakan bahwa setiap tugas audit

membutuhkan strategi dan prosedur audit yang berbeda-beda. Perbedaan

tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor bisnis klien, masalah dalam

industri klien, dan kualitas sistem akuntansi klien. Pada awal audit suatu

rencana audit biasanya dibuat untuk menentukan pendekatan yang akan

digunakan agar audit bisa efektif dan efisien

Page 17: Analisis beberapa faktor keahlian dan independensi auditor .../Analisis... · Bab ini akan menguraikan tentang latar belakang, ... manfaat penelitian dalam penelitian ini, serta sistematika

17

- Analisis Tugas

Banyak dipengaruhi oleh pengalaman-pengalaman audit dan analisis

tugas ini akan mempunyai pengaruh terhadap penentuan keputusan

kompleksitas tugas akan mempengaruhi pilihan terhadap bantuan

keputusan oleh auditor yang telah tinggi pengalamannya

(Abdolmohammadi, 1987), dan digunakan untuk mengembangkan

kerangka umum dari lingkungan tugas dalam audit (Bonner, 1984).

Faktor yang sangat dominan dalam menganalisis tugas yaitu intuisi.

Intuisi yang dimiliki oleh auditor biasanya didapat dari pengalaman kerja

yang cukup lama dan banyaknya persoalan yang berbeda-beda pada

pemeriksaan laporan keuangan klien. Intusi merujuk pada kemampuan

untuk memberi kode, menyortir, dan mengakses kebermaknaan atau

relevansi hasil keputusan masa lalu secara efisien (Agor, dalam Sri

Sularso, 1999).

Di bidang profesi akuntan publik (Gibbins, dalam Sri Sularso, 1999),

secara tidak langsung intuisi akan mengembangkan preferensi alternatif

pendapat yang lebih cepat (hampir otomatis untuk tugas yang bersifat

rutin), karena efisiensi pemanfaatan struktur memori yang tersimpan

dalam ingatan jangka panjang. Oleh karena itu, intuisi merupakan suatu

bentuk keahlian yang dapat dimanfaatkan oleh seseorang sebagai alat

bantu untuk menganalisis tugas dan pengambilan keputusan.

D. Pentingnya Independesi

Karena adanya kepentingan yang berbeda-beda, maka dalam

memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuanganyang diperiksa,

akuntan publik harus bersikap independen terhadap kepentingan klien, pemakai

Page 18: Analisis beberapa faktor keahlian dan independensi auditor .../Analisis... · Bab ini akan menguraikan tentang latar belakang, ... manfaat penelitian dalam penelitian ini, serta sistematika

18

laporan keuangan, maupun terhadap kepentingan akuntan publik itu sendiri.

Wilcox menyatakan :

“independensi adalah salah satu Etika Profesional Akuntan yang penting,

sebab pendapat akuntan publik diberikan untuk menambah kredibilitas

laporan keuangan yang pada dasarnya merupakan gambaran

manajemen. Jika akuntan tidak independen terhadap manajemen

kliennya, pendapat yang ia berikan tidak punya arti ”. (Wilcox, 1974).

Pentingnya independensi akuntan publik mendorong profesi akuntan

publik untuk memasukkannya kedalam Standar Profesional akuntan Publik

(SPAP, IAI 2001: 102), yaitu pada Standar Umum butir kedua yang berbunyi:

“Dalam menjalankan tugasnya, anggota KAP harus selalu mempertahankan

sikap mental independen di dalam memberikan jasa profesional”.

Independensi merupakan aspek yang unik dari profesi akuntan publik.

Pada umumnya seorang anggota dari suatu profesi diharapkan hanya

memperhatikan kepentingan kliennya saja, tapi dalam profesi akuntan publik

seorang akuntan yang sedang melaksanakan jasa pemeriksaan harus

memperhatikan kepentingan klien dan juga pihak ketiga yang mendasarkan

keputusan pada laporan keuangan tersebut yang sering kali tidak diketahui

siapa orangnya.

Pendapat akuntan publik secara tidak langsung mencerminkan

independensi akuntan publik. Dalam jangka panjang akuntan publik yang

menjaga independensinya dan sikap tidak memihak dalam laporan akuntan saja

yang akan diterima oleh dunia usaha, lembaga keuangn dan investor.

Masyarakat menilai independesi biasanya tidak hanya secara

perseorangan tetapi dari segi profesi akuntan publik secara keseluruhan.

Biasanya akuntan publik tidak dikenal sebagai individu oleh pihak ketiga. Bila

masyarakat menilai auditor atau suatu kantor akuntan gagal mempertahankan

Page 19: Analisis beberapa faktor keahlian dan independensi auditor .../Analisis... · Bab ini akan menguraikan tentang latar belakang, ... manfaat penelitian dalam penelitian ini, serta sistematika

19

independesi, maka cenderung menimbulkan kecurigaan terhadap independensi

keseluruhan auditor dan mengurangi kepercayaaan terhadap profesi akuntan

publik secara keseluruhan.

Independensi seharusnya manjadi pedoman bagi kebebasan akuntan

publik dari pengaruh atau pengendalian perusahaaan klien yang diaudit.

Dengan kata lain, jika auditor mengikuti kehendak manajemen perusahaan

klien, maka opini auditnya tidak akan mempunyai nilai dimata masayarakat.

E. Aspek Independensi

Profesi akuntan publik telah menetapkan dalam Kode Etik Akuntan

Indonesia, agar profesi menjaga dari kehilangan persepsi independensi dari

masyarakat. Hal ini ditekankan karena pemilikan independensi secara intrinsik

merupakan masalah mutu pribadi, bukan suatu aturan yang dirumuskan untuk

dapat diuji secara obyektif.

Pada umumnya pihak yang mengkonsumsi laporan keuangan yang telah

diaudit oleh auditor, mengharapkan suatu pernyataan sikap yang independen

dari akuntan publik yang bersangkutan. Kepercayaan masyarakat dapat hilang

atau goyah bila mendengar auditor mempunyai kepentingan yang dapat

merusak obyektifitasnya. Auditor harus memperkirakan hubungannya dengan

klien untuk menentukan pendapatnya dianggap obyektif dan tidak berat

sebelah di mata seseorang yang mengetahui keadaaan tersebut.

Dalam hubungannya dengan independensi, IAI berpendapat bahwa

kepercayaan masyarakat umum atas independensi sikap auditor independen

sangat penting bagi perkembangan profesi akuntan publik. Kepercayaan ini

akan menurun atau bahkan hilang jika terdapat bukti bahwa independensi sikap

auditor ternyata berkurang atau olej keadaan yang yang oleh mereka yang

berpikiran sehat (reasonable) dianggap dapat mempengaruhi sikap independen

tersebut. Untuk menjadi auditor independen harus berintelektual jujur. Untuk

Page 20: Analisis beberapa faktor keahlian dan independensi auditor .../Analisis... · Bab ini akan menguraikan tentang latar belakang, ... manfaat penelitian dalam penelitian ini, serta sistematika

20

diakui pihak lain sebagai orang yang independen, ia harus bebas dari setiap

kewajiban terhadap kliennya, apakah itu manajemn perusahaan atau pemilik

perusahaan. Auditor tidak hanya berkewajiban mempertahankan fakta bahwa

ia independen, tetapi ia harus pula menghindari keadaaan yang dapat

menyebabkan pihak luar meragukan sikap independensinya (SPAP, IAI:

220.2). Dari keadaan ini, auditor diharapkan dapat bersikap independen dan

juga harus nampak independen

Independesi akuntan publik menurut Mulyadi (1990) mencakup dua

aspek, yaitu :

1. Independensi dalam kenyataan ( independence in fact)

Independensi dalam kenyataan berhubungan dengan objektifitas akuntan

public untuk bersifat bebas dari pengaruh keuntungan pribadi. Hal ini

tumbuh dari diri akuntan publik sendiri, yaitu suatu kejujuran tidak

memihak dalam merumuskan dan menyatakan pendapat. Menurut Mulyadi

(1990) independensi dalam kenyataan merupakan suatu kejujuran dalam diri

akuntan dalam mempertimbangkan berbagai fakta yang dijumpai dalam

pengauditan. Kejujuran dalam audit bisa juga berarti pengungkapan fakta-

fakta secara apa adanya yang ditemukan selama melakukan audit yang

sesuai dengan norma profesi.

2. Independensi dalam penampilan ( independence in appearance )

Independensi dalam penampilan berarti bebas dari pertentangan kepentingan

(conflict of interest) potensial yang cenderung menggoyahkan kepercayaan

masyarakat terhadap independensi dalam kenyataan akuntan publik dan

melibatkan persepsi pemakai jasa akuntan publik terhadap independensi

akuntan publik. Independensi dalam penampilan merupakan syarat agar

laporan keuangan yang diaudit akuntan publik dapat dipercaya masyarakat

pemakai jasa. Menurut Bambang Sudibyo, akuntan publik harus dapat

Page 21: Analisis beberapa faktor keahlian dan independensi auditor .../Analisis... · Bab ini akan menguraikan tentang latar belakang, ... manfaat penelitian dalam penelitian ini, serta sistematika

21

meyakinkan masyarakat terhadap independensinya dengan menghindari

keadaan yang membuat orang-orang meragukan kebebasannya. Hal ini

dapat dilakukan akuntan publik dengan cara tidak berhubungan langsung

atau tidak langsung dengan perusahaan klien.

Peneliti menjabarkan independensi berdasarkan pada penelitian yang

dilakukan oleh Fogarty (1996) yaitu beberapa faktor yang mempengaruhi

independensi terhadap laporan audit yang dihasilkan, yaitu :

- Lama ikatan dengan klien

Profesi auditor berkaitan dengan jasa yang diberikan mau tidak mau

akan menciptakan hubungan antara auditor dengan klien. Dan dalam

menjalin hubungan kerja yang harmonis sudah pasti diperlukan suatu

pengenalan kedua pihak tersebut. Jika antara auditor dan klien sudah

terjalin hubungan yang baik, maka klien cenderung untuk terus

menggunakan jasa auditor tersebut, hal ini juga diharapkan oleh auditor,

karena dia sudah mengenal klien dan kondisi perusahaan dengan baik.

Tetapi bagaimana jika kondisi ini dinilai tidak baik karena

independensi auditor menjadi diragukan. Semakin lama seorang auditor

terlibat dengan klien, maka auditor akan menjadi bias (Aldhizer dan

Cashell, 1996) dan enggan untuk melaporkan kesalahan klien. Aldhizer

mengungkapkan bahwa lama penugasan audit yang optimal adalah antara

2-10 tahun.

Diungkapkan oleh Supriyono (1988), 34 % responden penelitiannya

menyatakan bahwa lama penugasan audit mempengaruhi rusaknya

independensi auditor. Dinyatakan Supriyono, penugasan audit yang terlalu

lama kemungkinan dapat mendorong akuntan public kehilangan

independensi karena akuntan public tersebut merasa puas, kurang inivasi,

dan kurang ketat didalam melaksanakan audit. Sebaliknya, penugasan

Page 22: Analisis beberapa faktor keahlian dan independensi auditor .../Analisis... · Bab ini akan menguraikan tentang latar belakang, ... manfaat penelitian dalam penelitian ini, serta sistematika

22

audit yang terlalu lama kemungkinan dapat pula meningkatkan

independensi karena akuntan publik sudah familier, pekerjaan dapat

dilaksanakan dengan efisien, dan lebih tahan terhadap tekanan klien.

(Suriyono, 1988 dalam Alie Ariesanti, 2001).

- Tekanan dari klien

Tekanan dari klien dapat timbul pada kondisi konflik yang terjadi

antara auditor dengan klien. Kondisi konflik terjadi ketika antara auditor

dengan klien tidak sependapat dalam beberapa aspek hasil pelaksanaan

pengjuian laporan keuangan. Klien mempengaruhi fungsi pengujian

laporan keuangan yang dilakukan dengan memaksa auditor untuk

melanggar standar auditing, termasuk dalam pemberian opini yang tidak

sesuai dengan keadaan klien.

Pada situasi ini timbul dilema yang dirasakan oleh auditor, disatu

sisi melanggar standar profesi dan disisi lain kemungkinan penghentian

tugas (Goldman dan Barleu dalam Nicholas dan Price, 1976). Karena

pada kondisi konflik ini kekuatan tidak seimbang, sementara auditor

membutuhkan klien untuk meneruskan usahanya. Sehingga akan lebih

mudah dan lebih murah bagi klien untuk memganti auditornya

dibandingkan bagi auditor untuk mendapatkan sumber fee

tambahan/alternative sumber fee lain (Nicholas dan Price, 1976).

Terlebih lagi pada kondisi keuangan klien yang kuat sehingga dapat

memberi fee yang cukup besar dan dapat memberi fasilitas, sehingga

menyebabkan seorang auditor kurang memperhatikan probabilitas akan

terjadinya kebangkrutan dan auditor cepat puas diri dan kurang teliti (Deis

dan Giroux, 1992).

Kondisi ini semakin diperkuat dengan tingkat persaingan diantara

profesi akuntan publik yang semakin ketat, dan buruknya kondisi ekonomi

Page 23: Analisis beberapa faktor keahlian dan independensi auditor .../Analisis... · Bab ini akan menguraikan tentang latar belakang, ... manfaat penelitian dalam penelitian ini, serta sistematika

23

yang menyebabkan melemahnya dunia usaha sehingga banyaknya

perusahaan pengguna jasa akuntan publik yang melakukan merger atau

akuisisi bahkan mengalami kebangkrutan. Sehingga bagi para akuntan

publik yang sudah memiliki klien tetap akan enggan untuk melepaskannya.

- Telaah dari rekan auditor

Bagi seorang auditor menjaga kualitas jasanya adalah keharusan,

karena jasa yang diberikan auditor digunakan sebagai dasar pembuatan

keputusan laporan keuangan. Selain itu juga jasa yang diberikan auditor

tidak dapat diberikan oleh pihak lain. Dan untuk menjaga kualitas audit

telaah rekan auditor menjadi sumber penilaian yang objektif mengenai

kualitas audit (King et all, 1994).

Tujuan telaah rekan auditor digunakan untuk menjamin bahwa

pemeriksaan yang dilakukan telah sesuai dengan standar profesi yang

berlaku. Telaah rekan auditor dirancang sebagai pengujian kesesuaian

(compliance test) untuk menjamin bahwa auditor telah merancang,

menerapkan dan menjaga system telaah kualitas (Fogarty, 1996). Ini

dilakukan untuk mengontrol kebijakan auditor agar hasil pemeriksaan

yang dilakukan memenuhi standard dan berkualitas. Selain itu, telaah

rekan auditor dapat menjaga independensi, karena salah satu telaah adalah

dengan melihat posisi auditor terhadap klien (Evers dan Pearson, 1999).

Hasil pendapat dan pernyataan dari telaah yang diberikan oleh rekan

auditor dapat mendukung firma untuk menjalankan dan mengevaluasi

pengendalian kualitas pelaksanaan praktik akuntansi dan audit (Evers,

1999, Austin Langston, 1981). Bahkan Bremser (1985) menyatakan

bahwa telaah rekan auditor dapat meningkatkan pelaksanaan pengendalian

kualitas yang dilakukan firma untuk menjaga kinerjanya.

Page 24: Analisis beberapa faktor keahlian dan independensi auditor .../Analisis... · Bab ini akan menguraikan tentang latar belakang, ... manfaat penelitian dalam penelitian ini, serta sistematika

24

Dalam sebuah penelitian Kenneth. R. Austin (1981) menyatakan

bahwa mengaharuskan setiap kantor akuntan publik diperiksa (review)

secara perioik oleh kantor akuntan publik lainnya, bukan hanya sesama

auditor dari kantor akuntan publik yang sama. Dengan cara: suatu tim

pemeriksa yang tergabung dalam local firm quality program, review

dilaksanakan tiga tahun sekali, dan laporan review yang diterbitkan berisi

kesimpulan dan saran-saran dari pemeriksaan.

Dengan review terhadap praktek suatu kantor akuntan merupakan

hal yang baru dan dianggap perubahan penting dalam profesi akuntan

publik. Dengan peer review kantor akuntan publik harus membuka diri

terhadap kritik-kritik jika ia tidak memenuhi standar profesi. Hal ini akan

meningkatkan kualitas jasa yang diberikan oleh kantor akuntan publik,

yang secara tidak langsung berarti juga akan menambah kepercayaan

masyarakat terhadap profesi akuntan publik.

F. Review Penelitian Terdahulu

Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang mengungkapkan beberapa

faktor keahlian dan independensi sebagai variabel independen. Sebuah

penelitian yang dilakukan oleh Alia Ariesanti (2001) dalam tesisnya yang

berjudul “Pendapat Auditor tentang faktor-faktor yang mempengaruhi keahlian

dan independensi sebagai Kualitas Audit “ dengan menghasilkan kesimpulan

bahwa faktor pengalaman ternyata tidak berpengaruh terhadap keahlian

auditor, sedangkan faktor-faktor yang lain yaitu pengetahuan, lama ikatan

dengan klien, tekanan dari klien dan telaah rekan auditor ternyata berpengaruh

secara signifikan terhadap keahlian dan independensi auditor. Dalam

penelitian tersebut yang dijadikan sebagai pokok permasalahan yaitu

komponen-komponen keahlian dan independensinya, tanpa mencari

Page 25: Analisis beberapa faktor keahlian dan independensi auditor .../Analisis... · Bab ini akan menguraikan tentang latar belakang, ... manfaat penelitian dalam penelitian ini, serta sistematika

25

pengaruhnya lebih lanjut terhadap kualitas audit. Dan kedua faktor keahlian

dan independensi sudah dirasa cukup sebagai faktor penentu kualitas audit

tanpa mengorek lebih lanjut lagi pendapat respondennya yaitu auditor.

Penelitian lain yang dilakukan oleh De Angelo (1981, dalam penelitian

Deis dan Giroux, 1992) didapat kesimpulan bahwa faktor keahlian dan

independensi ternyata berpengaruh terhadap kualitas audit, dan kedua faktor

tersebut menjadi faktor yang saling berkait dan tidak dapat dipisahkan dalam

penentuan kualitas audit. Pada penelitian tersebut, peneliti tidak mencari

faktor-faktor lain yang bisa berpengaruh terhadap kualitas audit.

Sementara itu Murtanto (1998) melakukan sebuah penelitian tentang

karakteristik faktor-faktor yang mempengaruhi keahlian auditor. Dan dari 25

atribut yang dikembangkan pada penelitian Abdolmohammadi (1992), didapat

lima atribut yang dirasa dapat mewakili 20 atribut yang lainnya. Yaitu:

komponen pengetahuan, ciri-ciri psikologis, kemampuan berfikir, strategi

penentuan keputusan dan analisis tugas yang kemudian peneliti gunakan

sebagai indikator faktor yang mempengaruhi kualitas audit. Pada penelitian

Murtanto (1998) faktor-faktor tersebut mengidentifikasikan keahlian sebagai

faktor yang diuji.

G. Kerangka Teoritis

Dalam penelitian ini variabel yang digunakan adalah :

• Beberapa faktor keahlian dan independensi auditor meliputi: komponen

pengetahuan, ciri-ciri psikologis, kemampuan berfikir, strategi penentuan

keputusan, analisis tugas, lama ikatan dengan klien, tekanan dari klien, dan

telaah rekan auditor sebagai variabel independen (variabel bebas).

Variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi atau

Page 26: Analisis beberapa faktor keahlian dan independensi auditor .../Analisis... · Bab ini akan menguraikan tentang latar belakang, ... manfaat penelitian dalam penelitian ini, serta sistematika

26

menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (Sugiyono,

2002 : 33).

• Kualitas audit sebagai variabel dependen (variabel terikat). Variabel

dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat

karena adanya variabel independen (Sugiyono 2002 : 33).

Bertitik tolak dari teori yang telah dikemukakan oleh De Angelo (dalam

Deis dan Giroux, 1992) dan pengembangan yang dilakukan oleh Alia Ariesanti

(2001), maka dapat digambarkan suatu alur pemikiran yang tertuang dalam

skema kerangka teoritis berikut ini:

Variabel Independen

Variabel Dependen

Gambar 1

Skema Kerangka Teoritis

Dari uraian sebelumnya menunjukkan bahwa terdapat pengaruh dari

beberapa faktor keahlian dan independensi auditor yaitu: komponen

pengetahuan, ciri-ciri psikologis, kemampuan berfikir, strategi penentuan

keputusan, analisis tugas, lama ikatan dengan klien, tekanan dari klien, dan

telaah rekan auditor terhadap kualitas audit. Dimana faktor tersebut dijabarkan

dari faktor keahlian dan independensi yang dimiliki auditor berdasarkan pada

penelitian Murtanto (1998) dan Fogarty (1996)

H. Hipotesis

1. Komponen pengetahuan 2. ciri-ciri psikologis 3. kemampuan berfikir 4. strategi penentuan keputusan 5. analisis tugas 6. lama ikatan dengan klien 7. tekanan dari klien 8. telaah rekan auditor

Kualitas Audit

Page 27: Analisis beberapa faktor keahlian dan independensi auditor .../Analisis... · Bab ini akan menguraikan tentang latar belakang, ... manfaat penelitian dalam penelitian ini, serta sistematika

27

Untuk dapat mengidentifikasikan pengaruh dari beberapa faktor keahlian

dan independensi auditor terhadap kualitas audit, hasil dari penelitian yang

dilakukan oleh Murtanto (1999), bahwa faktor-faktor yaitu: komponen

pengetahuan, ciri-ciri psikologis, kemampuan berfikir, strategi penentuan

keputusan dan analisi tugas, dan penelitian yang dilakukan Fogarty (1996),

Pany dan Reckers (1980) dan Supriyono (1988), bahwa komponen lama ikatan

dengan klien (tenure), tekanan dari klien dan telaah dari rekan auditor (peer

review) sebagai komponen independensi auditor dalam melaksanakan tugas

audit. Berdasarkan kedua penelitian tersebut, peneliti mencari pengaruh dari

beberapa faktor diatas terhadap kualitas audit. Sehingga peneliti merumuskan

hipotesis nol sebagai berikut :

H01 : adanya pengaruh komponen pengetahuan terhadap kualitas

audit.

H02 : adanya pengaruh ciri-ciri psikologis terhadap kualitas audit.

H03 : adanya pengaruh kemampuan berfikir terhadap kualitas audit.

H04 : adanya pengaruh strategi penentuan keputusan terhadap kualitas

audit.

H05 : adanya pengaruh analisis tugas terhadap kualitas audit.

H06 : adanya pengaruh lama ikatan dengan klien terhadap kualitas

audit

H07 : adanya pengaruh tekanan dari klien terhadap kualitas audit.

H08 : adanya pengaruh telaah rekan auditor terhadap kualitas audit

H09 : adanya pengaruh secara bersama-sama kedelapan variabel

independen terhadap kualitas audit

Page 28: Analisis beberapa faktor keahlian dan independensi auditor .../Analisis... · Bab ini akan menguraikan tentang latar belakang, ... manfaat penelitian dalam penelitian ini, serta sistematika

28

I. Identifikasi dan Metode Pengukuran Variabel

Penelitian ini dirancang sebagai studi empiris dan merupakan cross

sectional study yaitu studi yang dilakukan terhadap suatu objek pada satu

waktu tertentu. Untuk dapat mengidentifikasikan pengaruh dari faktor-faktor

terhadap kualitas audit.

Definisi Operasional Variabel

Definis operasional variabel adalah suatu definisi yang dinyatakan dalam

kriteria atau operasi yang dapat diuji secara khusus (Donald R.C dan william E,

1997). Oleh karena itu definisi operasional variabel dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Kualitas Audit

Kualitas audit sebagai standar mutu audit yang dihasilkan auditor,

dapat juga berarti mutu profesional auditor. Dalam penelitian ini kualitas

audit yang dijabarkan adalah kualitas pribadi auditor. Dalam pengukuran

kualitas audit sebagai variabel dependen faktor-faktor keahlian dan

independensi dijadikan faktor yang mempengaruhi (variabel independensi)

2. Faktor-faktor Keahlian Auditor

Keahlian auditor sebagai faktor yang mempengaruhi kualitas audit

dijabarkan peneliti menjadi lima komponen berdasarkan penelitian

Murtanto (1998), yaitu: pengetahuan, ciri-ciri psikologis, kemampuan

berfikir, strategi penentuan keputusan, dan analisis tugas. Keahlian

peneliti jadikan sebagai faktor penentu kualitas audit, dikarenakan pada

penelitian sebelumnya (alia Ariesanti, 2001) didapatkan pengaruh yang

signifikan antara keahlian terhadap kualitas audit.

Selain itu, merujuk pada standar umum yang berlaku (SPAP,

IAI:2001), yaitu terdiri dari :

Page 29: Analisis beberapa faktor keahlian dan independensi auditor .../Analisis... · Bab ini akan menguraikan tentang latar belakang, ... manfaat penelitian dalam penelitian ini, serta sistematika

29

a. Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki

keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor.

b. Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi

dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor.

c. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib

menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama.

3. faktor Independensi auditor

Independensi sebagai faktor yang mempengaruhi kualitas audit

didefinisikan sebagai sikap mental yang bebas dari pengaruh, tidak

dikendalikan oleh pihak lain, tidak tergantung pada orang lain. Dijabarkan

peneliti kedalam tiga komponen, yaitu: lama ikatan dengan klien, tekanan

dari klien, dan telaah rekan auditor (Fogarty, 1996). Disamping itu juga

mengacu pada standar umum yang telah ditetapkan oleh IAI (SPAP:2001).

Pengukuran Variabel

Penelitian ini dirancang sebagai studi empiris dan merupakan cross

sectional study yaitu studi yang dilakukan terhadap suatu objek pada satu

waktu tertentu. Dimana dalam penelitian kali ini mencoba untuk

mengidentifikasikan pengaruh dari faktor-faktor keahlian dan independensi

auditor sebagai faktor yang mempengaruhi kualitas audit.

KUALITAS

AUDIT

Ciri-ciri

Psikologis

Kemampuan

Berfikir

Strategi

Penentuan

Keputusan

Analisis

Tugas

Lama Ikatan

Dengan Klien

Pengetahuan

Faktor-faktor

keahlian

Faktor-faktor

independensi

Page 30: Analisis beberapa faktor keahlian dan independensi auditor .../Analisis... · Bab ini akan menguraikan tentang latar belakang, ... manfaat penelitian dalam penelitian ini, serta sistematika

30

GAMBAR 2

Kualitas audit sebagai variable dependen. Variabel independen terdiri

dari delapan faktor yaitu: komponen pengetahuan, ciri-ciri psikologis,

kemampuan berfikir, strategi penentuan keputusan dan analisis tugas, lama

ikatan dengan klien, tekanan dari klien, dan telaah dari rekan auditor. Kelima

komponen pertama dari variabel independen merupakan indikator dari keahlian

audit yang telah diteliti oleh Murtanto (1998), ketiga faktor berikutnya

merupakan indikator dari independensi auditor yang telah diteliti oleh Fogarty

(1996). Untuk selanjutnya peneliti menyajikan pengukuran variabel

independen kedalam tabel berikut .

KEAHLIAN ELEMEN PENGUKUR 1.Komponen Pengetahuan 1. pengetahuan mengenai prinsip akuntansi

dan standar audit 2. pengetahuan mengenai kondisi umum

perusahaan klien 3. Lama bekerja sebagai auditor di KAP4. Tingkat pendidikan auditor5. Pelatihan yang pernah diikuti auditor6. keahlian khusus, mis.pajak

2. Ciri-ciri Psikologis 1. Bertanggung jawab2. kemampuan berkomunikasi auditor 3. kemampuan untuk bekerja sama

3. Kemampuan berfikir 1.kemampuan mengakumulasi dan mengolah informasi

2. tingkat kecerdasan tinggi3. kemampuan beradaptasi

4. Strategi penentuan keputusan

1. strategi penentuan keputusan auditor

5. Analisis Tugas 1. Bantuan rekan auditor2. intuisi3. lama bekerja

Tekanan dari

Klien

Telaah Rekan

Auditor

Page 31: Analisis beberapa faktor keahlian dan independensi auditor .../Analisis... · Bab ini akan menguraikan tentang latar belakang, ... manfaat penelitian dalam penelitian ini, serta sistematika

31

4. pengalaman kerjaINDEPENDENSI ELEMEN PENGUKUR

1. Lama ikatan dengan klien

1. lama mengaudit klien2. intensitas ikatan dengan klien3. pemberian jasa lain

2. Tekanan dari klien 1. Fee audit 2. penggantian auditor3. fasilitas dari klien

3. Telaah rekan auditor 1. manfaat telaah2. hukuman terhadap audit yang buruk

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tipologi Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang berarti adalah

penelitian yang akan meneliti masalah-masalah yang berupa fakta-fakta saat ini

dari suatu populasi. Tujuan penelitian deskriptif adalah untuk menguji atau

menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan current status dari subyek yang

diteliti. Tipe penelitian ini umumnya berkaitan dengan opini (individu,

kelompok, atau organisasional), kejadian, atau prosedur (Nur Indriantoro,

1998:26).

B. Populasi dan sampel

Penelitian dilakukan pada KAP yang berada di wilayah Jawa Tengah

dan DIY, dengan alasan semakin banyak jumlah KAP yang diteliti, semakin

banyak responden yang dapat diteliti.

Page 32: Analisis beberapa faktor keahlian dan independensi auditor .../Analisis... · Bab ini akan menguraikan tentang latar belakang, ... manfaat penelitian dalam penelitian ini, serta sistematika

32

Satuan pengamatan pada penelitian ini adalah para auditor pada setiap

levelnya yang bekerja di KAP, junior auditor, senior auditor, supervisor,

manajemen, dan partner.

Dalam penelitian ini, penulis tidak menentukan terlebih dahulu jumlah

sampel yang akan digunakan. Jumlah sampel yang diteliti didapat dari

kuesioner yang kembali dan telah terseleksi kelengkapannya. Dari sejumlah

KAP yng berada di wilayah Jawa Tengah dan DIY yang dianggap sebagai

populasi, peneliti bermaksud mengambil sampel semaksimal mungkin dengan

metode sampling convienience yaitu pengumpulan informasi dari anggota

populasi yang dengan baik sekali/dengan mudah dapat menyediakan informasi

(Sekaran, 2000). Oleh karena itu, peneliti membagikan kuesioner sebanyak

mungkin kepada responden. Hal ini dimaksudkan untuk mengantisipasi

adanya kemungkinan tidak didapatnya jawaban dari responden. Alasan lain

adalah agar data yang terkumpul tetap memenuhi kriteria pengolahan data.

Menurut buku directory IAI Kompartemen Akuntan Publik tahun 2001-2002,

KAP di wilayah Jawa Tengah dan DIY tersebar di kota, yaitu: Semarang,

Purwokerto, Yogyakarta, dan Surakarta.

C. Teknik Pengumpulan data

Jenis Data Yang Dikumpulkan :

1. Data Primer

Sekaran (2000: 221) mengatakan bahwa yang dimaksud dengan data

primer adalah data yang diperoleh langsung dari individu, kelompok-

kelompok tertentu, dan juga responden yang telah ditentukan secara

Page 33: Analisis beberapa faktor keahlian dan independensi auditor .../Analisis... · Bab ini akan menguraikan tentang latar belakang, ... manfaat penelitian dalam penelitian ini, serta sistematika

33

spesifik oleh peneliti yang memiliki data secara spesifik dari waktu ke

waktu.

Instrumen Data Primer :

Survey dalam bentuk kuesioner dan wawancara merupakan cara yang

ditempuh untuk mendapatkan data primer. Tujuan pokok pembuatan

kuesioner adalah untuk memperoleh informasi yang relevan dengan tujuan

survey dengan validitas dan reliabilitas yang setinggi mungkin

(Singarimbun dan Effendi, 1999:175).

Kuesioner dinyatakan dalam bentuk Closed Questions dan Open-

Ended Questions. Sekaran (2000:237) mengatakan bahwa tujuan

penggunaan Closed Questions dalam suatu kuesioner adalah untuk

membantu responden dalam membuat keputusan secara cepat dalam

memilih berbagai alternatif pernyataan yang tersedia sedangkan Open-

Ended Questions mengarahkan responden untuk menjawab pertanyaan

dengan cara mereka sendiri. Open Ended Question dalam kuesioner ini

lebih mengarah pada pertanyaan yang bersifat mengupas pendapat

responden mengenai faktor lain yang mereka anggap mampu untuk

dijadikan indikator untuk menilai kualitas audit. Closed Questions juga

memudahkan peneliti dalam memberi kode untuk analisis yang akan

dilakukan.

Teknik Pengumpulan dan Penyebaran Data Primer:

Penyebaran data itu sendiri akan dilakukan dengan dua cara, yaitu

melalui pos dan mendatangi responden secara langsung. Untuk responden

Page 34: Analisis beberapa faktor keahlian dan independensi auditor .../Analisis... · Bab ini akan menguraikan tentang latar belakang, ... manfaat penelitian dalam penelitian ini, serta sistematika

34

di luar wilayah Kotamadya Surakarta dan Daerah Istimewa Yogyakarta

(DIY) peneliti akan akan mengirimkan kuesioner melalui pos, sedangkan

untuk responden di kedua wilayah tersebut peneliti akan mendatangi

rsponden secara langsung. Peneliti akan mendatangi responden sedikitnya

dua kali. Kunjungan pertama untuk menyerahkan kuesioner, kunjungan

kedua dilakukan satu minggu setelah kunjungan pertama untuk mengambil

kuesioner yang telah diisi responden. Untuk kuesioner yang belum terisi,

peneliti akan mengambilnya pada kunjungan ketiga, satu minggu setelah

kunjungan kedua.

Digunakannya jasa pos untuk menyebarkan kuesioner di luar

wikayah Kotamadya Surakarta dan DIY memiliki banyak kelemahan,

antara lain:

1. besar kemungkinan yang menjawab kuesioner bukanlah sasaran yang

dituju dalam penelitian,

2. besar kemungkinan responden menjawab dengan asal-asalan,

3. besar kemungkinan kuesioner tidak kembali, juga

4. memerlukan waktu yang cukup lama.

Walaupun metode pos mempunyai kelemahan-kelemahan di atas,

namun mengingat penulis tinggal di wilayah Kotamadya Surakarta,

maka metode tersebut sangat menghemat biaya dan tenaga. Untuk

memperkecil kemungkinan resiko yang ditimbulkan oleh kelemahan-

kelemahan metode pos, penulis sebelumnya menghubungi via telepon

KAP yang bersangkutan dengan menjelaskan maksud dan tujuan

Page 35: Analisis beberapa faktor keahlian dan independensi auditor .../Analisis... · Bab ini akan menguraikan tentang latar belakang, ... manfaat penelitian dalam penelitian ini, serta sistematika

35

penyebaran kuesioner serta permohonan agar kuesioner tersebut

disebarkan kepada masing-masing level di KAP dan bantuan untuk

mengirimkan kembali jawaban yang telah terisi kedalam amplop dan

perangko balasan yang telah disediakan.

Dengan mendatangi sendiri responden KAP yang ada di wilayah

Surakarta dan DIY minimal dua kali, maka biaya yang dikeluarkan akan

lebih banyak jika dibandingkan melalui pos. Selain itu, metode ini akan

banyak menyita waktu dan tenaga.

Walaupun metode mendatangi langsung responden memilki

kelemahan-kelemahan seperti disebutkan diatas, namun penulis

menganggap keuntungan dari metode ini lebih banyak, antara lain:

1. dapat dipastikan bahwa yang berpartisipasi adalah mereka yang

benar-benar memiliki kepentingan dengan penelitian ini,

2. kemungkianan jawaban kuesioner hanya diisi secara asal-asalan oleh

subjek dapat diperkecil,

3. kemungkinaan yang mengisi kuesioner adalah bukan sasaran dapat

diperkecil, juga

4. waktu yang diperlukan lebih sedikit.

Dengan kelebihan-kelebihan dalam metode pengumpulan data

ini, maka diharapkan data dapat memenuhi kriteria pengolahan dan hasil

penelitian dapat menggambarkan keadaan yangs sesungguhnya.

1. Data Sekunder

Page 36: Analisis beberapa faktor keahlian dan independensi auditor .../Analisis... · Bab ini akan menguraikan tentang latar belakang, ... manfaat penelitian dalam penelitian ini, serta sistematika

36

Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung

dari responden yang diteliti karena data tersebut dinyatakan dalam bentuk

publikasi baik oleh media massa maupun oleh laporan tertulis yang

dipublikasikan secara tidak langsung oleh responden melalui berbagai

media, web sites, internet maupun oleh pemerintah (Uma Sekaran, 2000:

221).

Instrumen Data Sekunder :

Jurnal-jurnal ilmiah, literatur-literatur yang berkaitan dengan

pokok bahasan yang diteliti serta artikel yang memuat tentang

permasalahan yang dirumuskan.

Teknik Pengumpulan Data Sekunder :

Untuk memperoleh data sekunder dilakukan studi pustaka

dengan membandingkan relevansi antara masalah yang diteliti dengan

literatur-literatur yang relevan, seperti jurnal-jurnal ilmiah dan artikel yang

bersangkutan.

C. Pengembangan instrumen

Instrumen yang digunakan untuk pengambilan data penelitian ini adalah

pengembangan tulisan Alia Arisanti (2001) mengenai keahlian dan

independensi auditor dan tulisan Murtanto dan Gundono (1999) mengenai

keahlian audit.

Page 37: Analisis beberapa faktor keahlian dan independensi auditor .../Analisis... · Bab ini akan menguraikan tentang latar belakang, ... manfaat penelitian dalam penelitian ini, serta sistematika

37

Atas dasar tesis Alia Ariesanti (2001) tersebut penulis merumuskan

faktor-faktor keahlian dan independensi untuk menilai kualitas audit. Dari

masing-masing faktor kemudian dikembangkan sejumlah pertanyaan, dengan

distribusi sebagai berikut:

1. Faktor pengalaman : 6 pertanyaan (no 1 - 6)

2. Pendidikan : 8 pertanyaan (no 7 - 14)

3. Lama ikatan dengan klien : 2 pertanyaan (no 15-17)

4. Tekanan dari klien : 2 pertanyaan (no 17– 8)

5. Telaah rekan auditor : 4 pertanyaan (no 19-22)

Saat ini penulis ingin mengembangkan kuesioner tersebut kedalam

pernyataan yang lebih kompleks dengan menambah 8 pertanyaan, karena

adanya perubahan faktor-faktor yang mempengaruhi variabel independen (X1)

yaitu keahlian auditor. Perubahan faktor-faktor tersebut mengikuti penelitian

yang telah dilakukan oleh Murtanto dan Gudono (1999), yang membagi

variabel keahlian auditor kedalam 5 faktor, yaitu: komponen pengetahuan,

ciri-ciri psikologis, kemampuan berfikir, strategi penentuan keputusan, dan

analisis tugas. Sehingga terjadi perubahan dalam susunan pertanyaan sebagai

berikut:

1. Komponen pengetahuan : 11 pertanyaan (no 1 - 11)

2. Ciri-ciri psikologis : 4 pertanyaan (no 12-15)

3. Kemampuan berfikir : 6 pertanyaan (no 16-21)

4. Strategi penentuan keputusan : 3 pertanyaan (no 22-24)

5. Analisis tugas : 6 pertanyaan (no 25-30)

Page 38: Analisis beberapa faktor keahlian dan independensi auditor .../Analisis... · Bab ini akan menguraikan tentang latar belakang, ... manfaat penelitian dalam penelitian ini, serta sistematika

38

6. Lama ikatan dengan klien : 4 pertanyaan (no 1 – 4 )

7. Tekanan dari klien : 3 pertanyaan (no 5 – 7 )

8. Telaah rekan auditor : 3 pertanyaan (no 8 - 10)

Saat ini penulis tetap melakukan uji validitas maupun reliabilitas

kembali terhadap kuesioner tersebut karena adanya pengembangan terhadap

instrumen yang akan digunakan dengan perangkat olah data yang sama

dengan penelitian terdahulu.

Instrumen penelitian ini terdiri dari dua bagian. Bagian pertama berisi

pernyataan untuk mengetahui faktor-faktor keahlian dan independensi auditor

yang dinyatakan dalam bentuk Closed Questions.

Pernyataan pada bagian pertama ini dikembangkan berdasarkan faktor-

faktor yang sudah disebutkan di atas, yaitu (1) komponen pengetahuan, (2)

ciri-ciri psikologis, (3) kemampuan berfikir, (4) strategi penentuan keputusan,

(5) analisis tugas, (6) lama ikatan dengan klien, (7) tekanan dari klien, dan (8)

telaah rekan auditor.

Pernyataan pada bagian pertama dikembangkan dengan menggunakan

model skala Likert dengan kemungkinan jawaban yang diberikan kepada

responden adalah Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Netral (N), Tidak Setuju

(TS), Sangat Tidak Setuju (STS).

Penulis memilih skala Likert dengan komposisi lima (5) adalah dengan

maksud bahwa skala Likert komposisi lima (5) telah mampu menunjukkan

adanya reliabilitas dalam pengujian karena dengan meningkatkan skala Likert

Page 39: Analisis beberapa faktor keahlian dan independensi auditor .../Analisis... · Bab ini akan menguraikan tentang latar belakang, ... manfaat penelitian dalam penelitian ini, serta sistematika

39

ke dalam komposisi 7 atau 9 justru tidak akan meningkatkan reliabilitas dari

komposisi yang terbentuk (Uma Sekaran, 2000:200).

Bagian kedua adalah pernyataan isian berbentuk Open-Ended Questions

untuk meminta pendapat responden mengenai kualitas audit dan faktor-faktor

lain yang dapat mempengaruhi kualitas audit selain faktor-faktor keahlian dan

independensi auditor yang dijabarkan kedalam komponen yang telah

disebutkan pada pernyataan pertama.

D. Teknik Pengujian Dan Penganalisisan Data

1. Pengujian Data Penelitian

Suatu pengukuran yang baik harus memiliki validitas dan reliabilitas

untuk menggambarkan keadaan yang sesungguhnya dari penelitian

tersebut. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas diperlukan untuk memenuhi

syarat tersebut. Penelitian ini menggunakan bantuan program SPSS

Window Release versi 10.01.

a. Uji Normalitas

Pengujian normalitas dilakukan untuk menentukan statistik

induktif yang seharusnya digunakan, menggunakan statistik parametrik

atau non-parametrik. Apabila data berdistribusi normal, maka statistik

induktif yang digunakan adalah statistik parametrik, sebaliknya apabila

Page 40: Analisis beberapa faktor keahlian dan independensi auditor .../Analisis... · Bab ini akan menguraikan tentang latar belakang, ... manfaat penelitian dalam penelitian ini, serta sistematika

40

data tidak berdistribusi normal, maka statistik induktif yang digunakan

adalah non-parametrik.

Pengujian normalitas dapat dilakukan dengan program SPSS.

Deteksi kenormalan dapat dilakukan dengan cara berikut ini:

A. Hasil uji normalitas

� Nilai signifikansi atau nilai probabilitas ≤ 0,05 maka Ho

ditolak. Hal ini berarti bahwa data tidak berdistribusi normal.

� Nilai signifikansi atau nilai probabilitas ≥ 0,05 maka Ho tidak

ditolak. Hal ini berarti bahwa data berdistribusi normal.

B. Menguji normalitas dengan plot (Q plot)

� Apabila data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti

arah garis diagonal, maka distribusi data dikatakan normal.

� Apabila data menyebar jauh dari garis diagonal atau tidak

mengikuti arah garis diagonal, maka distribusi data tidak

normal.

Mengingat pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner,

maka kesungguhan responden dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan

merupakan hal yang sangat penting dalam penelitian ini. Keabsahan

hasil suatu penelitian sosial sangat ditentukan oleh alat pengukur yang

digunakan dalam mengukur variabel penelitiannya. Apabila alat yang

digunakan dalam pengukuran data tidak valid dan tidak dapat

dipercaya, maka hasil penelitian yang diperoleh tidak akan

menggambarkan keadaan yang sebenarnya. Oleh sebab itu untuk

Page 41: Analisis beberapa faktor keahlian dan independensi auditor .../Analisis... · Bab ini akan menguraikan tentang latar belakang, ... manfaat penelitian dalam penelitian ini, serta sistematika

41

mengantisipasi masalah ini, maka dalam penelitian ini akan dilakukan

dua macam test, yaitu tes validitas (test of validity) dan tes reliabilitas

(test of reliability). Untuk mengetahui pengaruh keahlian dan

independensi auditor terhadap kualitas audit digunakan metode analisis

regresi linier berganda. Analisis data akan dilakukan dengan

menggunakan paket program SPSS.

b. Uji Validitas

Uji validitas diperlukan untuk mengetahui sejauh mana

ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam menjalankan

fungsinya (Uma Sekaran, 2000:309). Suatu instrumen pengukuran

dikatakan memiliki nilai validitas yang tinggi apabila mampu

memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya

penelitian tersebut. Uji yang menghasilkan data yang tidak relevan

dengan tujuan pengukuran dikatakan sebagai uji yang memiliki

validitas yang rendah.

Azwar (1992) menyatakan bahwa jenis validitas suatu tes ada

tiga: (1) validitas konstruk (construct validity), (2) validitas isi

(content validity), dan (3) validitas berdasarkan kriteria (criterion-

related validity).

Validitas konstruk adalah suatu validitas yang menunjukkan

batas alat pengukur mengungkapkan suatu trait atau konstruk teoritik

yang hendak diukurnya, pendekatan validitas ini cukup sedehana dan

Page 42: Analisis beberapa faktor keahlian dan independensi auditor .../Analisis... · Bab ini akan menguraikan tentang latar belakang, ... manfaat penelitian dalam penelitian ini, serta sistematika

42

objektif. Validitas isi adalah suatu validitas yang menunjukkan batas

suatu alat pengukur mencerminkan hal-hal yang akan diukur atau

diteskan, penilaiannya didasarkan pada pertimbangan subjektif

individual tidak melibatkan perhitungan statistik apapun. Validitas

kriteria adlah suatu validitas yang memperhatikan hubungan antar alat

pengukur dengan pengukur lainnya yang berfungsi sebagai kriteria

pembanding. Prosedur validasi prediktifnya memerlukan waktu yang

banyak dan mungkin juga biaya yang besar, karena prosedur ini pada

dasarnya bukan pekerjaan yang dianggap selesai setelah satu kali

analisis, tetapi lebih merupakan kontinuitas dalam mengembangkan

tes sebagai prediktor.

Berdasarkan alasan-alasan tersebut, peneliti menggunakn

pendekatan validitas konstruk karena pendekatan tersebut lebih

objektif dan cukup sedehana. Validitas konstruk merupakan satu cara

yang paling banyak digunakan. Validitas alat pengukur dilakukan

dengan mengkorelasikan antara skor yang diperoleh masing-masing

pertanyaan dengan skor totalnya. Skor total ini merupakan nilai yang

diperoleh dari hasil penjumlahan semua skor pertanyaan. Korelasi

antara skor pertanyaan tertentu dengan skor totalnya harus signifikan

berdasarkan ukuran statistik tertentu. Apabila ternyata skor masing-

masing pertanyaan berkorelasi dengan skor totalnya, maka dapat

dikatakan bahwa alat pengukur tersebut mempunyai validitas.

Pengujian Validitas akan menggunakan teknik Korelasi product

moment dengan rumus :

Page 43: Analisis beberapa faktor keahlian dan independensi auditor .../Analisis... · Bab ini akan menguraikan tentang latar belakang, ... manfaat penelitian dalam penelitian ini, serta sistematika

43

∑ ∑ ∑ ∑∑ ∑ ∑

−−

−=

])(][)([

)()(2222 YYNXXN

YXXYNr

Notasi : N = jumlah sampel

R = validitas

X = skor masing-masing pernyataan

Y = skor total

c. Uji Reliabilitas

Notasi : rn = Reliabilitas yang dicari

N = Jumlah item kuesioner / pernyataan

SDt2 = Varians Skor Tes

Data yang diperoleh dari pengamatan selama penelitian selanjutnya

akan disusun dalam suatu tabel distribusi frekuensi agar dapat dianalisis

secara deskriptif, yaitu dengan mengelompokkan responden berdasarkan

jawaban yang diberikan sehingga dapat diketahui berapa persentase

responden yang memiliki sikap setuju, netral, atau tidak setuju terhadap

suatu faktor tertentu.

2. Teknik Analisis Statistik

2.1. Analisis Regresi Linier Berganda

2

22 )(1 t

ttn

SD

SDSDn

nr ∑−

−=

Page 44: Analisis beberapa faktor keahlian dan independensi auditor .../Analisis... · Bab ini akan menguraikan tentang latar belakang, ... manfaat penelitian dalam penelitian ini, serta sistematika

44

Sesuai dengan permasalahan yang diajukan, maka alat analisis

yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linier berganda.

Bentuk persamaan yang digunakan adalah sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + .........+ b8X8 + Σi

Keterangan:

Y = KualitasAudit

X1 = komponen pengetahuan

X2 = ciri-ciri psikologis

X3 = kemampuan berfikir

X4 = strategi penentuan keputusan

X5 = analisis tugas

X6 = lama ikatan dengan klien

X7 = tekanan dari klien

X8 = telaah rekan auditor

a = Konstanta

b1,b2,....b8 = Koefisien regresi, dan

Σi = Residual dari regresi yang diestimasi

2.2. Uji t

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui signifikan atau

tidaknya pengaruh setiap variabel bebas, yaitu kompenen pengetahuan,

ciri-ciri psikologis, kemampuan berfikir, startegi penentuna keputusan

,analisis tugas, lama ikatan dengan klien, tekanan dari klien, dan telaah

rekan auditor terhadap kualitas audit sebagai variabel terikat. Adapun

langkah-langkahnya adalah sebagai berikut ini:

� Menentukan hipotesis nihil dan hipotesis alternatif

Page 45: Analisis beberapa faktor keahlian dan independensi auditor .../Analisis... · Bab ini akan menguraikan tentang latar belakang, ... manfaat penelitian dalam penelitian ini, serta sistematika

45

Ho : bx = 0, untuk masing-masing variabel bebas (X1, X2, X3, X4,

X5, X6, X7, X8). (kompenen pengetahuan, ciri-ciri psikologis,

kemampuan berfikir, startegi penentuan keputusan ,analisis tugas,

lama ikatan dengan klien, tekanan dari klien, dan telaah rekan

auditor tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

kualitas audit).

Ha : bx ≠ 0, untuk masing-masing variabel bebas (X1,X2, X3, X4,

X5, X6, X7, X8). (kompenen pengetahuan, ciri-ciri psikologis,

kemampuan berfikir, startegi penentuna keputusan ,analisis tugas,

lama ikatan dengan klien, tekanan dari klien, dan telaah rekan

auditor berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit).

� Menentukan tingkat signifikan (α) = 5%, juga degre of freedom

sebesar (n-k).

� Menentukan kriteria pengujian

Gambar 2

Uji t

Daerah Tolak Ho Daerah Tolak Ho

Ho tidak ditolak jika -tα/2 ≤ th ≤ tα/2

Ho ditolak, jika th > tα/2 atau –th < -tα/2

� Menentukan nilai th dengan rumus:

b

t hitung =

Daerah Terima Ho

Page 46: Analisis beberapa faktor keahlian dan independensi auditor .../Analisis... · Bab ini akan menguraikan tentang latar belakang, ... manfaat penelitian dalam penelitian ini, serta sistematika

46

Sb

Keterangan:

b = koefisien regresi, dan

Sb = st, error of estimated,

� Kesimpulan

Ho tidak ditolak jika -tα/2 ≤ th ≤ tα/2. Hal ini berarti

variabel bebas (X) secara parsial tidak mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap variabel terikat (Y).

Ho ditolak, jika th > tα atau –th < -tα/2. hal ini berarti

variabel bebas (X) secara parsial mempunyai pengaruh yang

signifikan terahdap variabel terikat (Y).

2.3. Uji F

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh secara

serempak dari variabel bebas (X1 dan X2) terhadap variabel terikat

(Y). Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut ini:

� Menentukan hipotesis nihil dan hipotesis alternatif

Ho = kompenen pengetahuan, ciri-ciri psikologis, kemampuan

berfikir, strategi penentuan keputusan ,analisis tugas,

lama ikatan dengan klien, tekanan dari klien, dan telaah

rekan auditor secara bersama-sama tidak mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap kualitas audit.

Ha = kompenen pengetahuan, ciri-ciri psikologis, kemampuan

berfikir, strategi penentuan keputusan ,analisis tugas,

lama ikatan dengan klien, tekanan dari klien, dan telaah

rekan auditor secara bersama-sama mempunyai pengaruh

yang signifikan terhadap kualitas audit.

Page 47: Analisis beberapa faktor keahlian dan independensi auditor .../Analisis... · Bab ini akan menguraikan tentang latar belakang, ... manfaat penelitian dalam penelitian ini, serta sistematika

47

� Menentukan taraf signifikansi yang digunakan, yaitu α = 5%

� Menentukan nilai kritis

� Menentukan F hitung dengan rumus:

R2 / (1k-1)

F hitung =

(1-R2) / (N-k)

Notasi :

R2 = koefisien determinasi,

N = jumlah observasi, dan

K = jumlah variabel

� Kesimpulan

Apabila F hitung < F tabel, maka Ho tidak ditolak. Hal ini

berarti bahwa variabel bebas secara bersama-sama tidak

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat.

Apabila F hitung > F tabel, maka Ho ditolak. Hal ini berarti

bahwa variabel bebas secara bersam-sama mempunyai pengaruh

yang signifikan terhadap variabel terikat.

2.4. Koefisien Determinasi (R 2 )

Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui kontribusi

sumbangan pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat.

Nilai koefisien deteminasi berkisar antara 0 sampai dengan 1. Apabila

bernilai 1 berarti terjadi suatu kecocokkan yang sempurna. Apabila

Page 48: Analisis beberapa faktor keahlian dan independensi auditor .../Analisis... · Bab ini akan menguraikan tentang latar belakang, ... manfaat penelitian dalam penelitian ini, serta sistematika

48

bernilai 0 berarti tidak adahubungan antara variabel bebas dan variabel

terikat.

2.6. Uji Asumsi Klasik

uji aumsi klasik dapat dikatakan sebagai uji kriteria ekonomi

untuk mengetahui bahwa hasil estimasi memenuhi asumsi dasar linier

klasik. Dengan terpenuhinya asumsi-asumsi ini, maka diharapkan

koefisien-koefisien yang diperoleh menjadi penaksir mempunyai sifat

efisien, linier, dan tidak bias. Dalam penelitian ini digunakan uki

penyimpangan asumsi klasik berupa: uji autokorelasi, uji

heteroskedastisitas, dan uji multikolinearitas.

2.6.1. Uji Autokorelasi

autokorelasi adalah suatu kondisi yang variabel

gangguannya pada periode tertentu berkorelasi dengan variabel

gangguan pada periode yang lain. Untuk mendeteksi terjadinya

autokorelasi biasanya digunakan uji Durbin-Watson. Nilai d

dihitung dengan formula:

Σei x ei - 1

d = 2 x 1 –

Σei

Berikut ini akan ditunjukkan beberapa kesimpulan yang

dapat ditarik mengenai keberadaan autokorelasi antara variabel

gangguan berdasarkan kesimpulan Gujarati (1995).

Page 49: Analisis beberapa faktor keahlian dan independensi auditor .../Analisis... · Bab ini akan menguraikan tentang latar belakang, ... manfaat penelitian dalam penelitian ini, serta sistematika

49

GAMBAR 2

Statistik d Durbin – Watson

Menolak

Ho

Ragu-ragu

Menerima Ho

Tidak terjadi autokorelasi

Ragu-ragu

Menolak

Ho

0 dl du 2 4-du 4-dl 4

Tabel 1

Durbin - Watson

Ho (hipotesis nol) Keputusan Jika

Tak ada autokorelasi + menolak 0 < d < dl

Tak ada autokorelasi + ragu-ragu dl < 4 ≤ du

Tak ada korelasi – menolak (4-dl)< d < du

Tak ada autokorelasi – ragu-ragu (4-du)≤ d ≤ 4 -dl

Tak ada autokorelasi +/- menerima du < d < (4-du)

Sumber: Gujarati, 1995

2.6.2. Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas terjadi jika variabel gangguan dalam

fungsi regresi linier mempunyai varian yang tidak sama. Uji ini

Page 50: Analisis beberapa faktor keahlian dan independensi auditor .../Analisis... · Bab ini akan menguraikan tentang latar belakang, ... manfaat penelitian dalam penelitian ini, serta sistematika

50

dimaksudkan untuk mengetahui terjadinya penyimpangan

terhadap asumsi varance residual constant, var. (µ/Xi) = σ 2 ,

untuk semua variabel penjelas. Keberadaan heteroskedastisitas

menyebabkan panaksir ordinary least square (OLS) tidak lagi

efisien, meskipun tetap konsisten dan tidak bias. Hal ini

disebabkab adanya persyaratan varian minimum yang tidak

terpenuhi sepenuhnya. Cara yang lazim digunakan untuk

menghindari masalah heteroskedastisitas adalah melalui

transformasi log dan proses pendeflasian variabel observasi

(Madalla, 1997).

Untuk mendeteksi adanya heteroskedastisitas digunakan

PARK test, yaitu dengan menentukan persamaan regresi berikut

ini (Gujarati, 1995).

Ln et 2 = αi + bi ln X + vi

Dengan et 2 merupakan residual kuadrat dari model

persamaan dan X adalah variabel-variabel bebas. Indikator ada

tidaknya heteroskedastisitas dapat dilihat dari koefisien bi. Jika

bi signifikan, maka dapat disimpulkan bahwa disturbance terms

bersifat homoskedastis.

2.6.3. Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas merupakan suatu keadaan yang

menunjukkan hubungan yang sempurna antara beberapa atau

Page 51: Analisis beberapa faktor keahlian dan independensi auditor .../Analisis... · Bab ini akan menguraikan tentang latar belakang, ... manfaat penelitian dalam penelitian ini, serta sistematika

51

semua variabel bebas yang terdapat didalam model regresi

(Gujarati, 1995).

Adanya masalah kolinearitas menimbulkan konsekuensi,

yaitu koefisien regresi masing-masing variabel bebas secara

statistik menjadi tidak signifikan, akibat adanya variabel bebas

yang mempengaruhi variabel terikat tidak diketahui (Gujarati,

1995).

Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada tidaknya

Multikolinearitas (Madlla, 1997), salah satunya dengan

menggunakan metode yang digunakan oleh klein. Derajat

kolineritas dapat dilihat dari koefisien determinasi parsial (r 2 )

dari regresi antar variabel bebas dibandingkan dengan koefisien

R 2 pada model semula. Jika R 2 > nilai r 2 parsial, maka dapat

disimpulkan bahwa model tersebut bebas dari adanya

multikolinearitas.

Cara lain yang digunakan peneliti untuk mendeteksi

adanya multikolinearitas, yaitu dengan melihat nilai VIF atau

variance inflation factor. Dimana jika VIF lebih besar dari 5,

maka variabel tersebut mempunyai persoalan multikolinearitas.

Page 52: Analisis beberapa faktor keahlian dan independensi auditor .../Analisis... · Bab ini akan menguraikan tentang latar belakang, ... manfaat penelitian dalam penelitian ini, serta sistematika

52

BAB IV

ANALISIS DATA

A. Pelaksanaan Penelitian dan Hasil Pengumpulan Data

Penelitian ini bertujuan untuk mencari pengaruh beberapa faktor yaitu:

komponen pengetahuan, ciri-ciri psikologis, kemampuan berfikir, strategi

penentuan keputusan, analisis tugas, lama ikatan dengan klien, tekanan dari

klien, dan telaah rekan auditor terhadap keahlian dan independensi auditor

sebagai indikator kualitas audit. Instrumen yang digunakan untuk

mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah merancang kuesioner dan

membuat surat ijin penelitian.

Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner yang telah diuji validitas

dan reliabilitasnya oleh peneliti terdahulu, dan diuji kembali validitas dan

reliabilitasnya disebabkan pengembangan beberapa variabel yang dilakukan

oleh peneliti saat ini.

Setelah merancang kuesioner, langkah selanjutnya adalah mencari ijin

penelitian yang merupakan syarat untuk melaksanakan penelitian. Peneliti

membawa surat ijin penelitian yang telah ditandatangani oleh Dekan dan

surat permohonan kuesioner yang telah ditandatangani oleh Dekan dan Dosen

pembimbing dalam proses pengumpulan data.

Responden dalam penelitian ini adalah para auditor yang bekerja di

Kantor Akuntan Publik di wilayah Jawa Tengah dan Daerah Istimewa

Page 53: Analisis beberapa faktor keahlian dan independensi auditor .../Analisis... · Bab ini akan menguraikan tentang latar belakang, ... manfaat penelitian dalam penelitian ini, serta sistematika

53

Yogyakarta. Data KAP yang dijadikan target distribusi kuesioner didapat

dari Data IAI tahun 2001. Dikarenakan sumber data tersebut belum

mengalami perbaharuan, sehingga tidak sesuai dengan kenyataan yang berada

dilapangan. Banyak KAP yang tutup (tidak beroperasi) atau pindah tempat

tanpa bisa ditelusuri. Disamping itu juga kendala dari pihak KAP sendiri

yang tidak bersedia untuk mengisi kuesioner karena kesibukannya,

menyebabkan banyak kuesiner yang ditolak, tidak terisi lengkap ataupun

tidak kembali.

Sebanyak 19 KAP yang bersedia mengisi kuesioner, 5 KAP berasal dari

wilayah Surakarta, 8 KAP berasal dari Semarang, dan 5 KAP berasal dari

Yogyakarta. Dari 19 KAP tersebut, hanya 16 KAP yang mengembalikan

kuesioner, KAP berasal dari Semarang, 5 KAP berasal dari Surakarta, dan 5

KAP berasal dari Yogyakarta yang mengembalikan kuesioner. Distribusi

kuesioner dari masing-masing KAP dapat dilihat dalam tabel IV.1.

TABEL IV.1

DISTRIBUSI ASAL KAP RESPONDEN AKUNTAN PUBLIK

No KANTOR AKUNTAN PUBLIK Kuesioner

Dikirim

Kuesioner

Kembali

1 KAP.Drs.Busroni, Solo 5 5

2 KAP.Drs.Rachmad Wahyudi, Solo 6 5

3 KAP.Drs.Payamta & Rekan, Solo 5 4

4 KAP.Drs.Soemantri S, Solo 2 2

5 KAP.Henry Susanto, Solo 5 5

6 KAP.Drs.Ngurah Arya & Rekan, Semarang 7 -

7 KAP.Drs.Yulianti, Semarang 7 7

Page 54: Analisis beberapa faktor keahlian dan independensi auditor .../Analisis... · Bab ini akan menguraikan tentang latar belakang, ... manfaat penelitian dalam penelitian ini, serta sistematika

54

8 KAP.Drs.Darsono & Budi C.S, Semarang 5 5

9 KAP.Drs.Gitoyo, Semarang 7 7

10 KAP.Dra.Harjati, Semarang 5 5

11 KAP.Drs.I.Soetikno, Semarang 7 -

12 KAP.Leonard, Mulia & Richard (cab), SMG 7 6

13 KAP.Drs.Tahrir Hidayat, Semarang 5 5

14 KAP.Drs.Abdul Muntalib, Yogyakarta 5 5

15 KAP.Drs.Henry Susanto, Yogyakarta 5 5

16 KAP.Dra.Sri Suharni, Yogyakarta 5 5

17 KAP.Drs.Bambang Hartadi, Yogyakarta 5 5

18 KAP.Drs.Kumalahadi, Yogyakarta 5 5

19 KAP.Drs.Oetoet Wibowo Purwokerto 5 -

JUMLAH 103 81

Distribusi kuesioner, pengembalian kuesioner yang memenuhi syarat

untuk proses analisis adalah sebagai berikut: kuesioner dikirim 103, kuesioner

kembali 81 berarti 83,43% tingkat pengembalian, 10 kuesioner gugur, dan

yang terpakai 71 kuesioner.

Lamanya waktu yang digunakan untuk menyebarkan kuesioner sampai

kuesioner terkumpul adalah sekitar 4 minggu, yaitu dari tanggal 19 Juni

sampai 12 Juli 2003. Setelah dilakukan proses penyuntingan kuesioner,

ternyata ada beberapa kuesioner yang gugur karena tidak memenuhi syarat,

yaitu responden yang mengisi bukan seorang akuntan dalam arti responden

tersebut tidak memiliki latar belakang pendidikan sarjana ekonomi jurusan

akuntansi.

Page 55: Analisis beberapa faktor keahlian dan independensi auditor .../Analisis... · Bab ini akan menguraikan tentang latar belakang, ... manfaat penelitian dalam penelitian ini, serta sistematika

55

B. Karakterisitik Akuntan Publik

Berdasarkan jenjang pendidikan yang pernah ditempuh, dari 71

responden akuntan publik, diketahui 69 orang (97,2%) berpendidikan S1,

hanya 2 orang (2,8%) yang berpendidikan S2, dan tidak ada satu orang

respondenpun yang berpendidikan S3.

Berdasarkan jabatan/posisi dalam kantor akuntan publik, baik sebagai

partner, manajer, supervisor, auditor senior, maupun auditor junior, ada 4

orang (5,6%) yang jabatannya sebagai partner, 7 orang (9,8%) sebagai

manajer, 13 orang (18,4%) sebagai supervisor, 19 orang (26,8%) sebagai

auditor senior, dan 28 orang (39,4%) sebagai auditor junior.

Berdasarkan keahlian khusus selain audit yang dimiliki auditor pada

kantor akuntan publik, baik sebagai analisis sistem, konsultan pajak, maupun

konsultan manajemen, ada 23 orang (32,5%) yang memiliki keahlian sebagai

analisis sistem, 19 orang (26,7%) sebagai konsultan pajak, 17 orang (23,9%)

sebagai konsultan manajemen, dan 12 orang (16,9%) tidak memiliki keahlian

khusus selain audit.

C. Pengujian Kualitas Data

C.1.Uji Normalitas

Pengujian normalitas dalam penelitian ini dimaksudkan untuk

mengetahui statistik induktif yang seharusnya digunakan dalam penelitian

ini. Pengujian normalitas dilakukan untuk semua variabel. Berikut

Page 56: Analisis beberapa faktor keahlian dan independensi auditor .../Analisis... · Bab ini akan menguraikan tentang latar belakang, ... manfaat penelitian dalam penelitian ini, serta sistematika

56

disajikan tabel yang berisi signifikansi dari kolmogorov smirnov (k-s) hasil

uji normalitas dengan bantuan program SPSS.

TABEL.IV.2

Uji Normalitas Kolmogorov Smirnov

No Jumlah Sampel Variabel Sig Kesimpulan

1 71 Y 0,253 Normal

2 71 X1 0,188 Normal

3 71 X2 0,092 Normal

4 71 X3 0,183 Normal

5 71 X4 0,201 Normal

6 71 X5 0,180 Normal

7 71 X6 0,065 Normal

8 71 X7 0,085 Normal

9 71 X8 0,206 Normal

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai signifikansi atau

probabilitas data yang diuji semua berada di atas alpha 0,5%. Hal ini

menunjukkan bahwa distribusi data adalah normal, sehingga statistik

induktif yang digunakan adalah statistik parametrik.

Mengingat data yang digunakan adalah data primer yang

dikumpulkan melalui kuesioner, maka kesungguhan dalam menjawab

pertanyaan merupakan hal yang sangat penting dalam penelitian ini. Alat

pengukur variabel penelitian sangatlah penting untuk menentukan

keabsahan suatu penelitian sosial. Alat pengukur yang valid dan dapat

dipercaya akan membawa hasil penelitian yang menggambarkan keadaan

Page 57: Analisis beberapa faktor keahlian dan independensi auditor .../Analisis... · Bab ini akan menguraikan tentang latar belakang, ... manfaat penelitian dalam penelitian ini, serta sistematika

57

yang sebenarnya. Untuk tujuan tersebut, maka dalam penelitian ini

dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Anggapan data yang terkumpul

adalah valid dan reliabel tidak menutup kemungkinan terjadinya

kesalahan-kesalahan dalam pengumpulan data maupun pengukuran atas

variabel-variabel yang digunakan. Peneliti telah berupaya mengatasi

keterbatasan tersebut dengan kedua uji ini, namun kedua uji ini hanya

merupakan tolak ukur internal saja. Hal-hal yang bersifat eksternal,

seperti: ketidakjujuran responden dalam memberikan data, persepsi

mereka yang berlainan, suasan hati, dan lain sebagainya berada diluar

kemampuan peneliti.

Data yang terkumpul dan masuk seleksi akan diuji validitas dan

reliabilitasnya dengan menggunakan paket program SPSS.

C.2.Uji Validitas

Validitas data penelitian ditentukan oleh proses pengukuran yang

akurat. Suatu instrumen pengukur dikatakan valid jika instrumen tersebut

mengukur construct sesuai dengan apa yang diharapkan oleh peneliti

(Indriantoro dan Supomo, 1999). Umumnya peneliti menggunakan

koefisien korelasi 0,30 ke atas, merupakan indikasi soal-soal yang baik

(Sevilla, 1993). Uji validitas pada penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan teknik Korelasi Product Moment, yaitu dengan mencari

koefisien korelasi antara skor suatu pernyataan dengan skor total dengan

rumus sebagai berikut:

Page 58: Analisis beberapa faktor keahlian dan independensi auditor .../Analisis... · Bab ini akan menguraikan tentang latar belakang, ... manfaat penelitian dalam penelitian ini, serta sistematika

58

∑ ∑ ∑ ∑∑ ∑ ∑

−−

−=

])(][)([

)()(2222 YYNXXN

YXXYNr

Notasi : N = jumlah responden

R = validitas

X = skor masing-masing pernyataan

Y = skor total

TABEL IV.3

HASIL UJI VALIDITAS FAKTOR KEAHLIAN

No Item r

1 0,676** 2 0,564** 3 0,756** 4 0,708** 5 0,629** 6 0,601** 7 0,556** 8 0,633** 9 0,591** 10 0,515** 11 0,544** 12 0,581** 13 0,513** 14 0,699** 15 0,606** 16 0,470** 17 0,634** 18 0,756** 19 0,378** 20 0,624** 21 0,389** 22 0,672** 23 0,662** 24 0,661** 25 0,571** 26 0,503**

Page 59: Analisis beberapa faktor keahlian dan independensi auditor .../Analisis... · Bab ini akan menguraikan tentang latar belakang, ... manfaat penelitian dalam penelitian ini, serta sistematika

59

27 0,548** 28 0,497** 29 0,460** 30 0,626** 31 0,591** 32 0,688** 33 0,541** 34 0,575** 35 0,501** 36 0,589** 37 0,516** 38 0,557** 39 0,280* 40 0,557**

Hasil uji validitas faktor keahlian yang ditunjukkan dengan skor item

terhadap skor total untuk ke 40 butir pernyataan. Tanda ** menunjukkan

signifikan pada ρ value < 0,01 dan tanda * menunjukkan signifikan pada

ρ value < 0,05. Kesimpulannya semua item pertanyaan dalam instrumen

yang digunakan valid dengan tingkat sigifikansi 5% dengan r tabel

0,312. Hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat dalam lampiran.

TABEL IV.4

HASIL UJI VALIDITAS FAKTOR KUALITAS AUDIT

No Item r

1 0,434**2 0,708**3 0,845**4 0,752**5 0,918**6 0,872**7 0,825**8 0,786**9 0,888**

Page 60: Analisis beberapa faktor keahlian dan independensi auditor .../Analisis... · Bab ini akan menguraikan tentang latar belakang, ... manfaat penelitian dalam penelitian ini, serta sistematika

60

10 0,876**

Hasil uji validitas faktor keahlian yang ditunjukkan dengan skor item

terhadap skor total untuk ke 10 butir pernyataan. Tanda ** menunjukkan

signifikan pada ρ value < 0,01 dan tanda * menunjukkan signifikan pada

ρ value < 0,05. kesimpulannya semua item pertanyaan dalam instrumen

yang digunakan valid dengan tingkat sigifikansi 5% (r tabel 0,632). Hasil

perhitungan selengkapnya dapat dilihat dalam lampiran.

C.3.Uji Reliabilitas

Konsep reliabilitas adalah konsistensi. Instrumen penelitian dapat

dievaluasi berdasarkan perspektif dan teknik yang berbeda tetapi data yang

dikumpulkan harus tetap konsisten. Untuk mengetahui stabilitas skor-skor

pernyataan atau jawaban dalam satu faktor maka dalam penelitian ini

digunakan formula Cronbach’s Alpha. Formula Cronbach’s Alpha

digunakan karena butir pernyataannya memiliki nilai skala ordinal.

Pada pengujian, jika koefisien α makin tinggi maka semakin baik

pengukuran suatu instrumen (Sekaran , 2000). Besarnya nilai α (alpha)

yang dihasilkan dibandingkan dengan indeks di bawah ini (Suhaersini

dalam Muthmainah, 2001):

0,800-1,00 : sangat tinggi

0,600-0,799 : tinggi

0,400-0,599 : cukup tinggi

0,200-0,399 : rendah, dan

<0,200 : sangat rendah

Page 61: Analisis beberapa faktor keahlian dan independensi auditor .../Analisis... · Bab ini akan menguraikan tentang latar belakang, ... manfaat penelitian dalam penelitian ini, serta sistematika

61

Pada penelitian ini, 40 pernyataan yang telah diuji validitasnya

ternyata semuanya dinyatakan valid karena r hitung lebih besar daripada r

tabel sehingga pada ke-50 item pernyataan tersebut dilakukan uji

reliabilitas. Pendekatan yang digunakan untuk mengukur tingkat

reliabilitas adalah menggunakan koefisien alpha (Cronbach’s Alpha), yang

semakin tinggi koefisien α-nya maka semakin baik data yang digunakan.

Hasil uji reliabilitas terhadap 40 butir pernyataan menunjukkan: untuk

faktor-faktor keahlian dan dan independensi koefisien alpha sebesar

0,9389, dan faktor kualitas audit koefisien alpha 0,9353. Artinya bahwa

pernyataan-pernyataan yang ada pada: instrumen fakor keahlian dan

independensi memiliki tingkat reliabilitas yang sangat tinggi yaitu pada

skala pertama antara 0,800-1,00 dan instrumen kualitas audit yang

memilki tingkat reliabilitas yang sangat tinggi yaitu pada skala pertama

0,800-1,00 sesuai dengan angka indeks yang terdapat pada Suhaersini

(dalam Muthmainah, 2001). Hal ini menunjukkan bahwa data atau

instrumen yang digunakan untuk pengambilan data memiliki tingkat

kepercayaan yang tinggi (reliabel). Perhitungan selengkapnya dapat dilihat

dalam lampiran.

Page 62: Analisis beberapa faktor keahlian dan independensi auditor .../Analisis... · Bab ini akan menguraikan tentang latar belakang, ... manfaat penelitian dalam penelitian ini, serta sistematika

62

D. Analisis Data dan Interpretasi Data

D.1.Analisis Regresi Linier Berganda

Sebagaimana diuraikan pada bab sebelumnya bahwa alat analisis

yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda

dengan persamaan sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 +…………..+ b8X8 + Σi

Dari model tersebut dapat diketahui sampai seberapa besar

kedelapan variabel bebas dalam penelitian ini berpengaruh terhadap

variabel terikat. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari hasil analisis

berikut ini

TABEL IV.5

Hasil analisis Regresi dengan variabel terikat kualitas audit (Y)

Statistik Sig

A 32,381 0,002

b1 0,137 0,038

b2 0,594 0,024

b3 0,140 0,036

b4 0,772 0,005

b5 0,228 0,033

b6 0,751 0,000

b7 0,997 0,001

b8 0,307 0,006

R square adjusted 0,704

Multiple R 0,876

F ratio 9,907

Page 63: Analisis beberapa faktor keahlian dan independensi auditor .../Analisis... · Bab ini akan menguraikan tentang latar belakang, ... manfaat penelitian dalam penelitian ini, serta sistematika

63

Hasil analisis regresi di atas mendukung kedelapan hipotesis dengan

variabel terikat keahlian dan independensi auditor sebagai kualitas audit

(Y), dengan jumlah sampel 71 orang responden. Jadi persamaan regresi

linier berganda dari hasil analisis tersebut adalah:

Y = 32,381 + 0,137X1 + 0,594X2 + 0,140X3 + 0,772X4 + 0,228X5

+ 0,751X6 + 0,997X7 + 0,307X8

Interpretasi dari variabel terikat (Y) dan kedelapan variabel bebas di

atas adalah sebagai berikut:

a = konstanta

Nilai konstanta bertanda positif artinya responden tetap memiliki

keahlian dan independensi sebagai kualitas audit, meskipun tidak ada

variabel pengaruh berupa komponen pengetahuan, ciri-ciri psikologis,

kemampuan berfikir, strategi penentuan keputusan, analisis tugas, lama

ikatan dengan klien, tekanan dari klien, dan telaah rekan auditor.

b1 = koefisien regresi variabel komponen pengetahuan

Besarnya nilai koefisien regresi variabel komponen pengetahuan

menunjukkan nilai sebesar 0,137 terhadap kualitas audit (Y). Hal ini

berarti bahwa komponen pengetahuan yang dimiliki auditor berpengaruh

terhadap kualitas audit pada level siginikansi 0,038..

b2 = koefisien regresi variabel ciri-ciri psikologis

Besarnya nilai koefisien regresi variabel ciri-ciri psikologis

menunjukkan nilai positif sebesar 0,594 terhadap keahlian dan

Page 64: Analisis beberapa faktor keahlian dan independensi auditor .../Analisis... · Bab ini akan menguraikan tentang latar belakang, ... manfaat penelitian dalam penelitian ini, serta sistematika

64

independensi auditor sebagai kualitas audit (Y). Hal ini berarti bahwa ciri-

ciri psikologis yang dimiliki auditor berpengaruh terhadap kualitas audit

pada level signifikansi 0,024.

b3 = koefisien regresi variabel kemampuan berfikir

Besarnya nilai koefisien regresi variabel kemampuan berfikir

menunjukkan nilai positif sebesar 0,140 terhadap keahlian dan

independensi auditor sebagai kualitas audit (Y). Hal ini berarti bahwa

kemampuan berfikir yang dimiliki auditor berpengaruh terhadap kualitas

audit pada level signifikansi 0,036

b4 = koefisien regresi variabel strategi penentuan keputusan

Besarnya nilai koefisien regresi variabel strategi penentuan

keputusan menunjukkan nilai positif sebesar 0,772 terhadap keahlian dan

independensi auditor sebagai kualitas audit (Y). Hal ini berarti bahwa

strategi penentuan keputusan yang dimiliki auditor berpengaruh terhadap

kualitas audit pada level signifikansi 0,05.

b5 = koefisien regresi variabel analisis tugas

Besarnya nilai koefisien regresi variabel analisis tugas menunjukkan

nilai positif sebesar 0,228 terhadap keahlian dan independensi auditor

sebagai kualitas audit (Y). Hal ini berarti bahwa analisis tugas yang

dimiliki auditor berpengaruh terhadap kualitas auditpada level signifikansi

0,033.

b6 = koefisien regresi variabel lama ikatan dengan klien

Page 65: Analisis beberapa faktor keahlian dan independensi auditor .../Analisis... · Bab ini akan menguraikan tentang latar belakang, ... manfaat penelitian dalam penelitian ini, serta sistematika

65

Besarnya nilai koefisien regresi variabel lama ikatan dengan klien

menunjukkan nilai positif sebesar 0,751 terhadap kualitas audit (Y). Hal

ini berarti bahwa lama ikatan dengan klien berpengaruh terhadap kualitas

audit pada level signifikansi 0,000..

b7 = koefisien regresi variabel tekanan dari klien

Besarnya nilai koefisien regresi variabel tekanan dari klien

menunjukkan nilai positif sebesar 0,997 terhadap kualitas audit (Y). Hal

ini berarti bahwa tekanan dari klien berpengaruh terhadap kualitas audit

pada level signifikansi 0,001.

b8 = koefisien regresi variabel telaah rekan auditor

Besarnya nilai koefisien regresi variabel telaah rekan auditor

menunjukkan nilai positif sebesar 0,307 terhadap kualitas audit (Y). Hal

ini berarti bahwa telaah rekan auditor berpengaruh terhadap kualitas audit

pada level signifikansi 0,006.

D.2.Uji t

Pengujian koefisien regresi secara parsial (uji t) digunakan untuk

menunjukkan peran pengaruh setiap variabel bebas yaitu: komponen

pengetahuan (X1), ciri-ciri psikologis (X2), kemampuan berfikir (X3),

strategi penentuan keputusan (X4), analisis tugas (X5), lama ikatan dengan

klien (X6),tekanan dari klien (X7), dan telaah rekan auditor (X8) secara

parsial (sendiri-sendiri). Pada uji t ini akan diketahui bahwa suatu variabel

Page 66: Analisis beberapa faktor keahlian dan independensi auditor .../Analisis... · Bab ini akan menguraikan tentang latar belakang, ... manfaat penelitian dalam penelitian ini, serta sistematika

66

bebas mempunyai pengaruh yang signifikan atau tidak terhadap variabel

terikat yaitu kualitas audit (Y).

a. Uji pengaruh antara variabel X1 terhadap Y

Dengan tingkat signifikansi 5% dan jumlah sampel 71 responden

diperoleh nilai t tabel sebesar 1,994. Dari hasil pengolahan data

diperoleh t hitung untuk variabel bebas X1 terhadap Y sebesar 2,483

terhadap Y.

Untuk variabel X1 karena t hitung 2,483 > t tabel yaitu 1,994,

maka Ho ditolak. Hal ini berarti komponen pengetahuan berpengaruh

terhadap kualitas audit pada level signifikansi 0,038.

b. Uji pengaruh antara variabel X2 terhadap Y

Dengan tingkat signifikansi 5% dan jumlah sampel 71 responden

diperoleh nilai t tabel sebesar 1,994. Dari hasil pengolahan data

diperoleh t hitung untuk variabel bebas X1 terhadap Y sebesar 2,924

terhadap Y.

Untuk variabel X1 karena t hitung 2,924 > t tabel yaitu 1,994,

maka Ho ditolak. Hal ini berarti komponen pengetahuan berpengaruh

terhadap kualitas audit pada level signifikansi 0,024.

c. Uji pengaruh antara variabel X3 terhadap Y

Dengan tingkat signifikansi 5% dan jumlah sampel 71 responden

diperoleh nilai t tabel sebesar 1,994. Dari hasil pengolahan data

Page 67: Analisis beberapa faktor keahlian dan independensi auditor .../Analisis... · Bab ini akan menguraikan tentang latar belakang, ... manfaat penelitian dalam penelitian ini, serta sistematika

67

diperoleh t hitung untuk variabel bebas X1 terhadap Y sebesar 2,491

terhadap Y.

Untuk variabel X1 karena t hitung 2,491 > t tabel yaitu 1,994,

maka Ho ditolak hal ini berarti komponen pengetahuan berpengaruh

terhadap kualitas audit pada level signifikansi 0,036.

d. Uji pengaruh antara variabel X4 terhadap Y

Dengan tingkat signifikansi 5% dan jumlah sampel 71 responden

diperoleh nilai t tabel sebesar 1,994. Dari hasil pengolahan data

diperoleh t hitung untuk variabel bebas X1 terhadap Y sebesar 3,061

terhadap Y.

Untuk variabel X1 karena t hitung 3,061 > t tabel yaitu 1,994,

maka Ho ditolak. hal ini berarti komponen pengetahuan berpengaruh

kualitas audit pada level signifikansi 0,005.

e. Uji pengaruh antara variabel X5 terhadap Y

Dengan tingkat signifikansi 5% dan jumlah sampel 71 responden

diperoleh nilai t tabel sebesar 1,994. Dari hasil pengolahan data

diperoleh t hitung untuk variabel bebas X1 terhadap Y sebesar 2,595

terhadap Y.

Untuk variabel X1 karena t hitung 2,595 > t tabel yaitu 1,994,

maka Ho ditolak. Hal ini berarti komponen pengetahuan berpengaruh

terhadap kualitas audit pada level signifikansi 0,033.

Page 68: Analisis beberapa faktor keahlian dan independensi auditor .../Analisis... · Bab ini akan menguraikan tentang latar belakang, ... manfaat penelitian dalam penelitian ini, serta sistematika

68

f. Uji pengaruh antara variabel X6 terhadap Y

Dengan tingkat signifikansi 5% dan jumlah sampel 71 responden

diperoleh nilai t tabel sebesar 1,994. Dari hasil pengolahan data

diperoleh t hitung untuk variabel bebas X1 terhadap Y sebesar 3,896

terhadap Y.

Untuk variabel X1 karena t hitung 3,896 > t tabel yaitu 1,994,

maka Ho ditolak. Hal ini berarti lama ikatan denga klien berpengaruh

terhadap kualitas audit pada level signifikansi 0.000.

g. Uji pengaruh antara variabel X7 terhadap Y

Dengan tingkat signifikansi 5% dan jumlah sampel 71 responden

diperoleh nilai t tabel sebesar 1,994. Dari hasil pengolahan data

diperoleh t hitung untuk variabel bebas X1 terhadap Y sebesar 3,882

terhadap Y.

Untuk variabel X1 karena t hitung 3,882 > t tabel yaitu 1,994,

maka Ho ditolak. Hal ini berarti tekanan dari klien berpengaruh

terhadap kualitas audit pada level signifikansi 0,001.

h. Uji pengaruh antara variabel X8 terhadap Y

Dengan tingkat signifikansi 5% dan jumlah sampel 71 responden

diperoleh nilai t tabel sebesar 1,994. Dari hasil pengolahan data

diperoleh t hitung untuk variabel bebas X1 terhadap Y sebesar 3,126

terhadap Y.

Page 69: Analisis beberapa faktor keahlian dan independensi auditor .../Analisis... · Bab ini akan menguraikan tentang latar belakang, ... manfaat penelitian dalam penelitian ini, serta sistematika

69

Untuk variabel X1 karena t hitung 3,126 > t tabel yaitu 1,994,

maka Ho ditolak. Hal ini berarti komponen pengetahuan berpengaruh

terhadap kualitas audit pada level siginifikansi 0,006.

D.3.Uji F

Uji F (fisher) digunakan untuk menunjukkan bahwa sekelompok

variabel bebas secara bersama-sama mempunyai pengaruh terhadap

variabel terikat.

Dari hasil analisis regresi berganda didapatkan F hitung > F tabel,

yaitu 9,907 > 2,10 , maka Ho ditolak. Hal ini berarti komponen

pengetahuan, ciri-ciri psikologis, kemampuen berfikir, strategi penentuan

keputusan, analisis tugas, lama ikatan dengan klien, tekanan dari klien, dan

telaah rekan auditor secara bersama-sama mempengaruhi kualitas audit

paad level signifikan 0,001.

D.4.Koefisien Determinasi

Besarnya koefisien determinasi variabel komponen pengetahuan

(X1), ciri-ciri psikologis (X2), kemampuan berfikir (X3), strategi

penentuan keputusan (X4), analisis tugas (X5), lama ikatan dengan klien

(X6), tekanan dari klien (X7), telaah rekan auditor (X8) terhadap kualitas

audit (Y) sebesar 0,704. Hal ini berarti bahwa sumbangan pengaruh dari

variabel X1, X2, X3, X4, X5, X6, X7, X8 terhadap Y sebesar 70,4%,

sisanya 29,6% berasal dari pengaruh faktor-faktor lain di luar model.

D.5.Uji Asumsi Klasik

Page 70: Analisis beberapa faktor keahlian dan independensi auditor .../Analisis... · Bab ini akan menguraikan tentang latar belakang, ... manfaat penelitian dalam penelitian ini, serta sistematika

70

Model regresi di atas dapat digunakan jika model tersebut bebas dari

gejala multikolinearitas, heteroskedastisitas, autokorelasi, dan normalitas.

a. Autokorelasi

Untuk menghitung ada tidaknya autokorelasi dalm suatu model

regresi digunakan Uji Durbin Watson. Dari tabel Durbin Watson

dengan alpha 5% sampel 71 orang, dan k = 8. dari analisis regresi X1,

X2, X3, X4, X5, X6, X7, X8, dan Y diperoleh d hitung sebesar 1,986,

du tabel sebesar 1,369 dan dl tabel sebesar 1,873 . Dengan demikian

du < d < (4-du), maka Ho tidak ditolak yang berarti tidak ada

autokorelasi.

b. Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas adalah variabel pengganggu yang memiliki

varian yang berbeda dari satu observasi ke observasi lainnya. Kasus ini

merupakan penyimpangan homoskedastisitas, yaitu bahwa varian

gangguan seluruhnya sama dari satu observasi ke observasi lainnya

(Gujarati, 1995).

Langkah yang dilakukan adalah mengambil nilai mutlak residual

Σi kemudian nilai mutlak dijadikan variabel dependen. Selanjutnya

dilakukan pengujian t, jika t hitung > nilai kritis maka dikatakan

terdapat heteroskedastisitas, sebaliknya jika lebih kecil dikatakan

terjadinya homoskedastisitas.

Page 71: Analisis beberapa faktor keahlian dan independensi auditor .../Analisis... · Bab ini akan menguraikan tentang latar belakang, ... manfaat penelitian dalam penelitian ini, serta sistematika

71

TABEL.IV.6

Hasil uji heteroskedastisitas dengan variabel terikat Y

Variabel t hitung t tabel Kesimpulan

X1 0,000 1,994 Homoskedastisitas

X2 0,000 1,994 Homoskedastisitas

X3 0,000 1,994 Homoskedastisitas

X4 0,000 1,994 Homoskedastisitas

X5 0,000 1,994 Homoskedastisitas

X6 0,000 1,994 Homoskedastisitas

X7 0,000 1,994 Homoskedastisitas

X8 0,000 1,994 Homoskedastisitas

c. Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas adalah suatu keadaan yang terdapat hubungan

korelasi yang sempurna di antara beberapa atau semua variabel bebas

yang terdapat dalam model regresi. Istilah kolinearitas digunakan

untuk menunjukkan adanya hubungan antara variabel bebas dalam

model regresi. Cara yang diambil peneliti dalam menentukan ada

tidaknya multikolinearitas yaitu dengan nilai VIF (variance inflation

factor). Nilai VIF lebih dari 5 maka variabel ada multikolinearitas.

Sedangkan pada penelitian kali ini menunjukkan bahwa:

TABEL IV.7

Hasil uji multikolinearitas

Variabel VIF Kesimpulan

X1 3,926 Tidak multiko

Page 72: Analisis beberapa faktor keahlian dan independensi auditor .../Analisis... · Bab ini akan menguraikan tentang latar belakang, ... manfaat penelitian dalam penelitian ini, serta sistematika

72

X2 3,790 Tidak multiko

X3 2,716 Tidak multiko

X4 1,590 Tidak multiko

X5 4,015 Tidak multiko

X6 2,072 Tidak multiko

X7 1,977 Tidak multiko

X8 2,015 Tidak multiko

BAB V

KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN IMPLIKASI

A. Kesimpulan

1. Analisis hasil pengujian variabel independen terhadap variabel

didapat bahwa, variabel independen yang terdiri dari faktor-faktor

yaitu komponen pengatahuan, ciri-ciri psikologis, kemampuan

berfikir, strategi penentuan keputusan, analisis tugas, lama ikatan

dengan klien, tekanan dari klien, dan telaah rekan auditor ternyata

berpengaruh terhadap kualitas audit sebagai variabel dependen.

Berdasarkan hasil pengujian regresi berganda didapatkan pengaruh

terhadap masing-masing hipotesis sebesar, untuk hipotesis pertama

komponen pengetahuan dengan nilai 0,137 berpengaruh terhadap

kualitas audit dan signifikan pada level 0,038. Hipotesis kedua

menunjukkan ciri-ciri psikologis dengan nilai 0,594 berpengaruh

terhadap kualitas audit dan signifikan pada level 0,024. Hipotesis

ketiga menunjukkan kemampuan berfikir dengan nilai 0,140 dan

signifikan pada level 0,036. Hipotesis keempat menunjukkan

Page 73: Analisis beberapa faktor keahlian dan independensi auditor .../Analisis... · Bab ini akan menguraikan tentang latar belakang, ... manfaat penelitian dalam penelitian ini, serta sistematika

73

strategi penentuan keputusan dengan nilai 0,772 berpengaruh

terhadap kualitas audit dan signifikan pada level 0,005. Hipotesis

kelima menunjukkan analisis tugas dengan nilai 0,228 berpengaruh

terhadap kualitas audit dan signifikan pada level 0,033. Hipotesis

keenam menunjukkan lama ikatan dengan klien dengan nilai 0,751

berpengaruh terhadap kualitas audit dan signifikan pada level

0,000. Hipotesis ketujuh menunjukkan ikatan dengan klien dengan

nilai 0,007 berpengaruh terhadap kualitas audit dan signifikan pada

level 0,001. Hipotesis kedelapan menunjukkan telaah rekan

auditor dengan nilai 0,307 berpengaruh terhadap kualitas audit

tetapi tidak signifikan pada level 0,006.

2. Untuk hasil pengujian melalui uji t, dimana dicari masing-masing

pengaruh secara parsial (sendiri-sendiri) variabel independen

didapat adanya pengaruh masing-masing variabel independen

terhadap variabel dependen. Dilihat dari t hitung > t tabel, dimana

t tabel bernilai 1,994 dengan masing-masing t hitung untuk

Hipotesis pertama komponen pengetahuan dengan nilai t 2,483.

Hipotesis kedua ciri-ciri psikologis dengan nilai t 2,924. Hipotesis

ketiga kemampuan berfikir dengan nilai t 2,491. Hipotesis

keempat strategi penentuan keputusan dengan nilai t 3,061.

Hipotesis kelima analisis tugas dengan nilai t 2,595. Hipotesis

keenam lama ikatan dengan klien dengan nilai 3,896. Hipotesis

ketujuh ikatan dengan klien dengan nilai t 3,882. Hipotesis

kedelapan telaah rekan auditor dengan nilai t 3,126. semua

variabel berpengaruh dan signifikan pada level 0,05 (5%).

Page 74: Analisis beberapa faktor keahlian dan independensi auditor .../Analisis... · Bab ini akan menguraikan tentang latar belakang, ... manfaat penelitian dalam penelitian ini, serta sistematika

74

B. Keterbatasan

1. Item-item dalam kuesioner yang digunakan sebagai tolak ukur

masih terbatas pada penelitian terdahulu yang dikembangkan (Alia

Ariesanti, 2001 dan Murtanto, 1998).

2. Kemungkinan ada suatu respon bias dari responden karena:

(a)kemungkinan responden tidak menjawab secara serius, semakin

tidak serius, bias menjadi semakin lebih tinggi, (b) peneliti tidak

mengetahui apakah pengisi kuesioner adalah benar-benar

responden yang bersangkutan, karena peneliti tidak mengetahui

secara langsung proses pengisian kuesioner.

3. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini hanya akuntan publik

yang berada di wilayah Jawa Tengah dan Daerah Istimewa

Yogyakarta.

C. Implikasi Hasil Penelitian

1. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat memperluas area survei

untuk seluruh wilayah Indonesia sehingga hasil penelitian dapat

disimpulkan secara umum.

2. Penelitian mendatang juga bisa menggunakan teknik interview

untuk menghindari adanya respon bias dalam penelitian.

3. Penelitian mendatang bisa memperluas objek penelitian atau perlu

ada modifikasi item-item pernyataan yang dijadikan tolak ukur

keahlian dan independensi auditor dan juga kualitas audit dengan

melakukan jajak pendapat yang dilakukan agar lebih dapat

mencerminkan faktor-faktor yang dimaksudkan.

Page 75: Analisis beberapa faktor keahlian dan independensi auditor .../Analisis... · Bab ini akan menguraikan tentang latar belakang, ... manfaat penelitian dalam penelitian ini, serta sistematika

75

4. Membandingkan pendapat responden dengan memilih dua sampel

yang berbeda, misalnya auditor dan mahasiswa. Akan dilihat

apakah terdapat perbedaan antara pendapat mahasiswa yang belum

memiliki pengalaman bekerja dengan auditor yang sudah terjun

langsung dalam dunia kerja.

DAFTAR PUSTAKA

Abdolmohammadi, Mohammad dan Wright, Arnold. 1987. “An Examination

of the Effects of Experience and Task Complexity on Audit

Judgements.” Accounting Review (January): hal.1-13.

Algifari. 2000. “Analisis Regresi : Teori, kasus, dan solusi.” Yogyakarta.

BPFE.

Antle, Rick. 1984. “Auditors Independence.” Journal of Accounting

Research (Spring): hal.1-20.

Ariesanti, Alia. 2001. “Pendapat Auditor tentang Faktor-faktor yang

Mempengaruhi Keahlian dan Independensi sebagai Kualitas Audit.”

Tesis tidak dipublikasikan. Yogyakarta: UGM.

Choo, Freddie dan Ken T, Trotman. 1991. “The Relationship Between

Knowledge Structure and Judgements for Experience and Inexperienced

Auditors.” Accounting Review (July): hal.464-485.

Djarwanto dan Pangestu. 1996. “Statistik Induktif.” Yogyakarta: BPFE.

Deis, Donald R dan Gary A, Giroux. 1992. “Determinants of the Audit

Quality in the Public Sector.” Accounting Review (July): hal.462-479.

Harjanto, Nung. 1999. “Pengendalian kualitas audit untuk memenuhi

harapan pihak internal dan eksternal.” Wahana (Agustus). Volume 2.

Hogan, Chris E. 1997. “Cost and Benefits of audit Quality in the IPO

Market: a Self Selection Analysis.” Accounting Review (January):

hal.67-86.

Page 76: Analisis beberapa faktor keahlian dan independensi auditor .../Analisis... · Bab ini akan menguraikan tentang latar belakang, ... manfaat penelitian dalam penelitian ini, serta sistematika

76

Ikatan Akuntan Indonesia. 2001. “Standar Profesional Akuntan Publik.”

Yogyakarta: Bagian Penerbitan STIE YKPN. 2001.

Ilahuddin dan Soesi. 2002. “Persepsi terhadap Kualitas Akuntan Menghadapi

Tuntutan Profesional di Era Globalisasi.” Jurnal Manajemen dan

Bisnis. Vol.4(1), hal.1-8.

Knapp, Michael C. 1985. “Audit Conflict: An Empirical Study of the

Perceived Ability Of Auditors to Resist Management Pressure.”

Accounting Review (April): hal.202-211.

Lavin, David. 1976. “Perceptions of the Independence of the Auditor.”

Accounting Review (January): hal.41-50.

Mulyadi. 2002. “Auditing buku 1.” Edisi 6. Jakarta. Penerbit Salemba

Empat.

Murtanto. 1998. “Identifikasi Karakteristik Keahlian Audit Auditor

Independen di Indonesia.” Tesis, Program studi Akuntansi, Program

Pasca Sarjana. Yogyakarta.

Noviyani, Putri. 2002. “Pengaruh Pengalaman dan Pelatihan Terhadap

Struktur Pengetahuan Auditor tentang Kekeliruan.” Skripsi, Program

S1 Akuntansi, UNS. Surakarta.

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1991. “Kamus Besar Bahasa

Indonesia.” Edisi kedua. Balai Pustaka. Jakarta.

Sekaran, Uma. 2000. “Research Methods For Business.” Edisi ketiga.

United State of America. John Wiley and Sons, Inc.

Sevilla. 1998. “Pengantar Metode Penelitian .” Jakarta. UI PRESS.

Shockley, A Randolph. 1981. “Perceptions of Auditors Independence: An

Empirical Analysis.” Accounting Review (October): hal.785-800.

Sugiyono. 2002. “Metode Penelitian Bisnis.” Bandung. CV.ALFABETA.

Sularso, Sri. 1999. “Analisis Pengaruh Pengalaman Akuntan pada

Pengetahuan dan Penggunaan Intuisi dalam Mendeteksi Kekeliruan.”

Media Akuntansi, Juli 1999.

Page 77: Analisis beberapa faktor keahlian dan independensi auditor .../Analisis... · Bab ini akan menguraikan tentang latar belakang, ... manfaat penelitian dalam penelitian ini, serta sistematika

77

Teoh, Siew Hong dan T.J. Wong. 1993. “Perceived Auditor Quality and

Earnings Response Coefficient.” Accounting Review (April): hal.346-

366.

Tubbs, Richard M. 1992. “The Effect of Experience on the Auditor’s

Organization and Amount of Knowledge.” Accounting Review

(October): hal.783-801.

Page 78: Analisis beberapa faktor keahlian dan independensi auditor .../Analisis... · Bab ini akan menguraikan tentang latar belakang, ... manfaat penelitian dalam penelitian ini, serta sistematika

78