63
ANALISIS BENTUK KASUS FENOMENA MINAMATA MINAMATASHI DE NO GENSHOUJIKEN NO KEITAI NO BUNSEKI SKRIPSI Skripsi ini diajukan kepada panitia ujian Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan untuk melengkapi salah satu syarat ujian sarjana dalam Bidang Ilmu Sastra Jepang OLEH: WINDI ZUNITA 150708015 PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2019

ANALISIS BENTUK KASUS FENOMENA MINAMATA

  • Upload
    others

  • View
    12

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS BENTUK KASUS FENOMENA MINAMATA

ANALISIS BENTUK KASUS FENOMENA MINAMATA

MINAMATASHI DE NO GENSHOUJIKEN NO KEITAI NO BUNSEKI

SKRIPSI

Skripsi ini diajukan kepada panitia ujian Fakultas Ilmu Budaya Universitas

Sumatera Utara Medan untuk melengkapi salah satu syarat ujian sarjana

dalam Bidang Ilmu Sastra Jepang

OLEH:

WINDI ZUNITA

150708015

PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2019

Page 2: ANALISIS BENTUK KASUS FENOMENA MINAMATA
Page 3: ANALISIS BENTUK KASUS FENOMENA MINAMATA
Page 4: ANALISIS BENTUK KASUS FENOMENA MINAMATA
Page 5: ANALISIS BENTUK KASUS FENOMENA MINAMATA

i

KATA PENGANTAR

Alhamdullilahirabbil„ Alamin, Puji syukur penulis ucapkan kepada

kehadirat Allah SWT, karena berkat Rahmat dan Hidayah-Nya penulis bisa

menyelesaikan perkuliahan dan dapat menyelesaikan skripsi ini. Cukup banyak

hambatan dan kesulitan yang penulis hadapi dalam menyelesaikan skripsi ini.

Namun berkat doa dan usaha yang selalu mengiringi dan juga motivasi, penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini.

Skripsi yang berjudul “ANALISIS BENTUK KASUS FENOMENA

MINAMATA” ini penulis susun sebagai syarat untuk meraih gelar Sarjana pada

Program Studi Sastra Jepang Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

Dalam Penulisan skripsi ini, Penulis menyadari adanya bimbingan dan

bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan kali ini, Penulis

ingin mengucapkan terimakasih, Penghargaan dan penghormatan kepada :

1. Dr. Budi Agustono, M.S. selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas

Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Hamzon Situmorang, M.S., Ph.D. selaku Ketua Program Studi

Sastra Jepang Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dr. Siti Muharami Malayu, M.Hum selaku Pembimbing, yang telah

mengorbankan waktu, tenaga dan bimbingan serta pengarahan kritik dan

saran dalam menyusun skripsi ini.

4. Bapak/Ibu Dosen Program Studi Sastra Jepang S-1 Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan banyak ilmu dan

pendidikan kepada penulis.

Page 6: ANALISIS BENTUK KASUS FENOMENA MINAMATA

ii

5. Dosen Penguji Ujian Skripsi yang telah menyediakan waktu untuk membaca

dan menguji skripsi ini. Tak lupa pula penulis sampaikan kepada staf pegawai

Program Studi Sastra Jepang yang telah membantu menyelesaikan berbagai

surat menyurat dan berkas-berkas penulis.

6. Teristimewa penulis ucapkan terimakasih kepada kedua orang tua tercinta,

Ayahanda Rasiman dan Ibunda Sumiah yang tak pernah lelah memberikan

doa serta kasih saying kepada penulis. Juga kepada bang Kas, bang Yudi,

bang Luyok. Kepada Kakak Kus, kak Yati, kak Risma dan keponakan-

keponakanku, serta untuk semua keluarga, terimakasih untuk doa dan

dukungan berupa moril maupun materil.

7. Seluruh teman-teman penulis di Program Studi Sastra Jepang Stambuk 2015,

yang telah memberikan hari-hari dan kenangan yang indah baik suka maupun

duka yang tidak akan pernah bisa penulis lupakan. Terimakasih untuk 4 tahun

kebersamaan kita, semoga kedepannya kita dapat dipertemukan kembali

dengan kesuksesanny masing-masing. Kepada teman-tema yang akan selalu

penulis rindukan Donnat, Chaann, Atta, Sorayawahaha, Rajab yang telah

memberikan kebahagiaan, dukungan, motivasi dan cinta kepada penulis

Untuk teman-teman selalu semangat dan mari berjalan dijalan yang penuh

bunga.

8. The Angels ( Putry, Rina, Nisa) dan juga Barbie, Saranghaeo. Serta The

Ghempore Spc ( Isma, Rani, Dian, Dhuha, Nisa, Saidah, Ika, sofi),

terimakasih untuk tawa, dukungan, motivasi, cinta danmasa-masa indah di

SMA hingga perkuliahan.

Page 7: ANALISIS BENTUK KASUS FENOMENA MINAMATA

iii

Penulis sadar bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh dari

sempurna, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang

membangun agar dapat memperbaiki kesalahan dimasa mendatang.

Akhir kata, Penulis berharap kiranya skripsi ini dapat bermanfaat bagi

penulis dan khususnya para pembaca.

Medan, 25 September 2019

Penulis

Windi Zunita

150708015

Page 8: ANALISIS BENTUK KASUS FENOMENA MINAMATA

iv

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................ iv

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah……………………………………………….1

1.2 Rumusan Masalah………………………………………………..…....5

1.3 Ruang Lingkup Pembahasan………………………………..………....6

1.4 Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori……………………..……….....6

1.4.1 Tinjauan Pustaka…………………………………………….6

1.4.2 Kerangka Teori………………………………………………8

1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian………………….………………….....9

1.5.1 Tujuan Penelitian……………………………………………9

1.5.2 Manfaat Penelitian…………………………………………10

1.6 Metode Penelitian………………………..………………………......10

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG KASUS MINAMATA

2.1 Kota Minamata……………………………………………………….13

2.2 Alam Dalam Pandangan Jepang………………………………….…..15

2.3 Kasus Minamata………………………………………………….…..17

2.3.1 Terjadinya Penyakit Minamata…………………………….17

2.3.2 Penyebab Kasus Minamata…………….…………….….…19

2.3.3 Efek Kasus Minamata…………………..……….…………26

Page 9: ANALISIS BENTUK KASUS FENOMENA MINAMATA

v

BAB III ANALISIS BENTUK KASUS FENOMENA MINAMATA

3.1 Bentuk Masalah Kasus Minamata ………………………………..….31

3.1.1 Kembali Ke Konsep Alam...……………………….….…...37

3.2 Usaha Pemerintah dan Masyarakat dalam Menangani Kasus Minamata

……………………………………………………………………………39

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan…………………………………………………..……....44

4.2 Saran………………………………………………………..……...…45

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

ABSTRAK

Page 10: ANALISIS BENTUK KASUS FENOMENA MINAMATA

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Jepang dikenal dengan negara industri yang sangat berkembang. Dengan

adanya industri disuatu negara, dengan itu semakin meningkatkan ekonomi dan

kemajuan negaranya. Salah satu perusahaan industri yang berkembang di Jepang

adalah perusahaan Chisso. Perusahaan Chisso terletak di desa Minamata, desa

Minamata berada di prefektur Kumamoto dan berbatasan langsung

denganprefektur Oita dan prefektur Miyazaki. Pada tahun 1889 Minamata

hanyalah sebuah desa dan pada tahun 1949 tumbuh berkembang menjadi sebuah

kota. Populasi penduduk Minamata sebanyak 12.040, 2.325 rumah dan menjadi

penghasil garam didataran pasang surut. Sebagian besar masyarakatnya adalah

seorang petani dan juga nelayan kecil. Dengan adanya perusahaan Chisso dikota

mereka, kota Minamata pun juga ikut berkembang.

Perusahaan Chisso mendapatkan hak paten dalam memproduksi pupuk

nitrigenius dengan mencampurkan kalsium karbid dan nitrogen atmosferik

ditahun 1909. Dengan terus berkembang dan majunya perindustrian di bidang

kimia, perusahaan Chisso memperbesar produksinya lagi, seperti memproduksi

kalsium karbid dari asetilen, asetaldehida, asam asetat dan produksi resin vinil

klorida dari asetilen, sintesis oktanol dark asetaldehida.

Page 11: ANALISIS BENTUK KASUS FENOMENA MINAMATA

2

Seiring dengan berkembangnya perusahaan Chisso ini, masyarakat

Minamata pun dibuat keresahan oleh sebuah penyakit aneh yang tiba-tiba timbul

dan menjangkiti mereka, bahkan binatang pun ikut terjangkit penyakit ini. Gejala

yang ditimbulkan penyakit yaitu mengalami gangguan berjalan, berbicara, dan

menggerakkan tangannya, kemudian bertahap diikuti dengan kelainan

pendengaran, pengelihatan dan ingatan. Mulai dari anak-anak, orang dewasa,

bahkan anak yang ada didalam kandungan dapat terjangkit.

Penyakit berbahaya ini menimbulkan kematian pada penduduk minamata.

Setiap harinya ada saja yang terjangkit penyakit tersebut. Dalam 40 orang

mengalami penyakit berbahaya ini dan ditemukan sekitar 14 orang telah

meninggal.Tingkat kematiannya mencapai 36 %.Kebanyakan yang terjangkit

adalah para nelayan dan anggota keluarganya. Dengan munculnya penyakit ini,

menimbulkan masalah sosial yang cukup besar, mereka takut untuk bersosialisasi

sesama tetangga, rasa malu akibat terjangkit penyakit aneh, pekerjaan pun

terganggu, hingga mata pencaharian pun terganggu karena mereka takut untuk

keluar rumah karna penyakit menular ini. Bukan hanya berakibat kepada

masyrakat, kerusakan lingkungan dapat dipastikan terjadi di teluk Minamata

diakibatkan pencemaran air oleh limbah pabrik.

Membutuhkan waktu sekitar 18 tahun bagi para dokter dan peneliti untuk

meneliti tentang penyakit ini,berbagai kecurigaan tentang penyebab penyakit ini

terus bermunculan hingga pada akhirnya penyebab penyakit mulai muncul

kepermukaan. Para dokter dan peneliti curiga pada perusahaan Chisso dan

menuntut mereka agar penutup perusahaan tetapi pihak chisso mengabaikannya,

padahal mereka mengetahui bahwa limbah perusahaan mereka lah penyebabnya,

Page 12: ANALISIS BENTUK KASUS FENOMENA MINAMATA

3

tetapi mereka terus saja menjalankan produksi mereka dan memberikan dana

kompensasi kepada masyarakat Minamata karna rusaknya lingkungan di kota

minamata.

Perusahaan Chisso merupakan penyebab dari pada kejanggalan yang

terjadi di perairan teluk Minamata, Pemerintah Jepang mengumumkan laporan

resmi mengenai penyakit Minamata yang menyerang kota Minamata yang

disebabkan oleh teracuninya ikan dan kerang oleh air teluk Minamata oleh

merkuri dari perusahaan Chisso. Dengan terungkapnya penyebab penyakit

tersebut, masyarakat Minamata pun menuntut pihak Chisso ke jalur hukum atas

apa yang telah mereka perbuat. Kejadian tersebut tidak hanya beredar di kalangan

masyarakat di negara Jepang saja, melainkan masyarakat di Negara lain di

Kawasan Asia Timur. Hal tersebut membuat Negara Jepang mendapatkan citra

buruk di negaranya maupun di negara lain.

Perusahaan Chisso penyebab penderitaan masyarakat Minamata selama ini,

limbah produksi perusahan dibuang keperairan teluk Minamata yang mana teluk

tersebut merupakan mata pencaharian masyarakat Minamata, limbah merkuri

meracuni ikan-ikan diteluk yang ditangkap penduduk untuk dikonsumsi maupun

dijual dan menimbulkan dampak besar terhadap masyarakat Minamata. Tragedi

ini menimbulkan trauma yang sangat dalam, mulai dari kehilangan keluarga,

kehilangan mata pencaharian bahkan kehilangan pekerjaan. Dan pemerintah yang

harus lebih mengawasi bagaimana perindustrian di jepang dengan tegas agar

peristiwa tak terulang dan bagaimana masyarakat lebih menjaga dan mencintai

alam dengan terus menjaga dan merawatnya.

Page 13: ANALISIS BENTUK KASUS FENOMENA MINAMATA

4

Memiliki industri yang sangat berkembang yaitu Chisso, perekonomian

Jepang pun semakin meningkat, tetapi dengan adanya hal tersebut menimbulkan

kelalaian dari pihak-pihak tertentu yang menimbulkan kerugian tidak hanya

perusahaan, tetapi juga masyarakat yang berada di wilayah industri tersebut yang

menimbulkan permasalah pada masyarakat dan kondisi lingkungan alamnya.

Dengan adanya peristiwa ini, pastilah harus lebih bijak dalam menangani dan

lebih waspada terhadap apa yang ada dilingkungan dan terlebih lagi menghargai

alam yang telah memberikaan kehidupan bagi seluruh masyarakatnya

Banyaknya industri di Jepang menyebabkan masalah pada lingkungan.

Contohnya adalah masalah lingkungan yang disebabkandari industri perusahaan

Chissoyaitu masalah keracunan karena pembuangan limbah industri keperairan di

teluk Minamata (Stockwin 2013 : 11).

Penyakit Minamata merupakan kegagalan manusia yang disebabkan oleh

pertumbuhan ekonomi yang tinggi serta kemajuan ilmu pengetahuan dan

teknologi.Penyakit Minamata tidak bisa sembuh karna menyerang saraf manusia.

Kesakitan dan kesusahan dalam kehidupan sehari-hari tetap berlanjut selama

penderita masih hidup.Uang tidak sanggup mengurangi segala kesulita ini. Jika

pengalaman mereka sungguh-sungguh diperhatikan dan dimanfaatkan untuk masa

depan, barulah mereka merasa sedikit tenang (Masazumi.2005 : 318-319).

Berdasarkan penjelasan diatas menurut penulis hal ini menarik untuk

dibahas. Sehingga dalam skripsi ini penulis memilih judul “Analisis Bentuk

Kasus Fenomena Minamata”.

Page 14: ANALISIS BENTUK KASUS FENOMENA MINAMATA

5

1.2. Rumusan Masalah

Kasus Minamata adalah sesuatu yang menggemparkan bagi Jepang pada

saat itu, terkhusus bagi masyarakat Minamata. Penyakit ini pertama kali

menyerang ditahun 1956, penderita memiliki gejala kelumpuhan pada syarafnya.

Penyakit ini sudah begitu banyak memakan korban jiwa dan kecacatan yang tak

pernah bisa disembuhkan. Penyakit yang tiba-tiba muncul tanpa disadari ini

menjadi sejarah kelam bagi Minamata.

Dengan maju dan berkembangnya industri di Jepang salah satunya adalah

Chisso, dapat dipastikan menimbulkan hal yang positif maupun

negatif.Masalahnya juga dapat timbul tidak hanya dari masyarakat tapi juga

timbul dari lingkungan, karna tidak dapat dihindarkan lagi bahwa sebuah

perindustrian pasti menimbulkan pencemaran di sekitar wilayahnya. Walaupun

perindustrian Chisso sangat menguntungkan bagi Jepang, tetapi juga perlu di

perhatikan bagaimana Chisso menjalankan sebuah industrinya dengan baik tanpa

menimbulkan keresahan masyarakat sekitar dan pemerintah harus tegas dalam

menjalankan tindakannya. Masyarakat pun harus lebih memperhatikan lingkungan

dengan selalu menjaga dan mencintai alam sekitarnya.

Berdasarkan uraian diatas, permasalahan dalam bentuk pertanyaannya

adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana bentuk masalah kasus fenomena Minamata ?

2. Bagaimana usaha pemerintah dan masyarakat dalam menanggulangi kasus

Minamata ?

Page 15: ANALISIS BENTUK KASUS FENOMENA MINAMATA

6

1.3 Ruang Lingkup Pembahasan

Dengan dijelaskannya permasalah diatas, perlu adanya batasan masalah.

Sehingga masalah yang akan dibahas lebih terfokus dan terarah supaya tidak sulit

untuk dimengerti permasalahan yang ada dalam bahasan ini. Dari pembahasannya,

penulis mengambil data melalui buku untuk pedoman. Buku tersebut adalah

Tragedi Minamata karangan Masazumi Harada, tahun 2005, sebanyak 332

lembar.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis membatasi permasalah penelitian

yaitu, bentuk masalah kasus fenomena Minamata dan usaha Pemerintah dan

masyarakat dalam menanggulangi kasus Minamata. Agar pembahasan ini

memiliki tingkat akurasi analisis daninformasi yang pasti, pada BAB II akan

dijelaskan tentang Kota Minamata, Perusahaan Chisso dan Kasus Minamata.

1.4Tinjauan Pustaka dan Kerangka Toeri

1.4.1 Tinjauan Pustaka

Berdasarkan data-data yang sudah diperoleh dari studi pustaka, penulis

menemukan salah satu hasil penelitian yang terkait dan juga menjadi sumber

informasi serta pedoman dalam melakukan penelitian. Penelitiannya akan

dipaparkan sebagai berikut.

Dalam sebuah jurnal yang berjudul Kemajuan Industri dan Dampak

Lingkungannya Di Jepang Sebelum tahun 1950 ditulis oleh Pangeran Leko Krisno

tahun 2017, jurnal ini membahas tentang berkembangnya perindustrian yang ada

Page 16: ANALISIS BENTUK KASUS FENOMENA MINAMATA

7

di Jepang serta bagaimana dampaknya pada lingkungan yang ditimbulkan dari

perkembangan industri ini. Perkembangan industri Jepang yang menyebabkan

kerusakan lingkungan seperti yang dapat kita ketahui peristiwa pertambangan

Ashio yangmenyebabkan kerusakan hutan dan kasus Minamata akibat limbah

dari perusahaan Chisso.

Perkembangan perindustrian sangat mempengaruhi suatu lingkungan.

Saat berkembangnya perekonomian situnjang dari perkembangan industri yang

tidak teratur, menyebabkan pengerusakan pada lingkungan.Dalam sebuah

perindustrian pasti memiliki tujuan medapatkan peruntungan yang tinggi dan

kemajuan perekonomian dengan tidak melihat kerusakan lingkuangan yang

disebabkan oleh itu sendiri.

Dan didalam sebuah skripsi yang berjudul Tragedi Minamata sebagai

Titik Awal Strategi Kebijakan Ekonomi Hijau Jepang ditulis oleh Intan Efendi

tahun 2017. Skripsi ini membahas bagaimana keadaan ekonomi di Jepang dan

strategi pemerintahan Jepang dalam memperbaiki citra perindustrian Jepang di

Wilayah Asia Timur pasca tragedi Minamata. Dalam skripsi ini menggunakan

teori sistem dan ekonomi hijau.

Tragedi Minamata merupakan salah satu masalah yang muncul karena

tingginya tingkat perekonomian yang berasal dari industri manufaktur yang tidak

diimbangi dengan ekosistem yang baik. Dari masalah itu, mengakibatkan berbagai

akibat yang membuat pemerintahan Jepang harus menangani hal tersebut karna

industri di Jepang yang mendapatkan citra buruk. Citra buruk mengenai tragedi

Minamata dari tahun ketahun semakin meningkat. Dalam sebuah forum diskusi di

Page 17: ANALISIS BENTUK KASUS FENOMENA MINAMATA

8

Tokyo membuat sebuah forum tentang penyakit minamata. Diadakannya forum

ini tujuannya agar masyarakat sadar untuk menjaga lingkungan dan keseimbangan

ekosistem sangat berpengaruh terhadap lingkungan, maka masyarakat harus lebih

perduli terhadap lingkungan. Dalam hal perekonomian, belum ada peningkatan

yang signifikan terhadap nilai ekspor impor Negara Jepang pasca kejadian tragedi

Minamata.

1.4.2 Kerangka Teori

Dalam suatupenelitian, seseorang peneliti harus menyusun kerangka teori.

Kerangka teori disusun untuk landasan berpikir yang menunjukan dari sudut mana

peneliti melihat masalah yang ingin diteliti (Nawawi, 2001 : 40). Menurut

Koentjaraningrat (1976: 01) kerangka teori itu berguna untuk proses berfikir

deduktif yang tergerak dari bentuk abstrak kedalam bentuk nyata.

Penulis menggunakan pendekatan yang berhubungan fenomenologi,

sosiologi, dan masalahan sosial.Secara estimologis, kata “fenomenologi” berasal

bahasa Yunani, fenomenon, artinya adalah, “sesuatu yang tampak”, dan di bahasa

Indonesia sering dikatakan sebagai “gejala”. Fenomenon masih sering

dipertentangkan dengan kata “kenyataan”, dapat dikatakan, fenomenon bukanlah

sesuatu yang nyata, tetapi “semu”. Seringkali kata fenomenon kerap dikatakan

sebagai lawan atas “obyeknya sendiri”, maka dari itu fenomenon bertemu

bentuknya “penampakan”.Contohnya, sebuah penyakit sebagai obyeknya sendiri,

terlihat sakit demam, kemudian batuk, serta pilek, yang mana semua itu

ditempatkan sebagai gejala dari penyakit terkait. Bukan hanya itu, kata

Page 18: ANALISIS BENTUK KASUS FENOMENA MINAMATA

9

fenomenon sering digunakan untuk mengungkapkan sebuah peristiwa yang

terindera, Maka, kata fenomenon pun dipergunakanpada ilmu pengetahuan alam

maupun eksakta (Hadiwijono, 1995: 140).

Soerjono Soekanto dalam Upe (2010 : 39 ) mengatakan yaitu sosiologi

merupakan ilmu yang mempelajari bagaimana masalah sosial, struktur sosial,

proses sosial serta perubahan sosial.

Leslie dalam Soelaeman, (1968: 6) menyebutkan bahwa masalah sosial

adalah sebuah keadaan yang tidak diinginkan dalal kehidupan masyarakat dan itu

perlu diperbaiki untuk kehidupan yang selaras. Masalah soaial bukan saja

menimbulkan kerugian pada masyarakat.Masalah sosial pun menimbulkan adanya

perubahan pada nilai-niai yang ada di masyarakat. Soetomo (1995: 1) mengatakan

masalah sosial adalah keadaan yang bisa menyebabkan penderitanya mengalami

kerugian berupafisik maupun non-fisik. Masalah datang dari interaksi antar

masyrakat. Interaksi masyarakat dapat timbul suatu masalah sosial karena

interaksi itu tidak selalu berjalan dengan baik seperti yang diinginkan.

Menurut Rab & Selznich dalam Soetomo (1995: 4) yang menyebabkan

munculnya suatu masalah sosial yaitu, pertamaadanya hubungan antarmasyarakat

yang membuat tujuan penting dari masyarakat itu sendiri terhambat.Kedua,

organisasi sosial yang tidak bisa mengatur sebuah hubungan antar masyarakat

sehingga mengalami persoalaan yang besar.

Page 19: ANALISIS BENTUK KASUS FENOMENA MINAMATA

10

1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.5.1 Tujuan Penelitian

Dengan penjabaran di atas, maka penulis memiliki tujuan dari penelitian

iniadalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui bentuk masalah kasus Minamata di kota Minatama

2. Untuk mengetahui usaha pemerintah dan masyarakat dalam

menanggulangi kasus Minamata

1.5.2 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Menambah informasi kepada para pembacaterhadap Kasus Minamata

yang ada di Kota Minamata.

2. Mengetahui usaha pemerintah dan masyarakat dalam menanggulangi

kasus Minamata.

3. Sebagai referensi tambahan bagi para pembaca terkhusus untuk pelajar

bahasa Jepang yang ingin menganalisis kasus Minamata lebih lanjut.

1.6 Metode Penelitian

Metode adalah suatu alat untuk mencapai tujuan dari suatu kegiatan. Di

suatu penelitian, dibutuhkan metode-metode untuk mencapai keberhasilan sebuah

tulisan yang akan disampaikan untuk para pembaca. Metode penelitian adalah

Page 20: ANALISIS BENTUK KASUS FENOMENA MINAMATA

11

suatu cara yang dipergunakan oleh para peneliti untuk tercapainya suatu tujuan

dan mendapatkan jawaban dari suatu permasalahan (Nasir, 1988 : 51).

Penulis menggunakan metode deskriptif. Koentjaraningrat ( 1990 : 30 )

bahwa, penelitian yang bersifat deskriptif yaitu memberikan gambaran yang jelas

terhadap keadaan suatu individu, gejala, maupun kelompok lain. Maka dari itu,

data-data yang sudah didapatkan kemudian dikumpulkan, lalu disusun,

diklasifikasi, serta dikaji lalu diinterpretasikan tetap mengacupada sumber data

serta informasi yang sebenarnya.

Dalam proses mengumpulkan data dan informasi yang sesuai dengan topic

yang akan dibahas, penulis mempergunakan metode studi kepustakaan (library

research). Ada hal penting yang perlu diketahui dalam studi kepustakaan antara

lain adalah masalah yang ada, kemudian konsep-konsep, serta teori-teori,

kesimpulan dan juga saran (Nasution, 2001 : 14).

Perpustakaan yang menjadi sumber informasi adalah : Perpustakaan

Umum Universitas Sumatera Utara, Perpustakaan Jurusan Sastra Jepang

Univesitas Sumatera Utara, Perpustakaan Umum Pemerintah Kota Medan, Milik

Pribadi, Situs Internet dan lainnya yang mendukung penelitian.

Langkah-langkah dalam penelitian melakukan penelitian ini adalah :

1. Pemilihan topik dan judul penelitian.

2. Merumuskan masalah yang ingin diteliti.

3. Menyusun Kerangka teori.

4. Melakukan studi pustaka.

5. Mengumpulkan data.

Page 21: ANALISIS BENTUK KASUS FENOMENA MINAMATA

12

6. Menganalisis data.

7. Menggunakan referensi.

8. Menulis laporan penelitian.

Page 22: ANALISIS BENTUK KASUS FENOMENA MINAMATA

13

BAB II

GAMBARAN UMUM TENTANG KASUS MINAMATA

2.1 Kota Minamata

Minamata adalah sebuah kota yang sangat kaya akan hasil laut dan

keindahan alamnya. Minamata terletak di Prefektur Kumamoto di sebelah barat

daya Jepang. Prefektur ini berbatasan dengan Prefektur Oita dan Prefektur

Miyazaki serta berbatasan dengan Prefektur Kagoshima, dan Kumamoto adalah

ibukota kota Minamata.Kumamoto juga dikenal dengan sebutan “Negeri Api”

karna memiliki gunung Aso yang merupakan Simbol dari Prefektur Kumamoto.

Minamata adalah sebuah teluk dipantai barat pulau Kyushu, teluk ini adalah

bagian dari Laut Shiranui yang lebih besar yang diapit oleh pulau-pulau yang

terletak di Prefektur Kumamoto dan Nagasaki. Garis pantainya kasar dengan

memiliki banyak ceruk dan teluk yang bertindak sebagai tempat pemijahan ikan

dan kerang. Berbagai macam makhluk hidup dan biota laut di daerah ini.

Minamata didirikan sebagai desa pada tahun 1889 dan ditetapkan sebagai

kota pada tahun 1912 saat koneksi kereta api dan berbagai infrastruktur dibangun

dan pada tahun 1949 tumbuh berkembang menjadi sebuah kota dengan keadaan

yang bagus dan baik. Minamata memiliki populasi dengan 12.040 populasi

penduduk dan 2.325 rumah menjadi penghasil garam di dataran pasang

surut,profesi sebagian besar penduduk Minamata adalah nelayan juga petani,

dimana perikanan nelayan di kota Minamata berada di Teluk Minamata.

Masyarakat Minamata bisa mengkonsumsi ikan sebanyak 286-410 gram per hari.

Page 23: ANALISIS BENTUK KASUS FENOMENA MINAMATA

14

Ada berbagai macam industri yang berada di Prefektur Kumamoto, salah satunya

di kota Minamata ada industri kimia yang membantu perekonomian masyarakat,

dengan munculnya industri ini membantu menambah pendapatan masyarakat

yang mulanya bekerja sebagai petani dan nelayan, kini masyarakat dapat bekerja

di pabrik itu dan memiliki penghasilan yang cukup.

Dengan adanya industri yang ada dikota Minamata dan teluk Minamata

sebagai penghasilan para masyarakatnya, pembuangan limbah dari suatu industri

akan sangat mudah. Pelabuhan Hyakken yang ada di Minamata

sebagaitransportasi yang cepat dan mudah serta biaya yang murah. Industri kimia

yang ingin membangun sebuah perusahaan pun menyadari bagaimana keuntungan

yang didapatkan apabila mendirikan sebuah industrinya di Minamata dan juga

melihat bagaimana perekonomian masyarakatnya disana. Chisso Corporation atau

perusahaan Chisso adalah salah satu industri kimia yang ada dikota Minamata dan

mereka memproduksi pupuk..

Teluk Minamata adalah sebuah teluk yang memiliki luas sekitar 2,092,000

m persegi dan berada di Laut Shiranui. Laut Shiranui (bagian utara)juga disebut

sebagai laut Yatsushiro (bagian selatan) dengan luas 1,200 km persegi merupakan

sebuah lautyang tertutup dan berhadapan dengan kepulauan Amakusa yang

mempunyai sekitar120 pulau dan 3 pulau yang besar adalah pulau Ohyano,

Amakusa Kamishima dan Amakusa Shimosima. Lautnya terhubung dengan Laut

Amakusanada yang merupakan bagian dari Lautan Cina Timur. Laut ini disebut

dengan Mediteraniannya Jepang yang dahulu memiliki hasil laut yang sangat

melimpah. Ada 200 ribu pekerja dari perikanan didaerah ini. Usaha perikanan

adalah penunjang kebutuhan mereka.

Page 24: ANALISIS BENTUK KASUS FENOMENA MINAMATA

15

2.2 Alam dalam Pandangan Jepang

Alam dan manusia mempunyai kesamaan yaitu merupakan makhluk

ciptaan Tuhan, yang saling memiliki ketergantungan satu sama lain. Sebagai

sesama makhluk, seharusnya bisa menjaga hubungan yangbaik dengan alam yaitu

dengan cara merawat dan menjaga lingkungan serta tidak merusaknya. Mereka

adalah masyarakatyang sangat peduli dan menjaga alamnya. Kehidupan mereka

sangat berhubungan terhadap alam. Menurut masyarakat Jepang, alam adalah

sesuatu yang harus dihargai dan dijaga. Mereka sama dalam memperlakukan

manusia dengan alam sebab menurut masyarakat Jepang alam dengan manusia

memilki tingkatan yang sama di dunia.

Alam, yang dalam bahasa Jepang 自然 (shizen), bukan hanya sebuah

kalimat namun mempunyai arti sangat bermakna dan memiliki nilai filosofinya

sendiri. Alam menurut Jepang adalah sebuah energy hasil dari interaksi yin yang

dan juga lima elemen di bumi, yaitu air, tanah, angin, api, dan petir. Semua

elemen itu mengatur akan hidup serta mati, senang maupun sedih, kerusakan

maupun pertumbuhan serta terang juga gelap. Hubungan alam dengan manusia

memiliki hubungan antar sesama. Filsuf dari Jepang, Nakamura Hajime

mengatakan yaitu pandangan orang Jepang yang sangat menghormati alam

merupakan khas dari kebudayaan mereka dan ini merupakan pengaruh dari ajaran

dari Buddhisme, Orang Jepang memiliki sifat yang naturalis, merasakan bahwa

alam itu apa adanya, berkelakuan seperti situasi pada alam, menghargai dan

menghormati alam.

https://id.scribd.com/doc/144869927/NATURALISME-JEPANG

Page 25: ANALISIS BENTUK KASUS FENOMENA MINAMATA

16

Hubungan antara alam dan manusia Jepang ini dikatakan juga Naturalisme

yang disebut juga Shizenshugi. Dalam kamus bahasa Jepang Koijen, Naturalisme

merupakan sebuah keadaan bahwa semua diserahkan dan kembali ke alam.

Dengan dekatnya orang Jepang kepada alam menyebabkan rasa kagum dan juga

cinta pada alam itu sendiri. Paham Naturalis Jepang juga banyak diambil dari

ajaran Shinto, yaitu menilai bahwa „yang mutlak‟ adalah sama seperti „dunia

gejala (Karma)‟ atau dunia fenomena adalah suatu yang pasti akan terjadi, serta

menerima kenyataan apa adanya. Agama Shinto kuno sangat memuja alam.

Penganut agama Shinto kuno percaya setiap yang ada di alam memiliki roh,

termasuk gunung, air terjun serta hutan. Penduduk Jepang memiliki populasi

sebanyak 100 juta orang, dengan wilayahnya yang sangat kecil membuat

kehidupan alam liar pun menjadi terganggu.Polusi juga sekarang sangat dikontrol

dengan ketat. Apapun aktivitas manusia akan tetap mengancam kehidupan alam di

Jepang. Sebanyak 136 spesies hewan dan tumbuhan bahkan lebih telah dinyatakan

terancam. Dalam segi perikanan, arus Tsushima yang mempertemukan air panas

dengan air dingin di perairan sekitar Jepang menjadikan perairan Jepang sangat

kaya akan biota laut.https://kumparan.com/lampu-edison/fakta-tentang-jepang-

orang-jepang-dan-alam

Wicaksono (2005), mengatakan yaitu Jepang melihat alam sama seperti

manusia.Ia“hidup”, memiliki “perasaan”, juga “bahasa”. Dalam hal ini sangat

berpengaruh pada sistem kepercayaan mereka. Dilihat bahwa tidak ada Negara

lain yang memilki kepercayaan yang primitife sekuat orang Jepang. Seidensticker

(1990), mengatakan yaitu hubungan orang Jepang dengan alam adalah bentuk dari

sebuah kepercayaaan Buddha Zen yang menuju pada konsep kealamiaan serta

Page 26: ANALISIS BENTUK KASUS FENOMENA MINAMATA

17

kesederhanaan, merupakan salah satu hal yang sangat ada penting bagi orang

jepang. Dilihat dari keseharian masyarakatnya, sikap menghargai dan mencintai

alam sudah tertanam pada diri mereka serta menyatu dengan alam dan cinta

terhadap alam.

http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/200900338JP%20Bab%201.pdf

2.3 Kasus Minamata

2.3.1 Terjadinya Penyakit Minamata

Dokter di Jepang melaporkan adanya epidemik penyakit yang tidak

diketahui dari sistem saraf pusat pada tahun 1956. Pada akhir tahun 1950-an, teluk

Minamata di Jepang terkontaminasi merkuri dari pabrik terdekat yang

memproduksi pupuk kimia asetildehida. Merkuri diubah biotransformasi oleh

bakteri didalam air menjadi metilmerkuri yan terakumulasi didalam otot ikan.

Pada tahun 1958 Penyakit yang ada di kota Minamata, Prefektur Kumamoto ini

mulai mewabah. Ratusan orang mati akibat penyakit yang belum diketahui

penyebabnya. Penyakit ini tidak hanya menyerang masyarakat Minamata, tetapi

juga hewan seperti kucing, tikus, burung yang ada di Minamata.

Anak perempuan berumur 5 tahun 11 bulan memiliki Gejala penyakit yang

bersifat neurologik, adanya kesulitan berjalan, berbicara, dan mengalami kejang,

kemudian ia diperiksa di Rumah Sakit perusahaan Chisso pada 21 April 1956.

Dua hari kemudian anak ini dibawa ke Rumah Sakit, di hari itu juga adiknya yang

berumur 2 tahun, juga mulai sulit menggerakkan tangan dan kaki, kesulitan untuk

Page 27: ANALISIS BENTUK KASUS FENOMENA MINAMATA

18

berjalan, sakit di lutut serta jarinya. Kemudian ia dilarikan ke Rumah Sakit untuk

diperiksa dengan gejala yang sama dengan kakaknya, dan akhirnya ia dirawat di

Rumah Sakit

Ibu dari kedua anak perempuan ini pun berkata bahwa anak perempuan

lain tetangga sebelah mereka juga mempunyai gejala yang sama, anak ini berumur

5 tahun 4 bulan, mengalami kesulitan berjalan, berbicara, dan menggunakan

tangannya. Dengan peristiwa yang aneh ini akhirnya para Dokter melakukan

investigasi ke rumah-rumah, mereka menemukan sejumlah pasien dan

memasukkan delapan orang diantaranya ke Rumah Sakit. Direktur Rumah Sakit

yaitu Hosokawa secara resmi melaporkannya kepada Kantor Kesehatan

Masyarakat Minamata bahwa terjadi epidemik pada penyakit sistem saraf pusat

yang belum di ketahui penyebabnya pada tanggal 1 Mei 1956, yang menandai

penemuan resmi penyakit ini.

Korban pertama kali ditemukan berada di ujung sebuah teluk kecil, disana

terdapat beberapa rumah yang berdiri berhimpitan satu sama lainnya. Kedua anak

itu adalah anak dari keluarga Tanaka Yoshimitsu. Pemandagan alam di dekat

rumah mereka sangat indah, dan jika mereka ingim menangkap ikan hanya

mejatuhkan kail di dekat jendela. Dengan anak mereka yang mengidap penyakit

aneh di keluarga mereka, menyebabkan anggota keluarga lain jatuh sakit satu

demi satu sehingga semua anggota terjangkit peyakit Minamata. Tidak hanya

masyarakatnya yang terjangkit penyakit ini, tetapi kucing-kucing mereka pun mati

dengan cara yang aneh juga.

Page 28: ANALISIS BENTUK KASUS FENOMENA MINAMATA

19

Dengan adanya kejadian ini para ahli pun melakukan penelitian di kota

Minamata untuk mencari penyebab penyakit ini. Mereka melakukan penelitian

dengan melakukan pengamatan dari gejala penyakit serta pola hidup dan

kebiasaan masyarakat disana. Dari kebudayaan masyarakat Minamata diketahui

bahwa mereka mempunyai kebiasaan mengkonsumsi ikan dalam jumlah yang

tinggi. Dari hasil penelitian tersebut, mereka pun melakukan eksperimen dengan

melakukan penelitian terhadap laut dan ikan yang ada di kota Minamata. Dari

hasil penemuan peneliti ditemukan banyaknya jumlah logam merkuri yang ada

dilaut Minamata, dan kemudian disusunlah teori bahwa penyakit ini disebabkan

oleh logam merkuri.

2.3.2 Penyabab Kasus Minamata

Kasus Minamata sendiri terjadi akibat dari kelalaian masyarakat dan pihak

pihak yang bertanggung jawab akan permasalahan ini. Dengan adanya penelitian

dari berbagai peneliti, ditahun 1957 dilaksanakan pertemuan oleh para institusi

kesehatan masyarakat di Tokyo yang dilaksakanoleh Kelompok Penelitian

Penyakit Minamata Universitas Kumamoto. Pertemuan itu menyebutkan bahwa

penyakit yang ada di Minamata disebabkan oleh suatu logam, dan limbah Chisso

memiliki kaitannya dengan penyakit ini. Tetapi Chisso berpendapat yang

sebaliknya, mereka berspekulasi bahwa tidak ada perubahan di Teluk Minamata

sejak tahun 1948. Bila teluk Minamata terkontaminasi racun, permasalahan ini

harus ditangani dengan baik. Ketika satu persatu masyarakat Minamata menjadi

korban serta keindahan alam dan lingkungan Minamata menjadi berkurang,

Chisso pun seperti tidak memperlihatkan simpati kepada masyarakat Minamata.

Page 29: ANALISIS BENTUK KASUS FENOMENA MINAMATA

20

Chisso Corporation atau yang dikenal dengan perusahaan Chisso adalah

perusahan yang sangat berkembang di Prefektur Kumamoto Jepang. Dengan

eksistensinya di dunia perindustrian membuat perusahaan Chisso menjadi salah

satu perusahaan besar di Jepang walaupun berada didaerah kecil seperti di Kota

Minamata. Dengan menghasilkan keuntungan yang sangat besar hingga dapat

meningkatkan kehidupan masyarakat Minamata, perusahaan Chisso juga tak lepas

dari kelalaian yang mengakibatkan kerugian bagi perusahaan, masyarakat dan

juga lingkungan alam Minamata.

Shitagau Noguchi, pada tahun 1906 seorang lulusan dari teknik elektro di

Universitas Imprial Tokyo, membangun Sogi Electric Company dimana

mengoperasikan listrik tenaga air yang ada di Okuchi, Prefektur Kogoshima untuk

memasok listrik di tambang emas, tetapi mengalami masalah yaitu kelebihan

kapasitas daya. Untuk memanfaatkan kelebihan daya tersebut tahun1908, Noguchi

mendirikan Japan Carbide Company yang mengoperasikan pabrik kabrida di kota

Minamata, Prefektur Kumamoto. Di tahun yang sama juga Noguchi

menggabungkan kedua perusahaan tersebut untuk membentuk Perusahaan Pupuk

Nitrogen Jepang. Noguchi membeli hak atau proses Frank-Caro di tahun 1909

yang mana nitrogen atmosfer dicampurkan dengan kalsium karbida dan

menghasilkan kalsium Sianamida, Pupuk kimia. Pupuk Nitrogen adalah sebuah

bahan untuk menambah hasil suatu pertaniaan Jepang pada saat itu karena

kurangnya lahan yang bisa ditanami,dan perusahaan pun mendapatkan pasar yang

dapat menerima produk mereka. Nichitsu pun berkembang dengan cabang

menjadi produk lain yang diproduksi kasium karbida, memulai produksi asam

Page 30: ANALISIS BENTUK KASUS FENOMENA MINAMATA

21

asetat, ammonia, dan juga bahan peledak dan butanol.

https://en.wikipedia.org/wiki/Chisso

Tahun 1914 pabrik di Kagami Prefektur Kumamoto memulai produksi

Amonium dan digunakan proses perubahan nitrogen pertama di Jepang.Penjualan

juga meningkat dari tahun ketahun.Pada tahun 1918, telah dibuka pabrik

baruyang terletak di Kota Minamata dan memproduksi Amonium Sulfat juga

memiliki keuntungan yang besar. Kemudian mengalami penuran harga setelah

kembalinya persaingan pasar di Jepang setelah perang dunia I di Eropa tahun

1918 berakhir.

Dengan berakhirnya perang I, Noguchi pun mendatangi Eropa dan

mengatakan bahwa pabrik Nichitsu harusmulai melakukan perubahan dengan

sebuah kepaduan alternatif dari amonium sulfat di Negara Jepang.Pabrik Nichitsu

yang ada di Nobeoka, memproduksi dengan sintesis amonia casale, yang

dibutuhkan dengan menggunakan suhu tinggi dan juga adanya tekanan.Telah

diproses dan berhasil, produknya itupun dikonversi dan mulai diproduksi dengan

banyak ditahun 1924.Pada tahun 1932, Shin Nichitsu memproduksi

asetaldehidamempergunakan katalis merkurisetelah perang dunia II. Di pelabuhan

Hyakken lah mereka membuang limbah industrinya. Air limbah mengandung zat

yang sangat berbahaya dan bercampur keteluk Minamata.

Di tahun 1965 perusahaan ini mengganti namanya menjadi Chisso

Corporation (Chisso Kabushiki Kaisha). Kemudian tahun 1968, Chisso

Corporation pun tidak menggunakan katalis merkuri saat memproduksi

asetaldehida karena lingkungan Minamata menjadi tercemar.

Page 31: ANALISIS BENTUK KASUS FENOMENA MINAMATA

22

Chisso adalah perusahaan elekto-kimia yang merupakan salah satu

“zaibatsu baru” (konglomerat), yang memanfaatkan tenaga higro-elektrik yang

melimpah dan tidak perlu berusaha keras untuk membangun rencana percontohan.

Ketika perusahaan lain ragu untuk menghasilkan produk berbasis komersil,

Chisso mempunyai teknologi yang lebih canggih yang memungkinkan-nya

mengambil peluang untuk memproduksi. Pabriknya sendiri adalah sebuah

laboratorium penelitian, dan ledakan serta kecelakaan sering terjadi.Terlihat dari

data yang menunjukkan beberapa kali terjadinya kecelakaan kerja disana.Dalam

hal ini maka dapa disimpulkan bahwa pengabaian nyawa dan kesehatan kerja

didalam pabrik mengarah kepada pengabaian nyawa dan pengabaian kesehatan

masyarakat sekitar dan lingkungan hidup. (Masazumi.2005: 172).

Hampir seluruh limbah dari pabrik Chisso melewati lapisan sedimentasi

dan dibuang kepelabuhan Hyakken. Ketika limbah akhirnya di curigai sebagai

penyebab penyakit, pada bulan September 1958 Chisso mulai membuang limbah

pabrik yaitu asetildehid-nya keteluk Minamata, setelah menyebrangkannya

kekolam sedimentasi di Hachiman bersama dengan limbah pembakaran karbid

dan sumber yang lainnya.

Pelabuhan Hyakken yang dilindungi oleh Tanjung Myojin dan Pulau Koiji

ini terletak dibagian dalam dari teluk Minamata.Mulut sungai Minamata

berhadapan dengan Laut Shinurai. Laut Shinurai juga disebut dengan laut

Yatsushiro atau teluk Yatsushiroadalah sebuah laut dalam, pada bagian utaranya

dikelilingi oleh Semenanjung Uto, Prefektur Kumamoto, dan pada bagian selatan

dikelilingi oleh Pulau Nagashima, Kagoshima dan Pulau Amakusa,di barat

Kumamoto. Mempunyai arus yang kecil, keluar masuk antara laut lepas dan laut

Page 32: ANALISIS BENTUK KASUS FENOMENA MINAMATA

23

shinurai dengan ombak-ombak yang kecil.Arus pasangnya tidak terlalu

besar.Teluk minamata berada di didalam Teluk Yatsushiro, bisa dikatakan juga

sebagai teluk bertumpuk. Di teluk Minamata, arus pasangnya hampir tidak ada

dan juga ombaknya sangat tenang.Dari survey Pusat Penelitian Perikanan

Kumamoto, arus yang masuk dari laut lepas, mengalir tidak terlalu jauh ke bagian

utara Pulau Futago tetapi berkelok-kelok di tempat itu.

Dengan arus laut yang seperti itu, dapat diketahui bahwa limbah indusri

yang dibuang keteluk Minamata akan terakumulasi ke dalam teluk dan

mencemarinya serta dapat dipastikan akan mencemari seluruh laut Shinurai

karena arusnya akan mengalir ke utara. Pada tahun 1958, limbah Chisso mulai

dibuang ke mulut sungai Minamata yang membuat ikan di mulut sungai itu mati,

kucing-kucing mati, serta ditemukan penderita penyakit sampai ke bagian utara

Tsunagi dan utara Kota Izumi.

Para Peneliti Universitas Kumamoto telah mengumumkan apa yang sudah

mereka teliti, dan juga memeriksa dan kemudian membandingkan laporan tentang

Hunter-Russel syndrome di tanggal 22 Juli 1959, dapat ditarik kesimpulan yaitu

penyebab penyakit ini adalah sebuah merkuri organik. Dengan pernyataan

penyebab penyakit yang telah ditemukan, masyarakat Minamata meminta Chisso

untuk tutup serta berhenti berproduksi dan tidak membuang limbahnya lagi.

Tetapi, pihak yang tidak bertanggung jawab ini pun melakukan segala hal untuk

menghilangkan bukti dari penelitian ini.

Pemerintah Jepang memutuskan bahwa penyakit Minamata di Kumamoto

di sebabkan oleh pabrik Chisso pada tahun 1968 yang mana bahan campuran

Page 33: ANALISIS BENTUK KASUS FENOMENA MINAMATA

24

merkuri metal yang diproduksi dalam fasilitas asam asetaldehida asetat. Penyakit

ini sebenarnya sudah dikonfirmasikan pada tahun 1958, tetapi penyakit ini

disampaikan oleh pemerintah setelah 12 tahun lamanya. Kelambanan pemerintah

dalam menangani kasus ini sangat tidak termaafkan,walaupun pemerintah

sebenarnya telah melakukan beberapa upaya-upaya dan penanganan dalam

masalah ini,tetapi upaya yang telah diberikan sepertinya kurang terlihat.

Sebuah kelompok bernama “kelompok ligitatio”yang disebut Sosho-ha

membentuk sebuah tim penasehat hukum untuk membantu peradilan penyakit

Minamata pada tanggal 18 Mei 1969. Sebanyak 222 pengacara dari seluruh

Jepang yang ikut bergabung dalam kelompok ini untuk membantu kasus ini. Serta

Dewan Warga Prefektur untuk mencegah polusi publik juga ikut mendukung

tuntutan hukum penyakit Minamata. Pada tanggal 14 Juni 1969 mereka

memutuskan untuk mengajukan gugatan dan kasus ini pun terdaftar dipengadilan.

Pada tanggal 20 Maret 1973 keputusan penyakit Minamata pertama pun jatuh palu.

Hakim Saito yang telah menerima semua tuntutan penderitaan dan memberikan

kemenangan penuh atas kasus ini. Ia mengatakan bahwa “jika Chisso tidak

melalaikan kewajibannya dan mencari penyebab atas penyebab yang sebenarnya,

mereka mungkin bisa meramalkan resiko yang ditimbulkan limbah cair mereka

terhadap manusia”. Ia kemudian memerintahkan Chisso untuk membayar uang

ganti rugi kepada korban sebesar 16-18 juta yen per orang.

Sebelum merkuri dinyatakan sebagai penyebab, ada beberapa teori penyebab dari

penyakit ini yang di berikan oleh peneliti, beberapa teori itu adalah sebagai

berikut.

Page 34: ANALISIS BENTUK KASUS FENOMENA MINAMATA

25

1. Teori Mangan

Mangan dicurigai sebagai penyebab penyakit ditahun 1956. Mangan

banyak ditemukan di dalam air laut Minamata. Mangan juga ditemukan pada ikan,

kerang, dan jugaorgan dalam penderita penyakit dengan jumlah yang besar.

Mangan diumumkan sebagai penyebab Penyakit ditahun 1956.Setalah adanya

konferensi yang dilakukan oleh kelompok Peneliti di Minamata.

2. Teori Selenium

Setelah Mangan bukan menjadi penyebab utama dai penyakit ini, ditahun

1957, Professor Kitamura memiliki teori baru yaitu teori selenium. Selenium

ditemukan didalam lumpur di Teluk Minamata, dicurigai selenium ini adalah

suatu zat yang telah dibuang sebuah perusahaan. Penderita penyakit ini dan juga

tubuh kucing pun memiliki selenium dilam tubuhnya. Kadar selenium yang ada

didalam hati mayat penyakit minamata yaitu sebanyak 16,0 ppm, jumlahnya

sepuluh kali lipat dari kadar normal dan dalam organ kucing ada sekitar 0,3-70,0

ppm.

3. Teori Thallium

Setelah teori Mangan dan Selenium ditemukan, muncul sebuah teori baru

yang ditemukan yaitu teori Thallium ditahun 1958.Ditemukan thallium dalam

jumlah yang tinggi yaitu 300 ppm dari limbah pembuangan pabrik. Thallium

merupakan bahan yang sudah terbukti sangat beracun, dan thallium ternyata

terkandung didalam suatu bahan yang didapatkan dari Cottrli Precipator dan di

gunakan untuk memproduksi sulfur di pabrik.

Page 35: ANALISIS BENTUK KASUS FENOMENA MINAMATA

26

4. Teori Kontaminasi Ganda

Mangan, selenium, dan thallium dianggap sebagai penyebab penyakit dan

setelah dibuktikan dan zat tersebut bukanlah penyebab, munculah teori

kontaminasi ganda, dan para peneliti mulai melakukan penelitian dengan hasil

yaitu tidak ada satupun dari bahan-bahan yang diteliti sepeti mangan, selenium

dan thallium merupakan penyebab dari penyakit Minamata.

2.3.3 Efek Dari Kasus Minamata

Kasus Minamata tidak hanya berimbas kepada masyarakatnya saja, tetapi

alam juga ikut merasakan efek yang di timbulkan dari peristiwa tersebut. Penyakit

Minamata adaah penyakit yang berbahaya yang disebabkan oleh limbah dan

membuat korban menderita. Penyakit ini muncul akibat kelalaian dari manusia itu

sendiri yang kurang mencintai alam dan lingkungan yang mengakibatkan

kerugian juga polusi yang membahayakan bagi Masyarakat Minamata. Penyakit

Minamata merupakan fenomena penyakit yang telah diketahui diberbagai negara

karena hampir seluruh masyarakat Minamata terinfeksi penyakit berbahaya ini.

Penyakit yang tidak dapat disembuhkan ini telah membuat penderitaan bagi

masyarakatya.

Dengan adanya penyakit yang timbul dan menyebabkan kematian bagi

penderitanya di Minamata memiliki gejala kelumpuhan pada syaraf yaitu terasa

kesemutan dikaki dan tangan, merasakan lemas, kehilangan pengelihatan dansulit

berbicara sertakehilangan pendengaran. Gejalanya dapat memburuk disertai

kelumpuhan, kegilaan, koma dan akhirnya meninggal. Karena terlihat adanya hal

Page 36: ANALISIS BENTUK KASUS FENOMENA MINAMATA

27

yang janggal dalam penyakit ini, para Ahli Kesehatan di Jepang pun mengadakan

observasi tentang penyakit ini, juga keseharian masyarakatnya. Dalam observasi

yang telah dilakukan, ditemukan bahwa pada ikan yang ada diteluk Minamata

telang tercampur oleh Methyl Mercury. Methyl Mercury hasil dari limbah Chisso,

tercampur dalam ikan dan biota laut lain.Merkuri atau air raksa ( Hydrargyrum)

adalah sebuah unsur kimia yang memiliki simbol Hg serta nomor atom 80.

Melihat dari geografinya, tingkat merkuri tertinggi berada di dekat

pembuangan limbah dan akan terus turun tingkatannya saat menuju ke laut. Dari

data jelas menunjukan ada 2 kilogram limbah merkuri per ton berasal di dekat

kanal pembuangan limbah di saluran pembuangan di Hyakken. Seakan laut

merupakan seperti tambangnya merkuri, merkuri tidak hanya ada di perairan

Minamata tetapi merkuri juga ada di rambut-rambut Masyarakat disana, seperti di

dekat laut Shinurai dan juga khususnya masyarakat Minamata. Tingkat merkuri

dirambut masyarakat sebesar 705 ppm, diwilayah Minamata 191 ppm dan

diwilayah luar Minamata sebanyak 4,42 ppm.

Penyakit dari polusi lingkungan tidak pernah terjadi secara tiba-tiba.

Biasanya terjadi setelah dalam waktu yang lama dan perubahan yang terus-

menerus. Di Minamata pada tahun 1925, dampaknya kepada industri perikanan

sudah muncul dan bisa dikatakan perusahaan Chisso sebagai sumber pencemaran.

Mianamata disebut sebagai kota istana oleh perusahaan Chisso. Tahun 1908

perusahaan ini didirikan dan dapat diselesaikan pembangunannya pada tahun

1909, mendapatkan sebuah hak paten dalam produksi sebuah pupuk nitreginius

yang kemudian dikembangkan dalam perusahaan elektromania dalam skala yang

lebih besar. Dan perusahaan Chisso menjadi perusahaan yang sangat maju

Page 37: ANALISIS BENTUK KASUS FENOMENA MINAMATA

28

sebelum dan setelah perang dunia. Namun, pencemaran lingkungan karena

limbah pun tidak bisa dihindarkan dan para kelompok nelayan pun meminta

sejumlah dana kompensasi kepada perusahaan. Agar tidak ada keluhan yang lebih

banyak dan dapat di gugat kepengadilan, perusahaan Chisso pun memberikan

dana uang simpati sebesar 1500 yen.

Melihat kejadian ini para nelayan meminta kepada pemerintah Kumamoto

agar cepat bertindak atas pencemaran lingkungan di Minamata. Ditemukan

sebanyak 54 korban yang terdeteksi mendapat penyakit Minamata dan 17

diantaranya sudah meninggal. Pada tanggal 17 Januari 1957 Koperasi Perikanan

Minamata menuntut agar Chisso berhenti membuang limbahnya. Tetapi,

perusahaan Chisso masih bisa memproduksi dan beralasan bahwa penyakit ini

tidak ada kaitannya dengan pencemaran.Pemerintah Kumamoto serta Kementrian

Perdagangan dan Industri masihmemberi izin mereka melakukan produksi.

Kementrian Kesehatan Jepang tidak menerima untuk membuat undang-

undang mengenai sinitasi makanan yaitu pelarangan penjualan biota laut yang ada

di Minamata. Mereka memiliki alasan bahwa mereka ragu jika ikan disana sudah

terkena limbah atau belum. Dengan keadaannya pemerintah terlihat tidak perduli

dengan keadaaan ini dan mengabaikannya, mereka juga terlihat menutupi keadaan

ini agar tidak tersebar luas di Jepang. Masyarakat pun tetap mengambil ikan di

sana karena tidak adanya larangan dan tetap mengkonsumsi dan mengambil ikan

demi kelangsungan hidup. Limbah terus dibuang dan tersalur kemuara Minamata

dan meracuni biota laut. Masyarakat masih mengkonsumsi ikan hingga penyakit

datang ditengah-tegah kehidupan masyarakat dan juga meraka tidak bisa

membedakan ikan yang tercemar dan yang tidak.

Page 38: ANALISIS BENTUK KASUS FENOMENA MINAMATA

29

Ditengah masalah sosial yang membingungkan serta banyaknya

kontroversi oleh para medis ditahun 1959, para korban masih tetap berada dalam

kecemasan yang luar biasaakan keberlangsungan hidup mereka dan juga

kemiskinan yang harusdihadapi mereka sendiri, mereka menuntut dana

kompensasi sebesar 230 juta yen. Nelayan miskin masih terus menangkap ikan

diteluk Minamata demi keberlangsungan hidup mereka. Masyarakat tidak terbiasa

dengan situasi seperti ini dan sangat mengejutkan mereka. Penyakit Minamata

juga menjangkiti anak-anak yang dilahirkan oleh ibunya. Walaupun mereka tidak

mengkonsumsi ikan, tetapi mereka lahir dengan keadaan sakit dan cacat akibat

dari ibunya yang mengkonsumsi ikan. Anak-anak juga mengalami kesulitan

berbicara yang terputus-putus sehingga sulit untuk dimengerti, leher dan tubuh

mereka juga tersentak-sentak, kaki terlempar-lempar keluar serta selalu tersenyum

malu-malu. Dengan ini, terlihat bahwa mereka dapat dipastikan menderita

penyakit Minamata bawaan.

Efek yang ditimbulkan dalam peristiwa ini adalah masalah sosial yang ada

di dalam masyarakat minamata yaitu seperti korban jiwa, hilangnya mata

pencaharian, kemiskian dan juga diskriminasi sosial yang diterima di masyarakat.

Dalam lingkungan Minamata juga ikut menerimanya yaitu pencemaran

lingkungan di laut Minamata, pencemaran air ini menyebabkan ikan tidak dapat

diambil karena teracuni merkuri yang membuat masyarakat kehilangan sumber

penghasilan. Efek negatif yang ditimbulkan dari kasus ini sangat berdampak besar

dan merugikan kesehatan dan juga lngkungan alam masyarakat Minamata.

Panyakit ini merupakan penyakit yang tidak bisa sembuh walaupun

melakukan pengobatan, itu hanya akan menurunkan gejalanya dan juga terapi

Page 39: ANALISIS BENTUK KASUS FENOMENA MINAMATA

30

fisik bagi penderita. Para korban juga mendapatkan diskriminasi sosial terhadap

lingkungan. Jumlah penduduk Prefektur Kumamoto dan Kagoshima yang menjadi

korban ada lebih dari 17 ribu masyarakat pada tahun 1997. Ada 2.264 ditetapkan

pemerintah sebagai korban, sebanyak 1.408 sebelum tahun 2000 sudah

meninggal. Sebanyak 10.353 korban dinyatakan menjadi korban penyakit mereka

mendapatkan uang kompensasi, ada 12.617 orang yang menjadi korban penyakit

ini. Sebenarnya masih belum diketahui pasti berapa jumlah korban, ada yang

sudah menjadi korban yang telah meninggal terlebih dahulu sebelum adanya

pemberitahuan dari pemerintah dan juga ada penderita yang tidak mau

medaftarkan dirinya dikarenakan malu dan hal lainnya.

Pada tahun 2003, ada 2.265 penderita yang telah disertifikasi dan

sebagiannya sudah meninggal.Sebanyak 10.353 orang menerima satu kali

pembayaran berdasarkan kesepakatan 1995-1996. Ada 1.187 yang juga menerima

hak asuransi kesehatan.

Page 40: ANALISIS BENTUK KASUS FENOMENA MINAMATA

31

BAB III

ANALISIS BENTUK KASUS FENOMENA MINAMATA

3.1 Bentuk Masalah Kasus Minamata

Kasus Minamata menjadi salah satu peristiwa yang

menggemparkan di Jepang. Kasus Minamata merupakan suatu penyakit yang

telah menyerang masyarakat Minamata. Masyarakat mulanya berfikir ini adalah

penyakit menular, karna hampir seluruh masyarakatnya terjangkit. Banyak yang

menjadi korban karena penyakit ini, mereka memiliki gejala seperti lumpuhnya

saraf. Para ahli kesehatan pun mulai mengamati dan meneliti gejala penyakit,

kebiasaan masyarakat maupun pola makan didalam masyarakat. Dari kebudayaan

dan kebiasaan di Minamata ditemukan fakta bahwa mereka adalah pengkonsumsi

ikan yang tinggi. Dan setelah diteliti dan dilakukan pengamatan dalam jangka

waktu yang panjang, dan juga banyaknya berbagai perdebatan, diketahui bahwa

penyebabnya adalah limbah pabrik yaitu merkuri yang mencemari teluk minamata

yang mana ikan-ikan yang dikonsumsi oleh masyarakatnya telah teracuni oleh

limbah merkuri. Ikan-ikan bahkan juga hewan juga ikut teracuni. Penelitian pun

terus dilakukan, akhirnya didapatkan yaitu merkuridari pabrik perusahaan Chisso

yang membuang limbah pabrik mereka ke teluk Minamata. Dalam kasus

Minamata, pengawasan dan kebijakan dari pemerintah masih sangat kurang yang

menyebabkan limbah merkuri terakumulasi hingga mencapai 200-600 ton Hg.

Perusahaan Chisso saat itu sangat berpengaruh dalam meningkatkan

Page 41: ANALISIS BENTUK KASUS FENOMENA MINAMATA

32

perekonomian diJepang dan membuat pemerintah mempertahankan perusahaan

ini tanpa tau bahwa masyarakat berada dalam kesusahan.

Kasus Minamata bukan hanya menjadi masalah sosial dimasyarakatnya,

tetapi juga menjadi masalah lingkungan di Minamata. Masalah sosial yang terjadi

dalam masyarakatnya yaitu :

1. Populasi Penduduk Berkurang

Hampir seluruh masyarakat Minamata terjangkit penyakit minamata dari

mulai kepala keluarga sampai anak-anak mereka.Penyakit yang tidak ada obat ini

menyebabkan keluarga kehilangan anak, istri, maupun suami mereka. Dan ini

menyebabkan populasi di teluk minamata menurun dari waktu kewaktu selama

penyakit minamata masih ada. Bagi yang selamat juga mengalami kecacatan

seumur hidup.Dan juga anak yang berada di dalam kandungan juga ketika

dilahirkan dalam keadaan cacat yang disebabkan ibunya telah terjangkit penyakit

Minamata. Dalam kasus kematian ini, yang paling banyak menjadi korban

kematian adalah para nelayan yang juga sebagai kepala keluarga. Jumlah

penduduk Prefektur Kumamoto dan Kagoshima yang menjadi korban ada lebih

dari 17 ribu masyarakat pada tahun 1997. Ada 2.264 ditetapkan pemerintah

sebagai korban, sebanyak 1.408 sebelum tahun 2000 sudah meninggal. Sebanyak

10.353 korban dinyatakan menjadi korban penyakit mereka mendapatkan uang

kompensasi, ada 12.617 orang yang menjadi korban penyakit ini.

2. Hilangnya Mata pencaharian dan Pekerjaan

Dengan terbuktinya penyakit Minamata berasal dari limbah pabrik chisso

yang mencemari teluk Minamata, Masyarakat yang sebagian besar bekerja

Page 42: ANALISIS BENTUK KASUS FENOMENA MINAMATA

33

sebagai nelayan yang mencari ikan di sekitaran Teluk Minamata tidak dapat lagi

mencari ikan dan apapun yang bisa dihasilkan di sana dikarenakan ikan-ikan

sudah tercemar oleh merkuri. Dan dengan keadaan itu, masyarakat pun kehilangan

pekerjaan dan mata pencaharian. Meskipun ada juga yang menjadi petani, tetapi

sebagian besar profesi mereka disana adalah seorang petani. Meskipun dilarang

karena ikan tercemar, masih ada juga yang menangkap ikan di sana karena

kebutuhan hidup yang tak dapat dihindarkan. Dari kecil, sumber penghidupan

mereka adalah teluk minamata, jadi jika teluk tercemar apalagi yang bisa mereka

lakukan untuk menghasilkan keuangan.

Berikut ini adalah tabele survei penangkapan biota laut di kota Minamata

dari tahun-ketahun semakin berkurang.

Tipe Ikan

Rata-rata,

1950-1953

1954

1955

1956

Belanak 16.000 14.521 10.136 5.901

Udang 4.727 2.452 1.558 945

Ikan Teri 44.514 27.076 12.536 6.926

Gizzard Shad 8.457 1.811 1.615 318

Ikan Cutlass 13.851 7.931 6.535 5.354

Gurita 3.896 2.430 2.033 1.179

Cumi 3.293 2.517 1.480 1.043

Tiram 2.659 1.973 1.427 429

Teripang 2.750 2.302 1.630 535

Belut Laut 2.083 1.726 1..243 603

Page 43: ANALISIS BENTUK KASUS FENOMENA MINAMATA

34

Kepiting 1.441 1.702 1.024 600

Lain-lain 18.789 8.102 4.731 1.660

Total 122.460 74.516 45.984 25.493

3. Kemiskinan

Dengan hilangnya pekerjaan dan mata pencaharian, masyarakat tidak lagi

memiliki sumber penghasilan untuk menghidupi keluarga mereka.Mereka takut

mengambil ikan lagi untuk dikonsumsi sendiri karna sudah mengetahui akibat dari

memakan ikan di Teluk Minamata. Dengan keadaan ini, Masyarakat banyak yang

menuntuk pihak Chisso untuk memberikan dana kompensasi atas kejadian ini dan

untuk mengurangi beban masyarakat Minamata apalagi untuk para keluarga yang

telah ditinggalkan oleh kepala keluarga yang mencari uang untuk kebutuhan

keluarganya.

4. Rasa Malu dan di Telantarkan Keluarga

Bagi masyarakat Minamata yang terkena penyakit minamata bawaan, akan

mengalami kecataan seperti gangguan mental. Dan sebelum diketahui bahwa

penyakit ini disebabkan oleh limbah pabrik Chisso, mereka selalu menganggap

bahwa ini adalah penyakit aneh yang disebabkan oleh keturunan dan kemiskinan.

Mereka begitu malu saat orang-orang melihat mereka saat akan pergi menuju

rumah sakit, mereka harus hidup dalam diam ditengah tekanan dan diskriminasi.

Mereka bahkan tak sanggup untuk tersenyum dan menegakkkan kepala mereka.

Dan setelah diketahui bahwa penyakit ini disebabkan oleh polusi pabrik, mereka

baru bisa menenggakkan kepala di depan orang-orang. Ada juga korban penyakit

Page 44: ANALISIS BENTUK KASUS FENOMENA MINAMATA

35

Minamata yang ditelantarkan keluarga mereka karna membuat malu.Mereka

bahkan ada yang ditinggalkan oleh keluarga karna keluarga mereka berpikir

akanmenyusahkan mereka.Korban hanya bisa berbaring di tempat tidur dan tak

melakukan apapun karna lumpuh total.

5. Diskriminasi Sosial

Diskriminasi sosial adalah suatu tindakan,sikap ataupun prilaku yang tidak

adil yang dilakukan oleh seseorang ataupun kelompok terhadap seseorang ataupun

kelompok lain.Diskriminasi sosial ini terjadi pada masyarakat Minamata, seperti

dikucilkan dari lingkungan lain, dilarang pergi tempat umum karna terlihat aneh

dengan penyakit yang diderita serta sulit mendapatkan pasangan hidup.Hal ini

mungkin terlihat dari bagaimana kondisi fisik dari seseorang yang terjangkit

penyakit Minamata.Bentuk Fisik seperti memiliki kecatatan pada tubuhnya

membuat seorang penyakit Minamata mendapatkan diskriminasi dari sebagian

orang.

Masalah dalam lingkungan Minamata juga tak dapat terhindarkan

lagi.Penyakit minamata tidak hanya membahayakan kesehatan masyarakat, tetapi

juga merusak lingkungan.Pada tahun 1957 dilaporkan terdapat zat beracun yang

ada ditubuh biota laut yang ditagkap para nelayan disana.Penyebab racun tersebut

adalah dari limbah pabrik Chisso yaitu merkuri.Laut Minamata pun tercemar dan

mengakibatkan kerusakan pada ekosistem laut yang membuatnya menjadi polusi

lingkungan. Merkuri merupakan racun yang berbahaya, sulit terurai,serta memiliki

daya ikat yang besar dalam jaringan tubuh, terutama pada biota laut. Melalui

proses penyerapan air dan rantai makanan, merkuri masuk kedalam tubuh ikan

Page 45: ANALISIS BENTUK KASUS FENOMENA MINAMATA

36

kemudian terakumulasi dengan proses biokumulasi dan biomagnifikasi didalam

jaringan tubuh ikan. Merkuri yang ada didalam tubuh ikan-ikan akan merusak

sistem enzimatik yang dapat menimbulkan penurunan kemampuan adaptasi

hewan terhadap lingkungan yang sudah tercemar.

Teluk Mianamata sudah terjadi pencemaran lingkungan,yaitu pencemaran

air akibat dari industri Chisso, ini menjadi masalah bagi kehidupan di masyarakat

dan kehidupan alam sekitar serta biota laut. Pencemaran air adalah tercampurnya

suatu zat yang berbahaya kedalam air dan juga berubahnya tatanan air akibat dari

aktivitas masyarakat, yang membuat akualitas dari air menurun ditingkat yang

membuat air tersebut tidak bisa dimanfaatkan sebagaimana mestinya. Proses

pencemarannya melalui proses panjang dengan masuknya limbah merkuri ke

perairan teluk Minamata juga gas asap didalam produksi minamata yang terbang

keudara, lalu berkumpul dan membentuk awan dengan udara yang lain.Awan-

awan tersebut semakin banyak dan lama kelamaan menghasilkan awan yang

gelapdan kemudian menghasilkan tetesan-tetesan air hujan, tetesan air hujan itu

telah terkontaminasi zat kimia dan kemudian air hujan itu menetes kedalam

perairan teluk Minamata.Limbah tersebut tercampur keekosistem air yang

membuat teluk Minamata terkontaminasi dan merkuri pun terendap di dalam teluk

yang membuat ikan dalam perairan Minamata ikut terkontaminasi.Kasus

pencemaran merkuri yang paling besar terjadi di Minamata dan tidak ada yang

mengetahui dan menyadari bahwa laut Minamata telah tercemar merkuri.

Bukan hanya biota laut yang tercemar, hewan-hewan yang hidup dan

tinggal di daerah Minamata juga ikut mendapatkan efek dari pencemaran

tersebut.Binatang seperti kucing-kucing yang ada di minamata ikut menjadi

Page 46: ANALISIS BENTUK KASUS FENOMENA MINAMATA

37

korban.Satu persatu kucing-kucing tersebut mati di karenakan mereka juga

mengkonsumsi ikan yang diberikan oleh masyarakat Minamata.Hewan-hewan

yang juga ikut menjadi korban yaitu tikus, burung gagak, dan burung Laut.

Dengan peristiwa Minamata ini, pihak-pihak yang terkait dan juga

masyarakat harus lebih memperhatikan lingkungannya, terlebih perusahaan yang

memproduksi dengan zat kimia yang berbahaya harus lebih memperhatikan

bagaimana kesehatan wilayah tempat pabrik itu berdiri.Kasus Minamata

merupakan polusi dan pencemaran yang membahayakan. Maka perlu dilakukan

antisipasi dan difikirkan apa yang akan terjadi kedepannya jika melakukan

tindakan yang dilarang.

3.1.2 Kembali ke Konsep Alam

Kehidupan masyarakat Jepang tak pernah lepas dari alam, mereka sangat

menghargai alam karna alam sudah menjadi bagian dari mereka dan alam

mempunyai kedudukan yang sama, merawat alam sudah menjadi pribadi dalam

diri masyarakat Jepang. Sebuah gejala maupun fenomena dari alam mutlak terjadi

dan tak dapat dihindarkan, maupun itu disebabkan oleh alam maupun manusia itu

sendiri.Kasus Minamata terjadi akibat dari kelalaian manusia yang hanya mencari

keuntungan untuk berbagai pihak tanpa melihat bagaimana efek ke keadaan alam

maupun lingkungan sekitar.Kerusakan alam Minamata yang sangat besar

membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk mengembalikannya seperti semula.

Dengan adanya peristiwa ini menyadarkan masyarakat Minamata untuk

lebih sadar terhadap alam sekitarnya dengan menjaga dan memperhatikan

Page 47: ANALISIS BENTUK KASUS FENOMENA MINAMATA

38

alam.Mereka tidak pasif lagi dalam menjaga alam dan lingkungan karena

berpengaruh terhadap kehidupan mereka.Masyarakat Minamata sadar untuk

membersihkan lingkungan dan membuang sampah pada tempatnya.Agar peristiwa

ini tak terulang kembali masyarkat pun bersama-sama menjaga dan melestarikan

lingkungan mereka.

Mereka kini telah sadar bahwa kebutuhan dasar lingkungan hidup yaitu

udara, air bersih dan sinar matahari.Fenomena polusilingkungan ini terjadi akibat

melalaikan kebutuhan dasar tersebut. Melihat bagaimana tingginya tingkat suatu

pencemaran tidak hanya dari kesehatan masyarakat saja, tetapi kerusakan fisik dan

biologis (alam) juga harus di perhatikan.

Masyarakat Minamata yang terus menjaga lingkungan nya dan terus

berbenah dengan kegiataan hidup ramah lingkungan dengan memperbaiki teluk

Minamata agar menjadi suatu kebiasaan, hidup bersih dengan membuang sampah

dan lebih menjaga dan mencintai alam. Mereka terus berbenah dan menjadi salah

satu kota ramah lingkungan dan memperoleh sertifikasi ISO 14001 untuk

manajemen lingkungan.

3.2 Usaha Pemerintah dan Masyarakat dalam Menanggulangi Kasus

Minamata

Dalam Kasus minamata yang menyerang masyarakat Minamata dan juga

lingkungannya, pemerintahterlihat sangat lamban dalam mengatasipermasalahan

ini.Ditahun 1966, Pemerintah Jepang memberikan pernyataan agar menutup

saluran pencemaran melalui pengaturan limbah, dan ditahun 1968 produksi dari

Page 48: ANALISIS BENTUK KASUS FENOMENA MINAMATA

39

asetildehida di hentikan dan volume limbah tidak terjadi penambahan. Dan pada

tahun 1968 pemerintah juga mengumumkan bahwa penyakit minamata berasal

dari perusahan Chisso. Awal berjangkitnya penyakit minamata Pemerintah

memberikan bantuan keuangan khususnya biaya pengobatan bagi penderita

Penyakit Minamata.Setelah mengetahui penyebab penyakit Minamata,

kompensasi hanya di berikan bagi pasien yang bersertifikasiyang berkaitan

dengan polusi. Sertifikasi diberikan oleh Pemerintahan Prefektur Kumamoto

kepada pasien yang menjalani pemeriksaan medis dan juga pertimbangan dokter

bahwa pasien telah terjangkit Penyakit Minamata.Sebanyak 2.955 sudah

disertifikasi untuk penderita penyakit dengan total biaya 144.100.000.000 yen

telah dibayarkan sebagai dana kompensasi.

Setelah mengetahu adanya penyakit Minamata ini, adapun antisipasi yang

dilakukan pemerintah dan masyarakat dalam Kasus Minamata adalah sebagai

berikut.

1. Setelah mengetahui bahwa limbah merkuri adalah penyebab dari kasus

Minamata,Kementrian Perdagangan Internasional dan Perindustrian

memerintahkan Perusahaan Chisso untuk memberhentikan

pembuangan limbah ke mulut sungai Minamata dan mengembalikan

pembuangan seperti sebelumnyapada tanggal 21 Oktober

1958.Kementrian juga memerintahkan perusahaan Chisso untuk

mendirikan instalasi pengolahan limbah yaitu cylator, tetapi tetap tidak

berfungsi dengan baik.

2. Perusahaan Chisso memperkenalkan sebuah sistem Resirkulasi pada

tahun 1960. Resirkulasi adalah usaha untuk mengontrol kualitas air

Page 49: ANALISIS BENTUK KASUS FENOMENA MINAMATA

40

dengan proses filtrasi atau penyaringan. Pada tahun 1966 juga

membuat sirkulasi yang berarti pergantian air pada suatu tempat yang

bertujuan untuk memperbaiki kualitas air. Namun tetap saja limbah

masih saja ditemukan.

3. Larangan penangkapan ikan yang ada di sekitar Teluk Minamata.

Kelompok nelayan memenuhi perintah untuk tidak melakukan

penangkapan ikan secara sukarela. Walaupun begitu masih ada saja

nelayan yang masih menangkap ikan karena berada dalam kondisi

kemiskinan.

4. Melakukan survey dan melakukkan penelitian kepada pasien. Salah

satunya yaitu Inoue Takefumi yang bertugas untuk memeriksa gejala-

gejala psikiatrinya dan Takagi Motoaki yang juga meneliti gejala pada

saraf. Setelah selesai melakukan peelitian mereka bersama para

peneliti yang lain untuk menangani kasus bersama-sama.

Dengan adanya peristiwa ini, Pemerintah jepang selalu melakukan

pengawasan terhadap limbah industri. Diberlakukan standard mutu terhadap

limbah, sebelum limbah di buang maka limbah harus diolah terlebih dahulu.Oleh

karena itu, tahun 1970dibuat dan dijalankannya perundang-undangan

tentangmengendalikan Pencemaran Air, memaksakan pengaturan dan

terkontrolnya pembuangan limbah air di Jepang. Dan juga menindak tegas bagi

para pihak-pihak yang masih membuang limbah yang membahayakan bagi

Masyarakat. Pabrik industri yang menggunakan bahan zat kimia yang berbahaya

harus mengganti bahan baku yang lebih aman serta ramah lingkungan, dan juga

harus mengetahui cara pembuangan limbah dengan benar.

Page 50: ANALISIS BENTUK KASUS FENOMENA MINAMATA

41

Pada tanggal 10 Oktober 2013, Jepang mengadakan Konvensi Minamata

di Prefektur Kumamoto. Konvensi Minamata tentang merkuri ini dihadiri dan

ditandatangani oleh 1.000 orang perwakilan, sebanyak 139 negara per daerah dan

92 negara Uni Eropa pun ikut dalam konvensi ini. Konvensi ini mencermnkan

semangat bersama untuk tidak mengulangi peristiwa seperti ini akibat dari

pencemaran merkuri di Teluk Minamata.Diadakannya konvensi ini bertujuan agar

terlindunginya kesehatan manusia serta lingkungan dari merukuri yang disengaja

akibat dari kegiatan manusia itu sendiri.

Masyarakat Minamata yang juga tak terlepas dari kasus Minamata juga

ikut andil dalam memperbaiki keadaan lingkungan mereka sendiri. Masyarakat

membersihkan teluk Minamata dengan cara mengeruk hingga ke dasar teluk yang

tercemar merkuri. Kemudian di pasang jaring guna menghindari masyarakat

minamata mengambil ikan yang sudah tercemar merkuri.Jaring dipasang sejak

tahun 1970an dia area sekitar teluk Minamata.Dan setelah jaring di lepas, terus

dilakukan pemantauan dan tercatat dampak merkuri sudah semakin sedikit dan

masuk kedalam batas sehat, sehingga ikan diteluk Minamata sudah bisa ditangkap

kembali. Selama jaring menutupi teluk Minamatnya, masyarakat Minamata

mendapat dana kompensasi sebesar 1 juta yen pertahun karna tidak memiliki

penghasilan akibat mata pencaharian yang hilang. Tahun 1997, jaring tersebut

diangkat dan subsidipun dihentikan oleh pemerintah.

Masyarakat juga terus-menerus meningkatkan pengelolaan lingkungan

hidup dengan mengolah sampah dan mengurangi pemakaian sampah plastik yang

juga melibatkan para ibu-ibu rumah tangga di Minamata. Masyarakat membuat

Page 51: ANALISIS BENTUK KASUS FENOMENA MINAMATA

42

kelompok untuk mengadakan penyuluhan tentang pengurangan sampah plastik.

Maka, dibuatlah sebuah gerakan masyarakat yang perduli terhadap lingkungan

dan disebut dengan chounaikai. Dengan munculnya chounaikai,mengajarkan

masyarakat untuk sadar membuang sampah pada tempatnya, dapat memilah-milah

sampah dan kemudian mendaur ulang sampah tersebut. Dengan total penduduk

sekitar 28.400 ada Sebanyak 28 orang yang diberikan penghargaan yaitu

“Environmental Master“, oleh masyarakat dan pemerintah. Orang-orang itu

adalah orang yang benar-benar melakukan tindakan untuk lingkungan secara

langsung untuk meningkatkan kualitas lingkungan dan juga menjaga dan

menghargai lingkungan.

Pada tahun 2004-2005, kota Minamata mendapatkan penghargaan

Japanese Top Eco-City. Konsep Eco-Town sudah dimulai ditahun 1992, dan

menargetkan untuk pengurangan gas rumah kaca. Dengan adanya kejadian ini

masyarakat mengadakan kegitan untuk hidup ramah lingkungan, pengembangan

industri ramah lingkungan, dan pengembangan kota untuk pembelajaran

lingkungan.

Page 52: ANALISIS BENTUK KASUS FENOMENA MINAMATA

43

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

1. Kasus Minamata berada di Kota Minamata merupakan Kasus yang

disebabkan oleh Pencemaran Limbah merkuri oleh perusahaan Chisso yang

membuang limbah pabrik di perairan minamata yang menimbulkan penyakit yang

menyerang syaraf pusat dan penderitanya mengalami kematian. Kasus Minamata

menimbulkan masalah sosial dan juga masalah lingkungan di minamata. Masalah

sosial yang ditimbulkan adalah kehilangan anggota keluarga, kehilangan mata

pencaharian dan pekerjaan, kemiskinan, rasa malu dan ditelantarkan keluarga dan

diskriminasi sosial. Masalah lingkungan yang ditimbulkan adalah tercemarnya

perairan di teluk minamata oleh limbah merkuri yang menimbulkan keracunan

ikan-ikan, kerang dan biota laut lainnya. Tidak hanya biota laut yang ikut

tercemar tetapi juga hewan hewan di Minamata seperti Kucing, tikus, burung

gagak, dan burung-burung laut.

2. Masyarakat dan Pemerintah ikut juga menanggulangi kasus ini.

Pemerintah memberikan dana kompensasi bagi para pasien yang sudah

disertifikasi dan juga menutup perusahaan Chisso agar tidak beroperasi lagi. Pada

tahun 1970, Perundang-undangan tentang pencemaran air mulai di

berlakukan.Dan pada Oktober 2013 mengadakan Konvensi Minamata di Prefektur

Kumamoto, Konvensi Minamata tentang merkuri ini ditandatangani sebanyak

1.000 perwakilan, ada 139 negara perdaerah, 92 negaradari Uni Eropa.Konvensi

inimemiliki tujuan agar terlindunginya kesehatan manusia serta lingkungan dari

Page 53: ANALISIS BENTUK KASUS FENOMENA MINAMATA

44

merukuri yang disengaja akibat perbuatan manusia.Masyarakat juga mengatasi

permasalahan lingkungan dengan membersihkan perairan Minamata dan juga

memasang jaring agar ikan-ikan yang tercemar merkuri tidak diambil oleh

masyarakat. Dan juga masyarakat lebih menghargai dan mencintai lingkungan

dengan membersihkan lingkungan Dengan hadirnya gerakan chounaikaiyang

bertujuan untuk sadarakan pengurangan pemakaian kantong plastik dan

pengelolaan sampah oleh ibu-ibu rumah tangga dan pada tahun 2004-2005

mendapatkan penghargan Japanese Top Eco-City.

4.2 Saran

Dengan adanya peristiwa Minamata ini, pemerintah hendaknya lebih

memperhatikan perindustrian di jepang peristiwa ini tidak terulang kembali

dengan memberikan peraturan dan sanksi hukum bagi yang melanggarnya.

Peristiwa yang disebabkan kelalaian oleh manusia ini, harusnya membuat kita

sadar akan akibat yang akan ditimbulkan dari perbuatan yang dilakukan.

Masyarakat pun harus lebih mencintai dan menghargai alam dengan cara menjaga

dan selalu memperhatikan kondisi lingkungannya agar lebih bisa mengantisipasi

keadaan seperti pencemaran lingkungan tidak semakin meluas. Dan juga menjadi

sebuah pelajaran bagi Indonesia agar lebih bijak dalam menangani kasus

pencemaran di Lingkungan sekitarnya seperti sungai yang kotor akibat limbah

rumah tangga, sampah, limbah pabrik serta menjaga kesehatan diri dan

lingkungan agar terhindar dari kasus pencemaran seperti di Minamata. Sadar akan

limbah sangat berbahaya bila dibiarkan terus-menerus akan mengancam

kehidupan dan juga lingkungan.

Page 54: ANALISIS BENTUK KASUS FENOMENA MINAMATA

45

DAFTAR PUSTAKA

Hadiwijono, H. 1995. Sari Sejarah Filsafat Barat Jilid 2.Yayasan Kanisius.

Intan E. 2017.Tragedi Minamata Sebagai Titik Awal Strategi Kebijakan Ekonomi

Hijau Jepang. Skripsi. Tidak Diterbitkan. Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu

Politik. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta: Yogyakarta.

Koentjaraningrat. 1976. Manusiadan Kebudayaan Jakarta :Jambatan.

______________. 1990. Metode Penelitian masyarakat. Jakarta : PT. Gramedia

Pustaka Umum.

Krisno, Pangeran Leko. 2017. Kemajuan Industri dan Dampak Lingkungan Di

Jepang Sebelum Tahun 1950. Jurnal Lensa Budaya, 12 (1).

Nasution. M. A.2001. Metode Penelitian. Jakarta :Gramedia Pustaka Umum.

Nasir, M. 1988. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia.

Nawawi, H. 2001. Metodologi Bidang Sosial. Yogyakarta : Gajah Mada

University Press.

Masazumi, H. 2005. Tragedi Minamata. Makassar : Media Kajian Sulawesi.

Soelaeman, M. 1986. Ilmu Sosial Dasar :Teori dan Konsep Ilmu Sosiologi.

Bandung : Eesco.

Soetomo.1995. Masalah Sosial dan Pembangunan. Jakarta : Dian Pustaka

Stockwin, J.A.A. 2013. Dictionary of the Modern Politics of japan.

London. RoutledgeCurzon.

Page 55: ANALISIS BENTUK KASUS FENOMENA MINAMATA

46

Upe, A. 2010.Tradisi Aliran Sosiologi Dari Aliran Filosofi Positivistik ke post

Positivistik.

https://en.wikipedia.org/wiki/Chisso

https://en.wikipedia.org/wiki/Minamata,_Kumamoto

http://journal.unhas.ac.id/index.php/jlb/article/download/3115/1731

http://jabrikyuwana.blogspot.com/2010/03/kasus-minamata.html

http://kmhdi.org/2011/03/kekuatan-naturalisme-dan-bencana-jepang/

https://kumparan.com/lampu-edison/fakta-tentang-jepang-orang-jepang-dan-alam

https://id.scribd.com/doc/144869927/NATURALISME-JEPANG

http://repository.maranatha.edu/7384/3/0542038_Chapter1.pdf

http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/2009-2-00338-

JP%20Bab%201.pdf

http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/16052/BAB%20III1.pdf?

sequence=7&isAllowed=y

http://repositori.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/6007/130722002.pdf?sequ

ence=1&isAllowed=y

Page 56: ANALISIS BENTUK KASUS FENOMENA MINAMATA

47

LAMPIRAN

a. Peta Daerah Minamata

(Via Google Maps)

b. Penderita Penyakit Minamata

(https://www.bandwmag.com/articles/takeshi-ishikawa-revisiting-minamata)

Page 57: ANALISIS BENTUK KASUS FENOMENA MINAMATA

48

c. Penderita Penyakit Minamata Bawaan Pada Anak dan Bayi

(http://pidpidpid.blogspot.com/2014/06/kasus-minamata-keracunan-

toksilogi.html)

d. Penderita Penyakit Minamata bawaan Pada bayi

(https://twitter.com/ehsurabaya/status/711914463801118720)

Page 58: ANALISIS BENTUK KASUS FENOMENA MINAMATA

49

ABSTRAK

ANALISIS BENTUK KASUS FENOMENA MINAMATA

Jepang dikenal sebagai Negara dengan Industri yang sangat berkembang.

Dengan berkembangnya industri di suatu Negara, Maka semakin meningkat pula

kehidupan ekonomi dan kemajuan Negaranya. Salah satu industri yang

berkembang di Jepang adalah Chisso Corporation yang terletak di Kota Minamata.

Kota Minamata terletak di Prefektur Kumamoto. Minamata adalah sebuat teluk di

pantai barat Kyushu, teluk ini adalah bagian dari laut Shinurai yang diapit diantara

pulau-pulau di Prefektur Kumamoto dan Nagasaki. Sebagian besar masyarakat

Minamata adalah petani dan Nelayan kecil. Dengan adanya perusahaan Chisso di

Kota Minamata, Memberikan perekonomian yang lebih baik kepada masyarakat.

Seiring dengan berkembangnya perusahaan Chisso di Kota Minamata, Dampak

dari pembuangan limbah Chisso pun tidak dapat dihindarkan lagi. Limbah

Merkuri yang di buang keperairan Teluk Minamata oleh perusahaan Chisso

mengakibatkan muncul penyakit berbahaya yang menjangkiti hampir seluruh

Masyarakat Minamata.

Penyakit Minamata adalah penyakit yang menyerang syaraf pusat yang

disebabkan oleh keracunan air raksa. Gejala penyakit ini seperti kesemutan pada

kaki dan tangan, lemas-lemas, penyempitan sudut pandang dah hilangnya

kemampuan berbicara dan pendengaran. Gejala ini akan semakin memburuk

disertai dengan kelumpuhan, kegilaan, jatuh koma dan akhirnya meninggal.

Penyakit ini juga menyerang janin didalam kandungan yang ketika dilahirkan

dalam kecacatan. Penyakit ini disebabkan oleh limbah merkuri perusahaan Chisso

Page 59: ANALISIS BENTUK KASUS FENOMENA MINAMATA

50

yang membuang limbahnya diperairan Teluk Minamata. Limbah ini meracuni

ikan-ikan, kerang dan biota laut di Teluk Minamata yang mana ikan-ikan ini

dikonsumsi oleh Masyarakat. Limbah merkuri minamata tidak hanya

menimbulkan masalah dalam masyarakat tetapi masalah pencemaran lingkungan

alam Minamata juga tidak dapat dihindarkan lagi. Limbah merkuri mencemari

perairan teluk minamata yang membuat biota laut mati, Bahkan hewan-hewan

seperti tikus, kucing, burung pun mati akibat dari limbah merkuri ini. Akibat

limbah merkuri yang dibuang ke teluk Minamata oleh Perusahaan Chisso,

Pemerintah pun memerintahkan kepada Chisso untuk berhenti berproduksi.

Dalam skripsi ini penulis ingin mengetahui bentuk masalah dari kasus

fenomena Minamata dan bagaimana pemerintah dan masyarakat Mianamata

menanggulangi Permasalahan ini. Untuk penelitian ini digunakan metode

kepustakaan dan dari internet untuk mendapatkan data-data dan informasi yang

dibutuhkan. Bentuk masalah kasus Minamata adalah masalah sosial dan juga

masalah lingkungan. Masalah sosial yang dihadapi oleh masyarakat Minamata

adalah kehilangan Anggota keluarga, kehilangan pekerjaan dan mata pencaharian,

kemiskinan, rasa malu dan juga ditelantarkan. Penyakit minamata menimbulkan

kematian bagi masyrakatnya dan juga menghilangkan mata pencaharian

masyarakat yang membuat masyarakat Minamata mengalami masalah ekonomi

yang mengakibatkan kemiskinan dan juga banyak orang malu akibat mereka

terjangkit penyakit ini. Banyak juga mereka yang ditelantarkan keluarganya

karena dianggap menyusahkan keluarga. Masalah lingkungan yang ada di kota

Minamata yaitu polusi lingkungan yang mengakibatkan pencemaran air diteluk

Minamata. Banyak biota laut dan hewan-hewan di lingkungan Minamata mati.

Page 60: ANALISIS BENTUK KASUS FENOMENA MINAMATA

51

Dengan adanya peristiwa ini peran pemerintah dalam menangulangi

permasalahan yaitu dengan memberhentikan produksi dari perusahaan Chisso,

memberikan dana kompensasi bagi masyarakat yang sudah di Sertifikasi,

membuat perundang-undangan tentang pencemaran air dan mengadakan Konvensi

Minamata di Prefektur Kumamoto. Masyarakat juga ikut andil dalam

menanggulangi kasus ini. Dengan peristiwa ini, masyarakat seakan tersadar untuk

lebih menghargai dan menjaga alam. Kasus Minamata adalah akibat dari kelalaian

manusia itu sendiri. Tingkat suatu pencemaran tidak hanya dilihat dari kesehatan

masyarakatnya saja tetapi kerusakan fisik dan biologis (alam) juga perlu

diperhatikan. Masyarakat membuat kelompok untuk mengadakan penyuluhan

tentang pengurangan sampah plastik. Munculah gerakan masyarakat perduli

terhadap lingkungan yang disebut dengan chounaikai. Masyarakat dan pemerintah

memberikan penghargaan kepada sejumlah orang yang secara nyata melakukan

upaya pengelolaan lingkungan. Sebanyak 28 orang (dari 28.400 total penduduk

kota) diberi penghargaan sebagai “Environmental Master“. Pada tahun 2004-

2005, kota Minamata resmi mendapatkan Japanese Top Eco-City.

Page 61: ANALISIS BENTUK KASUS FENOMENA MINAMATA

52

水俣市での現象事件の形態の分析

日本に ほ ん

は途上とじょう

している産業さんぎょう

の国くに

として知し

られている。ある国くに

におけ

る産業さんぎょう

が途上とじょう

とともに、その景気け い き

も国くに

の発展はってん

もますます増加ぞ う か

していく。

日本に ほ ん

における発展途上産業の一ひと

つは水俣市みなまたし

に位置い ち

するチッソち っ そ

株式会社かぶしきがいしゃ

であ

った。水俣市みなまたし

は熊本県くまもとけん

に位置い ち

している。水俣みなまた

は九州西海岸きゅうしゅうにしかいがん

での湾わん

で、

熊本県くまもとけん

と長崎ながさき

の島々の 間あいだ

に挟はさ

まれているしぬらい海うみ

の一部い ち ぶ

である。

水俣社会みなまたしゃかい

のほとんどは農民のうみん

と小ちい

さな漁師りょうし

である。水俣みなまた

にチッソち っ そ

株式会社かぶしきがいしゃ

存在そんざい

のおかげで、地域社会ちいきしゃかい

に景気け い き

が良よ

くなっていることを与あた

える。水俣市みなまたし

にチッソ株式会社かぶしきがいしゃ

が途上とじょう

することにつれて、廃棄物処理はいきぶつしょり

の影響えいきょう

も避さ

けら

れなかった。チッソ株式会社かぶしきがいしゃ

が水俣湾みなまたわん

の水域すいいき

に廃棄は い き

されている水銀廃棄物すいぎんはいきぶつ

はぼぼの水俣市社会みなまたししゃかい

に感染かんせん

し、危険き け ん

な病気びょうき

を引ひ

き起お

こすことになっていた。

水俣病みなまたびょう

は水銀中毒すいぎんちゅうどく

によりる、引ひ

き起お

こされる中枢神経ちゅうすうしんけい

を攻撃こうげき

る病気びょうき

である。この病気びょうき

の症 状しょうじょう

は脚あし

や腕うで

のチクチクすること、弱よわ

くなる

こと、視点し て ん

の狭せば

まること、発話は つ わ

や聴 力ちょうりょく

の喪失そうしつ

などである。症 状しょうじょう

が麻痺ま ひ

狂気きょうき

、昏睡状態こんすいじょうたい

に陥おちい

り、ついには死し

ぬまで悪化あ っ か

する。この病気びょうき

も子宮しきゅう

の胎児た い じ

を攻撃こうげき

し、生う

まれたときに障害しょうがい

になる影響を与あた

える。この病気びょうき

Page 62: ANALISIS BENTUK KASUS FENOMENA MINAMATA

53

チッソ株式会社かぶしきがいしゃ

が水俣湾みなまたわん

の水域すいいき

に水銀廃棄物すいぎんはいきぶつ

を廃棄は い き

する原因げんいん

で、その

廃棄物はいきぶつ

は魚さかな

、貝かい

、海洋生物かいようせいぶつ

などを汚染お せ ん

し、これらの魚さかな

は水俣社会みなまたしゃかい

に消費しょうひ

されてしまった。水銀廃棄物すいぎんはいきぶつ

は水俣社会みなまたしゃかい

に問題もんだい

を起お

こすだけではなく、

水俣自然環境みなまたしぜんかんきょう

の汚染お せ ん

の問題もんだい

も避さ

けられなかった。水銀廃棄物すいぎんはいきぶつ

は水俣湾みなまたわん

水域すいいき

に汚染お せ ん

し、海洋生物かいようせいぶつ

はなくなってしまった。ネズミ、猫ねこ

、鳥とり

などの

動物どうぶつ

までもその廃棄物はいきぶつ

でなくなってしまった。チッソち っ そ

株式会社かぶしきがいしゃ

が水俣湾みなまたわん

水銀廃棄物すいぎんはいきぶつ

を廃棄は い き

した結果け っ か

、政府せ い ふ

はチッソ株式かぶしき

に生産せいさん

をやめると命めい

じた。

この論文ろんぶん

には筆者ひっしゃ

が水俣みなまた

でどんな問題もんだい

の形態けいたい

か、そして政府せ い ふ

と社会しゃかい

はどのようにこの問題もんだい

を扱あつか

うか分析した。この論文ろんぶん

には必要ひつよう

なデータを

得え

るために、インタネットからのライブラリ方法ほうほう

を使用し よ う

した。水俣みなまた

問題形態もんだいけいたい

は社会問題しゃかいもんだい

と環境問題かんきょうもんだい

であった。水俣社会みなまたしゃかい

が直面ちょくめん

する社会問題しゃかいもんだい

は家族員かぞくいん

を失うしな

い、生計せいけい

や仕事し ご と

を失うしな

い、貧困ひんこん

、恥辱ちじょく

、そして無視む し

される感かん

じのことであった。水俣病みなまたびょう

は水俣社会みなまたしゃかい

に死し

をもたらし、生計せいけい

も失うしな

ってし

まうことで貧乏びんぼう

につながる経済問題けいざいもんだい

が起お

こり、この病気びょうき

にかかる人々ひとびと

当惑とうわく

した。家族か ぞ く

を困こま

らせると考かんが

えられたため、家族か ぞ く

に無視む し

された人ひと

もほ

Page 63: ANALISIS BENTUK KASUS FENOMENA MINAMATA

54

とんどいた。水俣みなまた

での環境問題かんきょうもんだい

は水俣湾みなまたわん

に水質汚濁すいしつおだく

をもたらす環境汚染かんきょうおせん

のことであった。水俣みなまた

にいる多おお

くの海洋生物かいようせいぶつ

や動物どうぶつ

などがなくなった。

この事件じ け ん

では政府せ い ふ

の役割やくわり

はチッソ株式会社かぶしきがいしゃ

が生産せいさん

を作つく

ることを停止て い し

し、認定にんてい

されている人ひと

に補償金ほしょうきん

を支払し は ら

い、水質汚濁すいしつおだく

に関かん

する法律を制定せいてい

し、

それから熊本県くまもとけん

でコンベンションを開催かいさい

する。社会しゃかい

もこの問題もんだい

を扱あつか

うこ

とに参加さ ん か

した。この事件じ け ん

で社会しゃかい

は自然し ぜ ん

に感謝かんしゃ

したり、守まも

ったりすることを

認識にんしき

した。水俣みなまた

の事件じ け ん

はその自体過失じ た い か し つ

の結果け っ か

であった。汚染お せ ん

レベルは社会しゃかい

の健康けんこう

から見み

るだけではなく、物理的ぶつりてき

および生物学的せいぶつがくてき

(自然し ぜ ん

)な損害そんがい

にも

注意ちゅうい

が必要ひつよう

であった。社会しゃかい

はごみを減へ

らすについてのカウンセリングを

行おこな

うグールプを作った。町内会ちょうないかい

という環境かんきょう

ケアグールプが生う

まれた。

政府せ い ふ

と社会しゃかい

が実際じっさい

に環境管理かんきょうかんり

に努つと

める人ひと

に 賞しょう

を授与じ ゅ よ

した。十八人とはちにん

(二万八千四百合計にまんはっせんよんひゃくごうけい

の人口じんこう

から)が“ エンビロンメンタルマステル“ と

して賞しょう

をもらった。水俣市みなまたし

は正式せいしき

に Japanese Top Eco-City という 賞しょう

授与じ ゅ よ

してもらった。