2
Buletin Teknik Pertanian Vol. 8. Nomor 2, 2003 47 P akan merupakan salah satu faktor terpenting dalam usaha ternak, karena keberhasilan usaha ternak sangat ditentukan oleh pakan yang diberikan. Namun, kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa masih banyak peternak yang memberikan pakan tanpa memperhatikan persyaratan kualitas, kuantitas, dan teknik pemberiannya. Akibatnya, produktivitas ternak kurang optimal, bahkan banyak peternak mengalami kerugian akibat pemberian pakan yang kurang sempurna. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sekitar 70% dari produktivitas ternak dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan 30% lainnya oleh faktor genetik. Di antara faktor lingkungan tersebut, aspek pakan mempunyai pengaruh yang paling besar yaitu sekitar 60%. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun potensi genetik ternak tinggi, tetapi bila pakan yang diberikan tidak memenuhi persyaratan kualitas dan kuantitas, maka produktivitas yang tinggi sulit untuk dicapai. Di samping mempengaruhi produktivitas ternak, pakan juga merupakan komponen terbesar dalam biaya produksi, dapat mencapai 60-80% dari keseluruhan biaya produksi. Dengan demikian, dalam memproduksi pakan tidak hanya perlu memperhatikan kualitasnya saja, tetapi harga pakan juga harus ekonomis, murah, dan terjangkau oleh kemampuan peternak (Siregar, 1994). Kebutuhan akan energi dan protein untuk domba di daerah beriklim sejuk telah banyak dilaporkan, antara lain oleh Van de Wiel et al . (1976), Doney (1979), dan Russel (1979). Namun, informasi mengenai kebutuhan energi dan protein domba di daerah tropika basah, seperti domba lokal Indonesia relatif terbatas (Mathius, 1999). Pakan domba dapat berupa pakan hijauan seperti rumput maupun pakan buatan. Complete Feed merupakan pakan yang dibuat dari limbah pertanian seperti kulit kacang, tumpi jagung, jerami kedelai, tetes tebu, kulit kakao, kulit kopi, ampas tebu, pucuk tebu, tongkol jagung, bungkil biji kapuk, dedak padi, onggok kering, dan bungkil kopra. Pakan tersebut diformulasikan sedemikian rupa sehingga semua nutrisi kebutuhan ternak domba bisa terpenuhi. Meskipun sampai saat ini sumbangan daging domba terhadap total produksi daging yang berasal dari ruminansia baru mencapai 10% (Direktorat Jenderal Peternakan, 1995), pengembangan domba perlu digalakkan sebagai salah satu upaya mengurangi impor daging sapi. Selain untuk me- menuhi substitusi kebutuhan daging sapi dalam negeri, usaha pengembangan ternak domba juga membuka peluang untuk memenuhi permintaan pasar luar negeri (Praharani, 1999). Percobaan ini bertujuan untuk membuktikan bahwa pemeliharaan domba tidak selalu harus mengandalkan rumput sebagai pakan, tetapi pakan tersebut bisa diganti dengan pakan alternatif antara lain pakan buatan pabrik yaitu Complete Feed. BAHAN DAN METODE Percobaan dilaksanakan di Desa Selopuro, Kecamatan Selopuro, Blitar, Jawa Timur pada bulan Februari 2002. Domba jantan bakalan yang digunakan berjumlah 100 ekor dengan umur 5-8 bulan dan bobot badan awal 15-20 kg. Pada umur 5 bulan, kadang-kadang bobot badan domba sudah mencapai 15 kg. Domba dipelihara dalam kandang berukuran 1 m x 1,20 m untuk setiap 3 ekor domba. Domba sengaja ditempatkan agak berdesakan agar tidak banyak kalori yang terbuang. Tempat pakan yang terbuat dari papan diletakkan di depan kandang dan tempat minum yang terbuat dari paralon besar diletakkan di belakang kandang. Domba diberi obat cacing Calbasen cair S/G dengan dosis 4 ml/ekor melalui mulut. Pakan yang diberikan adalah Complete Feed tanpa ditambah rumput. Rata-rata takaran pemberian pakan pada bulan pertama adalah 0,8 kg, bulan kedua 1 kg, bulan ketiga 1,2 kg, dan bulan keempat 1,3 kg/ ekor/hari. Pakan diberikan 2 kali sehari pada pagi dan sore hari, sedangkan air minum diberikan terus menerus (adlibitum). Pakan dicampur dengan Prima Joss dengan dosis 25 ml/ekor/hari yang berfungsi untuk menambah nafsu makan ANALISIS BIAYA PEMELIHARAAN DOMBA DENGAN COMPLETE FEED Sugiyane Mahaputra 1 , Pudji Kurniadhi 2 , Rokhman 3 , dan Kadiran 4 1 Ajun Teknisi Litkayasa Madya pada Loka Penelitian Sapi Potong, Jln. Pahlawan 5 Grati, Pasuruan 67184, Telp. (0343) 481131 2 Ajun Teknisi Litkayasa Madya pada Balai Penelitian Veteriner, Jln. R.E. Martadinata 30, Bogor 16144, Telp. (0251) 331048, Faks. (0251) 336425 3 Ajun Teknisi Litkayasa Madya pada Balai Penelitian Ternak, Kotak Pos 221 Ciawi, Bogor 16002, Telp. (0251) 321879 4 Ajun Teknisi Litkayasa pada Balai Penelitian Ternak

Analisis Biaya Pemeliharaan Domba Dengan Complete Feed

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Analisis Biaya Pemeliharaan Domba Dengan Complete Feed

Citation preview

Page 1: Analisis Biaya Pemeliharaan Domba Dengan Complete Feed

Buletin Teknik Pertanian Vol. 8. Nomor 2, 2003 47

Pakan merupakan salah satu faktor terpenting dalamusaha ternak, karena keberhasilan usaha ternak sangat

ditentukan oleh pakan yang diberikan. Namun, kenyataan dilapangan menunjukkan bahwa masih banyak peternak yangmemberikan pakan tanpa memperhatikan persyaratankualitas, kuantitas, dan teknik pemberiannya. Akibatnya,produktivitas ternak kurang optimal, bahkan banyakpeternak mengalami kerugian akibat pemberian pakan yangkurang sempurna.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sekitar 70% dariproduktivitas ternak dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan30% lainnya oleh faktor genetik. Di antara faktor lingkungantersebut, aspek pakan mempunyai pengaruh yang palingbesar yaitu sekitar 60%. Hal ini menunjukkan bahwa meskipunpotensi genetik ternak tinggi, tetapi bila pakan yang diberikantidak memenuhi persyaratan kualitas dan kuantitas, makaproduktivitas yang tinggi sulit untuk dicapai.

Di samping mempengaruhi produktivitas ternak, pakanjuga merupakan komponen terbesar dalam biaya produksi,dapat mencapai 60-80% dari keseluruhan biaya produksi.Dengan demikian, dalam memproduksi pakan tidak hanyaperlu memperhatikan kualitasnya saja, tetapi harga pakanjuga harus ekonomis, murah, dan terjangkau oleh kemampuanpeternak (Siregar, 1994).

Kebutuhan akan energi dan protein untuk domba didaerah beriklim sejuk telah banyak dilaporkan, antara lainoleh Van de Wiel et al. (1976), Doney (1979), dan Russel(1979). Namun, informasi mengenai kebutuhan energi danprotein domba di daerah tropika basah, seperti domba lokalIndonesia relatif terbatas (Mathius, 1999).

Pakan domba dapat berupa pakan hijauan seperti rumputmaupun pakan buatan. Complete Feed merupakan pakanyang dibuat dari limbah pertanian seperti kulit kacang, tumpi

jagung, jerami kedelai, tetes tebu, kulit kakao, kulit kopi,ampas tebu, pucuk tebu, tongkol jagung, bungkil biji kapuk,dedak padi, onggok kering, dan bungkil kopra. Pakantersebut diformulasikan sedemikian rupa sehingga semuanutrisi kebutuhan ternak domba bisa terpenuhi.

Meskipun sampai saat ini sumbangan daging dombaterhadap total produksi daging yang berasal dari ruminansiabaru mencapai 10% (Direktorat Jenderal Peternakan, 1995),pengembangan domba perlu digalakkan sebagai salah satuupaya mengurangi impor daging sapi. Selain untuk me-menuhi substitusi kebutuhan daging sapi dalam negeri,usaha pengembangan ternak domba juga membuka peluanguntuk memenuhi permintaan pasar luar negeri (Praharani,1999).

Percobaan ini bertujuan untuk membuktikan bahwapemeliharaan domba tidak selalu harus mengandalkan rumputsebagai pakan, tetapi pakan tersebut bisa diganti denganpakan alternatif antara lain pakan buatan pabrik yaituComplete Feed.

BAHAN DAN METODE

Percobaan dilaksanakan di Desa Selopuro, KecamatanSelopuro, Blitar, Jawa Timur pada bulan Februari 2002.Domba jantan bakalan yang digunakan berjumlah 100 ekordengan umur 5-8 bulan dan bobot badan awal 15-20 kg. Padaumur 5 bulan, kadang-kadang bobot badan domba sudahmencapai 15 kg. Domba dipelihara dalam kandang berukuran1 m x 1,20 m untuk setiap 3 ekor domba. Domba sengajaditempatkan agak berdesakan agar tidak banyak kalori yangterbuang. Tempat pakan yang terbuat dari papan diletakkandi depan kandang dan tempat minum yang terbuat dariparalon besar diletakkan di belakang kandang.

Domba diberi obat cacing Calbasen cair S/G dengandosis 4 ml/ekor melalui mulut. Pakan yang diberikan adalahComplete Feed tanpa ditambah rumput. Rata-rata takaranpemberian pakan pada bulan pertama adalah 0,8 kg, bulankedua 1 kg, bulan ketiga 1,2 kg, dan bulan keempat 1,3 kg/ekor/hari. Pakan diberikan 2 kali sehari pada pagi dan sorehari, sedangkan air minum diberikan terus menerus(adlibitum). Pakan dicampur dengan Prima Joss dengan dosis25 ml/ekor/hari yang berfungsi untuk menambah nafsu makan

ANALISIS BIAYA PEMELIHARAAN DOMBA DENGAN COMPLETE FEED

Sugiyane Mahaputra1, Pudji Kurniadhi2, Rokhman3, dan Kadiran4

1Ajun Teknisi Litkayasa Madya pada Loka Penelitian Sapi Potong,Jln. Pahlawan 5 Grati, Pasuruan 67184, Telp. (0343) 481131

2Ajun Teknisi Litkayasa Madya pada Balai Penelitian Veteriner, Jln.R.E. Martadinata 30, Bogor 16144, Telp. (0251) 331048, Faks.(0251) 336425

3Ajun Teknisi Litkayasa Madya pada Balai Penelitian Ternak, KotakPos 221 Ciawi, Bogor 16002, Telp. (0251) 321879

4Ajun Teknisi Litkayasa pada Balai Penelitian Ternak

Page 2: Analisis Biaya Pemeliharaan Domba Dengan Complete Feed

48 Buletin Teknik Pertanian Vol. 8. Nomor 2, 2003

dan mengurangi stres. Pengamatan dilakukan terhadapbobot badan domba dengan cara ditimbang pada awal danakhir periode pemeliharaan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pemeliharaan domba tanpa rumput dan diganti dengan pakanbuatan pabrik (Complete Feed) ternyata cukup mengun-tungkan dilihat dari segi biaya, tenaga, dan waktu. Dalammasa pemeliharaan 4 bulan, bobot badan domba dapatmencapai 35-40 kg. Analisis usaha pemeliharaan domba tanparumput untuk 100 ekor selama 4 bulan disajikan pada Tabel 1.

Pemberian obat cacing dan penambah nafsu makandimaksudkan untuk membunuh parasit dan meningkatkan

nafsu makan, sehingga pertumbuhan domba dapat ber-kembang sesuai dengan yang diharapkan.

KESIMPULAN

Pemeliharaan domba dengan Complete Feed cukup meng-untungkan, baik dari segi biaya, tenaga, dan waktu. Untukmendapatkan hasil yang optimal, bulu domba perlu dipotonguntuk mempermudah pengontrolan pertumbuhan, meng-hilangkan kutu, dan mengurangi energi yang terbuang.Domba juga perlu dimandikan minimal 2 minggu sekali untukmenjaga kebersihan, meningkatkan nafsu makan, dan men-jadi lebih tenang.

DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Jenderal Peternakan. 1995. Statistik Peternakan.Direktorat Jenderal Peternakan, Jakarta.

Doney, J.M. 1979. Nutrition and the reproductive function infemale sheep. In The Management and Diseases of Sheep. TheBritish Council, London. p. 150-160.

Mathius, I W. 1999. Studi strategis kebutuhan energi protein untukdomba lokal atas dasar jumlah anak dan rekomendasi Kearl.Produksi. Prosiding Seminar Nasional Peternakan danVeteriner. Pusat Penelitian Peternakan, Bogor. hlm. 318.

Praharani, L. 1999. Evaluasi produktivitas induk domba sebagaiakibat seleksi laju produksi. Prosiding Seminar NasionalPeternakan dan Veteriner. Pusat Penelitian Peternakan, Bogor.hlm. 200.

Russel, A.J.F. 1979. The nutrition of the pregnant ewes. In TheManagement of the Diseases of Sheep. The British Council,London. p. 221-240.

Siregar, S.B. 1994. Ransum Ternak Ruminansia. PT PenebarSwadaya, Jakarta.

Van de Wiel, D.F.M., A.H. Visscher, and T.P. Dekker. 1976. Useor radio immunoassay of plasma progresteron for predictinglitter size and subsequent adaptation of feeding level in sheep.Proc. Nuclear Technique in Animal Production and Health.IAEA, Viena. p. 547-553.

Tabel 1. Analisis usaha pemeliharaan domba dengan complete feeduntuk 400 ekor selama masa pemeliharaan 4 bulan

Biaya/keuntungan Nilai (Rp)

Pembuatan kandang dan peralatanmasa penyusutan 4 tahun 7.000.000 +

7.000.000

Biaya sarana produksiSewa tanah 300 m2 200 .000Pembelian 100 ekor domba bakalan

x Rp 250.000 25 .000 .000Pakan (Complete Feed) 7 .740 .000Prima Joss 1 .200.000Obat cacing 80 .000Upah tenaga kerja 1 orang 1.000.000 +

35 .220 .000

Bunga modal 2%/bulan(Rp 7.000.000 + Rp 35.220.000) x 8% 3.377.000

Penyusutan kandang (1 periode) 584 .000 +

Tota l 39 .180 .000

Keluaran100 ekor x 35 kg x Rp 14.000 49 .000 .000Kompos 106 karung x Rp 3.000 318 .000 +

49 .318 .000

Keuntungan 10 .138 .000