17
RANGKUMAN TEMUAN DALAM BUKU “ SELAMATKAN INDONESIA” Prof. Dr. H. Muh. Amien Rais. MA Di analisis oleh: Nama: Eka Yuliani NIM : 1101050084 Kelas : B2 1. Sudah sepantasnya Indonesia bersyukur memiliki hutan yang sangat luas, bahkan hutan tropis Indonesia merupakan hutan tropis terbesar kedua setelah Brazilia. Karena alasan tersebut sehingga Manhankan Singapura meratifikasi Persetujuan Kerjasama Pertahanan, sehingga mamberikan hak bagi Singapura berlatih perang di wilayah RI, yakni di daerah Alfa I, Alfa II, Bravo, dan Baturaja dengan menggunakan peluru tajam dan boleh mengundang pihak ketiga. Analisis: Sangat tidak adil RI tidak diberi hak untuk berlatih perang di Orchad Road Singapura. Karena pada dasarnyakerjasama antar Negara di berbagai bidang termasuk bidang pertahanan herus didasarkan pada prinsip saling-untung. Atau dengan kata lain respirokal (setara dan sederajat). Namun kenyataan yang didapat oleh RI sangat tidak adil dan tidak sederajat. Seharusnya RI juga mendapat hak yang sama. Yang seharusnya dilakukan oleh DPR RI adalah DPR akan meratifikasi Persetujuan kerjasama pertahanan dengan Singapura jika RI juga mendapat hak untuk berlatih di

Analisis Buku Selamatkan Indonesia

Embed Size (px)

DESCRIPTION

fffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffff

Citation preview

RANGKUMAN TEMUAN DALAM BUKU SELAMATKAN INDONESIA

Prof. Dr. H. Muh. Amien Rais. MA

Di analisis oleh:

Nama: Eka Yuliani

NIM : 1101050084

Kelas : B2

1. Sudah sepantasnya Indonesia bersyukur memiliki hutan yang sangat luas, bahkan hutan tropis Indonesia merupakan hutan tropis terbesar kedua setelah Brazilia. Karena alasan tersebut sehingga Manhankan Singapura meratifikasi Persetujuan Kerjasama Pertahanan, sehingga mamberikan hak bagi Singapura berlatih perang di wilayah RI, yakni di daerah Alfa I, Alfa II, Bravo, dan Baturaja dengan menggunakan peluru tajam dan boleh mengundang pihak ketiga.

Analisis:

Sangat tidak adil RI tidak diberi hak untuk berlatih perang di Orchad Road Singapura. Karena pada dasarnyakerjasama antar Negara di berbagai bidang termasuk bidang pertahanan herus didasarkan pada prinsip saling-untung. Atau dengan kata lain respirokal (setara dan sederajat). Namun kenyataan yang didapat oleh RI sangat tidak adil dan tidak sederajat. Seharusnya RI juga mendapat hak yang sama.

Yang seharusnya dilakukan oleh DPR RI adalah DPR akan meratifikasi Persetujuan kerjasama pertahanan dengan Singapura jika RI juga mendapat hak untuk berlatih di Singapura. Seharusnya pihak (Menhankam) antara kedua Negara yakni RI dan Singapura membuat kasepakatan yang respirokal (sama dan sederajat), jika tidak terjadi kesepakatan tersebut seharusnya dari pihak RI tidak menyetujui atau membatalkan ratifikasi (DCA) Persetujuan Kerjasama Pertahanan tersebut.2. Dalam Guiness Book of Records (2008), menyebutkan: Indonesia is the world champion in deforestation. ( Indonesia memegang kejuaraan dunia penggundulan hutan). Menurut Greenpeace, selama (2000-2005) Indonesia merupakan Negara paling cepat dalam menggunduli hutan, yakni setiap jam hutan seluas 300 kali lapangan sepak bola amblas untuk selama-lamanya.

Analisis:

Menurut kantor berita Reuters menyebutkan bahwa 72 % hutan Indonesia musnah, hal tersebut disebabkan karena pembalakan komersial atau illegal loggin, kebakaran hutan, dan penggundulan untuk perkebunan sawit.Dari semua informasi tersebut dapat disimpulkan bahwa kondisi hutan di Indonesia saat ini sudah sangat memprihatinkan. Hal tersebut terjadi karena pudarnya kesadaran manusia akan pentingnya keseimbangan alam untuk kelangsungan hidup seluruh makhluk hidup di bumi. Karena hutan merupakan sumber kahidupan serta memiliki banyak fungsi dan peranan dalam kehidupan asalkan manusia mampu menjaga serta mengolah sumber daya yang ada di hutan dengan cara bijaksana. Maka hutan tidak hanya akan memberi keselamatan bagi makhluk yang ada disekitarnya namun juga akan memberikan keuntungan bagi Indonesia sendiri jika hutan diolah dan dikelola secara benar seperti system tebang tanam yakni menabang lalu ditanami bibit pohan kembali. Perlu diingat akan banyak sekali dampak yang akan timbul jika hutan tidak dijaga dan diolah secara bijaksana. Dampak yang ditimbulan antara lain: global warming yang disebabkan karena sudah sedikit sekali hutan dengan pepohonan yang mampu menyerap air dan oksigen, sedangkan manusia sangat membutuhkan air dan O2 untuk kelangsungan hidup mereka. Dampak yang lain yakni tanah longsor yang biasa terjadi di Indonesia saat musim penghujan tiba. Oleh karena itu sudah sepantasnya kita sebagai generasi penerus bangsa untuk membangun kembali kesadaran serta perhatian terhadap keseimbangan lingkungan yang memiliki peranan sangat penting.3. Dalam PP No. 2 / 2008, menyatakan bahwa perusahaan tambang diperbolehkan merusak hutan lindung / produksi dengan membayar Rp. 1,8 3 juta / hektar atau tiap satu meter kubik dihargai hanya 300 rupiah.Analisis:

Hal tersebut sangat memprihatinkan, harga 300 rupiah sangatlah tidak sebanding dengan kerugian yang akan didapat dari setiap meter panggundulan hutan. Sungguh sangat disayangkan peraturan yang dibuat oleh pemerintah yang seharusnya melindungi aset kita malah sebaliknya sangat tidak memperhatikan keselamatan / kelestarian alam Indonesia untuk masa depan. Hal tersebut tidak hanya mengancam keselamatan satwa yang ada dihutan tersebut juga pastinya sangat merugikan bangsa kita. Karena sebanarnya masih ada jalan lain untuk mengolah SDA kita selain dengan merusak hutan. Karena hal tersebut tentunya akan berakibat fatal.Oleh karena itulah sangat diperlukan kesadaran untuk saling mengerti apa arti sebenarnya Habluminannas dan Habluminalalamin, yakni pentingnya menjaga keharmonisan dengan sesama makhluk Alloh dan dengan alam yang diciptakan oleh-Nya. Demi kebaikan bersama dimasa sekarang dan masa depan Indonesia.4. Salah stu pembalak liar yakni Adalin Lis (pemilik 2 perusahaan kayu) yang tertangkap di Beijing pada akhir 2006. Telah melakukan illegal logging yang merugikan Negara sebesar Rp. 227 Trilyun (1/3 dari APBN Indonesia). Namun ia dilepaskan oleh Majlis hakim dengan alasan tidak ada kesalahan atau pelanggaran hokum.Analisis:

Sangat ironis sekali Indonesia yang katanya Negara hokum nyatanya memang belum bisa melaksanakan tugas mengadili penjahat besar yang sudah jelas jelas bersalah. Dari sini dapat kita ambil kesimpulan bahwa Indonesia masih belum bisa menjalankan hokum yang seadil adilnya dan belum tegas dalam mengambil keputusannya. Bayangkanlah Penjahat besar yang jelas jelas bersalah bebas dengan bangganya sedangkan seorang nenek tua yang ketahuan mencuri tiga biji kakao diadili dan dijatuhi hukuman 2 tahun penjara. Dimanakah keadilan itu? Penjahat besar bebas berkeliaran hanya karena beruang sedang kami rakyat kecil tidak beruang harus menerima semua keputusan dari atasan.Dimana keadilan itu? Yang katanya melindungi yang kecil dan mengayomonya. Kenyataan yang ada mengatakan bahwa pemerintah memang harus membenahi peraturan perturan dan hokum pemerintahan agar mampu menjadi Negara hokum yang jujur dan adil.

5. Bank Indonesia tidak membatasi kepemilikan asing karena investor atau badan hokum asing boleh memiliki hingga 99% saham bank di Indonesia, hal ini yang mambuka penjajahan ekonomi Indonesia. Sedangkan Negara Negara asia yamg lain tidak seutuhnya menyerahkan perbankan nasional mereka ke pihak asing. Yakni: Filipina 51%, Thailand 49%, India 49%, Malaysia 30%, China 25%, Vietnam 30%.

Analisis:

Hal ini menggambarkan betapa bodohnya Indonesia, pemerintah Indonesia tidak sadar akan apa yang tengah dilakukannya dan apa dampak yang ditimbulkan nantinya. Dampak yang akan timbul nantinya yakni apabila pihak asing diperbolehkan menguasai hampir seluruh perbankan nasional, maka ekonomi mereka akan tersandera oleh asing dan mereka sendiri tidak akan pernah lagi menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Dan ini artinya Indonesia sudah kehilangan kemerdekaan yang telah susah payah di ciptakan oleh para pahlawan kita melawan penjajah. Namun sayangnya kesadaran akan hal itu telah hilang dan kini Indonesia tengah dijajah oleh Negara asing bukan dengan cara fisik / kekerasan melainkan melalui globalisasi yang makin menghilangkan rasa nasionalisme bangsa kita.

6. Menurut Biro Riset Info Bank pada penghujung 2005 penguasaan asset olah pihak asing mencapai 48,51%, sedang pemerintah hanya 37,45%, dan salabihnya dikuasai oleh kalangan swasta yang tidak menutup kemungkinan adalah korporasi asing.

Analisis:

Dengan kata lain lebih dari 50% perbankan nasional kita telah dikuasai asing. Miranda Goeltom dari BI menegaskan bahwa Bi tidak akan membatasi kepemilikan asing pada instruman SBI.

BI telah banyak berhutang kepada SBI, dan ironis sekali bahwa bunga yang dibayarkan oleh BI kepada SBI yang dimiliki asing itu merupakan uang Negara, yakni uang rakyat Indonesia.

Sungguh sangat mamalukan hal itu bisa terjadi, karena kekurangcerdasan kita sehingga tanpa disadari membuka kesempatan masuknya control asing dibidang perbankan nasional, yang seharusnya menjadi asset bangsa yaitu milik anak negeri. Namun kit malah tidak sadar akan hal itu dan bahkan dengan bangga akan adanya globalisasi dan modernisasi yang salah arti yakni tidak cermat dalam membatasi bagaimana sebenarnya globalisasi dan modernisasi sebenarnya.7. Freeport Mc Moran di Papua (Irian Jaya), sejak 1967 menambang emas, perak, dan tembaga di provinsi Indonesia pling timur yang kaya raya dengan sumber daya alam itu. Kontrak Karya I diperbaharui pada 1991 untuk masa setengah abad, sehingga Konrak Karya II baru berakhir pada 2041. Bungan limbahyang setiap hari berjumlah 300 ribu ton. Hak guna usaha smpai 50 tahun bahkan ada 95 tahun. Indonesia for sale? Buangan limbah Freeport seluas 250 km2 setebal 5 meter lumpur beracun. Konsentrat emas, perak, tembaga dialirkan lewat pipa sepanjang 75 km menuju pantai langsung masuk ke kapal besar tanpa pemerintah tahu berapa volume yang digotong Freeport.

Analisis:

Masalah diatas disebabkan karena mentalitas inlander elit nasional kita sehingga mudah diperalat oleh kepentingan asing dalam hal mengelola kakayaan SDA kita. Mentalitas inlander adalah mentalitas budak yamg merasa tidak mampu dan tidak berani bergerak bebas dan hanya menunggu orang lain untuk membebaskannya.

Beberapa akibat yang timbul akibat Kontrak Karya Freeport adalah:

1. Karena Kontrak Karya Freeport yang terlalu lama akan terus menerus menguras habis kekayaan alam papua. Dan hal ini sangat merugikan Indonesia dan kelestarian kakayaan alam untuk generasi penerus telah terkuras habis dan anak bangsa tidak akan dapat mengelola bahkan menikmati kekayaan alam Papua dimasa mendatang.2. Masal buangan sampah yang luarbiasa banyaknya akan menimbulkam banyak masalah lingkungan seperti tercemarnya sungai sehingga terjadi kerusakan total ekosistem disungai (contoh sungai Aghawagon-Otomona-ajkwa). Selain itu terjadi kerusakan lingkungan kehidupan disekitar buangan limbah (contoh ratusan km2 hutan disekeliling Grasberg sekarang sudah menjadi padang tandus tanpa kehidupan.

3. Freeport juga melakukan kejahatan perpajakan, etika dan moral dengan memberi uang sogokan kepada oknum oknum polisi dan militer, kejahatan kemanusiaan diantaranya adalah dengan menggusur 7 suku Papua yang punya hak Ulayat dari tanah warisan turun temurun bahkan diantara mereka ada yang meninggal karena peluru satgas Freeport.

4. Kejahatan yang terakhir adalah kejahatan menguras kekayaan Indonesia melalui manipulasi administrasi dan menjadikan pusat pertambangan Freeport sebagai industry pertambangan misterius dan rahasia.

Dari banyaknya dampak yang timbul karena Kontrak Karya Freeport sangatlh berpengaruh besar terhadap Indonesia. Seharusnya pemerintah kita mampu mempertimbangkan untuk menyetujui Kontrak Karya II. Karena sebelum kita ada AS yang mencabut asuransi Freeport karena dinilai telah melakukan berbagai kejahatan lingkungan dan berbagai penyelewengan korporasi Amerika. Dari usaha AS untuk mempertahankan kelangsungan dan keselamatan lingkungan Nasional mereka. Seharusnya pemerintah kita tidak lantas melakukan hal itu. Namun sayangnya pemerintah hanya bisa berdalih bahwa kita hanya melanjutkan Kontrak Karya masa lalu. Dengan tidak memperhatikan akibat fatal yang ditimbulkan.8. Blok cepu (2006) diberikan sepenuhnya kepada Exxon Mobil dengan KKS (Kontrak Kerja Sama) sampai 203. Namun jika KKS tersebut diberikan kepada Pertamina maka itu merupakan asset senilai 40 milyar dollar dan memiliki cadangan minyak 600 juta barrel serta Gas sebanyak 2 trilyun kaki kubik senilai 8 milyar dollar.

Analisis:

Lagi lagi mentalitas Inlander sebagai penyebab dari setiap permasalahan di Indonesia. Sangat disayangkan memang asset yang luarbiasa banyaknya jatuh ke tangan asing, padahal Indonesia masih punya Pertamina yang sudah menyatakan sanggup jika diberi kesempatan untuk mengelola Blok Cepu, karena akan lebih menguntungkan bagi bangsa kita.

Namun karena ketidak percayaan pemerintah terhadap kemampuan bangsa kitalah yang akhirnya mengakibatkan terlepasnya semua asset kita dan dengan tidak sadar pemerintah membiarkannya diambil alih oleh asing. Yang sudah tentu pihak asing tidak bodoh, mereka tidak akan mau memberikan keuntungan bagi kita, mereka justru hanya akan mencari keuntungan mereka demi tercapainya keinginan mereka untuk menguras habis kekayaan kita. Kalau sudah sejauh ini maka kami sebagai rakyat biasa hanya bisa menerima keputusan pemerintah, karena meskipun kami menyampaikan aspirasi sampai demonstrasi besar-besaranpun pemerintah tidak akan bisa berbuat banyak lagi.9. Exxon menguras gas alam diwilayah Natuna yang disalurkan melalui pipa bawah laut ke Singapura tanpa Indonesia ketahui berapa jumlahnya dan Indonesia tidak dapat 0% pun. Mantan direksi Exxon Lee Raymond selama 13 tahun gajihnya mencapai 6 trilyun atau setara 174 milyard rupiah.

Analisis:

Kini habislah sudah kekayaan alam kita yang tanpa kita sadari telah jatuh ketangan asing. Kita tidak tahu akan hal itu dan mungkin ada yang mengetahuinya namun dengan bangganya merasa tidak tahu bahkan tidak mau tahu.

Inilah kehancuran bangsa kita yang mungkin terjadi setiap hari dan makin mengikis kakayaan alam dan apa yang kita miliki.

Bagi mereka yang menikmati hasil kekayaan kita akan semakin kaya, sedangkan kita pemilik kekayaan itu malah semakin miskin, karena mentalitas inlander yang telah menghilangkan keberanian, akal sehat serta kemndirian kita.10. Pada 1960, luas seluruh singapura hanya 581,5 km2 . Berkat reklamasi tanpa henti itu luas Singapura menjadi 650 km2 pada awal 1980-an. Ada tambahan sebanyak 70 km2 . karena ulah kapal keruk pasir illegal yang mengeruk pulau-pulau wilayah RI.

Analisis:

Sekitar 2 milyar meter kubik pasir setiap tahun diambil dari wilayah RI untuk reklamasi Singapura. Data resmi RI menunjukan jumlah eksport pasir kurang dari 75 juta meter kubik, sedangkan Singapura mengimport pasir sebanyak 300 juta meter kubik.

Ironis sekali, di Asia Tenggara hanya RI saja yang tanpa piker ulang dalam menjual pasir/tanah negaranya sampai tak terkendali bahkan illegal.

Sungguh sangat disayangkan hokum yang berlaku di RI seakan tidak berfungsi bahkan seakan Negara ini bukan Negara hokum. Inilah kehancuran yang kita buat sendiri, hanya karena dibutakan oleh keuntungan pribadi/kelompok Bangsa kita dijual dengan begitu saja ke pihak asing.

11. Satelit Palapa kita telah dimiliki Tamasek ketika kepemilikan Indosat beralih ke Singapira, 35 % saham Telkom dikuasai asing, 98% saham XL dikuasai asing.

Analisis:

Bila sumber daya alam kita sudah kita persembahkan kepangkuan asing, perairan nasional sudah didominasi asing, lebih dari 50% perbangkan nasional dikuasai asing, kini telekomunikasi juga dipegang asing.

Apa gunanya RI sebagai Negara Hukum? Apa gunanya kekayaan alam kita jika kita sendiri tidak dapat memiliki bahkan menikmatinya? Apa gungnya pemarinthak dan anggota anggotanya sehingga masalah besar yang melanda RI bisa terjadi?

Banyak sekali pertanyaan, namun apa yang bisa para elit nasional selain berdalih? Apa yang bisa kita lakukan? Karena sudah terlampau banyak sekali masalah yang terjadi tanpa kita sadari itu berasal diri kita yang masih egois tidak perduli atas keselamatan RI. Kita sebagai rakyat yang harus patuh dengan hokum. Namun sayangnya PP ataupun UU yang mereka (para elit nasional) buat bukannya melindungi Bangsa ini malah seakan ingin menghancurkan Bangsa ini jauh dari kata Merdeka.12. Terbitnya UU Perbankan No. 10/1998 psal 26 ayat 2 yang membebaskan WNA atau badan hokum asing untuk membeli saham bank umum secara langsung atau melalui bursa efek, akibatnya 6 dari 10 bank asing dengan kepamilikan mayoritas.

Analisis:

Dengan aturan tersebut dapat dikatakan bahwa pihak asing dapat memiliki hingga 99% sahan bank di RI. Sedangkan komitmen RI di WTO yang pada awalnya 49%, lalu dinaikkan menjadi 51%. RI lebih liberal dari Negara-negara AS, Australia, Kanada, Singapura dll. Mereka jusrtu menerapkan pembatasan kepemilikan asing. Saat ini banyak sekali bank bank yang dikuasai pihak asing. Padahal banker yang datang ke Indonesia adalah banker tingkat rendah, yang kalah mampu dibandingkan dengan banker Indonesia.Sungguh amat sangat menyedihkan negeri ini. UU yang mereka (para elit nasional) buat bukannya melindungi Bangsa ini malah seakan ingin menghancurkan Bangsa ini jauh dari kata Merdeka. Namun dari pernyataan diatas menandakan bahwa sebenarnya banker Indonesia mampu bersaing dengan banker asing, karena mentalitas inlander yang telah melekat pada kitalah yang membuat Bangsa kita kehilangan jatidiri, dan kehilangan keberanian untuk bangkit melawan ketidakadilan.

13. Dalam APBN 2008 anggaran pendidikan hanya 69,4 trilyun rupiah dari jumlah seluruh APBN yang mencapai 854,7 trilyun rupiah atau sekitar 8% saja.

Analisis:

Yang menjadi factor penyebabnya adalah karena Negara tidak memiliki cukup uang untuk melaksanakan konstitusi tersebut. Padahal di Negara negara tetangga pendidikan menjadi sangat penting karena melalui pendidikan dapat tercipta individi individu yang berkompeten untuk membebaskan negeri ini dari kehancuran. Selain itu melalui pendidikan dapat terlahir generasi generasi penerus yang bermoral. Karena di era globalisasi dan modernisasi ini sangat di perlukan generasi penerus bangsa yang tidak hanya berkompeten namun juga bermoral agar tidak salah arti yakni harus cermat dalam membatasi bagaimana sebenarnya Globalisasi dan Modernisasi itu, agar tidak mengulang kesalahan yang sama.14. Produksi minyak nasional sebesar 1 juta barrel perhari, tapi Pertamina hanya 109 ribu barrel/hari, Medco 75 ribu barrel/hari, Chevron 450 ribu barrel/hari atau 90% dari 120 kontrak dikuasai korporasi asing.Perusahaan akuntan terbesar Arthur Young diminta mengaudit Pertamina, tidak sanggup memilai dari mana karena kekacauan laporan yang harus diaudit.

Analisis:

UU No. 22 Th 2001 tentang minyak dan gas justru memunculkan pengelolaan migas yang amburadul. Bayangkan jika UU yang dibuat juga sudah kacau bagaimana dengan pengelolaannya. UU Migas pada era Megawati telah diserahkan ke pihak asing untuk ditukar dengan hutang, hal inilah yang membuat pihak asing dengan mudah menguasai dan mendominsi kebijakan ekonomi kita. Sangat disayangkan asset yang seharusnya jadi milik kita malah dengan sengaja diserahkan ke tangan asing dan jika sudah seperti ini kita hanya bisa menyesal dengan apa yang telah dilakukan dahulu sehingga kita harus membali bensin, gas dll. dengan harga yang mahal padahal pemilik yang sesungguhnya adalah kita sendiri.Mengenai kekacauan laporan dalam Pertamina merupakan salah satu contoh dari ketidak professionalan kita dalam mengelola Migas. Jika perusahaan Akuntan terbesar sudah angkat tangan bagai mana dengan kita? Sebegitu kacaukah laporan yang di buat oleh Pertamina? Jawabannya hanya mereka mereka yang tahu karena tidak mungkin sampai seperti itu jika tidak ada penyebabnya. Maka dari itu kita harus tahu apa dulu perkarra permasalahannya, apa sebabnya dan memahaminya.Kita mungkin memang tidak bisa mengaudit kembali tapi kita dapat menjadikannya sebagai pelajaran agar kedepannya kita lebih baik dan tidak mengulangi kesalahan yang sama.15. PP No 77 tahun 2007 dalam bagian C. Kepemilikan modal di sector energy dan SD Mineral pihak asing boleh mengasai 95%, disektor pertanian asal luas lahan lebih dari 25 hektar maka boleh kuasai modal 95%. Kepemilikan asing di bidang pendidikan dasar dan menengah, perguruan tinggi boleh sampai 49%. (PP tersebut nyontek Negara asing krena dari 60 jenis usaha masih dalam bahasa asing).

UU Migas dari World Bank

UU BUMN dari Price Waterhouse

UU Kelistrikan dari ADB

Analisis:

Keputusan politik pemerintah tersebut makin membuka lebar pintu pihak asing untuk ikut berperan hampir diseluruh sector termasuk di bidang pendidikan, keputusan tersebut merupakan keputusan yang pendek akal dan cekak wawasan. Karena pada dasarnya pendidikan merupakan sebuah upaya bangsa bukan untuk sekedar mencerdaskan anak bangsa namun juga menanamkan rasa cinta terhadap tanah air, semangat membela dan berkorban untuk Negara dan bangsa. Mengundang pihak asing untuk berkiprah di dunia pendidikan Indonesia, maka otomatis pendidikan yang dikembangkan mengandung sosio-kultural bangsa yang bersangkutan.

Penulisan draft PP tersebut mungin memang mencontk dari Negara asing, atau kemungkinan ada sekelompok korporasi asing yang menuliskan rancangan naskah Peraturan Presidan itu. Campur tangan asing dalam pembuatan rancangan berbagai naskah UU, Peraturan Pemerintah, Peraturan Presiden dll. merupakan cara yang paling canggih dan tidak terdeteksi oleh public. Dan ini merupakan cara paling efektif yang dilakukan oleh korporasi asing untuk menjarah SDA, kekayaan hutn, perkabunan dll. inilah yang dinamakan State Corruption yaitu korupsi yang paling berbahaya.Kekuatan korporasi-korporasi besar bekerjasama dengan dan menggunakan World Bank, INF, ADB dll. untuk menaklukkan Negara-ngara berkembang yang bersedia ditaklukkan. UU yang kita buat kebanyakan dibuat oleh mereka. Ini menandakan bahwa korporasi asing benar-benar talah mendominasi hampir seluruh sector di Indonesia.Oleh karena itu jika pemerintah mengatakan lebih mengutamakan kepentingan rakyat kecil, kepentingan dan kehidupan kaum buruh, tani, nelayan dan pegawai-pegawai kecil, tentu masyarakat sudah tidak akan lagi percaya. Karena kenyataan yang terjadi jauh berbeda dengan pernyataan tersebut.

16. Sudah ada 44 BUMN yang akan dijual ke pihak asing. Indosat dijual ke Tamasek 5 trilyun yang sama dengan laba selama 3 tahun. Garuda (2007) dengan laba 2/8 milyard akan dijual, Krakatau Steel juga akan dijual.

Analisis:

Tidak bisakah kita mengambil pelajaran dari penjualan PT Indosat ke pihak asing ? setelah sadar dan kecewa bahwa penjualan Indosat ke pihak asing merugikan bangsa sndiri. Masihkah ada niat Pemerintah untuk melepaskan salah satu asset negeri kita yang justru nantinya akan merugikan kita jika dijual ? jangan sampai terulang lagi kesalahan yang sama, karena bangsa yang merdeka adalah bensa yang tidak akan mengulang kesalahan yang sama.

Dari 16 pokok permaslahan yang dibahas disini dapat disimpulkan bahwa inti dari terjadinya permasalahan yang mengakibatkan banyaknya kerugian yang diterima oleh negeri kita adalah Mentalitas Inlander yang sudah terlampau melekat dalam diri kita serta karena Brain - Washing. Sudah lebih dari 90% sumber daya energy kita dikuras oleh Asing serta berbagai sector juga telah didominasi Asing. Maka secara rasional berapa lama negeri kita akan mampu bertahan? Seberapa bebas keputusan politik yang bisa diambil oleh para pemimpinnya? Dan seberapa mahal harga yang harus dibeli oleh rakyatnya, dari harga BBM, TDL, hingga tarif Tol?